PERILAKU KEORGANISASIAN

47
` I. K ONSEP DASAR PERILAKU KEORGANISASIAN 1. Pengertian Organisasi dan Unsur-unsurnya Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang- ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Indriyo Gitosudarmo, 1997). Dari sini dapat dikatakan atau ditunjukkan bahwa organisasi memiliki unsur-unsur. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: 1). Sistem. Bahwa organisasi adalah kumpulan dari sub-sub system. 2). Pola Aktivitas Bahwa didalamnya ada aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang dilaksanakan secara relative teratur dan cenderung berulang. 3). Sekelompok Orang. Organisasi adalah kumpulan orang-orang. 4). Tujuan. Setiap organisasi didirikan adalah untuk mencapai suatu tujuan. Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen mendefinisikan organisasi sebagai kumpulan orang yang mengadakan pembagian pekerjaan yang dikoordinasikan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengertian ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1). Tujuan yang disepakati oleh anggota-anggota organisasi. Tujuan ini menjadi “jiwa” organisasi. 2). Proses yang mengubah masukan/sumber daya yang dimiliki menjadi keluaran/hasil sebagaimana diinginkan.

Transcript of PERILAKU KEORGANISASIAN

Page 1: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

I. K ONSEP DASAR PERILAKU KEORGANISASIAN

1. Pengertian Organisasi dan Unsur-unsurnya

Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan

secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Indriyo

Gitosudarmo, 1997).

Dari sini dapat dikatakan atau ditunjukkan bahwa organisasi memiliki unsur-unsur.

Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1). Sistem.

Bahwa organisasi adalah kumpulan dari sub-sub system.

2). Pola Aktivitas

Bahwa didalamnya ada aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang dilaksanakan secara

relative teratur dan cenderung berulang.

3). Sekelompok Orang.

Organisasi adalah kumpulan orang-orang.

4). Tujuan.

Setiap organisasi didirikan adalah untuk mencapai suatu tujuan.

Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen mendefinisikan organisasi sebagai

kumpulan orang yang mengadakan pembagian pekerjaan yang dikoordinasikan untuk mencapai

tujuan bersama. Dalam pengertian ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1). Tujuan yang disepakati oleh anggota-anggota organisasi. Tujuan ini menjadi “jiwa”

organisasi.

2). Proses yang mengubah masukan/sumber daya yang dimiliki menjadi keluaran/hasil

sebagaimana diinginkan.

3). Pembagian pekerjaan di antara anggota. Termasuk di sini adalah pembagian tugas dan

wewenang secara horizontal maupun vertical.

4). Kerjasama dan koordinasi supaya pembagian pekerjaan menjadi efektif dan efisien.

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat terlepas dari organisasi. Setiap hari kita

berhubungan dan terlibat dengan organisasi dan hidup kita dipengaruhi dan mempengaruhi

organisasi dalam derajat yang berbeda-beda. Secara sadar kita terlibat dalam organisasi sebagai

siswa, karyawan, anggota gereja, warga negara dll.

Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok individu yang bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Definisi yang lain menyatakan organisasi sebagai kesatuan yang

Page 2: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara

perorangan. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi dibentuk ‘by design’

untuk melayani kebutuhan manusia yang tidak dapat dicapai secara individu. Organisasi lebih

dari sekedar alat untuk menyediakan barang dan jasa tetapi juga menyediakan lingkungan di

mana sebagian besar dari kita menghabiskan kehidupan.

Sebuah studi tentang organisasi (termasuk oganisasi misi) terdiri dari individu, kelompok

individu, struktur dan proses organisasi. Gibson, Ivancevich,dan Donnelly menggambarkan

model organisasi sbb:

Perilaku di dalam organisasi: Individu

Perilaku dan perbedaan individu Teori motivasi dan aplikasinya

Imbalan, hukuman, dan disiplin Stress dan individu

Perilaku dalam organisasi: kelompok dan pengaruh antar pribadi

Perilaku kelompok Perilaku antar-kelompok dan penanganan

konflik

Kekuasaan dan politik Kepemimpinan

Struktur organisasi

Desain organisasi Desain pekerjaan

Proses organisasi

Komunikasi Pengambilan keputusan

Evaluasi prestasi kerja Sosialisasi/karier

Semua komponen dari model organisasi di atas menunjukkan bahwa setiap perubahan

variabel dapat mempengaruhi perilaku organisasi dan perilaku individu. Setiap perubahan

pimpinan, perubahan struktur dan proses organisasi dll pasti mempunyai pengaruh dalam

perilaku organisasi. Sebuah organisasi yang baik mempunyai visi dan misi yang jelas. Visi dan

misi ini berfungsi sebagai dasar acuan organisasi untuk mencapai tujuan. Model organisasi di

atas dibangun dengan dasar visi dan misi organisasi.

Organisasi merupakan wadah atau tempat persekutuan dua orang atau lebih manusia yang

melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan. Orang mendirikan organisasi karena, banyak

Page 3: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

alasan antara lain karena organisasi dapat melakukan suatu kegiatan yang tidak mungkin

dilakukan seorang diri. Organisasi sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

memberikan berbagai keuntungan maupun dapat memberikan kemudahan dalam pencapaian

tujuan secara efektif dan efesien. Disamping organisasi dipandang sebagai wadah, organisasi

juga dapat dipandang sebagai proses manusia untuk berinteraksi dan bereaksi melakukan

berbagai aktifitas masing-masing. Karakteristik penampilan oraganisasi ditentukan oleh

manusianya sendiri, karena manusia dalam organisasi memiliki dua karakter utama, yaitu

perilaku(behavior) dan gaya(style). Dua karakter manusia ini dalam sebuah organisasi sangat

dipengaruhi oleh kejiwaan (psychology) atau roh manusia.

Setiap organisasi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat senantiasa berusaha

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk tidak tergilas dari pesaing organisasi

lainnya maupun karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peran dua karakter

manusia tersebut diatas sangat menentukan kekuatan suatu organisasi sebagai berikut :

1. Memisahkan tugas-tugas secara tegas dan jelas setiap anggota organisasi sehingga

pelaksanaannya dapat berhasil guna dan berdaya guna.

2. Memperkenal standar yang harus dipedomani,baik yang berkaitan dengan metode

kerja ,maupun kontrol kerja dalam organisasi.

3. Menetapkan upah atau gaji sebagai rangsangan manusia dalam organisasi secara

adil,sebagai alat pemotivasi untuk berkarya lebih giat lagi.

2. Pengertian Perilaku Keorganisasian

A. Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997)

Bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang

meliputi studi secara sistematis tentang perilaku struktur dan proses dalam organisasi.

B. Keith Davis dan John Newstrom (1985)

Telaah dan aplikasi pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak di

dalam organisasi.

C. Gibson dan kawan-kawan (1996)

Bidang studi yang mencangkup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai

disiplin guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan saat

bekerja dalam kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisa akibat

lingkungan eksternal terhadap organisasi studinya, misi dna sasaran serta strategi.

Page 4: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

D. Stephen P.Robins (2001)

Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok

dan struktur terhadap perilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan

menerapkan pengetahuan yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.

Kesimpulannya yang dapat diambil dari uraian di muka adalah bahwa perilaku

keorganisasian adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-orang dalam

organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dapat mempengaruhi kinerja

organisasi dengan bahan kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan, terhadap

rekan kerja, imbalan , kerjasama dan yang lainnya.

E. Fred Luthan

Menurut Fred Luthan, Perilaku organisasi didefinisikan sebagai Studi dan aplikasi

dari pengetahuan tentang bagaimana orang, individu dan kelompok bertindak dalam

organisasi.

“Organizational Behavior (OB) is the study and application of knowledge about how

people, individuals, and groups act in organizations”

Ia menafsirkan hubungan manusia dan organisasi dalam bentuk keseluruhan dari

seorang manusia, Selurh kelompok, dan seluruh organisasi dan seluruh sistim sosial

(system approach). Sikap organisasi sangat penting bagi manajemen sumber daya

manusia, karena sikap ini akan mempengaruhi perilaku –perilaku organisasi. Sikap –

sikap yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan memfokuskan pada sikap karyawan

terhadap keseluruhan (Luthan, 1985).

F. Mathis-John H. Jackson,

Perilaku organisasi adalah bagaimana anggota organisasi yakin dan menerima

tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan

perusahaan yang tercermin dalam tindak tanduk dalam organisasi tersebut.

G. Griffin dan kawan-kawan,

Perilaku organisasi (organisational behavior) adalah sejauh mana seseorang

individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang memiliki

komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.

H. Allen dan Meyer,

Ada tiga Dimensi komitment perilaku organisasi adalah :

Page 5: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

1. Komitmen efektif (effective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan

keterlibatan dalam organisasi,

2. Komitmen berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan kerugian

yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin

karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,

3. Komitmen normatif (normative commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada

dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar

yang harus dilakukan.

I. Schermerhorn Jr., Hunt, & Osborn, 2008, p. 5

Perilaku Oganisasi adalah ilmu tentang individu dan kelompok dalam suatu organisasi.

“Organizational behavior is the study of individuals and groups in organizations”.

3.Tingkat Analisis dalam Perilaku Keorganisasian

1). Tingkat individu artinya terkait dengan perilaku, nilai saat berinteraksi.

2). Tingkat kelompok artinya pengaruh terhadap perilaku anggota ole dinamika anggota

kelompok, norma dan nilai kelompok.

3). Tingkat organisasi artinya proses pengambilan keputusan manajemen.

Dalam menganalisis perilaku individu, kelompok dan organisasi sangat penting

mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal seperti : ekonomi, politik, sosial budaya,

teknologi globalisasi dan lain-lain.

4. Fokus Perilaku Keorganisasian

Dalam mempelajari perilaku keorganisasian berfokus pada :

1). Perilaku (perilaku individu dan organisasi)

2). Struktur (organisasi dan kelompok)

3).Proses (interaksi di antara anggota), proses tersebut berupa komunikasi,

kepemimpinan, pengambilan keputusan dan lain-lain.

5. Tujuan Mempelajari Perilaku Keorganisasian

1). Memahami perilaku yang terjadi di dalam organisasi.

2). Meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam organisasi.

3). Mengendalikan perilaku.

Oleh Nimran (1999) ketiga hal di atas disebut :

Page 6: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

1). Prediksi

2). Eksplanasi atau penyelarasan berbagai peristiwa.

3). Pengendalian.

6. Kontribusi Beberapa Bidang Ilmu Terhadap Perilaku Dalam Organisasi

1). Psikologi

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan,

dan kadang mengubah perilaku. Kontribusinya ilmu ini terhadap Perilaku

Keorganisasian adalah dalam hal: pembelajaran, motivasi, kepribadian, persepsi,

pelatihan, efektifitas kepemimpinan, kepuasan kerja, pengambilan keputusan individu,

penilaian kinerja, pengukuran sikap, seleksi karyawan, desain kerja, stress kerja.

2). Psikologi Sosial

Psikologi Sosial adalah salah satu bidang dalam psikologi, yang memadukan

konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi dan memusatkan perhatian pada

saling keterpengaruhan antara orang-orang. Kontribusi dari ilmu ini kepada perilaku

keorganisasian meliputi: perubahan perilaku, perubahan sikap, komunikasi, proses

kelompok, pengambilan keputusan kelompok.

3). Sosiologi

Sosiologi adalah studi tentang orang-orang dalam hubungannya dengan sesama.

Terkait pemahaman tentang system sosial dan interaksi manusia dalam suatu system

sosial. Sumbangannya meliputi: dinamika kelompok, tim-tim kerja, kekuasaan,

konflik, perilaku antar kelompok, teori organisasi formal, perubahan organisasi,

budaya organisasi.

4). Antropologi

Antropologi adalah studi tentang masyarakat khususnya tentang manusia beserta

kegiatannya. Jadi sumbangannya yang tidak kecil terhadap Perilaku Keorganisasian

adalah dalam hal: nilai kpmparatif, analisis lintas budaya, lingkungan organisasional.

5). Ilmu Politik

Ilmu politik adalah pengetahuan tentang perilaku individu dan kelompok dalam

suatu lingkungan politik. Sumbangannya yang saat kentara dalam hal ini adalah seperti

konflik, politik intra-organisasional dan kekuasaan.

7. Sejarah Singkat Perkembangan Perilaku Keorganisasian

Sebagai ilmu perilaku keorganisasian adalah pendatang baru yang dibangun atas

kontribusi dari sejumlah disiplin ilmu-ilmu lain yang lebih dulu ada. Sejarah asal usulnya di

mulai dari Revolusi Indrustri ketika salah seorang pelaku bisnis Robert Owen (1800) mulai

Page 7: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

memberikan perhatian terhadap para pekerja, menolak mempekerjakan anak-anak dan pesannya

yang sangat strategis bagi masa depan pekerja yaitu betapa pentingnya sukses.

Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang

bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Gerakan hubungan

antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di

dalam organisasi.

Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:

Frederick Winslow Taylor (1856-1915) adalah orang pertama yang mencoba

mempelajari perilaku manusia dalam pekerjaan dengan menggunakan pendekatan sistematik.

Taylor mempelajari karakteristik manusia, lingkungan sosial, pekerjaan, lingkungan fisik,

kapasitas, kecepatan, biaya serta hubungannya satu sama lain..

Elton Mayo, seorang warga Australia. Dalam tulisannya pada tahun 1931 ia menyarankan

manajer untuk memperhatikan kebutuhan emosional dari pekerja dalam pekerjaan.

Mary Parker Follett adalah seorang penulis yang melakukan analisa terhadap para

pekerja.Ia menyimpulkan bahwa pekerja mengalami kombinasi yang yang kompleks dari

kelakuan, kepercayaan dan kebutuhan. Ia menyarankan manajer untuk memotivasi karyawannya

("pull strategy’).

Douglas McGregor mengajukan dua teori yang agak berlawanan tentang sifat mendasar

manusia. Ia mengemukakan “Theory X”, yang berbau pesimistis dan negatif, dan “Theory Y”

yang merupakan pendekatan yang lebih modern dan menggunakan pendekatan positif. Ia

percaya manajer bisa mendapatkan hasil yang lebih baik jika mereka memperlakukan karyawan

sebagai manusia yang berkomitmen, bertanggung jawab dan kreatif.

Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan

logistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap

sistem dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi. Sejak tahun 1980-an, penjelasan-

penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi ini.

Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan

pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi

organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak

universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.

8. Konsep Dasar Perilaku Keorganisasian

Setiap bidang ilmu memiliki landasan filofofi seperti Akuntansi, Fisika, dan lain-lain,

demikian pula dengan perilaku keorganisasian yang notabene melibatkan manusia. Perilaku

Page 8: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

keorganisasian akan bersangkut paut dengan seperangkat konsep dasar di sekitar manusia dan

organisasi.

Hakekat manusia, meliputi pemahaman tentang:

1). Perbedaan individu, adalah bahwa setiap orang berbeda satu dengan yang lain.

2). Orang seutuhnya, adalah orang-orang berfungsi sebagai mahluk manusia seutuhnya.

3). Perilaku termotivasi adalah orang berperilaku karena suatu dorongan yang berangkat

dari suatu kebutuhan. Motivasi sangat penting dalam menyelenggarakan organisasi.

4). Manusia memiliki nilai martabat.

Hakekat organisasi, meliputi pemahaman tentang:

1). System sosial, artinya bahwa organisasi adalah system sosial yang di bentuk untuk

kepentingan bersama.

2). Kepentingan bersama, artinya bahwa organisasi membutuhkan orang-orang, dan

orang-orang membutuhkan organisasi.

9. Implikasi Manajerial

Efektivitas manajer sangat berhubungan dengan efektivitas organisasi. Manajer yang

efektif adalah manajer yang mampu membawa para pekerja bekerja secara sadar dan

bertanggung jawab terhadap pekerjaanya. Tetapi itu bukanlah pekerjaan yang gampang. Setiap

individu memiliki keanekaragaman dalam berpikir maupun bertindak. Untuk itu sangatlah

penting bagi seorang manajer untuk memahami Perilaku Keorganisasian.

Perilaku Keorganisasian adalah bidang studi yang mencoba menyelidiki dampak

individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku di dalam organisasi, dan kemudian berusaha

mengaplikasikannya agar organisasi dapat bekerja lebih efektif. Robbins (2001) memfokuskan

pada upaya bagaimana memperbaiki produktivitas, mengurangi tingkat kemangkiran, dan

mengurangi tingkat keluar masuknya pekerja, serta meningkatkan kepuasan kerja.

Perilaku Keorganisasian memberika tantangan sekaligus peluang bagi anggota organisasi

untuk menapak karir yang lebih tinggi. Perilaku Keorganisasian targetnya bukanlah semata-mata

para pimpinan tetapi juga para bawahan. Dalam perspektif manajemen, apabila Perilaku

Keorganisasian sukses diterapkan, akan mampu mewujudkan “system imbalan rangkap tiga

(tiple reward system)”, di mana tujuan manusia, organisasi dan masyarakat menyatu (Davis,

1985).

Page 9: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

II. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

1. Variabel Karakteristik Individu Yang Perlu Dipahami

Mengapa perlu memahami perilaku individu? Tiap individu mempunyai perbedaan dalam

merespon terhadap sesuatu maupun perilaku. Ingat tak ada manusia yang sama. Maka setiap

pimpinan organisasi penting sekali memahami karakteristik tiap individu yang menjadi anggota

organisasinya sehingga dapat dengan lebih mudah memprediksi perilaku mereka.

2. Karakteristik Biografis atau Ciri-ciri Biografis

Umur

Jenis kelamin

Status perkawinan

Jumlah tanggungan

Masa kerja

3. Kemampuan

Kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki seorang individu untuk mengerjakan

berbagai tugas suatu pekerjaan (Robbins, 2001)

Ada 2 jenis kemampuan, yaitu :

Kemampuan Intelektual

Kemampuan Fisik

4. Kepribadian (Traits)

Kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi

dengan orang lain yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dilihatkan

seseorang (Umar Nimran, 1999). Sementara Robbins (2001) mengatakan kepribadian itu sebagai

total dari cara-cara di mana seseorang/individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, yang

digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dapat diperlihatkan. Sedangkan

Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2003) mendefinisikan kepribadian sebagai gabungan dari

ciri fisik dan mental yang bersifat tetap yang memberi identitas pada seseorang/individu. Didy

Indriani dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Pola Kepribadian dan Kepuasan Kerja

Para Manajer BUMN” menyimpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan elemen total dari

Page 10: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

individu tampak dalam perbuatan, tingkah laku, kecenderungan-kecenderungan sikap, dan ciri-

ciri kebiasaan dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang oleh Robbins dikatakan

ada tiga yaitu sebagai berikut:

1). Keturunan bahwa kepribadian seseorang dibentuk karena factor orang tua seperti:

pemalu, penakut, pemurung atau sebaliknya.

2). Lingkungan, bahwa kepribadian seseorang banyak disumbang oleh lingkungannya

seperti: budaya, norma-norma keluarga, teman dan kelompok sosial lainnya. Di India

sejak dini sudah ditanamkan nilai-nilai kerja keras, sederhana, kekerabatan kepada

generasi mudanya. Di Bali ada nilai-nilai rendah hati, suka membantu ramah kepada

orang yang hingga kini tetap mewarnai kepribadian sebagian besar generasi

mudanya.

3). Faktor yang lain adalah situasi. Artinya, kepribadian seseorang banyak ditentukan

oleh bawahan lahir, lingkungan yang relative stabil, akan dapat berubah karena

kondisi situasi tertntu yang berubah.

Daftar kepribadian yang banyak dan panjang kurang begitu popular di kalangan praktisi

perilaku keorganisasian oleh Kreitner dan Kinicki (2003) daftar yang panjang itu dikemas

menjadi “dimensi kepribadian lima besar” yang menurut hasil reset berkorelasi positip dengan

prestasi kerja pegawai, hal mana sangat membantu organisasi pada saat merencanakan seleksi,

pelatihan, dan penilaian karyawan. Adapun kelima dimensi kepribadian yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

1). Wawasan ekstra (extra version): supel, dapat bersosialisasi, tegas

2). Ramah (agreeableness): bersifat baik, percaya, ramah, kerjasama, berhati lembut

3). Teliti (concientiousness): dapat diandalakan, bertanggujawab, berorientasi prestasi,

menonjol

4). Stabilitas emosional (emotional stability): rileks, aman, tidak khawatir

5). Keterbukaan pada pengalaman (openness to experience): cerdas, imajinatif, ingin

tahu, berpikiran luas.

Sementara kepribadian tipe B sebaliknya dengan apa saja, Holland dalam Haryono

(2001) memformulasikan tipe-tipe kepribadian sebagai berikut:

Tipe Realistik

Tipe Inverstigatif

Tipe Artistik

Tipe Sosial

Tipe Enterprising

Page 11: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

Tipe Conventional

5. Pembelajaran/belajar

Pembelajaran/belajar dalam perspektif perilaku keorganisasian adalah proses perubahan

yang relative konstan dalam tingka laku yang terjadi karena pengalaman atau pelatihan(Robbins,

2001). Ada tiga teori yang disampaikan Robbins untuk menjelaskan bagaimana orang

mendapatkan pola-pola perilaku yaitu sebagai berikut:

1). Pengkondisian klasik

2). Pengkondisian operan

3). Teori Pembelajaran Sosial

Page 12: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

III. MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi

1). Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) yang dimaksud motivasi adalah

faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya

untuk memenuhi tugas tertentu.

2). Menurut Robbins dan Coulter (2004) motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat

upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu

dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu adalah suatu

kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berbuat “sesuatu”. Adanya kebutuhan ini

menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam usahanya mencapai suatu tujuan.

2. Proses Timbulnya Motivasi Seseorang

1). Kebutuhan yang belum terpenuhi

2). Mencari dan memilih cara-cara untuk memuaskan kebutuhan (di sini akan terlibat

kemampuan, keterampilan, pengalaman)

3). Perilaku yang diarahkan pada tujuan

4). Evaluasi prestasi

5). Imbalan atau hukuman

6). Kepuasan

7). Menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Banyak pakar yang telah menulis tentang berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi

seseorang yang masing-masing punya aksentuasi tersendiri, tetapi bila dipilah faktor-faktor

tersebut adalah sebagai berikut:

1). Karakteristik Individu :

a. Minat

b. Sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan

c. Kebutuhan individual

d. Kemampuan atau kompetensi

e. Pengetahuan tentang pekerjaan

f. Emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai.

Page 13: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

2). Faktor-faktor Pekerjaan :

a. Faktor Lingkungan Pekerjaan

b. Faktor dalam Pekerjaan.

4. Teori-Teori Motivasi

Setiap pimpinan organisasi pasti mendambakan suatu situasi di mana seluruh anggota

punya gairah kerja dan produktivitas yang tinggi. Untuk mewujudkan situasi tersebut, berbagai

upaya sering telah dilakukan namun dambaan tetap tinggal dambaan, realitas yang ada jauh dari

harapan.

Robbins (2001) membagi teori motivasi menjadi dua bagian yakni teori dini tentang

motivasi, yakni teori-teori yang lahirnya lebih awal, dan teori kotemporer tentang motivasi,

adalah deretan teori motivasi yang lebih baru, yang selanjutnya akan diuraikan secara lebih rinci

sebagai berikut:

1). Teori-Teori Dini/Awal tentang Motivasi

a. Teori Hirarki Kebutuhan dari Abaraham Maslow. Maslow menghipotesakan bahwa pada diri

manusia ada lima jenjang kebutuhan, yaitu sebagai berikut :

(1). Kebutuhan fisiologis (Faali): sandang, pangan, papan, seks, dll, kebutuhan pokok

ragawi lainnya.

(2). Kebutuhan rasa aman (keselamatan dan perlindungan) terhadap ancaman fisik

dan emosional: keamanan, kemerdekaan, perlindungan.

(3). Kebutuhan sosial : berkumpul, berkawan.

(4). Kebutuhan penghargaan : harga diri, otonomi, prestasi, status, pengakuan,

perhatian.

(5). Kebutuhan aktualisasi diri: pengembangan potensi secara maksimal.

Terlepas dari kritik yang dijatuhkan, teori jenjang kebutuhan Maslow memiliki implikasi

praktis bagi manajer, karena mampu menawarkan suatu pola yang mudah dipahami dalam

menangani persoalan motivasi di tempat kerja.

b. Teori X dan Teori Y.

Douglas Mc. Gregor mengemukakan dua pandangan yang berbeda tentang manusia, yang

satu pada dasarnya negative (teori X), sementara yang lain adalah positif (teori Y). Menurut teori

X, manajer mengandaikan karyawan/manusia itu negative, seperti :

Page 14: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

(1). Tidak suka pekerjaan

(2). Malas

(3). Tak suka tanggung jawab

(4). Mengedepankan keamanan di atas semua factor lain.

Maka karyawan harus dipaksa agar berprestasi.

Menurut teori Y, karyawan cenderung positif, seperti:

(1). Suka pekerjaan

(2). Kreatif

(3). Bertanggung jawab

(4). inovatif

c. Teori Motivasi – Higiene / Teori Dua Faktor

Frederick Herzberg mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor, yang

terdiri atas :

(1). Faktor Higiene, yaitu faktor-faktor yang dapat menyebabkan ataupun mencegah

ketidakpuasan, yang pada hakekatnya, terdiri atas faktor ektrinsik dari pekerjaan

Faktor-faktor itu antara lain: gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, kebijakan

perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dan

sesama pekerja, serta jaminan sosial.

(2). Faktor Motivator, faktor-faktor yang betul-betul membawa pada pengembangan sikap positif

dan pendorong pribadi (bersifat intrinsik).

Faktor-faktor tersebut meliputi: tanggu jawab, prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,

kemajuan, serta pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

Kontribusi utama teori ini adalah dapat meningkatkan sensitivitas/kepekaan manajer

terhadap fakta bahwa memperlakukan anggota secara baik semata belumlah cukup untuk

memotivasi mereka. Pimpinan harus dapat memanfaatkan kapasitas, keterampilan serta bakat

dari anggota melalui desain kerja secara efektif. Pekerjaan yang ditawarkan mesti menantang dan

menggairahkan.

2). Teori Kontemporer Tentang Motivasi

a. Teori ERG oleh Clayton Aldefer.

Teori ini adalah merupakan modifikasi dan pengurangan dari lima jenjang kebutuhannya

Maslow menjadi tiga kelompok kebutuhan inti (teras) yaitu:

(1). Existence/Eksistensi, yang oleh Maslow meliputi kebutuhan faali dan rasa aman

(2). Relatedness/Hubungan, sama dengan kebutuhan sosialnya Maslow

Page 15: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

(3). Growth/Pertumbuhan, mencakup kebutuhan penghargaan serta aktualisasi diri dari Maslow.

Aldefer berdalih seorang individu mungkin saja pada suatu ketika akan berusaha

memenuhi beberapa kebutuhannya secara simultan atau serentak.

b. Teori Kebutuhan David McClallend

Menurut McClallend bahwa manusia itu mempunyai tiga kebutuhan, yaitu sebagai

berikut:

(1). Kebutuhan akan prestasi atau Need for Achievement

(2). Kebutuhan akan kekuasaan atau Need for Power

(3). Kebutuhan akan afiliasi atau Need for Affilation.

c. Teori Penetapan Tujuan.

Edwin Locke sekitar tahun 1960-an mengatakan bahwa maksud-maksud untuk bekerja

kearah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi kerja yang kemudian dikenal sebagai

teori penetapan tujuan.

d. Teori Penguatan.

Ada 3 jenis penguatan yang dapat dipergunakan manajer untuk memodifikasi motivasi

anak buah yaitu sebagai berikut:

(1). Penguatan Positif

(2). Penguatan Negatif

(3). Hukuman.

e. Teori Keadilan/Kesetaraan

Bahwa setiap individu menurut teori ini akan membandingkan masukan dan keluaran

pekerjaan mereka dengan masukan/keluaran orang lain, dan ia akan berespon untuk

menghilangkan setiap ketidakadilan yang dirasakan..

f. Teori Harapan (Ekspektasi)

Teori ini dicetuskan oleh Victor Vroom yang menggambarkan bahwa kuatnya

kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan

yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu

dan daya tarik output tersebut. Suatu pertanyaan mendasar yang ingin dijawab oleh teori ini

adalah : apa yang menentukan kemauan seseorang untuk mencurahkan tenaga dan pikiran dalam

menjalankan tugas dari organisasi. Teori ini memfokus pada tiga hubungan, yaitu sebagai berikut

(1). Hubungan upaya-kinerja

Page 16: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

(2). Hubungan kinerja-ganjaran

(3). Hubungan ganjaran-tujuan pribadi.

Jadi, untuk menerapkan teori ini seorang pemimpin wajib memahami tiga hal, yaitu:

(1). Harapan (expectancy)

(2). Instrumentalitas (insterumentaly)

(3). Valensi (valence)

Secara ringkas teori ini dapat dinyatakan dalam formula berikut:

Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak sekali pekerja tidak termotivasi

pada pekerjaan mereka dan melakukan sesuatu yang minimal, semata-mata untuk

menyelamatkan diri. Jadi pemimpin dituntut untuk proaktif.

M = E + I + V

Page 17: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

IV. PERILAKU ORGANISASI DAN KOMUNIKASI

Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap dilontarkan

oleh mereka yang concern terhadap kajian fenomena komunkai maupun mereka yang tertarik

pada gejalagejala keorganisasian. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul

dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi,

yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang

menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam

rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi

penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pegalaman.

Pengertian Komunikasi Organisasi

Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan

dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain

untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut

mengandung konsep-konsep sebagai berikut:

1. Proses, Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan

saling menukar informasi diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar

informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan sebagai suatu

proses.

2. Pesan, yang dimaksud pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang , obyek,

kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi kita

mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi

dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang

dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Pengklasifikasian pesan menutut bahasa

dapat dibedakan pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal dalam organisasi misalnya;surat,

memo, pidato, dan percakapan. Sedangkan pesan nonverbal dalam organisasi terutama sekali

yang tidak diucapkan atau dityulis seperti; bahasa gerak tubuh, sentuhan, nada suara, ekspresi

wajah, dll.

3. Jaringan, organisasi terdiri dari satu seri orng yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan

tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya

terjadi melewati suau set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan

komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan

Page 18: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara laii;

hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan.

4. Keadaan Saling Tergantung, Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan

yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menajadi sifat dari

suatu organisai yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi

mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga

kepada seluruh sistem organisasi. Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan dia

harus memperhitungkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.

5. Hubungan, Konsep kunci yang kelima dari omunikasi organisasi adalah hubungan. Karena

organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya

bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada dalam organisasi. Dengan kata laian

jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.

Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku

komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap, skill, moral dari

seseorang, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi. Hubungan

manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua

orang sampai kepada hubungan yang kompleks. Jadi dalam organisasi terjadi hubungan yang

sifatnya individual, kelompok, dan hubnganorganisasi.

6. Lingkungan, yang dimaksud lingkungan adalah semua totalitas secar fisik dan faktor sosial

yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.

Yang termasuk lingkungan internal adalah personal/anggota, tujuan, produk, dll. Sedangkan

lingkungan eksternal adalah; langganan, saingan, teknologi, dll. Komunikasi organisasi

terutama bekenaan dengann transaksi yang terjadi dalam lingkungan internal organisasi yang

terdiri dari organisasi dan kulturnya, dan antar organisasi dengan lingkungan ekternalnya.

Yang dimaksud dengan kultur organisasi adalah pola kepercayaan dan harapan dari anggota

organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk tingkah laku individu dan

kelompok dalam organisasi. Organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi

dengan lingkungan eksternal seperti; teknologi, ekonomi, undang-undang, dan faktor sosial.

Karena faktor lingkungan berubah-ubah, maka organisasi memerlukan informasi baru.

Informasi ini harus dapat mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan

pertukaran pesan baik secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap

kepentingan umum secara eksternal.

7. Ketidakpastian, adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.

Misalnya; organisasi Karang Taruna memerlukan informasi tentang Undang-undang tentang

NAPZA untuk disosialisaikan kepada anggotanya, kalau informasi tersebut didapatkan maka

tidak maslah, tetapi kalau informaasiitu tidak didapatkan maka terjadi ketidak pastian. Untuk

Page 19: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

mengurangi faktor ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara

anggotaa, melakukan suatu penelitian pengembangan organisasi, dan mengahapi tugas-tugas

yang kompleks dengan integrasi yang tinggi. Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga

disebabkan oleh terjadinya banyak informasi yang diteima daripada sesungguhnya diperlukan

untuk menghadapi lingkungan meeka. Jadi ketidakpastian dapat disebabkan oleh terlalu

sedikit informasi yang didapatkan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.

Anatomi Organisasi

Ciri-Ciri Umum

Menurut Barry Cushway, mengakui meskipun ada bermacammacam organisasi, hanya

sedikit terdapat persamaan, tetapi upaya membandingkan organisasi supaya mengetahui

kelebihan dan kekutrangannya. Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang khas,

smua organisasi memiliki hal-hal tertentu yang sama yaitu:

1. Satu tujuan

2. Satu struktur.

3. Proses untuk mengkoordinasi kegiatan

4. Orang-orang yang melaksanakan peran-peran yang berbeda.

Pengamat yang lain mengatakan bahwa dalam setiap organisasi, entah tertulis atau tidak

terdapat apa yang disebut: Visi, Misi, iklim organisasi, budaya organisasi, motivasi, norma-

norma kelompok, dan sebagainya. Semua unsur-unsur tersebut sangat menentukan (berpengaruh)

terhadap perilaku organisasi, dapat diringkas sebagai berikut:

1. Proses

2. Iklim

3. Motivasi

4. Budaya

5. Struktur -------> PERILAKU ORGANISASI

6. Norma kelompok

7. Gaya manajemen

8. Pengaruh luar

Pengelompokan Organisasi

Max Weber (1964) membuat kategori organisasi menurut jenis wewenang yang

dilaksanakan:

1. Organisasi Tradisional.

Wewenang ditentukan oleh kebiasaan, serta kepercayaan yang telah lama ada dan tidak

perlu dipertanyakan.

Page 20: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

2. Organisasi Kharisma

Wewenang diambil dari mutu pribadi pemimpinnya.

3. Organisasi Birokrasi

Wewenang didasrkan pada pengakuan atas aturan-aturan dan prosedur-prosedur.

Katz dan Kahn (1978) mengemukakan sebagai berikut:

1. Organisasi Ekonomis, berkaitan dengan penciptaan kesejahteraan, pembuatan barang dan jasa.

2. Organisasi Perawatan, yang berkaitan dengan sosialisasi orang untuk melakukan peran, seperti

sekolah.

3. Organisasi Penyesuian, berkaitan dengan menciptakan pengetahuan mengembangkan dan

menguji teori. Contohnya; Univeritas, lembaga riset.

4. Organisasi Manajerial dan Politik, berkaitan dengan Perundangundangan, koordinasi, dan

pengendalian sumber daya. Contoh; pemerintahan, partai politik, dan seriakt buruh.

Budaya Organisasi

1. Nilai dan kepercayaan tentang:

a. Waktu

b. Efisiensi

c. Diri

d. Tindakan

e. Kerja

2. Nilai dan kepercayaan tentang:

a. Karyawan

b. Pelanggan

c. Produksi

d. Manajemen

e. Masyarakat

f. Dll.

3. Efektifitas organisasi:

a. Efisiensi

b. Kepemimpinan

c. Motivasi

d. Kinerja

e. Komitmen

f. Kepuasan

Page 21: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

4. Iklim organisasi

a. Tanggung jawab tingkat pendelegasian

b. Standar

c. Imbalan

d. Keramahan semangat tim persaudaraan

e. Kesiapan teknologi

f. Komunikasi terbuka

5. Iklim komunikasi:

a. Dukungan

b. Keikutsertaan dalam proses keputusan

c. Kejujuran, percaya diri, dan keandalan

d. Terbuka dan tulus

e. Tujuan kinerja yang tinggi

Keberadaan Organisasi

1. Organisasi Paranoid (ketakutan):

a. Mutu produksi tidak konsisten.

b. Lamban menanggapi perubahan

c. Kekurangan produk inovatif

d. Struktur biaya boros

e. Keterlibatan karyawan rendah

f. Layanan pada konsumen tidak responsif

g. Kurang alokasi sumber daya

2. Organisasi gagal:

a. Krisis identitas

b. Kegagalan visi

c. Terperangkap skenario besar

d. Ketinggalan jaman

e. Mengabaikan konsumen

f. Musuh dalam selimut.

g. Dll.

3. Organisasi yang sehat:

a. Mendefinisikan dirinya sebagai sistem

Page 22: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

b. Mempunyai sistem penginderaan yang kuat untuk menerima informasi terbaru.

c. Mempunyai rasa tujuan yang kuat.

d. Beroperasi dalam mode bentuk mengikuti fungsi.

e.Menggunakan manajemen tim sebagai mode yang dominan

f. Menghormati pelayanan konsumen

g. Manajemen digerakkan oleh informasi

h. Keputusan dibuat di tingkat yang paling dekat dengan pelanggan

i. Mempertahankan komunikasi yang relatif terbuka diseluruh sistem

j. Para manajer dan tim kerja dinilai dari kienerja dan kemajuan yang dihasilkan

k. Organisasi beroperasi dalam suatu mode pembelajaran

l. Toleransi yang tinggi dalam hal-hal yang berbeda, tetapi menghargai inovasi dan kretaivitas

m. Memeperhatikan kesejahteraan dan tuntutan keluarga

n. Memiliki agenda sosial yang eksplisit

o. Memberi perhatian pada pekerjanan yang efisien.

Daur Hidup Organisasi

Seperti kebanyakan organisasi sosial berbagai data emperik membukikan bahwa

organisasi sosial dan sejenis banyak yang timbul tenggelam, muncul lalu hilang lagi, berubah

arah, melalui tahap-tahap tertentu, kemudian mati dan biasanya mencoba menghidupkannya

kembali. Untuk itu perlu kiranya kita memahami daur hidup orgainsasi sebagai berikut:

1. Pacaran

Ini adalah tahap awal sebelum suatu organisasi sosial lahir dan dibentuk. Pada tahap ini

ada beberapa orang berkumpul dan berbincang-bincang. Bagai orang yang dimabuk cinta,

mereka akan mengatakan hal itu pada siapa saja. Pada tahap ini saling berikrar untuk mengikat

jadian pacaran untuk membentuk organisasi.

2. Bayi

Jika gagasan pembentukan suatu organisasi diterima dan benar-benar disepakati, lahirlah

suatu oganisasi baru. Tetapi seperti biasanya, organisasi yang masih “bayi” ini meletakkan

serangkaian kegiatan yang belum jelas benar arah dan tujuanya.

3. Kanak-kanak

Berhasil melalui masa bayi, suatu organisasi kemudian memasuki tahap kanak-kanak

yang mulai belajar mengenal, ingin tahu, dan malekukan apa saja. Pada tahap ini para anggota

organisasi berusaha meraihnya dengan semngat menggebu-gebu.

4. Remaja

Melewati masa kanak-kanak, suatu organisasi segera beranjak menjadi remaja yang

mulai menyadari adanya atuan-aturan, tata tertib, juga adab kesopanan serta tata krama. Pada

Page 23: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

tahp ini, suatu organisasi mulai menggunakan sebagian besar waktunya untuk memapankan

sendi-sendi administrasinya.

5. Dewasa

Jika konflik-konflik intern pada tahap remaja dapat diatasi, suatu organisasipun mulai

memasuki tahap usia dewasa. Pada tahap ini, organisasi sudah menekankan pada orientasi pada

hasil dan prestasi kerja, adanya pandangan bersama yang utuh dan padu, serta mekanisme sistem

yang lebih efisien.

6. Matang

Oleh rasa dorongan hasrat yang demikian besar untuk menikmati hasil-hasil kerja dimasa

lalu, organisasi pada tahap ini mulai bergerak memasuki masa kematanganya. Pada tahap ini

organisasi mencapai puncak kemampuannya, yang tetap berusaha mempertahankan orientasi

hasil dan tingkat prestasi yang telah dicapainya . Organisasi mulai sungkan menangapi hal-hal

yang baru dan lebih suka mengerjakan hal-hal yang sudah terbukti berhasil selam ini.

7. Aristrokrasi

Pada tahap ini suasana organisasi mulai membosankan. Orang-orang yang memegang

tampuk kekuasaan organisasi secara tidak sadar mulai dihinggapi rasa khawatir berlebihan

tentang berkelanjutan hidup organisasi dan masa depannya, namun tidak pernah diungkapkan

terus terang.

8. Birokrasi awal

Cepat atau lambat organisasi yang aristokratis tadi akan tersentak kaget jika ada yang

mulai berani menyampaikan ada sesuatu yang salah dalam organisasi. Sumber-sumber dana

utamanya selama ini mungkin segera menolak memberikan dukungan lebih lanjut.

9. Birokrasi

Pada saat ini organisasi sosial tiba pada tahap birokrasi penuh, yang tertinggal pada

organisasi hanyalah setumpuk peraturan yang njlimet dan pekerjaan rutin tulis menulis gaya

kantoran resmi. Tidak ada lagi sesuatu yang berarti yang bisa dilakukan, segala sesuatu mesti

tertulis. Suasana kerja benar-benar menjadi tenang dan damai, mereka akan setuju tentang apa

saja, namun tidak pernah melakukan apapun.

Akhirnya, organisasi sosial akan mati, meskipun dalam kenyataannya banyak organisasi

birokratis tidak benar-benar mati, namun mereka tetap berada pada keadaan yang “setengah

mati”.

Page 24: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

V. KEPEMIMPINAN

DEFINISI KEPEMIMPINAN

Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada

beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung

melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu

(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur

untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok

atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada

kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan

(Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan

dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam

kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya

dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti

kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

Pengertian Pemimpin

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai

tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.

Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai

kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan

alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,

mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan

bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).

Page 25: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

Tugas Dan Peran Pemimpin

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

Pemimpin bekerja dengan orang lain

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu

dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang

diluar organisasi.

Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).

Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,

mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung

jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas

dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat

mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur

waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.

Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat

menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

Manajer adalah seorang mediator

Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus

dapat menjadi seorang mediator (penengah).

Pemimpin adalah politisi dan diplomat

Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang

diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

Pemimpin membuat keputusan yang sulit

Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Page 26: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :

1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang

dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.

3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber

alokasi, dan negosiator

Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan

sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut

Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi.

Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang

tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung

kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang

bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip

(Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar

melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang

baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip

melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin

seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif

didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu

dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus

dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh

karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

Page 27: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

a. Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga

mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh

karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada

prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat

dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan

akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti

kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan

adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari

dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,

kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan.

Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja

kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier

Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana

memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang

pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai

keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses

daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan

dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan

pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-

prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan

pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali

menjadi diri sendiri lagi.

Page 28: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala

dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan

dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan

pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan

perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan

intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu,

sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi

faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar

mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang

lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya,

memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih

tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada

kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan

seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan,

ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip

karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga

emosional (IQ, EQ dan SQ).

Page 29: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

VI. KEKUASAAN / POWER

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku

orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)

Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku

sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).

Kekuasaan dapat dilihat dari 2 sudut pandang yaitu keuasaan bersifat positif dan negatif.

Kekuasaan bersifat positif

Merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai

pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan merubah pemikiran orang lain atau

kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan

sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental.

Kekuasaan bersifat Negatif Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan,

egois, serta apatis dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan

yang diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik

maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki

kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil

keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan

mereka sendiri terkadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan

kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir

tadi. dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi

atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal

apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat

negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan

sepenuhnya oleh rakyatnya.

Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju

kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai

partai politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu. Partai politik selanjutnya

mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga legislatif. Dalam

pemilihan umum legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004

maka calon anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.

Page 30: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

Kekuasaan cenderung korup adalah ungkapan yang sering kita dengar, atau dalam bahasa

Inggrisnya adalah Power tends to corrupct. Apa benar?? Memang belum tentu benar, tetapi

ungkapan tersebut tentu telah melalui penelitian dan pengalaman bertahun tahun.

VII. KESIMPULAN

Masyarakat membentuk sistem sosial dari sebuah organisasi. Sistem ini

terdiri dari individu, kelompok kecil dan kelompok besar. Manusia adalah makhluk

yang hidup, berpikir dan menggunakan perasaan yang bekerja di dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuannya.

Perilaku organisasi adalah bersifat holistik yang menafsirkan hubungan

orang dan organisasi dalam hubungannya dengan orang seutuhnya, kelompok

seutuhnya, organisasi seutuhnya, dan system sosial secara keseluruhan. Konsep ini

menyandang pandangan total tentang orang-orang dalam organisasi untuk

memahami sebanyak mungkin faktor yang mempengaruhi perilaku mereka. Semua

isu dianalisis dalam kaitannya dengan keseluruhan situasi yang mempengaruhinya

bukan dalam hubungannya dangan peristiwa atau masalah secara terpisah. Perilaku

Organisasi juga adalah pemahaman dan penggunaan pengetahuan bagaimana

individu dan kelompok berinteraksi dalam organisasi. Disamping itu prilaku

organisasi dapat dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari

bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta

dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun

organisasi). Perilaku Organisasi meliputi banyak topik seperti perilaku manusia,

budaya, perbedaan, komunikasi, perubahan, kepemimpinan dan tim. Perilaku

organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah

bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan

memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi

dan psikologi. Studi tentang Perilaku organisasi membantu kita mengerti

bagaimana manusia berpikir, merasa dan bereaksi dalam sebuah lingkungan

struktur organisasi.

Page 31: PERILAKU KEORGANISASIAN

`

DAFTAR PUSTAKA:

Personnel, Feb 1990, p.57 in Newstrom, J. & Davis, K. (1993). Organization Behavior: Human

Behavior at Work. New York: McGraw-Hill.

http://www.cio.com/archive/091506/change.html

Komang Ardhana, NI wayan Mujiati, Anak Agung Ayu Sriathi, (2009) Perilaku Keorganisasian

ed. 2, Graha Ilmu, Jogjakarta

Muhamad, Arni, (2002), Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Panuju, Redi, (2001), Komunikasi Organisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Roben, Stepen (alih bahasa Jusuf Udaya), (1995), Teori Organisasi, Penerbit Aran, Jakarta.

Organization Behavior: Human Behavior at Work. New York: McGraw-Hill.