PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI...

123
PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN SPRITUALITAS KEDINAAN DALAM PELAYANAN SUSTER-SUSTER FRANSISKUS DINA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Hernawaty Matondang (Sr. Maria Gratiana SFD) NIM: 041124032 Oleh: Canro Pertini Sipayung NIM: 131124042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI...

Page 1: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11

SEBAGAI LANDASAN SPRITUALITAS KEDINAAN

DALAM PELAYANAN SUSTER-SUSTER FRANSISKUS DINA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Hernawaty Matondang

(Sr. Maria Gratiana SFD)

NIM: 041124032

Oleh:

Canro Pertini Sipayung

NIM: 131124042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

iv

P E R S E M B A H A N

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Kongregasi Suster Fransiskus Dina yang telah memberi kesempatan

untuk menimba ilmu di Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Universitas Sanata Dharma dan kepada seluruh anggota kongregasi yang

menghayati spritualitas kedinaan yang turut mendukung saya dengan doa, cinta,

dan perhatian khususnya selama menjalani dan menyelesaikan studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

v

M O T T O

Bergembira dalam Kesederhanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-

11 SEBAGAI LANDASAN SPRITUALITAS KEDINAAN DALAM

PELAYANAN SUSTER-SUSTER FRANSISKUS DINA. Berangkat dari

kerinduan para religius yang ingin meneladan Yesus secara sempurna, penulis

yang adalah Biarawati dari Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina ingin

memperdalam dan memperkaya spritualitas kedinaan dengan insight-insight baru

yang diperoleh dari studi tentang perendahan diri Yesus di Flp 2:1-11.

Dalam skripsi ini didalami makna perendahan diri Yesus. Dia yang adalah

Putera Allah merendahkan diri serendah-rendahnya dengan melepaskan status

keilahian-Nya dan turun menjadi manusia, mengambil rupa hamba dan taat

sampai mati sampai mati di kayu salib. Yesus melakukan semua ini dalam

ketaatan-Nya kepada Bapa dan karena rasa tanggungjawab-Nya terhadap

keselamatan manusia. Kedinaan yang dihayati oleh para suster SFD adalah

menyadari bahwa semua milik Allah. Manusia hanya mampu mengakui diri

sebagai yang terbatas, rapuh dan kecil, meski demikian tetap optimis,

berpengharapan dan yakin akan kekayaan dan kebaikan Allah. Kedinaan dalam

pelayanan diwujudkan dengan hidup sederhana, rendah hati, jujur, tidak sombong,

rela menjadi hamba, siap ditegur, taat dengan penuh hormat dan mengakui

kesalahan dengan rendah hati serta melakukan pertobatan dengan senang hati.

Pendalaman kedua pokok pembahasan tersebut membawa penulis pada

upaya untuk menganalisis unsur-unsur yang terkadung di dalamnya untuk

menampilkan komparasi antara perendahan diri Yesus dalam Filipi dan kedinaan

dalam pelayanan Suster Fransiskus Dina. Lima unsur penting dari perendahan diri

Yesus yang dianalisa adalah ketaatan kepada Allah, berpusat pada Kristus, hidup

miskin, hidup dalam kesatuan, tanggung jawab pada sesama. Point-point ini telah

dan terus diperjuangkan oleh suster SFD dalam arah untuk menjadikan

perendahan diri Yesus sebagai landasan spiritualitas pelayanan.

Dalam skripsi ini penulis menawarkan usulan kepada kongregasi untuk

memaknai kedinaan secara lebih mendalam. Kedinaan yang dihayati oleh

kongregasi akan lebih bermanfaat apabila bersifat eksternal, tidak dihayati dalam

batas-batas lingkup kongregasi saja tetapi demi pelayanan banyak orang seperti

yang diteladankan Yesus melalui perendahan diri-Nya yaitu demi keselamatan

banyak orang. Jadi nilai-nilai yang terkandung dalam kedinaan tidak hanya

berlaku untuk lingkup anggota kongregasi saja tetapi meluas ke seluruh karya

pelayanan yang dikelola SFD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is THE HUMILITY OF JESUS IN PHILIPPIANS

2:1-11 AS THE CONTEMPT SPIRTUALITY UNDERLYING THE MISSIONS OF

SISTERS OF MINOR FRANCIS . Departed from the longing of the religious

figures who attempt to follow Jesus wholly, the writer (a nun of Sisters of Minor

Francis ) intended to probe and enrich the contempt spirituality with the new

insights derived from the studies of self-immersion of Jesus Christ in Phil 2:1-11.

This thesis deeply explores the meaning of Jesus’ humility. He is the Son of

God who humbles himself to the lowest by detaching His divinity and descending

into a man, living as a servant, and staying devout until His passing at the Cross.

Jesus has comitted His life to showing His compliance to God and the Salvation.

The contempt lived by the Sisters of Minor Francis is to fully realize that God

owns everything. Humans are only able to acknowledge themselves as limited,

vulnerable, and small. Nevertheless, they remain optimistic, hopeful, and certain

of God’s blessings and virtue. The contempt underlying the missionss are

immersed in simplicity, humility, honesty, friendliness, willingness to serve,

acceptance towards reprimands, total devotion, owning up, and sincere

repentance.

The comprehension on those two subject matters has triggered the writer

to analyze the constituent points, in order to compare the humility of Jesus in

Phillipi and the contempt within the missions of the Sisters of Minor Francis . The

five main points from the humility of God are the devotion to God which centers

on Jesus Christ, living in poverty, living in unity, the responsibility to others.

These points have been constantly strived by the Sisters of Minor Francis in the

direction of making the humility of Jesus as the spirituality of the mission.

In this thesis, the writer suggests the congregation interpret the contempt

spirituality more deeply. The contempt lived by the congregation will be beneficial

if it is external and is not acknowledged within the boundaries of the congregation

itself. In fact, it should be held accountable of the ministry in the way Jesus

exemplies Himself through His humility for the Salvation. Hence, the values of

contempt do not merely apply to the members of the congregation but expand

through the missions conducted by the congregation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan yang Mahatinggi Mahakuasa

dan Mahaluhur karena kasihNya yang amat besar, telah mendampingi,

membimbing, dan menerangi hati, budi dan pikiran penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM

FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN SPRITUALITAS KEDINAAN DALAM

PELAYANAN SUSTER-SUSTER FRANSISKUS DINA.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah dan sumbangan terhadap para

pembaca, khususnya para suster SFD yang menghayati spritualitas kedinaan. Oleh

sebab itu penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan dalam

meningkatkan pelayanan Suster SFD dalam semangat perendahan diri.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak,

yang dengan kesetiaan, kesabaran, dan penuh kasih mendukung penulis melalui

doa, pemberian motivasi, dan sumbangan ide-ide yang baik. Pada kesempatan ini

penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. St. Eko Riyadi Pr, selaku dosen pembimbing utama, yang telah

memberikan perhatian, meluangkan waktu, mendampingi, membimbing

penulis dengan penuh kesabaran, memberi semangat, masukan dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. F.X.Heryatno W.W, S.J. M.Ed., selaku dosen penguji II sekaligus DPA

yang terus-menerus mendampingi, mendukung, membimbing dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

xi

memberikan dorongan kepada penulis selama menempuh studi di PAK ini,

dan dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

3. M.Arya Seta S.Pd,M.Theo, selaku dosen penguji III yang telah memberi

dukungan kepada penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

4. Segenap Staf Dosen Prodi PAK Sanata Darma, yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini.

5. Sr. Imelda SFD, selaku Ministra Umum beserta para Dewan Pimpinan

Kongregasi SFD yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

membekali diri dengan menempuh studi di prodi PAK, Universitas Sanata

Darma.

6. Para saudariku komunitas Fonte Colombo dan Ganesa (Sr. Filomena SFD, Sr.

Sophia SFD, Sr. Giovani SFD, Sr. Yoela SFD, Sr. Patrisia SFD, Sr. Stefani

SFD, Sr. Lidyanes SFD, Sr. Calixta SFD dan Sr. Eufrasia SFD) dan semua

suster yang pernah tinggal bersama selama studi di Yogyakarta yang telah

banyak memberikan dukungan, perhatian, dan fasilitas selama menempuh

studi.

7. Para suster tim spritualitas Kongregasi SFD yang memberikan perhatian dan

masukan kepada penulis untuk memperkaya skripsi ini.

8. Teman-teman angkatan 2013 yang telah memberikan perhatian, dukungan dan

bantuan kepada penulis dalam studi dan atas kerjasama yang baik selama

perjalanan studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

xii

9. Bapak, ibu dan saudari-saudariku yang dengan setia memberikan perhatian

dan semangat selama penulis menempuh studi di Yogyakarta ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu, yang selama ini

dengan tulus telah mendukung penulis dalam studi dan dalam penyusunan

skripsi ini.

Semoga Tuhan yang Mahakasih membalas budi baik mereka semua

dengan berkat melimpah. Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya para Suster SFD dalam

menghayati spritualitas kedinaan.

Yogyakarta, 24 Juli 2017

Penulis

Canro Pertini Sipayung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 3

E. Metode Penulisan .............................................................................. 3

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 4

BAB II. MAKNA PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 ... 6

A. Konteks Penulisan Surat Filipi 2:1-11 .............................................. 6

1. Kota Filipi ................................................................................... 7

2. Paulus dan Jemaat ....................................................................... 8

3. Keadaan Umat ............................................................................. 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

xiv

B. Struktur Penulisan Filipi 2:1-11 ........................................................ 10

1. Nasehat untuk Bersatu dan Merendahkan Diri (Ayat 1-4).......... 11

2. Himne Kenosis (Ayat 5-11) ........................................................ 16

C. Perendahan Diri Yesus dalam Filipi 2:1-11 ...................................... 27

D. Menjadi Hamba dan Taat Sampai Mati ............................................ 29

BAB III. PENGHAYATAN SEMANGAT PERENDAHAN DIRI DALAM

PELAYANAN SUSTER-SUSTER SFD ........................................ 31

A. Sejarah Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina............................ 31

B. Spritualitas Kedinaan ......................................................................... 37

1. Allah yang Dina dalam Semangat Fransiskan ............................ 37

2. Kedinaan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina ...... 39

a. Percaya pada Penyelenggaraan Ilahi ...................................... 42

b. Cinta Kasih sebagai Dasar Penopang Bangunan ................... 44

c. Pertobatan Terus Menerus (Peniten Rekolek)........................ 45

d. Kemurnian Hati, Kemiskinan Roh dan Mati Raga ................ 47

e. Semangat Doa dan Sikap Lepas Bebas .................................. 50

C. Karya Pelayanan SFD dan Nilai-nilai Rohani yang dikembangkan .. 52

1. Pengertian Pelayanan .................................................................. 52

2. Karya Pelayanan SFD di Masa Sekarang ................................... 54

a. Karya Pelayanan di Bidang Pendidikan ................................. 54

b. Karya Pelayanan di Bidang Kesehatan .................................. 55

c. Karya Pelayanan di Asrama ................................................... 56

d. Karya Pelayanan yang lain ..................................................... 57

3. Nilai-nilai Rohani dalam Karya Kongregasi SFD dan Filosofinya 58

a. Huruf S, adalah Semangat ...................................................... 58

b. Huruf F, adalah Fraternitas ................................................... 59

c. Huruf D, adalah Dina ............................................................. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

xv

BAB IV. PERENDAHAN DIRI DALAM KEDINAAN ................................ 64

A. Ketaatan kepada Allah ...................................................................... 65

B. Berpusat pada Kristus ....................................................................... 70

C. Miskin ............................................................................................... 76

D. Hidup dalam Kesatuan ...................................................................... 81

E. Tanggungjawab ................................................................................. 88

F. Refleksi Kateketis ............................................................................. 92

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 97

A. Kesimpulan ...................................................................................... 97

B. Saran .................................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan dalam Penulisan

SFD : Suster-suster Fransiskus Dina

Flp : Filipi

Art : Artikel

Kis : Kisah Para Rasul

Tes : Tesalonika

Bdk : Bandingkan

Yoh : Yohanes

Mat : Matius

Ibr : Ibrani

Luk : Lukas

Kor : Korintus

Ef : Efesus

Rom : Roma

Kel : Keluaran

Yes : Yesaya

SPPK SFD : Sejarah Para Pendahulu Kongregasi SFD

PPP SFD : Pedoman Pembinaan dan Pendidikan SFD

Pth : Petuah Santo Fransiskus

SurOr : Surat Fransiskus kepada Ordo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

xvii

Was : Wasiat Santo Fransiskus

Sta : Satuta Kongregasi SFD

Kons : Konstitusi Kongregasi SFD

SHT : Sebuah Harta Tersembunyi

AD : Anggaran Dasar

Kap : Kapitel

MYY : Muder Yohana Yesus

PK : Pedoman Karya

LPJ : Laporan Pertanggungjawaban

DPU : Dewan Pimpinan Umum

Ul : Ulangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kaum religius berusaha mengikuti Yesus Kristus dan berusaha hidup seperti

Yesus Kristus dengan meneladan seluruh hidup-Nya. Salah satu teladan hidup yang

diberikan Yesus yakni Ia merendahkan diri dengan rela menghampakan diri-Nya

sebagai manusia biasa. Yesus yang adalah Putera Allah menjadi serupa dengan

manusia. Yesus rela menghamba menjadi saudara yang paling rendah dan hina di

hadapan manusia (Flp 2: 4-11).

Konstitusi SFD Bab II Art 13 menyatakan:

“Suster-suster Fransiskus Dina harus hidup seturut teladan Yesus Kristus,

Putera Allah yang mengambil rupa seorang hamba. Ia datang bukan untuk

dilayani, tetapi untuk melayani dan memberi hidup-Nya demi keselamatan

semua orang. Kita ingin menjadi serupa dengan Dia maka jangan ingin

menjadi besar, tetapi sebagai orang kecil dan hina dina, berusaha melayani

semua orang, terlebih mereka yang menderita kesusahan dan kekurangan, pun

juga orang yang teraniaya. Sebab itu hendaknya kita senang hati menempuh

hidup sebagai saudara di tengah-tengah orang miskin, dan rela mengambil

bagian dalam kesukaran dan kerendahan mereka”.

Penulis tertarik untuk mendalami makna perendahan diri Yesus karena Ia

pribadi luar biasa. Ia Mahakuasa dan memiliki segala-galanya tetapi Ia tinggalkan

demi sesuatu yang lebih bernilai yaitu keselamatan manusia. Penulis ingin menggali

makna perendahan diri Yesus ini untuk memperkaya spritualitas kedinaan dalam

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

2

Maka sebagai anggota kongregasi penulis ingin menggali dan memperdalam

makna perendahan diri Yesus untuk dapat mengispirasi dan membantu para suster

SFD untuk mengenal dan menghidupi jati dirinya sebagai saudari dina, hamba Allah,

dan dapat mewujudkan perendahan diri dalam perkataan maupun tidakan yang nyata

dalam pelayanan sehari-hari. Kiranya melalui skripsi ini, para pembaca khususnya

Suster-suster Fransiskus Dina dapat memahami jati dirinya. Tujuan ini mendorong

penulis untuk memilih judul: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI

2:1-11 SEBAGAI LANDASAN SPIRITUALITAS KEDINAAN DALAM

PELAYANAN SUSTER-SUSTER FRANSISKUS DINA.

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan antara lain :

1. Apa makna perendahan diri Yesus dalam Filipi 2:1-11?

2. Bagaimana semangat perendahan diri dihayati dalam pelayanan Suster-suster

SFD?

3. Apa unsur-unsur perendahan diri Yesus yang memperkaya spritualitas

kedinaan dalam pelayanan Suster-suster SFD?

C. Tujuan Penulisan

1. Menggali makna perendahan diri Yesus dalam Filipi 2:1-11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

3

2. Menemukan gambaran tentang penghayatan semangat perendahan diri dalam

pelayanan para suster SFD

3. Menemukan unsur-unsur refleksi tentang perendahan diri Yesus untuk

memperkaya spiritualitas kedinaan dalam pelayanan suster-suster SFD.

D. Manfaat Penulisan

1. Supaya Para suster SFD dapat mendalami dan menghayati semangat kedinaan

dalam pelayanan sehari-hari sesuai dengan teladan Yesus Kristus.

2. Supaya Para suster SFD dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang semakin

berlandaskan pada hidup Yesus yang merendahkan diri.

E. Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini menggunakan metode studi pustaka. Langkah

pertama yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan semua sumber informasi

yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas. Langkah kedua yaitu membahas

tema-tema berdasarkan sumber-sumber pustaka yang telah tersedia dan langkah

ketiga adalah menyusun sintesa gagasan dan usulan-usulan lanjut untuk menjadikan

perendahan diri Yesus sebagai landasan spritualitas kedinaan SFD. Hal ini

merupakan upaya untuk menyumbangkan wawasan penting tentang perendahan diri

Yesus, sesuai dengan semangat kedinaan yang menjadi ciri khas atau jati diri para

suster SFD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

4

F. Sistematika Penulisan

Judul skripsi yang dipilih oleh penulis adalah: Perendahan Diri Yesus

dalam Filipi 2:1-11 Sebagai Landasan Spritualitas Kedinaan dalam Pelayanan

Suster-suster Fransiskus Dina.

Secara garis besar, skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang dikembangkan

sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan: terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan

permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

Bab II menyajikan informasi-informasi dasar tentang surat Paulus kepada

jemaat di Filipi yang mencakup latar belakang penulisan, struktur surat kepada

Jemaat Filipi. Secara khusus bab II ini akan menafsirkan teks Filipi 2:1-11 dengan

memfokuskan diri pada gagasan tentang perendahan diri Yesus.

Bab III menyajikan panorama pelayanan SFD di berbagai bidang pelayanan

dalam upaya mewujudkan semangat perendahan diri dalam kedinaan dan kaidah-

kaidah yang menjadi pedoman hidup dan pelayanan para suster SFD dalam hal

kedinaan serta penghayatan kedinaan dalam pelayanan SFD.

Bab IV akan menyajikan sintesis pembahasan dalam skripsi tentang unsur-

unsur perendahan diri Yesus yang paralel dan sekaligus memperkaya spritualitas

kedinaan dalam pelayanan suster-suster SFD.

Bab V merupakan penutup, yang menguraikan rangkuman, kesimpulan dan

refleksi kateketis penulis tentang skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

5

BAB II

MAKNA PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11

Pada bab sebelumnya, penulis telah menampilkan latar belakang penulisan

skripsi yang menjadi acuan penulisan skripsi ini. Pada Bab II ini, penulis akan

menguraikan makna perendahan diri Yesus dalam Filipi 2:1-11. Pembahasan dimulai

dengan konteks penulisan surat Filipi, struktur surat Filipi sampai makna perendahan

diri Yesus dalam Filipi 2:1-11.

A. Konteks Penulisan Surat Filipi 2:1-11

Surat Paulus kepada jemaat Filipi kerap disebut sebagai surat dari penjara

karena ditulis oleh Rasul Paulus saat ia berada dalam penjara. Pada dasarnya, surat

ini berisi ungkapan terima kasih dari Paulus kepada jemaat Filipi yang telah

mengirimnya uang untuk mendukung kegiatan misinya (Archtemeier, 2001: 391).

Dari segi alur cerita, penulisan Filipi 2:1-11 merupakan suatu rangkaian

penjelasan yang diawali dari 1:27 dan berakhir pada 2:18. Isi umumnya ialah nasihat-

nasihat mengenai hidup dan persekutuan kristiani. Melalui surat ini, ada hal penting

mengenai hidup orang Kristen Filipi untuk dibicarakan, yakni adanya bahaya

perpecahan di antara mereka. Oleh karena itu, Paulus ingin memperingatkan mereka

untuk hidup, berbuat dan bersaksi dalam kesatuan Roh (BPK Gunung Mulia,

Tafsiran Alkitab,1979: 635).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

6

Paulus meneguhkan mereka bahwa panggilan menjadi Kristen merupakan

sebuah hak istimewa, tetapi hak istimewa itu tidak melepaskan mereka dari

penderitaan. Hak istimewa tersebut membuat mereka sanggup menanggung

penderitaan dengan keberanian. Dalam penderitaan-penderitaan dan setiap segi hidup

sehari-hari, mereka dinasihati untuk bersatu. Paulus menegaskan bahwa

kesombongan hanya akan menghambat kesatuan dan persekutuan yang harus mereka

perlihatkan. Paulus dalam tulisannya mengatakan bahwa satu-satunya obat terhadap

keegoisan adalah terus-menerus memandang Kristus, sehingga cara berpikir dan cara

bertindak Kristus menjadi teladan bagi mereka. Yesus adalah teladan sekaligus

Juruselamat. Keselamatan yang berasal dari Dia harus terungkap dalam hidup yang

taat, hidup yang bersinar bagaikan terang dalam dunia. Dan pada hari Kristus, hidup

yang demikian itu tidak akan dianggap sebagai kerugian (BPK Gunung Mulia,

Tafsiran Alkitab, 1979: 642).

1. Kota Filipi

Dalam Kisah Para Rasul 16:12 disebutkan bahwa Filipi merupakan kota

utama di Makedonia, sebuah kota perantauan orang-orang Roma. Kota ini dibangun

untuk menampung para veteran perang dan kemudian orang-orang buangan yang

kalah perang (Groenen, 1993: 254). Gaya kota dan pemerintahannya meniru model

kota Roma. Penduduknya juga menganggap diri mereka sebagai orang Roma dan

membanggakan hak dan lembaga-lembaga bangsa Roma. Bahasa resmi yang

digunakan ialah Latin dan bahasa percakapan sehari-hari ialah bahasa Yunani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

7

(Sidlow, 2002: 116). Dengan situasi demikian, kota Filipi kerap juga disebut sebagai

“Roma Kecil”.

Hidup keagamaan di kota ini cukup hangat dan juga majemuk. Penduduknya

juga kerap mencampuradukkan berbagai ajaran agama dan pemujaan para dewa.

Selain agama resmi Roma, agama setempat juga diterima di samping agama-agama

yang diadopsi dari Mesir (Sidlow, 2002: 225). Dengan kata lain, penduduk Filipi

cukup terbuka dan toleran terhadap suatu pengajaran baru.

2. Paulus dan Jemaat

Jemaat Filipi menerima pewartaan Injil dari pengajaran Paulus dan Silas dan

juga orang-orang lain dalam perjalanan penginjilan yang kedua (bdk. Kis. 16:11-40).

Paulus harus meninggalkan kota itu karena dianiaya (bdk. 1 Tes. 2:2). Sekalipun

demikian, hubungan Paulus dengan jemaat Filipi tetap terjalin dengan baik dan

penuh keramahan. Hal ini tampak ketika jemaat mengirimkan bantuan keuangan

kepada Paulus sebanyak dua kali ketika Paulus berada di Tesalonika yang

dikirimkannya untuk membantu jemaat Kristen miskin di Yerusalem. Bantuan

keuangan ini mengindikasikan kemampuan ekonomi yang cukup baik dari jemaat

Filipi (Groenen, 1993: 256).

Dalam pengajaran, Paulus pun senantiasa memantau perkembangan jemaat

sehingga ia mengetahui apa yang sedang dialami dan dihadapi oleh jemaat Filipi.

Oleh karena itu, ia menulis sebuah surat sebagai surat persahabatan yang berisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

8

tentang penggembalaan (nasihat moral) bagi jemaat yang sedang menghadapi

berbagai masalah.

3. Keadaan Umat

Dari segi akar permasalahan yang sedang dihadapi, yaitu masalah

perpecahan, dapat diperkirakan bahwa hal itu berasal dari dalam komunitas itu

sendiri dan juga dari adanya musuh-musuh dari luar (Kuo-Yu Tsui, 2006: 314).

Masalah dari dalam timbul karena adanya sikap egois dari sebagian anggota jemaat,

yaitu kelompok Yahudi-Kristen yang masih menekankan sunat dan Taurat, serta

dengan kelompok Libertinis (William, 1994: 65-66) yang serba ingin bebas, tanpa

perlu ikut aturan. Sementara masalah dari luar tampaknya berkaitan dengan

kelompok Yahudi non-Kristen dan kelompok Gnostik yang juga mulai tumbuh pada

waktu itu (bdk. Flp 3:2-4) (William, 1995: 65-66). Dalam hal ini, lawan yang

dihadapi jemaat Filipi adalah orang Kristen Yahudi dan guru-guru palsu, termasuk

para penginjil gnostik Kristen (Ralph & Gerald, 2004).

Persoalan lain yang dihadapi jemaat Filipi adalah pergulatan untuk tetap

memiliki ciri khas sebagai orang Kristen yang berbeda dengan masyarakat Roma

kecil tersebut. Di tengah masyarakat Filipi berkembang budaya cursus honorum,

yaitu mengukur kehormatan melalui meningkatnya status sosial dan kedudukan

seseorang di tengah masyarakat karena prestasi yang dilakukannya serta karena

pengakuan yang berasal dari pemerintah (Hellerman, 2005: 1-2). Dengan demikian,

orang berlomba-lomba untuk lebih unggul dibandingkan yang lain supaya dihormati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

9

dan dipandang oleh sesamanya. Budaya semacam ini pun ternyata mulai terindikasi

muncul di kalangan jemaat Filipi dengan menganggap diri mereka lebih utama

(hebat) dibandingkan yang lain dan mereka lebih memperhatikan kepentingan diri

sendiri dibandingkan kepentingan sesamanya. Untuk alasan inilah, Paulus

mengingatkan mereka dengan mengutip himne Kristus (Flp 2:6-11) yakni untuk

meneladan Kristus yang justru melakukan hal sebaliknya, menurunkan status dan

kedudukan-Nya demi kebaikan dan kepentingan sesama (cursus pudorum).

Gambaran semacam ini juga dimaksudkan Paulus untuk mendorong jemaat Filipi

yang memiliki kedudukan dan status terhormat di tengah masyarakat untuk

menggunakannya bukan untuk mencari kemuliaan pribadi, tetapi bersedia

merendahkan diri untuk melayani yang lain (Hellerman, 2005 : 2).

B. Struktur Filipi 2:1-11

Surat kepada jemaat di Filipi (secara keseluruhan) tampak sebagai sebuah

percakapan atau obrolan, layaknya sebuah percakapan informal seseorang dengan

sahabatnya. Surat ini tampak begitu sistematis dan terstruktur sebagai sebuah surat

yang utuh (Ralph & Gerald, 1999: 38). Dengan memperhatikan ciri-ciri persahabatan

ini, Filipi 2:1-11 dapat dibagi menjadi dua bagian besar: ayat 1-4 sebagai nasihat

untuk bersatu dan merendahkan diri serta ayat 5-11 sebagai pemaparan tentang

teladan Kristus (Gordon, 1999: 38).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

10

1. Nasihat untuk Bersatu dan Merendahkan Diri (Ayat 1-4)

Nasihat untuk bersatu dan merendahkan diri yang hendak diungkapkan

Paulus dalam perikop ini merupakan suatu rangkaian nasihat untuk bersatu yang

telah dimulainya dari 1:27 sampai 2:18. Nasihat ini dimaksudkan untuk melawan

cursus honorum yang dapat merusak keutuhan jemaat. Surat ini juga berisi

penghiburan yang ditujukan kepada jemaat yang sedang berjuang (Abineno, 1989:

48). Misalnya, dalam ayat 1, Paulus menyebut empat nasihat dalam Kristus:

penghiburan kasih, persekutuan roh, kasih-mesra, dan belas kasihan. Tampaknya,

empat hal ini bukanlah nasihat biasa seperti yang biasa dikenal dalam pergaulan

sehari-hari. Nasihat dalam Kristus ini merupakan nasihat yang berpangkal di dalam

dan yang dikuduskan oleh Dia, nasihat yang berlangsung di dalam persekutuan-Nya

antara anggota jemaat yang satu dengan anggota jemaat yang lain, suatu nasihat yang

ditata oleh kasih-Nya.

Pribadi Kristus menjiwai empat nasihat tersebut. Misalnya, nasihat

penghiburan kasih yang dimaksudkan oleh Paulus ialah penghiburan yang didorong

dan yang dikuasai oleh kasih Kristus seperti yang terdapat dalam jemaat-Nya

(Abineno, 1989: 48). Dengan ini, Paulus ingin menekankan bahwa dalam

pergumulan dan penderitaan yang sedang dihadapi, jemaat senantiasa menerima

penghiburan di dalam Kristus. Walaupun tidak disebutkan secara jelas kasih dari

siapa yang memberi penghiburan bagi jemaat (bisa saja kasih Kristus atau pun

Paulus sendiri), tetapi dalam tradisi Perjanjian Lama, ‘kasih’ selalu dikaitkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

11

kasih Allah (Gordon, 1995: 181). Kasih karunia itulah yang memberikan

penghiburan bagi jemaat di tengah pergumulan dan penderitaan yang mereka alami

karena percaya kepada Kristus.

Setelah berbicara tentang penghiburan dan kasih Allah, Paulus menyebutkan

Persekutuan Roh (koinonia) yaitu persekutuan yang diciptakan oleh Roh Kudus,

persekutuan di mana anggota-anggotanya hidup dari dan dipimpin oleh Roh itu.

Persekutuan yang dimaksud ialah sebuah keadaan memiliki sesuatu bersama-sama

orang lain. Dengan kata lain, kata ini juga bermakna partisipasi, perkumpulan atau

persahabatan. Persekutuan berarti berbagi sesuatu atau berpartisipasi bersama dengan

orang lain dalam suasana persahabatan, dan hal ini terjadi dalam jemaat oleh karena

pekerjaan Roh (James, 2007: 100).

Selanjutnya, Paulus menyebutkan kasih-mesra (splangcha) dan belas kasihan

(oiktirmoi). Sebenarnya kedua kata ini memiliki kesamaan makna yang

mengungkapkan kasih yang sedalam-dalamnya dan semesra-mesranya (affection dan

compassion) (Ralph & Gerald, 2004: 85). Yang dimaksud oleh Paulus ialah kasih

mesra dan belas kasihan yang juga berakar dalam Kristus bagi jemaat Filipi yang

kemudian menjadi kebajikan yang diterapkan di antara mereka.

Keempat nasihat yang disebutkan oleh Paulus bertujuan untuk

menggambarkan berkat-berkat yang dialami oleh jemaat Filipi dan oleh dirinya

sendiri karena komitmen mereka untuk hidup dalam Kristus (Fowl, 1999: 79). Oleh

karena itu, sekalipun ada penderitaan yang dialami oleh jemaat oleh karena iman

mereka kepada Kristus (bdk. Flp 1:29-30), hidup di dalam Krisus juga dipenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

12

dengan kebijakan-kebijakan dari Tuhan. Itulah sebabnya mereka diminta untuk tetap

teguh di dalam Kristus dan dalam ayat 2 Paulus mengatakan, “karena itu

sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu

kasih, satu jiwa, satu tujuan”.

Nasihat Paulus ini dimulai dengan sebuah permintaan, sempurnakanlah

sukacitaku. Hal ini hendak menunjukkan bahwa Paulus sebenarnya sudah

bersukacita (Flp 1:4), tetapi sukacitanya tersebut dapat menjadi lebih besar lagi, dan

hal itu akan terjadi jikalau jemaat-jemaatnya melakukan apa yang ia minta kepada

mereka, jemaat yang sudah mendapat nasihat di dalam Kristus, penghiburan kasih

dari Allah, menikmati persekutuan dengan yang lain yang dikerjakan oleh Roh dan

mengalami kasih sayang dan belas kasih Tuhan. Mereka diminta untuk memenuhi

permintaan Paulus dengan sukacita lewat beberapa hal dalam ayat 2. Namun,

permintaan ini tidaklah sama dengan perintah seorang komandan pasukan kepada

pasukannya agar melakukan perintahnya. Permintaan ini lebih bersifat arahan atau

petunjuk dari seorang Kristen kepada sahabat-sahabat kristianinya (Fowl, 1999: 79).

Hal pertama yang dimintanya ialah supaya mereka sehati-sepikir, meskipun

bagaimana cara untuk melakukan dan mengusahakannya tidak disebutkan secara

eksplisit. Hal ini bisa bergantung dari sifat masing-masing jemaat dan dari karunia

(charisma) yang mereka peroleh dari Kristus dan hal itu berbeda-beda. Akan tetapi,

meskipun dengan cara yang berbeda-beda, namun dasarnya tetap sama, yakni kasih

Kristus. Lebih dari sehati-sepikir (Nelson: 2004: 86), Paulus juga menghendaki

supaya pikiran dan perasaan mereka bukan saja memiliki dasar yang sama, tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

13

juga harus berlangsung dalam satu kasih dan satu jiwa (Flp 2:2). Dengan demikian,

mereka hendaknya dipenuhi dengan dan dipimpin oleh perasaan, pikiran, keinginan,

dorongan, kasih yang sama dengan satu tujuan. Satu tujuan berarti bahwa pikiran dan

perasaan mereka harus ditujukan kepada dasar yang sama, yang benar-benar

mempunyai nilai dan arti yang mendasar, yaitu kasih Kristus (Abineno, 1989: 50).

Ide kesatuan yang disampaikan berulang-ulang ini dimaksudkan untuk

mengalahkan sifat egosentris yang selama ini yang membuat diri dan pemikiran

sendiri sebagai yang utama. Demikianlah Paulus menyatakan bahwa sukacitnya akan

menjadi sempurna bila jemaat Filipi melakukan hal-hal tersebut.

Di ayat 3, Paulus kembali melanjutkan nasihatnya dengan mengemukakan

apa yang tidak boleh ada pada mereka yakni “tidak mencari kepentingan sendiri atau

puji-pujian yang sia-sia; sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang

menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri”. Dengan ini, Paulus

menegaskan bahwa mereka tidak boleh mengerjakan sesuatu pun dengan maksud

untuk mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Hal itu tidak sesuai

dengan panggilan mereka sebagai pengikut Kristus. Paulus menegaskan sebaliknya,

dengan rendah hati seorang harus menganggap yang lain lebih utama dari pada

dirinya sendiri (tidak bersaing).

Paulus menekankan sikap rendah hati bagi para jemaatnya, tidak bersikap

egois, dan mementingkan dirinya sendiri. Egoisme dipandang sebagai sikap yang

tidak membangun tetapi merusak dan memecah belah. Dari egoisme muncul rupa-

rupa perselisihan dan kedengkian. Oleh karena itu, Paulus menasihatkan supaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

14

mereka menjauhkan diri dari sikap tersebut. Sebagai anggota jemaat Kristus, mereka

haruslah hidup dari anugerah Allah, merendahkan diri dan masing-masing

menganggap yang lain lebih utama dari diri sendiri (Abineno, 1989: 51). Inilah

kekuatan komunitas Kristen yang bergantung pada kerendahan hati dari semua

anggotanya. Ketika orang pada umumnya hanya memperhitungkan dirinya sendiri

dan segala kepentingannya, jemaat Filipi diminta untuk memperhitungkan

kepentingan dan kebutuhan orang lain lebih dari kebutuhan pribadi. Masalah

pertikaian yang dapat memicu perpecahan akan berakhir bila jemaat lebih

menghormati satu sama lain dan memperhitungkan sesamanya (Ralph & Gerald,

2004: 88). Hal semacam inilah yang dimaksudkan oleh Paulus membutuhkan

kerendahan hati.

Kerendahan hati yang dimaksudkan oleh Paulus cukup konkret, nyata dalam

hidup pergaulan, pikiran, perasaan, harapan, dan dalam hubungan dengan yang lain.

Paulus ingin menekankan bahwa semua anggota jemaat sama di hadapan Tuhan, dan

oleh karena itu tidak boleh ada pembedaan di antara mereka. Setiap anggota berhak

atas pelayanan dan rasa hormat dari anggota yang lain, bukan karena nilai atau

kualitasnya, tetapi berdasarkan karunia yang ia terima dari Kristus (Abineno,

1989:51). Dengan pemaknaan semacam ini, menganggap orang lain lebih utama dari

sendiri dapat dilakukan bukan karena paksaan, namun karena kesadaran untuk

memenuhi tanggung-jawab dalam relasi dengan yang lain.

Di ayat 4, Paulus melanjutkan nasihat untuk melakukan hal-hal positif dalam

membangun kesatuan di tengah hidup bersama orang lain, sesuatu yang sebelumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

15

telah disampaikan di ayat 3, “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan

kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”. Mereka yang Paulus

nasihati (tampaknya) ialah orang-orang yang hanya memperhatikan kepentingan diri

sendiri. Sikap ini tentunya keliru. Oleh karena itu, Paulus melarangnya. Ia menuntut

supaya mereka berbuat sebaliknya, bukan demi kepentingan sendiri tetapi

kepentingan orang lain yang harus mereka perhatikan. Kepentingan pribadi sama

sekali tidak boleh menjadi tujuan usaha dan pekerjaan anggota jemaat. Kepentingan

orang lain juga harus diperhatikan.

Tuntutan kerendahan hati baru terpenuhi kalau anggota-anggota jemaat tidak

melayani diri sendiri saja, tetapi juga orang lain (Abineno, 1989:52). Dalam hal ini,

kepentingan diri tidaklah disingkirkan atau dipadamkan. Nasihat untuk

memperhatikan yang lain menjadi sejalan dengan perintah untuk mengasihi sesama

seperti diri sendiri. Kasih kepada sesama tidak menghilangkan kasih kepada diri

sendiri. Keduanya dijalani bersama. Demikianlah jemaat Filipi diminta agar dalam

hidup bersama mereka sungguh-sungguh memilih untuk mengutamakan dan

memperhatikan kepentingan sesama di atas kepentingan diri sendiri sehingga

keutuhan sebagai jemaat bisa terjaga.

2. Himne Kenosis (Ayat 5-11)

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Paulus menasihatkan anggota-anggota jemaat

Filipi supaya tidak angkuh dan hanya mencari kepentingan mereka saja, tetapi

sebaliknya supaya mereka bersatu, merendahkan diri dan melayani satu sama lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

16

dalam kasih. Hal ini dilanjutkan di ayat 5 dengan penekanan untuk meneladani

Kristus. Itulah tugas mereka. Kristus telah memilih dan mengumpulkan mereka di

dalam jemaat-Nya dan Ia mau supaya mereka saling melayani. Pelayanan itu sendiri

merupakan pola hidup Kristus sendiri. Untuk menjelaskan hal ini, Paulus memakai

suatu himne yang sangat dalam maknanya tentang Kristus (Flp 2:6-11). Kristus

menjadi model utama bagi setiap orang Kristen dalam hidup bersama dan berelasi

dengan orang lain (Nelson, 2004: 102).

Paulus menggunakan potret Yesus yang berkenosis (merendahkan diri)

sekaligus untuk melawan nilai-nilai budaya yang dominan dalam masyarakat Roma

(khususnya Filipi) yang menekankan kehormatan dan kemuliaan seseorang

berdasarkan kedudukan yang semakin meningkat lewat status sosial dan jabatan yang

dimiliki (cursus honorum) (Hellerman, 2005: 1-2). Gambaran Yesus yang

melepaskan status-Nya dengan turun dari kesetaraan dengan Allah kepada status

seorang budak yang mati di kayu salib dipakai oleh Paulus untuk mendorong jemaat

Filipi yang memiliki kedudukan yang terhormat dalam masyarakat untuk melayani

yang lain. Gagasan ini sekaligus menjadi ajakan untuk menolak godaan untuk

mengakomodasi nilai-nilai budaya Romawi tersebut. Gambaran Yesus yang

menjalani cursus pudorum dipakai untuk menguatkan jemaat Filipi untuk mengejar

hormat dan kemuliaan bukan berdasarkan status atau jabatan yang melekat pada diri

mereka, melainkan melalui pelayanan kepada sesama. Penjelasan itu ia dahului

dengan perkataan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan

perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (ayat 5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

17

Ayat ini merupakan penghubung antara bagian ayat 1-4 dan 6-11, ayat

transisi dari nasihat moral kepada ilustrasi (Ralph & Gerald, 2004: 107). Tampaknya

ayat ini lebih tepat bila dikaitkan dengan bagian ayat 1-4 karena ayat 6-11 tentang

himne Kristus merupakan contoh untuk diteladani. Melalui ayat ini, Paulus

menunjuk pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus (yakni rendah hati dan

memperhatikan kepentingan orang lain), yang juga sebelumnya sudah dia paparkan.

Jemaat Filipi diminta untuk memiliki pikiran seperti yang dimiliki oleh Yesus ketika

menjalani hidup di dunia bersama yang lain.

Di bagian selanjutnya (ayat 6), Paulus memaparkan contoh atau teladan

Kristus yang tidak hanya memperhatikan kepentingan diri, tetapi merendahkan diri

untuk kepentingan sesama. Di ayat 5, Paulus hanya meminta kepada mereka supaya

pikiran dan perasaan seperti itu harus mereka miliki. Hal ini harus menjadi norma

hidup mereka, bukan saja hidup mereka sebagai pribadi, tetapi terutama hidup

mereka sebagai persekutuan. Paulus menghendaki supaya mereka tidak hidup untuk

diri sendiri, melainkan untuk Tuhan dan karena itu juga untuk sesama mereka, sesuai

dengan pola hidup Kristus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap

kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6). Rupa

yang dimaksudkan dalam ayat ini ialah “apa yang dapat ditangkap oleh indra” (Ralph

& Gerald, 2004: 110). Dengan ini, Paulus tidak segera menyamakan Kristus dengan

Allah melainkan seakan rupa Allah menjadi sebuah tempat di mana Kristus berada.

Nasihat ini tepat bagi jemaat yang berada di ambang perpecahan karena sikap

egosentrisme dari sebagian anggotanya, yang lebih mempertahankan milik mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

18

sendiri dan menikmatinya sendiri tanpa mau membaginya dengan yang lain.

Keberadaan dalam rupa Allah itu tidak dipertahankan demi keuntungan dri sendiri.

Demikianlah Kristus telah memanggil dan mengumpulkan mereka dalam jemaat-Nya

dan mereka terima sebagai Tuhan mereka. Ia dari kekal sampai kekal sehakikat

dengan Allah dan karena itu juga sekemuliaan dengan Dia (Abineno, 1989: 53).

Ada dalam rupa Allah berarti berada dalam pernyataan diri (kemuliaan)

Allah, berada dalam pengetahuan Allah. Hal ini berarti bahwa Kristus bukan saja

sama dengan Allah, tetapi Ia adalah Allah, sehakikat dengan Dia. Meski demikian,

Kristus “tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus

dipertahankan”. Dengan ini, Paulus hendak mengatakan bahwa sekalipun Kristus

sehakikat dengan Allah dan karena itu berada dalam kebesaran dan kemuliaan-Nya,

Ia tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu (milik) yang harus dipertahankan. Demi

kepentingan yang lain, apa yang menjadi milik-Nya tidak dipertahankan-Nya,

melainkan dilepaskan. Hal ini bisa terjadi karena dalam perjumpaan dengan orang

lain, jemaat dipanggil untuk menganggap yang lain lebih penting dan utama

dibandingkan diri sendiri. Dengan kata lain, Kristus tidak memakai kebesaran dan

kemuliaan-Nya itu untuk kepentingan-Nya sendiri. Ia tidak sama dengan anggota-

anggota jemaat yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan mencari puji-pujian

yang sia-sia. Memang Ia dapat dan lebih banyak mempunyai alasan untuk berbuat

demikian. Ia sama dengan Allah, berkuasa, dan mulia. Ia berhak untuk

mempertahankan semuanya itu. Kristus malah berbuat sebaliknya, “telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

19

mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi

sama dengan manusia” (ayat 7).

Kristus mengosongkan diri-Nya sendiri. Istilah mengosongkan yang

dimaksud ialah “memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain atau

mencurahkannya ke tempat lain sehingga tidak tersisa” (Ralph & Gerald, 2004: 117).

Apa yang dikosongkan Yesus ialah kemuliaan, kekuasaan, hak istimewa keilahian-

Nya, atribut keilahian-Nya seperti mahatahu, mahakuasa, dll. Makna Perendahan diri

ini juga dapat tampak sebagai cursus pudorum, Yesus turun dari kesetaraan dengan

Allah (status level pertama) dengan menjadi manusia dan berstatus budak (status

level kedua) dan untuk sampai pada status yang paling hina dan rendah, Ia

mengalami kematian di kayu salib (status level ketiga) (Hellerman, 2005: 130).

Perbuatan itu bukanlah sesuatu yang tidak dapat Ia elakkan, bukan nasib yang datang

menimpa-Nya dari luar, bukan juga kehendak Bapa-Nya yang dipaksakan kepada-

Nya. Ia sendiri merendahkankan diri-Nya. Dalam kebebasan penuh, Ia meninggalkan

rupa ilahi-Nya (bdk. Yoh. 17:5). Hal ini tidak berarti bahwa Ia dengan jalan itu

bukan Allah lagi, bahwa Ia dengan jalan itu kehilangan kebesaran dan kemuliaan-

Nya sebagai Allah. Ia tetap Allah, tetapi tidak menyatakannya keluar. Ia menahan-

Nya, sehingga manusia tidak dapat melihatnya. Ia adalah Allah, tetapi Allah

incognito (Abineno, 1989: 55).

‘Mengambil rupa hamba’ merupakan ungkapan lain dari “perendahan diri”.

Baik perendahan diri dan pengambilan rupa hamba serempak terjadi. Dalam

merendahkan diri, Yesus tidak dipaksa, melainkan karena kemauan-Nya sendiri. Dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

20

yang adalah Raja merendahkan diri-Nya menjadi hamba. Ia menjadi sama dengan

manusia (Abineno, 1989: 55). Artinya, dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa, Ia

sama dengan manusia-manusia lain (bdk. Ibr. 2:17; 4:15). Ia tidak berbeda dengan

mereka. Ia begitu dalam merendahkan diri-Nya, sehingga orang tidak mengenal-Nya.

Pada ayat 8, Paulus melanjutkan uraian nasihatnya dengan mengatakan, “Dan

dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai

mati, bahkan sampai mati di kayu salib”. Dalam hal ini, Paulus menunjukkan jalan

Yesus yang ‘makin menurun’. Di ayat 7 Yesus dinyatakan merendahkan diri dan

menjadi sama dengan manusia, lahir sebagai seorang bayi manusia (Mat. 1:25; Luk.

2:7) dari seorang wanita (Gal. 4:4), takluk di bawah hukum Allah (Luk. 2:21), papa

(2 Kor. 8:9), tidak mempunyai apa-apa (Mat. 8:20; Luk. 9:58), bekerja dan menderita

sama seperti orang-orang lain. Ayat 8 menggambarkan bahwa Ia berbuat lebih

daripada ayat 7. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia melangkah lebih jauh dan

lebih dalam lagi. Yesus hidup dan bekerja di dunia dan menganggap yang lain

sebagai sesama.

Yesus tidak meninggikan diri di atas manusia lain sebagaimana yang diingini

oleh anggota jemaat Filipi, yakni menggapai tingkat kehormatan, hak, dan

kepentingan sendiri. Sebaliknya, Yesus bergerak turun merendahkan diri-Nya, bukan

direndahkan. Ia tidak diminta sama seperti anggota jemaat (Flp 2:3), apalagi dipaksa

berbuat demikian. Ia merendahkan diri oleh kemauan-Nya sendiri (bdk. Yoh. 10:17-

18; 18:4-8). Dalam rupa sebagai manusia itu, Ia merendahkan diri dan menjadi taat

dan ketaatan-Nya itu membawa konsekuensi kematian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

21

Paulus tidak menyatakan kepada siapa Kristus taat, bukan karena hal itu tidak

penting baginya, tetapi yang ia inginkan ialah supaya anggota-anggota jemaat Filipi

mengetahui bahwa Kristus taat dan bahwa Ia taat sampai mati. Yang dimaksudkan di

sini bukan hanya ketaatan pada waktu kematian-Nya saja, tetapi ketaatan-Nya selama

hidup-Nya di dunia. Inilah yang menunjukkan tingkat perendahan diri dan ketaatan

Yesus. Berhadapan dengan kematian, Ia tidak mundur tetapi tetap taat. Di balik

istilah ‘taat sampai mati’ ditampakkan segala sesuatu yang telah terjadi di taman

Getsemani dan di bukit Golgota, tetapi hal itu belum semuanya, belum pada tingkat

yang paling rendah. Tingkat yang paling rendah ialah Ia taat sampai mati di kayu

salib (Abineno, 1989: 57). Kematian Yesus menurut keterangan Perjanjian Baru

dialami demi orang lain dan sebagai silih bagi orang lain (Ralph & Gerald, 2004:

122). Dalam hal ini, Paulus yakin bahwa jemaat di Filipi ketika membaca suratnya

segera mengerti bahwa karya atau tindakan Yesus dilakukan demi kepentingan

mereka (Ralph & Gerald, 2004: 122). Sementara itu, dalam budaya Romawi, salib

merupakan bentuk kehinaan yang paling rendah yang dikenakan untuk menghukum

dan mematahkan semangat pemberontakan dari kelas yang paling rendah

(Hellerman, 2005: 147). Dengan mati di salib, Yesus menunjukkan kerelaan-Nya

untuk berada di titik paling rendah dalam hidup seorang manusia, merendahkan diri-

Nya untuk menggantikan orang lain yang semestinya menerima hukuman itu.

Kematian di kayu salib dianggap sebagai kejijikan oleh orang Yahudi, bukan hanya

karena sakit dan malunya, tetapi juga karena siapa pun yang tergantung di kayu salib

dipandang telah dikutuk oleh Allah (Hellerman, 2005: 123).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

22

Sesudah perendahan diri dalam ketaatan Yesus yang mencapai tingkat yang

serendah-rendahnya, menyusullah tanggapan Allah ke jurusan yang bertentangan:

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya

nama di atas segala nama (ayat 9). Paulus menggunakan ayat ini sebenarnya untuk

menghibur dan menguatkan jemaat Filipi. Meskipun telah menyebutnya dalam ayat-

ayat sebelumnya, Paulus hendak menggarisbawahi lagi apa yang telah ia sampaikan

dalam ayat-ayat sebelumnya. Karena Yesus telah mengerjakan semuanya itu, maka

Allah sangat meninggikan Dia.

Dengan kata lain, dalam ayat ini terjadi perubahan yang drastis. Jika

sebelumnya Yesus yang secara aktif melakukan berbagai hal, maka mulai ayat 9,

Allahlah yang bertindak. Untuk kerendahan hati dan ketaatan yang telah Yesus

lakukan, Allah meninggikan Dia dan memberikan kepada-Nya nama yang mengatasi

segala nama. Dengan kata lain, peninggian dan kemuliaan Yesus terjadi bukan

karena usaha-Nya sendiri, melainkan karena Allah yang menganugerahkannya.

Tokoh Allah yang saat Yesus bertindak menjadi tokoh yang diam dan tersembunyi

kini muncul untuk bertindak. Allah berkenan kepada apa yang telah diperbuat oleh

Yesus. Peninggian-Nya itu nyata dan dimulai dengan kebangkitan-Nya dari antara

orang-orang mati. Pemuliaan itu tidak terbatas pada kejadian itu saja, melainkan

melingkupi juga kekuasaan dan kemuliaan yang Tuhan Allah berikan kepada-Nya,

yaitu kekuasaan dan kemuliaan di atas segala pemerintah dan penguasa dan malaikat

(Ef 1:21). Ia menjadi kepala dari segala sesuatu, baik yang ada di surga, maupun

yang ada di bumi (Ef 1:10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

23

Tuhan Allah bukan saja meninggikan Yesus. Ia juga mengaruniakan kepada-

Nya nama di atas segala nama. Kedua kata ini sebenarnya bermakna sama (hanya

berbeda dalam cara pengungkapkan). Yang satu merupakan penjelasan dari yang

lain. Mengaruniakan berarti memberikan karena kasih, sebagai tanda atau bukti dari

kerelaan hati Allah, yang mengaruniakan nama di atas segala nama. Yang

dimaksudkan ialah bahwa satu-satunya nama, yang menurut ayat 11 ialah nama

Kyrios yang berarti Tuhan, yang paling tinggi, paling mulia, dan paling agung. Suatu

nama yang lebih tinggi daripada segala makhluk (ayat 10) (Abineno, 1989:58).

Dalam hal ini, sistem nilai yang Allah miliki berbeda dengan yang berkembang di

tengah masyarakat Romawi. Justru karena perendahan diri Yesus, Allah

menganugerahi-Nya kehormatan dan kemuliaan, yaitu nama yang mengatasi segala

nama.

Nama dalam dunia Alkitab bukan sekadar sebuah emblem yang membedakan

seseorang dari orang lain, tetapi juga berarti pengungkapan batiniah seseorang. Oleh

karena itu, ketika Allah memberikan kepada Yesus “nama di atas segala nama”.

Allah tidak sekadar memberi Yesus identitas yang membedakan-Nya dari makhluk-

makhluk lainnya, tetapi juga Ia melimpahkan kepada Yesus sebuah ‘karakter’ yang

serupa dengan nama itu (Ralph & Gerald, 2004: 126) dan ayat 11 menyebutkan

bahwa nama yang diberikan adalah Kyrios (Tuhan). Itu berarti nama Yesus Kristus

diberi karakter Tuhan. Peninggian diri Yesus tidak serta merta menjadikan Yesus

sama dengan Allah. Yesus memang ditinggikan untuk menjadi Tuhan atas seluruh

ciptaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

24

“Allah meninggikan Yesus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas

segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan

yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (ayat 10). Inilah yang menjadi

maksud Allah, yakni meninggikan Dia yang telah merendahkan diri-Nya dan telah

taat sampai mati di kayu salib, supaya dalam nama-Nya semua makhluk bertekuk

lutut. Peninggian dan pemberian nama di atas segala nama itu pada gilirannya akan

membuat seluruh makhluk yang ada di alam semesta (di langit, di bumi, dan di

bawah bumi) bertekuk lutut di hadapan Yesus.

Bertekuk lutut merupakan suatu ungkapan penghormatan tertinggi dan luhur,

khususnya kepada Allah (bdk. Rom 11:4; Ef 3:14). Bertekut lutut dalam nama Yesus

berarti menaklukkan diri dan taat kepada-Nya, sujud menyembah-Nya, mengakui

dan menghormati-Nya sebagai Tuhan yang empunya kuasa dan kemuliaan. Hal itu

dilakukan “segala bangsa yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada

di bawah bumi”, sebagai ungkapan yang berarti alam semesta, semua yang

diciptakan Allah, langit dan bumi dan segala isinya. Orang menggambarkan dunia

pada waktu itu (bdk. Kel. 20:4) sebagai tiga bagian: semua yang ada di langit, semua

yang ada di bumi, dan semua yang ada di bawah bumi. Karenanya, ketika Allah

memberikan kepada Yesus nama di atas segala nama, di hadapan nama itulah seluruh

makhluk menyembah dan menunjukkan penghormatan mereka.

Penggambaran Yesus yang diberi oleh Allah kehormatan lewat peninggian

status dan nama di atas segala nama itu mempunyai implikasi yang kuat bagi jemaat

di Filipi, yaitu Allah sendiri yang akan menganugerahi kehormatan bagi mereka yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

25

meneladani Kristus, memakai status atau kedudukan-Nya untuk kepentingan yang

lain (Hellerman, 2005: 154). Sementara itu, dalam ayat 11, penghormatan

(pengagungan) Yesus dijelaskan demikian: “dan segala lidah mengaku: "Yesus

Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa”!

Sekali lagi Paulus hendak memberi penjelasan bahwa segala makhluk bukan

saja bertekuk lutut di hadapan-Nya. Mereka, segala lidah dari segala makhluk, juga

mengakui-Nya sebagai Tuhan. Mereka bukan saja mengakui dengan keras secara

terang-terangan sehingga didengar orang, tetapi juga mengakui dengan gembira,

dengan puji-pujian dan ucapan syukur. Tuhan (Kyrios) adalah “nama di atas segala

nama” yang dikaruniakan kepada Yesus. Dia Raja dan Pemerintah yang diangkat

oleh Allah untuk memegang kekuasaan atas segala sesuatu (bdk. Kis. 2:36; Yes.

55:4). Nama ini diberikan kepada Yesus. Pada-Nya digenapi apa yang Allah janjikan

dengan bersumpah. Peninggian Yesus bukanlah peninggian seorang pahlawan.

Dalam peninggian-Nya nyata bahwa Ia adalah Allah. Pemerintahan-Nya tidak lain

daripada pemerintahan Allah. Dalam Dia genaplah nama yang dipakai Allah untuk

menamakan diri-Nya (bdk. Kel. 3:14 dalam hubungannya dengan Kej. 32:29). Oleh

karena itu, segala makhluk harus bertekuk lutut dan menyembah Dia “bagi

kemuliaan Allah, yaitu Bapa”. Oleh sikap bertekuk lutut dan penyembahan ini, Bapa

menerima kemuliaan dan peninggian Yesus. Kata-kata “bagi kemuliaan Allah, yaitu

Bapa” dipahami bahwa lewat penghormatan dan pengagungan Yesus, “terpancarlah”

kemuliaan bagi Allah Bapa, yang telah mengutus, menyerahkan dan meninggikan

Anak-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. (Abineno, 1989: 60). Pengakuan Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

26

Kristus adalah Tuhan ternyata bukan untuk mendatangkan kemuliaan bagi Yesus

sendiri, tetapi untuk memuliakan Allah Bapa. Jadi, sekalipun Yesus memakai nama

“Tuhan”, nama Allah sendiri, Yesus tetap tidak menggantikan tempat Allah atau

menjadi rival Allah (Ralph & Gerald, 2004: 130). Allahlah yang meninggikan Yesus,

Allahlah yang mangaruniai Yesus nama di atas segala nema, Allahlah yang

menghendaki supaya segala makhluk menyembah Yesus, karenanya hanya Allah

Bapa yang memiliki kekuasaan dan kedaulatan mutlak (Ralph & Gerald, 2004,130).

Karenanya, bagi Allahlah segala kemuliaan dan pujian patut diberikan.

C. Perendahan Diri Yesus dalam Filipi 2:1-11

Surat ini digunakan oleh Paulus untuk menasihati para jemaatnya di Filipi

yang sedang menghadapi tekanan dari luar dan sekaligus sedang terlibat konflik satu

sama lain karena pementingan diri. Paulus menasihati agar dalam hidup bersama

yang lain itu, mereka mencontoh teladan Kristus seperti yang dikutipnya dari madah

atau pujian tentang Kristus (bdk. Flp 2:6-11).

Nasihat Paulus kepada jemaat di Filipi untuk hidup bersama yang lain dapat

juga dipahami sebagai bentuk kepedulian dan penerimaan terhadap yang lain dengan

kepentingannya. Hal ini bisa terwujud dalam bentuk tanggung jawab terhadap yang

lain. Tanggung jawab semacam ini membuat seseorang menjadi seseorang bagi yang

lain. Dalam hal ini, kepentingan yang lain sungguh diperhatikan dan untuk itu, ada

kerelaan untuk melepaskan dan membatasi kepentingan diri dari subjek sekaligus

untuk memberi diri bagi yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

27

Himne yang dikutip Paulus sebagai bagian dari nasihatnya berisi gambaran

Kristus yang berkenosis, yang turun dari kesetaraan dengan Allah dan menjadi sama

dengan manusia bahkan mati sebagai budak di kayu salib. Kenosis ini menjadi

sebuah teladan untuk berada di tempat orang lain dan bertanggungjawab atas hidup

orang lain. Kristus yang berkenosis dipahami sebagai Kristus yang sungguh-sungguh

Allah dan manusia yang menggunakan diri-Nya, termasuk kedudukan dan status-Nya

untuk orang lain. Ia melepaskan apa yang menjadi hak-Nya, membatasi diri-Nya dan

memurnikan diri dari kepentingan diri sendiri dan menjadi pusat segalanya dengan

memberi tempat bagi kehadiran orang lain bahkan menggantikan tempat orang lain

dan bertanggung-jawab terhadap-Nya. Ia tidak ada bagi diri-Nya sendiri, melainkan

menjadi seorang bagi yang lain.

Dalam himne ini, istilah Yesus yang berkenosis dapat dipahami dengan

peristiwa Allah yang menjadi manusia di bumi. Allah “mengecilkan dan

menciutkan” diri-Nya yang transenden dan turun ke tataran ciptaan dalam status

kerendahan supaya menjadi sebuah pengalaman dalam kehidupan subjek. Allah yang

berkenosis (merendahkan diri) dijumpai dalam penampakan wajah sesama. Dia hadir

dalam wajah Kristus yang menjadi sesama bagi manusia.

Dalam hal ini, makna perendahan diri bertujuan semata-mata demi

kepentingan orang lain. Segala hal yang dilakukan oleh Yesus dalam rangka

merendahkankan diri merupakan konsekuensi dari panggilan hidup-Nya sebagai

subjek di hadapan yang lain untuk bertanggung-jawab bagi yang lain, tanpa

menuntut balas atau untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, hal untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

28

mendapatkan kehormatan tertinggi (peninggian dan pemuliaan) tidak menjadi tujuan

dari surat Filipi 2:1-11, yaitu ketika mereka dipanggil untuk meneladan Kristus untuk

merendahkan diri seperti Kristus sendiri. Paulus mengajak jemaat Filipi untuk

mengisi hidup dengan tujuan utama untuk memberi perhatian kepada yang lain dan

kepentingannya, bukan bagi kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Dengan kata

lain, makna perendahan diri yang dibahas dalam surat Paulus kepada jemaat Filipi ini

yang dapat dikembangkan menjadi sikap melepaskan, membatasi atau menciutkan

diri, memberi diri menjadi seorang bagi yang lain sehingga dapat memberi ruang

untuk kebaikan yang lain.

D. Menjadi Hamba dan Taat Sampai Mati

Ketika Yesus merendahkan diri-Nya, ada yang Dia lepaskan, yakni status

ilahi dan kesetaraan-Nya dengan Allah yang ditanggalkan untuk turun menjadi

manusia dan mati di kayu salib. Bila di tengah masyarakat Romawi kehormatan dan

kemuliaan diperoleh dengan meningkatknya kedudukan dan status seseorang (cursus

honorum), Yesus memberi teladan sebaliknya, Ia turun dari kedudukan-Nya dan

status-Nya sampai ke titik terendah bahkan sampai pada status yang paling tidak

terhormat (menjadi hamba dan mati di kayu salib) demi kebaikan yang lain (cursus

pudorum).

Ungkapan “merendahkan diri” dapat lebih tepat dijelaskan dalam ungkapan

“mengambil rupa seorang hamba, menjadi serupa dengan manusia, dan ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

29

dalam wujud manusia” (Ralph & Gerald, 2004: 118). Hal ini tidak berarti bahwa

terjadi ‘pertukaran’ antara rupa Allah menjadi hamba. Kristus tidak membatalkan

keilahian-Nya untuk menjalani kemanusiaan-Nya, melainkan hendak menegaskan

bahwa Kristus menambahkan pada diri-Nya apa yang dulu tidak Ia miliki dalam

diri-Nya sendiri, yaitu ‘rupa seorang hamba’, ‘keserupaan dengan manusia’ (Kuo-Yu

Tsui, 2006: 109). Dengan pemahaman seperti ini, kenosis Yesus tidak sekadar

‘mengurangi’ apa yang semula dimiliki, apalagi sampai kosong dari keadaan semula,

melainkan ‘menambahkan’ apa yang semula tidak ada pada diri-Nya supaya bisa

makin menjadi berkat bagi orang lain.

Yesus yang merendahkan dirinya (berkenosis) dimengerti sebagai manifestasi

Allah yang mau turun ke tataran pengalaman manusia. Allah berkenosis ketika Ia

menciutkan diri untuk memberi ruang bagi manusia supaya mengalami pengalaman

berhadapan dengan-Nya dalam kerendahannya. Sedangkan Yesus sebagai subjek

berkenosis ketika Ia memberi ruang bagi yang lain, memberikan diri-Nya dan merasa

bertanggung-jawab bagi yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

30

BAB III

PENGHAYATAN SEMANGAT PERENDAHAN DIRI

DALAM PELAYANAN SUSTER-SUSTER SFD

Perendahan diri Yesus dalam Filipi 2:1-11 dihayati secara khas dalam

pelayanan Suster-suster SFD dengan spritualitas kedinaan. Pada Bab III ini, penulis

akan menguraikan spritualitas kedinaan dalam pelayanan Suster-suster Fransiskus

Dina. Uraian diawali dengan informasi tentang profil Kongregasi Suster-suster

Fransiskus Dina, mulai dari sejarah terbentuknya SFD hinggga lahirnya SFD

Indonesia. Bagian kedua memaparkan semangat kedinaan yang menjiwai Kongregasi

Suster-suster Fransiskus Dina serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Uraian

berikutnya menjelaskan tentang pengertian pelayanan dan nilai-nilai rohani dalam

pelayanan yang dikembangkan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina dan

ditutup dengan gambar filosofi karya pelayanan Kongregasi Suster-suster Fransiskus

Dina. Bab ini bertujuan memberikan gambaran akan penghayatan semangat kedinaan

dalam pelayanan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina.

A. Sejarah Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina lahir dari perkembangan

Kongregasi Suster-suster Fransiskanes Dongen yang mulai terbentuk sebagai akibat

dari Revolusi Perancis. Sejak pecahnya Revolusi Perancis pada abad XVIII, Gereja

dan hidup religius mengalami kekacauan. Pada saat itu, Belanda-Astria berada dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

31

penguasaan Perancis. Pada tanggal 1 September 1794, pemerintah Perancis menutup

semua biara religius. Kapel yang biasa digunakan untuk upacara keagamaan dibakar,

dan semua religius secara paksa diusir keluar dari biara mereka dan harta-harta

mereka disita (SPPK SFD:35-38).

Pada tanggal 8 November 1796, para Suster Peniten Rekolektin diusir dari

biara mereka di Leuven. Semua harta benda mereka disita dan dijual oleh

pemerintah. Dua orang dari antara para suster yang diusir ini adalah Sr. Constantia

van der Linden dan Sr. Coletta Coopmans. Sementara itu, pada tanggal 29 November

1796, Suster-suster Agustines Brabant juga mengalami nasib yang sama. Mereka

diusir dari biaranya di Brabant. Dua orang dari Suster-suster Agustines Brabant yang

diusir ini adalah Suster Agustine Janssens dan Suster Francois Timmermans.

Keempat suster inilah, yakni Sr. Constantia van der Linden dan Sr. Coletta

Coopmans dari Biara di Leuven dan Suster Agustine Janssens dan Suster Francois

Timmermans dari Biara di Brabant, yang nantinya menjadi pendiri kongregasi

Suster-suster Fransiskanes Dongen (SPPK SFD:42-44).

Situasi kacau pada masa itu, namun Sr. Constantia van der Linden, Sr.

Coletta Coopmans, Sr. Agustine Janssens dan Sr. Francoise Timmermants tetap

memiliki kerinduan besar untuk hidup di dalam persekutuan religius. Maka Sr.

Francoise dan Sr. Agustine dari Suster Agustines membina hubungan baik dengan

Sr. Constantia dan Sr. Coletta Coopmans dari Peniten Rekolektin. Mereka sering

bertemu di rumah keluarga Timmermans. Keempat suster sering berkumpul untuk

mencari kemungkinan guna meneruskan hidup membiara di luar Belgia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

32

Sr. Constantia dan Sr. Francoise berangkat dari Belgia ke Belanda tahun

1798. Untuk sementara, mereka tinggal di pastoran Bokhoven sebagai pembantu

rumah tangga pastoran. Salah seorang pastor yang tinggal di pastoran Bokhoven

bernama Pastor de Bruyn. Ia mempunyai saudara kandung yaitu Ny. Olifers. Ibu

yang baik hati ini membantu para Suster dengan memberikan rumahnya di Waalwijk

kepada para suster. Rumah itu sangat sederhana dan musim dingin yang hebat pada

saat itu membuat mereka menggigil. Dalam keadaan amat miskin, mereka mendiami

sebuah kamar besar terbuat dari kayu di desa Besooyen. Mereka tidak mempunyai

fasilitas. Tidak ada kursi, meja, tempat tidur ataupun selimut. Mereka tidur di lantai

tanpa selimut, namun mereka membuat banyak orang kagum karena kesabaran,

ketabahan, dan cara mereka menerima kemiskinan ini dengan gembira. Segera Sr.

Constantia mulai mengajar anak-anak dengan tenaga yang ada dan dengan kondisi

yang serba kurang, tetapi masyarakat di Waalwijk mencintai para suster.

Pada tanggal 9 November 1800, Sr. Constantia dan Sr. Francoise bermaksud

untuk pergi dari Waalwijk ke Breda untuk mencari rumah yang besar. Pada saat itu,

cuaca sangat buruk tetapi kedua suster telah merencanakan perjalanan itu maka

mereka harus pergi. Taufan dan badai yang mengamuk selama perjalanan tidak

menjadi penghalang bagi mereka. Ketika tiba di kota Dongen, roda kereta patah

sehingga kusir tidak sanggup lagi meneruskan perjalanan. Kedua suster berdiri di

pinggir jalan sementara hujan lebat. Beberapa orang yang ramah menunjukkan

rumah pastor paroki. Kepada pastor paroki, para suster menceritakan siapa mereka,

dari mana asal mereka, maksud serta tujuan perjalanan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

33

Kemudian pastor van Gils yang menjadi pastor paroki di situ mengucapkan

kata-kata bersejarah ini: “Suster-suster tidak perlu pergi lebih jauh. Tempat ini sangat

cocok untuk suster. Aku membutuhkan orang seperti kalian. Di sini ada

kemungkinan yang sesuai dengan rencana suster”. Akhirnya Para suster tidak jadi

melanjutkan perjalanan ke Breda. Mereka berhenti di Dongen setelah mendengar

tawaran dari pastor van Gils kepada mereka.

Pada saat itu, pastor Adrianus Oomen yang menjadi Presiden seminari

bertanya kepada para suster apakah mereka mempunyai dana untuk memulai karya

mereka. Dengan penuh kejujuran mereka mengatakan bahwa mereka sangat miskin,

tidak mempunyai apa-apa. Dengan tangan kosong mereka menghadap pastor

Adrianus Oomen. Meski demikian mereka yakin bahwa Tuhan akan

menyelenggarakan dan membantu mereka.

Pada saat Gereja merayakan pesta Tujuh Kedukaan Maria, keempat suster

bersama satu novis, satu postulan dan tujuh anak asrama pindah dari Waalwijk ke

Dongen. Pada tanggal 26 Maret 1801, Kongregasi Suster-suster Fransiskanes

Dongen berdiri dan dimulailah upaya membangun hidup kebiaraan. Terdorong untuk

tetap memperbaharui hidup dalam Roh, para pendiri Kongregasi Suster-suster

Fransiskus Dina tidak hanya berpedoman pada apa yang telah mendarah daging bagi

mereka, melainkan juga menjadi peka terhadap kebutuhan masyarakat zaman mereka

sampai pada titik krusial ketika mereka mengorbankan cara hidup kontemplatif yang

sangat mereka cintai demi pelayanan yang lebih luas. Dalam beberapa waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

34

kemudian, Kongregasi mulai memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui

karya pendidikan.

Satu abad kemudian, situasi di Belanda sangat berubah. Pemerintah

memberikan subsidi bagi pendidikan yang dikelola oleh para religius. Didukung oleh

dana yang ada, Kongregasi mengutus para suster untuk mewartakan iman Katolik ke

daerah misi. Pada tanggal 17 Maret 1923, para Suster berangkat dari Dongen dan

pada tanggal 17 April 1923 mereka tiba di Medan, Sumatra Utara. Empat belas tahun

kemudian, tepatnya pada tanggal 11 Oktober 1937, Kongregasi memperluas karya

pelayanan ke Kalimantan ketika para suster tiba di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Keinginan untuk mengikutsertakan pemudi-pemudi pribumi dalam pelayanan

di Kalimantan mendorong Pemimpin Kongregasi pada waktu itu untuk membuka

novisiat di Jawa Tengah. Maka dipilihlah kota Pati sebagai tempat untuk mendidik

dan mempersiapkan para calon. Pada tanggal 14 Juli 1958, tiga suster dari

Banjarmasin tiba di Pati untuk membuka novisiat. Sebelum pembukaan novisiat di

Pati, telah dibuka novisiat di Kabanjahe - Sumatera Utara pada tahun 1954. Sejak

saat itu, beberapa komunitas tersebar di pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa.

Penyebaran dan perkembangan Kongregasi di Indonesia mendorong peningkatan

status komunitas-komunitas di Indonesia menjadi Regio yaitu Regio Sumatra Utara

dan Regio Jawa-Kalimantan pada tahun 1969. Masing-masing Pemimpin Regio

bertanggungjawab langsung kepada Pemimpin Umum di Dongen.

Konsili Vatikan II membawa banyak perubahan dalam Gereja. Di benua

Eropa, kehidupan religius mulai mengalami kemunduran yang mengakibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

35

semakin sedikitnya calon religius yang menggabungkan diri ke dalam Kongregasi.

Di Dongen, jumlah suster tidak bertambah karena tidak ada anggota baru, sedangkan

suster-suster yang masih ada semakin lanjut usia. Mengingat situasi Kongregasi di

Eropa dan karena regio-regio di Indonesia telah dianggap mampu untuk mandiri,

Dewan Pimpinan Umum Kongregasi mempersiapkan para suster Indonesia agar siap

untuk menangani sendiri otoritas kepemimpinan Kongregasi di Indonesia.

Perkembangan selanjutnya, pada tanggal 15 Juli 1998 terwujudlah unifikasi

Regio Sumatera Utara dan Regio Jawa-Kalimantan menjadi satu. Pada tanggal yang

sama ditetapkan nama baru bagi Kongregasi di Indonesia, dengan kharisma dan

spiritualitas tetap sama dengan Kongregasi Suster-suster Fransiskanes Dongen.

Nama yang dipilih untuk mengungkapkan spiritualitas Kongregasi seturut teladan St.

Fransiskus Asisi ialah Suster-suster Fransiskus Dina. Tepat tanggal 17 April 2007,

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina di Indonesia secara resmi menjadi

Kongregasi mandiri di bawah wewenang yurisdiksi Keuskupan Agung Semarang.

Kegelisahan dan kerinduan Kongregasi SFD melahirkan sebuah motto dalam

hidup persaudaraan dan pelayanan SFD yaitu “Menjadi yang paling Dina”. Pilihan

ini mau mengingatkan para Suster SFD akan ciri khas Fransiskus dan para suster

pendiri Kongregasi yang memusatkan penghayatan mereka pada kedinaan (PPPK

SFD: 6). Dengan menghayati motto ini, para Suster SFD melekatkan diri pada sikap

dina yang menjadi ciri khas yang senantiasa terpancar dalam persaudaraan dan

pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

36

B. Spritualitas Kedinaan

Spritualitas kedinaan adalah semangat rohani yang menjiwai para suster SFD

dalam hidup dan pelayanan mereka. Kedinaan merupakan keutamaan yang khas

dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Kedinaan menjalar dan menyebar

di seluruh sisi hidupnya dan tampak dalam hal penampilan (berpakaian), tutur kata

dan sikap hidup setiap hari. Kedinaan meresapi seluruh diri, hati dan budi serta

terwujud dalam bentuk pelayanan lewat tugas perutusan masing-masing suster.

Pilihan untuk hidup dalam kedinaan merupakan pilihan kontras terhadap

semangat-semangat zaman sekarang yang ditandai dengan keinginan untuk menjadi

hebat dalam segala hal. Kehebatan itu ingin dicapai dengan berbagai kemudahan dan

kemampuan untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Meski

demikian, kehebatan yang ditawarkan sering kali dicapai dengan cara-cara yang

kurang manusiawi. Nilai unggul yang diimani dan dihayati kaum Fransiskan secara

khusus Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina adalah berani menjadi dina. Nilai

unggul ini diyakini sangat berkenan pada Allah yang Mahakuasa dan akan tetap

unggul sepanjang masa.

1. Allah yang Dina dalam Semangat Fransiskan

Santo Fransiskus senang merenungkan seluruh hidup Yesus selama di dunia,

namun yang paling menyentuh dan membuat hatinya terharu adalah perendahan diri

Yesus menjadi kecil, miskin dan sederhana. Perendahan diri Yesus ini dihayati Santo

Fransiskus dalam rangka sejarah keselamatan (bdk. Yoh 1:1-18). Melalui penciptaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

37

Allah yang Mahatinggi, Mahabesar dan Mahaagung turun ke dunia menjadi sama

dengan manusia, memberi rupa dan gambar-Nya kepada manusia (Pth V:1).

Santo Fransiskus kagum dengan perendahan diri Allah yang tampak dalam

rahasia kemanusiaan Yesus Kristus, khususnya dalam kelahiran dan sengsara-Nya.

Yang Mahatinggi dan Mahaluhur turun ke dunia, dalam kandungan (rahim) Maria

yang begitu kecil. Dia bahkan dilahirkan di tempat makan hewan, dan dibungkus

dengan lampin yang sangat sederhana (bdk Luk 2:1-7). Demikian juga, Dia harus

mengungsi ke Mesir karena Herodes berencana membunuh Dia. Ketika masih bayi,

Dia telah menjadi pengungsi dan orang asing. Bagi Fransiskus, hal ini merupakan

perendahan diri Allah.

Santo Fransiskus terharu akan penderitaan Yesus Kristus. Dia yang

Mahatinggi, Mahakudus dan Mahaluhur rela menderita, disalibkan dan wafat untuk

menyelamatkan manusia dari dosa. Perendahan diri Allah tampil lebih nyata lagi

ketika Dia turun ke atas altar dalam rupa roti yang kecil, pada perayaan Ekaristi dan

ketika hosti kudus disambut, Allah yang Mahakudus masuk dalam ranah kehidupan

manusia (SurOr 12-13).

Kedinaan yang dihayati oleh santo Fransiskus Asisi dan para pengikutnya

bersumber dari Yesus sendiri yang merendah dan merunduk untuk menemui dan

menyelamatkan manusia. Maka kedinaan dalam tradisi Fransiskan dimengerti

sebagai kerendahan hati, tidak menginginkan kuasa, tunduk pada semua orang, tidak

memandang diri sendiri lebih sempurna dari orang lain dan rela menjadi bawahan

semua orang. Kedinaan diwujudkan dalam sikap sederhana, rendah hati, jujur, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

38

pongah atas keutamaan besar atau usaha dan upaya luhur, rela menjadi hamba, siap

ditegur, taat dengan penuh hormat dan mengakui kesalahan dengan rendah hati serta

melakukan pertobatan dengan senang hati (Was 19).

2. Kedinaan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

Salah satu yang membedakan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

dengan kongregasi Fransiskan yang lain adalah penghayatan akan kedinaan.

Kedinaan secara langsung sudah tercantum dalam nama Kongregasi. Dengan

memilih nama ini, Kongregasi SFD menyatakan diri sebagai pengikut Fransiskus

Asisi secara langsung tanpa perantaraan santo santa yang lain. Nama Dina akan

mempertajam penghayatan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina dalam hal

kedinaan.

Kedinaan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina dipahami sebagai

kegembiraan dalam mengikuti Yesus yang miskin dan hina dina, siap diutus

menyebarluaskan warta-Nya kepada semua manusia dan mengabdi mereka dengan

sikap rendah hati, sederhana dan penuh sukacita (Sta; 123-124). Kedinaan berarti

menyadari bahwa segalanya adalah semata anugerah dari Allah, sebab Allahlah

pemilik segala hidup dan kehidupan manusia. Karena itu, setiap suster SFD berusaha

bersikap sederhana, tidak memegahkan diri, tidak puas diri dan tidak meninggikan

diri dan memelihara kehidupan yang berasal dari Allah (PPPK SFD:35).

Sebagaimana Fransiskus menganggap dirinya sebagai mahluk Tuhan yang

tak pantas, tidak terpelajar dan menjadi bawahan semua orang, demikian juga para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

39

suster SFD dipanggil untuk tidak berhasrat memperoleh suatu tempat khusus dalam

komunitas, melainkan dituntun untuk merendahkan diri. Hanya dalam hidup hina

dina, suster SFD memperjuangkan perendahan diri sepenuhnya sehingga kekuatan

Yesus tinggal dalam dirinya dan dengan leluasa berkembang tanpa halangan dan

hambatan.

Kesombongan, kepongahan dan egoisme menjadi tanda bahwa seseorang

terpesona dan melekat pada diri sendiri, sementara orang yang merendahkan diri

tidak menahan sesuatupun dari dirinya dan yakin bahwa Allah akan

menganugerahkan rahmat berkelimpahan. Keyakinan ini mendorong setiap suster

SFD untuk mengikuti Yesus secara lebih dekat, untuk menjadikan Dia sebagai yang

paling dicintai, serta untuk berusaha sekuat tenaga dan sepenuh hati

mempersembahkan diri secara lebih utuh kepada-Nya (Kons Art 12). Para suster

SFD dipanggil untuk tidak mencari kepentingan diri sendiri, bersedia dengan penuh

kerelaan mengutamakan kehendak Tuhan dan kebutuhan bersama (bdk. Flp 2:4).

Perendahan diri Yesus terus-menerus menjadi sumber inspirasi bagi para

suster SFD. Yesus yang mulia telah memeluk orang miskin, orang tertindas, orang

yang direndahkan, yang dihina dan dibuang dari masyarakat manusia. Ia juga telah

menunjukkan belas kasih kepada orang sakit dan menderita. Ia meninggalkan

kemuliaan keallahan-Nya, direndahkan dan dihina sebagai bagian integral hidup

manusiawi-Nya di dunia. Dengan alasan ini juga, Fransiskus dengan riang gembira

menerima perlakuan dipermalukan, ditolak, diremehkan, dilupakan dan bahkan

direndahkan ketika dia menjalani hidup sebagai seorang pengemis yang miskin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

40

Para suster SFD dalam kesiapsediaannya juga turut menanggung penghinaan

dan perendahan dunia sekitar, siap dipermalukan dan ditolak dengan tetap

menerimanya dengan rendah hati dan sabar, bukan untuk mencari belas kasihan dari

orang lain atau mencari jalan untuk bersedih melainkan untuk mengalami

kegembiraan sejati dan sukacita Ilahi (PPPK SFD; 23). Kedinaan mengajak para

suster SFD untuk menyadari bahwa Allah adalah pemilik atas hidup dan kehidupan.

Segala sesuatu adalah semata-mata anugerah dari Allah. Segala sesuatu yang baik

yang bisa dikerjakan adalah pekerjaan Allah. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk

merasa bangga atas diri sendiri, entah karena pekerjaan baik yang dilakukan, atau

karena pujian yang diterima (PPPK SFD; 35).

Seorang suster SFD tidak mengejar hormat, ambisi, gengsi dan jabatan dunia.

Seorang SFD menghayati perkataan Fransiskus, “Saya tidak akan menganggap diri

saya sebagai saudara dina bila saya tidak hidup dan menghayati kedinaan”. Seorang

suster SFD yang ingin sekali menduduki jabatan dalam Kongregasi maupun karya

dan tidak mau melepaskan tugas jabatannya karena hasrat untuk berada di atas yang

lain membuat dirinya tidak layak disebut saudari dina, dan bukan lagi saudari yang

memiliki kedinaan, melainkan orang yang melupakan panggilan dan jatuh dari

mulianya panggilan itu (PPPK SFD; 35).

Menjadi saudari dina atau SFD berarti berani menjadi hamba, menaruh

dirinya di bawah kaki semua orang. Ia hidup sebagai hamba yang berbahagia hidup

di antara bawahannya dalam kerendahan hati seperti kalau dia berbahagia berada di

antara tuan-tuannya. Ia berbahagia menjadi hamba yang menerima dengan rela bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

41

ditegur, taat dengan penuh hormat, mengakui kesalahan dengan rendah hati dan

mengadakan pemulihan. Hamba yang setia dan bijaksana adalah orang yang setiap

kali melukai orang lain, tidak menunda-nunda menghukum dirinya dalam batin

melalui penyesalan, dan secara lahiriah dengan pengakuan dan pemulihan nyata

(PPPK SFD; 33).

a. Percaya pada Penyelenggaraan Ilahi

Para suster pendahulu SFD tetap percaya pada penyelenggaraan Ilahi

meskipun mengalami kesulitan dan penderitaan. Ketika badai taufan menghadang

mereka dalam perjalanan menuju Dongen, mereka merasakan penyertaan dan

perlindungan Tuhan dalam hidup mereka. Dalam kereta dengan kuda yang jelek dan

kusir yang miskin, mereka tetap melanjutkan perjalanan. Tiada hari tanpa

kecelakaan, gedung yang porak-poranda berkeping-keping dan pohon-pohon

tumbang di tepi jalan. Berkali-kali mereka harus loncat keluar kereta dan terhalang

oleh genangan air atau pohon-pohon yang melintang di sepanjang jalan. Meski

demikian, niat mereka tetap teguh dan yakin bahwa Tuhan akan bertindak dan

berkarya membantu mereka mewujudkan niat mereka demi kelangsungan hidup

membiara, dan akhirnya mereka sampai dengan selamat.

Sesampai di Dongen, mereka menyampaikan niatnya untuk memulai sebuah

karya kepada pastor Adrianus Oomen. Ketika presiden seminari bertanya kepada

para suster apakah mereka mempunyai dana untuk memulai karya itu, dengan penuh

kejujuran mereka mengatakan bahwa mereka sangat miskin, tidak mempunyai apa-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

42

apa. Meski demikian, mereka yakin bahwa Tuhan akan menyelenggarakan dan

membantu mereka dalam mewujudkan misi mereka. Kemiskinan tidak membawa

mereka kepada keputusasaan melainkan tetap berpegang teguh pada keyakinan

bahwa Tuhan pasti bertindak membantu dan menolong mereka.

Karya pertama Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina bermodalkan

Penyelenggaran Ilahi. Penyelengaran Ilahi ini mereka alami dan rasakan lewat

bantuan dari Pastor paroki dan para donatur serta kebaikan orang-orang yang turut

membantu mereka baik dari tenaga, pikiran maupun materi. Iman dan pengharapan

mereka pada Tuhan memampukan mereka melewati semuanya rintangan dan

tantangan hidup (SPPK SFD; 58-60).

Penyelenggaraan Ilahi pada masa sekarang ini dihayati oleh Suster-suster SFD

dengan memiliki daya juang dan senantiasa meyakini bahwa Tuhan membantu dan

menolong sebab Dia yang melakukan karya yang baik dalam diri mereka akan

senantiasa menuntun dan menyempurnakannya. Daya juang yang gigih untuk tetap

bersikap sederhana, rendah hati dan bisa mengendalikan diri serta bertahan dan tetap

bijaksana tidak terbawa arus globalisasi dan zaman modern yang menyeret pada

godaan yang mengenakkan, serba instan, mudah dan cepat.

Para suster SFD dalam hidup dan pelayanannya, ketika mengalami tantangan

dan godaan, memiliki daya juang mengalahkan sikap putus asa, patah semangat,

mudah mengeluh, murung, letih lesu dan tidak bergembira dalam tugas. yang

senantiasa menolong dan membantu. Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina tidak

akan menyimpang dari kharisma para pendiri kongregasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

43

b. Cinta Kasih sebagai Dasar Penopang Bangunan

Para pendahulu SFD mengasihi Allah dengan segenap jiwa dan dengan segala

kekuatan mereka. Mereka memegang prinsip bahwa semakin mereka tidak melekat

pada diri sendiri dan pada segala sesuatu yang duniawi, makin bertambahlah cinta

kasih mereka kepada Allah. Kasih itu memberikan kekuatan dan keberanian kepada

mereka untuk bersama-sama mewujudkan misi melanjutkan hidup membiara di

Dongen.

Cinta kasih dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina bersumber dari

cara hidup jemaat perdana yang sehati sejiwa, berbagi kasih dengan sesama dan

semua mendapat pelayanan dengan penuh kasih. Belajar dari jemaat perdana,

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina yang beraneka ragam suku, budaya dan

latar belakang, hidup dalam ikatan cinta kasih satu sama lain saling mengasihi dan

saling melayani.

Cinta kasih dalam persaudaraan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

dipahami sebagai kesediaan membagi rahmat yang diterima masing-masing saudari

kepada siapapun yang dijumpai dan dilayani. Mengasihi saudari sekomunitas berarti

mengutamakan dan meninggikannya serta rela berbagi rahmat dengannya, murah

hati dalam memberi bantuan, baik berupa perhatian, tenaga dan bantuan yang lain

yang dibutuhkan oleh saudari itu (Marie Yosef: 8).

Cinta kasih dalam persaudaraan Kongregasi ditandai dengan sabar menerima

kelebihan dan kekurangan sesama saudari, memaafkan dan tidak memperhitungkan

kesalahan sesama saudari, tidak cemburu atas keberhasilan sesama saudari serta rela

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

44

menanggung kesukaran dan tantangan yang dijumpai dalam hidup dengan penuh

kegembiraan tanpa mempersalahkan situasi maupun orang lain.

Cinta kasih terbangun melalui doa bersama, makan bersama, kapitel

komunitas, rekreasi komunitas serta kegiatan lain yang dilaksanakan bersama dan

berdasarkan cinta kasih. Kebersamaan dalam persaudaraan di komunitas

membangkitkan rasa saling cinta antara satu dengan yang lainnya, serta

mengembangkan kegembiraan jiwa. Allah berdiam dan tinggal dalam persaudaraan

(SHT; 22). Demi cinta kasih kepada Allah, Suster-suster SFD saling mengasihi

seperti yang difirmankan-Nya, “Inilah perintah-Ku yaitu supaya kamu saling

mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh 15:12). Kasih ditunjukkan lewat

perbuatan, dimana seorang suster leluasa menyatakan kebutuhannya kepada saudari

yang lain agar saudari itu mencarinya dan memberikannya (AD Ordo III psl 7)

c. Pertobatan terus-menerus (Peniten Rekolek)

Pada awal berdirinya kongregasi, Suster-suster pendahulu SFD sering disebut

sebagai Putri-putri Peniten Rekolek. Sebagai kongregasi Peniten Rekolek, suster-

suster SFD sering juga disebut sebagai kaum pentobat. Kata peniten berasal dari

bahasa Latin yang berarti pertobatan. Dalam buku gerakan awal Peniten Rekolek,

pertobatan berarti membuat perubahaan diri terus-menerus sesuai dengan semangat

Injil yang diwarnai oleh cinta kasih dan kabar gembira, sedangkan rekolek atau hidup

dalam keheningan Allah berarti mengumpulkan segenap daya dan memusatkannya

bagi kepentingan Allah. Oleh karena itu, sebagai peniten rekolek, Suster-suster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

45

Fransiskus Dina senantiasa memelihara kehidupan rohani yang akan menyuburkan

persaudaraan dan karya pelayanan (PPPK SFD; 31-32).

Spritualitas ini menjadi warisan yang khas dari para Pendahulu Kongregasi

SFD dan sampai sekarang terus dihidupi para Suster SFD (PPPK SFD; 31). Pola

hidup peniten rekolek yang diwariskan oleh para pendahulu ditandai dengan sikap

semangat doa dan refleksi atas kelemahan dalam keheningan batin. Doa dan tapa

dikombinasikan dengan pelayanan atau dalam bahasa sehari-hari pola hidup Peniten

Rekolek sama dengan pola hidup semi kontemplatif (SHT; 20). Pola hidup Peniten

Rekolek tetap dipelihara dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Kendati

kongregasi sudah menjadi kongregasi yang aktif namun hidup doa tetap dianggap

sebagai suatu keharusan (Kons Art 24).

Doa dan karya dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina bukanlah

sesuatu yang berlawanan melainkan suatu kesatuan. Doa dan karya disemangati oleh

Roh Tuhan yang satu dan sama. Penghayatan doa dan karya pada zaman sekarang ini

saling melengkapi, dimana karya untuk berdoa dan doa untuk mendukung karya.

Demikian juga halnya dalam keheningan batin, perlu adanya keseimbangan yang

sehat antara waktu menyendiri dan waktu untuk bersama (Kons Art 24).

Pola hidup Peniten Rekolek pada masa sekarang ini diwujudkan dengan

membiasakan diri mengucapkan doa batin di dalam hati ketika melaksanakan tugas

perutusan, membiasakan diri melakukan pemeriksaan batin selama lima belas menit

setiap hari, membiasakan diri hening (silentium) untuk membantu menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

46

kehendak Tuhan serta setia mengisi buku harian, berani dan siap dikoreksi dan

mengoreksi persaudaraan dalam rapat komunitas (PPPK SFD; 36-37).

d. Kemurnian Hati, Kemiskinan Roh, dan Mati Raga

Hidup dalam kemurnian dipahami sebagai hidup yang seluruhnya

diintegrasikan, dibaktikan, kepada Kristus dalam doa terus-menerus sambil melayani

sesama, sehingga dengan demikian ikut ambil bagian dalam misi Yesus mewartakan

Kerajaan Allah (Gerald & Edward, 1996, Kamus Teologi: 138). Hidup dalam

kemurnian merupakan suatu pilihan pribadi setiap Suster-suster Fransiskus Dina.

Kenyataan bahwa hanya Tuhan yang sanggup memuaskan hati manusia seluruhnya

mendorong Suster-suster Fransiskus Dina untuk membaktikan diri dan

mempersembahkan hidup seutuhnya kepada Allah dengan hati yang murni dan

dengan tiada henti mencari kehendak-Nya (Konst Art 75).

Kemurnian hati membuat setiap Suster SFD senantiasa merindukan kehadiran

Allah yang memberikan kedamaian dan ketenangan bagi jiwa. Kemurnian hati

menghantar Suster-suster SFD pada ketulusan, ramah terhadap semua orang tanpa

mencari muka, dan dengan jiwa yang bersih mereka berusaha melaksanakan

kehendak Allah bukan kehendaknya sendiri (SHT; 21).

Kemiskinan Roh menjadi perhiasan bagi para pendahulu kongreasi SFD,

maka keutamaan ini terus-menerus dijaga dalam diri Suster-suster SFD. Para

pendahulu Kongregasi menghayati bahwa apabila para suster mengakar pada cinta

akan Allah, rasa cinta diri akan segera dilemaskan. Berbangga terhadap jasa diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

47

sendiri tidak sesuai dengan kemiskinan Roh karena dalam kerendahan hati Suster-

suster Fransiskus Dina selalu memandang diri sebagai sesuatu yang kecil dengan

demikian mereka akan mengandalkan Allah (SHT; 22).

Kemiskinan Roh atau miskin di hadapan Allah dipahami sebagai sikap

menyadari kelemahan, ketidakmampuan, ketakberdayaan diri dan karena itu

menyerahkan diri secara total pada kuat kuasa Allah. Orang yang miskin dalam Roh

dipuji Yesus karena tidak terikat dengan harta duniawi, dan Yesus memuji orang

yang mengikat diri pada harta surgawi, mengikat diri pada Allah, sebab mereka tahu

hanya Allah sendiri yang sanggup menolong. Dia sumber harapan, dan sumber

kekuatan yang sempurna.

Orang yang miskin dalam Roh menyadari kelemahan dan keberdosaannya,

mengandalkan Tuhan dan tidak merasa tersinggung apabila dia diperlakukan tidak

hormat. Dalam kenyataan hidup sehari-hari sering kali banyak orang yang rajin

beribadah, berpantang dan bermatiraga tetapi menjadi kesal dan jengkel karena

kesalahan sesamanya. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam diri orang ini tidak ada

kemiskinan Roh sebab orang yang miskin dalam Roh mengasihi dan mengampuni

orang lain dengan penuh kerahiman hati.

Para suster pendahulu menjadi cerminan keutamaan bagi Suster-suster SFD

dalam hal menanggung penghinaan dan penyingkiran dalam ketenangan hati dan

keriangan. Keutamaan ini memampukan Suster-suster SFD untuk bersikap tulus,

melayani dengan gembira, penuh humor serta bijaksana dalam menghadapi

permasalahan-permasalahan yang ada (PPPK SFD; 32).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

48

Mati raga adalah tanda pembaharuan dalam kongregasi SFD. Mati raga dalam

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina dipahami sebagai sarana penyangkalan diri

yang berfungsi sebagai persiapan persatuan dengan Allah seperti Santo Paulus yang

mengatakan bukan lagi aku melainkan Allah yang hidup di dalam aku. Jadi mati raga

bukan hanya sekedar berpuasa makan dan minum melainkan suatu sikap yang

menempatkan kehendak Allah di atas kehendak sendiri, atau dengan kata lain

mengutamakan atau menomorsatukan kehendak Allah.

Para pendahulu kongregasi sangat ulung dalam menghidupi mati raga sampai

hari tua mereka dan keutamaan ini jugalah yang mereka perjuangkan menuju

kesempurnaan hidup. Mati raga merupakan sarana yang baik untuk bersatu dengan

Tuhan Yesus Kristus dan dengan demikian Suster-suster SFD dapat mengendalikan

diri dari kecenderungan-kecenderungan yang tidak teratur. Suster-suster SFD yang

hidup di zaman yang penuh dengan tawaran yang menggiurkan ini menghidupi sikap

mati raga, sehingga dengan bersikap lepas bebas menanggalkan segala sesuatu yang

mengikat diri, Suster-suster SFD mampu bergembira dalam menjalani panggilan

menuju kesempurnaan.

Sikap mati raga diwujudkan dalam bentuk berani berkata cukup dalam arti

bijak dalam menggunakan sarana dan prasarana, melatih diri untuk tetap setia dan

bertahan dalam menghadapi pencobaan, berpuasa setiap hari Rabu dan Jumat untuk

digunakan sebagai dana sosial komunitas dan Kongregasi (Kap.2015:134)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

49

e. Semangat Doa dan Sikap Lepas Bebas

Semangat doa menjadi yang pertama dan terutama dalam hidup para suster

pendahulu Kongregasi. Dalam situasi taufan dan badai, para suster pendahulu

Kongregasi menyerahkan niat baik mereka kepada Tuhan untuk tetap melanjutkan

mempertahankan hidup membiara. Mereka mengalami perlindungan Tuhan dan

menimba kekuatan dalam doa-doa batin yang senantiasa mereka lantunkan setiap

saat. Semua kegiatan bertumpu pada doa. Mereka setia melakukan ofisi, meditasi,

menerima komuni kudus setiap hari serta melakukan adorasi di depan Sakramen

Mahakudus (PPPK SFD; 33).

Anggota kongregasi SFD pada masa sekarang ini pun tetap menghidupi

semangat doa sebagai yang pertama dan utama, supaya dapat berbuah limpah dalam

hidupnya sebagai pengikut Kristus. Kehidupan berlimpah diterima dari Allah dan

manusia memperoleh keselamatan berkat karya penebusan Yesus Putra-Nya (Yoh

10:10). Kehidupan yang berlimpah dijaga dan dibagikan pula kepada sesama, sebab

Allah menghendaki agar masing-masing orang menjadi saluran rahmat bagi orang

lain. Sebagaimana Yesus berkorban demi kebahagiaan manusia, demikian juga para

suster SFD rela berkorban menjadi perpanjangan tangan Tuhan memberi

kebahagiaan sesamanya. Setiap suster SFD dipanggil-Nya untuk bertanggungjawab

mengalirkan rahmat kepada orang lain melalui pelayanan yang ditugaskan

kepadanya.

Suster SFD dengan tekun dan setia membina relasi intim dengan Allah

dengan cara mencari waktu untuk hening agar dapat bersatu dengan-Nya, sebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

50

dalam doa Allah menyatakan kehendak-Nya. Dengan doa, para suster SFD hidup

dalam iman, harapan dan kasih, dimana iman menggerakkan para suster SFD untuk

melakukan pelayanan dan iman itu juga yang menjadi dasar bagi harapan mereka

sehingga mereka dimampukan untuk mewujudkan kasih dengan menghadirkan

kerajaan Allah lewat karya perutusannya masing-masing (Iman Katolik; 160).

Semangat doa pada masa sekarang ini diwujudkan dengan melaksanakan

ibadat adorasi seminggu sekali di setiap komunitas, setia dan disiplin dalam

mengikuti doa bersama, membiasakan diri melantunkan doa-doa batin, mengambil

waktu sendiri untuk meditasi selama satu jam setiap hari serta mempunyai devosi

yang khusus kepada hati kudus Yesus atau Bunda Maria atau kerahiman ilahi atau

devosi lain yang dirasa menyentuh jiwa.

Sikap lepas bebas mendapat tempat yang khusus dalam hidup para suster

pendahulu Kongregasi SFD. Sikap lepas bebas berarti melepaskan segala sesuatu

yang bersifat duniawi. Sikap lepas bebas bukan berarti merasa kehilangan, tetapi

dengan melepaskan hal-hal duniawi akan diperoleh kehidupan sejati yang berasal

dari-Nya. Barangsiapa menyelamatkan nyawanya akan kehilangan, tetapi barang

siapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya (Luk 9:24).

Sikap lepas bebas membuat kedinaan menjadi subur dan menjadi satu-satunya teman

hidup, sebab lepas bebas berasal dari cinta kasih dan merupakan karunia Roh Kudus

(PPPK SFD; 34). Sikap lepas bebas membantu mereka melepaskan banyak ikatan

yang merintangi mereka mencari Tuhan. Sikap lepas bebas menjadi tanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

51

pembaharuan yang diharapkan oleh Tuhan dalam semangat hidup religius (Marie

Yosefh, 1867; 28).

Sikap lepas bebas dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

diwujudkan dengan tidak melekat pada suatu tugas, taat pada mutasi (perpindahan)

yang sudah diputuskan para pemimpin, tidak dibenarkan adanya rekening pribadi dan

titipan uang ataupun harta dari pihak luar, berani berkata cukup serta

mempergunakan sarana dan prasarana dengan bijaksana (Kap. 2011:144).

C. Karya Pelayanan SFD dan Nilai-nilai Rohani yang Dikembangkan

Para suster pendiri Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina meyakini bahwa

pencurahan tenaga yang dituntut oleh pekerjaan merupakan suatu cara untuk

melupakan diri, mengarahkan diri pada orang lain dan dengan demikian mengabdi

Tuhan (MYY. 2008;19-20,35). Karya pelayanan dalam Kongregasi Suster-suster

Fransiskus Dina terutama terarah pada pendidikan, kesehatan dan pendampingan

kaum muda. Karya pelayanan ini menjadi wadah dan sarana dalam mewujudkan

cinta Tuhan dengan meninggikan martabat manusia melalui pelayanan yang rendah

hati, penuh cinta, persaudaraan sejati dan sukacita (PK; 4).

1. Pengertian Pelayanan

Kapitel Umum Kongregasi SFD pada tahun 2011 membahas makna dari

pelayanan. Suster-suster Fransiskus Dina memaknai pelayanan sebagai sarana

perpanjangan tangan Tuhan dalam melayani dan mencintai sesama yang sungguh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

52

membutuhkan perhatian dan cinta sehingga harus dilaksanakan dengan penuh

tanggung jawab dan sukacita (Kap. 2011:90). Menjadi suatu kegembiraan apabila

setiap suster SFD dapat melayani Tuhan dan sesama dengan tulus dan penuh

sukacita, baik dalam komunitas, dalam karya perutusan maupun dalam lingkungan

masyarakat sekitar.

Semangat para suster pendiri yakni rajin dan giat mendorong para suster SFD

untuk setia membenahi diri dan bertanggungjawab dalam tugas pelayanan sehari-

hari. Semangat rajin dan giat dalam pelayanan dilaksanakan berdasarkan semangat

cinta kasih kepada Allah dan sesama tanpa ada unsur keterpaksaan. Semangat rajin

dan giat dalam pelayanan berarti melaksanakan tugas dengan tanggungjawab dan

gembira dengan penuh ketulusan. (Kap. 2011: 89).

Sikap pelayanan SFD bersumber pada sikap pelayanan Yesus sendiri yaitu

melayani dengan cinta kasih. Hidup dalam kerendahan hati di hadapan Tuhan dengan

menyadari bahwa segala kemampuan dan keberhasilan dalam pelayanan adalah

pekerjaan Allah sendiri (bdk. 2 Kor 3:5). Tujuan pelayanan adalah untuk

menyalurkan kasih (bdk. Mrk 10:45). Maka suster-suster SFD dipanggil untuk

melayani dengan mendahulukan yang lemah, miskin dan tersingkir tanpa

mengharapkan imbalan. Pelayanan terhadap orang kecil menjadi sarana perjumpaan

dengan Allah sendiri, sehingga dengan demikian pelayanan dihayati sebagai

pengabdian kepada Allah (Kap. 2011: 110-111).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

53

2. Karya Pelayanan SFD di Masa Sekarang

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina mengelola karya-karya formal

maupun informal yaitu: karya pendidikan, kesehatan, asrama dan karya sosial yang

lain. Kongregasi SFD berkarya di tiga pulau yaitu Sumatera, Jawa dan Kalimantan

dan berada di delapan keuskupan.

a. Karya Pelayanan di Bidang Pendidikan

Sejak zaman suster Pendiri, kongregasi SFD sudah memulai karya di bidang

pendidikan di Dongen. Pada awalnya, mereka mendidik kaum muda khususnya para

wanita. Para suster berjuang mengatasi kemiskinan dan penderitaan masyarakat

dengan memberikan pendidikan dan keterampilan. Selain itu, mereka juga mendidik

anak-anak bangsawan dan anak-anak orang kaya (SPP SFD).

Karya pendidikan yang dikelola oleh para suster SFD dimulai dari Playgroup,

TK, SD, SMP dan SMA. Secara umum, karya ini masih sangat diminati masyarakat,

namun ada juga di daerah tertentu sekolah yang dikelola SFD kalah bersaing dengan

sekolah-sekolah pemerintah dan swasta yang lain. Penghayatan terhadap spritualitas

kongregasi menjadi salah satu kekuatan para suster SFD dalam mengembangkan

tugas perutusan di bidang pendidikan (LPJ. DPU, 2015:46).

Dengan semakin berkembangnya karya pendidikan yang dikelola SFD, maka

dibentuklah beberapa yayasan pendidikan yang mengelola karya formal yaitu

Yayasan Setia di Medan yang membawahi delapan belas sekolah, Yayasan Santa

Maria di Kalimantan yang membawahi enam belas sekolah dan Yayasan Fioretti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

54

Tigaraksa membawahi tiga sekolah (LPJ. DPU, 2015:47-51). Untuk meningkatkan

mutu pendidikan, karya pendidikan dalam kongregasi SFD dijiwai oleh semangat

pendiri Kongregasi sehingga dirumuskanlah visi karya pelayanan di bidang

pendidikan “Menjadi wadah dan sarana dalam mewujudkan cinta Tuhan mendidik

manusia secara utuh dengan semangat cinta kasih, kesederhanaan dan persaudaraan”,

dan misi karya pendidikan SFD adalah “Siap dan terbuka melaksanakan kehendak

Tuhan dalam karya perutusan sesuai dengan kebutuhan zaman” (LPJ.DPU, 2015:45).

b. Karya Pelayanan di Bidang Kesehatan

Tindakan Fransiskus yang merangkul dan memeluk orang kusta menjadi

teladan bagi karya pelayanan SFD di bidang kesehatan. Pada zaman dahulu, para

Suster pendahulu melayani dan memberikan pengobatan kepada masyarakat dengan

berkunjung ke rumah-rumah, agar mereka langsung berhadapan dengan keluarga dan

masyarakat (Kenangan 70 Tahun SFD: 15).

Karya kesehatan yang dikelola oleh kongregasi SFD pada umumnya masih

sangat dipercaya masyarakat. Kehadiran para Suster yang prima dengan senyuman,

keramahan dan penuh kesabaran menjadi salah satu kekuatan dalam

mengembangkan karya pelayanan di bidang kesehatan. Namun demikian di beberapa

tempat, terjadi juga keprihatinan, di mana peraturan pemerintah yang baru menuntut

perlunya pembenahan SDM para suster di bidang manajemen, fasilitas dan secara

khusus administrasi. Kenyataan seperti ini membuat karya kesehatan SFD berpacu

terus dalam pembenahan dan pelayanan yang semakin prima (LPJ. DPU, 2015:52).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

55

Kesehatan merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Oleh karena itu, Kongregasi

SFD turut ambil bagian dalam menghadirkan karya penyelamatan Allah yang

menyembuhkan. Kasih Allah yang menyembuhkan daan menyelamatkan itu menjadi

pengembangan dari visi karya kesehatan SFD (LPJ. DPU, 2015:52).

Karya kesehatan yang dikelola oleh kongregasi SFD ada tiga belas unit, yang

dibawahi dua yayasan yaitu Yayasan Cinta Kasih Rafael yang berdomisili di Medan

dan Yayasan Suster-suster Fransiskanes Dongen yang berdomisili di Banjarmasin

(LPJ. DPU, 2015:52-56).

c. Karya Pelayanan di Asrama

Karya asrama putri sudah dimulai oleh para suster pendahulu dengan tujuan

untuk mengangkat harkat dan memberdayakan kaum perempuan. Seiring dengan

perkembangan zaman dan kebutuhan Gereja, para Suster SFD melanjutkan karya ini

dengan membuka berbagai karya asrama. Anak-anak yang tinggal di asrama selain

menuntut ilmu mereka juga dibekali dengan bermacam-macam pembinaan dan

berbagai keterampilan serta dilibatkan juga dalam berbagai kegiatan menggereja

(LPJ. DPU, 2015:56).

Karya asrama yang dikelola kongregasi SFD berkembang terus. Sampai saat

ini Kongregasi SFD mengelola sembilan asrama yang terdiri dari tujuh asrama putri,

satu asrama putra dan satu asrama SLB-C. Bangunan asrama pada umumnya bagus

dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung. Karya asrama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

56

diharapkan bisa menjadi sarana mewujudkan cinta Tuhan yang meninggikan

martabat manusia melalui pelayanan yang penuh cinta kasih dan persaudaraan sejati.

d. Karya Pelayanan yang lain

Karya sosial rehabilitasi kusta yang dikelola Kongregasi SFD sekarang sudah

beralih fungsi menjadi wisma lansia. Perubahan ini terjadi karena sekarang hampir

tidak lagi ditemukan orang yang menderita kusta karena pihak pemerintah sudah

menanganinya dengan baik. Sementara itu, kebutuhan untuk menampung para usia

lanjut semakin mendesak. Kenyataan inilah yang mendorong peralihan pelayanan ini.

Meski demikian, pendampingan dan perawatan terhadap para penderita kusta yang

sudah membaik tetap dilanjutkan dan difasilitasi dengan baik.

Karya lain yang dikelola SFD dan dirasa sangat sesuai dengan visi misi

kongregasi adalah pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Para suster SFD

melihat semakin banyak anak berkebutuhan khusus, maka dibukalah karya pelayanan

ini SLB-C karya tulus di Medan Sumatera Utara. Anak-anak yang didampingi semua

tinggal di asrama, dan mendapatkan pelayanan yang penuh kasih layaknya sesama

saudara dalam satu Bapa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

57

3. Nilai-nilai Rohani dalam Karya Kongregasi SFD dan Filosofinya

Nilai-nilai rohani yang dihayati dalam karya pelayanan Kongregasi SFD

yakni semangat, persaudaraan dan dina terwujud dan menjadi urat nadi yang

menjiwai seluruh suster dan semua orang yang turut ambil bagian dalam karya

pelayanan yang dikelola suster-suster SFD.

a. Huruf S, adalah Semangat

Sumber semangat yang menjiwai pelayanan para Suster SFD adalah bisikan

Roh Kudus yang tak henti-hentinya menghangatkan. Semangat berarti selalu

bergembira, rajin, dan giat dalam melakukan setiap karya yang ditugaskan dengan

disiplin yang tinggi dan suka cita yang besar. Para suster SFD diharapkan tampil

dengan wajah gembira dan penuh sukacita dalam menjalani hidup panggilan dan

dalam melayani sesama, seperti yang disabdakan-Nya, “demikianlah hendaknya

terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik

dan memuliakan Bapamu yang di Surga” (Mat. 5:16).

Semangat yang datang dari Allah membuat para Suster SFD memiliki daya

juang. Ada sikap ugahari yang mendalam sebagaimana yang dimiliki oleh para

pendahulu Kongregasi. Mereka terusir dan mengalami situasi yang amat berat.

Perjalanan mereka yang penuh rintangan. Hujan dan badai menghadang, namun

tidak menghentikan langkah mereka mengikuti panggilan Tuhan. Daya juang yang

diwariskan oleh para suster pendahulu adalah daya juang yang gigih, tidak

mengeluh walau badan terasa lelah, tidak lesu meski terasa letih. Mereka tidak kecut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

58

hati meski mengalami penolakan dan mereka setia berdayung terus penuh semangat

dan bersikap ugahari dengan keyakinan rahmat Allah menuntun perjalanan mereka.

b. Huruf F, adalah Fraternitas

Farternitas berarti mengutamakan dan meninggikan kaum papa dan semua

mahluk yang ada dengan cinta kasih, ramah, bersaudara dan cinta damai di manapun

berada. Suster SFD dengan gembira melayani semua orang, terlebih mereka yang

kesusahan dan kekurangan serta yang teraniaya. Demikian juga mereka dengan

senang hati menjadi saudara di tengah-tengah orang miskin dan rela mengambil

bagian dalam kesukaran dan kerendahan mereka (Kon Art 13). Setiap suster SFD

diminta supaya menjalankan pelayanan yang diwujudkan dengan menjadi yang

paling dina, mendekati sesama dengan penuh kerahiman hati sebagaimana

pengalaman Fransiskus yang mendekati orang kusta, dan menemukan kemuliaan

martabat ciptaan Tuhan dalam diri orang kusta itu (bdk. AD III psl 19). Maka

persaudaraan ataupun persekutuan Suster SFD harus siap sedia menjadi tempat bagi

mereka yang terluka, cacat dan orang berdosa (Sta. Art 13).

Persaudaraan ditandai dengan cinta kasih yang menjadi penopang dalam

pelayanan, juga saling membantu, melayani, bekerja sama, membangun dialog dan

memberi kesempatan pada yang lain. Menjadi saudara bagi ciptaan berarti

memelihara dan mencintai seluruh ciptaan.

Para Suster di dalam pelayanannya selalu bersikap ramah dengan

memberikan senyuman, sapaan, dan salam persaudaraan. Persaudaraan juga menuntut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

59

sikap adil, tidak memihak, mengutamakan kebersamaan dan persatuan, tidak

membesar-besarkan masalah, dan menciptakan suasana harmonis bersama rekan

kerja dalam melakukan pelayanan dan terlebih lagi persaudaraan ditandai dengan

sikap toleransi, menghormati, menerima dan terbuka pada perbedaan suku, agama,

dan golongan, siapapun diterima dan dilayani dengan baik.

c. Huruf D, adalah Dina

Bersikap dina dalam pelayanan berarti berpengharapan dan mengandalkan

Tuhan melalui doa dan karya perutusan yang dipercayakan, dengan bersikap

sederhana, rendah hati, tulus dan rela berkorban demi kemuliaan nama-Nya

sebagaimana diteladankan oleh Yohanes Pembabtis (bdk Yoh 3:30). Kesederhanaan

membuat seorang suster SFD terlihat indah. Kesederhanaan itu menjadi perhiasan

yang dengan sendirinya menimbulkan rasa hormat dan membuat dia dicintai.

Kesederhanaan membuat suster-suster SFD berani berterus terang langsung menuju

apa yang dilihatnya sebagai benar. Tutur katanya tidak berliku-liku, tidak mendua

dan jujur. Dengan dibekali kesederhanaan, suster SFD tidak takut akan reaksi dunia

di sekitarnya, karena kompasnya telah terarah pada apa yang diyakini sebagai

sungguh baik, pada apa yang dikehendaki Tuhan (Suster Mere Joseph, 1991: 18).

Sikap dina yang dihayati suster SFD menjadikan mereka berani berkata cukup

dengan pola hidup sederhana, rela mengerjakan pekerjaan yang kecil dengan cinta

yang besar. Sikap dina menghantar Suster-suster SFD pada kesediaan menerima dan

mendengarkan siapapun yang datang kepadanya dengan sepenuh hati serta rela

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

60

menerima koreksi, teguran dan evaluasi dengan berjiwa besar untuk memperbaharui

diri secara terus menerus.

Filosofi pelayanan Kongregasi SFD dapat digambarkan sebagai berikut:

Semangat = buah yang manis,

bunga yang harum dan daun

yang rindang

Fraternitas = batang yang

kokoh dan besar

Dina = akar tunggang yang

kuat dan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

61

Kedinaan SFD bersumber dari Yesus sendiri, karena Santo Fransiskus Asisi

juga terinspirasi menghayati kedinaan yang dihidupi oleh Yesus sebelumnya.

Fransiskus Asisi melihat semangat kedinaan dalam diri Yesus sehingga tidak ada

alasan bagi dirinya untuk tidak menjadi dina sama seperti Yesus yang merendah

merunduk demi menyelamatkan umat manusia. Dengan demikian jelas bahwa Yesus

adalah Sang Guru ataupun teladan yang menjadi sumber inspirasi bagi siapapun yang

berkarya dengan semangat kedinaan secara khusus Kongregasi Suster-suster

Fransiskus Dina.

Kedinaan yang sama dihayati dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus

Dina. Dengan semangat kedinaan, Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

mengasihi sesama dalam karya pelayanan mereka setiap harinya. Dengan semangat

kedinaan, para suster SFD melayani sesama dengan penuh sukacita, rajin dan giat,

ramah, bersaudara dengan semua orang, tampil sederhana, rendah hati, jujur, tulus

dan manaruh harapan yang teguh pada penyelenggaraan Ilahi (peryertaan dan

bimbingan Tuhan).

Setiap suster SFD menyandang nama atau dipanggil sebagai saudari dina

tentu dengan harapan supaya dalam karya pelayanan, mereka dapat melakukan

pekerjaan kecil, sederhana dan tidak diperhitungkan orang dengan cinta yang besar,

memberikan tenaga, pikiran dan hati yang tulus ikhlas demi kebahagiaan orang lain

serta berani berkata cukup dengan pola hidup sederhana di tengah situsi zaman yang

konsumerisme ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

62

Kedinaan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina merupakan jati

diri yang menjiwai seluruh aspek kehidupan masing-masing anggota kongregasi.

Mereka harus mampu merendahkan hati dan merendahkan diri dengan rela

mendengarkan serta menyadari bahwa mereka dipanggil menjadi perpanjangan

tangan dan hati-Nya untuk menyalurkan berkat, mengangkat harkat dan martabat

mereka karena Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina meyakini semua manusia

adalah saudara yang mempunyai satu Bapa yaitu Bapa yang ada di surga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

63

BAB IV

PERENDAHAN DIRI DALAM KEDINAAN

Kedinaan dihidupi oleh Suster-suster Fransiskus Dina sebagai perwujudan

kemiskinan injili. Kedinaan adalah sikap dan praktek hidup untuk menempatkan diri

di hadapan Allah Yang Mahatinggi, mengakui diri sebagai yang terbatas, rapuh dan

kecil. Menjadi dina dengan menempatkan diri di bawah Allah mengalir juga dalam

bentuk-bentuk perendahan diri di hadapan sesama. Kedinaan dipilih dan dihayati

sebagai konsekuensi dari persatuan dengan Yesus yang merendahkan diri dan

memilih hidup miskin. Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina memandang

kedinaan sebagai nilai unggul dalam mengikuti Yesus yang miskin dan hina dina.

Maka Suster-suster Fransiskus Dina mengabdi Tuhan dalam diri sesama dengan

sikap rendah hati, sederhana dan penuh sukacita (Sta; 123-124).

Kedinaan juga berarti menyadari bahwa segalanya adalah milik Allah, karena

itu tidak ada alasan bagi manusia untuk memegahkan diri, menginginkan kekuasaan,

puas diri dan meninggikan diri tetapi tetap memelihara kehidupan yang berasal dari

Allah (PPPK SFD;35). Kedinaan diwujudkan dalam sikap sederhana, rendah hati,

jujur, tidak pongah atas keutamaan besar atau usaha dan upaya luhur, rela menjadi

hamba, siap ditegur, taat dengan penuh hormat dan mengakui kesalahan dengan

rendah hati serta melakukan pertobatan dengan senang hati, tunduk pada semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

64

orang, tidak memandang diri sendiri lebih sempurna dari orang lain dan rela menjadi

bawahan semua orang.

Dalam Bab IV ini, penulis akan menganalisis unsur-unsur perendahan diri

Yesus dalam Filipi 2:1-11 dan kedinaan dalam Kongregasi SFD. Pembahasan ini

bertujuan untuk menampilkan unsur-unsur pokok perendahan diri Yesus dalam Filipi

2:1-11 dan spritualitas kedinaan dalam pelayanan Kongregasi SFD. Analisa ini

dibuat untuk mencermati unsur-unsur penting perendahan diri Yesus yang sudah

terkembangkan dan yang belum terkembangkan secara optimal dalam semangat

kerasulan Kongregasi SFD yang ditandai dengan kedinaan. Dari upaya mencermati

hal-hal tersebut, penulis bermaksud mengusulkan beberapa usulan upaya lanjut yang

bisa dipilih oleh Kongregasi SFD untuk menjadikan perendahan diri Yesus sebagai

landasan spiritualitas pelayanan Kongregasi SFD.

Di dalam studi ini, penulis menemukan beberapa unsur refleksi dalam

perendahan diri Yesus di Filipi 2 yang membantu pendalaman spritualitas kendinaan

dalam pelayanan Suster-suster Fransiskus Dina. Unsur-unsur tersebut adalah 1)

ketaatan kepada Allah, 2) berpusat pada Kristus, 3) hidup miskin, 4) hidup dalam

kesatuan, 5) tanggung jawab pada sesama. Unsur-unsur inilah yang akan dianalisa

secara lebih mendalam dalam bagian berikut.

A. Ketaatan kepada Allah

Perendahan diri Yesus dalam Filipi 2:1-11 dipahami sebagai kesiapsediaan

dan kerelaan Yesus melepaskan atau meninggalkan status, kedudukan-Nya sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

65

Putera Allah, dan menjadi setara dengan manusia berdosa, demi keselamatan

manusia itu sendiri. Paulus menasehati jemaat Filipi supaya meneladan Yesus yang

tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan,

melainkan mengosongkan diri, mengambil rupa manusia dan menjadi hamba. Paulus

meminta jemaat Filipi supaya meneladani Yesus yang memilih untuk melepaskan

kedudukannya, menurunkan statusnya demi ketaatannya kepada Bapa.

Perendahan diri Yesus mengalir dari ketaatan-Nya kepada Allah. Paulus

mengakhiri rangkaian perendahan diri Yesus dengan kata-kata “Ia taat sampai mati,

bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:8). Bagi Paulus, mengosongkan diri,

mengambil rupa hamba, menjadi manusia dipilih oleh Yesus dalam ketaatan kepada

Allah. Ketaatan Yesus tersebut berpuncak pada kematian di salib. Ketaatan Yesus

kepada Allah ditunjukkan melalui tindakan perendahan diri-Nya di mana Ia rela

mengesampingkan kemuliaan dan kehormatan-Nya sebagai Allah dan mengambil

rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Ia tidak hanya menjadi

manusia, tetapi juga mengambil rupa hamba. Artinya, Yesus menjadikan diri-Nya di

bawah manusia-manusia yang lain. Sebagai Allah tentunya Ia Mahakuasa dan bisa

melakukan apa saja, namun Ia memilih untuk merendahkan diri-Nya bahkan sampai

mengalami kematian paling hina yakni kematian di kayu salib.

Yesus yang serupa dengan Allah merendahkan diri dan menjadi sama dengan

manusia. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia telah menjadikan diri-Nya sebagai

hamba dan taat sampai mati di salib. Ketaatan-Nya kepada Allah dihayati di

sepanjang hidup-Nya, tidak dengan mengagungkan diri dan menuntut hormat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

66

orang lain, tetapi dengan merendahkan diri sampai mati di salib. Yesus taat sampai

mati, sampai mati di kayu salib padahal orang yang tergantung di kayu salib

dipandang telah dikutuk oleh Allah (Ul 21:22-23) dan kematian di kayu salib

dianggap sebagai kejijikan oleh orang Yahudi pada masa itu. Dengan mati di kayu

salib, Yesus menunjukkan kerelaan-Nya untuk berada di titik paling rendah dalam

hidup seorang manusia. Ketika Ia berhadapan dengan kematian di salib dan beresiko

kehilangan segala kehormatan-Nya sebagai manusia yang bermartabat, Yesus tidak

mundur tetapi tetap taat. Bukan prestise dan hormat yang dicari, tetapi ketaatan

kepada Allah yang mengutus-Nya.

Ketaatan Kristus sampai mati di kayu salib adalah ketaatan yang dilakukan

secara sempurna yang menunjukkan totalitas-Nya sebagai manusia sejati dan melalui

kematian-Nya Ia menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa dan kasih-Nya kepada

manusia. Ketaatan memampukan Dia untuk melepaskan statusnya sebagai Allah dan

mau merendahkan diri mengambil rupa hamba dan bahkan sampai mati di kayu salib.

Ketaatan juga membuat Yesus berfokus hanya pada kehendak Bapa. Ketaatan itu

jugalah yang menghantar Yesus pada kesetiaan-Nya sampai akhir hayat. Maka

perendahan diri dalam ketaatan Yesus mencapai tingkat yang serendah-rendahnya,

namun demikian semua ini tidak sia-sia karena ketaatan Yesus ini membawa

keselamatan bagi dunia.

Paulus menasehati jemaat Filipi untuk meneladan Yesus taat dan

merendahkan diri sampai serendah-rendahnya karena mereka egois, memperhatikan

kepentingannya saja dan hanya mengejar kemuliaan dan kehormatan pribadi. Paulus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

67

menjelaskan kepada jemaat Filipi bahwa Yesus yang adalah Allah saja mau

merendahkan diri menjadi manusia dan mengambil rupa hamba demi keselamatan

manusia. Perendahan diri Yesus memberi teladan kerendahan hati, kenyataan ini

dipakai Paulus untuk menasehati jemaat di Filipi bahwa kerendahan hati adalah

kekuatan dalam persekutuan jemaat. Paulus mengatakan ini mengingat situasi jemaat

yang pada saat itu di ambang perpecahan. Paulus menjelaskan bahwa kerendahan

hati dapat diwujudkan dengan memperhitungkan kepentingan dan kebutuhan orang

lain lebih dari kebutuhan pribadi dan apabila mereka sungguh melakukan itu maka

perpecahan akan berakhir.

Ketaatan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina merupakan salah

satu kaidah religius yang diucapkan setiap suster sebagai salah satu kaul religius.

Ketaatan itu ditujukan kepada pemimpin Kongregasi, tetapi lebih dari itu ketaatan

total setiap suster ditujukan kepada Allah melalui ketaatan kepada Kongregasi.

Ketaatan dihayati dengan siap sedia mempunyai telinga yang terbuka untuk suara

Tuhan yang didengar dengan berbagai cara yaitu dalam Injil, dalam suara hati

sendiri, lewat peristiwa-peristiwa hidup dan lewat persekutuan para saudari, serta

dalam keputusan dan arahan pimpinan.

Ketaatan yang dihidupi oleh Suster-suster Fransiskus Dina mewajibkan para

suster untuk selalu mencari kehendak Tuhan dan menyerahkan diri sepenuhnya

kepada kehendak-Nya. Yesus menjadi teladan dalam ketaatan bagi Suster-suster

Fransiskus Dina, terutama dalam menyerahkan seluruh kehendak dan kebebasan-Nya

kepada kehendak Bapa. Pembaktian diri Yesus kepada Allah Bapa dihayati-Nya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

68

demi kebaikan banyak orang. Hal yang sama diperjuangkan dan dihayati oleh Suster-

suster Fransiskus Dina. Ketaatan menghantar setiap anggota untuk membaktikan

hidupnya sepenuhnya bagi Tuhan dengan melayani sesama, lewat tugas perutusan

masing-masing.

Ketaatan diungkapkan dengan berani menjadi hamba yang dina. Dalam

menjadikan diri sebagai hamba bagi Allah dan bagi sesama, setiap suster tetap

berbahagia, menaruh diri di bawah kaki semua orang, menerima dengan rela bila

ditegur, taat dengan penuh hormat, mengakui kesalahan dengan rendah hati dan

mengadakan pertobatan, bersikap sabar ketika menanggung penghinaan dan

penolakan dunia. Ketika ditolak, dipermalukan, direndahkan, dilupakan dan

diremehkan demi ketaatan kepada Allah, setiap suster tetap bersikap riang gembira,

tidak bersedih karena mengalami kegembiraan sejati dan sukacita Ilahi. Ketaatan

mendorong setiap suster untuk merendahkan diri dan melayani sesama. Dengan

ketaatan kepada Allah ini, mereka menjadi serupa dengan Yesus yang taat. Teladan

yang diberikan Yesus memampukan para suster untuk berani melawan arus,

menjadikan kehendak Allah sebagai satu-satunya yang diperjuangkan dalam

keselarasan dengan pilihan pemimpin Kongregasi yang menjadi partner dalam

mengenali kehendak Allah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

69

B. Berpusat pada Kristus

Kedinaan Suster-suster Fransiskus Dina dan Perendahan Diri Yesus dalam

Filipi 2:1-11 memiliki tujuan Kristosentris yakni berpusat pada Kristus. Kristus yang

menjadi figur atau teladan yang menjiwai seluruh hidup anggota Kongregasi. Dalam

Filipi 2:1-11, Paulus menasehati Jemaat di Filipi supaya memiliki pikiran dan

perasaan yang terdapat juga dalam Yesus yaitu kerendahan hati dan kepentingan

orang lain (Flp 2:5). Dengan kata lain, Paulus menasehati jemaat Filipi supaya

rendah hati dan memperhatikan kepentingan orang lain (tidak egois), supaya

mempunyai hati dan pikiran yang serupa dengan Yesus. Selain itu juga supaya tidak

terjadi perpecahan di antara jemaat yang pada saat itu menghadapi banyak masalah.

Pembahasan mengenai berpusat pada Kristus dalam surat Filipi muncul

terutama karena situasi aktual yang dialami oleh jemaat. Pada masa itu, di tengah-

tengah masyarakat Filipi berkembang budaya cursus honorum, yaitu mengukur

kehormatan seseorang melalui status sosial dan kedudukan seseorang di tengah

masyarakat karena prestasi yang diperolehnya serta pengakuan dari pemerintah.

Situasi ini membuat jemaat Filipi berlomba-lomba untuk menjadi lebih unggul dan

menjadi orang yang lebih terhormat. Mereka lebih mengutamakan kepentingan

pribadi dan menganggap diri lebih hebat dibandingkan yang lain sehingga mereka

menjadi egois dan hanya memperhatikan kepentingannya saja tidak mau tahu dengan

sesamanya.

Berhadapan dengan situasi ini, Paulus menasihati jemaat Filipi agar tidak

larut dalam kebiasaan masyarakat pada umumnya. Paulus meminta jemaat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

70

menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus. Pada intinya, Paulus

mengajak jemaat untuk tidak mengutamakan prestise dan hormat pada diri sendiri,

tetapi berpegang pada perendahan diri sebagaimana ditempuh oleh Yesus. Paulus

mengajak jemaat untuk terus-menerus memandang Kristus, sehingga cara berpikir

dan cara bertindak Kristus yang merendahkan diri-Nya menjadi teladan bagi mereka.

Kristus menjadi model utama bagi jemaat dalam hidup bersama dan berelasi dengan

orang lain. Upaya untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus

inilah yang dimengerti sebagai upaya untuk berpusat pada Kristus dengan

menjadikan Yesus sendiri sebagai teladan dan sebagai sumber inspirasi rohani.

Nasihat yang diberikan Paulus kepada jemaat di Filipi dia katakan sebagai

“nasihat dalam Kristus”. Hal ini mau mengatakan bahwa sosok ataupun pribadi

Kristus perlu dikenal dan diteladani oleh jemaat, sebab nasihat yang diberikan Paulus

berpangkal pada Kristus dan tampil nyata di dalam persekutuan dengan-Nya. Setiap

orang ditantang oleh Yesus untuk menempuh cara hidup sebagaimana Ia pilih, yakni

cara hidup dalam perendahan diri. Ia yang dalam rupa Allah tidak menganggap diri-

Nya setara dengan Allah, melainkan telah mengosongkan diri dan merendahkan diri.

Maka nasihat untuk berpusat pada Yesus yang disampaikan oleh Paulus ini dijiwai

oleh Kristus sendiri karena Dia jugalah yang telah menjadi teladan yang selalu

menginspirasi Paulus.

Paulus selalu menjadikan Yesus sebagai pusat hidupnya. Keberpusatan pada

Yesus itu kini dinasihatkannya bagi jemaat. Ketika Paulus memberi nasihat tentang

penghiburan kasih, yang dimaksudkannya adalah penghiburan yang didorong dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

71

yang dikuasai oleh kasih Kristus. Demikian juga ketika dia berbicara tentang

persekutuan Roh, yang ia maksud adalah persekutuan yang diciptakan oleh Roh

Kudus, persekutuan di mana anggota-anggotanya hidup dari dan dipimpin oleh Roh

Kristus sendiri. Belas kasih dan kasih mesra dia maknai sebagai kasih mesra dan

belas kasihan yang juga berakar dalam Kristus. Begitupula halnya ketika Paulus

memberi nasihat untuk merendahkan diri. Singkatnya Paulus selalu menempatkan

Kristus sebagai pusat dalam nasehat-nasehatnya kepada jemaat Filipi.

Hal ini paling jelas dapat dilihat dalam ayat 5, di mana Paulus menasihatkan

supaya jemaat Filipi menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus

Yesus. Pikiran dan perasaan yang ada dalam Kristus Yesus tidak lain adalah

perendaham diri dalam ketaatan kepada Bapa-Nya. Dengan maksud ini, Paulus

menasihati jemaat Filipi supaya merendahkan diri dan memperhatikan kepentingan

orang lain sebagimana telah diteladankan oleh Kristus Yesus. Nasihat ini persis

melawan kecenderungan masyarakat yang mengejar prestise dan menyombongkan

diri dengan segala status sosial dan prestasi yang diraih.

Lebih dalam lagi Paulus menghendaki supaya pikiran dan perasaan yang

terdapat juga dalam Kristus Yesus ini menjadi norma hidup jemaat, bukan hanya

untuk pribadi tetapi juga untuk hidup bersama sebagai persekutuan sehingga mereka

tidak lagi hidup hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Tuhan dan dengan

demikian mereka juga memperhatikan sesamanya.

Di tengah situasi jemaat yang penuh dengan keegoisan dan hasrat ingin

menonjolkan diri, Paulus memberikan pola hidup Yesus yang paling relevan. “Dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

72

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu

sebagai milik yang harus dipertahankan” (Flp 2:6). Paulus sengaja menggunakan

ayat ini karena pada masa itu banyak jemaat Filipi yang tergoda untuk lebih

mempertahankan milik mereka sendiri dan menikmatinya sendiri tanpa mau

membaginya dengan yang lain dengan harapan mereka mau berbuat yang sama

seperti yang dilakukan Yesus.

Paulus menjelaskan kepada jemaat Filipi bahwa Yesus yang adalah Allah

mau merendahkan diri menjadi manusia dan mengambil rupa hamba demi

keselamatan manusia. Gambaran ini dijelaskan Paulus dengan maksud supaya jemaat

Filipi yang memiliki status dan kedudukan terhormat di tengah masyarakat pada

masa itu tidak congkak dan egois serta menggunakan status dan kedudukannya hanya

untuk mencari kemuliaan pribadi tetapi mau dan rela merendahkan diri untuk

melayani orang lain.

Paulus menghendaki supaya jemaat Filipi belajar dari Yesus. Sebagaimana

Yesus memikirkan umat manusia yang dibuktikan dengan kerelaan-Nya melepaskan

kemapanan-Nya sebagai Anak Allah yang kaya dan rela menjadi manusia

mengambil rupa hamba dan menderita sampai wafat di salib demi menyelamatkan

manusia, demikian juga hendaknya jemaat Filipi berpikir juga untuk kebahagiaan

dan kesejahteraan sesamanya, tidak hanya memikirkan diri sendiri dan tidak mau

tahu dengan sesama. Hendaknya kemapanan dan segala sesuatu yang dimiliki

digunakan untuk kebahagiaan bersama. Dengan kesediaan mereka melakukan semua

itu, mereka melayani sesama dengan apa yang mereka miliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

73

Keberpusatan pada Yesus juga menjadi semangat dasar dalam kedinaan yang

dihayati oleh para Suster Fransiskus Dina. Dalam Kongregasi Suster-suster

Fransiskus Dina, berpusat pada Kristus dipraktekkan dengan menjadikan Yesus

sebagai yang paling dicintai, serta dengan berusaha sekuat tenaga dan sepenuh hati

mempersembahkan diri secara lebih utuh kepada-Nya dan mengikuti Yesus secara

lebih dekat. Hal ini mau mengatakan bahwa Kristus berada pada tempat pertama dan

utama dalam hidup seorang suster SFD dan tidak boleh ada sesuatu atau

seseorangpun yang menggantikan Dia. Segala sesuatu harus diupayakan supaya

kedekatan atau relasi ini tetap terjaga.

Kedinaan juga dihayati oleh para Suster Fransiskus Dina sebagai wujud

keberpusatan pada Yesus. Dalam kedinaan, para suster pendahulu menemukan dan

membuka hati terhadap Kristus yang miskin. Kemiskinan dan perendahan diri Yesus

mengagumkan dan mempesona hati mereka sehingga mereka memeluk dan

menghidupinya sebagai jalan persatuan dengan Kristus yang mereka cintai. Sampai

masa sekarang ini, persatuan dengan Kristus dihayati pula dengan melakukan

pertobatan terus-menerus sebagaimana pola hidup peniten rekolek yang menjadi

warisan para pendiri.

Pola hidup peniten rekolek yang sampai sekarang masih dihayati dalam

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina mendorong para suster untuk selalu

melakukan pembaharuan diri, melakukan pertobatan terus-menerus dengan semangat

cinta kasih. Pola hidup peniten rekolek yang dihayati dalam Kongregasi Suster-suster

Fransiskus Dina membantu mereka untuk hidup dalam keheningan Tuhan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

74

mengumpulkan segenap daya dan memusatkannya bagi kepentingan-Nya, sehingga

dengan demikian Dia selalu menjadi penggerak utama dalam persaudaraan maupun

pelayanan.

Sikap doa dan refleksi atas kelemahan sesering mungkin dilakukan dalam

keheningan batin. Maka meskipun Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina sudah

menjadi kongregasi yang aktif, namun hidup doa tetap dianggap sebagai suatu

keharusan, sebab dalam doa dan keheningan mereka menemukan kehendak-Nya dan

memusatkan diri kepada-Nya. Doa, pertobatan, dan keberpusatan pada Yesus

membuahkan hidup religius dan pelayanan yang didasari oleh hasrat untuk

merendahkan diri di hadapan Allah dan sesama. Maka doa dan karya merupakan dua

dimensi yang saling melengkapi dalam hidup Suster Fransiskus Dina, di mana karya

untuk berdoa dan doa untuk mendukung karya.

Bentuk lain berpusat pada Yesus yang dihayati oleh Suster SFD adalah

membiasakan diri mengucapkan doa batin dengan tujuan supaya hidup selalu

terhubung dengan Tuhan Yesus Kristus. Doa batin yang dimaksud misalnya dengan

terus mengulang-ulang nama Yesus di dalam hati seiring dengan irama nafas, atau

jenis doa lain yang dirasa lebih menyentuh hati. Semua ini dimaksudkan supaya

mereka senantiasa berpusat pada Kristus dan dijiwai oleh-Nya.

Sejarah kongregasi mengisahkan bahwa para suster pendahulu sungguh-

sungguh berpusat pada Kristus. Hal ini dapat secara jelas dilihat dalam perjalanan

menuju Dongen badai taufan menghadang, tetapi mereka tetap yakin dan berdoa

bahwa Tuhan pasti menyertai dan melindungi mereka. Penyelenggaraan Ilahi nyata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

75

dalam diri mereka pada saat itu. Hal lain dapat juga dilihat ketika memulai karya

perlayanan. Mereka sama sekali tidak memiliki apa-apa sebagai modal, mereka

semata-mata menggantungkan hidupnya pada Tuhan yang akan membantu mereka

dan akan menyelenggarakan semuanya dan memang Tuhan bertindak, semua

berjalan dengan baik. Tuhan mengutus banyak orang untuk membantu dan menolong

mereka.

Dari kenyataan ini, penulis berefleksi bahwa orang yang berpusat pada

Kristus adalah orang yang merendahkan diri; menempatkan diri lebih rendah

daripada orang lain. Model atau teladan semangat hidup ini adalah Yesus sendiri

yang selalu memusatkan diri pada Bapa-Nya, taat kepada Allah sampai mati di salib.

Hidup-Nya berpusat pada Allah yang mengutus-Nya. Penghayatan kedinaan,

perendahan diri dalam hidup para Suster Fransiskus Dina bersumber pada semangat

hidup Yesus sendiri yang memusatkan diri-Nya pada Allah, merendahkan diri dan

taat sampai mati di salib. Sumber spiritualitas kedinaan Suster Fransiskus Dina

ditemukan dalam diri Yesus sendiri.

C. Miskin

Tema tentang jalan kemiskinan Yesus dalam surat Filipi dapat dilihat dari

ayat ini "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus

dipertahankan" (Flp 2:7). Paulus menegaskan bahwa sekalipun Kristus serupa

dengan Allah dan karena itu berada dalam kebesaran dan kemuliaan Allah, Ia tidak

menganggap hal itu sebagai sesuatu (milik) yang harus dikuasai dan dipertahankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

76

Hal ini berarti bahwa Ia tidak menggunakan kemuliaan, kedudukan, kekayaan, dan

segala hak istimewa dan kemuliaan-Nya untuk kepentingan pribadi-Nya. Ia tidak

terus memeluk milik-Nya itu, melainkan melepaskan-Nya dengan pengosongan diri-

Nya. Demi ketaatan kepada Allah dan kasih-Nya kepada manusia, apa yang menjadi

milik-Nya tidak dipertahankan-Nya, melainkan dilepaskan dengan sukarela, bahkan

juga dengan menerima penderitaan, kesalahpahaman, perlakuan buruk, kebencian,

dan kematian di salib yang terkutuk.

Ungkapan kemiskinan Yesus dalam Filipi juga dapat dilihat saat Ia memilih

menjadi yang paling rendah, yaitu mengambil rupa seorang hamba/budak. Hamba

pada dasarnya tidak memiliki hidup dan kemerdekaannya sendiri karena seluruh

hidupnya adalah milik tuannya. Pada umumnya, hamba/budak dipandang sebagai

manusia yang paling rendah kedudukannya, yang harus taat dan setia pada tuannya

sebab hak hidupnya sepenuhnya berada di tangan tuannya. Yesus yang mengambil

rupa hamba menujukkan ungkapan perendahan diri yang tidak tanggung-tanggung.

Ia merendahkan diri serendah-rendahnya dalam kemiskinan manusia. Jalan

kemiskinan itu ditempuh-Nya dalam ketaatan dan kesetiaan-Nya kepada Allah.

Menjadi seorang hamba berarti menjadi seorang pelayan dan pola hidup

Yesus adalah pola hidup pelayanan. “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,

tetapi untuk melayani” (Mat 20:28). Dalam khasanah hidup Romawi, menjadi hamba

bukanlah posisi sosial yang dicari. Dalam kultur masyarakat yang mementingkan

hormat dan prestise, tidak seorang pun memilih hidup miskin sebagai hamba orang

lain. Justru bagi jemaat yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang menginginkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

77

gelar kehormatan, kedudukan tinggi, nama besar tersebut, Paulus mensehati jemaat

Filipi supaya meneladan Yesus yang merendahkan diri tanpa batas dalam kemiskinan

hidup manusiawi dengan melepaskan hormat dan kemuliaan keilahian-Nya.

Yesus menjadikan diri-Nya sama dengan manusia. Selama Ia hidup dan

bekerja di dunia ini, Ia menjadi sama dengan manusia-manusia yang lain. Menjadi

manusia bukanlah ancaman bagi diri-Nya dan kesetaraan-Nya dengan Allah bukan

pula sesuatu yang harus dipegang erat-erat. Pilihan ini mengungkapkan perendahan

diri Yesus yang berbanding terbalik dengan cara pikir dan cara hidup orang-orang

Filipi yang menyombongkan prestasi dan status. Mereka bukan saja memiliki

keinginan untuk mempertahankan segala sesuatu yang mereka miliki tetapi juga

ingin mendapatkan apa yang belum mereka miliki.

Yesus merendahkan diri menjadi sama dengan manusia, supaya Dia bisa

menjangkau dan merangkul semua umat, sehingga semua manusia memperoleh

keselamatan. Dengan merendahkan diri menjadi manusia, Yesus menolong dan

memulihkan hubungan manusia dengan Allah yang rusak karena dosa.

Perendahan diri dalam kemiskinan manusia ini dilakukan Yesus atas

kemauan-Nya sendiri, tanpa paksaan. Dengan sukarela Ia memilihnya. Ia

meninggalkan segenap kekayaan surgawi untuk menerima kemelaratan manusia (II

Kor 8:9). Ia turut merasakan apa yang dirasakan manusia mulai Ia lahir dari rahim

seorang wanita sampai wafat-Nya di salib. Dengan kata lain, perendahan diri dalam

kemiskinan adalah pilihan bebas Yesus dan apa yang dipilih-Nya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

78

dipertanggungjawabkan-Nya. Ia telah memilih untuk mengambil rupa hamba

sehingga Ia pun dipandang hina dan tak bernilai oleh dunia.

Kemiskinan yang dipilih oleh Yesus juga menjadi dasar jalan hidup dina

dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Kemiskinan itu dipraktekkan dalam

kesadaran untuk selalu memandang dan mengakui diri sebagai yang terbatas, rapuh

dan kecil sehingga dengan demikian akan mengandalkan Allah. Kemiskinan berarti

menyadari bahwa Allah adalah pemilik atas hidup dan kehidupan. Segala sesuatu

adalah semata-mata anugerah dari Allah. Segala sesuatu yang baik adalah pekerjaan

Allah. Jadi, tidak ada alasan untuk sombong dan bangga atas keberhasilan diri sendiri

dan atas pujian orang lain. Maka “Berbahagialah hamba yang menyerahkan kembali

semua yang baik kepada Tuhan Allah; sebab siapa menahan sesuatu bagi diri sendiri,

ia menyembunyikan uang Tuhan Allahnya di dalam dirinya maka apa yang

sangkanya dimilikinya akan diambil darinya (Pth 18). Kemiskinan adalah

mengembalikan dengan kehendak bebas kekayaan kepada Pemilik yang

sesungguhnya. Manusia tidak lain hanyalah seorang pengemis di hadapan Allah.

Dengan meneladan Yesus yang miskin, Suster SFD dengan sukacita turut

menanggung penghinaan dan perendahan dunia sekitar, siap dipermalukan dan

ditolak dengan tetap menerimanya dengan rendah hati dan sabar, bukan untuk

mencari belas kasihan dari orang lain atau mencari jalan untuk bersedih melainkan

untuk mengalami kegembiraan sejati dan sukacita Ilahi. Pada dasarnya kemiskinan

erat hubungannya dengan kedinaan. Maka sebenarnya perendahan diri di dalam

kemiskinan sebagaimana dipilih oleh Yesus sudah sangat banyak didalami dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

79

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina dalam semangat hidup dina. Semangat

hidup dina lahir dari keterpesonaan Santo Fransiskus pada kemiskinan Yesus Kristus

dan hal yang sama juga dialami oleh para suster pendiri ketika mereka sungguh

mengagumi kemiskinan Yesus sehingga ingin memeluk kemiskinan Yesus sebagai

cara hidup mereka.

Kemiskinan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina diwujudkan

dengan sikap sederhana, rendah hati, jujur, tidak pongah atas keutamaan besar atau

usaha dan upaya luhur, rela menjadi hamba, siap ditegur, taat dengan penuh hormat

dan mengakui kesalahan dengan rendah hati serta melakukan pertobatan dengan

senang hati. Kemiskinan ditandai dengan sikap lepas bebas yakni melepaskan segala

sesuatu yang bersifat duniawi. Sikap lepas bebas bukan berarti merasa kehilangan,

tetapi dengan melepaskan hal-hal duniawi, orang akan memperoleh kehidupan sejati

yang berasal dari-Nya. Misalnya dalam tugas perutusan, seorang suster tidak

diperkenankan melekat pada tugasnya apabila sudah diberi penugasan baru oleh

pemimpin. Dia harus meletakkan jabatannya dengan rendah hati sekalipun tugas itu

sangat dia senangi.

Buah dari perendahan diri Yesus ialah bahwa Allah mengaruniakan kepada-

Nya nama yang mengatasi segala nama, Allah sangat meninggikan Dia. Demikian

juga halnya dalam keyakinan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Kemiskinan

merupakan pilihan bebas yang memberi jaminan akan kekayaan surgawi.

Kemiskinan menghantar manusia ke negeri orang-orang hidup, tanah air surgawi.

Mereka akan menjadi ahli waris kerajaan Allah. Demikianlah kemiskinan Yesus dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

80

kemiskinan yang dihayati dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina

merupakan ungkapan kesadaran bahwa manusia itu hanyalah seorang hamba yang

harus mentaati kehendak Allah dan melayani Dia.

D. Hidup dalam Kesatuan

Paulus dalam suratnya, mengingat jemaat di Filipi dengan penuh sukacita.

Paulus merasakan kedekatan batin dengan jemaat sehingga ia mengatakan dengan

jujur apa yang ada di hatinya, bahwa dia hanya menginginkan yang terbaik bagi

jemaat. Paulus mengetahui beberapa konflik yang mengakibatkan perpecahan di

tengah-tengah jemaat (Flp 2:4). Karena itu, ia memberikan seruan atau nasihatnya

agar mereka hidup dalam kesatuan. Satu hal ia minta: “sempurnakanlah sukacitaku

dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”

(Flp 2:2). Paulus menghendaki adanya kesatuan antara jemaat yang pada saat itu

berada di ambang perpecahan.

Kesatuan tidaklah terjadi dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan

bersama. Paulus menyebutkan beberapa perilaku yang dapat mengganggu atau

menghalangi kesatuan, seperti mencari kepentingan sendiri, mencari puji-pujian

yang sia-sia (menyombongkan diri), dan hanya memperhatikan kepentingan sendiri.

Ia mengingatkan jemaat untuk tidak ambil bagian di dalam perilaku yang negatif itu.

Sebaliknya, jemaat dinasihati untuk rendah hati, untuk menganggap yang lain lebih

utama daripada dirinya sendiri. Kerendahan hati yang ditekankan Paulus dalam Filipi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

81

2:1-11 yaitu menganggap orang lain lebih utama. Dengan mengutamakan orang lain

dan mendahulukan kebutuhan sesama, orang membangun persekutuan. Paulus

mengatakan bahwa setiap anggota adalah anugerah Allah, jadi semua harus dihargai,

dihormati dan diperhitungkan. Inilah bentuk kerendahan hati yang ditekankan Paulus

dan kerendahan hati ini jugalah yang menjadi kekuatan komunitas jemaat Filipi.

Paulus mengatakan bahwa semua anggota jemaat sama di hadapan Tuhan.

Maka semua berhak mendapat pelayanan dan rasa hormat dari anggota yang lain,

bukan karena status sosial dan prestasinya, tetapi berdasarkan karunia yang ia terima

dari Kristus. Paulus melarang jemaat bersikap egois sebab sudah selayaknya mereka

menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus yakni perendahan diri.

Mereka harus menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri dan hal ini

hendaknya dilakukan bukan karena paksaan, namun karena kesadaran untuk

memenuhi tanggung-jawab dalam relasi dengan yang lain.

Paulus dengan tegas mengajarkan jemaat Filipi tentang cara bersatu, yakni

dengan meninggalkan keegoisan dan keinginan untuk menonjolkan diri serta

menyingkirkan ambisi-ambisi yang menimbulkan persaingan karena persaingan akan

menimbulkan perpecahan. Kalau seseorang menginginkan persatuan, pastilah dia

akan berusaha mendekatkan diri pada sesamanya, dan menganggap dia saudara

bukan saingan apalagi musuh. Dia akan menghormati serta menganggap sesamanya

lebih utama daripada dirinya sendiri.

Paulus juga menasehati jemaat di Filipi, bahwa untuk menjaga kesatuan

mereka perlu meneladan Yesus yang merendahkan diri. Yesus yang adalah Putera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

82

Allah tidak menganggap kesetaraan-Nya itu sebagai milik yang harus dipertahankan.

Hal ini mau mengatakan bahwa Yesus itu tidak sombong sebagai Putera Allah, Ia

tidak merasa hebat sekalipun pada dasarnya Ia memang luhur dan Mahakuasa. Yesus

telah mengosongkan diri dan mengambil rupa hamba. Ayat ini mau menjelaskan

bahwa Yesus itu memiliki semangat untuk memberi bukan saja untuk menerima. Ia

mau melayani sebagai seorang hamba yang rendah dan memberikan apa yang Ia

miliki demi kebaikan sesama. Dengan menjadi sama dengan manusia, Ia berempati

terhadap manusia, tidak lekas menghakimi atau menuduh tetapi berusaha

menempatkan diri pada posisi orang lain untuk mengerti dan memahami.

Nasehat untuk bertekun dalam persekutuan, sehati dan sepikir dengan orang

lain ini diberikan Paulus kepada jemaat Filipi agar hati mereka tergugah dan agar

mereka menjadikan Yesus sebagai inspirasi bagi mereka dalam menjaga kesatuan

jemaat. Paulus berharap apa yang diteladankan Yesus diikuti oleh jemaat Filipi.

Mereka mau berbuat apa yang diperbuat Yesus yaitu merendahkan diri, sebab inilah

kunci agar terjalin kesatuan antara jemaat. Kesatuan merupakan kekuatan bagi

jemaat, dan kesatuan akan tercipta apabila setiap anggota sungguh-sungguh mau

membuka diri untuk meneladani Yesus.

Hidup dalam kesatuan dimengerti sebagai salah satu dimensi hidup religius

dalam Gereja. Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina meyakini bahwa cinta kasih

merupakan dasar dan penopang persekutuan persaudaraan. Roh Kudus menjadi

kekuatan yang mempersatukan dan membentuk persekutuan. Dalam perjalanan

sejarah kongregasi, para suster pendahulu merasakan gerakan (dorongan) Roh yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

83

mempersatukan mereka, dan dorongan itu begitu kuat sehingga mereka tidak

sanggup menolaknya. Meskipun biara-biara sudah dibubarkan tapi kerinduan untuk

berkumpul dan bersatu senantiasa menggelora di hati mereka.

Cara hidup jemaat perdana yang sehati sejiwa, berbagi kasih dengan sesama

dan semua mendapat pelayanan dengan penuh kasih menjadi inspirasi dalam

persaudaraan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Belajar dari jemaat perdana,

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina yang beraneka ragam suku, budaya dan

latar belakang, hidup dalam ikatan cinta kasih satu sama lain saling mengasihi dan

saling melayani.

Dalam persaudaraan Suster-suster SFD mengasihi sesama berarti

mengutamakan dan meninggikannya serta rela berbagi rahmat dengan sesama, murah

hati dalam memberi bantuan, baik berupa perhatian, tenaga dan bantuan yang lain

yang dibutuhkan sesama. Cinta kasih itu diwujudkan dengan kesediaan menerima

kelebihan dan kekurangan sesama, memaafkan dan tidak memperhitungkan

kesalahannya, tidak cemburu dan turut bahagia atas keberhasilan sesama serta rela

menanggung kesukaran dan tantangan yang dijumpai dalam hidup dengan penuh

kegembiraan tanpa mempersalahkan situasi maupun orang lain.

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina lebih akrab dengan kata

persaudaran. Persaudaraan yang dihayati dalam kongregasi adalah persaudaraan yang

berkeyakinan bahwa semua mahluk adalah ciptaan Tuhan, maka Allah pencipta

sebagai Bapa dan semua mahluk adalah saudara. Karena semua mahluk adalah

saudara, semua manusia setara, dan sebagaimana Bapa mencintai dan meninggikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

84

manusia demikian juga manusia harus mencintai dan meninggikan saudaranya.

Sebagai saudara dina, setiap angota harus menjadi pribadi pembawa damai. Apabila

setiap anggota menjadi pembawa damai dan selalu mengusahakan kedamaian,

kesatuan dan kesejahteraan dalam persaudaraanpun akan terjalin dengan sendirinya.

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina meyakini bahwa persekutuan atau

persaudaraan di komunitas akan membangkitkan rasa saling cinta antara satu dengan

yang lainnya, serta mengembangkan kegembiraan jiwa. Kebersamaan terbangun

melalui doa bersama, makan bersama, kapitel komunitas, rekreasi komunitas serta

kegiatan lain yang dilaksanakan bersama. Maka hidup dalam kesatuan yang dihayati

oleh jemaat Filipi dan yang dihayati oleh Suster-suster SFD mempunyai perwujudan

yang sama. Namun demikian keadaan jemaat di Filipi menjadi inspirasi bagi

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Kenyataan bahwa Kongregasi Suster-

suster Fransiskus Dina terdiri dari beragam suku dan budaya yang berbeda satu

dengan yang lain memungkinkan adanya perpecahan.

Dalam sejarah kongregasi diceritakan bahwa pada misionaris pertama yang

datang ke Indonesia membagi Kongregasi Suster-suster Fransiskus dina menjadi dua

regio. Regio Sumatera dan Regio Jawa-Kalimantan. Setiap regio memberi

pertanggungjawaban langsung kepada pimpinan yang ada di Belanda, sehingga

kurang adanya rasa persaudaraan sebagai satu kongregasi. Pada tanggal 17 April

2007 Vatikan menyatakan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina sebagai

Kongregasi mandiri Indonesia. Penulis merasa memang bukan hal yang mudah

menyikapi hal ini, dimana setiap regio kerap kali hanya memperhatikan kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

85

regionya saja padahal sebenarnya Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina sudah

menjadi satu.

Paulus mengatakan bahwa untuk mengatasi perpecahan diperlukan sikap

rendah hati dan tidak egois. Hal ini bisa menjadi inspirasi dalam Kongregasi Suster-

suster Fransiskus Dina. Rendah hati mengakui bahwa yang lain saudariku meski

persaudaraan sebagai satu kongregasi dirasakan sesudah pesta perak atau bahkan

sesudah lansia.

Sikap yang kedua yang ditekankan Paulus dalam mengantisipasi adanya

perpecahan adalah tidak egois, hanya mementingkan kepentingan kelompok saja.

Sebagai anggota dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina perlu berpikir

secara global yaitu SFD Indonesia, bukan hanya kepentingan regio atau pulaunya

saja tetapi saling memberi diri, memberi masukan demi perkembangan Kongregasi

Fransiskus Dina. Hal praktis yang kerap kali terjadi adalah sulit dimutasi ke pulau

lain, karena merasa asing. Hal ini mengindikasikan bahwa masih adanya sikap egois,

hanya memperhatikan kebutuhan kelompoknya saja.

Paulus memberikan nasehat supaya jemaat memikirkankan hal yang sama,

memiliki kasih yang sama, menjadi satu di dalam jiwa/perasaan dan pemikiran.

Memikirkan hal yang sama itu berarti jemaat diminta mempunyai cara pandang yang

sama dalam menghadapi berbagai persoalan sedangkan memiliki kasih yang sama itu

artinya jemaat didorong untuk menerapkan kasih satu sama lain seperti kasih yang

mereka terima dan alami sendiri dari Allah. Sementara menjadi satu dalam

jiwa/perasaan dan pemikiran berarti jemaat untuk ada dalam kesatuan di segala hal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

86

Dan apabila kesatuan ini sungguh tercipta maka sukacita Paulus menjadi sempurna.

Jadi kesatuan yang dimaksudkan Paulus bukanlah kesamaan dalam segala hal,

melainkan dalam cara pandang, kasih dan pemikiran tentang kepentinganku dan

kepentingan yang lain, yang perlu diperhatikan juga.

Kesatuan akan tercipta apabila jemaat menyadari bahwa persekutuan jemaat

adalah persekutuan yang diciptakan oleh Roh Kudus dimana Roh yang memimpin

dan berpartisipasi dalam setiap anggota. Hal ini sejalan bahwa dalam persaudaraan

atau persekutuan Suster-suster Fransiskus Dina diyakini bahwa yang menjadi

kharisma kongregasi adalah Roh pemersatu yaitu Roh kudus sendiri yang menjadi

kekuatan yang mempersatukan dan membentuk keutuhan hidup dalam persaudaraan

sebagaimana para pendiri Kongregasi digerakkan oleh Roh yang sama untuk

membangun persekutuan atau persaudaraan ini.

Persekutuan Roh yang dimaksudkan Paulus juga berarti berbagi sesuatu atau

berpartisipasi bersama dengan orang lain dalam suasana persahabatan. Dalam

persaudaraan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina, kedinaan dihayati lewat

saling mendengarkan dan memberitahukan apa yang dibutuhkannya, saling melayani

dengan rendah hati dalam ketaatan timbal balik serta membagikan apa yang dipunyai

kepada orang miskin dan yang berkekurangan. Lebih tajam lagi Fransiskus

mengatakan bahwa setiap saudari adalah hadiah dari Allah sendiri. Roh Tuhan yang

menghantar dan mendorong setiap saudari untuk datang dan bergabung dalam

Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Maka dari itu Kongregasi Suster-suster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

87

Fransiskus Dina juga merupakan persekutuan Roh karena Roh Allah sungguh-

sungguh berkarya dalam kongregasi.

E. Tanggungjawab

Ketaatan Yesus kepada Allah dalam perendahan diri-Nya membawa

konsekuensi kematian, bukan sebuah kematian biasa, melainkan kematian di kayu

salib dalam kehinaan. Melalui perendahan diri-Nya, Yesus dipanggil untuk

bertanggung jawab atas kehidupan manusia. Yesus melakukannya tanpa menuntut

balas atau untuk mendapatkan kehormatan. Ketaatan-Nya kepada Bapa

mendatangkan keselamatan bagi mereka yang mengimani-Nya dan meneladan

hidup-Nya. Berpola pada perendahan diri Yesus itu, Paulus menasihati jemaat Filipi

supaya meneladani Yesus dengan memberi perhatian pada sesama dan tidak mencari

keuntungan sendiri. Perendahan diri Yesus dimaknai jemaat Filipi sebagai bentuk

kepedulian dan penerimaan bagi sesama. Hal ini bisa terwujud dalam bentuk

tanggung jawab terhadap yang lain, kerelaan untuk melepaskan egoisme demi

kepentingan bersama. Jadi perendahan diri Yesus merupakan sikap melepaskan,

membatasi atau menciutkan diri memberi diri menjadi sesama bagi yang lain demi

kebaikan yang lain (sesama).

Mempertahankan apa yang menjadi hak milik adalah sesuatu yang alamiah

dilakukan oleh manusia. Sekuat tenaga dan segala usaha pasti dilakukan untuk

mempertahankannya. Tidak jarang manusia menjadi lekat pada apa yang dimilikinya.

Akibatnya adalah manusia menjelma menjadi mahluk yang egois yang hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

88

memperhatikan kepentingannya sendiri dan tidak peduli dengan kepentingan

sesamanya. Situasi seperti inilah yang terjadi di kalangan jemaat Filipi pada saat itu.

Maka Paulus menjadikan Yesus sebagai teladan bagi jemaat Filipi. Paulus

mengatakan bahwa dalam menjalankan ketaatan-Nya kepada Bapa Yesus

melepaskan apa yang semula menjadi milik-Nya yakni kesetaraan dengan Allah.

Jemaat Filipi diajak untuk juga menjadi rela melepaskan apa yang menjadi haknya,

dan memberi ruang kepada yang lain. Demi kepentingan orang lain, apa yang

menjadi milik pribadi tidak dipertahankan, melainkan dilepaskan demi kebahagiaan

sesama.

Panggilan untuk bertanggungjawab membuat seseorang bukan lagi tuan atas

orang lain, sebaliknya, orang lain justru menjadi tuan bagi dirinya. Tanggungjawab

diwujudkan dengan melayani tuan (sesama). Yesus telah menghayati ini terlebih

dahulu ketika Ia memilih untuk merendahkan diri. Ketika seseorang mengatakan

bertanggungjawab terhadap yang lain, dia tidak bersikap acuh tak acuh. Apa yang

menjadi beban sesama menjadi bebannya juga dan bahkan dia mengambil

tanggungjawab atas kegagalan sesamanya. Itulah yang dilakukan Yesus

bertanggungjawab atas kegagalan manusia hidup dalam ketaatan kepada Allah

sampai Ia wafat di kayu salib.

Yesus merendahkan diri, melepaskan segala hak-Nya (kesetaraan dengan

Allah) sekaligus memurnikan diri-Nya karena Ia tidak lagi berpusat pada diri-Nya,

sebaliknya Ia menjadi pribadi yang bertanggungjawab bagi yang lain. Ia mengambil

tanggung jawab atas keselamatan bagi semua orang. Paulus juga menasehati jemaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

89

Filipi untuk bertanggungjawab terhadap sesamanya (orang lain), sebab orang yang

mengambil tanggungjawab bagi yang lain tidak lagi mengejar kepentingan pribadi,

melainkan memurnikan diri sehingga tidak lagi menjadikan diri sebagai pusat segala

sesuatu, sebaliknya akan menyadari diri sebagai pribadi yang bertanggungjawab

terhadap sesama (orang lain).

Mengambil tanggungjawab atas keselamatan/kesejahteraan orang lain juga

dihayati dalam Kongregasi SFD. Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina meyakini

bahwa kehidupan yang berlimpah perlu dijaga dan dibagikan pula kepada sesama,

sebab Allah menghendaki agar masing-masing orang menjadi saluran rahmat bagi

orang lain. Sebagaimana Yesus berkorban demi kebahagiaan manusia, demikian juga

para suster SFD rela berkorban menjadi perpanjangan tangan Tuhan memberi

kebahagiaan sesamanya. Setiap suster SFD dipanggil-Nya untuk bertanggungjawab

mengalirkan rahmat kepada orang lain melalui pelayanan yang ditugaskan

kepadanya.

Karya pelayanan Kongregasi merupakan ungkapan tanggungjawab terhadap

sesama. Dalam pelayanannya, Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina perlu

belajar dari ketaatan Yesus yang mendatang keselamatan bagi dunia. Karya

pelayanan yang dikelola oleh Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina hendaknya

mendatangkan keselamatan bagi mereka yang dilayani setiap harinya. Dengan kata

lain, karya pelayanan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina membantu dan

menuntun orang menemukan kehendak Tuhan dalam dirinya, sehingga dengan

demikian mereka semakin dekat dengan Tuhan dan merasakan sukacita yang berasal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

90

dari-Nya. Untuk itu Suster-suster Fransiskus Dina perlu menanamkan dan

mempraktekkan tanggungjawab terhadap sesama atau orang yang dilayani bukan

karena paksaan tapi karena kesadaran dari hati sebagai orang yang dipanggil dan

turut bertanggungjawab demi keselamatan orang lain.

Semangat para suster pendiri yakni rajin dan giat mendorong para suster SFD

untuk setia membenahi diri dan bertanggungjawab dalam tugas pelayanan sehari-

hari. Semua ini dihayati berdasarkan semangat cinta kasih kepada Allah dan sesama

tanpa ada unsur keterpaksaan. Semangat rajin dan giat dalam pelayanan berarti

melaksanakan tugas dengan tanggungjawab dan gembira dengan penuh ketulusan.

Tujuan pelayanan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina adalah

untuk menyalurkan kasih, dan sikap pelayanan SFD bersumber pada sikap pelayanan

Yesus sendiri yaitu melayani dengan cinta kasih. Dengan hidup dalam kerendahan

hati di hadapan Tuhan dan menyadari bahwa segala kemampuan dan keberhasilan

dalam pelayanan adalah pekerjaan Allah sendiri, suster-suster SFD dipanggil untuk

melayani dengan mendahulukan yang lemah, miskin dan tersingkir tanpa

mengharapkan imbalan. Pelayanan terhadap orang kecil menjadi sarana perjumpaan

dengan Allah sendiri, sehingga dengan demikian pelayanan dihayati sebagai

pengabdian kepada Allah dan karenanya dipanggil untuk bekerjasama dengan-Nya

bertanggungjawab menyelamatkan manusia.

Dalam karya pelayanan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina, yang

paling penting adalah keselamatan orang-orang yang dilayani, sebab Kongregasi

Suster-suster Fransiskus Dina memaknai pelayanan sebagai sarana perpanjangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

91

tangan Tuhan dalam melayani dan mencintai sesama yang sungguh membutuhkan

perhatian dan cinta sehingga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan

sukacita. Jadi, tanggungjawab terhadap sesama merupakan point penting yang perlu

ditekankan dalam hati setiap suster.

F Refeksi Kateketis

Selama kurang lebih 12 tahun penulis bergabung dalam persaudaraan Suster-

suster Fransiskus Dina, penulis merasa penghayatan spritualitas kedinaan sudah

dihidupi dengan baik, hanya saja masih ada beberapa pokok yang harus ditambahkan

supaya penghayatan kedinaan ini menjadi lebih kaya. Kedinaan dalam kongregasi

Suster-suster Fransiskus Dina dipahami bahwa segalanya adalah milik Allah dan

semua yang ada pada manusia hanyalah anugerah semata. Di dalam penghayatan

hidup dan pelayanan sehari-hari, ternyata kedinaan tidak mudah dipraktekkan. Pada

kenyataannya ada suster yang dengan cukup mudah dapat menghayati kedinaan dan

ada juga suster yang menghayati kedinaan dengan penuh perjuangan, jatuh bangun

dan biasanya mereka menjadi pribadi sulit dalam kongregasi.

Menurut penulis, nilai kedinaan yang sudah dihayati dalam Kongregasi Suster-

suster Fransiskus Dina yang paling menonjol adalah nilai persaudaraan. Kongregasi

SFD menjunjung tinggi nilai persaudaran, semua saudara dan sama di hadapan

Tuhan. Kongregasi SFD tidak mengenal adanya senioritas. Pembagian tugas dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

92

karya pelayanan berbeda-beda ada yang menjadi kepala sekolah, ketua yayasan, guru

biasa dan ada yang mengurus bagian rumah tangga. Namun ketika para suster ada

dalam komunitas, semua suster mendapat hak dan kewajiban yang sama, misalnya

saja ketika hari minggu karyawan libur maka setiap suster mendapat giliran masak

sekalipun dia seorang ketua yayasan atau kepala sekolah dan bahkan pimpinan

umum sekalipun harus taat dengan aturan komunitas yang disepakati bersama.

Menurut penulis nilai kedinaan yang belum dihayati dalam kongregasi SFD

adalah sikap lepas bebas. Kerap kali ada suster yang meninggalkan persaudaraan

karena tidak memiliki sikap lepas bebas. Selama penulisan skripsi ini, penulis tinggal

di komunitas provinsialat, membantu di bagian sekretariat, jadi sedikit banyaknya

persoalan dalam kongregasi penulis tahu. Ketika seorang suster mengundurkan diri

dari persaudaraan, alasan yang paling sering muncul adalah karena keterikatan pada

keluarga, persahabatan, jabatan dan barang-barang duniawi. Mereka mengatakan

ingin membantu keluarga, tidak tega melihat keluarga yang hidup sederhana padahal

di dalam biara dia hidup serba berkecukupan. Terkadang juga ada yang mengatakan

bahwa dia merasa tidak bahagia dalam panggilan, karena sudah terikat dalam

persahabatan dengan seseorang. Sering juga seorang suster yang dimutasi menjadi

tersinggung karena menganggap semua kerja kerasnya tidak diperhitungkan

pimpinan, dan di tempat yang baru masih belum maju, tidak ada signal dan lain

sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

93

Penulis merasa permasalahan ini muncul karena para suster SFD belum

memiliki sikap lepas bebas secara sempurna. Maka sangatlah tepat bahwa

perendahan diri Yesus sebagaimana ditampilkan oleh Paulus di Flp 2:1-11 ini digali

maknanya untuk memperkaya refleksi tentang semangat kedinaan sehingga Yesus

yang merendahkan diri menjadi teladan bagi para suster SFD dalam mewujudkan

semangat kedinaan dengan membangun persaudaraan yang semakin kokoh dan

semakin menghayati sikap lepas bebas. Yesus melepaskan hak ilahi-Nya sebagai

Putera Allah, tidak merasa bahwa status ilahi yang mulia itu menjadi sesuatu yang

harus dipertahankan. Penulis berpikir seandainya para suster SFD dapat memaknai

perendahan diri Yesus ini, keprihatinan-keprihatinan di atas bisa diminimalisir. Para

suster akan lebih dewasa dan matang dalam memaknai pergulatan hidup mereka.

Dalam kenyataan hidup sehari-hari ketika berhadapan dengan situasi yang tidak

mudah, para suster SFD kadang menjadi kurang bersemangat dalam menghayati

spritualitas kedinaan. Di lain pihak, kongregasi menekankan bahwa setiap suster

hendaknya tidak banyak menuntut dan terus memiliki daya juang yang tangguh

menghadapi setiap permasalahan. Penulis ingin memperkaya dan memperdalam

penekanan Kongregasi ini dengan menggali makna ketaatan Yesus kepada Bapa,

ketaatan yang membuat Dia berani keluar dari zona nyaman sebagai Putera Allah

yang Mahakuasa pemilik segala-galanya. Ketaatan yang sama semestinya menjadi

dasar yang menjiwai setiap sikap batin setiap suster SFD dalam melaksanakan karya

pelayanan agar Kongregasi dan para Suster SFD lebih berani dan mantap mengambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

94

langkah-langkah inovatif dalam pelayanan terhadap sesama yang dilandasi dengan

ketaatan total kepada Allah.

Penghayatan Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina dalam berpusat pada

Kristus lebih menekankan pada hidup doa dan keheningan. Memang dalam doa dan

keheningan seorang suster bisa bersatu dengan Tuhan. Namun lebih daripada itu,

sebagaimana ditekankan oleh Paulus dalam suratnya, keberpusatan pada Kristus

terwujud dengan menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Dia

(Kristus). Dalam konteks situasi jemaat Filipi saat itu, Paulus mau menekankan

perhatian yang lebih besar kepada sesama sebagimana Yesus juga meneladankannya.

Maka keberpusatan pada Kristus ini bisa lebih dikembangkan dalam pelayanan yaitu

memperhatikan dan mengutamakan kebahagiaan sesama, keselamatan mereka yang

dilayani. Dengan kata lain, keberpusatan pada Kristus diwujudkan dalam pilihan

keberpihakan pada mereka yang miskin, lemah, dan menderita yang dalam tradisi

biblis dimengerti sebagai kehadiran nyata Yesus pada masa ini.

Hal yang paling relevan antara situasi jemaat Filipi dan situasi Kongregasi

Suster-suster Fransiskus Dina ini adalah menjaga supaya tidak terjadi perpecahan di

dalam komunitas. Kekhawatiran Paulus akan perpecahan jemaat Filipi juga menjadi

kekhawatiran sekaligus tantangan dalam Kongregasi SFD karena latar belakang

kongregasi yang sudah diuraikan dalam bab sebelumnya. Maka solusi yang diberikan

Paulus bisa menjadi inspirasi bagi Suster-suster SFD yaitu menjaga kesatuan dengan

memiliki kesatuan hati, pikiran, jiwa dan tujuan. Orang yang memikirkan kesatuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

95

tidak bersikap egois dan sombong, melainkan memperhatikan dan mengutamakan

kepentingan orang lain. Persis inilah yang diteladankan Yesus terlebih dahulu. Untuk

mengantisipasi perpecahan di dalam komunitas, Suster-suster Fransiskus Dina

hendaknya terus-menerus memandang Kristus yang merendahkan diri serendah-

rendahnya.

Perendahan diri Yesus ditujukan untuk kebahagiaan orang lain, keselamatan

manusia. Yesus memaknai semua itu sebagai sebuah tanggungjawab. Hal ini yang

kurang digali dalam kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina. Pelayanan dimaknai

dalam konteks pengabdian pada Tuhan, rasa tanggungjawab terhadap sesama kurang

disadari. Maka perendahan diri Yesus menjadi sarana yang menyadarkan para Suster

SFD untuk menanamkan rasa tanggungjawab terhadap sesama. Dengan menyadari

tanggungjawab itu, para Suster akan semakin rela menanggung penghinaan dunia

sebagaimana yang telah diteladankan oleh Yesus Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

96

BAB V

PENUTUP

Pada bab V ini, penulis merangkum pokok-pokok gagasan penting yang

dibahas dalam skripsi ini dan menarik beberapa kesimpulan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan pokok yang muncul di awal penulisan skripsi ini.

Permasalahan yang dibahas di dalam skripsi ini dirumuskan di Bab I sebagai berikut:

Apa makna perendahan diri Yesus dalam Filipi 2? Apa wujud konkret penghayatan

semangat perendahan diri dalam pelayanan Suster-suster SFD? Apa refleksi dan

usulan-usulan yang bisa ditawarkan para suster SFD untuk semakin menjadikan

perendahan diri Yesus sebagai landasan spiritualitas pelayanan mereka? Dari

kesimpulan yang diperoleh melalui perbandingan antara perendahan diri Yesus (Bab

II) dan kedinaan (Bab III) yang disintesekan di Bab IV, penulis memberikan

beberapa pendapat/saran yang kiranya membantu para Suster Fransiskus Dina (SFD)

untuk lebih memaknai perendahan diri Yesus dalam semangat kedinaan yang

menjadi landasan pelayanan dalam kongregasi.

A. Kesimpulan

Dari uraian mengenai perendahan diri Yesus dan kedinaan serta analisa point-

point refleksi di atas, dapatlah disimpulkan pembahasan dalam keseluruhan skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

97

ini. Perendahan diri Yesus dalam Filipi 2:1-11 menampilkan beberapa unsur yang

sejajar dengan kedinaan yang dihayati dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus

Dina. Perendahan diri Yesus dalam Filipi 2:1-11 membantu pendalaman refleksi

tentang kedinaan dalam spiritualitas pelayanan para suster SFD terutama dalam hal

ketaatan kepada Allah, berpusat pada Kristus, hidup miskin, hidup dalam kesatuan,

tanggung jawab pada sesama dalam refleksi kedinaan SFD sehingga penulis merasa

penting untuk mengenalinya guna memperkaya sikap dan praktek kedinaan yang

sudah dibangun oleh para Suster SFD.

Yesus adalah Putera Allah yang merendahkan diri dalam ketaatan yang

sempurna. Ketaatan tersebut memampukan Dia untuk merendahkan diri sampai pada

titik yang paling rendah dalam hidup manusia yaitu menjadi hamba atau budak.

Ketika perendahan diri itu membawa-Nya pada jalan salib yang adalah jalan

kematian paling keji pun, Dia taat sampai mati. Ia berkuasa dan memiliki segala-

galanya, tetapi Ia memilih merendahkan diri dalam ketaatan pada kehendak Bapa.

Ketaatan yang dihayati oleh para Suster SFD ditujukan kepada Allah melalui

kaul-kaul religius. Ketaatan diungkapkan dalam kesiapsediaan dan dalam

keterbukaan untuk mendengarkan suara Tuhan. Ketaatan kepada Allah diwujudkan

dalam kaul ketaatan yang memampukan para Suster SFD untuk menyerahkan

seluruh kehendak dan kebebasannya pada kehendak Bapa melalui ketaatan penuh

pada pemimpin Kongregasi. Jadi dalam hal penghayatan kaul ketaatan ini, satu hal

yang terus diperjuangkan adalah menguatamakan kehendak Bapa dan kebaikan

sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

98

Kedinaan yang dipilih oleh para Suster SFD mengungkapkan pilihan untuk

mengikuti Kristus dan merendahkan diri seperti Kristus. Maka kedinaan ini bersifat

kristosentris. Merendahkan diri seperti Yesus menjadi model dari kedinaan yang

dihayati oleh para Suster SFD. Perendahan diri Yesus bisa ditimba oleh para Suster

SFD lewat pendalaman teks Flp 2:1-11 yang dikenal sebagai kidung kenosis ini.

Yesus menjadi figur teladan. Ia menjadi sosok pribadi yang menginspirasi. Kedinaan

yang dihayati dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina bertujuan supaya para

Suster semakin serupa dengan Yesus, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat

dalam Kristus yang merendahkan diri.

Supaya menjadi serupa dengan Yesus, para suster SFD, seperti halnya jemaat

Filipi, harus banyak belajar dari Yesus, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat

juga dalam Kristus. Maka mereka perlu terus-menerus memandang Yesus Kristus,

menjadikannya sebagai model utama bagi mereka dan dengan demikian mereka

mampu melawan kecenderungan dunia (masyarakat) yang mengejar prestise dan

menyombongkan diri dengan segala status sosial dan prestasi yang diraih.

Sebagaimana Yesus yang merendahkan diri demi kebahagiaan manusia, para Suster

SFD juga harus meninggalkan egoisme dan kemudian memperhatikan sesama,

sehingga dengan demikian mereka menjadi semakin serupa dengan Yesus.

Kemiskinan Yesus diungkapkan dengan pilihan-Nya untuk mengambil rupa

hamba/budak. Budak adalah manusia dengan status sosial paling rendah. Tidak ada

pilihan lain baginya selain taat pada tuannya, sebab hidup dan kemerdekaannya

sepenuhnya berada di tangan tuannya. Jemaat Filipi dan juga para Suster SFD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

99

diminta untuk menggantungkan hidupnya pada Allah saja. Allah yang menjadi tuan

mereka, Dialah pemilik segalanya dan para Suster SFD adalah hamba yang taat pada

tuannya. Kemiskinan menyadarkan mereka akan keterbatasan dan kerapuhan mereka

sehingga mereka akan mengandalkan Allah.

Persekutuan jemaat maupun persaudaraan dalam Kongregasi Suster-suster

SFD dibentuk atas nama Kristus dan Roh-Nya yang memimpin dan mempersatukan

mereka. Dalam persekutuan ataupun persaudaraan perlu adanya kesatuan hati,

pikiran dan jiwa, sebab dengan kesatuan hati dan pikiran serta jiwa membuat

persaudaraan terhindar dari perpecahan. Orang yang mempunyai kesatuan hati,

pikiran dan jiwa akan menganggap sesamanya sebagai saudara dan anugerah Allah,

sehingga dia akan memperlakukan sesamanya dengan baik, menghormati,

menghargai dan memperhitungkannya. Dia tidak egois dan sombong tetapi lebih

memperhatikan kesatuan dalam persaudaraan. Supaya orang memiliki kesatuan hati,

pikiran dan jiwa perlu meneladani Kristus yang merendahkan diri, melepaskan apa

yang Ia miliki demi kebaikan manusia, sebagaimana Yesus yang berempati terhadap

manusia.

Perendahan diri Yesus merupakan bentuk tanggungjawab-Nya dalam

menyelamatkan umat manusia. Melalui Perendahan diri-Nya, Yesus dipanggil untuk

bertanggung jawab atas kehidupan manusia. Yesus telah memberi teladan sebagai

pribadi yang bertanggungjawab dengan memilih untuk merendahkan diri. Panggilan

untuk bertanggungjawab membuat seseorang bukan lagi tuan atas sesamanya,

melainkan sebaliknya sesama justru menjadi tuan bagi dirinya. Ketika seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

100

mengatakan bertanggungjawab terhadap yang lain itu berarti dia tidak bersikap acuh

tak acuh, apa yang menjadi beban sesama menjadi bebannya juga dan bahkan dia

harus bertanggungjawab atas kesalahan sesamanya. Yesus rela menderita demi

menebus dosa dan kesalahan manusia. Dan bagi Suster-suster SFD, tanggungjawab

dihayati dalam karya pelayanan sebagai perpanjangan tangan Tuhan.

B. Saran

Lima point penting yang ditemukan penulis kiranya dapat memperkaya dan

memperdalam refleksi spritualitas kedinaan dalam kongregasi SFD maka melalui

skripsi ini penulis menawarkan saran untuk kongregasi SFD.

Ketaatatan Yesus pada Allah diwujudkan dalam hidup-Nya yang

mengutamakan kehendak Bapa Teladan yang diberikan Yesus ini memberi inspirasi

bagi para suster SFD untuk berani bertindak bijaksana, mengutamakan kehendak

Allah di atas segalanya.

Jemaat Filipi dinasehati Paulus untuk manaruh pikiran dan perasaan yang

sama dengan Yesus (berpusat pada Kristus). Demikian juga hendaknya penghayatan

kedinaan dalam Kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina sumbernya adalah pribadi

Yesus sendiri, sehingga berpusat pada Kristus tidak hanya ditemukan dalam doa

namun juga dalam melaksanakan pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

101

Kemiskinan yang dihayati Yesus maupun kemiskinan yang dihayati para

suster SFD mengalir dari kesadaran diri sebagai hamba yang harus taat dan setia

melayani tuannya yang dalam hal ini adalah Allah sendiri.

Kesatuan hati, budi dan pikiran dalam Kristus merupakan cara untuk

mengatasi perpecahan sebagaimana yang dialami oleh jemaat Filipi dan menjadi

inspirasi bagi kongregasi Suster-suster Fransiskus Dina.

Perendahan diri Yesus maupun kedinaan bertujuan mewujudkan rasa

tanggungjawab terhadap sesama (orang lain), maka sebagaimana Yesus yang

merendahkan diri demi keselamatan manusia para suster SFD juga menghayati

kedinaan dengan melayani sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

102

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Deuterokanonik. (2009). Alkitab, Jakarta : LAI

Abineno, J.L.Ch. (1989) Tafsir Alkitab surat Filipi, PT BPK Gunung Mulia.

Jakarta

Achtemeier, P. (2001). Introducting the New Testament – Its Literature and

Theology, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids

Baxter, Sidlow. (2002). Menggali Isi Kitab Suci; Roma sampai dengan Wahyu,

Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Jakarta

Danny Purnama, (2012). Memahami Spritualitas Kenosis Program Pasca Sarjana

Teologi UKDW, Yogyakarta

Eko Riyadi, St. (2015). Diktat untuk semester V Fakultas Ilmu Pendidikan

Agama Katolik

Gerald O dan Edward G, (1991). Kamus Teologi, Kanisius. Yogyakarta

Gordon Fee, (1995). Paul’s Letter to the Philippians, Grand Rapids. William B

Eerdmans Publishing Company

Groenen, Cletus. (1993) Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Kanisius.

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

103

Joseph H. Hellerman, (2005). Reconstructing Honor in Roman Philippi –

Carmen Christi as Cursus Pudorum, Cambridge University Press,

Cambridge

Konfrensi Wali Gereja Indonesia. (1998). Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta

Marxsen,Willi. (1994). Pengantar Perjanjian Baru–Pendekatan Kritis terhadap

Masalah-masalahnya, PT BPK Gunung Mulia. Jakarta

Ralph Martin & Gerald Hawthorne, (2004). Philiphians: World Biblical

Commentary, vol 43(Revised Edition), Thomas Nelson, Nashville

Stephen Fowl, (1999). Phlippians – The Two Horizons New Testamen

Commentary Series, Inter Varsity Press, Illinois

Surat Kepada Seluruh Ordo. (2001). Karya-karya Fransiskus. (Leo Laba Ladjar,

Penerjemah). Jakarta: Sekafi

Teresa Kuo-Yu Tsui, (2006). Kenosis in the Letter of Paul to the Philippians:

The Way of the Suffering Philippian Community to Salvation, Louvain

Studies. Leuven

Yayasan Komunikasi Bina Kasih. (1979). Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius –

Wahyu. BPK Gunung Mulia, Jakarta

Dokumen Kongregasi :

Anggaran Dasar Ordo III Regular St. Fransiskus Asisi. (1984). Jakarta :

Sekafi.

Anggaran Dasar Tanpa Bulla. (2001). Karya karya Fransiskus, (Leo Laba

Ladjar, Penerjemah). Jakarta : Sekafi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

104

De Raat, Judith. (2000). Sebuah Harta Tersembunyi: Spritualitas Suster-

suster Farnsiskanes Dongen, Etten dan Roosandal, Jakarta. Luceat

Yesus, Yohana. (2008). Pembaharu Ordo Ketiga Santo Fransiskus dari

Asisi dan Pendiri para Peniten –Rekolek. (Niko Syukur Dister,

OFM, Penerjemah). Sukabumi

SFD,(1993). Kenangan 70 Tahun Suster Fransiskus Dina (SFD) di

Indonesia.

___________. (2007). Konstitusi Suster-suster Fransiskus Dina (SFD)

Indonesia

___________. (2007). Pedoman Pembinaan dan Pendidikan Suster-suster

Fransiskus Dina (SFD). Indonesia

___________. (2015c). Pedoman Karya Pendidikan Suster suster

Fransiskus Dina (SFD).

___________. (2016). Draft Nilai-nilai karya Kongregasi Suster

Fransiskus Dina (SFD)

Maria Joseph.(1867). Bersatu hati. Dongen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI …repository.usd.ac.id/12079/2/131124042_full.pdf · 2017. 8. 15. · PERENDAHAN DIRI YESUS DALAM FILIPI 2:1-11 SEBAGAI LANDASAN

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI