PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf ·...

124
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Transcript of PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf ·...

Page 1: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

PENERAPAN ECONOMIC ORDERING QUANTITY (EOQ) DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN

PADA PT SARANA LANCAR SEJAHTERA LAHARINDO BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung

Oleh :

PURNAWIBAWA TAUFIK

10090103040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG 2008

Page 3: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

Lembar Pengesahan

PENERAPAN ECONOMIC ORDERING QUANTITY (EOQ)

DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT SARANA LANCAR SEJAHTERA LAHARINDO

BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung

Oleh :

PURNAWIBAWA TAUFIK

10090103040

Menyetujui, Bandung, Januari 2008

Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pendamping,

RINI LESTARI, S.E., M.Si. DJEDJEN DJAENUDIN, S.E., Ak.

Page 4: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

PENERAPAN ECONOMIC ORDERING QUANTITY (EOQ) UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN

(Pada PT Sarana Lancar Sejahtera)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung

Oleh :

NIDA SHALLI MARDHIYANI

10090103060

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing pendamping, RINI LESTARI, S.E., M.Si. Djedjen Djaenudin, S.E., Ak.

Mengetahui Ketua Jurusan Akuntansi

LILIS YULIFAH, S.E., Ak., M.Si.

Page 5: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : PURNAWIBAWA TAUFIK

NPM : 10090103040

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENERAPAN ECONOMIC ORDERING QUANTITY (EOQ)

DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN

PADA PT SARANA LANCAR SEJAHTERA LAHARINDO BANDUNG

Dengan ini saya menyatakan pula dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini

tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang diambil dengan cara

menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan

gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah

sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang

saya ambil, salin, atau tiru dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada

penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja ataupun tidak, maka

skripsi yang saya ajukkan sebagai hasil tulisan sendiri ini batal. Bila kemudian terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah

hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan universitas

batal saya terima.

Bandung, 31 Januari 2008

Yang Menyatakan,

(PURNAWIBAWA TAUFIK)

Page 6: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

Lembar Persembahan

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika kami wahyukan kepadamu, “Sesungguhnya (Ilmu) Tuhan-

mu meliputi segala manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang kami telah

perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula)

pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka,

tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

(Al Quran, Surat Al Israa ayat 60)

Kupersembahkan untuk kedua orang panutan bijak

yang selalu mendoakan dan menyayangiku selamanya,

Mamah dan Bapa Aku tercinta.

Page 7: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang merupakan salah satu syarat sidang skripsi dan untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Bandung, dengan judul:

“PENERAPAN ECONOMIC ORDERING QUANTITY (EOQ)

DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT

SARANA LANCAR SEJAHTERA LAHARINDO BANDUNG”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna

karena keterbatasan data yang diperoleh dari nara sumber yang bersangkutan

maupun keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.

Terwujudnya skripsi ini sejak awal sampai akhir tidak lepas dari banyak

pihak yang membantu baik moril maupun materil dan pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluargaku tercinta, Eti Rohaeti (Mamah), Yusef Abdul Taufik (Bapa),

Nenden Hindun T (Adikku), Aki Opek, Ema Euis, Aki Sutisna (Alm),

Emih, Bi Santi, Mang Nur, Mang Ucu, Bi Putri, Bi Ita yang selalu

i

Page 8: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

memberikan dukungan penuh kasih sayang, moril, ilmu, nasihat, material

dan do’a yang selalu menyertai kepada penulis dalam menjalani kehidupan

ini.

2. Bapak Drs. H. E. Saefullah, SH., LLM. selaku Rektor Universitas Islam

Bandung.

3. Bapak Firman Alamsyah, SE., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Bandung.

4. Ibu Lilis Yulifah, SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung.

5. Ibu Rini Lestari, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan, kesabaran, perhatian dan

waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Djedjen Djaenudin, SE., Ak. selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan bimbingan, kesabaran, perhatian dan

waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Epi fitriah S.E., M.Si. selaku Dosen Wali yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan, kesabaran, dan perhatian kepada

penulis.

8. Bapak Hendra Gunawan, SE., M.Si. terima kasih atas motivasi, nasehat,

dan dukungan kepada penulis.

9. Seluruh dosen Akuntansi serta staf karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Bandung yang telah mencurahkan segenap ilmu dan

pengetahuannya bagi penulis.

ii

Page 9: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

10. Ibu Lina Herlina selaku pembimbing penulis di PT Sarana Lancar

Sejahtera Laharindo (SLS) yang telah memberikan bimbingan, kesabaran,

perhatian, dan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Lidia dan Ibu, untuk do’a, motivasi penuh kasih sayang, semangat,

perhatian, dan dukungannya selama penulis menyelesaikan laporan ini.

12. Sahabat-sahabatku : Bimbim, Yoland, Firman, Away, J Kusuma, Panca,

Hilman, Takur, Ronan, Gilang, Lucky, Jack, Kiki, Rizal, Nida, Herdanis,

Apit, Marnus, Kurnia, Azhari, Fitdel, Sinta, Karlin, Devi, Dewi, Intan,

Riri, Ozan, Bardan, Kiceng, Kemal dan kawan-kawan terima kasih atas

rasa persaudaraan yang telah penulis rasakan selama ini.

13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2003, yang tak dapat penulis sebutkan

satu per satu, terima kasih atas semangat dan dukungannya.

14. Teman-teman pengurus HIMASI dan semua sahabat-sahabatku di

UNISBA.

15. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu, yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu disini. Terima kasih atas bantuannya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak

terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan oleh

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak sehingga dapat membuka

cakrawala berfikir penulis dalam pengembangan keilmuan yang sangat berarti

untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi.

iii

Page 10: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT selalu

menuntun dan memberkati, serta melimpahkan cinta dan kasih-Nya kepada kita,

Amien.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandung, Januari 2008

Penulis

iv

Page 11: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .....………………………………………………………DAFTAR ISI .....………………………………………………………………..DAFTAR TABEL .....…………………………………………………………..DAFTAR GAMBAR............................................................................................DAFTAR LAMPIRAN ..……………………………………………………….ABSTRAK ………………..……………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian …………………………………………………...1.2 Batasan Masalah ………………………………………………………….....1.3 Identifikasi Masalah ………………………………………………………....1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………………....1.5 Kegunaan Penelitian ...……………………………………………………....1.6 Kerangka Pemikiran …………………………………………………………1.7 Metode Penelitian ……...……………………………………………………1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………………. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan ...……………………………...………………………………..

2.1.1 Perencanaan Pembelian Bahan ………………...………………….2.2 Persediaan ...…………………………………………………………………

2.2.1.Pengertian Persediaan ......…………...…………………………….2.2.2 Kegunaan Persediaan ……………………...………………………2.2.3 Jenis-Jenis Persediaan ......................................................................2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan ………...………...

2.3 Perencanaan Persediaan ……………………………………………………..2.4 Economic Ordering Quantity………………………………………………... 2.4.1 Waktu Tenggang Pemesanan……………………………………… 2.4.2 Frekuensi Pemesanan ……………………………………………... 2.4.3 Safety Stock …….…………………………………………………. 2.4.4 Reorder Point …..………………………………………………….2.5 Biaya Persediaan ………………………………...………………………….. 2.5.1 Pengertian Biaya Persediaan ……………………………………… 2.5.2 Klasifikasi Biaya Persediaan ……………………………………... 2.5.3 Efisiensi Biaya Persediaan ………………………………………...2.6 Penerapan Economic Ordering Quantity

Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan………………………… BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian .....………………………………………………………….3.2 Metode Penelitian .…………………………………………………………..

iv

viiviii

ixx

156678

1314

1516171719192224293434353840404144

46

4748

v

Page 12: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan .……………………………....3.2.2 Operasionalisasi Variabel.................................................................3.2.3 Teknik Pengumpulan dan Sumber Data............................................3.2.4 Teknik Analisis Data.........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan.............................................................. 4.1.2 Aktivitas Utama Perusahaan ……...………………………………. 4.1.3 Sasaran Perusahaan .......................................................................... 4.1.4 Target Pasar ..................................................................................... 4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 4.1.6 Fasilitas Pendukung Perusahaan ......................................................4.2 Material Pada Proses Produksi PT SLS......................................................... 4.2.1 Proses Produksi PT SLS…………….........................…..…... .... 4.3 Pengelolaan Persediaan Special Bearing ......................………..............

4.3.1 Kebijakan Pengadaan Special Bearing ....................................... 4.4 Klasifikasi Biaya Persediaan ......................................................................... 4.5 Penerapan Metode Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam

Perencanaan Pembelian Bahan Baku Special Bearing .......................... 4.5.1 Perhitungan Economic Ordering Quantity, Frekuensi, dan Total Cost .................................................................................... 4.5.2 Perhitungan Safety stock dan Reorder Point................................ 4.6 Efisiensi Biaya Persediaan dengan Metode Rasi Sensitivitas dan Perhitungan Biaya Marginal Pada Perusahaan............................................... 4.7 Penerapan Metode Economic Ordering Quantity (EOQ) untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan ...................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….5.2 Saran ………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..LAMPIRAN …………………………………………………………………….DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………...

48495152

575758595960626465717172

74

7581

85

98

102104

106107108

vi

Page 13: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel .............................................................48

Tabel 4.1 : Perhitungan EOQ, Frekuensi, dan Total Cost

Tahun 2004 semester 1...................................................................77

Tabel 4.2 : Perhitungan EOQ, Frekuensi, dan Total Cost

Tahun 2004 semester 2...................................................................78

Tabel 4.3 : Perhitungan EOQ, Frekuensi, dan Total Cost

Tahun 2005 semester 1...................................................................79

Tabel 4.4 : Perhitungan EOQ, Frekuensi, dan Total Cost

Tahun 2005 semester 2...................................................................80

Tabel 4.5 : Perhitungan Safety Stock dan Reorder Point tahun 2004..............83

Tabel 4.6 : Perhitungan Safety Stock dan Reorder Point tahun 2005..............84

Tabel 4.7 : Perhitungan Q*, F*, dan TC* (sebenarnya) Tahun 2004

Semester 1......................................................................................88

Tabel 4.8 : Perhitungan Q*, F*, dan TC* (sebenarnya) Tahun 2004

Semester 2......................................................................................89

Tabel 4.9 : Perhitungan Q*, F*, dan TC* (sebenarnya) Tahun 2005

Semester 1......................................................................................90

Tabel 4.10 : Perhitungan Q*, F*, dan TC* (sebenarnya) Tahun 2005

Semester 2......................................................................................92

Tabel 4.11 : Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) dan Biaya Marginal

Tahun 2004 Semester 1..................................................................94

Tabel 4.12 : Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) dan Biaya Marginal

Tahun 2004 Semester 2..................................................................95

Tabel 4.13 : Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) dan Biaya Marginal

Tahun 2005 Semester 1..................................................................96

Tabel 4.14 : Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) dan Biaya Marginal

Tahun 2005 Semester 2..................................................................97

vii

Page 14: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Kerangka Pemikiran………………………………………..........GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi........................................................................

1260

viii

Page 15: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Sarana Lancar Sejahtera (SLS) Lampiran 2 Kesediaan Membimbing Skripsi Lampiran 3 Kartu Perkembangan Penyusunan Skripsi Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Survai Lampiran 5 Balasan Surat Permohonan Izin Survai dari PT SLS Lampiran 6 Method EOQ Estimated For 2004/I (Special Bearing) Lampiran 7 Method EOQ Estimated For 2004/II (Special Bearing) Lampiran 8 Method EOQ Estimated For 2005/I (Special Bearing) Lampiran 9 Method EOQ Estimated For 2005/II (Special Bearing) Lampiran 10 Method EOQ Real At 2004/I (Special Bearing) Lampiran 11 Method EOQ Real At 2004/II (Special Bearing) Lampiran 12 Method EOQ Real At 2005/I (Special Bearing) Lampiran 13 Method EOQ Real At 2005/II (Special Bearing)

ix

Page 16: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

ABSTRAK

Economic Ordering Quantity (EOQ) adalah suatu ukuran untuk menetapkan nilai persediaan yang ekonomis sehingga dapat meminimalisasi biaya persediaan. Penentuan Economic Ordering Quantity didasarkan pada faktor waktu tenggang pemesanan, frekuensi pemesanan, safety stock dan reorder point.

Efisiensi biaya persediaan adalah suatu dasar tujuan dari Economic Ordering Quantity. Menentukan efiensi biaya persediaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sensitivitas dan biaya marginal.

Skripsi ini ditujukan untuk meneliti Penerapan Economic Ordering Quantity untuk meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan. Dalam hal ini penelitian dilakukan pada Special Bearing untuk industri semen dan pertambangan di PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) Bandung Tahun 2004 – 2005.

Penelitian juga diarahkan untuk mengetahui perbandingan tersebut dengan menggunakan metode deskriptif dengan studi kasus. Data yang penulis butuhkan yaitu data yang berkaitan dengan biaya penyimpanan dan biaya per pesanan yang terdapat dalam perusahaan. Penulis menggunakan data tersebut yang diambil dari Kantor Pusat PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS). EOQ dan Efisiensi Biaya persediaan sebagai variabel Independent (X1dan X2). Penelitian dilakukan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian diperoleh gambaran Penerapan Economic Ordering Quantity dalam meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan adalah pada semester 1 tahun 2004 dan semester 1 tahun 2005 mengalami efiensi biaya persediaan, sedangkan pada semester 2 tahun 2004 dan semester 2 tahun 2005 mengalami kegagalan efisiensi biaya persediaan. Secara keseluruhan tahun 2004 dan 2005 produk Special Bearing untuk industri semen dan pertambangan mengalami fluktuatif efisiensi biaya persediaan.

x

Page 17: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan didukung pula oleh

kemajuan teknologi yang demikian pesat di negara Indonesia saat ini,

perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memperluas ruang gerak dan

arus perputaran baik berupa produk barang atau jasa yang telah menembus batas

suatu wilayah negara, sehingga produk barang dan jasa yang ditawarkan semakin

bervariasi baik merupakan produk dalam negeri atau luar negeri. Paradigma

tersebut menimbulkan persaingan produk yang semakin ketat dalam dunia usaha

antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Untuk itu setiap

perusahaan selalu dituntut untuk dapat meningkatkan produktivitasnya melalui

pengelolaan sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien agar memperoleh

laba yang optimal. Pencapaian efisiensi dalam seluruh aktivitas usaha perusahaan

adalah target yang selalu diupayakan pencapaiannya, demikian juga halnya

dengan pengelolaan persediaan (inventory).

Persediaan merupakan salah satu aktiva utama dalam perusahaan, yang

sifatnya selalu berputar dan memiliki efek langsung terhadap keuntungan

perusahaan sehingga masalah penentuan besarnya alokasi modal dalam persediaan

merupakan masalah yang sangat penting. Alokasi persediaan yang terlalu besar

dari kebutuhan akan memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan, selain

itu akan timbul kemungkinan kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas

1

Page 18: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

2

sehingga menurunkan keuntungan perusahaan. Sebaliknya apabila alokasi dana

dalam persediaan terlalu kecil, maka perusahaan akan kekurangan bahan baku

sehingga tidak dapat menghasilkan produk secara optimal dan pada akhirnya

menurunkan keuntungan perusahaan pula. Dengan kata lain perusahaan

dihadapkan pada suatu masalah pilihan penentuan proporsi dana yang tepat untuk

alokasi persediaan.

Dalam memperoleh laba optimal yang merupakan prasyarat terjaganya

kontinuitas perusahaan, perencanaan jumlah persediaan harus dilakukan dengan

cermat agar tidak menimbulkan biaya yang dusebabkan adanya kesempatan yang

hilang (opportunity cost), akibat tertundanya proses produksi karena kekurangan

persediaan, atau timbulnya biaya-biaya tambahan karena berlebihan persediaan.

Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan dan pengendalian yang tepat

sehingga dapat mempertimbangkan persediaan yang harus ada diakhir periode

sehingga mempunyai gambaran tentang perkiraan persediaan untuk pelaksanaan

proses produksi periode yang akan datang baik jumlah, harga, maupun

kualitasnya. Pada akhirnya, perusahaan menggunakan metode Economic Order

Quantity (EOQ) untuk melakukan efisiensi biaya persediaan. Economic Order

Quantity (EOQ) adalah jumlah persediaan yang harus dipesan pada suatu saat

dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan tahunan.

Dengan menggunakan metode tersebut menghasilkan rasio perputaran

persediaan yang relatif tinggi, mengurangi persediaan yang sudah tidak layak

digunakan atau rusak, dan relatif memperkecil terjadinya kendala-kendala sebuah

perusahaan dalam menghasilkan produksi, atau tertundanya pekerjaan dan

Page 19: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

3

hilangnya kesempatan perusahaan dalam menjual produknya akibat kehabisan

persediaan. Metode Economic Ordering Quantity merupakan suatu langkah

pengaturan persediaan untuk mengefisiensikan biaya persediaan. Efisiensi

merupakan tolak ukur yang penting untuk mengetahui keberhasilan yang dapat

dicapai oleh suatu perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dapat

mencerminkan efisiensi bila penggunaan bahan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Pada dasarnya penggunaan metode Economic

Ordering Quantity menghasilkan efesiensi biaya persediaan yang lebih baik dalam

perusahaan.

PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) Cabang Bandung, berdiri

pada tahun 1990, merupakan anak perusahaan PT Sarana Lancar Sejahtera

Bearindo Singapore yang berdiri pada tahun 1963, PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang Distributor (Penjualan

Barang Jadi). PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) merupakan distributor

dari PT SKEFINDO (SKF) yang memproduksi bahan baku mesin industri berupa

bearing. Tujuan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) adalah untuk

menyediakan jasa perakitan mesin dan distribusi barang berupa bearing yang

sesuai dengan mesin industri tertentu, baik pendistribusian langsung atau masih

dalam proses perakitan. PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS)

bekerjasama dengan pelanggan dan rekan bisnis untuk mencapai pertumbuhan

dan keuntungan terus menerus yang kompetitif baik secara nasional maupun

regional Asia-Pasifik. Kerjasama tersebut dilakukan untuk bersaing secara efektif

dalam lingkungan persaingan yang semakin ketat seperti saat ini, maka PT Sarana

Page 20: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

4

Lancar Sejahtera Laharindo perlu mencari cara untuk meningkatkan efisiensi

biaya persediaan.

Usaha PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) untuk meningkatkan

efisiensi dengan menekan biaya persediaan yang kenyataannya masih belum

optimal karena sebagaimana perusahaan lainnya, PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo juga masih dihadapkan pada masalah persediaan bahan baku dan

barang jadi diantaranya: perencanaan kebutuhan bahan baku, pemesanan dan

penyimpanannya. Faktor-faktor pembentuk utama biaya persediaan adalah

holding cost atau carrying cost yaitu biaya yang timbul karena perusahaan

menyimpan persediaan, dan ordering cost atau set up cost yaitu biaya yang

berhubungan dengan pemesanan dan pengadaan bahan baku. Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis akan memfokuskan pembahasan terhadap pangadaan Special

Bearing yang digunakan untuk mesin industri pertambangan dan semen.

Perencanaan pembelian bahan baku dalam perusahaan tersebut

memperkirakan jenis dan jumlah bahan baku yang harus dipesan baik untuk

langsung digunakan maupun sebagai persediaan dengan cara menentukan berapa

pesanan tiap kali pemesanan dan periode waktu pemesanannya, sehingga dapat

menekan atau mengefisiensikan biaya persediaan. Dalam pengambilan keputusan

untuk perencanaan pembelian bahan baku sering kali membutuhkan perkiraan

yang tidak mudah, hal ini cukup beralasan karena menyangkut masalah biaya

yang dikeluarkan sekaligus keuntungan yang diterima.

Berdasarkan data tahun 2004 - 2005 yang diperoleh dari bagian

Departement Material Planning and Inventory Control (MPIC), bahwa biaya

Page 21: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

5

persediaan Special Bearing untuk mesin industri pertambangan dan semen

mengalami permasalahan. Perusahaan ini menghasilkan Special Bearing dengan

rata-rata per tahun sebesar 500 unit. Produk 500 unit ini yang dihasilkan memiliki

biaya persediaan yang tinggi dengan rata-rata Rp.7.600.000 per bulan. Pada tahun

2005 terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak non subsidi nasional. Kenaikan

tersebut menyebabkan kenaikan biaya produksi dalam industri nasional pada

umumnya. Kenaikan biaya produksi tersebut berimbas kepada produk Special

Bearing, dimana suku cadang ini merupakan bagian dari mesin produksi industri.

Permasalahan yang terjadi selanjutnya dalam perusahaan produk Special Bearing

yaitu persediaan yang menggunakan metode EOQ mengalami kegagalan efisiensi

biaya persediaan, dimana perusahaan menyimpan produk tersebut dalam jangka

waktu yang cukup lama bagi perusahaan. Oleh karena itu, maka penulis ingin

meneliti bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo untuk meningkatkan efisiensi biaya persediaan tersebut. Dari latar

belakang permasalahan tersebut diatas, penulis berkeinginan untuk meneliti

masalah tersebut dan menuangkan kedalam skripsi dengan judul :

“PENERAPAN ECONOMIC ORDERING QUANTITY (EOQ)

DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN PADA PT

SARANA LANCAR SEJAHTERA LAHARINDO BANDUNG”

1.2. Batasan Masalah

PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo adalah perusahaan yang menjual

dan mendistribusikan bahan baku mesin-mesin industri berupa bearing. Adapun

Page 22: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

6

batasan masalah yang akan diteliti oleh penulis selama melakukan penelitian

adalah terbatas pada perencanaan persediaan Special Bearing pada mesin industri

pertambangan dan semen. Perusahaan tersebut menerapkan metode persediaan

Economic Ordering Quantity (kuantitas pesanan ekonomis) pada produk Special

Bearing. Sebagai perencanaan produksi persediaan atas metode tersebut,

perusahaan juga mempersiapkan persediaan pengamanan (Safety Stock) dan titik

pemesanan kembali (Reorder Point). Penulis mempertimbangkan besarnya

efisiensi biaya persediaan dengan menggunakan data rasio sensivitas dan biaya

marginal pada produk dalam perusahaan tersebut. Pertimbangan rasio sensitivitas

dilakukan agar memperoleh biaya persediaan bahan baku yang tepat untuk

efisiensi biaya pemesanan dan penyimpanan penggunaan Special Bearing .

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis uraikan diatas,

maka untuk membatasi masalah tersebut penulis mengidentifikasi masalah

tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan metode Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam

perencanaan pembelian bahan baku Special Bearing?

2. Bagaimana efisiensi biaya persediaan dengan metode rasio sensitivitas dan

perhitungan biaya marginal pada perusahaan?

3. Bagaimana penerapan metode Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam

meningkatkan efisiensi biaya persediaan?

Page 23: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

7

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian berdasrkan identifikasi masalah

diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode Economic Ordering Quantity (EOQ)

dalam perencanaan pembelian bahan baku Special Bearing.

2. Untuk mengetahui efisiensi biaya persediaan dengan metode rasio

sensitivitas dan perhitungan biaya marginal pada perusahaan.

3. Untuk mengetahui penerapan metode Economic Ordering Quantity (EOQ)

dalam meningkatkan efisiensi biaya persediaan.

1.5. Kegunaan Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara

praktik maupun teori bagi berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi Penulis

Dengan penelitian melalui praktik ini penulis dapat mempraktikan ilmu

mengenai metode Economic Ordering Quantity (EOQ) yang diperoleh

dibangku perkuliahan secara nyata dilapangan dalam rangka menyusun

skripsi sehingga akan meningkatkan wawasan, pengetahuan dalam

pengalaman penulis.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi sebagai

berikut :

a. Bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Page 24: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

8

b. Alat untuk menilai perkembangan dan kinerja perusahaan serta

perencanaan di masa yang akan datang.

c. Masukan bagi perusahaan tentang upaya yang harus dilakukan

dalam pengelolaan persediaan.

3. Bagi Peneliti lain

Dengan penelitian ini, terutama yang berada di lingkungan Perguruan

Tinggi dapat menambah referensi bagi lembaga pendidikan untuk

perkembangan teori dan dalam praktiknya di dunia industri. Sehingga

dapat menambah perbendaharaan pengetahuan dan meningkatkan kualitas

pendidikan.

1.6. Kerangka Pemikiran

Suatu perusahaan harus mampu melihat kemungkinan dan kesempatan di

masa yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena

itu, merupakan tugas manajemen untuk merencanakan masa depan

perusahaannya. Secara umum istilah perencanaan dipakai untuk kegiatan yang

menunjukkan masa depan, kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan

perusahaan adalah memutuskan berbagai alternatif dan perumusan kebijakan yang

dilaksanakan dimasa yang akan datang. Keberhasilan suatu perusahaan salah

satunya ditunjukkan dengan memperoleh laba yang optimal. Langkah awal yang

dilakukan perusahaan dalam memprediksi laba yang akan diperoleh adalah

dengan melakukan rencana penjualan baik terhadap volume produk yang dijual,

Page 25: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

9

harga jual produk serta biaya. Dalam penggunaan biaya-biaya tersebut pada

akhirnya akan mempengaruhi harga jual, volume produksi, dan persediaan.

Dalam penggunaan metode Economic Ordering Quantity (EOQ) untuk

perencanaan pembelian persediaan bahan baku Special Bearing pada mesin-mesin

industri dapat dilihat dari besarnya pembelian tiap kali pemesanan yang akan

menguntungkan dan meminimalkan biaya persediaan, karena Model Economic

Ordering Quantity (EOQ) digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan

persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan

biaya kebalikannya pemesanan persediaan.

Perencanaan (planning) berarti penyusunan gambaran finansial dan

operasional rinci kegiatan-kegiatan yang direncanakan. Salah satu perencanaan

yang dilakukan oleh suatu perusahaan diantaranya adalah perencanaan pembelian

persediaan. Proses perencanaan memadukan gagasan-gagasan, ramalan-ramalan,

ketersediaan sumber daya, dan realitas finansial, untuk menciptakan serangkaian

tindakan guna mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran perusahaan. Setelah

itu, rencana tersebut digunakan dengan cara mengambil keputusan-keputusan

untuk menerapkan rencana-rencana yang telah ditetapkan.

Pengelolaan yang baik tidak selalu mengharuskan penyediaan tingkat

persediaan yang rendah ataupun tinggi, tapi harus dikembangkan sistem

pengelolaan persediaan yang efisien dengan memperhatikan semua kebutuhan

produksi, penjadwalan, biaya, resiko, bahkan keinginan konsumen. Alasan utama

mengapa perhatian terhadap masalah perencanaan demikian besar karena pada

Page 26: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

10

kebanyakan perusahaan ternyata persediaan merupakan bagian atau porsi yang

cukup besar dan berpengaruh dalam penentuan biaya persediaan.

Biaya persediaan merupakan biaya yang dikeluarkan dalam setiap kali

pembelian sebagai persediaan, dimana biaya persediaan tersebut secara

keseluruhan dipengaruhi oleh biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya

penyimpanan (carriying cost). Biaya pemesanan (ordering cost) merupakan biaya

yang terjadi dalam rangka melaksanakan kegiatan pemesanan, sedangkan biaya

penyimpanan (carriying cost) merupakan biaya yang terjadi dalam rangka

melaksanakan kegiatan penyimpanan persediaan. Pengertian persediaan dalam

buku Manajemen Persediaan adalah sebagai berikut:

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.

(Herjanto, 1999: 2)

Sedangkan menurut J. Wild (2005:265) dalam buku Financial Statement

Analysis, persediaan adalah; “Persediaan merupakan barang yang dijual dalam

aktivitas normal perusahaan yang harus diperhatikan karena merupakan

komponen utama dari aktiva operasi dan langsung mempengaruhi perhitungan

laba”.

Dengan adanya perencanaan yang berperan dalam meningkatkan efisiensi

biaya persediaan bahan baku Special Bearing pada mesin industri pertambangan

dan semen, maka permasalahan biaya persediaan yang tidak efisien dapat

menggunakan perencanaan persediaan dengan metode Economic Ordering

Quantity (EOQ). Metode ini untuk meminimalkan biaya-biaya pemesanan

Page 27: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

11

(ordering cost) dan biaya-biaya penyimpanan (carriying cost) yang pada akhirnya

akan dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan.

Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003:301) dalam buku Manajemen

Operasi, efisiensi biaya persediaan adalah; “Efisiensi biaya persediaan merupakan

penghematan biaya-biaya yang timbul akibat dari adanya kegiatan untuk

pengadaan bahan baku”.

Alat ukur yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya efisiensi

biaya persediaan yang diperoleh apabila perusahaan menggunakan metode

Economic Ordering Quantity (EOQ) adalah rasio sensitivitas dan biaya marginal.

Ma’arif dan Tanjung (2003:301) dalam buku Manajemen Operasi menyatakan

bahwa; “Efisiensi biaya persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rasio

sensitivitas dan biaya marginal”.

Berdasarkan uraian diatas, penulis memberikan gambaran kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Page 28: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

12

GAMBAR 1.1

KERANGKA PEMIKIRAN

Rencana Pembelian bahan baku Special Bearing

Persediaan

1.7. Metode Penelitian

Total Biaya Persediaan • Carriying Cost • Ordering Cost

Model EOQ • Jumlah Pemesanan

yang Ekonomis • Laba Meningkat • Investasi Berkurang

Persediaan Berlebih • Investigasi Berlebih • Biaya Penyimpanan

Kekurangan Persediaan • Kekurangan Produksi

Terganggu • Hilang Langganan

Efisiensi Biaya Persediaan Tercapai

Page 29: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

13

1.7. Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi, metode penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha untuk

mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberikan gambaran

yang jelas mengenai objek yang diteliti. Alasan penulis menggunakan metode ini

penulis akan menggambarkan secara mendetail dan sistematis mengenai

perenanaan pembelian bahan baku Special Bearing dengan menggunakan

Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam usaha meningkatkan efisiensi biaya

persediaan pada perusahaan yang diteliti. Disamping itu penulis menggunakan

pendekatan studi kasus karena pengambilan data hanya dilakukan pada satu

perusahaan saja yaitu PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS).

Penulis melakukan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu

dengan cara :

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tatap

muka langsung dengan pihak-pihak terkait yaitu Departement Material

Planning and inventory control (MPIC) PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo (SLS). Dari kegiatan ini, penulis mendapatkan data yang

diperlukan dalam penyusunan Tugas akhir ini, diantaranya data tentang

proses pengadaan bahan baku Special Bearing, data tentang pemasok,

serta kebijakan-kebijakan perusahaan.

2. Dokumentasi, yaitu dengan cara melihat dan mempelajari dokumen, buku-

buku dan catatan-catatan yang ada pada perusahaan tempat penulis

melakukan penelitian.

Page 30: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

14

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo.yang berlokasi di Komplek Ruko Kopo Plaza Blok C-19 Jl. PETA

(Lingkar Selatan) Bandung. Pada Departement Material Planning and Inventory

(MPIC) terhitung sejak bulan Oktober sampai Desember 2007.

Page 31: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan sebuah fungsi manajemen yang fundamental serta

berkenaan dengan pelaksanaan tugas seorang manajer. Perencanaan berarti

menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana

cara melakukannnya agar dapat berhasil dengan baik. Menurut, Nafarin (2004:4)

dalam bukunya Penganggaran Perusahaan pengertian dari perencanaan sebagai

berikut ; “Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan

asumsi mengenai gambaran dan kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan

datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan”.

Perencanaan meliputi penyelidikan terhadap bidang-bidang, diantaranya

keadaan perusahaan yang sesungguhnya, kebijakan utamanya, dan penentuan

waktu dalam cakupan luas, serta faktor-faktor lain yang ada kaitannya dengan

rencana jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan memiliki tujuan utama

yaitu memberikan proses umpan maju (feed forward) agar dapat memberikan

petunjuk kepada setiap seorang manajer dalam pengambilan keputusan

operasional sehari-hari. Perencanaan yang efektif didasarkan atas fakta-fakta yang

dikumpulkan, hal tersebut membutuhkan pemikiran reflektif dan pandangan ke

masa depan dalam membuat keputusan rasional.

15

Page 32: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

16

2.1.1 Perencanaan Pembelian Bahan

Pembelian bahan adalah kegiatan pengadaan barang yang tujuannya untuk

dijadikan sebagai persediaan atau langsung digunakan pada proses produksi.

Usaha untuk merencanakan pembelian dapat dilaksanakan atas dasar tingkat

penggunaan bahan yang berlaku dan dipergunakan di perusahaan, yangmana

tingkat penggunaan bahan dapat dipakai untuk menyusun perkiraan kebutuhan

bahan tersebut. Menurut Ahyari (1990:67) dalam bukunya Manajemen Produksi,

pengertian tingkat penggunaan bahan yaitu; “Tingkat pengunaan bahan adalah

seberapa banyak jumlah dan jenis bahan yang dipergunakan untuk memproduksi

satu unit produk akhir”.

Dengan diketahui tingkat penggunaan bahan dalam keperluan proses

produksi, maka data perencanaan produksi untuk periode yang akan datang dapat

dipergunakan sebagai dasar penentuan peramalan pembelian di periode yang

bersangkutan.

Perencanaan pembelian bahan merupakan tindakan yang sangat penting

dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, dan

kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali. Dalam perencanaan

pembelian bahan, manajer memberikan garis besar langkah-langkah yang harus

diambil dalam menggerakan organisasi terhadap tujuannya. Setelah menentukan

kumpulan strategi yang harus diikuti, organisasi masih memerlukan rencana

khusus, seperti lokasi, metode keuangan, jam operasi, dan lain-lain. Bila rencana

ini telah selesai dibuat, akan dikomunikasikan ke seluruh organisasi. Bila sudah

diterapkan, rencana ini akan melayani koordinasi, atau bergabung bersama seluruh

Page 33: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

17

bagian organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi jelaslah perencanaan

pembelian bahan dilakukan sebelum upaya atau aktivitas pembelian dilakukan,

dengan kata lain perencanaan mendahului tindakan-tindakan organisasi yang

secara sadar membatasi keberhasilannya kepada apa yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2.2 Persediaan

Pada suatu waktu para pengusaha akan dihadapkan dengan adanya resiko

bahwa perusahaannya tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya,

permasalahan ini dapat terjadi apabila perusahaan tidak memiliki persediaan.

Persediaan sangatlah penting untuk mempermudah jalannya operasi setiap

perusahaan, persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari

persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan demikian, perlu diusahakan

keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya

seperti biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost).

Tetapi tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat, yang berarti

pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya

ia dapatkan.

2.2.1 Pengertian Persediaan

Salah satu upaya perusahaan dalam mempertahankan kelancaran dan

kesinambungan proses produksi adalah dengan adanya persediaan. Berbagai

rumusan tentang persediaan telah banyak dikemukakan oleh para ahli, namun

Page 34: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

18

pada prinsipnya persediaan adalah suatu sumber daya menganggur yang

menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini

dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan

pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi

seperti dijumpai pada sistem rumah tangga. Terdapat definisi mengenai

persediaan yang diungkapkan oleh beberapa penulis. dalam buku Manajemen

Persediaan, mendefinisikan persediaan adalah:

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. (Rangkuti, 2004:2) Sedangkan menurut Nafarin (2004:62) dalam bukunya Penganggaran

Perusahaan, menyatakan persediaan adalah; “Persediaan adalah barang yang

diperoleh dan tersedia dengan maksud untuk dijual atau dipakai dalam proses

produksi atau dipakai untuk keperluan nonproduksi dalam siklus kegiatan yang

normal”.

Dari beberapa pendapat diatas mengenai persediaan, maka dapat

dijelaskan bahwa persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan,

dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses

produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi

permintaan setiap waktu. Persediaan juga dapat diartikan sebagai uang yang

dalam sementara waktu berada dalam bentuk barang, seperti bahan baku, barang

setengah jadi, maupun barang jadi. Tetapi berbeda dengan sifat uang yang apabila

Page 35: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

19

disimpan (di bank) akan menghasilkan bunga, sedangkan persediaan akan

dikenakan bunga atau biaya-biaya lainnya.

2.2.2 Kegunaan Persediaan

Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya

operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk

memproduksi barang-barang serta menyampaikannya kepada para pelanggan atau

konsumen. Persediaan yang dilakukan mulai dari yang berbentuk bahan baku,

barang setengah jadi sampai barang jadi seperti yang dikemukakan oleh Rangkuti

(2004:3) dalam bukunya Manajemen Persediaan, antara lain mengatakan bahwa

persediaan berguna untuk:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan

2. Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehingga harus dikembalikan

3. Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada di pasaran

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi

5. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya di mana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut

6. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.

2.2.3 Jenis-Jenis Persediaan

Pada umumnya persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Rangkuti (2004:7) dalam

bukunya Manajemen Persediaan, menjelaskan mengenai jenis-jenis persediaan

Page 36: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

20

bahwa; “Jenis-jenis persediaan menurut fungsinya yaitu: Batch Stock atau Lot Size

Inventory, Fluctuation Stock, dan Anticipation Stock”.

Dari keterangan di atas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Batch Stock atau Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena perusahaan membeli atau membuat

bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan

pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembuatan atau pembelian yang dilakukan

dalam jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam

jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena pengadaan bahan atau barang

yang dilakukan lebih banyak dari yang dibutuhkan.

Keuntungannya:

a. Potongan harga pada harga pembelian

b. Efisiensi produksi

c. Penghematan biaya angkutan

2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan

konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan

mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen,

jika tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau

tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan terlebih

dahulu. Jadi apabila terjadi fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka

persediaan ini dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan

naik turunnya permintaan tersebut.

Page 37: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

21

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang

dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu

tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan serta permintaan

yang meningkat. Disamping itu anticipation stock dimaksudkan pula

untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga

tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari kemacetan

produksi.

Persediaan menurut jenis dan posisi barang dapat dikelompokkan, seperti

yang dikemukakan oleh Rangkuti (2004:8) dalam bukunya Manajemen

Persediaan, adalah sebagai berikut:

1. Persediaan bahan baku (raw material stock) 2. Persediaan bagian produk atau komponen yang dibeli

(purchased part/component stock) 3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies stock) 4. Persediaan barang dalam proses (work in process/progress

stock) 5. Persediaan barang jadi (finished good stock).

Dari keterangan di atas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Persediaan bahan mentah (raw material stock).

Yaitu, persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam

proses produksi, dan diperoleh dengan membeli dari supplier atau

perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang

menggunakannya.

2. Persediaan bagian produk atau komponen yang dibeli (purchased

part/component stock).

Page 38: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

22

Yaitu, persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen

yang diperoleh dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung dirakit

dengan komponen-komponen lain, tanpa melalui proses prduksi

sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan komponen-komponen ini

tidak mengalami perubahan dalam operasi.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies stock)

Yaitu, persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi

untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam

bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau

komponen dari barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (work in process/progress stock)

Merupakan persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian

dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi

masih perlu diproses lebih lanjut untuk kemudian menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished goods stock)

Adalah persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah

dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada langganan atau perusahaan lain.

2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persediaan

Perusahaan dalam melangsungkan usahanya dengan lancar perlu

menyediakan persediaan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya

persediaan, diantaranya tingkat penjualan, sifat teknis dan lamanya produksi, serta

daya tahan produk akhir. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan

Page 39: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

23

bahan baku seperti yang dijelaskan oleh Nafarin (2004:62) dalam bukunya

Penganggaran Perusahaan, yaitu :

Besar kecilnya persediaan barang jadi, antara lain dipengaruhi faktor berikut: 1. Sifat penyesuaian jadwal produksi dengan pesanan ekstra 2. Sifat persaingan industri 3. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang (carrying

cost) dengan biaya karena kehabisan persediaan (stockout cost).

Dari keterangan diatas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Sifat penyesuaian rencana produksi dengan pesanan ekstra.

Adakalanya perusahaan mendapatkan pesanan ekstra diatas volume

pesanan normal. Selama perusahaan dapat menyesuaikan rencana produksi

dengan pesanan ekstra tersebut tanpa ada tambahan biaya maka

perusahaan tidak begitu memerlukan persediaan yang besar. Namun

sebaliknya bila perusahaan tidak dapat menyesuaikannya maka perlu

persediaan yang relatif besar.

2. Sifat persaingan industri.

Bila perusahaan termasuk perusahaan industri maka penyerahan pesanan

dengan cepat pada langganannya menjadi faktor yang sangat penting

dalam persaingan usaha. Maka perusahaan perlu mempertahankan adanya

persediaan yang relatif besar daripada perusahaan yang bentuk persaingan

utamanya adalah harga dan kualitas.

3. Hubungan antara biaya penyimpanan persediaan di gudang (carrying cost)

dan biaya akibat kehabisan persediaan (stockout cost).

Page 40: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

24

Apabila inventory carrying cost lebih kecil dari pada stockout cost, maka

perusahaan dapat mempertahankan persediaan barang jadi yang lebih

besar. Jumlah persediaan barang jadi yang sebaiknya adalah pada tingkat

dimana tambahan carrying cost sama dengan besarnya dengan tambahan

stockout cost. Jumlah anggaran untuk persediaan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya: jangka waktu diperlukan untuk mendapatkan

bahan tersebut, daya tahan masing-masing bahan untuk disimpan, dan

untuk barang setengah jadi harus diketahui proses produksi produk yang

akan dihasilkan, serta untuk barang jadi harus diperhatikan sifat produk

dan praktek pemesanan atau permintaan oleh pelanggan.

2.3 Perencanaan Persediaan

Pada dasarnya perencanaan persediaan dan didukung pula dengan adanya

pengendalian persediaan bertujuan agar pengadaan persediaan dapat diusahakan

dengan biaya yang serendah-serendahnya. Suatu masalah utama dalam setiap

usaha produksi adalah besarnya investasi yang diperlukan dalam bentuk

persediaan. Perencanaan persediaan yang tidak tepat pada akhirnya akan

mengakibatkan penurunan laba. Oleh karena itu sangatlah penting usaha dalam

perencanaan persediaaan yang menyangkut jumlah, waktu pemesanan serta

perawatannya. Perencanaan persediaan itu sendiri merupakan suatu kegiatan

untuk menentukan tingkat dan komposisi persediaan bahan baku, dan barang atau

produk, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan

serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien.

Page 41: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

25

Semua hal yang dilakukan dalam rangka perencanaan persediaan bertujuan

untuk menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga

mengakibatkan terhentinya proses produksi, dan menjaga agar pembentukan

persediaan tidak terlalu, serta perusahaan mencapai laba maksimal. Laba tertinggi

dapat dicapai bila dana berputar dengan cepat. Oleh karena itu, dana yang

diinvestasikan diusahakan sekecil mungkin, termasuk investasi dalam persediaan,

baik persediaan barang jadi dan persediaan barang dalam proses, maupun

persediaan bahan baku. Tetapi pada umumnya perusahaan tidak dapat setiap kali

beroperasi mempunyai saldo persediaan nol. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain faktor persaingan, faktor lingkungan, dan faktor lainnya.

Menurut Nafarin (2004:83) dalam bukunya Penganggaran Perusahaan

menyatakan faktor yang menentukan rencana persediaan bahan baku,

diantaranya:

Besar kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Anggaran produksi b. Harga beli bahan baku c. Biaya penyimpanan bahan baku di gudang (carrying cost)

dalam hubungannnya dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan (stockout cost)

d. Ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku e. Ketepatan pemasok (penjual bahan baku) dalam

menyerahkan bahan baku yang dipesan f. Jumlah bahan baku setiap kali pesan.

Dari keterangan diatas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

Page 42: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

26

a. Anggaran produksi.

Semakin besar produksi yang dianggarkan semakin besar bahan baku yang

disediakan. Sebaliknya semakin kecil produksi yang dianggarkan semakin

kecil juga bahan baku yang disediakan.

b. Harga beli bahan baku.

Semakin tinggi harga beli bahan baku, semakin tinggi persediaan bahan

baku yang direncanakan. sebaliknya semakin rendah harga bahan baku

yang direncanakan. Sebaliknya semakin rendah harga bahan baku yang

dibeli, semakin rendah persediaan bahan baku yang direncanakan.

c. Biaya penyimpanan bahan baku di gudang (carrying cost) dalam

hubungannnya dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat

kehabisan persediaan (stockout cost).

Apabila biaya penyimpanan bahan baku di gudang lebih kecil dibanding

dengan biaya ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan,

maka perlu persediaan bahan baku yang besar. Sebaliknya bila biaya

penyimpanan bahan baku di gudang lebih besar dibanding dengan biaya

ekstra yang dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan, maka

persediaan bahan baku yang direncanakan kecil. Biaya kehabisan

persediaan (stockout cost) seperti biaya pesanan darurat, kehilangan

kesempatan mendapatkan keuntungan, karena tidak terpenuhinya pesanan,

kemungkinan kerugian karena adanya stagnasi produksi, dan lain-lain.

d. Ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku.

Page 43: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

27

Semakin tepat standar bahan baku dipakai yang dibuat, semakin kecil

persediaan bahan baku yang direncankan. Sebaliknya bila standar bahan

baku dipakai yang dibuat sulit untuk mendekati ketepatan, maka

persediaan bahan baku yang direncanakan akan besar.

e. Ketepatan pemasok (penjual bahan baku) dalam menyerahkan bahan baku

yang dipesan.

Apabila pemasok biasanya tidak tepat dalam menyerahkan bahan baku

yang dipesan, maka persediaan bahan baku yang direncanakan jumlahnya

besar. Sebaliknya bila pemasok biasanya tepat dalam menyerahkan bahan

baku, maka bahan baku yang direncanakan jumlahnya kecil.

f. Jumlah bahan baku setiap kali pesan.

Bila bahan baku tiap kali pesan jumlahnya besar, maka persediaan yang

direncanakan juga besar. Sebaliknya bila bahan baku setiap kali pesan

jumlahnya kecil, maka persediaan yang direncanakan juga kecil. Besarnya

pembelian bahan baku tiap kali pesan untuk mendapatkan biaya pembelian

minimal dapat ditentukan dengan kuantitas pesanan ekonomis dan saat

pemesanan kembali.

Kunci utama dalam perencanaan persediaan yang baik adalah pengetahuan

yang memadai mengenai teknik-teknik mendasar untuk mengembangkan rasa

percaya diri yang tinggi agar dapat dilakukan adaptasi yang praktis bagi

kebutuhan tertentu perusahaan. Menurut Usry dan Lawrence Hammer dalam

bukunya Cost Accounting: Planning and Controll yang diterjemahkan oleh Sirait

Page 44: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

28

dan Herman Wibowo (1994:265) dalam bukunya Akuntansi Biaya: Perencanaan

dan Pengendalian, pada dasarnya kuantitas pesanan ekonomis dan perhitungan

titik pemesanan menggunakan asumsi sebagai berikut:

1. Permintaan rata-rata yang relatif seragam 2. Tingkat pemakaian persediaan yang seragam 3. Distribusi normal dari kesalahan prakiraan permintaan (normal

distribution of demand forecast error) 4. Harga beli per unit yang konstan, tanpa memandang volume

pesanan. 5. Tersedianya dana bila titik pemesanan dicapai 6. Permintaan atas semua jenis bahan yang independen secara

statistik. Kebutuhan masa mendatang untuk setiap barang yang dibeli atau

dihasilkan memainkan peran utama dalam pengendalian bahan. Jika kebutuhan

pemakaian tidak direncanakan secara tepat, sistem pengendalian terbaik pun tidak

akan menjamin tersedianya kuantitas persediaan yang tepat selama dan akhir

periode mendatang. Menurut Usry dan Lawrence Hammer dalam bukunya Cost

Accounting: Planning and Controll yang diterjemahkan oleh Sirait dan Herman

Wibowo (1994:248) dalam bukunya Akuntansi Biaya: Perencanaan dan

Pengendalian menyatakan sebagai berikut:

Dalam merencanakan kebutuhan pabrikasi, setiap jenis persediaan atau kelompok jenis persediaan harus dianalis secara periodik guna: 1. Meramalkan kebutuhan untuk setiap bulan, triwulan atau tahun

berikutnya 2. Menentukan tenggang waktu (lead time) perolehan 3. Merencanakan pemakaian selama tenggang waktu 4. Menghitung kuantitas persediaan yang ada 5. Memesan unit yang dibutuhkan 6. Menentukan cadangan atau kebutuhan persediaan pengaman

(safety stock).

Page 45: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

29

Untuk melaksanakan hal-hal tersebut di atas, manajemen membutuhkan

teknik dan prosedur yang dapat memberikan informasi, sehingga berdasarkan

informasi itu manajemen dapat mengambil keputusan mengenai kegiatan sehari-

hari untuk keperluan persediaan. Adapun cara yang dianggap penting untuk

dilakukan oleh pihak manajemen dalam perencanaan persediaan yaitu Economic

Ordering Quantity (kuantitas pesanan ekonomis), mempersiapkan persediaan

pengaman (Safety Stock), dan titik pemesanan kembali (Reorder Point).

2.4 Economic Ordering Quantity

Untuk mencapai efisiensi dalam persediaan, diperlukan perencanaan

persediaan yang meliputi jumlah persediaan yang harus dipertahankan, waktu

pemesanan kembali persediaan dan jumlahnya, persediaan pengaman, dan biaya-

biaya yang meliputi biaya pergudangan, biaya pemesanan, dan bahkan biaya yang

kemungkinan timbul karena kehabisan persediaan. Setelah diketahui jumlah

persediaan yang dibutuhkan, maka perusahaan perlu mengadakan perencanaan

tentang cara pembelian persediaan tersebut. Untuk memenuhi persediaan, terdapat

dua alternatif yang biasa digunakan, yaitu:

a. Dengan membeli sekaligus jumlah seluruh kebutuhan, sehingga setiap kali

dibutuhkan dalam proses produksi bahan tersebut dapat langsung diambil

di gudang. Cara ini lebih menjamin kelancaran proses produksi karena

bahan selalu tersedia serta biaya pemesanannya cukup rendah. Akan tetapi

cara ini akan menimbulkan biaya penyimpanan dan pemeliharaan yang

cukup tinggi.

Page 46: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

30

b. Dengan cara melakukan pembelian berkali-kali dalam jumlah yang kecil

untuk setiap kali pembelian. Cara ini memungkinkan terganggunya

kegiatan produksi jika terjadi keterlambatan penerimaan barang. Serta

menimbulkan biaya pemesanan yang cukup tinggi, sebaliknya biaya

penyimpanannya kecil.

Semua masalah tersebut dapat diminimalisir dengan merencanakan secara

cermat tentang cara penyediaan bahan yang tepat, dalam arti tidak mengganggu

proses produksi dan disamping itu biaya yang ditanggung tidak terlalu tinggi,

dengan menggunakan suatu metode yang dinamakan Economic Ordering

Quantity (EOQ) atau jumlah pemesanan optimal. Dengan model tersebut dapat

dihitung tingkat pemesanan yang optimal, meminimalkan biaya penyimpanan dan

pemesanan sehingga didapatkan jumlah persediaan yang efisien yang pada

akhirnya kesinambungan produksi perusahaan tetap terjaga. Mengenai pengertian

Economic Ordering Quantity (EOQ), Usry dan Lawrence Hammer dalam

bukunya Cost Accounting: Planning and Controll yang diterjemahkan oleh Sirait

dan Herman Wibowo (1994:249) dalam bukunya Akuntansi Biaya: Perencanaan

dan Pengendalian menyatakan sebagai berikut; “Economic Ordering Quantity

(EOQ) adalah jumlah persediaan yang harus dipesan pada suatu saat dengan

tujuan untuk mengurangi biaya persediaan tahunan”.

Dalam Kamus Istilah Akuntansi disebutkan pengertian Economic Order

Quantity (EOQ) adalah model matematika yang menentukan jumlah barang yang

harus dipesan untuk memenuhi permintaan yang diproyeksikan, dengan biaya

persediaan yang diminimalkan. EOQ (jumlah pesanan yang ekonomis) adalah

Page 47: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

31

model persediaan yang membantu manager dalam mengambil keputusan tentang

unit yang harus dipesan agar tidak terjadi investasi berlebihan dalam persediaan

yang ditanam dalam persediaan dan tidak mengalami kehabisan persediaan yang

akan mengakibatkan produksi berhenti, penundaan pesanan, kehilangan laba

potensial, dan lain-lain.

Pada dasarnya Economic Ordering Quantity (EOQ) terdiri dari model

Economic Ordering Quantity deterministik dan model Economic Ordering

Quantity probabilistik. Model Economic Ordering Quantity deterministik yaitu

periode datangnya diasumsikan tetap atau pasti, sedangkan model Economic

Ordering Quantity probabilistik yaitu digunakan apabila diasumsikan periode

datangnya pesanan tidak tetap. Dalam pembahasan tugas akhir ini, penulis

membatasi pembahasan hanya pada Economic Ordering Quantity (EOQ) model

probabilistik karena periode datangnya pesanan pada perusahaan yang menjadi

objek penelitian sifatnya tidak tetap.

Dalam menentukan beberapa pesanan yang ekonomis dapat dilakukan

dengan tiga pendekatan, yaitu menggunakan tabel, grafik, dan menggunakan

rumus matematika. Dibandingkan dengan menggunakan tabel dan grafik,

penentuan jumlah pemesanan yang ekonomis dengan menggunakan rumus

matematika, lebih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan karena lebih

mudah dan lebih praktis. Dengan informasi seperti kuantitas yang dibutuhkan,

harga per unit, persentase biaya kepemilikan persediaan, dan biaya setiap pesanan,

maka dengan perhitungan kalkulus diferensial menurut Usry dan Lawrence

Hammer dalam bukunya Cost Accounting: Planning and Controll yang

Page 48: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

32

diterjemahkan oleh Sirait dan Herman Wibowo (1994:251) dalam bukunya

Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, dapat dihitung jumlah pesanan

yang ekonomis melalui rumus sebagai berikut:

EOQ =CUxCCxRUxCO2

Keterangan:

EOQ = Economic order quantity (kuantitas pesanan yang

ekonomis)

RU = Annual required units (unit kebutuhan setahun)

CO = Cost per order (biaya per pesanan)

CU = Cost per unit of material (biaya bahan per unit)

CC = Carrying cost percentage (persentase biaya kepemilikan)

Sedangkan menurut Hansen dan Maryanne M. Mowen (2005:473) dalam

bukunya Management Accounting, Perencanaan dan Pengendalian, dapat dihitung

jumlah pesanan yang ekonomis melalui rumus sebagai berikut:

EOQ =C

xDxP2

Keterangan:

EOQ = Economic order quantity (kuantitas pesanan yang

ekonomis)

D = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui

P = Biaya penempatan pesanan dan biaya penerimaan

pesanan

C = Biaya peyimpanan satu unit persediaan dalam setahun

Page 49: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

33

Rumus EOQ tersebut dengan mudah dan praktis digunakan untuk

merencanakan berapa kali suatu bahan dibeli dalam satu periode tertentu dan

berapa jumlah yang dibeli untuk setiap kali pembelian. Namun demikian, dalam

penggunaan rumus tersebut harus diperhatikan beberapa asumsi dasar seperti yang

dikemukakan oleh Nafarin (2004:85) dalam bukunya Penganggaran Perusahaan

sebagai berikut:

Pembelian berdasarkan EOQ dapat dibenarkan bila syarat berikut ini terpenuhi: a. Bahan tidak mudah rusak dan pengiriman bahan tidak

terlambat b. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan per unit konstan c. Kebutuhan bahan relatif stabil sepanjang tahun (periode) d. Harga beli bahan per unit konstan sepanjang periode e. Setiap saat bahan diperlukan selalu tersedia di pasar f. Bahan yang dipesan tidak terikat dengan bahan yang lain,

terkecuali bahan tersebut ikut diperhitungkan tersendiri dalam EOQ.

Sedangkan untuk mengetahui jumlah dana yang tertanam atau

diinvestasikan pada persediaan, menurut Milton Usry dan Lawrence Hammer

dalam bukunya Cost Accounting: Planning and Controll yang diterjemahkan oleh

Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo (1994:252) dalam bukunya Akuntansi

Biaya: Perencanaan dan Pengendalian dapat digunakan rumus:

TC = 2

CUxCCxEOQEOQ

RUxCO+

Keterangan:

TC = Total biaya pemesanan dan kepemilikan.

Page 50: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

34

2.4.1 Waktu Tenggang Pemesanan

Waktu tenggang pemesanan diperlukan untuk penghitungan safety stock

(persediaan pengaman) menurut Hansen dan Maryanne M. Mowen yang

diterjemahkan oleh Hermawan (2000:396) dalam bukunya Akuntansi Manajemen,

menggunakan rumus:

SS = (MU – AU ) x LT

jadi

LT = SS/ (MU – AU)

Keterangan:

SS = Safety Stock (kuantitas persediaan pengaman)

MU = Maximum Usage (tingkat pemakaian maksimum)

AU = Average Usage (tingkat pemakaian rata-rata)

LT = Lead Time (tenggang waktu antara pemesanan sampai

kedatangan bahan)

Dari rumus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa waktu yang diperlukan

untuk menerima kuantitas pesanan yang ekonomis pada waktu pesanan dilakukan

atau persiapan dimulai.

2.4.2 Frekuensi Pemesanan

Sedangkan untuk mengetahui frekuensi pemesanan tiap tahunnya, menurut

Usry dan Lawrence Hammer dalam bukunya Cost Accounting: Planning and

Controll yang diterjemahkan oleh Sirait dan Herman Wibowo (1994:252) dalam

Page 51: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

35

bukunya Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian dapat digunakan

rumus:

F = EOQRU

= EOQD

Keterangan:

F = Frekuensi pemesanan pertahun.

RU = Kebutuhan kuantitas (D)

EOQ = Kuantitas pemesanan yang ekonomis

Dari penjelasan rumus diatas, maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi

pemesanaan merupakan jumlah unit yang diperlukan untuk dijual dalam satu

periode dibagi unit EOQ. Perusahan ini menetapkan satu semester untuk satu

periode dalam satu tahun.

2.4.3 Safety Stock

Berbagai resiko yang akan dihadapi perusahaan akibat adanya

kemungkinan karena keadaan yang tidak menentu membuat perusahaan merasa

perlu untuk mengadakan suatu pengaman. Dalam usaha pengelolaan persediaan,

hal-hal yang tidak bisa diprediksi secara pasti seperti perubahan volume

penjualan, keterlambatan produksi dan pengiriman bahan baku akan mungkin

dialami perusahaan. Perusahaan perlu untuk memiliki persediaan pengaman atau

persediaan tambahan dikarenakan perkiraan yang tepat jarang terjadi, persediaan

pengaman (safety stock) merupakan suatu pemecahan yang tepat dengan biaya

Page 52: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

36

terendah untuk mencegah terjadinya kekurangan persediaan. Dalam buku

Penganggaran Perusahaan yang dimaksud dengan safety stock adalah;

Persediaan pengaman bahan adalah persediaan inti dari bahan yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan usaha, persediaan ini tidak boleh dipakai kecuali dalam keadaan darurat seperti keadaan bencana alam, alat pengangkut bahan kecelakaan, bahan dipasaran dalam keadaan kosong karena huru-hara.

(Nafarin, 2004:87)

Sedangkan untuk mempersiapkan ketepatan waktu dalam pemesanan,

menurut dalam buku Penganggaran Perusahaan menyatakan mengenai persediaan

pengaman bahwa;

Penentuan besar kecilnya persediaan pengaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu resiko kehabisan persediaan dan hubungan antara biaya penyimpanan dengan biaya-biaya ekstra akibat kehabisan persediaan. (Nafarin, 2004:87) Dari keterangan diatas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Resiko Kehabisan Persediaan

Besar kecilnya resiko kehabisan bahan tergantung pada:

a. Ketetapan para leveransir dalam menyerahkan barang kepada

perusahaan. Semakin sering tidak tepat para leveransir menyerahkan

barang sesuai janjinya, maka semakin besar pula resiko kehabisan

persediaannya sehingga perlu adanya safety stock.

b. Besar kecilnya bahan yang dibeli setiap saat. Semakin besar jumlah

bahan yang dibeli berarti persediaan rata-rata diatas safety stock semakin

kecil, sehingga persediaan pengaman yang diperlukan adalah kecil.

Page 53: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

37

c. Ketepatan perencanaan kebutuhan bahan untuk produksi apabila

besarnya bahan yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi tidak

mudah ditetapkan atau selalu berubah-rubah, maka resiko kehabisan

persediaan semakin besar sehingga diperlukan safety stock yang besar.

2. Hubungan antara biaya penyimpanan dengan biaya-biaya ekstra akibat

kehabisan persediaan. Biaya ekstra yang harus dikeluarkan apabila terjadi

kehabisan persediaan, misalnya: biaya pemesanan pembelian, biaya ekstra

yang diperlukan agar para leveransir segera menyerahkan barang sesuai

dengan pesanan. Apabila biaya-biaya ekstra yang harus dikeluarkan karena

kehabisan persediaan lebih besar daripada biaya penyimpanan, maka perlu

adanya safety stock yang besar.

Jadi persediaan pengaman (safety stock) apabila persediaan melebihi

perkiraan dengan tujuan, diantaranya: menyediakan bahan yang diperlukan

dengan cara efisien dan dapat menghindari terganggunya kegiatan perusahaan

karena keterlambatan datangnya bahan, menjamin adanya persediaan bahan yang

cukup untuk melayani permintaan langganan yang bersifat mendadak,

menyelenggarakan jumlah persediaan yang agak longgar untuk menghadapi

kelangkaan penawaran bahan di pasar dalam jangka pendek karena faktor

musiman, menyelenggarakan penyimpanan bahan yang dapat menekan biaya dan

waktu pengolahan bahan dan menjaga dari kemungkinan kebakaran dan bentuk

kerugian yang lainnya, menjaga agar persediaan yang rusak atau usang dan

kelebihan yang tidak terpakai dapat ditekan serendah mungkin, serta menentukan

Page 54: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

38

jumlah investasi dana yang tepat dalam persediaan bahan secara tepat sesuai

dengan kebutuhan untuk operasi dan rencana manajemen perusahaan.

Penghitungan safety stock (persediaan pengaman) menurut Hansen dan

Maryanne M. Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000:396) dalam

bukunya Akuntansi Manajemen, menggunakan rumus:

SS = (MU – AU ) x LT

Keterangan:

SS = Safety Stock (kuantitas persediaan pengaman)

MU = Maximum Usage (tingkat pemakaian maksimum)

AU = Average Usage (tingkat pemakaian rata-rata)

LT = Lead Time (tenggang waktu antara pemesanan sampai

kedatangan bahan)

2.4.4 Reorder Point

Perusahaan dalam pengelolaan persediaan, selain menghadapi masalah

penentuan jumlah pemesanan yang ekonomis, perusahaan juga menghadapi

masalah penentuan kapan pemesanan kembali harus dilakukan (reorder point).

Dengan ketepatan saat pemesanan kembali serta ketepatan barang sampai di

gudang memungkinkan perusahaan terhindar dari kehabisan bahan. Dalam buku

Penganggaran Perusahaan, yang dimaksud reorder point atau waktu pemesanan

kembali adalah:

Page 55: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

39

Waktu pemesanan kembali atau reorder point adalah saat harus dilakukan pemesanan kembali bahan yang diperlukan sehingga kedatangan bahan yang dipesan tersebut tepat pada waktu persediaan diatas safety stock sama dengan nol.

(Nafarin, 2004:87) Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan saat

pemesanan kembali, menurut Riyanto (1996:83) dalam bukunya Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan adalah:

a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai bahan datang di perusahaan (lead time). Lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahan yang dipakai selama lead time, semakin lama lead time semakin besar pula jumlah bahan yang diperlukan untuk pemakaian selama lead time.

b. Tingkat pemakaian bahan rata-rata per hari atau setiap satuan waktu lainnya. Besarnya bahan yang diperlukan selama lead time adalah jumlah hari lead time dikalikan tingkat pemakaian bahan rata-rata.

c. Persediaan pengaman (safety stock).

Tingkat pemesanan merupakan faktor yang cukup penting karena dapat

mempengaruhi persediaan. Pemesanan sebaiknya dilakukan setelah melewati

kuantitas reorder point, sebab jika pemesanan dilakukan setelah melewati

kuantitas reorder point maka bahan baku yang dipesan akan datang setelah

perusahaan terpaksa menggunakan safety stock.

Ada beberapa cara untuk menetapkan reorder point, diantaranya menurut

Hansen dan Maryanne M. Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan

(2000:395) dalam bukunya Akuntansi Manajemen dengan menggunakan rumus :

ROP = (LT x AU) + SS

Page 56: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

40

Keterangan:

ROP = Reorder point, menunjukkan tingkat persediaan bahan

dimana perusahaan harus memesan kembali

LT = Lead time, tenggang waktu antara pemesanan sampai

kedatangan bahan

AU = Average usage, pemakaian rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

SS = Safety stock, tingkat atau besarnya persediaan pengaman.

2.5 Biaya Persediaan

Setiap kekayaan yang dimiliki perusahaan pada dasarnya menimbulkan

biaya, begitu pula dengan persediaan. Permintaan akan suatu produk atau bahan

yang diketahui dengan pasti untuk periode waktu tertentu akan menimbulkan

biaya-biaya (biaya pemesanan dan biaya penyimpanan) akibat dari adanya

pengadaan persediaan. Biaya persediaan dapat dikatakan sebagai biaya yang

terjadi akibat penggunaan satu unit bahan dalam proses produksi yang harus

dimasukkan dalam penghitungan.

2.5.1 Pengertian Biaya Persediaan

Dalam pengelolaan persediaan perlu mengidentifikasi semua biaya yang

terkait dengan pembelian dan penyimpanan persediaan. Biaya persediaan meliputi

biaya pembelian dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada pada

kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Biaya pokok yang terkait

Page 57: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

41

dengan persediaan atas permintaan suatu produk atau bahan baku yang diketahui

dengan pasti untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),yaitu biaya

pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost), serta biaya

perencanaan (setup cost). Jika persediaan berupa bahan baku atau barang-barang

yang dibeli dari sumber luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan disebut

sebagai biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost).

Jika bahan baku atau barang-barang diproduksi dari dalam perusahaan sendiri,

maka biaya-biaya disebut sebagai biaya perencanaan (setup cost). Jika permintaan

tidak diketahui dengan pasti, kategori ketiga dari biaya persediaan disebut biaya

kekurangan persediaan (stock-out cost). Menurut Syamsuddin (1992:294) dalam

bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep Aplikasi Dalam

Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan mendefinisikan mengenai

biaya persediaan, yaitu; “Biaya persediaan merupakan biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya kuantitas bahan baku yang dipesan,

yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan”.

2.5.2 Klasifikasi Biaya Persediaan

Perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk penentuan besarnya

jumlah persediaan harus dipertimbangkan terlebih dahulu mengenai biaya-biaya

persediaan. Menurut Rangkuti (2004:16) dalam bukunya Manajemen Persediaan,

yang menjelaskan megenai biaya yang timbul dari persediaan, yaitu:

Biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: 1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs)

Page 58: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

42

2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procuremen)

3. Biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost 4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs).

Keterangan tersebut dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs), yaitu terdiri atas

biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.

Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas

bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin

tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:

a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,

pendingin ruangan, dan sebagainya)

b. Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternatif

pendapatan atas dana yang diivestasikan dalam persediaan

c. Biaya keusangan

d. Biaya perhitungan fisik

e. Biaya asuransi persediaan

f. Biaya pajak persediaan

g. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan

h. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya

2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procurement)

merupakan biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan kegiatan pemesanan

bahan atau barang, sejak dari pesanan dan dikirim ke penjual sampai

bahan atau barang tersebut dikirimkan dan diserahkan serta diinspeksi di

gudang. Biaya-biaya ini meliputi:

Page 59: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

43

a. Pemerosesan pesanan dan biaya ekspedisi

b. Upah

c. Biaya telepon

d. Pengeluaran surat menyurat

e. Biaya pengepakan dan penimbangan

f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan

g. Biaya pengiriman ke gudang

h. Biaya utang lancar dan sebagainya

3. Biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost. Hal ini terjadi apabila

bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik

perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (set-up cost) untuk

memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari:

a. Biaya mesin-mesin menganggur

b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung

c. Biaya penjadwalan

d. Biaya ekspedisi dan sebagainya

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (stock out cost) adalah biaya yang

timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Bila

perusahaan kehabisan persediaan saat menerima pesanan, maka jalan

keluar untuk memenuhi pesanan tersebut, perusahaan harus memenuhi

kebutuhan bahan langsung secara darurat agar tidak kehilangan

kesempatan untuk memperoleh laba dari pesanan tersebut, meskipun

Page 60: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

44

terjadi penundaan waktu pengiriman. Biaya-biaya yang termasuk biaya

kekurangan bahan adalah sebagai berikut:

a. Kehilangan penjualan

b. Kehilangan pelanggan

c. Biaya pemesanan khusus

d. Biaya ekspedisi

e. Selisih harga

f. Terganggunya operasi

g. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya

2.5.3 Efisiensi Biaya Persediaan

Efisiensi selalu diupayakan pencapaianya, tak terkecuali dengan efisiensi

dalam persediaan. Efisiensi merupakan tolak ukur yang penting untuk mengetahui

keberhasilan yang dapat dicapai oleh suatu perusahaan. Keberhasilan suatu

perusahaan dapat mencerminkan efisiensi bila penggunaan bahan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dearden and Bedfort yang

diterjemahkan oleh Maulana (1997:7) dalam bukunya Manajemen Produksi dan

Operasi, menyatakan bahwa efisiensi adalah:

Efisiensi menggambarkan berapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran unit tertentu yang efisien adalah unit yang menghasilkan keluaran dengan penggunaan masukan minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dengan masukan yang tersedia.

Dari definisi di atas dapat menyimpulkan bahwa konsep efisiensi berkisar

pada bagaimana cara mengelola dan mempergunakan persediaan tersebut.

Page 61: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

45

Efisiensi biaya persediaan juga merupakan penghematan biaya-biaya persediaan

(biaya pemesanan dan biaya penyimpanan) yang timbul akibat dari adanya

kegiatan memasok persediaan di gudang. Ma’arif dan Tanjung (2003:301) dalam

bukunya Manajemen Operasi menyatakan bahwa; “Efisiensi biaya persediaan

dapat dihitung dengan menggunakan rasio sensitivitas dan biaya marginal”.

Dari keterangan di atas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Rasio sensitivitas yaitu tingkat perbandingan antara total biaya persediaan

yang dikeluarkan pada tingkat persedian yang tidak optimal (yang

sesungguhnya) dibandingkan dengan total biaya persediaan pada tingkat

yang optimal (yang seharusnya).

b. Biaya marginal adalah biaya tambahan yang harus ditanggung oleh

perusahaan karena jumlah persediaan yang ada tidak efisien.

Biaya persediaan yang efisien akan tercapai apabila rasio sensitivitas = 1

(satu), apabila rasio sensitivitasnya lebih besar (>1) maka biaya persediaan yang

ada tidak efisien atau dengan kata lain, perusahaan akan menanggung biaya

marginal, adapun penghitungannya menggunakan rumus:

Rasio sensitivitas (TC/TC*) =

)()2/*(*)/()()2/()/(

CUxCCxQxCOQRUCUxCCxQxCOQRU

++

Biaya marginal = (Rasio sensitivitas – 1) x biaya persediaan EOQ

Dimana:

TC = Total Cost (Total Biaya)

Q = Kuantitas Pembelian

Page 62: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

46

RU = Annual Required Units (Unit Kebutuhan Setahun)

CO = Cost Per Order (Biaya Per Pesanan)

CU = Cost Per Unit Of Material (Biaya Bahan Per Unit)

CC = Carrying Cost Percentage (Persentase Biaya Kepemilikan)

(Ma’arif dan Tanjung, 2003:301)

2.6 Penerapan Economic Ordering Quantity dalam meningkatkan Efisiensi

Biaya Persediaan.

Usry dan Lawrence Hammer dalam bukunya Cost Accounting: Planning and

Controll yang diterjemahkan oleh Sirait dan Herman Wibowo (1994:249) dalam

bukunya Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian menyatakan sebagai

berikut; “Economic Ordering Quantity (EOQ) adalah jumlah persediaan yang

harus dipesan pada suatu saat dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka penggunaan pesanan ekonomis

bersama dengan persediaan pengaman sangat tepat dalam memaksimalkan

efisiensi biaya persediaan. Economic Ordering Quantity (EOQ) sangat berguna

dalam mengidentifikasi pertukaran optimal antara biaya penyimpanan persediaan

dan biaya persiapan. Economic Ordering Quantity (EOQ) juga berguna untuk

mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan

persediaan pengamanan. Pada dasarnya Economic Ordering Quantity (EOQ)

adalah jumlah persediaan yang harus dipesan dengan tujuan untuk meminimalkan

biaya-biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya-biaya penyimpanan (carriying

cost) yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan.

Page 63: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada perusahaan PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo (SLS) yang berlokasi di Komplek Ruko Kopo Plaza Blok C-19 Jl.

PETA (Lingkar Selatan) Bandung, yaitu merupakan anak perusahaan PT Sarana

Lancar Sejahtera Bearindo Singapore yang berdiri pada tahun 1963. PT Sarana

Lancar Sejahtera Laharindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang

Distributor (Penjualan Barang Jadi). PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS)

merupakan distributor dari PT SKEFINDO (SKF) yang memproduksi bahan baku

mesin industri berupa bearing. Tujuan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo

(SLS) adalah untuk menyediakan jasa perakitan mesin dan distribusi barang

berupa bearing yang sesuai dengan mesin industri tertentu, baik pendistribusian

langsung atau masih dalam proses perakitan. PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo (SLS) bekerja sama dengan pelanggan dan rekan bisnis untuk

mencapai pertumbuhan dan keuntungan terus menerus yang kompetitif baik

secara nasional maupun regional Asia-Pasifik.

Sehubungan dengan judul skripsi yang penulis ajukan maka objek dalam

penelitian ini adalah penggunaan Economic Ordering Quantity (EOQ) dan

efisiensi biaya persediaan. Pengambilan objek tersebut, karena penulis

menganggap bahwa dengan menggunakan Economic Ordering Quantity (EOQ)

manajemen memperoleh informasi alternatif dalam pengadaan persediaan. Dalam

penyusunan skripsi ini, penulis akan memfokuskan pembahasan terhadap

47

Page 64: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

48

pengadaan spare Part Special Bearing untuk mesin industri pertambangan dan

semen. Economic Ordering Quantity (EOQ) merupakan jumlah pemesanan yang

dapat diperoleh dengan biaya yang minimal sehingga penggunaannya merupakan

suatu hal yang penting bagi perusahaan. Dengan model Economic Ordering

Quantity (EOQ) tersebut dapat dihitung tingkat pemesanan yang optimal,

meminimalkan biaya penyimpanan dan pemesanan sehingga didapatkan jumlah

persediaan yang efisien yang pada akhirnya kesinambungan produksi perusahaan

tetap terjaga. Sedangkan efisiensi biaya persediaan merupakan penghematan biaya

yang timbul, baik biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan akibat dari

adanya kegiatan dalam pengadaan persediaan dengan menekan seminimal

mungkin biaya sehingga meningkatkan efisiensi.

3.2 Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, bagian metode penelitian berisi mengenai

metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, teknik analisis data,

dan teknik pengumpulan serta sumber data.

3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dengan studi kasus. Metode deskriptif digunakan karena pada penelitian

ini penulis akan mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data untuk

memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Alasan penulis

menggunakan metode ini karena pada penelitian ini penulis akan menggambarkan

Page 65: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

49

secara mendetail dan sistematis mengenai perencanaan pembelian Spare part

Special Bearing untuk mesin industri pertambangan dan semen dengan

menggunakan Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam usaha meningkatkan

efisiensi biaya persediaan pada perusahaan yang diteliti. Penulis dalam melakukan

penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus karena dalam pengambilan

data hanya di satu perusahaan saja yaitu PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo

(SLS) cabang Bandung.

.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Untuk memperjelas dan mempermudah penelitian, penulis membedakan

dua variabel yang dikaji sesuai dengan judul ini, yaitu “Penggunaan Economic

Ordering Quantity (EOQ) untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan”.

Terdapat dua variabel yang digunakan dalam melakukan penelitian ini,

yaitu:

1. Economic Ordering Quantity (EOQ).

Dalam penelitian ini yang dimaksud Economic Ordering Quantity (EOQ)

adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya

minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.

Sedangkan perencanaan pembelian Spare part Special Bearing merupakan

penetapan kuantitas spare part yang akan dibeli dan kapan pembelian

dilakukan, sehingga dalam perencanaan pembelian persediaan ini

menyangkut tentang penggunaan Economic Ordering Quantity (EOQ),

Page 66: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

50

persediaan pengaman (safety stock), dan kapan pemesanan kembali

dilakukan (reorder point).

2. Efisiensi Biaya Persediaan.

Biaya persediaan merupakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan karena adanya kuantitas bahan yang dipesan dalam hal ini

spare part, yang meliputi biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya

penyimpanan (carrying cost). Suatu biaya persediaan dikatakan efisien

apabila baik biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan dari adanya

pengadaan spare part tersebut diperoleh dengan biaya yang minimal. Jadi

yang dimaksud efisiensi biaya persediaan dalam penelitian ini adalah

penghematan biaya persediaan yang timbul yaitu meliputi biaya

pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) akibat

dari adanya kegiatan untuk pengadaan spare part. Adapun alat untuk

menghitung efisiensi biaya persediaan adalah dengan menggunakan Rasio

sensitivitas dan Biaya marginal.

Selanjutnya penulis membuat kategorisasi untuk masing-masing

variabel, yaitu sebagai berikut :

Page 67: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

51

TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Indikator

Penggunaan Economic Ordering Quantity (EOQ)

1. Waktu Tenggang

Pemesanan 2. Frekuensi Pemesanan 3. Safety stock 4. Reorder point

Efisiensi Biaya Persediaan 1. Rasio sensitivitas 2. Biaya marginal

(Sumber : Usry, Milton F., dan Lawrence H. Hammer.1994, Cost Accounting, alih bahasa Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga, 249. Ma’arif, M. Syamsul dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 301)

3.2.3 Teknik Pengumpulan dan Sumber Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tatap

muka langsung dengan pihak-pihak terkait yaitu Departement Material

Planning and Inventory Control (MPIC) PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo (SLS) mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah

yang sedang penulis teliti.

2. Dokumentasi, yaitu dengan cara melihat dan mempelajari dokumen, buku-

buku dan catatan-catatan yang ada di perusahaan tempat penulis

melakukan penelitian.

Page 68: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

52

3.2.4 Teknik Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka

langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisis data tersebut.

Langkah-langkah pembahasan yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini,

diantaranya sebagai berikut:

1. Menilai apakah perusahaan dalam melakukan pengelolaan persediaan

Spare part Special Bearing dengan menggunakan metode Economic

Ordering Quantity (EOQ) telah menghasilkan biaya persediaan yang

efisien atau tidak, jika perusahaan dalam pengelolaan persediaan belum

efisien maka perlu ditinjau kembali tata cara penerapan Economic

Ordering Quantity (EOQ) dan penetapannya untuk mengetahui jumlah

pemesanan yang ekonomis sehingga dapat memperoleh efisiensi biaya

persediaan.

2. Menilai apakah perencanaan pembelian Spare part Special Bearing yang

diterapkan perusahaan dapat meminimalkan biaya atau tidak dengan

menggunakan Economic Ordering Quantity (EOQ), Economic Ordering

Quantity (EOQ) memang bukan satu-satunya alat untuk meningkatkan

efisiensi biaya persediaan akan tetapi perusahaan meyakini EOQ dapat

membantu tercapainya tujuan tersebut, sehingga perusahaan

menerapkannya dalam usahanya mengelola persediaan.

3. Melakukan analisis perencanaan pembelian Spare part Special Bearing

yang telah dilakukan dan menganalisis kaitannnya dengan pengadaan

persediaan yang ekonomis.

Page 69: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

53

4. Melakukan perhitungan terhadap besarnya persentase rasio sensitivitas dan

biaya marginal untuk mengetahui besarnya efisiensi biaya persediaan yang

dapat diperoleh perusahaan dengan menggunakan Economic Ordering

Quantity (EOQ).

Untuk melakukan pembahasan dalam penelitian ini, penulis menggunakan

Economic Ordering Quantity (EOQ). Menurut Usry and Lawrence Hammer

dalam bukunya Cost Accounting: Planning and Controll yang diterjemahkan oleh

Sirait dan Herman Wibowo (1994:251) dalam bukunya Akuntansi Biaya:

Perencanaan dan Pengendalian, rumus yang digunakan adalah:

EOQ = CUxCCxRUxCO2

Keterangan:

EOQ = Economic order quantity (kuantitas pesanan yang ekonomis)

RU = Annual required units (unit kebutuhan setahun)

CO = Cost per order (biaya per pesanan)

CU = Cost per unit of material (biaya bahan per unit)

CC = Carrying cost percentage (persentase biaya kepemilikan)

Sedangkan menurut Hansen dan Maryanne M. Mowen (2005:473) dalam

bukunya Management Accounting, Perencanaan dan Pengendalian, dapat dihitung

jumlah pesanan yang ekonomis melalui rumus sebagai berikut:

EOQ =C

xDxP2

Page 70: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

54

Keterangan:

EOQ = Economic order quantity (kuantitas pesanan yang

ekonomis)

D = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui

P = Biaya penempatan pesanan dan biaya penerimaan

pesanan

C = Biaya peyimpanan satu unit persediaan dalam setahun

Untuk mengetahui frekuensi pemesanan tiap tahunnya, menurut Usry dan

Lawrence Hammer dalam bukunya Cost Accounting: Planning and Controll yang

diterjemahkan oleh Sirait dan Herman Wibowo (1994:252) dalam bukunya

Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian dapat digunakan rumus:

F = EOQRU

= EOQD

Keterangan:

F = Frekuensi pemesanan pertahun.

RU = Kebutuhan kuantitas (D)

EOQ = Kuantitas pemesanan yang ekonomis

Perusahaan perlu untuk memiliki persediaan pengaman atau persediaan

tambahan dikarenakan perkiraan yang tepat jarang terjadi, persediaan pengaman

(safety stock) merupakan suatu pemecahan yang tepat dengan biaya terendah

untuk mencegah terjadinya kekurangan persediaan. Jadi selain menggunakan

Economic Ordering Quantity (EOQ) juga menggunakan perhitungan Safety stock.

Page 71: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

55

Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (1999:396)

dalam bukunya Akuntansi Manajemen, rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

SS = (MU – AU) x LT

Keterangan:

SS = Kuantitas persediaan pengaman

MU = Tingkat pemakaian maksimum

AU = Tingkat pemakaian rata-rata

LT = Tenggang waktu (bulan, minggu, hari)

Pengelolaan persediaan di perusahaan, selain menghadapi masalah

penentuan jumlah pemesanan yang ekonomis, perusahaan juga menghadapi

masalah penentuan kapan pemesanan kembali harus dilakukan (reorder point).

Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (1999:396)

dalam bukunya Akuntansi Manajemen, digunakan rumus untuk menghitung

kapan harus dilakukan pemesanan kembali (reorder point) yaitu:

ROP = (LT x AU) + SS

Keterangan :

ROP = Reorder point, menunjukkan tingkat persediaan bahan

dimana perusahaan harus memesan kembali

LT = Lead time, tenggang waktu antara pemesanan sampai

kedatangan bahan

AU = Average usage, pemakaian rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

Page 72: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

56

SS = Safety stock, tingkat atau besarnya persediaan pengaman.

Dalam mengetahui jumlah dana yang tertanam atau diinvestasikan pada

persediaan, maka penulis menggunakan rumus yang dikemukaan oleh Usry dan

Lawrence Hammer dalam bukunya Cost Accounting: Planning and Controll yang

diterjemahkan oleh Sirait dan Herman Wibowo (1994:252) dalam bukunya

Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian yaitu:

TC = 2

CUxCCxEOQEOQ

RUxCO+

Keterangan:

TC = Total biaya pemesanan dan kepemilikan.

Untuk mengetahui besarnya efisiensi biaya persediaan yang dapat

diperoleh perusahaan, maka perlu melakukan perhitungan terhadap besarnya

persentase rasio sensitivitas dan biaya marginal. Apabila rasio sensitivitas = 1

(satu) maka biaya persediaan yang efisien akan tercapai, dan apabila rasio

sensitivitasnya lebih besar (>1) maka biaya persediaan yang ada tidak efisien atau

dengan kata lain, perusahaan akan menanggung biaya marginal. Jadi rumus yang

digunakan dalam perhitungan ini seperti yang dinyatakan oleh Ma’arif dan

Tanjung (2003:301) dalam bukunya Manajemen Operasi, adalah sebagai berikut :

a. Rasio sensitivitas (TC/TC*)

= )()2/*(*)/()()2/()/(

CUxCCxQxCOQRUCUxCCxQxCOQRU

++

b. Biaya marginal = (Rasio sensitivitas – 1) x biaya persediaan EOQ

Keterangan:

Page 73: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

57

TC = Total Cost (Total Biaya)

Q = Kuantitas Pembelian

RU = Annual Required Units (Unit Kebutuhan Setahun)

CO = Cost Per Order (Biaya Per Pesanan)

CU = Cost Per Unit Of Material (Biaya Bahan Per Unit)

CC = Carrying Cost Percentage (Persentase Biaya Kepemilikan)

Page 74: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) yang berlokasi di Komplek

Ruko Kopo Plaza Blok C-19 Jl. PETA (Lingkar Selatan) Bandung, yaitu

merupakan anak perusahaan PT Sarana Lancar Sejahtera Bearindo Singapore

yang berdiri pada tahun 1963. PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS)

Indonesia berdiri pada tahun 1990. PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo adalah

perusahaan yang bergerak di bidang Distributor (Penjualan Barang Jadi). PT

Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) merupakan distributor dari PT

SKEFINDO (SKF) yang memproduksi bahan baku mesin industri berupa bearing.

Tujuan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) adalah untuk menyediakan

jasa perakitan mesin dan distribusi barang berupa bearing yang sesuai dengan

mesin industri tertentu, baik pendistribusian langsung atau masih dalam proses

perakitan. PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) bekerja sama dengan

pelanggan dan rekan bisnis untuk mencapai pertumbuhan dan keuntungan terus

menerus yang kompetitif baik secara nasional maupun regional Asia-Pasifik.

PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) dikenal luas dan eksis

sebagai perusahaan yang memfasilitasi perbaikan bearing mesin industri. PT

Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) mengawali roda usahanya sebagai

sebuah divisi pendukung kegiatan industri pertambangan dan semen. Diperkuat

dengan sarana yang baik, terlatih, dan berdedikasi, tak heran jika mampu

58

Page 75: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

59

melayani mitra dan pelanggan di lebih 60 negara dari kawasan Asia Tenggara,

Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat.

4.1.2 Aktivitas Usaha Perusahaan

Adapun aktivitas yang dilakukan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo

(SLS) untuk mencapai tujuan-tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan jasa pemeliharaan (maintenance service), perawatan berat

(Overhaul), perakitan, inspeksi, serta pengujian (testing) untuk berbagai

mesin industri.

2. Melakukan usaha perakitan, inspeksi, dan pengujian, pengintegrasian

sistem, packaging dari mesin-mesin industri.

3. Melakukan usaha penjualan, mulai dari produk barang berupa bahan baku,

bahan penolong, suku cadang, dan komponen, sampai produk jasa berupa

pemasangan bearing beserta komponen, pelayanan jasa-jasa laboratorium

dan kalibrasi, serta program manajemen.

4. Melakukan usaha jasa konsultasi serta enginering.

5. Melakukan usaha rancang bangun (design), serta penelitian dan

pengembangan (research and development), bidang part manufacturing.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mencoba memfokuskan

pembahasan terhadap pengadaan spare part Special Bearing yang digunakan

untuk industri pertambangan dan semen.

Page 76: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

60

4.1.3 Sasaran Perusahaan

1. Mengembangkan segera rencana pengembangan sumber daya manusia dan

prasarananya yang dibutuhkan oleh bidang industri untuk kebutuhan mesin

yaitu komponen bearing.

2. Menyusun rencana pengembangan prasarana riset dalam ilmu sistem mesin

dan bearing, bekerjasama dengan perguruan tinggi.

3. Menyusun suatu perencanaan kerja yang mentitikberatkan pada perolehan

keuntungan yang akan dijadikan landasan di masa depan yang memungkinkan

diperolehnya dana investasi dari masyarakat (go public).

4.1.4 Target Pasar

Yang menjadi target pasar utama PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo

(SLS) di Indonesia merakit dan memasarkan bearing yang berkualitas. Saat ini

perusahaan tersebut memproduksi bearing-bearing untuk industri sebagai berikut:

1. Mining and Cement

2. Oil and Gas Production/Refining

3. Power and Water Utilities

4. Pulp and Paper

5. Steel Mill

6. Food and Beverage

7. Quarry

Page 77: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

61

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu kerangka kerja dan pola

hubungan yang relatif telah mantap dan stabil antara karyawan dan bagian-bagian,

posisi-posisi, faktor-faktor fisik dalam PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS).

Struktur organisasi PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) ini

selengkapnya akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

President Director / C.E.O

Corporate Secretary Advisory Staff

SVP Finance SVP Operation & HRD

UMC Bearing Services Division

UMC Trading & General Services Division

UMC Industrial Services Division

Marketing Division

(Sumber: PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS))

Page 78: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

62

Adapun tanggung jawab dan wewenang dari setiap bidang organisasi yang

telah ditetapkan oleh PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), diantaranya:

1. Direktur Utama PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS)

Direktur utama mempengaruhi Direktur Operasi dan SDM serta Direktur

Keuangan.

2. Direktur Operasi dan SDM

Bertugas untuk megkoordinasikan seluruh masalah operasional perusahaan

dan SDM, membawahi 2 (dua) departemen yaitu Departement Human

Resources and General Affairs serta Departement Quality Assurance.

3. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan bertugas untuk mengatur dan menyelesaikan masalah

keuangan perusahaan. Tugas ini ditangani Direktur Keuangan melalui

Departement Finance dan Departement Management Control System.

4. Strategic Business Unit (SBU) UMC Bearing Services

Bagian ini membawahi berbagai departemen yang meliputi :

a. Departement Bearing Maintenance

b. Departement Accessories Maintenance

c. Departement Production Planning and Control

d. Departement Repair Process

e. Departement Plan Internal Services

f. Departement Material Plan and Inventory Control

g. Departement Quality

Page 79: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

63

h. Departement Test Cell

i. Departement Procurement

5. Strategic Business Unit (SBU) UMC Industrial Services

Divisi ini membawahi beberapa departemen yaitu :

a. Departement Marketing and Business

b. Departement Industrial Rotating Equipment

c. Departemen Program Solar

6. Strategic Business Unit (SBU) Trading and General Services

SBU ini berperan dalam penjualan produk atau jasa PT Sarana Lancar

Sejahtera (SLS). Divisi ini membawahi 2 (dua) departemen yaitu :

a. Departement Sales and Marketing Industrial

b. Departement Sales and marketing Bearing

7. Divisi Sales and Marketing

4.1.6 Fasilitas Pendukung Perusahaan

Bidang spesialisasi PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) adalah

proses yang terintegrasi dalam reparasi, perbaikan berat dan pengujian berbagai

kategori mesin industri. Aktivitas ini mencakup mesin putar turboprop dan turbo shaft

400 SHP hingga mesin turbo jet dan turbo fan bertenaga 23.500 lbs. Bangunan

pengujian terdiri dari dua, yaitu: turbo shaft 6000 SHP sel dinamometer, turbojet

dengan kemampuan uji mesin hingga 100.000 lbs, dan sel uji presisi bearing untuk

mesin-mesin industri. Saat ini, aktivitas PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS)

Page 80: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

64

telah memasuki tingkatan manufaktur bearinfg untuk mesin turboprop pertambangan.

Tujuan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), senantiasa meningkatkan

kualitas demi pelanggan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS). Fasilitas

pendukung PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), diantaranya:

1. Basic Process

a. Cleaning

b. Inspection

c. Testing

2. Special Process

a. Welding

b. Machining

c. Heat Treatment

d. Surface Treatment

3. Welding

a. Tig Welding

b. Electron Beam Welding

c. Spot Welding

d. Dabber Welding

4. Surface Treatment

a. Shot Peening

b. Plating

c. Plasma/Thermo Spray

d. Painting

e. Selectron

5. Heat Treatment

a. Vaccum Furnace

b. Hydrogen Gas Atmosphere

c. Local Age

6. Machining

a. Conventional Machining

b. Electric Discharge

Machining

c. Electro Chemical Grinding

d. CNC Turning Lathe

7. Cleaning

a. Chemical Cleaning

b. Mechanical Cleaning

Page 81: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

65

4.2 Material Pada Proses Produksi PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo (SLS)

Material dapat dipisahkan menjadi beberapa kategori, yang bertujuan

untuk mempermudah dalam pengerjaan sistem perencanaan material. Diantara

kelompok-kelompok material itu adalah, dibagi dalam dua jenis klasifikasi yaitu:

1. Komoditi Material

Komoditi material dapat dianalisis dari cara sifat-sifat penggunaannya

pada area produksi, yaitu:

a. Product Line

- Direct A/C Bearing Material

- Direct Industrial Bearing Material

b. Indirect Material

- Indirect Prod. Material

- Fasilitas & Maintanance Support Material

c. Investment

- Hard Investment

- Soft Investment

2. Material Class

Adalah pembagian komoditi material manjadi kelompok-kelompok

material class sehingga menjadi sekumpulan data base yang dianalisa dari

program dan pemakaiannya, biasanya berasal dari satu program. Maksud dan

tujuan pembuatan material class ini untuk memudahkan dalam perencanaan order

material. Jumlah item material class untuk masing-masing program adalah :

Page 82: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

66

Jenis Komoditi Jumlah Material

Direct Mat. Industrial 5

Direct Material Bearing A/C 18

Indirect Material :

- Consumable 9

- Facilities 8

- Maintenance 3

Invesment Material 24

4.2.1 Proses Produksi PT Sarana Lancar Sejahtera (SLS)

Mesin industri merupakan produk yang di maintenance oleh PT Sarana

Lancar Sejahtera Laharindo (SLS). Mesin ini berfungsi sebagai sumber tenaga

untuk produksi perusahaan dibidang industri. Pada tahap ini akan dijelaskan

engine flow system yaitu proses yang menerangkan rute mesin selama proses

overhaul atau repair di SLS shop mulai dari saat mesin diterima sampai dikirim

kembali ke customer. Proses produksi layanan perbaikan tersebut terdiri dari 10

(sepuluh) stasiun kerja yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Stasiun Kerja Penerimaan (Receiving)

Stasiun kerja ini adalah stasiun kerja awal dalam inspeksi saat penerimaan

properti terhadap kerusakan, hilangnya aksesoris atau peninjauan awal

kondisi mesin sebelum dimulainya perawatan. Tujuannya agar dapat

mengetahui kerusakan sehingga pihak shop dapat mencatat senua

komplain customer mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Page 83: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

67

Pertama mesin datang ke area receiving, lalu semua dokumen tentang

mesin tersebut dicatat seperti umur mesin, sisa umur mesin, kelengkapan

mesin. Kemudian dokumen kerja disiapkan sesuai dengan workscope yang

telah disetujui antara pihak customer den pihak marketing perusahaan

yaitu untuk menentukan tipe perawatan apa yang akan dilakukan terhadap

mesin tersebut. Ada 3 (tiga) enis perawatan yang ditawarkan, yaitu:

• Overhaul : Keseluruhan mesin harus diperbaiki dan dimensinya harus

sama.

• HSI (Hot Section Inspection) : Hanya beberapa bagian mesin yang

diperbaiki sesuai dengan permintaan pelanggan.

• Hard Time : Perawatan kondisi mesin yang mengharuskan mesin

setiap waktu tertentu harus diperbaiki atau dirawat di bengkel.

2. Stasiun Kerja Perencanaan (Planning)

Stasiun kerja ini adalah persiapan dan implementasi program dan prosedur

agar dapat menjamin mutu hasil perawatan. Para engineer menyusun

perencanaan berdasarkan workscope yang telah disetujui lalu dikeluarkan

paperworks (work order) yang berisikan langkah-langkah proses

pengerjaan perawatan mesin tersebut secara detail, kemudian paperworks

tersebut diberikan kepada para teknisi yang akan melakukan proses.

3 Stasiun Kerja Pembongkaran (Disassembling)

Langkah ini adalah proses pembongkaran mesin berdasarkan module lalu

tiap module dipecah lagi menjadi komponen-komponen atau part mesin

sesuai instruksi kerja (engine manual), yang akan diikuti oleh:

Page 84: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

68

a. Dirty Inspection untuk mengidentifikasi kerusakan utama dan temuan

kerusakan lain sebagai evaluasi tambahan untuk melengkapi cakupan

kerja. Inspeksi ini dilakukan sebelum proses cleaning dan langsung

diputuskan apakah part of bearing scrap atau tidak. Jika terbukti scrap

maka akan langsung dibuang atau diganti yang baru. Persediaan

bearing ada di stockroom.

b. Pencatatan dan identifikasi bearing yang telah dibongkar dimana

setiap bearing akan dicantumkan tag.

c. Pemisahan dan pengelompokkan bearing yang 100% telah tidak layak

pakai.

4 Stasiun Kerja Pembersihan (Cleaning)

Langkah pencucian atau pembersihan bearing yang akan menjalani proses

inspeksi untuk meningkatkan akurasi dan hasil pengamatan. Cara atau

metode yang digunakan mengkuti petunjuk manual. Stasiun kerja cleaning

ini terdiri dari dua jenis pembersihan yaitu:

a. Mechanical Cleaning : Pembersihan melalui cara mekanik yaitu

bearing disemprotkan dengan batuan-batuan halus yang mengandung

serbuk alumunium oxide.

b. Chemical Cleaning : Pembersihan ini menggunakan larutan-larutan

kimia seperti acid dan alkali. Bearing direndam dilarutan pembersih

tersebut.

Page 85: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

69

5. Stasiun Kerja Pemeriksaan (Inspection)

Proses pemeriksaan bearing atau single component untuk mengetahui

kondisi terakhir bearing tersebut. Ada dua metode dalam stasiun kerja

inspection ini, yaitu:

c. Dimentional Inspection : Pemerikasaan ini menggunakan alat ukur

biasa yaitu alat ukur CMC (Coordinate Measurement Control) untuk

memeriksa apakah dimensi sesuai dengan yang ditetapkan atau tidak.

Jika dibawah dimensi yang diterapkan maka bearing akan dibuang.

Contoh alat CMC adalah kaliper, inside diameter, dan outside

diameter.

d. Non Destructive Inspection (NDI)

Pemerikasaan ini bertujuan untuk mencari crack atau porositas. Tidak

semua bearing harus dilakukan NDI. NDI ini terdiri dari 5 metode,

yaitu:

1. FPI (Fluorensence Penetrant Inspection)

Inspeksi ini bertujuan untuk memeriksa crack pada permukaan

dengan tingkat level yang berbeda. Bearing atau komponen

direndam ke dalam larutan fluor selama kurang lebih 15 menit.

Fluor akan merambat ke dalam bearing part dengan prinsip

kapilaritas. Setelah direndam, bearing diangkat dan dicuci

dengan air sehingga hanya tersisa cairan fluor di bagian crack

saja, kemudian bearing diaplikasikan ke developer untuk

mengangkat cairan fluor yang terjebak dalam crack. Setelah itu

Page 86: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

70

bearing dibawa ke dark room dan disinari dengan sinar

ultraviolet, kemudian fluor akan berpendar di suatu bagian jika

terdapat crack.

2. Magnetic Particle Inspection

Inspeksi ini dilakukan untuk logam vero yaitu logam yang

lengket magnet. Logam diberikan arus yang sangat tinggi lalu

logam akan menjadi magnet sementara. Kemudian magnet

tersebut diberikan cairan yang mengandung partikel besi. Jika

terdapat crack maka pola besi akan menempel pada crack. Lalu

logam akan dibawa ke darkroom dan akan diketahui apakah ada

crack pada logam tersebut. Jika terdapat crack maka akan

muncul wara merah pada suatu bagian dari logam.

3. Eddy Current Inspection

Inspeksi ini memanfaatkan prinsip rugi-rugi arus. Logam atau

bearing dipancarkan arus dan akan memancarkan arus balik. Jika

ada crack maka pancarannya akan berbeda.

Kondisi bearing setelah melalui tahap inspection akan dibagi

kedalam tiga golongan:

a. Serviceable : Kondisi dimana bearing tersebut dalam keadaan

baik dan siap dilakukan proses selanjutnya. Bearing tidak

mengalami kerusakan atau bearing part memiliki sedikit

kerusakan yang masih dapat ditolerir untuk diperbaiki.

Page 87: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

71

b. Repairable : Bearing dalam keadaan tidak sesuai dengan

karakteristik yang ditentukan oleh manufaktur atau rusak.

Kerusakan bearing masih dalam limit toleransi perbaikan.

Bearing ini memerlukan proses perbaikan sebelum dinyatakan

kembali ke status serviceable atau OK untuk proses assembly.

c. Scrap : Bearing tersebut keluar dari limit maksimum yang

masih dapat diperbaiki atau secara fungsional sudah tidak dapat

diproses dan dipergunakan.

6. Stasiun Kerja Perbaikan (Repair)

Proses perbaikan single komponen untuk mengembalikan kondisi bearing

kembali ke karakteristik yang ditentukan oleh manufaktur (dapat

memenuhi semua ketentuan inspeksi untuk dinyatakan baik). Proses repair

ini disesuaikan dengan kebutuhan perbaikan tiap bearing. Proses-proses

dalam repair adalah Blending, Welding,, Metal Spray, Heat Treatment,

dan Plating.

7. Stasiun Kerja Penyatuan (Assembling)

Proses pembangunan kembali single component atau part menjadi module

dan selanjutnya merakitnya menjadi engine.

8. Stasiun Kerja Pengujian (Testing)

Proses pemeriksaan kondisi akhir engine meliputi pemeriksaan performasi

vibrasi engine dan lain-lain yang harus dipenuhi sesuai dengan persyaratan

dari manufaktur. Engine yang telah melalui stasiun kerja di shop maka

akan di tes performansinya dengan dimasukkan ke ruangan tempat

Page 88: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

72

pengetesan yaitu testcell, kemudian mesin akan diberi bahan baar aftur dan

dibakar untuk mengetahui apakah mesin dapat berfungsi dengan baik. Jika

pada saat pengetesan terdapat cacat maka mesin akan dikembalikan ke

shop untuk diperbaiki kembali. Hal ini disebut RTS (Return To Shop).

9. Stasiun Kerja Pengiriman (Shipping)

Merupakan stasiun kerja akhir proses layanan pemelihaan mesin, pada

bagian ini dilakukan pemeriksaan secara visual kondisi part dan

kelengkapan part termasuk pemeriksaan kembali part number. Pada

stasiun kerja shipping juga dilakukan preservasi atau perlindungan

terhadap mesin seperti diberi oli, anti kelembapan, dan pembungkusan.

4.3 Pengelolaan Persediaan Special Bearing

PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) dalam pengelolaan

persediaan Special Bearing melibatkan beberapa divisi dan divisi tersebut

memiliki masing-masing tugas dalam proses pengadaan material.

4.3.1 Kebijakan Pengadaan Special Bearing

Proses pengadaan material pada PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo

(SLS) melibatkan beberapa divisi, yang terdiri dari:

1. Department Marketing

2. Department Production Planning Control (PPC)

3. Department Material Planning and Inventory Control (MPIC)

4. Department Procurement

Page 89: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

73

Adapun proses pengadaan material tersebut adalah sebagai berikut:

1. Department Marketing memberikan informasi tentang rencana penjualan

tahunan yang diperoleh dari permintaan customer.

2. Department Production Planning Control (PPC) sesuai dengan informasi

dari bagian marketing menyiapkan rencana pemesanan untuk mendukung

penjualan tersebut.

3. Department Material Planning and Inventory Control (MPIC)

mengadakan perencanaan pengadaan material-material yang dibutuhkan

dalam proses perakitan.

4. Department Procurement melakukan pembelian sesuai dengan permintaan

dan perencanaan dari Departement Material Planning and Inventory

Control (MPIC).

4.4 Klasifikasi Biaya Persediaan

Dalam merakit bearing dan memasang pada mesin tersebut perusahaan

membagi biaya persediaan menjadi 2 jenis secara umum yakni Biaya Per Pesanan

dan Biaya Penyimpanan. Berdasarkan hasil wawancara dan pencarian

dokumentasi terhadap produk Special Bearing PT Sarana Lancar Sejahtera

Laharindo (SLS) untuk industri pertambangan dan semen daerah pemasaran Jawa

dan Bali, maka didapatkan biaya-biaya sebagai berikut:

1. Biaya Per Pesanan

Biaya per pesanan adalah biaya yang timbul karena adanya pemesanan

baik produk perakitan dan pemasangan, rincian biaya sebagai berikut:

Page 90: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

74

i. Administration Cost

Biaya administrasi adalah biaya yang timbul karena adanya

pencatatan, dokumentasi, dan pelaporan baik keuangan formal

maupun fiskal.

ii. Freight Cost

Biaya pengiriman adalah biaya yang timbul pada saat penyaluran

produk kepada klien baik darat, laut, dan udara.

2. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul secara rutin terjadi

karena tersimpannya produk dalam jangka waktu tertentu.

a. Oil and Treadment Cost

Biaya pelumas dan perawatan adalah biaya yang digunakan untuk

mendapatkan pelumas serta bahan dan jasa perawatan produk.

b. Chemical Cost

Biaya kimia adalah biaya yang digunakan untuk mendapatkan satu

atau beberapa campuran zat adiktif untuk kebutuhan produk.

c. Packing Cost

Biaya perakitan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyusun

produk mentah menjadi produk jadi.

d. Covering Cost

Biaya pengemasan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengemas

produk dan bahan.

e. Information System Cost

Page 91: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

75

Biaya sistem informasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan masa manfaat teknologi sistem informasi.

f. Securities Control Cost

Biaya pengendalian keamanan adalah biaya yang dikeluaran untuk

melakukan serangkaian kegiatan pengamanan produk dan bahan

selama dalam persediaan gudang

g. Timing Light Control Cost

Biaya pengendalian presisi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan serangkaian pengecekan produk sehingga sesuai

dengan bobot dan ukurannya.

h. Warehouse Cost

Biaya gudang adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

masa manfaat gudang dalam waktu tertentu.

i. Insurance Cost

Biaya asuransi adlah biaya yang dikeluarkan untuk mendaptkan

jaminan atas kegiatan operasional penyimpanan persediaan.

4.5 Penerapan Metode Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam

Perencanaan Pembelian Bahan Baku Special Bearing

Dalam sub bab ini penulis memaparkan penerapan metode EOQ dalam

perencanaan pembelian bahan baku Special Bearing untuk industri semen dan

pertambangan. Pembahasan ini dipisah berdasarkan semester pada tahun

bersangkutan, hal ini dilakukan karena perusahaan menetapkan perencanaan

Page 92: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

76

persediaan dengan tahap per semester. Berikut pemaparan perhitungan EOQ,

Frekuensi, Total Cost, Safety Stock dan Reorder Point pada Tahun 2004 & 2005.

4.5.1 Perhitungan Economic Order Quantity, Frekuensi dan Total Cost

Pembahasan Economic Order Quantity, Frekuensi dan Total Cost pada

perusahaan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) dilakukan per produk

hal ini untuk mengetahui detail persediaannya. Tabel-tabel yang dipersiapkan

untuk di analisis terbagi atas per semester, hal ini dilakukan untuk

membandingkan nilai pada tiap semester. Berikut EOQ, Frekuensi dan Total Cost

Tahun 2004 Semester 1, Tahun 2004 Semester 2, Tahun 2005 Semester 1 dan

Tahun 2005 semester 2.

EOQ =CUxCCxRUxCO2

=C

xDxP2

TC = 2

CUxCCxEOQEOQ

RUxCO+

=2

CxEOQEOQDxP

+

EOQ = F

RU

=FD

F = EOQ

D

Page 93: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

77

Perusahaan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) menetapkan

ketentuan-ketentuan mengenai perhitungan Economic Order Quantity sebagai

berikut:

1. Biaya Penyimpanan tidak ditetapkan berdasarkan persentase atas

biaya per unit tetapi berdasarkan rupiah biaya per unit.

2. Biaya Penyimpanan dan Biaya per pesanan merupakan Total Biaya

Persediaan.

Perhitungan EOQ, F dan TC disajikan pada Tabel 4.1 Perhitungan EOQ, F

dan TC Tahun 2004 Semester 1; Tabel 4.2 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun

2004 Semester 2; Tabel 4.3 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester 1

;dan Tabel 4.4 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester 2.

Berikut contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai EOQ, F dan TC,

adalah sebagai berikut:

Produk No1.(CB-71), tahun 2004 semester 1

EOQ = 5.83.

8,27.3072RpunitxRpx = 14,2976 unit

= 14 unit (dibulatkan)

TC =2

2976,145,832976,14

8,27.307 xunitxRp+ = Rp. 1.193,8501

= Rp. 1.194 (dibulatkan)

F = unit

unit2976,14

307 = 21,4721

= 21 (dibulatkan)

Page 94: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

78

Selanjutnya untuk perhitungan EOQ, F dan TC produk yang lain adalah

dengan perhitungan yang sama.

Tabel 4.1

Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2004 Semester 1

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

EOQ F TC

1 CB-71 307 unit Rp 27,8 Rp 83,5 14 unit 21 Rp 1.194 2 PW-31 294 unit Rp 29,1 Rp 87,2 14 unit 21 Rp 1.220 3 Y-17 299 unit Rp 28,5 Rp 85,6 14 unit 21 Rp 1.209 4 LW-19 323 unit Rp 26,5 Rp 79,4 15 unit 22 Rp 1.164 5 A-01 291 unit Rp 29,4 Rp 88,1 14 unit 21 Rp 1.226 6 BM-28 309 unit Rp 27,7 Rp 83,0 14 unit 22 Rp 1.190 7 E-08 305 unit Rp 28,0 Rp 83,9 14 unit 21 Rp 1.197 8 N-19 286 unit Rp 29,9 Rp 89,6 14 unit 21 Rp 1.237 9 B-182 306 unit Rp 27,9 Rp 83,6 14 unit 21 Rp 1.195

10 S-26 278 unit Rp 30,7 Rp 92,1 14 unit 20 Rp 1.253 11 RLi-22 294 unit Rp 29,0 Rp 87,1 14 unit 21 Rp 1.219 12 MMi-12 311 unit Rp 27,4 Rp 82,3 14 unit 22 Rp 1.185

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.1 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2004 Semester

1 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; 14 unit EOQ untuk semua

produk kecuali produk no. 4 adalah 15 unit; Frekuensi produk no. 1, 2, 3, 5, 7, 8,

9, dan 11 adalah 21; Frekuensi produk no. 4, 6, dan 12 adalah 22; Frekuensi

produk no. 10 adalah 20; Total Cost tertinggi produk no. 10; dan Total Cost

terendah produk no. 4.

Berdasarkan Tabel 4.1 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2004 Semester

1 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

persediaan dalam satu semester adalah 14 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

Page 95: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

79

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 21 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.207.

Tabel 4.2

Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2004 Semester 2

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

EOQ F TC

1 CB-71 283 unit Rp 31,1 Rp 93,3 14 unit 21 Rp 1.281 2 PW-31 312 unit Rp 28,2 Rp 84,6 14 unit 22 Rp 1.220 3 Y-17 291 unit Rp 30,2 Rp 90,6 14 unit 21 Rp 1.262 4 LW-19 289 unit Rp 30,5 Rp 91,4 14 unit 21 Rp 1.267 5 A-01 303 unit Rp 29,0 Rp 87,1 14 unit 21 Rp 1.238 6 BM-28 269 unit Rp 32,7 Rp 98,2 13 unit 20 Rp 1.314 7 E-08 319 unit Rp 27,5 Rp 82,6 15 unit 22 Rp 1.205 8 N-19 302 unit Rp 29,1 Rp 87,4 14 unit 21 Rp 1.240 9 B-182 306 unit Rp 28,7 Rp 86,1 14 unit 21 Rp 1.230

10 S-26 314 unit Rp 28,0 Rp 84,0 14 unit 22 Rp 1.215 11 RLi-22 314 unit Rp 28,0 Rp 84,0 14 unit 22 Rp 1.215 12 MMi-12 301 unit Rp 29,2 Rp 87,6 14 unit 21 Rp 1.241

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.2 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2004 Semester

2 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; 14 unit EOQ untuk semua

produk kecuali produk no. 6 adalah 13 unit, dan produk no 7 adalah 15 unit;

Frekuensi produk no. 1, 3, 4, 5, 8, 9, dan 12 adalah 21; Frekuensi produk no. 2, 7,

10, dan 11; Frekuensi produk no. 6 adalah 20; Total Cost tertinggi produk no. 6;

dan Total Cost terendah produk no. 7.

Berdasarkan Tabel 4.2 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2004 Semester

2 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

Page 96: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

80

persediaan dalam satu semester adalah 14 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 21 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.244.

Tabel 4.3

Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester 1

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

EOQ F TC

1 CB-71 280 unit Rp 33,0 Rp 98,9 14 unit 20 Rp 1.350 2 PW-31 317 unit Rp 29,1 Rp 87,3 15 unit 22 Rp 1.269 3 Y-17 310 unit Rp 29,7 Rp 89,2 14 unit 22 Rp 1.282 4 LW-19 313 unit Rp 29,5 Rp 88,5 14 unit 22 Rp 1.277 5 A-01 291 unit Rp 31,7 Rp 95,2 14 unit 21 Rp 1.324 6 BM-28 294 unit Rp 31,4 Rp 94,2 14 unit 21 Rp 1.317 7 E-08 300 unit Rp 30,7 Rp 92,1 14 unit 21 Rp 1.303 8 N-19 301 unit Rp 30,7 Rp 92,0 14 unit 21 Rp 1.302 9 B-182 295 unit Rp 31,2 Rp 93,7 14 unit 21 Rp 1.314

10 S-26 291 unit Rp 31,7 Rp 95,0 14 unit 21 Rp 1.323 11 RLi-22 295 unit Rp 31,2 Rp 93,7 14 unit 21 Rp 1.314 12 MMi-12 316 unit Rp 29,2 Rp 87,5 15 unit 22 Rp 1.270

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.3 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester

1 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; 14 unit EOQ untuk semua

produk kecuali produk no. 6 dan 12 adalah 15 unit; Frekuensi produk no. 1 adalah

20; Frekuensi produk no. 2, 3, 4, dan 12 adalah 22; Frekuensi produk no.5, 6, 7, 8,

9, 10, dan 11; Total Cost tertinggi produk no. 1; dan Total Cost terendah produk

no. 2.

Page 97: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

81

Berdasarkan Tabel 4.3 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester

2 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

persediaan dalam satu semester adalah 14 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 21 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.304.

Tabel 4.4

Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester 2

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

EOQ F TC

1 CB-71 310 unit Rp 32,5 Rp 97,6 14 unit 22 Rp 1.402 2 PW-31 289 unit Rp 34,9 Rp 104,7 14 unit 21 Rp 1.452 3 Y-17 280 unit Rp 36,0 Rp 107,9 14 unit 20 Rp 1.474 4 LW-19 299 unit Rp 33,7 Rp 101,2 14 unit 21 Rp 1.427 5 A-01 303 unit Rp 33,3 Rp 99,8 14 unit 21 Rp 1.418 6 BM-28 284 unit Rp 35,5 Rp 106,5 14 unit 21 Rp 1.465 7 E-08 324 unit Rp 31,1 Rp 93,2 15 unit 22 Rp 1.370 8 N-19 287 unit Rp 35,1 Rp 105,4 14 unit 21 Rp 1.457 9 B-182 317 unit Rp 31,8 Rp 95,3 15 unit 22 Rp 1.385

10 S-26 301 unit Rp 33,4 Rp 100,3 14 unit 21 Rp 1.421 11 RLi-22 313 unit Rp 32,2 Rp 96,5 14 unit 22 Rp 1.394 12 MMi-12 296 unit Rp 34,0 Rp 102,0 14 unit 21 Rp 1.433

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.4 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester

2 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; 14 unit EOQ untuk semua

produk kecuali produk no. 7 dan 9 adalah 15 unit; Frekuensi produk no. 1, 7, 9, 11

adalah 22; Frekuensi produk no. 2, 4, 5, 6, 8, 10, dan 12 adalah 21; Frekuensi

Page 98: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

82

produk no. 3, adalah 20; Total Cost tertinggi produk no. 3; dan Total Cost

terendah produk no. 7.

Berdasarkan Tabel 4.4 Perhitungan EOQ, F dan TC Tahun 2005 Semester

2 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

persediaan dalam satu semester adalah 14 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 21 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.425.

4.5.2 Perhitungan Safety Stock dan Reorder Point

Pembahasan Safety Stock dan Reorder Point pada perusahaan PT Sarana

Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) dilakukan per produk dan per tahun. Hal ini

dilakukan karena perusahaan menetapkan Lead Time (LT) dengan 6 bulan.

Perusahaan telah menetapkan Maximal Unit (MU) dan Average Unit (AU)

untuk per tahunnya. Setelah safety stock diketahui, maka untuk selanjutnya dapat

dihitung reorder point. Reorder point (ROP) adalah titik dimana pemesanan harus

dilakukan atau diadakan kembali. Reorder point (ROP) ditentukan dengan

menghitung dua buah variabel, yaitu lead time dan penggunaan rata-rata. Pada

saat persediaan (spare part) sampai pada tingkat reorder point (ROP), maka

perusahaan perlu melakukan pemesanan segera. Safety stock atau persediaan

pengaman merupakan tingkat persediaan yang harus ada untuk menjaga

kemungkinan kerugian akibat kehabisan persediaan. Dalam hal ini kehabisan

Page 99: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

83

persediaan Special Bearing untuk industri semen dan pertambangan. Penetapan

besar kecilnya Safety stock dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Rata- rata penggunaan bahan langsung pada masa sebelumnya

2. Perbedaaan waktu antara saat pemesanan dan saat penerimaan bahan

langsung (Lead time)

SS = (MU - AU) x LT

ROP = (LT x AU) + SS

Tabel-tabel disajikan dalam setahun, dan nilai SS berlaku untuk setiap

semester dalam tahun bersangkutan. Berikut Safety Stock dan Reorder Point;

Tabel 4.5 Perhitungan SS dan ROP Tahun 2004; Tabel 4.6 Perhitungan SS dan

ROP Tahun 2005.

Berikut contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai EOQ , F dan TC,

adalah sebagai berikut:

Produk No1.(CB-71), Tahun 2004

SS = (54,42 unit – 52,00 unit) x 6 bulan = 14,52 unit

= 15 unit (dibulatkan)

ROP = (6 bulan x 52,00 unit) + 14,52 unit = 326,52 unit

= 327 unit (dibulatkan)

Selanjutnya untuk perhitungan EOQ, F dan TC produk yang lain adalah dengan

perhitungan yang sama.

Page 100: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

84

Tabel 4.5

Perhitungan SS dan ROP Tahun 2004

( dalam ribuan Rp )

NO PROD MU AU Selisih LT SS ROP

1 CB-71 54,42 unit 52,00 unit 2,42 unit 6 bulan 15 unit 327 unit 2 PW-31 54,58 unit 53,17 unit 1,42 unit 6 bulan 9 unit 328 unit 3 Y-17 52,33 unit 51,42 unit 0,92 unit 6 bulan 6 unit 314 unit 4 LW-19 58,25 unit 55,08 unit 3,17 unit 6 bulan 19 unit 350 unit 5 A-01 51,58 unit 50,33 unit 1,25 unit 6 bulan 8 unit 310 unit 6 BM-28 49,58 unit 45,92 unit 3,67 unit 6 bulan 22 unit 298 unit 7 E-08 55,17 unit 54,25 unit 0,92 unit 6 bulan 5 unit 331 unit 8 N-19 51,75 unit 50,67 unit 1,08 unit 6 bulan 7 unit 311 unit 9 B-182 48,83 unit 48,67 unit 0,17 unit 6 bulan 1 unit 293 unit

10 S-26 49,50 unit 46,92 unit 2,58 unit 6 bulan 16 unit 297 unit 11 RLi-22 53,17 unit 51,92 unit 1,25 unit 6 bulan 8 unit 319 unit 12 MMi-12 53,83 unit 52,58 unit 1,25 unit 6 bulan 8 unit 323 unit

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.5 Perhitungan, SS dan ROP Tahun 2004 diatas maka

didapatkan data hasil sebagai berikut; 6 bulan Lead Time untuk semua produk;

Safety Stock tertinggi adalah produk no. 6; Safety Stock terendah adalah produk no

9; Reorder Point tertinggi adalah produk no. 4; Reorder Point terendah adalah

produk no. 9.

Pada Tabel 4.5 Perhitungan SS dan ROP Tahun 2004 didapatkan bahwa

produk BM-28 merupakan produk yang memiliki nilai SS tertinggi, hal ini dapat

menggambarkan bahwa unit tersebut memiliki kecenderungan permintaan yang

lebih tinggi daripada yang diperkirakan perusahaan.. Pada tabel tersebut pula

dapat didapatkan bahwa produk B-182 merupakan produk yang memiliki nilai SS

terendah, hal ini dapat menggambarkan bahwa unit tersebut tidak memiliki

Page 101: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

85

kecenderungan permintaan yang tinggi dari yang diperkirakan perusahaan. Produk

LW-19 memiliki nilai ROP yang tertinggi karena produk tersebut diperkirakan

perusahaan akan banyak permintaan. Produk B-182 memiliki nilai ROP yang

terendah karena produk tersebut diperkirakan perusahaan dalam normal

permintaan produk.

Tabel 4.6

Perhitungan SS dan ROP Tahun 2005

( dalam ribuan Rp )

NO PROD MU AU Selisih LT SS ROP

1 CB-71 49,08 unit 46,17 unit 2,92 unit 6 bulan 18 unit 295 unit 2 PW-31 50,92 unit 47,42 unit 3,50 unit 6 bulan 21 unit 306 unit 3 Y-17 52,17 unit 45,08 unit 7,08 unit 6 bulan 43 unit 313 unit 4 LW-19 47,75 unit 47,67 unit 0,08 unit 6 bulan 1 unit 287 unit 5 A-01 51,42 unit 45,75 unit 5,67 unit 6 bulan 34 unit 309 unit 6 BM-28 41,75 unit 41,25 unit 0,50 unit 6 bulan 3 unit 251 unit 7 E-08 50,33 unit 49,92 unit 0,42 unit 6 bulan 3 unit 302 unit 8 N-19 45,58 unit 42,42 unit 3,17 unit 6 bulan 19 unit 274 unit 9 B-182 50,50 unit 44,00 unit 6,50 unit 6 bulan 39 unit 303 unit

10 S-26 49,33 unit 42,17 unit 7,17 unit 6 bulan 43 unit 296 unit 11 RLi-22 49,83 unit 47,08 unit 2,75 unit 6 bulan 17 unit 299 unit 12 MMi-12 39,83 unit 37,42 unit 2,42 unit 6 bulan 15 unit 239 unit

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.6 Perhitungan, SS dan ROP Tahun 2005 di atas maka

didapatkan data hasil sebagai berikut; 6 bulan Lead Time untuk semua produk;

Safety Stock tertinggi adalah produk no. 3 dan 10; Safety Stock terendah adalah

produk no 4; Reorder Point tertinggi adalah produk no. 3; Reorder Point terendah

adalah produk no. 12.

Page 102: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

86

Pada Tabel 4.6 Perhitungan SS dan ROP Tahun 2005 didapatkan bahwa

produk Y-17 dan S-26 merupakan produk yang memiliki nilai SS tertinggi, hal ini

dapat menggambarkan bahwa unit tersebut memiliki kecenderungan permintaan

yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan perusahaan.. Pada tabel tersebut pula

dapat didapatkan bahwa produk LW-19 merupakan produk yang memiliki nilai

SS terendah, hal ini dapat menggambarkan bahwa unit tersebut tidak memiliki

kecenderungan permintaan yang tinggi dari yang diperkirakan perusahaan. Produk

Y-17 memiliki nilai ROP yang tertinggi karena produk tersebut diperkirakan

perusahaan akan banyak permintaan. Produk MMi-12 memiliki nilai ROP yang

terendah karena produk tersebut diperkirakan perusahaan dalam normal

permintaan produk.

4.6. Efisiensi Biaya Persediaan dengan Metode Rasio Sensitivitas dan

Perhitungan Biaya Marginal Pada Perusahaan

Dalam sub bab ini penulis memaparkan penerapan metode rasio

sensitivitas dalam menghitung efisiensi biaya persediaan bahan baku Special

Bearing untuk industri semen dan pertambangan. Berikut pemaparan perhitungan

Rasio Sensitivitas (RS) dan Biaya Marginal pada Tahun 2004 & 2005.

Rasio sensitivitas (TC/TC*) = )()2/*(*)/()()2/()/(

CUxCCxQxCOQRUCUxCCxQxCOQRU

++

Biaya marginal = (Rasio sensitivitas – 1) x biaya persediaan EOQ

Efisisensi biaya persediaan merupakan penghematan biaya-biaya yang

timbul (biaya pemesanan dan biaya penyimpanan) akibat dari adanya kegiatan

Page 103: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

87

untuk memasok persediaan di gudang. Untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya

persediaan yang terdapat dalam perusahaan, perlu dihitung rasio sensitivitas dan

biaya marginal. Rasio sensitivitas yaitu tingkat perbandingan antara total biaya

persediaan yang dikeluarkan pada tingkat persedian yang tidak optimal (yang

sesungguhnya) dibandingkan dengan total biaya persediaan pada tingkat yang

optimal (yang seharusnya), sedangkan biaya marginal yaitu biaya tambahan yang

harus ditangung oleh perusahaan karena jumlah persediaan yang ada tidak efisien.

Biaya persediaan yang efisien akan tercapai apabila rasio sensitivitas = 1, apabila

rasio sensitifitasnya lebih besar (>1) maka biaya persediaan yang ada tidak

efisien atau dengan kata lain, perusahaan akan menanggung biaya marginal. Biaya

tersebut akan menjadi selisih total biaya jika menggunakan metode Economic

Order Quantity (EOQ).

Tabel-tabel untuk menghitung Rasio Sensitivitas dan Biaya Marginal

adalah perhitungan TC Sebenarnya. Berikut tabel yang disajikan; Tabel 4.7

Perhitungan Q*, F* dan TC* Tahun 2004 Semester 1; Tabel 4.8 Perhitungan Q*,

F* dan TC* Tahun 2004 Semester 2; Tabel 4.9 Perhitungan Q*, F* dan TC*

Tahun 2005 Semester 1; Tabel 4.10 Perhitungan Q*, F* dan TC* Tahun 2005

Semester 2;

Berikut contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai Q*, F* dan TC*,

adalah sebagai berikut:

Produk No1.(CB-71)

Page 104: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

88

Q*(real) = 7,80.

9,26.3272RpunitxRpx = 14,7648 unit

= 15 unit (dibulatkan)

TC* (real) =2

7648,147,807648,14

9,26.327 xunitxRp+ = Rp. 1.191,5292

= Rp. 1.191 (dibulatkan)

F* (real) = unit

unit7648,14

327 = 22,1472

= 22 (dibulatkan)

Selanjutnya untuk perhitungan Q*, F* dan TC* produk yang lain adalah

dengan perhitungan yang sama.

Page 105: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

89

Tabel 4.7

Perhitungan Q*, F* dan TC* (Sebenarnya)

Tahun 2004 Semester 1

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

Q* F* TC*

1 CB-71 327 unit Rp 26,9 Rp 80,7 15 unit 22 Rp 1.191 2 PW-31 311 unit Rp 28,3 Rp 84,9 14 unit 22 Rp 1.222 3 Y-17 314 unit Rp 28,0 Rp 84,0 14 unit 22 Rp 1.215 4 LW-19 350 unit Rp 25,1 Rp 75,4 15 unit 23 Rp 1.151 5 A-01 295 unit Rp 29,8 Rp 89,5 14 unit 21 Rp 1.254 6 BM-28 298 unit Rp 29,5 Rp 88,6 14 unit 21 Rp 1.248 7 E-08 320 unit Rp 27,5 Rp 82,4 15 unit 22 Rp 1.203 8 N-19 298 unit Rp 29,5 Rp 88,6 14 unit 21 Rp 1.248 9 B-182 291 unit Rp 30,2 Rp 90,6 14 unit 21 Rp 1.262

10 S-26 266 unit Rp 33,0 Rp 99,1 13 unit 20 Rp 1.320 11 RLi-22 304 unit Rp 28,9 Rp 86,7 14 unit 21 Rp 1.234 12 MMi-12 323 unit Rp 27,2 Rp 81,6 15 unit 22 Rp 1.198

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.7 Perhitungan, TC* (sebenarnya) Tahun 2004

Semester 1 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Q* untuk produk

no. 1, 4, 7, dan 12 adalah 15 unit; Q* untuk untuk produk no. 2, 3, 5, 6, 8, 9, dan

11 adalah 14; Q* untuk produk no. 10 adalah 13 unit; Frekuensi (sebenarnya)

produk no. 1, 2, 3, 7, dan 12 adalah 22; Frekuensi (sebenarnya) produk no. 5, 6, 8,

9, dan 11 adalah 21; Frekuensi produk no. 4 adalah 23; Frekuensi produk no. 10,

adalah 20; Total Cost (sebenarnya) tertinggi produk no. 10; dan Total Cost

(sebenarnya) terendah produk no. 4.

Berdasarkan Tabel 4.7 Perhitungan Q*, F* dan TC* Tahun 2004 Semester

1 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

Page 106: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

90

persediaan dalam satu semester adalah 14 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 21 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.229. Nilai yang disajikan di atas merupakan nilai yang terjadi sebenarnya di

perusahaan.

Tabel 4.8

Perhitungan Q*, F* dan TC* (Sebenarnya)

Tahun 2004 Semester 2

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

Q* F* TC*

1 CB-71 298 unit Rp 29,5 Rp 88,6 14 unit 21 Rp 1.248 2 PW-31 328 unit Rp 26,8 Rp 80,5 15 unit 22 Rp 1.189 3 Y-17 303 unit Rp 29,0 Rp 87,0 14 unit 21 Rp 1.237 4 LW-19 312 unit Rp 28,2 Rp 84,6 14 unit 22 Rp 1.220 5 A-01 310 unit Rp 28,4 Rp 85,2 14 unit 22 Rp 1.223 6 BM-28 254 unit Rp 34,7 Rp 104,0 13 unit 20 Rp 1.352 7 E-08 331 unit Rp 26,5 Rp 79,6 15 unit 22 Rp 1.183 8 N-19 311 unit Rp 28,3 Rp 84,9 14 unit 22 Rp 1.222 9 B-182 293 unit Rp 30,0 Rp 90,0 14 unit 21 Rp 1.257

10 S-26 297 unit Rp 29,6 Rp 88,8 14 unit 21 Rp 1.249 11 RLi-22 319 unit Rp 27,5 Rp 82,6 15 unit 22 Rp 1.205 12 MMi-12 308 unit Rp 28,5 Rp 85,6 14 unit 21 Rp 1.226

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.8 Perhitungan, TC* (sebenarnya) Tahun 2004

Semester 2 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Q* untuk produk

no. 1, 3, 4, 5, 8, 9, 10, dan 12 adalah 14 unit; Q* untuk untuk produk no. 2, 7, dan

11 adalah 15; Q* untuk produk no. 6 adalah 13 unit; Frekuensi (sebenarnya)

produk no. 1, 3, 9, 10, dan 12 adalah 21; Frekuensi (sebenarnya) produk no. 2, 4,

Page 107: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

91

5, 7, 8, dan 11 adalah 22; Frekuensi produk no. 6 adalah 20; Total Cost

(sebenarnya) tertinggi produk no. 6; dan Total Cost (sebenarnya) terendah produk

no. 7.

Berdasarkan Tabel 4.8 Perhitungan Q*, F* dan TC* Tahun 2004 Semester

2 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

persediaan dalam satu semester adalah 14 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 21 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.234. Nilai yang disajikan di atas merupakan nilai yang terjadi sebenarnya di

perusahaan.

Tabel 4.9

Perhitungan Q*, F* dan TC* (Sebenarnya)

Tahun 2005 Semester 1

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

Q" F" TC"

1 CB-71 260 unit Rp 35,5 Rp 106,5 13 unit 20 Rp 1.401 2 PW-31 306 unit Rp 30,2 Rp 90,5 14 unit 21 Rp 1.291 3 Y-17 313 unit Rp 29,4 Rp 88,3 14 unit 22 Rp 1.276 4 LW-19 286 unit Rp 32,3 Rp 96,8 14 unit 21 Rp 1.336 5 A-01 241 unit Rp 38,3 Rp 114,9 13 unit 19 Rp 1.455 6 BM-28 251 unit Rp 36,8 Rp 110,3 13 unit 19 Rp 1.426 7 E-08 302 unit Rp 30,5 Rp 91,5 14 unit 21 Rp 1.299 8 N-19 236 unit Rp 39,1 Rp 117,4 13 unit 19 Rp 1.471 9 B-182 225 unit Rp 41,0 Rp 122,9 12 unit 18 Rp 1.505

10 S-26 296 unit Rp 31,1 Rp 93,4 14 unit 21 Rp 1.312 11 RLi-22 299 unit Rp 30,8 Rp 92,4 14 unit 21 Rp 1.305 12 MMi-12 239 unit Rp 38,6 Rp 115,7 13 unit 19 Rp 1.460

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Page 108: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

92

Berdasarkan Tabel 4.9 Perhitungan, TC* (sebenarnya) Tahun 2005

Semester 1 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Q* untuk produk

no. 1, 5, 6, 8, dan 12 adalah 13 unit; Q* untuk untuk produk no. 2, 3, 4, 7, 10, dan

11 adalah 14; Q* untuk produk no. 9 adalah 12 unit; Frekuensi (sebenarnya)

produk no. 1 adalah 20; Frekuensi (sebenarnya) produk no. 2, 4, 7, 10, dan 11

adalah 21; Frekuensi produk no. 3 adalah 22; Frekuensi produk no. 5, 6, 8, dan 12

adalah 19; Frekuensi produk no. 9 adalah 18; Total Cost (sebenarnya) tertinggi

produk no. 9; dan Total Cost (sebenarnya) terendah produk no. 3.

Berdasarkan Tabel 4.9 Perhitungan Q*, F* dan TC* Tahun 2005 Semester

1 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

persediaan dalam satu semester adalah 13 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 20 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.378. Nilai yang disajikan di atas merupakan nilai yang terjadi sebenarnya di

perusahaan.

Page 109: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

93

Tabel 4.10

Perhitungan Q*, F* dan TC* (Sebenarnya)

Tahun 2005 Semester 2

( dalam ribuan Rp )

RU CO CC NO PRODUK D P C

Q" F" TC"

1 CB-71 295 unit Rp 31,3 Rp 93,9 14 unit 21 Rp 1.315 2 PW-31 264 unit Rp 35,0 Rp 104,9 13 unit 20 Rp 1.390 3 Y-17 228 unit Rp 40,4 Rp 121,2 12 unit 18 Rp 1.495 4 LW-19 287 unit Rp 32,2 Rp 96,5 14 unit 21 Rp 1.333 5 A-01 309 unit Rp 29,9 Rp 89,6 14 unit 22 Rp 1.285 6 BM-28 245 unit Rp 37,7 Rp 113,1 13 unit 19 Rp 1.443 7 E-08 297 unit Rp 31,0 Rp 93,1 14 unit 21 Rp 1.310 8 N-19 274 unit Rp 33,7 Rp 101,1 14 unit 20 Rp 1.365 9 B-182 303 unit Rp 30,4 Rp 91,2 14 unit 21 Rp 1.297

10 S-26 210 unit Rp 43,9 Rp 131,6 12 unit 18 Rp 1.557 11 RLi-22 266 unit Rp 34,6 Rp 103,9 13 unit 20 Rp 1.384 12 MMi-12 210 unit Rp 43,9 Rp 131,6 12 unit 18 Rp 1.557

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.10 Perhitungan, TC* (sebenarnya) Tahun 2005

Semester 2 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Q* untuk produk

no. 1, 4, 5, 7, 8, dan 9 adalah 14; Q* untuk untuk produk no. 2, 6, dan 11 adalah

13; Q* untuk produk no. 3, 10, dan 12 adalah 13 unit; Frekuensi (sebenarnya)

produk no. 1, 4, 7, dan 9 adalah 21; Frekuensi (sebenarnya) produk no. 2, 8, dan

11, adalah 20; Frekuensi produk no. 3, 10, dan 12 adalah 18; Frekuensi produk no.

5 adalah 22; Frekuensi produk no. 6 adalah 19; Total Cost (sebenarnya) tertinggi

produk no. 10 dan 12; dan Total Cost (sebenarnya) terendah produk no. 5.

Berdasarkan Tabel 4.7 Perhitungan Q*, F* dan TC* Tahun 2004 Semester

1 di atas menggambarkan bahwa rata-rata unit yang ekonomis untuk menjadi

Page 110: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

94

persediaan dalam satu semester adalah 13 unit. Pada tabel tersebut pula dapat

digambarkan bahwa rata-rata frekuensi pemesanan per unit dalam satu semester

adalah 20 kali, dan rata-rata total cost per unit dalam satu semester adalah Rp.

1.394. Nilai yang disajikan di atas merupakan nilai yang terjadi sebenarnya di

perusahaan.

Setelah diketahui nilai total cost yang sebenarnya, selanjutnya untuk

menghitung SS dan ROP. Tabel-tabel yang dipersiapkan untuk di analisis terbagi

atas per semester, hal ini dilakukan untuk membandingkan nilai rasio sensitivitas

pada tiap semester. Berikut tabel yang disajikan; Tabel 4.11 Perhitungan Rasio

Sensitivitas dan Biaya Marginal Tahun 2004 Semester 1; Tabel 4.12 Perhitungan

Rasio Sensitivitas dan Biaya Marginal Tahun 2004 Semester 2; Tabel 4.13

Perhitungan Rasio Sensitivitas dan Biaya Marginal Tahun 2005 Semester 1; dan

Tabel 4.14 Perhitungan Rasio Sensitivitas dan Biaya Marginal Tahun 2005

Semester 2.

Berikut contoh perhitungan untuk mendapatkan nilai Q*, F* dan TC*,

adalah sebagai berikut:

Produk No1.(CB-71)

Rasio Sensitivitas = Rp.1.193,8501 / Rp 1.191,5292 = 1,00194783

= 1,002 (dibulatkan)

Biaya Marginal = (1,002– 1) x 1.193,8501 = 2,3877

= 2 (dibulatkan)

Selanjutnya untuk perhitungan Q*, F*, dan TC* produk yang lain adalah

dengan perhitungan yang sama.

Page 111: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

95

Tabel 4.11

Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) & Biaya Marginal pada Thn 2004 Semester 1.

( dalam ribuan Rp )

Biaya NO PRODUK Q Real EOQ TC Real TC Est RS Marginal

1 CB-71 15 unit 14 unit Rp 1.191 Rp 1.194 1,00204939 Rp 2 2 PW-31 14 unit 14 unit Rp 1.222 Rp 1.220 0,99859532 Rp - 3 Y-17 14 unit 14 unit Rp 1.215 Rp 1.209 0,99492881 Rp - 4 LW-19 15 unit 15 unit Rp 1.151 Rp 1.164 1,01069823 Rp 12 5 A-01 14 unit 14 unit Rp 1.254 Rp 1.226 0,97753509 Rp - 6 BM-28 14 unit 14 unit Rp 1.248 Rp 1.190 0,95340775 Rp - 7 E-08 15 unit 14 unit Rp 1.203 Rp 1.197 0,9944612 Rp - 8 N-19 14 unit 14 unit Rp 1.248 Rp 1.237 0,99106743 Rp - 9 B-182 14 unit 14 unit Rp 1.262 Rp 1.195 0,94677887 Rp -

10 S-26 13 unit 14 unit Rp 1.320 Rp 1.253 0,94968854 Rp - 11 RLi-22 14 unit 14 unit Rp 1.234 Rp 1.219 0,98724718 Rp - 12 MMi-12 15 unit 14 unit Rp 1.198 Rp 1.185 0,98942719 Rp -

(Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.11 Perhitungan, RS dan Biaya Marginal Tahun 2004

Semester 1 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Rasio Sensitivitas

tertinggi adalah produk no. 4; Rasio Sensitivitas terendah adalah produk no. 9;

Biaya Marginal tertinggi produk no. 4 adalah Rp. 12.000; Biaya Marginal

terendah produk 1 adalah Rp. 2.000.

Pada Tabel 4.11 Perhitungan RS dan Biaya Marginal Tahun 2004

Semester 1 di atas menggambarkan bahwa produk LW-19 memiliki nilai tertinggi

RS dan Biaya Marginal, hal ini dikarenakan adanya kegagalan efisiensi biaya

persediaan. Kegagalan tersebut dikarenakan adanya penyesuaian biaya persediaan

untuk produk LW-19 dan CB-71, dimana perusahaan salah mengestimasi produk

tersebut.

Page 112: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

96

Tabel 4.12

Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) & Biaya Marginal pada Thn 2004 Semester 2.

( dalam ribuan Rp )

Biaya NO PRODUK Q Real EOQ TC Real TC Est RS Marginal

1 CB-71 14 unit 14 unit Rp 1.248 Rp 1.281 1,02620531 Rp 34 2 PW-31 15 unit 14 unit Rp 1.189 Rp 1.220 1,0253606 Rp 31 3 Y-17 14 unit 14 unit Rp 1.237 Rp 1.262 1,02041027 Rp 26 4 LW-19 14 unit 14 unit Rp 1.220 Rp 1.267 1,03909706 Rp 50 5 A-01 14 unit 14 unit Rp 1.223 Rp 1.238 1,01150408 Rp 14 6 BM-28 13 unit 13 unit Rp 1.352 Rp 1.314 0,97166562 Rp - 7 E-08 15 unit 15 unit Rp 1.183 Rp 1.205 1,01863514 Rp 22 8 N-19 14 unit 14 unit Rp 1.222 Rp 1.240 1,01481562 Rp 18 9 B-182 14 unit 14 unit Rp 1.257 Rp 1.230 0,97852764 Rp -

10 S-26 14 unit 14 unit Rp 1.249 Rp 1.215 0,97255327 Rp - 11 RLi-22 15 unit 14 unit Rp 1.205 Rp 1.215 1,00793034 Rp 10 12 MMi-12 14 unit 14 unit Rp 1.226 Rp 1.241 1,01156108 Rp 14 (Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.12 Perhitungan, RS dan Biaya Marginal Tahun 2004

Semester 2 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Rasio Sensitivitas

tertinggi adalah produk no. 4; Rasio Sensitivitas terendah adalah produk no. 6;

Biaya Marginal tertinggi adalah produk no. 4 adalah Rp. 50.000; Biaya Marginal

terendah adalah produk no. 11 adalah Rp. 10.000.

Pada Tabel 4.12 Perhitungan RS dan Biaya Marginal Tahun 2004

Semester 2 di atas menggambarkan bahwa produk LW-19 memiliki nilai tertinggi

RS dan Biaya Marginal, hal ini dikarenakan adanya kegagalan efisiensi biaya

persediaan. Berbeda dengan semester 1 Tahun 2004, pada semester 2 Tahun 2004

lebih banyak Biaya Marginal yang muncul. Secara keseluruhan pada semester 2

Tahun 2004 rata-rata mengalami kegagalan efisiensi. Kegagalan tersebut

Page 113: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

97

disebabkan karena perusahaan kurang mengantisipasi kenaikan bahan perawatan

produk dan tidak teliti dalam mengestimasi produk, sehingga perusahan salah

menetapkan EOQ.

Tabel 4.13

Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) & Biaya Marginal pada Thn 2005 Semester 1

( dalam ribuan Rp )

Biaya NO PRODUK Q Real EOQ TC Real TC Est RS Marginal

1 CB-71 13 unit 14 unit Rp 1.401 Rp 1.350 0,96355781 Rp - 2 PW-31 14 unit 15 unit Rp 1.291 Rp 1.269 0,98246876 Rp - 3 Y-17 14 unit 14 unit Rp 1.276 Rp 1.282 1,00482706 Rp 6 4 LW-19 14 unit 14 unit Rp 1.336 Rp 1.277 0,95582425 Rp - 5 A-01 13 unit 14 unit Rp 1.455 Rp 1.324 0,90988074 Rp - 6 BM-28 13 unit 14 unit Rp 1.426 Rp 1.317 0,92384649 Rp - 7 E-08 14 unit 14 unit Rp 1.299 Rp 1.303 1,0033278 Rp 4 8 N-19 13 unit 14 unit Rp 1.471 Rp 1.302 0,88526484 Rp - 9 B-182 12 unit 14 unit Rp 1.505 Rp 1.314 0,87333376 Rp -

10 S-26 14 unit 14 unit Rp 1.312 Rp 1.323 1,00855448 Rp 11 11 RLi-22 14 unit 14 unit Rp 1.305 Rp 1.314 1,00675683 Rp 9 12 MMi-12 13 unit 15 unit Rp 1.460 Rp 1.270 0,86967184 Rp - (Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.13 Perhitungan, RS dan Biaya Marginal Tahun 2005

Semester 1 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Rasio Sensitivitas

tertinggi adalah produk no. 10; Rasio Sensitivitas terendah adalah produk no. 12;

Biaya Marginal tertinggi adalah produk no. 10 adalah Rp. 11.000; Biaya Marginal

terendah adalah produk no. 7 adalah Rp. 4.000.

Pada Tabel 4.13 Perhitungan RS dan Biaya Marginal Tahun 2005

Semester 1 di atas menggambarkan bahwa produk S-26 memiliki nilai tertinggi

RS dan Biaya Marginal, hal ini dikarenakan adanya kegagalan efisiensi biaya

Page 114: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

98

persediaan. Kegagalan tersebut disebabkan karena perusahaan gagal dalam

mengelola persediaan dengan menggunakan metode EOQ yaitu dalam penetapan

estimasi EOQ, perusahaan kurang memperhatikan dan mengantisipasi kenaikan

bahan perawatan produk dan penurunan daya beli konsumen. Naiknya Kebutuhan

bahan baku pembuatan dan perakitan produk Bearing. Biaya penyimpanan

menjadi tinggi, dikarenakan naiknya bahan perawatan dan banyaknya unit dalam

persediaan.

Tabel 4.14

Perhitungan Rasio Sensitivitas (RS) & Biaya Marginal pada Thn 2005 Semester 2.

( dalam ribuan Rp )

Biaya NO PRODUK Q Real EOQ TC Real TC Est RS Marginal

1 CB-71 14 unit 14 unit Rp 1.315 Rp 1.402 1,06578738 Rp 92 2 PW-31 13 unit 14 unit Rp 1.390 Rp 1.452 1,04418068 Rp 64 3 Y-17 12 unit 14 unit Rp 1.495 Rp 1.474 0,98593131 Rp - 4 LW-19 14 unit 14 unit Rp 1.333 Rp 1.427 1,07040566 Rp 100 5 A-01 14 unit 14 unit Rp 1.285 Rp 1.418 1,10337502 Rp 147 6 BM-28 13 unit 14 unit Rp 1.443 Rp 1.465 1,01466143 Rp 21 7 E-08 14 unit 15 unit Rp 1.310 Rp 1.370 1,04607777 Rp 63 8 N-19 14 unit 14 unit Rp 1.365 Rp 1.457 1,06751652 Rp 98 9 B-182 14 unit 15 unit Rp 1.297 Rp 1.385 1,06819351 Rp 94

10 S-26 12 unit 14 unit Rp 1.557 Rp 1.421 0,9126088 Rp - 11 RLi-22 13 unit 14 unit Rp 1.384 Rp 1.394 1,00722594 Rp 10 12 MMi-12 12 unit 14 unit Rp 1.557 Rp 1.433 0,92028436 Rp - (Sumber : PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS), data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 4.14 Perhitungan, RS dan Biaya Marginal Tahun 2005

Semester 2 di atas maka didapatkan data hasil sebagai berikut; Rasio Sensitivitas

tertinggi adalah produk no. 4; Rasio Sensitivitas terendah adalah produk no. 10;

Page 115: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

99

Biaya Marginal tertinggi adalah produk no. 4 adalah Rp. 100.000; Biaya Marginal

terendah adalah produk no. 11 adalah Rp. 10.000.

Pada Tabel 4.14 Perhitungan RS dan Biaya Marginal Tahun 2005

Semester 2 di atas menggambarkan bahwa produk LW-19 memiliki nilai tertinggi

Rasio Sensitivitas dan Biaya Marginal, hal ini dikarenakan adanya kegagalan

efisiensi biaya persediaan. Berbeda dengan semester 1 Tahun 2005, pada semester

2 Tahun 2005 lebih banyak Biaya Marginal yang muncul. Secara keseluruhan

pada semester 2 Tahun 2005 rata-rata mengalami kegagalan efisiensi. Kegagalan

tersebut dikarenakan perusahaan gagal dalam mengelola persediaan dengan

menggunakan metode EOQ yaitu dalam penetapan estimasi EOQ, perusahaan

kurang memperhatikan dan mengantisipasi kenaikan bahan perawatan produk,

perusahaan tidak memperkirakan kenaikan BBM pada tahun 2005 dan kondisi

industri-industri semen dan pertambangan secara keseluruhan mengalami

penurunan produksi yang cukup tinggi.

Pada Tahun 2004 hingga Tahun 2005 secara keseluruhan pada produk

Special Bearing untuk industri pertambangan dan semen mengalami fluktuatif

nilai Rasio Sensitivitas dan Biaya Marginal.

4.7 Penerapan Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam Meningkatkan

Efisiensi Biaya Persediaan.

PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) memproduksi bearing-

bearing untuk industri. Dalam skripsi ini, penulis mengambil Spesial Bearing

untuk industri semen dan pertambangan tahun 2004-2005. Pengambilan Special

Page 116: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

100

Bearing untuk industri semen dan pertambangan dikarenakan penjualan unit yang

dilakukan perusahaan cukup baik, persediaan menggunakan Economic Ordering

Quantity (EOQ). Economic Ordering Quantity (EOQ) memang bukan satu-

satunya alat untuk meningkatkan efisiensi biaya persediaan akan tetapi perusahaan

meyakini EOQ dapat membantu tercapainya tujuan tersebut, sehingga perusahaan

menerapkannya dalam usahanya mengelola persediaan. Pada tahun 2004,

penjualan dan biaya secara normal stabil dalam penjualan dan biaya umum. Tetapi

pada tahun 2005, secara umum penjualan produk-produk mengalami penurunan

dan biaya-biaya umum secara keseluruhan naik secara drastis, sehingga

berpengaruh terhadap biaya persediaan. Perbedaan kondisi tersebut yang

memberikan daya tarik penulis untuk melalukan penelitian atas EOQ dan

efektifitas biaya persediaan.

Kondisi perusahaan pada tahun 2005 sangat berbeda dengan kondisi

perusahaan pada tahun 2004. Penjualan tahun 2005 secara keseluruhan menurun,

hal ini dikarenakan penururan produksi industri-industri semen dan pertambangan

yang merupakan konsumen perusahaan. Kondisi tahun 2005 Indonesia mengalami

goncangan ekonomi, hal ini yang menyebabkan industri-industri melemah.

Rasio Sensitivitas pada tahun 2004 semester 1 produk no. 4 menempati

nilai tertinggi. Secara keseluruhan pada tahun 2004 semester 1 dalam mengatasi

biaya persediaan Spesial Bearing untuk industri semen dan pertambangan,

perusahaan menilai sendiri biaya tersebut dalam ambang normal.

Rasio Sensitivitas pada tahun 2004 semester 2 produk no. 4 masih

menempati nilai tertinggi. Secara keseluruhan pada tahun 2004 semester 2 dalam

Page 117: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

101

mengatasi biaya persediaan Spesial Bearing untuk industri semen dan

pertambangan, perusahaan menilai sendiri biaya tersebut dalam diatas ambang

normal. Berbeda dengan tahun 2004 semester 1, di tahun 2004 semester 2 lebih

banyak produk yang mengalami biaya marginal (produk no. 1 Rp. 34.000; produk

no. 2 Rp. 31.000; produk no. 3 Rp. 26.000; produk no. 4 Rp. 50.000; produk no.

5 Rp. 14.000; produk no. 7 Rp. 22.000; produk no. 8 Rp. 18.000; produk no. 11

Rp. 10.000; produk no. 12 Rp 14.000). Hal ini dikarenakan beberapa industri-

industri mengalami penurunan produksi, yang disebabkan oleh menurunnya daya

beli masyarakat secara umum.

Rasio Sensitivitas pada tahun 2005 semester 1 produk no. 10 menempati

nilai tertinggi. Produk no.4 tidak lagi menempati posisi pertama dalam rasio

sensitivitas, hal ini karena perusahaan secara teliti memperkirakan nilai EOQ

untuk produk tersebut. Untuk produk no. 3, 7, 10 dan 11 mengalami kesalahan

estimasi. Secara keseluruhan pada tahun 2005 semester 1 dalam mengatasi biaya

persediaan Spesial Bearing untuk industri semen dan pertambangan, perusahaan

menilai sendiri biaya tersebut dalam ambang normal.

Rasio Sensitivitas pada tahun 2005 semester 2 produk no. 5 masih

menempati nilai tertinggi. Secara keseluruhan pada tahun 2005 semester 2 dalam

mengatasi biaya persediaan Spesial Bearing untuk industri semen dan

pertambangan, perusahaan menilai sendiri biaya tersebut dalam diatas ambang

normal. Berbeda dengan tahun 2005 semester 1, di tahun 2005 semester 2 lebih

banyak produk yang mengalami biaya marginal (produk no. 1 Rp. 92.000; produk

no. 2 Rp.64.000; produk no. 4 Rp. 100.000; produk no. 5 Rp. 147.000; produk no.

Page 118: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

102

6 Rp. 21.000; produk no. 7 Rp. 63.000; produk no. 8 Rp. 98.000; produk no. 9 Rp.

94.000; produk no. 11 Rp. 10.000). Angka biaya marginal tersebut sangat tinggi

dibanding dengan tahun 2004 dan tahun 2005 semester 1. Tingginya angka biaya

marginal pada tahun 2005 semester 2, membuktikan bahwa rasio sensitivitas

secara keseluruhan tinggi pada produk Special Bearing untuk industri semen dan

pertambangan. Rasio sensitivitas tinggi pada tahun 2005 semester 2,

membuktikan bahwa tidak efektifnya EOQ yang direncanakan perusahaan pada

waktu itu. Kegagalan perencanaan EOQ untuk tahun 2005 semester 2 disebabkan

oleh; Perusahaan kurang mengantisipasi kenaikan bahan perawatan produk;

Perusahaan tidak memperkirakan kenaikan BBM pada tahun 2005; dan Kondisi

industri-industri semen dan pertambangan secara keseluruhan mengalami

penurunan produksi yang cukup tinggi.

Pada dasarnya metode EOQ digunakan untuk meminimalisasi biaya

persediaan, akan tetapi pada PT sarana Lancar Sejahtera rasio sensitivitas pada

tahun 2004 semester 2 dan khususnya pada tahun 2005 semester 2 mengalami

kegagalan tujuan tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya produk

yang memiliki nilai rasio sensitivitas lebih besar (>1), dengan demikian

perusahaan menanggung biaya marginal untuk setiap produk.

Page 119: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dari hasil penelitian Special Bearing untuk industri

semen dan pertambangan PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) mengenai

penggunaan Economic Ordering Quantity (EOQ) untuk meningkatkan efisiensi

biaya persediaan, serta analisis yang penulis lakukan mengenai data tersebut

dengan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, maka penulis

mengambil kesimpulan:

1 Penerapan metode Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam

perencanaan pembelian bahan baku Special Bearing pada PT Sarana

Lancar Sejahtera Laharindo (SLS) terbagi pada semester 1 dan 2 untuk

setiap tahunnya. Pembagian analisis tersebut berdasarkan laporan

anggaran perusahaan yang menggunakan per semester. Nilai EOQ dan

nilai Frekuensi bervariasi berdasarkan masing-masing produk. Perusahaan

menerapkan metode EOQ sebagai penilaian persediaan yang sesuai untuk

produk Spesial Bearing, terutama produk semen dan pertambangan.

Penilaian Frekuensi pembelian berlaku untuk satu semester tahun

bersangkutan, dimana EOQ diterapkan. Total Cost yang dihitung sesuai

perhitungan menunjukan jumlah biaya penyimpanan dan biaya pesanan

untuk setiap produk.

103

Page 120: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

104

2. Efisiensi biaya persediaan dengan metode rasio sensitivitas pada

perusahaan pada PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo (SLS). Pembagian

analisis efisiensi biaya dalam per semester dilakukan berdasarkan laporan

anggaran perusahaan per semester. Nilai Efiesiensi biaya persediaan

menggambarkan nilai biaya seharusnya dengan nilai biaya sebenarnya.

Rasio sensitivitas pada PT sarana Lancar sejahtera (SLS) secara

keseluruhan tahun 2004 dan 2005 mengalami fluktuatif untuk setiap

produknya. Pada gambaran per semester memperlihatkan bahwa semester

2 tahun 2004 dan 2005 mengalami kegagalan efisiensi biaya persediaan.

Kegagalan efisiensi persediaan tertinggi yaitu pada semester 2 tahun 2005

dimana terlihat banyaknya nilai biaya marginal diantara semester lainnya,

hal ini disebabkan oleh kondisi penjualan yang menurun dari kondisi

penjualan normal perusahaan..

3. Penerapan Economic Ordering Quantity (EOQ) dalam meningkatkan

efisiensi biaya persediaan pada PT Sarana Lancar Sejahtera Laharindo

(SLS). Economic Ordering Quantity (EOQ) memang bukan satu-satunya

alat untuk meningkatkan efisiensi biaya persediaan akan tetapi perusahaan

meyakini EOQ dapat membantu tercapainya tujuan tersebut, sehingga

perusahaan menerapkannya dalam usahanya mengelola persediaan. Pada

tahun 2004 semester 1 dan tahun 2005 semester 1, perusahaan menilai

sendiri rasio sensitivitas secara keseluruhan dalam ambang normal. Pada

tahun 2004 semester 2 dan tahun 2005 semester 2, perusahaan menilai

sendiri rasio sensitivitas secara keseluruhan di atas ambang normal. Pada

Page 121: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

105

tahun 2005 kerugian atas biaya marginal secara umum lebih besar dari

tahun 2004. Kerugian atas biaya marginal pada tahun 2005 disebabkan

oleh faktor kondisi ekonomi perusahaan. Kondisi tersebut adalah

perusahaan mengalami kegagalan estimasi biaya persediaan, kenaikan

harga bahan bakar minyak yang tinggi dan kenaikan biaya persediaan.

Kondisi tersebut mempengaruhi penurunan produksi industri semen dan

pertambangan, dimana industri tersebut merupakan konsumen produk

Special Bearing. Sehingga berdampak pada persediaan yang tersimpan

dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menyebabkan biaya persediaan per

unit semakin tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis mencoba mengajukan saran

yang bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan perencanaan pembelian

Special Bearing untuk industri semen dan pertambangan dalam usaha

meningkatkan efisiensi biaya persediaan, yaitu sebagai berikut:

a. Memperhatikan unsur biaya yang timbul akibat dari adanya

pengadaan persediaan,

b. Memperhatikan hasil produksi di masa sebelumnya.

c. Mempelajari EOQ dari masa lampau, dan sekarang, kemudian

memperkirakan EOQ yang akan datang.

d. Memperhatikan dan mempertimbangkan nilai harga minyak dunia

dan nasional sebagai pemicu naiknya harga-harga yang berimbas

Page 122: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

106

pada penjualan perusahaan, sehingga menimbulkan naiknya biaya

persediaan.

e. Memperkirakan kondisi sosial dan politik dalam negeri.

f. Memperhatikan perkembangan ekonomi mikro dan makro negara.

g. Memperkirakan isu-isu dan perkembangan ekonomi dunia.

Page 123: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1990. Manajemen Produksi. Edisi keempat. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen, alih bahasa Ancella A. Hermawan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Hansen, Don R, Maryanne M. Mowen. 2005. Managment Accounting, alih bahasa Dewi

Fitriasari. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Ma’arif, M. Syamsul dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Cetakan pertama.

Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Nafarin. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan. Cetakan kesembilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan. Edisi kelima. Yogyakarta:

Penerbit BPFE. Syamsuddin, Lukman. 1992. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep, Aplikasi dalam

Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Bumi Aksara. Usry, Milton F., dan Lawrence H. Hammer. 1994. Cost Accounting: Planning and

Controll, alih bahasa Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo. Edisi 10. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

J.Wild, John. 2005. Financial Statement Analysis. Edisi kedelapan. Jakarta: Salemba

Empat.

107

Page 124: PERINGATAN !!! - Sistem Informasi Perpustakaanelibrary.unisba.ac.id/files/08-4980_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · upt perpustakaan unisba . ... ordering quantity (eoq) dalam meningkatkan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP NAMA LENGKAP : PURNAWIBAWA TAUFIK NAMA PANGGILAN : PURNA TEMPAT, TANGGAL LAHIR : CIREBON, 31 JANUARI 1984 ALAMAT : PERUM. SINDANGLAUT INDAH NO. 10 KAB. CIREBON AGAMA : ISLAM JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI NAMA AYAH : YUSEF A TAUFIK NAMA IBU : ETI ROHAETI ALAMAT ORANG TUA : PERUM. SINDANGLAUT INDAH NO. 10 KAB. CIREBON STATUS : MAHASISWA GOLONGAN DARAH : O RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. TK TRISULA DI SUKABUMI LULUS TAHUN 1991

2. SD NEGERI 1 CIPEUJEUH WETAN DI KAB. CIREBON LULUS TAHUN 1997

3. SLTP NEGERI 1 LEMAHABANG DI KAB. CIREBON LULUS TAHUN 2000

4. SMU NEGERI 2 CIREBON DI CIREBON LULUS TAHUN 2003

5. PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNISBA MASUK TAHUN 2003

RIWAYAT ORGANISASI : 1. ANGGOTA DIV.HUMAS IKATAN

REMAJA MUHAMMADIYAH (IRM) CIREBON

2. WAKADIV SENO HIMASI UNISBA 2005 3. KADIV HUMAS HIMASI UNISBA 2006 4. KARANG TARUNA

RIWAYAT PEKERJAAN : -

BANDUNG, JANUARI 2008

HORMAT SAYA

(PURNAWIBAWA TAUFIK)

108