Perhitungan Medan Listrik Di Sekitar Area SUTET.doc
-
Upload
marinesari -
Category
Documents
-
view
65 -
download
17
description
Transcript of Perhitungan Medan Listrik Di Sekitar Area SUTET.doc
Analisa Perhitungan Medan Listrik Di Sekitar Area SUTET
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam upaya terlaksananya pembangunan yang merata maka PLN bertugas untuk
mendistribusikan listrik dari sumber pembangit listrik ke daerah- daerah lain yang
membutuhkan. Mengingat luas negara Indonesia yang sangat luas sehingga jarak yang
dibutuhkan dari sumber pembangkit listrik ke daerah tujuan juga sangat jauh. Jika ditinjau
maka ini merupakan suatu masalah, kerena apabila listrik ditransmisikan pada jarak yang
jauh melalui suatu konduktor, maka lama-kelamaan energi listrik tersebut akan berkurang
karena telah berubah menjadi energi panas pada kebel listrik. Untuk menghindari hal
tersebut maka salah satu cara yang dilakukan oleh PLN yaitu dengan menaikan tegangan
listrik, hal tersebut sesuai dengan hukum fisika yaitu pada tegangan yang sangan tinggi dan
kuat arus yang rendah maka listrik tidak akan berubah menjadi energi panas saat dilewatkan
pada suatu konduktor. Maka dari itulah dalam pendistribusian listrik dikenal istilah Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran
tersebut merupakan kabel-kabel yang dihubungkan pada menara yang sangat tinggi.
II. Tujuan
1. Untuk menganalisa bagaimana pengaruh medan listrik pada daerah
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran tersebut merupakan
kabel-kabel yang dihubungkan pada menara yang sangat tinggi.
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk
mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai
distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik
di transmisikan oleh suatu bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran
Transmisi Listrik.
Berdasarkan sistem transmisi dan kapasitas tegangan yang disalurkan
terdiri:
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit
dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari
penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh
operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar
dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi,
memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga
memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET
adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1
sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan
penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila
kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing
phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas
konduktor disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari.
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV
Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang
menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori
saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota, karena berada
didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah
terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki
kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya
menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.
HUKUM OHM
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar
dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini
tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap
digunakan dengan alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
Dimana :
adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere.
adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar
dalam satuan volt.
adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.
Hukum Gauss :
Fluks listrik melalui permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan di
dalam permukaan itu
Hukum Gauss bentuk integral
Hukum Gauss bentuk diferensial
Medan Listrik
Medan listrik dikatakan terjadi di sebuah titik jika ada gaya listrik yang dialami oleh sebuah
benda bermuatan yang ditempatkan di titik tersebut. Medan listrik dari kawat saluran
transmisi ini ditentukan melalui tinjauan elektrostatik dimana medan listrik tersebut
merupakan medan listrik sesaat. Penelitian mengenai hukum gaya antara benda bermuatan
pertama kali dilakukan oleh Charles Augustin de Coulomb pada tahun 1784. Hukum yang
kemudian dikenal dengan nama hukum Coulomb. Persamaan untuk gaya antara dua muatan
titik adalah sebagai berikut ,
Dari pencarian informasi didapatkan bahwa :
1.
Untuk mencari I digunakan hukum ohm
2.
3.
4.
Maka untuk mencari R digunakan persamaan
5.
6.
7.
Maka untuk mencari J (rapat arus muatan) pada kabel jenis Cross Link
Poly Etheline (XLPE)
8. S
9. S
10. s
\
Pembahasan
Sistem transmisi ini mengklasifikasikan jaringan transmisi salah
satunya berdasarkan tegangan. Ada yang tegangan rendah, menengah,
tinggi dan extra tinggi. Pengklasifikasian ini lah yang akhirnya melahirkan
SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) dan SUTET (Saluran Udara
Tegangan Extra Tinggi). Artinya, daya listrik yang melalui kabel jaringan
SUTET memiliki tegangan yang extra tinggi di atas 200 KV. Sedangkan
adiknya (SUTT) memiliki tegangan 30 - 150 KV).
ang dihantarkan adalah daya (P). Daya sebanding dengan Arus (I) dan
tegangan (V). Sedangkan Arus sebanding dengan Tegangan dan
berbanding terbalik dengan Hambatan.
V = I*R
I = V/R
P = I*V
P = daya (watt)
I = Arus (Ampere)
V = tegangan (Volt)
R = hambatan (ohm)
Dengan mensubsitusi Arus menjadi V/R, maka didapatkan Daya
sebanding dengan kuadrat tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan.
P = (V/R)*V
P = V2/R
Besarnya hambatan sebanding dengan hambatan jenis (r), panjang
konduktor dan berbanding terbalik dengan luas penampang.
R = r* L/A
r = E/J
r = hambatan jenis (ohm.m)
E = medan listrik
J = rapat arus
L = panjang konduktor (m)
A = luas penampang (m2) Dengan mensubsitusikan hambatan ke
persamaan daya, maka didapatkan
P = V2 / (r* L/A) P = V2*A/r* L
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa agar daya besar dapat
tetap dikirimkan dengan tetap mempertahankan tegangan kecil, maka:
1. Kita melihat kondisi bahwa untuk suntet medan listrik dikatakan terjadi di
sebuah titik jika ada gaya listrik yang dialami oleh sebuah benda bermuatan yang ditempatkan
di titik tersebut. Medan listrik dari kawat saluran transmisi ini ditentukan melalui tinjauan
elektrostatik dimana medan listrik tersebut merupakan medan listrik sesaat. Sehingga hukum
Gauss dipergunakan untuk perhitungan benda-benda bermuatan yang dikelilingi oleh sebuah
permukaan tertutup sembarang bentuk dari bentuk geometrik. Menurut hukum Gauss:
q= ∫D.dA
q= ∫D.dA; A=2π.r.l
q=D.2π .r.l
q =E.ε .2π.r
SUTT / SUTET tersebut berupa kawat telanjang yang tidak dibungkus oleh media isolasi,
seperti kabel, sehingga kawat telanjang tersebut harus ditopang oleh Tower,
1. Luas penampang harus besar (A)
Kita harus menyediakan diameter kabel yang sangat besar yang bahkan
bisa lebih mengerikan dari sisi estetika daripada SUTET. Biayanya pun luar
biasa mahal.
2. Hambatan jenis yang kecil (r)
Kita harus menemukan sebuah logam yang memiliki konstanta hambat
jenis mendekati nol. Tentu saja logam tersebut harus cocok dari sisi
ekonomi. Untuk perbandingan, di bawah merupakan list material dengan
hambatan jenisnya masing-masing.
Perak: 1,59x10-8
Tembaga: 1,7x10-8
Emas: 2,44x10-8
Besi: 9,7x10-8
Timbal: 21 x10-8
Nikelin: 40 x10-8
Germanium: (1-500)x10-3
Silikon : 0,1-609
Kaca: 109 - 1012
Karet keras: 1013 – 1015
3. Panjang konduktor yang pendek (L)
Dalam artian kalau jalur transmisinya hanya 1 meter, untuk mengantarkan
daya listrik dengan daya besar dan tegangan kecil akan lebih mudah
dilakukan. Tapi real-nya, jarak transmisi listrik bisa melebihi puluhan
kilometer.