PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas...

27
1 PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL MENJADI AUDIT INTERNAL YANG MEMBERIKAN NILAI TAMBAH BAGI ORGANISASI (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk) TOKY YULIATMA Pembimbing: Herry Laksito, S.E., M.Adv.Acc., Akt. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT The objective of this research is to analyze the phenomenon of internal auditing paradigm shift. Internal auditing paradigm shifted from the traditional paradigm (compliance auditing) to the value added internal auditing paradigm. The type of data are primary and secondary. Primary data obtained from respondents who work as internal auditors. Secondary data used auditee satisfaction index of the quality program results assasement performed by internal audit unit. Analysis and interpretation of data is done through descriptive statistics. The results of this research stated that an internal auditing of PT Telekomunikasi Indonesia, Inc is an internal audit unit that adds value through its activities. Profile of internal audit is supported by value-added internal audit activities through aspects of relationships with management, audit scope, and value-added internal audits to management. The three aspects mentioned above are part of the six attributes of value-added internal auditing. The six attributes synergize to form an value added internal auditing. Key words: Internal Auditing, Paradigm Shift, Value Added

Transcript of PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas...

Page 1: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

1

PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL

TRADISIONAL MENJADI AUDIT INTERNAL YANG

MEMBERIKAN NILAI TAMBAH BAGI ORGANISASI

(Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk)

TOKY YULIATMA

Pembimbing: Herry Laksito, S.E., M.Adv.Acc., Akt.

Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT The objective of this research is to analyze the phenomenon of internal

auditing paradigm shift. Internal auditing paradigm shifted from the traditional paradigm (compliance auditing) to the value added internal auditing paradigm.

The type of data are primary and secondary. Primary data obtained from respondents who work as internal auditors. Secondary data used auditee satisfaction index of the quality program results assasement performed by internal audit unit. Analysis and interpretation of data is done through descriptive statistics.

The results of this research stated that an internal auditing of PT Telekomunikasi Indonesia, Inc is an internal audit unit that adds value through its activities. Profile of internal audit is supported by value-added internal audit activities through aspects of relationships with management, audit scope, and value-added internal audits to management. The three aspects mentioned above are part of the six attributes of value-added internal auditing. The six attributes synergize to form an value added internal auditing.

Key words: Internal Auditing, Paradigm Shift, Value Added

Page 2: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

2

PENDAHULUAN

Fungsi utama audit internal adalah memastikan bahwa tujuan perusahaan

tercapai. Tujuan perusahaan ini secara sederhana bisa dirumuskan menjadi 3E

yaitu efektif, efisien, dan ekonomis. Efektif artinya perusahaan mampu mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, sementara efisien memiliki arti dalam mencapai

tujuan tersebut menggunakan sumber daya secara hemat, dan ekonomis yang

artinya bahwa kita mendapatkan input dengan harga yang murah. Terkait dengan

fungsi utama tersebut, paradigma kinerja auditor terkadang dianggap sebagai

lawan pihak manajemen, akan tetapi auditor internal saat ini mencoba menjalin

kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas-aktivitas yang

memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Paradigma audit internal mengalami pergeseran dari yang semula berdasar

pada paradigma tradisional atau audit kepatuhan (compliance audit) menjadi audit

internal yang memberikan nilai tambah. Pergeseran paradigma tersebut

dikarenakan adanya perubahan pada kebutuhan organisasi, teknologi dan

kompleksitas atas aktivitas dan sistem organisasi. Auditor internal sering

mendapat kesan sebagai pencari kesalahan manajemen dikarenakan perannya

sebagai pemeriksa manajemen perusahaan dan hal tersebut membuat auditor

berada pada posisi yang berlawanan dengan manajemen (auditee), oleh karena itu

perlu adanya reimage untuk membuat auditor dan auditee saling bersinergi, salah

satunya adalah dengan cara auditor berupaya menjadi konsultan bagi manajemen

perusahaan.

Selain itu sebagai seorang konsultan internal, auditor internal juga

diharapkan mampu berperan sebagai katalisator untuk perusahaan. Katalis

(catalist) memiliki arti suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat reaksi namun

tidak ikut reaksi. Effendi (2006) menjelaskan bahwa peran katalisator

dimaksudkan untuk memberikan jasa manajemen saran-saran yang bersifat

konstruktif dan dapat diaplikasikan bagi kemajuan perusahaan, namun auditor

tidak terlibat langung pada aktivitas operasional perusahaan tersebut.

Sawyer (2005) mengungkapkan bahwa pada tahun 1999, Institute of

Internal Auditors mendapatkan sebuah definisi audit internal dari Guidance Task

Page 3: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

3

Force. Guidance Task Force merupakan sebuah kelompok kerja yang memiliki

tugas di antaranya adalah untuk mengembangkan suatu definisi baru untuk audit.

Definisi yang disampaikan kepada Institute of Internal Auditors menyatakan

bahwa audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif

yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi

penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan.

Effendy (2002) mengungkapkan bahwa The Institute of Internal Auditor

pada tahun 2001 telah melakukan penyusunan ulang definisi terhadap internal

auditing. Hasil dari redefinition disebutkan bahwa internal auditing adalah suatu

aktivitas independen dalam menetapkan tujuan dan merancang aktivitas konsultasi

(consulting activity) yang yang memberikan nilai tambah (value added) dan

meningkatkan operasi perusahaan. Dengan demikian internal auditing membantu

organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara pendekatan yang terarah dan

sistematis untuk menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen resiko (risk

management) melalui pengendalian (control) dan proses tata kelola yang baik

(governance processes).

Dari definisi - definisi tersebut dapat diambil benang merah tentang

definisi audit internal yang memberikan nilai tambah. Audit Internal yang

memberikan nilai tambah adalah sebuah proses pemeriksaan internal atau audit

internal pada manajemen melalui prosedur-prosedur pemeriksaannya yang output

dari pemeriksaan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi

manajemen berupa nilai tambah atas kinerja manajemen melalui para audit

internal yang juga berperan sebagai konsultan dan katalis.

Konsep nilai tambah (value added) dapat berperan sebagai nilai yang

tercipta melalui menambahkan peluang-peluang untuk mencapai tujuan

organisasi, mengidentifikasi penambahan kegiatan operasional, dan atau

mengurangi keberadaan risiko melalui jasa assurance dan konsultasi. Beberapa

praktisi audit internal mengemukakan pertimbangan bahwa nilai tambah layak

dibahas jika hasil pekerjaan audit membantu manajemen dalam peningkatan

bisnis, bukan sekedar menjalankan tugas dalam verifikasi kepatuhan terhadap

kebijakan dan prosedur.

Page 4: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

4

Internal audit saat ini telah melakukan pendekatan yang berorientasi pada

pemberian nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Pendekatan audit secara

sistematis dan multi disiplin (systematic and multydiciplined approach) dan juga

adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and

governance processes dirasa cukup baik untuk upaya mewujudkan nilai tambah

atas audit internal karena tujuan dari value added auditing adalah meningkatkan

profitabilitas serta kepuasan pelanggan (customer satisfaction) melalui fungsi

audit. Menurut Effendi (2006), ruang lingkup dari value added internal auditing

meliputi audit sistem informasi (information system audit), audit kepatuhan

(compliance audit), audit laporan keuangan dan pengendalian (financial reporting

and control audit), audit program dan kinerja (program and performance audit).

Ziegenfus (2000) menunjukkan bahwa efektivitas audit dapat dicapai

melalui evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan yang dilakukan oleh

audit internal dari pelayanan yang diberikan. Efektivitas yang telah dicapai

tersebut berkorelasi positif terhadap kinerjanya dalam melakukan peran fungsi

audit di perusahaan. Konsep efektivitas audit internal memiliki relevansi langsung

untuk melakukan audit internal nilai tambah, karena layanan yang sebelumnya

menjadi ukuran untuk berikutnya (Roth, 2002). Nilai tambah merupakan titik

fokus dari keberadaan audit internal karena menurut Mihret (2008), efektivitas

audit internal yang lebih rendah mungkin merupakan indikasi rendahnya nilai

tambah, begitu juga sebaliknya. Pernyataan Mihret tersebut dikuatkan pula oleh

literatur lain yaitu Roth (2002), yang menyatakan bahwa efektivitas audit internal

dan nilai tambah audit internal terkait secara positif.

Penelitian ini menggunakan beberapa literatur yang digunakan untuk

bahan acuan penentuan parameter penelitian yang untuk selanjutnya akan

berperan sebagai penentuan pengaruhnya terhadap nilai tambah suatu audit

internal. Roth (2000) menyebutkan bahwa ada delapan parameter yang dapat

digunakan untuk mengukur seberapa besar peran nilai tambah audit internal yang

dijelaskan oleh Kedelapan parameter tersebut adalah organisasi departemen,

staffing dan lingkungan kerja, penilaian risiko, jasa/ pelayanan audit internal,

pengukuran kinerja, pemasaran atas jasa audit internal, jasa audit dan konsultasi

Page 5: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

5

lain, dan jasa assurance. Parameter oleh Roth (2000) akan digunakan sebagai

acuan dalam penyusunan angket, namun kedelapan parameter tersebut akan

diringkas menjadi tujuh parameter dengan menggabungkan parameter jasa audit

dan konsultasi lain dengan jasa assurance.

Penelitian ini menggunakan enam aktivitas audit internal yang menjadi

fokus dalam penelitian. Keenam aktivitas tersebut diambil dari audit satisfaction

index PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk berupa relasi dengan manajemen,

profesionalisme staff audit internal, lingkup audit, pelayanan audit, manajemen

audit internal, dan nilai tambah audit internal bagi manajemen. Keenam aktivitas

tersebut disusun berdasarkan referensi dari Quality Assasement Manual 5th

Edition yang diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors.

Gambar 1

Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Sumber: Sustainability Report PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tahun 2009

Pada penelitian terdahulu (Mihret, 2008) yang mengambil sample pada

sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar di negara Ethiopia mendapati bahwa

peran audit internal yang memberikan nilai tambah masih belum secara optimal

diterapkan di sana. Melalui penelitian ini, penulis mencoba untuk mengungkap

apakah audit internal yang memberikan nilai tambah mampu atau sudah

diterapkan di sektor yang berbeda yakni pada dunia telekomunikasi, dalam hal ini

CORPORATE OFFICE GROUP

BUSINESS OPERATIONS GROUP

Direktur Keuangan

(CFO)

Direktur Human

Capital & General Affair

Direktur IT &

Supply (CIO)

Direktur Compliance

& Risk Management

EVP Strategic Investment &

Corporate Planning

Direktur Enterprise

& Wholesale

Direktur Konsumer

Direktur Network

& Solution

Head of Corporate Affair

Act. Head of Corporate Communication

Head of Internal Audit

Direktur Utama (CEO)

Wakil Direktur Utama (COO)

Page 6: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

6

penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil studi kasus pada

sebuah organisasi telekomunikasi di Indonesia yaitu pada PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk.

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan organisasi yang dianggap

sebagai suatu bentuk organisasi modern Badan Usaha Milik Negara di wilayah

Indonesia yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. Selain hal tersebut, alasan

lainnya adalah karena coorporate governance pada PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk dinilai baik dalam praktiknya. Dikarenakan penelitian ini fokus pada audit

internal suatu organisasi, sehingga perlu sebuah organisasi yang dinilai telah

memiliki fungsi audit internal yang baik. Oleh karena itu, penulis memilih Unit

Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia sebagai sampel organisasi yang akan

diteliti.

Gambar 2

Struktur Organisasi Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Sumber: Keputusan Direksi PT Telekomunikasi Indonesia, 2011

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

1. Apakah unit internal audit PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan audit

internal yang memberikan nilai tambah bagi organisasi?

HEAD OF INTERNAL AUDIT

AVP QA & Administration AVP System Development

VP Infrastructure & Supply Management Audit

- AVP Infrastructure Audit

- AVP IT Support Audit - AVP Supply

Management Audit

VP Enterprise Management Audit

- AVP Financial Statement Audit

- AVP ICOFR Audit - AVP Share Service

Audit - AVP Portfolio &

Subsidiary Audit

AUDITOR GROUP

VP Marketing & Service Audit

- AVP Product Audit - AVP Marketing & CRM

Audit - AVP Service

Development & Management Audit

Page 7: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

7

2. Apa sajakah aktivitas audit internal yang secara dominan berkontribusi untuk

membangun sebuah profil audit internal yang memberikan nilai tambah bagi

organisasi?

TELAAH PUSTAKA

Grand Theory

Penelitian ini didasari oleh Teori Organisasi Ekonomi (Organizational

Economics Theory) yang di dalamnya terdapat Teori Keagenan (Agency Theory)

dan Teori Biaya Transaksional (Transactional Cost Theory of Organization).

Penelitian menggunakan Teori Keagenan (Xiangdong, 1997; Adams, 1994) dan

Teori Biaya Transaksi (Spraakman, 1997) menunjukkan peran audit internal

dalam manajemen dan tata kelola organisasi. Teori Keagenan dan Biaya Transaksi

menggambarkan suatu kondisi atas dasar ketidakpercayaan akan perilaku manusia

yang cenderung mengejar kepentingan pribadi lewat organisasi.

Teori Biaya Transaksi menjelaskan bahwa pertumbuhan sebuah organisasi

besar dengan hirarki manajemen yang cukup luas dapat menyebabkan manajer

tingkat atas kehilangan kontrol terhadap manajer tingkat bawah dan menengah

yang berdampak pada kemungkinan terjadi moral hazard dan memanfaatkan

sumber-sumber organisasi untuk kepentingan pribadi. Teori keagenan dapat

membantu menjelaskan adanya audit internal, sifat internal audit, fungsi dan

pendekatan khusus diadopsi oleh internal auditor untuk pekerjaan mereka. Hal ini

juga dapat membantu untuk memprediksi bagaimana auditor internal akan

dipengaruhi oleh organisasi, restrukturisasi dan rasionalisasi. Hal tersebut

berkaitan dengan prinsip utama teori ini yang menyatakan adanya hubungan kerja

antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan pihak

yang menerima wewenang (agency) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja

sama yang disebut “nexus of contract” (Jensen dan Meckling, 1976).

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah mengidentifikasi sebagai

Page 8: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

8

masalah yang penting (Sekaran, 1992). Berdasarkan landasan teori yang sudah

dipaparkan sebelumnya, maka dibentuklah suatu kerangka pemikiran seperti

berikut ini.

Gambar 3

Kerangka Pemikiran

Pada kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa penelitian terkait

dengan nilai tambah audit internal perlu dilakukan dalam konteks yang pasti dan

jelas karena ada variabel-variabel yang spesifik berlatar belakang organisasi.

Variabel-variabel tersebut berupa aktivitas-aktivitas audit internal yang dapat

menentukan nilai tambah organisasi seperti yang diharapkan dari fungsi audit

internal.

Pada penelitian ini disusun suatu pola untuk mengklasifikasi atribut nilai

tambah dari fungsi audit internal berdasarkan kategori konteks sehingga

memungkinkan prediksi yang lebih baik atas arahan dalam pengembangan audit

internal dan juga pemahaman yang lebih baik terhadap konsep perubahan

AKTIVITAS AUDIT

INTERNAL MEMBERIKAN NILAI TAMBAH

BAGI ORGANISASI

Pengorganisasian Unit Audit Internal Staffing pada Unit Audit Internal dan

Lingkungannya

Proses Penilaian Risiko oleh Unit Audit Internal

Jasa Audit yang Diberikan kepada

Perusahaan

Pengukuran Kinerja Fungsi Audit Internal

Pengupayaan Eksistensi Fungsi Audit Internal di

Perusahaan

Menciptakan Kembali Fungsi Audit Internal

Perusahaan

LINGKUP AUDIT

RELASI DENGAN MANAJEMEN

PROFESIONALISME STAFF AUDIT

INTERNAL

PELAYANAN AUDIT

MANAJEMEN AUDIT INTERNAL

NILAI TAMBAH AUDIT INTERNAL BAGI

MANAJEMEN

Page 9: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

9

paradigma audit internal. Parameter – parameter kontekstual yang merupakan

atribut nilai tambah unit audit internal seperti yang dimaksud adalah relasi dengan

manajemen, profesionalisme staff audit internal, lingkup audit, prosedur audit,

manajemen audit, dan nilai tambah audit internal bagi organisasi. Keenam atribut

tersebut meliputi aspek-aspek yang lebih rinci seperti pengorganisasian unit audit

internal, staffing unit audit internal, proses penilaian risiko oleh unit audit internal,

jasa audit yang diberikan kepada perusahaan, pengukuran kinerja fungsi audit,

pengupayaan eksistensi fungsi audit internal di perusahaan, dan menciptakan

kembali fungsi audit internal perusahaan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui pemahaman

studi kasus. Yin (1996) memaparkan bahwa studi kasus merupakan suatu inkuiri

empiris yang menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata namun

dengan keadaan batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan

jelas dan multi sumber bukti dimanfaatkan dalam studi ini. Melalui studi kasus ini

diharapkan akan dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar

variabel serta proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih

luas.

Variabel Penelitian

Keenam variabel tersebut berikut ini merupakan aktivitas audit internal

yang menjadi fokus penilaian. Keenam aktivitas diklasifikasikan berdasarkan

audit satisfaction index dengan acuan penyusunan dari Quality Assasement

Manual 5th Edition khususnya pada Chapter 4 Tool 4. Quality Assasement

Manual diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditors.

1. Relasi dengan Manajemen

Relasi dengan manajemen bermakna hubungan profesional yang

terjalin antara unit audit internal dengan pihak manajemen dalam struktural

organisasi dan kinerja audit internal yang berkaitan dengan manajemen. Dalam

struktural, posisi audit internal dalam organisasi merupakan suatu hal yang

Page 10: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

10

berkenaan dengan kedudukan atau keberadaan audit internal baik secara

struktural maupun fungsional dalam sebuah organisasi. Pemahaman atas posisi

audit internal dalam organisasi berguna dalam hal yang berkenaan dengan

tugas dan wewenang dalam kegiatannya bersama manajemen organisasi.

2. Profesionalisme Staff Audit Internal

Hiro Tugiman dalam Asikin (2006) menyebutkan bahwa

profesionalisme merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang dalam

melakukan profesi tertentu. Bachtiar Asikin (2006) berpendapat bahwa sikap

profesionalisme staff audit internal adalah meliputi standar profesionalisme

internal auditor, pengetahuan dan kecakapan, hubungan antar manusia dan

komunikasi, pendidikan berkelanjutan, dan ketelitian profesional.

Profesionalisme merupakan mutu, kualitas, atau perilaku yang menunjukan

profesi seseorang atau orang yang profesional. Dalam praktiknya,

profesionalisme staff audit internal tercermin dari upaya staff audit internal

yang melaksanakan tugas dan wewenang dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

etika profesi.

3. Lingkup Audit

Lingkup audit merupakan suatu aktivitas yang menerangkan

bagaimana auditor bekerja berdasarkan standar/ manual auditing yang telah

ditetapkan. Dalam Standar Profesional Audit Internal, lingkup pekerjaan audit

internal meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan

sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi. Lingkup audit

menjadi salah satu atribut yang dapat memberikan nilai tambah karena

berkenaan dengan profesionalitas kinerja auditor dan pelayanan yang diberikan

oleh auditor internal kepada perusahaan. Lingkup audit meliputi tugas dan

tanggung jawab audit internal dalam organisasi/ perusahaan.

4. Pelayanan Audit

Pelayanan audit merupakan aktivitas audit yang dijalankan oleh

auditor internal dalam pemberian jasa audit. Jasa audit merupakan produk atas

fungsi pengauditan. Pelayanan audit meliputi aktivitas yang berkenan dengan

tugas pokok audit internal dari awal/ persiapan program audit hingga pelaporan

Page 11: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

11

hasil audit. Pelayanan jasa audit dalam penelitian ini mencakup hal-hal yang

disediakan oleh audit internal dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas yang

berkaitan dengan tugas dan wewenangnya di dalam organisasi. Pada pelayanan

jasa audit ini akan tampak orientasi audit internal dalam menjalankan aktivitas

auditnya.

5. Manajemen Audit Internal

Manajemen audit internal meliputi pengelolaan manajerial di dalam

unit audit internal. Manajemen audit internal dapat dilihat misalnya melalui

pemetaan staff berdasar kompetensi, pemasaran fungsi audit internal, dan

kegiatan-kegiatan manajerial lainnya.

6. Nilai Tambah Audit Internal bagi Manajemen

Nilai tambah audit internal bagi manajemen merupakan atribut yang

bisa dianggap sebagai atribut inti dalam pergeseran paradigma audit internal

yang memberikan nilai tambah bagi organisasi. Nilai tambah diperoleh oleh

organisasi dari suatu proses yang memiliki tujuan untuk peningkatan

performance organisasi tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Nilai tambah Pada atribut ini terdapat penegasan adanya pergeseran

paradigma audit internal dari audit internal kepatuhan menjadi audit internal

yang memberikan nilai tambah bagi organisasi.

Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah sebuah perusahaan modern di lingkup

wilayah Indonesia yaitu PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Sampel merupakan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dilibatkan

dalam penelitian. Sampel penelitian ini adalah audit internal organisasi dan

manajemen. Pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling

dan non probability sampling. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 35

orang yang berprofesi sebagai auditor internal di PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk.

Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan data primer dan sekunder. Data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber data. Sumber data

Page 12: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

12

yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang ditujukan untuk auditor

internal pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Data sekunder yang digunakan

pada penelitian ini merupakan data yang didapatkan oleh penulis melalui bagian

Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Data sekunder yang diperoleh

dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan kemudian digunakan dalam

penelitian ini meliputi data Audit Satisfaction Index. Di samping data tersebut,

penulis juga menggunakan referensi melalui studi kepustakaan

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode survei. Dalam memenuhi kebutuhan data primer, penulis menggunakan

teknik angket/ kuesioner. Angket dirancang menggunakan skala pengukuran

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial / variabel penelitian

(Sugiyono, 2004). Jawaban atas setiap instrumen yang disajikan dalam bentuk

pernyataan mempunyai gradasi dari yang sangat positif hingga sangat negatif.

Tabel 3.1 menunjukkan nilai untuk setiap pilihan jawaban.

Tabel 1

Nilai Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Jawaban Nilai

Sangat tidak setuju (STS) Tidak setuju (TS) Netral (N) Setuju (S) Sangat setuju (SS)

1 2 3 4 5

Data sekunder yang ada dikumpulkan melalui Unit Audit Internal

perusahaan. Dari audit internal perusahaan diperoleh Audit Satisfaction Index

yang digunakan untuk menjadi acuan dalam analisis yang terkait dengan

manajemen dalam mengukur tingkat kepuasan kinerja audit internal. Selain Audit

Satisfaction Index, diperoleh juga data-data pendukung yang menerangkan

tentang organisasi audit internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Metode Analisis Data

Penelitian ini didukung juga dengan data-data yang bersifat kuantitatif.

Dengan demikian, validitas dan reliabilitas atas data yang diperoleh sebagai

Page 13: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

13

fasilitator penelitian ini akan diuji terlebih dahulu menggunakan analisis dari alat

statistika. Setelah validitas dan reliabilitasnya sudah terbukti, penelitian akan

dilanjutkan hingga tahap analisis dan interpretasi atas data yang telah diolah. Data

primer yang bersifat kuantitatif tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian

yang mewakili sudut pandang dari auditor internal atas aktivitas audit internal

yang bernilai tambah. Untuk memperkuat instrumen penelitian, digunakan juga

data sekunder yang mewakili sudut pandang dari pihak manajemen atas aktivitas

audit internal yang memberikan nilai tambah bagi manajemen pada khususnya.

Analisis data dilakukan menggunakan SPSS versi 17. Penelitian dengan

analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang keadaan dan

gejala sosial tertentu. Pada penelitian ini, penggambaran yang ingin ditampilkan

adalah tentang aktivitas audit internal PT Telekomunikasi Indonesia yang

memberikan nilai tambah bagi organisasinya dengan menampilkan kegiatan-

kegiatan audit internal yang merupakan atribut-atribut nilai tambah audit internal

bagi organisasi.

HASIL ANALISIS DATA

Data yang berasal dari pengolahan menggunakan alat statistika berupa

statistik deskriptif mewakili sudut pandang unit audit internal dalam penilaian

tentang aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan terkait dengan peran audit internal

dalam memberikan nilai tambah bagi organisasi. Data yang berasal dari audit

satisfaction index mewakili sudut pandang manajemen dalam penilaian tentang

aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan oleh audit internal.

1. Sudut Pandang Unit Audit Internal

Tabel 2

Hasil Statistik Deskriptif

Instrumen Penelitian

Variabel N Min Max Mean Standar Deviasi

Relasi dengan manajemen 35 14 20 16,9714 1,72 Profesionalisme Staff Audit Internal

35 32 50 40,5714 4,25

Page 14: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

14

Lingkup Audit 35 20 30 24,9143 2,68 Pelayanan Audit 35 28 50 40,7714 4,85 Manajemen Audit Internal 35 27 45 35,5143 3,74 Nilai Tambah Audit Internal bagi Manajemen

35 31 55 45,7429 5,38

Sumber: Output SPSS versi 17.0 dan data primer yang diolah, 2011

Dari hasil pengolahan data primer seperti yang telah dipaparkan di atas,

secara garis besar seluruh variabel merupakan atribut audit internal bernilai

tambah yang telah diimplementasikan oleh unit audit internal PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk. Hal tersebut didasari dari opini dari auditor internal (responden

kuesioner) yang mayoritas menyatakan bahwa variabel-variabel yang ada

merupakan aktivitas yang telah dilakukan pada unit audit internal PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2. Sudut Pandang Manajemen

Gambar 4

Grafik Audit Satisfaction Index Tahun 2009

Sumber: Laporan Periodic Quality Assasement tahun 2009

Berdasarkan grafik di atas, nilai tertinggi atas kepuasan manajemen atas

aktivitas audit internal untuk masing-masing kriteria jawaban berbeda antara satu

dengan yang lain. Nilai tertinggi untuk kriteria “Excellent” sebesar 51,6% adalah

pada aktivitas relasi dengan manajemen. Nilai tertinggi untuk kriteria “Good”

sebesar 72,4 % adalah pada aktivitas yang berkenaan dengan lingkup audit. Nilai

tertinggi untuk kriteria “Fair” sebesar 19,6% adalah pada aktivitas

profesionalisme staff auditor. Nilai tertinggi untuk kriteria “Poor” sebesar 2,6%

adalah pada aktivitas terkait manajemen audit internal. Aktivitas pelayanan audit

0,0%20,0%40,0%60,0%80,0%

Excellent

Good

Fair

Poor

Page 15: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

15

dan nilai tambah audit internal bagi manajemen pada tahun 2009 belum mencapai

kriteria “Excellent”, dengan nilai tertingginya baru mencapai kriteria “Good”

yaitu sebesar 71,48% unutk aktivitas pelayanan audit dan 69,5% untuk aktivitas

nilai tambah audit internal bagi manajemen.

Gambar 5

Grafik Audit Satisfaction Index Tahun 2010

Sumber: Laporan Periodic Quality Assasement tahun 2010

Pada tahun 2010, unit audit internal kembali mengadakan program Quality

Assasement untuk mendapatkan audit satisfaction index. Tingkat kepuasan

melalui opini dari manajemen atas aktivitas audit internal adalah 71,69% lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2009 dengan kenaikan 0,23%. Grafik 4.2

merupakan grafik yang menunjukkan audit satisfaction index dengan obyek

manajemen perusahaan. Pada tahun 2010, secara umum responden menyatakan

kriteria “Good” terhadap keseluruhan aktivitas audit internal. Dari grafik tersebut,

dapat digambarkan bahwa kriteria “Excellent” paling tinggi terdapat pada aktivitas

relasi dengan manajemen. Kriteria “Good” tertinggi berada pada aktivitas lingkup

audit, pelayanan audit, dan nilai tambah audit internal bagi manajemen,

sedangkan kriteria “Fair” sekaligus kriteria “Poor” paling banyak mengacu pada

aktivitas manajemen audit internal. Pada tahun 2010, pengelolaan manajemen

audit internal mendapatkan sorotan kurang baik yang cukup tinggi sehingga perlu

adanya metode yang lebih baik lagi dalam pengelolaan audit internal untuk masa

mendatang.

0,0%20,0%40,0%60,0%80,0%

Excellent

Good

Fair

Poor

Page 16: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

16

Interpretasi Hasil

1. Relasi dengan Manajemen

Audit internal pada awal pembentukannya berperan sebagai pelindung

aktiva perusahaan. Tujuan utama dari fungsi audit internal adalah menemukan

kecurangan sebelum kecuranan tersebut dideteksi oleh pemeriksa ekstern selama

pemeriksaan tahunan (Tunggal, 1995). Seiring dengan perkembangan yang terjadi

dalam bidang audit internal, kini audit internal lebih berperan sebagai

perpanjangan tangan manajemen dan bagian yang integral dari proses manajemen

(Tunggal, 1995). Meskipun demikian, audit internal seharusnya tetap memegang

independensinya seperti yang telah tertera dalam Standar Audit Internal.

Independensi auditor internal tentunya tidak setajam auditor eksternal. Hal

tersebut dikarenakan auditor internal merupakan karyawan dari entitas atau

perusahaan. Seringkali terjadi kekhawatiran terkait dengan semakin erat relasi unit

audit internal dengan manajemen, maka hal tersebut akan mempengaruhi tingkat

independensi audit internal terhadap manajemen. Namun demikian, independensi

tetap harus dijaga oleh audit internal. Upaya menjaga independensi audit internal

dapat dilihat dari struktur organisasi PT Telekomunikasi yang menggambarkan

bahwa posisi unit audit internal berada di bawah direktur selaku pimpinan

manajemen organisasi. Dengan posisi struktural seperti itu, berarti audit internal

merupakan unit independen yang berdiri sendiri, dalam arti tidak berada di dalam

unit lain dalam perusahaan. Unit Audit internal memberikan laporan langsung

kepada Direktur PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Relasi secara fungsional

yang baik seperti ini dapat membawa dampak positif bagi unit audit internal dan

peningkatan kinerjanya untuk memberikan nilai tambah bagi organisasi.

Dewan direksi sebagai pihak manajemen organisasi memiliki relasi yang

baik dengan unit audit internal. Hal diperkuat dengan hasil dari audit satisfaction

index. Audit satisfaction index diperoleh dari pelaksanaan program quality

assessment yang dilakukan oleh audit internal dengan manajemen sebagai

obyeknya. Metode yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah menggunakan

kuesioner yang mengacu kepada standar The IIA yaitu Quality Assasement

Manual. Bentuk lain dari contoh relasi dengan manajemen yang terjalin adalah

Page 17: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

17

dengan adanya control self assasement yang diterapkan dalam lingkup penilaian

kinerja perusahaan yang melibatkan manajemen.

Divisi audit internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki

tanggung jawab dalam pengawasan kinerja manajemen dan pemberian jasa

konsultasi tidak hanya bagi manajemen pada Corporate PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk namun juga pada unit bisnis yang dimiliki oleh PT

Telekomunikasi Indonesia. Audit internal dilibatkan pula dalam bisnis proses

manajemen. Dengan demikian, audit internal lebih berperan sebagai mitra

manajemen sebagai pengawas dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.

Aktivitas-aktivitas yang berkaitan atas relasi dengan manajemen tampak

baik, selain dari data audit satisfaction index hal itu tampak pada opini responden

(auditor internal) atas kuesioner yang telah diberikan. Rata-rata/ mean responden

menyatakan bahwa aktivitas- aktivitas profesional yang berkaitan atas relasi

dengan manajemen telah terjalin antara manajemen dan audit internal.Semakin

baik relasi antara kedua belah pihak, maka semakin besar pula upaya optimalisasi

oleh audit internal dalam pemberian nilai tambah bagi organisasi. Melalui relasi

yang terjalin dengan baik, maka audit internal dapat semakin optimal dalam

pemberian pelayanan secara profesional sebagai konsultan atas strategi bisnis,

manajemen risiko, dan pencapaian tujuan organisasi.

2. Profesionalisme Staff Audit Internal

Profesionalisme staff audit internal merupakan hal penting yang harus

dimiliki oleh auditor internal. Pada standar audit internal (Summary of Standards

for the Professional Practice of Internal Auditing, 1997) dijelaskan bahwa audit

internal harus dilaksanakan dengan kemampuan dan keahlian profesional. Pada

atribut audit internal bernilai tambah, profesionalisme staff audit internal

merupakan salah satu aspek yang cukup berperan. Hal tersebut dikarenakan, pada

atribut ini, obyek yang menjadi sorotan adalah staf audit internal yang mereka

merupakan orang-orang yang berperan dalam melaksanakan berbagai aktivitas

unit audit internal.

Kredibilitas dan prestasi unit audit internal tergantung pada bagaimana

para staf melaksanakan fungsi mereka. Unit audit internal PT Telekomunikasi

Page 18: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

18

Indonesia, Tbk memiliki jajaran staf yang meliputi auditor-auditor dengan latar

belakang pendidikan yang beragam. Keberagaman latar belakang pendidikan

tersebut dapat terlihat dari profil responden penelitian yang mengisi kuesioner

penelitian. Dari sampel penelitian, yaitu sebanyak 35 responden, diketahui bahwa

staff unit audit internal berasal dari beberapa disiplin ilmu. Beberapa di antaranya

berasal dari pendidikan bidang ilmu ekonomi (manajemen, akuntansi, administrasi

keuangan) dan teknik (teknik elektro dan teknik informatika). Penempatan auditor

dalam fungsi teknis lebih diprioritaskan berdasarkan latar belakang pendidikan

dengan harapan supaya auditor dapat menjalankan tugas sesuai dengan kapabilitas

yang dimiliki oleh para personil.

Pada awal keberadaan audit internal di perusahaan, posisi staff

didominsasi oleh staff yang berasal dari latar belakang pendidikan ekonomi

khususnya akuntansi. Akan tetapi, terjadi beberapa kendala dan kesulitan terkait

dengan fungsi di lapangan, yaitu ketika staff dengan latar belakang pendidikan

non teknik dihadapkan pada bidang audit berupa teknik misalnya seperti bidang

informasi teknologi. Bertolak dari pengalaman tersebut, kemudian diadakan

penempatan staff sesuai dengan keahliannya. Dengan sistem seperti ini, terjadi

peningkatan efektifitas dan efisiensi kinerja staff audit internal.

Seperti yang telah tertera pada Internal Audit Charter, keahlian staff audit

internal perlu di-up grade melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan

profesionalisme. Staff baru tidak kemudian dilepas begitu saja oleh para

seniornya, staff baru mendapatkan bimbingan melalui senior staff audit.

Penggunaan manual audit juga mempermudah staff audit internal baru dalam

menjalankan fungsinya. Selain pembinaan staff baru, staff lama pun juga

mendapat kesempatan meng-upgrade diri dengan melanjutkan pendidikan.

Misalnya seperti salah seorang responden yang mengikuti pendidikan di akhir

pekan yaitu kuliah di hari Sabtu dan Minggu. Kesempatan-kesempatan seperti ini

tentunya dengan harapan supaya para staff mendapatkan pendidikan lanjutan

untuk meningkatkan profesionalisme kinerjanya sebagai auditor internal dalam

lingkup PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Page 19: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

19

3. Lingkup Audit

Tugiman (1996) menjelaskan bahwa ruang lingkup audit internal meliputi

penelaahan atas kehandalan dan juga atas kesesuaian informasi keuangan dan

operasi beserta metodenya, penelaahan sistem yang berjalan untuk memastikan

bahwa sistem berjalan sesuai dengan regulasi dan prosedur yang berlaku,

penelaahan cara pengamanan asset perusahaan dan penelusurannya, dan mereview

operasi dan program untuk memastikan bahwa hasilnya telah konsisiten dengan

tujuan yang telah ditetatpkan dan program tersebut dijadikan dasar atas

penyusunan rencana berikutnya. Berdasarkan ruang lingkup yang telah ada,

diharapkan dapat mendorong optimalisasi pengujian dan evaluasi atas kelayakan

sistem pengendalian internal dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab.

Berdasarkan keputusan direksi No.KD.24/PS150/COP-B0030000/2008,

dipaparkan bahwa audit internal bertanggung jawab atas kepatuhan seluruh

pengelolaan bisnis dan operasional perusahaan serta regulasi pemerintah dan

perusahaan publik yang berlaku dengan menjalankan peran internal control yang

efektif bagi perusahaan melalui pengelolaan fungsi audit internal. Selain hal

tersebut, audit internal juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan jasa atau

layanan konsultasi audit internal kepada direksi, dewan komisaris dan unit bisnis /

unit kerja dan pemberian assurance mengenai kelayakan pelaporan keuangan,

mengawal implementasi pengendalian internal dan memberikan dukungan dalam

meningkatkan pelaksanaan Good Corporate Governance.

Dalam praktik di lapangan, kinerja audit internal telah sesuai dengan

lingkup audit yang telah ditentukan. Dalam tahap perencanaan audit, staf audit

internal melakukan komunikasi dengan manajer bisnis perusahaan untuk

mengetahui bagaimana pandangan para manajer tentang masalah dan keinginan

mereka pada auditor agar auditor internal fokus pada usaha yang manajer lakukan.

Hal tersebut untuk mempermudah fungsi audit internal dalam menelaah proses

bisnis yang telah dilakukan oleh pihak manajemen.

Ruang lingkup audit internal dilaksanakan dengan menggunakan sebuah

pendekatan berupa risk based internal auditing. Berdasarkan keputusan direksi

Page 20: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

20

No.KD.24/PS150/COP-B0030000/2008 pengertian Risk based internal auditing

adalah proses/ aktivitas unit audit internal yang berbasis pada risk register

perusahaan sendiri untuk menyusun rencana audit dan menyusun audit program

yang difokuskan pada prioritas area dengan risiko tinggi. Pendekatan dengan

menggunakan penilaian risiko ini berlangsung baik dalam unit audit internal.

Dengan adanya lingkup audit yang baik dan tepat sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab dari unit audit internal diharapkan dapat membangun sebuah

pelayanan audit internal yang efektif dan efisien. Hal tersebut dikarenakan

efektifitas dan efisiensi suatu pelayanan audit internal dalam suatu organisasi

dapat meningkatkan performa organisasi yang bersangkutan.

4. Pelayanan Audit

Pelayanan audit merupakan aktivitas utama audit internal di dalam

organisasi. Pelayanan audit yang diberikan tentunya disesuaikan dengan ruang

lingkup audit internal yang berlaku di dalam perusahaan/ organisasi. Salah satu

pelayanan audit yang utama meliputi peran audit internal dalam bidang

pengelolaan enterprise management audit pada fungsi-fungsi strategic &

enterprise planning, enterprise risk management, enterprise effectiveness

management, knowledge & research management, financial & asset management,

stakeholder & external relations management, human resources management, dan

pengelolaan joint ventur company. Dari uraian aktivitas pelayanan jasa audit

internal tersebut dapat diketahui bahwa peran audit internal meliputi fungsi

pengawasan atas seluruh unit kerja di perusahaan.

Audit internal tidak hanya fokus pada pelaksanaan audit operasional

untuk proses bisnis dan pemantauan efisisiensi dan efektifitas proses bisnis. Audit

internal juga memberikan pelayanan sesuai dengan compliance yang berlaku,

pemberian investigasi khusus sesuai dengan permintaan manajemen ketika

diperlukan, penyampaian pandangan atas peluang bisnis perusahaan, konsultasi

kegiatan audit, dan fokus terhadap rencana-rencana strategis dan manajemen

risiko.

Untuk dapat dengan baik melaksanakan fungsi dalam keterlibatannya

pada rencana strategis dan manajemen risiko perusahaan, audit internal perlu

Page 21: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

21

melakukan identifikasi atas beberapa hal yang berkaitan dengan bisnis

perusahaan. Identifikasi perlu dilakukan pada key customers beserta kebutuhan

mereka dan juga pada para pemasok dan peran mereka dalam proses bisnis

perusahaan.

Pelaksanaan kinerja audit internal harus dilaksanakan berdasarkan

standar profesional yang berlaku. Untuk menjaga kualitas kinerja Unit Audit

Internal dan hasil auditnya, Unit Audit Internal wajib berpedoman pada Standar

Profesi Internal Auditor (SPIA) dan atau standar yang lazim berlaku secara

internasional (International standards for the Professional Practice of Internal

Audit)

5. Manajemen Audit Internal

Unit Audit Internal merupakan salah satu unit kerja PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk. Unit Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki

visi yang representatif dalam optimalisasi perannya dalam memberikan fungsi

pengendalian internal bagi manajemen yang bernilai tambah. Visi Unit Audit

Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sesuai dengan Internal Audit Charter

No: Tel 711/PW000/ UTA-00/2008 adalah:

Sebagai “Smart Partner” bagi manajemen, Unit Bisnis/ Unit Kerja dan

Anak Perusahaan dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan serta sebagai

pendorong bagi seluruh jajaran Perusahaan dan Anak Perusahaan agar tercipta

budaya disiplin dalam melaksanakan seluruh ketentuan perundang-undangan/

kebijakan/ peraturan/ prosedur/ proses bisnis yang berlaku.

Unit Audit Internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki Internal

Audit Charter. Internal Audit Charter digunakan sebagai pedoman dalam

penetapan posisi kegiatan unit audit internal dalam organisasi, mengotorisasi

kewenangan internal audit dalam memperoleh akses secara penuh, bebas dan tidak

terbatas terhadap semua catatan atau informasi tentang seluruh aktivitas dan

sumber daya perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya, dan juga

untuk menetapkan lingkup aktivitas audit internal dalam perusahaan.

Unit Audit Internal dalam menjalankan aktivitasnya mengacu pada kode

etik yang ditetapkan oleh Asosiasi Internal Audit yang ada di Indonesia dan atau

Page 22: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

22

yang lazim berlaku secara internasional (International standards for the

Professional Practice of Internal Auditing). Di dalam unit audit internal terdapat

susunan manajemen atau tim pengelola yang melakukan pengelolaan atas sumber

daya yang ada di internal unit audit internal. Pada manajemen audit internal

terdapat beberapa bagian yang memiliki perannya masing-masing. Manajemen

audit internal dipimpin oleh seorang Head of Internal Auditing yang diangkat dan

diberhentikan oleh Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.. Pimpinan

unit audit internal tersebut tidak dapat berfungsi secara maksimal tanpa bantuan

dari fungsi-fungsi lain di dalam manajemen unit audit internal.

Beberapa contoh pengelolaan unit audit internal yang dapat

meningkatkan nilai tambah bagi audit internal dan perusahaan berupa pengelolaan

SDM, adaptasi teknologi dalam kinerja audit internal, promosi atau pemasaran

fungsi audit internal. Dalam pengelolaan sumber daya manusia, unit audit internal

membagi keahlian teknis sesuai dengan dengan bidang SDM. Penggunaan

komputerisasi sebagai alat bantu dalam pelaksanaan tugas dalam unit audit

internal dirasa meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja audit internal. Upaya

meningkatkan dan menjaga eksistensi unit audit internal dilakukan dengan

pengadaan promosi atas fungsi audit internal.

Manajemen audit internal PT Telekomunikasi Indonesia dirasa sudah

cukup baik. Namun demikian, berdasarkan satisfaction index pada tahun 2009,

manajemen audit internal mendapatkan sorotan atas ketidakpuasan manajemen

perusahaan. Para manajemen yang kurang puas tersebut menyampaikan saran

kepada manajemen unit audit internal untuk lebih meningkatkan kinerja

manajemen. Pada tahun 2010, terjadi peningkatan kinerja manajemen audit

internal, hal tersebut ditandai dengan meningkatnya kepuasan manajemen atas

kinerja dalam hal pengelolaan audit internal. Kinerja manajemen unit audit

internal yang baik akan meningkatkan kinerja aktivitas-aktivitas lain di dalam unit

audit internal.

6. Nilai Tambah Audit Internal bagi Manajemen

Audit internal pada masa yang sekarang ini diharapkan dapat lebih

memunculkan nilai tambah bagi organisasi terutama pada perusahaan. Perubahan

Page 23: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

23

audit internal yang lebih bersahabat dengan manajemen merupakan satu cara yang

bisa meningkatkan sinergisitas di antara kedua belah pihak tanpa mengurangi

kadar independensi yang ada pada unit audit internal. Pergeseran paradigma ini

memberikan manfaat tidak hanya bagi manajemen, namun juga bagi audit internal

itu sendiri. Nilai tambah yang terkandung dalam audit internal bisa membuka

peluang untuk dapat lebih mengeksplorasi dan mengoptimalkan fungsinya di

tubuh organisasi atau perusahaan. Bagi perusahaan, tentunya dengan keberadaan

nilai tambah ini, diharapkan audit internal dapat menjadi katalis bagi manajemen

dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah dirancang.

Pergeseran paradigma audit internal ini dapat dilihat melalui beberapa

sifat. Pertama, layanan yang pada mulanya cenderung bersifat detective, kini

menjadi preventive. Kedua, dari audit kepatuhan (compliance) menjadi layanan

audit yang juga bertujuan untuk memberikan perbaikan proses bisnis. Ketiga, dari

audit internal yang berbasis periode kerja, kini menjadi audit yang berbasis risiko.

Keempat, audit internal yang semula reaktif, sekarang menjadi audit internal yang

proaktif. Kelima, audit internal terbuka sebagai unit yang memberikan layanan

konsultasi aktivitas-aktivitas audit.

Unit audit internal PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk kini telah

mengalami transformasi menuju audit internal yang bernilai tambah sejak kurun

waktu beberapa tahun yang lalu. Pada quality assasement yang dilakukan oleh

audit internal kepada manajemen perusahaan juga dicantumkan aspek seberapa

puaskah pihak manajemen atas nilai tambah audit internal bagi manajemen. Maka,

melalui quality assasement diharapkan dapat diketahui bagaimana respon

manajemen atas nilai tambah yang telah diupayakan oleh Unit Audit Internal PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Berdasarkan hasil quality assasement seperti

yang telah diulas pada bagian analisis data menunjukkan bahwa manajemen

merasa puas atas nilai unit audit internal.

Page 24: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

24

PENUTUP

Kesimpulan

Dewasa ini, aktivitas audit internal yang dapat memberikan nilai tambah

bagi manajemen dan organisasi sangat perlu diterapkan pada unit audit internal.

Hal tersebut tercermin dari aktivitas audit internal di PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk. PT Telekomunikasi Indonesia memiliki sebuah Unit Audit

Internal yang menerapkan paradigma baru yaitu paradigma audit internal yang

memberikan nilai tambah bagi organisasi. Hal itu tersurat dalam Internal Audit

Charter tahun 2008 yang ditetapkan untuk menggantikan Charter sebelumnya.

Penggantian tersebut dikarenakan adanya kebutuhan manajemen untuk lebih

menegaskan fungsi Business Assurance dan Consultant Internal manajemen

dalam memebantu operasional perusahaan yang sedang mengalami perubahan

bisnis dan persaingan yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, tidak

mengherankan jika hasil dari kuesioner yang membahas mengenai transformasi

audit internal bernilai tambah dan aktivitas-aktivitasnya menunjukkan bahwa

aktivitas yang berlangsung pada unit audit internal PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk merupakan aktivitas unit audit internal yang berpotensi mampu memberikan

nilai tambah bagi organisasi.

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap aktivitas atau

aspek audit internal yang meliputi relasi dengan manajemen, profesionalisme staff

audit internal, lingkup audit, pelayanan audit, manajemen audit internal, dan nilai

tambah audit internal bagi manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas-

aktivitas yang membangun atau menguatkan profil unit audit internal PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai unit audit internal yang memberikan nilai

tambah adalah aspek relasi dengan manajemen, lingkup audit, dan nilai tambah

audit internal bagi manajemen.

Ketiga aspek aktivitas audit internal tersebut merupakan aktivitas dominan

dan saling berhubungan dalam membangun karakter audit internal audit bernilai

tambah. Dominasi ketiga aspek ini tampak pada rata-rata atau mean pada butir

pernyataan tiap variabel/aspek aktivitas unit audit internal yang menunjukkan

nominal di atas 3,6 dari skala maksimal 5. Selain itu, pada audit satisfaction index

Page 25: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

25

tampak bahwa opini positif dari manajemen berupa kriteria Excellent dan Good

menunjukkan grafik yang tinggi dibandingkan dengan aktivitas lainnya.

Relasi dengan manajemen menunjukkan bahwa kini audit internal

bukanlah sebagai “satpam” bagi manajemen, akan tetapi audit internal mampu

menjadi rekan bagi manajemen dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Audit

internal dapat dilibatkan dalam perancangan rencana-rencana strategis

perusahaan. Dengan dilibatkannya audit internal, maka hal tersebut dapat

membuat audit internal mengerti tentang arah tujuan dan dapat membantu

manajemen dengan menjadi konsultan atas kemungkinan risiko-risiko yang akan

dihadapi. Konsultan dalam hal manajemen risiko tersebut tidak terlepas dari

aktivitas di lingkup audit. Hal tersebut dikarenakan pada lingkup audit, audit

memiliki tanggung jawab atas fungsi-fungsi audit meliputi pemberian konsultasi

dan assurance bagi strategi bisnis perusahaan.

Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut merupakan salah satu kegiatan yang

mencerminkan implementasi audit internal dalam upaya pemberian nilai tambah

bagi organisasi terutama manajemen. Hal tersebut dikarenakan, dengan menjadi

konsultan, maka diharapkan audit internal juga dapat berperan sebagai katalis bagi

manajemen.

Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

analisis deskriptif yang bertujuan ingin menggambarkan suatu fenomena yang

menjadi fokus penelitian, yaitu pergeseran paradigma pada unit audit internal PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi audit

internal pada suatu organisasi berbeda dengan organisasi yang lain, maka

penelitian ini belum tentu dapat digeneralisasi pada perusahaan lain dengan sektor

industri yang berbeda. Penelitian ini belum meliputi peran nyata audit internal

terhadap performa perusahaan berupa kenaikan atau penurunan finansial melalui

laba perusahaan.

Keterbatasan data primer yang berasal dari manajemen juga merupakan

keterbatasan dalam penelitian ini. Hal tersebut mengakibatkan penggunaan dua

Page 26: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

26

jenis data yang berbeda yaitu data primer untuk penilaian sudut pandang auditor

internal dan data sekunder untuk penilaian sudut pandang manajemen.

Penelitian yang selanjutnya diharapkan menggunakan obyek penelitian

berupa perusahaan yang berorientasi laba di bidang jasa telekomunikasi supaya

dari hasil penelitiannya dapat dilakukan perbandingan yang relevan dengan

perusahaan obyek penelitian ini. Kemudian sebaiknya juga dilakukan analisis atas

perubahan laba perusahaan dalam kurun waktu tertentu untuk mengetahui peran

nyata audit internal dalam meningkatkan performa finansial perusahaan.

Dalam instrumen penelitian berupa jenis data yang digunakan juga

sebaiknya diseragamkan antara auditor internal dengan manajemen. Hal ini

dimaksudkan agar memudahkan dalam analisis dan dapat lebih akurat dalam

analisis.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, M.B. 1994. “Agency Theory and The Internal Audit”. Managerial Auditing Journal. Vol. 9. Hlm 8-12.

Asikin, Bachtiar. 2006. “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor

Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit”. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Ekonomi. Vol 7. Hlm 792-810.

Effendi, Muh. Arief. 2002. “Paradigma Baru Internal Auditor”. dalam Majalah

Auditor. Ed.05. http://internalauditindonesia. wordpress.com /2010 /02/ 08/ paradigma-baru-internal-auditor/. Diunduh 13 Desember 2010

Effendi, Muh. Arief. 2006. “Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21”.

http://images.agushakim.multiply.multiplycontent.com/. Diunduh 13 Desember 2010

Guy, Dan M., Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. 2003. Auditing. (Terj.)

Paul A. Rajoe dan Ichsan Setiyo Budi. Jakarta: Erlangga Hartadi, Bambang. 1991. Internal Auditing. Yogyakarta: Andi Offset Jensen, M.C and W. H. Meckling. 1976. “The Theory of The Firm: Manajerial

Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure.” Journal of Financial and Economics. Vol.3. Hlm. 305-360.

Page 27: PERGESERAN PARADIGMA AUDIT INTERNAL TRADISIONAL … · adanya evaluasi dan penilaian efektifitas risk management, control, and ... penulis fokuskan pada lingkup Indonesia dengan mengambil

27

Mihret, D.G. dan G. Z. Woldeyohannis. 2008. “Value-Added Role of Internal Audit: an Ethiopian Case Study”. Managerial Auditing Journal. Vol. 23. Hlm 567-595

Roth, J. 2002. “Adding Value: Seven Roads to Success”. The Institute of Internal

Auditorsors Research Foundation Altamonte Springs, FL Roth, J. 2003. “How do internal auditors add value? Characteristics common to

top-rated audit shops help to shed light on the nebulous concept of adding value”. The Internal Auditor. Edisi Februari. www.findarticles.com/p/articles/mi_m4153/is_1_60/ai_98009241. diunduh 13 Desember 2010

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business, 4th Edition. Jakarta:

Salemba Empat Spraakman, G. 1997. “Transaction Cost Economics: a Theory of Internal Audit”.

Managerial Auditing Journal. Vol. 17. Hlm 323-30. Tunggal, Amin Widjaja. 1995. Audit Manajemen Kontemporer. Jakarta:

Harvarindo Xiangdong, W. 1997, “Development Trends and Future Prospects of Internal

Auditing”. Managerial Auditing Journal. Vol. 12. Hlm. 200-204. Yin R.K. 1996. Studi Kasus: Desain dan Metode . (Terj.) M. Djauzi Mudzakir.

Jakarta:Raja Grafindo Persada