PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI...

115
PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI DALAM IMPLEMENTASI PENGELOLAAN JABATAN PUBLIK Disusun Oleh: Satia Chandra Wiguna 208051000012 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015M

Transcript of PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI...

Page 1: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

PERFORMA KOMUNIKATIF

HAJRIYANTO YASIN THOHARI

DALAM IMPLEMENTASI PENGELOLAAN JABATAN PUBLIK

Disusun Oleh:

Satia Chandra Wiguna

208051000012

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436H/2015M

Page 2: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Skripsi ini adalah “Monumen Kebangkitan Hidup”

yang saya persembahkan untuk Kehidupan saya:

Riamawati, Feivel Fathirulhaq, Binar Cahayaranu Satia.

Dan bagi siapapun yang berhasil bangkit dari kehancuran.

Page 3: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan
Page 4: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan
Page 5: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

i

ABSTRAK

SATIA CHANDRA WIGUNA,

Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari Dalam Implementasi

Pengelolaan Jabatan Publik

Pembimbing : DR. Gun Gun Heriyato, M.Si

Keberhasilan performa komunikatif pejabat publik memang beragam. Salah

satunya karena komunikasi yang baik dengan masyarakat. Namun yang tidak kalah

pentingnya adalah pemahaman dan kesadaran akan tugas dan fungsi dia sebagai

seseorang yang diberi amanah secara tidak langsung oleh masyarakat. Seorang pejabat

publik harus memiliki kesadaran bahwa dia adalah wakil atau pelayan masyarakat.

Untuk mengetahui performa komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam

implementasi pengelolaan jabatan publik, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan

yang meliputi dua hal: Bagaimana performa komunikatif Hajriyanto Y. Thohari dalam

implementasi pengelolaan jabatan publik di MPR RI? Bagaimana strategi Hajriyanto Y.

Thohari dalam mengelola performa komunikatif di MPR RI?

Adapun teori yang digunakan oleh penulis adalah teori Performa Komunikatif,

ada 5 Performa Komunikatif 1) Performa Ritual; 2) Performa Hasrat; 3) Performa

Sosial; 4) Performa Politis; dan 5) Performa Enkulturasi. Performa komunikatif adalah

salah satu konsep yang terdapat di Teori Budaya Organisasi. Teori budaya organisasi

merupakan sebuah teori komunikasi yang mencakup semua simbol komunikasi

(tindakan, rutinitas, dan percakapan) dan makna yang dilekatkan orang terhadap simbol

tersebut.

Metodologi penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode

kualitatif dengan menggunakan pendekatan case study intrinsic (Studi Kasus Intrinsik),

yaitu apabila kasus yang dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik

untuk dipelajari berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat

intrinsik (intrinsic interest). Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan, performa komunikatif Hajriyanto dalam

implementasi pengelolaan jabatan publik di MPR RI dilakukan dengan melaksanakan

tugas dan kewenangannya sebagai anggota sekaligus Wakil Ketua MPR RI,

memasyarakatkan nilai-nilai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

(Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan tugas-tugas

protokoler pimpinan MPR. Sedangkan strategi Hajriyanto dalam mengelola performa

komunikatif di MPR RI dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu: 1. Membangun

institusi adil melawan korupsi. Strategi ini dilakukan pendidikan atau pelatihan

personalia dan refleksi organisasi di lingkungan anggota MPR. 2. Memberdayakan

masyarakat madani (civil society) untuk integritas publik. Proses pemberdayaan

dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan dan pelatihan tentang civil society dan Tata

laksana pemerintahan yang baik (good governance). 3. Mengintegrasikan nilai-nilai etika ke dalam manajemen organisasi. Strategi yang kembangkan adalah dengan

menciptakan budaya etika dalam lembaga negara dan meningkatkan kapasitas

manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM) secara terus-menerus.

Keywords : Performa Komunikatif, Pejabat Publik, Komunikasi Politik

Page 6: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Rasa syukur yang tak terhingga penulis haturkan atas nikmat Allah SWT,

Ridha, Hidayah, dan berkat Rahmat yang senantiasa membina hamba-hambaNya

kejalan yang lurus. Sholawat teriring salam senantiasa peneliti sampaikan kepada

Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya melalui pedoman

kebenaran, beserta para sahabat dan pengikutnya sebagai pencerah umat hingga

akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak sekali kesulitan yang dihadapi

penulis, dari segi waktu, pengumpulan data, maupun biaya dan lain sebagainya.

Namun dengan niat yang tulus, tekad yang bulat dan kesungguhan hati serta

motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan.

Sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas selesainya skripsi ini

maka dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengucapkan

terimakasih dan rasa hormat penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi; Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Wakil Dekan I; Drs. Jumroni.

M.Si sebagai Wakil Dekan II; Drs. H. Sunandar, MA sebagai Wakil Dekan

III; Rachmat Baihaky, MA sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Page 7: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

iii

Islam; Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam.

2. DR. Gun Gun Heryanto, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi; Seluruh

Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi; Pengurus dan

Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan; Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi; Karyawan dan Staff Tata

Usaha, Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi;

3. Ketua Sidang, Sekretaris Sidang, Penguji 1 dan Penguji II;

4. Bapak Hajriyanto Yasin Thohari beserta Keluarga dan seluruh staf, baik di

DPR dan MPR RI.

5. Sujud syukur saya haturkan untuk Orang tua penulis, Sumarna Atmadja dan

Tuty yang telah membesarkan dan mendidik penulis, semoga amal ibadah

Bapak dan Mamah diterima disisiNya dan selalu dalam lindungan Allah

SWT; Riamawati; Cahaya Hati, Belahan Jiwa yang selalu setia menemani dan

memotivasi. Semoga kau selalu sehat dan bahagia dalam lindungan Allah

SWT; Feivel Fathirulhaq dan Binar Cahayaranu Satia; Belahan Jiwa, Lentera

Hati, Penunjuk Jalan di Kala Gelap. Nafas dan senyummu selalu

menguatkanku dalam menjalani hidup.

6. Alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah / Ikatan Remaja Muhammadiyah dan

Keluarga Besar Muhammadiyah; Bang Untung Bachtiar, Bang Jeffrie

Geovanie, Raja Juli Antoni, Husnan Nurjuman, Ibnu Tsani, Ahmad Imam M

Rais, Sanusi Ramadhan, Denden Firman Arief, Mulyoto, M. Fauzi, Iman,

Umar Rahmat, Eka Wulandari, Bapak Aziz Kamali, dr. Lukman Ali Husin,

Sp,PD, dr, Erwin Santosa, Sp.A, M.Kes, Ir. Sularno, M.Si dan Prof. DR.

Page 8: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

iv

Syafiq A. Mughni, MA serta semuanya yang tidak mungkin penulis sebutkan

satu persatu;

7. Keluarga besar KPI Non Reguler angkatan 2008. Jadikan kisah klasik ini

suatu kenangan yang tak akan mudah dilupakan.

Peneliti hanya mampu mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi makna dari

pelajaran hidup dan rasa persaudaraan yang tak akan pernah rapuh. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan khususnya bagi peneliti.

Amin Yaa Allah Yaa Robbal Alamin.

Wassalam

Peneliti

Page 9: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7

E. Metodologi penelitian ................................................................... 9

F. Sistematika penulisan .................................................................... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ..................................................................... 12

A. Teori Performa Komunikatif ......................................................... 12

B. Pengertian Pejabat Publik .............................................................. 16

C. Konsep Gaya Kepemimpinan ........................................................ 16

D. Konsep Strategi Komunikasi ......................................................... 19

BAB III BIOGRAFI HAJRIYANTO YASIN THOHARI ............................. 21

A. Latar Belakang Keluarga ............................................................... 21

B. Latar Belakang Pendidikan ............................................................ 26

Page 10: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

vii

C. Riwayat Organisasi dan Karir ........................................................ 32

D. Karya-Karya .................................................................................. 42

BAB IV ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO

YASIN THOHARI DALAM IMPLEMENTASI

PENGELOLAAN JABATAN PUBLIK .......................................... 44

A. Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam

Implementasi Pengelolaan Jabatan Publik di MPR RI .................. 44

B. Strategi Hajriyanto Yasin Thohari dalam

Mengelola Performa Komunikatif di MPR RI .............................. 65

BAB V: PENUTUP ............................................................................................ 79

A. Kesimpulan ................................................................................... 79

B. Saran ............................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 82

LAMPIRAN

Page 11: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasca reformasi 1999, jabatan publik menjadi sorotan masyarakat.

Salah satu penyebab dari pecahnya reformasi tahun 1998 adalah karena

buruknya kinerja pejabat publik. Pejabat publik yang seharusnya menjadi

pelayan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan negara tidak berjalan

sesuai dengan fungsinya. Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 bukan

hanya ingin mereformasi kondisi ekonomi Indonesia yang sedang terkena

krisis. Pada kenyataannya, masyarakat juga menginginkan adanya reformasi

birokrasi. Reformasi birokrasi bisa dilakukan – selain dengan harus

diperbaikinya sistem birokrasi itu sendiri – juga harus ada penyegaran

terhadap pengelola sistem birokrasi tersebut dan semua itu tertumpu pada

pejabat publik.

Setelah tiga belas tahun reformasi berlangsung, pemimpin bangsa

silih berganti, pejabat publik tetap menjadi sorotan. Pada era reformasi saat

ini, jabatan publik semakin terlihat jelas peran dan fungsi strategisnya.

Sehingga berbagai kepentingan yang mempengaruhi kebijakan pejabat

publik menjadikan jabatan publik jauh dari tujuannya. Kuatnya kepentingan

jabatan publik dari seorang pejabat publik adalah lahir dari latar belakang

organisasi, partai politik ataupun pendidikan. Latar belakang ini akan sangat

berpengaruh kuat dalam pengelolaan jabatan publik. Hal tersebut juga dapat

Page 12: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

2

mempengaruhi integritas pejabat publik dalam menjalankan tugasnya.

Kepentingan organisasi atau partai politik bisa menjadikan pejabat publik

lupa akan janji sumpah setianya terhadap jabatan publik yang telah

diucapkannya, mulai dari interaksi, etika berkomunikasi, sikap dan perilaku

sampai kebijakan yang merugikan masyarakat. Tidak sedikit pejabat publik

yang masuk kepenjara, dari mulai permasalahan moral sampai kasus besar

seperti korupsi, dari mulai level daerah sampai ke level Nasional.

Performa pejabat publik dari hari kehari selalu menghiasi berita di

media cetak maupun elektronik. Tidak banyak pejabat publik yang bisa

dikatakan sukses. Tolak ukur kesuksesan seorang pejabat publik beragam,

dan juga bagaimana masyarakat menilainya. Ada yang cukup menilai

berhasil dengan tanpa terkena skandal korupsi walau tidak menghasilkan

kerja-kerja yang bermanfaat. Ada pula pejabat publik yang mengklaim,

bahwa dimasa kepemimpinannya mengelola jabatan publik dikatakan sukses

walau hanya baru menjalankan beberapa program saja. Keberhasilan

performa pejabat publik memang beragam, hal itu bisa disebabkan oleh latar

belakang budaya, organisasi ataupun pendidikan yang dimilikinya. Bisa

juga disebabkan melalui interaksi komunikasi yang baik dengan masyarakat.

Namun yang tidak kalah pentingnya, yang melatarbelakangi keberhasilan

seorang Pejabat publik dalam pengelolaan jabatan publik adalah

pemahaman dan kesadaran akan tugas dan fungsi dia sebagai seseorang

yang diberi amanah secara tidak langsung oleh masyarakat, sehingga pada

Page 13: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

3

kenyataannya, seorang pejabat publik sadar bahwa dia adalah wakil atau

pelayan masyarakat.

Pejabat publik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBIH)

terdiri dari dua suku kata, yaitu “pejabat” dan “publik”. “Pejabat” memiliki

pengertian pegawai pemerintah yang memegang jabatan penting (unsur

pimpinan). Sedangkan istilah “publik” diartikan dengan orang banyak

(umum). Dari penggabungan pengertian kedua suku kata tersebut dapat

dipahami bahwa “pejabat publik” memiliki pengertian pegawai pemerintah

yang memegang jabatan penting sebagai pimpinan yang mengurusi orang

banyak. Dengan definsi tersebut, bisa kita simpulkan bahwa ada 3 (tiga)

syarat seseorang bisa dikatakan “Pejabat publik”, yaitu: 1) bahwa dia adalah

pegawai pemerintah; 2) menjabat sebagai pimpinan; dan 3) bahwa tugasnya

adalah mengurusi orang banyak.

Sedangkan dalam UU. No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik, “Pejabat publik” memiliki pengertian yang tegas dan jelas

di dalam pasal 1 angka 8: “Pejabat publik adalah orang yang ditunjuk dan

diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan

publik”. Sementara, yang dimaksud badan publik sebagaimana dinyatakan

dalam Pasal 1 angka 3 dalam Undang-Undang yang sama: “Badan Publik

adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi

dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang

sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau

Page 14: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

4

organisasi nonpemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar

negeri.”1

Salah satu jabatan publik yang populer dan mendapat perhatian

khsusus dan lebih oleh masyarakat adalah Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan atau Anggota Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Mereka dipilih dan

dipercaya oleh konstituennya untuk mewakili aspirasi mereka dalam

penyusunan regulasi dan anggaran untuk terlaksananya pengelolaan Negara

yang baik dan efektif. Penyalahgunaan kewenangan jabatan publik sering

pula terjadi di lembaga legislatif tersebut. Kuatnya kepentingan partai dan

kepentingan pribadi menjadikan anggota DPR/MPR RI paling rentan

terkena permasalahan moral ataupun kasus korupsi. Memang tidak banyak

permasalahan moral maupun kasus korupsi yang melibatkan DPR/MPR RI

bila dibandingan dengan jumlah Anggota DPR/MPR RI yang ada. Namun

seharusnya, mereka sebagai wakil rakyatnya bisa memberikan contoh

tauladan yang baik dengan menjalankan jabatan publiknya dengan baik dan

benar. Bayangkan bila wakil rakyat menjadi tidak baik karena terlibat

permasalahan moral dan kasus korupsi, apa yang akan terjadi oleh rakyat

yang diwalikinya? Rakyat, secara sadar maupun tidak sadar, akan mengikuti

perilaku dan sikap wakilnya di DPR/MPR RI.

1Redaksi Sinar Grafika, UU Keterbukaan Informasi Publik (UU RI No. 14 Th. 2008),

(Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2008), h. 3.

Page 15: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

5

Beberapa Anggota DPR/MPR RI yang konsisten dengan apa yang

menjadi pekerjaan dan apa yang diperjuangkannya adalah mereka yang

justru bukan berasal dari partai politik yang berbasiskan agama tapi partai

politik berbasiskan nasional. Salah satunya adalah Hajriyanto Y. Thohari,

Anggota DPR/MPR RI dari Partai Golkar yang saat ini menjabat sebagai

Wakil Ketua MPR RI. Beliau selain menjabat sebagai Wakil Ketua MPR

RI, adalah seorang aktivis organisasi dakwah kemasyarakatan (Ormas)

Muhammadiyah. Menarik untuk diteliti dan dianalisa, bahwa apakah latar

belakang organisasi dan partai politik berpangaruh dalam sukses atau

tidaknya Hajriyanto Y. Thohari dalam menjalankan pengelolaan jabatan

publik. Dengan konsep performa komunikatif, penelitian ini mencoba untuk

mengurai apa yang melatarbelakangi dan bagaimana seorang Hajriyanto Y.

Thohari mengelola jabatan publik tersebut.

Konsep performa komunikatif yang diambil dari Teori Budaya

Organisasi dapat menganalisis bagaimana seseorang dalam menjalankan

tugasnya di suatu organisasi tertentu bisa dilihat dari berbagai varian yang

terdapat di Konsep Performa Komunikatif, yaitu 1) Perfoma Ritual, 2)

Performa Hasrat, 3) Performa Sosial, 4) Performa Politis, dan 4) Performa

Enkulturasi.2 Performa itu sendiri memiliki definisi metafora yang

menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam

sebuah organisasi.3

2West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi (Jakarta:

Salemba Humanika, 2008). h. 325. 3 Ibid., h. 326

Page 16: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

6

Dan keberhasilan Pejabat publik dalam menajalankan tugasnya bila

dianalisis dengan konsep Performa Komunikatif sangatlah sedikit. Oleh

karena itu, penelitian ini mengambil judul Performa Komunikatif

Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi Pengelolaan Jabatan

Publik.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada implementasi jabatan publik

Hajriyanto Y. Thohari sebagai Wakil Ketua MPR RI 2009-2014.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana performa komunikatif Hajriyanto Y. Thohari dalam

implementasi pengelolaan jabatan publik di MPR RI?

b. Bagaimanakah strategi Hajriyanto Y. Thohari dalam mengelola

performa komunikatif di MPR RI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui perfoma komunikatif dalam implementasi

pengelolaan jabatan publik Hajriyanto Y. Thohari di MPR RI.

b. Untuk mengetahui strategi Hajriyanto Y. Thohari dalam mengelola

performa komunikatif di MPR RI.

Page 17: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

7

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru dan

dapat memberikan kontribusi yang positif dalam bidang

komunikasi politik.

b. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah

intelektual, wawasan dan gambaran secara utuh tentang performa

komunikatif dalam implementasi jabatan publik.

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian ini, salah satunya merujuk pada peneilitian sebelumnya

yang membahas tentang performa komunikatif, seperti pada penelitian

“Hubungan Performa Komunikatif dengan Kinerja Anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)”4 yang dilakukan

oleh Indah Triwulandari pada tahun 2008 dari Jurusan Hubungan

Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran.

Penelitian ini dibawah bimbingan Rosnandar Romli, Drs., M.Si.,

sebagai pembimbing utama dan Yanti Setianti, S.Sos., M.Si,. sebagai

pembimbing pendamping. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara hubungan performa komunikatif dengan

kinerja anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

4Indah Triwulandari, Hubungan Performa Komunikatif dengan Kinerja Anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) (Bandung: Universitas Padjadjaran, 2008).

Page 18: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

8

Penelitian tersebut menggunakan metode korelasional. Teknik analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif

dan inferensial. Sampel dalam penelitian ini adalah 85 orang anggota

Bintara Polwiltabes Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan

menyebarkan angket, melakukan wawancara, observasi, dan studi

kepustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori

Budaya Organisasi (Organizational Culture Theory). Hasil penelitian

menunjukan bahwa dari sepuluh sub hipotesis yang diajukan

seluruhnya diterima. Pengujian keseluruhan menunjukan ada

hubungan antara performa komunikatif dengan kinerja anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

2. Penelitian selanjutnya yang dijadikan referensi adalah penelitian

dengan judul “Strategi Komunikasi Direktorat Diplomasi Departemen

Luar Negeri Indonesia (DEPLU) dalam Pencitraan Islam Indonesia di

Dunia Internasional” yang di lakukan oleh Geary Fari Muhammad

dari Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah

Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian ini di bawah bimbingan Bapak Gun Gun Heriyanto,

M.Si. Pada penelitian ini hanya ditemukan kesamaan konsep tentang

strategi komunikasi.

3. Konsep teori yang sama pada penelitian lainnya adalah

“Kepemimpinan KH. Abdullah Gymnastiar (AA Gym) pada Pondok

Pesantren Darut Tauhid Gegerkalong Bandung Tahun 2006-2008”

Page 19: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

9

yang dilakukan oleh Muhammad Arifin Sholeh Jurusan Manajemen

Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah Ilmu Komunikasi, Univeristas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Irisan persamaan konsep pada

penelitian ini adalah pada konsep kepemimpinan.

E. Metodologi Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah performa komunikatif, sedangkan

subjek dari penelitian ini adalah Hajriyanto Y. Thohari. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan case

study intrinsic (Studi Kasus Intrinsik). Studi Kasus Intrinsik itu sendiri

adalah salah satu dari 3 (tiga) macam tipe studi kasus menurut Stake dalam

buku karya Denzin & Lincoln yang berjudul: “Handbook of Qualitative

Research”. Studi kasus intrinsik adalah apabila kasus yang dipelajari secara

mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari

kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat intrinsik (intrinsic

interest).5

Ada pun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan berbagai metedologi, diantaranya sebagai berikut:

1. Wawancara

Tahap pertama dari pengumpulan data penelitian adalah dengan

melakukan wawancara kepada beberapa nara sumber, dimulai dari

Hajriyanto Y. Thohari dan beberapa kolega kerjanya, seperti sesama

5Denzin & Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Sage Publications, 1998), h. 50.

Page 20: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

10

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Staff

Ahli serta beberapa koleganya dari Ormas Muhammadiyah. Sehingga

penelitian ini bukanlah bersifat satu arah yang mengarah kepada

subjektivitas, namun diharapkan hasil dari peneilitian ini lebih kepada

objektivitas dengan melibatkan pihak luar. Wawancara ini dilakukan

dengan 2 metode, yaitu wawancara mendalam dan wawancara yang

sifatnya diskusi.

2. Studi Dokumentasi

Hajriyanto Y. Thohari telah banyak menulis artikel, baik yang

dipublikasikan melalui media cetak maupun melalui websitenya. Selain

itu juga Hajriyanto Y. Thohari telah mengeluarkan beberapa buku.

Dengan melakukan studi dan kajian terhadap beberapa karya ilmiahnya

ini, diharapkan semakin banyak referensi untuk menyusun hasil

peneilitian ini.

3. Observasi Partisipatoris Pasif

Observasi akan difokuskan pada aktivitas kenegaraan dan aktivitas

sosial Hajriyanto Y. Thohari. Observasi dilakukan selama proses

penyusunan penelitian ini berlangsung dengan mengikuti aktivitas

keseharian Hajriyanto Y. Thohari.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan beberapa sub bab-nya.

Sistematika penulisan penelitian ini berdasarkan pada buku Pedoman

Page 21: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

11

Penulisan Karya Ilmiah UIN (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid

Nasuhan dkk, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan pengertian teori performa komunikatif,

pengertian jabatan publik, tipe kepemimpinan dan strategi komunikasi.

BAB III BIOGRAFI HAJRIYANTO Y. THOHARI

Bab ini menggambarkan biografi Hajriyanto Y. Thohari dengan

menjelaskan latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, riwayat

organisasi dan karir serta karya-karya Hajriyanto Y. Thohari.

BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN

Bab ini menjelaskan tentang performa komunikatif Hajriyanto Y.

Thohari dalam implementasi pengelolaan jabatan publik di MPR RI dan

strategi Hajriyanto Y. Thohari dalam mengelola performa komunikatif di

MPR RI.

BAB V PENUTUP

Bab ini menyampaikan uraian singkat berupa kesimpulan dan saran

penulis atas temuan yang diteliti.

Page 22: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

12

BAB II

TINJUAN TEORITIS

A. Teori Performa Komunikatif

1. Pengertian Performa Komunikatif

Performa Komunikatif adalah salah satu konsep yang terdapat

di Teori Budaya Organisasi. Teori budaya organisasi merupakan

sebuah teori komunikasi yang mencakup semua simbol komunikasi

(tindakan, rutinitas, dan percakapan) dan makna yang dilekatkan

orang terhadap simbol tersebut.1

Performa Komunikatif merupakan salah satu dari faktor

terciptanya budaya organisasi. Masing-masing anggota organisasi

tentu memiliki performa komunikatif yang berbeda-beda dan sudah

tentu dari tiap-tiap anggota organisasi membawa performa

komunikatifnya untuk memberi warna terhadap budaya organisasi.

Hal ini tidak terlepas dari ketiga asumsi dasar tentang Teori Ilmu

Budaya Organisasi.

Teori Budaya Organisasi itu sendiri adalah hasil penelitian dari

Clifford Geertz, Michael Pacanowsky, Nick O’Donnel-Trujillo.

Asumsi dasar dari teori ini adalah, sebagai berikut2:

1) Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan

perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi,

1West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi (Jakarta:

Salemba Humanika, 2008), h. 325. 2Ibid., h. 319.

Page 23: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

13

yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai

nilai-nilai sebuah organisasi.

2) Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam

budaya organisasi.

3) Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda,

dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam.

Performa itu sendiri merupakan metafora yang

menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia

dalam sebuah organisasi.3

Performa terkait dengan sikap dan tindakan dari individu-

individu yang berada didalam organisasi. Sikap dan tindakan ini yang

memberi peran pada setiap anggota organisasi. Performa tentu tidak

bisa didapatkan secara instan tapi melalui perjalanan karir atas

pemahaman dan pengalaman yang didapatkan selama beraktvitas.

Performa lahir atas kesadaran individu terhadap pengetahuan yang

dimilikinya dengan dipalikasikannya. Tidak cukup setahun atau 3

(tiga) tahun untuk melahirkan suatu performa terbaik dalam

beraktivitas di organisasi.

2. Lima Performa Komunikatif

Performa terbaik bisa didapatkan oleh siapa saja dalam

organisasi atau instansi manapun. Seseorang bisa dilihat apakah ia

3Ibid., h. 325.

Page 24: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

14

berada di performa terbaiknya atau tidak, dengan dilihat dari

penjabaran terhadap 5 (Lima) Performa Komunikatif, yaitu :1)

Performa Ritual, 2) Performa Hasrat, 3) Performa Sosial, 4) Performa

Politis, dan 5) Performa Enkulturasi. Kelima performa ini bisa

dilaksanakan oleh siapapun dan anggota manapun dalam organisasi

atau instansi apapun. Berikut adalah penjelasan singkat terhadap 5

(Lima) Performa Komunikatif, yaitu:

1) Performa Ritual

Pada performa ini, akan dijabarkan bagaimana seseorang

melakukan aktivitas hariannya yang terjadi secara teratur dan

berulang. Ritual terdiri atas empat jenis, yakni 1) Personal, 2)

Tugas, 3) Sosial, dan 4) Organisasi. Ritual personal merupakan

rutinitas yang dilakukan di tempat kerja setiap hari. Ritual tugas

merupakan rutinitas yang dilakukan dengan pekerjaan tertentu di

tempat kerja. Ritual sosial merupakan rutinitas yang melibatkan

hubungan dengan orang lain di tempat kerja, Ritual organisasi

merupakan rutinitas yang berkaitan dengan organisasi secara

keseluruhan.4

2) Performa Hasrat

Pada Performa Hasrat peneliti ingin melihat berbagai cerita dan

kisah tentang seseorang dalam menajalankan seluruh

aktivitasnya, baik di organisasi maupun di institusi tempat ia

4Ibid., h. 326.

Page 25: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

15

beraktivitas. Tentu perlu dilakukan wawancara secara objektif

yang mendalam tentang performa hasrat ini kepada orang-orang

yang selama ini selalu berinteraksi dengannya.

3) Performa Sosial

Apabila pada performa hasrat kita menemukan suatu cerita

tentang keseharian aktivitas seseoarang, maka pada performa

sosial akan dibedah tindakan keseharian seseorang dalam

menjalankan aktivitasnya. Sikap santun dan kesopanan serta

sikap-sikap lainnya akan terungkap pada performa ini.

4) Performa Politis

Performa Politis merupakan perilaku organisasi yang

mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol.5 Pada performa ini

akan dideskripsikan gaya dan perilaku kepemimpinan seseorang

dalam kapasitasnya ia sebagai pimpinan.

5) Performa Enkulturasi

Performa enkulturasi mencakup perilaku organisasi yang

membantu para karyawan dalam menemukan makna dari

menjadi anggota suatu organisasi.6 Sudah tentu, apa yang

didapatkan oleh seoarang pemimpin adalah karena latar

belakang organisasi yang dijalaninya selama ini. Artinya, pada

performa Ekluturasi ini, penelitian ini mencoba untuk

5Ibid., h. 327

6Ibid.,

Page 26: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

16

mengungkapkan seberapa penting peran organisasi yang

dijalaninya dalam perjalanan kariernya.

B. Pengertian Pejabat Publik

Dalam Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14

Tahun 2008 (UU RI No. 14 Th. 2008)7 dijelaskan dalam Pasal 1 Angka 8,

bahwa Pejabat Publik adalah Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan

diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan

publik. Sementara, yang dimaksud badan publik sebagaimana dinyatakan

dalam Pasal 1 angka 3 dalam Undang-Undang yang sama: “Badan Publik

adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi

dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang

sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau

organisasi nonpemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar

negeri.

C. Konsep Gaya Kepemimpinan

Gaya merupakan ringkasan atau gambaran yang digolongkan dari

bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan

7Redaksi Sinar Grafika, UU Keterbukaan Informasi Publik (UU RI No. 14 Th. 2008)

(Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2008) h. 3.

Page 27: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

17

bagaimana ia dilihat oleh mereka yang dipimpinnya atau mereka yang

mungkin sedang mangamati dari luar. Gaya dalam memimpin telah coba

dirumuskan oleh para teoritis manajemen dan kepemimpinan dalam

menggambarkan gaya kepemimpinan. Para teoritis mencoba untuk

menggambarkan bagaimana orang itu bertindak bukan siapa orang tersebut

yang bertindak.saBila ada yang berfikir dan melihat secara langsung

sejumlah pemimpin yang dikenal secara pribadi, mungkin dapat

meyimpulkan mengenai gaya kepemimpinan mereka.

Artinya, kita cendurung mengelompokkan seorang pemimpin

berdasarkan cara ia memimpin dan bagaimana cara pandang kita terhadap

dia. Dengan sendirinya, seseoarang mungkin berbeda pendapat dengan

orang lain mengenai gaya kepemimpinan.

Menurut Robert D. Dale8 cara kerja pemimpin dalam organisasi

memiliki beberapa gaya kepemimpinan yang terbagi dalam;

a. Birokratis

Ini adalah suatu gaya yang ditandai dengan keterikatan yang

terus-menerus kepada aturan-aturan organisasi. Gaya ini menganggap

bahwa kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi bila setiap orang

mematuhi peraturan. Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan

prosedur-prosedur baku. Pemimpinnya adalah seorang diplomat dan

tahu bagaimana memakai sebagaian besar peraturan untuk membuat

orang-orang melaksanakan tugasnya. Kompromi merupakan suatu

8Robert D. Dale, Pelayanan Sebagai Pemimpin (Malang: Gamdum Mas, 1992), h. 36-38.

Page 28: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

18

jalan hidup karena untuk membuat satu keputusan diterima oleh

mayoritas, orang sering harus mengalah kepada yang lain.

b. Permisif

Di sini keinginannya adalah membuat setiap orang dalam

kelompok tersebut puas. Membuat orang-orang tetap senang adalah

aturan mainnya. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa

puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka organisasi

tersebut akan berfungsi dan dengan demikian pekerjaan akan bisa

diselesaikan. Koordinasi sering dikorbankan dalam gaya.

c. Laissez-faire

Ini sama sekali bukanlah kepemimpinan. Gaya ini membiarkan

segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya. Pemimpin hanya

melaksankan fungsi pemeliharaan saja. Misalnya, seorang ulama

mungkin hanya namanya saja ketua dari organisasi tersbeut dan hanya

menangani urusan khotbah, sementara yang lainnya mengerjakan

segala pernik mengenai bagaimana organisasi tersebut harus

beroperasi. Gaya ini kadang-kadang dipakai oleh pemimpin yang

sering berpegian atau yang yang hanya bertugas sementara.

d. Partisipatif

Gaya ini dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk

memotivasi orang-orang adalah dengan melibatkan mereka dalam

proes pengambilan keputusan. Hal ini diharapkan akan menciptakan

rasa memiliki sasaran dan tujuan bersama. Masalah yang timbul

Page 29: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

19

adalah kemungkinan lambatnya tindaan dalam menangani masa-masa

kritis.

e. Otokratis

Gaya ini ditandai dengan ketergantungan kepada yang

berwenang dan biasanya menganggap bahwa orang-orang tidak akan

melakukan apa-apa kecuali jika diperintahkan. Gaya ini tidak

mendorong adanya pembaruan.Pemimpin menganggap dirinya sangat

diperlukan. Keputusan dapat dibuat dengan cepat.

Menjadi pemimpin bukanlah monopoli para alumni mahasiswa ilmu

pemerintahan atau mereka yang telah mengikuti pendidikan

kepempimpinan, juga bukan seseorang yang kebetulan memiliki amanah

menjadi pemimpin. Kepemimpinan bisa diraih selain dari pengetahuan juga

dari berbagai pengalaman dan latar belakang organisasi yang mempengaruhi

dalam perjalanan hidupnya.

Artinya, kepemimpinan akan menjadi efektif, apabila ilmu yang

didapatkan bisa dengan kreatif dan inovatif dipraktikkan, bukan hanya

dalam kehidupan berorganisasi tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,

dengan begitu akan lahir sebuah seni yang indah yang tentu akan

menggugah para pengikutnya.

D. Konsep Strategi Komunikasi

Strategi manajemen komunikasi (communication management)

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus

Page 30: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

20

mampu menunjukan bagaimana operasinya secara praktis harus dilakukan,

dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu

kondisi dan situasi.9

Dalam strategi komunikasi, peran komunikasi sangatlah penting.

Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komunikator

sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu

faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi

dapat datang sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui

media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen

media atau komponen, komunikasi sehingga efek yang diharapkan tak

kunjung tercapai.

Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi untuk

melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi melalui

mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator

ikut dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya

kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga demikian komunikan

bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan ini akan

menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.

9Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan praktek (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Bandung, 1992), h. 30.

Page 31: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

21

BAB III

BIOGRAFI HAJRIYANTO YASIN THOHARI

A. Latar Belakang Keluarga

Hajriyanto Yasin Thohari lahir pada 26 Juni 1960 di Desa Manggis,

jaraknya 5 km dari Karanganyar, atau sekitar 15 km dari Kota Solo, Surakarta,

Jawa Tengah. Desa Manggis adalah sebuah desa dengan hamparan sawah

yang sangat luas. Mayoritas penduduknya petani. Sungai di desa itu mengalir

begitu jernihnya. Sungai tersebut jadi sumber kehidupan masayarakat desa.

Dan anak-anak desa suka sekali bermain atau mandi di sungai tersebut.1

Hajriyanto merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan

Mohammad Yasin Thohari dan Suyatmi.2 Hajriyanto lahir tepat di bulan

Muharram, tahun baru Hijriyah dalam kalender Islam dan bulan Suro dalam

kalender Jawa. Karena lahir di tahun baru Islam, kedua orangtuanya

menamakan Hajri. Lengkapnya, Hajriyanto Yasin Thohari.3 Dalam perspektif

Islam, bulan Muharram adalah bulan mulia. Pada bulan tersebut, umat Islam

dilarang berperang atau berkonflik dengan siapa pun. Sementara dalam

perspektif Jawa, pada bulan Suro, dilarang menggelar acara keramaian, seperti

pernikahan dan lain-lain. Dua filosofi ini mewarnai kelahiran Hajriyanto kecil.

Ia besar di antara kultur Islam dan kejawen.4

1Majelis, “Anak Desa di Panggung Politik.” Majelis Edisi No.25, Tahun III (Mei 2009):

h. 18. 2Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari, Jakarta, 24 Mei 2013.

3Majelis, “Hajriyanto Yasin Thohari: Politisi yang Hobi Membaca Buku,” Majelis Edisi

No.01, Tahun IV (Januari 2010): h. 20. 4Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 32: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

22

Ayah Hajriyanto, M. Yasin Thohari adalah seorang muballig dan

aktivis Muhammadiyah yang sangat religius. Dia juga seorang santri di

pesantren Tebu Ireng. Ayahnya dikenal sebagai seorang pendidik yang cermat

dan penuh perhatian. Ia selalu mengajarkan mereka untuk selalu dekat dengan

ajaran Islam.5 Ayahnya menjadi ketua pimpinan daerah Muhammadiyah

Kabupaten Karang Anyar sampai tahun 1991. Dan pernah menjadi Anggota

DPRD Kabupaten Karanganyar.6

Sementara ibundanya, Suyatmi, adalah seorang priyayi-abangan. Ia

anak seorang kepala desa dalam sistem pemerintahan yang masih tradisional,

yang menjadi kepala desa seumur hidup. Sebagai anak kepala desa, ibunya

sangat mengutamakan pertanian. Dan, bahkan ibunya memiliki beberapa buah

sawah. Sawah-sawah tersebut diurus oleh ia (ibunya) sendiri dengan

mengggunakan tenaga-tenaga buruh tani untuk menggarap sawah. Atau kalau

tidak ibunya mengerjakan sawah itu pada orang lain, nanti hasilnya dibagi

berdua dengan yang mengerjakan. Ia juga sangat dekat dengan tradisi

kejawen. Sedangkan Kakeknya adalah seorang lurah di Karanganyar, oleh

masyarakat setempat disebut Mbah Lurah. Kakeknya sangat kental dengan

tradisi Jawa, seperti tradisi bancaan7 (dalam bahasa Indonesianya selamatan

atau syukuran).8

5Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

6Majelis, “Hajriyanto Yasin Thohari,” h. 19.

7Bancaan adalah sebuah upacara sederhana tradisi adat masyarakat Jawa yang menyertai

sebuah tahapan perkembangan seorang anak. Bancaan biasa dilakukan untuk memperingati hari

lahir berdasarkan pada hari pasaran penanggalan Jawa atau wetonan. 8Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 33: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

23

Menurut Hajriyanto, hampir semua anak-anak dan cucu-cucunya selalu

dibuatkan bancaan pada setiap weton kelahirannya. Setiap weton artinya

adalah setiap selapan dino sekali. Selapan dino adalah tiga puluh lima hari

dalam hitungan Jawa. Sebagai contoh, misalnya ia lahir pada Jumat Pahing.

Maka pada setiap Jumat Pahing itu ia selalu di selameti dengan melakukan

bancaan. Bancaan itu dibuat nasi tumpeng, yang berisi sayur-sayuran, telur

yang di potong kecil-kecil, ayam yang di iris tipis-tipis, berkedel, sambal

goreng dan lain-lain yang dibungkus dengan daun pisang. Kemudian

dibagikan kepada anak-anak dan tetangga-tetangga. Tujuan dari bancaan ini

adalah agar selamat dan tetap di bawah perlindungan Allah selama dalam

perjalanan hidupnya.9

Selain tradisi bancaan, kakeknya setiap tahun selalu mengadakan

(nanggep) wayang kulit sehari semalam dan dilakukan pada hari Jumat malam

Sabtu, yang biasa disebut dengan Rasulan. Rasulan berasal dari kata Rosul.

Rasulan biasanya dirangkaikan dengan upacara bersih desa. Bersih desa atau

Rasulan di selenggarakan sehabis panen. Dan macam-macam tradisi-tradisi

Jawa lainnya juga dilaksanakan oleh kakeknya. Seperti, setiap malam Satu

Muharram dan Satu Syuro’, kakeknya tidak tidur semalam suntuk untuk

menyambut satu Syuro’ itu. Selain itu ia punya tradisi, setiap selapanan sekali

selalu sholat Jum’at di Masjid Agung Solo. Dan itu dialakukan dengan

9Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 34: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

24

berjalan kaki, padahal jarak antara desanya sampai ke Solo kira-kira lima

belas kilometer.10

Sebagai cucu lurah, Hajriyanto kecil tinggal di rumah kakeknya yang

sangat besar, yaitu rumah tradisional Jawa kuno. Rumahnya berupa pendopo

Joglo dengan tembok yang sangat tinggi. Ada regol, semacam pos penjagaan,

sebelum masuk ke pekarangan rumahnya yang luas. Di pekarangannya itu,

sering digelar acara selamatan atau wayangan, sekaligus tempat bermain anak-

anak. Saat ini rumah tersebut sudah di jual oleh cucu-cucunya.

Masa kecil Hajriyanto dihabiskan di Karanganyar. Walau ia anak

seorang tokoh berpengaruh, bahkan cucu Mbah Lurah, ia tetap bisa

bersosialisasi dengan baik bersama warga setempat. Hampir tak ada jarak.

Bersama sahabat-sahabat kecilnya, ia suka menangkap burung dengan ketapel.

Bermain di sungai dengan membuat rakit dari pohon pisang jadi

kegemarannya juga.11

Bahkan, malam hari, bersama teman-temannya, ia suka sekali bermain

“gubak sodor”. Permainan ini melibatkan dua kelompok yang saling menjaga

pohon besar sebagai benteng pertahanannya agar tidak disentuh lawan. Bila

lawan bisa menyentuh pohon yang dijaga, berarti dia pemenangnya. Halaman

rumah kakeknya yang sangat luas menawarkan tempat bermain yang nyaman.

Selain itu di sana banyak tersedia mainan yang bisa digunakan.12

Seiring bertambahnya usia, Hajriyanto pun mulai merasakan

ketertarikan terhadap seorang perempuan. Ia mengaku sudah tak ingat berapa

10

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 11

Majelis, “Anak Desa di Panggung Politik.” h. 19. 12

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 35: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

25

kali jatuh cinta. Hajriyanto jatuh cinta pertama dengan wanita yang usianya

sama dengannya. Dan sejak itu ia beberapa kali jatuh cinta, akan tetapi tidak

pernah kesampaian. Dalam memilih seorang wanita, Hajriyanto lebih

menyukai wanita yang berumur lebih tua darinya. Alasannya simpel, “Jadi

saya ingin memiliki istri yang matang dan dewasa, sehingga dapat

membesarkan anak-anak, karena saya banyak beraktivitas di luar rumah.”13

Hingga akhirnya Hajriyanto pun menemukan tambatan hatinya yang

kemudian dinikahinya. Wanita tersebut bernama Riatin Hajriyanto, ia adalah

seorang apoteker, yang setahun lebih tua dari Hajriyanto.

Dari perkawinannya dengan Riatin, ia dianugerahi empat orang anak

yaitu Nadila Shevila Thohari (Arsitek Institut Teknologi Bandung dan S-2 di

University of South Wales), Fahnida Zeydra Thohari (Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran), Ridho Gusti Thohari (Fakultas Hubungan

Internasional Universitas Parahyangan), dan Fadia Hasna Thohari (Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran).14

Akan tetapi dari keempat anaknya, tidak ada yang mengikuti jejak

Hajriyanto, yaitu sebagai seorang politikus.

“Mereka pernah berseoloroh, nanti didemo melulu.”15

Meski sibuk di dunia politik, Hajriyanto tetap meluangkan waktunya

untuk bercengkerama dengan keluarga. Istrinya sudah memahami bagaimana

kerja Hajriyanto yang sejak muda sebagai aktifis, sehingga jarang di rumah.

Oleh sebab itu, untuk mensiasati kurangnya waktu berkumpul bersama

13

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 14

Majelis, “Anak Desa di Panggung Politik.” h. 17. 15

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 36: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

26

keluarga ini. Istrinya menyiapkan home theater yang biasa mereka gunakan

untuk berkaraoke bersama ketika semua keluarga sedang berkumpul di

rumah.16

Dalam keluarga, ia selalu menekankan hidup yang bersahaja. Karena,

menurutnya, dengan hidup seperti itu dapat berbuat sebanyak mungkin bagi

orang lain. Mengenai pandangan ini Hajriyanto mengutip hadis riwayat

Ahmad dan Thabrani yang menyatakan: “Khairunnas anfa’uhum linnas”,

(“sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi

orang lain”).17

B. Latar Belakang Pendidikan

Sebagai anak dari tokoh Muhammadiyah, Hajriyanto tentu diajarkan

agama dengan baik. Bahkan, ayahnya membangun madrasah diniyah agar

anak-anak di desanya bisa belajar agama. Bagi keluarga Hajriyanto,

pendidikan jadi hal utama. Di desanya, hanya ada 2 keluarga yang bisa

menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. Selain keluarganya

sendiri, ada keluarga lurah pula yang pernah menggantikan kakeknya sebagai

lurah.18

Pendidikan Hajriyanto dimulai dari bangku Taman Kanak (TK)

Medari (TK yang dimiliki oleh Koperasi Batik Sukowati). Saat memasuki

bangku Sekolah Dasar (SD), ia pun sekolah agama di Madrasah Diniyah

(MD). Pagi berangkat ke SD Negeri, sorenya ke madrasah. Menuntut ilmu di

16

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 17

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 18

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 37: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

27

dua sekolah sekaligus merupakan perpaduan dari keinginan ayah dan ibunya.

Bila sang ayah ingin Hajriyanto sekolah di madrasah saja, maka sang ibu

menginginkan di sekolah negeri. Hal ini dalam istilah Hajriyanto adalah

“tradisi sekolah merangkap”. Tradisi ini kemudian berlanjut sampai di sekolah

lanjutan, pagi di Sekolah Menengah Atas (SMA), sore di Pendidikan Guru

Agama (PGA). Sampai kemudian di perguruan tinggi, selain kuliah di

Universitas Gadjah Mada (UGM), Hajriyanto juga kuliah di Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Jogja.19

Hajriyanto tumbuh menjadi anak yang cerdas. Ia selalu tampil menjadi

juara kelas, bahkan juara umum di sekolahnya. Prestasi cemerlangnya itu,

terus berlanjut hingga ke bangku SMP dan SMA. Tidak hanya itu, Hajriyanto

juga pandai bergaul. Di sekolahnya, ia selalu dipercaya sebagai Ketua

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Pelajaran sosial, terutama yang

bersentuhan dengan budaya jadi kesukaannya.20

Semenjak kecil Hajriyanto gemar sekali membaca buku, dan mulai

mengoleksi buku pada saat Kuliah di UGM. Sampai saat ini koleksi bukunya

sekitar lima belas ribuan. Sebagian besar koleksinya masih di rumah yang di

daerah pasar minggu, karena di rumah yang sekarang ini di tempati, belum ada

rak yang cukup untuk menampung semua buku-buku koleksinya. Lima belas

ribu buku tersebut sebagian besar tentang buku-buku agama, politik,

kebudayaan dan novel.21

19

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 20

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 21

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 38: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

28

Sedangkan sekitar sepuluh hingga lima belas persen merupakan buku-

buku fiksi atau novel. Terutama novel-novel sejarah dan novel-novel para

novelis yang meraih nobel di bidang sastra. Untuk kategori yang terakhir ini,

Hajriyanto mengaku memiliki hampir semua koleksinya. Sebut saja novelis

kenamaan semacam Orphan Pamuk, Ernest Hemingway dan Najib Mahfud.

Semua dibacanya dalam bahasa asli seperti bahasa Inggris dan Arab, dan

beberapa sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.22

Namun dari sekian koleksinya itu, buku favoritnya adalah bidang

kajian tentang Timur Tengah (Middle Eastren Studies). Hajriyanto sangat

tertarik pada penulis Edward Said, seorang warga Palestina dan penganut

Kristen yang menjadi professor di Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS).

Edward Said di mata Hajriyanto adalah seorang aktifis dan intelektual yang

aktif menyokong gerakan kemerdekaan Palestina. Edward Said juga

menghasilkan banyak buku tentang Islam dan Timur-Tengah. Beberapa karya

pentingnya yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

Orientalisme (Pustaka Salman, 1986), Kebudayaan dan Kekuasaan (Mizan,

1995), dan Peran Intelektual (YOI, 1998). Lebih lanjut Hajriyanto

mengatakan, memoar Edward Said Out of Place juga memenangkan

Penghargaan Buku Non-Fiksi 1999 New Yorker. Bahkan ia juga

memenangkan Penghargaan Buku Ainsfield-Wolf 2000 untuk kategori Non-

Fiksi, Penghargaan Sastra Morton Dauwen Zabel yang digelar oleh Akademi

Seni dan Sastra Amerika, serta Pencapaian Seumur Hidup Penghargaan Sastra

22

Majelis, “Hajriyanto Yasin Thohari,” h. 20. Ketika penulis mencoba mengkonfirmasi

dan menanyakan ulang. Hajriyanto mengatakan hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh

bulletin Majelis.

Page 39: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

29

Lannan 2001. Fakta-fakta inilah yang membuat Hajriyanto tertarik dengan

sosok Edward Said.23

Di bidang sastra, Hajriyanto menyukai karya-karya Amin Maalouf,

seorang novelis Lebanon yang tinggal di Paris. Amin Maalouf adalah seorang

mantan pemimpin harian terkemuka di Beirut An-Nahar dan editor Jeune

Afrique. Sedangkan karya fiksi yang dilahirkannya dalam terjemahan bahasa

Inggris antara lain Leo The African, The Rock Of Tanios yang memenangkan

Prix Goncourt, Samarkand, The Garden Of Light dan Ports Of Call. Di antara

karya nonfiksinya adalah kumpulan esai On Identity dan The Crusades

Through Arab Eyes. Gaya penceritaan Amin Maalouf dalam setiap tulisannya,

membuat Hajriyanto tertarik untuk mencari dan membaca karya-karyanya

yang lain.24

Saat ini ada sekitar lima novelnya yang diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia. Bagi Hajriyanto, hampir semua koleksi buku menjadi

favoritnya, karena saat memutuskan membeli buku itu ia tidak asal membeli,

tetapi betul-betul memilih. Ketika akan membeli buku Hajriyanto selalu

membaca terlebih dahulu daftar isi dari buku tersebut.25

Dalam terminologi Hajriyanto, buku menjadi induk peradaban.

Peradaban sebuah bangsa dikatakan tinggi kriteria pertamanya adalah buku.

Karena buku menggambarkan peradaban literate culture atau kebudayaan

menulis.

“Literature culture itu induknya peradaban, hampir semua

peradaban besar selalu ditopang dengan kepustakaan atau literatur di

23

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 24

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 25

Majelis, “Hajriyanto Yasin Thohari.” h. 20-21.

Page 40: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

30

dalam berbagai bidang keilmuan. Untuk melihat kemajuan peradaban

Islam zaman dulu melalui buku. Ketika kebudayaan menulis semakin

berkurang berarti keberadabannya mengalami kemerosotan. Kita bisa

menghitung penerbitan buku di Indonesia setiap tahun berapa?

Penerbitan jurnal berapa? Jadi Indonesia masih sangat ketinggalan

mengenai ini.”26

Berkaitan dengan peradaban literate culture ini, Hajriyanto pernah

beberapa kali mengupasnya dalam artikel dan makalah. Salah satu artikelnya

adalah “Buku, Syuhada Buku, dan Peradaban”, dalam artikelnya ini

Hajriyanto mengatakan:

“Buku memang memiliki kekuatan yang sangat revolusioner. Tak

mengherankan jika ayat pertama Al-Qur’an berbunyi iqra, yang

artinya “bacalah”. Sebab buku memang seperti ragi: dapat mengubah

dunia. Persis seperti judul buku Robert Brown: Books that Changed

the World. Buku seperti juga kata Khaled Abou El-Fadl dalam

bukunya, Conference of the Book (University Press of America,

Lanham, 2001), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

menjadi Musyawarah Buku (Serambi, 2002), adalah simbol

peradaban. Peradaban, kata El-Fadl, tidak dibangun di atas

kenyamanan dalam kelambanan dan kebodohan. Peradaban selamanya

dibangun di atas penderitaan para syuhada perbukuan!”27

26

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 27

Hajriyanto Yasin Thohari, “Buku, Syuhada Buku, dan Peradaban,” Gatra, 26 Mei 2010,

h. 104.

Page 41: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

31

Kesukaannya pada buku membuat Hajriyanto memiliki hobi menulis,

tulisan-tulisannya dikirim ke koran dan majalah seperti Gatra, Forum, Panji

Masyarakat, Kompas, Republika, Media Indonesia, Koran Sindo dan lain-lain.

Bahkan ide-ide bagus yang tertuang di dalam artikelnya, membuat majalah

Gatra memintanya untuk menjadi penulis tetap sebulan sekali.28

Selain gemar mengoleksi buku Hajriyanto juga memiliki prestasi

akademik yang baik. Yaitu dengan meraih Index Prestasi Kumulatif (IPK)

tertinggi di kampusnya dan mendapatkan Beasiswa. Ia pun berhasil

menamatkan kedua program tersebut di dua perguruan tinggi. Pada tahun 1984

ia lulus, kemudian menjadi Dosen di Universitas Diponogoro Semarang.29

Semenjak jadi anggota DPR RI Hajriyanto sudah tidak lagi mengajar.

Kesibukan hanya di isi dengan mengisi acara-acara seminar dan terkadang

mengisi ceramah dibeberapa acara. Saat ini, ketika tidak lagi menjadi Wakil

Ketua MPR RI atau pasca 2014, kesibukan Hajriyanto dalam bidang

pendidikan banyak diarahkan pada kegiatan membaca dan menulis. Sebab

jadwal Hajriyanto tidak lagi sesibuk dan sepadat ketika ia masih menjadi

Wakil Ketua MPR RI. Sehingga banyak waktu luang yang di gunakan untuk

menulis dan membaca buku-buku yang belum sempat dibacanya. Bahkan

Hajriyanto berencana menerjemahkan kembali novel-novel berbahasa asing

(Arab dan Inggris) ke dalam bahasa Indonesia.30

28

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 29

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 30

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 42: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

32

C. Riwayat Organisasi dan Karir

1. Aktif di Muhammadiyah

Hajriyanto adalah “Produk” keluarga Muhammadiyah dan ia terus

membangun dasar yang baru bagi dirinya dan Masyarakatnya. Bila ditanya

apa cita-citanya sejak kecil, Hajriyanto hanya ingin menjadi aktifis

Muhammadiyah.

“Cita-cita saya itu sejak kecil sesungguhnya hanya ingin

menjadi aktifis Muhammadiyah. Karena saya ingin meneruskan

tradisi ayah saya sebagai intelektual. Ayah saya intelektual desa.

Dia berlangganan banyak majalah dan punya koleksi buku di

perpustakaan yang untuk ukuran orang desa cukup besar.”31

Cita-cita sejak kecilnya inilah yang kemudian membentuk

karakternya untuk ikut aktif dalam kegiatan organisasi. Ketika tumbuh

menjadi pemuda, semangat berorganisasinya semakin kian tinggi.

Hajriyanto aktif di Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM). Sementara itu,

selepas SMA, ia melanjutkan studinya di Fakultas Kebudayaan, UGM.

Saat yang sama, ia juga tercatat sebagai mahasiswa Perbandingan Agama,

IAIN Sunan Kalijaga. Prestasi akademiknya terbaik dengan meraih IPK

tertinggi di kampusnya. Berkat prestasi akademiknya tersebut Ia pun

mendapat beasiswa.

Selama menjadi mahasiswa, ia tidak aktif di organisasi kampus.

Apalagi, tahun 1979, gerakan mahasiswa sedang “dibonsai” oleh

31

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 43: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

33

penerapan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi

Kemahasiswaan (NKK-BKK) ala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Menteri P&K), Daud Joesoef.32

Ketika di berlakukannya NKK-BKK ini,

pada saat itu hampir semua lembaga mahasiswa dilumpuhkan, termasuk di

UGM. Gerakan mahasiswa hanya diarahkan untuk pengabdian

masyarakat. Dewan mahasiswa dan senat mahasiswa pun ikut

dibubarkan.33

NKK-BKK merupakan salah satu dari sekian banyak produk

kebijakan pemerintah Orde Baru yang diterapkan dalam kerangka

membuat posisi negara semakin kokoh. Sejak diberlakukannya tanggal 19

April tahun 1978, kebijakan ini telah menimbulkan kontroversi, baik

dalam wacana gerakan mahasiswa maupun wacana pentas politik nasional.

Pemberlakuannya dipandang sebagai tanggapan terhadap gerakan

mahasiswa yang dianggap semakin radikal. Puncak keradikalan

mahasiswa terutama bertalian dengan penolakan mereka terhadap

pencalonan Presiden Soeharto untuk menjadi presiden yang ketiga kalinya.

Mahasiswa mendesak MPR serta melakukan berbagai aksi untuk

menentang pencalonan presiden tersebut, seperti dikeluarkannya Buku

Putih Perjuangan Mahasiswa ITB 1978 dan keluarnya pernyataan 50

Dewan Mahasiswa/Senat Mahasiswa (DM/SM) se-Indonesia.34

32

Mengenai peraturan NKK-BKK bisa di lihat pada Surat Keputusan Menteri P&K,

Daoed Joesoef, No. 37/U/1979, tentang Bentuk Susunan Lembaga/Organisasi Kemahasiswaan di

Lingkungan Perguruan Tinggi Departemen P&K. 33

Majelis, “Anak Desa di Panggung Politik.” h. 20. 34

Hariyadhie, Perspektif Gerakan Mahasiswa 1978 Dalam Percaturan Politik Nasional

(Jakarta: Golden Terayon Press, 1994), h. 8.

Page 44: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

34

Sebagai suatu kebijakan pemerintah yang baru, NKK/BKK sangat

berpengaruh terhadap dinamika kemahasiswaan atau lebih khusus lagi

berpengaruh terhadap perubahan format gerakan mahasiswa. Perubahan

ini merupakan bentuk adaptasi mahasiswa dalam merespon kebijakan

pemerintah yang berpengaruh cukup kuat. Adaptasi ini melahirkan apa

yang dinamakan format gerakan mahasiswa pasca NKK-BKK (gerakan

mahasiswa tahun 80-an), yaitu menjamumya aksi-aksi pemikiran dari

kelompok-kelompok studi mahasiswa sebagai gerakan penyadaran yang

salah satunya dituangkan dalam aksi-aksi informasi, menggantikan aksi-

aksi jalanan yang dominan sebelumnya. Perubahan ini bukan berarti

sebelumnya tidak ada kelompok-kelompok studi, namun penerapan

konsep normalisasi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap

bermunculannya kelompok-kelompok studi yang didirikan oleh

mahasiswa di kampus maupun luar kampus. Perubahan ini dapat artikan

sebagai suatu adaptasi (disadari atau tidak oleh mahasiswa) terhadap

kebijakan normalisasi yang menekankan penalaran dan logika sebagai

esensi dari mahasiswa. Perubahan ini bagi Arbi Sanit diartikan sebagai

melemahnya peran politik mahasiswa.35

Praktis ketika diberlakukannya NKK-BKK ini, Hajriyanto hanya

konsisten berkiprah di IPM. Ia sempat didapuk menjadi Ketua IPM

Kabupaten Karanganyar. Pada Tahun 1985 Hajriyanto Menyelesaikan

Studinya di UGM kemudian menjadi Dosen di Universitas Diponogoro

35

Arbi Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa Antara Aksi Moral

dan Politik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 46-47.

Page 45: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

35

Semarang dan diwaktu yang bersamaan ia berkiprah di IPM. Dalam

perjalanan hidupnya ia juga pernah menjadi ketua Majelis Pustaka

Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang. Dan karena ia

mempunyai intelektual yang tinggi, ia dipercaya menjadi ketua Majelis

Pustaka Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah. Pada

tahun 1989 ia terpilih menjadi ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa

Tengah. Pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah tahun 1993, Hajriyanto

terpilih menjadi Ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda

Muhammadiyah sampai tahun 1998.36

Cita-citanya untuk menjadi aktifis Muhammadiyah akhirnya

terwujud. Pada 1993-1997 Hajriyanto terpilih menjadi Ketua Umum PP

Pemuda Muhammadiyah, menggantikan Din Syamsuddin pada muktamar

di Bandung (1993). Beberapa langkah lagi, ia bisa menembus kursi PP

Muahammadiyah. Terbukti, ketika Syafi’i Ma’arif menjadi ketua, ia

dipercaya menduduki posisi Wakil Sekjen PP Muhammadiyah. Pada tahun

2000-2005, ia kembali masuk jajaran PP Muhammadiyah sebagai Wakil

Sekjen.37

2. Masuk dalam Politik Praktis

Hajriyanto mengakui, bahwa dengan masuknya ia ke dalam politik

praktis merupakan historical accident (Kecelakaan sejarah) yang terjadi di

dalam hidupnya. Sebab sebagaimana di jelaskan di atas, bahwa cita-

36

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 37

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 46: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

36

citanya sejak kecil hanya ingin menjadi aktifis Muhammadiyah.

Kecintaannya terhadap Muhammadiyah di tegaskan oleh pernyataan

berikut:

“Muhammadiyah bukan organisasi politik, melainkan gerakan

kultural. Pimpinan Muhammadiyah sebaiknya tidak memiliki latar

belakang politik. Saya konsisten dengan pandangan tersebut.

Muahammadiyah harus jauh dari politik praktis. Kian jauh dari

politik, kian dihormati oleh masyarakat.”38

Akan tetapi seiring dengan perjalanan karirnya, pada tahun 1996

konsistensi Hajriyanto di Muhammadiyah perlahan mulai menyusut. Ia

mulai tertarik dengan dunia politik. Semua itu, bermula dari pernyataan

koleganya di Muhammadiyah bahwa harus ada kader Muhammadiyah

yang berkiprah di dunia politik.39

Pernyataan inilah yang kemudian

membuat Hajriyanto tergoda untuk terjun ke panggung politik. Akhirnya,

bersama Din Syamsuddin40

dan Lukman Harun41

, Hajriyanto masuk

38

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 39

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 40

Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, atau dikenal dengan Din

Syamsuddin, lahir di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus 1958. Saat ini menjadi Ketua

Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-sekarang. Din Syamsuddin sempat

bersinggungan dengan dunia politik praktis dengan mengomandani Litbang Golkar. Din

Syamsuddin bagi Hajriyanto sudah seperti sahabat sekaligus saudara. Di Muhammadiyah

Hajriyanto sering berkerjasama dalam memajukan Muhammadiyah. Hajriyanto juga sering

berdialog dan bertukar pemikiran serta pandangan mengenai kepemudaan, organisasi dan

kemuhammadiyaan. Din Syamsuddin lah yang mengajak dan “merayu” Hajriyanto untuk masuk

ke dalam politik praktis. Bahwa kader-kader Muhammadiyah harus ada yang terlibat dan terjun

dalam politik. Sebab dengan begitu pemikiran-pemikiran kebangsaan dan kenegaraan yang ada di

Muhammadiyah bisa tersampaikan kepada masyarakat. Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto

Yasin Thohari. 41

Lukman Harun lahir di Limapuluh Kota, Sumatera Barat, 6 Mei 1934. Ia menyelesaikan

pendidikan dasarnya di Limbanang dan Payakumbuh, Sumatera Barat. Ia pernah menjadi anggota

DPR GR/MPR GR. Di Muhammadiyah ia pernah menjabat sebagai Ketua Hubungan Luar

Negeri/Juru Bicara Muhammadiyah. Dalam pandangan Hajriyanto, pemikiran Lukman sangat

Page 47: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

37

Golkar. Tahun 1997, resmi berkiprah di Golkar dan Muhammadiyah

ditinggalkan untuk sementara.

“Itulah historical accident dalam kehidupan saya. Kecelakaan

sejarah yang membawa saya masuk ke dalam dunia politik yang

tidak menjadi angan-angan saya sebelumnya.”42

Total berpolitik praktis, membuat karir politiknya juga cemerlang.

Inilah kiprah seorang pemuda Muhammadiyah di panggung politik. Ia

dipercaya menjadi Ketua Departemen Pemenangan Pemilu (DPP) Partai

Golkar periode 2004-2009 dan sebelumnya Ketua Departemen Litbang

pada tahun 1998-2004. Kemudian pada tahun 1997 Hajriyanto

melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat. Ketika reformasi 1998

bergulir, ia tetap konsisten di Golkar. Bahkan ketika Din Syamsuddin

mengajaknya keluar dari Golkar untuk membesarkan kembali

Muhammadiyah, Hajriyanto tak bergeming.43

Meskipun demikian Hajriyanto tidak pernah mengubur dalam-

dalam keinginannya berkiprah di Muhammadiyah. Dunia politik sudah

menjadi pilihan hidupnya. Di lapangan politik Hajriyanto menjadi anggota

DPR RI Komisi VII pada tahun 1997-1999, Komisi I DPR RI tahun 1999-

2004, sempat menjadi Wakil Ketua Komisi I tahun 2004-2009, Anggota

visioner dalam memajukan politik bangsa Indonesia. Karya dan jasanya sangat berpengaruh bagi

perpolitikan nasional saat itu. Terlebih, ia adalah seorang pakar politik, diplomat ulung, dan juga

memiliki kepedulian sosial. Lukman Harun bagi Hajriyanto sudah seperti seorang kakak, sahabat,

sekaligus guru, baik dalam berorganisasi maupun politik praktis. Bahkan ketika Hajriyanto

memutuskan untuk masuk dalam politik praktis, ia banyak di beri masukan dan informasi tentang

perpolitikan nasional ketika itu, terutama tentang sistem dan kultur politik dalam partai GOLKAR.

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 42

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 43

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 48: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

38

Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP), Anggota Panitia Ad hoc II

Badan Pekerja MPR tahun 1999-2004, Wakil Sekretaris Fraksi GOLKAR

MPR RI tahun 1999-2004, Sekretaris FPG MPR RI tahun 2004-2009,

Ketua FPG tahun 2009-sekarang. Aktif pula dalam keanggotaan Pansus

yang merumuskan produk UU. Ia juga anggota delegasi parlemen ke

sejumlah negara.

Hajriyanto juga pernah menjadi Wakil Ketua MPR RI periode

2009-2014, yang bertempat di Gedung Nusantara 3 Lantai 9, Komplek

MPR/DPR, Senayan, Jakarta. Selain itu, Hajriyanto juga sempat dipercaya

menjadi anggota tim penulis pidato Harmoko44

, Faisal Tanjung45

dan

Akbar Tanjung46

. Begitulah karir organisasi dan politiknya yang selalu

cemerlang di manapun ia berkiprah.

3. Membangun Basis Sarana Komunikasi

Sebagaimana diungkapkan di atas tadi (masuk dalam politik

praktis), meskipun saat ini Hajriyanto lebih aktif di Golkar, akan tetapi

Hajriyanto tidak pernah mengubur dalam-dalam keinginannya berkiprah di

44

Harmoko –lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939– adalah politikus

Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru dan

Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan

Wartawan Indonesia, dan pernah menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto. 45

Jenderal TNI (Purn) Feisal Edno Tanjung (lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera

Utara, 17 Juni 1939 – meninggal di Jakarta, 18 Februari 2013 pada umur 73 tahun). Ia merupakan

salah satu tokoh militer Indonesia. Feisal adalah alumni dari Akademi Militer Nasional angkatan

1961. Seorang perwira tempur, kariernya banyak dihabiskan di pasukan khusus; grup Sandi Yudha

RPKAD (sekarang Kopassus) dan kemudian Brigade 17 Kostrad. Nama “Edno” pada namanya

disesuaikan dengan urutan kelahirannya (E adalah huruf ke-5 alfabet). Ayahnya, seorang tokoh

Muhammadiyah, memberi nama anak-anaknya sesuai dengan urutan kelahiran masing-masing. 46

Akbar Tanjung (lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 14 Agustus 1945;

umur 69 tahun), ia adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI 1999-2004.

Page 49: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

39

Muhammadiyah. Hal ini dibuktikan oleh Hajriyanto dengan mendirikan

basis sarana komunikasi. Basis sarana komunikasi untuk saluran

berkomunikasi Hajriyanto kepada seluruh kader dan pemuda

Muhammadiyah.

Saat ini Hajriyanto sudah memiliki cafe tempat berdiskusi kaum

muda. Diskusi-diskusi yang dilakukan di cafe ini seputar kepemudaan,

kemuhammadiyaan dan politik. Pesertanya kebanyakan datang dari kader-

kader muda Muhammadiyah. Jadwal diskusi yang dilakukan di cafe ini

satu minggu sekali, yaitu setiap akhir pekan. Sedangkan Hajriyanto sendiri

menjadi pembicara di cafe ini hanya sebulan sekali.47

Walaupun jadwal

diskusinya dilakukan setiap akhir pekan, cafe ini di luar jadwal itu tetap di

kunjungi dan gunakan sebagai tempat berdiskusi.48

Bahkan Cafe ini juga pernah dijadikan tempat untuk pelatihan,

seperti pelatihan kepemimpinan dan politik. Sebagaimana di sampaikan

oleh Muhammad Khoirul Muttaqien (Direktur LAZISMU):

“Bukan hanya yang berbentuk diskusi dan kajian, cafe ini juga

pernah beberapa kali di gunakan untuk pelatihan yang sifatnya

dasar maupun lanjutan. Seperti Latihan Dasar Kepemimpinan

(LDK), pelatihan politik, organisasi dan lain-lain.”49

Selain cafe, Hajriyanto juga membuat stasiun Radio H. Semua unit

usaha itu di bawah naungan The Hajriyanto Center. Menurut pengakuan

Hajriyanto, dana yang dihabiskan untuk mendirikan stasiun radio

47

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 48

Wawancara Pribadi dengan Andar Nubowo, Jakarta, 2 Juni 2013. 49

Wawancara Pribadi dengan Muhammad Khoirul Muttaqien, Jakarta, 9 Juni 2013.

Page 50: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

40

sebanyak 425 juta rupiah. Segmentasi yang ingin dituju oleh Hajriyanto

adalah anak-anak muda. Sedangkan wilayah siaran radio H ini sekitar

wilayah Karanganyar, Sragen dan Wonogiri. Sampai sekarang radio ini

masih hidup.50

Awalnya pendirian radio H ini digunakan oleh Hajriyanto untuk

kampanye pada 2009. Melalui radio H ini Hajriyanto menjelaskan visi

misi dan program kerjanya kepada masyarakat. Hajriyanto juga

menceritakan tentang sejarah perjalanan karirnya, proses-proses apa saja

yang sudah dilaluinya dan karya-karya apa saja yang sudah dibuat

olehnya.51

Sistem acara dikemas dengan metode pasif dan interaktif. Metode

pasif biasanya digunakan ketika menjelaskan sejarah perjalanan Hajriyanto

mulai dari awal berkarir sampai dengan sekarang. Siapa saja tokoh-tokoh

yang menjadi panutannya dan yang telah memberi pengaruh dalam

perjalanannya karirnya juga diceritakan dalam radio ini. Sedangkan

metode aktif digunakan ketika menjelaskan visi misi dan program-

program yang akan di jalankan oleh Hajriyanto. Setelah pemilu 2009

berakhir, radio ini di gunakan untuk diskusi-diskusi ringan tentang

kepemimpinan, organisasi, politik, budaya dan sejarah. Diskusi-diskusi ini

disampaikan dengan bahasa yang ringan, lugas dan mudah di pahami oleh

masyarakat pendengar.52

50

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 51

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 52

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 51: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

41

Strategi yang digunakan ini menurut Hajriyanto sudah memberikan

dampak yang cukup positif. Sebagai sebuah perbandingan, jika pada

pemilu 2009 dana yang dikeluarkan oleh Hajriyanto mencapai 1 miliar

rupiah. Maka pada pemilu 2014 dana kampanyenya hanya mencapai 575

juta rupiah. Sebab pada 2009 dana yang gunakan bukan hanya untuk

berkampanye saja, tetapi juga untuk pembuatan radio dan pembebasan

lahan. Sebagaimana disampaikan oleh Hajriyanto berikut ini:

“Dana yang dikeluarkan pada 2009 sangat besar! Kurang lebih

mencapai satu miliar. Dana ini saya pakai untuk pendirian radio H,

untuk beli tanahnya, juga untuk kampanye-kampanye program

saya. Nah pada 2014 dana yang saya gunakan agak berkurang,

kurang lebih 275 juta. Sebab pada 2009 yang lalu kan saya sudah

berkampnye. Jadi di 2014 ini saya hanya meneruskan kampanye-

kampanye yang dulu itu! Seperti meneruskan forum-forum yang

dibuat saat berkampanye kemarin (2014).”53

Hajriyanto menuturkan, pendirian basis sarana komunikasi ini di

tujukan untuk menghilangkan anggapan masyarakat, bahwa Hajriyanto

bukanlah seorang politikus instan. Hajriyanto ingin membentuk dan

membangun kesadaran masyarakat terutama anak-anak muda. Bahwa

untuk menjadi seorang politikus dibutuhkan proses yang panjang. Mulai

53

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 52: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

42

dari penguatan karakter diri, penguatan ilmu pengetahuan dan informasi

serta penguatan diri dibidang praktek (aksi dan pengalaman).54

D. Karya-Karya

1. Buku

a) Pasca Konversi Kini Konvensi, esei-esei Politik tentang Golkar,

Hajriyanto Y Thohari. Diterbitkan oleh Teplok Press,2003.

b) Beringin Membangun: Sejarah Politik Partai Golkar, Hajriyanto Y

Thohari, dkk. Diterbitkan oleh GRAFINDO, 2012.

c) Muhammadiyah dan Pergulatan Politik Islam Modernis.Diterbitkan

oleh Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, pada

Juni 2005.

d) Menunggu Roja, Menunggu Bersih: Esai-Esai Sosial, Politik dan

Kebudayaan. Diterbitkan oleh Indo Strategi, pada Juni 2014.

2. Artikel55

a) Tap MPR: Pandu di Belantara Korupsi, GATRA 25 November 2009.

b) Sistem Presidensial: Noblesse, Yes; Oblege, No!, GATRA 20Januari

2010.

c) Bodo Longa-Longo Koyo Kebo, GATRA 17 Februari 2010.

54

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 55

Sebenarnya sudah banyak artikel, paper maupun makalah yang tulis oleh Hajriyanto,

akan tetapi disini penulis hanya mencantumkan tulisan yang berhasil penulis temukan di lapangan.

Sebab dari beberapa tulisan yang penulis dapatkan, ternyata juga sudah termuat atau masuk pada

buku-buku yang sudah dibuat oleh Hajriyanto. Selain itu juga karena terkendala sumber

dokumentasi (baik artikel, paper maupun makalah) di lapangan.

Page 53: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

43

d) Anggota DPR dan Pemancing Ikan, GATRA 10Maret 2010.

e) Buku, Syuhada Buku, dan Peradaban, GATRA 26Maret 2010.

f) Padang Pasir Menuju Padang Demokrasi, GATRA 2 Februari 2011.

g) Mlarat ning Ningrat, GATRA 28Maret 2011.

h) APBN “Beamstenstaat”?, GATRA 29Juni 2011.

i) SBY, ARB, dan Perpolitikan Indonesia 2012, GATRA 4 Januari 2012.

j) Jilbab Polwan, Sekulerisme, dan Pancasila, GATRA 4Desember 2013.

k) Indonesia Memilih, GATRA 7Mei 2014.

l) Pandu Politik, GATRA 4Juni 2014.

m) Belajar pada Administrasi Umar, GATRA 2 Juli 2014.

n) Embrio Dwipartai, GATRA 6 Agustus 2014.

o) Pertanggungjawaban, GATRA 3September 2014.

p) Pilkada Langsung, GATRA 1 Oktober 2014.

Page 54: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

44

BAB IV

ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF

HAJRIYANTO YASIN THOHARI DALAM IMPLEMENTASI

PENGELOLAAN JABATAN PUBLIK

A. Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi

Pengelolaan Jabatan Publik di MPR RI

Berbicara mengenai performa komunikatif Hajriyanto dalam

mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR RI, tidak bisa kita

lepaskan padatugas dan kewenangan Hajriyanto sebagai anggota sekaligus

Wakli Ketua MPR RI. Sebab dariberbagai macam tugas dan kewenangan

inilah kita bisa melihat performa komunikatif Hajriyanto dalam

mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR RI.

Menurut Hajriyanto, dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 diatur bahwa, kewenangan MPR dalam sistem

ketatanegaraan adalah mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945; melantik Presiden dan/atau Wakil

Presiden; Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa

jabatannya menurut Undang-Undang Dasar; dan memilih Presiden dan/atau

Wakil Presiden apabila salah satu atau keduanya berhalangan tetap.1

Dalam negara yang berasaskan kekeluargaan, para penyelenggara

negara wajib memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang

1Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari, Jakarta, 24 Mei 2013.

Page 55: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

45

teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Sementara itu, setiap warga negara

hendaknya lebih mengedepankan pemenuhan kewajibannya kepada negara

sebelum menuntut hak-haknya. Untuk dapat menjalankan kewajiban dan

memahami hak-haknya, setiap unsur pemangku kepentingan dalam kehidupan

kenegaraan harus menyadari pentingnya prinsip yang terkandung dalam

keempat pilar tersebut, berusaha mengembangkan pemahamannya, serta

memberdayakan kapasitas dan komitmennya dalam aktualisasi nilai-nilai

tersebut sesuai dengan bidang, profesi dan posisi masing-masing.

MPR sebagai penjelmaan semangat kekeluargaan negara Indonesia,

memiliki tanggung jawab untuk mengukuhkan pilar-pilar fundamental

kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan mandat konstitusional

yang diembannya. Dalam kaitan ini, MPR berusaha melaksanakan tugas-tugas

konstitusionalnya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dengan

senantiasa menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat, baik yang

disalurkan melalui Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

maupun saluran-saluran publik lainnya.2

MPR juga harus mampu meningkatkan peran dan tanggung jawab

dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenangnya, mengembangkan

mekanisme checksand balances, meningkatkan kualitas, produktifitas, dan

kinerja Majelis agar sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan

berbangsa dan bernegara.3

2Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

3Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 56: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

46

Oleh karena itu, MPR sebagai lembaga yang mencerminkan

keterwakilan politik rakyat dan daerah, yang terdiri atas Anggota DPR dan

Anggota DPD, perlu melaksanakan peran strategis dalam perumusan arah

kebijakan pembangunan nasional yang terencana, terukur dan

berkesinambungan, sehingga penyelenggaraan pembangunan nasional dapat

lebih fokus dalam mewujudkan tujuan nasional menuju masa depan Indonesia

yang lebih baik, yang telah juga dirumuskan dalam Visi Indonesia Masa

Depan sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2001

dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Selain dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Dasar, peran MPR salah satunya tercermin dari pelaksanaan

tugas Pimpinan MPR sebagaimanaterdapat pada ketentuan Pasal 15 ayat (1)

huruf e Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yaitu mengoordinasikan

Anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Peran tersebut diwujudkan dengan komitmen Pimpinan MPR untuk

memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap nilai-nilai luhur bangsa

yang terdapat dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka

Page 57: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

47

Tunggal Ika yang dikenal dengan istilah Empat Pilar Kehidupan Berbangsa

dan Bernegara.4

Urgensi pemahaman Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

karena berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan yang terjadi di

Indonesia saat ini disebabkan abai dan lalai dalam pengimplementasian Empat

Pilar itu dalam kehidupan sehari-hari. Liberalisme ekonomi terjadi karena kita

mengabaikan sila-sila dalam Pancasila terutama sila Kemanusiaan Yang Adil

dan Beradab dan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Konflik

horizontal terjadi karena kita lalai pada Bhinneka Tunggal Ika.

Pemilihan nilai-nilai Empat Pilar tersebut tidak lain adalah untuk

mengingatkan kembali kepada seluruh komponen bangsa agar pelaksanaan

dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara terus dijalankan

dengan tetap mengacu kepada tujuan negara yang dicita-citakan, serta bersatu-

padu mengisi pembangunan, agar bangsa ini dapat lebih maju dan sejahtera.5

Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dipandang sebagai

sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara negara bersama seluruh

masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan berpolitik, menjalankan

pemerintahan, menegakkan hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi

sosial kemasyarakatan, dan berbagai dimensi kehidupan bernegara dan

berbangsa lainnya. Dengan pengamalan prinsip Empat Pilar Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara, diyakini bangsa Indonesia akan mampu

mewujudkan diri sebagai bangsa yang adil, makmur, sejahtera, dan

4Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

5Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 58: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

48

bermartabat. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara juga dapat

menjadi panduan yang efektif dan nyata, apabila semua pihak, segenap elemen

bangsa, para penyelenggara negara baik di pusat maupun di daerah dan

seluruh masyarakat konsisten mengamalkan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya.

Untuk memasyarakatkan prinsip Empat Pilar Kehidupan Berbangsa

dan Bernegara, Hajriyanto bersama pimpinan dan anggota MPR

lainnyamelakukan kegiatan Sosialisasi kepada seluruh warga negara. Kegiatan

Sosialisasi dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman yang utuh dan

menyeluruh kepada seluruh warga negara dan para penyelenggara negara

terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

Putusan MPR lainnya didukung oleh Presiden Republik Indonesia melalui

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2005 tanggal 15 April 2005 tentang

Dukungan Kelancaran Pelaksanaan Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang dilakukan oleh MPR.6

Hajriyanto berpendapat, bahwa pentingnya pemahaman pengetahuan

masyarakat tentang hasil perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 telah disadari oleh Pimpinan MPR.7 Dan

selanjutnya,sebagai implementasi pelaksanaan tugas sosialisasi yang

diamanatkan undang-undang, Pimpinan MPR yang diketuai oleh H. M. Taufik

Kiemas, Wakil Ketua Hj. Melani Leimena Suharli, Drs. Hajriyanto Y.

Thohari, M.A, Lukman Hakim Saifuddin dan DR. Ahmad Farhan Hamid, M.S

6Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

7Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 59: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

49

membentuk Tim Kerja Sosialisasi yang anggotanya berjumlah 35 orang,

terdiri atas unsur Fraksi-fraksi dan Kelompok Anggota DPD di MPR.Para

anggota ini bertugas membantu Pimpinan MPR dalam melakukan sosialisasi

Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.Selain itu,

untuk memenuhi sasaran tercapainya pemahaman konstitusi oleh seluruh

warga negara, MPR melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan

kelompok masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan sosialisasi

putusan MPR.8

Semenjak menjadi anggota Pimpinan MPR RI, Hajriyanto ikut aktif

dalam melaksanakan program sosialisasi untuk kalangan eksekutif, legislatif,

dan yudikatif di tingkat pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan

kabupaten/kota di seluruh Indonesia, serta kalangan organisasi masyarakat,

organisasi keagamaan, partai politik, lembaga swadaya masyarakat, dan

kalangan pendidik yang mengajar Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah.9

Hajriyanto juga aktif melakukan rapat-rapat untuk menyelesaikan

Peraturan Tata Tertib MPR, dan itu diselenggarakan setidaknya seminggu

sekali. Selain itu, ayah empat anak ini juga memimpin pelaksanaan sosialisasi

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI

Tahun 1945) terhadap seluruh anggota MPR RI yang terdiri dari 560 anggota

DPR dan 132 anggota DPD.

8Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

9Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 60: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

50

Hajriyanto juga sering memimpinpelaksanaan sosialisasi Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun

1945) terhadap seluruh anggota MPR RI yang terdiri dari 560 anggota DPR

dan 132 anggota DPD. Dan dalam rangka memberikan pembelajaran dan

pendidikan politik, Hajriyanto melakukan kegiatan Training of Trainers

(TOT) Sosialisasi Putusan MPR di tingkat provinsi dan beberapa kementerian,

Cerdas Cermat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dan Ketetapan MPR Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan

seminar-seminar yang berkaitan dengan materi Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan MPR. Seminar ini dilakukan

untuk menghimpun dan mengetahui berbagai pandangan dan pendapat

masyarakat mengenai hal-hal terkait dengan penyelenggaraan negara

berdasarkan Undang-Undang Dasar.10

Keterkaitan pembelajaran dan pendidikan politik, Hajriyanto

mengatakan:

“Nilai-nilai Pancasila harus dapat memberi perspektif dalam

bidang politik dan hukum dalam dimensi kehidupan demokrasi dan

ketatanegaraan. Sehingga keberagaman aspirasi politik dapat diletakan

dalam koridor norma hukum, bukan dengan tindakan anarkis yang

merugikan masyarakat.Jika bangsa ini mampu meletakkan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan berdemokrasi dan ketatanegaraan, maka

bangsa ini dapat melakukan pembenahan dan penyempurnaan terhadap

10

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 61: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

51

sistem demokrasi dan sistem ketatanegaraan baik bidang eksekutif,

legislatif maupun yudikatif.Sosialisasi Empat Pilar sebagai salah satu

sarana pemahaman kembali Pancasila kepada seluruh rakyat yang

dijalankan MPR-RI, adalah salah satu bentuk upaya tersebut dan

mendapatkan respon positif dari berbagai daerah di seluruh Indonesia

dan efektif memperkokoh kedaulatan rakyat.”11

Beberapa sosialisasi Putusan MPR dilaksanakan di

Kementerian/Instansi Pusat, antara lain Kementerian Agama, Kementerian

Pendidikan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Markas Besar Tentara

Nasional Indonesia, Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Kementerian Komunikasi dan Informatika dan lembaga-lembaga pendidikan

yang ada di Kementerian/Instansi Pusat seperti Lembaga Ketahanan Nasional,

lembaga-lembaga pendidikan di bawah Kepolisian Negara Republik

Indonesia,para Taruna Akademi Militer dan Akademi Kepolisian, para Praja

Institut Pemerintahan Dalam Negeri; dan beberapa universitas di Indonesia;

serta kepada masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri. Selain itu,

sosialisasi juga dilaksanakan melalui media massa.

Pemasyarakatan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

dilaksanakan dengan berbagai metode serta melalui praktek di lingkungan

instansi-instansi di setiap tingkatan pemerintahan, perusahaan negara dan

swasta, organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan kelompok masyarakat

lainnya sehingga pemasyarakatan dapat menjadi gerakan nasional dari, oleh,

11

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 62: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

52

dan untuk setiap warga negara Indonesia. Menurut Hajriyanyo, tanpa gerakan

nasional pemasyarakatan dan pembudayaan Empat Pilar Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara, eksistensi dan peranannya dari waktu ke waktu

akan memudar dan pada gilirannya akan mempengaruhi penyelenggaraan

negara.12

Lebih lanjut Hajriyanto mengatakan:

“Pemasyarakatan dan pembudayaan Empat Pilar Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara tidak hanya dilakukan secara teoritik, tetapi

juga lebih penting secara praktik, baik oleh penyelenggara negara

maupun seluruh masyarakat Indonesia.”13

Selain aktif melakukan sosialisasi, Hajriyanto juga aktif melakukan

tugas-tugas protokoler pimpinan MPR. Berkaitan dengan tugas-tugas yang

sifatnya protokoler, Hajriyanto bersama pimpinan MPR lainnya menerima

kunjungan tamu-tamu negara seperti duta besar dan delegasi parlemen dari

negara-negara sahabat. Baik yang sifatnya konstitusional maupun hubungan

kerja sama yang membicarakan lebih subtantif tapi berkaitan dengan

konstitusi dan kerjasama antarparlemen.

Selain tentunya, menerima kunjungan para pemimpin lembaga tinggi

negara lain dan elemen-elemen masyarakat. “Orang mengira bahwa pimpinan

MPR itu banyak menganggurnya. Tapi setelah saya alami dua bulan ini

ternyata acara yang harus dilakukan sangat padat, baik yang sifatnya

12

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 13

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 63: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

53

pelaksanaan tugas pimpinan MPR maupun tugas-tugas yang sifatnya

protokoler.”14

Berdasarkan penjabaran di atas, jika dikaitkan dengan kajian teori yang

digunakan dalam penelitian ini. Performa komunikatif yang digunakan oleh

Hajriyanto dalam mengimplementasikan pengelolaan jabatan publik di MPR

RI, dapat dijabarkan dalam lima performa komunikatif. Lima performa

komunikatif tersebut sebagai berikut:

1. Performa Ritual Hajriyanto Yasin Thohari

Dalam kesehariannya, secara personal, Hajriyanto menjalankan

tugasnya sehari-hari dilatarbelakangi oleh interkasi sosial di organisasi dan

pendidikan agama yang selama hidupnya didapatkan di Muhammadiyah.

Tugas kesehariannya sebagai Pejabat Publik dilakukan penuh dengan

dedikasi dan intergitas. Hajriyanto, walau sebagai Wakil Ketua MPR RI

hampir tidak menyulitkan bagi siapapun yang ingin bertemu langsung

apalagi berdikusi tentang Sejarah dan Kebangsaan. Protokoler sebagai

Pejabat Publik, sebagai Wakil Ketua MPR RI hampir tidak ada. Seperti

pengawalan (patwal) yang berlebihan. Dalam kesehariannya, Hajriyanto

hanya ditemani oleh satu orang ajudan. Apalagi ketika Hajriyanto datang

ke Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, seolah-olah Beliau bukan

sebagai Wakil Ketua MPR RI. Aktivitas di Muhammadiyah, sebagai

Ketua Lembaga Amal Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah

14

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 64: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

54

(LAZISMU), Hajriyanto selalu mempimpin langsung rapat yang

diselenggarakan oleh LAZISMU.

Hajriyanto selalu hadir pada acara pengajian rutin bulanan yang

diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah, apalagi yang terkait dengan

Politik Kebangsaan. Hajriyanto juga selalu rutin mengundang Angkatan

Muda Muhammadiyah untuk berdiskusi tentang Politik Kebangsaan

Terkini dan isu-isu kontemporer. Dedikasi dan Loyalitas Hajriyanto

kepada Muhammadiyah, Organisasi yang telah membesarkannya tidak

perlu dipertanyakan lagi walau Beliau juga menjabat Wakil Ketua MPR

RI.15

Dari sini bisa dilihat, bahwa performa ritual seorang Hajriyanto

sudah dilakukan dengan cukup baik. Hajriyanto baik sebagai pribadi,

anggota masyarakat, anggota organisasi maupun sebagai seorang pejabat

publik, semua wewenang, tugas dan haknya dilakukan dengan dedikasi

dan intergitas yang tinggi.

2. Performa Hasrat Hajriyanto Yasin Thohari

Berdasarkan hasil testimoni, obrolan santai dan observasi langsung

tentang Hajriyanto, baik sebagai Pejabat Publik, tokoh Golkar maupun

sebagai Aktifis Muhammadiyah, banyak yang memberikan kesan positif

terhadap Hajriyanto.

15

Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien, Direktur Lembaga Zakat Infak dan Shadaqoh

Muhammadiyah (LAZISMU).

Page 65: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

55

Hajriyanto dikenal selain sebagai humoris dikala berkumpul

dengan koleganya maupun dengan juniornya di Muhammadiyah.

Hajriyanto juga sebagai aktifis politik yang masih menjaga tradisi

intelektualitasnya. Hal tersebut bisa dilihat dari karya-karya tulisannya

diberbagai media cetak. Hajriyanto sebagai sebuah antitesa pejabat publik

pada umumnya telah berhasil membuktikan bahwa menjadi politisi dan

pejabat Publik tidak perlu melupakan asal muasal dari mana dia berasal.

Hal tersebut yang membedakan Hajriyanto dengan tokoh pejabat publik

lainnya.

Hajriyanto di kalangan juniornya di Muhammadiyah dianggap

senior yang yang memiliki sosok politis cum cerdik cendikia, sebagaimana

diungkapkan oleh Ahmad Imam Mujadid Rais:

“Hajriyanto Yasin Thohari dalam amatan saya selama

berinteraksi merupakan sosok politisi cum cerdik cendekia. Tidak

banyak politisi yang memiliki keahlian membuat suatu analisa

mengenai suatu peristiwa – baik itu sosial, agama, budaya dan

politik – kemudian menuliskannya di tengah kesibukan. Mungkin

karena selalu mengikat suatu peristiwa ke dalam tulisan.

Ingatannya pun sangat kuat. Pernah ia, sebagai wakil ketua MPR,

memaksa dirinya tetap datang ke sebuah seminar dengan tanpa

bekal makalah. Ia hanya buat coret-coretan sedikit saat sudah di

depan forum. Selain itu, seringkali ia menulis sendiri makalah

untuk suatu seminar. Karena itu, ia sering begadang untuk menulis

Page 66: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

56

makalah untuk seminar keesokan harinya.”16

Menurut pandangan anggota Lembaga Zakat Infak dan Shadaqoh

Muhammadiyah (LAZISMU), Hajriyanto merupakan figur yang religius,

humoris, politisi yang negarawan dan pribadi yang multi-talent.

Sebagaimana yang di tuturkan oleh M. Khoirul Muttaqien:

“Beliau figur yang religius, humoris tapi serius, santri yang

nasionalis, politisi yang negarawan, multi-talent, intelektual

moderat, cerdas, kritis, public speaker dan memiliki radius

pergaulan cukup luas.”17

Sedangkan dalam pandangan mantan staffnya di DPR, Hajriyanto

adalah seorang politikus dan negarawan yang cakap, berwawasan luas dan

memiliki integritas yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh Makmun

Halim di bawah ini:

“Selama menjadi staffnya, saya banyak belajar dari keseharian

pak Hajriyanto. Baik sebagai individu maupun sebagai pejabat

publik. Di mata saya, beliau ini seorang politikus dan negarawan

yang cakap, berwawasan luas dan memiliki integritas yang baik.”18

3. Performa Sosial Hajriyanto Yasin Thohari

Hajriyanto dikenal sebagai tokoh yang santun dalam berpolitik

(berpolitik secara santun). Berpolitik secara santun disini adalah ketika

16

Testimoni dari Ahmad Imam Mujadid Rais, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR, dan

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PPIPM). 17

Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien. 18

Testimoni dari Makmun Halim, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.

Page 67: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

57

menyampaikan pendapat atau kritik tidak disampaikan dengan bahasa atau

kata-kata kasar, menyerang pribadi, kelompok atau partai. Tidak

memanfaatkan kesempatan atau memancing di air keruh. Tidak “gebyah

uyah” seolah kesalahan seseorang berarti kesalahan seluruh institusi atau

partainya.

Walaupun sikap santun ini bagi sebagian orang dinilai sebagai

sikap bermain aman, namun bagi sebagian orang termasuk penulis, sikap

ini yang membedakan antara Hajriyanto dengan politisi Golkar lainnya.

Menanggapi tudingan bermain aman, Hajriyanto menjawabnya dengan

jawaban yang cukup menarik, yaitu: “Bukankah Politik itu adalah

seni…?”19

Bahkan mengenai performa sosial yang dilakukan oleh Hajriyanto

di atas, Grace Natalie mengomentarinya dengan istilah “politisi yang

santun, tenang dan punya substansi”. Sebagaimana yang pernah di

utarakan oleh Grace Natalie (Mantan Wartawan TV One dan CEO Saiful

Mujani Research & Consulting [SMRC]) berikut ini:

“Saya mengenal Hajriyanto ini ketika menjadi narasumber saat

menjadi jurnalis di TV One. Sosok beliau dalam pandangan saya

seorang politisi yang santun, senior, jauh dr kontroversi,

pembawaannya tenang. Bisa dikatakan salah satu politisi yang

punya substansi. Menurut saya, performa sosial yang dilakukan

oleh beliau sangat baik, dan kita (Indonesia) butuh sosok-sosok

19

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 68: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

58

yang seperti ini. Santun, tenang dan punya substansi!”20

Hajriyanto juga ramah terhadap siapa saja yang ingin bertamu dan

datang untuk mewawancarainya sebagai narasumber. Hal ini diungkapkan

oleh salah satu mantan staffnya, yaitu:

“Beliau tokoh yang ramah terhadap semua tamu yang ingin

bertemu dengannya. Mulai pejabat negara, wartawan dan Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM). Bahkan para mahasiswa yang ingin

bertemu dengannya, semua diterimanya dengan sangat baik.”21

Berkat performa sosialnya ini Hajriyanto menjadi tokoh yang

dihormati dan dikagumi. Terbukti setiap kali terjadi pergantian

kepempimpinan di Golkar, nama Hajriyanto selalu masuk ke dalam

struktur DPP. Puncaknya, Hajriyanto dipercaya oleh koleganya di Golkar

untuk dijadikan calon sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2009 - 2014.

Bukan itu saja, karakternya yang santun dan pembawaannya yang

tenang, menjadikan Hajriyanto sebagai salah satu tokoh publik yang sering

di undang diberbagai stasiun Televisi (TV) Nasional. Bahkan media online

sering meminta komentar Hajriyanto tentang fenomena politk yang sedang

terjadi.22

Berikut ini adalah salah satu komentar Hajriyanto yang pernah

dimuat salah satu media online:

“Fungsi partai politik untuk melakukan pendidikan politik

sangat lemah. Bahkan dalam mendidik para kadernya untuk

20

Wawancara Pribadi dengan Grace Natalie, Jakarta, 16 Juni 2013. 21

Testimoni dari Makmun Halim. 22

Testimoni dari Herry Sucipto, mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR.

Page 69: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

59

menjadi tokoh-tokoh yang bersih itu sangat lemah. Parpol juga

belum dapat menindak tegas para kadernya yang melakukan

tindakan korupsi. Misalnya, dengan mencopot jabatannya.”23

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, menurut penulis, performa sosial

yang di lakukan oleh Hajriyanto sangat baik dan khas. Karakter politiknya

yang santun, pembawaannya yang tenang dengan disertai pengetahuan

yang baik dan pribadinya yang ramah, membuatnya dikagumi oleh kawan

maupun lawan politiknya. Karakter performa sosialnya inilah yang

kemudian membedakan antara Hajriyanto dengan politisi Golkar lainnya.

4. Performa Politis Hajriyanto Yasin Thohari

Gaya kepemimpinan Hajriyanto walaupun sama dengan

kebanyakan pejabat publik lainnya, namun tetap memiliki gayanya sendiri.

Gaya kepemimpinan yang dipakai oleh Hajriyanto adalah gaya

kepemimpinan partisipatif.24

M. Khoirul Muttaqien dalam testimoninya

mengatakan:

“Tak ada yang meragukan kepiawaian dan kematangan beliau

sebagai seorang politisi. Bahkan beliau mampu menampilkan diri

sebagai politisi santri yang bersih, cerdas, intelek, nasionalis dan

sering memberi keberpihakan kepada daerah yang minim akses

23

Republika Online (ROL), “Pendidikan Politik Oleh Parpol Masih Lemah,” artikel

diakses pada 17 August 2013 dari

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/08/15/mrk39z-pendidikan-politik-oleh-

parpol-masih-lemah 24

Mengenai macam-macam gaya kepemimpinan bisa di lihat di Bab II, dalam bab tersebut

penulis sudah menjabarkan beberapa konsep gaya kepemimpinan.

Page 70: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

60

pembangunan, khususnya wilayah timur Indonesia.”25

Berbeda dengan M. Khoirul Muttaqien, jika M. Khoirul Muttaqien

melihat Hajriyanto sebagai seorang politisi dan negarawan. Maka Ahmad

Imam Mujadid Rais melihat Hajriyanto sebagai kader Muhammadiyah,

Mujadid Rais mengatakan, bahwa:

“Kader-kader muda Muhammadiyah sering di undang untuk

datang ke tempat Hajriyanto. Hajriyanto ingin mengajak mereka

untuk berdiskusi dan bertukar pandangan dalam menyikapi

persoalan-persoalan yang sedang terjadi di Muhammadiyah.

Bahkan bukan tidak mungkin sikap dan kebijakan dalam setiap

forum didasarkan dari hasil-hasil diskusi yang dilakukan oleh

Hajriyanto di kediamannya.”26

Berdasarkan pernyataan di atas, bisa disimpulkan, jika Hajriyanto

selalu memotivasi anak-anak muda Muhammadiyah dengan cara

melibatkan mereka dalam aktvitas kesehariannya.

Hal yang sama juga di lakukan ketika di GOLKAR, Hajriyanto

sering mengajak rekan-rekannya sesama pimpinan dan anggota GOLKAR

untuk berdiskusi dan berdialog tentang perkembangan GOLKAR ke

depan. Bahkan kader-kader muda pun sering juga diajak untuk berdialog.

Seperti yang dikatakan oleh Hajriyanto:

“Gaya kepemimpinan yang partisipatif itu, harus bisa

meningkatkan keikutsertaan pihak-pihak yang terkait. Sebab

25

Testimoni dari M. Khoirul Muttaqien. 26

Testimoni dari Ahmad Imam Mujadid Rais.

Page 71: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

61

dengan begitu, mereka merasa dibutuhkan dan dihargai. Caranya

gimana?! Ya, dengan dialog-dialog, diskusi-diskusi dan berkumpul

bersama dalam mencari solusi yang konstruktif.”27

Begitupun ketika di lingkungan DPR/MPR, Hajriyanto sering

mengajak para staffnya untuk berdiskusi dan memberikan pandangannya

tentang perkembangan politik yang terjadi di DPR/MPR. Sebagaimana

yang dikatakan berikut ini:

“Ketika agak senggang beliau sering mengajak kita (para staff)

untuk berdiskusi dan berbincang-bincang mengenai perpolitikan

yang sedang terjadi di dalam DPR/MPR.”28

Bukan hanya di lingkungan para staff, di lingkungan antar

pimpinan dan anggota DPR/MPR pun Hajriyanto sering mengajak rekan-

rekannya untuk selalu terlibat dan berperan aktif di dalam merumuskan

setiap kebijakan. Terutama kebijakan-kebijakan yang berhubungan

langsung dengan kepentingan masyarakat luas. Seperti soal sosialisasi

empat pilar bangsa, penanganan korupsi dan lain-lain.29

Hal ini yang

membedakan Hajriyanto dengan Pimpinan MPR lainnya dalam

menjalankan aktifitas kesehariannya dan juga sebagai Wakil Ketua MPR

RI.

27

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 28

Testimoni dari Ahmad Fuad Fanani, salah satu mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR. 29

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 72: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

62

5. Performa Enkulturasi Hajriyanto Yasin Thohari

Tentu dari keempat perfoma komunikatif sebelumnya, yaitu

performa ritual, performa hasrat, performa sosial dan performa politis

berdampak pada performa enkulturasi Hajriyanto. Pada performa

enkulturasi ini akan mengungkapkan seberapa penting peran organisasi

yang dijalaninya terhadap perjalanan kariernya, dalam hal ini adalah

organisasi Muhammadiyah.

Tak seorang pun bisa melepaskan diri dari lingkungan di mana dia

hidup, dari fakta keterkaitannya dengan seperangkat keyakinan, gagasan,

posisi sosial, atau dari kegiatan menjadi anggota masyarakat.30

Aturan

universal ini juga berlaku pada Hajriyanto. Hajriyanto lahir di antara dua

kultur yang berbeda, yaitu tradisi Jawa dan tradisi Islam

Muhammadiyah.31

Dari tradisi Jawa ia dididik dan diajarkan hidup sederhana, tidak

neko-neko dan tidak mengada-ada. Dalam bahasa Hajriyanto sebagai

seorang desa yang lugu dan polos. Sedangkan dari tradisi Islam

Muhammadiyah, Hajriyanto dididik dan diajarkan tentang nilai-nilai

kejujuran, keikhlasan, selalu ikhlas dalam berjuang, selalu ikhlas untuk

menolong sesama, selalu bersemangat untuk mencari ilmu pengetahuan

dan mendirikan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan.32

30

Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa. Penerjemah Izza Rohman Nahrowi

(Jakarta: Al-Wasat Publishing House, 2010), h. 77. 31

Hajriyanto dari garis ibu mendapatkan tradisi budaya Jawa, sebab ibunya adalah anak

dari seorang kepala desa kuno yang penuh dengan tradisi Jawa. Sedangkan tradisi Islam

Muhammadiyah di dapatkan dari ayahnya. Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 32

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 73: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

63

Dan dari Muhammadiyah juga Hajriyanto belajar tentang politik,

berbangsa dan bernegara. Ketika berpolitik, berbangsa dan bernegara,

Hajriyanto banyak mengikuti khittah (garis) perjuangan Muhammadiyah.

Dalam khittah di jelaskan, Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam

kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu aspek dari ajaran

Islam dan urusan keduniawian (al-umur ad-dunyawiyat) yang harus selalu

dimotivasi, dijiwai dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral

yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari

seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan politik untuk

tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.33

Dan Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang

aktif dalam politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan

politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab

(al-amanah), akhlak mulia (al-akhlak al-karimah), keteladanan (al-uswah

al-hasanah), dan perdamaian (al-islah). Aktifitas politik tersebut harus

sejalan dengan upaya memperjuangkan misi persyarikatan dalam

melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar.34

Bertemunya tradisi Jawa dan tradisi Islam Muhammadiyah, belum

lagi ditambah dengan ajaran-ajaran kemuhammadiyaan yang di dapat

ketika aktif di organisasi Muhammadiyah. Semuanya kelak membentuk

karakter seorang Hajriyanto dalam beraktifitas. Sejak dari kecil, sekolah,

33

Hajriyanto Yasin Thohari, Muhammadiyah dan Pergulatan Politik Islam Modernis

(Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban [PSAP] Muhammadiyah, 2005), h. 255. 34

Ibid., h. 257.

Page 74: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

64

di Muhammadiyah, ketika menjadi anggota DPR, bahkan sampai ketika

menjadi wakil ketua MPR RI.

Pengaruh ajaran Muhammadiyah dan pengalaman berorganisasi di

Muhammadiyah, pada akhirnya membentuk sebuah pemahaman tentang

etos kerja dan pemaknaan dedikasi serta integritas yang baik. Pemahaman

tersebut kemudian diejahwantahkan dalam kehidupan dan tugasnya sehari-

hari. Hajriyanto sebagai pribadi, mampu mencitrakan dirinya sebagai

pribadi yang santun, ramah, pintar, tenang dan punya substansi.

Sedangkan sebagai anggota masyarakat, anggota organisasi

maupun sebagai seorang pejabat publik. Hajriyanto berhasil mencitrakan

dirinya menjadi tokoh yang berwawasan luas, dan memiliki dedikasi serta

berintegritas tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mejalankan

semua hak, tugas dan wewenangan yang diamanatkan kepada dirinya.

dilakukan dengan dedikasi dan intergitas yang tinggi. Hajriyanto juga telah

berhasil menghadirkan karakter kepemimpinannya, yaitu gaya

kepemimpinan yang partisipatif.

Keberhasilan Hajriyanto dalam mendorong karyawan, kolega dan

juniornya, baik dilingkungan MPR, Golkar maupun Muhammadiyah untuk

berkarya dan beraktivitas di masing-masing level dan bidang, sesuai

dengan kapasitas yang dimilikinya. Serta keberhasilannya dalam menjadi

anggota pimpinan MPR RI, sebagai Ketua DPP Golkar dan sebagai Ketua

LAZISMU, merupakan bukti kongkrit akan pengaruh ajaran

Muhammadiyah.

Page 75: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

65

Oleh sebab itu, menurut analisis penulis, keberhasilan dari

performa enkulturasi Hajriyanto adalah karena adanya proses penyerapan

dan pembelajaran yang terus menerus sepanjang hidupnya dari Organisasi

Muhammadiyah. Budaya berpolitik, berbangsa dan bernegara yang ada di

Muhammadiyah mampu di yang diserap dan dipelajari oleh Hajriyanto.

B. Strategi Hajriyanto Yasin Thohari dalam Mengelola Performa

Komunikatif di MPR RI

1. Membangun Institusi Adil Melawan Korupsi

Korupsi di Indonesia sudah menjadi kejahatan struktural yang

begitu mengakar. Telah mengakarnya korupsi sampai membentuk struktur

kejahatan. Bahkan korupsi sudah menjadi tindakan praktis yang tidak

menumbuhkan rasa bersalah. Maka setiap orang yang masuk ke struktur

kekuasaan cenderung korupsi.35

Kebiasaan korupsi menular sehingga mempengaruhi dan

membentuk lingkungannya. Jaringan korupsi terbentuk mengikuti pola

sistem isolasi sesuai dengan model pembagian kerja. Maka koordinasinya

efekif dan kerahasiaan terjaga. Lordon dalam Haryatmoko berpendapat:

“Kategori yang dianggap paling merugikan pelayanan publik

ialah korupsi. Korupsi dianggap sebagai bentuk penyalahgunaan

kepercayaan dan kekuasaan jabatan publik untuk kepentingan

pribadi, keluarga, teman, kelompok atau partai politik.

35

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 76: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

66

Penyalahgunaan tidak hanya didefinisikan dari sudut pandang

hukum, tetapi juga harus diperhitungkan pemaknaan sosial dan

standar budaya, artinya korupsi menggerogoti nilai-nilai

kepemimpinan, kewarganegaraan, representasi, deliberasi, dan

akuntabilitas.”36

Oleh sebab itu menurut Hajriyanto strateginya adalah dengan

memutus mata rantai. Sehingga setiap investigasi akan menemui jalan

buntu. Sebab saat ini korupsi sudah menyentuh sendi-sendi kekuasaan

sampai pada sistem peradilan, aparat penegak hukum, dan MPR/DPR.

Negara yang secara institusional sarat korupsi mengondisikan munculnya

bentuk-bentuk kriminalitas lain, muncul peradilan jalanan,tumbuhnya

kelompok paramiliter yang mengandalkan kekerasan dengan basis agama

atau etnisitas.37

Untuk memutus mata rantai korupsi, Hajriyanto bersama dengan

anggota pimpinan MPR lainnya melakukan pendidikan atau pelatihan

personalia dan refleksi organisasi di lingkungan anggota MPR. Pendidikan

ini dilakukan untuk mendorong nilai-nilai dan etika publik. Etika publik

dalam pandangan Hajriyanto tidak hanya berhenti dibahas dalam kerangka

disiplin organisasi, tetapi harus sampai menjangkau aspek juridis,

disipliner dan pertanggungjawaban publik. Ketiga aspek ini merupakan

36

Haryatmoko, Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2011), cet. I, h. 27. 37

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 77: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

67

pilar akuntabilitas yang memungkinkan tumbuhnya integritas publik dan

menjauhkan dari hal-hal yang melemahkan integritas.38

Sebab menurut Hajriyanto, kejahatan korupsi biasanya ditanamkan

melalui proses peniruan. Tahu bahwa dengan memperlambat prosedur

akan mendapat keuntungan, lalu mempersulitnya agar diberi gratifikasi

sebagai jasa memperlancar proses yang dimanipulasinya. Bila ada upaya

untuk melawan atau bersikap jujur, lingkungan akan memberi sanksi.

Akhirnya, kepatuhan tanpa tekanan akan mengikuti karena menyesuaikan

diri berarti menjanjikan keuntungan materi. Korupsi mengomunikasikan

praktik pelaksanaan kekuasaan, seperti: cara membuat laporan, cara

berinteraksi dengan atasan atau dengan instansi lain, cara kontrak, cara

membuat anggaran, cara mendapat jabatan, cara penempatan anak buah,

cara perekrutan karyawan serta syarat urusan bisa beres.39

Lebih lanjut Hajriyanto mengungkapkan:

“Modalitas ini sulit dibongkar! Karena ya, itu! Cukup

tersembunyi dan sengaja dibuat untuk tidak meninggalkan jejak.

Seperti tidak ada kuitansi dan menghindari transaksi lewat bank.

Namun bisa dirasakan bahwa ada yang tidak beres. Di balik

praktik korupsi itu, tersembunyi kode rahasia. Kerahasiaan ini

hanya akan tersingkap bila terjadi krisis hubungan di antara yang

terlibat. Lalu baru akan muncul tuduhan atau laporan. Apa yang

dipertaruhkan dalam perilaku buruk korupsi ialah pembentukan

38

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 39

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 78: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

68

mental bangsa! Ya, mental menerabas, egoisme, tak peduli

kesejahteraan bersama, tak peka terhadap ketidakadilanserta

redupnya solidaritas. Memang, kebiasaan buruk itu berkaitan

dengan cara pandang, sistem pengorganisasian, interaksi

kekuasaan dan norma yang berlaku. Akibatnya, koruptor tidak

merasa bersalah!”40

Itu sebabnya Hajriyanto berkeyakinan, pelatihan dan refleksi

tentang bagaimana mengintegrasikan etika di dalam pelayanan publik

sangat diperlukan. Karena kategori yang dianggap paling merugikan

pelayanan publik ialah korupsi. Korupsi dianggap sebagai bentuk

penyalahgunaan kepercayaan dan kekuasaan jabatan publik untuk

kepentingan pribadi, keluarga, teman, kelompok atau partai politik.

Penyalahgunaan tidak hanya didefinisikan dari sudut pandang hukum,

tetapi juga harus diperhitungkan pemaknaan sosial dan standar budaya,

artinya korupsi menggerogoti nilai-nilai kepemimpinan, kewarganegaraan,

representasi, deliberasi dan akuntabilitas.41

2. Memberdayakan Masyarakat Madani (Civil Society) untuk Integritas

Publik

Bila pemerintah memonopoli pelayanan publik, meski dewasa ini

bisa dikontrakkan (outsourcing). Namun ada kecenderungan lemah dalam

akuntabilitas dan kurang responsif terhadap keluhan dan tuntutan publik.

40

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 41

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 79: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

69

Tiadanya pesaing membuat pemerintah lamban untuk perbaikan dan

bahkan mengabaikan akuntabilitas. Mekanisme audit terhadap

pembelanjaan pemerintah dalam pelayanan publik dan pengawasan DPR

tidak sampai pada memeriksa apakah prosedur-prosedur yang baku dan

norma-norma etika pelayanan publik sudah dijalankan. Pemeriksaan tidak

sampai pada apakah penggunaan uang bisa dipertanggungjawabkan dan

untuk apa. Kesulitannya terletak dalam mengukur hasil dan memonitor

aktivitas di lapangan. Luasnya lingkup pelayanan publik dan tiadanya

informasi yang memadai membuat wakil rakyat tidak berdaya menghadapi

buruknya pelayanan publik. Maka untuk mengatasi masalah itu diperlukan

partisipasi langsung masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat madani

(civil society) secara berkesinambungan.

Untuk menyikapi persoalan tersebut Hajriyanto bersama pimpinan

MPR lainnya melakukan kegiatan dan pelatihan tentang civil society dan

Tata laksana pemerintahan yang baik (good governance), tujuannya adalah

untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang pencegahan

konflik kepentingan antar golongan dan bagaimana praktik serta

penerapannya di dalam lingkungan (baik pekerjaan, pemerintahan dan

masyarakat umum). Dalam melakukan kegiatan dan pelatihan ini, MPR

sering mengajak organisasi-organisasi yang peduli pada good governance.

Sebagaimana yang ungkapkan oleh Hajriyanto:

“Untuk menyikapi permasalahan civil society Kita (MPR)

mengajak organisasi-organisasi yang peduli pada good governance

Page 80: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

70

untuk memberikan penjelasan dan pelatihan tentang pemahaman

dan perkembangan aturan-aturan untuk mencegah konflik

kepentingan dan bagaimana praktiknya serta penerapannya di

dalam lingkungan, baik itu dilingkungan pekerjaan, pemerintahan

dan masyarakat umum. Dalam hal ini kita belajar dari model

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hongkong, Independent

Commission Against Corrupation (ICAC). Kita mulai dengan

program pelibatan masyarakat melalui jaringan cabang di daerah-

daerah, mengajak masyarakat mendiskusikan masalah korupsi

(sebab, mekanisme, jaringan, akibat, korban, kerugian) dalam

pelatihan, seminar, workshop, dan kegiatan daerah lainnya. Target

kita dalam jangka waktu satu tahun, lebih dari setengah juta warga

negara menyadari pentingnya pemberantasan korupsi. Sehingga

nantinya terbentuk berbagai jaringan yang mendasarkan ikatannya

pada kepercayaan dan visi masyarakat yang bersih. Jaringan ini

terdiri dari organisasi lokal, asosiasi profesionai, kelompok

perdagangan, dan orang bisnis. Anggota jaringan tersebut menjadi

sumber informasi bagi KPK. Ribuan anggotanya bersedia menjadi

relawan bagi KPK, bahkan kelompok- kelompok profesionai ikut

membentuk jaringan penecegahan korupsi. Di setiap daerah,

jaringan dengan masyarakat ini diorganisir oleh komisi penasehat

yang ditunjuk dari pemimpin kelompok oleh Ketua Pelaksana

KPK. Komisi Independen juga dibentuk untuk mengawal dan

Page 81: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

71

mengawasi investigasi terhadap laporan-leporan korupsi. Setiap

tahun ketiga komisi itu mengadakan konferensi pers dan

menerbitkan laporan tahunan mereka yang bisa diakses dan

diperiksa oleh publik.”42

Lebih lanjut Hajriyanto menyatakan:

“Pengembangan budaya organisasi semacam itu juga bisa

dibuat di setiap lembaga dengan melibatkan karyawan, wakil

mereka, serta pihak-pihak yang terkait untuk ikut merevisi

kebijakan menghadapi konflik kepentingan. Salah satu bentuk

pelibatan ialah mengonsultasikan ke pihak-pihak tersebut,

tindakan-tindakan peneegahan dari aspek praktisnya agar

terbangun pemahaman bersama. Harus dibangun mekanisme untuk

menopang para manajer dalam merevisi dan meningkatkan

keterampilan mengidentifikasi serta mencari pemecahan konflik

kepentingan dalam keseharian tugas mereka, Maka pelatihan etika

secara berkala atau dalam setiap kenaikan jenjang merupakan

kesempatan untuk menyosialisasikan budaya etika mencegah

konflik kepentingan.”43

Apa yang dikatakan oleh Hajriyanto ini sejalan dengan pandangan

Haryatmoko, yaitu:

“Pemberdayaan civil society dalam rangka menghadapi

masalah konflik kepentingan harus ditularkan juga kepada pihak

42

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 43

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 82: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

72

lain (perusahaan) yang menjadi mitra kerja sama dan bila mereka

tidak menaati bisa diberi sanksi pencabutan atau penundaan

kontrak, dimasukkan dalam daftar hitam atau dipublikasikan

sebagai yang melanggar etika publik, atau kalau perlu dibawa ke

pengadilan kalau sudah dianggap membantu atau melakukan

korupsi. Maka dalam proses penjajakan harus sudah diberitahukan

ke perusahaan rekanan adanya bahaya konflik kepentingan yang

bisa muncul sehingga mereka dapat menangani secara bersama

dengan tegas. Perlu dijamin bahwa mitra kerja sama dan sektor

bisnis mengetahui tuntutan dalam hal informasi konfidensial yang

berasal dari dalam tidak untuk konsumsi publik dan harus

dilindungi. Bilatidak, akan dituntut. Selain itu, semua langkah

prosedur pengambilan keputusan harus boleh diaudit demi

integritas publik dan legitimasi.”44

Berdasarkan analisis penulis, karena masyarakat yang secara

langsung merasakan akibat dari pelayanan publik sering menghadapi

kesulitan dalam pemberdayaan kolektif untuk menuntut akuntabilitas

pejabat publik. Akuntabilitas akan semakin lemah bila temyata hukum

yang berlaku tidak mendasarkan pada standar dan norma etika pelayanan

publik, karena selain pejabat publik mengabaikan, mitra lain juga tidak

peduli.

44

Haryatmoko, Etika Publik, h. 100-101.

Page 83: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

73

Oleh sebab itu upaya-upaya untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat perlu di kembangkan. Salah satunya seperti strategi yang

sudah di lekukan oleh Hajriyanto bersama anggota MPR lainnya. Karena

dengan adanya partisipasi masyarakat luas dapat mendorong akuntabilitas

pejabat publik.

3. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Etika Ke Dalam Manajemen Organisasi

Keterampilan komunikasi pemimpin sangat menentukan dalam

menciptakan hubungan antarpribadi yang produktif dan keikutsertaan

dalam kerja sama untuk tujuan etis bersama, termasuk dalam meyakinkan

perlunya perubahan. Dalam kasus seperti ini, diuji kemampuan

membangun konsensus moral, kemampuan mendengarkan dan

mengomunikasikan kepentingan,dukungan dan empati terhadap semua

pihak yang terlibat dalam perubahan, termasuk mendidik atau

menyadarkan akan dimensi-dimensi etika yang dipertaruhkan. Bisa saja

sebagai pemimpin, ia memaksakan program perubahannya, tapi itu justru

bertentangan dengan tujuan budaya etika yang dimaksudkan untuk

memberi legitimasi kebijakan publik.

Hajriyanto menyadari betul tentang hal tersebut, menurut

Hajriyanto kebutuhan legitimasi mengajak untuk memperhitungkan

perubahan interaksi sosial yang terkait dengan moralitas. Dalam setiap

tindakan dibutuhkan dasar pembenarannya atau legitimasinya. Modalitas

legitimasi tindakan atau kebijakan publik diperoleh dengan mengacu pada

Page 84: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

74

norma, hukum, aturan, kebiasaan, atau agama. Dengan mengacu ke norma

akan diperoleh persetujuan dari sebanyak mungkin anggota. Perubahan

yang mendorong terciptanya budaya etika dalam instansi atau organisasi

menuntut agar dasar pembenaran kebijakan publik mengacu ke standar

etis. Berdasarkan pengalaman Hajriyanto selama menjadi pejabat publik,

standar etika publik ini paling tidak harus memiliki tiga dimensi, yaitu:

“Dimensi tujuan adalah pelayanan publik yang berkualitas dan

relevan, dimensi sarana meliputi akuntabilitas, transparansi, dan

netralitas, serta dimensi aksi menuntut kualitas pelaku, yaitu

integritas pejabat publik.”45

Hajriyanto juga menyadari, bahwa memang tidak mudah untuk

menciptakan budaya etika dalam lembaga negara seperti MPR/DPR. Hal

ini disebabkan oleh beberapa hal. Sebagaimana diungkapkan oleh

Hajriyanto:

“Kuatnya konflik kepentingan, peran partai-partai politik dan

pertarungan kekuasaan. Kode etik sangat penting, tetapi orang

pasti akan bertanya, bukankah sudah banyak organisasi pemerintah

atau swasta yang mengadopsi kode etik, tetapi tidak mengurangi

perilaku korup?”46

Oleh sebab itu, Hajriyanto bersama pimpinan MPR melakukan

beberapa strategi yang terbagi menjadi 2 bagian, pada bagian pertama

membangun infrastruktur, yaitu:

45

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 46

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 85: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

75

“Pertama, dalam menyusun kode etik harus mengikutsertakan

anggota-anggota yang cukup representatif sehingga ada partisipasi

dan memungkinkan membentuk khazanah istilah atau konsep yang

sama. Nah, dengan demikian akan meningkatkan rasa memiliki

dan komitmen pada aturan yang dibuat. Kedua, memasukkan

komisi etika agar berperan dalam pengambilan keputusan untuk

mengangkat masalah etika dalam setiap pertemuan staff dengan

selalu merumuskan dampak etikanya sebelum setiap keputusan

penting diambil. Ketiga, disediakan konsultasi etika dan dibangun

saluran pelaporan untuk membantu membahas masalah-masalah

etika, menetapkan prosedur menyalurkan keluhan, ketidakpuasan

atau protes, mekanisme whistle-blowing (hotlines, komunikasi

kondensial), sistem perlindungan bagi pelapor untuk mencegah

balas dendam dan ombudsman.”47

Pada bagian kedua lalu membangun sistem yang dapat

meningkatkan kapasitas Manajemen dan SDM secara terus-menerus:

“Keempat, manajemen personalia disesuaikan dengan tuntutan

etika publik, termasuk merevisi cara perekrutan calon anggota

legislatif, pendidikan dan pelatihan etika publik secara berkala.

Proses evaluasi kinerja diarahkan ke identifikasi dimensi-dimensi

etikanya. Kelima, audit etika secara berkala meliputi: melihat

kembali dokumen-dokumen, menilai kerentanan masalah,

47

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 86: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

76

wawancara dan survei karyawan dan evaluasi terhadap sistem yang

ada. Keenam, meningkatkan sosialisasi kesadaran etis dengan

memasang kode etik di setiap tempat berkumpul, mencetak dan

memuat secara tematik kode etik yang sedang aktual di media

internal.”48

Keenam strategi budaya etika ini untuk mendorong partisipasi,

menerjemahkan nilai-nilai etika dalam kegiatan organisasi secara nyata,

menyediakan prosedur untuk menafsirkannya dan menjamin

pemberlakuan nilai-nilai etika secara efektif.

“Akuntabilitas wakil rakyat bukan sekadar lip-service. Tetapi

bisa menjadi kenyataan! Itu sebabnya model manajemen

partisipatif dan peduli etika publik seperti itu dibutuhkan

kepemimpinan yang kuat. Sekaligus bisa memberi teladan. Bila

budaya etika bisa berkembang dalam lembaga negara seperti

MPR/DPR, akan lebih mudah mengembangkan ke lembaga negara

lain. Seperti organisasi pemerintah, swasta, organisasi nirlaba dan

organisasi keagamaan. Lalu politik akan semakin bisa diramalkan.

Warga negara semakin peduli membangun institusi-institusi sosial

agar lebih adil. Pejabat publik dan politisi semakin bertanggung

jawab untuk mengupayakan pelayanan publik yang lebih

berkualitas.”49

48

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari. 49

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 87: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

77

Strategi budaya etika ini juga diarahkan untuk membentuk sistem

yang dapat membantu mengorganisir tanggungjawab. Sehingga terbangun

integritas publik yang akuntabel dan transparan. Sebab

pertanggungjawaban yang dirumuskan dalam aturan yang dilarang atau

diperbolehkan selalu dibutuhkan dalam membangun kesadaran moral para

pejabat publik. Pengejawantahan strategi budaya etika menurut Hajriyanto,

juga sama halnya seperti menegakkan kebenaran dan mentransformasikan

nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh agama

yang di anutnya.

“Dalam melaksanakan semuanya itu, kita bertujuan untuk

menegakkan kebenaran. Untuk mentransformasikan nilai-nilai

kebenaran dan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh agama

yang saya anut, yaitu agama Islam. Agar kemudian menjadi dan

mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik. Sehingga kebijakan-

kebijakan publik yang terdapat di dalam UU itu merupakan

pengejahwantahan dari nilai-nilai kebaikan dan kebajikan

universal yang dikandung di dalam ajaran agama yang saya anut

atau ajaran Islam. Setidak-tidaknya kebijakan publik tersebut tidak

bertentangan dengan nilai-nilai Islam.”50

Oleh sebab itu, menurut Hajriyanto, dalam berorganisasi perlu

dikembangkan beberapa sikap, yaitu: mengembangkan sikap toleransi,

diskusi terbuka dan manajemen partisipatoris untuk mendukung dan

50

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 88: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

78

menjamin kontrak sosial. Setiap perilaku atau tindakan ditetapkan melalui

analisa kritis dan konsensus. Untuk itu dibutuhkan pelatihan etika publik

yang berkelanjutan, diskresi yang terbatas, sistem pengawasan yang ketat,

dan sanksi yang jelas dan tegas.51

Berdasarkan pejabaran tersebut, menurut analisis penulis,

pengintegrasian nilai-nilai etika ke dalam organisasi harus di mulai dari

pemimpin itu sendiri. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus memiliki

kecakapan berkomunikasi yang baik, santun, tegas dan netral. Setelah itu

membentuk budaya etika berorganisasi yang dapat mengorganisir rasa

tanggung jawab. Dan yang paling penting, sistem budaya etika ini harus

bisa menarik partisipasi masyarakat secara luas. Dengan begitu usaha

untuk mentransformasikan nilai-nilai etika dan kebaikan yang terkandung

di dalam ajaran agama dapat dilakukan.

51

Wawancara Pribadi dengan Hajriyanto Yasin Thohari.

Page 89: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tentang “Performa Komunikatif Hajriyanto Yasin

Thohari dalam Implementasi Pengelolaan Jabatan Publik.” Penulis

mempunyai kesimpulan sebagai berikut:

1. Performa komunikatif Hajriyanto dalam implementasi pengelolaan jabatan

publik di MPR RI.

a. Aktif melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagai anggota

sekaligus Wakli Ketua MPR RI.

b. Aktif memasyarakatkan nilai-nilai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa

dan Bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal

Ika).

c. Aktif melakukan tugas-tugas protokoler pimpinan MPR, seperti

menerima kunjungan tamu-tamu negara (Duta Besar dan Delegasi

Parlemen dari negara-negara sahabat).

Jika implementasi pengelolaan jabatan publik ini dikaitkan dengan

kajian teori dalam penelitian ini, maka bisa dilihat dengan pendekatan

lima performa komunikatif, yaitu:

a. Performa Ritual. Pada performa ini, Hajriyanto dalam menjalankan

tugasnya sehari-hari, banyak dipengaruhi oleh pendidikan agama yang

ada di Muhammadiyah dan pengalaman berorganisasi di

Muhammadiyah. Oleh sebab itu, semua wewenang, tugas dan haknya

Page 90: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

80

sebagai pejabat publik dilakukan dengan dedikasi dan intergitas yang

tinggi.

b. Performa Hasrat. Berkat dedikasi dan integritasnya yang tinggi,

Hajriyanto dihadapan para koleganya, baik di Muhammadiyah,

GOLKAR, maupun di MPR, dianggap sebagai pribadi dan tokoh yang

baik dan positif.

c. Performa Sosial. Performa sosial yang di lakukan oleh Hajriyanto

sangat baik dan khas, yaitu dengan cara yang santun, ramah, tenang

dan berwawasan luas.

d. Performa Politis. Sebagai seorang politisi gaya kepemimpinan yang

dipakai oleh Hajriyanto adalah kepemimpinan partisipatif.

e. Performa Enkulturasi. Performa enkulturasi Hajriyanto ini merupakan

hasil dari proses penyerapan dan pembelajaran budaya berpolitik,

berbangsa dan bernegara dari Organisasi Muhammadiyah. Hasil dari

proses itu kemudian di ejahwantahkan dalam kehidupan dan tugasnya

sehari-hari.

2. Strategi Hajriyanto dalam mengelola performa komunikatif di MPR RI.

a. Membangun institusi adil melawan korupsi. Strategi ini dilakukan

melalui pendidikan atau pelatihan personalia dan refleksi organisasi di

lingkungan anggota MPR. Pendidikan ini dilakukan untuk mendorong

nilai-nilai dan etika publik.

b. Memberdayakan masyarakat madani (civil society) untuk integritas

publik. Upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan

Page 91: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

81

mengadakan kegiatan dan pelatihan tentang civil society dan Tata

laksana pemerintahan yang baik (good governance).

c. Mengintegrasikan nilai-nilai etika ke dalam manajemen organisasi.

Strategi yang kembangkan adalah dengan menciptakan budaya etika

dalam lembaga negara dan meningkatkan kapasitas manajemen dan

Sumber Daya Manusia (SDM) secara terus-menerus.

B. SARAN

1. Untuk lebih mengefektifkan komunikasi dalam memasyarakatkan nilai-

nilai Empat Pilar Bangsa. Bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan di

lingkungan anggota MPR dan DPR harus lebih di tingkatkan. Dan bentuk

kegiatan tersebut harus bisa memunculkan keinginan anggota parlemen

untuk mengikuti serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam

Empat Pilar Bangsa tersebut. Paling tidak hal ini bisa mengurangi konflik

kepentingan yang ada di parlemen. Hal ini diharapakan dapat memberi

pengaruh yang baik kepada masyarakat luas.

2. Agar strategi dalam mengelola performa komunikatif di MPR RI berjalan

efektif RI. Harus dipikirkan sebuah strategi dan solusi yang komprehensif

untuk meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam

melawan korupsi, memberdayakan civil society dan pengejahwantaan

nilai-nilai etika dalam berorganisasi.

Page 92: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

TRANSKIP WAWANCARA

Bisa diceritakan pak riwayat hidup bapak mulai dari SD sampai dengan

perguruan tinggi.

Saya lahir di sebuah desa, di kabupaten Karang Anyar. Saya anak nomor empat

dari tujuh bersaudara. Bapak saya seorang mubaligh Muhammadiyah. Ia sekolah

di pesantren Tebu Ireng, dan kemudian menjadi seorang aktifis Muhammadiyah.

Dan bahkan kemudian menjadi ketua pimpinan daerah Muhammadiyah

Kabupaten Karang Anyar sampai meninggalnya tahun 1991. Ayah saya bernama

M. Yasin Thohari, ibu saya bernama Suyatmi. Ia anak seorang kepala desa, kepala

desa dalam sistem pemerintahan yang dulu, yang masih tradisional, yang menjadi

kepala desa seumur hidup. Sebagai anak kepala desa, ibu saya sangat

mengutamakan pertanian dan ibu memiliki sawah, beberapa buah sawah. Yah…

dimana bapak saya tidak pernah pergi ke sawah. Jadi ibu yang mengurusi sawah

itu sendirian. Dengan, apa? Mengggunakan tenaga-tenaga buruh tani untuk

menggarap sawah. Atau kalau tidak ibu saya mengerjakan sawah itu pada orang

lain untuk nanti hasilnya dibagi berdua dengan yang mengerjakan. Sejak kecil,

saya sekolah di madrasah dan di SD! Jadi kalau pagi hari, sudah lepas di Taman

Kanak-Kanak, Taman Kanak-Kanak saya dulu itu Taman Kanak-Kanak yang

dimiliki oleh Koperasi Batik Sukowati, namanya TK Medari. Dan setelah itu saya

masuk SD di pagi hari dan sore hari di Madrasah. Eeh… saya punya tradisi

sekolah merangkap, jadi pagi di SD, di sekolah umum dan sore di Madrasah.

Sampai di sekolah lanjutan juga seperti itu, pagi di sekolah SMA, sore di PGA.

Sampai di perguruan tinggi saya juga merangkap. Di Universitas Gajah Mada dan

di IAIN Jogja. Saya selesai kuliah tahun 1984 dan kemudian menjadi Dosen di

Universitas Diponegoro Semarang. Sekaligus saya juga aktif di Pemuda

Muhammadiyah dan di Muhammadiyah di Semarang. Dan jadi ketua majelis

pustaka kota semarang, PDM Kota Semarang, kemudian ketua Majelis Pustaka

PWM Jawa Tengah. Dan kemudian saya menjadi pengurus Pemuda

Muhammadiyah, dan akhirnya saya menjadi ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa

Tengah tahun 1989. Tahun 1993 saya kemudian menjadi Ketua Umum Pimpinan

Page 93: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Pusat Pemuda Muhammadiyah sampai 1998. Mestinya sampai tahun 1997, tapi

karena dinamika politik tahun 1997-1998 saya baru berhenti tahun 1998.

Kemudian tahun 1997 saya masuk di DPR, dari fraksi GOLKAR, dari daerah

pemilihan Jawa Tengah. Dan berturut-turut saya tetap terpilih di DPR dari Pemilu

1997, 1999, 2004, dan di 2009.

Apakah bapak menjadi pejabat publik dimulai dari bapak menjadi anggota

DPR RI atau sebelumnya pernah menjabat? Dimana dan sebagai apa?

Ya, iya. Kalau PNS saya dari tahun 1985! Dosen UNDIP.

Kita sama-sama sudah mengetahui fungsi dan tugas anggota MPR/DPR RI

atau Pejabat Publik, menurut pendapat pribadi bapak, apa sih fungsi dan

tugas Anggota DPR RI?

Fungsi DPR itu kan ada tiga, namanya fungsi Legislasi, Fungsi Anggaran, dan

Fungsi Pengawasan. Fungsi legislasi artinya itu fungsi untuk membentuk undang-

undang (UU). Fungsi Anggaran itu fungsi untuk memberikan persetujuan

terhadap perancangan APBN yang di ajukan oleh presiden. Fungsi Pengawasan

itu artinya fungsi untuk melakukan pengawasan atau kontrol terhadap pelaksanaan

Undang-Undang, dan juga terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah, atau lembaga-lembaga Negara yang lain. Dalam rangka

melaksanakan fungsi pengawasan, anggota DPR diberi banyak sekali hak, antara

lain hak untuk bertanya, hak bertanya itu hak untuk mengajukan pertanyaan,

tertulis atau lisan. Yang kedua hak interplasi, itu juga hak bertanya, tetapi khusus

terhadap kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah, yang memiliki

dampak dan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Yang Ketiga hak angket, yaitu hak untuk melakukan

penyelidikan, penyelidikan terhadap apa? Penyelidikan terhadap kebijakan-

kebijakan yang diambil oleh pemerintah, yang mengakibatkan dampak yang luar

biasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Yang keempat

namanya adalah hak menyatakan pendapat. Hak menyatakan pendapat itu ada

dua, yaitu hak menyatakan pendapat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah

Page 94: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

yang memiliki dampak luar biasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Dan hak menyatakan pendapat terhadap dugaan pelanggaran terhadap

pasal 7A yang dilakukan oleh Presiden dan atau Wakil Presiden, yang bisa

mengakibatkan terjadinya pendapat DPR bahwa Presiden melakukan pelanggaran

hukum, melakukan perbuatan tercela, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai

Presiden dan Wakil Presiden, yang kemudian pendapat itu harus diuji oleh

Mahkamah Konstitusi, jika Mahkamah Konstitusi membenarkan pendapat DPR

maka bisa berujung pada pemakzulan Presiden. Yang kelima DPR juga memiliki

hak imunitas, yaitu hak untuk tidak dapat diseret ke pengadilan, karena

pernyataan-pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anggota

DPR dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan dan juga fungsi-fungsi yang

lain. DPR dalam rangka pengawasan juga memiliki hak suppuna. Hak suppuna

adalah hak untuk memaksa warga masyarakat untuk hadir di DPR untuk dimintai

keterangan atau dimintai penjelasan dalam rangka ketika DPR melaksanakan

fungsi, ketika DPR melaksanakan hak angket dalam rangka fungsi pengawasan itu

tadi.

Apakah ada tujuan lain? Seperti bapak bertujuan berdakwah atau

menanamkan nilai-nilai yang bapak dapatkan selama ini.

Ya pasti! Melaksanakan semuanya itu kita bertujuan untuk menegakkan

kebenaran. Untuk mentransformasikan nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai

kebaikan yang diajarkan oleh agama yang saya anut, yaitu agama Islam. Agar

kemudian menjadi dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik. Sehingga

kebijakan-kebijakan publik yang terdapat di dalam UU, itu merupakan

pengejahwantahan dari nilai-nilai kebaikan dan kebajikan universal yang

dikandung di dalam ajaran agama yang saya anut atau ajaran Islam. Setidak-

tidaknya kebijakan publik tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Kita sama-sama mengetahui pak, bahwa tidak sedikit pejabat publik yang

tidak terkena kasus. Dan juga kita paham tuntutan reformasi salah satunya

Page 95: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

adalah reformasi birokrasi. Menurut bapak, sukses atau tidak seseorang

dalam menjabat pejabat publik disebabkan oleh faktor apa saja?

Ya untuk sebagian besar tentu saja faktor integritas dari seseorang. Artinya faktor

integritas dari si pejabat publik itu sendiri, oleh karena jika integritas dari seorang

tokoh itu baik, integritas itukan menyangkut kepribadian, kejujuran,

keterpercayaan, dan sebagainya itu baik, maka itu yang akan menjadi dasar dia

dalam bertindak. Bukan semata-mata aturan-aturan atau peraturan-peraturan yang

ada dan berlaku. Karena kalau cuma faktor peraturan yang menentukan, jika orang

itu tidak memiliki integritas atau kepribadian yang baik, maka ada kecenderungan

untuk mencari-cari celah dari peraturan-peraturan itu. Padahal kita tahu bahwa

sehebat-hebat dan sesempurna-sempurnanya peraturan, itu selalu ada kelemahan-

kelemahannya, ada cacat-cacatnya. Sehingga ya tetap saja aturan-aturan itu bisa

diperdaya oleh orang-orang yang tidak memiliki integritas yang kuat. Untuk itu

menurut saya faktor individu itu yang menentukan.

Seperti apa sistem kepemimpinan MPR RI?

Sistem kepemimpinan MPR RI itu kolektif kolegial, artinya kepemimpinan itu

bersifat bersama-sama, bukan kepemimpinan individual, tetapi kepemimpinan

yang bersifat kolegial, atau lengkapnya kolektif dan kolegial. Sebagaimana

biasanya kepemimpinan di parlemen. MPR/DPR sebagai penjelmaan semangat

kekeluargaan negara Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk mengukuhkan

pilar-pilar fundamental kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan

mandat konstitusional yang diembannya. Dalam kaitan ini, MPR berusaha

melaksanakan tugas-tugas konstitusionalnya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

demokrasi dengan senantiasa menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat, baik

yang disalurkan melalui Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

maupun saluran-saluran publik lainnya. MPR juga harus mampu meningkatkan

peran dan tanggung jawab dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenangnya,

mengembangkan mekanisme checks and balances, meningkatkan kualitas,

produktifitas, dan kinerja Majelis agar sesuai dengan tuntutan perkembangan

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 96: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Selama menjadi wakil ketua MPR RI apakah ada hambatan?

Ya tentu ada, ya hambatan kan tentu ada! Mana ada hidup yang ndak ada

hambatan? Pasti ada hambatan-hambatan, ada halangan-halangan, ada kesulitan-

kesulitan, ada permasalahan-permasalaha. Ya itu biasa dalam kehidupan

berorganisasi, apalagi mengurusi sebuah lembaga yang bersifat publik seperti

MPR. Bahkan lebih dari pada itu, MPR itu kan sebuah lembaga politik! Ya,

lembaga politik pastilah ada permasalahan-permasalahan. Tapi sejauh yang saya

alami permasalahan-permasalahan itu bisa diselesaikan dan bisa diatasi dalam

semangat kepemimpinan yang kolektif kolegial itu.

Menurut bapak, pejabat publik yang ideal itu yang seperti apa?

Ya, pejabat yang ideal itu kan kriterianya sangat banyak sekali! Yang ideal itu ya,

ideal itukan artinya kan sebagaimana yang ada dalam konsep. Sebagaimana yang

ada dalam cita-cita. Ya idealnya pejabat publik itukan melayani publik. Jadi

segala sesuatu yang dia lakukan itu adalah demi publik. Dan karena itu ada

ukuran-ukurannya di semua instansi yang bersifat publik itu.ukuran-ukuran untuk

menjadi pejabat yang ideal. Dari soal yang sifatnya itu kepribadian, seperti penuh

dengan dedikasi, pengabdian, kejujuran, sikap taat asas kepada aturan-aturan,

ketaatan kepada UU, dan lebih tinggi daripada itu ketaatan kepada konstitusi.

Sampai pada hal-hal yang sifatnya itu tidak melakukan pelanggaran sekecil

apapun. Itukan idealnya kan? Idealnya kan seorang pejabat publik itu tidak

melakukan pelanggaran sekecil apapun. Nah, apakah sesuatu yang ideal tersebut

bisa dilakukan atau tidak, ya tentu tergantung dari pejabat yang bersangkutan.

Tetapi kalau yang seratus persen bersifat ideal tentu saja tidak mungkin! Yang

pasti adalah janganlah sampai melakukan kesalahan-kesalahan yang sifatnya itu

fatal. Apalagi kesalahan-kesalahan yang diulang-ulang dalam sepanjang karir

yang dia jalani sebagai pejabat publik, dan lebih daripada itu jangan sampai

kemudian terlibat dalam kasus-kasus skandal korupsi. Karena tindak pidana

korupsi itu kan tindak pidana yang sangat merugikan publik. Dan itu menghambat

upaya menyejahjterakan publik, menghambat bangunan pelayanan publik, dan

bahkan lebih daripada itu menghambat pencapaian kita bernegara ini.

Page 97: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Oke pak, ini terkait dengan masalah performa komunikatif, bahwasanya ada

empat variabel performa komunikatif. Ada performa ritual, performa

hasrat, performa sosial, performa politis, dan performa enkulturasi. Nah

yang melatarbelakangi, apakah dari aktifitas di luar politik apa dari

pemahaman bapak selama berorganisasi di Muhammadiyah?

Ya seperti saya ceritakan tadi, bahwa saya itu kan orang dari desa. Yang hidup di

tengah-tengah petani. Meskipun saya sendiri tidak, tidak, tidak apa itu? Tidak

pernah bekerja sebagai petani, bahkan juga tidak ikut ke sawah. Karena memang

dilarang oleh ibu saya. Supaya kami lebih tekun dan lebih konsentrasi untuk

sekolah. Tapi yang pasti saya itu di didik sebagai orang desa yang diajarkan hidup

sederhana, tidak neko-neko, tidak mengada-ada, ya sebagai seorang desa yang

lugu dan polos, yang tradisi Jawa itu sangat mempengaruhi hidup saya dari kecil.

Karena saya hidup di tengah-tengah keluarga besar dan cucu dari seorang kepala

desa kuno yang penuh dengan tradisi Jawa. Dari tradisi selametan, bancaan,

bancaan selametan loh ya! Yang membuat nasi tumpeng, hampir semua anak-

anak dan cucu dari kakek saya mbah lurah, mbah lurah yang jadi kepala desa itu

selalu di kasih selametan atau bancaan istilahnya, setiap weton. Bayangkan setiap

weton itu artinya adalah setiap selapan dino sekali. Selapan dino itu tiga puluh

lima hari dalam hitungan Jawa. Jadi kalau saya lahirnya misalnya Jumat Pahing,

maka setiap Jumat Pahing itu saya di selameti, dilakukan bancaan. Bancaan itu

dibuat nasi tumpeng, kemudian ada sayur-sayuran, ada telur yang di potong kecil-

kecil, kadang-kadang ada ayam yang di suwir-suwir tipis-tipis begitu. Lalu ada

berkedel, ada sambal goreng, macam-macam. Yang kemudian dibagikan kepada

anak-anak dan tetangga-tetangga. Bisa dibayangkan itu, mbah saya itu hampir

setiap hari berarti menyelenggarakan bancaan untuk cucu-cucunya. Yang intinya

adalah merupakan doa keselametan, agar selamat dan tetap di bawah perlindungan

gusti Allah dalam perjalanan hidupnya kelak. Nah dari tradisi seperti itu, yang

rumah kakek saya itu selalu, setiap tahun nanggep wayang kulit. Yang disebut

dengan Rasulan. Rasulan dari kata Rosul. Jadi rasulan yang dirangkaikan dengan

upacara bersih desa. Biasanya bersih desa atau Rasulan itu di selenggarakan

sehabis panen. Dan di desa saya selalu dilakukan dengan menanggep wayang kulit

Page 98: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

sehari semalam. Jadi siang dan malam, dan dilakukan pada hari Jumat malam

sabtu. Dari pagi itu ada wayang, siang, kemudian nanti malam lagi, dan itu

semacam pesta rakyat, dimana yang nonton itu buanyak sekali! Luar biasa

buanyak! Bukan hanya satu desa, dari desa-desa yang lain akan datang menonton

wayang itu. Lalu ada selamatan juga di sendang, sendang yang di anggap, apa ya?

Keramat oleh orang desa disitu. Dan macam-macam tradisi-tradisi Jawa, itu

dilaksanakan oleh kakek saya. Misalnya kalau malam Satu Mukharrom, Satu

Syuro’, itu kakek saya itu tidak pernah, tidak tidur semalam suntuk, untuk

menyambut satu Syuro’ itu. Bahkan mbah saya itu punya tradisi, sholat Jum’at itu

setiap selapan sekali ke Masjid Agung Solo. Masjid Agung Solo itu Masjid yang

di Barat alun-alun di depan kraton itu. Dan itu dia lakukan dengan berjalan kaki,

padahal jarak antara desa saya sampai ke Solo itu, kira-kira limabelas kilo meter.

Nah tradisi Jawa seperti itu kemudian bertemu dengan tradisi Islam

Muhammadiyah, yang di bawa oleh bapak saya sebagai menantu dari pak lurah itu

tadi. Dan bagi saya nilai-nilai Muhammadiyah yang mengajarkan kejujuran,

keikhlasan, selalu ikhlas dalam berjuang, selalu ikhlas untuk menolong sesama,

selalu bersemangat untuk mencari ilmu pengetahuan, dan mendirikan lembaga-

lembaga ilmu pengetahuan, itu menurut saya bertemu, bertemunya tradisi Jawa

yang dianut dari keluarga ibu saya, kakek, dengan tradisi Muhammadiyah dari

bapak saya, itu justru, tidak berbenturan, dan itu membentuk saya dalam

beraktifitas. Sejak dari Muhammadiyah kemudian sampai menjadi anggota DPR.

Ya itu yang mempengaruhi kehidupan saya sampai sekarang, sampai ketika

menjadi wakil ketua MPR.

Masih berkaitan dengan performa komunikatif, bagaimana tanggapan

bapak mengenai politik bermain aman yang sering diarahkan kepada anda?

Bukankah politik itu adalah seni? Oleh sebab itu kita harus memahami seni-seni

apa saja yang ada dalam politik. Seperti unsunya, polanya, serta strategi yang ada

di dalam politik itu sendiri.

Page 99: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Selain empat pilar kehidupan bernegara dan berbangsa, bapak juga concern

terhadap isu reforma agrarian. Bisa dijelaskan kenapa bapak concern pada

isu tersebut? Dan usaha apa saja yang sudah bapak lakukan agar bapak bisa

terlibat langsung dengan isu tersbut?

Ya, pertama, pada dasarnya, empat pilar itu kan pertama Pancasila, yang kedua

UUD 45, yang ketiga NKRI, yang keempat Bhineka Tunggal Ika. Nah yang kedua

tadi kan UUD 45! Itu bisa kita sebut dengan konstitusi. Pada dasarnya, konstitusi

itu kan pengertiannya luas. Ada dua pengertian konstitusi, yang pertama,

konstitusi dalam pengertian sempit yaitu UUD 45 itu. Pembukaan, Pasal-Pasal,

dan Ayat-Ayat, serta aturan peralihan dan aturan tambahan. Itu konstitusi dalam

pengertian yang sempit. Sementara konstitusi dalam pengertian yang luas, itu

termasuk di dalamnya adalah Pancasila. Karena terdapat dalam pembukaan UUD

45 di alinea keempat. Dan juga ketetapan-ketetapan MPR. ketetapan-ketetapan

MPR itu juga termasuk konstitusi. Karena ketetapan MPR itu merupakan aturan

dasar atau hukum dasar. Yang ketiga termasuk konstitusi itu adalah konvensi-

konvensi ketatanegaraan. Praktek-praktek ketatanegaraan yang sudah berlangsung

dan berjalan selama ini, itu sebetulnya juga termasuk konstitusi. Nah, reformasi

agraria, itu ada pada ketetapan MPR. Ketetapan MPR Nomor, nanti anda lihat

deh, saya lupa! ketetapan MPR tentang Pembaruan Agraria dan Sumber Daya

Alam. Itu yang pertama, jadi saya ngomong tentang reformasi agraria itu ada

amanatnya di dalam TAP MPR. Kalau gak salah TAP MPR No. 9 Tahun 2001.

Yang pembaruan agraria dan pemanfaatan sumber daya alam. Yang kedua,

sebagai politikus, anggota DPR, kami kan, saya kan juga harus menyuarakan

aspirasi-aspirasi rakyat. Aspirasi rakyat itu luas sekali, dan karena itu sebagai

anggota DPR saya berhak dan berkewajiban untuk menyuarakan apa yang

menjadi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh rakyat. Termasuk di

dalamnya reformasi agraria dan sebenarnya bukan hanya itu. Saya juga ngomong

tentang pemberantasan korupsi, kemarahan saya terhadap tindak pidana korupsi

yang semakin meluas. Kejengkelan-kejengkelan dan frustrasi-frustrasi yang

terjadi di tengah-tengah masyarakat, menghadapi fenomena korupsi. Jadi seluruh

aspek kehidupan dimana terjadi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

Page 100: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

rakyat. Ya anggota DPR, anggota MPR, apalagi pimpinan! Ya mutlak harus

bersuara, harus menyuarakan. Ndak ada batas-batasnya. Dan untuk menyuarakan

itu, bahkan tadi kalau anda ingat. Memiliki fungsi pengawasan, bahkan dalam

rangka melaksanakan fungsi pengawasan. Itu diberikan hak-hak yang begitu

banyak.

Apa tanggapan bapak mengenai kegiatan sosialisasi, pembelajaran dan

pendidikan politik empat pilar bangsa yang selama ini dilakukan oleh MPR?

Nilai-nilai Pancasila harus dapat memberi perspektif dalam bidang politik dan

hukum dalam dimensi kehidupan demokrasi dan ketatanegaraan. Sehingga

keberagaman aspirasi politik dapat diletakan dalam koridor norma hukum, bukan

dengan tindakan anarkis yang merugikan masyarakat. Jika bangsa ini mampu

meletakkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berdemokrasi dan

ketatanegaraan, maka bangsa ini dapat melakukan pembenahan dan

penyempurnaan terhadap sistem demokrasi dan sistem ketatanegaraan baik bidang

eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Sosialisasi Empat Pilar sebagai salah satu

sarana pemahaman kembali Pancasila kepada seluruh rakyat yang dijalankan

MPR-RI, adalah salah satu bentuk upaya tersebut dan mendapatkan respon positif

dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan efektif memperkokoh kedaulatan

rakyat. Itu sebabnya pemasyarakatan empat pilar kehidupan berbangsa dan

bernegara harus dilaksanakan dengan berbagai metode serta melalui praktek di

lingkungan instansi-instansi di setiap tingkatan pemerintahan, perusahaan negara

dan swasta, organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan kelompok masyarakat

lainnya sehingga pemasyarakatan dapat menjadi gerakan nasional dari, oleh, dan

untuk setiap warga negara Indonesia. Sebab, tanpa gerakan nasional

pemasyarakatan dan pembudayaan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan

Bernegara, eksistensi dan peranannya dari waktu ke waktu akan memudar dan

pada gilirannya akan mempengaruhi penyelenggaraan negara. Pemasyarakatan

dan pembudayaan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tidak hanya

dilakukan secara teoritik, tetapi juga lebih penting secara praktik, baik oleh

penyelenggara negara maupun seluruh masyarakat Indonesia.

Page 101: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Sebagaimana kita lihat, korupsi di Indonesia saat ini sudah menjadi

kejahatan struktural yang begitu mengakar. Menurut bapak strategi apa

yang bisa digunakan untuk mengurangi budaya korupsi ini?

Ya, strateginya adalah dengan memutus mata rantai jaringan korupsi itu sendiri.

Sehingga setiap investigasi akan menemui jalan buntu. Sebab saat ini korupsi

sudah menyentuh sendi-sendi kekuasaan sampai pada sistem peradilan, aparat

penegak hukum, dan MPR/DPR. Negara yang secara institusional sarat korupsi

mengondisikan munculnya bentuk-bentuk kriminalitas lain. Seperti munculnya

peradilan jalanan, tumbuhnya kelompok paramiliter yang mengandalkan

kekerasan dengan basis agama atau etnisitas. Adapun untuk memutus mata rantai

korupsi ini, saya bersama dengan anggota pimpinan MPR lainnya melakukan

pendidikan atau pelatihan personalia dan refleksi organisasi di lingkungan anggota

MPR. Pendidikan ini dilakukan untuk mendorong nilai-nilai dan etika publik.

Perlu diketahui, bahwa etika publik tidak hanya berhenti dibahas dalam kerangka

disiplin organisasi, tetapi harus sampai menjangkau aspek juridis, disipliner dan

pertanggungjawaban publik. Ketiga aspek ini merupakan pilar akuntabilitas yang

memungkinkan tumbuhnya integritas publik dan menjauhkan dari hal-hal yang

melemahkan integritas. Sebab kejahatan korupsi biasanya ditanamkan melalui

proses peniruan. Tahu bahwa dengan memperlambat prosedur akan mendapat

keuntungan, lalu mempersulitnya agar diberi gratifikasi sebagai jasa

memperlancar proses yang dimanipulasinya. Bila ada upaya untuk melawan atau

bersikap jujur, lingkungan akan memberi sanksi. Akhirnya, kepatuhan tanpa

tekanan akan mengikuti karena menyesuaikan diri berarti menjanjikan keuntungan

materi. Korupsi mengomunikasikan praktik pelaksanaan kekuasaan, misalnya cara

membuat laporan, cara berinteraksi dengan atasan atau dengan instansi lain, cara

kontrak, cara membuat anggaran, cara mendapat jabatan, cara penempatan anak

buah, cara perekrutan karyawan serta syarat urusan bisa beres. Modalitas ini sulit

dibongkar! Karena ya, itu! Cukup tersembunyi dan sengaja dibuat untuk tidak

meninggalkan jejak. Seperti tidak ada kuitansi dan menghindari transaksi lewat

bank. Namun bisa dirasakan bahwa ada yang tidak beres. Di balik praktik korupsi

itu, tersembunyi kode rahasia. Kerahasiaan ini hanya akan tersingkap bila terjadi

Page 102: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

krisis hubungan di antara yang terlibat. Lalu baru akan muncul tuduhan atau

laporan. Apa yang dipertaruhkan dalam perilaku buruk korupsi ialah pembentukan

mental bangsa! Ya, mental menerabas, egoisme, tak peduli kesejahteraan bersama,

tak peka terhadap ketidakadilan serta redupnya solidaritas. Memang, kebiasaan

buruk itu berkaitan dengan cara pandang, sistem pengorganisasian, interaksi

kekuasaan dan norma yang berlaku. Akibatnya, koruptor tidak merasa bersalah!.

Luasnya lingkup pelayanan publik dan tiadanya informasi yang memadai

membuat wakil rakyat tidak berdaya menghadapi buruknya pelayanan pu-

blik. Dan ada anggapan, bahwa untuk mengatasi masalah ini diperlukan

partisipasi langsung masyarakat dalam pemberdayaan civil society, dan

proses ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Bagaimana menurut

bapak mengenai hal ini?

Untuk menyikapi permasalahan civil society Kita (MPR) mengajak organisasi-

organisasi yang peduli pada good governance untuk memberikan penjelasan dan

pelatihan tentang pemahaman dan perkembangan aturan-aturan untuk mencegah

konflik kepentingan dan bagaimana praktiknya serta penerapannya di dalam

lingkungan, baik itu dilingkungan pekerjaan, pemerintahan dan masyarakat

umum. Dalam hal ini kita belajar dari model Komisi Pemberantasan Korupsi di

Hongkong (Independent Commission Against Corrupation). Kita mulai dengan

program pelibatan masyarakat melalui jaringan cabang di daerah-daerah,

mengajak masyarakat mendiskusikan masalah korupsi (sebab, mekanisme,

jaringan, akibat, korban, kerugian) dalam pelatihan, seminar, workshop, dan

kegiatan daerah lainnya. Target kita dalam jangka waktu satu tahun, lebih dari

setengah juta warga negara menyadari pentingnya pemberantasan korupsi.

Sehingga nantinya terbentuk berbagai jaringan yang mendasarkan ikatannya pada

kepercayaan dan visi masyarakat yang bersih. Jaringan ini terdiri dari organisasi

lokal, asosiasi profesionai, kelompok perdagangan, dan orang bisnis. Anggota

jaringan tersebut menjadi sumber informasi bagi KPK. Ribuan anggotanya

bersedia menjadi relawan bagi KPK, bahkan kelompok- kelompok profesionai

ikut membentuk jaringan penecegahan korupsi. Di setiap daerah, jaringan dengan

Page 103: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

masyarakat ini diorganisir oleh komisi penasehat yang ditunjuk dari pemimpin

kelompok oleh Ketua Pelaksana KPK. Komisi Independen juga dibentuk untuk

mengawal dan mengawasi investigasi terhadap laporan-leporan korupsi. Setiap

tahun ketiga komisi itu mengadakan konferensi pers dan menerbitkan laporan

tahunan mereka yang bisa diakses dan diperiksa oleh publik. Pengembangan

budaya organisasi semacam itu juga bisa dibuat di setiap lembaga dengan

melibatkan karyawan, wakil mereka, serta pihak-pihak yang terkait untuk ikut

merevisi kebijakan menghadapi konflik kepentingan. Salah satu bentuk pelibatan

ialah mengonsultasikan ke pihak-pihak tersebut, tindakan-tindakan peneegahan

dari aspek praktisnya agar terbangun pemahaman bersama. Harus dibangun

mekanisme untuk menopang para manajer dalam merevisi dan meningkatkan

keterampilan mengidentifikasi serta mencari pemecahan konflik kepentingan

dalam keseharian tugas mereka, Maka pelatihan etika secara berkala atau dalam

setiap kenaikan jenjang merupakan kesempatan untuk menyosialisasikan budaya

etika mencegah konflik kepentingan. Itu sebabnya, pemberdayaan civil society

dalam rangka menghadapi masalah konflik kepentingan harus ditularkan juga

kepada pihak lain (perusahaan) yang menjadi mitra kerja sama dan bila mereka

tidak menaati bisa diberi sanksi pencabutan atau penundaan kontrak, dimasukkan

dalam daftar hitam atau dipublikasikan sebagai yang melanggar etika publik, atau

kalau perlu dibawa ke pengadilan kalau sudah dianggap membantu atau

melakukan korupsi. Maka dalam proses penjajakan harus sudah diberitahukan ke

perusahaan rekanan adanya bahaya konflik kepentingan yang bisa muncul

sehingga mereka dapat menangani secara bersama dengan tegas. Perlu dijamin

bahwa mitra kerja sama dan sektor bisnis mengetahui tuntutan dalam hal

informasi konfidensial yang berasal dari dalam tidak untuk konsumsi publik dan

harus dilindungi. Bilatidak, akan dituntut. Selain itu, semua langkah prosedur

pengambilan keputusan harus boleh diaudit demi integritas publik dan legitimasi.

Page 104: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Berdasarkan pengalaman bapak selama menjadi pejabat publik, standar

etika publik harus memiliki berapa dimensi?

Dimensi tujuan yang adalah pelayanan publik yang berkualitas dan relevan,

dimensi sarana meliputi akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi

aksi menuntut kualitas pelaku, yaitu integritas pejabat publik. Mengapa? Sebab di

dalam parlemen itu masih sangat kuat konflik kepentingan dan pertarungan

kekuasaan antar partai-partai politik. Oleh sebab itu, kode etik sangat penting,

tetapi orang pasti akan bertanya, bukankah sudah banyak organisasi pemerintah

atau swasta yang mengadopsi kode etik, tetapi tidak mengurangi perilaku korup?

Lalu bagaimana strategi MPR dalam menghadapi persoalan kode etik ini?

Saya bersama dengan pimpinan MPR lainnya melakukan beberapa strategi yang

terbagi menjadi 2 bagian. Pertama membangun infrastruktur, dan yang kedua

membangun sistem yang dapat meningkatkan kapasitas Manajemen dan SDM

secara terus-menerus.

Siapa tokoh yang memberikan inspirasi kepada bapak?

Saya rasa banyak ya tokoh yang menginspirasi saya. Ya tentu, saya membaca

banyak sekali biografi Nabi Muhammad, sejarah hidup Nabi Muhammad yang di

tulis oleh para sejarawan muslim sendiri dari klasik sampai kontemporer, itu

selalu saya sempatkan untuk membaca, dan juga sejarah hidup Nabi Muhammad

yang di tulis oleh para orientalis, juga saya membacanya. Karena dia menjadi

sumber inspirasi, yang pernah saya tulis artikel “Mari Kita Baca Lagi Siroh Nabi”.

Tapi untuk Indonesia, saya memang sangat mengidolakan Muhammad Hatta.

Karena kejujuran, kesederhanaan, dan keteguhannya dalam memegang prinsip-

prinsip yang dianutnya.

Punya berapa koleksi buku pak?

Mungkin buku saya sekitar lima belas ribulah! Sebagian besar masih ada di rumah

di pasar minggu. Karena disini saya ndak punya rak. Sehingga lebih banyak penuh

disana. Lima belas ribu itu yang sebagian besar itu buku-buku agama, terkait

Page 105: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

dengan agama. Yang kedua politik, yang ketiga kebudayaan, yang keempat ya

novel. Buku-buku saya itu saya kumpulkan sejak dari mahasiswa. Sejak

mahasiswa saya punya tradisi mengumpulkan buku. Sehingga praktis buku saya

itu berpindah-pindah, dari Jogja, lalu saya dosen di Semarang, saya bawa ke

Semarang. Kemudian saya pindah ke Jakarta, saya bawa ke Jakarta. Ya banyak

juga yang tercecer diberbagai tempat. Apalagi dulu di, waktu di Semarang itu

rumah saya, karena rumah dinas istri saya terlalu besar! Saya menampung sekitar

sebelas atau dua belas mahasiswa untuk tinggal di rumah saya. Yang tidak

membayar tapi kami juga tidak menyediakan makanan. Dan mereka sering kali,

apa, memanfaatkan buku-buku yang saya miliki yang banyak saya tinggal di

Jakarta. Terus terang saja banyak juga yang tercecer. Saya tahu kalau tercecer

juga setelah saya mencari. Saya ingat betul buku-buku yang saya miliki. Nah

ketika saya mencari buku itu kok tidak ada. Ya kesimpulannya memang tercecer.

Atau di pinjam ndak dikembalikan. Karena saya ndak punya kebiasaan mencatat

orang yang pinjam buku. Karena terus terang saja saya sebetulnya sangat

keberatan buku itu di pinjam. Tapi kalau kemudian yang pinjam itu sangat

memerlukan dan tidak punya dana untuk membeli sendiri, ya dengan terpaksa

saya pinjami, dengan resiko itu tadi.

Di Semarang berapa tahun?

Di Semarang dari tahun 1984, sejak dosen di UNDIP. Sampai 1997 masuk di

DPR. Tapi tahun 1997 itu saya masih bolak-balik ke Semarang, karena keluarga

saya di Semarang. Istri dan anak-anak itu saya masuk DPR tetap di Semarang.

Karena saya juga tidak begitu yakin akan terus cocok sebagai anggota DPR. Saya

sebetulnya menjadi politisi, di DPR itu kan, lebih sebagai sebuah, apa ya?! Awal-

awalnya loh ya! Sebagai sebuah Historical Accident. Yang sebenarnya tidak punya

cita-cita untuk ke DPR. Tapi setelah masuk di dalamnya ternyata kemudian

keterusan. Lah politik itu memang membuat orang ketagihan kali! Sampai

kemudian empat kali pemilihan umum. Saya tetap bertahan di DPR sampai

pemilu yang terakhir tahun 2009.

Page 106: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Makanan favorit apa pak?

Makanan favorit saya itu, ya makanan Jawa! Makanan favorit saya itu sate. Maka

saya sangat tersiksa, oleh karena saya makanan favorit saya sate, kemudian saya

punya kolestrol tinggi. Sate kambing, bukan sate ayam! Saya ndak suka ayam.

Saya, ayam itu paling tidak suka, kecuali ayam kampung. Kalau ayam kampung

saya suka. Tapi kalau udah bukan ayam kampung, saya tidak, tidak menyukainya.

Yang paling saya suka itu sate. Kalau sayur yang paling saya suka itu, sayur

nangka. Bukan gudeg loh ya! Gudeg saya tidak suka, tapi ketika sayur masih

nangka, Gorih namanya kalau orang Jawa bilang. Ya sayur Gorih. Yang ada

kuahnya dan ikan asin. Saya gak akrab dengan siput, dengan makanan-makanan

laut. Karena saya orang Jawa pedalaman. Ndak punya tradisi makan makanan

laut. Sebagai orang Jawa pedalaman, ya sangat sedikit makan, makanan laut,

bahkan sampai dewasa hampir tidak pernah. Apalagi kemudian sekolahnya di

Jogja, di Jogja juga tidak begitu meluaskan? Makan ikan itu. Baru kemudian

setelah di Semarang, itu sekali-sekali. Mencoba makanan-makanan laut. Dan

kemudian memulai banyak itu setelah di Jakarta. Apalagi kalau pergi ke Indonesia

bagian Timur. Tapi praktis saya tidak akrab dengan masakan laut. Dan juga bagi

orang Jawa pedalaman, ya, paling ikan-ikan sungai. Seperti ya ikan yang kecil-

kecil lah. Wader. kayak gitu-gitu! Udang pun juga udang sungai, bukan seperti

udang laut. Ikan-ikan ya kecil-kecil lah. Daging juga sangat jarang, kecuali kalau

ada pekerjaan, ada hajat ya! Keluarga ada hajat itu biasanya makan daging.

Sehari-hari kebanyakan, ya ikan asin, tahu, dan tempe. Telur, apa ya? Gitu-gitu!

Dan ayam kampung. Dulu kan belum ada ayam potong. Jadi dari kecil emang

kebiasaannya kalau makan ayam, pasti ya ayam kampung. Yang sangat enak dan

gurih. Maka begitu kemudian di kenal ayam potong, ya kita ga doyan! Gak akrab!

Dan sekarang kegemarannya sayur-sayur bening saja sama ikan asin. Karena yang

saya senangi sudah banyak yang tidak boleh. Misalnya daging itu saya senang.

Makan steak itu senang. Senang sekali! Sate, sambal, sambal yang pedas sekali itu

senang. Tapi ternyata perut saya sudah gak kuat makan-makan pedas. Daging,

sate sangat senang, tapi sudah gak boleh lagi, karena kolestrolnya sudah sangat

Page 107: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

tinggi. Saya termasuk orang yang makannya gak banyak. Bukan hobi makan.

Makannya itu dikit.

Bapak olahraganya apa pak?

Nah, itu yang paling jelek dalam hidup saya itu ya olahraga. Saya itu bersaudara

tujuh orang, semuanya itu suka olahraga kecuali saya. Adik-adik dan kakak-kakak

saya itu pemain bol, pemain bulutangkis, bola voli, yang bagus-bagus untuk

ukuran desa. Bahkan mereka menjadi kesebelasan sepak bola bukan hanya di

tingkat desa, kemudian di tarik ke tingkat kecamatan, bahkan sampai ada yang

tingkat tim sepakbola Kabupaten. Ini saya satu-satunya anak laki-laki di keluarga

saya yang tidak menggemari olahraga. Olahraga saya ya, ringan-ringan saja.

Sekarang paling-paling treadmil, itu pun tidak terlalu rutin, gak terlalu rutin,

karena kurang berdisiplin, apalagi juga kemudian banyak berpergian. Sehingga

jarang sekali bisa berolahraga dengan teratur.

Berarti waktu luangnya membaca ya pak?

Ya, waktu luang saya membaca. Terutama baca-baca novel, biografi atau

autobiografi, ya paling banyak ya baca novel.

Kalau menulis di GATRA itu memang di jadwal apa sesuai dengan waktu

bapak aja?

Di GATRA saya memang menjadi penulis tetap sebulan sekali.

Film favorit pak?

Saya hampir semua film saya suka asal bukan film kekerasan. Jadi kalau film

pembunuhan, kemudian film perang, itu saya tidak suka. Saya suka film-film yang

romantis, film-film yang lucu. Jadi film-film romantis dan komedi itu saya paling

menyukai. Lebih daripada itu juga film-film sejarah, misalnya film-film Yunani

Kuno, Troya, Troy, Helend of Troy, atau film-film, misalnya Kingdom of Heaven,

lalu juga film-film yang kolosal. Apalagi film-film yang Mahabarata. Ya itu saya

sangat suka.

Page 108: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Suka ke bioskop berarti ya pak?

Sangat jarang sekali nonton (bioskop), sekali-kali! Itu kalau ada resensi film yang

cukup bagus. Saya membaca majalah tempo, atau kompas, atau GATRA, atau

yang di situ ada ulasan tentang suatu film, dan mereka mengatakan, para pengulas

itu bagus, gini-gini, saya bisa saja sempatkan nonton film. Yang kedua lebih

banyak lagi saya nonton film karena diundang, premier! Atau launching dari film-

film baru.

Terakhir pak, saya perhatikan bapak aktif di sosial media, seperti twitter.

Dan kita sama-sama tahu, bahwa revolusi yang terjadi di Timur Tengah

karena dorongan sosial media atau yang dikenal juga dengan Web 2.0.

Menurut pandangan bapak bisa terjadi gak di Indonesia?

Saya rasa enggak di Indonesia, karena di twitter yang saya ikuti, itu, banyak ya

orang-orang yang cara-cara memberikan komentar terhadap sesuatu yang tidak dia

setujui dan tidak dia sukai, itu ekspresinya itu kasar. Bahasa-bahasanya kasar,

diksi-diksinya kasar, jadi kalau dia tidak suka pada satu partai politik tertentu

maka dia akan berkomentar secara sangat kasar! Dengan memilih diksi yang

sangat tidak elok. Bahkan sering kali dengan kata-kata yang kasar dan vulgar.

Demikian juga kalau menilai tokoh yang dia tidak setuju, itu selalu dengan banyak

sekali, dengan kata-kata yang kasar. Sangat tidak mencerminkan, eehh... kata-kata

dari orang yang punya adab. Dari media sosial di Indonesia, sebetulnya kita

optimis ya, orang dapat mengekspresikan pendapatnya dengan bebas dan baik,

terbuka, terjadi dialek-dialektika antara setuju dengan tidak setuju, pro dan kontra,

itu akan luar biasa memberikan sumbangan pada peradaban bangsa dan kemajuan

bangsa. Tapi kalau di sampaikan dengan kata-kata yang, yang kata-kata yang

tidak harus halus ya! Kata-kata yang datar ya, kata-kata yang ini tapi, tidak

mencerminkan kekasaran yang kemudian penuh dengan kebencian. Kan dalam

alam demokrasi kan orang boleh setuju dengan partai politik tertentu, boleh tidak

setuju, juga dengan tokoh-tokoh tertentu, yang ini. Orang boleh mengekspresikan

tidak mau memilih dan sebagainya. Cukup mengatakan saya tidak setuju, saya

tidak mau memilih dengan alasan gini-gini. Tidak perlu kemudian mencaci maki

Page 109: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

dengan kata-kata yang kasar. Dengan memilih diksi yang tidak beradab.

Mengkritik sangat bagus, kritik saja apa yang dilakukan, tetapi bukan dengan

mencaci maki. Karena mengkritik dan mencaci maki itu adalah berbeda, yang

kedua, media sosial di Indonesia, terlalu banyak akun-akun anonim. Jadi orang

menggunakan akun-akun anonim, yang kemudian emang dilakukan untuk

melakukan social and political design terhadap kelompok lain atau tokoh yang

lain. Tapi dilakukan secara tidak jantan, tidak ksatria dengan menggunakan akun

anonim. Itu! Dua hal itu yang saya rasa tidak positif! Lihat saja kata-kata yang

kasar, dan penuh dengan cacimaki, itu banyak yang dilakukan oleh akun-akun

anonim. Nah, bahkan saya diberi tahu oleh beberapa orang. Akun-akun anonim itu

sebetulnya juga ada yang dimiliki orang-orang yang juga memiliki akun terus

terang. Jadi memiliki beberapa akun. Jadi ada yang akun secara terbuka menyebut

namanya, tapi disamping itu dia juga punya akun yang anonim. Ini kan

menunjukkan ada etikat yang tidak baik. Nah, dalam konteks dan perspektif

seperti itu, dengan dua cacat itu tadi. Yang pertama itu cacat cara berbahasa dalam

twitter yang sangat tidak ini, sangat tidak beradab, artinya memilih bahasanya itu

kasar. Dan yang kedua tradisi akun anonim, maka kepercayaan orang kepada

tokoh-tokoh dalam media sosial itu tidak seperti di tempat yang lain. Gitu loh!

Karena kan pendapat orang yang dilakukan oleh akun-akun anonim itu kan tentu

menimbulkan pertanyaan. Dan justru mengundang kecurigaan, karena itu tidak

bisa menjadi kekuatan untuk merubah, karena tidak bisa dipercaya! Itu omongan

siapa?! Orangnya seperti apa?! Orang mana?! Nah itu... Beda di Timur Tengah, di

Mesir! Itu akunnya terus terang semua dengan nama. Sehingga dengan

keterbukaan itu orang menulis itu dengan hati-hati, korek. Karena menyangkut

dengan reputasi dirinya. Tetapi kalau anonim, ya dia akan “semau gue”, semau-

maunya saja! Karena tidak ada orang yang tahu siapa dirinya. Sehingga dengan

demikian pendapat-pendapatnya dalam media sosial itu, ya tidak dapat

dipertanggungjawabkan! Lebih dari pada itu juga bagaimana mungkin orang akan

mau mengikuti pendapat-pendapat, meskipun banyak! Dan mayoritas, kalau

ternyata mayoritasnya itu adalah mayoritas dari akun-akun anonim. Itu... Jadi

media sosial di Indonesia tidak akan banyak membawa perubahan. Hanya akan

Page 110: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

menambah hiruk pikuknya dunia media sosial. Dan jangan-jangan hanya akan

menambah kebencian satu kelompok pada kelompok yang lain. Nah, maka, ya

media sosial itu ibarat pisau. Pisau itu bisa digunakan untuk mengerjakan hal-hal

yang baik dan bermanfaat. Tapi bisa juga digunakan untuk kejahatan. Tapi

melihat kecenderungan yang terjadi, kayaknya arahnya itu pada kejahatan.

Page 111: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

TESTIMONI AHMAD IMAM M RAIS

Mantan Staff Ahli Hajriyanto di DPR dan

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PPIPM)

Hajriyanto Y.Thohari dalam amatan saya selama berinteraksi merupakan

sosok politisi cum cerdik cendekia. Tidak banyak politisi yang memiliki keahlian

membuat suatu analisa mengenai suatu peristiwa--baik itu sosial, agama, budaya

dan politik--kemudian menuliskannya di tengah kesibukan. Mungkin karena

selalu mengikat suatu peristiwa ke dalam tulisan, ingatannya pun sangat kuat.

Pernah ia, sebagai wakil ketua MPR, memaksa dirinya tetap datang ke sebuah

seminar dengan tanpa bekal makalah. Ia hanya buat coret-coretan sedikit saat

sudah di depan forum. Selain itu, seringkali ia menulis sendiri makalah untuk

suatu seminar. Karena itu, ia sering begadang untuk menulis makalah untuk

seminar keesokan harinya.

Ia juga seorang maniak buku. Pernah suatu ketika saya mendampinginya

ke pameran buku di Istora Senayan. Dengan antusias, dikelilinginya setiap sudut

stand buku dan memborong setumpuk buku. Tak jarang ia sambil berdiskusi

dengan penjaga stand tentang sebuah buku membuat saya terkesima, koq beliau

ini tahu banyak mengenai buku-buku, dengan beragam topik dan bahasan.

Ia juga seorang yang memiliki kepedulian dan perhatian yang tinggi

kepada persoalan bangsa, umat, dan Muhammadiyah. Kepeduliannya itu selain ia

tuangkan lewat tulisan dan buku, adalah dengan secara aktif memberi masukan

dan kritik. Ia sangat kritis, bahkan kepada organisasi dan partai tempatnya

bernaung, Muhammadiyah dan Golkar. Ketika Muhammadiyag mengeluarkan

fatwa haram rokok, dengan sigap ia menuangkan kritiknya dalam bentuk artikel di

GATRA. Demikian pula ketika Golkar melenceng dari fatsoen politik Golkar atau

keluar dari aturan organisasi.

Page 112: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

TESTIMONI M. KHOIRUL MUTTAQIEN

Direktur Lembaga Zakat Infak dan Shadaqoh Muhammadiyah (LAZISMU)

Saya kenal Hajriyanto Dari Lingkungan Muhammadiyah. Beliau itu

seorang figur yang humoris tapi serius santri yang nasionalis, politisi yang

negarawan, multi-talent, intelektual moderat, cerdas, kritis, public speaker dan

memiliki radius pergaulan cukup luas. Beliau mampu menjalankan amanahnya

sebagai Wakil Ketua MPR-RI dengan baik.

Jika dilihat dari sisi politisi, tak ada yang meragukan kepiawaian dan

kematangan beliau sebagai seorang politisi. Bahkan beliau mampu menampilkan

diri sebagai politisi santri yang bersih, cerdas, intelek, nasionalis dan sering

memberi keberpihakan kepada daerah yang minim akses pembangunan,

khususnya wilayah timur Indonesia.

Dari bidang intelektual, kelebihan Mas HYT adalah mampu menuangkan

pikirannya dengan bahasa yang mudah dimengerti banyak orang, tidak kering dan

sering membincangkan pengalaman pribadi yang menarik atau temuan-temuan

yang jarang diangkat oleh media publik.

Sebagai seorang senior dan aktifis di Muhammadiyah beliau mampu

menempatkan diri sebagai seorang motivator dan inspirator. Pada tahun 2007,

beliau pernah berpesan pada saya, “Jadi anak muda itu ya sekali-kali harus nakal!”

Pesan ini banyak memotivasi saya untuk senantiasa memproduksi gagasan nakal

(tidak biasa), kreatif dan inovatif.

Keunggulan beliau adalah terus mendorong adik-adiknya di lingkugan

Muhammadiyah untuk terus sekolah dan memperluas pergaulan. Untuk

membesarkan LAZISMU, gagasan dan kerja saya banyak terispirasi oleh pesan

beliau tersebut.

Begitupun ketika menjadi sebagai Pejabat Publik (Wakil Ketua MPR RI).

Sebagai pejabat publik, beliau mampu menempatkan diri sebagai seorang politisi

yang bersih dan negarawan yang baik. Beliau juga tak pernah pensiun

mengkampanyekan pembangunan karakter bangsa melalui program 4 Pilar.

Page 113: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

DOKUMENTASI

Wawancara dengan mahasiswa UIN Jakarta

Sebagai Pembicara di Diskusi AMPG Partai Golkar

Page 114: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Aktivitas sebagai Ketua BPH Lazismu

Aktivitas sebagai Ketua BPH Lazismu

Page 115: PERFORMA KOMUNIKATIF HAJRIYANTO YASIN THOHARI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26746/1/SATRIA... · (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) dan melakukan

Aktivitas sebagai Wakil Ketua MPRI

Aktivitas sebagai Wakil Ketua MPRI