Perjanjian Kerjasama Indonesia_S

2
Perjanjian Kerjasama Indonesia-Jepang Ditandatangani KabarIndonesia - Setelah negosiasi selama tiga tahun, hari ini perjanjian kerja sama kemitraan ekonomi antara Indonesia Jepang atau EPA, secara resmi ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Shinzo Abe. Penandatangan kesepakatan EPA merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan pertama Shinzo Abe ke Indonesia. Setelah pembicaraan bilateral antara kedua kepala negara dengan pelaku usaha dari Indonesia dan Jepang, Perjanjian Kemitraan Ekonomi EPA Indonesia-Jepang, ditandatangani di Istana Negara. EPA merupakan perjanjian menyeluruh di bidang ekonomi, antara lain mencakup sektor pertanian, perikanan, perindustrian, pembangunan infrastruktur dan penanaman modal. Dengan perjanjian ini, skspor barang antar kedua negara secara bertahap akan terbebas dari pajak dan bea masuk lebih dari 90 persen. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebutkan penandatanganan kesepakatan ini sebagai wujud nyata kerjasama kedua negara: "Baru saja saya bersama Presiden Yudhoyono, menandatangi EPA dan hal itu merupakan suatu perwujudan yang nyata dari kerjasama kedua negara. Saya berharap agar EPA ini akan memberi sumbangan yang besar untuk meningkatkan hubungan kedua negara. Bukan hanya dibidang ekonmi tapi juga di bidang keseluruhan. Dalam pertemuan tadi Presiden Yudhoyono menyampaikan tekad yang kuat untuk melaksanakan komitmen dalam reformasi ekonomi termasuk pembenahan iklim investasi Jepang atau saya menyatakan bahwa Jepang terus ikut memberi bantuan untuk upaya tersebut." Masalah Non Tarif Masih jadi Kendala Pelaksanaan EPA diperkirakan sudah akan dimulai awal tahun depan setelah perjanjian itu diratifikasi kedua pihak. Namun sejauh ini, pebisnis Indonesia masih menyebut masalah non tarif sebagai kendala. Ini tak lepas dari tingginya standar mutu, baik dari segi tekhnis maupun medis yang diterapkan negara itu terhadap produk yang masuk ke pasar domestik Jepang. Meski demikian, menurut Presiden Yudhoyono, semua masalah ini telah diantisipasi jauh hari, antara lain dengan meningkatkan kapasitas mutu dan standar produk Indonesia untuk disesuaikan dengan standar di Jepang.

description

kerja sama indonesia dengan negara lain yang mengenal nya

Transcript of Perjanjian Kerjasama Indonesia_S

Page 1: Perjanjian Kerjasama Indonesia_S

Perjanjian Kerjasama Indonesia-Jepang Ditandatangani

KabarIndonesia - Setelah negosiasi selama tiga tahun, hari ini perjanjian kerja sama kemitraan ekonomi antara Indonesia Jepang atau EPA, secara resmi ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Penandatangan kesepakatan EPA merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan pertama Shinzo Abe ke Indonesia. Setelah  pembicaraan bilateral  antara kedua kepala negara dengan pelaku usaha dari Indonesia dan Jepang, Perjanjian  Kemitraan Ekonomi EPA Indonesia-Jepang,  ditandatangani  di Istana Negara. 

EPA merupakan perjanjian menyeluruh di bidang ekonomi, antara lain mencakup  sektor pertanian,  perikanan, perindustrian, pembangunan infrastruktur dan  penanaman modal. Dengan perjanjian ini, skspor  barang antar kedua negara  secara bertahap akan terbebas dari pajak dan bea masuk lebih dari 90 persen.  

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebutkan penandatanganan kesepakatan ini  sebagai wujud nyata kerjasama kedua negara: "Baru saja saya bersama Presiden Yudhoyono,  menandatangi EPA dan hal itu merupakan suatu perwujudan yang nyata dari kerjasama kedua negara. Saya berharap agar EPA ini akan memberi  sumbangan yang besar untuk meningkatkan hubungan kedua negara.   Bukan hanya dibidang ekonmi tapi juga di bidang keseluruhan. Dalam pertemuan tadi Presiden Yudhoyono menyampaikan tekad yang  kuat untuk melaksanakan komitmen  dalam reformasi ekonomi termasuk pembenahan iklim investasi Jepang atau saya  menyatakan bahwa  Jepang terus ikut memberi bantuan untuk upaya tersebut."

Masalah Non Tarif Masih jadi Kendala  Pelaksanaan EPA  diperkirakan  sudah akan  dimulai awal tahun depan setelah perjanjian itu  diratifikasi kedua pihak.  Namun  sejauh ini,  pebisnis Indonesia masih menyebut  masalah  non tarif sebagai kendala. Ini tak lepas dari tingginya standar mutu, baik dari segi tekhnis maupun medis   yang diterapkan negara itu terhadap produk  yang masuk ke pasar domestik  Jepang.   Meski demikian, menurut    Presiden Yudhoyono, semua masalah ini  telah diantisipasi jauh hari, antara lain dengan  meningkatkan kapasitas mutu dan standar produk Indonesia untuk disesuaikan dengan standar di Jepang.

"Ketika kita melakukan pembahasan, perundingan  dan negosiasi  tentang EPA,  hal hal yang berkaitan dengan itu,  sudah kita pertimbangkan dan kita carikan  bagaimana opsi ataupun konstruksi yang paling baik.  Langkah dan cara yang akan kita tempuh adalah, pertama- tama, kita kembali kepada  apa yang sudah ada dalam EPA,  terutama upaya untuk sebuah pembangunan kapasitas upaya untuk memastikan bahwa mutu atau  standar dari barang-barang kita itu,  betul-betul  memenuhi  standar pasar Jepang."  

Bantuan Pelatihan dan Peralatan dari Jepang

Page 2: Perjanjian Kerjasama Indonesia_S

Sementara Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan bantuan pelatihan dan teknologi yang diberikan Jepang untuk mengupayakan agar  produk Indonesia bisa  menembus hambatan non tarif di Jepang. Marie Pangestu mengungkapkan kesepakatan bantuan itu, sudah termuat   dalam perjanjian  EPA.  

"Ini akan dihitung secara lebih detail dalam rangka implementasi EPA,  tapi  minimal sektor mana,  bahkan bentuk bentuk dari pusat-pusat yang akan kita kembangkan, misalnya ada pusat  untuk makanan minuman,  pusat manufacturing industri, ada pusat perikanan, pertanian dan ada   kerjasama  karantina. Jadi 5 itu sudah ada wujudnya, nah sekarang kita harus menerjemahkan itu ke persisnya  apa pelatihannya, dana yang dibutuhkan berapa, jadi  Indonesiapun mengeluarkan misalnya  tempatnya dari Indonesia tapi pelatihannya atau alatnya bisa dari Jepang." 

Jepang adalah tujuan utama ekspor, sekaligus penamam modal terbesar bagi  Indonesia.  Tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai  21, 7 milyar dolar Amerika Serikat.  Sebaliknya nilai impor Indonesia dari Jepang  pada tahun yang sama mencapai 24  milyar dolar Amerika Serikat.  Produk unggulan Indonesia di pasar Jepang berasal dari  sektor pertanian, perikanan dan perkebunan. Sementara  investasi utama Jepang di Indonesia berupa  mesin listrik,  elektronik,  kendaraan dan peralatan transportasi.