PERILAKU KONSUMEN BERAS INDONESIA - · PDF fileTerdapat atribut produk beras yang semakin...
Transcript of PERILAKU KONSUMEN BERAS INDONESIA - · PDF fileTerdapat atribut produk beras yang semakin...
PERILAKU
KONSUMEN BERAS
INDONESIA
Kajian 13 Kota tahun 2016
PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)
Tentang STUDI BERAS PERHEPI 2016
13 KOTA : Medan, Padang, Jambi, Bengkulu, Bogor,
Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Malang, Jember,
Denpasar, Makasar
Konsumen perkotaan = 56% total konsumen Indonesia
Responden : 1977 orang, 83% perempuan, 77% usia 35-45
tahun, 81% lulus SMA atau lebih tinggi, 67% dengan 4
orang anggota keluarga, 37% ibu rumah tangga, 52%
bekerja/ wirausaha
Toleransi statistik: 10% koefisien variasi
Tentang STUDI BERAS PERHEPI 2016
Kategori PENDAPATAN responden:
Semua responden BUKAN penerima Raskin/Rastra
Pendapatan rendah : < Rp. 3 juta/bulan/keluarga
Pendapatan menengah : Rp 3 juta – Rp 10 juta/bulan/kel
Pendapatan tinggi : > Rp 10 juta/bulan/keluarga
Pengumpulan dan analisa data dilakukan oleh Anggota dan Pengurus Daerah PERHEPI di masing-masing kota, 42 orang dosen/peneliti, 83% berpendidikan S3.
Apakah makan NASI setiap hari masih dianggap
penting disamping banyak pilihan lain (mie, roti, dll) ?
Pendapatan Ya
Rendah 93%
Menengah 98%
Tinggi 83%
POKOK-POKOK HASIL STUDI
Berapa jumlah PEMBELIAN beras per
KELUARGA per tahun ? (kg/kel/tahun)
Pendapatan Terendah Tertinggi Rata-rata
Rendah 244 341 304
Menengah 251 334 298
Tinggi 226 287 241
Pembelian dilakukan dalam bentuk beras, tidak termasuk pembelian dalam bentuk nasi atau kegiatan makan diluar rumah/restoran Frekwensi pembelian : 2,7 kali per bulan Rata-rata konsumsi per orang : 70,4 kg/kapita/tahun
Apakah berusaha / biasa
MEMBELI beras merek /
jenis tertentu ?
Pendapatan Ya
Rendah 73%
Menengah 78%
Tinggi 86%
Beras yang dicari : Padang : IR42, Sokan, AnakDaro, Beras Solok Jambi : IR64, Ciherang, Cisadane, Muncul, Basmati Solo : IR64, Ciherang, C4, Pandanwangi, Menthik Jember: IR64, Ciherang, Cibogo, MekongA Malang : Mentari, Pandanwangi, Bintang Timur, Cempaka Makasar : Bromo, Ciliwung, Beras Kepala, Beras Lokal
Dimana yang paling sering melakukan
PEMBELIAN beras ? (%)
-- 86% responden membeli dengan kemasan, 14% curah -- Yang membeli dengan kemasan: 63% membeli kemasan
plastik < 5kg, 37% kemasan bukan plastik/kemasan > 5kg
Pendapatan Warung /Toko
Dekat Rumah Minimarket
Dekat Rumah
Pasar
Tradisional
Super
market
Rendah 36 26 27 11
Menengah 19 52 19 10
Tinggi 15 38 14 33
Selain karena “kebiasaan”, apa faktor yang
diperhatikan dalam membeli beras ? (%)
Pendapatan Bentuk: utuh/
pecah/ panjang
Warna: putih
Rasa: pulen/ aroma
Jenis: merek
Rendah 51 76 44 38
Menengah 49 78 62 42
Tinggi 62 81 76 61
Berapa HARGA BERAS yang dibeli terakhir ?
(Rp/kg)
Pendapatan Terendah Tertinggi Rata-rata
Rendah 8.250 9.150 8.644
Menengah 8.100 10.350 9.262
Tinggi 10.050 12.800 11.840
Berapa kenaikan HARGA BERAS yang akan membuat
responden MERUBAH KONSUMSI NYA ? (rata2 %)
Pendapatan Mengurangi
beras yg dibeli
Mengganti dg
merek/jenis lain
Rendah 16,7% 10,4%
Menengah 15,2% 12.3%
Tinggi 21,8% 15.7%
Menggunakan regresi sederhana, Elastisitas jumlah Konsumsi Beras terhadap Harga cenderung INELASTIS, dan cenderung semakin kecil dengan peningkatan pendapatan. (Tingkat signifikansi statistik : 40%; hasil ekonometrika kurang memuaskan)
KESIMPULAN 1. Mengkonsumsi beras (nasi) masih tetapi merupakan hal yang
sangat dipentingkan oleh konsumen Indonesia, namun terdapat indikasi penurunan tingkat kepentingan tersebut, terutama pada konsumen berpendapatan tinggi.
2. PERUBAHAN pandangan konsumen terhadap beras: BERAS TIDAK LAGI DIPANDANG SAMA SATU JENIS ATAU MEREK DENGAN LAINNYA. Terdapat atribut produk beras yang semakin diperhatikan oleh konsumen. Masih terdapat jenis/merek beras yang lebih dominan dari lainnya, tetapi BERAS TIDAK DAPAT LAGI DIPANDANG SEBAGAI KOMODITI TUNGGAL YANG SERAGAM.
KESIMPULAN 3. Konsumen beras telah menganggap kualitas dan karakteristik
beras sebagai sesuatu yang penting, sehingga konsumen memiliki MEMILIKI KESEDIAAN MEMBAYAR (“WILLINGNESS TO PAY”) yang lebih tinggi pada beras dengan kualitas dan karakteristik tertentu.
4. Konsumen beras memiliki “DAYA TAHAN LEBIH DARI YANG DIPERKIRAKAN” dalam menghadapi kenaikan harga beras, terutama dengan meningkatnya pendapatan.
REKOMENDASI Terkait pengendalian INFLASI: a. Pencatatan harga beras (inflasi beras) oleh BPS perlu lebih
spesifik dirinci per jenis beras disetiap kota/desa. b. Bulog/Pemda/otoritas perlu memiliki kemampuan untuk
melakukan intervensi sesuai jenis beras yang sesuai untuk masing-masing lokasi. Stok lokal perlu dibangun.
c. Produksi beras jenis lokal perlu didukung disertai dengan promosi untuk melakukan konsumsi beras lokal. Hal ini akan membantu stabilitas harga.
REKOMENDASI Terkait pengendalian PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI: a. Produksi beras jenis lokal perlu didukung disertai dengan
promosi untuk melakukan konsumsi beras lokal.
b. Pencampuran jenis beras dan kualitas beras yang berbeda harus dimungkinkan sepanjang diinformasikan kepada konsumen
c. Perlu dikembangkan kemampuan petani/desa untuk melakukan pengemasan beras, membangun merek, dan melakukan pemasaran beras. Sistem penjualan ‘on-line’ dengan model ala GoJek yang sudah mulai berkembang perlu didukung.
REKOMENDASI Diperlukan PENELITIAN lebih lanjut yang lebih mendalam dan komprehensif terkait PERILAKU KONSUMEN BERAS (dan perilaku konsumen produk pangan lainnya). Pemahaman yang lebih baik atas PERILAKU KONSUMEN akan meningkatkan kemampuan merumuskan dan melaksanakan kebijakan dengan lebih baik.
TERIMA KASIH
PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)