Perijinan Di Dki Jakarta

76
Penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata | 20 Sep, 2010 Definisi Jasa Biro Perjalanan Wisata yaitu jenis usaha jasa pariwisata yang merencanakan, menyelenggarakan dan melayani penjualan berbagai jenis paket-paket perjalanan wisata dengan tujuan ke dalam negeri (inbound) dan ke luar negeri (outbound) termasuk di dalamnya jasa pengurusan dokumen perjalanan, seperti tiket, paspor, visa atau dokumen lain yang diperlukan. ITUP (Izin Tetap Usaha Pariwisata) adalah izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata. DU ITUP (Daftar Ulang Izin Tetap Usaha Pariwisata) adalah daftar ulang izin untuk menyelenggarakan kegiatan industri pariwisata. Adikarya wisata adalah Penghargaan tertinggi di bidang kepariwisataan kepada industri pariwisata yang memiliki kinerja bisnis unggulan, jasa-jasa terkait dan individu yang berprestasi dalarn memberikan kontribusi bagi pembangunan kepariwisataan di Daerah. Permodalan dan Bentuk Usaha Jasa Permodalan Penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dapat berasal dari seluruhnya dimiliki Warga Negara Republik Indonesia atau patungan antara Warga Negara Republik Indonesia dan Warga Negara Asing. Besarnya modal patungan untuk Warga Negara Asing tidak lebih dari 50% (lima puluh persen). Bentuk badan usaha yang dapat diberikan untuk menyelenggarakan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata, adalah sebagai berikut: a. Perseroan Terbatas atau Koperasi untuk permodalan yang seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Republik Indonesia; dan

Transcript of Perijinan Di Dki Jakarta

Page 1: Perijinan Di Dki Jakarta

 Penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata

| 20 Sep, 2010

Definisi

Jasa Biro Perjalanan Wisata yaitu jenis usaha jasa pariwisata yang merencanakan, menyelenggarakan dan melayani penjualan berbagai jenis paket-paket perjalanan wisata dengan tujuan ke dalam negeri (inbound) dan ke luar negeri (outbound) termasuk di dalamnya jasa pengurusan dokumen perjalanan, seperti tiket, paspor, visa atau dokumen lain yang diperlukan.

ITUP (Izin Tetap Usaha Pariwisata) adalah izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata.

DU ITUP (Daftar Ulang Izin Tetap Usaha Pariwisata) adalah daftar ulang izin untuk menyelenggarakan kegiatan industri pariwisata.

Adikarya wisata adalah Penghargaan tertinggi di bidang kepariwisataan kepada industri pariwisata yang memiliki kinerja bisnis unggulan, jasa-jasa terkait dan individu yang berprestasi dalarn memberikan kontribusi bagi pembangunan kepariwisataan di Daerah.

Permodalan dan Bentuk Usaha Jasa

Permodalan Penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dapat berasal dari seluruhnya dimiliki Warga Negara Republik Indonesia atau patungan antara Warga Negara Republik Indonesia dan Warga Negara Asing. Besarnya modal patungan untuk Warga Negara Asing tidak lebih dari 50% (lima puluh persen).

Bentuk badan usaha yang dapat diberikan untuk menyelenggarakan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata, adalah sebagai berikut:

a. Perseroan Terbatas atau Koperasi untuk permodalan yang seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Republik Indonesia; dan

b. Perseroan Terbatas untuk permodalan yang merupakan patungan antara Warga Negara Republik Indonesia dan Warga Negara Asing,

 

Penyelenggaraan Usaha Jasa

Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata harus diselenggarakan pada bangunan/ tempat yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai dengan peruntukan usaha. Status bangunan/ tempat Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dapat milik sendiri, kerja sama, atau kontrak/ sewa minimal 2

Page 2: Perijinan Di Dki Jakarta

(dua) tahun.

Pada bagian depan bangunan dipasang papan nama dan/ atau papan pclunjuk usaha yang jelas dan mudah dibaca oleh umum dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar serta dapat menggunakan bahasa asing sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata meliputi jasa sebagai berikut, yang merupakan kegiatan pokok yang wajib diselenggarakan oleh jasa biro perjalanan usaha:

a. Perencanaan dan pengemasan komponen-kornponen perjalanan wisata, yang meliputi sarana wisata, obyek dan daya larik wisata serta jasa pariwisata lainnya yang terdapat di wilayah Indonesia dan belahan dunia dalam bentuk paket wisata;

b. Penyelenggaraan dan penjualan paket wisata dengan cara menyalurkan melalui agen perjalanan wisata dan/ atau menjualnya langsung kepada wisatawan/ konsumen;

c. Menyediakan layanan pramuwisata yang memiliki lisensi yang berhubungan dengan penjualan paket wisata;

d. Penyelenggaraan perjalanan ibadah agama seperti haji, umroh dan hollyland, yang dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Khusus untuk hollyland tour, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;

e. Penyelenggaraan perjalanan insentif;

f. Penyelenggaraan perjalanan wisata lansia;

g. Menyediakan layanan angkutan wisata;

h. Melayani pemesanan akomodasi, restoran dan tiket pertunjukan seni budaya serta kunjungan ke obyek dan daya tarik wisata; dan

i. Melayani pengurusan dokumen perjalanan, berupa paspor, visa dan dokumen lainnya.

Setiap penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisala dapat menyediakan tenaga kerja asing, namun tetap mengutamakan tenaga kerja Warga Negara Indonesia. Pemanfaatan tenaga kerja asing harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

 

ITUP dan DU ITUP

Setiap penyelenggaraan Jasa Biro Perjalanan Wisata terlebih dahulu harus memperoleh ITUP dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. ITUP berlaku sepanjang usaha tersebut masih berjalan dan harus didaftar ulang setiap tahun. ITUP tidak dapat dipindahtangankan dengan cara dan/ atau dalam bentuk apapun.

Page 3: Perijinan Di Dki Jakarta

Untuk memperoleh ITUP, pemohon terlebih dahulu harus rnengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan melampirkan:

a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/ tanda identitas lainnya yang sah atas nama pemohon;b. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan

c. Fotokopi Surat Izin berdasarkan Undang-Undang Gangguan (UUG).

Pemohon yang akan memperoleh ITUP wajib terlebih dahulu membayar retribusi pelayanan perizinan Jasa Biro Perjalanan Wisata yang besarnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ITUP akan diterbitkan paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar.

ITUP harus didaftar ulang setiap tahun tanpa dipungut biaya. DU ITUP diajukan tertulis oleh pemohon kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum jatuh tempo masa daftar ulang ITUP, dengan melampirkan :

a. Fotokopi ITUP yang akan didaftar ulang;b. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) tahun terakhir; dan

c. Fotokopi Surat Izin Undang-Undang Gangguan yang masih berlaku dan sesuai dengan lokasi peruntukan tempat usaha.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dapat menolak DU ITUP jika berdasarkan data yang ada dan/ atau ada keberatan dari Instansi terkait, apabila terbukti pemohon tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. DU ITUP akan diterbitkan paling lama dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar.

ITUP tidak berlaku, apabila tidak didaftar ulang selama 2 (dua) tahun berturut-turut dan/ atau pindah kepemilikan dan/ atau perubahan nama Usaha jasa Biro Perjalanan Wisata. Apabila terjadi hal demikian, pemilik/ pengelola Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata harus mengajukan permohonan ITUP baru.

Bagi Jasa Biro Perjalanan Wisata yang pindah lokasi usaha harus terlebih dahulu mendapat persetujuan secara tertulis dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mendapatkan persetujuan harus melampirkan :

a. Fotokopi ITUP yang masih berlaku;b. Fotokopi bukti sewa/ kontrak/ kepemilikan; dan

c. Fotokopi UUG yang rnasih berlaku dan sesuai dengan lokasi usaha baru.

 

Kewajiban dan Larangan

Page 4: Perijinan Di Dki Jakarta

Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata wajib:

a. Memenuhi kualitas komponen perjalanan wisata yang ditawarkan, dikemas dan/ atau dijanjikan dalam paket wisata;

b. Bertanggung jawab atas keberangkatan dan kepulangan wisatawan yang ikut dalam paket wisata;

c. Memberikan pelayanan secara optimal bagi wisatawan yang melakukan pemesanan, pengurusan dokumen dan penyelenggaraan perjalanan wisata;

d. Bertanggung jawab atas keselamatan, keamanan dan kenyamanan wisatawan yang melakukan perjalanan wisata berdasarkan paket wisata yang dijualnya; .

e. Menjalin hubungan sosial, budaya dan ekonomi yang harmonis dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar;

f. Mencegah dampak sosial yang merugikan masyarakat;

g. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama masing-masing serta rnenjamin keselamatan dan kesehatannya; dan

h. Membayar retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dilarang:

a. Memanfaatkan setiap kegiatan paket wisata untuk melakukan perbuatan asusila, peredaran dan pemakaian narkoba, membawa senjata api/ tajam serta tindakan pelanggaran hukum lainnya;

b. Menggunakan tenapa kerja di bawah umur sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan;

c. Menggunakan tenaga kerja warga negara asing tanpa izin.

 

Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan terhadap penyelenggaan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berupa:

 

1. Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang kepariwisataan dan peraturan lainnya yang berkaitan;

2. Penilaian kelayakan bisnis/ usaha penyelenggaraan Jasa Biro Perjalanan Wisata;

3. Pelatihan tenaga kerja industri pariwisata;

Page 5: Perijinan Di Dki Jakarta

4. Pemberian penghargaan Adikarya Wisata;

5. Kegiatan lainnya di bidang industri pariwisata kepada penyelenggara yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan; dan

6. Informasi yang berkaitan dengan upaya peningkatan pengelolaan bisnis/ usaha yang sehat dan kondusif.

 

Dalam melakukan pembinaan juga dapat bekerja sama dengan instansi terkait dan/ atau Asosiasi di bidang Industri Pariwisata.

 

Sanksi Administrasi

Pelanggaran akan dikenakan sanksi administrasi berupa:

a. Teguran lisan atau panggilan;b. Teguran tertulis;

c. Penghentian atau penutupan penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata;

d. Pencabutan ITUP; dan

e. Pencabutan penghargaan Adikarya Wisata.

 

Sumber : Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata

Link :  http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/category/8/210/

Penyelenggaraan Usaha Hotel

| 23 Sep, 2010

Definisi

Hotel yaitu jenis usaha akomodasi yang menyediakan tempat dan fasilitas kamar untuk menginap dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan berbagai jenis fasilitas pelayanan, seperti fasilitas penyediaan makanan dan minuman, fasilitas konvensi dan pameran, fasilitas rekreasi dan hiburan, fasilitas olahraga dan kebugaran, fasilitas jasa layanan bisnis dan perkantoran, fasilitas jasa layanan keuangan, fasilitas perbelanjaan, serta pengembangan fasilitas

Page 6: Perijinan Di Dki Jakarta

panunjang lainnya yang diperlukan untuk aktivitas tamu dan pengunjung.

ISUP (Izin Sementara Usaha Pariwisata) adalah Izin sementara untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata.

ITUP (Izin Tetap Usaha Pariwisata) adalah Izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata.

DU ITUP (Daftar Ulang Izin Tetap Usaha Pariwisata) adalah Daftar ulang izin untuk menyelenggarakan kegiatan Industri Pariwisata.

Perizinan adalah Izin di bidang industri pariwisata meliputi ISUP, ITUP dan DU ITUP.

Pemohon adalah Pemilik atau yang dikuasakan untuk mengajukan permohonan ISUP, ITUP, dan DU ITUP.

Adikarya Wisata adalah Penghargaan tertinggi di bidang kepariwisataan kepada industri pariwisata yang memiliki kinerja bisnis unggul, jasa-jasa terkait dan individu yang. berprestasi dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan kepariwisataan di Provinsi DKI Jakarta.

 

Permodalan dan Bentuk Usaha

Permodalan penyelenggaraan usaha hotel dapat berasal dari seluruhnya dimiliki Warga Negara Republik Indonesia, Warga Negara Asing dan/ atau patungan antara Warga Negara Republik Indonesia dan Warga Negara Asing. Besarnya modal patungan untuk Warga Negara Asing tidak lebih dari 50 % untuk usaha hotel melati bintang 1 dan bintang 2.

Untuk penyelenggaraan usaha hotel bintang 3, 4 dan 5 seluruh pemodalannya dapat dimiliki warga negara asing, dengan terlebih dahulu memperoleh Izin Usaha Tetap (IUT) yang dikeluarkan oleh BKPM/ Badan Penanaman Modal dan Promosi.

Badan Usaha Hotel dapat berbentuk Perseroan Terbatas, yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 

Penyelenggaraan Usaha

Usaha Hotel dibagi dalam 2 (dua) golongan/ kelas yaitu :

1. Golongan/ Kelas Hotel Bintang; dan2. Golongan/ Kelas Hotel Melati.

Page 7: Perijinan Di Dki Jakarta

Golongan/ Kelas Hotel Bintang dibagi atas 5 (lima) penjenjangan kelas Hotel Bintang, yaitu:

1. Hotel Bintang 5;2. Hotel Bintang 4;

3. Hotel Bintang 3;

4. Hotel Bintang 2; dan

5. Hotel Bintang 1.

Golongan/ Kelas Hotel Melati dibagi atas 3 (tiga) penjenjangan kelas Hotel Melati, yaitu:

1. Hotel Melati 3;2. Hotel Melati 2; dan

3. Hotel Melati 1.

Usaha Hotel harus diselenggarakan pada bangunan/ tempat yang sesuai dengan ketentuan peruntukan usaha dan memillki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Status bangunan/ tempat penyelenggaraan usaha hotel dapat berupa bangunan milik sendiri atau kerja sama.

Pada bagian depan bangunan dipasang papan nama dan/ atau papan petunjuk usaha yang jelas dan mudah dibaca oleh umum dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menggunakan bahasa asing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada bagian tertentu bangunan dan interior hotel harus menampilkan/ menggambarkan dekorasi bernuansa/ bercirikan budaya daerah.

Bangunan/ tempat penyelenggaraan usaha hotel harus memenuhi persyaratan dasar dan persyaratan teknis operasional. Persyaratan dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memiliki izin tetap usaha hotel;2. Memiliki sertifikat kelaikan fasilitas dan peralatan hotel; dan

3. Memiliki sertifikat kelaikan hygiene dan sanitasi hotel.

Persyaratan teknis operasional hotel antara lain:

1. Penyediaan kantor depan dengan perlengkapannya;2. Penyediaan kamar tamu dengan perlengkapannya;

3. Penyediaan ruang makan dan minum dengan perlengkapannya; dan

4. Penyediaan lahan parkir dan petugas keamanan.

Setiap usaha hotel baru harus mengajukan permohonan klasifikasi terlebih dahulu kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, paling lama 1 (satu) tahun setelah beroperasi. Setiap 3 (tiga)

Page 8: Perijinan Di Dki Jakarta

tahun sekali usaha hotel harus melaksanakan reklasifikasi dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Tenaga kerja usaha hotel harus memiliki standar ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. Selain memiliki standar ketenagakerjaan, setiap tenaga kerja usaha hotel harus mengikuti pelatihan profesi kekaryaan dan memiliki sertifikasi profesi kepariwisataan.

Setiap pengusaha hotel juga harus menyampaikan laporan tingkat hunian kamar dan harga rata-rata kamar setiap satu bulan kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Selain itu, juga harus menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) setiap satu tahun sekali kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Setiap pengusaha hotel harus menyediakan tempat/ ruang (outlet) penjualan barang-barang kerajinan (handicraft) produk Usaha Kecil Menengah.

Setiap penyelenggaraan usaha hotel dapat menyediakan tenaga kerja asing namun tetap mengutamakan tenaga kerja warga Negara Indonesia. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan tenaga kerja asing harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

Setiap usaha hotel yang menyelenggarakan/ menampilkan hiburan kesenian/ seni musik wajib menampilkan kesenian Betawi dan daerah lainnya secara periodik. Kesenian Betawi dan/ atau daerah lainnya dapat difasililasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Penyelenggaraan usaha hotel dikenakan pajak daerah yang besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengusaha Hotel berkewajiban untuk rnelaksanakan Online System Informasi pembayaran pajak ke dalam sarana perangkat dan sistem informasi perpajakan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 

Perizinan dan Rekomendasi

Setiap penyelenggaraan usaha hotel, terlebih dahulu harus memperoleh izin penyelenggaraan usaha hotel dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Izin Sementara Usaha Pariwisata

Setiap industri pariwisata yang memerlukan bangunan baru harus memperoleh ISUP dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. ISUP berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, dan tidak dapat diperpanjang. ISUP hanya dipergunakan sebagai dasar untuk mengurus Surat Izin Persetujuan Prinsip Pembebasan Lahan (SP3L), Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Undang-Undang Gangguan (UUG), Dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP).

Page 9: Perijinan Di Dki Jakarta

Untuk memperoleh ISUP pemohon terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan melampirkan:

1. Fotokopi Kartu Tanda Perduduk/ Tanda Identitas lainnya yang sah;2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP):

3. Surat bukti status tempat usaha atau Sertifikat tanah;

4. Akte pendirian perusahaan; dan

5. Proposal rencana Usaha hotel.

ISUP akan diterbitkan paling lama dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar.

 

Izin Tetap Usaha Pariwisata

Setiap penyelenggara usaha hotel, terlebih dahulu harus memperoleh ITUP dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. ITUP adalah sebagai izin operasional usaha hotel dan berlaku sepanjang usaha tersebut masih berjalan dan harus didaftar ulang setiap bulan. ITUP tidak dapat dipindahtangankan dan diubah dengan cara dan/ atau dalam bentuk apapun.

Untuk memperoleh ITUP, pemohon terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan melampirkan:

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/ Tanda Identitas lainnya yang sah;2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

3. Fotokopi surat izin Undang-Undang Gangguan (UUG); dan

4. Dokumen Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL).

Pemohon yang akan memperoleh ITUP wajib terlebih dahulu membayar retribusi pelayanan perizinan usaha hotel yang besarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagi penyelenggaraan usaha hotel bintang yang telah memperoleh Izin Usaha Tetap (IUT) dari BKPM/ Badan Penanaman Modal dan Promosi, harus memperoleh ITUP dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai izin operasional usaha hotel. ITUP akan diterbitkan paling lama dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar.

 

Daftar Ulang Izin Tetap Pariwisata

Untuk melakukan DU ITUP terlebih dahulu diajukan permohonan tertulis oleh pemohon kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan paling lama 1 (satu) bulan sebelum jatuh tempo masa

Page 10: Perijinan Di Dki Jakarta

daftar ulang ITUP, dengan melampirkan:

1. Fotokopi ITUP yang akan didaftar ulang;2. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) tahun terakhir;

3. Fotokopi surat izin Undang-Undang Gangguan (UUG) yang masih berlaku; dan

4. Surat tanda bukti pelunasan pajak 3 (tiga) bulan terakhir.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dapat menolak DU ITUP jika berdasarkan data yang ada dan/ atau ada keberatan dari instansi terkait, apabila terbukti pemohon tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. DU ITUP akan diterbitkan paling lama dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar.

ITUP tidak berlaku, apabila tidak didaftar ulang selama 2 (dua) tahun berturut-turut dan/ atau pindah kepemilikan dan/ atau perubahan nama usaha hotel. Apabila terjadi hal demikian,  pemilik pengelola usaha hotel harus mengajukan permohonan ITUP baru.

 

Kewajiban dan Larangan

Setiap penyelenggaraan usaha hotel wajib untuk:

1. Menjamin dan bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kenyamanan tamu;

2. Memelihara kebersihan, keindahan dan kesehatan serta meningkatkan mutu Iingkungan hidup;

3. Menjalin hubungan sosial, ekonomi dan budaya yang harmonis dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar;

4. Mencegah dampak sosial yang merugikan masyarakat;

5. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama rnasing-masing serta menjamin keselamatan dan kesehatannya; dan

6. Membayar pajak daerah dan retribusi daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap penyelenggaraan usaha hotel dilarang:

1. Memanfaatkan tempat kegiatan untuk melakukan perbuatan asusila, peredaran dan pemakaian narkoba, membawa senjata api/ tajam serta tindakan pelanggaran hukum lainnya;

2. Menggunakan tenaga kerja di bawah umur sebagairnana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan; dan

Page 11: Perijinan Di Dki Jakarta

3. Menggunakan tenaga kerja warga negara asing tanpa izin.

 

Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan terhadap penyelenggaraan usaha hotel dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dalam bentuk:

1. Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang kepariwisataan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang dianggap perlu;

2. Penilaian terhadap penyelenggaraan Usaha hotel;

3. Pemberian penghargaan Adikarya Wisata;

4. Pelatihan rnanagemen usaha pariwisata;

5. Pelatihan ketenagakerjaan usaha pariwisata; dan

6. Informasi yang berkaitan dengan upaya peningkatan pengelolaan bisnis/ usaha yang sehat dan kondusif.

Dalam melakukan pembinaan, juga dapat berkerja sama dengan instansi terkait dan asosiasi di bidang industi pariwisata.

 

Sanksi Administrasi

Pelanggaran akan dikenakan sanksi administrasi berupa:

1. Teguran lisan atau panggilan:2. Teguran tertulis;

3. Penghentian atau penutupan penyelenggaraan usaha hotel;

4. Pencabutan ITUP; dan

5. Pencabutan penghargaan Adikarya Wisata.

Tata cara pengenaan sanksi administrasi dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

 

Sumber: Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 41 Tahun 2009, tentang Penyelenggaraan Usaha Hotel

Page 12: Perijinan Di Dki Jakarta

Link     :http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/index/285/ Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi

| 17 Sep, 2010

Definisi

Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/ atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.

Menara adalah bangunan khusus yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan telekomunikasi yang desain atau bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan telekomunikasi.

Penyelenggara Telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara.

Penyedia Menara adalah badan usaha yang membangun, memiliki, menyediakan serta menyewakan Menara Telekomunikasi untuk digunakan bersama oleh Penyelenggara Telekomunikasi.

Kontraktor Menara adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang jasa konstruksi pembangunan Menara yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan Menara untuk pihak lain.

Pengelola Menara adalah badan usaha yang mengelola atau mengoperasikan Menara yang dimiliki oleh pihak lain.

Jaringan Utama adalah bagian dari jaringan infrastruktur telekomunikasi yang menghubungkan berbagai elemen jaringan telekomunikasi yang berfungsi sebagai Central Trunk, Mobile Switching Center (MSC) dan Base Station Controller (BSC).

Pembangunan Menara

Demi efisiensi dan efektifitas penggunaan ruang, maka Menara harus digunakan secara bersama dengan tetap memperhatikan kesinambungan pertumbuhan industri telekomunikasi.

Pembangunan Menara dapat dilaksanakan oleh:

a. Penyelenggara telekomunikasi;

Page 13: Perijinan Di Dki Jakarta

b. Penyedia Menara; dan/ atau

c. Kontraktor Menara.

Pembangunan Menara harus memiliki Izin Mendirikan Menara dari instansi yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian Izin Mendirikan Menara wajib memperhatikan ketentuan tentang penataan ruang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Penyelenggara Telekomunikasi, Penyedia Menara, dan atau Kontraktor Menara dalam mengajukan Izin Mendirikan Menara wajib menyampaikan informasi rencana penggunaan Menara Bersama. Informasi harus dilakukan dengan perjanjian tertulis antara Penyelenggara Telekomunikasi.

Bidang usaha jasa konstruksi untuk pembangunan Menara sebagai bentuk bangunan dengan fungsi khusus merupakan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing. Penyedia Menara, Pengelola Menara atau Kontraktor Menara yang bergerak dalam bidang usaha adalah Badan Usaha Indonesia yang seluruh modalnya atau kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pelaku usaha dalam negeri.

Penyelenggara Telekomunikasi yang Menaranya dikelola pihak ketiga harus menjamin bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria sebagai Pengelola Menara dan/ atau Penyedia Menara. Sedangkan untuk Penyelenggara Telekomunikasi yang pembangunan Menaranya juga dilakukan oleh pihak ketiga, juga harus menjamin bahwa pihak ketiga tersebut memenuhi kriteria Kontraktor Menara.

Pembangunan Menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi Menara, antara lain:

a. Tempat/ space penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk penggunaan bersama;

b. Ketinggian Menara;

c. Struktur Menara;

d. Rangka struktur Menara;

e. Pondasi Menara; dan

f. Kekuatan angin.

Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum yang jelas. Sarana pendukung harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:

a. Pentanahan (grounding);

Page 14: Perijinan Di Dki Jakarta

b. Penangkal petir;

c. Catu daya;

d. Lampu Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Light); dan

e. Marka Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Marking).

Sedangkan Identitas hukum terhadap menara antara lain:

a. Nama pemilik menara;b. Lokasi menara;

c. Tinggi menara;

d. Tahun pembuatan/ pemasangan menara;

e. Kontraktor menara; dan

f. Beban maksimum menara.

 

Ketentuan Pembangunan Menara di Kawasan Tertentu

Izin Mendirikan Menara di kawasan tertentu harus memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk kawasan dimaksud. Kawasan tertentu merupakan kawasan yang sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu, antara lain:

a. Kawasan bandar udara/ pelabuhan;b. Kawasan pengawasan militer;

c. Kawasan cagar budaya;

d. Kawasan pariwisata; atau

e. Kawasan hutan lindung.

 

Penggunaan Menara Bersama

Penyelenggara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang memiliki Menara, atau Pengelola Menara yang mengelola Menara, harus memberikan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi kepada para Penyelenggara Telekomunikasi lain untuk menggunakan Menara miliknya secara bersama-sama sesuai kemampuan teknis Menara.

Calon pengguna Menara dalam mengajukan surat permohonan untuk penggunaan Menara

Page 15: Perijinan Di Dki Jakarta

Bersama, harus memuat keterangan sebagai berikut:

 

1. Nama Penyelenggara Telekomunikasi dan penanggung jawabnya;2. Izin penyelenggaraan telekomunikasi;

3. Maksud dan tujuan penggunaan Menara yang diminta dan spesifikasi teknis perangkat yang digunakan; dan

4. Kebutuhan akan ketinggian, arah, jumlah, atau beban Menara.

 

Penggunaan Menara Bersama oleh Penyelenggara Telekomunikasi dilarang menimbulkan interferensi yang merugikan. Dalam hal terjadi interferensi yang merugikan, Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan Menara Bersama harus saling berkoordinasi. Dalam hal koordinasi tidak menghasilkan kesepakatan, Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan Menara Bersama, Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara dan/ atau Penyedia Menara dapat meminta Direktur Jenderal untuk melakukan mediasi.

 

Prinsip-Prinsip Penggunaan Menara Bersama

1. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara dan/ atau Pengelola Menara harus memperhatikan ketentuan hukum tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

2. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara dan/ atau Pengelola Menara harus menginformasikan ketersediaan kapasitas Menaranya kepada calon pengguna Menara secara transparan.

3. Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara, dan/ atau Pengelola Menara harus menggunakan sistem antrian dengan mendahulukan calon pengguna Menara yang lebih dahulu menyampaikan permintaan penggunaan Menara dengan tetap memperhatikan kelayakan dan kemampuan.

Penggunaan Menara Bersama antara Penyelenggara Telekomunikasi, antar Penyedia Menara dengan Penyelenggara Telekomunikasi, atau antar Pengelola Menara dengan Penyelenggara Telekomunikasi, harus dituangkan dalam perjanjian tertulis dan dicatatkan kepada Direktorat Jenderal. Pencatatan atas perjanjian tertulis oleh Direktorat Jenderal didasarkan atas permohonan yang harus dilakukan oleh Penyelenggara Telekomunikasi, Penyedia Menara atau Pengelola Menara.

 

Page 16: Perijinan Di Dki Jakarta

Biaya

Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara, Penyedia Menara, dan/ atau Pengelola Menara berhak memungut biaya penggunaan Menara Bersama kepada Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan Menaranya, yang ditetapkan oleh Penyelenggara Telekomunikasi yang memiliki Menara atau Penyedia Menara atau Pengelola Menara dengan harga yang wajar berdasarkan perhitungan biaya investasi, operasi, pengembalian modal dan keuntungan.

 

Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Peraturan ini dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.

 

Pengecualian

Ketentuan penggunaan Menara Bersama tidak berlaku untuk:

a. Menara yang digunakan untuk keperluan Jaringan Utama; ataub. Menara yang dibangun pada daerah-daerah yang belum mendapatkan layanan

telekomunikasi atau daerah-daerah yang tidak layak secara ekonomis.

Dalam hal Penyelenggara Telekomunikasi bertindak sebagai perintis di daerah, maka kepadanya tidak diharuskan membangun Menara Bersama.

Sumber :  Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Nomor 02/PER/M.KOMINFO/3/2008, tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan  Menara Bersama Telekomunikasi.

 Link :  http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/category/18

  Tata Cara Memperoleh IMB, IPB dan KMB di Provinsi DKI Jakarta

| 07 Sep, 2010

 

Page 17: Perijinan Di Dki Jakarta

Definisi 

1.     Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (PIMB) adalah surat permohonan untuk mendapatkan izin membangun;

2.   Permohonan Kelayakan Menggunakan Bangunan (PKMB) adalah surat permohonan untuk  mendapatkan keterangan Kelayakan Menggunakan Bangunan;

3.     Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan membangun;

4.     Izin Penggunaan Banguna (IPB) adalah izin yang diberikan untuk menggunakan bangunan setelahdinilai layak dari segi teknis;

5.   Kelayakan Menggunakan Bangunan (KMB) adalah keterangan tentang kelayakan menggunakan bangunan yang diberikan setelah kondisi dan penggunaan bangunannya dinilai layak dari segi teknis.

 

Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

I.   Persyaratan dan Cara Pengajuan IMB-PB

1.     Setiap kegiatan membangun bangunan/ bangun-bangunan harus memiliki IMB;

2.     Untuk mendapatkan IMB, pemohon wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur dalam hal ini Kepala Dinas melalui Suku Dinas/ Seksi PPK Kecamatan dengan mengisi  formulir yang tersedia dan melampirkan persyaratan berikut ini:

a.       Untuk Bangunan Rumah Tinggal1)      Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (1 lembar);2)      Fotokopi surat-surat tanah (1 set), dapat berupa salah satu dari surat

sebagai berikut:a)      Sertifikat tanah;b)      Surat keputusan pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh

pejabat yang  berwenang  dari instansi  pemerintah yang menguasai tanah tersebut;

c)      Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q. Walikotamadya atau

Page 18: Perijinan Di Dki Jakarta

instansi lain yang  ditunjuk Gubernur;d)       Fatwa tanah atau rekomendasi dari Kanwil BPN Provinsi DKI

Jakarta atau Kantor Pertanahan setempat;e)      Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara;f)       Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasan

tanah;g)      Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin Proyek

Tim Pembebasan   Tanah, khusus  untuk Bangunan Pemerintah;h)     Hasil sidang Panitia A yang dikeluarkan Kantor Pertanahan disertai

Surat  Pernyataan  Pemilik  bahwa tanah dikuasai dan tidak sengketa yang diketahui oleh  Lurah setempat;

i)        Surat girik, disertai surat pernyataan Pemilik bahwa tanah dikuasai dan tidak  sengketa yang diketahui  oleh Lurah setempat;

j)        Surat Kohir Verponding Indonesia, disertai pernyataan bahwa Pemilik sudah  menempati, menguasai  tanah Verponding tersebut selama 10 tahun atau lebih, baik  sebagian atau seluruhnya dan tidak sengketa yang diketahui oleh Lurah setempat.

3)      Untuk surat tanah, juga harus dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai  dan  atau dimiliki  tidak dalam sengketa pemohon;

4)      Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari Gubernur, bagi yang diisyaratkan;

5)       Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal 7 (tujuh)  lembar;

6)       Peta Kutipan Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas untuk Bangunan rumah tinggal pada  lokasi  yang telah  dikeluarkan IMB sebagai pengganti Keterangan dan Peta Rencana  Kota (minimal 7 set);

7)      Gambar rancangan Arsitektur Bangunan (minimal 7 set);8)      Fotokopi surat izin bekerja sebagai penanggung jawab rancangan

arsitektur, kecuali untuk bangunan Wisma Kecil dan Wisma Sedang di daerah bukan Real Estate dan bukan daerah  pemugaran (1 lembar);

9)      Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi hasil penilaian/ penelitian dari Tim Penasehat  Arsitektur Kota (TPAK), untuk bangunan rumah tinggal di daerah pemugaran   golongan A dan B;

10) Perhitungan dan gambar struktur bangunan untuk bangunan rumah tinggal dengan  bentangan  struktur yang  dominan lebih besar dari 6 m serta fotokopi surat izin bekerja  Perencana  Struktur (1 lembar);

11)  Data hasil penyelidikan tanah bagi yang disyaratkan (3 set).

Page 19: Perijinan Di Dki Jakarta

b.       Untuk Bangunan Bukan Rumah Tinggal:

1)       Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (1 lembar);

2)       Fotokopi surat-surat tanah (1 set), dapat berupa salah satu dari surat sebagai berikut:

a)       Sertifikat tanah;

b)       Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh pejabat yang berwenang dari  instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut;

c)       Fatwa tanah atau rekomendasi dari Kanwil BPN Provinsi DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan  setempat;

d)       Surat keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara;

e)       Surat persetujuan/ penunjukan Gubernur untuk bangunan bersifat sementara, bangunan di atas  prasarana, bangunan di atas air atau bangunan khusus;

f)       Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasan tanah;

g)       Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin Proyek Tim Pembebasan Tanah, khusus untuk Bangunan Pemerintah.

3)       Untuk surat tanah, juga harus dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai  dan  atau dimiliki  tidak dalam sengketa pemohon;

4)       Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari Gubernur, bagi yang diisyaratkan;

5)       Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal 7 (tujuh)  lembar;

6)       Peta Kutipan Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas untuk Bangunan rumah tinggal pada  lokasi  yang telah  dikeluarkan IMB sebagai pengganti Keterangan dan Peta Rencana  Kota (minimal 7 set);

7)       Gambar rancangan Arsitektur Bangunan (minimal 7 set) dan fotokopi

Page 20: Perijinan Di Dki Jakarta

surat izin bekerja Perancang  Arsitektur (1 lembar);

8)       Gambar rancangan arsitektur bangunan harus dilengkapi hasil penilaian/ penelitian dari Tim Penasehat  Arsitektur Kota (TPAK), bagi yang disyaratkan;

9)       Perhitungan, gambar struktur bangunan dan laporan hasil penyelidikan tanah (sebanyak minimal 3 set)  serta fotokopi surat izin bekerja Perencana Struktur, bagi yang disyaratkan (1 lembar);

10)  Perhitungan, gambar instalasi dan perlengkapannya (minimal 3 set) serta fotokopi surat izin bekerja  Perencana Instalasi dan Perlengkapannya, bagi yang disyaratkan (1 lembar);

11)  Untuk bangunan tempat ibadah, selain memenuhi kelengkapan persyaratan di atas, juga  harus dilengkapi  juga dengan surat persetujuan Gubernur.

c.        Untuk Bangun-bangunan:

1)       Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (1 lembar);

2)       Fotokopi surat-surat tanah (1 set), dapat berupa salah satu dari surat sebagai berikut:

a)     Sertifikar tanah;

b)     Surat Keputusan Pemberian Hak Penggunaan Atas Tanah oleh pejabat yang  berwenang  dari  instansi pemerintah yang menguasai tanah tersebut;

c)     Surat kavling dari Pemerintah Daerah c.q. Walikotamadya atau instansi lain yang  ditunjuk  Gubernur;

d)     Fatwa tanah atau rekomendasi dari Kanwil BPN Provinsi DKI Jakarta atau Kantor Pertanahan  setempat;

e)     Surat Keputusan Walikotamadya untuk penampungan sementara;

f)      Surat persetujuan/ penunjukan Gubernur untuk bangun-bangunan bersifat sementara  di  atas taman,  prasarana atau di atas air;

Page 21: Perijinan Di Dki Jakarta

g)     Rekomendasi dari Kantor Pertanahan dengan peta bukti pembebasan tanah;

h)    Surat pernyataan dari instansi Pemerintah atau Pemimpin Proyek Tim Pembebasan Tanah, khusus  untuk tanah milik Pemerintah.

3)       Untuk surat tanah harus dilampirkan surat pernyataan bahwa tanah yang dikuasai dan atau dimiliki tidak dalam sengketa dari Pemohon serta untuk kegiatan pemagaran, pernyataan tersebut harus diketahui oleh Lurah;

4)       Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari Gubernur, bagi yang diisyaratkan;

5)       Keterangan dan Peta Rencana Kota dari Dinas/ Suku Dinas Tata Kota sebanyak minimal 4 (empat)  lembar;

6)       Gambar rancangan Arsitektur Bangunan (minimal 4 set) dan fotokopi surat izin bekerja Perencana  Arsitektur (1 lembar);

7)       Perhitungan, gambar rencana struktur dan laporan hasil penyelidikan tanah (sebanyak  minimal  3 set) serta  fotokopi surat izin bekerja Perencana Struktur, bagi yang  disyaratkan (1 lembar);

8)       Perhitungan, gambar instalasi dan perlengkapannya (minimal 3 set) serta fotokopi surat  izin  bekerja  Perencana Instalasi dan Perlengkapannya, bagi yang disyaratkan (1 lembar);

9)       Fotokopi IMB bangunan (1 set) bagi yang disyaratkan, untuk bangun-bangunan yang didirikan baik di  halaman, di atas bangunan atau menempel pada bangunan.

Permohonan IMB untuk bangunan tambahan dan atau perubahan dari bangunan lama yang telah memiliki IMB, dapat menggunakan dokumen izin yang lama.

 

II.  Penyelesaian IMB

Waktu penyelesaian permohonan IMB sejak diterimanya permohonan yang telah

Page 22: Perijinan Di Dki Jakarta

memenuhi persyaratan dan telah membayar retribusi adalah sebagai berikut: 

1.     Untuk bangunan rumah tinggal/ bangun-bangunan, selambat-lambatnya 25 hari kerja;

2.     Untuk bangunan bukan rumah tinggal, selambat-lambatnya 35 hari kerja;

3.     Untuk bangunan bukan rumah tinggal dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu, selambat-lambatnya 60 hari kerja. 

Waktu penyelesaian permohonan IMB tersebut tidak berlaku, apabila hasil penelitian teknis dari permohonan masih memerlukan perbaikan dan atau penyempurnaan setelah adanya pemberitahuan secara tertulis dari Dinas/ Suku Dinas.

Sebelum IMB diterbitkan, Dinas/ Suku Dinas dapat menerbitkan Izin Pendahuluan, seperti sebagai berikut: 

1.     Izin Pendahuluan Persiapan yaitu izin untuk melakukan kegiatan pelaksanaan pagar proyek, bangsal kerja, pematangan tanah, pembongkaran bangunan/ bangun-bangunan dan untuk   pemancangan pertama;

2.     Izin Pendahuluan Pondasi yaitu izin untuk melakukan kegiatan pekerjaan pondasi yang meliputi: penggalian tanah dalam pelaksanaan pondasi, dewatering dan pemancangan pondasi bangunan/   bangun-bangunan yang diterbitkan atas permohonan;

3.     Izin Pendahuluan Struktur yaitu izin untuk melakukan kegiatan pelaksanaan struktur bangunan/ bangun-bangunan yang diterbitkan atas permohonan;

4.     Izin Pendahuluan Menyeluruh yaitu izin untuk melakukan kegiatan pelaksanaan bangunan/ bangun-bangunan sampai selesai. 

Izin pendahuluan tersebut untuk bangunan bukan rumah tinggal, diberikan setelah Pemohon menyerahkan Surat Penunjukan Pemborong dan Direksi Pengawas berikut Koordinator Direksi Pengawasnya.

Penyelesaian permohonan IMB dapat ditangguhkan apabila: 

1.     Perbaikan maupun penyempurnaan hasil penilaian teknis belum dipenuhi oleh pemohon;

Page 23: Perijinan Di Dki Jakarta

2.    Terdapat sengketa tanah dan atau bangunan/ bangun-bangunan atau gangguan terhadap lingkungan;

3.     Pemohon memberikan data yang tidak benar;

4.     Adanya keputusan status quo dari instansi yang berwenang.

Penangguhan Permohonan IMB diberitahukan secara tertulis kepada Pemohon oleh Dinas/ Suku Dinas. Permohonan IMB yang ditangguhkan dapat ditolak apabila setelah lewat jangka waktu 12 bulan sejak tanggal penangguhan, Pemohon tidak menyelesaikan dan atau melengkapinya.

Terhadap permohonan IMB yang disetujui dapat diterbitkan izin berupa: 

1.     IMB, apabila rencana bangunan/ bangun-bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan teknis dan planagonis;

2.     IMB bersyarat, apabila rencana bangunan/ bangun-bangunan dinilai masih perlu adanya   penyesuaian teknis;

3.     IMB bersyarat sementara, apabila rencana bangunan/ bangun-bangunan terletak di daerah perbaikan kampung/ MHT dan atau dibuat dari bahan/ material dengan tingkat permanensi sementara;

4.     IMB bersyarat sementara berjangka, apabila rencana bangunan/ bangun-bangunan berdasarkan penilaian teknis dan planologis hanya diberikan untuk digunakan dalam jangka waktu terbatas;

5.     Izin Khusus/ Keterangan Membangun.

Izin Khusus/ Keterangan Membangun diterbitkan oleh Suku Dinas terhadap permohonan:

a. Penambahan bangunan-bangun-bangunan yang telah memiliki IMB dengan batasan sebagai berikut: 

Untuk jenis bangunan rumah tinggal yang menambah ruang, dibatasi 30% dari luas bangunan lama dengan luas penambahan maksimal 250 m2;

Untuk jenis bangunan rumah tinggal yang menambah tingkat/ pemanfaatan lantai atap, dibatasi 50% dari luas lantai atap dengan luas penambahan maksimal 250 m2;

Page 24: Perijinan Di Dki Jakarta

Untuk jenis bangunan sosial dan bangunan usaha yang menambah ruang untuk penggunaan utama dan atau fasilitas penunjang, dibatasi 20% dari luas bangunan lama dengan luas  penambahan maksimal 500 m2;

Untuk jenis bangunan sosial dan bangunan usaha yang menambah tingkat/ pemanfaatan lantai atap, dibatasi 50% dari luas lantai atap dengan luas penambahan maksimal 500 m2;

Untuk jenis bangunan industri dan pergudangan yang menambah ruang untuk penggunaan utama dan atau fasilitas penunjang, dibatasi 20% dari luas bangunan lama dengan luas  penambahan maksimal 500 m2;

Untuk jenis bangunan industri dan pergudangan yang enambah tingkat termasuk mezanine, dibatasi 50% dari luas lantai bawahnya dengan luas penambahan maksimal 500 m2.

b. Perubahan bangunan yang tidak berarti berupa perubahan interior, perbaikan atap, penggantian komponen  bangunan dan sejenisnya yang telah meiliki IMB dengan tetap mempertimbangkan segi arsitektur dan  lingkungan;

c. Pembangunan pagar, pos jaga, rumah contoh (mock up), bedeng kerja proyek, papan reklame, perkerasan dan  pembongkaran bangunan/ bangun-bangunan;

d. Pembangunan bangunan rumah tinggal dan atau bangunan umum sementara pada lokasi yang ditetapkan oleh  Gubernur atau Walikotamadya, sebagai penampungan kegiatan usaha sementara  atau pemukiman sementara  yang rencana kotanya belum dilaksanakan;

e. Perbaikan dan penyesuaian bangunan yang terpotong akibat pelebaran jalan, jalur sungai, jalur  kereta api atau  sejenisnya dan kondisi lapangan belum sesuai dengan rencana kota.

IMB diterbitkan berupa surat keputusan dengan lampiran: 

1.     Keterangan dan Peta Rencana Kota;

2.     Gambar arsitektur;

3.     Perhitungan dan gambar struktur dan atau instalasi dan perlengkapannya (bila ada);

4.     Bukti pengawasan Pelaksanaan Bangunan.  

Page 25: Perijinan Di Dki Jakarta

 

Izin Penggunaan Bangunan (IPB)

 I.   Persyaratan Memperoleh IPB

1.     Setiap pelaksanaan bangunan harus dilaksanakan sesuai IMB;

2.   Untuk pelaksanaan bangunan harus dilaksanakan oleh Pemborong dan diawasi oleh Direksi Pengawas kecuali  untuk bangunan rumah tinggal;

3.    Setiap bangunan yang telah selesai dilaksanakan seusai IMB, sebelum digunakan harus memiliki  IPB;

4.    Untuk memiliki IPB harus dilengkapi dengan:

a.             Untuk Bangunan Rumah Tinggal:

1)       Hasil Pemeriksaan Pengawasan Lapangan dari Kepala Seksi PPK Kecamatan yang   menyatakan  bahwa bangunan telah selesai dilaksanakan dan sesuai IMB;

2)       Tembusan IMB atau fotokopi IMB (1 set) yang terdiri dari:

a)     Surat keputusan IMB;

b)     Keterangan dan Peta Rencana kota lampiran IMB;

c)     Gambar arsitektur lampiran IMB.

b.           Untuk Bangunan Bukan Rumah Tinggal:

1)       Berita acara telah selesainya pelaksanaan bangunan dan sesuai IMB (1 set);

2)       Laporan Direksi Pengawas lengkap (1 set) yang terdiri dari:

a)     Fotokopi surat penunjukan Pemborong dan Direksi Pengawas berikut Koordinator   Direksi  Pengawasnya;

b)     Fotokopi TDR Pemborong dan surat izin bekerja Direksi

Page 26: Perijinan Di Dki Jakarta

Pengawas;

c)     Laporan Direksi Pengawas sesuai tahapan kegiatan;

d)     Surat pernyataan dari Koordinator Direksi Pengawas bahwa bangunan telah selesai    dilaksanakan dan sesuai IMB.

3)       Tembusan IMB atau fotokopi IMB (1 set) yang terdiri dari:

a)     Surat Keputusan IMB;

b)     Keterangan dan Peta Rencana Kota lampiran IMB

Untuk bangunan dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu, juga harus dilengkapi dengan berita acara uji coba instalasi dan perlengkapannya dengan disaksikan Petugas Dinas/ Suku Dinas. Bangunan dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu, terdiri dari: 

1.     Bangunan tinggi;

2.     Bangunan sedang;

3.     Bangunan rendah dengan penggunaan untuk fasilitas umum/ industri seperti: pasar swalayan,  pusat  pertokoan, hotel, rumah sakit, bioskop, gedung pertemuan atau sejenisnya, dengan instalasi  dan  perlengkapannya yang cukup kompleks.

 

 II.    Penyelesaian IPB

 Waktu penyelesaian IPB sejak dilengkapinya persyaratan, adalah sebagai berikut: 

1.     Untuk bangunan rumah tinggal, selambat-lambatnya 25 hari kerja;

2.     Untuk bangunan bukan rumah tinggal, selambat-lambatnya 35 hari kerja;

3.     Untuk bangunan bukan rumah tinggal yang memerlukan uji coba, selambat-lambatnya 60 hari  kerja. 

Waktu penyelesaian IPB untuk bangunan bukan rumah tinggal yang memerlukan uji coba, tidak berlaku apabila dari hasil uji coba masih memerlukan perbaikan dan atau

Page 27: Perijinan Di Dki Jakarta

penyempurnaan instalasi dan perlengkapannya.

Sebelum IPB diterbitkan, atas permohonan pemilik bangunan, Dinas/ Suku Dinas dapat menerbitkan Izin Pendahuluan Penggunaan Bangunan untuk sebagian atua seluruh bangunan dengan masa berlaku paling lama 6 (enam) bulan.

Penyelesaian IPB dapat ditangguhkan apabila: 

1.     Perbaikan dan atau penyempurnaan instalasi dan perlengkapannya belum dipenuhi oleh pemohon;

2.     Direksi Pengawas memberikan laporan pelaksanaan yang tidak benar.

Penangguhan penyelesaian IPB diberitahukan secara tertulis kepada pemohon oleh Dinas/ Suku Dinas. Penangguhan penyelesaian IPB ini dapat ditolak apabila setelah lewat jangka waktu 12 bulan sejak tanggal penangguhan pemohon tidak memperbaiki atau melengkapinya.

IPB yang diterbitkan berlaku selama penggunaannya sesuai dengan IMB dan bangunan masih memenuhi persyaratan kelayakan menggunakan bangunan. Untuk bangunan yang memiliki IMB bersyarat sementara berjangka, IPB yang diterbitkan dapat ditinjau kembali setelah jangka waktu IMB tersebut berakhir. IPB yang diterbitkan berupa surat keputusan dengan lampiran bukti Pengawasan Pemeliharaan dan Penggunaan Bangunan.

Kelayakan Menggunakan Bangunan (KMB)

I.     Persyaratan dan Cara Pengajuan Permohonan KMB

Setiap bangunan yang telah memiliki IPB harus memiliki KMB, dengan terlebih dahulu dinilai kelayakan menggunakannya yang dilakukan secara periodik setelah 10 tahun untuk bangunan rumah tinggal dan 5 tahun untuk bangunan bukan rumah tinggal terhitung sejak IPB diterbitkan.

Untuk mendapatkan KMB, Pemilik/ Pengelola bangunan wajib mengajukan permohonan secara tertulis selambat-lambatnya 30 hari sebelum batas waktu penilaian kelayakan menggunakan bangunan. Permohonan tertulis ditujukan kepada Gubernur dalam hal ini Kepala Dinas melalui Suku Dinas/ Seksi PPK Kecamatan dengan mengisi formulir yang tersedia dan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

Page 28: Perijinan Di Dki Jakarta

a.            Untuk Bangunan Rumah Tinggal:

1)     Fotokopi KTP Pemohon (1 lembar);

2)     Fotokopi bukti kepemilikan tanah apabila ada perubahan kepemilikan (1 set);

3)     Fotokopi IMB dan IPB dan atau KMB yang telah diterbitkan (1 set) yang terdiri dari:

a)       Surat Keputusan IMB dan IPB dan atau KMB;

b)       Peta Rencana Kota lampiran IMB;

c)       Gambar arsitektur bangunan lampiran IMB;

d)       Surat Keterangan Membangun dari Suku Dinas beserta lampirannya (bila ada).

4)     Gambar arsitektur bangunan sesuai keadaan di lapangan (3 set);

5)     Foto bangunan sesuai keadaan lapangan. 

b.           Untuk Bangunan Bukan Rumah Tinggal

1)     Fotokopi KTP Pemohon (1 lembar);

2)     Fotokopi bukti kepemilikan tanah apabila ada perubahan kepemilikan (1 set);

3)     Fotokopi IMB dan IPB dan atau KMB yang telah diterbitkan (1 set) yang terdiri dari:

a)     Surat Keputusan IMB dan IPB dan atau KMB;

b)     Peta Rencana Kota dan atau Tata Letak Bangunan lampiran IMB;

c)     Gambar arsitektur bangunan lampiran IMB;

d)     Surat Keterangan Membangun dari Suku Dinas beserta lampirannya (bila ada).

Page 29: Perijinan Di Dki Jakarta

4)    Gambar arsitektur bangunan sesuai keadaan di lapangan (3 set);

5)   Gambar instalasi dan perlengkapannya berupa diagram satu garis sesuai keadaan di lapangan  (3 set) atau;

6)    Foto bangunan sesuai keadaan lapangan;

7)   Laporan hasil pemeliharaan bangunan oleh tenaga ahli dari unit/ divisi pemeliharaan bangunan bersangkutan  yang memiliki surat izin bekerja (3 set) atau;

8)     Laporan pengkajian teknis bangunan oleh tenaga ahli yang memiliki surat izin bekerja yang ditunjuk oleh  Pemilik/ Pengelola bangunan (3 set).

Laporan hasil pemeliharaan harus memuat: 

1.     Data administrasi dan teknis bangunan;

2.    Jadwal pemeliharaan yang telah dilaksanakan terhadap fisik bangunan, instalasi dan perlengkapannya;

3.     Hasil pemeliharaan terhadap fisik bangunan, instalasi dan perlengkapannya;

4.   Hasil perbaikan dan penyempurnaan yang telah dilaksanakan terhadap fisik bangunan, instalasi dan perlengkapannya (bila ada);

5.    Hasil uji coba instalasi dan perlengkapannya bagi instalasi dan perlengkapan tertentu yang disyaratkan;

6.     Kesimpulan tingkat kelayakan menggunakan bangunan.

  Laporan pengkajian teknis bangunan harus memuat: 

1.     Data administrasi dan teknis bangunan;

2.   Kelayakan bangunan di bidang arsitektur dan atau struktur dan atau instalasi dan perlengkapannya;

3.   Hasil uji coba instalasi dan perlengkapannya bagi instalasi dan perlengkapan tertentu yang disyaratkan;

Page 30: Perijinan Di Dki Jakarta

4.     Kesimpulan tingkat kelayakan menggunakan bangunan;

5.     Usul perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.

Terhadap bangunan dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu, pelaksanaan uji coba instalasi dan perlengkapannya harus disaksikan oleh Petugas Dinas/ Suku Dinas dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.

 

II.    Penyelesaian KMB

Waktu penyelesaian permohonan KMB sejak diterimanya permohonan yang telah memenuhi persyaratan dan telah membayar retribusi adalah sebagai berikut: 

1.     Untuk bangunan rumah tinggal, selambat-lambatnya 25 hari kerja;

2.     Untuk bangunan bukan rumah tinggal, selambat-lambatnya 35 hari kerja;

3.   Untuk bangunan bukan rumah tinggal dengan kriteria ketinggian dan penggunaan tertentu, selambat- lambatnya 60 hari kerja. 

Waktu penyelesaian permohonan KMB, tidak berlaku apabila hasil penelitian teknis masih memerlukan perbaikan dan atau penyempurnaan, setelah adanya pemberitahuan secara tertulis dari Dinas/ Suku Dinas.

KMB diterbitkan apabila penggunaan bangunan yang dimohon sesuai dengan IPB yang telah diterbitkan dan memenuhi syarat kelayakan menggunakan bangunan. KMB dapat diterbitkan untuk sebagian atau seluruh bangunan.

Penyelesaian permohonan dapat ditangguhkan apabila: 

1.     Perbaikan maupun penyempurnaan hasil penilaian teknis belum dipenuhi oleh pemohon;

2.     Pemohon memberikan data yang tidak benar;

3.     Penggunaan bangunan tidak sesuai dengan IPB dan atau KMB yang telah diterbitkan;

4.     Bangunan mengalami perubahan fisik dan atau instalasi dan perlengkapannya

Page 31: Perijinan Di Dki Jakarta

tidak berfungsi;

5.     Terjadi keadaan yang tidak terduga (force mayor) antara lain: bencana alam, kebakaran dan kerusuhan yang mengakibatkan kerusakan bangunan dan atau instalasi dan perlengkapannya. 

Penangguhan permohonan KMB diberitahukan secara tertulis kepada Pemohon oleh Dinas/ Suku Dinas. Permohonan KMB yang ditangguhkan, dapat ditolak apabila setelah lewat jangka waktu 12 bulan sejak tanggal penangguhan, Pemohon tidak memperbaiki dan atau melengkapinya. Jangka waktu penolakan pemohonan KMB tidak berlaku dan tidak dapat dipercepat apabila kondisi bangunannya membahayakan penghuni dan lingkungannya. Terhadap permohonan KMB yang ditolak, IPB yang diterbitkan dapat ditinjau kembali dan atau dibatalkan.

KMB diterbitkan berupa Surat Keputusan dengan lampiran: 

1.     Keterangan dan Peta Rencana Kota;

2.     Gambar arsitektur;

3.     Gambar instalasi dan perlengkapannya berupa diagram satu garis bagi yang diisyaratkan;

4.     Bukti Pengawasan Pemeliharaan dan Penggunaan Bangunan.

KMB adalah sebagai berikut:

1.     Untuk bangunan rumah tinggal, selama 10 tahun;

2.     Untuk bangunan bukan rumah tinggal, selama 5 tahun.

 

Pelayanan Administratif

 Pelayanan administratif meliputi pelayanan permohonan: 

1.     Balik nama izin;

2.     Pemecahan izin;

Page 32: Perijinan Di Dki Jakarta

3.     Salinan izin;

4.     Pembatalan permohonan. 

Atas pelayanan administratif tidak dipungut retribusi. Persyaratan dan prosedur pelayanan administratif diatur dalam keputusan Kepala Dinas.

 

Sumber :  Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 76 Tahun 2000 tentang Tata Cara    Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan Bangunan dan Kelayakan Menggunakan Bangunan di Provinsi  DKI Jakarta.

 Link :  http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/category/1/210/Usaha Budidaya Tanaman

| 02 Sep, 2010

Definisi

Usaha Budidaya Tanaman adalah serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi, dan sumber daya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik.

Pelaku Usaha Budidaya Tanaman yang selanjutnya disebut pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola usaha budidaya tanaman.

Petani Kecil Berlahan Sempit adalah petani yang mengusahakan budidaya tanaman dan penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Usaha budidaya tanaman diselenggarakan untuk:

a.     Mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan;

b.     Menyediakan kebutuhan bahan baku industri;

c.      Meningkatkan pemberdayaan, pendapatan, dan kesejahteraan petani;

d.     Mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja;

e.     Meningkatkan perlindungan budidaya tanaman secara konsisten dan konsekuen dengan         memperhatikan aspek pelestarian sumber daya alam dan/ atau fungsi lingkungan hidup;

Page 33: Perijinan Di Dki Jakarta

f.      Memberikan kepastian usaha bagi pelaku usaha budidaya tanaman.

Usaha budidaya tanaman dapat dilakukan di wilayah pengembangan budidaya tanaman di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu usaha budidaya tanaman dapat dilakukan di tempat lain yang merupakan cadangan lahan untuk budidaya tanaman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penataan ruang.

 

Izin Usaha Budidaya Tanaman adalah izin tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada pelaku usaha budidaya tanaman.

 

Budidaya Tanaman

Budidaya tanaman dapat dilakukan oleh:

a.     Perorangan; dan

b.     Badan usaha yang berbentuk badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang meliputi:

1.      Badan usaha milik negara;

2.      Badan usaha milik daerah;

3.      Badan usaha swasta; atau

4.      Koperasi.

Usaha budidaya tanaman diutamakan untuk pelaku usaha yang mayoritas modalnya bersumber dari dalam negeri. Budidaya tanaman meliputi:

a.     Jenis dan skala usaha;

b.     Luas maksimum lahan usaha dan perubahan jenis tanaman;

c.      Pola usaha; dan

Page 34: Perijinan Di Dki Jakarta

d.     Pemanfaatan jasa dan sarana milik negara.

 

Jenis usaha budidaya tanaman berdasarkan pada luas lahan dan/ atau tenaga kerja terdiri atas:

a.     Usaha dalam proses produksi;

b.     Usaha dalam penanganan pasca panen; dan

c.     Usaha keterpaduan butir a dan butir b.

 Lahan tanaman dengan luas 25 Ha (dua puluh lima hektar) atau lebih, wajib mendapat izin. Penggunaan tenaga kerja dengan jumlah 10 (sepuluh) orang atau lebih wajib mendapat izin. Penetapan luas maksimum lahan untuk setiap jenis usaha budidaya tanaman didasarkan pada ketersediaan, kesesuaian dan kemampuan lahan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup khususnya konservasi tanah.

Luas maksimum lahan untuk pengusahaan budidaya tanaman yaitu 10.000 Ha (sepuluh ribu hektar). Ketentuan luas maksimum lahan tersebut tidak berlaku untuk badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah. Pelaku usaha yang dalam melakukan usaha budidaya tanaman memanfaatkan jasa dan/ atau sarana yang disediakan oleh pemerintah, dikenakan kewajiban membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak.

 

Perizinan Usaha

Untuk mendapatkan izin usaha budidaya tanaman, pemohon harus memenuhi persyaratan:

a.     Akte pendirian perusahaan dan perubahannya yang terakhir;

b.     Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

c.      Surat keterangan domisili;

d.     Rekomendasi kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/ kota dari bupati/ walikota untuk izin usaha tanaman yang diterbitkan oleh gubernur;

e.     Rekomendasi kesesuaian dengan rencana makro pembangunan tanaman provinsi dari gubernur untuk izin usaha tanaman yang diterbitkan oleh bupati/ walikota;

f.      Izin lokasi dari bupati/ walikota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi dengan skala 1:100.000 atau 1:50.000;

Page 35: Perijinan Di Dki Jakarta

g.     Rekomendasi lokasi dari pemerintah daerah lokasi unit pengolahan;

h.     Jaminan pasokan bahan baku yang diketahui oleh bupati/ walikota;

i.       Rencana kerja pembangunan unit usaha budidaya tanaman;

j.       Hasil analisis mengenai dampak lingkungan atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup; dan

k.     Pernyataan kesediaan untuk melakukan kemitraan.

Izin usaha diberikan oleh:

a.     Gubernur, untuk lokasi lahan usaha budidaya tanaman yang berada pada lintas wilayah kabupaten dan/ atau kota dalam provinsi yang bersangkutan;

b.     Bupati /walikota, untuk lokasi lahan usaha budidaya tanaman yang berada dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Pemberian izin usaha budidaya tanaman dalam rangka pelaksanaan penanaman modal dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal. Perubahan jenis tanaman, perluasan lahan, dan/ atau penambahan kapasitas produksi pada usaha dalam proses produksi budidaya tanaman dapat dilakukan oleh pelaku usaha setelah mendapat persetujuan dari pemberi izin usaha. Izin usaha budidaya tanaman berlaku selama perusahaan masih operasional, dan izin tersebut dilarang untuk dipindahtangankan.

Penanam modal asing yang akan melakukan usaha budidaya tanaman wajib bekerja sama dengan pelaku usaha budidaya tanaman dalam negeri dengan membentuk badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Batas penanaman modal asing untuk usaha budidaya tanaman maksimum 49% (empat puluh sembilan persen).

Pelaku usaha budidaya tanaman wajib:

a.     Melaksanakan usahanya sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin dan prinsip usaha yang sehat;

b.     Melaksanakan upaya pelestarian sumber daya alam dan/ atau fungsi lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c.      Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan teknis usaha kepada pemberi izin usaha.

Page 36: Perijinan Di Dki Jakarta

Pelaporan dilakukan secara berkala sesuai dengan siklus pertanaman atau paling sedikit 6 (enam) bulan sekali.

  

Sanksi Administratif

Sanksi administratif dapat dijatuhkan kepada pelaku usaha apabila bupati/ walikota atau gubernur dalam melakukan pengawasan menemukan adanya penyimpangan. Sanksi tersebut dapat berupa peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan usaha, atau pencabutan izin usaha. Sanksi administratif berupa penghentian sementara kegiatan apabila pelaku usaha tidak melaksanakan rencana usaha yang telah diusulkan.

Izin usaha budidaya tanaman dicabut, apabila pelaku usaha budidaya tanaman:

a.     Tidak melaksanakan kegiatan usaha selama 6 (enam) bulan berturut-turut sejak pemberian izin;

b.     Melakukan pemindahtanganan izin, perubahan jenis tanaman, lokasi, dan/atau perluasan usaha sebelum memperoleh persetujuan pemberi izin;

c.      Tidak menyampaikan laporan kegiatan teknis usaha secara benar;

d.     Tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam pemberian izin; atau

e.     Hak guna usaha atau hak atas tanah lain yang digunakan usaha budidaya tanaman dibatalkan atau dicabut atau tidak diperpanjang masa berlakunya.

Pencabutan izin usaha tersebut dilakukan oleh pemberi izin setelah diberikan peringatan tertulis 2 (dua) kali dengan selang waktu 3 (tiga) bulan.

 

Sumber  : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2010 Tentang  Usaha Budidaya Tanaman

Link        : http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/category/11Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi

| 30 Aug, 2010

Definisi

Jasa Pengurusan Transportasi (freight forwarding) adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili

Page 37: Perijinan Di Dki Jakarta

kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasl darat, laut atau udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya.

Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi

Untuk dapat melakukan kegiatan usaha Jasa pengurusan transportasi harus memiliki lzin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan.

lzin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi diberikan kepada perusahaan Perseroan Terbatas (PT) yang khusus didirikan untuk kegiatan usaha Jasa Pengurusan Transportasi.

Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang telah mendapat izin usaha diwajibkan memenuhi ketentuan-ketentuan yang dicantumkan di dalam Surat Izin Usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk memperoleh izin usaha harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a.    Memiliki akta pendirian yang disahkan oleh instansi yang berwenang;

b.    Memiliki modal disetor sebesar Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);

c.     Saham-saham perusahaan seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia, apabila terdapat modal asing harus mendapatkan izin prinsip dari Instansi yang berwenang (BKPM);

d.    Memiliki surat keterangan domisili perusahaan yang masih berlaku;

e.    Memiliki Nomor Pokok WaJib Pajak (NPWP);

f.     Memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) orang tenaga ahli di bidang kepabeanan bagi Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Internasional; dan

g.    Rekomendasi dari Asosiasi Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang diakui pemerintah dan Kamar Dagang dan lndustri (KADIN).

 

Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara

Page 38: Perijinan Di Dki Jakarta

(EMPU)

Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal laut (EMKL) dan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) yang telah memiliki izin usaha, tanpa harus mendirikan Perseroan Terbatas yang khusus didirikan untuk kegiatan Jasa Pengurusan Transportasi dapat meminta lzin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi.

Permintaan lzin diajukan oleh Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan/ atau Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU) kepada Dinas Perhubungan.

 

Usaha Patungan ( Joint Venture )

Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Nasional atau Badan Hukum Indonesia atau Warga Negara Indonesia dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Asing, Badan Hukum Asing atau Warga Negara Asing, dalam bentuk usaha patungan (joint venture) dengan membentuk perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Nasional.

Usaha Jasa Pengurusan Transportasi yang dilakukan oleh usaha patungan (joint venture) wajib memiliki Surat lzin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (SIUJPT).

 

Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Usaha

 

1.    Permohonan Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi diajukan kepada Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

2.    Izin usaha diberikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

3.    Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha diberikan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap.

4.    Dalam hal permohonan izin usaha ditolak oleh Pejabat Pemberi Izin, wajib memberikan jawaban tertulis mengenai alasan penolakan.

5.    Permohonan yang ditolak dapat diajukan kembali setelah pemohon melengkapi persyaratan perolehan izin usaha.

  

Page 39: Perijinan Di Dki Jakarta

Pengelolaan Usaha

 

1.    Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Asing yang beroperasi di Wilayah Provinsi DKI Jakarta wajib menunjuk Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Nasional sebagai mitra dan/ atau agen.

2.    Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Asing tidak dapat mengalihkan keagenan ke perusahaan lain tanpa ada persetujuan dari Dinas Perhubungan dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang diakui pemerintah dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

3.    Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang membuka cabang di wilayah Provinsi DKI Jakarta harus mendapat rekomendasi dari Kepala Dinas Perhubungan dan wajib melapor ke Dinas Perhubungan dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang diakui pemerintah dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

4.    Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang lazimnya dikeluarkan Dinas Perhubungan yang akan membuka cabang di luar wilayah Provinsi DKI Jakarta harus meminta rekomendasi dari Kepala Dinas.

 

Tarif Pelayanan Jasa

Besaran tarif pelayanan Jasa Pengurusan Transportasi berdasarkan kesepakatan antara pengguna dan pemakai jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban

Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi harus memenuhi kewajiban sebagai berikut:

a.    Menjadi anggota Asosiasi Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang diakui Pemerintah dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN);

b.    Memenuhi semua kewajiban yang telah ditetapkan dalam izin usaha;

c.     Melakukan kegiatan usahanya selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah izin usaha diterbitkan;

d.    Melakukan daftar ulang setiap 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal izin dikeluarkan;

e.    Menyampaikan laporan bulanan kegiatan operasional perusahaan kepada Pejabat Pemberi

Page 40: Perijinan Di Dki Jakarta

Izin;

f.     Menyampaikan laporan tahunan kegiatan operasioanl perusahaan kepada Pejabat Pemberi Izin;

g.    Melaporkan kepada Pejabat Pemberi Izin setiap kali terjadi perubahan anggaran dasar perusahaan, nama/ alamat perusahaan, NPWP, nama dan alamat Direktur Utama/ Penanggungjawab Perusahaan, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah terjadinya perubahan tersebut;

h.    Ikut menciptakan hubungan kerja sama operasional dengan pihak manapun yang berkaiyan dengan kegiatan Jasa Pengurusan Transportasi;

i.      Mematuhi dan melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kegiatan perusahaannya dan terhadap semua tenaga kerja yang dipekerjakan;

j.      Mendidik dan melatih keterampilan pegawai agar tercapai efektivitas dan efisiensi kerja; dan

k.    Melaporkan kegiatan operasional sesuai materi yang diminta oleh dan kepada instansi yang berwenang untuk kepentingan pengumpulan data dan statistik.

Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi berlaku selama perusahaan yang bersangkutan masih menjalankan kegiatan usahanya dan akan dilakukan evaluasi setiap 2 (dua) tahun.

Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi wajib melaporkan kegiatannya kepada Dinas Parhubungan secara periodik, selanjutnya Dinas Perhubungan melakukan evaluasi keseimbangan antara volume/ arus barang dan jumlah perusahaan serta mengumumkan hasilnya secara berkala.

Dalam hal telah terjadi ketidakseimbangan antara volume/ arus barang dan jumlah perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi, Dinas Perhubungan tidak akan menerbitkan izin baru atau menghentikan sementara penerbitan lzin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi.

 

Tanggung Jawab

  

1.        Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi bertanggung jawab pada semua hal yang telah diperjanjikannya dengan berbagai pihak dan wajib menyelesaikan segala tuntutan yang sah.

2.        Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi bertanggung jawab atas segala akibat yang

Page 41: Perijinan Di Dki Jakarta

ditimbulkan dari pengiriman barang yang menggunakan dokumen-dokumen yang telah diterbitkannya.

3.       Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi bertanggung jawab atas penyerahan barang-barang yang diurusnya sesuai syarat-syarat umum yang berlaku bagi perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi dan harus menutup asuransi usaha Jasa Pengurusan Transportasi yang memadai.

Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi wajib mengetahui dan bertanggung jawab terhadap kebenaran legalitas pemilik barang. Untuk mengurangi resiko tanggung jawab serta menjamin pihak-pihak yang dirugikan, Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi dapat mengasuransikan tanggung jawabnya.

 

Sanksi

Izin Usaha Jasa Pengurusan Tansportasi dapat dicabut apabila tidak memenuhi kewajiban, dan pencabutan izin tersebut dilakukan oleh Kepala Dinas. Pencabutan Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi dilakukan melalui proses peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut, dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan.

Apabila peringatan tersebut tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan izin usaha untuk jangka waktu 1 (satu) bulan. Jika pembekuan tersebut habis jangka waktunya dan tidak ada upaya perbaikan, maka izin usaha dicabut oleh Kepala Dinas.

Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi dapat dicabut tanpa melalui proses peringatan dan pembekuan izin usaha dalam hal perusahaan yang bersangkutan:

a.    Melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan Negara, bardasarkan keputusan dari instansi berwenang;

b.    Membubarkan diri atau pailit, berdasarkan keputusan dari instansi berwenang;

c.     Memperuleh izin usaha secara tidak sah;

d.    Tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata, selama 6 (bulan) berturut-turut; dan

e.    Melakukan kegiatan usaha yang menyimpang dari usaha pokoknya. 

 

Sistem Informasi Usaha Jasa Pengurusan Transportasi

Page 42: Perijinan Di Dki Jakarta

Dalam rangka penentuan arah kebijaksanaan daerah dan pengembangan usaha Jasa Pengurusan Transportasi, diselenggarakan Sistem Informasi Usaha Jasa Pengurusan Transportasi. Untuk pelaksanaannya, setiap perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi wajib menyampaikan laporan data secara periodik kepada Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta dan instransi terkait lainnya.

 

Sumber : Peraturan Gubernur Nomor 123 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi

Link     :http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum

 Tata Cara Permohanan Izin Penyelenggaraan Usaha Perpasaran Swasta di Propinsi DKI Jakarta

| 26 Aug, 2010

Tata Cara Permohanan Izin Penyelenggaraan Usaha Perpasaran Swasta di Propinsi DKI Jakarta

 

Keputusan Gurbenur Propinsi Daerah Khusus IbuKota Jakarta Tentang Tata Cara Permohonan Izin Penyelengaraan Usaha Perpasaran Swasta di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Keputusan ini dimaksud dengan :

1. Tim Pertimbangan Perpasaran Swasta yang selanjutnya disebut Tim Pertimbangan adalah  Tim Pertimbangan Perpasaran Swasta Propinsi Derah Khusus Ibukota Jakarta

2. Perpasaran Swasta adalah Kegiatan penyelenggaraan usaha dan penyediaan sarana atau   tempat usaha yang dilakukan oleh pihak swasta

 

Izin Penyelenggaraan Usaha Perpasaran Swasta

1.   Setiap penyelenggaraan usaha perpasaran swasta harus mendapat izin dari:

      a. Gubernur apabila luas efektif lantai usaha diatas 2.000 M2

Page 43: Perijinan Di Dki Jakarta

      b. Wakil Gubernur apabila luas efektif lantai usaha 201 M2 s.d 2.000 M2

      c. Walikotamadya apabila luas efektif lantai usaha s/d 200 M2

2.   Permohonan untuk mendapatkan izin penyelenggaraan usaha perpasaran swasta  harus diajukan secara tertulis kepada Gurbernur atau Walikotamadya melalui Tim Pertimbangan  dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:

a. Fotokopi KTP pemohon

b. Fotokopi Akte pendirian perusahaan

c. Fotokopi NPWP

d. Fotokopi ketetepan rencana kota dan rencana tata letak bangunan

e. Fotokopi Surat Tanah (Sertifikat/Akte Jual Beli/Fatwa)

f. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan fotokopi Izin Penggunaan Bangunan (IPB)

g. Fotokopi Surat Perjanjian sewa menyewa ( apabila menyewa bangunan )

h. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (UUG)

i. Fotokopi hasil kajian Analisa Dampak Lalu Lintas (Andal) khusus untuk penyelenggaraan  usaha perpasaran swasta yang luasnya diatas 2.000 M2 dan lokasinya terletak disisi jalan kolektor atau arteri

j. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

k. Gambar Lay Out kegiatan usaha perpasaran swasta.

 

Sumber : Keputusan Gubernur Nomor 29 Tahun 2004

 Pelaksanaan Pelayanan Izin dan mengadakan survei

| 26 Aug, 2010

Pelaksanaan Pelayanan Izin dan mengadakan survei

Page 44: Perijinan Di Dki Jakarta

 

Meningkatnya kegiatan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat baik yang dilakukan oleh instansi Pemerintah maupun swasta, mahasiswa dan pelajar;

Penelitian adalah proses mengumpulkan data guna kepentingan tertentu berupa kegiatan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat;

Survei adalah kegiatan yang dilaksanakan guna mengetahui keadaan, kondisi suatu tempat atau masyarakat;

Angket adalah daftar pertanyaan tentang suatu masalah dengan ruang dan jawaban bagi setiap pertanyaan;

Pol pendapat masyarakat adalah kegiatan mengumpulkan pendapat masyarakat.

PELAYANAN PERIZINAN:

1. Setiap kegiatan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat di Daerah dalam lapangan sosial, budaya, ekonomi, fisik dan politik, baik yang menyangkut instansi Pemerintah maupun instansi swasta termasuk kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa luar negeri atau mahasiswa yang melaksanakan penelitian meliputi 2 (dua) Kotamadya/Kabupaten Administrasi atau lebih, harus mendapat izin terlebih dahulu dari Gubernur.

2. Setiap kegiatan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat di Daerah dalam lapangan sosial, budaya, ekonomi fisik dan politik, yang dilaksanakan oleh mahasiswa di 1 (satu) Kotamadya/Kabupaten Administrasi, harus mendapat izin terlebih dahulu dari Walikotamadya/Bupati.

PERSYARATAN :

(1) Permohonan izin untuk mengadakan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah maupun swasta, diajukan secara tertulis kepada Gubernur, paling lama dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum kegiatan.

a. Keterangan mengenai:

1. Nama, instansi Pemerintah/badan swasta pemohon izin disertai alamat lengkap2. Nama, jabatan/pekerjaan dan alamat/tempat tinggal penanggung jawab umum

3. Nama, jabatan/pekerjaan dan alamat tempat tinggal penanggung jawab pelaksanaan di lapangan (supervisor)

4. Nama/daftar nama, jabatan/pekerjaan dan alamat/tempat tinggal pelaksana di lapangan (field worker/ supervisor)

Page 45: Perijinan Di Dki Jakarta

5. Maksud dan tujuan mengadakan survei, angket dan/ atau pol pendapat  masyarakat dilengkapi penjelasan untuk kepentingan siapa atau atas perintah siapa

6. Daerah/masyarakat yang dijadikan sasaran disertai keterangan jumlah responden dan

7. Jangka waktu yang diperlukan, baik untuk penyelesaian seluruh kegiatan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat maupun untuk penyelesaian pekerjaan di lapangan.

b. Persyaratan, antara lain:

1. Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa; dan2. Daftar pertanyaan/kuesioner.

(2) Permohonan izin untuk mengadakan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam negeri untuk penelitian meliputi 2 wilayah Kotamadya/ Kabupaten Administrasi atau lebih diajukan secara tertulis kepada Gubernur, paling lama dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum kegiatan itu dimulai dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:

1. Surat permohonan dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan;2. Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa sesuai dengan keberadaan Perguruan

Tinggi yang bersangkutan;

3. Proposal/outline survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat dimaksud; dan

4. Jangka waktu dan lokasi penelitian.

(3) Permohonan izin untuk mengadakan survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang lokasi penelitiannya di 1 (satu)   Kotamadya/Kabupaten Administrasi diajukan secara tertulis kepada Walikotamadya/Bupati yang bersangkutan, paling lama dalam jangka waktu 2 (dua) minggu sebelum kegiatan itu dimulai dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:

1. Surat permohonan dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan; 2. Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa Kotamadya/ Kabupaten Administrasi sesuai

dengan keberadaan Perguruan Tinggi yang bersangkutan;

3. Proposal/outline survei, angket dan/atau pol pendapat masyarakat dimaksud; dan

4. Jangka waktu dan lokasi penelitian.

(4)   Bagi mahasiswa yang berasal dari luar negeri, selain tetap dikenakan persyaratan

Page 46: Perijinan Di Dki Jakarta

sebagaimana harus melengkapi dengan:

1. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Departemen Dalam Negeri;2. Surat keterangan dari Lembaga yang mensponsori penelitian dimaksud;

3. Visa dan paspor dari Departemen Kehakiman dan HAM; dan

4. Travelling permit dari Mabes POLRI.

sumber: Peraturan Gubernur no 63 Tahun 2007

  Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan

| 26 Aug, 2010

Syarat untuk permohonan Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan

 

1.     Pelayanan Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (1MB), Izin Penggunaan Bangunan (IPB), dan Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan (IPPB) untuk bangunan rumah tinggal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Kantor Kecamatan

2.     Jenis rumah tinggal yang dapat dilayani adalah semua jenis rumah tinggal, kecuali untuk pembangunan rumah tinggal yang dibangun oleh pengembang dalam kawasan real estate atau rumah tinggal dengan kriteria pemugaran, tempat dilakukan prosedur dan persyaratan pemugaran sesuai dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992.

3.     Pelaksanaan pelayanan di Kantor Kecamatan khusus untuk jenis rumah tinggal sebagaimana dimaksud pada diktum Kedua tetap mengacu pada persyaratan permohonan 1MB, IPB, dan IPPB yang diatur dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan. Izin Penggunaan Bangunan, dan' Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Keputusan Gubernur Kepala, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1067 Tahun 1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Perhitungan Retribusi Bangunan.

4.     Pelaksanaan pelayanan di Kantor Kecamatan, khusus untuk rumah tinggal selain tanah Verponding Indonesia dengan peruntukan wisma/rumah kecil dan wisma/rumah sedang. pemohon harus melampirkan persyaratan :

1. Fotokopi PBB satu tahun sebelum tahun berjalan;

Page 47: Perijinan Di Dki Jakarta

2. Tidak memerlukan Surat Izin Bekerja Perencan (SIBP);

3. Syarat lain yang ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992.

5.     Pelaksanaan pelayanan di Kantor Kecamatan, khusus untuk bangunan rumah tinggal baik yang telah dibangun namun belum memiliki 1MB dan IPB atau yang akan dibangun, dengan peruntukan wisma/rumah kecil dan wisma/rumah sedang. apabila surat tanahnya Verponding Indonesia, pemohon harus melampirkan persyaratan :

1. Sertifikat tanah, bila tidak memiliki sertifikat tanah;2. Surat girik, apabila tidak memiliki girik;

3. Kohir Verponding Indonesia, disertai keterangan keabsahan dari Kepala Kanwil BPN DKI Jakarta;

4. Akte jual beli yang dibuat oleh PPAT setempat.

 

Sumber : Keputusan Gubernur Nomor 554 Tahun 1999

  Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan

| 18 Aug, 2010

Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan

Definisi1. Perusahaan Perdagangan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha di sektor

perdagangan yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

2. Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, yang selanjutnya disebut SIUP.

3. Pejabat Penerbit SIUP adalah Kepala Dinas yang bertanggungjawab di bidangperdagangan di wilayah kerjanya atau pejabat yang bertanggungjawab dalam pelaksanaanPelayanan Terpadu Satu Pintu atau pejabat lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan ini.

Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib memiliki SIUP. SIUP sebagaimana dimaksud terdiri dari :

1. SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaanbersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah), tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dankekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

Page 48: Perijinan Di Dki Jakarta

sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah danbangunan tempat usaha.

3. SIUP Besar, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaanbersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

SIUP berlaku selama Perusahaan Perdagangan menjalankan kegiatan usaha. Perusahaan Perdagangan sebagaimana dimaksud wajib melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun di tempat penerbitan SIUP.

Menteri memiliki kewenangan pengaturan SIUP. Menteri menyerahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Gubernur DKI Jakarta dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia kecuali provinsi DKI Jakarta. Bupati/Walikota melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan atau pejabat yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu setempat. Gubernur DKI Jakarta melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala Dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan atau pejabat yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu setempat.

PERMOHONAN SIUP BARUa. Perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas

1. Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan2. Fotokopi Akte Perubahan Perusahaan (apabila ada)

3. Fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggungjawab/Direktur Utama Perusahaan

5. Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha perusahaan

6. Foto Penanggungjawab atau Direktur Utama Perusahaan ukuran 3x4 cm (2 lembar).

b. Perusahaan berbadan hukum Koperasi1. Fotokopi Akta Notaris Pendirian Koperasi yang telah mendapatkan2. Pengesahan dari instansi yang berwenang

3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggungjawab atau Pengurus Koperasi

4. Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Koperasi

5. Foto Penanggungjawab atau Pengurus Koperasi ukuran 3x 4 cm (2 lembar).

c. Perusahaan yang berbentuk CV dan Firma :1. Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan/Akta Notaris yang telah didaftarkan pada

Pengadilan Negeri2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab

Perusahaan

Page 49: Perijinan Di Dki Jakarta

3. Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Perusahaan

4. Foto Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan ukuran 3x4 cm (2 lembar).

d. Perusahaan yang berbentuk Perorangan :1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik atau Penanggungjawab Perusahaan2. Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Perusahaan

3. Foto Pemilik atau Penanggungjawab Perusahaan ukuran 3x4 cm (2 lembar).

PERMOHONAN PENDAFTARAN ULANG SIUP1. SIUP Asli2. Neraca Perusahaan (tahun terakhir khusus untuk Perseroan Terbatas)

3. Surat Pernyataan dari Pemohon tentang lokasi usaha Perusahaan.

PERMOHONAN PEMBUKAAN KANTOR CABANG/PERWAKILANPERUSAHAAN

1. Fotokopi SIUP Kantor Pusat Perusahaan yang telah dilegalisir oleh Pejabat Penerbit SIUP2. Fotokopi dokumen pembukaan Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan

3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Penunjukkan sebagai Penanggungjawab Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan

4. Surat Pernyataan dari Pemohon tentang lokasi usaha Kantor Cabang/Perwakilan Perusahaan.

PERMOHONAN PERUBAHAN1. Surat Permohonan SIUP2. SIUP Asli

3. Neraca Perusahaan (tahun terakhir khusus untuk Perseroan Terbatas)

4. Data pendukung perubahan

5. Foto Pemilik atau Penanggungjawab Perusahaan ukuran 3x4 cm (2 lembar).

PERMOHONAN PENGGANTIANa. SIUP yang hilang

1. Surat Permohonan2. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian

3. Fotokopi SIUP yang lama (apabila ada)

4. Foto Pemilik atau Penanggungjawab Perusahaan ukuran 3x4 cm (2 lembar).

b. SIUP yang rusak1. Surat Permohonan2. SIUP Asli

Page 50: Perijinan Di Dki Jakarta

3. Foto Pemilik atau Penanggungjawab Perusahaan ukuran 3x4 cm (2 lembar).

SP-SIUP baru atau perubahan harus ditandatangani oleh Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan di atas meterai cukup.Pihak ketiga yang mengurus SIUP baru atau perubahan, wajib melampirkan surat kuasa yang bermeterai cukup dan ditandatangani oleh Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan.Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-SIUP dan dokumen persyaratan secara lengkap dan benar, Pejabat Penerbit SIUP menerbitkan SIUP dengan menggunakan Formulir sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan ini, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. warna putih untuk SIUP Kecil2. warna biru untuk SIUP Menengah

3. warna kuning untuk SIUP Besar

Sumber : Peraturan Menteri Perdagangan No 36 Tahun 2007link : http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/download/1110/c5d26bc31a65d0ef14893bf72af6d556.pdf Keringanan Retribusi Perizinan Pembangunan Rumah Susun Sederhana

| 18 Aug, 2010

Keringanan Retribusi Perizinan Pembangunan Rumah Susun Sederhana

Keringanan Retribusi Perizinan Pembangunan Rumah Susun Sederhana diberikan untuk jenis retribusi :1. Pelayanan Tata Kota2. Pelayanan Pekerjaan Umum

3. Pelayanan Penataan dan Pengawasan Bangunan

4. Pelayanan Penerangan Jalan Umum dan Sarana Jalan Umum

5. Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

Keringanan retribusi perizinan sebagaimana dimaksud diatas sebesar 50% (lima puluh persen) dari retribusi terhutang.

Keringanan retribusi perizinan sebagaimana dimaksud diberikan kepada Pembangunan RUmah Susun Sederhana yang memenuhi kriteria :

1. Rumah Susun Sederhana yang dibangun dengan harga terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang ditetapkan bersama antara Pengembang dan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Rumah Susun Sederhana yang dibangun sesuai dengan keserasian lingkungan yang terintegrasi dalam Rencana Rinci Tata Ruang WIlayah Kecamatan (RRTRW-C).

sumber : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 71 Tahun 2008link : http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/download/986/b52b0ae789b486e3bcd108dbc16bd48b.pdf

Page 51: Perijinan Di Dki Jakarta

Penundaan Perizinan Mini Market di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

| 13 Aug, 2010

Penundaan Perizinan Mini Market di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur DKI Jakarta melalui Instruksi Nomor 115 Tahun 2006 memerintahkan kepada :1. Para Walikotamadya Provinsi DKI Jakarta2. Kepala Dinas Ketenteraman, Ketertiban, dan Perlindungan Masyarakat Provinsi DKI

Jakarta

3. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

4. Para Camat Provinsi DKI Jakarta

5. Para Lurah Provinsi DKI Jakarta

Untuk1. Sementara waktu tidak mengeluarkan keterangan rekomendasi operasional mini market

dalam wilayah kotamadya. (Para Walikotamadya).2. Tidak mengeluarkan izin Undang-Undang Gangguan (UUG) kepada pemohon mini

market. (Kepala Dinas Ketenteraman, Ketertiban, dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta).

3. Agar tidak menerbitkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi usaha mini market. (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan di lima wilayah kotamadya Daerah Khusus Ibukota Jakarta).

4. Agar tidak mengeluarkan surat keterangan domisili permohonan mini market. (Para Camat dan Lurah).

Terhadap permohonan yang terkait dengan penyelenggaraan mini market yang telah diajukan, agar ditunda proses penyelesaiannya (berkas permohonan dikembalikan) sampai ada pemberitahuan lebih lanjut setelah ditetapkannya ketentuan Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan mini market.

Sumber : Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 115 Tahun 2006link : http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/download/772/080900000652.pdf

Ketentuan Perizinan Perombakan, Penambahan atau Pengubahan Bentuk Tempat, Perluasan dan Perubahan Peruntukan Tempat Dipasar

| 13 Aug, 2010

Page 52: Perijinan Di Dki Jakarta

Untuk memperoleh izin dimaksud, pemakai tempat harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direksi PD Pasar Jaya disertai dengan gambar/rencana perombakan, penambahan atau pengubahan bentuk tempat, perluasan dan peruahan peruntukan tempat. Izin dimaksud diatas diberikan secara tertulis oleh Direksi PD Pasar Jaya.

Apabila recana perombakan, penambahan atau pengubahan bentuk tempat dan perluasan tempat seperti dimaksud diatas melebihi/keluar dari areal pasar, maka izin diberikan oleh Direksi PD Pasar Jaya setelah mendapat persetujuan Dinas Tata Kota Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Pelaksanaan perombakan, penambahan atau pengubahan bentuk tempat, perluasan dan perubahan peruntukan tempat, harus dilakukan dibawah petunjuk-petunjuk dan pengawasan Direksi PD Pasar Jaya atau petugas yang ditunjuknya.

Surat izin sebagaimana dimaksud diatas, dengan sendirinya tidak berlaku lagi apabila ternyata dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak izin dikeluarkan, pelaksanaannya belum dilakukan.

Sumber : Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 49 Tahum 1971link : http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/download/1385/19b017230b0a53b3cb2f733612d10587.pdf Perizinan Penyelenggaraan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum (SPBU) dan Sejenisnya yang Telah Beroperasi Sebelum Berlakunya Keputusan Gubernur Nomor 95 Tahun 2004

| 13 Aug, 2010

Setiap Badan yang melakukan kegiatan pengusahaan, perluasan dan perbaikan SPBU yang menyebabkan perubahan instalasi dan belum memiliki izin harus memiliki izin pengusahaan dari Kepala Dinas Pertambangan.

SPBU yang belum memiliki izin pengusahaan SPBU sebagaimana dimaksud diberi kesempatan untuk mengajukan izin dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak peraturan Gubernur no 56 tahun 2007  diberlakukan.

Permohonan mendapatkan izin sebagaimana dimaksud untuk SPBU yang beroperasi sampai dengan 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya dokumen perizinan dari Pemerintah Daerah, harus diajukan secara tertulis dengan dilengkapi:

1. fotokopi KTP pemilik/pemimpin perusahaan;2. bukti Kepemilikan SPBU untuk perorangan atau akta pendirian perusahaan;

3. keterangan dari PT Pertamina (Persero);

4. dokumen perizinan yang diterbitkan Pemerintah Daerah antara lain persetujuan prinsip dari Gubernur, RTLB (Blok Plan), IMB, dsb;

5. gambar Layout SPBU ukuran A3;

6. peta lokasi SPBU minimal dalam skala 1:15.000

Page 53: Perijinan Di Dki Jakarta

Sumber : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 56 Tahun 2007link : http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/download/964/776c567d92fb3daba41335f52ce5e5cf.PDF  Layanan Perpanjangan IMTA

| 23 Feb, 2010

Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) Adalah izin bagi perusahaan untuk mempekerjakan sejumlah tenaga kerja asing dalam jabatan dan periode tertentu;

Persyaratan ;- Pas photo 4 x 6 tiga lembar yang terbaru- Fotokopi paspor- Fotokopi kartu izin tinggal asing sementara/tetap (KITAS/KITAP)- Fotokopi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)- Fotokopi Perjanjian Kerja- Asli bukti pembayaran DPKK (Biaya Kompensasi)- Fotokopi IMTA lama- Surat Penunjukan Tenaga Kerja Pendamping TKA- Laporan Keberadaan TKA

 KRK/RTLB

| 16 Dec, 2009

Persyaratan : 

- Fotokopi Sertifikat Tanah- Fotokopi PBB tahun Terakhir- Fotokopi KTP atau- Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan  Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT)

| 17 Nov, 2009

Persyaratan :

- Fotokopi KTP- Rekomendasi Usaha- Fotokopi Sertifikat / Rekomendasi Hak Atas Tanah

Page 54: Perijinan Di Dki Jakarta

- Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan- KRK/RTLB- Rancang Bangun (proposal)

  Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

| 17 Nov, 2009

Persyaratan : 

- Formulir Permohonan IMB dan surat pernyataan tidak sengketa- Fotokopi KTP- Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan - Fotokopi tanda lunas PBB tahun terakhir- Fotokopi Sertifikat/Rekomendasi hak atas tanah atau bukti perolehan tanah lainnya- SIPPT bagi yang disyaratkan[removed][removed];- KRK dan RLTB- Gambar Rancangan Arsitektur Bangunan dan fotokopi surat izin bekerja perencanaan arsitektur- Perhitungan, gambar struktur bangunan dan laporan hasil penyelidikan tanah serta fotokopi surat bekerja Perencanaan Struktur- Perhitungan, gambar instalasi dan perlengkapannya serta fotokopi surat bekerja Perencanaan Instalasi dan Perlengkapannya- Fotokopi rekomendasi AMDAL, atau UKL/UPL- Hasil penilaian/penelitian dari Tim Penasihat Arsitektur Kota (TPAK), Tim Penasihat Konstruksi Bangunan (TPKB), Tim Penasihat        Instalasi Bangunan (TPIB) bagi yang disyaratkan. Amdal, UKL/UPL

| 17 Nov, 2009

Persyaratan :

- Fotokopi KTP- SIPPT, KRK/RTLB- Akte pendirian - Proposal Teknis UUG/HO

| 17 Nov, 2009

Persyaratan : 

- Fotokopi Surat tanah atau bukti lainnya

Page 55: Perijinan Di Dki Jakarta

- Fotokopi KTP, NPWP- Fotokopi Akte Pendirian- Fotokopi Tanda Pelunasan PBB- Persyaratan tidak berkeberatan dari tetangga atau masyarakat yang berdekatan- Daftar bahan baku penunjang - Fotokopi IMB/siteplan 

 Perizinan Impor (APIT)

| 17 Nov, 2009

Persyaratan : 

- Akte pendirian- Fotokopi NPWP- Fotokopi IMTA/KTP sebagai penandatanganan dokumen impor- Pas Photo- Kartu APIT yang ditandatangani oleh yang berwenang

  Izin Usaha

| 13 Nov, 2009

Persyaratan : 

- Fotokopi Sertifikat/surat jual beli atau sewa menyewa (apabila menyewa)- Fotokopi IMB- Fotokopi Izin UUG- Fotokopi AMDAL atau UKL/UPL- Akta Pendirian dan / atau Akta Perubahan

NON PERIJINAN

 Keterangan Domisili

| 03 Nov, 2009

Keterangan Domisili

Page 56: Perijinan Di Dki Jakarta

Persyaratan :- Fotokopi KTP/Paspor- Akte Pendirian Perusahaan - Surat/Keterangan status tempat usaha

 Akte Pendirian Usaha

| 03 Nov, 2009

Akte Pendirian Usaha

Persyaratan : - Fotokopi KTP/Paspor

 Pengesahan Badan Hukum

| 03 Nov, 2009

Pengesahan Badan Hukum

Persyaratan :- KTP pemegang Saham/Komisaris- Surat Tanda Setor Modal- Akte Pendirian PerusahaanNomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

| 03 Nov, 2009

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Persyaratan  :- Akte Pendirian yang sudah disahkan- Keterangan Domisili

 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Page 57: Perijinan Di Dki Jakarta

| 03 Nov, 2009

Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Persyaratan :- Fotokopi Akte Pendirian- Fotokopi Domisili Perusahaan