Periodontal Abses Dan Nekrotik

28
MAKALAH PERIODONTOLOGI Penyakit Periodontal Nekrotik & Periodontal Abses Kelas : B Kelompok : 2 Kartika Larasati 2008-11- 079 Kartika Wulandari 2008-11- 080 Khayunda Tiara 2008-11- 081 Lady Andrea 2008-11- 082 Lia Khairunnisa 2008-11- 083 Linda Wibi Sri Handayani 2008- 11-084 Lirgaty Wideaztyarini Al Fatah 2008-11- 085 M. Adityo Imam 2008-11- 086 Maesa Uswa Eastyqoma 2008-11- 087 Marsha Rindu Ckinthana 2008-11- 088 Marha Shabrina 2008-11- 089

Transcript of Periodontal Abses Dan Nekrotik

Page 1: Periodontal Abses Dan Nekrotik

MAKALAH PERIODONTOLOGI

Penyakit Periodontal Nekrotik & Periodontal Abses

Kelas : B

Kelompok : 2

Kartika Larasati 2008-11-079Kartika Wulandari 2008-11-080Khayunda Tiara 2008-11-081Lady Andrea 2008-11-082Lia Khairunnisa 2008-11-083Linda Wibi Sri Handayani 2008-11-084Lirgaty Wideaztyarini Al Fatah 2008-11-085M. Adityo Imam 2008-11-086Maesa Uswa Eastyqoma 2008-11-087Marsha Rindu Ckinthana 2008-11-088Marha Shabrina 2008-11-089Mega Prawita Sari 2008-11-090

Melisa 2008-11-091Mettasari Puspa Wardoyo 2008-11-092Miranti 2008-11-094Mita Agustin Syukur 2008-11-095Mohammad Maulana 2008-11-096Nik Ahmad Fahmi 2008-11-102Norazila Mohomed Ali 2008-11-104Nor Farizza Bte Khairil Anuar 2008-11-105Nur Anisah Bte Mohd Ishadi 2008-11-107Nur Izan Bazlina Bte Aznordin 2008-11-108Nur Izanti Bte Mohd Surai 2008-11-109Nur Khalilah Bt. Ramli 2008-11-110Nur Syafirah Bte Mohmad Nor 2008-11-111

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)Fakultas Kedokteran GigiTahun Ajaran 2010 / 2011

Page 2: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Bab I

Pendahuluan

Infeksi adalah masuknya kuman patogen atau toksinnya kedalam tubuh manusia serta

menimbulkan gejala penyakit, sedangkan inflamasi adalah reaksi lokal dari tubuh terhadap

adanya infeksi/iritasi dalam berbagai bentuk. Penyakit itu sendiri timbul setelah mengalami

beberapa proses fisiologi yang telah dirubah oleh kuman yang masuk. Sehingga tubuh

mengadakan reaksi atau perlawanan yang disebut peradangan/inflamasi.

Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat

terlarut dan sel-sel darah dari darah yang bersirkulasi kedalam jaringan interstitial pada daerah

yang cederaatau yang mengalami nekrotik. Peradangan akut adalah reaksi segera dari tubuh

terhadap cedera atau kematian sel. Tanda tanda pokok peradangan adalah dolor (rasa sakit),

rubor (merah), kalor (panas), tumor (pembengkakan) dan fungsio laesa (perubahan fungsi).

Secara harfiah abses merupakan suatu lobang yang berisi nanah dalam jaringan yang

sakit. Abses ini merupakan suatu lesi yang bagi tubuh sulit ditangani karena kecenderungannya

untuk meluas dengan mencairnya lebih banyak jaringan, kecenderungan untuk menggali dan

resistennya terhadap penyembuhan. Sebenarnya jika sudah terbentuk suatu abses, maka sulit

mengirimkan agen-agen teurapetik kedalam abses itu melalui darah.

Page 3: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Bab II

Isi

2.1. Dental Abses

2.1.1. Definisi

Abses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lobang yang berisi

nanah (pus) dalam jaringan yang sakit. Pus merupakan pertahanan efektif terhadap penjalaran

infeksi dan cenderung berpindah akibat pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal atau lapisan

otot dekat permukaan. Dental abses artinya abses yang terbentuk didalam jaringan periapikal

atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa. Abses yang terbentuk

merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus menembus kulit pipi dan

membentuk fistel.

2.1.2. Etiologi

Abses gigi terjadi ketika terinfeksi bakteri dan menyebar ke rongga mulut atau dalam

gigi. Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut. Yaitu bakteri

coccus aerob gram positif, coccus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatif.

Bakteri terdapat dalam plak yang berisi sisa makanan dan kombinasi dengan air liur. Bakteri-

gakteri tersebut dapat menyebabkan karies dentis, gingivitis, dan periodontitis. Jika mencapai

jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan

terjadi infeksi odontogen.

Abses dental ini terjadi akibat adanya faktor iritasi seperti plak, kalkulus, karies dentis,

invasi bakteri (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophilis influenzae), inpaksi makanan

atau trauma jaringan. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar sehingga

terjadi gigi goyang.

Page 4: Periodontal Abses Dan Nekrotik

2.1.3. Patofisiologi (Perkembangan Infeksi Marginal Menjadi Abses Periodontal)

Abses dental sebenarnya adalah komplikasi daripada karies gigi. Bisa juga disebabkan

oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi patah atau hancur).

Terjadinya abses periodontal diawali oleh infeksi dan inflamasi yang berasal dari

marginal, bakteri plak masuk melalui sulkus gusi. Secara klinis regio gigi yang dikeluhkan oleh

pasien tidak menunjukkan adanya lesi karies, tetapi mungkin terlihat deposit kalkukus

supragingiva atau adanya tambalan yang overhang. Biasanya pasien datang dengan eksaserbasi

lokal akut yang diawali dengan poket periodontal yang dalam.

Secara klinis, diagnosis dari abses periodontal dapat ditegakkan dengan melihat gejala

klinisnya yaitu adanya inflamasi dan infeksi akut, hal ini tidak terlihat secara radiografi.

Pemeriksaan radiografi dilakukan sebagai penunjang untuk menegakkan diagnosis. Kerusakan

tulang pada abses periodontal dapat dibedakan dari penyakit periodontal lain. Pada gigi tidak

terlihat adanya lesi karies, tanda panah menunjukkan daerah kerusakan tulang yang luas.

Diagnosis penyakit periodontal ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan pemeriksaan

radiografi, keduanya saling melengkapi. Melalui radiograf dapat dilihat morfologi gigi yang

terinfeksi, selain itu yang terpenting untuk diagnosis penyakit periodontal adalah pola dan

derajat kehilangan tulang alveolar. Pada jaringan periodontal yang sehat, puncak tulang

alveolar berada 2-3 mm dibawah CEJ, namun pada jaringan periodontal yang tidak sehat akan

terjadi penurunan puncak tulang alveolar sampai kehilangan tulang alveolar dengan derajat

yang berbeda-beda.

Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang akan menginfeksi bagian

tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini menjalar hingga ke akar gigi dan tulang yang menyokong gigi.

Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah (terdiri dari jaringan tubuh yang

mati, bakteri yang telah mati atau masih hidup dan sel darah putih) dan pembengkakan

jaringan dalam gigi. Ini menyebabkan sakit gigi. Jika struktur akar gigi mati, sakit gigi mungkin

hilang, tetapi infeksi ini akan meluas terus menerus sehingga mejalar kejaringan yang lain.

Page 5: Periodontal Abses Dan Nekrotik

2.1.4. Pembentukan Abses

Terjadi melalui beberapa stadium dengan masing-masing stadium mempunyai gejala-

gejala tersendiri, yaitu :

1. Stadium subperiostal dan periostal

Pembengkakan belum terlihat jelas

Warna mukosa masih normal

Pemeriksaan perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat

Pemeriksaan palpasi sakit dengan konsistensi keras

2. Stadium serosa

Abses sudah menembus periosteum dan masuk kedalam tinika serosa dari tulang dan

pembengkakan sudah ada

Mukosa mengalami hiperemi dan merah

Rasa sakit yang mendalam

Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi

3. Stadium sub mukous

Pembengkakan jelas tampak

Rasa sakit mulai berkurang

Mukosa merah dan kadang-kadang terlihat terlihat pucat

Perkusi pada gigi yang terlibat terasa sakit

Palpasi sedikit sakit dan konsistensi lunak, sudah ada fluktuasi

4. Stadium subkutan

Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit

Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat

Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah

Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata

2.1.5. Gejala Umum Dento-Alveolar Abses

Gigi terasa sensitif kepada air sejuk atau panas.

Rasa pahit di dalam mulut.

Page 6: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Nafas berbau busuk.

Kelenjar leher bengkak.

Sebagian rahang bengkak (sangat serius).

Suhu badan meningkat tinggi dan kadang-kadang menggigil

Denyut nadi cepat/takikardi

Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)

Bila otot-otot perkunyahan terkena maka akan terjadi trismus

Sukar tidur dan tidak mampu membersihkan mulut

Pemeriksaan laboratorium terlihat adanya leukositosis

2.1.6. Prognosis

Prognosis dari dento-alveolar abses adalah baik terutama apabila diterapi dengan

segera menggunakan antibiotika yang sesuai. Apabila menjadi bentuk kronik, akan lebih sukar

diterapi dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk dan kemungkinan amputasi lebih besar.

2.2. Periodontal Abses

Periodotal abses ialah suatu inflamasi yang mengandung nanah dijaringan periodontal

yang terlokalisasi dan mempunyai daerah purulen, bisa bersifat kronis atau akut, sering kali

abses menjadi kronis dan abses kronis menjadi akut. Suatu abses dari jaringan periodontal

disebut abses periodontal ketika lokal, infeksi bernanah melibatkan dimensi yang lebih besar

dari jaringan gusi, memperpanjang apically dan berdekatan dengan saku periodontal

Periodontal abses merupakan lokalisasi infeksi purulen pada jaringan periodontal

hingga pocket periodontal sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada ligamen periodontal

dan tulang alveolar.(1)

Terlihat adanya pengumpulan pus sepanjang akar gigi hal ini terjadi akibat adanya faktor

iritasi, seperti plak, kalkulus, infeksi bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus (karang gigi)

yang biasanya terdapat pada leher gigi, impaksi makanan atau trauma jaringan. Keadaan ini

dapat menyebabkan kerusakan alveolar sehingga gigi goyang.

Page 7: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Kelainan ini paling banyak didapat adalah kelainan dari gingiva karena gingiva terletak

pada bagian permukaan sedangkan penyebab yang paling menonjol adalah plak dan kalkulus

(karang gigi). Di dalam mulut penuh dengan bakteri, yang dengan mudah akan membentuk

plak. Bentuk plak tipis dan tidak berwarna, dan kadang tidak disadari bahwa plak telah

terbentuk. Plak harus dibersihkan dengan menyikat gigi teratur, karena plak lama kelamaan

akan mengeras membentuk kalkulus (karang gigi), pada kondisi ini hanya bisa dibersihkan oleh

dokter gigi.

Gejala klinis periodontal abses pada umumnya asymptomatic, walaupun sering

mengarah ke abses akut. Jika abses telah menyangkut kedua-duanya pada periodontal dan

jaringan sekelilingnya. Karakteristik klinis dan gejala kedua-duanya mungkin muncul secara

bersamaan.

Periodontal abses didiagnosa berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan radiography.

Gambaran radioghrapy pada periodontal abses pada umumnya tampak radio luncent pada

samping permukaan gigi, secara khas nampak di apex dari akar. Walau bagaimanapun karena

lokasi anatomi, kadang-kadang tidak ada perubahan gambaran radiography, kerusakan tulang

yang luas dapat terlihat. Gambaran radiography tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya

pembantu diagnosa periodontal absesm karena variasi lokasi dan langkah-langkah

perkembangan dari abses. Prognosis gigi pada periodontal abses tergantung pada jumlah dan

jenis kerusakan tulang, posisi gigi dan abses dan mobilitas dari gigi Prognosis untuk regenerasi

tulang yang mengalami infeksi akut adalah lebih baik dari pada regenerasi tulang yang

mengalami lesi kronis.

2.2.1. Etiologi

Abses periodontal dapat dihubungkan dengan poket periodontal meskipun abses dapat

terjadi tanpa didahului oleh periodontitis. Perkembangan suatu abses periodontal terjadi ketika

poket menjadi bagian dari sumber infeksi.

Penyebab terjadinya abses periodontal adalah adanya plak, kalkulus, food debris, benda

asing dan pembuatan drainase yang salah yang merupakan penyebab eksogen. Bakteri plak

Page 8: Periodontal Abses Dan Nekrotik

pada poket periodontal menyebabkan iritasi dan inflamasi, sehingga terjadi produk pus di

dalam poket yang menyebabkan abses periodontal.

Etiologi periodontal abses berdasarkan ukuran dari absesnya, sulit untuk ditentukan,

kemungkinan yang dapat timbul ialah karena infeksi purulent dan infeksi bakteri yang luas.

Biasanya saat pemeriksaan factor penyebab,penyebab eksogen sperti tertusuk duri ikan,dan

saat calculus menusuk jaringan lunak saat dilakukannya scaling, penyebabnya sudah tidak dapat

dilihat,atau tidak dapat dideteksi lagi.

Kantung periodontal yang berliku, khususnya berhubungan dengan defek percabangan. Hal

itu menimbulkan sebuah lingkungan yang terisolasi, dan cenderung untuk membentuk

sebuah abses (2)

Penutupan jarak kantung periodontal dapat menambah infeksi jaringan sekitarnya yang

membuat tekanan supuratif (tekanan karena terbentuknya pus atau nanah) dari kantung

periodontal. Sekresi fibrin akan mengakumulasi daerah setempat dari nanah yang

mendukung terjadinya penutupan jarak gingival pada permukaan gigi.(3)

Perubahan komposisi dari mikroflora, bakteri, virus atau pertahanan tubuh inang dapat

juga membuat lumen dari kantung menjadi tidak efisien dalam mendrainase peningkatan

nanah tersebut.(4)

Impaksi dari foreign body (atau benda asing) seperti serpihan bulu sikat gigi,makanan

seperti tulang ikan pada jaringan gingival.(4)

Page 9: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Setelah prosedur seperti scaling dimana calculus terlepas dan menekan jaringan lunak juga

dapat terjadi pada scaling yang tidak adekuat dimana akan membuat calculus tertanam di

bagian terdalam kantung periodontal.semetara itu,resolusi dari inflamasi pada daerah

kantung bagian coronal akan menghalangi dari drainase atau saluran darah normal,dan

akan menjebak flora pada subgingival pada bagian dalam kantung dan akhirnya terjadi

abses. (5)

Pengobatan dengan antibiotic sistemik tanpa pencabutan dari subgingival pada pasien

dengan periodontitis atau radang periodontal pada tingkat berat, yang membawa

perubahan komposisi dari microbiota subgingival,dan nantinya akan terjadi infeksi lanjutan

dan pembentukan abses.(6)

Sebagai akibat dari konsekuensi dari bolong nya dinding lateral gigi, akibat alat-alat

endodontik selama terapi kanalisasi akar gigi.(2)

Kemungkinan predisposisi local pada pembentukan abses periodontal

resorpsi eksternal akar gigi (11)

gigi yang tidak terlapisi (8)

gigi yang patah (9)

factor local yang mempengaruhi akar gigi seperti robekan dari cementum (10)

2.2.2. Manifestasi Klinis

Gingiva bengkak, mukosa sekitarnya kebiru-biruan, dan terasa sangat sakit.

Penderita merasa sakit bila giginya beradu. Terkadang disertai demam.

Sekeliling ginggiva jadi membesar, merah, edema, dengan permukaan yang lembut dan

mengkilat

Gigi sensitive bila diperkusi

Eksudat purulent bias dikeluarkan dengan pembukaan pocket

Efek sistemik termasuk malaise, demam, dan pembengkakan kelenjar limph regional

Abses bisa tampak sebagai peninggian yang melingkar pada ginggiva

Sakit berdenyut, dan menyebabkan sakit yang menyebar

Periodontal pocket sering dalam dan biasanya berhubungan dengan abses itu. Ini dapat

dicatat dengan pemeriksaan periodontal

Page 10: Periodontal Abses Dan Nekrotik

2.2.3. Karateristik Klinis

Abses periodontal Akut:

Sekitar gingiva membesar, berwarna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan sentuhan

yang lembut, permukaan gingiva mengkilat.

Biasanya terjadi kegoyahan gigi

Gigi sensitive terhadap perkusi

Ada eksudat purulen

Secara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan limponodi.

Kadang-kadang wajah dan bibir juga terlihat membengkak

Adanya rasa sakit pada daerah yang membengkak

Abses Periodontal Kronis:

Biasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.

2.2.4. Gejala Klinis

Gejala umum General

Sehat atau tidaknya seseorang : gejala dapat menunjukkan adanya penyakit sistemik yang

sedang terjadi, kemampuansistem imun, umur yang ekstrim, distress,kelelahan.

Gejala atau tanda diluar mulut

Page 11: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Wajah yang simetris, bengkak, kemerahan, tidak tetap, sinus, trismus dan pemeriksaan

nodus nodus limfa pada bagian leher

Tanda tanda didalam gigi termasuk pemeriksaan mukosa oral dan dentin :

bengkak gingival kemerahan, adanya nyeri tekanan

spontan supurasi (pernanahan secara spontan), tekanan pada bagian sinus

gigi yang bergerak, peninggian dan perkusi gigi ditemukan perlunakkan (1,13)

Nilai status kebersihan gigi

Periksa bagian periodontium termasuk pemeriksaan screening bagian periodontal.

2.2.4.1. Tes Radiografi (X-Ray)

Radiografi bagian dalam gigi, termasuk dibagian periapical dan pandangan vertikal sisi

sayap kunyahan, digunakan untuk menilai hilangnya tulang marginal dan menilai kondisi

periapikal pada gigi-gigi yang terlibat. Titik gutta percha terdapat pada tembusan sinus

memungkinkan untuk terdapat sumber abses.

Radiografi gigi(periapikal,bitewing dan OPG) biasanya figunakan untuk mensurvey

secara umum dari hilang tulang marginal pada seluruh gigi(12)

Gambaran radiologis Abses Periodontal :

Gambaran radiolusen berbatas difus di sekitar akar gigi.

Biasanya melibatkan penurunan (resorbsi) tulang alveolar

Lamina Dura melebar

Terjadi pelebaran membran periodontal

Page 12: Periodontal Abses Dan Nekrotik

2.2.4.2. Test Vitalitas Pulpa

Tes pulpa dengan panas atau dengan kelistrikan dapat dilakukan untuk mengukur

vitalitas kinerja dari pulpa (7)

2.2.4.3. Tes Mikronial

Sample dari nanah di sinus,di abses atau dari sulkus gingival dapat dikirim ke bagian

mikrobiologi untuk dikultur dan diuji sentivitasnya (12)

2.2.4.4. Lainnya

Pengukuran status diabetika dengan menggunakan tes gula darah acak,gula darah puasa

atau glikosalisilat jika ada indikasi.(12)

2.2.4.5. Pengobatan & Perawatan

Satu-satunya cara untuk menyembuhkan abses gigi adalah mengikuti perawatan gigi.

Dokter gigi akan mengobati abses dengan menggunakan prosedur perawatan abses gigi dokter

gigi akan mengeluarkan nanah (pus), dan secara menyeluruh membersihkan periodontal

pocket. Kemudian melicinkan permukaan akar gigi dengan scaling dan garis gusi untuk

membantu penyembuhan dan mencegah infeksi/peradangan lebih lanjut

Page 13: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Jika infeksi berulang, anda harus mengunjungi dokter ahli bedah untuk yang dapat

membentuk kembali jaringan gusi untuk selamanya dan memindahkan periodontal pocket.

Pada pengobatan periodontal abses ada beberapa langkah yaitu :

Diagnosa yang benar adalah penting sebab periodontal abses mungkin juga salah diagnosa

seperti periapical abses dan oleh karena itu salah therapy. Diagnosa yang bergantung pada

penemuan klinis, penemuan radiography, dan pemeriksaan pulpa.

Prinsip terapi pada periodontal abses yaitu menstabilkan drainase inflamasi. Drainase pada

periodontal abses lebih mudah dikeluarkan, dapat menggunakan sonde tumpul. Sonde

tumpul dimasukkan perlahan pada ruang periodontal gigi sampai ke tempat abses. Pada

saat memasukkan sonde tumpul dibutuhkan anestesi untuk menghlangkan rasa sakit

selama menjalani prosedur tersebut. Tindakan bedah dapat dilakukan dengan menginsisi

gusi pada daerah periodontal untuk mempermudah drainase. Tindakan bedah ini harus

dilakukan hati-hati dan menghindari kerusakan dari jaringan periodontal yang lain. Hal ini

harus diperhatikan karena jaringan periodontal berfungsi sebagai penahan agar gigi tetap

tertanam pada tulang rahang. Jadi diusahakan insisi pada daerah periodontal tidak

dilakukan secara sembarangan.

Terapi yang dilakukan :

Pemeriksaan foto rontgen dilakukan untuk melihat besarnya kerusakan tulang dan melihat

prognosisnya

Drainase pus

Pemberian antibiotik

Pembersihan plak dan kalkulus

Memperbaiki kerusakan jaringan periodontal dan meningkatkan kebersihan mulut

2.2.5. Dental Procedures

Page 14: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Managemen abses periodontal termasuk menghilangkan debridemen dan pembuatan

drainase untuk pus. Terapi antimikrobial adalah penting ketika terjadi penyebaran penyakit

secara lokal maupun sistemik .Pencabutan gigi mungkin perlu dilakukan jika terapi antimikrobial

gagal dilakukan. Tahap perawatan abses periodontal adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : tahap pertama yang paling penting dalam penatakalaksanaan abses adalah

mengurangi abses dan radang yang akut itu dengan cara melakukan kuretase atau membuat

garis insisi pada abses dan didrainase nanah yang berisi bakteri. Prosedur ini pada umumnya

dilakukan apabila sudah di anaestesi lokal terlebih dahulu, sehingga area yang sakit akan mati

rasa. Pencabutan gigi diperlukan untuk melengkapi drainase eksudat purulen. Terapi antibiotic

adalah indikasi dimana demam atau lymphadenopathy servical terjadi.

Tahap 2 : tahap kedua yaitu pengurangan pocket untuk mengangkat jaringan granulasi

yang menyebabkan abses. Biasanya dengan cara bedah flap periodontal. Hal ini dapat

menyelesaikan secara efisien pada perawatan periodontal. Penyesuaian oclusal dan splinting

perlu dilakukan. Jika abses telah melibatkan jaringan periodontal dan apex dari gigi, edodontic

seperti halnya perawatan periodontal diperlukan untuk berlangsungnya penyembuhan.

Pembersihan plaque dan kalkulus. Memperbaiki kerusakan jaringan periodontal dan

meningkatkan kebersihan mulut.

Tahap 3 : Terapi dengan antibiotik bila abses menyebabkan demam atau limfadenopati.

Jika terdapat abses gigi, dan tidak sempat ke dokter gigi dengan segera. Dalam kasus ini, dokter

dapat memberi nasihat tentang obat penghilang sakit (analgesics)

Analgesics (Painkillers)

Page 15: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Abses gigi sangat nyeri, tetapi dapat digunakan obat penghilang sakit (analgesics), yang

tersedia di apotik, untuk mengurangi nyeri ketika menunggu perawatan dari dokter gigi. Selalu

membaca dan mengikuti informasi pada paket tentang berapa banyak untuk mengambil dan

seberapa sering, dan hati-hati untuk penggunaan dosis maximum.

Perlu diketahui bahwa obat penghilang sakit tidak bisa menyembuhkan abses gigi.

Analgesics ini biasanya digunakan untuk penundaan perawatan abses gigi.

Ikuti petunjuk di bawah tentang cara pemakaian analgesics dengan aman.

Jangan memakai ibuprofen jika menderita asma, atau jika kamu mempunyai, atau pernah

mempunyai ulcergastric.

Jangan terlalu sering memakai obat penghilang sakit di satu waktu tanpa lebih dulu

berkonsultasi dengan dokter, perawat, healthcare profesional lainnya. Ini dapat berbahaya

sebab banyak orang over-the-counter ( OTC) produk berisi obat penghilang sakit serupa,

seperti paracetamol atau ibuprofen dengan atau tanpa codeine, dan terlalu banyak

kombinasi produk.

Ibuprofen dan paracetamol, kedua-duanya tersedia dalam bentuk sirup untuk anak anak.

Aspirin tidak cocok untuk anak-anak di bawah [umur/zaman] 16

Untuk ibu hamil dan menyusui baik digunakan paracetamol

Jika nyeri hebat, dokter boleh menentukan analgesics yang lebih kuat, seperti codeine

fosfat. Sebagai alternatif, jika sedang mengkonsumsi codeine dosis rendah, dokter boleh

menyarankan meningkatkan dosis itu. Bagaimanapun, anda tidak boleh meningkatkan

dosis obat penghilang sakit kecuali jika disuruh oleh dokter.

Ada beberapa yang dapat dilakukan untuk membatasi nyeri dan tekanan

pada abses gigi sampai anda dapat mengunjungi dokter gigi, meliputi :

Hindari makanan dan minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas,

Makan makanan lunak,

Makan dengan menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan

penggunaan sikat gigi yang lembut dan serat halus seperti sutra di sekitar gigi yang sakit.

Antibiotics

Page 16: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Antibiotik untuk abses gigi digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi, dan dapat

dipakai bersama anaigesics (painkiller).

Dapat diberikan antibiotik, seperti amoxicillin atau metronidazole, jika :

wajah bengkak, ini menunjukkan infeksi atau peradangan menyebar ke area sekelilingnya,

terlihat tanda-tanda dari infeksi berat, seperti demam atau pembengkakan kelenjar,

Daya tahan tubuh menurun, seperti orang yang telah dichemotherapi, atau seperti infeksi

HIV positif,

Peningkatan faktor resiko, seperti diabetes millitus, dan resiko endocarditis.

Antibiotik tidak harus digunakan untuk penundaan perawatan gigi. Anda harus

mengunjungi dokter gigi jika anda mempunyai abses gigi.

Dalam stadium periostal meningkat tinggi dan sub periostal dilakukan trepanasi untuk

mengeluarkan nanah dan gas gangren yang terbentuk, kemudian diberikan obat-obatan

antibiotika, anti inflamasi, antipiretika, analgesika dan roboransia. Dengan cara ini diharapkan

abses tidak meluas dan dapat sembuh

Dalam stadium serosa dianjurkan untuk kumur-kumur air garam hangat kuku dan

kompres panas, supaya abses masuk kearah rongga mulut.

Dalam stadium submukosa dan subkutan dimana sudah terjadi fluktuasi maka dilakukan

insisi dan dimasukkan kain gaas steril atau rubber-dam sebagai drainase, kemudian diberikan

obat-obatan antibiotika, antiinflamasi, antipiretika, analgesika dan roboransia.

Pencabutan gigi yang terlibat (menjadi penyebab abses) biasanya dilakukan sesudah

pembengkakan sembuh dan keadaan umum penderita membaik. Dalam keadaan abses yang

akut tidak boleh dilakukan pencabutan gigi karena manipulasi ekstraksi yang dilakukan dapat

menyebarkan radang sehingga mungkin terjadi osteomyelitis.

2.2.6. Pencegahan & Penyuluhan

Page 17: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Pencegahan yang dapat dilakukan pada periodontal abses yaitu :

Pasien diabetes mellitus dengan periodontitis perlu mendapat perawatan medis pasti yang

cepat dan terapi periodontal, sebab mereka khusus yang peka terhadap perkembangan

periodontal abses.

Pasien dengan periodontal pocket atau yang potensial periodontal pocket harus diamati

dan ditetapkan program control dan harus selalau diingatkannya.

Pengurangan pocket secara efektif dan pembasan trauma oclusal seharusnya dilakukan.

Penyuluhan pada pasien tentang periodontal abses penting diberikan meliputi :

Penyebab dan mekanisme kondisi ini harus diterangkan kepada pasien

Antibiotic sistemik mungkin diperlukan dan harus sesuai dengan ketentuan

Pasien harus kerkumur-kumur dengan air hangat setiap 2 jam

2.2.7. Komplikasi

Gigi tercabut.

Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).

Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).

Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral, endokarditis, pneumonia, dll.

Dapat terjadi sepsis

Page 18: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Bab II

Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa periodontal abses

merupakan suatu inflamasi yang mengandung nanah dijaringan periodontal, yang bisa bersifat

kronis atau akut. Penyebab radang yang utama pada abses akut adalah polymorphonuclear

leukocyte dan pada abses kronis adalah lymphosyte. Periodontal abses ini terjadi karena

beberapa factor iritasi yang menyebabkan terjadinya periodontal abses tersebut, termasuk

diantaranya seperti plak, kalkulus, invasi bakteri, impaksi makanan dan trauma jaringan.

Periodontal abses dapat di diagnosa berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan radiography,

dengan pengobatan seperti antibiotic juga dengan tindakan seperti drainase maka periodontal

dapat diatasi walaupun prognosanya tergantung pada jumlah dan jenis kerusakan tulang, posisi

gigi dan abses dan mobilitas dari gigi tersebut.

Page 19: Periodontal Abses Dan Nekrotik

Daftar Pustaka

1. Consensus report: Abscesses of the periodontium Ann. Periodontol pg. 83, Vol. 4. no. 1.

Dec. 1999

2. Carranza FJ (1990). Glickman’s Clinical Periodontology. 7th edition. Philadelphia: WB,

Saunders Company.

3. Dewitt GV, Cobb CM & Killoy WJ (1985) The acute periodontal abscess: microbial

penetration of tissue wall. Int. J Periodontics & Restorative Dentistry I;39:51

4. Kareha MJ, Rosenberg Es & DeHaven H (1981). Therapeutic considerations in the

management of a periodontal abscess with an intrabony defect. Journal of Clinical

Periodontology 8; 375-386.

5. Dello Russo MM (1985). The post-prophylaxis periodontal abscess: etiology and treatment.

International Journal of Periodontics and Restorative Dentistry1; 29-37.

6. Helovuo H, Hakkarainen K & Paunio K (1993). Changes in the prevalence of subgingival

enteric rods, staphylococci and yeasts after treatment with penicillin and erythromycin.

Oral Microbiology and Immunology 8; 75-79.

7. Jacobsen P. Restorative Dentistry- an integrated approach. Wright, 1998

8. Chen RJ, Yang JF & Chao TC (1990). Invaginated tooth associated with periodontal abscess.

Oral Surgery Oral Medicine Oral Pathology 69; 659.

9. Goose DH (1981). Cracked tooth syndrome. British Dental Journal 150; 224-225.

10. Ishikawa L, Oda S, Havashi I & Arakawa S (1996). Cervical cemental tear in older patients

with adult periodontitis. Case reports. J Periodontol 67,15-20

11. Yusof VZ & Ghazali MN (1989). Multiple external root resorption. Journal of the American

Dental Association 118; 453-455. 12. Wilson TG, Kornman KS, Newman MG. Advances in Periodontics. Quintessence Publishing

Co, Inc 1992

Page 20: Periodontal Abses Dan Nekrotik

13. Ainamo J, Barmes D, Beagrie G, et al. Development of the World Health Organization

(WHO) Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Int Dent J 32:281, 1982.

14. http://dewisuminar.blogspot.com/

15. http://www.scribd.com/doc/37840170/Abses-Periodontal

16. http://www.scribd.com/doc/13081270/Abses-Gigi

17. http://adi-along.blog.friendster.com/2008/07/dental-abses/

18. http://shehae.blogspot.com/2009/01/penyebaran-infeksi-pada-jaringan_28.html