PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH …repository.unair.ac.id/13582/1/SRI MULYANI.pdf1....
Click here to load reader
Transcript of PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH …repository.unair.ac.id/13582/1/SRI MULYANI.pdf1....
^M jgjg
s k r i p s i :
SRI MULYANI /03821145
PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH
Rl-PAPUA NUGINITEIMTANG PENGATURAN
LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATUTINJAUAN
HUKUM INTERNASIONAL
FAKULTAS HUKUM UNIVERStTAS AIRlAN G G A
1989
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
PSRJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMSRTKTAJf
RI-PAPUA NUGINI TEIiTAHG PEN5ATVRAKliijta bataj ahtar e s u r a st:att; i t:,j a tja:s
HUKUM INTERNASIC2SAL
SKRIPSI
OLEH
SRI KULYANI
038211415
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
1989
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
PERJANJIAN BIIjAX^KAl PE.- nlliPAH
RI-PAPUA NUGINI TEUTa:;0 PENaA-URAi.LINTAS 3ATAS AI3TAR NEURA 3UATV TTTIJAVAS HUKUM INTERNASIONAL
SXRIPSI
DIAJUKAN UNTUX KELENGKAPI TUG AS
DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM
OLEH
SRI MULYANI
038211415
PEMBIMB
HE/BMWANf PS « NQT0B1P0ER0, >
PP^GUJI PENGUJI
ABDOEL RASJID^S.H., Ii.L.MT >^MAN RAMFEAN, 5«H.t M.S
^PMULTAS HUKUM UtflVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
1989
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
KATA PBNGANTAR
Dengan asma A llah Yang Maha Pengasih dan Maha Pe-
nyayang, a lh am du lillah seg a la p u jl bagi A llah yang teluh
melimpahkan ta u fik dan hidayahnya, sehingga saya dapati
menyelesaikan tugas penyususnan s k r ip s i i n i , y a itu suatu
persvaratan yang harus dipenuhi untuk meraih g e la r kes«*’ -
janaan d i Fakultas Hukum U n iv ers ita s A irlangga Surabayu.
Dal am kesempatan in i eaya sampaikan ucapan terU .a
kasih kepada bapak Hermawan selaku doacn pembimbing, s e r -
ta bapak B osyld dan bapak Eman selaku dosen penguji*
Ucapan terim a k a s ih ju ga saya sampaikan kepada
ibunda dengan.dgaaya yang t ia d a putus, s e r ta saya sampai-
kan pu la kepada kakak-kakak saya atas je r ih payahnya te- la h membantu saya dalam m enyelesaikan s tu d i.
Akhirnya t ia d a gading yang tak re ta k , tentunya
dalam s k r ip s i in i masih terdapat kekurangan , harapan
saya semoga s k r ip s i i n i bermanfaat bagi ilm u hukum khu-
susnya dan masyarakat umumnya.
Surabaya, 16 J u li 1989
Penyusun,
S ri Mulyani.
- i k A- I* t r i USTAKa /w*
*UN) / Al . TAS A1KLANGGA". . C A B A Y A
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
DAFT AH ISI
halamanKATA PENGANTAR......................................................................................... t
■ DAFTAR ISI .....................................................................................................i i
BAB :
I . PENDAHUXUAN....................................................... *..................... 1
1 . Permasalahan :
A. L atar belakang......................................................... 1
B. Ruraueannya................................................................3
2. Pen jelasan Judul ............................................................3
3. Alasan Pcm ilihan Judul ..............................................4
4. Tujuan PenuliBan ............................................................5
5. M etodologi ......................................................................... b
6. Pertanggungjawaban S is te m a t ik a ............................6
I I* PERLUNYA PERJANJIAN PERBATASAN SETELAH TERJA-
DINTA PERUBAHAN KEKUASAAN DI I RI AN BAR AT DAN
IRIAN TIMUR................ ' ......................... ............................. t
1 , Perubahan Kekuasaan Atas Wilayah Ir ia n
Barat ................................................................................8
2. Perubahan Kekuasaan Atas Wilayah I r ia n
T im u r ..............................................................................I I
3* Masaiah-masalah yang Timbul d i tfilayah
Perbatasan .................................................................. 13
I I I . PERJANJIAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN
PAPUA NUGINI .......................................................................17
i i
i i
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
1 . P er ja n jia n B ila te r a l Tentang Perbatasan I r ia n
Jaya Dan Papua Nugini Sebagai Tanda Pengakuan
Kedaulatan Masing-masing Negara ....................... 1 7
2; I s i P er ja n jia n Perbatasan ......................... ; . . . . 20
3. K oord in asi Pengawasan Atas Wilayah Perbata -
s a n .......................................................................................27
4. Pelanggaran-pelanggaran v ang Timbul S erta -
P en y e lesa ia rm y a ............................................................29
IV . KESIMPTJLAN DAN SARAN ....................................... ............... 36
A. Kesimpulan .......................................................................36
B, Saran ...................................................................................38
J> A T T A R B AC A AN .....................................................................39
L A M P I R A N .
i i i
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
BAB I
P E N D A H U L U A N
1 . Permasalahan
Latar belakang
S etia p negara menurut hukura in te rn a s io n a l mempunvai
hak didalam wilavahnya untuk menjalankan kedaulatannya,
semua orang-orang .dan barang-barang yang ada didalam dae-
rah suatu negara berada dibawah kekuasaan te r t in g g i dari
negara i t u ( t e r r i t o r i a l supremacy) .
Ruang berlaku kekuasaan t e r t in g g i in i d ib a ta s i o leh
b a ta s -b a ta s w ilayah negara i t u , yang a rtin y a suatu negura
hanva m erailiki kekuasaan t e r t in g g i didalam b a ta s -b a ta s wi
lavahnya, seh ingga kekuasaan i t u berak h ir dimana kekuusa-
an suatu negara la in m ulai.^
D ilu a r kedaulatan t e r r i t o r i a l , suatu negara t id a k -
la h mempunyai kewenangan untuk menjalankan kedaulatonnvu,
c i r i k e lu a r kedaulatan t e r r i t o r ia l ia la h wilayah perbatas
an alam atau perbatasan yang dengan sen ga ja di,buat, d i -1i Oakui dan tidak la g i d isangsikan o le h negara-negara.
Wilayah perbatasan sebagai sa l ah satu m an ifestasi
p en tin g dalam kedaulatan t e r r i t o r ia l suatu negara, tid^k
le p a s kaitannya dengan p e lin ta s batas yang serin ^ k a li
^Starke, Pengantar Hukum In te r n a s io n a l. terjem ^- han I s jv a r a , Alumni, Bandung, 1972, h .82 .
?I b id .1
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
2
»menimbulkan masalah, perbatasan merupakan sa l ah satu p iti-
tu g erb a ig suatu negara, o leh karenu itu diperluk^n ud^-
nva pengawasan s e r ta penjagaan vang cukup kuat, k arena
m ela lu i s in i la h se g a la hal masuk baik vang menguntun^kwr*
ataupun merugikan negara. Untuk itu la h diperlukan k er jt .-
sama vang baik dal am raenangani masalah perbatasan kedua
negara, s e r ta te r ja lin n y a hubungan baik antar^ In d on esia
dengan Papua Nugini.
-Adalah merupakan suatu kodrat bahwa manusia tak
dapat hidup sen d ir ia n ia p a s t i membutuhkan bantuan dari
orang la in dalam m elanjutkan e k s is te n s i hidupnya, s e p e r t i
halnya pu la manusia maka negarapun dalam hubungan in t e r -
n a s ion a l juga memerlukan bantuan negara la in , untuk i t u -•5
la h negara mengadakan hubungan baik satu dengan la in n ya .
Namun demikian hubungan baik antara In d on esia de
ngan Papua Nugini menjadi terganggu, bahkan sempat me-
nimbulkan ketegangan yang disebabkan o le h serentetan pe-
r is t iw a yang menvangkut perbatasan kedua negara.
Dalam hal mengatasi masalah-masalah yang menyang-
kut perbatasan kedua negara, d ira sa p erlu adanya peng-
aturan tentang v ila y a h perbatasan. Untuk itu la h maka
In d on esia mengadakan suatu p e r ja n jia n mengenai pengatur-
^Soehardi, Hukum In te rn a s io n a l Dan B k s is te n s la l- Bangea. K an isiu s , 1966, hil
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
an perbatasan dengan Papua N ugini. Namun demikian tida^
b e r a r t i bahwa seca ra mutlak p e r ja n jia n mengenai pengatur-
an perbatasan te rseb u t dapat m enyelesaikan semua masalah
yang ada, akan te ta p i setidaknya mungkin dapat menguru-
n g i ketegangan s e r ta kesalahpahaman yang menyangkut per
batasan atau bahkan mungkin seba lik n ya . Dari permasalah
an permasalahan in i la h yang kemudian menjadi pembahasun
dalam s k r ip s i saya i n i dalam kaitannya dengan hukum in t e r -
n asion a l yang ada yang terrumus dibawah in i ,
B. Rumusannya
1. Permasalahan-permasalahan apa s a ja yang d ihar
dapi o le h kedua negara yang menyangkut wila^uh
perbatasan s e r ta bagairaana mengatasi permasa
lahan vang tim bul dalam suatu k a jia n hukum in -
te rn a s io n a l ? .
2. Apa perlunva p e r ja n jia n tentang pengaturan per
batasan bagi kedua negara ? .
2. P cn jelasan Judul
Sebagaimana tercantum d ia ta s , judu l yang Baya p i -
l i h adalah i "P e r ja n jia n B ila te r a l Antara Pemerintah In
d on esia dengan Papua Nugini tentang Pengaturan L in tas
Batas Antar Negara, Suatu Tinjauan Hvikum In te rn a s io n a l"
P er ja n jia n b i la t e r a l dalam k a jian hukum in te rn a s io n a l,
dalam "V iena Convention on The Law o f T rea tie s '1 1969,
3
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
4
yang dimaksud dengan p e r ja n jia n in te rn a s io n a l adalah
suatu pergetujuan in te rn a s io n a l yang diadakan antar n t-
gara dalam bentuk t e r t u l i s dan d iku asa i o le h hukum in
te rn a s io n a l, baik yang tercakup dalam suatu instrum ent
tunggal maupun dalam dua atau le b ih instrum ent yang b e r - -
ta l ia n dan untuk maksud apapun. Demikian pu la halnya pe.*-
ja n jia n b i la t e r a l yang d ibu at o le h In d on esia dengan
Papua Nugini adalah dimaksudkan untuk maksud dan tu ju a
yang dikehendaki bersama.
3* Alasan Pem ilihan Judul
Masalah perbatasan tidak s a ja menyangkut p erso -
alan ketahanan n asion a l s a ja melainkan juga berkaitan
era t dengan hubungan baik antar negara yang berbatasan
langsung, dalam hal in i ta la h Papua N ugin i, sebab me
nyangkut masalah p e lin ta s batas dimana dalam hal in i ko
d i s i w ilayah d i sepanjang perbatasan d ira sa masih cukup
rawan y a itu dengan banyaknya pegunungan s e r ta hutan be-
la n ta ra yang s u l i t d ijangkau o le h aparat yang bertugas
d iw ilayah perbatasan, Judul terseb u t d i p i l i h karena
berhubungan dengan bidang stu d i saya khususnya thukum
in te r n a s io n a l.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
5
4, Tujuan Penulisan
Karya t u l i s dalam bentuk s k r ip s i in i d ibu at d e -, i
ngan tujuan sebagai b erik u t i
1 , untuk memenuhi persyaratan akademis d i Takultas
Hukum U n iv ers ita s A irlangga guna mencapai g e la r
kesarjan aan ;
2. memberikan s e d ik it sumbangan pembaca khususnya
d ib id a n g hukum in te rn a s io n a l s e r ta untuk mengem-
bangkan ilm u pengetahuan dalam bentuk sumbangan
pen ulisan d ib id a n g ilm u hukum.
5. M etodologi
a. Pendekatan masalah dilakukan dan d i t in ja u d a ri
se g i v u r id is , kemudian metode yang digunakan ada-
la h metode dedu ktif*
b* Sumber data dalam penulisan in i akan digunakan
data kepuetakaan yang berupa buku-buku , beberapi*
mass media.
c . Pengumpulan data dan pengolahan data yang d ip e r -
o le h IteihuSian disusun secara s is te m a tis dan d i c -
la h untuk memperoleh suatu fltekBi^.titf’-mengscaaiii
teknik pen ulisan yang kemudian d ita fs ir k a n dan
d ia n a lis a .
d . A n alisa dan data yang d ip e ro le h , kemudian d ian u -
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
l i s a dan dibahas untuk m encari a l t e m a t i f penye-
le s a ia n terhadap masalah yang tim bul.
6. Peytanggung.lawaban S istem atika
Bab I dimaksudkan eebagai pendahuluan, o le h karenci
i t u memuat garabaran secara umm| d a r i keseluruhan permasu-
lahan yang hendak diuraikan ptida bab-bab se lan ju tn ya , ae-
hingga diharapkan dapat memberikan arah bag! perabahasan
selan ju tn ya ,
Bab berik utnya b e r is i ulasan. tentang perlunya per
ja n jia n perbatasan se te la h te r ja d in y a perubahan kekuasa-
an 9 sebab p e r ja n jia n vang d ibu at saat in i merupakan per
ja n jia n vang dibuat. se te la h te r ja d in y a perubahan kekua-
saan untuk itu la h p erlu mengetahui le b ih dahulu b a g a i-
mana sta tu s m asing-masing wilayah sebelum te r ja d in y a per
ubahan kekuagaan menurut k a jia n hukum in te r n a s io n a l.
Dalam bab I I I dikatakan sebagai bab yang utama
karena raembahas pokok permasaluhan dalam s k r ip s i i n i ; in i
t id a k b e r a r t i menghilangkan a r t i d a r i bab-bab berik utnya
ataupun sebelumnya. Karena meraang merupakan satu kesa -
tuan didalam bab I I I akan diuraikan tentang p e r ja n jia n
perbatasan antara In d on esia dan Papua N ugini.
Kemudian mengenai i s i d a r i p e r ja n jia n perbatasan
te rse b u t s e r ta perlunva k oord in a s i pengawasan terhadap
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
wilayah..perbatasan vang dimaksudkan untuk terwujudnya
ketahanan n a s ion a l juga akan dibahas dalam .bab H I .
S elan ju tn ya sebagai penutup, Bab IV dikemukakan
kesimpulan d a r i yang te la h d iuraikan sebelumnya; juga
beberapa saran vang d ira sa p erlu demi kebaikan In don esia
dan Papua N ugini.
Akhirnya diharapkan bahwa dengan s istem a tik a se -
p e r t i i t u diharapkan akan d ip e ro le h kar.ya yang runtut
dan je la s .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
BAB II
P m t M A Pi^JANJlAi'I PEHBATASAH
£J:Ji‘ELAH TKHJAD1HYA F kUBAHAN MCUASAAii »
DI IfllAiJ BAHAI1 DAii IHlAri TIKUH
1* Perubahan Kekuasaan Atas Wilayah Ir ia n Barat
Adanya purubahan yang te r ja d i pada keauaan buavu
negara se la lu muniiiibullan peruoanan i.uia .aua ui^ap ne-
t,ara nu^ara la in , dalam tata pergaulan antar uu^ara ai.au, ioangsa, balk d itm ja u aai'i uegi uukum niaupun uari ow^i
p o lit ik * Ter jadinya perubahan pacia auatu negara iuUn0*>:L**
karena penaklukan suatu negara atau boberapa negara oil**
negara la in , mungkin juga adanya penggabungan be borapa
negara uenjacii satu.
Irian Barat yang uulu dikenal aengan nama v\xtca-
Nev/ Guinea, mulai t&hun lbol+ hingga tahun adalah i..c-
rupakan daerah jajahan Hindia Belanda dan berkuasa p^nuh
atas daorah Irian Barat, baik dalam hal mengadakan p^r-
janjian ataupun suatu kontrak dengan negara la in , hal
in i terbukti dengan adanya persetujuan yang uibuat pada
tahun l o bk diiiigna Belanda mengadakan persetujuan aasar
dengan petnerinjiah lnggris yang berkuasa atac wilayaii.
Irian Timur mengenai wilayah perbatasan antara wilayah
Irian barat yang dikenal dengan nania uutch tiew Guinea
dan wilayah Irian sebelah tiinui’ yang aikenal dengan nawa-
8
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
9
Territory o f Papua New uuinea.
Pada tahun 1$)($2, tur jad i sen&keta perebulan iCvi..-
' b a l l v/llayah Irian xiarat kcaalam xtopublik ladonesia,
mudian Perscrikatan liangsa-bangsa fcurut campur dalam mt-
nyelesaikan sen^keta i n i , la lu mengusulkan a&ar aiaaakan
penentuan pendapat rakyat ( pepera ) yaitu hak mcnentu-
lcan nasib send iri dari rakyat ( liibht of s e l f determina
t io n of peoples ) , Hal in i sesuai dengan a pa yan^ ter -
canturn dalam p a ea l.l pia^am PBB yang berbunyi :
i'o maintain international peace and secu rity , and to that und : to take e f fe c t iv e co l lo c t iv e measurco for the prevention and removal of threats to the peace, and, for the suppression oi' act of a g r e ssion or other breaches 01’ the peace, and to brin^ about by peaceful means, and in conformity with the princip les of ju stice and incernatinal law, adjustment or settlement of international disputes or s ituations which mi^ht lead lo a breach of the peace ;
-jedan^kan pasal 2 berbunyi :
To develop fr iendly re la tion among nations uasuu on respoct for the p rin cip leso f equal ri^lit and self-determ ination of peoples, ana co take oilier a ppropriate measure to siren^'ten universal peace ;
Akan tetapi uelanda menolak unouk muu^akui hak
menentukan nasib sendiri uaf'i rakyat ir ian ■j-&ra‘t , kernu-
dian atas jasa baik (good o f f i c i o s ) perscrikatan aiaii^a-
bangsa monawarkan bantuannya untuk menyelesaika 11 sen i^e —
^iiandingkan uen^n P*8ai X dan pasal 2 Piagam PBB
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
10
ta dengan ja la n datnai, peuyelusaian s^ugkv'ca d«jn0un ja.-, i
la n d&i.ai I n i se su a i dengan 'p a ca l 33 ayat' 1 i^ia^au iruu
yang bcrbunyi :
The p a r t ie s to any a im pute, fclie continuance ui' whiah i s l ik e ly to endanger the luaintenance ui' in te r n a t io n a l peace and o u c u r ity , s h a l l , i’iru c o f a l l , seek a s o lu t io n by n e g o t ia t io n , in q u iry m ed ia tion ,uo Ouc i l i a t i o j ) , a r b i t r a t io n , j ud io i a l se tt le m e n t, r e s o r t to r e g io n a l a gen cies or arrangement or, other p e a ce fu l means o f t lie la* own c h o ic e .
Sedangkan pacal. 33 ayat 2. berbunyi "The se cu r ity
c o u n c i l s h a l l , when i t deems n ecessary , c a l l upon the -u
p a r t ie s t o s e t t l e th e ir d ispu te by means'1* ..
fiebagai h asiln ya maka pada tan ggal 1 mei 1963 w i
layah Ir ia n Barat kem bali kedalam w ilayah. Itepublilc Indo
n e s ia , aehingga kedaulatan a ta s w ilayah I r ia n Barat s e -
penuhnya berada ditangan pem crintgh x<epublik In don esia .
iteda bulan Juni 1% ^ d iselen ggarakan pembicaraan
untuk pertama kalin ya se ja k I r ia n Ba ra t kem bali kedal&m
w ilayah In d on esia , antara pemorintah Indonesia dengan
peuorintuh A u stra lia yang pada waktu i t u bertindak atas
naraa I r ia n Timur, dalam hal masalah. perbatasan antara w i
layah I r ia n seb e la h barat dengan w ilayah Ir ia n sebelah
tim ur, kemudian pembicaraan terseb u t d i r e a l i s a s i pada ta
hun 1973 dalam suatu persetu juan d a sa r, h a l in i merupakan
5 Bandingkan Deng£n Paaal3l -ayat 1 Piagam PBB
" " k i l 1 ~P K .,.1 L S V l . \ A M
•UNIVEiiUIIAi A- \?iQQAm
S U i t A B A Y A
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
"S'uprewasi t e r r i t o r i a l " Indonesia a ta s w ilayah Ir ia n ba-
r a t , yang.jkemudian d ise b u t seb aga i Ir ia n Jaya.
2 . Perubahan Kekuasaan a tas wilayahi Ir ia n Timur
.Dalam sejarah kehidux>an berne^ara, ternyata bah- v/a jumlah.. negara-negara di dunia ini muiai uulu hingba sekararig selalu beruiiah^-ubah. Pada waktu tertentu jUi.i- lah tersebut bertambah'-karena to lah tim’uul dan lahir - nya negara-negara baru, akan tetapi pada suatu saat pula mungkin jumlahnya men jadi berkurang, oloh. iiarcna ni~ langnya sejumlah negara karena penaklukan suatu negara atgu beberapa, negara oleh negara lain,
S e p e rt i halnya v/ilayalL. I r ia n .uarat, paua ta^un
l68if kedaulatan w ilayah Ir ia n lirnur dibav/ali pemorintax&n
In g g r ia , yang d ik on a l dengan nama t e r r i t o r y o l Papua ^c;;-
Gaiinea* Kemudian s e te la h perang dunia I I v;ilaya*i ir ia n -
Timur’ dibav/ali kekuasaan. A u stra lia uebagai negara Iseiiouiali-
muran I n g g r is .
Negara-negara kcseroakmuran beraaraa In g gris adala**
negara-negara berdaulat penuh, dalam bidang hubungan lu -
ar n e g e r i negara-negara masing,-masingbertindak dengan
kekuasaan s e n d ir i ( autonoom ) . Negara-negara te rseb u t
mempunyai kedaulatan a en d iri-sen u i r i dan mengadakan p er
ja n jia n por ja n jia n in te rn a s io n a l s e n d ir i - s e n d ir i .
XI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
A u stra lia sebsigai negara keuui»iakuuran In g jr iu ^u-
kanlah murup£.kan suauu negara lu d e ra a i, ol«U karuna
titiak «.-iia a lab ( or&an ) yang luempunyai kuasa atau i l ^ i ^
negara bagianudan v/arga negara me re lea, jUga bukau uk.r j-
pakan aualu c o n ie d e r a c i , aebab tid a k ada pur ja n jia n jtu*u
mengikat negara-negara banian dan lid a k ada orban iuu»*ui uw
hukum yan^ meiupunyai kuasa a ba& nieroka* Hamun. .deuiikian
nogara-negara keeemaktouran bersawa In g g ris tur^euut, iu-w-
nerima pu iuba tasa n-po mba taua n mengenai kev/ajiban- liuv/a j l o
an; .untuk mengadakan konaul $a* ji*k on su ltasi anfcaca^.inereka
mengeiial p o l i t ik .^
Oleh sebab i t u maka A u stra lia pcrnah melakukan p^-
rundingan dengan Indonesia mengenai masalah q ila ya h pu r-
batasan an tara Ir ia n sebe la h baral^dengan Ir ia n sebelah
tim ur, dalam lial i n i A u stra lia bertih dak a ta s nam lria*i
Timur.
JSejak tahun 19'fc Irian Timur mumper oleh kuxucrdexsa- annya dari pemorintah Austra lia, aongan demikian iriaa Tiruur munjadi nu^ara yang L.erdeka dan buruaulut pcnujj . Untuk uelanjutnya maka Irian i'i.:iur uikui±al Uungau naiua Papua llow Guinea ( Papua nugini )s sebelah rupua nugini me rape role h kemerdekaannya .naka kekuasaan acac wil^yan -
§ o • a • Hak.Li.i, iiu|vuiu i.ni/Uji*^a.Oiv 1 , uai^aritai*. 1 yu>< h. 15 , 1
I d
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
Irian Tiuur sepenuhnya buraaa ciitangaii poneriutah Kugini, begitu juga dalam hal melakukan perjanjian ja,-*- janjian yan& burs if at inelr national, oleh k&r e nu tulan berdiri sebagai n^gra .yang tierdeka dan berdaulat.
. i5• ^Hapalah-masalali .yanF; I'lmbui di ft 11a .yah. reru^tasau
Negara sebagai pribadi internasional mumpunyai hak ciasar, oleh karcna jiaklau tidak a da iiak-Lak daoar ini, iuaka hubungan daiuai antara negara tidak laungkin* Jalc«hak dasar ini uunurut hukum internasional ialah ba*i- wa tiap-tiap negara timbal balik wajjb menghormati k^u^r-dekaanapolitis aan susuu&n aturan dalam negori'aari n«-
n ■ 9 gara lain.
Menurut hukum internasional sesuatu negara dapatu menenirukan syarat-syar&t untuk meinasuki negaranya dan. mu- nolak orang asing atau kclompok orang asing, tida iv ada kewajiban urn urn suatu negara untuk Bewperbolehkan oran^ asing u.onetap dinegaranya, juga negara dapat menilai sendiri u n m k uonolak UoJ.'tinpok-kelompok orang asing yang raerugikun • Alcan tetapi vrarga. nogaru, negara acainb tidak boloh dengan semena-mena diusir, pengusiran diper- bolehkan apabila orang asing itu dianggap mamba ha yakan
13
Ib ld T h. /+0.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
14
ivcajauKirr i&e.n: K tetery j^ ji negara dirana ia bvrada
nya, .wrucuhan p o l i t i k , penyakit uenular, menghina ne<>-
ra toiripat kediamannya.
hcngingat Ir ia n Jaya sebaga i daerah perbatauan
yang u irasa cukup ray/an, y a itu masih terbatasnya p^ra po-
tugas yang melakukan pengav/acan d i sepanjang v/ilayah p~r-
batasan rnaka, b^ixyak kemungkinan para p e l in ta s battiB yaa j
lo l o a d a r i pengav/acan d&n pomeriksaan para petu0a s ,
hing^a alsan dengan mudah uitumpangi o leh para piliak y.
mempunyai males ud t c r to n tu yang da pat morusak s t a b i l i t y
keamanan ce r ta k c te r t ib a n dalam n e g o r i , micalnya dengyii
menyebarkan pa ham kontunis kopada penduduk d i daerah Ir.Un
Jaya ataupun juga nenyelundupkan cenjaca-senaate. jang
nantinya akan dapat digunakan untuk luenggulingkan poihC-
rintahan Indonesia .
u is amping i t u adanya kunjungan kekeluargaan yang, i
dilakukan antar penduduk i'apua iiugini dengan penduduk t
I r ia n Jaya, yang maaih mempunyai ikatan kekeluargaan,
mungkinan dengan a la sa n -a la sa n itu la h mengapa Merely
enaknya n e l in ta s v/ilayah pur ba tact; n« Jolema i n i penduduk
t id a k mengenal perbatasan dan LUlit mender Li mengapa mc-
reka harus d ia tu r untuk i t u . Praktok kehidupan yang cuuui,
berlangnung a e lama i n i , tentulah s u l i t d ia t a e i dengan
ce p a t , o leh karena itu la h petugas-petugas im ig ra s i ::er-
ta p otu ga c-p etugas pemerintah lainnya dikawa^an i n i bo-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
15
leh aikatakan b e r s i fa t p o l i t i c , dalam a r t i untuk menun-
jukkan e fe k t i fn y a kekuasaan pemerintah Kepublik Indon^jia
d i w ilayah perbatasan,
Sejak Papua Nugini memperoleh kemerdekaannya pa
da tahun 1975} hubungannya dengan Indonesia te la h b er-
langsang ba ik , memang d ira sa sangat penting untuk s e l^ lu
raenjalin hubungan -balk dengan Papua iJu^ini scjbagai ne
gara perbatasan,
oikap Indonesia tersebut terms dikembangkan ue-
ngan membina hubungan bertefcgngga yang bersahabat,
m ela lu i kunjungan tim bal b a l ik antar pejabat kedua ntL
ra rnaupun m ela lu i korja. cainc. d ibarbaga i bidang s e p c r t i
p jrdagangan, perhubungan, telekom unikasi, kerja cana tek -
nik dan sebagainya*^
Kerja sama kedua negara yang tak kalah pen tin g -
nya adalah dalam menaogani masalah perbatasan kedua ne
gara , Indonesia dan Papua Nugini seb a ga i negara yang
berbatasan (darat) langsung memandang bahv/a masalah per
batasan nerupakan masalah yang penting .
Menyadari t ingkat kesaderan hukuiu d i s i n i luasih
sangat purlu d itin gkatkan dan d ib in a , maka pengaturan
l in t a s batas sebagaimana laaimnya d i wilayah Indonesia
belumlah dapat dipraktekkan, o loh karena i t u p er lu d i -
^Kedutaan Besar i<I Port horosby, Laporan Tahunan 1979-19^0, Port Jjoresby, 19bu, h .y i*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
l£
turapkan ca ra -ca ra t e r c e n u ir i terhadap p e l in ta s batac
dengan peruetujuan kedua nc^ai'a, dalam hal in i..antara
uonuLia dengan Papua ilu ^ in i, a^ar t e r ja d i kc sc? pa ha tan
lam sck to r l in t a s batas*
i n i
iu -
tu -
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
i-iiiiidiii.-L-ivi. i.ji.l.uilijivALi
i i'i. 1 Jt%i* PjiA' L1a '.IjuXi'X
1. i^er.ian.iian p i la t ^ r a l i‘cntan/, r o rbatasan Ir ia n oljz_ _
J>an Pa~nua rlurini b o bar:ai .Tanda Pen/.;akuan ncaaul a U
r-iapinjy-masln/; Keffara
ketia p negara merdoka didunia i n i merapunyai kw. ~
ula tan , dengan kedaulatan yang 'be re da ditangcniija itu.'
^uatu negara tegak b c r d i r i aan d inoriuati, bahlian aU u . -
n i o leh negara-negara la in ,
Untuk i tu la h maka Indonesia memberil^n pen^akuan
terhadap kedaulatan yang d i m i l ik i o le h Xrian riiuur yan^
kemudian d ik en a l dengan naraa Papua flu g in i, s e c c la k u;cn-
dapat lieicerdekaannya d a r i pemerint&h A u s tr a l ia . i-iemixcL, ,1
juga pengakuan Papua nugin i terhauap v;ilayah ir^.aii -Jli
yang nosuk kedalam w ilayah 'indoricuu . ^ l o h h L, ■; 1
kekuasaan xJ.ncVia bolanda •
Yang diualcsud acagan ptnjakuan trecogn a tion ) am
lah suatu pernyataan formal s taupun in form al a: r i p -m r la -
tah atau negara yang te la h ada kepaaa ge ja la - i je ja la dan
fa k ta - fa k ta baru yang d ia k u i sebagai ;jebu^h negara,.‘-e -
ngakuan i n i d isobut st-bagai ^engakuan nectara.y
oO liver J # L io s i t z y n , Internationa^ Lav.1 ioclc1'-/
Xomorroy/, Oceana p u b l i c a t io n s , uv; *ork, l , u ^ , h . l l .
13A13 IXI
17
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
Dari, uraian Mochtar te rse b u t d i a ta s , b is a diam-
b i l ouatu kesim pulan (k o n k lu s i ) , bahwa pertanggungjaw ab-
an negara mengandung pen gertian sem pit dan lu a s . Pada
p en gertian sem pit mengandung pen gertian bahwa negara atas
kepentingan umumf umum d i s in i mengandung pen gertian demi
seluru h rakyat atau warganegara d a r i euatu negara , maka
negara b is a menerapkan atau m engam bilalih h arta kekayaan
negara atau orang a e in g . Sedang pada pen gertian lu as me
ngandung p en gertian bahwa mesklpun h a rta kekayaan te rse b u t
berada d i lu a r w ilayah negaranya, namun e k s is te n s in y a d ia -
kui dan d ilin d u n g i o leh hukum in te r n a s io n a l.
Berbeda dengan Tunkin, yang m enulis d i dalam buku-Q
nya yang berJudul In tern a tion a l-L a w , yang diterjem ahkan
o leh Murad G a itu lin yang mengidentikkan pen gertian p e r -
tanggungjawaban negara ( s t a t e r e s p o n s ib i l i t y ) sama dengan
pen gertian pertanggungjawaban, o leh Tunkin d itegask an ,
"The con cep t o f in te r n a t io n a l le g a l r e s p o n s ib i l i t y r e fe r s
to the le g a l sonsequences f o r a s u v je c t o f in te r n a t io n a l
law th a t fo l lo w upon h ie v io la t io n o f an in te r n a t io n a l
le g a l o b l ig a t io n ” .
le b ih la n ju t Tunkin mengatakan bahwa dasar tim b u l-
nya pertanggungjawaban negara adalah kejah atan -kejahatan
in te r n a t io n a l , sebagaimana diungkaphannya,*^ : nV io la t io n s
^Tunkin, In te rn a t io n a l Law, Terjemahan, M. B a itu - l i n , l^rogress P u b lish e rs , ti&SR, 1986, h . 223.
17
10IMd.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
-•'cn^akuan merupakan £A,rnLa~alal;an rentinj u..ic.M * ta per^aulan antar ban^sa ciun n r u . i'ontin{;nya ..•on0<-- .kuan bagi suatu nejaira aiuu jiui.’iurintai^an oaru, yanr ui-w rik an oleh noj^ra lain adalah merupakan bukti a^.u^-uu langkah uwal untuk memasuki ki,hidupan mauyarakat iiiUi-ru* s io n a l , bamva ne0ari. atau pcui^rinlaxian yang oaru lahir itu insrnpu untuk melakcanaitan hak dan kev.ajiban ^ U ^ . i subyok hukui.t internasional,
Untuk dapat dinamakan negara rnak; hams
eyarat-sgrarat y a itu , mempunyai wilayah tortentu
didalain w ilayah i t u negara meupunyai kekuasaan pt- Ij uh—
nya (supremaci t e r r i t o r i a l ) , Uemudian auanya ra k /a I
d io r g a n ic a i ( v/arga masyarakat ) , se r ta pemerintahan
yang d id a u la t , ^alau^un negara baru yang terbentuk icu
te la h memenuhi sy a ra t -sy a ra t te rse b u t , namun untuk
masuki kehidupan sebaga i masyarakat in te rn a s io n a l
s ih d iperlukan ca tu ayarat yan^ p on tin e , ya itu adanja
kemampuan untuk u q ngemban cian Lie laisaanal^n hak-k-k o.
kev/ajioan aebagai cubyel: hukuu. iniernaGional c c ^ r t i : <;
tcrcantum dalam paca 1 1 konveniji i .on tov iu io IV ,;
Juatu no jl ra :..kan rccmborii& a rtau mtfnolak pen, a
10Starfce, o u . c i t . h . G^
1 I* *'
n/NivL-.SU
. v -n ;» t A * f *\
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
uUii n itopsda negara la in eju l&h u iigun Maia;ud aiituk
^eraluh ak ibat d a r i tindakannya i t u . i.k ibat yang d iw , ;■.-
u.udIwin adalah tidal* hr-nya r.icnyangkut tentang aupek j ^ - i -
d ic Da a Iran t e ta p i juga menyangkut acpek p o l i t i k .
Adanya pengakuan yang a ib er ik a n o leh suatu -
ra kepada negara l a i n , menurut hukuin in te rn a s io n a l akan
memberikan konsokwensi-konsekwensi hukum bagi kedua nega-
r a , a r t in y a bagi kedua belah piliak tirnbul hak-hak dan
kewa j itcm -k osa j ib a n . Hukum'internasional hanyalah nion,.^-
tur konsekwenai-koneekvvensi in te rn a s io n a l daripada
kuan akan t e t a p i sebaliknya t id a k mengatur konselover^i-
konsekwensi yang b e r s i fa t n a s ion a l. Pada dasrnya mak^u
daripada suatu pengakuan ia la h agar supaya negara yanw
d ia k u i dapat mengadakan hubungan yang b e r s i fa t intern?,:-
s i o n a l dengan negara yang menbakuinya
Pada-saris bosarnya terdapat Z t e o r i mengenui
ngakuan terhadap suatu negara; yang pertama adalah t e ^ r i
k o n s t i t u t i f , kemudian yang kedua adalah t e o r i d ek la ra t ir*
perbedaan d a r i kedua t e o r i tersebut te r le ta k pada aspek
pengakuan d i l ih a t d a r i s e g i lahirnya sebuah negara iiienva -
d i sebuah pribadi- in te r n a t io n a l , uienurut t e o r i k o n s t itu
t i f sobuah negara mempunyai kapasitas sebaga i p r ib a d i
in te r n a s io n a l hanya karena adanya pengakuan (recogn a tion )
19
^ S .A .lla k im , p p .c i t ? h # 18
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
20
d a r i negara l a i n , pendapat in i bany&k didukung o leh a l i -
ran p o s i t i v i s yang ekstr im . .^odangkan t e o r i yang kedua
cebuah pengakuan hanyalah b o r s i fa t d e k la r a t i f , yang i o i -
nya t ida l; la in adalah adanya pengakuan secara fo ru a l t e r -
hadap fa k ta - fa k ta yang t c la h ada* I 'e o r i yang kc-dua i n i
l e b ih b e r s i fa t r e a l i s t i s dan banyak dipraktekkan didalam
p en ye lesa ia n -p en ye lesa ia n in te r n a s io n a l , bahkan pongaku-
an d a r i .s u a tu mahk&mah in t e r n a s io n a l* ,
Pengakuan dapat dilakukan dengan dua ca r a , ya -tu
secara expressed dan im p lied , yang keduanya tersebut a i
bedakan atas ca ra pengungkapannya yang dilakukan o len
negara yang mengakui,
Pengakuan yang d ib er ik a n o leh masing-masing pihak
y a itu antara pemerintah Indonesia dengan Papua ;iu g in i,
t e r s i r a t dalam p e r ja n j ia n b i l a t e r a l tentang l in t a s b:. tas
yang d ibuat pada pertama kalinya se ja k Papua Nugini i . u -
p ero leh kemerdekaaiinya, y a itu pada tahun 1979. Pengakuan
i n i dimaksudk^n o leh masing-masing pihak untuk mempcrv-
leh a k ibat d a r i tindalcannya, y a itu yang menyaligkut a < t \Y.
p o l i t i k ataupun aspek y u r id is .
l a i Per.ian.1ian Perbatasan
Pada tanggal 17 deoeaiber 19V9 , d i Jakarta to.1*. ii
witandatange ni *.iuatu p er ja n jia n da^..r hie n^enai s -
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
21
an pengaturan perbatasan ol.eh M enteri Luar-M eggri Mochtar
Kusumaatmadja d a r i pihak In d on esia dan tfakil Perdana Men
t e r i merangkap M enteri Luar N egeri dan Perdagangan d a ri
pihak Papua Nugini y a itu N, Ebia O le w a le .^
Persetu juan dasar terseb u t menggantikan p ersetu
juan vang pernah ditandatangani o le h In d on esia dan Aus
t r a l ia (bertin d ak atas nama se n d ir i dan atas nama Papua-
Nugini) tentang Pengaturan-pengaturan A d m in istra tif P er-
batasan antara In d on esia dan Papua Nugini pada tanggal
13 nopember 1973.
Persetu juan Dasar tahun 1979 te rseb u t mencakup
antara la in : Pembentukan Komite Perbatasan Bersama (J o in
Border Committee ) termasuk Badan Penghubung, l in t a s b a - .
ta s bagi maksud-maEcsud t r a d is io n a l dan kebiasaan, masalah
keamanan k e r ja sama perbatasan, la lu l in t a s perdagangan ,
d i perbatasan menurut kebiasaan, pengangkutan dan perhu-
bungan kewarganegaraan, karan tina , pelayaran termasuk fa -
s i l i t a s n y a , perlindungan sumber-suxaber dfffa alam la in n y a .
P ersetu juan Dasar te rseb u t o le h In d on esia te la h
d i r a t i f ik a s i pada tanggal 12 jan u ari 1980 dengan Keputus-
an Presiden .■ no6 tahun I960 , dan Piagam R a tifik a s in y a
d itandatangani o le h Menkopolkam ( M enteri K oord in ator -
Bidang P o l i t ik dan Keamanan ) selaku m enteri lu a r n eg e r i-
^■^Epdutaafi Bes^r Port Moresby, ftp, c t t , h. 80
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
22
ad in terim pada tanggal 26 jan u a ri 1980.
Pihak Papua Nugini m e ra tif ik a s i p e r ja n jia n te r s e
but pada tanggal 26 Desember 1979, dan Piagam R a t if ik a
s in ya ditandatam gani o le h M enteri Luar N egeri dan Perda
gangan Toni I l a , pada tanggal 5 Februari 1980 se lan ju tn y^
pertukaran Piagam R a tifik a s in y a dilaksanakan d i P ort -
Moresby pada tanggal 6 Februari 1980 antara M enteri Luar
N egeri Papua N ugini, Toni I l a , dan Duta Besar RI d i Port
Moresby, B u sir i Suryo tfinoto. Sejak saat i t u berlakulah13Persetu juan Dasar mengenai Pengaturan Perbatasan i t u .
Namun demikian hubungan balk antara In don esia dan• i
Papua Nugini menjadi terganggu bahkan sempat menimbulkan
ketegangan , yang disebabkan o leh beberapa p e r is t iw a yanj
menyangkut perbatasan kedua negara pada awal 1984 ♦
Pertama banyaknya penduduk I r ia n Jaya yang m elin -
ta s ke w ilayah Papua Nugini karena hasutan dan ancaman
d a r i Qfcrakan Pengacau Keamanan-Organisasi Papua Merdeka
( GPK-OPM ) # S etelah te r ja d in y a in s id en pengibaran ben-
dera 0PM didepan gedung DPRD I r ia n Jaya d i Jayapura pa
da bulan Februari 1984. Para p e lin ta s batas i t u kem udir.
an ditampung o le h Pemerintah Papua Nugini d i tfest Sepik
15X bld ,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
23
dan Western P r o v in c e s .^
Adanya tuduhan bahwa pesawat terbang m ilik TKI-AU
te la h melanggar perbatasan dan masuk sejauh 20 km d a W
wilayah udara Papua Nttgini, y a itu m elin tas d ia ta s Pos -
pengawasari "Green R iv e r " , pemerintah Papua N ugini kemudi* ,
an menjatuhkan p ro te s keras kepada Pemerintah In d on esia
piada tanggal 29 Maret 1984 atas pelanggaran t e r s e b u t ,s e -
gera mengusir Atase Pertahanan RI d i P ort Moresby pada
tanggal 11 A p ril 1984. Pemerintah In d on esia membantah
dan menolak dengan tegas tuduhan yang tidak benar i t u .
Oleh karena fcfetegangan dalam hubungan antara Pe
m erintah Papua Nugini dengan In d on esia s e p e r t i terseb u t
d ia ta s raaka pada tahun 1984 dengan berdasar pada P erse -
tujuan Dasar 1979, diadakan pertemuan masalah perbatasan
Indonesia-P apua N ugini, yang menghasilkan piagam Memo
randum o f U nderstanding yang ditandatangani o le h Soedhar-%
mono selaku Ketua D e leg a si In d on es ia dan P au lias Mataie
selaku Ketua D elegasi Papua Nugini pada tanggal 23 J u l i -
1 98 4 .14
Memoiwidum i t u b e r i s i ;
a. pengaturan pelaksanaan l in t a s batas yang t r a d is io -
na l ( j o in t d ir e c t iv e and g u id e lin e s f o r the implementa-
■^"RI-PNG Tandatangani Memorandum o f Understandin g " , Surabaya P qat. 23 J u l i 1984, h. 1.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
t io n o f the s p e c ia l arrangement fo r t r a d it io n a l and
Customary C rossin gs ) .
Dalam hal in i d i r in c i seca ra je la s mengenai f o r
mat bentuk dokumen yang te la h d isep a k a ti bersama sebaf> -
pas l in t a s batas , penggunaannya s e r ta cara permohonannra
B egitu juga mengenai s i f a t d a r i kunjungan l in t a s b&tas
d idaerah b ir d e r area terseb u t yang semata-mata b e r s i fa t
tem porer dan tidak untuk bermukim, m o t if l in t a s batas
semata-mata juga atas dasar kepentingan t r a d is i dan bo- '■
biasaan (custom ary v i s i t ) s a ja t antara la in untuk ke
pentingan t r a d is io n a l hunting, berkebun atau b erla d a n j,
penangkapan ikan upacara perkawinan, kematian dan seba-
gainva.
L in tas batai3 d isepan jan g border are* sebelah * .
menyebelah daerah In d on esia dan Papua Nugini d idasarktii
pada t r a d is i vang te la h turun temurun dengan pangkal t o -
la k bahwa mereka bera sa l d a ri satu rumpun keluarga . Na
mun demikian d ikenal satu praktek kunjungan yang te lah
berlangsung lama dan d iseb u t sebagai kunjungan kebiasu.-
an y a itu antara flavapura dengan Vanimo ( Papua'Nugini )
kunjungan kebiasaan d a r i Jayapura ke Vanimo te rseb u t d i -
a tu r khusus karena sebenarnya dua kota i n i t id a k la g i
dapat d iseb u t sebagai border area karena le ta k n ya sud^K
d i lu a r kecamatan-kecamatan perbatasan. Bagi penduduk
24
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
25
Vanimo atau Jayapura yang akftn melakukan kunjungan k eb i -
asaan in i d ia tu r sebagai b e r ik u t :
Penduduk warganegara Papua Nugini d i Vanimo d ib e -
rikan semacam pas l in t a s atau ja la n o le h kantor D eparts-
men Luar N egeri dan Perdagangan Papua N ugini, mereka t i
dak d iberik an paspor melainkan cukup I d e n t it y Card sebc*-
g a i pas l in t a s batas . Penduduk war negara In d on esia dx -
Jayapura yang bermaksud ke Vanimo diw ajibkan mengajukan
permohonan m ela lu i Bupati Jayapura atau S ek re ta r is Uru^t-
an Perbatasan.
S ete lah mendapat rekomendasi d a ri Bupati, mereka
datang ke Kantor Im ig ra s i Jayapura, kepada mereka d ib e
rikan Surat Perjalanan Laksana Paspor yang berlaku untui
satu k a l i pemakaian, dengan dibubuhi E x it Permit ( tano..*-
keberangteatan ke lu a r n eg er i ) . Kemudian kedua be la h p i -
hak akan s a lin g mengirimkan d a fta r orang-orang yang aka.
berkunjung ke Vanimo atau ke Jayapura m ela lu i t e le x , s e -
belum orang-orang te rseb u t berangkat. Kunjungan kebias^
an Vanimo-Jayapura i n i tidak berlaku bagi penduduk yan^
bukan b e rd o m is ili d i Jayapura ataupun Vanimo. Untuk ku.i-
jungan kebiasaan Vanimo-Jayapura i n i , bagi pemegang su -
j a t perja lanan laksana paspor Cfiplp) warga negara In. -
d on esia tidak dikenakan pembayaran f is k a l lu a r n e g e r i,
Dengan ada^va'fcetentuan yang d ia tu r dalam Memo-
N H L I Kpehpustakaam
"UNIVERSITAS A U U A M jOA"S U K A B A Y A
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
26
randum o f Understanding, raaka b e r a r t i pu la memberikan
kemudahan kepada penduduk ked&a negara untuk raelakukan
l in t a s batas karena adanya b ir o k r a s i yang sangat seder •=
hana sehingga memudahkan pula bagi para petugas untuk c-e-
lakukan l in t a s b a ta s , ja d i setidaknya dapat mencegah me-
reka yang melakukan pelanggaran.
b. merabentuk Sub.^Komite Koraunikasi perbatasan ( e s ta
b l is h in g a jo in t te ch n ica l sub- committe on border c o -15mmunication ) .
Sub komite in i melaksanakan pertemuan seca ra p er io d ik
sedabg maksud dan tujuannya adalah m elakukan!:evaluasi pe-
laksanaan p e r ja n jia n daaar 1979 untuk suatu p eriod e ter-;* i
ten tu , memecahkan secar.a'miiflyawarah masalah-masalah yanu,
d ialam i atau diketemukan dalam pelaksanaan p e r ja n jia n ,
s e p e r t i l in t a e batas t r a d is io n a l dan sebagainya. S a lin g
memberikan in forroasi antara kedua pemerintah (RI-PNG) ,
memberikan in form a si ke tin g k a t pusat (m asing-m asing -
pemerintah ) a tas h a s i l pertemuan kedua team komite t e r
sebu t.
■^'Menyusuri Perbatasan Rl-Papua N ugini” , Media K eluarga Im ig ra q i. Jfinuari, 1984, h. 8.
l6 I b ld . h. 9.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
27
3. K oord ln asl Pengavasan Atas Wilayah Perbatasan
Perbatasan merupakan p intu gerbang suatu negara,
s e t ia p orang yang masuk p in tu gerbang In d on esia , d a ri
manapun asalnya tentu membawa kemungkinan bermacam- ma-
cam disam ping membawa berbagai je n is wabah pen yakit, bu
lk yang berbahaya bagi hewan atau manusia, tidak jarang
pu la kemungkinan membawa barang-barang selundupan,
Untuk dapat m engatasi masalah-masalah yang timbux
d i w ilayah perbatasan , p erlu adanya k e r ja sama yang baik
dengan berbaga i in s ta n s i , hal in i dimaksudkan untuk mtsnja-
ga 8 t a b i l i t a s n a s io n a l, mengingat a k h ir -a k h ir in i upaya
penyelundupan barang-barang impor dengan cara e s t a fe t
untuk d ia n ta r pulaukan tidak: sa ja volume dan n ila in y a
n a ik , akan te ta p i lok a s in y a yang sem ula^terpusat d i p e r -
a iran Riau sekarang mulai menyebar ke daerah perbatasan
In d on es ia bagian tiraur, terutama d i wilayah perbatasan
I r ia n Jaya. Oleh aebab i t u betapa pentingnya k e r ja sama
antar in s ta n s i d i w ilayah perbatasan dalam menanggulangi
berbagai masalah yang tim bul didalam melaksanakan penga-
wasan atas w ilayah perbatasan, Apabila dilakukan in v e n ta -
r i s a s i maka stru k tu r pelaksanaannya t e r d i r i d a r i ;
a. Departemen Pertahanan Dan K earn an an
1. TNI-AD
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
28
2. BDLRI
b.Departemen Kehakiman
1 . D irek tora t Jenderal Im ig ra s i
c.Departemen Luar N egeri
d.Departemen Dalam Negeri
1 . D irek tora t Jenderal Bea Dan Cukai17 *
jf. Departemen Kesehatan.
*jPengawasan terhadap orang-orang yang m elin tas i t u
harus dilakukan o le h im ig ra s i , namun demikian raelihat
medannya yang b era t maka, tanpa bantuan d a r i pamong p ra ja
dan in s ta n s i m i l i t e r yang berkedudukan didaerah perbatas
an, s e r ta anggota k e p o lis ia n yang se r in g k a l i mengadakan
p a t r o l i d idaerah perbatasan , agar maksud d a ri orang-orang
yang in g in masuk secara i l e g a l dapat d ih a la n g i, Dengan
demikian keterpaduan seg a la in s ta n s i pemerintah untuk
memberantas penyelundupan d a r i orang-orang yang tidak jl
bertanggung jawab dapat berhaail# Oleh sebab i t u dalam
rangka pelaksaaaan p e r ja n jia n te rse b u t, maka pemerintah
In d on esia dan Papua Nugini membentuk suatu sub komite1 ftpenghubung perbatasan.
Hari Purwanto, "P os-p os Im ig ra s i Perbatasan R I- Papua Nugini d i I r ia n Jaya'1, Pintu Gerbang. n o .3 t h .I I , Pebruari 1984 ,h .4.
18I b ld . h „5 .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
29
4. Pelanggaran-pelanggaran y ang Timbul S erta P en yele-
saiannra
I n te n s ita s p erlin ta sa n manusia d i w ilayah perba-
tasan d ira sa cukup t in g g i , akan td ta p i tidak merata d i -
sepanjang perbatasan, Pada saat in i penduduk I r ia n Ja
ya yang berada d i b order area j ik a hendak berkunjung ke-
w ilayah Papua Nugini atau seb a lik n ya , cukup d iberikan
su rat atau pas l in t a s ja la n d a r i kepala desa atau camat
setem pat untuk In d on esia dan cencus d iv is io n untuk Papua
N ugin i, hal in i te la h d isep a k a ti bersama sebagai pas -
l in t a s batas dalam p e r ja n jia n perbatasan In d on esia dan
Papua N ugini. Pas l in t a s batas in i hanya berlaku untuk19kunjungan d i border area sa ja .
Meskipun form at bentuk dokumen yang te la h d is e
pakati bersam sebagai pas l in t a s b a ta s , ca ra permohon-
annya te la h d ibu at sesederhana mungkin, namun demikian
raasih banyak para p e lin ta s batas yang tidak d is e r t a i de
ngan su rat keterangan apapun sehingga mereka in i d ian g -
gap melakukan pelanggaran. Terhadap mereka in i biasanya
d isuruh raeninggalkan border area untuk pulang kenegara
asalnya. Akan te ta p i bagi mereka yang te la h mempunyai
19m a .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
30
e u r a t / pas l in t a s batas yang hanya berl'aku untuk kawasun
b ord er area s a ja , j ik a mereka melakukan pelanggaran ,
y a itu mereka berkun^ung tidak hanya d i border area sa ja
kadang-kadang sampai ke Jayapura, raaka a p a b ila mereka
tertangkap o le h petugas im ig ra s i yang b ek er ja sama de
ngan pihak k e p o lis ia n , terhadap mereka in i akan ditahan
d ik a ra n tin a im ig ra s i selama 3 bulan, berdasarkan ordonun
s i I z in Masuk p»aa l 11 a, s e te la h i t u mereka diserahkan
kerabali kekedutaannya / kon su lat untuk dipulangkan ke -jy\
negara asalnya.
O rang-orang Papua Nugini yang berada d i IriaiirJa^ci
pada umumnya s u l i t dibedakan, karena mereka mempunyai
persamaan warna k u l i t , kadang-kadang ada juga yang samu
bahasanya, seh ingga sukar mengetahui ba g i para pfcugas
apakah mereka datang seca ra i l e g a l atau le g a l . Namun. de
mikian adalah merupakan tugas dan tanggung jawab para pe-
tugas untuk raemantau dan mengawasi oran g-oran g asing y a ^
berada d i w ilayah In d on esia dalam rangkaikut s e r ta menju-
mia keteatraman dan s t a b i l i t a s n a s io n a l.
5. Penyelesalan Spngketa Wilayah Perbatasan
Salah satu unsur e se n s ia l negara adalah wilayah
^ I b ld . h. 6
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
31
te r te n tu dimana berlaku hukum negara la in , dalam b a ta s -
batas w ilayah in i kekuasaan t e r t in g g i berada ditangan
negara- Hal in i merupakan konsep kedaulatan t e r r i t o r i
a l y a itu bahwa dalam w ilayah i t u negara menjalankan ju -
r i s d ik s i atas orang dan benda.
Perkerabangan negara-negara beberapa waktu te ra -
k h ir in i dan perkembangan hukum in te r n a s io n a l , te la h &e-
netapkan asas kom petensi ek sk lu sip d a r i negara mengenai
wilayahnya s e n d ir i sedemikian rupa sehingga menjadikan
asas i t u sebagai pokok pangkal untuk m enyelesaikan hai~-
p i r semua persoalan tentang hubungan in e tr n a s io n a l,
Perbatasan merupakan salah satu m an ifesta si pea-, i
t in g dalam kedaulatan t e r r i t o r i a l suatu negara, perba-*
tasan dapat d iak u i dengan tegas dalam tra k ta t atau umuL.
d iak u i tanpa pernyataan secara teg a s , perbatasan bukan
hanya suatu g a r is im aginer d ia ta s permukaan bumi m ela in -
kan adalah suatu g a r is yang memisahkan satu daerah d a r i21daerah la in n ya .
Sebuah negara haruslah punya satu batas yang j e -
la seh ingga dapat' d itentukan dengan je la s pula pada wi
layah mana kedaulatan negara tersebu t dapat dilakukan
PISuwardi W iriatm adja, Pengantar Hubungan In te r - n a s io n a l. Pustaka T in ta Mas, Surabaya, h. 13.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
32
banyak wilayah daripada negara yang ca ra pembatasannya
ditentukan o le h p e r ja n jia n in te r n a s io n a l, khususnya per
ja n jia n perdamaian.
S ecara g a r is besar b a ta s -b a ta s sebuah negara d i -
ten tuk an o le h kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dan bah-
kan Joga o le h penduduk yang mendiami w ilayah te rseb u t,
banyak w ilayah -w ilayah negara yang secara resmi tidak
tefrfcuang dalam sebuah dokuraen yang punya kekuatan hukuk.
Karena p roses perkembangan maka d ib u a tla h p e r ja n jia n pe .'-
ja n jia n antara negara yang berdekatan tentang batas b^-
tas w ilayah mereka secara p a s t i . Didalam menunjuk ba
tas batas sebuah wilayah se r in g k a l i dipertim bangkan
ba ik fa k to r alam budaya maupun bahasa d a r i mereka yangj >
bertem pat t in g g a l did& #rah 'perbatasan w ilayah te rseb u t.
B atas-batas suatu negara dapat b e r s i fa t alami
atau buatan, pada umumnya batas d ia n ta ra negara d ite n tu -
kan seca ra terang dan teg a s , meskipun b e g itu masih ad-*
ju ga perbatasan-perbatasan yang belnm d itetap kan . Tun-
tutan tuntutan atau cla im yang masih meragukan dan B a
l in g bertentangan terhadap beberapa daerah dapat merup^
kan suaabor p e rs e lis ih a n dan pertentangan d ia n ta ra negar-t
negara j ik a daerah-daerah terseb u t pen tin g a rt in y a k a re -
22Ib ld . h. 15.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
33
na adanya suatu tambang te r te n tu atau h a l-h a l la in yan
berkaitan dengan s t r a te g i dan keamanan suatu negara.
Masalah perbatasan dapat menimbulkan ketegangan
dan p e r s e lis ih a n , s e p e r t i halnya p e ro e lis ih a n mengenai
wilavah perbatasan d ia n ta ra Korea Utara dan Korea S e la -
tan, antara I s r a e l dan beberapa negara Arab, dan seba- 2^gainya. '
Perbatasan negara yanf; d itetapkan dalam p e r ja n jia n
p e r ja n jia n se te la h Perang Dunia I didasarkan pada pertim -
bangan pertimbangan aihn ifl^m eskipun dalam beberapa hal
pertim bangan-pertim bangan h is t o r is dan s t r a te g i yang l e -
b ih d ipentingkan .
S ete lah perang Dunia I I masalah perbatasan yang
d itetapkan dalam p e r ja n jia n perdamaian le b ih m enitik be-
ratkan pada fa k to r - fa k to r p o l i t i k dan s t r a t e g is daripa
da fctaa fa k to r - fa k to r e t h n is .2^
Perbatasan w ilayah In d on esia dengan Papua Nugini
le b ih m enitikberatkan pada fa k to r - fa k to r p o l i t i k dan s t r -
te g i daripada fa k to r - fa k to r e th n is , dengan t i t i k pemba-
g i wilavahlkecam atan perbatasan sebagai pembagi antara
w ilayah I r ia n sebelah barat dengan sebelah timur.
23I b ld .
24I b id , h. 17.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
34
Timbulnva sengketa mengenai perbatasan .b iasanyu
s e la lu b e r la n ju t pada p e rs e lis ih a n b e rse n ja ta yang me
rupakan embriyo k o n fl ik daripada perang. Untuk menga-
ta s i euatu.isengketa yang tim bul sebaiknya d ise le sa ik a n
dengan ja la n damai, agar tidak banyak menimbulkan k or-
ban.
Penyelesaian sengketa dengan ja la n damai, biasu.-
nya d id a h u lu i dengan suatu perundingan-perundingan un
tuk mendapatkan kesepakatan bersama sebagai ja la n k e lu -
arnya. A pabila tidak b is a didapatkan kesepakatan bias-*-
nya ditempuh dengan suatu proses penengahan sengketa d e
ngan merabentukkomisi penemu tak ta sengketa ( f a c t f in
d in g com iss ion ) yang d ise b u t sebagai enqu iry . J ik a pi.-
hak k e t ig a menawarkan bantuan yang b e r is i form ula ja la n
keluarnya, seh ingga dalam hal in i pihak te rseb u t ik u t
a k t i f dalam perundingan dengan menyiapkan bah an pembi
caraan, pen yelesa ian i n i d iseb u t m ediation ..
Proses pen yelesa ian sengketa yang teru s d iupaya-
kan a p a b ila tidak mendapatkan ja la n keluarnya maka, b i -
asanya Dewan Keamanan campur tangan j ik a menampakkan
adanya bahaya ( berdasarkan pasal 54 Piagam P erserik a -
tan Bangsa-banfcsa ) .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
35
Pada kenvataannya a p a b ila te la h ditempuh berbagai
cara t id ak didapatkan ja la n , maka penyelesaian tera k h ir
diserahkan pada para pihak untuk menentukan ja la n kelu<*r
nya, Sengketa vang tidak dapat d ise le s a ik a n m ela lu i ja -v
lan damai s e p e r t i yang t e r te r a dalam pasal 35 ayat 1
piagam PBB, b i l a kedua belah pihak atau sa lah satu pihak
te ta p in g in menang, maka akan teru s t e r ja d i perang atau
k o n fl ik b e rse n ja ta hingga ditemukan suatu kesepakatan
bersama sampai batasan waktu yang tidak dapat ditentukan*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
BAB IV
KE SIM PUL AN DAN SARAN
A. KE3XMPULAN
1. Perubahan kekuasaan yang t e r ja d i atas w ilayah I r ia n
Barat vang kemudian d ik en a l dengan nama I r ia n Jaya,
adalah merupakan suatu perjuangan bangsa In don esia
untuk merebut leembali w ilayah I r ia n Jaya kedalam wi
layah kedaulatan In d on esia , vang d ise le s a ib a n den gar.
ja la n damai m ela lu i perundingan se te la h gagal melal*^
penentuan pendapat rakyat ( pepera ) dan atas ja sa
baik P erserikatan Ban gea;-bangs a. *
2. T erjad in ya perubahan kekuasaan atas w ilayah Ir ia n
Timur yang se la n ju tn va d ikena l dengan nama Papua
Nugini adalah ak ibat peraberian kemerdekaan o le h Aus
t r a l ia sebagai negara kesemakmuran In g g r is .
3. Perbatasan sebagai sa lah satu m a n ifesta s i penting
dalam kedaulatan t e r r i t o r i a l suatu negara, se r in g . ,
menimbulkan suatu masalah apabfela tidak d iberik an
pengawasan yang cukup kuat, antara la in sebagai Ja-
lu r penyelundupan, sebagai terobosaa im igran gelap
s e r ta penyebaran paham-paham vang bertentangun de
ngan id e o lo g i negara R It terhadap penduduk d is e k i t a /
w ilayah perbatasan, sehingga akan berak ibat govahn
36
4
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
37
s t a b i l i t a s keamanan dan k e tertib a n dalam n e g e r i.
4. Pengakuan kedaulatan yang d iberik a n o le h masing ma-
s in g pihak y a itu In d on esia dengan Papua Nugini d i -
maksudkan untuk memperoleh ak ibat d a r i tindakannya,
baik yang menvangkut aspek ju r id i s maupun aspek po
l i t i k . Pengakuan dapat dilakukan dengan dua cara
y a itu dengan ca ra expressed recog n a tion dan im plied
recog n a tion yang keduanya dibedakan atas pengungkap-
annya, sedangkan t e o r i pengakuan pada g a r is besarn^u.
ada dua t e o r i v a itu t e o r i k o n s t i t u t i f dan t e o r i d e -
k l a r a t i f , perbedaanya d a r i dua t e o r i i n i te r le ta k
pada aspek pengakuan d i l ih a t d a r i se g i la h irn y a s e -
buah negara menjadi sebuah p r ib a d i in te rn a s io n a l.
5. P S rjan jian perbatasan yang d ibu at o le h pemerintah
In d on esia dan Papua Nugini dimaksudkan untuk membu-
at kesepakatan dalam menentukan form at bentuk doku-
men sebagai pag lin t 'a s batas yang berbeda dengan
yang te la h ada y a itu yang berlaku seca ra in te r n a s io - -
n a l.
6 . K oord in asi pengawasan vang dilakukan terhadap w ila
yah perbatasan, dimaksudkan untuk memudahkan para p e -
tugas dalam menanggulangi para penyelundup ^taupun
im igran ge la p .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
38
7. Pelanggaran yangitim bul d ise le sa ik a n raelalui prosedu.*
yang te la h ada dan merupakan suatu kebiasaan in t e r n - -
e io n a l.
8, Sengketa-sengketa yang timbul tentang w ilayah perba-
taaan, sebaiknya d ise le sa ik a n dengan ja la n damai se^
p e r t i yang tercantum dalkrn pasal 33 pigam P e r s e r ik a --
tan B*ngsa-bangsa.
B. -5-ARAN -
1 . P erlu diadakan penambahan juralah petugas d i wilayah
perbatasan, agar dapat melakukan pengawasan terhadap
para p e lin ta s batas .
2. Agar le b ih d itin gkatkan hubungan baik dengan m elalui
pendekatan s e r ta k e r ja sama d ib id a n g perdagangan ini
sa lnva ataupun d ib id a n g budaya, sehingga j ik a terj<*-
d i sengketa akan dapat d ise le sa ik a n dengan ja la n dar-,
mai setidaknya , karena sebelumnya te la h t e r ja l in hu
bungan ba ik .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
39
DAFTAR BACAAN
Hakim, S. A ., Hukum In te r n a s io n a l. ___________ .» J a k a rt-,1983.
Hari Purwanto, P os-pos Im igra s i Perbatasan Rl-Papua Nu Nugini d i I r ia n Jaya, Plntu Gerbang . n o .3 th I I , F ebru ari, 1984. .
J .L is s it z v n O liv e r , In te rn a t io n a l Law /Today And Tomorrc^ Ocean P u b lica t io n s , New York, 1965.
, Kedutaan Besar RI Port Moresby, Lapp ran Tahunan 1979-1980, P ort Moresby, 1980.-
___________ , Menyusuri Perbatasan RI-Papua N ugini, MediaK eluarga Im ig r a s i . Januari, 1984.
RT-Papua Nugini Tandatangani Memorandum o f U nderstanding, Surabaya P o s t , 23 J u li 1984.
S oehard i, Hukum In te rn a s io n a l Dan E x is te n s ia l Bangsa. K a n is iu s , 1960.
S tark e, Pengantar Hukum In te r n a s io n a l. Terjemahan I s j a wara, Alumni, Bandung, 1972,
Suwardi W iriatm adja, Pengantar Hubungan In te r n a s io n a l, Pustaka T in ta Mas, Surabaya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
BASIC AGREEMENT between the
G0V3*:RNMENT OP THE REPUBLIC OF INDONESIAand the
GOVERNMENT OF PAPUA NEW GUINEA on
BORDER ARRANGEMENTS
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA and THE GOVERNMENT OF PAPUA NEW GUINEA,
NOTING the provisions of the Agreement dated the 13th day of November one thousand nine hundred and s-venty-three and in particular Article 13 which called for a review of the Agreement upon the expiration of five years from the date of ratification;
DETERMINED to further foster co-operation, goodwill and understanding between the two countries and to co-operate in the administration and development of the Border Area for the mutual benefit of their peoples.
RECOGNISING the need to replace the said Agreement dated the 13th day of November one thousand nine hundred and seventy-three with a new Agreement;
As good neighbours and in a spirit of friendship and co-operation;
HAVE AGREED as follows:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
ARTICLE 1
THE BORDER AREA
The Border Area shall consist of theKecamatan-kecamatan Perbatasan within theRepublic of Indonesia and the Census Divisionswithin Papua New Guinea, in respect of which
i 1the border forms part of their boundaries*
The Border Area may be varied from time to time by an exchange of letters and maps after mutual consultations.
For the purposes of implementation of paragraph 1 of this Article, the two Governments shall consult and each make the necessary arrangements for the mapping, by a mutually agreed method, of that part of the Border Area on their respective sides of the border.
ARTICLE 2
JOINT BORDER COMMITTEE AND CONSULTATION
There shall be established a Joint Border Committee consisting of senior officials of both Governments.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
The Committee shall formulate guidelines and procedures for the effective implementation of this Agreement,
Members of the Committee shall, as appropriate, advise and make recommendations to the'ir respective Governments on all matters, procedures and arrangements relating to the implementation of this Agreement and to the development and review of border co-operation. The Committee shall meet at least once a year, and additionally as and when necessary, upon request by either Government. The venue for such meetings shall be by rotation in each country.
The two Governments may, if required, consult each other concerning the implementation and operation of this Article.
ARTICLE 3
LIAISON ARRANGEMENTS
To assist i he Joint Border Committee, liaison at appropriate levels on matters of mutual concern relating to the administration of the border shall be established. Arrangements shall be made for regulating the functions and working procedures for each level of liaison.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
Unless otherwise agreed, there shall be established;
(a) a level of primary liaison, as is appropriate in each case, between officials from Jakarta and Irian Jaya and officials from Port Moresby and the We-, tern and West Sepik Provinces, meeting at intervals not exceeding two months; and
(b) a level of secondary liaison between officials of the Kabupaten or Kecamatan in Irian Jaya and their counterparts of the Districts in Papua New Guinea.
The main purposes of primary level liaison meetings and secondary level liaison meetings shall be as follows:
(a) for primary level liaison meetings:
(i) to exchange information on all developments in the Border Area which are of mutual interest to both Governments;
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
(ii) to devise, amend or establish arrangements to facilitate the practical operation, particularly at local and district levels, of the provisions of this Agreement; and
Ciii) to ensure that both Governments,through the Joint Border Committee, are kept informed of developments of significance relating to the Border Area and that their attention is drawn to any matters which may require consultation in accordance with this Agreement;
(b) for secondary level liaison meetings, to consider local technical or development matters affecting border communities, and to implement at the local level, when und where necessary, arrangements approved at the primary level of liaison.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
ARTICLE 4
BORDER CROSSINGS FOR, TRADITIONAL AND CUSTOMARYPURPOSES
The traditional and customary practices of the peoples, who reside in the Border Area and are citizens of the country concerned, of crossing the border for traditional activities within the Border Area, such as social contacts and ceremonies including marriage, gardening and other land usage, collecting, hunting, fishing and other usage of waters, and customary bbrder trade are recognised and shall continue to be respected.
Such border crossings based on tradition and custom shall be subject to special arrangements, and normal immigration and other requirements shall not apply.
The special arrangements shall be formulated on the principle that such crossings shall be only temporary in character and not for the purpose of resettlement.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
ARTICLE 5
CROSS BORDER RIGHTS TO LAND AND WATER
The traditional rights enjoyed by the citizens of one country who reside in the Border Area within that country -
(.a) in relation to land in the Border Area within the other country; or
(b) for the purposes of farming, hunting, fishing or other usages of land, seas or waters in the Border Area within the other country,
shall be respected, and the other country shall permit the exercise of those rights, subject to its laws and regulations, on the same conditions as apply to its <;wn citizens.
The rights referred to in Paragraph 1 shall be exercised by the persons concerned without settling permanently on that side of the border unless such persons obtain permission to eijiter the other country for residence in accordance with the immigration lav/s and procedures of that country.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
ARTICLE 6
SETTLEMENT
It shall be an agreed objective of both Governments to discourage the future construction of villages or other permanent dwellings, except as approved by'.eithor Government, within a five kilometer zone on either side of the border.
ARTICLE 7
BORDER CROSSING FOR N0N-TRADIT10NAL AND NOISI-CUSTOMARY PURPOSES
1. The crossing of the border by persons not falling under the provisions of Article 4 of this Agreement is to take place through designated points of entry and in accordance with the normal laws and regulations relating to entry. Designated points of entry shall be as agreed from time to time byan Exchange of Letters after consultations.
2. Information shall be exchanged with inspect to the migration laws and policies operating on each side of the border to maintain more effective control of the Border Area.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
Persons who cross the border other than in accordance with the practices recognised by Article 4 of this Agreement or the normal laws and regulations relating to entry shall be treated as illegal inimigrants.
In administering its laws and policies relating to the entry of persons into its territory across the border, each Government shall act in a spirit of friendship and good neighbourline bearing in mind relevant principles of international law and established international practices and the importance of discouraging the use of border crossing for the purpose of evading justice and the use of its territory in a manner inconsistent with any provision of this Agreement. Each Government shall also take into account, where appropriate, the desirability of exchanging information■and' holding consultations with the other.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
ARTICLE 8
SECURITY
In a spirit of goodwill and mutual understanding and in order to maintain and strengthen the existing good neighbourly and friendly relations, the two Governments shall continue to actively co-operate with one another in order to prevent the use of their respective territories in or in the vicinity of the Border Area as sanctuary, staging areas, bases or routes for any kind of hostile or illegal activities against the other. To this end, each Government shall maintain its own procedures of notification and control.
The two Governments shall keep each other informed and where appropriate consult as to developments in or in the vicinity of the Border Areas, which are relevant to their security.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
ARTICLE 9
BORDER CO-OPERATION
In the event of natural disasters or major accidents in the Bordet Area, the two Governmen shall establish close contacts with one another and shall render all possible assistance, particularly in, search and rescue operations.
ARTICLE 10
CUSTOMARY BORDER TRADE
The two Governments shall make arrangements to facilitate the continuation of customary cross-border trade by the inhabitants of the Border Area.
In making such arrangements the two Governments shall be mindful of the following limitations:
(a) that such arrangements shall only apply to Papua New Guinea and Indonesian citizens who traditionally live in the Border Area; and
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
(.b) that the cross-border trade* be of a traditional nature and conducted in order to satisfy the needs of the people in the Border Area; and
Cc) that the goods traded are not prohibited by either Government.
ARTICLE 11
TRANSPORT AND COMMUNICATION
The two Governments shall consider, in accordance with the normal procedures and practices:
(a) The continuation of the operation of the existing direct trans-border telecommunication link for border-liaison purposes ?
(b) Aeronautical communication between the Air Traffic Service Units of the two countries relating to international flights
(c) Radio frequency co-ordination crossing trans-border areas; and
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
(d) Matters relating to the improvement of communication system and direct trans-border transport.
ARTICLE 12
CITIZENSHIPI
The desirability is recognised of having a regular♦
exchange of relevant information regarding laws and regulations on nationality and citizenship and the two Governments shall, if either so requests, consult each other on any problem being encountered in relation thereto.
ARTICLE 13
QUARANTINE
1. The co-operation already existing in the fieldof health and quarantine, including mutual visits of officials and exchange of information and periodical reports, shall be continued and developed.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
In the case of an outbreak or spread of an epidemic in the'Border Area, quarantine and health restrictions on movement across the border may be imposed, notwithstanding Article 4 of this Agreement.
ARTICLE 14
NAVIGATION AND THE PROVISION OF NAVIGATIONALFACILITIES
Nationals pf either country or vessels registered in either country may navigate freely throughout the boundary waters of the Fly River Bulge and the two Governments shall make arrangements for the provision of navigational facilities in the said waters.
Where, for the purposes of a national development• iproject, either Government requires a right of
transit navigation between two points in its territory, through ^ river in the territory of the other country, then the two Governments recognise that such a right may be exercised in accordance with terms and conditions to be determined by them, according to the individual requirements of that project.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
ARTICLE'1 5
MAJOR DEVELOPMENT OF NATURAL_RESOURCES
The two Governments, recognising the need which either Government may have to develop, for the benefit of its people generally, any naturally occurring resources in an area adjacent to., or in close proximity to, the border agree to keep each other informed, either,by consultation or through their respective representatives on the Joint Border Committee, as to particulars of such developments or proposed developments.
The two Governments further recognise the need which may arise from time to time for them to co-operate in order to formalise mutually satisfactory arrangements which will assist in facilitating the establishment and continued operation of such developments in either country, in a manner consistent with the provisions of this Agreement.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
3. Having regard to the provisions of this Article, the two Governments recognise in particular the Ok Tedi Mining Project as being such a major development and agree to consult as appropriate, at the requestof either Government, on any matter of concern relating to that development.
4. if any single accumulation of liquid hydrocarbons of natural gas, or if any other mineral deposit on land or subsoil thereof, extends across the border, and the parts of such accumulation or deposit that is situated on one side of the border is recoverable wholly or in part from the other side of the border, the two Governments will seek to reach agreement on the manner in which the accumulation or deposit shall be most effectively exploited and on the equitable sharing of the benefits derived from such exploitation.
ARTICLE 16
PROTECTION OF THE EN/XHONMBNT
When mining, industrial, forestry, agricultural or other projects are carried out in areas adjacent to, or in close proximity to, the border, the Government responsible for such development shall ensure that all necessary precautionary measures are taken to prevent or control pollution of the environment across the border.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
UTILISAT 10N AND CONSERVATION OF NATURAL RESOURCES
The two Governments shall, as appropriate and at the request of either Government, consult each other on matters regarding the utilisation and conservation of such natural resources as fresh water and forest resources (.including wildlife) in areas adjacent to, or in close proximity to, the border, with a view to preventing the adverse effects which might arise from the exploitation of such resources.
ARTICLE 18
PROMOTION OF THE AGREEMENT
The two Governments shall promote amongst their people, particularly those in the Border Area, an
, Iunderstanding of the Agreement in order to develop a stable and harmonious border regime, reflecting the good-neighbourly relations between the two countries.
A R T !C L E _ 1 9
CONSULTAT IO N AND REVIEW
1. The two Governments shall, if so required,consult each other on the implementation,
♦ ,operation and scope of this Agreement.
ARTICLE 17
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI
This Agreement may bn reviewed upon the expiration of each five year period beginning from the date of the exchange of the instruments of ratification.
The members of the Joint li order Committee may make recommendations to their respective Governments on any mutters concerning border arrangements, not specifically regulated by this Agreement.
ARTICLE 20
SIGNATURE AND RATIFICATION
This Agreement is subject to ratification in accordance with the constitutional requirements of each country, and shall enter into f'^rce on the day on which the instruments of ratification are exchanged.
On the day this Agreement enters into force,it replaces the Agreement between theGovernment of Indonesia and the Governmentof Australia (acting on Its c-v/n behalf andon behalf of the Government of Papua New Cui rvt**) ,
,concerning Administrative Border Arrangements as to the border between Papua New Guinea a-d Indonesia, dated the 13th day of November one thousand nine hundred and .seventy-three.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi PERJANJIAN BILATERAL ANTARA PEMERINTAH Rl-PAPUA NUGINI TENTANG PENGATURAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA SUATU TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL
SRI MULYANI