PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan...

8
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-43 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA – DEPOK A.R. Indra Tjahjani 1 , Gita Cakra 2 , Gita Cintya 3 1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta Selatan Email : [email protected] 2Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta Selatan Email : [email protected] 3Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta Selatan Email : [email protected] ABSTRAK Ruas jalan adalah ruang gerak yang berharga bagi masyarakat maupun. Desain jalan merupakan fungsi dari hierarki jalan. Komponen desain Jalan tertentu adalah tidak dapat dinegosiasikan. Pergerakan pejalan kaki meliputi pergerakan menyusuri jalan, memotong jalan dan melintas persimpangan. Sebagaimana yang terjadi di berbagai kota besar, akibat perkembangan ekonomi, perdagangan dan kemudahan jangkauan pelayanan bagi masyarakat, maka fasilitas-fasilitas umum seperti hotel, pertokoan dan lain sebagainya biasanya mengelompok pada suatu daerah tertentu. Letak gedung satu dengan gedung yang lain menyebar ke seluruh kawasan, maka suatu ketika pejalan kaki harus menyeberangi lalu lintas kendaraan untuk sampai ke tempat tujuan. Sering kali keberadaan penyeberang jalan atau pejalan kaki menimbulkan konflik arus kendaraan sehingga terjadi tundaan lalu lintas dan menurunkan laju arus lalu lintas. Seperti halnya Kota Depok dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, penyediaan sarana transportasi bagi pejalan kaki seperti jembatan penyeberangan sudah disediakan. Jalan Margonda merupakan salah satu jalan utama untuk memasuki Kota Depok yang sering dilalui oleh masyarakat pengguna jalan pada saat melakukan aktivitas. Pelebaran jalan Margonda cenderung tidak adil dan tidak memberi rasa aman pada pengguna jalan khususnya bagi pejalan kaki. Jalan Margonda cenderung dikembangkan sebagai jalan untuk daerah komersial yang padat dengan aktivitas keseharian. Dengan luas jalan yang lebar, jalan ini kurang memperhatikan faktor keamanan bagi pengguna, baik bagi pengguna kendaraan bermotor maupun bagi pejalan kaki. Titik keramaian tidak di imbangi dengan sistem perambuan yang baik serta fasilitas pejalan kaki yang memadai. Sehingga berpengaruh terhadap travel time, kemacetan dan kecepatan bagi pejalan kaki yang menggunakan ruas jalan tersebut. Diperlukan perencanaan fasilitas bagi pedestrian untuk membangun Kota Depok terutama untuk penataan kota yang lebih baik dengan membangun wilayah komersial disepanjang jalan Margonda. Dalam perencanaan wilayah komersial disepanjang jalan Margonda, akan digunakan pendekatan Geographic Information System (GIS). Hasil yang diharapkan adalah penataan ruang komersial yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Kata Kunci: wilayah komersial, Pedestrian, GIS PENDAHULUAN 1. Meningkatnya penyediaan fasilitas penunjang perpindahan manusia dan barang yang memenuhi ketentuan keselamatan bagi pejalan kaki dimana pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalulintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki terkonsentrasi pada fasilitas umum seperti terminal, pusat pertokoan, pusat pendidikan serta tempat-tempat fasilitas umum lainnya. Keberadaan pejalan kaki memerlukan fasilitas bagi pejalan kaki, termasuk fasilitas penyeberangan jalan seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), dimana JPO tersebut dipasang bila tidak ada pertemuan sebidang antara arus pejalan kaki dengan arus lalulintas. Agar pejalan kaki mau untuk menggunakan JPO harus dijamin keamanan dan jarak berjalan tidak terlalu bertambah jauh. Kota Depok dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Jalan Margonda merupakan salah satu jalan utama menuju Kota Depok. Seiring berjalannya waktu, banyak terjadi perubahan dan pembenahan pada jalan tersebut. Termasuk pelebaran ruas jalan (overlay). Pelebaran pada jalan Margonda cenderung tidak memberi rasa aman dan nyaman pada pengguna jalan khususnya bagi pejalan kaki, karena daerah jalan Margonda ini lebih cenderung sebagai daerah komersil. Sehingga pelebaran yang dilakukan hanya mementingkan pengguna berkendara, dan kurang memperhatikan aspek fasilitas bagi pejalan kaki, terutama JPO dan trotoar, yang menjadi faktor terpenting bagi para pejalan kaki.

Transcript of PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan...

Page 1: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-43 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA – DEPOK

A.R. Indra Tjahjani1 , Gita Cakra2 , Gita Cintya3

1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta Selatan Email : [email protected]

2Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta Selatan Email : [email protected]

3Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila Jakarta, Lenteng Agung Jakarta Selatan Email : [email protected]

ABSTRAK Ruas jalan adalah ruang gerak yang berharga bagi masyarakat maupun. Desain jalan merupakan fungsi dari hierarki jalan. Komponen desain Jalan tertentu adalah tidak dapat dinegosiasikan. Pergerakan pejalan kaki meliputi pergerakan menyusuri jalan, memotong jalan dan melintas persimpangan. Sebagaimana yang terjadi di berbagai kota besar, akibat perkembangan ekonomi, perdagangan dan kemudahan jangkauan pelayanan bagi masyarakat, maka fasilitas-fasilitas umum seperti hotel, pertokoan dan lain sebagainya biasanya mengelompok pada suatu daerah tertentu. Letak gedung satu dengan gedung yang lain menyebar ke seluruh kawasan, maka suatu ketika pejalan kaki harus menyeberangi lalu lintas kendaraan untuk sampai ke tempat tujuan. Sering kali keberadaan penyeberang jalan atau pejalan kaki menimbulkan konflik arus kendaraan sehingga terjadi tundaan lalu lintas dan menurunkan laju arus lalu lintas. Seperti halnya Kota Depok dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, penyediaan sarana transportasi bagi pejalan kaki seperti jembatan penyeberangan sudah disediakan. Jalan Margonda merupakan salah satu jalan utama untuk memasuki Kota Depok yang sering dilalui oleh masyarakat pengguna jalan pada saat melakukan aktivitas. Pelebaran jalan Margonda cenderung tidak adil dan tidak memberi rasa aman pada pengguna jalan khususnya bagi pejalan kaki. Jalan Margonda cenderung dikembangkan sebagai jalan untuk daerah komersial yang padat dengan aktivitas keseharian. Dengan luas jalan yang lebar, jalan ini kurang memperhatikan faktor keamanan bagi pengguna, baik bagi pengguna kendaraan bermotor maupun bagi pejalan kaki. Titik keramaian tidak di imbangi dengan sistem perambuan yang baik serta fasilitas pejalan kaki yang memadai. Sehingga berpengaruh terhadap travel time, kemacetan dan kecepatan bagi pejalan kaki yang menggunakan ruas jalan tersebut. Diperlukan perencanaan fasilitas bagi pedestrian untuk membangun Kota Depok terutama untuk penataan kota yang lebih baik dengan membangun wilayah komersial disepanjang jalan Margonda. Dalam perencanaan wilayah komersial disepanjang jalan Margonda, akan digunakan pendekatan Geographic Information System (GIS). Hasil yang diharapkan adalah penataan ruang komersial yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Kata Kunci: wilayah komersial, Pedestrian, GIS

PENDAHULUAN 1.Meningkatnya penyediaan fasilitas penunjang perpindahan manusia dan barang yang memenuhi ketentuan keselamatan bagi pejalan kaki dimana pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalulintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki terkonsentrasi pada fasilitas umum seperti terminal, pusat pertokoan, pusat pendidikan serta tempat-tempat fasilitas umum lainnya. Keberadaan pejalan kaki memerlukan fasilitas bagi pejalan kaki, termasuk fasilitas penyeberangan jalan seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), dimana JPO tersebut dipasang bila tidak ada pertemuan sebidang antara arus pejalan kaki dengan arus lalulintas. Agar pejalan kaki mau untuk menggunakan JPO harus dijamin keamanan dan jarak berjalan tidak terlalu bertambah jauh.

Kota Depok dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Jalan Margonda merupakan salah satu jalan utama menuju Kota Depok. Seiring berjalannya waktu, banyak terjadi perubahan dan pembenahan pada jalan tersebut. Termasuk pelebaran ruas jalan (overlay). Pelebaran pada jalan Margonda cenderung tidak memberi rasa aman dan nyaman pada pengguna jalan khususnya bagi pejalan kaki, karena daerah jalan Margonda ini lebih cenderung sebagai daerah komersil. Sehingga pelebaran yang dilakukan hanya mementingkan pengguna berkendara, dan kurang memperhatikan aspek fasilitas bagi pejalan kaki, terutama JPO dan trotoar, yang menjadi faktor terpenting bagi para pejalan kaki.

Page 2: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

Transport

T-44 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan fasilitas yang baik dan benar untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi permasalahan yang terjadi pada jalan Margonda. Panjang ruas Jalan Margonda secara keseluruhan ±±±± 4895 meter dengan lebar ±±±± 20,8 meter dan tipe jalan enam-lajur dua-arah terbagi (6/2 UD).

Kondisi jembatan penyeberangan orang dan pedestrian yang ada Jalan Margonda hanya terdapat satu buah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yaitu yang terletak didepan pusat perbelanjaan Margocity dan Depok Town Square. Demikian juga dengan keadaan pedestrian disepanjang jalan Margonda tersebut. Tidak adanya trotoar yang terlihat disepanjang jalan. Keadaan ini akibat pelebaran ruas jalan yang dilakukan beberapa waktu lalu oleh pemda Depok. Tetapi pelebaran jalan ini justru menghilangkan trotoar sebagai fasilitas bagi pejalan kaki. Saat ini tidak ada lagi trotoar yang tampak disepanjang jalan. Lahan yang seharusnya dijadikan fasilitas pejalan kaki, kebanyakan justru digunakan untuk tempat parkir, tempat berhenti, bahkan dijadikan tempat untuk berdagang.

Jalan Margonda juga sangat minim dengan tanaman atau pepohonan disepanjang jalan. Tidak adanya tanaman atau pepohonan yang terdapat di tepi jalan, sehingga membuat gersang dan tidak adanya kesejukan yang dirasakan oleh para pejalan kaki. Hal ini sangat tidak memenuhi syarat tata kota yang sebenarnya.

Lokasi Rencana JPO Rencana perletakan Jembatan Penyeberangan Orang yang akan dilakukan yaitu ada tiga tempat rencana jembatan yang baru, yaitu di Kober, didepan Apartemen, dan di Kapuk (didepan kampus Gunadarma). Tempat ini dibangunJPO karena memiliki tingkat keramaian yang tinggi dan sering mengalami perlintasan jalan sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan.

Dari pengamatan diperlukan fasilitas untuk pejalan kaki. Berdasarkan ketentuan yang ada, jarak antar penyeberangan jalan yaitu antara 70 – 250 meter, karena sepanjang 2 km jalan Margonda tidak memungkinkan adanya penyeberangan ditiap jarak tersebut, maka rencana letak penyeberangan (JPO) akan diletakkan pada interval jarak ±500 meter ( kearah Jakarta ) dari JPO yang sudah ada (yang terletak didepan Margocity), yaitu tepat di depan jalan Kapuk yang berseberangan dengan Kampus Gunadarma. Kemudian pada interval jarak ± 400 meter dari JPO Kapuk direncanakan JPO yang letaknya didepan apartemen Margonda. Interval dengan jarak ±400 meter dari titik JPO apartemen direncanakan JPO Kober. Titik-titik ini sangat disarankan untuk dibangunnya JPO karena pada titik inilah yang menjadi suatu titik tujuan para pejalan kaki, pertimbangan ini juga didasarkan pada kebutuhan para pejalan kaki. Karena disekitar ruas jalan tersebut adalah lokasi-lokasi tempat sarana dan prasarana umum, seperti adanya wilayah kampus dan wilayah apartemen. Titik-titik rencana tersebut adalah daerah rawan kecelakaan bagi para pengguna jalan, karena tidak mudah untuk bisa menyeberang jalan dengan nyaman akibat lalulintas yang cukup padat berlalu-lalang disekitarnya.

Dapat dilihat melalui pengamatan yang dilakukan bahwa rata-rata kecepatan penyeberang jalan yaitu 0,78 m/detik untuk menyeberangi ruas jalan selebar 20,8 meter.

Berdasarkan gambaran umum tersebut diatas, terdapat karakteristik yang dapat dianalisa dari beberapa titik rencana yang dibuat, yaitu:

· Kober Pada titik ini dianjurkan adanya JPO karena lokasi ini adalah lokasi yang cukup padat dengan pejalan kaki yang berlalu lalang dan menyeberang jalan kearah gang yang menuju kampus dan stasiun kereta api. Disekitar lokasi ini juga merupakan wilayah komersil yang terdapat banyak ruko serta toko-toko dan juga tempat kuliner yang banyak diminati oleh masyarakat. Adanya JPO akan memudahkan para pejalan kaki untuk melakukan aktivitas kesehariannya dengan nyaman tanpa terganggu oleh keadaan lalulintas yang cukup tinggi kapasitasnya disekitar lokasi tersebut.

· Apartemen Apartemen yang terletak di jalan Margonda ini adalah salah satu tempat tujuan yang cukup banyak dilalui oleh masyarakat kota Depok, karena menjadi salah satu tempat tinggal bagi sebagian masyarakt kota Depok. Titik ini diperlukan JPO karena lokasi ini banyak dilalui oleh para pejalan kaki yang akan menyeberang jalan dari ataupun menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan memberikan kemudahan bagi para pejalan kaki untuk menyeberang jalan dengan mudah karena dititik ini kecepatan para pengguna kendaraan bermotor dalam mengendarai kendaraannya cukup tinggi dan akan mengancam keselamatan para pengguna pejalan kaki.

· Kapuk Di titik ini terdapat mobilisasi menuju kampus yaitu di jalan Kapuk. Mobilisasi ini membuat daerah ini menjadi padat dengan para pejalan kaki yang akan menyeberang menuju kampus dari kostan begitu juga sebaliknya. Maka dianjurkan pada titik ini untuk dibangun JPO agar para pejalan kaki khususnya para mahasiswa mudah untuk menyeberang jalan dengan mudah dan nyaman.

Page 3: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

Transport

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-45 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Rencana penempatan pedestrian Rencana pedestrian, terutama untuk penghijauan atau penanaman pepohonan dan fasilitis pendukung untuk daerah komersial akan dibuat di sepanjang ruas jalan Kober sampai perempatan Jalan Juanda Depok. Penanaman akan dilakukan di kedua ruas jalan yaitu di sisi kanan dan kiri Jalan Margonda.

Gambar 1 Rencana Pedestrian

Rencana penempatan JPO Pada kasus ini, Jalan Margonda adalah salah satu jalan raya yang tingkat kepadatan lalulintasnya tinggi. Jarak dan ukuran JPO disesuaikan dengan peraturan umum yang ada. Dibawah ini adalah gambar / foto yang menunjukkan bahwa sangat diperlukannya pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang di jalan Margonda

Rencana jalur penghijauan

Page 4: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

Transport

T-46 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Gambar 2 Rencana JPO

Jembatan penyeberangan lama

Rencana JPO

Rencana JPO apartemen

rencana JPO Gundar - Kapuk

Page 5: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

Transport

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-47 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Pada titik jalan jalan Margonda – Apartement Margonda Residence dan RS Bunda Margonda

Gambar 3. Rencana perambuan pada titik jalan Margonda – Apartement Margonda Residence dan RS Bunda

Margonda

(gambar tanpa skala)

Pada titik jalan Margonda – Dealer Toyota (pada sisi kiri dan kanan jalan)

Gambar 4. Rencana perambuan pada titik jalan Margonda – Dealer Toyota (gambar tanpa skala)

Pada titik jalan Margonda – Ir Juanda (pada sisi kiri dan kanan jalan)

Gambar 5. Rencana perambuan pada titik jalan Margonda – jl. Ir. Juanda (gambar tanpa skala)

Page 6: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

Transport

T-48 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Tabel 1. Keterangan simbol dan kode rambu rencana

Simbol dan Kode Warna Gambar (contoh) Keterangan

a Merah dengan dasar putih

Rambu larangan(berhenti)

b Merah dengan dasar putih

Rambu larangan(parkir)

c Kuning

Rambu peringatan (kurangi kecepatan)

d Kuning

Rambu peringatan (zona sekolah)

e Biru

Rambu perintah (penyeberangan)

f Biru

Rambu perintah (putar balik)

g Biru

Rambu perintah (bus berhenti)

h Biru

Rambu perintah (rumah Sakit)

i Putih garis putus-putus

Marka

j Hijau

Rambu informasi

Merah Rambu rencana

Hitam Rambu yang ada

Rencana Pedestrian

Gambar 6 Rencana Pedestrian

Desain pedestrian yang direncanakan adalah seperti yang tampak pada gambar 6 diatas. Jalur untuk pejalan kaki sebesar 1 meter. Di tepi jalur pejalan kaki direncanakan jalur tanaman / pepohonan sebesar 1 meter. Penghijauan ini dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan untuk para pejalan kaki maupun untuk para pengguna jalan lainnya di jalan raya. Dan juga untuk memperbaiki tata ruang kota Depok yang saat ini cukup tinggi dengan tingkat polusi.

Jalan Margonda Depok termasuk kedalam jenis zona komersial, karena Margonda merupakan salah satu tempat pusat perbelanjaan di Kota Depok. Depok juga sebagai salah satu kota penghubung sebagai jalur akses menuju

P

2,75 m 1 m 2,75 m 2,5 m 0,8 m 1 m

Page 7: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

Transport

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-49 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Jakarta. Bisa dikatakan bahwa Depok adalah kota yang cukup sibuk aktivitas dan tinggi tingkat kepadatannya. Dibawah ini adalah perbedaan desain pedestrian daerah commercial maupun residential.

Gambar 7. Perbedaan Pedestrian

Gambar diatas menunjukkan adanya perbedaan antara pedestrian didaerah komersial dan daerah residensial. Pada gambar didalam peraturan pedestrian komersial, terdapat adanya lahan atau zona untuk perparkiran ditepi jalan. Namun dalam kasus jalan Margonda ini, dengan lebar jalan Margonda sebesar 20,8 meter, yang termasuk kedalam jenis jalan kolektor sekunder, tidak disarankan diadakannya zona untuk perparkiran di tepi jalan, karena lebar jalan yang tersedia tidak memungkinkan untuk adanya lahan parkir tepi jalan. Jadi, lokasi perparkiran dipindahkan ke gedung parki atau ke tempat parkir yang sudah disediakan oleh toko atau bangunan masing-masing.

Gambar 8 adalah desain rencana pedestrian yang akan diterapkan pada Jalan Margonda Depok. Lebar jalur pedestrian dibuat cukup 1 meter. Jalur itu cukup untuk dilewati oleh dua orang yang berselisihan jalan. Antara jalur pedestrian dengan garis sempadan bangunan diberi jarak dengan variasi disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan jalan dan bangunan itu sendiri. Dan besarnya jalur penghijauan diberikan 1 meter, cukup untuk tanaman yang cukup besarnya dan tumbuh rindang. Hasilnya kurang lebih bisa dilihat pada gambar pedestrian dibawah ini : (Gambar 8)

Gambar 8. Pedestrian

Gambar 9 adalah gambar desain akhir pedestrian untuk jalan Margonda Depok yang akan direncanakan. Lebar jalan keseluruhan 20,8 meter. Jalur kendaraan 6 lajur dengan 2 arah, masing-masing lajur lebarnya 2,75 meter untuk jalur tengah, dan 2,5 meter untuk jalur ditepi penghijauan. Jalur penghijauan masing-masing 1 meter, dan jalur pejalan kaki / trotoar masing-masing 1 meter, di sisi kanan dan kiri jalan raya. Dengan ukuran median jalan 0,8 meter.

Dari uraian diatas, timbul dampak yang akan mempengaruhi perencanaan fasilitas tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari perencanaan fasilitas yang dibuat adalah terciptanya suatu tata kota yang baik sesuai dengan Rancangan Tata Bangunan Lingkungan (RTBL). Dengan adanya perencanaan fasilitas pejalan kaki tersebut, maka akan meningkatkan tingkat kenyamanan bagi para pejalan kaki serta pengguna jalan lainnya. Para pejalan kaki tidak perlu khawatir lagi untuk menyeberang jalan, karena fasilitas untuk mereka sudah tersedia. Para pejalan kaki dapat dengan mudah untuk menyeberang jalan dari

Planti 1 1

Page 8: PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS …konteks.id/p/05-044.pdf · menuju apartemen dan juga rumah sakit Bunda Margonda yang letaknya dekat apartemen tersebut. JPO ini akan

Transport

T-50 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

satu tempat ke tempat yang lainnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Selain itu juga berdampak baik untuk keindahan lingkungan disekitar. Dengan adanya penghijauan, dapat meminimalisasikan polusi udara yang ada. Dengan begitu, maka keasrian kota Depok akan tercipta.

Gambar 9 Desain Rencana Pedestrian Margonda

KESIMPULAN 2.· Perencanaan rambu lalu lintas yang baik dapat mengendalikan arus lalu lintas, khususnya untuk meningkatkan

keamanan dan kelancaran pada sistem jalan. Maka marka dan rambu lalu lintas merupakan objek fisik yang dapat menyampaikan informasi (perintah, peringatan, petunjuk) kepada pemakai jalan serta dapat mempengaruhi pengguna jalan.

· Penempatan rambu lalu lintas yang tepat disetiap titik keramaian seperti di zona sekolah/pendidikan, daerah perkantoran dan daerah keramaian lainya dapat meningkatkan kenyamanan, keamanan dan kelancaran pada sistem jalan dan menyampaikan informasi/pesan yang tepat/penting bagi setiap pengguna jalan pada saat melalui ruas jalan tersebut.

· Penempatan rambu lalu lintas dan marka jalan pada tempat yang tepat dan mudah dibaca dapat membantu mengurangi travel time, kemacetan dan konflik yang terjadi antara pengendara kendaraan bermotor dengan pejalan kaki, sehingga permasalah traffic di jalan Margonda Raya dapat di atasi menjadi lebih baik.

· Setelah jalan Margonda Raya mengalami pelebaran yang mengakibatkan penambahan kapasitas jalan yang ikut meningkatkan kecepatan kendaraan yang melaluinya, sehingga penggunaan zebracross sebagai tempat penyeberangan orang tidak lagi bisa efektif digunakan.

· Kapasitas jalan yang ikut meningkatkan kecepatan kendaraan dengan pengaturan rambu, marka dan fasilitas pejalan kaki, dapat meningkatkan daya tarik pelaku perjalanan. Penataan pedestrian menjadi fasilitas yang nyaman bagi pejalan kaki, sehingga daerah komersial yang berada disepanjang jalan Margonda dapat tumbuh. Dampak penyediaan fasilitas secara otomatis dapat meningkatkan pendapatan daerah.

DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN PUSTAKA) Warpani, S, 1985, Rekayasa Lalu Lintas, Bathara, Jakarta Keputusan Mentri Perhubungan, 1993, Tentang Marka Jalan, KM no. 60, Jakarta Hobbs F.D, 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Jogjakarta Munawar Ahmad, 2004, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Beta Offset, Jogjakarta Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, 2006, Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan,

Dirjen Perhubungan Darat, Jakarta UTTIPEC, 2009,Pedestrian Design Guidelines, Delhi Development Authority, New Delhi

20,8

0,8m 2,751m 1m

2,5 2,75 1m 1m

2,75 2,75 2,5