Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

84
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA TUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1

description

free for all

Transcript of Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

Page 1: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

1

Page 2: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

2

Page 3: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

3

Page 4: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang

membantu menghubungkan antara suatu wilayah dengan

wilayah lain yang terpisah oleh halangan di bawahnya berupa

sungai, laut ataupun jalan biasa. Mengingat akan pentingnya

sarana infrastruktur tersebut, pada era ini wawasan teknologi

mengenai jembatan baik dari aspek perencanaan,

pembangunan dan rehabilitasi serta fabrikasi perlu diperhatikan

demi tercapainya sasaran jembatan yang direncanakan secara

efektif dan efisien.

Teknologi mengenai jembatan sudah seharusnya dikuasai

oleh bangsa Indonesia untuk terciptanya peningkatan Sumber

Daya Manusia (SDM) dibidang teknik jembatan. Hal ini

mendorong rasa semangat putra-putri Indonesia untuk mampu

merencanakan serta merealisasikan suatu konstruksi jembatan

yang memenuhi kriteria dengan material yang kuat, stabil,

ringan, dan ekonomis merupakan suatu keharusan khususnya

bagi setiap lulusan dengan program studi Teknik Sipil.

Konfigurasi jembatan rangka baja telah banyak

dikembangkan untuk mendapatkan desain yang sfisien dari

penggunaan meterial yang memiliki kekuatan optimal, serta

indah dari segi estetika. Berdasarkan pemikiran tersebut, kami

merancang model jembatan yang mengacu pada teori-teori

yang telah diajarkan dalam mata kuliah Konstruksi Baja dan

sumber-sumber yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

seperti SNI (Standar Nasional Indonesia) yang digunakan dalam

perencanaan konstruksi jembatan di Indonesia dan LRFD (Load

4

Page 5: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

and Resistance Factor Design) tanpa mengesampingkan nilai

estetika.

5

Page 6: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

1.2. Pokok Bahasan

Bahasan yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini

adalah mendesain konstruksi struktur jembatan rangka baja

dengan konstruksi utama berada di bawah lantai jembatan

(Deck Type Truss) untuk kendaraan yang kuat, ekonomis,

kreatif, danramah lingkungan dilihat dari segi struktur, biaya,

estetika, dan kemudahan pelaksanaan.

1.3. Rumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam

makalah ini adalah:

a) Bagaimana model rangka jembatan baja yang akan

direncanakan dan dianalisa?

b)Apa saja data teknis dan spek material yang dibutuhkan

dalam perancangan?

c) Bagaimana menentukan dan memperhitungkan pembebanan

serta dimensi penampang yang efisien pada diafragma?

d)Bagaimana cara mengetahui perhitungan dan menentukan

gaya tarik dan tekan yang bekerja pada struktur utama

jembatan?

e) Bagaimana cara mengetahui lendutan pada diafragma?

f) Bagaimana pembebanan yang bekerja pada struktur utama

rangka jembatan?

g)Bagaimana merencanakan sambungan yang digunakan pada

struktur rangka jembatan?

Mengingat begitu kompleksnya dalam perencanaan struktur

jembatan maka untuk perencanaan pier head, abutment dan

pondasi diabaikan dalam perumusan masalah di atas.

6

Page 7: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

a) Mengetahui dan menjelaskan model rangka jembatan baja

yang direncanakan dan dianalisa.

b)Menjelaskan data teknis dan spek material yang dibutuhkan

dalam perancangan jembatan.

c) Mendapatkan hasil perhitungan pembebanan serta dimensi

penampang yang efisien pada diafragma dengan

menggunakan metode manual dan program SAP2000.

d)Mengetahui perhitungan dan menentukan gaya tarik dan

tekan yang bekerja pada struktur utama jembatan dengan

cara manual dan dibandingkan dengan program SAP2000.

e) Mengetahui lendutan serta lendutan ijin pada jembatan

dengan menggunakan program SAP2000.

f) Mengetahui pembebanan yang bekerja pada struktur utama

rangka jembatan.

g)Mengetahui dan menjelaskan rencana sambungan yang

digunakan pada struktur rangka jembatan.

7

Page 8: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB II

MODEL DAN DATA TEKNIS JEMBATAN

2.1. Dasar Teori Perancangan

Jembatan rangka adalah struktur konstruksi jembatan yang

tersusun dari rangka-rangka yang diletakakan pada suatu

bidang dan dihubungkan melalui sambungan sendi-rol pada

ujungnya. Struktur rangka batang dapat dikatakan stabil jika

tidak terjadi pergerakkan titik pada struktur di luar pengaruh

deformasi elemen. Susunan struktur yang stabil khususnya

pada jembatan merupakan rangkaian segitiga.1 Dilengkapi

dengan batang diagonal dan/ atau vertikal, sehingga setiap

batang hanya memikul batang aksial murni.

Dalam melakukan perancangan struktur jembatan rangka

batang tentunya harus memenuhi persamaan kesetimbangan,

sehingga struktur rangka batang tersebut menjadi statis

tertentu dan dapat diselesaikan dengan persamaan

kesetimbangan. Dalam hal perancangan struktur jembatan

rangka batang dua dimensi agar struktur tersebut dikatakan

struktur statis tertentu maka harus memenuhi persamaan:

Dimana:

J = Jumlah Joint

m = Jumlah Batang

Dalam desain jembatan kali ini, kami merancang jenis

jembatan rangka baja dengan dek berada pada bagian atas

rangka (Deck Type Truss) dan spesifikasinya adalah sebagai

berikut:

a. Terdiri dari dua jalur

b. Panjang bentang 40 meter

c. Tinggi maksimum 4 meter terletak di tengah bentang

d. Lebar jalan kendaraan 7 meter

8

2J = m + 3

Page 9: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

e. Trotoar untuk pejalan kaki selebar 0,8 meter dan railing

dengan ϕ 8cm

Ir. Heinz Frick, mekanika teknik 1, cet 21 tahun 2006 : Kanisius, Yogyakarta. Sub – bab 4.2

2.2. Model Jembatan

Rangka jembatan yang kami rencanakan adalah sebagai

berikut:

9

TAMPAK SAMPING

Page 10: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

2.3. Data Teknis dan Spesifikasi Material Jembatan

Data teknis dan spesifikasi material jembatan yang kami

rencanakan adalah sebagai berikut:

10

TAMPAK ATAS (DIAFRAGMA)

TAMPAK DEPAN

Page 11: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

11

Page 12: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB III

ANALISA PERHITUNGAN JEMBATAN

3.1. Perencanaan Diafragma Jembatan

Perhitungan Berat Beban Mati Pada Difragma

Beban Mati (Dead Load)

Berat pelat lantai (beton) = h x λ x BJ x Fr

= 0,29 x 4 x 24 x 2

= 55,68 kN/m

Berat Trotoar (Pedestrian) = h x λ x BJ x

Fr

= 0,3 x 4 x 20 x 1,3

= 31,2 kN/m

Beban Mati (Super Dead Load)

Berat lapisan aspal = h x λ x BJ x Fr

= 0,05 x 4 x 22 x 1,3

= 5,72 kN/m

Perhitungan Momen Untuk Beban Mati (MDL)

MDL Pelat Beton Pada Perkerasan

MDL = 18

x qL ²

12

Page 13: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

= 18

x 55,68KNm

x (8,6) ² m

= 514,76 KNm

MDL Trotoar

Ra x L – (q x 0,8 x 8,2) – (q x 0,8 x 0,4)

Ra = (31,2 x 0,8 x8,2 )+(31,2x 0,8 x0,4 )

8,6

Ra = 24,96 KN

∑ Mc = (Ra x 12

L) – (q x 0,8 x 4,7)

= (24,96 x 4,3) – (31,2 x 0,8 x 3,9)

= 9,984 KNm

MDL Lapisan Perkerasan Aspal

Ra x L – (q x 7 x 4,3)

Ra = (5,72 x7 x 4,3)

8,6

Ra = 20,02 KN

13

Page 14: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

∑ Mc = (Ra x 4,3) – (q x 0,4 x 1,75)

= (20,02 x 4,3) – (57,2 x 0,4 x 1,75)

= 81,996 KNm

MDL Total

MDL Total = MDL Pelat Beton + MDL Trotoar + MDL Aspal

= 514,76 KN-m + 9,984 KN-m + 81,996 KN-m

MDL Total = 606,74 KNm

3.2 Perencanaan Profil Diafragma

Langkah I : Menghitung Momen Ultimite

Mmax = 606,74 KNm

Mu = 1 x 606,74 KNm

= 606,74 KNm

Langkah II : Preliminary Design

Mu ≤ ϕ Mn Dimana ϕ = 0,9

Mu = ϕ Fy . Zx

Zx = Mu

ϕ Fy

= 2,696629 m3

= 2696,629 cm3

Langkah III : Profil Penampang Yang Dipilih

Berdasarkan nilai Zx yang diperoleh, maka dipilih

penampang profil dengan spesifikasi sebagai berikut:

14

Page 15: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

15

Page 16: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Langkah IV : Memperhitungkan Berat Sendiri Pada

Mu

Nilai Mu setelah berat diafragma dimasukkan adalah

sebagai berikut:

Langkah V : Cek Local Buckling

Pelat Sayap

Berdasarkan hasil pengecekan pada pelat sayap,

maka dapat disimpulkan bahwa:

Pelat Badan

h = 596

Berdasarkan hasil pengecekan pada pelat sayap,

maka dapat disimpulkan bahwa:

Sehingga Mn = Mp = fy . Zx

= 24 KN/cm2 x 4488,84 cm3

= 107732,16 KNcm

= 1077,322 KNm

16

λ = B

2.tf

= 3002.20

λp = 170√ fy

= 170

√ 250

λ = h

tw

= 58812

λp = 1680√ fy

= 1680√ 250

Page 17: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

Lp < Lb < Lr Bentang Menengah (Mn ≠ Mp)

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Langkah VI : Cek Lateral Buckling

Panjang batang tidak terkekang (Lb) dipengaruhi oleh

letak ikatan angin (bracing).

Lb = 4,3 m

Lp = 1,76 . iy . √( EFy )

= 1,76 x 68,5 x √( 2502 x105 )

= 3409,95 mm

= 3,41 m

Lr = 10,18 m (berdasarkan Tabel Baja)

Sehingga

Maka nilai Mn menjadi sebagai berikut:

Cb = 1 (karena pembebanan pada diafragma adalah

simetris)

Mp = Fy . Zx

= 250 x 6463,66

= 1,12 x 106 KN-m

Mr = (Fy – Fr) . Sx → dimana Fr = 110 Mpa

= (250 – 110) x 4020

= 562800 KN-m

17

Mn = cb [ Mr + ( Mp - Mr ) { (Lr−Lb)(Lr−Lp)

} ]

Page 18: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

Mu < ϕ Mn OK ! Dimensi profil yang direncanakan memenuhi syarat

γ = 9,86 mm

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Mn = (1,12 x 106+842505 )

2

= 842505 KN-m

Langkah VII : Kontrol Kekuatan

Mu ≤ ϕ Mn

Mu = 15962,69 KN-m

ϕ Mn = 758254,5 KN-m

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat

disimpulkan:

Ratio Mu

ϕ Mn=0,02105

0,02105 < 1 (AMAN SEKALI !!)

“Berdasarkan hasil cek ratio profil baja (IWF) yang

digunakan untuk diafragma zsasudah aman dan kuat untuk

menahan beban jembatan yang gtelah ditentukan.

3.2.1Cek Lendutan

γ izin = 1

800x L

= 1

800x 8,6

= 0,01075 m

Untuk mengecek lendutan yang tejadi pada jembatan yang

kami rancang, kami menggunakan program SAP2000 versi 14

dan hasilnya adalah sebagai berikut:

18

Page 19: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Berdasarkan hasil analisa SAP2000, lendutan yang kami

dapatkan adalah sebagai berikut:

BAB IV

PERENCANAAN RANGKA UTAMA

4.1 Analisa Struktur Dengan Beban Statis

“Struktur Pembebanan”

Data Rangka Utama

Panjang Bentang : 40 m Panjang Tiap Segmen : 4 m Tinggi Maksimum : 4 m Tinggi Minimum : 1,48 m

Perhitungan Beban Statis (Gaya-Gaya Batang)

Perhitungan gaya gaya batang dilakukan dengan

menggunakan metode Ritter dan beban dibuat P satu satuan.

19

γ izin > γ

10,8 mm > 9,86

mm

Page 20: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Reaksi Perletakan

ΣMA = 0

VB.40 = {P .(4+8+12+16+20+24+28+32+36)}+( 12

P × 40)VB = 5P

VA = VB = 5P

Potongan I - I

Potongan II - II

20

ΣMc = 0

( 5P – ½P ) . 4 – S2v . 4= 0

18 P – 4 . S2v

= 0

S2 = 4,261,48

. 4,5 P

S2 = 12,953 P

ΣMd = 0

( 5P – ½P ) . 4 + S1 . 1,48

= 0

Page 21: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Potongan III - III

Potongan IV - IV

21

ΣMd = 0

( 5P - ½ P) . 4 + S4 . 1,48 = 0

S4 = -12.162 P

ΣMe = 0

( 5P – ½ P) . 4 – P.4 – S2v.8 – S3.4

=0

36 P – 4 P – 36 P – 4S3

= 0

ΣMf = 0

( 5P – ½ P) . 4 – P.4 + S4.2,6 + S5v.4 +

S5h.1,12 = 0

36P – 4P + 2,6.(-12,162P) + S5.10,44,26

=

0

S5 = 4,2610,4

. 0,3788 P

S5 = 0,155 P

ΣMe = 0

( 5P – ½ P) . 4 – P.4 – S6v.4 - S6h.1,48

= 0

32 P – S6 10,44,15

= 0

Page 22: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Potongan V - V

22

ΣMg = 0

( 5P – ½ P).12 – P.8 – P.4 – S6h.1,48 – S6v.8 –

S7.4 = 0

54P – 8P – 4P – 14,884,15

. 12,769 P = 4S7

ΣMf = 0

( 5P – ½ P) . 4 – P.4 + S8.2,6 = 0

36 P – 4 P = -2,6 S8

S8 = - 322,6

P

S8 = -12,308 P

ΣMh = 0

( 5P – ½ P).12 – P.8 – P.4 + S9v.4 + S9h.0,78 +

S8.3,38 = 0

54P – 8P – 4P – 41,6 + 13,524,77

S9 = 0

S9 = - 0,141 P

ΣMg = 0

Page 23: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Potongan VI – VI

23

ΣMh = 0

( 5P – ½ P).12 – P.8 – P.4 + S9v.4 + S9h.0,78 +

S8.3,38 = 0

54P – 8P – 4P – 41,6 + 13,524,77

S9 = 0

S9 = - 0,141 P

ΣMg = 0

ΣMi = 0

( 5P – ½ P).16 – P.12 – P.8 – P.4 – S10v.8 – S10h.2,6 – S11.4 = 0

72P – 12P – 8P – 4P – 16,644,08

12,66 P – 4S11 = 0

S11 = -0,908 P

ΣMg = 0

( 5P – ½ P).12 – P.8 – P.4 + S12.3,38 = 0

54P – 8P – 4P + 3,38 S12 = 0

S12 = -12,426 P

Page 24: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Potongan VII – VII

Potongan VIII – VIII

24

ΣMj = 0

( 5P – ½ P).16 – P.12 – P.8 – P.4 + S12.3,85 + S13v.4 + S13h.3,38 =

0

72P – 12P – 8P – 4P – 3,85 . 12,426 P + 27,045,24

S13 = 0

S13 = - 0,054 P

ΣMk = 0

( 5P – ½ P).20 – P.16 – P.12 – P.8 – P.4 –S14h.3,38 – S14v.8 – S15.4

= 0

90P – 16p – 12P – 8P – 4P – 17,284,03

12,553P – 4 S15 = 0

S15 = - 0,965 P

ΣMj = 0

( 5P – ½ P).16 – P.12 – P.8 – P.4 + S16 . 3,85 = 0

ΣMi = 0

( 5P – ½ P).16 – P.12 – P.8 – P.4 – S14v . 4 – S14h . 3,38 =

0

72P – 12P – 8P – 4P – 15,44,03

S14 = 0

Page 25: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Potongan IX – IX

25

ΣMk = 0

( 5P – ½ P).20 – P.16 – P.12 – P.8 – P.4 –S14h.3,38 – S14v.8 – S15.4

= 0

90P – 16p – 12P – 8P – 4P – 17,284,03

12,553P – 4 S15 = 0

S15 = - 0,965 P

ΣMj = 0

( 5P – ½ P).16 – P.12 – P.8 – P.4 + S16 . 3,85 = 0

ΣMl = 0

( 5P – ½ P).20 – P.16 – P.12 – P.8 – P.4 + S16.4 + S17v.4 +

S17h.3,85 = 0

90P – 16P – 12P – 8P – 4P – 49,872 P + 30,85,55

S17 = 0

S17 = - 0,045 P

ΣMk = 0

( 5P – ½ P).20 – P.16 – P.12 – P.8 – P.4 – S18h . 3,85 – S18v . 4 =

0

90P – 16P – 12P – 8P – 4P - 16

4,003 S18 = 0

Page 26: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Potongan X – X

Berdasarkan perhitungan gaya-gaya batang dengan metode titik

buhul dan beban dalam P satu satuan diperoleh sebagai berikut:

26

ΣMn = 0

( 5P – ½ P).24 – P.20 – P.16 – P.12 – P.8 + S16 . 3,85 + S17v.8 +

S19.4 = 0

108 P – 20 P – 16 P – 12 P – 8 P – 48,0018 – 0,24973 + 4 S19 = 0

Page 27: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

27

Page 28: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

4.2 Analisa Struktur Dengan Beban Dinamis

Data Rangka Utama

Panjang Bentang : 40 m Panjang Tiap Segmen : 4 m Tinggi Maksimum : 4 m Tinggi Minimum : 1,48 m

Perhitungan Beban Dinamis (Beban Berjalan)

Perhitungan gaya gaya batang dilakukan dengan menggunakan

metode Ritter dan beban dibuat P satu satuan:

∑MB = 0

Ra. L – P (L−x ) = 0

Ra. L = P (L−x )

Ra = P .( L−x)

L

Ra = (L−x )

L

GP S1 (tekan)

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤4)

ΣMd = 0

Va . 4 – P ( 4 – x ) – S1 . 1,48 = 0

S1 = 4 Va−P(4−x )

1,48

b. Kondisi 2 ( 4≤x≤40 )

28

Page 29: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

ΣMd = 0

Va . 4 – S1 . 1,48 = 0

S1 = 4 Va1,48

GP S2 (tarik)

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤4 )

ΣMc = 0

Va . 4 – P (4 – x ) – S2v . 4 = 0

S2 = 4,261,48

. 4 Va−P(4−x )

4

b. Kondisi 2 ( 4≤x≤40 )

ΣMc = 0

Va . 4 – S2v . 4 = 0

S2 = 4,261,48

. Va

GP S3 (tekan)

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤8 )

ΣMe = 0

Va . 8 – P ( 8-x ) – S2v . 8 + S3 . 4 = 0

S3 = −8 Va+P (8−x )+8 S2 v

4

b. Kondisi 2 ( 8≤x≤40 )

29

Page 30: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

ΣMe = 0

Va . 8 – S2v . 8 + S3 . 4 = 0

S3 = −8 Va+8 S 2 v

4

GP S4 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤4 )

ΣMd = 0

Va . 4 – P (4 – x ) – S4 . 1,48 = 0

S4 = 4 Va−P (4−x )

1,48

b. Kondisi 2 ( 4≤x≤40 )

ΣMd = 0

Va . 4 – S4 . 1,48 = 0

S4 = 4 Va1,48

GP S5 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤8 )

ΣMf = 0

Va . 8 – P ( 8 – x ) – S4 . 2,6 – S5h . 2,6 = 0

S5 = 4,26

4.

8 Va−P (8− x ) –2,6 S 42,6

b. Kondisi 2 ( 8≤x≤40 )

ΣMf = 0

Va . 8 – S4 . 2,6 – S5h . 2,6 = 0

S5 = 4,26

4 .

8 Va−2,6 S 42,6

GP S6 ( tarik )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤8 )

ΣMe = 0

Va . 8 – P ( 8 – x ) - S6h . 2,6 = 0

30

Page 31: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

S6 = 4,15

4 .

8 Va+P(8−x)2,6

b. Kondisi 2 ( 8≤x≤40 )

ΣMe = 0

Va . 8 – S6h . 2,6 = 0

S6 = 4,15

4.8 Va2,6

GP S7 ( tarik )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤12 )

ΣMg = 0

Va.12 – P(12 – x) – S6h.1,48 – S6v.8 – S7.4 = 0

S7 = 12Va−P (12−x )−1,48 S 6 h−8 S6 v

4

b. Kondisi 2 ( 12≤x≤40 )

ΣMg = 0

Va.12 – S6h.1,48 – S6v.8 – S7.4 = 0

S7 = 12Va−1,48 S 6 h−8 S6 v

4

GP S8 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤8 )

ΣMf = 0

Va . 8 – P ( 8 – x ) – S8 . 2,6 = 0

S8 = 8 Va−P(8−x )

2,6

31

Page 32: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

b. Kondisi 2 ( 8≤x≤40 )

ΣMf = 0

Va . 8 – S8 . 2,6 = 0

S8 = 8 Va2,6

GP S9 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤12 )

ΣMh = 0

Va . 12 – P ( 12 – x ) – S8 . 3,38 – S9h . 3,38 = 0

S9 = 4,77

4.12 Va−P (12−x ) – 3,38 S 8

3,38

b. Kondisi 2 ( 12≤x≤40 )

ΣMh = 0

Va . 12 – S8 . 3,38 – S9h . 3,38 = 0

S9 = 4,77

4.12 Va−3,38 S8

3,38

GP S10 ( tarik )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤12 )

ΣMg = 0

Va . 12 – P ( 12 – x ) – S10h . 2,6 – S10v . 4 = 0

S10 = 12Va−P(12−x )

13,52 . 4,08

b. Kondisi 2 ( 12≤x≤40 )

ΣMg = 0

Va . 12 – S10h . 2,6 – S10v . 4 = 0

S10 = 12Va13,52

. 4,08

GP S11 ( tarik )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤16 )

ΣMi = 0

32

Page 33: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Va.16 – P(16-x) – S10h.2,6 – S10v.8 – S11.4 = 0

S11 = 16 Va−P (16−x )−2,6 S 10 h−8 S 10 v

4

b. Kondisi 2 ( 16≤x≤40 )

ΣMi = 0

Va.16 – S10h.2,6 – S10v.8 – S11.4 = 0

S11 = 16 Va−2,6 S 10 h−8 S 10 v

4

GP S12 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤12 )

ΣMh = 0

Va.12 – P(12-x) – S12.3,38 = 0

S12 = 12Va−P(12−x )

3,38

b. Kondisi 2 ( 12≤x≤40 )

ΣMh = 0

Va.12 – S12.3,38 = 0

S12 = 12Va3,38

GP S13 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤16 )

ΣMj = 0

33

Page 34: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Va.16 – P(16-x) – S12.3,85 – S13h.3,85 = 0

S13 = 5,24

416 Va−P (16−x )−3,85 S 12

3,85

b. Kondisi 2 ( 16≤x≤40 )

ΣMj = 0

Va.16 – S12.3,85 – S13h.3,85 = 0

S13 = 5,24

416 Va−3,85 S 12

3,85

GP S14 ( tarik )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤16 )

ΣMi = 0

Va.16 – P(16-x) – S14.3,38 – S14v.4 = 0

S11 = 16 Va−P (16−x )

15,4 . 4,03

b. Kondisi 2 ( 16≤x≤40 )

ΣMi = 0

Va.16 – S14.3,38 – S14v.4 = 0

S11 = 16 Va15,4

. 4,03

GP S15 ( tarik )

Kondisi 1 ( 0≤x≤20 )

34

Page 35: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

ΣMk = 0

Va.20 – P(20-x) – S14h.3,38 – S14v.8 – S15.4 = 0

S15 = 20Va−P (20−x )−3,38 S14 h−8 S14 v

4

a. Kondisi 2 ( 20≤x≤40 )

ΣMk = 0

Va.20 – S14h.3,38 – S14v.8 – S15.4 = 0

S15 = 20Va−3,38 S 14 h−8 S 14 v

4

GP S16 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤16 )

ΣMj = 0

Va.16 – P(16-x) – S16.3,85 = 0

S16 = 16 Va−P(16−x)

3,85

b. Kondisi 2 ( 16≤x≤40 )

ΣMj = 0

Va.16 – S16.3,85 = 0

S16 = 16 Va3,85

GP S17 ( tekan )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤20 )

ΣMl = 0

Va.20 – P(20-x) – S16.4 – S17h.4 = 0

S17 = 5.55

420Va−P (20−x )−4 S 16

4

b. Kondisi 2 ( 20≤x≤40 )

ΣMl = 0

Va.20 – S16.4 – S17h.4 = 0

S17 = 5.55

420Va−4 S 16

4

35

Page 36: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

GP S18 ( tarik )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤20 )

ΣMk = 0

Va.20 – P(20-x) – S18h.3,85 – S18v.4 = 0

S18 = 4,003

16 20Va – P(20-x)

b. Kondisi 2 ( 20≤x≤40 )

ΣMk = 0

Va.20 – S18h.3,85 – S18v.4 = 0

S18 = 4,003

16 20Va

GP S19 ( tarik )

a. Kondisi 1 ( 0≤x≤24 )

ΣMn = 0

Va.24 – P(24-x) – S18v.8 – S16.3,85 – S17h.3,85 –

S17v.4 – S19.4 = 0

36

Page 37: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

S19 = 24 Va – P(24−x )– 8 S18 v – 3,85 S16 – 3,85 S17 h – 4 S17 v

4

b. Kondisi 2 ( 24≤x≤40 )

ΣMn = 0

Va.24 – S18v.8 – S16.3,85 – S17h.3,85 – S17v.4 –

S19.4 = 0

S19 = 24 Va – 8 S 18 v – 3,85 S 16 – 3,85 S 17 h – 4 S 17 v

4

37

Page 38: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Tabel Beban Berjalan dalam P Satu Satuan

(Perhitungan Menggunakan Analisa SAP2000)

Jarak Ra Rb S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19

0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00,5 1,0 0,0 -0,3 0,3 -0,1 -0,3 0,2 0,2 -0,1 -0,2 0,1 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,01,0 1,0 0,0 -0,6 0,6 -0,3 -0,6 0,3 0,3 -0,1 -0,3 0,1 0,2 -0,1 -0,2 0,1 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,1 0,01,5 1,0 0,0 -0,9 1,0 -0,4 -0,9 0,5 0,5 -0,2 -0,5 0,2 0,3 -0,1 -0,3 0,1 0,2 -0,1 -0,2 0,1 0,2 0,02,0 1,0 0,1 -1,2 1,3 -0,5 -1,2 0,6 0,6 -0,2 -0,6 0,2 0,4 -0,1 -0,4 0,1 0,3 -0,1 -0,3 0,1 0,3 0,02,5 0,9 0,1 -1,5 1,6 -0,6 -1,5 0,8 0,8 -0,3 -0,8 0,3 0,5 -0,2 -0,5 0,2 0,4 -0,1 -0,4 0,1 0,3 0,03,0 0,9 0,1 -1,8 1,9 -0,7 -1,8 1,0 1,0 -0,3 -0,9 0,4 0,6 -0,2 -0,6 0,2 0,5 -0,1 -0,5 0,1 0,4 0,03,5 0,9 0,1 -2,1 2,3 -0,9 -2,1 1,1 1,1 -0,4 -1,1 0,4 0,7 -0,2 -0,7 0,2 0,5 -0,2 -0,5 0,1 0,4 0,04,0 0,9 0,1 -2,4 2,6 -1,0 -2,4 1,3 1,3 -0,4 -1,2 0,5 0,8 -0,3 -0,8 0,3 0,6 -0,2 -0,6 0,2 0,5 0,04,5 0,9 0,1 -2,4 2,6 -0,9 -2,4 1,1 1,4 -0,5 -1,4 0,5 0,9 -0,3 -0,9 0,3 0,7 -0,2 -0,7 0,2 0,6 0,05,0 0,9 0,1 -2,4 2,5 -0,7 -2,4 0,9 1,6 -0,6 -1,5 0,6 1,1 -0,3 -1,0 0,3 0,8 -0,2 -0,8 0,2 0,6 0,05,5 0,9 0,1 -2,3 2,5 -0,6 -2,3 0,7 1,8 -0,6 -1,7 0,7 1,2 -0,4 -1,1 0,4 0,9 -0,2 -0,9 0,2 0,7 -0,16,0 0,9 0,2 -2,3 2,4 -0,5 -2,3 0,5 1,9 -0,7 -1,8 0,7 1,3 -0,4 -1,2 0,4 0,9 -0,3 -0,9 0,3 0,8 -0,16,5 0,8 0,2 -2,3 2,4 -0,4 -2,3 0,3 2,1 -0,7 -2,0 0,8 1,4 -0,4 -1,3 0,4 1,0 -0,3 -1,0 0,3 0,8 -0,17,0 0,8 0,2 -2,2 2,4 -0,3 -2,2 0,1 2,2 -0,8 -2,2 0,8 1,5 -0,5 -1,4 0,5 1,1 -0,3 -1,1 0,3 0,9 -0,17,5 0,8 0,2 -2,2 2,3 -0,1 -2,2 -0,1 2,4 -0,8 -2,3 0,9 1,6 -0,5 -1,6 0,5 1,2 -0,3 -1,2 0,3 0,9 -0,18,0 0,8 0,2 -2,2 2,3 0,0 -2,2 -0,3 2,6 -0,9 -2,5 1,0 1,7 -0,5 -1,7 0,5 1,3 -0,3 -1,2 0,3 1,0 -0,18,5 0,8 0,2 -2,1 2,3 0,0 -2,1 -0,3 2,5 -0,8 -2,4 0,8 1,8 -0,6 -1,8 0,6 1,3 -0,4 -1,3 0,4 1,1 -0,19,0 0,8 0,2 -2,1 2,2 0,0 -2,1 -0,3 2,5 -0,6 -2,4 0,6 1,9 -0,6 -1,9 0,6 1,4 -0,4 -1,4 0,4 1,1 -0,19,5 0,8 0,2 -2,1 2,2 0,0 -2,1 -0,3 2,4 -0,5 -2,3 0,5 2,0 -0,6 -2,0 0,6 1,5 -0,4 -1,5 0,4 1,2 -0,1

10,0 0,8 0,3 -2,0 2,2 0,0 -2,0 -0,3 2,4 -0,4 -2,3 0,3 2,1 -0,7 -2,1 0,7 1,6 -0,4 -1,6 0,4 1,3 -0,110,5 0,7 0,3 -2,0 2,1 0,0 -2,0 -0,3 2,4 -0,3 -2,3 0,1 2,2 -0,7 -2,2 0,7 1,6 -0,5 -1,6 0,4 1,3 -0,1

38

Page 39: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

11,0 0,7 0,3 -2,0 2,1 0,0 -2,0 -0,3 2,3 -0,1 -2,2 -0,1 2,3 -0,7 -2,3 0,7 1,7 -0,5 -1,7 0,5 1,4 -0,111,5 0,7 0,3 -1,9 2,1 0,0 -1,9 -0,3 2,3 0,0 -2,2 -0,2 2,4 -0,8 -2,4 0,8 1,8 -0,5 -1,8 0,5 1,4 -0,112,0 0,7 0,3 -1,9 2,0 0,0 -1,9 -0,3 2,2 0,1 -2,2 -0,4 2,5 -0,8 -2,5 0,8 1,9 -0,5 -1,9 0,5 1,5 -0,112,5 0,7 0,3 -1,9 2,0 0,0 -1,9 -0,3 2,2 0,1 -2,1 -0,4 2,5 -0,7 -2,4 0,6 2,0 -0,5 -1,9 0,5 1,6 -0,113,0 0,7 0,3 -1,8 1,9 0,0 -1,8 -0,3 2,2 0,1 -2,1 -0,4 2,4 -0,5 -2,4 0,5 2,0 -0,6 -2,0 0,6 1,6 -0,113,5 0,7 0,3 -1,8 1,9 0,0 -1,8 -0,3 2,1 0,1 -2,0 -0,4 2,4 -0,4 -2,4 0,3 2,1 -0,6 -2,1 0,6 1,7 -0,114,0 0,7 0,4 -1,8 1,9 0,0 -1,8 -0,3 2,1 0,1 -2,0 -0,4 2,4 -0,3 -2,3 0,2 2,2 -0,6 -2,2 0,6 1,8 -0,114,5 0,6 0,4 -1,7 1,8 0,0 -1,7 -0,3 2,0 0,1 -2,0 -0,4 2,3 -0,2 -2,3 0,0 2,3 -0,6 -2,3 0,6 1,8 -0,115,0 0,6 0,4 -1,7 1,8 0,0 -1,7 -0,2 2,0 0,1 -1,9 -0,4 2,3 -0,1 -2,2 -0,2 2,4 -0,6 -2,3 0,6 1,9 -0,115,5 0,6 0,4 -1,7 1,8 0,0 -1,7 -0,2 2,0 0,1 -1,9 -0,3 2,2 0,1 -2,2 -0,3 2,4 -0,7 -2,4 0,7 1,9 -0,116,0 0,6 0,4 -1,6 1,7 0,0 -1,6 -0,2 1,9 0,1 -1,8 -0,3 2,2 0,2 -2,1 -0,5 2,5 -0,7 -2,5 0,7 2,0 -0,216,5 0,6 0,4 -1,6 1,7 0,0 -1,6 -0,2 1,9 0,1 -1,8 -0,3 2,1 0,2 -2,1 -0,5 2,5 -0,6 -2,4 0,5 2,1 -0,217,0 0,6 0,4 -1,6 1,7 0,0 -1,6 -0,2 1,8 0,1 -1,8 -0,3 2,1 0,2 -2,0 -0,5 2,4 -0,5 -2,4 0,4 2,1 -0,217,5 0,6 0,4 -1,5 1,6 0,0 -1,5 -0,2 1,8 0,1 -1,7 -0,3 2,0 0,2 -2,0 -0,4 2,4 -0,3 -2,3 0,2 2,2 -0,218,0 0,6 0,5 -1,5 1,6 0,0 -1,5 -0,2 1,8 0,1 -1,7 -0,3 2,0 0,2 -2,0 -0,4 2,3 -0,2 -2,3 0,0 2,3 -0,218,5 0,5 0,5 -1,5 1,5 0,0 -1,5 -0,2 1,7 0,1 -1,7 -0,3 1,9 0,2 -1,9 -0,4 2,2 -0,1 -2,2 -0,1 2,3 -0,219,0 0,5 0,5 -1,4 1,5 0,0 -1,4 -0,2 1,7 0,1 -1,6 -0,3 1,9 0,2 -1,9 -0,4 2,2 0,0 -2,2 -0,3 2,4 -0,219,5 0,5 0,5 -1,4 1,5 0,0 -1,4 -0,2 1,6 0,1 -1,6 -0,3 1,9 0,2 -1,8 -0,4 2,1 0,1 -2,1 -0,4 2,4 -0,220,0 0,5 0,5 -1,4 1,4 0,0 -1,4 -0,2 1,6 0,1 -1,5 -0,3 1,8 0,2 -1,8 -0,4 2,1 0,3 -2,1 -0,6 2,5 -0,220,5 0,5 0,5 -1,3 1,4 0,0 -1,3 -0,2 1,6 0,1 -1,5 -0,3 1,8 0,2 -1,7 -0,4 2,0 0,2 -2,0 -0,6 2,4 -0,221,0 0,5 0,5 -1,3 1,4 0,0 -1,3 -0,2 1,5 0,1 -1,5 -0,3 1,7 0,1 -1,7 -0,4 2,0 0,2 -2,0 -0,6 2,4 -0,221,5 0,5 0,5 -1,3 1,3 0,0 -1,3 -0,2 1,5 0,1 -1,4 -0,3 1,7 0,1 -1,6 -0,4 1,9 0,2 -1,9 -0,5 2,3 -0,222,0 0,5 0,6 -1,2 1,3 0,0 -1,2 -0,2 1,4 0,1 -1,4 -0,3 1,6 0,1 -1,6 -0,4 1,9 0,2 -1,9 -0,5 2,3 -0,222,5 0,4 0,6 -1,2 1,3 0,0 -1,2 -0,2 1,4 0,1 -1,3 -0,2 1,6 0,1 -1,6 -0,3 1,8 0,2 -1,8 -0,5 2,2 -0,223,0 0,4 0,6 -1,1 1,2 0,0 -1,1 -0,2 1,4 0,1 -1,3 -0,2 1,5 0,1 -1,5 -0,3 1,8 0,2 -1,8 -0,5 2,1 -0,223,5 0,4 0,6 -1,1 1,2 0,0 -1,1 -0,2 1,3 0,1 -1,3 -0,2 1,5 0,1 -1,5 -0,3 1,7 0,2 -1,7 -0,5 2,1 -0,224,0 0,4 0,6 -1,1 1,2 0,0 -1,1 -0,2 1,3 0,1 -1,2 -0,2 1,4 0,1 -1,4 -0,3 1,7 0,2 -1,7 -0,5 2,0 -0,2

39

Page 40: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

24,5 0,4 0,6 -1,0 1,1 0,0 -1,0 -0,2 1,2 0,1 -1,2 -0,2 1,4 0,1 -1,4 -0,3 1,6 0,2 -1,6 -0,5 1,9 -0,125,0 0,4 0,6 -1,0 1,1 0,0 -1,0 -0,1 1,2 0,1 -1,2 -0,2 1,4 0,1 -1,3 -0,3 1,6 0,2 -1,6 -0,4 1,9 -0,125,5 0,4 0,6 -1,0 1,0 0,0 -1,0 -0,1 1,2 0,1 -1,1 -0,2 1,3 0,1 -1,3 -0,3 1,5 0,2 -1,5 -0,4 1,8 -0,126,0 0,4 0,7 -0,9 1,0 0,0 -0,9 -0,1 1,1 0,0 -1,1 -0,2 1,3 0,1 -1,2 -0,3 1,5 0,2 -1,5 -0,4 1,8 -0,126,5 0,3 0,7 -0,9 1,0 0,0 -0,9 -0,1 1,1 0,0 -1,0 -0,2 1,2 0,1 -1,2 -0,3 1,4 0,2 -1,4 -0,4 1,7 -0,127,0 0,3 0,7 -0,9 0,9 0,0 -0,9 -0,1 1,0 0,0 -1,0 -0,2 1,2 0,1 -1,2 -0,3 1,4 0,2 -1,4 -0,4 1,6 -0,127,5 0,3 0,7 -0,8 0,9 0,0 -0,8 -0,1 1,0 0,0 -1,0 -0,2 1,1 0,1 -1,1 -0,2 1,3 0,2 -1,3 -0,4 1,6 -0,128,0 0,3 0,7 -0,8 0,9 0,0 -0,8 -0,1 1,0 0,0 -0,9 -0,2 1,1 0,1 -1,1 -0,2 1,3 0,2 -1,2 -0,4 1,5 -0,128,5 0,3 0,7 -0,8 0,8 0,0 -0,8 -0,1 0,9 0,0 -0,9 -0,2 1,0 0,1 -1,0 -0,2 1,2 0,1 -1,2 -0,3 1,4 -0,129,0 0,3 0,7 -0,7 0,8 0,0 -0,7 -0,1 0,9 0,0 -0,8 -0,2 1,0 0,1 -1,0 -0,2 1,2 0,1 -1,1 -0,3 1,4 -0,129,5 0,3 0,7 -0,7 0,8 0,0 -0,7 -0,1 0,8 0,0 -0,8 -0,1 0,9 0,1 -0,9 -0,2 1,1 0,1 -1,1 -0,3 1,3 -0,130,0 0,3 0,8 -0,7 0,7 0,0 -0,7 -0,1 0,8 0,0 -0,8 -0,1 0,9 0,1 -0,9 -0,2 1,0 0,1 -1,0 -0,3 1,3 -0,130,5 0,2 0,8 -0,6 0,7 0,0 -0,6 -0,1 0,8 0,0 -0,7 -0,1 0,9 0,1 -0,8 -0,2 1,0 0,1 -1,0 -0,3 1,2 -0,131,0 0,2 0,8 -0,6 0,6 0,0 -0,6 -0,1 0,7 0,0 -0,7 -0,1 0,8 0,1 -0,8 -0,2 0,9 0,1 -0,9 -0,3 1,1 -0,131,5 0,2 0,8 -0,6 0,6 0,0 -0,6 -0,1 0,7 0,0 -0,7 -0,1 0,8 0,1 -0,8 -0,2 0,9 0,1 -0,9 -0,2 1,1 -0,132,0 0,2 0,8 -0,5 0,6 0,0 -0,5 -0,1 0,6 0,0 -0,6 -0,1 0,7 0,1 -0,7 -0,2 0,8 0,1 -0,8 -0,2 1,0 -0,132,5 0,2 0,8 -0,5 0,5 0,0 -0,5 -0,1 0,6 0,0 -0,6 -0,1 0,7 0,1 -0,7 -0,1 0,8 0,1 -0,8 -0,2 0,9 -0,133,0 0,2 0,8 -0,5 0,5 0,0 -0,5 -0,1 0,6 0,0 -0,5 -0,1 0,6 0,1 -0,6 -0,1 0,7 0,1 -0,7 -0,2 0,9 -0,133,5 0,2 0,8 -0,4 0,5 0,0 -0,4 -0,1 0,5 0,0 -0,5 -0,1 0,6 0,1 -0,6 -0,1 0,7 0,1 -0,7 -0,2 0,8 -0,134,0 0,2 0,9 -0,4 0,4 0,0 -0,4 -0,1 0,5 0,0 -0,5 -0,1 0,5 0,0 -0,5 -0,1 0,6 0,1 -0,6 -0,2 0,8 -0,134,5 0,1 0,9 -0,4 0,4 0,0 -0,4 -0,1 0,4 0,0 -0,4 -0,1 0,5 0,0 -0,5 -0,1 0,6 0,1 -0,6 -0,2 0,7 -0,135,0 0,1 0,9 -0,3 0,4 0,0 -0,3 0,0 0,4 0,0 -0,4 -0,1 0,5 0,0 -0,4 -0,1 0,5 0,1 -0,5 -0,1 0,6 0,035,5 0,1 0,9 -0,3 0,3 0,0 -0,3 0,0 0,4 0,0 -0,3 -0,1 0,4 0,0 -0,4 -0,1 0,5 0,1 -0,5 -0,1 0,6 0,036,0 0,1 0,9 -0,3 0,3 0,0 -0,3 0,0 0,3 0,0 -0,3 -0,1 0,4 0,0 -0,4 -0,1 0,4 0,1 -0,4 -0,1 0,5 0,036,5 0,1 0,9 -0,2 0,3 0,0 -0,2 0,0 0,3 0,0 -0,3 0,0 0,3 0,0 -0,3 -0,1 0,4 0,0 -0,4 -0,1 0,4 0,037,0 0,1 0,9 -0,2 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,3 0,0 -0,3 -0,1 0,3 0,0 -0,3 -0,1 0,4 0,037,5 0,1 0,9 -0,2 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,3 0,0 -0,3 -0,1 0,3 0,0

40

Page 41: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

38,0 0,1 1,0 -0,1 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,2 0,0 -0,2 -0,1 0,3 0,038,5 0,0 1,0 -0,1 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,2 0,0 -0,2 0,0 0,2 0,039,0 0,0 1,0 -0,1 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,039,5 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,040,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Max (tarik) 0,0 2,6 0,0 0,0 1,3 2,6 0,1 0,0 1,0 2,5 0,2 0,0 0,8 2,5 0,3 0,0 0,7 2,5 0,0Min (tekan) -2,4 0,0 -1,0 -2,4 -0,3 0,0 -0,9 -2,5 -0,4 0,0 -0,8 -2,5 -0,5 0,0 -0,7 -2,5 -0,6 0,0 -0,2

41

Page 42: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Grafik Beban Berjalan

(Kontrol Hitungan)

Grafik untuk Batang S1 – Batang S3

-3.0

-2.0

-1.0

0.0

1.0

2.0

3.0

Batang S1 Batang S2 Batang S3

Grafik untuk Batang S4 – Batang S6

-3.0

-2.0

-1.0

0.0

1.0

2.0

3.0

Batang S4 Batang S5 Batang S6

42

Page 43: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Grafik untuk Batang S7 – Batang S9

-3.0

-2.5

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

Batang S7 Batang S8 Batang S9

Grafik untuk Batang S10 – Batang S12

-3.0

-2.0

-1.0

0.0

1.0

2.0

3.0

Batang S10 Batang S11 Batang S12

43

Page 44: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Grafik untuk Batang S13 – Batang S15

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Batang S13 Batang S14 Batang S15

Grafik untuk Batang S13 – Batang S15

-3.0

-2.0

-1.0

0.0

1.0

2.0

3.0

Batang S16 Batang S17 Batang S18 Batang S19

44

Page 45: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

“Berdasarkan grafik analisa beban dinamis , maka dapat

dipastikan bahwa perhitungan beban dinamis pada

rangka jembatan tersebut sudah benar.”

4.3 Pembebanan Rangka Utama

QDL total = QDL Railing + QDL Aspal + QDL Trotoar + QDL Beton

= 1,51 + 5,72 + 31,2 + 55,68

= 94,11 KN/m

Ra total= QDL total x ½ b

= 94,11 KN/m x ½ (8,6) m

= 404,673 KN

Beban Mati (PDL)

Beban mati + diafragma = Ra x faktor beban

= 404,673 KN x 1,1

= 445,14 KN

Beban Hidup (PLL)

Beban pajalan kaki = beban pejalan kaki x lebar trotoar x

panjang segmen x faktor beban

= 5 x 0,8 x 4 x 2

= 32 KN

Beban lajur = beban lajur x lebar jembatan x

panjang segmen x faktor beban x

0,5

= 9 x 0,86 x 4 x 2 x 0,5

= 309,6 KN

Beban genangan air = beban genangan air x lebar jalan x

panjang segmen x faktor beban x

0,5

= 7 KN

Beban Berjalan (PKEL)

45

Page 46: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Beban garis (KEL) = KEL x lebar jembatan x x (DLA + 1)

x faktor beban x 0,5

= 49 x 8,6 x 1,4 x 2 x 0,5

= 589,96 KN

Beban-beban yang diperoleh dimasukan/dikalikan dengan nilai-

nilai beban statis dan dinamis yang telah diperhitungkan sehingga

diperoleh nilai Pu.Tabel perhitungan nilai Pu karena beban statis

(beban mati dan beban hidup) dan beban dinamis disajikan

didalam tabel berikut.

Tabel Perhitungan Pembebanan karena Beban statis

(Beban mati & Beban Hidup) dan Beban Dinamis

4.4 Pembebanan Rangka Utama

a.Perhitungan Batang Tarik

Pu = 11822,49 KN (Batang S2)

Ø Tarik = 0,9

46

Page 47: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Ø Fraktur = 0,75

Fy = 250 Mpa

Fu = 410 Mpa

Dbaut = 30 mm

Perhitungan Beban Sendiri

Berat sendiri = 200 + 10 L

= 200 + 10 (40)

= 600 Kg/m

→ = 600 Kg/m x tinggi rata-rata

= 600 Kg/m x 4 m

= 2400 Kg

Beban per joint = 2420

= 12 KN

→ = 1,2 KN x Koef S2

= 1,2 KN x 12,967

= 15,56 KN

Perhitungan Berat Sambungan

Sambungan = 10% x berat sendiri

= 10% x 2,4 KN

Beban per joint = 2,420

= 0,12 KN

Sehingga nilai Pu menjadi sebagai berikut:

∑Pu = 11822,49 KN + 15,56 KN + 0,12 KN

= 11838,17 KN

Preliminary Design

Pu ≤ Ø Pn

Pu = Ø fy x Ag

Ag = Pu

Ø fy

47

Page 48: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

= 11838,170,9 x 250

= 52614,09 mm2 = 526,14 cm2

Property Penampang yang dipilih

Dari tabel baja Rudi Gunawan, dipilih profil baja sebagai

berikut:

IWF = 933 x 423 x 24 x 42,67

H = 933 mm Berat = 446,4 Kg/m

B = 423 mm Ix = 844,6 cm4

tw = 24 mm Iy = 46,73 cm4

tf = 42,67 mm ix = 385,3 mm

r = 25,9 mm iy = 94,7 mm

A = 588,8 cm2 Zx = 2410,9 cm3

Cek Kuat Leleh Tarik

Pu ≤ Ø Pn

Ø Pn = 0,9 x Ag x fy

= 0,9 x 588,8 x 25

= 13248 KN

11838,17 KN < 13248 KN

Pu ≤ Ø Pn (OK!)

Cek Kuat Fraktur

Pu ≤ Ø Pn

Ø Pn = 0,75 x Ae x fu

An = Ag – 4 (luas lubang)

= 588,8 – 4 {( 42,6710 )×( 30

10 )}48

Page 49: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

= 588,8 – 51,204

= 537,596 mm2

Ae = An x U

= 537,596 mm2 x 0,9

= 483,836 mm2

Ø Pn = 0,75 x 410 x 483,836

10

= 14877,97 KN

11838,17 KN < 14877,97 KN

Pu ≤ Ø Pn (OK!!)

b. Perhitungan Batang Tekan

Pu = -11367,36 KN (Batang S3)

Ø Tarik = 0,85

Fy = 250 Mpa

Fu = 410 Mpa

K = 1

L = 4 m

E = 200000 Mpa

∑ Pu = 11383,04 KN

Preliminary Design

Ag = Pu

Ø fy

= 11383,040,9 x 250

= 50591,29 mm2 = 505,91 cm2

Properti Penampang yang Dipilih

Dari tabel baja Rudi Gunawan, dipilih profil baja sebagai

berikut:

IWF = 933 x 423 x 24 x 42,67

49

Page 50: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

H = 933 mm Berat = 446,4 Kg/m

B = 423 mm Ix = 844,6 cm4

tw = 24 mm Iy = 46,73 cm4

tf = 42,67 mm ix = 385,3 mm

r = 25,9 mm iy = 94,7 mm

A = 588,8 cm2 Zx = 2410,9 cm3

Cek Kelangsingan Penampang

k . Lr min

≤ 140

4

( 94,710000 ) ≤ 140 → 42,239 ≤ 140 (OK!)

Cek Kekompakan Penampang

a. Flens

λ = b

2tf

λ = 423

85,34

λ = 4,96 mm

b. Web

h = H – (2.tf ) – (2.r)

= 795,86 mm

λ = htw

λ = 795,86

24

λ = 33,16 mm

50

λr = 250

√Fy

λr = 250

√250

λr = 15,81 mm

λ < λr (OK!)

λr = 665

√Fy

λr = 665

√250

λr = 42,06 mm

Page 51: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Cek Kuat Tekan Nominal

Φ Pn = 0,85 . Ag . (fy /ω)

λc = k . L

r min . π .√ FyE

λc = 4

0,0947. π .√ 25. 104

2.108 = 0,475

Di dapatkan bahwa λc < 1,5 maka ω = 1/(0,66 λc2 )

Sehingga,

Ω = 1

0,66λc 2 = 1,098

Fcr = FyΩ

= 227,59 Mpa

Φ Pn = (0,85 x 22,759 x 588,8)

Φ Pn = 11390,7 KN

11383 KN < 11390,7 KN

Pu ≤ Ø Pn (OK!)

“Berdasarkan perhitungan ternyata diperoleh profil yang

memenuhi syarat dan kuat menahan gaya aksial dari beban

yang telah ditentukan adalah profil IWF 933 x 423 x 24 x

42,67.”

51

λ < λr (OK!)

Page 52: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB V

PERENCANAAN SAMBUNGAN BAUT

5.1 Desain Sambungan Baut

a. Pada sambungan A

- Pu : 11,822,49 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

52

Page 53: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

12293 > 11822 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11822 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11822 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11822 KN (OK !)

Detail sambungan di Joint A

b. Pada sambungan B

53

Page 54: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

- Pu : 11088 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11088 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11088 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11088 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

54

Page 55: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

ϕPn=13969 KN>11088 KN (OK !)

Detail sambungan di Joint B

c. Pada sambungan C

- Pu : 11822 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11822 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

55

Page 56: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

= 39658

39658 > 11822 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11822 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11822 KN (OK !)

Detail sambungan di Joint C

d. Pada sambungan D

- Pu : 11222 KN

- D baut : 30 mm

56

Page 57: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11222 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11222 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11222 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11222 KN (OK !)

57

Page 58: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Detail sambungan di Joint D

e. Pada sambungan E

- Pu : 11653 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11623 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11623 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

58

Page 59: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11623 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11623 KN (OK !)

Detail sambungan di Joint E

f. Pada sambungan F

- Pu : 11329 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

59

Page 60: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11329 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11329 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11329 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11329 KN (OK !)

60

Page 61: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Detail sambungan di Joint F

g. Pada sambungan G

- Pu : 11542 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11542 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11542 (OK !)

61

Page 62: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11542 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11542 KN (OK !)

Detail sambungan di Joint G

h. Pada sambungan H

- Pu : 11367 KN

- D baut : 30 mm

62

Page 63: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11367 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11367 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11367 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11367 KN (OK !)

63

Page 64: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Detail sambungan di Joint G

i. Pada sambungan I

- Pu : 11445 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11445 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

64

Page 65: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11445 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11445 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11445 KN (OK !)

Detail sambungan di Joint I

65

Page 66: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

j. Pada sambungan J

- Pu : 11367 KN

- D baut : 30 mm

- A baut : 706,5 mm2

- Jumlah baut (n) : 32 buah (8 baris)

- S : 90 mm

- S1 : 45 mm

- S2 : 60 mm

- T plat : 45 mm

- Tf : 42,67 mm

Cek Kekuatan Geser

Vd = 0,75 x 725 x0,5 x 706,5 x 2 x 32

= 12293

12293 > 11367 (OK !)

Cek Kuat Tumpu

Rd = 2,4 x 0,75 x 30 x 45 x 510 x 32

= 39658

39658 > 11367 (OK !)

Baut yang Memikul Gaya Tarik

Td = 0,75 x 725 x 706,5 x 32

= 12293

12293 > 11367 (OK !)

Cek Block Shear

Agt=4× S 1 ×tf =7680,6 mm2

Ant=4 × S 1 ×tf −4( D lubang2 )tf =5120,4 mm2

Ags=4 ( S 2+3S ) tf=56324 mm2

Ans=4 ( S 2+3S ) tf−4 ×3,5 D lubang× tf =38403mm2

FuAnt=3712,3 KN

66

Page 67: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

0,6 FuAnt=16705 KN

→ 16705>3712,3

ϕPn=13969 KN>11367 KN (OK !)

Detail sambungan di Joint J

67

Page 68: Perhitungan Perencanaan Jembatan Baja Rangka Bawah

POLITEKNIK NEGERI JAKARTATUGAS BESAR KONSTRUKSI BAJA I

PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB VI

PENUTUP

Dengan selesainya makalah ini, kita dapat memahami berbagai

macam hal mengenai perencanaan jembatan rangka baja, dengan

perhitungan manual maupun menggunakan aplikasi yang

menyangkut ke dalam jurusan teknik sipil. Makalah ini pun

diharapkan dapat menambah keingintahuan pembaca mengenai

perencanaan jembatan rangka baja, karena jembatan rangka baja

adalah suatu perencanaan jembatan untuk masa depan.

Selain mengetahui perencanaan jembatan rangka baja,

diharapkan pula kita dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata,

minimal yang terdapat di sekitar lingkungan kita agar dapat berfungsi

dalam jangka waktu yang lama.

Sekian makalah yang dapat kami buat, kurang lebihnya mohon

maaf jika terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam pembuatan

makalah ini.

68