PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA SE-DUNIA (PPI DUNIA) · Pasal 11 Ruang Lingkup dan Fungsi Bidang...
Transcript of PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA SE-DUNIA (PPI DUNIA) · Pasal 11 Ruang Lingkup dan Fungsi Bidang...
ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA SE-DUNIA
(PPI DUNIA)
AMANDEMEN SIMPOSIUM INTERNASIONAL PPI DUNIA
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
ANGGARAN DASAR
Bab I Nama, Bentuk, Kedudukan, Kedaulatan dan Waktu
Pasal 1 Nama
Pasal 2 Bentuk
Pasal 3 Kedudukan
Pasal 4 Kedaulatan
Pasal 5 Waktu
Bab II Asas, Sifat dan Sumber Hukum
Pasal 6 Asas dan Dasar
Pasal 7 Sifat
Pasal 8 Produk Hukum
Bab III Lambang
Pasal 9
Bab IV Tujuan dan Ruang Lingkup
Pasal 10 Tujuan
Pasal 11 Ruang Lingkup dan Fungsi Bidang Kegiatan
Bab V Keanggotaan
Pasal 12 Keanggotaan
Pasal 13 Hak Anggota
Pasal 14 Kewajiban Anggota
Bab VI Alat Kelengkapan
Pasal 15 Alat Kelengkapan
Bab VII Simposium dan Rapat
Pasal 16 Simposium dan Rapat Tertinggi/ Internasional/ Dunia
Bab VIII Kuorum dan Pengambilan Keputusan
Pasal 17 Kuorum
Pasal 18 Pengambilan Keputusan
Bab IX Keuangan dan Kekayaan
Pasal 19 Sumber Pendanaan
Pasal 20 Pengelolaan Keuangan
Pasal 21 Ketidakabsahan Pendanaan
Pasal 22 Aset
Bab X Pembubaran
Pasal 23
Bab XI Perihal Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 24 Alasan dari Diadakan Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 25 Mekanisme Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 26 Mekanisme Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Bab XII Pengecualian dalam Perubahan
Pasal 27 Aturan Peralihan
Bab XIII Penutup
Pasal 28 Penutup
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Bab I Keanggotaan
Pasal 1 Klasifikasi Keanggotaan
Pasal 2 Hak Anggota
Pasal 3 Kewajiban Anggota
Pasal 4 Penerimaan Keanggotaan
Pasal 5 Mekanisme Sanksi dan Pemberhentian Keanggotaan
Pasal 6 Pengunduran Diri Keanggotaan
Bab II Alat Kelengkapan
Pasal 7 Alat Kelengkapan
Pasal 8 Koordinator PPI Dunia
Pasal 9 Tugas Koordinator PPI Dunia
Pasal 10 Pemberhentian dan Penggantian Koordinator PPI Dunia
Pasal 11 Dewan Presidium
Pasal 12 Tugas dan Wewenang Dewan Presidium
Pasal 13 Pemberhentian dan Penggantian Dewan Presidium
Pasal 14 Koordinator Kawasan
Pasal 15 Badan Otonom
Pasal 16 Pembubaran, Pembekuan dan Pengaktifan Badan Otonom
Pasal 17 Badan Ad Hoc
Pasal 18 Badan Pelaksana Harian
Bab III Musyawarah
Pasal 19 Simposium Internasional
Pasal 20 Kewenangan Simposium Internasional
Pasal 21 Simposium Kawasan
Pasal 22 Kewenangan Simposium Kawasan
Pasal 23 Kongres Internasional Luar Biasa
Pasal 24 Kewenangan Kongres Internasional Luar Biasa
Pasal 25 Rapat Internasional
Pasal 26 Kewenangan Rapat Internasional
BAB IV Pendanaan
Pasal 27 Pengelolaan Keuangan
BAB V Penutup
Pasal 28 Penutup
ANGGARAN DASAR
BAB I
Nama, Sifat, Kedudukan, Kedaulatan dan Waktu
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (Overseas Indonesian Students
Association Alliance) atau yang disingkat dengan nama PPI Dunia (OISAA).
Pasal 2
Bentuk
PPI Dunia berbentuk aliansi Perhimpunan Pelajar Indonesia
Pasal 3
Kedudukan
PPI Dunia berkedudukan di Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 4
Kedaulatan
Kedaulatan PPI Dunia ada di tangan Anggota dan dilaksanakan menurut ketentuan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 5
Waktu
PPI Dunia didirikan pada tanggal 9 September 2007 di Sydney, Australia, sampai dengan jangka
waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
Asas, Sifat dan Sumber Hukum
Pasal 6
Asas dan Dasar
PPI Dunia berasaskan Pancasila dan berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
Pasal 7
Sifat
PPI Dunia bersifat independen, terbuka, akademis, demokratis dan kekeluargaan
Pasal 8
Produk Hukum
Produk Hukum dari PPI Dunia secara hierarki sebagai berikut:
1) Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga,
2) Ketetapan Kongres pada Simposium Internasional,
3) Ketetapan Rapat Internasional,
4) Ketetapan Kongres pada Simposium Kawasan.
BAB III
Lambang
Pasal 9
(1) Lambang organisasi PPI Dunia berbentuk:
(2) Arti dan makna lambang:
a. Merah bermakna tanda keberanian.
b. Warna merah putih dominan, sebagai lambang Bendera Indonesia.
c. Buku sebagai simbol pendidikan.
d. Globe dunia sebagai simbol perhimpunan se-dunia.
e. Dua pelajar mengenakan toga dan saling berjabat tangan adalah tanda kekompakan
dan sinergitas pelajar untuk membawa perubahan yang baik
BAB IV
Tujuan dan Ruang Lingkup
Pasal 10
Tujuan
Tujuan PPI Dunia adalah:
1) Membangun dan meningkatkan koordinasi dan hubungan kerjasama antara organisasi
Perhimpunan Pelajar Indonesia di berbagai negara.
2) Meningkatkan kontribusi dan peran organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia di berbagai
negara dalam berbagai kegiatan untuk mendukung pembangunan Indonesia
3) Memperkuat kualitas pelajar Indonesia di berbagai negara melalui proses pertukaran
informasi dan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Membina hubungan baik dan kerjasama dengan masyarakat Indonesia dan turut aktif
dalam mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan di kancah Internasional.
Pasal 11
Ruang Lingkup dan Fungsi Bidang Kegiatan
(1) Ruang Lingkup dan fungsi bidang kegiatan PPI Dunia meliputi:
1. Pendidikan,
2. Penelitian,
3. Pengabdian kepada masyarakat.
(2) Fungsi bidang kegiatan PPI Dunia meliputi:
1. Fungsi koordinasi kelembagaan,
2. Fungsi komunikasi publik,
3. Fungsi penelitian dan kajian.
BAB V
Keanggotaan
Pasal 12
Keanggotaan
(1) Keanggotaan PPI Dunia terdiri dari Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa.
(2) Pengaturan lebih lanjut tentang keanggotaan PPI Dunia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 13
Hak Anggota
1) Hak anggota terdiri dari:
a. Mendapatkan tanda bukti keanggotaan,
b. Menggunakan atribut PPI Dunia,
c. Mendapatkan informasi mengenai kegiatan PPI Dunia,
d. Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh PPI Dunia,
e. Mengajukan/ mengusulkan calon pengurus di dalam alat kelengkapan PPI Dunia,
f. Memegang jabatan dalam alat kelengkapan.
2) Pengaturan lebih lanjut tentang hak angggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 14
Kewajiban Anggota
(1) Melaksanakan dan mentaati Sumber Hukum PPI Dunia,
(2) Menjaga nama baik PPI Dunia.
BAB VI
Alat Kelengkapan
Pasal 15
Alat Kelengkapan
(1) Alat Kelengkapan PPI Dunia terdiri dari:
a. Koordinator PPI Dunia
b. Dewan Presidium
c. Badan Pengurus Harian
d. Badan Otonom
e. Badan ad hoc PPI Dunia
(2) Pengaturan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB VII
Simposium dan Rapat
Pasal 16
Simposium dan Rapat Tertinggi/ Internasional/ Dunia
1) Simposium dan Rapat Organisasi PPI Dunia terdiri dari:
a. Simposium Internasional
b. Simposium Kawasan
c. Kongres Internasional Luar Biasa
d. Rapat Internasional
2) Pengaturan lebih lanjut tentang simposium dan rapat organisasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VIII
Kuorum dan Pengambilan Keputusan
Pasal 17
Kuorum
(1) Simposium dan rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal (16) adalah sah apabila dihadiri
oleh Anggota Biasa sekurang-kurangnya 1/2+1,
(2) Kehadiran sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan melalui kehadiran langsung
atau melalui audio visual jika berhalangan hadir,
(3) Dalam hal kongres mengambil keputusan tentang pemilihan Pimpinan, sekurang-
kurangnya disetujui oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Pasal 18
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
BAB IX
Keuangan dan Kekayaan
Pasal 19
Sumber Pendanaan
Sumber dana PPI Dunia diperoleh dari:
a. Iuran anggota yang bersifat sumbangan atau tidak memaksa;
b. Usaha-usaha dan kerja sama yang sah serta tidak bertentangan dengan visi dan misi PPI
Dunia;
c. Berbagai sumber yang bersifat halal, tidak mengikat, dan tidak melanggar peraturan
perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlaku.
Pasal 20
Pengelolaan Keuangan
1) Pengelolaan keuangan PPI Dunia didasarkan atas asas transparansi dan akuntabilitas;
2) Akuntabilitas Keuangan diwujudkan melalui mekanisme audit eksternal;
3) Pertanggungjawaban keuangan dan kekayaan PPI Dunia dilaksanakan pada setiap
Kongres bersamaan dengan laporan pertanggungjawaban alat kelengkapan PPI Dunia.
Pasal 21
Ketidakabsahan Pendanaan
1) Penerimaan dana PPI Dunia dianggap tidak sah apabila tidak sesuai dengan pasal 19
tentang Sumber Pendanaan;
2) PPI Dunia wajib untuk tidak menerima dan atau mengembalikan dana yang dinilai tidak
sah;
3) Penilaian tidak sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Dewan Presidium
melalui mekanisme audit eksternal.
Pasal 22
Aset
1) Aset PPI Dunia terdiri atas;
a. Aset berwujud
b. Aset tidak berwujud
2) Aset PPI Dunia wajib digunakan hanya untuk kepentingan PPI Dunia yang tidak
bertentangan dengan visi dan misi PPI Dunia;
3) Aset-aset PPI Dunia dikelola dan berada di bawah pertanggungjawaban Koordinator PPI
Dunia;
4) Koordinator PPI Dunia wajib mencatat daftar inventaris aset ke Dewan Presidium;
5) Jika terjadi pembubaran, aset-aset dibahas di dalam Simposium Internasional atau Kongres
Internasional Luar Biasa.
BAB X
Pembubaran
Pasal 23
1) Pembubaran PPI Dunia dapat diajukan oleh Dewan Presidium dan disetujui oleh Anggota;
2) Pembubaran PPI Dunia harus diusulkan dalam Rapat Internasional dengan persetujuan 2/3
dari jumlah Anggota PPI Negara;
3) Pembubaran PPI Dunia ditetapkan dalam Simposium Internasional atau Kongres
Internasional Luar Biasa dengan ketentuan 2/3 dari peserta Simposium.
BAB XI
Perihal Perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Pasal 24
Alasan dari Diadakan Perubahan AD/ART
1) Adanya ketentuan Anggaran Dasar secara nyata yang menimbulkan kerugian terhadap satu
atau lebih anggota;
2) Ada hasil rekomendasi dari Simposium Kawasan, Rapat Internasional dan Simposium
Internasional;
3) Ada perubahan keadaan-keadaan di luar organisasi yang berdampak kepada tidak
relevannya ketentuan yang ada di dalam Anggaran Dasar.
Pasal 25
Mekanisme Perubahan AD/ART
1) Pengajuan Perubahan Anggaran Dasar dapat diusulkan oleh Dewan Presidium dalam Rapat
Internasional yang disetujui sekurang-kurangnya oleh ½ + 1 dari anggota PPI Negara;
2) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh tim ad hoc yang diangkat oleh Dewan
Presidium;
3) Pembahasan usulan perubahan Anggaran Dasar dilakukan dalam Simposium Internasional
berdasarkan rekomendasi tim ad hoc;
4) Pengesahan perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Kongres
Internasional yang disetujui oleh minimal ½ + 1 dari jumlah anggota biasa yang hadir.
Pasal 26
Mekanisme Perubahan Anggaran Rumah Tangga
1) Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur di Anggaran
Dasar,
2) Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Dewan Presidium berdasarkan Anggaran Dasar dan
disahkan oleh Rapat Internasional.
Bab XII Pengecualian dalam Perubahan
Pasal 27
Aturan Peralihan
Segala ketentuan produk hukum di bawah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dinyatakan tetap berlaku sebelum dilakukan perubahan atau tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar.
Bab XIII Penutup
Pasal 28
Penutup
1) Anggaran Dasar berlaku sejak tanggal disahkannya;
2) Setelah Anggaran Dasar disahkan, maka Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku lagi.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
Keanggotaan
Pasal 1
Klasifikasi Keanggotaan
(1) Keanggotaan PPI Dunia terdiri dari:
a. Anggota Biasa
b. Anggota Luar Biasa
(2) Anggota biasa PPI Dunia adalah organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia di berbagai
negara atau nama sejenisnya yang ditetapkan dalam Simposium Internasional.
(3) Setiap negara diwakili oleh satu PPI Negara atau nama sejenisnya.
(4) Anggota luar biasa PPI Dunia adalah organisasi Perhimpunan Pelajar dan alumni
Perhimpunan Pelajar di Indonesia yang ditetapkan dalam Simposium Internasional berdasarkan
surat permohonan resmi dari organisasi yang mengajukan.
Pasal 2
Hak Anggota
(1) Hak anggota biasa:
a. Mendapatkan tanda bukti keanggotaan;
b. Menggunakan atribut PPI Dunia;
c. Mendapatkan informasi mengenai kegiatan PPI Dunia;
d. Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh PPI Dunia;
e. Mendapatkan perlidungan dan pembelaan;
f. Mengajukan/ mengusulkan satu atau beberapa orang untuk menduduki suatu posisi di
dalam alat kelengkapan PPI Dunia;
g. Memegang jabatan dalam alat kelengkapan PPI Dunia.
(2) Hak anggota luar biasa:
a. Mendapatkan tanda bukti keanggotaan;
b. Menggunakan atribut PPI Dunia;
c. Mendapatkan informasi mengenai kegiatan PPI Dunia;
d. Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh PPI Dunia;
e. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan.
Pasal 3
Kewajiban Anggota
Kewajiban anggota adalah:
(1) Melaksanakan dan mentaati Sumber Hukum PPI Dunia
(2) Menjaga nama baik PPI Dunia;
Pasal 4
Penerimaan Keanggotan
1) Anggota baru dapat diajukan oleh Rapat Internasional dan Simposium Kawasan.
2) Penerimaan Anggota PPI Dunia ditetapkan secara musyawarah untuk mufakat dalam
Kongres Internasional oleh Dewan Presidium.
3) Syarat-syarat menjadi anggota adalah:
a. Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. Memiliki struktur kepengurusan;
c. Menyampaikan laporan kondisi dan kesiapan organisasi di Rapat Internasional
dan/atau Simposium Kawasan.
Pasal 5
Mekanisme Sanksi, Pemberhentian dan Pengunduran diri Keanggotaan
1) Pelanggaran yang dilakukan anggota dapat bersifat:
a. ringan
b. sedang
c. berat
2) Sanksi dikenakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran terhadap kewajiban
sebagai anggota PPI Dunia;
3) Sanksi dapat diberikan melalui 3 bentuk, yaitu:
a. Sanksi teguran untuk pelanggaran ringan,
b. Sanksi peringatan untuk pelanggaran sedang,
c. Sanksi pemberhentian keanggotaan untuk pelanggaran berat.
4) Mekanisme pemberian sanski dilakukan dengan cara:
a. Teguran diberikan oleh Koordinator PPI Dunia
b. Surat peringatan diberikan oleh Koordinator PPI Dunia dengan ditandatangani
bersama Dewan Presidium
c. Sanksi pemberhentian ditentukan oleh Dewan Presidium berdasarkan usulan dari
Koordinator PPI Dunia dengan mekanisme sidang
5) Persidangan untuk memutuskan pemberhentian keanggotaan akibat pelanggaran berat
dilakukan dengan ketentuan acara sebagai berikut:
a. Dewan Presidium memberikan surat mengenai yang dituduhkan kepada anggota
yang diduga melakukan pelanggaran berat.
b. Anggota yang diduga melakukan pelanggaran berat berhak melakukan pembelaan
secara tertulis kepada Dewan Presidium.
c. Dewan Presidium berwenang meminta keterangan lebih lanjut terhadap Koordinator
PPI Dunia atas pembelaan dari anggota yang diduga melakukan pelanggaran.
d. Dewan Presidium berwenang menentukan hari persidangan terhadap anggota yang
diduga melakukan pelanggaran dengan mengundang para pihak untuk hadir di
dalam persidangan.
e. Persidangan dapat dilakukan melalui media Audio Visual.
6. Persidangan dapat menentukan keputusan sebagai berikut:
a. Menerima rekomendasi dari Koordinator PPI Dunia terkait pelanggaran yang dilakukan
oleh Anggota PPI Dunia yang melakukan pelanggaran,
b. Menolak rekomendasi Koordinator PPI Dunia terkait pelanggaran yang dilakukan oleh
Anggota PPI Dunia yang melakukan pelanggaran,
c. Apabila Anggota PPI Dunia tidak terbukti melakukan pelanggaran, maka Koordinator PPI
Dunia wajib memulihkan nama baik dari Anggota PPI Dunia tersebut.
7. Ketentuan mekanisme mengenai sanksi dan pemberhentian diatur lebih lanjut di dalam
peraturan yang disusun oleh Dewan Presidium.
Pasal 6
Pengunduran Diri Keanggotaan
Pengunduran diri dapat dilakukan apabila:
a. Anggota dapat memutuskan untuk mengundurkan diri dari PPI Dunia sesuai dengan
persyaratan ketentuan AD/ ART masing-masing negara atau peraturan sejenisnya.
b. Anggota yang memutuskan untuk mengundurkan diri wajib memberitahu Dewan
Presidium secara tertulis disertai dengan Berita Acara hasil kesepakatan musyawarah
dari PPI Negara yang bersangkutan dengan sekurang-kurangnya 30 hari sebelum
dilaksanakan Simposium Internasional.
c. Untuk kepentingan bersama, PPI Dunia wajib melakukan negosiasi dengan anggota
yang mengundurkan diri serta membahas perihal-perihal hubungan di masa depan
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
d. Penetapan pengunduran diri keanggotaan ditetapkan oleh Simposium Internasional.
BAB II
Alat Kelengkapan
Pasal 7
Alat Kelengkapan
Alat kelengkapan PPI Dunia terdiri atas:
1) Koordinator PPI Dunia;
2) Dewan Presidium;
3) Badan Pengurus Harian;
4) Badan Otonom;
5) Badan Ad Hoc PPI Dunia.
Bagian Pertama
Pasal 8
Koordinator PPI Dunia
1) Koordinator PPI Dunia dipilih dari dan oleh Anggota PPI Dunia yang bersifat tetap.
2) Koordinator PPI Dunia dipilih secara musyawarah untuk mufakat dan ditetapkan dalam
Simposium Internasional.
3) Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, Koordinator PPI Dunia dipilih
berdasarkan kuorum.
4) Koordinator PPI Dunia ditetapkan dengan keputusan Kongres di Simposium
Internasional.
5) Masa jabatan Koordinator PPI Dunia adalah 1 (satu) periode.
6) Satu Periode yang dimaksud ayat (5) adalah 12 bulan kepengurusan kerja hingga
diadakan Kongres Internasional.
7) Apabila dalam waktu 12 bulan tidak dapat diselenggarakan Simposium Internasional,
maka perlu diadakan Kongres Internasional Luar Biasa untuk membahas pengaturan
selanjutnya oleh Dewan Presidium dan disetujui oleh Anggota Biasa.
8) Syarat menjadi Koordinator PPI Dunia adalah sebagai berikut;
a. Warga Negara Republik Indonesia,
b. Merupakan mahasiswa aktif dari salah satu Anggota Biasa PPI Negara,
c. Mendapat rekomendasi dari anggota atau beberapa anggota PPI Dunia.
9) Syarat menjadi Koordinator PPI Dunia diatur lebih lanjut dalam Tata Cara Pemilihan
Koordinator PPI Dunia oleh Badan yang ditunjuk oleh Dewan Presidium.
Pasal 9
Tugas Koordinator PPI Dunia
Koordinator PPI Dunia bertugas dan berwenang:
1) Memimpin Simposium Internasional dan Rapat Internasional dan menyimpulkan hasil
sidang untuk diambil keputusan;
2) Menyusun rencana kerja PPI Dunia;
3) Menyusun Badan Pelaksana Harian PPI Dunia;
4) Melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi
kegiatan dari alat kelengkapan;
5) Menjadi juru bicara PPI Dunia;
6) Mewakili PPI Dunia dalam berhubungan dengan organisasi lainnya, atau menunjuk pihak
sebagai delegasi dalam mewakili PPI Dunia;
7) Mengadakan konsultasi dengan pihak-pihak lain di luar PPI Dunia sesuai dengan
keputusan Kongres di Simposium Internasional dan Rapat Internasional;
8) Menyusun rencana anggaran PPI Dunia bersama Dewan Presidium dan Badan Otonom
yang pengesahannya dilakukan dalam Kongres;
9) Menyampaikan laporan kinerja dalam Kongres di Simposium Internasional dan/atau
Rapat Internasional.
Pasal 10
Pemberhentian dan Penggantian Koordinator PPI Dunia
1) Koordinator PPI Dunia berhenti dari jabatannya karena:
a. meninggal
b. mengundurkan diri; atau
c. diberhentikan.
2) Koordinator PPI Dunia diberhentikan apabila:
a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
sebagai Koordinator PPI Dunia selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa
keterangan apapun;
b. melanggar kewajiban sebagai anggota PPI Dunia;
c. tidak lagi menjadi anggota PPI Dunia.
3) Dalam hal Koordinator PPI Dunia berhenti dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), tugas dan fungsi dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Harian yang berada di
bawah Koordinator PPI Dunia secara langsung hingga dipilihnya Koordinator PPI Dunia
yang definitif.
4) Masa jabatan Koordinator PPI Dunia sebagaimana dimaksud ayat (3) hanya berlangsung
mengikuti periode kerja Koordinator PPI Dunia yang digantikannya.
5) Dalam hal pemilihan Koordinator PPI Dunia sebagaimana dimaksud ayat (3), dapat dipilih
Kongres Internasional Luar Biasa
Bagian Kedua
Pasal 11
Dewan Presidium
1) Dewan Presidium adalah badan PPI Dunia yang dibentuk oleh PPI Dunia dan merupakan
alat kelengkapan PPI Dunia yang bersifat tetap.
2) PPI Dunia menetapkan susunan dan keanggotaan Dewan Presidium pada awal periode
kerja PPI Dunia atau setiap Simposium Internasional.
3) Dewan Presidium berjumlah 7 orang.
4) Dewan Presidium terdiri dari Koordinator PPI Dunia dan 2 orang dari masing-masing
Kawasan.
5) Dewan Presidium memiliki masa jabatan 1 (satu) periode.
6) Satu Periode yang dimaksud ayat (5) adalah 12 bulan kepengurusan kerja hingga
diadakan Simposium Internasional.
Pasal 12
Tugas dan Wewenang Dewan Presidium
1) Dewan Presidium bertugas dan berwenang:
a. Menetapkan agenda dan struktur Badan Pelaksana Harian PPI Dunia untuk 1 (satu)
periode kepengurusan dengan mempertimbangkan masukan dari Simposium
Internasional, Simposium Kawasan dan rencana kerja Koordinator PPI Dunia;
b. Memberikan pendapat dan masukan kepada Koordinator PPI Dunia dalam menyusun
rencana keja PPI Dunia;
c. Meminta dan/ atau memberikan kesempatan kepada alat kelengkapan PPI Dunia yang
lain untuk memberikan keterangan/ penjelasan mengenai pelaksaan tugas masing-masing;
d. Memberikan dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota PPI Dunia
dalam Simposium Internasional;
e. Menjalankan hukum acara yang berlaku untuk pemberhentian keanggotaan PPI Dunia
akibat pelanggaran;
f. Mengusulkan kepada Simposium Internasional atau Rapat Internasional mengenai
pemebentukan, pembubaran, pembekuan dan pereaktivasian Badan Otonom dan Badan
ad hoc; dan
g. Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh Simposium Internasional atau Rapat
Internasional
2) Dewan Presidium menyusun rencana kerja dan anggaran untuk pelaksanaan tugasnya sesuai
dengan kebutuhan yang selanjutnya disampaikan kepada anggota PPI Dunia di dalam
Simposium Internasional dan/atau Rapat Internasional.
Pasal 13
Pemberhentian dan Penggantian Dewan Presidium
1) Anggota Dewan Presidium berhenti dari jabatannya karena:
a. mengundurkan diri; atau
b. diberhentikan.
2) Dewan Presidium diberhentikan apabila:
a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
sebagai Dewan Presidium selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan
apa pun;
b. Melanggar kewajiban sebagai anggota PPI Dunia;
c. Tidak lagi menjadi anggota PPI Dunia.
3) Dalam hal Dewan Presidium berhenti dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
anggota tersebut langsung digantikan oleh anggota Dewan Presidium baru yang ditunjuk
oleh Koordinator Kawasannya.
Bagian Ketiga
Pasal 14
Koordinator Kawasan
1) Koordinator Kawasan merupakan badan PPI Dunia yang berfungsi membantu kinerja
Koordinator PPI Dunia sesuai dengan kawasannya masing-masing.
2) Tugas dan fungsi Koordinator Kawasan adalah membantu Koordinator PPI Dunia untuk
menghimpun aspirasi dari masing-masing wilayah dan mengimplementasi program-
program PPI Dunia secara detail di Kawasan.
3) Koordinator Kawasan dibantu oleh 1 (satu) orang wakil dipilih dari dan oleh Anggota
PPI Dunia yang terikat dalam suatu kawasan yang sama dan bersifat tetap.
4) Koordinator Kawasan dipilih secara musyawarah untuk mufakat dan ditetapkan dalam
Simposium Internasional.
5) Kawasan adalah wilayah-wilayah dimana Anggota berdomisili yang mana wilayah-
wilayah tersebut terdiri dari:
• Kawasan Amerika & Eropa;
• Kawasan Afrika dan Timur Tengah; dan
• Kawasan Asia dan Oseania.
6) Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, Koordinator Kawasan dipilih
berdasarkan kuorum.
7) Koordinator Kawasan ditetapkan dengan keputusan Simposium Internasional.
8) Masa jabatan Koordinator Kawasan adalah 1 (satu) periode kerja.
9) Satu Periode yang dimaksud ayat (5) adalah 12 bulan kepengurusan kerja hingga
diadakan SImposium Internasional.
Bagian Keempat
Pasal 15
Badan Otonom
1) PPI Dunia dapat membentuk Badan Otonom untuk mendukung kerja-kerja PPI Dunia.
2) Pendirian Badan Otonom diusulkan dalam Simposium Internasional dan/atau Rapat
Internasional dan ditetapkan di dalam Simposium Internasional.
3) Dalam Struktur Kepengurusan maupun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Badan Otonom tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PPI Dunia dan/atau peraturan-peraturan PPI Dunia lainnya, dan di bawah
supervisi Koordinator PPI Dunia.
4) Badan Otonom wajib menyusun laporan kegiatan dan anggaran di dalam Simposium
Internasional.
5) Pengaturan lebih lanjut mengenai Badan Otonom diatur lebih lanjur di dalam Surat
Keputusan Pengangkatan Badan Otonom oleh Koordinator PPI Dunia.
Pasal 16
Pembubaran, Pembekuan, dan Pengaktifan Badan Otonom
1) Badan Otonom dibubarkan apabila:
a. Melanggar ketentuan di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan/atau Peraturan PPI Dunia lainnya
2) Badan Otonom dibekukan apabila:
a. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai
Badan Otonom selama 6 (enam) bulan berturut-turut;
b. Diketahui melakukan tindakan di luar kelayakan atau tanpa sepengetahuan
Koordinator PPI Dunia;
c. Fungsi Badan Otonom tersebut telah terpenuhi;
3) Badan Otonom diaktifkan kembali apabila:
a. Fungsi Badan Otonom kembali disusun dalam rancangan Koordinator PPI Dunia;
b. Diusulkan oleh anggota melalui Simposium Internasional;
Pasal 17
Badan Ad Hoc
1) Badan Ad Hoc PPI Dunia merupakan badan khusus PPI Dunia yang dibentuk oleh
Dewan Presidium untuk membantu tugas dan fungsi Dewan Presidium.
2) Pemilihan anggota Badan Ad Hoc PPI Dunia merupakan hak prerogatif Dewan
Presidium dengan mekanisme sebagai berikut:
a) Dipilih dari Anggota PPI Dunia yang masih menyandang sebagai status Anggota PPI
Dunia.
b) Disetujui oleh PPI Negara, yang kemudian dilanjutkan dengan pengesahan oleh
Dewan Presidium.
3) Pola kerja Badan Ad Hoc PPI Dunia terdiri dari rapat pleno anggota yang waktunya
ditentukan sesuai dengan target yang disepakati.
Pasal 18
Badan Pelaksana Harian
1) Badan Pelaksana Harian dibentuk oleh Koordinator PPI Dunia dan merupakan alat
kelengkapan PPI Dunia yang bersifat tetap.
2) Badan Pelaksana Harian dipilih dan bertanggungjawab kepada koordinator PPI Dunia.
3) Badan Pelaksana Harian bertugas untuk membantu Koordinator PPI Dunia dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Koordinator PPI Dunia.
4) Koordinator PPI Dunia membentuk Badan Pelaksana Harian sesuai dengan rancangan
susunan program kerja setiap 1 (satu) periode kerja.
5) Koordinator PPI Dunia menetapkan susunan Badan Pelaksana Harian pada masa
permulaan periode kerja, dengan selambat-lambatnya 30 hari setelah Koordinator PPI
Dunia terpilih.
6) Anggota Badan Pelaksana Harian dipilih dari delegasi PPI Negara dan mendapatkan
persetujuan oleh PPI Negara.
7) Delegasi adalah perseorangan yang merupakan anggota PPI Negara.
BAB III
Musyawarah Organisasi
Bagian Keenam
Pasal 19
Simposium Internasional
1) Simposium Internasional adalah kongres tertinggi PPI Dunia dan dipimpin oleh Koordinator
PPI Dunia dan diikuti Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa PPI Dunia.
2) Simposium Internasional terdiri dari Kongres Internasional sebagai musyawarah tertinggi
PPI Dunia dan rangkaian seminar panel.
3) Kongres Internasional dipimpin oleh Presidium Sidang yang disepakati oleh Anggota Biasa
yang hadir.
4) Setiap Anggota Biasa memiliki 1 (satu) hak suara dan hak bicara.
5) Setiap Anggota Luar Biasa memiliki hak bicara.
6) Simposium Internasional dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½+1 dari
jumlah Anggota Biasa PPI Dunia.
7) Jika Kuorum tidak terpenuhi maka keberlanjutan Simposium Internasional akan ditentukan
melalui kesepakatan Anggota Biasa yang telah hadir.
8) Kongres Internasional diselenggarakan 1 (satu) kali dalam periode kerja.
Pasal 20
Kewenangan Simposium Internasional
1) Kewenangan Simposium Internasional adalah:
a. Memilih dan menetapkan Presidium Sidang Kongres PPI Dunia untuk memimpin sidang;
b. Meminta laporan pertanggungjawaban Alat Kelengkapan PPI Dunia;
c. Mengubah, membahas dan menetapkan AD/ART PPI Dunia;
d. Menerima dan menolak pertanggungjawaban Alat Kelengkapan PPI Dunia;
e. Memilih dan menetapkan Koordinator PPI Dunia;
f. Memilih dan menetapkan Dewan Presidium PPI Dunia;
g. Menetapkan Koordinator Kawasan PPI Dunia;
h. Menetapkan Anggota PPI Dunia;
i. Membuat dan menetapkan keputusan dan ketetapan yang dianggap perlu;
j. Mengusulkan dan menetapkan pembubaran PPI Dunia;
k. Memilih dan menetapkan tuan rumah penyelenggara Simposium PPI Dunia selanjutnya;
l. Menetapkan tuan rumah penyelenggaran Simposium Kawasan PPI Dunia selajutnya.
2) Pengaturan lebih lanjut diatur melalui Tata Tertib Kongres Internasional yang disusun oleh
Dewan Presidium dan ditetapkan melalui Simposium Internasional.
Bagian Ketujuh
Pasal 21
Simposium Kawasan
1) Simposium Kawasan adalah Kongres PPI Dunia tingkat kawasan yang dipimpin oleh
Koordinator Kawasan dan diikuti oleh Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa PPI Dunia
di Kawasan tersebut.
2) Setiap Anggota Biasa memiliki 1 (satu) hak suara dan hak bicara.
3) Setiap Anggota Luar Biasa memiliki hak bicara.
4) Simposium Kawasan dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½+1 dari
jumlah Anggota Biasa di Kawasan tersebut.
5) Jika Kuorum tidak terpenuhi maka keberlanjutan Simposium Kawasan akan ditentukan
melalui kesepakatan Anggota Biasa yang telah hadir.
6) Simposium Kawasan diselenggarakan 1 (satu) kali dalam periode kerja dengan ketentuan
waktu minimal satu bulan sebelum Simposium Internasional atau maksimal 3 (tiga) bulan
sebelum Simposium Internasional.
Pasal 22
Kewenangan Simposium Kawasan
1) Kewenangan Simposium Kawasan adalah:
a. Mengeluarkan ketetapan untuk kawasan tanpa mengesampingkan ketetapan pada
Simposium Internasional;
b. Meminta laporan pertanggungjawaban sementara Koordinator Kawasan;
c. Memilih Koordinator Kawasan;
d. Menetapkan rekomendasi Kawasan untuk penyusunan AD/ART dan program
kepengurusan PPI Dunia selanjutnya serta hal lain yang dianggap perlu;
e. Dapat memilih tuan rumah Simposium Kawasan selanjutnya.
2) Pengaturan lebih lanjut diatur melalui Tata Tertib Kongres Kawasan yang ditetapkan
melalui Simposium Kawasan.
Bagian Kedelapan
Pasal 23
Kongres Internasional Luar Biasa
1) Kongres Internasional Luar Biasa adalah kongres PPI Dunia yang diselenggarakan pada
keadaan mendesak yang diperlukan keputusan secepatnya yang keputusannya setara
dengan Simposium Internasional.
2) Kongres Internasional Luar Biasa dipimpin oleh Dewan Presidium.
3) Kongres Internasional Luar Biasa diselenggarakan atas permintaan sekurang-kurangnya
1/2+1 jumlah Anggota Biasa yang disampaikan secara tertulis kepada Dewan Presidium.
4) Agenda Kongres Internasional Luar Biasa ditetapkan oleh Dewan Presidium berdasarkan
usulan tertulis Anggota Biasa.
5) Setiap Anggota Biasa memiliki 1 (satu) hak suara dan hak bicara.
6) Kongres Internasional Luar Biasa wajib dilaksanakan paling lambat sebulan setelah
permintaan sesuai dalam ayat (3) terpenuhi.
7) Kongres Internasional Luar Biasa dianggap sah apabila dihadiri oleh Anggota Biasa
sekurang-kurangnya ½+1.
Bagian Kesembilan
Pasal 24
Kewenangan Kongres Internasional Luar Biasa
Kewenangan Kongres Internasional Luar Biasa Memeriksa dan memutus usulan dan/atau
permohonan yang menjadi agenda Kongres Internasional Luar Biasa
Pasal 25
Rapat Internasional
1) Rapat Internasional adalah musyawarah PPI Dunia dan dipimpin oleh Koordinator PPI Dunia
dan diikuti oleh Anggota Biasa PPI Dunia.
2) Setiap Anggota Biasa memiliki 1 (satu) hak suara.
3) Keputusan Rapat Internasional dilaksanakan apabila telah memenuhi jumlah peserta minimal
1/2+1 dari jumlah Anggota Biasa.
4) Rapat Internasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam periode kerja.
Pasal 26
Kewenangan Rapat Internasional
1) Kewenangan Rapat Internasional adalah:
a. Mengusulkan keanggotan PPI Dunia;
b. Mengevaluasi laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan keuangan organisasi terhadap
Alat Kelengkapan PPI Dunia;
c. Membentuk kepanitiaan kerja terkait pelaksanaan kegiatan PPI Dunia;
d. Mengusulkan pembubaran PPI Dunia sesuai dengan ketentuan AD/ART PPI Dunia.
BAB IV
Pendanaan
Pasal 27
Pengelolaan Keuangan
1) Seluruh dana yang diperoleh PPI Dunia akan dialokasikan kepada program kerja PPI Dunia
dan biaya perawatan aset berwujud dan tak berwujud PPI Dunia.
2) Dana PPI Dunia dikelola oleh Badan Pengurus Harian yang tugas dan fungsinya di bidang
pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab langsung kepada Koordinator PPI Dunia;
3) Setiap pemasukan dan pengeluaran dana wajib dicatat dan dipertanggungjawabkan kepada
organisasi secara tertulis dan berkala kepada Dewan Presidium.
4) Anggaran dari setiap alat kelengkapan PPI Dunia wajib digunakan secara efektif, efisien
dan sesuai dengan recana anggaran biaya yang ditetapkan di awal periode kerja. Jika ada
dana yang tersisa, penanggung jawab dari setiap alat kelengkapan wajib mengembalikan
sisa anggaran beserta laporan sisa anggaran kepada Koordinator PPI Dunia.
5) Mendekati berakhirnya masa jabatan, jika ada sisa dana, Koordinator PPI Dunia wajib
mempersiapkan laporan untuk mengalokasikan sisa dana kepada pengurus PPI Dunia
periode selanjutnya.
6) Dalam hal melaksanakan pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PPI
Dunia menggunakan rekening pada bank nasional.
7) Penggunaan keuangan PPI Dunia dalam pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan program
organisasi dipertanggungjawabkan dalam Rapat Internasional selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari setelah pelaksanaan kegiatan atau program tersebut selesai.
BAB V
Pasal 28
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dibahas lebih lanjut melalui
Simposium Internasional.
Naskah amandemen AD/ART PPI Dunia ini disusun oleh Tim AdHoc Amandemen AD/ART PPI
Dunia dengan SK Dewan Presidium Perhimpunan Pelajar Indonesia Se-Dunia dengan Nomor:
11/SK/Presidium/PPI-Dunia/V/2018, yang beranggotakan:
1. Adnin Zahir (PPMI Pakistan)
2. Adrianto Dwi Nugroho (PPI Finlandia)
3. Alira Putri Dwipayana (Perpika Korea Selatan)
4. Andi Subhan (PPMI Arab Saudi)
5. Azis Malik (PPI Taiwan)
6. Bernhard Ruben Fritz Sumigar (PERMIRA Rusia)
7. Dio Ashar (Kelembagaan PPI Dunia)
8. Hani Adhani (PPI Malaysia)
9. Kaisar Akhir (PPI Swedia)
10. Mazeda Cindy Prihasninta (PPI Prancis)
11. Retno Widyastuti (Kelembagaan PPI Dunia)
12. Sherly Amelia Wijaya (PPI Singapura)
13. Syarif Hidayatullah (IPI Iran)
14. Thoriq Aziz (PPMI Mesir)
Koordinator
Tim AdHoc Amandemen AD/ART PPI Dunia 2018
d.t.o
Dio Ashar