PERKAWINAN USIA MUDA

22
PERKAWINAN USIA MUDA: FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN DAMPAKNYA TERHADAP POLA ASUH KELUARGA (STUDI KASUS DI DESA MANDALAGIRI KECAMATAN LEUWISARI KABUPATEN TASIKMALAYA) SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Fitra Puspitasari NIM. 3401401004 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

Transcript of PERKAWINAN USIA MUDA

Page 1: PERKAWINAN USIA MUDA

PERKAWINAN USIA MUDA: FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN DAMPAKNYA TERHADAP POLA ASUH KELUARGA (STUDI KASUS DI DESA MANDALAGIRI KECAMATAN LEUWISARI

KABUPATEN TASIKMALAYA) SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Fitra Puspitasari NIM. 3401401004

FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

Page 2: PERKAWINAN USIA MUDA

PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembibing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II Drs. Masrukhi, MPd Rodiyah, S.Pd, M.Si NIP. 131764049 NIP. 132258661

Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Drs.Eko Handoyo, M.Si NIP. 131764048

ii

Page 3: PERKAWINAN USIA MUDA

PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Penguji Skripsi Drs.Eko Handoyo. M. Si NIP. 131764048

Anggota I Anggota II Drs. Masrukhi, M.Pd Rodiyah S.Pd, M.SiNIP. 131764049 NIP. 132258661

Mengetahui: Dekan,

Drs. Sunardi, M.M NIP. 130367998 iii

Page 4: PERKAWINAN USIA MUDA

PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, April 2006 Fitra Puspitasri NIM 3401401004

iv

Page 5: PERKAWINAN USIA MUDA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (QS Al

Fatikhah: 5).

2. Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tiada kamu ketahui (QS Yusuf: 86).

3. Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangakanya (QA Ath-Thalaaq: 2-3).

4. Segala perbuatan manusia itu dinilai (oleh Allah) berdasarkan niat yang dikandungnya ( H.R Bukhari).

Persembahan: Skripsi ini aku persembahkan kepada: 1. Bapakku (Alm), dan Ibuku tersayang atas segala doa dan kasih

sayangnya 2. Kakakku Seli serta Adikku tercinta Hana Wahyuni, Anisa, dan

Agus. 3. Almamaterku

v

Page 6: PERKAWINAN USIA MUDA

KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “PERKAWINAN PADA USIA MUDA: FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN DAMPAKNYA TERHADAP POLA ASUH KELUARGA” (STUDI KASUS DI DESA MANDALAGIRI KECAMATAN LEUWISARI KABUPATEN TASIKMALAYA) dengan lancar.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Semarang. Atas selesainya skripsi ini penyusun bermaksud mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. A. T Soegito, SH., M.M, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas dan

kesempatan mengikuti program S1. 2. Drs. Sunardi, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan kemudahan administrasi dan

perijinan penelitian. 3. Drs. Eko Handoyo, M.Si, Ketua jurusan Kewarganegaraan yang telah memberikan bimbingan dan arahan

dalam penyusunan skripsi. 4. Drs. Masrukhi, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan

skripsi. 5. Rodiyah, S.Pd., M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan skripsi.

vi

Page 7: PERKAWINAN USIA MUDA

6. Oyon Taryana Kepala Desa Mandalagiri yang telah memberikan keterangan serta memberikan ijin kepada sipenulis untuk mengadakan penelitian Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan Di Desa Mandalagiri.

7. Pasangan suami-istri yang menikah serta orang tua dari pasangan tersebut. 8. Teman-teman di pendidikan kewarganegaraan angkatan 2001 yang telah banyak membantu. 9. Teman-teman di Mahardika mbak Ima, Riris, tia, dan teman-teman lainnya yang selalu memberikan

dukangungan baik moral maupun materiil. 10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Semarang, April 2006 Penyusun

vii

Page 8: PERKAWINAN USIA MUDA

SARI Sari, Fitra Puspita, 2006. Perkawinan Usia Muda: Faktor-faktor Pendorong dan Dampaknya terhadap Pola Asuh Keluarga (Studi Kasus di desa Mandalagiri kecamatan Leuwisari kabupaten Tasikmalaya). Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Drs. Masrukhi, M.Pd., Rodiyah, S.Pd., M.Si. Kata Kunci: Kawin, Keluarga.

Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang ingin diinginkannya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan itu hendaknya berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berakhir begitu saja.

Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di desa atau di kota. Usia perkawinan yang terlalu muda mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggungjawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami-istri.Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Faktor-faktor apa saja yang mendorong perkawinan usia muda. Bagaimana dampak yang dialami oleh mereka yang melangsungkan perkawinan usia muda, serta Bagaimana bentuk pola asuh keluarga pasangan usia muda. Tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian ini adalah; Mendiskripsikan faktor-faktor yang mendorong terjadinya perkawinan usia muda di desa Mandalagiri kecamatan Leuwisari kabupaten Tasikmalaya. Mendiskripsikan secara empiris dampak yang timbul dari adanya perkawinan usia muda di desa Mandalagiri kecamatan Leuwisari kabupaten Tasikmalaya. Untuk mendiskripsikan bentuk-bentuk pola asuh keluarga pasangan usia muda.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 8 pasangan yang kawin di bawah umur dan 8 orang tua responden serta 12 orang informan yang terdiri dari pimpinan dan staf KUA dan para tokoh masyarakat serta masyarakat desa Mandalagiri pendekatan dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, lokasi penelitian desa Mandalagiri kecamatan Leuwisari kabupaten Tasikmalaya fokus penelitian ini adalah faktor-faktor pendorong, dampak perkawinn usia muda serta bentuk pola asuh kelurga pada pasangan usia muda. sumber data pendekatan meliputi, responden, informasi, dan dokumen metode pengumpa data yang digunakan untuk observasi partisipan, dokumenter dan wawancara. Keabsahan data diperoleh dengan tehnik tri agulasi.

Meskipun batas umur perkawinan telah ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) UU No. I tahun 74, yaitu perkawian hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudak mencapai umur 16 tahun. Namun dalam prakteknya masih banyak kita jumpai perkawinan pada usia muda atau di bawah umur, padahal perkawianan yang sukses membutuhkan kedewasaan tanggungjawab secara fisik viii

Page 9: PERKAWINAN USIA MUDA

maupun mental, untuk bisa mewujudkan harapan yang ideal dalam kehidupan berumah tangga. Peranan orang tua sangat besar artinya bagi psikologis anak-anaknya. Mengingat keluarga adalah tempat

pertama bagi tumbuh perkembangan anak sejak lahir hingga dengan dewasa maka pola asuh anak dalam perlu disebar luaskan pada setiap keluarga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya perkawinan di usia muda dipengaruhi oleh berbagai macam faktor-faktor yang mendorong mereka untuk melangsungkan perkawinan di usia muda diantaranya; faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor orang tua, faktor diri sendiri, serta faktor adat setempat. Terjadinya perkawinan usia muda di Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya ini mempunyai dampak tidak baik kepada mereka yang telah melangsungkan pernikahan juga berdampak pada anak-anak yang dilahirkannya serta masing-masing keluarganya.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua pekawinan di usia muda berdampak kurang baik bagi sebuah keluarga karena sedikit dari mereka yang telah melangsungkan perkawinan diusia muda dapat mempertahankan dan memelihara keutuhannya sesuai dengan tujuan dari perkawinan itu sendiri. Hasil temuan dilapangan bahwapola asuh demokratis lebih mendorong anak menjadi mandiri dan berprestasi di bandingkan dengan anak diasuh dengan cara otoriter. Hasil pola asuh pada pasangan muda ini untuk masing-masing pengasuh adalah pola asuh demokratik. Dengan pola asuh demokratik ini orang tua tidak mengekang pada anak-anaknya dan memaksakan kehendaknya pada anak-anaknya, sebaliknya mereka memberikan kepercayaan penuh terhadap anak-anaknya untuk bisa menjalani kehidupan dimasa yang akan datang.

Saran yang direkomendasikan antara lain; Kepada masyarakat yang memiliki sosial ekonomi rendah hendaknya lebih meningkatkan keadaan ekonominya untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan yang lain, masyarakat harus mengarahkan yang putus sekolah untuk mengikuti kursus-kursus ketrampilan. Kepada pasangan yang belum menikah harus lebih memperhatikan dampak apa saja yang timbul dari perkawinan usia muda. ix

Page 10: PERKAWINAN USIA MUDA

DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii PERNYATAAN ................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ v KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi SARI ..................................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul ............................................................ 1 B. permasalahan............................................................................. 9 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9 D. Manfaat/Kegunaan Penelitian .................................................. 9 E. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perkawinan Di Indonesia ....................................... 11 B. Perkawinan Usia Muda ............................................................ 12 C. Faktor-faktor Pendorong Usia Muda ....................................... 14 D. Asas-asas Perkawinan............................................................... 15

x

Page 11: PERKAWINAN USIA MUDA

E. Dampak Perkawinan Usia Muda............................................... 18 F. Bentuk Pola Asuh Keluarga Pasangan Usia Muda .................. 19 G. Syarat-syarat Perkawinan ......................................................... 26 H. Tujuan Perkawinan................................................................... 29 I. Perceraian ................................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Dasar Penelitian ....................................................................... 35 B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 36 C. Fokus Penelitian ....................................................................... 36 D. Sumber Penelitian .................................................................... 37 E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 37 F. Keabsahan Data ........................................................................ 41 G. Metode Analisis Data ............................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 45

1. Gambaran umum lokasi penelitian .................................... 45 2. Keadaan soisal ekonomi .................................................... 51 3. Faktor pendorong usia muda .............................................. 58 4. Dampak perkawinan usia muda ......................................... 67 5. Bentuk pola asuh pasangan usia muda .............................. 71

B. Pembahasan .............................................................................. 76 BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 87 xi

Page 12: PERKAWINAN USIA MUDA

B. Saran ......................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89 LAMPIRAN I ...................................................................................................... 91 xii

Page 13: PERKAWINAN USIA MUDA

DAFTAR TABEL Tabel 1 Data yang melangsungkan perkawinan ................................................... 6 Tabel 2 Perbandingan Dampak Perkawinan Usia Muda ...................................... 19 Tabel 3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 39 Tabel 4 Pola Pengasuhan Ideal Untuk Anak ........................................................ 26 Tabel 5 Jarak Desa Ke Kota ................................................................................. 46 Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................................. 47 Tabel 7 Pasangan usia subur ................................................................................ 48 Tabel 8 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........................................ 49 Tabel 9 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan .................................................. 50 Tabel 10 Tingkatan Pendidikan Orang Tua ......................................................... 57 Tabel 11 Jenis Pekerjaan Orang Tua .................................................................... 57 Tabel 12 Pendapatan Orang Tua per Bulan.......................................................... 58 Tabel 13 Tahapan Keluarga Sejahtera ................................................................. 60 Tabel 10 Fersentase Faktor Pendorong Perkawinan Usia Muda ....................... 67 xiii

Page 14: PERKAWINAN USIA MUDA

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman wawancara ....................................................................... 92 Lampiran 2 Surat Ijin Survey Pendahuluan ......................................................... 99 Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 100 Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian ....................................... 101 Lampiran 5 Daftar Responden dan Informen ....................................................... 102 xiv xv

Page 15: PERKAWINAN USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN

A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dimaksudkan, bahwa perkawinan itu hendaknya berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berakhir begitu saja. Pembentukan keluarga yang bahagia dan kekal itu, haruslah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial biologis, psikologis maupun secara sosial.

Seseorang dengan melangsungkan sebuah perkawinan maka dengan sendirinya semua kebutuhan biologisnya bisa terpenuhi. Ia akan bisa menyalurkan kebutuhan seksnya dengan pasangan hidupnya. Sementara itu secara mental atau rohani mereka yang telah menikah lebih bisa mengendalikan emosinya dan mengendalikan nafsu seksnya.

Kematangan emosi merupaka aspek yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan perkawinan. Keberhasilan rumah tangga sangat banyak di tentukan oleh kematangan emosi, baik suami maupun istri. Dengan dilangsungkannya perkawinan maka status sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat diakui sebagai pasangan suami-istri, dan sah secara hukum.

1 2

Page 16: PERKAWINAN USIA MUDA

Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di desa atau di kota. Namun tidak sedikit manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik fisik maupun mental akan mencari pasangannya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dalam kehidupan manusia perkawinan bukanlah bersifat sementara tetapi untuk seumur hidup. Sayangnya tidak semua orang tidak bisa memahami hakekat dan tujuan dari perkawinan yang seutuhnya yaitu mendapatkan kebahagiaan yang sejati dalam berumah-tangga.

Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah penting atau dapat dikatakan sangat penting. Hal ini disebabkan karena didalam perkawinan menghendaki kematangan psikologis.

Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri.

Pernikahan yang sukses sering ditandai dengan kesiapan memikul tanggung-jawab. Begitu memutuskan untuk menikah, mereka siap menanggung segala beban yang timbul akibat adanya pernikahan, baik yang menyangkut pemberian nafkah, pendidikan anak, maupun yang berkait dengan perlindungan, pendidikan, serta pergaulan yang baik.

Tujuan dari perkawinan yang lain adalah memperoleh keturunan yang baik. Dengan perkawinan pada usia yang terlalu muda mustahil akan memperoleh keturunan yang berkualitas. Kedewasaan ibu juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ibu yang telah dewasa secara psikologis akan akan lebih terkendali emosi maupun tindakannya, bila dibandingkan dengan para ibu muda.

3

Page 17: PERKAWINAN USIA MUDA

Selain mempengaruhi aspek fisik, umur ibu juga mempengaruhi aspek psikologi anak, ibu usia remaja sebenarnya belum siap untuk menjadi ibu dalam arti keterampilan mengasuh anaknya. Ibu muda ini lebih menonjolkan sifat keremajaannya daripada sifat keibuannya.

Zakiyah Daradjat (1975) mendefinisikan remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa pada masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap, cara berpikir dan bertindak mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang yang memiliki kematangan pikiran.

Sifat-sifat keremajaan ini (seperti, emosi yang tidak stabil, belum mempunyai kemampuan yang matang untuk menyelesaikan konflik-konflik yang dihadapi, serta belum mempunyai pemikiran yang matang tentang masa depan yang baik), akan sangat mempengaruhi perkembangan psikososial anak dalam hal ini kemampuan konflikpun, usia itu berpengaruh.

Perkawinan usia muda juga membawa pengaruh yang tidak baik bagi anak-anak mereka. Biasanya anak-anak kurang kecerdasannya. Sebagaimana dikemukakan oleh Ancok yaitu:

Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu remaja mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan anak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang lebih dewasa. Rendahnya angka kecerdasan anak-anak tersebut karena si ibu belum memberi stimulasi mental pada anak-anak mereka. Hal ini disebabkan karena ibu-ibu yang masih remaja belum mempunyai kesiapan untuk menjadi ibu.

4

Page 18: PERKAWINAN USIA MUDA

Perkembangan bahasa si anak sangat tergantung pada cara si ibu berbicara pada anaknya. Aspek kecerdasan non bahasa berkembang bila si ibu dapat memberikan permainan atau stimulan mental yang baik. Ibu remaja biasanya kurang mampu memberikan stimulan mental itu.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kedewasaan ibu baik secara fisik maupun mental sangat penting, karena hal itu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak kelak dikemudian hari. Oleh sebab itulah maka sangat penting untuk memperhatikan umur pada anak yang akan menikah.

Meskipun batas umur perkawinan telah ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) UU No. 1 Tahun 74, yaitu perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Namun dalam prakteknya masih banyak kita jumpai perkawinan pada usia muda atau di bawah umur. Padahal perkawinan yang sukses pasti membutuhkan kedewasaan tanggung jawab secara fisik maupun mental, untuk bisa mewujudkan harapan yang ideal dalam kehidupan berumah tangga.

Peranan orang tua sangat besar artinya bagi perkembangan psikologis anak-anaknya.orang tua dengan anak akan mempengaruhi kepribadian anaknya dimasa dewasanya. Anak yang masih dalam proses perkembangan tersebut mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok terutama kebutuhan rasa aman, sayang dan kebutuhan rasa harga diri. Apabila kebutuhan-kabutuhan tersebut tidak terpenuhi akan mengakibatkan goncangan pada perkembangan anak Masih banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya keterlibatan mereka secara langsung dalam mengasuh anak. Tak jarang akibatnya merugikan perkembangan fisik dan mental anaknya sendiri.

5

Page 19: PERKAWINAN USIA MUDA

Pada umumnya wanita yang telah melangsungkan perkawinan di usia muda di Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya tidak semua memiliki tingkat kedewasaan/kematangan yang ideal yang sesuai dengan pasal 7 ayat (1) UU No 1 tahun 74.

Mengingat keluarga adalah tempat pertama bagi tumbuh kembangnya anak sejak lahir hingga dewasa maka pola asuh anak dalam keluarga perlu disebarluaskan pada setiap keluarga.

Kepada pasangan usia muda tersebut seharusnya diberikan pembekalan yang memadai tentang norma-norma berkeluarga, adat istiadat, perilaku dan budaya malu serta rasa hormat, pemahaman agama.

Masih banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya keterlibatan mereka secara langsung dalam mengasuh anak. Tak jarang akibatnya merugikan perkembangan fisik dan mental anaknya sendiri.

Kenyataan ini terjadi di Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. Di Desa ini sebagian masyarakat melangsungkan perkawinan di usia muda sehingga tujuan dari perkawinan itu sendiri kurang disadari, yaitu untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya termasuk wilayah yang terletak pada dataran sedang, dimana sebagian wilayah sebelah utara termasuk dataran tinggi dan wilayah sebelah selatan merupakan dataran rendah. Dalam satu desa terdiri dari beberapa dusun, desa ini terdiri atas 4 dusun yakni dusun Sukatani, dusun Taraju, dusun Paniis dan dusun Cijambe.

6

Page 20: PERKAWINAN USIA MUDA

Antara dusun satu dengan dusun yang lainnya jaraknya berjauhan dan melewati perhutanan sehingga untuk mencapai daerah yang satu dengan daerah yang lainnya harus menggunakan kendaraan. Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya terbagi menjadi 30 RT yang dikelompokkan menjadi 8 RW.

Mata pencaharian pada umumnya beragam, tetapi yang lebih dominan adalah sebagai petani. Adapun yang lainnya bermata pencaharian sebagai PNS, pedagang, tukang ojek dan kerja di pabrik hanyalah sebagian.

Di desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya pada prakteknya masih banyak kita jumpai perkawinan pada usia muda atau di bawah umur.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini adalah data yang telah melangsungkan perkawinan di usia muda. Tabel 1. Data yang melangsungkan perkawinan usia muda

No Nama Umur menikah

1. Endan Saefulloh dan Nurhasanah

18 dan 14

2. Asep dan Ida Parida 18 dan 15 3. Otih dan Jajang 18 dan 15 4. Yeni dan Dudung 15 dan 19 5. Nurhayati dan Dede 14 dan 17 6. Rita dan Asep saepulloh 19 dan 15 7. Dede Nurhasanah dan

Mansyur 19 dan 16

8. Deden dan Neneng 18 dan 15

  14Pernikahan Dinimen

Page 21: PERKAWINAN USIA MUDA

urut Agama dan Negara Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. DalamUndang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinanhanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun.28Kebijakanpemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini tentunya melaluiproses dan berbagai pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental.Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog, ditinjau dari sisisosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkanoleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang.Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita.29 Agama dan negara terjadi perselisihan dalam memaknai pernikahan dini.Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimnal Undang-undang Perkawinan,secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut negara dibatasidengan umur. Sementara dalam kaca mata agama, pernikahan dini ialah pernikahanyang dilakukan oleh orang yang belum baligh.

  14Pernikahan Dinimenurut Agama dan Negara Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia perkawinan. DalamUndang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinanhanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun.28Kebijakanpemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini tentunya melaluiproses dan berbagai pertimbangan. Hal ini dimaksudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental.Dari sudut pandang kedokteran, pernikahan dini mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog, ditinjau dari sisisosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkanoleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang.Melihat pernikahan dini dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita.29 Agama dan negara terjadi perselisihan dalam memaknai pernikahan dini.Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimnal Undang-undang Perkawinan,secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut negara dibatasidengan umur. Sementara dalam kaca mata agama, pernikahan dini ialah pernikahanyang dilakukan oleh orang yang belum baligh.