PERENCANAAN TAMBANG 2

9
1. PENDAHULUAN Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun gridded seam model untuk endapan tabular seperti batubara. Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah perancangan pit atau penentuan batas akhir penambangan, serta pentahapan dan penjadwalan produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan. Masukan yang diperlukan dalam perancangan pit limit adalah aspek tekno- ekonomik seperti kemiringan lereng tunggal dan lereng keseluruhan, ongkos- ongkos penambangan, pengolahan, pemurnian G&A (overhead), faktor- faktor perolehan (recovery) serta harga komoditas. Keluaran yang dihasilkan adalah jumlah cadangan serta distribusi ton dan kadarnya, yang harus direncanakan tingkat produksi serta tahap-tahap penambangannya. Tingkat produksi ore dan waste yang direncanakan akan menentukan jumlah peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Tingkat produksi, pentahapan penambangan (pushback) dan penjadwalan produksi yang optimum ditunjukkan untuk memaksimalkan beberapa kriteria finansial seperti NPV atau ROI. Kursus ini bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan kepada para insinyur perencana tambang, yang dititik beratkan pada pemahaman aspek- Pengantar Perencanaan Tambang - 1

Transcript of PERENCANAAN TAMBANG 2

Page 1: PERENCANAAN TAMBANG 2

1. PENDAHULUAN

Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi

kelayakan dan rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang

terbuka yang modern memerlukan model komputer dari sumberdaya yang

akan ditambang, baik berupa block model untuk tambang bijih atau kuari,

maupun gridded seam model untuk endapan tabular seperti batubara.

Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah

perancangan pit atau penentuan batas akhir penambangan, serta

pentahapan dan penjadwalan produksi hingga ke perencanaan tahunan dan

bulanan.

Masukan yang diperlukan dalam perancangan pit limit adalah aspek tekno-

ekonomik seperti kemiringan lereng tunggal dan lereng keseluruhan, ongkos-

ongkos penambangan, pengolahan, pemurnian G&A (overhead), faktor-

faktor perolehan (recovery) serta harga komoditas.

Keluaran yang dihasilkan adalah jumlah cadangan serta distribusi ton dan

kadarnya, yang harus direncanakan tingkat produksi serta tahap-tahap

penambangannya. Tingkat produksi ore dan waste yang direncanakan akan

menentukan jumlah peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Tingkat

produksi, pentahapan penambangan (pushback) dan penjadwalan produksi

yang optimum ditunjukkan untuk memaksimalkan beberapa kriteria finansial

seperti NPV atau ROI.

Kursus ini bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan kepada para

insinyur perencana tambang, yang dititik beratkan pada pemahaman aspek-

Pengantar Perencanaan Tambang - 1

Page 2: PERENCANAAN TAMBANG 2

aspek perancangan pit dan waste dump, perencanaan produksi ore dan

waste, aspek geoteknik serta lingkungan.

Para insinyur perencana tambang yang mengikuti kursus ini diharapkan akan

lebih memahami pula aspek analisis finansial, yang pada akhirnya

menentukan tingkat keuntungan (profitability) dari suatu usaha

pertambangan.

Pengantar Perencanaan Tambang - 2

Page 3: PERENCANAAN TAMBANG 2

2. SASARAN

1. Menggabungkan semua pengetahuan dan konsep-konsep ilmu

pertambangan kedalam suatu perancangan, perencanaan dan evaluasi

dari suatu tambang terbuka yang modern.

a. Evaluasi Model Blok Cebakan Mineral

b. Perancangan Batas Penambangan (Final / Ultimate Pit Limit)

c. Pentahapan Tambang (Mine Phases / Pushbacks)

d. Penjadwalan Produksi Tambang (Mine Production Schedule)

e. Perancangan Tempat Penimbunan (Waste Dump Design)

f. Perhitungan Kebutuhan Alat dan Tenaga Kerja

g. Perhitungan Capital and Operating Costs

h. Evaluasi Finansial

Aspek-aspek pekerjaan yang terkait dengan elemen geometrik (misalnya

butir b s/d e di atas) biasanya disebut aspek perancangan tambang atau

mine design.

Adapun aspek non-geometrik dari butir-butir di atas (f, g, h) sering

dikategorikan sebagai aspek perencanaan tambang atau mine planning.

2. Membahas dan mempelajari beberapa topik yang terkait dengan

pertambangan.

a. Penjadwalan Proyek (Project Scheduling)

b. Perencanaan Tambang Jangka Pendek

c. Pengontrolan Kadar Bijih

d. Persyaratan Lingkungan

Pengantar Perencanaan Tambang - 3

Page 4: PERENCANAAN TAMBANG 2

3. GARIS BESAR FALSAFAH

1. Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang adalah membuat suatu

rencana produksi tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan :

a. Menghasilkan tonase bijih pada tingkat produksi yang telah

ditentukan, dengan biaya yang semurah mungkin

b. Menghasilkan aliran kas (cash flow) yang akan memaksimalkan

beberapa kriteria ekonomik seperti rate of return atau net present

value

Tergantung pada situasi politik, kondisi pasar serta faktor-faktor lain,

kedua tujuan ini dapat berhubungan satu sama lain atau sebaliknya.

2. Masalah perencanaan tambang merupakan masalah yang kompleks

karena merupakan problem geometrik tiga dimensi yang selalu berubah

dengan waktu. Geometri tambang bukan satu-satunya parameter yang

berubah dengan waktu. Parameter-parameter ekonomi penting yang lain

pun sering merupakan fungsi waktu pula.

3. Agar pekerjaan perencanaan tambang terbuka ini dapat dilakukan

dengan lebih mudah, masalah ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas

sebagai berikut :

a. Penentuan batas dari pit

Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit

limit) untuk suatu cebakan bijih. Ini berarti menentukan berapa besar

cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang

akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut.

Dalam penentuan batas akhir dari pit, nilai waktu dari uang belum

diperhitungkan.

Pengantar Perencanaan Tambang - 4

Page 5: PERENCANAAN TAMBANG 2

b. Perancangan pushback

Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk

menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk

awal hingga ke batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau

tahap-tahap penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit

perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan

membuat masalah perancangan tambang tiga dimensi yang

kompleks menjadi lebih sederhana.

Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam

rancangan penambangan karena urut-urutan penambangan

pushback telah mulai dipertimbangkan.

c. Penjadwalan produksi

Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas,

jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan

menggunakan tabulasi tonase dan kadar untuk tiap pushback yang

diperoleh dari tahap b). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut off

grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste dievaluasi

dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari uang, misalnya net

present value. Hasilnya akan dipakai untuk menentukan sasaran

jadwal produksi yang akan memberikan tingkat produksi dan strategi

kadar batas yang terbaik.

d. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu

Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan

pada tahap c), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat

untuk setiap periode waktu (biasanya per tahun). Peta-peta ini

menunjukkan dari bagian mana di dalam tambang datangnya bijih

dan waste untuk tahun tersebut. Rencana penambangan tahunan

ini sudah cukup rinci, di dalamnya sudah termasuk pula jalan angkut

dan ruang kerja alat, sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk

yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup

Pengantar Perencanaan Tambang - 5

Page 6: PERENCANAAN TAMBANG 2

(waste dump) dibuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga

gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.

e. Pemilihan alat

Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan

lapisan penutup dari tahap d) dapat dibuat profil jalan angkut untuk

setiap periode waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini,

kebutuhan armada alat angkut dan alat muatnya dapat dihitung

untuk setiap periode (setiap tahun).

Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (dozer,

grader, dll.) dihitung pula.

f. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital

Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih,

dapat dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan

untuk mencapai sasaran produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari

personil yang dibutuhkan untuk operasi, perawatan dan pengawasan

Catatan :

Peta-peta yang dihasilkan dalam tahap a), tahap b) dan tahap d)

merupakan peta tampak atas (plan / level maps).

Pengantar Perencanaan Tambang - 6

Page 7: PERENCANAAN TAMBANG 2

4. STUDI KELAYAKAN

1. Tujuan

Menentukan apakah suatu cebakan mineral dapat diusahakan secara

komersial

2. Tahapan atau Tingkatan Studi.

Sebelum suatu proyek dibawa ke tahap produksi, biasanya dua atau tiga

tahapan harus dilalui terlebih dahulu:

a. Tahap paling awal − biasanya disebut penelitian pendahuluan

(preliminary assessment, order of magnitude studies, scoping studies).

i. Pada umumnya berdasarkan data sementara / tak lengkap dan

yang keabsahannya masih diragukan.

ii. Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak

disebar-luaskan di luar perusahaan yang bersangkutan.

iii. Di samping untuk meninjau kemungkinan diteruskannya proyek

ini, tujuan lainnya adalah menentukan topik yang harus dievaluasi

secara mendalam pada studi yang lebih rinci.di masa yang akan

datang.

b. Tahap Pra-Kelayakan

i. Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.

ii. Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua

aspek penting dari proyek seperti pengujian metalurgi bijih,

geoteknik, lingkungan, dsb.

iii. Bagi perusahaan tambang besar, studi pra-kelayakan ini

cenderung masih dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan

yang lebih kecil sering menggunakan dokumen ini untuk mencari

dana di pasar modal untuk membiayai studi-studi selanjutnya.

(Ingat kasus Bre-X / Busang!)

c. Tahap Kelayakan Akhir

Pengantar Perencanaan Tambang - 7

Page 8: PERENCANAAN TAMBANG 2

i. Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya

merupakan suatu bankable document yang pada umumnya

ditujukan pada pencarian modal untuk membiayai proyek tersebut.

Inilah sebabnya dokumen yang dihasilkan biasanya disebarkan di

luar perusahaan ybs.

ii. Semua aspek utama harus dibahas dalam tahap ini. Hampir

semua aspek tambahan harus dibahas pula.

5. ASPEK-ASPEK UTAMA

Berikut ini beberapa hal / langkah penting yang harus dievaluasi sebelum

suatu cebakan mineral dapat mencapai tahap produksi. Semua aspek ini

harus dibahas dalam suatu studi kelayakan.

1. Status Lahan − bagaimana status pemilikan / perijinan menambang di

tanah ini?

a. Tanah negara / tanah adat / tanah milik

b. Resiko politik, dll.

2. Cadangan Bijih

a. Data Pemboran

b. Informasi Geologi

c. Kuantitas (ton) dan Kualitas (kadar) Bijih serta Penyebarannya

3. Rencana Penambangan

a. Cadangan Potensial Yang Dapat Ditambang

b. Jadwal Produksi Tambang

c. Kebutuhan Peralatan dan Tenaga Kerja

d. Ongkos Kapital dan Operasi Tambang

4. Aspek Metalurgi

Pengantar Perencanaan Tambang - 8

Page 9: PERENCANAAN TAMBANG 2

a. Pengujian metalurgi, termasuk percontoh ruah dalam jumlah besar

(bulk samples)

b. Diagram Alir Proses

c. Kesetimbangan Massa dan Energi

d. Perancangan Pabrik Pengolahan Bijih

e. Ongkos Kapital dan Operasi Pabrik Pengolahan

5. Infrastruktur

a. Tenaga Listrik

b. Air

c. Tenaga Kerja

d. Lokasi Pemukiman (jika belum ada)

e. Jalan / Kesampaian Daerah

f. Fasilitas Pelabuhan

6. Persyaratan Lingkungan

a. Badan-Badan Air Permukaan dan Air Tanah

b. Penimbunan Batuan / Tanah Penutup (Penyaliran Air Asam Tambang)

c. Habitat Satwa Liar

d. Arkeologi

e. dll.

(Di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, aspek

lingkungan ini biasanya paling banyak memakan waktu dan biaya, serta

paling sulit diramalkan jangka waktu penyelesaiannya).

7. Evaluasi Finansial

a. Kondisi Pasar

b. Kebutuhan Modal

c. Metoda Pembiayaan

d. Cash Flow Analysis

e. NPV, ROI, Payback Period, dsb.

Sasaran kursus singkat ini lebih ditekankan pada butir-butir 2, 3, dan 7.

Pengantar Perencanaan Tambang - 9