Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

9
Peringkat Kemiskinan di Aceh dan Membandingkannya dengan dana APBD Aceh Aceh Nomor Satu Termiskin Di Sumatera Persentase penduduk miskin di Aceh pada September 2011 sebesar 19,48 persen mengalami penurunan dibandingkan Maret 2011 sebesar 19,57 persen. Demikian dikatakan Kepala BPS Aceh, Syech Suhaimi, Senin (02/1) tadi siang. Ia menjelaskan persentase penduduk miskin didaerah perkotaan menurun sebesar 0,66 persen, sementara di daerah pedesaan terjadi peningkatan sebesar 0,14 persen. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi perekonomian Aceh, Indeks Harga Konsumen, tingkat pengangguran terbuka dan Nilai Tukar Petani. Syech juga mengakui bahwa di Pulau Sumatera, Provinsi Aceh nomor satu paling miskin diantara provinsi lain. Bahkan secara nasional penduduk miskin paling banyak masih di Pulau Jawa dan Sumatera, baru kemudian menyusul Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Bali. "BPS Aceh belum menerima data perbandingan kemiskinan di seluruh Indonesia dari Jakarta, tapi saya tegaskan bahwa Aceh juara satu kemiskinan di Sumatera," kata Syech menyakinkan. Hasil analisis The Globe Journal dari Badan Pusat Statitsik menyebutkan jumlah penduduk miskin selama enam bulan di Aceh bertambah. Pada Maret 2011, jumlah penduduk miskin sebanyak 894.081 orang dan pada September 2011 meningkat menjadi 900.019 orang. Orang miskin di Aceh pada September 2011 paling banyak berada di pedesaan yaitu sebanyak 730.890 orang dibandingkan di perkotaan hanya 169.300 orang. Untuk mengukur angka kemiskinan ini, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang

Transcript of Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

Page 1: Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

Peringkat Kemiskinan di Aceh dan Membandingkannya dengan dana APBD AcehAceh Nomor Satu Termiskin Di Sumatera

Persentase penduduk miskin di Aceh pada September 2011 sebesar 19,48 persen mengalami penurunan dibandingkan Maret 2011 sebesar 19,57 persen. Demikian dikatakan Kepala BPS Aceh, Syech Suhaimi, Senin (02/1) tadi siang.

Ia menjelaskan persentase penduduk miskin didaerah perkotaan menurun sebesar 0,66 persen, sementara di daerah pedesaan terjadi peningkatan sebesar 0,14 persen. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi perekonomian Aceh, Indeks Harga Konsumen, tingkat pengangguran terbuka dan Nilai Tukar Petani.

Syech juga mengakui bahwa di Pulau Sumatera, Provinsi Aceh nomor satu paling miskin diantara provinsi lain. Bahkan secara nasional penduduk miskin paling banyak masih di Pulau Jawa dan Sumatera, baru kemudian menyusul Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Bali.

"BPS Aceh belum menerima data perbandingan kemiskinan di seluruh Indonesia dari Jakarta, tapi saya tegaskan bahwa Aceh juara satu kemiskinan di Sumatera," kata Syech menyakinkan.

Hasil analisis The Globe Journal dari Badan Pusat Statitsik menyebutkan jumlah penduduk miskin selama enam bulan di Aceh bertambah. Pada Maret 2011, jumlah penduduk miskin sebanyak 894.081 orang dan pada September 2011 meningkat menjadi 900.019 orang.

Orang miskin di Aceh pada September 2011 paling banyak berada di pedesaan yaitu sebanyak 730.890 orang dibandingkan di perkotaan hanya 169.300 orang.

Untuk mengukur angka kemiskinan ini, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dan sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluarannya.

“Dengan pendekatan ini maka dapat dihitung persentase penduduk miskin terhadap total penduduk Aceh,” kata Syech Suhaimi kepada sejumlah wartawan saat meluncurkan siaran statistik Desember 2011.Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan pada September 2011 adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) modul konsumsi September.

10 Provinsi Paling Miskin di Indonesia

2011-08-18 10:12:00

Page 2: Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

Hasil Sensus Nasional Badan Pusat Statistik telah merekam data perkembangan terbaru mengenai angka kemiskinan di Indonesia. Hasil sensus itu juga memetakan wilayah yang masih menghadapi persoalan kemiskinan yang cukup parah. Angka kemiskinan tertinggi itu justru terjadi di wilayah dengan sumber alam melimpah.

Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono belum lama ini mengungkapkan, provinsi yang masuk dalam kategori termiskin sepanjang 2010 , antara lain meliputi Papua, Papua Barat, Gorontalo, NTT, dan Maluku. Adapun yang menjadi dasar penentuan kategori miskin, lanjutnya, adalah pendapatan per penduduk, akses kesehatan, akses pendidikan, sarana prasarana dan infrastruktur.

Sementara itu Jika membandingkan antar daerah, BPS mencatat sejumlah wilayah masih menghadapi persoalan kemiskinan yang tinggi. Bahkan, angka kemiskinan yang tertinggi itu justru terjadi di wilayah dengan kekayaan sumber alam melimpah, seperti Papua dan Papua Barat. Prosentase angka kemiskinannya mencapai 34-36 persen, jauh lebih besar dibandingkan rata-rata nasional sebesar 13,33 persen.

Selain Papua, propinsi lain yang memiliki prosentase penduduk miskin tinggi adalah Maluku, Nusa Tenggara, Aceh, Bangka Belitung dan lainnya. Jumlah penduduk di propinsi-propinsi tersebut yang memang tidak sebanyak di Jawa, tetapi secara prosentase dibandingkan total penduduk di wilayah tersebut, kelompok orang miskinnya sangat tinggi.

10 Propinsi dengan Angka Kemiskinan Tertinggi (%)

NoProvinsi Angka Kemiskinan1papua Barat36,80

2Papua 34,88

3Maluku27,74

4Sulawesi Barat23,19

Page 3: Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

5Nusa Tenggara Timur 23,03

6Nusa Tenggara Barat21,55

7Aceh20,98

8Bangka Belitung18,94

9Gorontalo18,70

10Sumatera Selatan18,30

Sumber: Sensus Nasional BPS 2010

Menurut pendekatan BPS, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK). Secara teknis GK dibangun dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

Provinsi Papua Barat masuk dalam peringkat pertama sebagai provinsi termiskin di indonesia, provinsi yang baru berdiri ini memiliki angka kemiskinan sekitar 36,80% dari total jumlah penduduk sekitar 770 ribu jiwa.provinsi ini termasuk salah satu provinsi yang diberikan status istimewa oleh pemerintah berupa ada nya Majelis Rakyat Papua(MRP) yang berdampingan dengan DPRD di provinsi papua. potensi yang ada di papua barat antara lain dari pariwisata,tambang minyak dan gas,serta perkebunan.sektor pariwisata yang terkenal antara lain Kepuluaan Raja Ampat yang begitu eksotis,sedangkan dari tambang di papua barat terdapat tambang minyak dan LNG,sementara itu dari perkebunan juga di dominasi dengan perkebunan karet dan kelapa sawit.

Page 4: Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

Di peringkat nomor 2 ada provinsi papua,provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini ini memiliki tingkat kemiskinan sekitar 35 persen dari total 2,8 juta penduduk nya. Provinsi yang merupakan paling timur Indonesia ini termasuk salah satu provinsi yang memiliki wilayah Dati III terbanyak, yaitu total 29 wilayah yang terdiri dari 2 kota dan 27 kabupaten.

Provinsi yang beribukota di Jayapura ini sangat kaya sekali akan sumber alam nya, bila Anda bertanya di mana freeport berada jawaban-nya ya di provinsi Papua ini. Tepatnya di Kabupaten Mimika. Perlu diketahui, freeport merupakan tambang emas terbesar di dunia dan PT.Freeport Indonesia merupakan penyetor pajak terbesar di Indonesia dengan pajak yang disetorkan sekitar 1 Miliar USD per tahun nya.

Di urutan ke 3 ada Provinsi Maluku, provinsi yang beribukota di Ambon ini memiliki tingkat kemiskinan dengan persentase 27,70 persen dari total penduduk sekitar 1,5 juta. Provinsi yang pernah terkena konflik akibat gerakan separatis RMS (Republik Maluku Selatan) ini mengandalkan sektor pariwisata dan pertanian yang diandalkan sebagai sumber pendapatan. Sebagai contoh sudah sejak zaman dahulu kala Maluku begitu terkenal dengan rempah-rempahnya, bahkan pertama kali penjajah yang datang ke Indonesia yaitu portugis mendarat pertama kali di Maluku sejak tahun 1500-an.

Di urutan ke empat ada Provinsi Sulawesi Barat. Provinsi yang tergolong baru ini hasil pemekaran dari Provinsi Sulsel dan dinyatakan berdiri pada tahun 2004 lalu yang beribukota di Mamuju. Provinsi ini memiliki tingkat kemiskinan dengan persentase sekitar 23 persen dari total 1,158 Juta penduduknya.

Sektor perekonomian yang begitu diandalkan dari provinsi ini adalah di sektor pertanian dan perkebunan, produk yang dihasilkan antara lain cengkeh, rempah-rempah, kopi dan kakao. Namun Sulawesi Barat juga memiliki kandungan emas, batu bara dan minyak bumi yang belum tereskplorasi.

Sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Provinsi yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, Timor Leste. Provinsi yang memiliki penduduk total sekitar 4,6 juta ini punya persentase kemiskinan yang beda tipis sama provinsi Sulbar yaitu 23 persen. Provinsi ini mengandalkan sektor pertanian dan pariwisata sebagai sumber pemasukan daerahnya. Maka tak heran rempah-rempah dari NTT juga merupakan kualitas terbaik di dunia.

Kemiskinan, kasus gizi buruk, angka putus sekolah, serta angka penganggur yang tinggi pada akhirnya menjadi mata rantai lanjutan dari persoalan itu, seperti halnya jumlah anak balita penderita gizi buruk di NTT mencapai 60.616 dari total 504.900 anak balita di sana.

Sementara itu Provinsi Kalimantan Barat menurut data Badan Pusat Statistik merupakan provinsi termiskin atau berada urut terbawah dari empat provinsi di Pulau Kalimantan, seperti pengakuan Kepala BPS setempat Iskandar Zulkarnain.

"Penduduk miskin di Kalbar sebanyak 380.110 orang atau 8,60 persen, disusul Kalimantan Timur 247.900 orang atau 6,77 persen, Kalimantan Tengah 146.910 orang atau 6,56 persen dan Kalimantan Selatan 194.620 orang atau 5,29 persen," ungkapnya.

Page 5: Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

Ketersediaan data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran, tentunya sangat penting digunakan untuk mengevaluasi kebijakan strategis pemerintah terhadap kemiskinan. Ini juga penting untuk membandingkan kemiskinan antarwaktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka.(ard/BPS/BS)

Dana APBN 2012 untuk Aceh Rp27,477 Triliun

Banda Aceh, (Analisa). Provinsi Aceh pada tahun anggaran 2012 kembali mendapatkan dana cukup besar. Jumlah total APBN tahun depan yang dialokasikan pemerintah pusat untuk pemerintah provinsi/kabupaten/kota se-Aceh dan lembaga vertikal sebesar Rp27,477 triliun.Dana itu terdiri dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2012 Rp8,280 triliun dan dana transfer daerah sebesar Rp19,196 triliun. DIPA untuk Aceh ini akan diterima 41 departemen/badan vertikal, sedangkan dana transfer daerah diterima 23 kabupaten/kota plus provinsi.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyerahkan DIPA dana transfer daerah tahun 2012 tersebut kepada para kuasa pengguna anggaran instansi vertikal dan para bupati/walikota se-Aceh di Aula Gedung Serba Guna Kantor Gubernur, Jumat (23/12).

DIPA terdiri dari dana dekonsentrasi senilai Rp699,1 miliar, tugas perbantuan Rp625,9 miliar, kantor daerah Rp4,169 triliun, kantor pusat Rp2,213 triliun dan urusan bersama Rp572,5 miliar.Penyerahan DIPA secara simbolis dilakukan gubernur kepada 10 Satuan Kerja (Satker) seperti Kodam Iskandar Muda (IM) sebesar Rp764,6 miliar, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Rp318,4 miliar, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh Rp36,216 miliar, Polda Aceh Rp13,568 miliar, BPM Desa Kabupaten Pidie Rp55,162 miliar, BPM Kabupaten Pidie Jaya Rp27,363 miliar, BPM Kabupaten Aceh Besar Rp40 miliar, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Rp19,871 miliar, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Aceh Rp7,390 miliar dan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota Banda Aceh Rp4,987 miliar.

"Sebagai wakil pemerintah di Aceh, hari ini, saya menyerahkan DIPA tahun 2012. Penyerahan DIPA kali ini dapat dilaksanakan lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini penyerahan DIPA dapat dilaksanakan akhir tahun anggaran 2011, sebelum tahun anggaran 2012 dimulai," ujar Irwandi Yusuf.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRA Hasbi Abdullah, Kasdam IM Brigjen TNI Pandu Wibowo, Irwasda Polda Aceh Kombes Pol Husein Hamidi, dan pejabat yang mewakili Kajati Aceh, dan Pembantu Rektor IV Unsyiah, Prof Dr Ir Darusman M.Sc.

Page 6: Peringkat kemiskinan di aceh dan membandingkannya dengan dana apbd aceh

Alokasi dana yang ditransfer pemerintah pusat ke Provinsi Aceh dan seluruh kabupaten/kota pada tahun anggaran 2012, berjumlah Rp19,1 triliun lebih. Angka ini naik signifikan dibandingkan penerimaan tahun 2011 yang hanya Rp15,2 triliun.

Dana transfer tersebut meliputi dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dan dana otonomi khusus (Otsus). DAU Aceh tahun 2012 mencapai Rp10,2 triliun, sedangkan tahun 2011 Rp8,4 triliun. DAK Aceh 2012 senilai Rp932,0 miliar, sedangkan tahun 2011 Rp912,6 miliar. Dana Otsus Aceh tahun 2012 juga naik. Pada 2011 hanya Rp4,5 triliun, sekarang naik menjadi Rp5,4 triliun.

"Saya berharap DIPA dan dana transfer daerah tersebut harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas belanja, dengan memastikan bahwa dana tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk program dan kegiatan yang memiliki nilai tambah besar bagi masyarakat. Pemerintah sangat berkepentingan agar anggaran yang disediakan dapat diserap dengan baik melalui belanja yang efektif dan efisien," jelasnya.

Gubernur Irwandi juga mengingatkan para penerima anggaran, seperti yang pernah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ke depan akan menghadapi tantangan besar, terutama di bidang ekonomi dan keuangan. Tantangan itu dikhawatirkan, tidak saja dapat mengganggu pencapaian tujuan pembangunan, tetapi juga dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

"Karena itu, saya berharap, agar seluruh Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dan satuan kerja instansi vertikal yang ada di Aceh agar dapat memaksimalkan penyerapan anggaran sehingga mampu memberikan multiplier effect terhadap perekonomian serta dapat menstimulasi pergerakan ekonomi di Aceh," harapnya.

Irwandi meminta agar dalam pelaksanaan anggaran 2012, harus bekerja lebih keras. "Mari kita tingkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Pastikan program-program yang kita susun dapat berjalan dengan transparan dan bersih sehingga rakyat dapat melihat dengan jelas apa yang kita lakukan," tegasnya.(mhd)

Sehingga, dari pernyataan diatas dengan dana APBD mencapai triliunan rupiah, tak sepantasnya aceh menyandang gelar provinsi ke 7 termiskin di Indonesia. Sehingga hal ini perlu ditindaklanjuti.