Perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-roijen & Kmb

5
KONFERENSI MEJA BUNDAR Upaya untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen, dan Konferensi Meja Bundar. Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah titik terang bagi bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda, menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda, dan berusaha menjadi negara yang merdeka dari para penjajah. KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949. Suasana KMB Konferensi Meja Bundar (KMB) diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda, dan perwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam KMB: a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo. b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen. d. UNCI diwakili oleh Chritchley. Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi tersebut. Berikut merupakan hasil KMB: a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949. c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS. d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda. 1

description

Perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-roijen & Kmb

Transcript of Perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-roijen & Kmb

Page 1: Perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-roijen & Kmb

KONFERENSI MEJA BUNDARUpaya untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan

kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi, lewat perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van Roijen, dan Konferensi Meja Bundar.

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah titik terang bagi bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda, menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda, dan berusaha menjadi negara yang merdeka dari para penjajah.

KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949.

Suasana KMBKonferensi Meja Bundar (KMB) diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda, dan

perwakilan badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut ini paradelegasi yang hadir dalam KMB:a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.d. UNCI diwakili oleh Chritchley.

Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi

tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia, sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasie. Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

1

Page 2: Perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-roijen & Kmb

Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari Negara Kesatuan.

ISI PERJANJIAN LINGGARJATI, RENVILLE, ROEM-ROIJEN & KMB

PERJANJIAN LINGGARJATI (15 November 1946 - 25 Maret 1947) :

1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.3. Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.4. Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth /Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.

Pro dan Kontra di kalangan masyarakat IndonesiaPerjanjian Linggarjati menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia,

contohnya beberapa partai seperti Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai Rakyat Jelata.

Partai-partai tersebut menyatakan bahwa perjanjian itu adalah bukti lemahnya pemerintahan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 6/1946, dimana bertujuan menambah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat agar pemerintah mendapat suara untuk mendukung perundingan linggarjati.

Pelanggaran PerjanjianPelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947,

Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I. Hal ini merupakan akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.

PERJANJIAN RENVILLE (8 Desember 1947 - 17 Januari 1948) :

1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda.3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta.

2

Page 3: Perjanjian Linggarjati, Renville, Roem-roijen & Kmb

Pasca PerjanjianSebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-

wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah.

Tidak semua pejuang Republik yang tergabung dalam berbagai laskar, seperti Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus melakukan perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda.

Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak jabatan Menteri Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara Indonesia telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo (atas nama umat Islam Bangsa Indonesia) menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).

PERJANJIAN ROEM-ROIJEN (14 April 1949 - 7 Mei 1949) :

1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya.2. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar.3. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.4. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tawanan perang.

KONFERENSI MEJA BUNDAR (23 Agustus 1949 - 2 November 1949) :

1. Serah terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serah terima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.2. Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai kepala negara3. Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.

Pembentukan RISTanggal 27 Desember 1949, pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi

Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet Republik Indonesia Serikat. Indonesia Serikat telah dibentuk seperti republik federasi berdaulat yang terdiri dari 16 negara yang memiliki persamaan persekutuan dengan Kerajaan Belanda.

3