Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji...

46
PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG PROTEIN SEL TUNGGAL SKRIPSI RESI PRAMONO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Transcript of Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji...

Page 1: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

i

PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG

PROTEIN SEL TUNGGAL

SKRIPSI RESI PRAMONO

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 2: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

ii

RINGKASAN

Resi Pramono. D01400007. 2006. Performans Organ Reproduksi Mencit ( Mus musculus) yang Diberi Pakan Mengandung Protein Sel Tunggal. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Dr.Ir.Cece Sumantri, M.Agr.Sc Pembimbing Anggota : Dr.Ir.Nahrowi, M.Sc

Reproduksi ternak ditentukan oleh kemampuannya untuk menghasilkan sel-sel kelamin yang berkualitas dan melakukan aktivitas reproduksi agar dapat menghasilkan individu baru dalam waktu yang singkat. Untuk menghasilkan sel-sel kelamin yang baik dibutuhkan dukungan organ-organ kelamin yang dapat berfungsi dengan normal. Sel-sel dalam organ reproduksi tersebut membutuhkan masukan nutrisi yang berkualitas. Dengan demikian kualitas pakan turut juga mempengaruhi performa organ-organ reproduksi.

Sumber protein alternatif yang dapat digunakan adalah Protein Sel Tunggal (PST) . Penggunaan PST selain menguntungkan secara ekonomis dan nutrisi, ternyata banyak penelitian menunjukkan pengaruh terhadap organ-organ vital. Pengaruh yang sama mungkin dapat terjadi pada organ-organ reproduksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan PST sebagai substitusi Meat and Bone Meal (MBM) pada ransum terhadap performan organ-organ reproduksi. Taraf substitusi yang diujikan yaitu 0%, 1,5%, 3%, 4,5% dan 6% terhadap MBM. Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit sejumlah 50 ekor (jantan dan betina) yang akan dibagi dalam lima perlakuan dan lima ulangan dengan diberi pakan dan minum ad libitum. Masing-masing ulangan terdiri atas dua ekor. Mencit dipelihara selama dua bulan dan pengamatan dilakukan di akhir penelitian. Peubah yang diukur meliputi bobot, panjang dan diameter testis, panjang vas deferens, jumlah sperma mencit jantan serta bobot dan panjang organ reproduksi betina. Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan maupun betina.

Pemberian PST berpengaruh terhadap performans organ reproduksi mencit yang meliputi bobot testis, panjang testis, dan diameter testis namun tidak berpengaruh terhadap panjang vas deferens. Protein sel tunggal (PST) cenderung menurunkan produksi sperma mencit jantan dengan ditandai dengan histopatologi tubulus seminiferi yang memburuk. Pemberian PST pada mencit betina cenderung memperburuk penampilan reproduksinya yang ditandai dengan penurunan proses pematangan folikel. Bahwa penggunaan PST yang dianjurkan untuk di konsumsi ternak paling tinggi 3%, karena tidak berpengaruh terhadap organ reproduksi dan produktivitas ternak. Kata-kata kunci ; PST, organ reproduksi, MBM, mencit

Page 3: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

iii

ABSTRACT

The performans of mice ( Mus musculus) Reproduction Organs fed Single Cell Protein

R. Pramono, C. Sumantri, Nahrowi

The research were conducted to evaluate the effect single cell protein (SCP) as supplementation for meat and bone meal (MBM) to the performans of mice reproduction organs. About fifty mice fed SCP during two months with several level of supplementation. The treatment were 0%, 1.5%, 3%, 4.5%, and 6% level of feed. The respons that evaluated were weight, length and diameter of testes, the length of vas deferens, sperm count, the length and weight of total female’s reproduction organs. The test histopatology also held on the male and female reproduction organs. The result shown that 3% SCP feeding had not effect the reproduction organs. Single Cell Protein cause the weight, length and diametre testes but not effect the length of vas deferens. Single Cell Protein tend to reduce sperm production with impairment of tubulus seminiferus histopatologis. Single Cell Protein tend to impair the female reproduction organs with the reduction of the follicle activity.

Keywords : single cell protein, reproduction organs, meat bone meal, mice.

Page 4: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

iv

PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG

PROTEIN SEL TUNGGAL

RESI PRAMONO D01400007

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 5: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

v

PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG

PROTEIN SEL TUNGGAL

Oleh :

RESI PRAMONO

D01400007

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 10 Maret 2006

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc. NIP. 131 624 187 NIP. 131 625 429

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur. Sc. NIP. 131 624 188

Page 6: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mojokerto pada tanggal 29 Desember 1981. Penulis

merupakan anak ke dua dari lima bersaudara pasangan Bapak Mardi dan Ibu Pangsi

Hartini.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal dasar dan menengah masing-

masing di SDN Banyulegi II, dan SMPN I Dawarblandong Mojokerto. Kedua

pendidikan tersebut diselesaikan pada tahun 1994 dan1997. Penulis kemudian

melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN I Puri Mojokerto dan lulus pada

tahun 2000.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Progam Studi Teknologi Produksi

Ternak Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2000. Selama

mengikuti pendidikan Penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan yang

berada di lingkungan Fakultas Peternakan IPB diantaranya BEM-D serta organisasi

ekstra kampus diantaranya PMII dan KBM Bogor

Page 7: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

vii

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul ” Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus)

yang Diberi Pakan Mengandung Protein Sel Tunggal“ merupakan syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Institut Pertanian Bogor.

Protein sel tunggal merupakan salah satu sumber protein yang tinggi

kandungan asam amino lisin. Dalam penelitian sebelumnya protein sel tunggal dapat

merusak organ vital yang ada pada ayam dan ini juga dimungkinkan terjadi pada

organ reproduksi. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh protein sel

tunggal pada hewan percobaan untuk mengetahui tentang pengaruhnya terhadap

organ reproduksi. Dalam penelitian ini secara keseluruhan protein sel tunggal

berpengaruh terhadap organ reproduksi jantan dan betina histopatologi tapi tidak

mempengaruhi panjang dan bobot organ reproduksi organ betina.

Skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak

mengenai taraf yang aman penggunaan PST pada ternak.

.

Bogor, Maret 2006

Penulis

Page 8: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

viii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN .............................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................. 1 Perumusan Masalah ......................................................................... 2

Tujuan ............................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Biologis Mencit ...................................................................... 3 Organ Reproduksi Mencit Jantan ................................................... 4 Bobot Testis ........................................................................ 5 Diameter Testis .................................................................... 6 Jumlah Sperma ..................................................................... 6 Panjang Testis dan Vas Deferens........................................ . 7 Organ Reproduksi Betina ................................................................. 8 Konsumsi Pakan dan Air Minum .................................................... 9 Protein Sel Tunggal dan Tepung Daging Tulang ........................... 9

METODE

Tempat dan Waktu ........................................................................... 12 Materi Hewan Percobaan ................................................................ 12 Kandang ............................................................................... 12 Peralatan ............................................................................... 12 Ransum ................................................................................ 13 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 13 Parameter yang Diamati .................................................................. 14 Berat dan Ukuran Organ Reproduksi................................... 14 Uji Histopatologi.................................................................. 14 Rancangan ........................................................................................ 16

Page 9: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

ix

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian PST terhadap Organ Reproduksi Jantan ........ 17 Bobot Testis................. ........................................................ 17 Diameter Testis............ ........................................................ 18 Jumlah Sperma........... .......................................................... 19 Panjang Testis............. ......................................................... 20 Panjang Vas Deferens.. ........................................................ 20 Pengaruh Pemberian PST terhadap Organ Reproduksi Betina ........ 21 Bobot Organ Reproduksi Total ............................................ 21 Panjang Organ Reproduksi Total ......................................... 22 Histopatologi Testis................. ........................................................ . 22 Histopatologi Organ Reproduksi Betina........................................... 25

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ...................................................................................... 28 Saran ................................................................................................ 28

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 30

LAMPIRAN ................................................................................................. 32

Page 10: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Sifat Biologis Mencit (Mus musculus) ............................................. 3

2. Perbandingan Kualitas PST dan MBM ............................................ 11

3. Komposisi Ransum……………………………………………… .. 13

4. Rataan Jumlah Sperma, dan Panjang Vas deferens serta Bobot, Panjang dan Diameter Testis Mencit Penelitian .............................. 17

5. Rataan Bobot dan Panjang Organ Reproduksi Betina Mencit ......... 21

Page 11: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Organ Reproduksi Mencit Jantan .................................................... 4

2. Organ Reproduksi Mencit Betina .................................................... 8

3. Penampakan Kandang Penelitian dari Atas ..................................... 12

4. Hubungan antara Taraf Protein Sel Tunggal (PST) dalam Ransum Mencit dengan Diameter Testis ………………………... . 18

5. Histopatologi Testis Mencit ............ ................................................ 23

6. Histopatologi Organ Reproduksi Mencit Betina .................. .......... 26

Page 12: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Uji Sidik Ragam Bobot Testis ......................................................... 33

2. Uji Lanjut Duncan Pengaruh PST terhadap Bobot Testis ............... 33

3. Uji Sidik Ragam Ragam Diameter Testis ........................................ 33

4. Uji Lanjut Duncan Pengaruh PST terhadap Diameter Testis .......... 33

5. Uji Sidik Ragam Jumlah Sperma .................................................... 33

6. Uji Lanjut Duncan Pengaruh PST terhadap Sperma ....................... 33

7. Uji Sidik Ragam Panjang Testis ...................................................... 34

8. Uji Lanjut Duncan Pengaruh PST terhadap Panjang Testis ............ 34

9. Uji Sidik Ragam Panjang Vas Deferens .......................................... 34

10. Uji Sidik Ragam Bobot Organ Reroduksi Betina Total .................. 34

11. Uji Sidik Ragam Panjang Organ Reproduksi Betina Total ............. 34

Page 13: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Populasi ternak dapat ditingkatkan dengan memperbaiki penampilan

reproduksi ternak. Reproduksi ternak ditentukan oleh kemampuannya untuk

menghasilkan sel-sel kelamin yang berkualitas dan melakukan aktivitas reproduksi.

Untuk menghasilkan sel-sel kelamin yang baik dibutuhkan dukungan organ-organ

kelamin yang dapat berfungsi dengan normal. Secara garis besar fungsi organ

reproduksi adalah (a) penghasil sel kelamin, (b) alat transportasi dan pematangan,

serta (c) alat penyalur sel kelamin (Toelihere,1981). Agar dapat berfungsi dengan

normal, sel-sel dalam organ reproduksi tersebut membutuhkan masukan nutrisi yang

berkualitas. Dengan demikian kualitas pakan juga mempengaruhi performans organ-

organ reproduksi.

Organ reproduksi jantan berfungsi sebagai kelenjar eksokrin yang

memproduksi sperma dan kelenjar endokrin menghasilkan hormon testoteron.

Perkembangan dan pertumbuhan testis pada masa fetal merupakan hal yang sangat

berpengaruh terhadap kelangsungan proses reproduksi pada masa pubertas. Pada

tahap ini proses spermatogenesis berjalan seiring dengan perkembangan umur, berat

testis dan volume testis. Performans testis tersebut secara tidak langsung turut

menentukan kualitas sperma.

Fungsi reproduksi hewan betina dipengaruhi oleh kinerja organ-organ

reproduksi, baik yang primer maupun yang sekunder. Hal ini penting karena hewan

betina tidak hanya menghasilkan sel-sel kelamin betina tetapi juga menyediakan

lingkungan tempat embrio yang terbentuk dan berkembang selama masa-masa

permulaan hidupnya. Performans organ-organ reproduksi betina yang prima sangat

berpengaruh terhadap keberlangsungan proses reproduksi hewan betina.

Sebagian besar bahan sumber protein ketersediaannya masih tergantung pada

impor, harganya mahal, dan kandungan asam amino yang tidak seimbang. Sumber

protein seperti Meat and Bone Meal (MBM) atau tepung daging dan tulang mulai

ditinggalkan penggunaannya oleh beberapa industri pakan di luar negeri mengingat

dampak negatif yang ditimbulkannya. Meat and Bone Meal dapat digantikan dengan

sumber protein alternatif seperti Single Cell Protein (SCP) atau protein sel tunggal.

Page 14: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

2

Protein Sel Tunggal merupakan bahan sumber protein yang tinggi kandungan

proteinnya, harga relatif murah tetapi memiliki kekurangan berupa asam amino yang

tidak seimbang yaitu tingginya asam amino lisin dan rendahnya asam amino

metionin dan sistin dan tingginya asam nukleat. Keberadaan asam nukleat ini telah

dibuktikan penelitian sebelumnya pada ayam. Jaringan histopatologinya mengalami

kerusakan pada bagian organ-organ vital. Hal ini mungkin juga dapat terjadi pada

organ-organ reproduksi bila diberikan secara berlebih.

Akumulasi asam nukleat dari PST dimungkinkan dapat merusak organ-organ

vital seperti otak, paru-paru, jantung, hati, dan ginjal. Kemungkinan efek yang sama

pada organ-organ reproduksi dapat pula terjadi karena organ ini juga membutuhkan

nutrisi yang diperoleh dari pakan untuk mendukung aktivitas dan fungsi organ-organ

tersebut. Dalam penelitian ini digunakan hewan percobaan berupa mencit yang diberi

ransum yang mengandung PST sebagai penganti MBM untuk mengetahui

pengaruhnya pada performans organ reproduksi.

Perumusan Masalah

Protein Sel Tunggal merupakan bahan sumber protein yang tinggi kandungan

proteinnya, harga relatif murah tetapi memiliki kekurangan berupa asam amino yang

tidak seimbang yaitu tingginya asam amino lisin dan tingginya asam nukleat.

Keberadaan asam nukleat ini telah dibuktikan penelitian sebelumnya pada ayam.

Jaringan histopatologinya mengalami kerusakan pada bagian organ-organ vital. Hal

ini mungkin juga dapat terjadi pada organ-organ reproduksi bila diberikan secara

berlebih.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian PST sebagai

pengganti MBM terhadap organ-organ reproduksi mencit jantan yang meliputi bobot

testis, panjang testis, diameter testis, panjang vas deferens, jumlah sperma

histopatologi, dan bobot serta panjang organ reproduksi betina secara total yang

meliputi ovarium, tuba fallopi, dan uterus.

Page 15: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

3

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat Biologis Mencit

Menurut Arrington (1972), mencit (Mus musculus) merupakan hewan

percobaan yang paling banyak digunakan yaitu sekitar 40-80%, karena hewan ini

memiliki jumlah anak yang banyak per kelahiran, sifat produksi dan reproduksi yang

menyerupai mammalia besar.

Hewan ini termasuk filum Chordata, kelas Mammalia, ordo Rodentia, famili

Muridae, genus Mus, spesies Mus musculus ( Arrington, 1972). Kelahiran anak

mencit biasanya berlangsung satu sampai empat jam. Mencit betina

mengelompokkan semua anaknya setelah anak terakhir keluar kemudian menyusui

anak-anaknya (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Tabel 1. Sifat Biologis Mencit (Mus musculus)

Kriteria Keterangan Lama hidup Lama produksi ekonomis Umur disapih Umur dewasa Umur dikawinkan Bobot dewasa Jantan Betina Bobot lahir Bobot sapih Suhu tubuh Suhu rektal Kecepatan tumbuh Kromosom

Siklus berahi Lama berahi Perkawinan Kopulasi Fertilitas Aktivitas

1-2 tahun,bisa sampai 3 tahun 9 bulan 21 hari 35 hari 8 minggu 20-40 g 18-35 g 0,5-1,0 g 18-20 g 35-39 0C Rata-rata 37-40 0C 1 g/hari 2n=40 4-5 hari 12-14 jam pada waktu berahi dekat periode berahi 2 jam setelah kawin Nokturnal (malam)

Sumber: Smith dan Mangkoewidjojo, 1988

Bulu mencit liar berwarna keabu-abuan, dan warna perut sedikit pucat. Mata

berwarna hitam dan kulit berpigmen (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Mencit-

mencit yang berbeda warna (agouti, hitam dan albino) terindikasi berbeda

metabolismenya.

Page 16: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

4

Sifat anatomisnya antara lain limpa pada mencit jantan 50% lebih besar

daripada yang betina. Susunan gigi seri 1/1, tidak ada taring, tidak ada premolar,

geraham 3/3, gigi serinya tumbuh terus. Terdapat tiga pasang mammae dibagian dada

dan dua pasang didaerah inguinal. Perutnya terdiri atas bagian yang berkelenjar dan

yang tidak berkelenjar. Saluran inguinal pada pejantan selalu terbuka selama hidup

(Malole dan Pramono, 1989). Selanjutnya menurut Malole dan Pramono (1989),

mencit digunakan dalam berbagai penelitian dan diagnose dalam bidang obat-obatan

dan kosmetik seperti penelitian tentang ketuaan, virologi, histokompatibiliti, anemia

hemolitik, kelainan kongenital, amoebiasis, kegemukan, kekerdilan,

gannopathimonoklonal, diabetes mellitus, penyakit ginjal dan tingkah laku

(behaviour).

Organ Reproduksi Mencit Jantan

Organ reproduksi jantan berfungsi sebagai kelenjar endokrin dan kelenjar

eksokrin. Kelenjar eksokrin memproduksi sperma, sedangkan kelenjar endokrin

memproduksi hormon testoteron. Fungsi endokrin dilakukan oleh sel leydig atau sel

interstital sedangkan sperma sebagai hasil kerja kelenjar eksokrin dihasilkan oleh

kelenjar tubular testis (Hartono, 1992). Organ reproduksi mencit jantan (Hafez,

1987) diperlihatkan pada gambar 1.

Keterangan

a. testis

b. vas deferens

c. ureter

d. epididymis

e. penis

Gambar 1. Organ Reproduksi Mencit Jantan

Testis terdiri dari tubularis yang dibalut oleh tunika albugenia. Tunika

albugenia berpenetrasi pada testis dan terdapat septula-septula yang membagi

parenkim kedalam tubuli-tubuli dan mediastinum testis (Hartono, 1992). Testis

dibungkus oleh skrotum yang terdiri dari tiga atau empat lapisan. Lapis superficial

kulit, dibawahnya terdapat lapis fibrosa dan jaringan otot yaitu tunika dartos. Di

bawah tunika dartos terdapat tunika vaginalis yang menutupi dinding skrotum

Page 17: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

5

(Hartono, 1992). Perkembangan dan pertumbuhan testis pada masa fetal merupakan

hal yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses reproduksi pada masa

pubertas. Pada tahap ini proses spermatogenesis berjalan seiring dengan

perkembangan umur, berat testis, volume testis yang akan menentukan secara tidak

langsung kualitas dari sperma.

Vas deferens mengangkut sperma dari ekor epididymis ke uretra. Dindingnya

mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen

saat ejakulasi. Dekat ekor epididymis vas deferens berliku-liku dan berjalan sejajar

dengan badan epididymis. Dekat kepala epididymis vas deferens menjadi lurus yang

bersama dengan pembuluh darah , limfe, dan serabut syaraf membentuk funiculus

spermaticus yang terdapat dalam canalis inguinalis didalam cavum abdominalis.

Kedua vas deferens yang berada diatas vesika urinaria semakiin lama semakin

menebal dan membesar membentuk ampul ductuc deferensis. Penebalan ampul ini

disebabkan karena banyak terdapat kelenjar pada dinding saluran.kelenjar ampula

bersifat tubuler dan secara histologis mirip kelenjar vesikularis (Toelihere, 1981).

Organ kopulatoris (penis) ini mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran

urine dan peletakan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis terdiri dari akar,

badan, dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis yang membentang ke depan

dari arcus pelvis sampai ke daerah umbilikus pada dinding ventral perut. Penis

ditunjang oleh fascia dan kulit. Di dalam skrotum ia terletak didalam preputium

(Toelihere, 1981).

Bobot Testis

Menurut Rees (1993), kapasitas reproduksi hewan jantan dapat dinilai dengan

sejarah reproduksi, analisis sperma, evaluasi hormon dan histologi testis. Histologi

testis sering digunakan untuk memperoleh informasi tentang adanya gangguan dalam

proses spermatogenesis dan reproduksi jantan pada umumnya. Lebih lanjut menurut

Rees (1993) dan Toelihere (1981), jaringan fungsional dari testis secara umum terdiri

atas jaringan interstisial dan tubulus seminiferus. Dalam tubulus seminiferus terjadi

proses pembentukan spermatozoa atau disebut dengan spermatogenesis. Proses

spermatogenesis dalam tubulus seminiferus dibantu dengan keberadaan sel Sertoli

yang merupakan sel tubuh bukan dalam golongan sel kelamin. Sel-sel Sertoli saling

berhubungan satu dengan yang lainnya diantara membran dasar dan mengelilingi sel-

Page 18: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

6

sel kelamin membentuk persambungan yang tebal. Sedangkan dalam jaringan

interstitial terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon-hormon kelamin.

Diameter Testis

Menurut Gabor et al. (1994), bahwa diameter testis merupakan metode untuk

menentukan volume testis. Volume testis diketahui dari panjang dan diameter testis.

Akurasi metode pengukuran ini masih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain

seperti umur dan frekuensi kawin. Penurunan jumlah sel Sertoli akan mempengaruhi

pemasukan nutrisi kedalam proses spermatogenesis sel-sel spermatogonia sedangkan

penurunan jumlah sel Leydig akan mempengaruhi produksi hormon-hormon kelamin

yang penting bagi proses tersebut. Hormon reproduksi bekerja dengan optimum

untuk membantu proses spermatogenesis serta di sisi yang lain turut memacu

perkembangan jaringan testis itu sendiri.

Hasil penelitian Gabor et al. (1994) hormon yang terlibat dalam

perkembangan testis adalah hormon Luteinizing Hormone (LH) dan Gonadotropin

Releasing Hormone (GnRH). Penurunan volume testis juga disebabkan oleh

kehilangan sel-sel germinal epitelium (spermatogonia) yang tidak dapat beregenerasi

kembali namun hal ini lebih disebabkan oleh faktor umur dan bukan nutrisi

(Thompson et al., 1992). Kerusakan sel-sel parenkim testis dan penurunan fungsi

epididymis merupakan faktor-faktor lain yang turut menyebabkan penurunan volume

testis disamping nutrisi. Beberapa zat-zat kimia dalam ransum yang dapat

menyebabkan penurunan volume testis atau atropi testis adalah garam kadmium

(Waalkes et al., 1988), etilen oksida (Mori et al., 1991), ethanol (Anderson et al.,

1983), ethane 1,2-dimethanesulphonate (EDS) (Sprando et al.,1990) dan etilen-

dibromida (EBM) (Williams et al., 1991).

Jumlah Sperma

Jumlah sperma merupakan peubah yang paling sensitif dalam

menggambarkan keberhasilan proses spermatogenesis karena merupakan hasil

kumulatif dari tiap fase dalam proses tersebut seperti yang dikemukakan oleh

Meistrich et al. (1982). Jumlah sperma juga berkorelasi erat dengan fertilitas.

Menurut Indriyani (2004), jumlah spermatozoa dalam tubulus seminiferi yang

normal berada pada kisaran 68,12 sampai 76, 29 buah, spermatogonia dari 43,4

sampai 66,04, spermatosit dari 51,70 sampai 65,81 dan spermatid dari 110,96 sampai

Page 19: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

7

137,28. Pada penelitian Indriyani (2004) penghitungan dilakukan pada 20 buah

tubulus seminiferi dan kemudian diambil rata-ratanya. Pada penelitian ini

penghitungan dilakukan pada setiap lobus dan dalam satu lobus diambil lima buah

tubulus seminiferi.

Panjang Testis dan Vas Deferens

Menurut Toelihere (1981), secara histologis massa testis terbungkus dalam

kantong skrotum yang tampak dari bagian luar. Dibagian bawah skrotum terdapat

jaringan tunica albuginea yang berupa lapisan putih tebal dan terdiri atas jaringan

ikat padat serta serabut otot licin. Penebalan jaringan tunica albuginea kearah dalam

terdapat jaringan mediastinum. Jaringan parenkima ini terdiri atas sekat-sekat

(septula) yang menembus masuk lebih jauh kedalam lobuli berbentuk kerucut .

Dalam jaringan parenkima testis secara keseluruhan massa testis terdapat saluran-

saluran kecil yang bergulung-gulung. Saluran ini disebut sebagai tubulus seminiferus

tempat berlangsungnya spermatogenesis. Di antara tubulus ini terdapat jaringan

interstisial sebagai jaringan ikat yang longgar serta mengandung pembuluh darah,

limfa, sel-sel syaraf dan sel Leydig. Sel Leydig ini berupa sel-sel datar dan berbentuk

poligonal yang mampu menghasilkan hormon-hormon kelamin seperti androgen dan

testosteron. Setiap tubulus seminiferus mempunyai selaput membran dasar berupa

jaringan ikat yang tidak dapat ditembus secara langsung oleh pembuluh darah. Pada

permukaan membran dasar ini terdapat dua macam sel, yaitu (a) sel-sel kelamin

calon spermatozoa berbentuk bundar dan besar (spermatogonia), dan (b) sel-sel

Sertoli yang berbentuk panjang yang menembus kedalam tengah-tengah tubulus

sehingga dapat menghantarkan nutrisi untuk kebutuhan spermatogenesis serta

berperan dalam pembentukan ekor sperma pada spermatid. Dengan adanya membran

dasar ini menurut Rees (1993) dapat dikendalikan hanya substrat tertentu saja yang

dapat masuk kedalam tubulus seminiferus.

Salah satu zat yang dapat mempengarui vas deferens adalah ethanol seperti

yang dilaporkan oleh Anderson et al. (1983) sebagai akibat meningkatnya pelepasan

noradrenalin secara spontan keluar sehingga menurunkan simpanan noradrenalin

dalam vas deferens serta juga menurunkan volume ejakulasi.

Page 20: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

8

Organ Reproduksi Betina

Fungsi reproduksi hewan betina dipengaruhi oleh kinerja organ-organ

reproduksi, baik yang primer maupun yang sekunder. Hewan betina tidak hanya

menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk membentuk individu baru

tetapi juga menyediakan lingkungan tempat individu tersebut terbentuk dan

berkembang selama masa-masa permulaan hidupnya. Ovarium merupakan organ

reproduksi primer yang mempunyai dwi fungsi yaitu sebagai kelenjar eksokrin yang

menghasilkan sel telur (ovum) dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan

hormon-hormon reproduksi. Organ reproduksi sekunder betina terdiri dari tuba

fallopii, uterus, serviks, vagina dan vulva. Fungsi organ reproduksi sekunder adalah

menerima dan menyalurkan sel kelamin jantan dan betina, memberi makan dan

melahirkan individu baru (Toelihere, 1981). Organ reproduksi mencit betina (Hafez,

1987), diperlihatkan pada gambar 2.

Keterangan

a. ampula

b. ismus

c. ovarium

d. uterus

e. Cervik

Gambar 2. Organ reperoduksi mencit betina

Secara anatomi, ovarium terletak didalam ruang abdomen dengan

mesovarium sebagai ligamentum pengganti. Ovarium diselimuti oleh sebuah kantung

yang disebut bursa ovari yang dibentuk dari ligamentum utero-ovari dan

mesovarium. Bentuk dan ukuran ovarium berbeda-beda tergantung pada jenis, umur

dan fase siklus estrus. Secara histologis ovarium terdiri dari korteks dan medula.

Korteks mengandung folikel-folikel ovarium sedangkan medula terdiri dari jaringan

ikat, serabut syaraf dan pembuluh darah (Toelihere, 1981).

Uterus terdapat didalam cavum abdominalis. Ukuran dan bentuk uterus

berbeda-beda pada setiap hewan tergantung pada spesies dan pengaruh hormon

Page 21: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

9

selama siklus estrus. Secara histologis uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu (a) lapisan

mukosa atau endometrium yang tersusun atas epitel, kelenjar uterus dan jaringan

ikat, (b) lapisan muscularis dan (c) lapisan serosa atau perimetrium. Uterus terdiri

dari kornua, corpus dan serviks (Toelihere, 1981).

Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang

terletak didalam rongga pelvis dorsal dari vesica urinaria. Vagina berfungsi sebagai

alat kopulatoris dan sebagai tempat foetus saat melahirkan. Ia mempunyai

kesanggupan berkembang yang cukup besar (Toelihere, 1981).

Konsumsi Pakan dan Air Minum

Mencit liar makan segala macam makanan (omnivorus), dan mau mencoba

makan apapun penganan yang tersedia bahkan bahan yang tidak biasa dimakan.

Akan tetapi bahan-bahan yang tidak biasa dimakan akan dicicipi dahulu dan hanya

akan kembali makan lagi jika tidak ada akibat-akibat buruk setelah mencicipinya

(Smith dan Mangkoewidjojo, 1988 ).

Menurut Smith dan Mangkoewidjojo (1988), seekor mencit dewasa dapat

mengkomsumsi makanan 3-5 g setiap hari atau 10% dari berat badan. Mencit bunting

atau menyusui memerlukan makanan yang lebih banyak. Kebutuhan protein pada

mencit adalah 20-25% (Smith dan Mangkoewidjojo,1988). Malole dan Pramono

(1989) menjelaskan, bahwa makanan yang sering dipakai adalah makanan ayam

dengan kandungan protein 20-25%, lemak 5%, pati 45-50%, serat kasar 5%, dan abu

4-5%. Selanjutnya mereka melaporkan, bahwa air minum yang diperlukan oleh

setiap ekor mencit untuk sehari berkisar antara 4-8 mililiter.

Protein Sel Tunggal dan Tepung Daging Tulang

Protein sel tunggal (PST) adalah sel mikroba kering seperti ganggang,

bakteri, ragi, dan kapang yang ditumbuhkan dalam kultur skala besar. Protein dapat

dipakai untuk konsumsi manusia atau hewan. Produk ini juga berisi bahan nutrisi

lain, seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Marx, 1991).

Menurut Hariyum (1986) yang dimaksud dengan PST adalah protein yang

berasal dari mikroorganisme bersel satu yang telah dikeringkan. Pemanfaatan PST

dalam ransum diharapkan dapat mengurangi kuantitas limbah yang dihasilkan dan

akan mendatangkan keuntungan tambahan.

Page 22: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

10

Keuntungan PST adalah perkembangan mikroorganisme sangat cepat jika

dibandingkan dengan tanaman atau hewan, mikroorganisme dapat dengan mudah

dimodifikasi secara genetik, kandungan protein mikroorganisme lebih tinggi bila di

bandingkan dengan makanan hewani, asam amino esensial PST juga cukup baik,

mikroorganisme dapat menggunakan bermacam-macam medium, produksi

mikroorganisme dapat dilakukan secara kotinue tidak tergantung iklim dan tidak

membutuhkan tanah yang luas jika dibandingkan dengan bila memproduksi bahan

makanan lain (Hariyum,1986).

Tepung daging dan tulang (TDT) merupakan hasil pengolahan limbah yang

berasal dari daging dan tulang. Pengolahan tersebut biasanya dilakukan dengan

pemanasan dan penekanan pada suhu dan tekanan tertentu. Jika hasilnya diperoleh

kandungan fosfor diatas 4,4% maka produk tersebut disebut dengan tepung daging

dan tulang, namun jika berada dibawah nilai tersebut maka disebut sebagai tepung

daging saja. Tepung daging dan tulang hasil perebusan dan pengeringan memiliki

kandungan protein sekitar 50%, 8% lemak, 28% abu, 10% Ca dan 5% P. Bahan ini

mengandung asam amino lisin dalam jumlah yang cukup tetapi miskin methionin dan

sistin. Kandungan nutrisinya bervariasi tergantung pada proses pemasakan,

pengeringan dan kandungan gelatin. (Scott et al. 1982).

Protein Sel Tunggal memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan Meat

and Bone Meal (MBM) berupa lisin, triptofan, isoleusin, valin, treonin, leusin, Fe,

Energi Metabolis, Protein Kasar dan Bahan Kering yang lebih tinggi terutama asam

amino lisin.

Page 23: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

11

Tabel 2. Perbandingan Kualitas PST dan MBM

Nutrien Tepung Daging dan Tulang1

Protein Sel Tunggal2

Bahan Kering (%) 93 95,00 Protein Kasar (%) 50,4 63,16 Lemak Kasar (%) 10,0 4,21 Serat Kasar (%) 2,8 1,05 BETN (%) - 28,42 Abu (%) - 3,16 ME (kkal/kg) 2150 34293 GE (kkal/kg) - 45134

Ca (%) 10,30 0,042 P (%) 5,10 0,16 Cu (%) 0,002 0,001 Fe (%) 0,049 0,21 K (%) 1,45 0,53 Na (%) 0,70 0,03 Mg (%) 1,12 0,05 Mn (%) 0,014 0,001 Zn (%) 0,093 0,001 Cl (%) 0,69 0,43 Aspartat (%) - 3,16 Treonin (%) 1,74 2,13 Serin (%) 2,20 1,37 Asam Glutamat (%) - 4,74 Prolin (%) - 1,68 Glisin (%) 6,65 2,03 Alanin (%) - 3,68 Valin (%) 2,36 2,89 Isoleusin (%) 1,54 1,67 Leusin (%) 3,28 3,29 Triptofan (%) 0,27 0,49 Fenilalanin (%) 1,81 1,65 Histidin (%) 0,96 0,73 Lisin (%) 2,61 16,78 Arginin (%) 3,28 2,26 Sistin (%) 0,69 0,35 Metionin (%) 0,09 0,14

Keterangan : 1. NRC 1994 2. Hasil analisa Laboratorium PT. Cheil Samsung Indonesia (2003) 3. Nilai Perkiraan 4. Hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (1993)

Page 24: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

12

METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika, Fakultas

Peternakan, Institut Perrtanian Bogor yang berlangsung dari Juli sampai dengan

Agustus 2004.

Materi

Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih lepas sapih

(umur 21 hari) yang terdiri dari 25 ekor jantan dan 25 ekor betina dengan berat badan

rata-rata 11,0±1,58 gram per ekor yang di peroleh dari Laboratorium Pemuliaan dan

Genetika Ternak.

Kandang

Kandang yang digunakan terbuat dari aluminium dengan ukuran 25x18x18

cm3. Tempat air minum disediakan dalam masing-masing kandang. Alas kandang

digunakan adalah sekam padi yang diganti setiap tujuh hari. Jumlah kandang yang

digunakan selama penelitian ini sebanyak 25 kandang. Adapun bentuk kandang yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Penampakan Kandang Penelitian dari Atas

Peralatan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit, litter

dari sekam padi, tempat minum, ember, sikat botol, timbangan elektrik, dan pinset.

Page 25: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

13

Ransum

Ransum yang dipergunakan sebagai perlakuan adalah ransum yang

mengandung protein sel tunggal dan terdiri dari lima taraf ( Tabel 3) yaitu:

R1 (6% MBM dan 0% PST), R2 (4,5% MBM dan 1,5% PST), R3 (3% MBM dan

3% PST), R4 (1,5% MBM dan 4,5% PST) dan R5 (0% MBM dan 6% PST). Susunan

ransum ini sesuai dengan yang direkomendasikan oleh National Research Council

(1994). Ransum diolah menjadi bentuk pellet dengan ukuran berdiameter 11-16

mm. Susunan ransum dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 3. Komposisi Ransum.

Bahan pakan Komposisi (%) R1 R2 R3 R4 R5

Bungkil Kedelai 18,08 18,08 18,08 18,08 18,08CGM 6 6 6 6 6CPO 2 2 2 2 2Dedak Halus 15 15 15 15 15Jagung 50,63 50,00 49,42 48,72 48,22MBM 6 4,5 3 1,5 0PST 0 1,5 3 4,5 6Tepung Tulang 1,29 1,92 2,50 3,20 3,70CaCO3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5Premiks 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Prosedur

Pelaksanaan Penelitian

Mencit penelitian ditempatkan dalam 25 kandang yang masing-masing

kandang diisi dengan seekor jantan dan seekor betina. Setiap kandang mendapatkan

salah satu dari lima perlakuan ransum yaitu : R1 (6% MBM dan 0% PST), R2 (4,5%

MBM dan 1,5% PST), R3 (3% MBM dan 3% PST), R4 (1,5% MBM dan 4,5% PST)

dan R5 (0% MBM dan 6% PST). Baik penempatan mencit dalam kandang maupun

jenis pakan pada tiap kandang dilakukan secara acak. Pakan dan air minum diberikan

ad libitum. Mencit dipelihara selama 2 bulan, kemudian dimatikan dan selanjutnya

diambil organ reproduksinya, pengamatan dilakukan pada akhir penelitian dengan

cara ditimbang dan diukur organ reproduksinya yang meliputi bobot, panjang, dan

diameter testis, panjang vas deferens, jumlah sperma histopatologi dan bobot dan

panjang organ reproduksi betina secara total yang meliputi ovarium, tuba fallopi, dan

uterus.

Page 26: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

14

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati adalah berat dan ukuran organ reproduksi dan

dilanjutkan dengan uji histopatologi.

1. Berat dan Ukuran Organ Reproduksi

Organ Reproduksi Jantan:

a. Bobot testis (g) diukur dengan cara menimbang salah satu testis

menggunakan alat timbang kepekaan 100 gram,

b. Panjang vas deferens (cm) diperoleh dari pengukuran mulai dari

epididymis sampai pangkal penis dengan menggunakan jangka sorong.

c. Panjang testis (cm) diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan

jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada garis tengah melintang testis

d. Diameter testis (cm) diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan

jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada garis tengah bujur testis.

e. Jumlah sperma dihitung dari 6 buah lobus dan tiap buah lobus dihitung

sperma yang ada dalam 5 tubuli seminiferi secara acak.

Organ Reproduksi Betina:

a. Bobot organ reproduksi betina total (g) yang meliputi ovarium, tuba

fallopi, dan uterus dilakukan dengan menimbang secara keseluruhan pada

akhir penelitian.

b. Panjang organ reproduksi betina (cm) diperoleh dengan pengukuran

menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan dari ovarium sampai

uterus.

2. Uji Histopatologi

Organ reproduksi baik jantan maupun betina di analisa dengan menggunakan

uji histopatologi untuk mengetahui kerusakan yang ada pada organ reproduksi.

Pembuatan Preparat Histopatologi

Sediaan preparat yang telah difiksasi dengan larutan BNF 10% diiris dengan

ketebalan 3 mm. Kemudian dimasukkan kedalam kaset tissue selanjutnya dilakukan

proses dehidrasi yaitu menarik jaringan menggunakan alkohol bertingkat 70%, 80%,

95% dan alkohol absolut. Jaringan kemudian dikeringkan dengan menggunakan

Xilol sebanyak dua kali ( xilol 1 dan 2) dan diinfiltrasi dengan parafin cair (infilring).

Page 27: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

15

Lamanya perendaman masing-masing dua jam menggunakan automatic tissue

processor.

Proses berikutnya adalah embedding (blocking) yaitu penanaman jaringan

dalam parafin cair yang kemudian dibekukan agar memudahkan pemotongan dengan

menggunakan mikrotom. Jaringan dipotong dengan ketebalan 5-6 um dan hasil

pemotongan yang berbentuk pita diletakkan diatas air hangat agar tidak lengket satu

dengan yang lain dan menghilangkan lipatan akibat pemotongan. Sediaan diangkat

dari permukaan air dengan menggunakan gelas obyek yang telah diolesi perekat

(albumin), kemudian dikeringkan dalam inkubator bersuhu 600c selama 24 jam.

Teknik Pewarnaan Hematoksilin Eosin

Pewarnaan dimulai dengan deparafinasi sediaan dalam xilol dua kali selama

dua menit, lalu diikuti oleh proses dehidrasi. Proses dehidrasi dimulai dari alkohol

absolut sampai alkohol 80% masing-masing selama dua menit dan dicuci dengan air

mengalir.

Sediaan diwarnai dengan pewarna hematoksilin selama delapan menit, dibilas

dengan air mengalir, dicuci dengan lithium karbonat selama 15-30 detik dibilas

dengan air mengalir lagi dan akhirnya diwarnai eosin selama dua menit. Untuk

menghilangkan warna eosin yang berlebihan ini, sediaan dicuci dengan air mengalir

dan dikeringkan. Sediaan dimasukkan kedalam alkohol 90% sebanyak 10 kali

celupan, alkohol absolut satu sebanyak 10 kali celupan, alkohol absolut dua selama

dua menit. Xilol satu selama satu menit dan xilol dua selama dua menit. Akhirnya

sediaan ditetesi dengan permount dan ditutup dengan gelas penutup dan siap

diperiksa dibawah mikroskop.

Pengamatan Histopatologi

Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop cahaya dengan menggunakan

lensa objektif 10x dan 40x serta okuler 2,5x. Parameter yang diamati berupa keadaan

sperma, keadaan sel telur dan penghitungan jumlah sperma.

Page 28: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

16

Rancangan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa

penggantian MBM dengan PST dengan taraf penggantian 0%, 25%, 50%, 75% dan

100%.

Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij = μ + τi + εij

Keterangan :

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ = rataan umum

τi = efek perlakuan ke-i

εij = galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

Analisa data dilakukan dengan Sidik Ragam (Analysis of Variance), jika

terdapat hasil yang nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan (Mattjik dan Sumertajaya,

2000).

Page 29: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian PST terhadap Organ Reproduksi Jantan

Hasil pengamatan respon pemberian PST dalam ransum mencit terhadap

organ reproduksi jantan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Rataan Jumlah Sperma, dan Panjang Vas deferens serta Bobot, Panjang dan Diameter Testis Mencit Penelitian

Keterangan : superskip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) dan berbeda sangat nyata (p<0,01) R1 = ransum dengan kandungan PST 0%. R2 = ransum dengan kandungan PST 1,5%. R3 = ransum dengan kandungan PST 3%. R4 = ransum dengan kandungan PST 4,5%. R5 = ransum dengan kandungan PST 6%.

Bobot Testis

Bobot testis mencit yang mendapatkan ransum mengandung PST dapat

dilihat pada Tabel 4. Bobot testis dalam hal ini dapat menggambarkan secara umum

massa jaringan yang terdapat dalam testis. Pada penelitian ini diperoleh berat testis

dengan rataan 0,24±0,01 gram/ekor. Pemberian PST dalam ransum mencit

memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot testis. Perlakuan R3

yang diberi PST 3% memperlihatkan bobot testis yang paling tinggi ( 0,27 ± 0,02

g/ekor) bila dibandingkan dengan perlakuan ransum lainnya. Perlakuan R3 tidak

berbeda nyata terhadap R5 (0,26 g/ekor) namun berbeda sangat nyata terhadap R1,

R2, R4yang masing-masing 0,24; 0,23 dan 0,23 g/ekor. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian PST memberikan pengaruh yang berarti terhadap perkembangan bobot

testis mencit yang selanjutnya dapat mempengaruhi jumlah sperma yang dihasilkan.

Dengan demikian pemberian PST diduga mempengaruhi histopatologi testis serta

dimungkinkan juga mempengaruhi proses spermatogenesis. Hal ini sesuai dengan

Organ Reproduksi Perlakuan Rataan R1 R2 R3 R4 R5 Bobot Testis (gram)

0,24B ± 0,01

0,23B ± 0,01

0,27A ± 0,02

0,23B ± 0,01

0,26A ± 0,02

0,246± 0,018

Diameter Testis (cm)

0,49ab ± 0,02

0,52a ± 0,08

0,51a ± 0,05

0,42b± 0,04

0,43b ± 0,04

0,474± 0,046

Jumlah Sperma/ 5 tubuli seminiferi

431A,0± 18,73

367A,67± 90,16

570B,33± 9,29

414A,33± 65,68

334A± 27,51

423,46± 90,590

Panjang Testis (cm)

0,84a ± 0,09

0,76ab ± 0,05

0,72b ± 0,04

0,68b ± 0,08

0,75ab ± 0,05

0,75± 0,059

Panjang Vas Deferens (cm)

2,40 ± 0,34

2,42 ± 0,32

2,34 ± 0,05

2,32 ± 0,26

2,52 ± 0,23

2,4 ± 0,078

Page 30: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

18

pendapat Hartono (1992) yang menyatakan, bahwa perkembangan dan pertumbuhan

testis pada masa fetal merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan proses reproduksi pada masa pubertas. Pada tahap ini proses

spermatogenesis berjalan seiring dengan perkembangan umur, berat testis, volume

testis yang akan menentukan secara tidak langsung kualitas dari sperma. Sehingga

dapat diperoleh informasi tentang adanya gangguan dalam proses spermatogenesis

dan reproduksi hewan jantan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PST

berpengaruh terhadap massa jaringan testis yang berperan dalam proses

spermatogenesis pada mencit jantan.

Diameter Testis

Diameter testis mencit yang mendapatkan ransum perlakuan dapat dilihat

pada Tabel 4. Pemberian PST berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap diameter testis.

Pada penelitian ini diperoleh diameter testis dengan rataan 0.49±0.02 cm. Perlakuan

R4 yang diberi PST 4,5% memperlihatkan diameter testis yang paling rendah

(0,42±0,04 cm) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. R4 (0,42 cm) tidak berbeda

nyata dengan R5 (0,43 cm) dan R1 (0,49 cm) tetapi berbeda nyata dengan R2 dan R3

yang masing-masing dengan diamater 0,52 dan 0,51 cm. Dengan demikian

pemberian PST pada taraf 4,5% dalam ransum mencit jantan dapat menurunkan

diameter testis. Pola penurunan diameter testis dalam penelitian ini dapat dijelaskan

berdasarkan grafik pada Gambar 2 berikut

Gambar 4. Hubungan antara Taraf Protein Sel Tunggal (PST) dalam

Ransum Mencit dengan Diameter Testis

y = -0,0086x 2 + 0,0294x + 0,48

R2 = 0,6888

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

0,55

0 1,5

3

4,5

6 % PST dalam Ransum

Diameter Testis (cm)

Page 31: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

19

Pola hubungan antara taraf PST dalam ransum dengan diameter testis dapat

ditunjukkan dengan persamaan regresi kuadratik, yaitu y = -0,0086x2 + 0,0294x +

0,48 (R2=0,688; p<0,05). Berdasarkan grafik tersebut, setiap kenaikan taraf

pemberian PST mula-mula meningkatkan diameter testis, tetapi selanjutnya lebih

dari pemberian 3% PST terjadi penurunan diameter testis. Pemberian PST yang

terlalu tinggi menyebabkan terjadinya penurunan diameter testis. Hal ini diduga

berhubungan dengan terjadinya penurunan volume testis yang dikenal sebagai atropi

testis. Gejala atropi ini diduga disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor nutrisi,

hormonal, spermatogonia yang tidak beregenerasi, kerusakan sel parenkim, disfungsi

epididymis dan beberapa zat kimia lainnya. Asam nukleat pada PST diduga

merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya atropi testis. Meskipun pemberian

pada taraf 4,5% PST dalam ransum memperlihatkan gejala yang parah, namun

sampai taraf 3% belum terlihat atropi testis.

Jumlah Sperma

Jumlah sperma mencit yang mendapatkan ransum yang mengandung PST

dapat dilihat pada Tabel 4. Pemberian PST berpengaruh nyata (p<0,01) terhadap

jumlah sperma. Jumlah sperma merupakan peubah yang paling sensitif dalam

menggambarkan keberhasilan proses spermatogenesis, karena merupakan hasil

kumulatif dari tiap fase dalam proses tersebut seperti yang dikemukakan oleh

Meistrich et al. (1982).

Pemberian PST hingga taraf 1,5% dalam ransum memberikan hasil yang

tidak berbeda nyata secara statistika dengan kontrol. Pemberian 3% PST

(570,33±9,29 sperma) dalam ransum mencit memberikan hasil yang sangat nyata

(p<0,01) paling tinggi dibandingkan dengan taraf lainnya (R1, R2, R4, R5) yang

mempunyai nilai spermatozoa yang tidak berbeda nyata dengan nilai masing-masing

431,00; 367,67;414,33; dan 334,00. Peningkatan ini diduga disebabkan oleh

keberadaan zat-zat makanan yang lebih seimbang pada perlakuan yang dapat

mendukung terjadinya proses spermatogenesis mencit hingga berlangsung optimal.

Asupan nutrisi tersebut akan disalurkan melalui sel-sel Sertoli dalam tubulus

seminiferi untuk mendukung proses spermatogenesis.

Pemberian PST pada taraf 4,5% dan 6% menunjukkan terjadinya penurunan

jumlah sperma yang dihasilkan mencit. Hal tersebut diduga berkaitan dengan

Page 32: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

20

terjadinya penurunan diameter testis seperti yang dikemukakan di atas. Mencit yang

mendapat PST terlalu banyak diduga mengalami atropi testis sehingga jumlah

sperma yang dihasilkan berkurang. Atropi testis dapat disebabkan oleh berbagai

faktor seperti adanya zat-zat kimia seperti garam kadmium, etilen oksida, ethanol,

ethane 1,2-dimethanesulphonate (EDS), etilen-dibromida (EBM) dan sebagainya..

Panjang Testis

Panjang testis mencit yang mendapatkan ransum perlakuan mengandung PST

dapat dilihat pada Tabel 4. Pemberian PST berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap

panjang testis. Perlakuan R1 (0,84 cm) memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05)

lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan R3 (0,72 cm) dan R4 (0,68 cm)

namun R2 (0,76 cm) dan R5 (0,75 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya. Dengan demikian diduga mencit yang mendapatkan PST sebesar 3% dan

4,5% mengalami atropi testis yaitu terjadi penurunan panjang testis. Panjang testis

bersama dengan satuan diameter testis dapat menggambarkan luas dan volume

jaringan testis tempat sel-sel spermatogonia dan sel-sel pendukung bersama-sama

menghasilkan spermatozoa yang dewasa. Dalam penelitian ini terlihat bahwa PST

berpengaruh terhadap panjang testis mencit jantan yang ditunjukkan dengan panjang

testis antar perlakuan yang berbeda nyata. Pada penelitian ini diperoleh panjang testis

dengan rata-rata 0.84 ± 0.09 cm/ekor. Pemberian PST mempengaruhi panjang testis

mencit.

Panjang Vas Deferens

Panjang saluran vas deferens mencit yang mendapatkan ransum perlakuan

yang mengandung PST dapat dilihat pada Tabel 4. Pemberian PST tidak berpengaruh

nyata terhadap panjang vas deferens. Hasil ini menunjukkan bahwa PST tidak

berpengaruh dalam proses reproduksi mencit jantan. Pemberian PST hingga taraf 6%

dalam ransum diduga tidak berpengaruh terhadap produksi metabolit yang berperan

dalam proses pematangan sel-sel spermatozoa selama ditransport dan disimpan. Pada

penelitian ini diperoleh panjang vas deferens dengan rata-rata 2.40±0.34 cm/ekor.

Dengan demikian dugaan atropi testis juga tidak disebabkan oleh panjang vas

deferens. Pemberian PST tidak mempengaruhi panjang vas deferens.

Page 33: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

21

Pengaruh Pemberian PST terhadap Organ Reproduksi Betina

Hasil pengamatan respon perlakuan terhadap bobot dan panjang organ

reproduksi mencit dapat dilihat pada Tabel 5. Secara umum pemberian PST dalam

ransum tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot dan panjang organ

reproduksi mencit betina. Meskipun demikian mencit yang mendapat perlakuan R5

tidak mempunyai anak dikarenakan adanya penimbunan lemak. Keadaan ini tidak

dapat dilihat dari bobot dan panjang organ reproduksi mencit saja.

Tabel 5. Rataaan Bobot dan Panjang Organ Reproduksi Betina Mencit

Parameter Perlakuan Rataan R1 R2 R3 R4 R5 Bobot Organ Reproduksi Total (gram)

0,12± 0,01

0,12± 0,01

0,12± 0,01

0,12± 0,01

0,11± 0,01

0,118± 0,004

Panjang Organ Reproduksi Total (cm)

1,49± 0.01

1,47± 0.02

1,53± 0.01

1,49± 0,04

1,50± 0,03

1,496± 0,021

Bobot Organ Reproduksi Total

Bobot organ reproduksi mencit yang mendapatkan ransum yang mengandung

PST dapat dilihat pada Tabel 5. Pemberian PST tidak berpengaruh nyata terhadap

bobot organ reproduksi total. Hal ini diduga bahwa PST tidak berpengaruh dalam

proses reproduksi mencit betina. Penurunan bobot organ reproduksi diduga

disebabkan oleh kualitas ransum yang menurun dengan bertambahnya taraf

pemberian PST. Menurut Budiarta (2002), aktivitas ovarium dapat diamati melalui

bobot uterus. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh ovarium akan mengontrol

aktivitas uterus sehingga bobot uterus dapat dipertahankan dalam bobot yang normal.

Bobot uterus mencit yang normal menurut Bamber et al. (1980) berkisar antara

122,8 sampai 148,6 mg/ekor. Pada penelitian ini diperoleh bobot organ reproduksi

total dengan rata-rata 0,12±0,01 gram/ekor.

Panjang Organ Reproduksi Total

Panjang organ reproduksi total mencit yang mendapatkan ransum yang

mengandung PST dapat dilihat pada Tabel 5. Pemberian PST dalam ransum tidak

berpengaruh nyata terhadap panjang organ reproduksi total. Pemberian PST hingga

6% dalam ransum tidak mempengaruhi panjang organ reproduksi mencit betina.

Panjang organ reproduksi mencit pada umur yang sama diduga dipertahankan secara

Page 34: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

22

relatif tetap sedangkan perubahan pada penambahan PST yang semakin tinggi terjadi

pada bobot dan volume organnya. Pada penelitian ini diperoleh panjang organ

reproduksi total dengan rata-rata 1,49±0,01 cm.

Histopatologi Testis

Menurut hasil nekropsi dan pengamatan pada sayatan testis dapat dilihat

kondisi histopatologi tubulus seminiferi testis mencit perlakuan seperti tampak pada

gambar 5 berikut. Secara umum hasil pengamatan terhadap preparat-preparat ini

menjelaskan terjadinya proses spermatogenesis yang berbeda-beda diantara masing-

masing perlakuan.

Perlakuan R1 menunjukkan penampang melintang dari sebuah pembuluh

tubulus seminiferi dari mencit kontrol dalam penelitian ini. Pembuluh tersebut

tampak berisi sel-sel spermatogonium ( spermatogonium A dan spermatogonium B)

yang sedang berkembang sedang sel-sel yang kurang menonjol warnanya diduga

kelak akan berkembang menjadi sel-sel Sertoli. Sel-sel tersebut tampak berbentuk

bulatan yang menyebar diantara membran basal tubulus seminiferi. Hal ini

menunjukkan bahwa pada mencit kontrol dalam penelitian ini belum terlihat adanya

gejala-gejala spermatogenesis. Kondisi ini diduga terkait dengan kondisi nutrisi

mencit yang belum cukup mampu mendorong terjadinya hal tersebut.

Pada perlakuan R2 terlihat, bahwa lumen tubuli sudah terisi oleh sel-sel

spermatogonium sehingga tidak dapat lagi dibedakan lagi batas lumen tersebut.

Spermatogonium dalam preparat ini terlihat berbentuk bulat, inti selnya juga bulat,

benang kromatin mengelompok dekat dinding sel inti serta bentuknya lebih besar

dibandingkan dengan yang tampak pada Perlakuan R1. Beberapa diantara sel-sel

tersebut terlihat merapat serta menunjukkan gejala sedang mengalami pembelahan.

Jenis sel spermatogonium yang tampak ini merupakan tipe B seperti dikemukakan

oleh Hartono (1992).

Page 35: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

23

Perlakuan R1 Perlakuan R2

Perlakuan R3 Perlakuan R4 Keterangan:

a. Sprematogonium A b. Spermatogonium B c. Sel Sertoli d. Sel penunjang e. Sel dasar f. Inti sel g. Spermatozoa.

Perlakuan R5

Gambar 5. Histopatologi Testis Mencit

Spermatogonium tipe B inilah yang akan melanjutkan proses

spermatogenesis. Dengan demikian pada preparat ini sudah terlihat adanya tanda-

tanda berlangsung proses spermatogenesis. Kondisi ini diduga terkait dengan status

nutrisi yang diterima oleh mencit dan disalurkan melalui sel Sertoli untuk

perkembangan spermatozoa. Dengan pemberian PST hingga taraf 1,5% dalam

ransum, preparat tubulus seminiferi telah menunjukkan gejala spermatogenesis.

Pada perlakuan R3 terlihat bahwa sel-sel dalam pembuluh tubuli terbagi atas

(a) sel-sel berukuran besar dibagian tepi, (b) sel-sel kecil yang saling rapat satu

dengan yang lain dan (c) sel-sel lainnya yang berukuran sedang diantara kedua jenis

Page 36: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

24

sel tersebut. Sel berukuran besar tersebut diduga merupakan sel spermatogonium

sebagai sel induk calon spermatozoa yang belum jadi.

Bila pada perlakuan R2 di atas mencit masih menunjukkan awal

spermatogenesis dengan migrasi spermatogonium ke lumen, maka pada perlakuan

R3 ini spermatogonium tersebut telah menunjukkan pembelahan yang lebih aktif.

Pembelahan sel yang terjadi diduga tidak saja berupa pembelahan sel secara mitosis

tetapi juga ada yang berupa pembelahan sel meiosis. Pada mencit yang mendapatkan

ransum yang mengandung PST hingga taraf 3% diduga mengalami proses

spermatogenesis yang paling kompleks dibandingkan dengan perlakuan lainnya

dilihat dari histopatologi tubulus seminiferinya.

Pada perlakuan R4 terlihat adanya keberadaan sel-sel spermatogonium yang

sedang mengalami pembelahan namun intensitasnya sudah lebih rendah

dibandingkan dengan yang terlihat pada perlakuan R3. Seluruh preparat yang ada

menunjukkan fase spermatogenesis yang masih berada dalam proses pembelahan sel.

Pada preparat ini terlihat, bahwa proses pembelahan sel yang sedang terjadi

merupakan pembelahan meiosis. Hal tersebut ditandai dengan keberadaan kutub-

kutub pembelahan dan posisi antar sel anak yang saling berdekatan. Dengan

demikian pada perlakuan R4 terdapat perkembangan spermatogenesis yang relatif

tidak berbeda dengan proses sebelumnya serta termasuk kurang komplek

dibandingkan dengan perlakuan R3.

Pada perlakuan R5 terlihat adanya gejala pembelahan mitosis dari

spermatogonia menjadi spermatosit primer. Bila dibandingkan dengan kondisi

preparat yang lain, preparat ini memiliki kesamaan relatif dengan perlakuan R1,

yakni terjadi pembelahan sel secara aktif diantara sel-sel spermatogonium. Hal ini

diduga terkait dengan status nutrisi mencit yang mendapatkan 6% PST (R5) dalam

ransumnya.

Menurut Rees (1993), dalam satu siklus spermatogenesis seekor tikus

membutuhkan waktu sekitar 8,6 hari sedangkan lama proses tersebut memakan

waktu hingga 34,5 hari. Waktu tersebut bergantung pada masing-masing fase yang

dilaluinya. Pengambilan preparat yang dilakukan pada hari yang sama menunjukkan

bahwa tikus memiliki tingkat fase spermatogenesis yang berbeda-beda serta

dipengaruhi oleh taraf pemberian PST dalam ransumnya.

Page 37: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

25

Fase spermatogenesis yang paling kompleks terlihat pada perlakuan R3. Hal

ini diduga juga sejalan dengan terjadinya penurunan produksi sel-sel sperma dari

proses spermatogenesis.

Histopatologi Organ Reproduksi Betina

Menurut hasil nekropsi dan pengamatan pada sayatan ovarium dapat dilihat

kondisi histopatologi folikel ovarium mencit perlakuan seperti tampak pada gambar

6 berikut. Pada perlakuan R1 menunjukkan adanya folikel de Graaf yang telah siap

mengalami ovulasi. Di dalam folikel ini sudah terlihat adanya inti sel telur, sel telur,

cumulus ooforus, rongga folikel, sel-sel folikel, sel teka internal, dan ekternal.

Stigma terlihat cukup jelas, tampak cerah dan sedikit menonjol keluar karena tekanan

intrafolikelnya sudah cukup tinggi. Pada fase ini folikel sel telur yang siap untuk

diovulasikan dengan jumlah folikel baik sebanyak 4 dan folikel yang rusak sebanyak

2. Hal ini diduga terkait dengan perkembangan hormon reproduksi yang sudah

matang pada mencit yang tidak mendapatkan ransum yang mengandung PST.

Menurut Hartono (1992), perkembangan folikel banyak dipengaruhi oleh sistem

hormon-hormon reproduksi.

Pada perlakuan R2 terlihat adanya penampakan folikel sekunder tepatnya

pada stadium akhir. Pada stadium ini oosit primer baru memasuki tahap pemasakan

pertama dengan melepas benda kutub yang pertama (oosit sekunder), zona pelusida

lebih tebal, sudah terdapat jalinan yang komplek antara mikrovili oosit dan sel

granulosa. Ditengah susunan sel granulosa terjadi degenerasi yang diikuti lisis

sejumlah sel didalamnya, pada perlakuan R2 ini jumlah folikel yang diovulasikan

sebanyak 42 dengan jumlah folikel baik 29 dan jumlah folikel rusak 13.

Perkembangan hormon reproduksi pada R2 diduga tidak sebesar pada perlakuan R1.

Ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1981), bahwa folikel mencapai

pematangannya melalui tingkatan-tingkatan dari folikel primer, sekunder dan tersier

yang sedang bertumbuh dan berakhir pada folikel de Graaf yang sudah matang.

Page 38: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

26

Perlakuan R1 Perlakuan R2

Perlakuan R3 Perlakuan R4

Keterangan : a. Sel folikel b. Rongga folikel c. Inti sel oosit d. Cumulus ooforus e. Sel teka interna f. Sel teka interna g. Zona pelusida h. Oosit sekunder i. Oosit primer

Perlakuan R5 Gambar 6. Histopatologi Organ Reproduksi Mencit Betina

Folikel pada perlakuan R3 tergolong dalam fase folikel sekunder stadium

awal. Pada perlakuan ini jumlah folikel yang telah diovulasikan sebanyak 40 dengan

jumlah folikel baik 31 dan folikel rusak sebanyak 9. Oosit primer mulai menimbun

kuning telur dan butir lipida sedangkan pada membran plasmanya mulai terbentuk

mikrovili yang mengisi rongga diantara oosit dan granulosa. Sel granulosa dan oosit

pun menghasilkan protein polisakarida untuk mengisi zona pelusida. Kondisi ini

diduga berkaitan dengan hormon reproduksi pada mencit perlakuan. Perlakuan R3

memiliki jumlah folikel yang paling banyak bila dibandingkan dengan perlakuan

lainnya.

Page 39: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

27

Pada perlakuan R4 terlihat adanya golongan folikel yang baru memasuki fase

awal (folikel primer) dengan jumlah folikel yang telah diovulasikan sebanyak 14

yang meliputi 13 folikel baik dan 1 folikel rusak. Folikel ini ditandai dengan adanya

pembesaran folikel dari fase primordial akibat terjadinya pembesaran diameter sel

telur. Posisi folikel ini seakan-akan terdorong agak dalam dibandingkan dengan

posisi primordialnya karena adanya pengaruh pertumbuhan folikel dan sel-sel stroma

disekitarnya. Fase ini merupakan awal dari siklus reproduksi yang banyak terkait

dengan aktivitas hormon-hormon reproduksi seperti gonadotropin (FSH) dalam sel-

sel reproduksi. Menurut Hartono (1992), daur reproduksi pada perkembangan folikel

banyak dipengaruhi oleh hormon gonadotropin (FSH) yang disekresikan dari

hipofisa.

Pada perlakuan R5 terlihat penampakan folikel primordial yang belum

mengalami daur reproduksi. Pada perlakuan ini jumlah folikel yang diovulasikan

sebanyak 37 dengan jumlah folikel baik sebanyak 29 dan folikel rusak 8. Folikel ini

terdiri dari oogonium berbentuk bulat yang dikelilingi oleh sel-sel folikel berbentuk

pipih-selapis. Pada fase ini hormon-hormon reproduksi belum aktif.

Secara umum terlihat, bahwa folikel pada mencit yang mendapatkan PST

kurang berkembang dibandingkan dengan kontrol. Hal ini diduga bahwa PST

mempengaruhi aktivitas hormon reproduksi seperti gonadotropin (FSH) sehingga

menyebabkan pematangan folikel menurun dan ini berakibat proses reproduksi

mencit betina menjadi terganggu.

Page 40: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

28

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemberian PST dalam ransum berpengaruh terhadap performans organ

reproduksi mencit yang meliputi bobot testis, panjang testis, diameter testis serta

jumlah sperma namun tidak berpengaruh terhadap panjang vas deferens. Protein sel

tunggal cenderung menurunkan produksi sperma mencit jantan ditandai dengan

histopatologi tetis yang menunjukkan proses spermatogenesis yang semakin lambat.

Pemberian PST pada mencit betina cenderung memperlambat penampilan

reproduksinya yang ditandai dengan penurunan proses pematangan folikel.

Saran

Penggunaan PST yang dianjurkan untuk di konsumsi ternak paling tinggi 3%,

karena tidak berpengaruh terhadap organ reproduksi dan produktifitas ternak.

Page 41: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

29

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Alloh SWT atas Anugerah dan

CiptaNya yang tak terbilang sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Adalah rahasia

alam ketika Alloh menentukan siklus kepada hambaNya untuk menyelesaikan tugas

akhir ini. Sholawat serta salam kepada Nabi semua makluk Al-Sayyid Muhammad

karena berkat SafaatNya sehingga Penulis selalu dapat limpahan rahmat dari Tuhan

yang Maha Mengetahui gerak-gerik hambaNya.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr. Ir.

Cece Sumantri, M. Agr. Sc, Dr. Ir. Nahrowi, M. Sc yang telah meluangkan waktu

dan perhatiannya dalam membimbing, mengarahkan, dan membantu penyusunan

usulan penelitian hingga tahap akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

kepada Dr. Ir. Pollung. H. Siagian, M.Sc dan Prof. Dr. Aminuddin Parakkasi M.Sc

yang telah bersedia sebagai dosen penguji sidang. Tak lupa kepada Ir. R. B. Pangestu

M. Si atas bimbingannya selama penulis kuliah. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan dengan tulus pada teman- teman sepenelitian Eko D. H. dan Dewi Solihah

terima kasih atas kerjasamanya selama penelitian. Terima kasih juga kepada sahabat

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini terutama Mbak

Reni, Bahtiar, Sukri, Tio, Icus, Jayus, Mul, Olob, Nono, Asril dan teman-teman yang

tergabung dalam FORMATIN-D. Terima kasih juga kepada semua lembaga

organisasi ekternal yaitu PMII karena telah mendidik penulis untuk peka terhadap

persoalan masyarakat, tak lupa pula pada semua elemen gerakan baik kelompok

Cipayung (GMKI, GMNI, HMI, PMKRI), FAM-IPB, INFEDS, LP2NU.

Terakhir Penulis ucapkan terima kasih pada dan penghargaan kepada Bapak

dan Ibu, Mas Rit, Wawan, Risa, Mbok Neneng atas dorongan moril maupun materiil

serta segenap keluarga besar yang ada di Desa Banyulegi yang selalu mendoakan

penulis. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dan

berguna bagi Penulis dalam melangkah untuk mengarungi hidup ini.

Bogor, Maret 2006

Penulis

Page 42: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

30

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.A. Jr., B.R. Willis, C. Oswald, L.J.D. Zaneveld. 1983. Male reproductive tract sensitivity to ethanol : a critical overview. Pharmacol. Biochem. Behaviour. 18 : 305-310.

Arrington, L. R. 1972. Introductory Laboratory Animal. The Breeding, Care and Management of Experimental Animal Science. The Interstate Printers and Publishing., New York.

Bamber, S. C.A. Iddon, H.M. Charlton dan B.J. Ward. 1980. Transplantation of the gonads of hygonadal (hpg) mice. Biol. Reprod. Fert. 58 ; 249 -252.

Budiarta, K. 2002. Keberhasilan autotranplantasi ovari subkutan pada mencit ditinjau dari siklus estrus dan bobot uterus. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gabor, G., M.Mezes, J. Tozser, S. Bozo, E. Szucs and I. Barany. 1994. Relationship among testosterone rsponse to GnRH administration, testes size and sperm parameters in holstein frisian bulls. Theriogenology 43 : 1318 – 1323.

Habil, and Franz X. Roth. 1980. Micro-organisms as a source of protein for animal nutrition. Animal Research and Development. 12: 7-19.

Hafez, E. S. E. 1987. Reproduction in Farm Animal. Fifth Edition. Lea and Febiger. Philadelphia.

Hariyum, A. 1986. Pembuatan Protein Sel Tunggal. PT Waca Utama Pramesti. Jakarta.

Hartono. 1992. Histologi Veteriner Jilid II. Organologi. Laboratorium Histologi, Bagian Anatomi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Indriyani, E. 2004. Gambaran histopatologis organ testis tikus penderita diabetes mellitus yang diberi infus batang brotoali (Tinospora tuberculata L.) sebagai bahan antidiabetik. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Malole, M. B. M. Dan C. S. U. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas. Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Marx, J. L. 1991. Revolusi Bioteknologi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Mattjik, A.A. dan M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. IPB Press. Bogor.

Meistrich, M.L., M. Finch, M.F. Dacunha, U. Hacker, W.W. Au. 1982. Damaging effects of fourteen chemotherapeutic drugs on mouse testis cells. Cancer Res. (42) : 122 - 131.

Mori, K., M. Kaido, K. Fujishiro, N. Inoue, O. Koide, H. Hori, I. Tanaka. 1991. Dose dependent effects of inhaled ethylene oxide on spermatogenesis in rats. Br. J. Ind. Med. 48:270-274.

Page 43: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

31

National Research Council. 1994. Nutient Requirement of Poultry. 9th Revised Ed. National Academi Press. Washington.

Rees, T.J. 1993. The Toxicology of Male Reproduction. Portsmouth University. http://www.brighton73.freeserve.co.uk/tomsplace/scientific/msc-review/ msr-top.htm (7 Juni 2005).

Scott, M. L, M. C. Nesheim and R. J. Young . 1982. Nutrition of The Chicken. 3th Ed. M. L. Scott and Asociates Ithaca. New York.

Smith, J. B. Dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Sprando, R.L., R. Santulli, C.A. Awoniyi, L.L. Ewing, B.R. Zirkin. 1990. Does ethane 1,2-dimethanesulphonate (EDS) have a direct cytotoxic effect on the seminiferous epithelium of the rat testis. J. Andrology. 11 (4) : 344-352.

Thompson, J.A., M.M. Buhr and W.H. johnson. 1992. Scrotal circumference does not accurately predict degree of germinal epithelial loss or semen quality in yearling hereford and simmental bulls. Theriogenology 38 : 1023 -1032.

Toelihere, M. R. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.

Waalkes, M.P., S. Rehm, C.W. Riggs, R.M. Bare, D.E. Devor, L.A. Poirier, M.L. Wenk, J.R. Henneman and M.S. Balaschak. 1988. Cadmium carcinogenesis in male wistar [Cr1:(Wi)Br)] rats: dose-response analysis of tumour induction in the prostate and testes and at the injection site. Cancer Res. 48 : 4656-4663.

Williams, J., B.C. Gladden, T.W. Turner, S.M. Schrader, R.E. Chapin. 1991. The effects of ethylene dibromide on semen quality and fertility in the rabbit : evaluation of a model for human seminal characteristics. Fundam. Appl. Toxicol. 16 : 687-700.

Page 44: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

32

LAMPIRAN

Page 45: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

33

Lampiran 1.Uji Sidik Ragam Bobot Testis

SK DB JK KT F hitung F 0,05 F0,01 Perlakuan 4 0,00578400 0,00144600 6,95** 2,87 4,43 Galat 20 0,0041600 0,00020800 Total 24 0,0099440 Ket : ** = berbeda nyata pada taraf P< 0,01 Lampiran 2. Uji Lanjut Duncan Pengaruh PST terhadap Bobot Testis

Perlakuan Rataan±sd Hasil Uji R1 0,24 ± 0,01 B R2 0,23 ± 0,01 B R3 0,27 ± 0,02 A R4 0,23± 0,01 B R5 0,26± 0,02 A

Lampiran 3. Uji Sidik Ragam Diameter Testis

SK DB JK KT F hitung F 0,05 F0,01 Perlakuan 4 0,0426 0,01065 3,67* 2,87 4,43 Galat 20 0,0580 0,00290 Total 24 0,1006 Ket : * = berbeda nyata pada taraf P<0,05

Lampiran 4. Uji Lanjut Duncan Pengaruh PST terhadap Diameter Testis

Perlakuan Rataan±sd Hasil Uji R1 0,49 ± 0,02 AB R2 0,52 ± 0,08 A R3 0,51 ± 0,05 A R4 0,42± 0,04 B R5 0,43 ± 0,04 B

Lampiran 5.Uji Sidik Ragam Jumlah Sperma

SK DB JK KT F hitung F 0,05 F0,01 Perlakuan 4 98483,73 24620,93 9,03** 3,48 5,99 Galat 10 27276,00 2727,60 Total 14 12575,73 Ket : ** = berbeda nyata pada taraf P< 0,01

Lampiran 6. Uji Lanjut Duncan Pengaruh PST terhadap Jumlah Sperma

Perlakuan Rataan±sd Hasil Uji R1 431,0±18,73 A R2 367,67± 90,16 A R3 570,33± 9,29 B R4 414,33± 65,68 A R5 334± 27,51 A

Page 46: Performans Organ Reproduksi Mencit (Mus musculus) yang ... · Selain itu dilakukan uji histopatologi terhadap organ reproduksi jantan ... merupakan anak ke dua dari lima bersaudara

34

Lampiran 7. Uji Sidik Ragam Panjang Testis

SK DB JK KT F hitung F 0,05 F0,01 Perlakuan 4 0,07 0,0175 3,89* 2,87 4,43 Galat 20 0,09 0,0045 Total 24 0,16 Ket : * = berbeda nyata pada taraf P< 0,05

Lampiran 8. Uji Lanjut Duncan pengaruh PST terhadap Panjang Testis

Perlakuan Rataan±sd Hasil Uji R1 0,84 ± 0,09 A R2 0,76 ± 0,05 AB R3 0,72 ± 0,04 B R4 0,68 ± 0,08 B R5 0,75 ± 0,05 AB

Lampiran 9. Uji Sidik Ragam Panjang Vas Deferens

SK DB JK KT F hitung F 0,05 F0,01 Perlakuan 4 0,124 0,0310 0,54 2,87 4,43 Galat 20 1,156 0,0578 Total 24 1,280 Lampiran 10. Uji Sidik Ragam Bobot Organ Reproduksi Betina Total

SK DB JK KT F hitung F 0,05 F0,01 Perlakuan 4 0,000224 0,000056 1,22 2,87 4,43 Galat 20 0,000920 0,000046 Total 24 0,001144 Lampiran 11. Uji Sidik Ragam Jumlah Panjang Organ Reproduksi Betina Total

SK DB JK KT F hitung F 0,05 F0,01 Perlakuan 4 0,011624 0,002906 1,12 2,87 4,43 Galat 20 0,051800 0,002590 Total 24 0,063424