Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan...

68
Optimalisasi LHKPN dan Reformasi Birokrasi untuk Mendukung NKRI 2515 Rimawan Pradiptyo Deputi Penelitian P2EB Fakultas Eknomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Mengawasi Harta Kekayaan Pejabat Publik, KPK, Graha Sabha Permana, Yogyakarta, 9 Desember 2014

Transcript of Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan...

Page 1: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Optimalisasi LHKPN dan Reformasi Birokrasi untuk Mendukung NKRI 2515

Rimawan Pradiptyo Deputi Penelitian P2EB

Fakultas Eknomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Mengawasi Harta Kekayaan Pejabat Publik, KPK, Graha Sabha Permana, Yogyakarta, 9 Desember 2014

Page 2: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

NKRI 2515

Korupsi Struktural

Optimalisasi LHKPN

Reformasi Birokrasi

1

Page 3: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Pendahuluan 1975: 135 juta penduduk Indonesia

2013: 245 juta penduduk Indonesia. Apakah wilayah Indonesia bertambah? Bagaimana peran negara??

3

Page 4: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Peran Negara Menurut Teori Ekonomi

• Dalam konsep teori ekonomi klasik dan neo-klasik sekalipun (madzab liberal), peran negara sangat besar untuk mendukung mekanisme pasar. Peran negara diperlukan di: – Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

pengadaan barang publik (legislatif, eksekutif dan yudikatif) – Ketika terjadi eksternalitas negatif sebagai ekses pembangunan/aktivitas

ekonomi (polusi udara, polusi air, dll) – Ketika terjadi distorsi pasar akibat adanya asymmetric information, praktik

bisnis anti kompetisi, biaya tinggi akibat korupsi, dll. – Mengatur pemanfaatan sumberdaya umum (common resources) yang

berpengaruh besar terhadap kesejahteraan umum, misalnya: pengelolaan hutan dan hasilnya, pengelolaan air, pengelolaan barang tambang, dll

4

Page 5: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Asymmetric Information

Moral Hazard

Adverse Selection

Principal-Agency Problems

Time Inconsistency

Preference

Hyperbolic Discounting

Present Biasedness

Non-Competitive Market

Oligopoly/Oligopsony

Monopoly/Monopsony

Externalities

Private vs social benefits

Private vs social costs

Sistem insentif dan disinseentif

Public goods

Pengadaan

Perawatan

Peran Negara: Mengatasi Kegagalan Pasar

• Bagaimana cara mengatasi kegagalan pasar dan sumber kekagalan pasar?

5

Page 6: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Evaluasi Peran Negara di Indonesia Indonesia Negara Maju Kapitalis Negara Maju Sosialis Alokasi tanah cenderung diserahkan kepada pasar

Alokasi tanah dilakukan oleh negara secara ketat

Alokasi tanah dilakukan oleh negara secara ketat

Perencanaan pembangunan berjangka ultra pendek

Perencanaan pembangunan jangka panjang

Perencanaan pembangunan jangka panjang

Pengelolaan sumberdaya umum diserahkan kepada pasar

Pengelolaan sumberdaya umum diatur ketat oleh pemerintah

Pengelolaan sumberdaya umum diatur ketat oleh pemerintah

Berbagai aspek kehidupan dibebaskan/tidak diatur

Berbagai aspek kehidupan diatur ketat oleh pemerintah

Berbagai aspek kehidupan diatur ketat oleh pemerintah

Supply barang strategis diserahkan mekanisme pasar

Kestabilan supply barang-barang strategis dilakukan oleh pemerintah

Kestabilan supply barang-barang strategis dilakukan oleh pemerintah

6

Page 7: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Evaluasi Peran Negara (lanjutan) Indonesia Negara Maju Kapitalis Negara Maju Sosialis

Sistem yang ada mendorong orang melakukan korupsi (korupsi struktural)

Sistem yang ada meminimalisasi potensi korupsi

Sistem yang ada meminimalisasi potensi korupsi

Sistem disusun tanpa mengindahkan aspek rasionalitas dan tidak manusiawi

Sistem dibangun dengan menjunjung aspek rasionalitas dan manusiawi

Sistem dibangun dengan menjunjung aspek rasionalitas dan manusiawi

Tidak memiliki Single Identity Number (SIN)

Memiliki Single Identity Number

Memiliki Single identity Number

Sebagian besar sektor kesehatan diserahkan ke mekanisme pasar

Sektor kesehatan diatur ketat oleh pemerintah dan penggunaan asuransi intensif

Sektor kesehatan diatur dan dikelola penuh oleh pemerintah

7

Page 8: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Kompleksitas Peraturan di Indonesia

Kompleksitas Contoh

Ada fenomena tapi tidak ada peraturan Peraturan di ruang publik (merokok, HP, penggunaan bahasa di TV, dll)

Peraturan dibuat tanpa dasar teori

BBM Subsidi, Optimalisasi APBN oleh Banggar

Ada peraturan tapi tanpa saksi UU Parpol

Ada peraturan dan sanksi tapi sanksi tidak credible UU Anti Korupsi, Ketentuan Reboisasi kepada HPH.

Ada peraturan dan sanksi tapi sanksi tidak dapat ditegakkan

SPBU dan Pedagang eceran BBM

Page 9: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Perubahan Struktural pasca reformasi

Birokrat

Judikatif

Politisi

Politisi

Judikatif

Birokrat

• Perubahan struktur organisasi tidak diikuti perubahan perilaku dan pola berfikir

• Reformasi di Indonesia mirip dengan English Civil War (1642–1651)

• Reformasi dan otonomi daerah dimulai pada saat yang hampir bersamaan

Page 10: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

The Phantom of Indonesia Economy • Sebagian besar UU di masa Presiden Habibie

bersumber dari LoI: – 77 UU selama 1,5 tahun

• LoI satu masalah, perilaku DPR dalam menghadapi LoI adalah masalah lain: – Pemecahan organisasi yang sebenarnya

satu (Mengapa KPPU dan Lembaga Perlindungan Konsumen dipisah, mengapa KPK dan PPATK dipisah?)

• 2001-2005 terjadi perubahan UU, namun ternyata tidak substansial karena tidak banyak berbeda dari UU di masa Presiden Habibie, dan UU tersebut berlaku hingga sekarang dan terakhir ditandai dengan UU OJK.

• Salah satu dampaknya adalah: – Pembubaran PT IPTN – Bulog yang semula menguasai distribusi 9

bahan pokok, sekarang hanya fokus di beras dan itupun stok Bulog lebih kecil daripada stok swasta

– 8 bahan pokok yang lain saat ini distribusinya dikuasai oleh kelompok bisnis tertentu.

• Dampak utama the phantom of Indonesia Economy: – Terjadi monopoli barang pokok oleh swasta

• Mafia sapi, mafia terigu, mafia beras, dll

– Tidak ada industri strategis

Page 11: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Perbandingan Sektor Strategis

Baja & Logam

Energi & Mineral

Kehutanan

Pangan

11

Sektor Strategis

Negara Maju Indonesia pasca Reformasi

Energi dan Mineral

Kehutanan

Pangan

Page 12: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Apa Tujuan Pembentukan NKRI? • Tujuan NKRI sesuai Pembukaan

UUD 1945 alenia 4: 1. melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2. memajukan kesejahteraan umum,

3. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

4. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

• Memajukan kesejahteraan umum hanyalah 1 diantara 4 tujuan NKRI

• Kedaulatan dan persatuan RI serta mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tujuan NKRI

• Ketika suatu negara tetap utuh selama ratusan tahun, berarti tidak ada insentif dari komponen negara tersebut yang ingin memisahkan diri – Pemisahan diri terjadi jika ada

masalah dengan pemerataan kesejahteraan

12

Page 13: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

x1

x2

x*

Fungsi Tujuan

Kendala Biaya

Contours of objective function z1

z2

z*

q

Maksimalisasi Kesejahteraan Minimalisasi Biaya/ Resiko

Page 14: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Existing: Maksimalisasi Kesejahteraan • Persatuan Indonesia dianggap

‘given’ sebagai pre-requisite untuk mencapai maksimalisasi kesejahteraan

• Persatuan bukan merupakan tujuan pembangunan!!

• Konsekuensi: Fokus pembangunan di daerah dengan jumlah penduduk besar (Jakarta dan Jawa) • Ketimpangan semakin besar antara

kota vs desa dan antara Indonesia bagian barat vs bagian timur 14

Page 15: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

NKRI 2515: Minimalisasi Resiko Perpecahan • Tujuan pembangunan:

meminimalisasi resiko perpecahan NKRI untuk 500 tahun mendatang

• Implikasi: Lakukan berbagai kebijakan agar NKRI tetap utuh untuk 500 tahun mendatang

• Konsekuensi: orientasi dan fokus pembangunan dimulai dari wilayah Indonesia terluar

• Pemerataan kesejahteraan menjadi pre-requisite persatuan!! • Menciptakan incentive compatiblity

untuk menjadi bagian dari NKRI!! 15

Page 16: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Pembelajaran Keberhasilan • Tidak ada satu negara maju-pun yang tidak menjunjung

tinggi budaya dan jati diri bangsa • Tidak ada satu negara maju-pun yang tidak

mengutamakan kepentingan bangsanya di atas kepentingan bangsa lain

• Tidak ada satu negara maju-pun yang tidak berorientasi jangka panjang dalam proses pembangunannya (berorientasi kepada generasi mendatang/anak-cucu)

Page 17: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

NKRI 2515

Korupsi Struktural

Optimalisasi LHKPN

Reformasi Birokrasi

2

Page 18: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Korupsi Struktural • Korupsi di Indonesia tidak saja bersifat sistemik, namun lebih dari itu korupsi di Indonesia

cenderung bersifat struktural • Korupsi struktural adalah korupsi yang terjadi akibat sistem yang berlaku di suatu negara

cenderung mendorong individu yang tinggal di negara tersebut untuk melakukan korupsi. • Dalam korupsi struktural, sistem yang berlaku memberikan insentif lebih tinggi untuk

melakukan korupsi daripada insentif untuk mematuhi hukum. • Korupsi struktural terjadi akibat:

– Perumus kebijakan tidak berorientasi pada optimasi kemakmuran masyarakat (social welfare function)

– Perumus kebijakan mengedepankan rasionalitas pribadi (supply side) daripada berusaha memahami rasionalitas subyek yang terkena kebijakan (demand side)

– Perumusan kebijakan tidak didasarkan suatu studi mendalam, berdasarkan fakta atau hard evidence, namun lebih dipengaruhi kepentingan politik jangka pendek.

Page 19: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Kecanggihan Korupsi di Indonesia

Teori Korupsi di Ekonomika Kriminalitas

Teknologi Baru dalam Korupsi

Makelar Kasus dan Joki Napi hanya ada di Indonesia

Korupsi oleh anggota

masyarakat •Pra Pengadilan

Korupsi oleh Polisi

•Pra pengadilan

Makelar Kasus

Korupsi oleh Jaksa dan

Hakim • Pengadilan

Korupsi di LP

•Pasca Pengadilan

Page 20: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Sumber Penyebab Makelar Kasus

UU Tipikor UU Lain

Apakah fenomena ini by accident ataukah by designed?

Page 21: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Korupsi Eksekutif

Legislatif

Yudikatif

Lembaga Internasional di Indonesia Swasta

Nasional

Swasta Internasional di Indonesia

Non-Profit Organisation

Kompleksitas Korupsi di Indonesia

Diatur di UU Tipikor Belum Diatur di UU Tipikor

Page 22: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

22

Pasal 2 (Break of Law) - secara melawan hukum;

- memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi; Setiap

Orang

atau Korpo-

rasi

Yang dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian

negara Pasal 3 (Abuse of Power)

- dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi; - menyalahgunakan kewenangan,

kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan;

Sumber: Dr Haryono Umar (2009) disampaikan pada Seminar ‘Korupsi dan Money Laundering: Tantangan, Prospek dan Dampak terhadap Perekonomian’ Magister Sains dan Doktor , FEB-UGM, 31 Januari 2009

Definisi Korupsi dan Konsep Merugikan Negara

Mengapa tidak fokus ke ‘Kerugian Perekonomian?’

Page 23: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Apa amanah UU Anti Korupsi? Pasal Nilai Korupsi Jenis Korupsi Denda

Maksimal Penjara Maksimal

Pasal 5 Rp 5 jt - ∞ Penyogokan PNS/penyelenggara negara

Rp 50-250 juta 1-5 th

Pasal 6 Rp 5 jt - ∞ Penyogokan Hakim, aparat hukum & saksi ahli

Rp 150-750 juta

3-15th

Pasal 8 Rp 5 jt - ∞ Penggelapan uang oleh PNS Rp 150 – 750 juta

3-15th

Pasal 12 Rp 5 jt - ∞ Korupsi oleh PNS Rp 200 jt – Rp 1 M

4-20th

Catatan: Jaksa dan hakim belum tentu menuntut/menjatuhkan hukuman pembayaran uang pengganti sebesar jumlah uang yang dikorupsi

23

Page 24: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Klasifikasi Koruptor

Koruptor

Gurem < Rp10 juta

Kecil Rp10 juta- Rp99

juta

Sedang Rp100 juta

– Rp999 Juta

Besar Rp1 M – Rp 24,99

M

Kakap Rp25M atau lebih

• Koruptor dapat diklasifikasikan sesuai nilai uang yang dikorupsi

• Kakap • Besar • Sedang • Kecil • Gurem

• Bagaimana penanganan terhadap koruptor? Apakah setiap koruptor mendapatkan perlakuan yang adil disesuaikan dengan kerusakan yang diakibatkannya?

Page 25: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Rata-Rata Hukuman Penjara

Skala Korupsi

Rata-rata tuntutan hukuman penjara oleh Jaksa (bulan) [A]

Rata-rata hukuman penjara oleh MA (bulan) [B] B:A (%)

Gurem 22.3 13.7 61.4% Kecil 21.6 15.2 70.3% Sedang 53.2 32.8 61.6% Besar 79.0 43.5 55.0% Kakap 115.7 58.0 50.1% Total 53.8 31.7 58.8%

Page 26: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Intensitas Hukuman Finansial Kasus Korupsi

Skala Korupsi

Rata-rata Nilai Korupsi (Harga Berlaku)

Tuntutan Jaksa/Nilai korupsi

Putusan PN/Nilai Korupsi

Putusan MA/Nilai Korupsi

Gurem Rp 4.586.634 1976.09% 1457.55% 1429.30%

Kecil Rp 47.538.801 185.07% 99.89% 132.26%

Sedang Rp 374.970.157 106.35% 60.90% 71.44%

Besar Rp4.578.835.330 50.88% 29.42% 34.62%

Kakap Rp1.088.454.213.082 36.83% 4.53% 9.22%

Page 27: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Subsidi Rakyat Kepada Para Koruptor Nilai biaya eksplisit korupsi Rp168,19 Triliun, namun total nilai hukuman finansial

hanya Rp15,09 Triliun (8,97%) Biaya oportunitas korupsi belum termasuk Biaya antisipasi dan biaya reaksi terhadap korupsi belum termasuk

Lalu siapa yang menanggung kerugian sebesar Rp168,19 T – Rp15,09 T = Rp153,1 T???

Tentu saja para pembayar pajak yang budiman Ibu-ibu pembeli sabun colek dan mie instant Anak-anak yang membeli permen, mahasiswa yang top up pulsa Orang tua yang membelikan anaknya obat dan susu kaleng

Di Indonesia terjadi pemberian SUBSIDI dari RAKYAT KEPADA KORUPTOR, dan hal ini sesuai dengan amanah implisit UU TIPIKOR!!

Page 28: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

NKRI 2515

Korupsi Struktural

Optimalisasi LHKPN

Reformasi Birokrasi

7

Page 29: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Acknowledgement • Analisis di bagian ini adalah hasil analisis ‘DJ’ atau

Diskusi Jum’at; suatu kelompok diskusi di P2EB FEB UGM yang fokus mendiskusikan berbagai hal yang belum dipikirkan sebelumnya.

• Analisis ini dilakukan oleh Rimawan Pradiptyo, Abraham Wirotomo, Khalifany Ash Shidiqqi dan Timotius Hendriks Partohap pada Maret 2014

• Hasil analisis ini telah dikirimkan sebagai masukkan kepada divisi LHKPN, Direktorat Pencegahan, KPK.

29

Page 30: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Pendahuluan • Idealnya setiap penyelenggara negara bertujuan untuk

meningkatkan Social Welfare Function (SWF) • Penyelenggara negara:

– Legislatif – Eksekutif – Yudikatif

• Khususnya pada jabatan politis, seharusnya: “do what you say, say what you do” (AACSB)

Page 31: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Tantangan • Banyak korupsi melibatkan penyelenggara

negara. – Korupsi menurunkan Social Welfare

Function (SWF) (kontradiksi) – Korupsi menunjukkan si pelaku lebih

mengedepankan kepentingan pribadi dan golongan di atas kepentingan publik

• Pada kasus-kasus korupsi, nilai aset yang dilaporkan pada LHKPN, biasanya jauh berbeda dibandingkan dengan hasil investigasi

• Bagaimana penyelenggara negara lebih mengedepankan kepentingan publik dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan golongan?

• Ketika seseorang menduduki jabatan publik, maka selayaknyalah bahwa beberapa hak-hak privat ybs diserahkan kepada publik dalam bentuk transparansi

• Hal ini bisa dicapai melalui beberapa strategi:

– Transparansi harta kekayaan penyelenggara negara

– Inform consent terhadap penyadapan pembicaraan

– Inform consent terhadap monitoring transaksi keuangan

Fakta

Page 32: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Game 1: Existing Condition

Page 33: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Tahap I: Inspection Game

Agakum

PN a1 , a2

c1 , c2

b1 , b2

d1 , d2

Inspeksi Tidak Inspeksi

Salah Guna

Taat Azas

Where: c1 > a1, b1 > d1 & a2 > b2, d2 > c2

Page 34: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Tahap II: Inspection Game

KPK

PN a1 , a2

c1 , c2

b1 , b2

d1 , d2

Inspeksi Tidak Inspeksi

Lapor Akurat

Lapor Tidak Akurat

Where: c1 > a1, b1 > d1 & a2 > b2, d2 > c2

Page 35: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Tahap 3: Chicken Game (Jika Salah Guna/ Taat Azas) PN Akurat Tidak Akurat Tegas K/L Tidak Tegas Where: a1>c1, d1>b1, a2>b2, c2>d2

a1 , a2 b1 , b2

c1 , c2 d1 , d2

Page 36: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Mekanisme Permainan • Terdapat tiga pemain:

– Penyelenggara negara – KPK – Kementerian/Lembaga

• Tahap I: – Game ini dilakukan secara simultan – Penyelenggara negara memainkan

inspectiong game dengan aparat penegak hukum (termasuk KPK)

– Penyelenggara negara memiliki dua strategi, melakukan penyalahgunaan keuangan negara atau tidak

– Pada saat yang bersamaan KPK dan aparat penegak hukum memiliki alternatif strategi melakukan inspeksi atau tidak.

• Tahap 1 (lanjutan) – Jika aparat negara melakukan

penyalahgunaan keuangan dan aparat penegak hukum melakukan inspeksi, maka aparat tersebut akan diproses hukum dan bagi yang bersangkutan game berhenti di sini.

– Alternatif outcomes yang lain memungkinkan penyelenggara negara memainkan game kedua

• Tahap II: – Game ini dilakukan secara simultan – Penyelenggara negara dan KPK

memainkan inspection game dalam hal LHKPN

– Penyelenggara negara memiliki strategi ‘melaporkan akurat’ atau ‘melaporkan tidak akurat’ LHKPN.

Page 37: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Mekanisme Permainan (lanjutan) • Tahap II (lanjutan):

– KPK memiliki strategi ‘inspeksi’ atau ‘tidak inspeksi’

– Inspeksi ini memiliki dua tahap, yaitu tahap verifikasi administratif (pasti) dan dilanjutkan inspeksi dengan mekanisme purposive random sampling disesuaikan dengan agenda KPK (targeted groups)

– Mengingat verifikasi administratif pasti dilakukan, maka hal ini diasumsikan embeded dalam random inspection

37

• Tahap II (lanjutan): – Implikasi dari purposive random

sampling adalah adanya probabilitas temuan yang tidak merata (skewed) antar K/L.

• Tahap III: – Berdasarkan hasil inspeksi, KPK

melaporkan hasil inspeksi kepada masing-masing K/L untuk ditindaklanjuti (tidak dipublikasikan)

– K/L memiliki strategi untuk tegas (k) atau tidak tegas (1-k) terhadap ketidakakuratan LHKPN

– Jenis sanksi bersifat perdata dan administratif, namun hasil analisis LHKPN tidak diketahui oleh publik

Page 38: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Payoffs Permainan (perlu direvisi) • Payoffs Penyelenggara Negara

– Ketika penyelenggara negara mengisi LHKPN secara akurat, maka ybs tidak akan melanggar apapun, sehingga payoff-nya adalah 0

– Ketika penyelenggara negara mengisi LHKPN tidak akurat, selama LHKPN terverifikasi dan tidak diinspeksi, maka payoff akan 0 karena tidak ditemukan ketidakakuratan tersebut

– Jika LHKPN tidak akurat dan diinspeksi KPK, maka ada internal reputation effect yang menjadi beban penyelenggara negara (Ri)

• Payoffs KPK: – Payoffs KPK selalu 0 karena semua hal

tersebut adalah tupoksi KPK

• Payoffs K/L: – Selama LHKPN diisi akurat, maka payoffs K/L

adalah 0 karena tidak ada reputasi yang hilang – Jika LHKPN diisi tidak akurat, lolos verifikasi

KPK namun tidak diinspeksi, maka payoffs adalah 0 karena tidak ada negative reputation effect.

– Jika LHKPN diisi tidak akurat, lolos verifikasi KPK dan terinspeksi KPK, maka ada negative internal reputation effect yang ditanggung oleh K/L

– RPi = internal reputational effect di tingkat individu (penyelenggara negara)

• RP1i > Rpi > RP2i > RP3i – RLi = internal repulational effect di tingkat

lembaga di mana penyelengara negara bekerja, dimana Rli = ε, dan ε-> 0

• RLi > RL1i > RL2i

Page 39: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Solusi Permainan • Karena RLi = epsilon dan epsilon mendekati 0, ketika

K/L indifference terhadap 0 dan epsilon, konsekuensinya tidak ada insentif bagi K/L untuk bertindak tegas dari hasil referal KPK

• Jika pejabat negara mengetahui bahwa K/L-nya cenderung indifference terhadap ‘tegas’ dan ‘tidak tegas’ maka probabilitas ‘salah guna’ dan ‘tidak akurat’ akan meningkat (potensi korupsi meningkat)

39

Page 40: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Game 2: Refinement

Page 41: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Tahap III Refinement: Prisoners’ Dilemma K/L Tegas Tidak Tegas Akurat PN Tidak Akurat

a1 , a2 b1 , b2

c1 , c2 d1 , d2

Page 42: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Payoffs dan Solusi Permainan • Perbedaan antara existing game

dengan refinement game adalah di refinement game, hasil inspeksi di publikasi di website, selain di refer kepada K/L

• Implikasinya, muncul external reputational effect, selain adanya internal reputational effect yang telah ada di existing game.

• Perbedaan kedua adalah inspeksi di tahap II idealnya dilakukan secara stratified random sampling daripada purposive random sampling – Probabilitas temuan makin merata

• Dapat diasumsikan bahwa external reputational effect lebih besar daripada internal reputational effect – Internal reputational effect

hanya berlaku diantara K/L saja (RPi, RLi,)

– External reputational effect terbuka untuk umum (RPe, RLe,)

• RP1e > Rpe > RP2e >RP3e • RLe > RL1e > RL2e

Page 43: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Target Group

Eselon 1, DPR, & Menteri (100 %)

Eselon 2, DPRD I (100 – k1)

Eselon 3 & 4, DPRD II (100 – k2)

• Pelaksanaan inspeksi dilakukan dengan metoda stratified random sampling

• Untuk eselon 1 ke atas, menteri hingga presiden dan anggota DPR berlaku 100% surveillance (tidak ada pengecualian)

• Untuk eselon dan DPRD I, dilakukan surveilance secara acak dengan probabitas (100-k1)

• Untuk eselon dan DPRD I, dilakukan surveilance secara acak dengan probabitas (100-k2)

• Setiap anggota targeted group memiliki probabilitas yang sama untuk diinspeksi oleh KPK akibat penggunaan metoda stratified random sampling dalam inspeksi LHKPN

Page 44: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Solusi Refinement – Penyelenggara negara memiliki insentif untuk taat

azas dalam mengelola uang negara serta mengisi LHKPN secara akurat

– K/L memiliki insentif untuk menindak tegas terhadap setiap penyalahgunaan uang negara dan ketidakakuratan LHKPN, mengingat reputasi K/L dipertaruhkan dimuka publik

44

Page 45: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Optimalisasi LHKPN: Data Interfacing

LHKPN

BPN (Tanah)

Kendaraan Bermotor

Pajak

Lembaga Keuangan (OJK/BI)

NIK

PPATK

45

• Data interfacing dengan database terkait akan mengoptimalkan LHKPN

• Detection rate meningkat • Biaya pengawasan (policing costs)

minimal • Aspek pencegahan optimum

• LHKPN diupload di internet, dan dapat diakses publik dengan login dan password khusus

• Meningaktkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pejabat negara

Page 46: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Optimalisasi LHKPN: Sisi Penerimaan • Kondisi Existing: LHKPN mencatat aset (stock), namun

tidak mencatat income/gaji (flow). • Income/gaji akan membantu optimalisasi LHKPN jika

digunakan single salary system. • Pencantuman gaji/income dalam LHKPN akan

meningkatkan efektivitas LHKPN, dengan syarat, sistem penggajian yang digunakan adalah single salary system.

46

Page 47: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

NKRI 2515

Korupsi Struktural

Optimalisasi LHKPN

Reformasi Birokrasi

4

Page 48: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Public Choice Theory: adakah yang memikirkan social welfare function?

•Kepentingan Kelompok

•Redistribusi

•Maksimalisasi utilitas

•Kepentingan Parpol

•Kepentingan Pribadi

•Penyerapan Anggaran

Birokrat Politisi

Interest Group

Pemilih (voters)

48

Page 49: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Aspek Intertemporal vs Spasial Pembangunan Ekonomi

Aspek Spasial

Aspek Intertemporal

Myopic Non-Myopic

Orientasi ke Jawa dan Sumatera (hanya di daerah dengan penduduk padat)

Kondisi saat ini (tidak mendukung persatuan Indonesia dan menyusahkan anak-cucu)

Meminimalisasi beban ke anak-cucu meski belum tentu kondusif untuk menjaga persatuan Indonesia

Orientasi ke Indonesia sebagai negara kepulauan yang utuh dan berdaulat

Mendukung persatuan Indonesia meski mungkin membebani anak-cucu di masa datang

Kondisi Ideal (sangat mendukung persatuan Indonesia dan tidak menyusahkan anak-cucu)

49

Page 50: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Peraturan Pemerintah vs Peran Negara

Peraturan Pemerintah

Peran Negara Besar Kecil

Banyak Proporsional Penegakan Hukum Rendah

Sedikit Regulasi Efektif dan

Efisien

Pemerintahan Malas

50

Page 51: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Mengapa Peran Negara Minim?

Peran Negara Minim

Sistem insentif aparat negara

yang keliru

Indikan Kinerja Bias ke Output

(aktivitas) daripada Outcome

Pemahaman Demokrasi yang

Keliru

Pemahaman Konsep

Kenegaraan yang Rendah

51

Page 52: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Heterogenitas Sistem Insentif Sektor Publik

KPK, BI, OJK dan BRR Kemenkeu dan K/L Reformasi Birokrasi

K/L non Reformasi Birokrasi

Single salary system dengan nilai gaji yang manusiawi (gaji = pendapatan)

Non single salary system namun elemen gaji tidak banyak dan total salary lebih manusiawi

Non single salary system, elemen gaji banyak dan nilai gaji tidak manusiasi

Pendapatan tidak terkait dengan jumlah kegiatan

Campuran (mixed) Pendapatan meningkat sejalan dengan aktivitas (penyerapan)

Job description ada dan berorientasi ke outcome

Job description sudah ada meski belum tentu berorientasi ke outcome

Job description tidak ada

Non-Pecatable Non-Pecatable Non-Pecatable

Dampak: orientasi kerja fokus ke outcome (kinerja)

Dampak: campuran (mixed) Dampak: orientasi kerja fokus ke output atau upaya menciptakan kegiatan 52

Page 53: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Sistem Penggajian Non-Single Salary • K/L Non Reformasi Birokrasi

– Gaji pokok rendah dan tidak manusiawi (a)

– Banyak elemen gaji berupa tunjangan (a)

– Tambahan income dari pelaksanaan proyek (PMK ttg SBU) (X)

– Tambahan income dari perjalanan dinas dan meeting (X)

• Potensi fraud tinggi akibat tambahan income = f(kegiatan)

• Take home pay: – Y = a + bX, dimana a = gaji pokok, X

= aktivitas, dan b = kecenderungan fokus ke aktivitas yang menghasilakan tambahan pendapatan 53

• K/L Reformasi Birokrasi – Gaji pokok rendah dan tidak manusiawi (a) – Tunjangan fungsional yang memadai (X1 )

dengan kontrak KPI – Tambahan income dari pelaksanaan proyek

(PMK ttg SBU) (X2 ) – Tambahan income dari perjalanan dinas dan

meeting (X3 ) • Potensi fraud lebih rendah daripada K/L non

reformasi birokrasi • Take home pay:

– Y = a + b1X1 + b2X2 + (1-b1-b2)X3, dimana a = gaji pokok, b1 & b2 = kecenderungan fokus ke X1, X2 dan X3.

• Jika kontrak credible, maka b1>>b2>b3, maka Kinerja RB > Kinerja Non-RB

Page 54: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Sistem Penggajian Single Salary • Gaji = take home pay = manusiawi

(hidup layak) – Biaya perjalanan at

cost/reimbursement – Tak ada insentif gaji – Tak ada insentif proyek

• Kontrak dengan KPI jelas dan credible

• KPI fokus ke outcome (bukan output).

• Praktik Baik: Semua negara maju menggunakan single salary system untuk penggajian PNS

54

• Optimum kinerja dengan threshold contract: – W = f(e), dimana e<e*, W = Rp0, dan e≥e* W=RpX.

• Idealnya semua pekerja = pecat-able (dapat dipecat)

• Semakin tinggi probabilitas dipecat, semakin tinggi produktivitas pekerja. Hal ini perlu diimbangi gaji yang memadai dan manusiawi

• Diberbagai negara maju, tidak ada perbedaan sistem insentif antara sektor publik dan sektor swasta. Keduanya menggunakan single salary system dan sistem kontrak yang credible serta memiliki incentive compatibility.

Page 55: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Dampak PNS Non-Pecat-Able

Pasar Entry Exit

Sunk Cost Sunk Cost

PNS Sunk Cost

Entry

Bisnis

• Sulit dipecat (bisa masuk, tak bisa keluar) • Riskless prospect • Korupsi = upaya mengembalikan investasi ketika entry

55

Page 56: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

• Pelaku bisnis harus menanggung sunk costs ketika ybs ingin memasuki pasar (mempelajari seluk-beluk bisnis, mencari informasi yang diperlukan dll)

• Ketika pelaku bisnis akan meninggalkan pasar pun, mereka menanggung sunk costs (closing down sale hingga 70% untuk meminimasi kerugian)

• Sunk costs adalah semua biaya yang perlu dikeluarkan oleh pengusaha untuk memulai atau mengakhiri usaha dan biaya tersebut tidak dapat dialihkan ke konsumen.

• Para calon PNS menanggung sunk cost untuk menjadi PNS (usaha untuk tes CPNS, kelengkapan administrasi dll)

• Ketika seseorang sudah menjadi PNS, terlepas dari kinerja ybs, kemungkinan dipecat hampir mendekati 0

• Dampaknya PNS menghadapi riskless prospect. Meski sulit untuk menjadi PNS, namun setelah menjadi PNS ybs tidak pecat-able.

• PNS pusat hanya bisa dipecat oleh Menteri dan proses ini bisa memakan waktu 3-4 tahun atau lebih (selama itu si PNS tetap menerima gaji)

• Di negara maju, apapun jenis pekerjaannya, setiap pekerja memiliki probabilitas yang cukup besar untuk dipecat selama ybs tidak memenuhi kinerja tertentu.

Rasionalitas Bisnis Rasionalitas PNS

56

Page 57: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Sistem Gaji PNS di masa Orba Sistem Gaji PNS Ideal • Gaji rendah dan komponennya

terpisah-pisah – Sulit termonitor total pendapatannya

• Proyek-proyek dipakai sebagai tambahan gaji

• Pendapatan tidak bisa dinyatakan dalam satuan jam atau hari

• Tidak ada job description • Tidak ada Indikan Kinerja Kunci • Sulit dipecat (tidak ada dasar teori

yang melandasi sistem ini) • Rangkap jabatan dimungkinkan

– Gaji tinggi tanpa pemisahan komponennya. • Gaji harus bisa dinyatakan dalam satuan

jam atau hari – Proyek-proyek dan kunjungan lapangan

TIDAK akan menambah pendapatan PNS (at cost)

– Job description jelas dan memperhitungkan beban kerja full time (40 jam seminggu)

– Indikan Kinerja Kunci jelas dan bersifat mengikat

• Promosi, penurunan pangkat, mutasi dan pemecatan berdasarkan hard evidence

– Proses pemecatan cepat dan tidak berbelit-belit – Rangkap jabatan tidak dimungkinkan, kecuali

ybs bersedia bekerja 2 x full time (tidak mungkin)

57

Page 58: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Tidak ada yang GAGAH dengan Gaji Rendah Anecdotal Evidence: • Gaji PNS rendah

menunjukkan pengabdian tinggi kepada negara

• PNS akan beraktivitas tinggi karena dipaksa bekerja keras untuk meningkatkan pendapatannya

• Gaji PNS rendah sebagai wujud solidaritas terhadap masyarakat miskin

58

Hard Evidence: • Gaji PNS rendah mendorong PNS

korupsi karena kebutuhan (corruption by needs)

• PNS terpaksa mencari tambahan penghasilan di luar sehingga kurang fokus terhadap pekerjaan utama

• Tidak ada kaitan antara solidaritas rakyat miskin dengan gaji PNS rendah. Justru gaji PNS rendah membuat sulit PNS memikirkan upaya pengentasan kemiskinan

• Tidak ada negara maju yang menerapkan gaji PNS rendah.

Page 59: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Jenis Korupsi dan Kebutuhan Maslow Corruption by Greed

(Memaksa korupsi)

Corruption by System

(Dipaksa Korupsi)

Corruption by Need (Terpaksa korupsi)

59

Self Actualisation

Esteem Needs

Belongingness and Love Needs

Safety Needs

Physiological Needs

Basic Needs

Psychological Needs

Self-fulfillment Needs

Page 60: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Kesalahan KPI APBN untuk K/L • Kesalahan fatal indikan kinerja utama (Key Performance Indicator/KPI)

Kementerian/Lembaga (K/L) adalah PENYERAPAN. – Kalaupun penyerapan K/L mencapai 100%, belum tentu kesejahteraan masyarakat

meningkat • Belum tentu semua program berdampak positif terhadap kesejahteraan • Akibat KPI Penyerapan, potensi fraud sangat besar meski di tahap pengajuan rencana program dalam

proses perencanaan penganggaran • Fakta:

– Kemampuan PENYERAPAN anggaran K/L belum tentu terkait dengan tingkat KESEJAHTERAAN!!

– PENYERAPAN = Output, Dampak ke KESEJAHTERAAN = Outcome – Tidak semua program pasti efektif diterapkan di lapangan. KPI Penyerapan

mengasumsikan SEMUA PROGRAM pemerintah SELALU efektif. Fakta di lapangan, belum tentu asumsi dasar ini terpenuhi.

• KPI ini tidak pernah berubah sejak jaman ORBA!!!

60

Page 61: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Konflik Sistem Insentif Sektor Publik

Sistem Insentif KPK, BI

PNS non Reformasi Birokrasi

61

• Di K/L yang belum melakukan reformasi birokrasi, gaji tidak sama dengan take home pay.

• Orientasi: upaya meningkatkan kegiatan/aktivitas untuk maksimalkan take home pay

• Di KPK, BI dan BRR (alm), gaji sama dengan take home pay.

• Orientasi: fokus ke outcome (kesejahteraan) tanpa memikirkan maksimalkan take home pay karena gaji tidak terkait dengan aktivitas (output)

• Sistem penggajian KPK mendukung maksimalisasi kesejahteraan masyarakat

Salah satu sumber ego sektoral/miscoordination/ coordination failure antar K/L

Page 62: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

IC 1

Inefisiensi Sistem Penggajian di K/L

Aktivitas x1

Aktivitas x2

E

KPI (outputs/kegiatan/penyerapan)

SILPA adalah inefisiensi

• Sistem penggajian di K/L: – Tidak rasional dan tidak manusiawi – Gaji tidak sama dengan income – Besaran income berbanding lurus

dengan aktivitas – KPI = output = kegiatan =

penyerapan • Konsekuensi

– Potensi pembengkakan biaya akibat manipulasi aktivitas = minimum

– Sisa anggaran justru merupakan indikasi efisiensi

E*

Compensated Activities???

62

Page 63: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

IC 1

Efisiensi Sistem Penggajian di KPK

Aktivitas x1

Aktivitas x2

E*

KPI KPK (outcomes)

SILPA

SILPA adalah efisiensi

• Sistem penggajian di KPK: – Manusiawi – Besaran gaji tidak dikaitkan dengan

aktivitas – Gaji = income (single salary system) – Promosi/degradasi posisi terkait

dengan capaian KPI – KPI mencerminkan outcome measures

(bukan output) • Konsekuensi

– Potensi pembengkakan biaya akibat manipulasi aktivitas = minimum

– Sisa anggaran justru merupakan indikasi efisiensi

63

Page 64: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Homogenitas Sistem Remunerasi • Di negara maju, baik yang

kapitalis maupun sosialis, tidak ada perbedaan sistem penggajian antara sektor swasta dan sektor pemerintah. – Semua pekerja digaji dengan

single salary system, setiap pekerja menghadapi probabilitas untuk dipecat (pecatable),

– semua jenis pekerjaan job description, KPI berdasarkan outcome measures

• Hanya di Indonesia sektor publik memiliki 3 sistem penggajian yang berbeda

• Sistem penggajian sektor swasta dan publik berbeda

• KPI PNS bukan pada outcome namun pada output (kegiatan) – Konsekuensi: PNS selalu

mengoptimalkan aktivitas namun tidak memiliki orientasi memaksimalkan social welfare function (outcome measures)

64

Page 65: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Dampak Harmonisasi Sistem Insentif

Sistem Insentif Rasional & Manusiawi

K/L non Reformasi Birokrasi

Kemenkeu

KPK, BI, OJK

65

• Jika semua birokrat digaji manusiawi dengan single salary system: • Mereka fokus pada outcomes

(kesejahteraan masyarakat) • Muncul eksternalitas positif

akibat high effort • Upaya fraud minimum • Upaya korupsi minimum • Mudah berkoordinasi • APBN akan semkin optimum

Page 66: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Dampak Sistem Insentif

Sistem Insentif

Tendensi Koordinasi antar

K/L (potensi friksi)

Fokus Kinerja (outcome vs

aktivitas) Etos Kerja

(produktivitas)

Orientasi Kerja (individual goal vs social welfare

function)

66

Page 67: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar:

Mari Memikirkan Social Welfare Function

• Kepentingan Kelompok • Redistribusi

• Maksimalisasi utilitas

• Kepentingan Parpol • Kepentingan

Pribadi

• Penyerapan Anggaran

Birokrat Politisi

Interest Group

Pemilih (voters)

Social Welfare Function

• Semua elemen masyarakat akan memikirkan social welfare function ketika:

• Sistem insentif bersifat rasional, transparan dan manusiawi

• Outcome menjadi KPI bagi birokrat

• Pendanaan partai politik tidak menjadi permasalahan bagi politisi

• Asymmetric Information dapat diminimalisasi

67

Page 68: Peringatan Hari Anti Korupsi,Workshop: Meningkatkan …rimawan.staff.ugm.ac.id/v2/document/KPK-LHKPN-dan-Reform...– Sektor-sektor yang tidak dapat disediakan oleh mekanisme pasar: