Pergerakan Harga Saham dan...

17
1 Pergerakan Harga Saham dan Pengukuran Pengembalian Risiko Saham BUMN Teddy Oswari Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta E-mail : [email protected] Satiningsih, Antik Damayanti Alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta ABSTRAK Penelitian ini ingin menganalisa pergerakan harga saham dengan grafik dapat dijadikan pengambilan keputusan di masa mendatang dan bagaimana membuktikannya bahwa dengan grafik seorang investor dapat mengambil keputusan investasi? Penulis menggunakan teknik Bar Chart, Moving Average dan Relative Strength Index untuk dapat meramalkan kondisi di masa mendatang yaitu dengan meramalkan trend atau kondisi yang akan dihadapi. Dengan model indeks tunggal kita dapat mengukur return dan risiko yang akan diperoleh. Saham-saham yang digunakan penulis yaitu saham-saham BUMN yang merupakan saham unggulan (Blue Chip). Saham yang mempunyai return tertinggi yaitu saham Indosat dan return terendah yaitu saham Semen Gresik. Sedangkan risiko yang paling rendah adalah saham Semen Gresik dan risiko paling tinggi adalah saham Bank Mandiri. Kondisi bearish dimiliki oleh saham Bank Mandiri, Semen Gresik dan Indosat. Sedangkan kondisi bullish dimiliki oleh saham Telkom. Kondisi bearish pada saham Indosat dikarenakan adanya stock split sehingga harga menjadi sangat murah. Saham Telkom dan Indosat baik untuk dibeli karena teknik Moving Average dan Relative Strength Index menunjukan kondisi yang baik untuk dibeli, sedangkan pada Semen Gresik sebaiknya dijual dan saham Bank Mandiri sebaiknya ditahan terlebih dahulu karena adanya kemungkinan harga saham akan naik. Kata Kunci : penilaian saham, return dan risiko, model indeks tunggal PENDAHULUAN Berinvestasi di saham yang berisiko dan penuh ketidakpastian merupakan sebuah keputusan karena melihat adanya peluang untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak melalui saham yang merupakan surat berharga yang mempunyai potensi untuk memberikan hasil yang lebih tinggi. Saham bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi daripada instrumen investasi lainnya. Maka dengan alasan ingin mendapatkan hasil yang lebih seorang pemodal akan bersedia membeli saham dan bersedia menanggung risiko, yakni penyimpangan hasil dari yang diharapkan. Salah satu faktor risiko yang menghadang pemodal saham Indonesia adalah kinerja pasar. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang oleh Chester dan kawan-kawan disebut sumber-sumber risiko tidak menguntungkan pemodal saham. Ekonomi biaya tinggi, yang membuat laju inflasi dan kemudian suku bunga tinggi menjadi kendala pemodal memperoleh hasil maksimal dari saham. Suku bunga tinggi juga mengurangi nafsu pemilik dana untuk berinvestasi di saham. Untuk meningkatkan peluang memperoleh gain atau meningkatkan nilai pemodal hendaknya menghindari hazard. Untuk menghindari risiko yang akan terjadi diperlukan penilaian saham. Penilaian saham dapat berupa analisia fundamaental dan analisa teknikal. Banyak penjelasan yang menunjukkan bahwa analisa teknikal dapat membantu pemodal berinvestasi, meskipun banyak pendapat yang menentangnya. Ada pendapat yang menyatakan bahwa analisis teknikal

Transcript of Pergerakan Harga Saham dan...

1

Pergerakan Harga Saham dan Pengukuran Pengembalian Risiko Saham BUMN

Teddy Oswari

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta E-mail : [email protected]

Satiningsih, Antik Damayanti

Alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta

ABSTRAK Penelitian ini ingin menganalisa pergerakan harga saham dengan grafik dapat

dijadikan pengambilan keputusan di masa mendatang dan bagaimana membuktikannya bahwa dengan grafik seorang investor dapat mengambil keputusan investasi? Penulis menggunakan teknik Bar Chart, Moving Average dan Relative Strength Index untuk dapat meramalkan kondisi di masa mendatang yaitu dengan meramalkan trend atau kondisi yang akan dihadapi. Dengan model indeks tunggal kita dapat mengukur return dan risiko yang akan diperoleh.

Saham-saham yang digunakan penulis yaitu saham-saham BUMN yang merupakan saham unggulan (Blue Chip). Saham yang mempunyai return tertinggi yaitu saham Indosat dan return terendah yaitu saham Semen Gresik. Sedangkan risiko yang paling rendah adalah saham Semen Gresik dan risiko paling tinggi adalah saham Bank Mandiri. Kondisi bearish dimiliki oleh saham Bank Mandiri, Semen Gresik dan Indosat. Sedangkan kondisi bullish dimiliki oleh saham Telkom. Kondisi bearish pada saham Indosat dikarenakan adanya stock split sehingga harga menjadi sangat murah. Saham Telkom dan Indosat baik untuk dibeli karena teknik Moving Average dan Relative Strength Index menunjukan kondisi yang baik untuk dibeli, sedangkan pada Semen Gresik sebaiknya dijual dan saham Bank Mandiri sebaiknya ditahan terlebih dahulu karena adanya kemungkinan harga saham akan naik. Kata Kunci : penilaian saham, return dan risiko, model indeks tunggal PENDAHULUAN

Berinvestasi di saham yang berisiko dan penuh ketidakpastian merupakan sebuah

keputusan karena melihat adanya peluang untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak melalui

saham yang merupakan surat berharga yang mempunyai potensi untuk memberikan hasil yang

lebih tinggi. Saham bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi daripada instrumen investasi

lainnya. Maka dengan alasan ingin mendapatkan hasil yang lebih seorang pemodal akan

bersedia membeli saham dan bersedia menanggung risiko, yakni penyimpangan hasil dari yang

diharapkan.

Salah satu faktor risiko yang menghadang pemodal saham Indonesia adalah kinerja

pasar. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang oleh Chester dan kawan-kawan disebut

sumber-sumber risiko tidak menguntungkan pemodal saham. Ekonomi biaya tinggi, yang

membuat laju inflasi dan kemudian suku bunga tinggi menjadi kendala pemodal memperoleh

hasil maksimal dari saham. Suku bunga tinggi juga mengurangi nafsu pemilik dana untuk

berinvestasi di saham. Untuk meningkatkan peluang memperoleh gain atau meningkatkan nilai

pemodal hendaknya menghindari hazard.

Untuk menghindari risiko yang akan terjadi diperlukan penilaian saham. Penilaian

saham dapat berupa analisia fundamaental dan analisa teknikal. Banyak penjelasan yang

menunjukkan bahwa analisa teknikal dapat membantu pemodal berinvestasi, meskipun banyak

pendapat yang menentangnya. Ada pendapat yang menyatakan bahwa analisis teknikal

2

berkaitan dengan derajat probabilitas bahwa sebuah event akan terjadi, bukan kepastian event

tersebut. Kesimpulan sebuah analisis teknikal mungkin bermasalah, tetapi sebuah analisis

fundamental pun bisa keliru karena ketidakakuratan data. Analisa teknikal terutama berguna

untuk short-term trading.

Tujuan Penelitian ini adalah menilai pergerakan harga saham dengan menggunakan

grafik Bar Chart dan menganalisis pergerakan harga saham dengan menggunakan indikator

teknis yaitu moving average dan Relative strength index serta menganalisis return dan risiko

dengan model indeks tunggal.

KAJIAN TEORI

Secara umum analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak harga saham,

indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan menggunakan grafik berdasarkan data

histories. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar sebagai berikut :

Alexander Elder (“Trading For a Living”) Analis teknikal adalah studi psikologi massa, sebagian

ilmiah sebagiannya lagi adalah seni. Jhon J Murphy (“Technician Analysis for Financial

Markets”) Analis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik,

untuk memprediksi kecenderungan (trends) harga dimasa yang akan datang. Stuart Frost

(“Technical Analysis for Financial Markets”) Analis teknikal adalah studi tentang gerak harga

yang juga mencakup volume atau hal lain yang lebih luas.

Tujuan dari analisis teknikal adalah memperhitungkan supply dan demand dari sebuah

saham sehingga dapat diprediksi. Analisis teknikal berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar

yang dapat diidentifikasikan karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indikator

teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan datang. Analis teknikal disebut

sebagai “chartis”, tidak mencoba untuk menjelaskan mengapa harga bergerak seperti apa yang

terjadi. Mereka hanya memperhatikan harga yang bergerak dalam pola yang dapat diprediksi

oleh kaidah analis teknikal. Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar itu sendiri,

sehingga nilai instrinsik saham dalam analisis teknikal adalah tidak relevan.

Chart Pola Pergerakan Harga Saham

a. Bar Chart. Merupakan cara yang paling sederhana dalam analisis teknikal yang

menggamabarkan pergerakan harga saham. Sumbu vertical dalam bar chart

menunjukkan harga saham, sedangkan sumbu horizontal menunjukan waktu.

Gambar 1. Struktur Bar Chart

b. Point-and-Figure Chart. Penggunaan grafik dengan angka dan gambar untuk

menggambarkan pergerakan harga saham juga cukup dikenal dalam analisis teknikal.

Rata-rata Bergerak (moving average)

High

Close

Open

Low

3

Moving average digunakan untuk mengidentifikasi sinyal bahwa trend telah dimulai,

sedang berlangsung atau segera berakhir. Moving average adalah follower bukan leader,

sehingga kita baru akan mengetahui suatu trend sekarang akan berbalik atau berlanjut setelah

hal itu terjadi. Penggunaan periode dalam moving average juga bermacam-macam tergantung

dari jenis pasarnya. Namun dalam perdagangan saham biasanya terdapat periode-periode

yang popular dikalangan analis seperti periode 9/10 untuk jangka pendek dan 10/20 untuk

jangka panjang. Periode lain yang sering digunakan adalah 18/20, 40/50 dan 100/200. Sinyal

beli dalam penggunaan dua moving average terjadi apabila harga asli berada diatas MA yang

periodenya lebih pendek bergerak dari bawah dan memotong keatas MA yang periodenya lebih

panjang. Sinyal jual terjadi jika MA yang periodenya lebih pendek bergerak dari atas dan

memotong kebawah MA yang lebih panjang periodenya serta harga aslinya dibawah

persilangan (cross-over) tersebut. Sinyal jual/beli akan menjadi lebih signifikan apabila

persilangan antara kedua moving average yang digunakan memiliki arah yang sama. Jika

kedua garis moving average bergerak keatas sering disebut dengan Golden Cross dan

sebaliknya adalah Death Cross.

Relative Strength

Menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar atau industri tertentu.

Hasil perbandingan biasanya digambarkan dengan plot-plot yang menunjukkan perbandingan

harga relatif saham selama jangka waktu tertentu.

Average Upclose value

Relative Strength = Average Downclose Value (1)

Relative Strength dengan sendirinya tidak memberikan kepada kita informasi yang

cukup mengenai pergerakan harga suatu sekuritas. Nilai Relative Strength biasanya digabung

menjadi rumus lain yang disebut dengan Relative Strength Index (RSI), suatu indicator yang

dikembangkan oleh J. Welles Wilder, Jr. Rumus Relattive Strength Index adalah sebagai berikut

:

Relattive Strength Index = 100 - 100 (2)

MA- periode pendek MA-periode panjang

Jual

Beli

Jual

Gambar 2. Sinyal Jual atau Beli

4

(1 + RS)

RSI diplotkan pada skala vertikal antara 0 – 100. Ketika harga-harga naik diatas 70

(indeks 80 menunjukkan pasar dalam keadaan ‘Bull Market’), instrumen sekuritas dianggap

mengalami overbought. Jika harga-harga turun dibawah level 30 (indeks 20 menunjukkan pasar

dalam keadaan ‘Bear Market’), maka instrumen sekuritas tersebut dianggap harus dijual.

Thomas A.Mayer (1992) dalam bukunya “the Technical Analysis Course’, probus Publishing

Company, Chicago, Illinois, memberikan “tip” bahwa saran beli sebaiknya diberikan apabila RSI

meningkat melewati 50 dan saran jual apabila RSI menurun dan melewati angka 50 (N yang

dipergunakan biasanya adalah 14 hari).

Trading Rules dalam Analisis Teknikal

Dalam tataran praktek para analis teknikal, mereka biasanya membuat suatu aturan

perdagangan (trading Rules) yang bisa dipakai sebagai patokan dalam pengambilan keputusan

membeli atau menjual saham.

Gambar 3. Aturan perdagangan (Trading rule) sebagai indikator membeli atau menjual

saham dalam analisis teknikal

Dalam gambar diatas ditunjukan beberapa trend pergerakan harga saham yang terdiri

dari trend penurunan (declining trend), trend peningkatan (raising trend) dan trend mendatar

(flat trend). Trend pergerakan harga saham mencapai titik tertinggi pada saat mencapai titik

Saat Beli saham

Titik terendah

Trend

Peningkatan

Trend

mendatar Trend

Penurunana

Harga saham

Waktu

Saat Menjual

Titik

Puncak

Trend

Penurunan

Titik terendah

Trend

Peningkatan

Saat Beli saham

5

puncak (peak point) dan mencapai titik yang paling rendah (through point). Dalam gambar

diatas juga ditunjukan kapan sebaiknya investor membeli atau menjual saham.

Retrun dan Risiko

Return adalah keuntungan atau aliran kas netto yang diperoleh dari suatu investasi.

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan

imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.

Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu

investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain :

a. Risiko suku bunga

Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris

paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun ceteris

paribus. Demikian sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham naik.

b. Risiko Pasar

Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu

investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh

perubahan indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh

banyak factor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan

politik.

c. Risiko Inflasi

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah

diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga disebut sebagai risiko daya beli. Jika

inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi

untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.

d. Risiko Bisnis

Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai risiko

bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil, akan

sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.

e. Risiko Finansial

Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam

pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan,

semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.

f. Risiko Likuiditas

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa

diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan,

semakin likuid sekuritas tersebut, demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu

sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.

g. Risiko Nilai Tukar Mata Uang

6

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara

perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal

sebagai risiko mata uang (currency risk) atau risiko nilai tukar (exchange rate risk).

h. Risiko Negara (country risk)

Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi

perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas

politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk

menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.

Model Indeks Tunggal

Kalau kita melakukan pengamatan maka akan nampak bahwa pada saat “pasar”

membaik (yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia) harga saham-saham individual

juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham-

saham akan turun harganya. Hal ini menunujukkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham

nampaknya berkolerasi dengan perubahan pasar. Kalau perubahan pasar bisa dinyatakan

sebagai tingkat keuntungan indeks pasar.

Perhatikan bahwa model tersebut menunujukan bahwa tingkat keuntungan yang

diharapkan terdiri dari dua komponen; bagian yang unik yaitu α i dan bagian yang berhubungan

dengan pasar yaitu βi E(Rm). Demikian juga variance tingkat keuntungan terdiri dari dua bagian,

yitu risiko yang unik (σei2 ) dan risiko yang berhubungan dengan pasar βi

2 σm

2 . Sebaliknya

covariance semata-mata tergantung dari risiko pasar. Ini berarti model indeks tunggal

menunjukkan bahwa satu-satunya alasan mengapa saham-saham “bergerak bersama” adalah

bereaksi terhadap gerakan pasar.

7

METODOLOGI PENELITIAN

Saham yang akan diteliti :

Gambar 4. Pemilihan saham yang akan diteliti

Data yang digunakan :

Untuk analisis Teknikal yaitu :

a. Harga Pembukaan (Open Price) yaitu harga pada saat pembukaan pasar dalam suatu

periode perdagangan.

b. Harga Tertinggi (High Price) yaitu harga tertinggi saham selama diperdagangkan pada

suatu periode perdagangan. Harga tertinggi menunjukan bahwa pada saat itu lebih banyak

penjual daripada pembeli atau menunjukkan harga tertinggi yang mau dibayar oleh

pembeli.

c. Harga Terendah (Low Price) yaitu harga terendah selama diperdagangkan pada suatu

periode perdagangkan. Harga Terendah menunjukan bahwa pada saat itu lebih banyak

pembeli dari pada penjual atau harga yang menunjukkan harga terendah yang mau

diterima oleh penjual.

d. Harga Penutupan (Close Price) yaitu harga terakhir pada periode perdagangkan. Data

harga penutupan sering digunakan para analis dalam menganalisis pergerakan harga,

Saham-saham milik pemerintah (BUMN)

1. Aneka Tambang (Persero) Tbk 2. Bank Negara Indonesia Tbk 3. Bank Rakyat Indonesia Tbk 4. Bank Mandiri Tbk 5. Indofarma Tbk

6. Indosat Tbk 7. Kimia Farma Tbk 8. Perusahaan Gas Negara Tbk 9. Semen Gresik (Persero) Tbk 10. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk

11. Telekomunikasi Indonesia Tbk

12. Timah Tbk

Saham-saham Unggulan (Blue Chip)

1. Astra Internasional Tbk 2. Bank Central Asia Tbk 3. Bank Mandiri Tbk 4. Gudang Garam Tbk 5. H M Sampoerna Tbk 6. Indosat Tbk 7. Ramayana Lestari Sentosa Tbk 8. Semen Gresik Tbk 9. Telekomunikasi Indonesia Tbk

10. Unilever Indonesia Tbk

Saham-saham BUMN yang menjadi Blue Chips :

1. Bank Mandiri Tbk 2. Indosat Tbk 3. Semen Gresik Tbk 4. Telekomunikasi Indonesia Tbk

8

selain mudah didapat harga penutupan juga merupakan “harga konsolidasi” pada suatu

periode perdagangan.

e. Volume yaitu jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada suatu periode

perdagangan. Hubungan antara harga dan volume adalah sangat penting dalam hal

konfirmasi pergerakan trend.

Untuk Mengukur Return dan Risiko

a. Harga Penutupan

b. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan): menggunakan semua saham yang tercatat

sebagai komponen perhitungan indeks.

c. IHS (Indeks Harga Saham): menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap

harga dasarnya.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian kepustakaan (Library Research)

Metode ini dilakukan dengan cara-cara studi literature, yaitu dengan cara mempelajari,

meneliti, mengkaji serta menelaah literature yang ada kaitannya dengan penelitian. Penelitian

dilakukan Gedung Bursa Efek Jakarta, lantai 1, sejak tanggal 21 Juli sampai 9 Agustus 2004

Analisis Teknikal

a. Bar chart yaitu menggambarkan pergerakan saham secara visual (Grafik) dan

memperlihatkan daya tarik pernintaan dan penawaran.

b. Moving Average (MA)

- Menggunakan MA 9/10 untuk masa “timing” atau masa menahan atau kapan sebaiknya

dibeli dan dijual.

- Menggunakan MA 10/20 untuk mengindikasikan trend yang terjadi.

c. Relative Strength Index

Average Upclose value

Relative Strength = (3)

Average Downclose Value

Relattive Strength Index = 100 - 100 (4)

(1 + RS)

Model Indeks Tunggal (Single Market Model)

Return realisasi yaitu return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data histories.

Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu kinerja dari perusahaan. Return

histories juga berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected

return).

9

PEMBAHASAN

Analisis Teknikal Bank Mandiri

• Bar Chart dan Moving Average

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

10000

20000

30000

40000

50000

x1000010000

20000

30000

40000

50000

x10000

650700750800850900950

1000105011001150120012501300135014001450150015501600

650700750800850900950

1000105011001150120012501300135014001450150015501600

BMRI (1,175.00, 1,175.00, 1,150.00, 1,175.00, +0.0)

Grafik 1. Harga saham Bank Mandiri dari 14 Juli 2003 s.d 30 Juni 2004

Menggunakan MA 10 dan 20 sebagai pengindikasi trend dan menggunakan MA 9 dan

MA 10 untuk jangka pendek yaitu untuk menentukan “timing” kapan sebaiknya dibeli dan dijual.

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

10000

20000

30000

40000

50000

60000

x1000010000

20000

30000

40000

50000

60000

x10000

650700

750800850

900950

100010501100115012001250

13001350

14001450150015501600

650700

750800850

900950

100010501100115012001250

13001350

14001450150015501600

MA 10

MA 20

Bearish

BMRI (1,175.00, 1,175.00, 1,150.00, 1,175.00, +0.0)

Grafik 2a. Harga saham Bank Mandiri dengan MA 10 dan 20

14 15 16 17 18 21 22 23 24 25 28 29 30

10000

20000

30000

40000

50000

x1000 10000

20000

30000

40000

50000

x1000

1040

1050

1060

1070

1080

1090

1100

1110

1120

1130

1140

1150

1160

1170

1180

1190

1200

1210

1040

1050

1060

1070

1080

1090

1100

1110

1120

1130

1140

1150

1160

1170

1180

1190

1200

1210

MA 10

MA 9

BMRI (1,175.00, 1,175.00, 1,150.00, 1,175.00, +0.00)

Grafik 2b. Harga Saham Bank Mandiri dengan MA10 dan MA

10

• Relative Strength Index

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

10000

20000

30000

40000

50000

60000

x1000010000

20000

30000

40000

50000

60000

x10000

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

650

700750800

850900

95010001050

11001150

12001250130013501400

145015001550

1600

RSI 14

BMRI (1,175.00, 1,175.00, 1,150.00, 1,175.00, +0.0), Relative Strength Index (48.9788)

Grafik 3. Harga saham Bank Mandiri pada RSI 14

Secara garis besar harga saham Bank Mandiri mengalami tiga tahap yaitu dari bulan

Juli sampai bulan Desember menggambarkan trend mendatar atau tahap accumulation yaitu

suatu tahap dimana banyak peserta pasar yang mulai ikut ambil posisi beli. Pada bulan Januari

sampai bulan Maret 2004 mengalami trend kenaikan atau tahap bear market atau mark up

phase yaitu suatu tahap dimana harga mulai bergerak naik karena adanya akumulasi transakasi

pembelian. Dari bulan April harga saham Bank Mandiri menggambarkan trend penurunan

(bearish) atau mengalami tahap distribution yaitu suatu tahap antiklimaks dimana harga dinilai

telah overpriced sehingga akan terjadi penurunan harga saham.

Tedapat sinyal jual yang kuat pada bulan April yaitu MA 10 memotomg kebawah MA 20

dan harga saham bank Mandiri berada dibawah persilangan antara MA 10 dan MA20. Kondisi

tersebut menandakan kondisi bearish. Pada tanggal 28 Juni 2004 harga saham Bank Mandiri

diatas MA 10 dan 20, tetapi grais MA tersebut belum saling memotong sehingga belum

memberikan sinyal kondisi apa yang akan terjadi. Pada MA 10 dan MA 9 menunjukan sinyal

beli karena harga saham Bank Mandiri bergerak naik menembus MA 9 dan MA 10. Pada RSI

14 berada pada posisi 48.9788 posisi tersebut memberikan sinyal untuk melakukan aksi jual

atau dapat menahannya karena masih belum mencapai nilai 30 (oversold).

11

Analisis Teknikal TELKOM

• Bar Chart dan Moving Average

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

10000

20000

30000

40000

50000

60000

x100010000

20000

30000

40000

50000

60000

x1000

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

9000

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

9000TELKOM (7,300.00, 7,450.00, 7,300.00, 7,400.00, +100.000)

Grafik 4. Harga Saham Telkom dari 1 Juli 2003 s.d 30 Juni 2004

Menggunakan MA 10 dan 20 sebagai pengindikasi trend dan menggunakan MA 9 dan

MA 10 untuk jangka pendek yaitu untuk menentukan “timing” kapan sebaiknya dibeli dan dijual.

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

10000

20000

30000

40000

50000

60000

x100010000

20000

30000

40000

50000

60000

x1000

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

9000

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

9000

MA 20

MA 10

bullish

TELKOM (7,300.00, 7,450.00, 7,300.00, 7,400.00, +100.000)

Grafik 5a. Harga saham Telkom dengan MA 10 dan MA 20

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

10000

20000

30000

40000

50000

60000

x100010000

20000

30000

40000

50000

60000

x1000

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

9000

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

9000

MA 10

MA 9TELKOM (7,300.00, 7,450.00, 7,300.00, 7,400.00, +100.000)

Grafik 5b. Harga saham Telkom dengan MA 90 dan MA 10

12

• Relative Strength Index

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

10000

20000

30000

40000

50000

60000

x100010000

20000

30000

40000

50000

60000

x1000

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

9000

RSI 14

TELKOM (7,300.00, 7,450.00, 7,300.00, 7,400.00, +100.000), Relative Strength Index (58.5143)

Grafik 6. Harga saham Telkom dengan RSI 14

Trend yang terjadi pada harga saham Telkom adalah trend kenaikan (Bullish). Terjadi

sinyal beli yang kuat pada bulan Juni karena MA 10 bergerak naik memotong MA 20 dan harga

saham Telkom berada diatas persilangan antara MA 10 dan MA 20. Sinyal tersebut

menandakan adanya trend naik (bullish). Pada MA 9 dan MA 10 juga memberikan sinyal untuk

melakukan aksi beli. Pada RSI 14 Saham Telkom berada pada posisi 58,5143. Posisi tersebut

memberikan sinyal yang baik untuk melakukan aksi beli.

Analisis Teknikal SEMEN GERSIK

• Bar Chart dan Moving Average

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

5000100001500020000250003000035000

x1005000

100001500020000250003000035000

x100

6500

7000

7500

8000

8500

9000

9500

10000

10500

6500

7000

7500

8000

8500

9000

9500

10000

10500SEMEN GRESIK (7,950.00, 8,100.00, 7,850.00, 8,000.00, +50.0000)

Grafik 7. Harga saham Semen Gresik dari 1 Juli 2003 s.d 25 Juni 2004

Menggunakan MA 10 dan 20 sebagai pengindikasi trend dan menggunakan MA 9 dan

MA 10 untuk jangka pendek yaitu untuk menentukan “timing” kapan sebaiknya dibeli dan dijual.

13

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

5000100001500020000250003000035000

x1005000

100001500020000250003000035000

x100

6500

7000

7500

8000

8500

9000

9500

10000

10500

6500

7000

7500

8000

8500

9000

9500

10000

10500

MA 20

MA 10

bearish

SEMEN GRESIK (7,950.00, 8,100.00, 7,850.00, 8,000.00, +50.0000)

Grafik 8. Harga saham Semen Gresik dengan MA 10 dan MA 20

24 31

June

7 14 21

10000

20000

30000

40000

x10

10000

20000

30000

40000

x10

750076007700780079008000

81008200830084008500860087008800

890090009100920093009400

750076007700780079008000

81008200830084008500860087008800

890090009100920093009400

MA 10MA 9

SEMEN GRESIK (7,950.00, 8,100.00, 7,850.00, 8,000.00, +50.0000)

Grafik 9. Harga saham Semen Gresik dengan MA 9 dan MA 10

• Relative Strength Index

2003 Aug Sep Oct Nov Dec 2004 Feb Mar Apr May Jun Jul

5000100001500020000250003000035000

x1005000

100001500020000250003000035000

x100

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

6500

7000

7500

8000

8500

9000

9500

10000

10500

RSI 14

SEMEN GRESIK (7,950.00, 8,100.00, 7,850.00, 8,000.00, +50.0000), Relative Strength Index (33.1758)

Grafik 10. Harga saham Semen Gresik dengan RSI 14

Harga saham Semen Gresik mengalami penurunan (bearish) dari bulan April 2004. Pada

bulan Mei terjadi sinyal jual yang sangat kuat karena MA 10 bergerak kebawah memotong MA

20 dan harga saham Semen Gresik berada dibawah persiliangan antara MA 10 dan MA 20.

Kondisi tersebut memberikan sinyal yang terjadi adalah trend penurunan (bearish). Pada MA 9

dan MA 10 belum memberikan sinyal yang akan terjadi karena kedua MA belum berpotongan,

14

tetapi dapat dikatakan bahwa saham Semen Gresik masih dalam kondisi bearish. Pada tanggal

25 Juni 2004 MA 10 dan MA 9 memberikan sinyal jual karena kedua garis MA tersebut berada

diatas harga saham Semen Gresik. Pada RSI 14 saham Semen Gresik berada pada posisi

33,1758. Posisi tersebut memberikan sinyal untuk menjual saham tersebut.

Mengukur Return dan Risiko dengan Model Indeks Tunggal

Perhitungan return dan risiko dan perhitungan alpha dan beta dapat dilihat pada

lampiran 12 sampai lampiran 15

Tabel 1. Return yang diharapkan dan risikonya

E (Ri) Varian (σi2) Standart deviasi (σi)

Bank Mandiri 0,2 % 0,1 % 3,21 %

Indosat 0,4 % 0,07 % 2,6 %

Telkom 0,22 % 0,07 % 2,7 %

Semen Gresik 0,04 % 0,06 % 2,4 %

IHSG 0,17 % 0,02 % 1,54 %

IHSG pada Bank Mandiri 0,15 % 0,02 % 1,6 %

IHSG terhadap Semen Gresik 0,16 % 0,02 % 1,6 %

Sumber : data diolah

σei (BMRI)2 = 0,001025541 - (0,000243722 x (1,2)

2 ) = 0,00065242

σei (ISAT)2 = 0.000691666 – ( 0.000238333 x (1)

2) = 0,000453327

σei (TLKM)

2 = 0.,0007 – (0.000238333 x (1,2)

2 ) = 0,000380303

σei (SMGR)

2 = 0,000562869 – (0.000240928 x (0,47)

2 ) = 0,000509648

Tabel 2. alpha ,beta saham dan variance

BMRI ISAT TLKM SMGR

Alpha 0,0001 0,002 0,0002 -0,003

Beta 1,2 1 1,2 0,47

Variance ei 0,0007 0,0005 0,0004 0,0005

Sumber : data diolah

Perhitungan return dan risiko dengan Model Indeks Tunggal

Perhitungan return yang diharapkan dengan menggunakan Rumus sebagai berikut :

E(Ri) = α + βi Rm (5)

Perhitungan tingkat keuntungan untuk setiap saham adalah sebagai berikut:

E(RBMRI) = 0,0001 + [ 1,2 ( 0,001483549)] = 0,0019 = 0,2 %

E(RISAT) = 0,002 + [ 1 (0,001664583) ] = 0,0037475 = 0,4 %

E(RTLKM) = 0,0002 + [ 1,2 (0,001664583) ] = 0,002217083 = 0,22 %

15

E(RSMGR) = -0,0003 + [ 0,47 (0,001614767) ] = 0,0004 = 0,04 %

Untuk mencari variance tingkat keuntungan yaitu dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

σi2 = βi

2 σm

2 + σei

2 (6)

Perhitungan standart deviasi untuk setiap saham adalah sebagai berikut:

σ(BMRI) 2 = [[0,000243722 ( 1,2)

2 ] + 0,00065242 ]

½ = 0,031676168

= 3,2 %

σ(ISAT) 2 = [[0,00069166 (1)

2 ] + 0,000453327 ]

½ = 0,026299429

= 2,6%

σ(TLKM) 2 = [[0,00023833 (1,2)

2 ] + 0,000380303 ]

½ = 0,026898015

= 2,7%

σ(SMGR) 2 = [[0.000240928 (0,47)

2 ] + 0,000509648]

½ = 0,02372486

= 2,4%

Untuk mencari Variance yaitu dengan rumus sebagai berikut :

σi = σi 2 (7)

σBMRI 2 = (0,031676168)

2 = 0,001003379 = 0,1 %

σISAT 2 = ( 0,002699429)

2 = 0,00069166 = 0,07 %

σTLKM 2 = (0,026898015)

2 = 0,000723503 = 0,07 %

σSMGR2 = ( 0,02372486)

2 = 0,000562868 =0,06 %

Tabel 3. Tingkat Return yang diharapkan dan risikonya dengan Model Indeks Tunggal

BMRI ISAT TLKM SMGR

E(Ri) 0,2 % 0,4 % 0,22 % 0,04 %

Risk (STDEV) 3,21 % 2,6 % 2,7 % 2,4 %

Variance 0,1 % 0,07 % 0,07 % 0,06 %

Dapat dilihat dengan menggunakan analisa model indeks tunggal investor dapat

melihat return dan risiko yang akan terjadi dimasa mendatang. Saham dengan return yang

besar yaitu saham Indosat sebesar 0,4% dan mempunyai beta sebesar 1 serta standart deviasi

sebesar 2,6% merupakan nilai return yang paling tinggi diantara ketiga saham tersebut.

Sedangkan return dan risiko yang terendah yaitu terdapat pada saham Semen Gresik yaitu

sebesar 0,04% dan risiko sebesar 2,4 % serta memiliki beta sebesar 0,47.

Beta merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Semakin

besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas terhadap perubahan

return pasar. Dapat dilihat pada table 4.1.2.2 bahwa beta yang paling tinggi adalah Saham

Telkom dan bank Mandiri, ini menunjukkan bahwa saham Telkom dan bank Mandiri merupakan

16

saham yang agresif di bursa saham. Sedangkan saham yang betanya kurang dari 1 adalah

saham yang bertahan atau saham defensive, kriteria ini dimiliki oleh saham Semen Gresik yang

betanya sebesar 0,47.

Dari hasil analisa tersebut ternyata untuk menentukan keputusan investasi tidak hanya

dengan melihat grafik saja tetapi penting untuk mengetahui return dan risiko yang didapat agar

investor tidak salah langkah dalam berinvestasi.

Tabel 4.2 : Hasil Penelitian

Nama

saham

Analisis Teknikal Return dan risiko Keputusan

Bank

mandiri

- MA 9 dan MA 10

memberikan sinyal untuk

dibeli

- MA 10 dan MA 20

menggambarkan kondisi

bearish

- RSI 14 berada pada posisi

48,9788

Return yang

diharapkan adalah

0,2 % dengan risiko

sebesar 3,2 %

Menunggu beberapa hari

karena pada bulan Juni

2004 MA 10 dan 20 belum

berpotongan.dan nilai RSI

belum berada pada posisi

nilai 30.

Indosat - MA 9 dan MA 10 memberi

sinyal unuk dibeli

- MA 10 dan MA 20

mengindikasikan adanya

trend naik (bullish)

- RSI 14 pada posisi 52,3699

Return yang

diharapkan 0,4 %

Dan risikonya

sebesar 2,6%

Saham Indosat baik untuk

dibeli dengan tingkat return

yang lebih tinggi di

bandingkan dengan ketiga

saham lainnya.

Telkom - MA 9 dan MA 10 memberi

sinyal yang baik untuk

dibeli

- MA 10 dan MA 20

mengindikasikan adanya

trend naik

- RSI 14 pada posisi

58,5143

Return yang

diharapkan sebesar

0,22 % dengan risiko

sebesar 2,7 %

Saham ini baik untuk di beli

Semen

Gresik

- MA 9 dan MA 10 memberi

sinyal untuk dijual

- MA 10 dan 20 memberikan

kondisi bearish

- RSI 14 berada pada posisi

33,1758

Return yang

diharapkan sebesar

0,04 % dan risiko

sebesar 2, 4 %

Saham sebaiknya dijual

karena hampir mendekati

RSI bernilai 30. Sebaiknya

keluar dari kondisi tersebut.

17

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil pembahasan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka

dapat ditrarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Saham Bank Mandiri, Indosat dan Semen Gresik Menandakan adanya trend penurunan

(bearish) sedangkan harga saham Telkom trend yang terjadi adalah trend kenaikan

(bullish).

2. Pada MA 10 dan 20 yang menunjukkan adanya trend kenaikan atau adanya sinyal beli

yang sangat kuat terjadi pada saham Indosat dan Telkom. Nilai RSI Kedua saham tersebut

adalah 52,4 dan 58,5. Pada posisi nilai tersebut juga memberikan sinyal beli yang kuat.

Nilai return kedua saham tersebut adalah sebesar 0,4 % dan 0,22 % dengan risiko sebesar

2,6% dan 2,7 % dan tingkat kepekaan terhadap pasar (beta) kedua saham tersebut adalah

1 dan 1,2. Pada MA 10 dan 20 pada saham Bank Mandiri dan Semen Gresik menandakan

adanya sinyal jual karena harga saham berada dibawah dua garis MA. Nilai RSI kedua

saham tersebut adalah 48,98 dan 33,2. Kedua nilai RSI nenunjukkan sinyal jual karena

berada di bawah nilai 50. Return dan risiko kedua saham tersebut yaitu sebesar 0,2 % dan

0,04% dengan risiko sebesar 3,2 % dan 2,4 %. Tingkat kepekaan terhadap pasar (beta)

yaitu sebesar 1,2 untuk saham Bank Mandiri dan 0,47 untuk saham Semen Gresik.

DAFTAR PUSTAKA

Dyah Ratih Sulistyastuti, Saham dan Obligasi, Universitas Atma Jaya, Yogykarta, 2002

Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFE, Yogykarta,

2001

Jaka E Cahyono, Investing in Jsx now ? No, I’m not that fool. Another “22 strategi

dan teknik meraih untung di Bursa Saham”, PT Elex Media Komputindo,

Jakarta, 2002

M. Fakhruddin, M. Firmansyah, dan Sopian Hadianto, Analisis Teknikal Saham dengan

Metastock, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001

M. Fakhruddin dan M. Sopian Hadianto, Perangkat Model Analisis Investasi di Pasar

Modal, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001

M. Iqbal Aruzzi dan Bandi, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Probabilitas dan Beta

Akuntansi terhadap Beta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta, Simposium

Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik,

Surabaya, 2003

Sentonoe Kertonegoro, Analisa dan Manajemen Investasi, Widya Press, Jakarta, 1995

Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMYKPN,

Yogyakarta, 2001