PERENCANAAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR SISTEM …aktivitas operasional pada peternakan, merancang...
Transcript of PERENCANAAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR SISTEM …aktivitas operasional pada peternakan, merancang...
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
PERENCANAAN PENGEMBANGAN ARSITEKTUR SISTEM
INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PROMOSI EDUWISATA
PETERNAKAN WILAYAH PONDOK RANGON
Tri Retnasari, Eva Rahmawati, Hani Harafani Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri e-mail: [email protected]
Abstrak Saat ini Eduwisata merupakan salah satu sub-tipe pariwisata yang terkenal, yang mana
banyak Negara di dunia menggunakan eduwisata sebagai salah satu sumber penghasilan
utama. Namun upaya dalam mempromosikan pariwisata berbasis edukasi pada peternakan
dinilai masih kurang, dikarenakan belum adanya perencanaan yang baik dan dukungan
infrastruktur yang baik sehingga membuat Eduwisata di bidang peternakan kurang diminati.
Pada penelitian ini, kami mencoba membangun perencanaan untuk mengembangkan arsitektur
sistem informasi pada peternakan wilayah Pondok Rangon untuk menganalisa aktivitas-
aktivitas operasional pada peternakan, merancang arsitektur pengembangan sistem informasi
menggunakan TOGAF ADM, dan membuat model rancangan arsitektur enterprise sistem
informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu fasilitas untuk mengoptimalkan
pengembangan promosi industri pariwisata edukatif pada peternakan wilayah pondok rangon.
TOGAF ADM digunakan pada penelirian ini untuk melaksanakan perencanaan arsitektur
infomasi, akan tetapi masih bersifat generik. TOGAF memberikan panduan untuk
mendefinisikan arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi dan arsitektur bisnis.
Semua arsitektur tersebut dipersiapkan untuk menjadi suatu proses kerangka arsitektur
Kata kunci: TOGAF, TOGAF ADM, Arsitektur Enterprise, Peternakan Pondok Rangon.
PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu industri yang terbesar dan yang paling potensial
didunia saat ini [1]. Pariwisata telah memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari
tahun ketahun, apalagi didukung oleh cepatnya proses globalisasi yang menyebabkan
hubungan antar bidang, bangsa dan individu di dunia. Pada industri pariwisata terkandung
berbagai sumber daya untuk mempersiapkan kekayaan dalam pertukaran budaya di antara
negara-negara [2], [3]. sehingga peningkatan kualitas pada industri pariwisata yang
terhubung langsung dengan masyarakat dapat membuat industri pariwisata mudah
dijangkau oleh wisatawan[2]. Terdapat banyak segmentasi dalam pariwisata seperti
pengajaran alam[1], pedesaan dan peternakan [4], kesadaran lingkungan, alat untuk
pembangungan berkelanjutan dan pencaharian, menciptakan peluang kerja, kemajuan
sosial dan budaya [1] [3], enterpreneur[5], dan masih banyak lagi. Saat ini Eduwisata merupakan salah satu sub-tipe dari pariwisata yang terkenal [1].
Banyak Negara di Dunia menggunakan Eduwisata sebagai salah satu sumber penghasilan
utama. Rodger dalam [6] menyatakan bahwa Eduwisata merupakan semua jenis program
wisata dimana pesertanya melakukan perjalanan ke lokasi baik secara individu maupun secara
berkelompok dengan motif utama terlibat dalam atau memiliki pengalaman belajar, sehingga
kombinasi pariwisata dan pendidikan telah meningkatkan kinerja industri pariwisata. Dalam
dunia pedesaan dan peternakan misalnya, konsumen pariwisata pedasaan dan pertanian
mencari jenis pariwisata baru seperti hiburan pertanian, kelas memasak di pertanian,
menyiapkan obat herbal, demonstrasi secara tradisional dan lain-lain dengan tujuan
memberikan rekreasi yang menyenangkan dan mendidik bagi anak-anak[4].
177
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Perternakan Sapi Pondok Ranggon contohnya merupakan salah satu daerah daerah
perternakan sapi perah yang berada di kawasan DKI Jakarta tepatnya di daereah Cipayung
Jakarta Timur dengan luas wilayah 11 hektar. Pada tahun 2006 Bapak Rachmat Albaghory
mendirikan wahana edukasi yang berkonsep perternakan sapi perah yang dikenal dengan
Wisata Agro Istana Susu Cibugary. Perternakan Sapi Pondok Ranggon sudah
memanfaatkan teknologi, namun teknologi yang digunakan belum mampu untuk
mengembangkan pemasaran industri wisata. Upaya untuk mempromosikan industri pariwisata menjadi hal yang sangat penting
dilakukan [7], karena industri pariwisata sangat memerlukan strategi pengembangan
ekonomi untuk menjawab tantangan bisnis. Terdapat beberapa pendekatan dalam
melakukan perencanaan pengembangan industri pariwisata seperti revitalisasi kota yang
dilakukan oleh [8], pendekatan teknologi seperti yang dilakukan oleh Liu dan Gao dalam
[9], dan Internet of Things [10][7][11]. Selain pendekatan dencan cara yang konvensional
dan teknologi, terdapat juga kerangka untuk menganalisis kebutuhan sistem secara
terintegrasi dalam melakukan perencanaan secara arsitektur seperti yang dilakukan oleh
[12] dengan menggunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Bussines
Motivation Model (BBM), [13] The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
Strategic Alignment Model (SAM), dan [14] The Open Group Architecture Framework
(TOGAF) Architecture Development Method (ADM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan arsitektur sistem informasi
pada peternakan untuk menganalisa aktivitas-aktivitas operasional pada peternakan,
merancang arsitektur pengembangan sistem informasi menggunakan TOGAF ADM, dan
membuat model rancangan arsitektur enterprise sistem informasi yang dapat digunakan
sebagai salah satu fasilitas untuk mengoptimalkan pengembangan promosi industri
pariwisata edukatif pada peternakan wilayah pondok rangon.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran yaitu dua pendekatan utama
dalam penelitian yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian
kualitatif berhubungan dengan penilaian subjektif dari sikap, pendapat, dan perilaku. Secara umum teknik yang digunakan adalah interview pada kelompok tertentu dan
wawancara yang mendalam (Kothari, 2004). Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Metode penelitian kuantitatif disebut juga dengan metode discovery karena dengan metode ini
dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru (Sugiyanto, 2008). Pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara pada pemilik pertenakan
mengenai pemasaran Industri, dan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan meneliti pada populasi atau sample pada pertenakan pondok Rangon.
Pada penelitian ini, langkah yang dilakukan berdasarkan kerangka penelitian yang dapat dilihat dalam bentuk diagram alir pada gambar berikut ini:
178
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Gambar 1. Langkah-Langkah Penelitian
Tahapan dalam kerangka penelitian dibagi menjadi 4 bingkai dasar, yaitu:
Input
Pada tahapan input, dilakukan pengumpulan data melalui:
Studi Lapangan (survey)
Observasi Dalam metode ini, dilakukan dengan mendatangi peternakan wilayah Pondok Rangon untuk mengetahui proses bisnis yang sedang berjalan di perusahaan tersebut, sehingga dapat mengetahui permasalahan yang terjadi.
Wawancara Dalam metode ini, dilakukan dengan mendatangi peternakan wilayah Pondok Rangon dan melakukan wawancara kepada koperasi dan peternak yang
berkepentingan yang sesuai dengan topik penelitian yang diambil. Kuisioner
Mengumpulkan referensi mengenai Enterprise Architecture dan memberikan
kuisioner, sehingga dapat ditetapkan definisi dan lingkup yang digunakan dalam penelitian.
Analisa Evaluasi Enterprise Architecture saat ini dilakukan untuk mengevaluasi dan mengukur tingkat kematangan organisasi dalam Enterprise Architecture. Evaluasi ini dilakukan dengan Enterprise Architecture Capability Maturity Model (ACMM) Score.
Proses Dilakukan perancangan Enterprise Architecture sebagai usulan meliputi arsitektur visi, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi dan arsitektur teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
179
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Hasil Hasil dari perancangan arsitektur usulan adalah model rancangan enterprise architecture sistem informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu fasilitas di
peternakan wilayah Pondok Rangon untuk penyajian informasi serta mengoptimalkan pengembangan pemasaran industri pariwisata pada peternakan wilayah Pondok Rangon.
HASIL PEMBAHASAN Dalam pembuatan model rancangan enterprise architecture sistem informasi untuk
penyajian informasi untuk mengoptimalkan pengembangan pemasaran industri pariwisata mengacu pada TOGAF yang melihat enterprise architeture dalam 4 (empat) kategori
yaitu: arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Enterprise Architecture pada peternakan wilayah Pondok Rangon memiliki aktivitas
utama yaitu pemesanan produk hasil olahan dan peternakan, edukasi dan rekreasi, produk, promosi dan pelayanan. Sedangkan untuk aktivitas pendukung diantaranya Infrastuktur,
manajemen sumber daya manusia, Pengembangan sistem informasi dan website. Konsep pengelolaan dengan Kemitraan Pemerintah, Swasta & Masyarakat yang
secara bersama-sama melakukan kerjasama dalam pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana.
Perancangan Arsitektur Usulan Dalam pembuatan model rancangan enterprise architecture sistem informasi untuk
penyajian informasi penerapan pelayanan administrasi kependudukan mengacu pada TOGAF yang melihat enterprise architeture dalam 4 (empat) kategori yaitu: arsitektur
bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi.
Tahap I Fase preliminary: framework and priciples
Tahap persiapan perencanaan enterprise architecture: lingkup enterprise organisasi.
dukungan manajemen dan peraturan pemerintah.
Mendefinisikan tim arsitektur dan organisasi.
Mengidentifikasi dan menetapkan prinsip-prinsip arsitektur.
strategy map Rancangan EA
Enterprise Architecture
Fase Preliminary
{Lingkup {Peraturan {Tim {Prinsip
Enterprise Pemerintah} Arsitektur Arsitektur}
Organisasi} dan
Organisasi}
Fase A: Architecture Vision
{Profil {Visi dan {Strategi {Sasaran {Identifikasi {Definisi
Organisasi} Misi dan Tujuan Organisasi} Stakeholder} Masalah dan Organisasi} Organisasi} Solusi}
Value Rich
Rich Picture Architecture Vision Chain Picture
Fase B: Arsitektur Bisnis
Kondisi Arsitektur Bisnis Saat Ini
Use Case Diagram
Enterprise Architecture::
Fase B: Arsitektur Bisnis: :Usulan arsitektur bisnis
mendatang
{Lingkup Enterprise Organisasi}
Activity Diagram
Fase C: Arsitektur Data
Kondisi Arsitektur Data Saat Ini
Enterprise Architecture:: Fase C: Arsitektur Data:: Usulan arsitektur bisnis
mendatang
{Menentukan Kandidat Data}
{Relasi Antara Fungsi Bisnis dan Entitas Data}
Class Diagram
Fase C: Arsitektur Aplikasi
Kondisi Arsitektur Aplikasi Saat Ini
Enterprise Architecture::
Fase C: Arsitektur Aplikasi:: Usulan arsitektur bisnis
mendatang
{Identifikasi Kelompok Aplikasi}
{Menentukan Jenis Aplikasi}
Application Communication Diagram
Fase D: Arsitektur Teknologi
Kondisi Arsitektur Teknologi Saat Ini
Enterprise Architecture::
Fase D: Arsitektur Teknologi: :Usulan arsitektur bisnis
mendatang
{Environment dan lokasi}
{Platform Teknologi} Environment dan Lokasi Diagram Processing Diagram Sketsa Arsitektur Teknologi
Fase E: Opportunities and Solutions
{Evaluasi Gap} {Manfaat Project Context
Enterprise Diagram
Architecture}
Fase F: Migration Planning
{Penentuan {Meminimalisasi Rencana Migrasi} resiko}
Gambar 2. Prinsip Perancangan Enterprise Architecture Yang Akan Dikembangkan
180
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Pendefinisian tim arsitektur dan organisasi dirancang untuk mengetahui skenario bisnis yang terjadi dalam menjalankan bisnis maupun arsitektur untuk pengembangan pemasaran industry pariwisata adalah sebagai berikut: Aktor SDM beserta wewenang
Aktor sistem dan fungsionalitas
Tabel 1. Aktor SDM Aktor Wewenang
Ketua Memimpin seluruh kegiatan usaha, menetapkan sasaran kegiatan usaha dan
memastikan perkembangan usaha secara keseluruhan.
Subbagian Sekertaris dan Bendahara Melakukan pengelolaan urusan perencanaan, keuangan dan pengawasana.
Sekbid Produksi Mengatur kegiatan produksi susu pasteurisasi mulai dari bahan penyediaan
bahan baku, pengawasan dari kegiatan pengolahan hingga produk siap
dipasarkan.
Sekbid Pemasaran Merancang seluruh kegiatan pemasaran bertugas menyusun target pemasaran,
merencanakan, mengorganisir, mengontrol dan menggerakkan seluruh
kegiatan pemasaran.
Sekbid Argowisata Merencanakan serta mengontrol kegiatan wisata.
Sekbid Pengolahan Perencanaan, pendataan, serta pengawasan seluruh kegiatan dikandang.
Humas Mengontrol segala kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar.
Departemen pertanian Dirjen Pasar Menentukan kebijakan organiasi, pembinaan atau penyuluhan dari pemerintah
Domestik PPHP ke peternak.
Unit Pemasaran produk Agribisnis Membuka jalur kerjasama dalam memasarkan produk khususnya hasil olahan
(UPPA) susu.
Tabel 2. Aktor Sistem Aktor Sistem Fungsi
Sistem informasi pengelolaan wisata edukasi pada Menyediakan sarana promosi bagi peternak dibidang peternakan wilayah Pondok Rangon pariwisata.
Tahap II Fase A: Architecture Vision
Menentukan kebutuhan untuk perancangan arsitektur sistem informasi meliputi: Profil organisasi.
visi dan misi organisasi.
Strategi dan tujuan organisasi.
Sasaran organisasi.
Identifikasi stakeholder dan kebutuhan bisnis.
Pendefinisian permasalahan dan sasaran perbaikan.
v alue chain Stakeholder
Firm Infrastructure: Pengelolaan Proses Bisnis The Value Chain Porter 1985
Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia
Technology Development: Pengembangan Sistem Informasi dan Website
Inbound Logistics: Outbound Logistics:
Legend Pemesanan Produk Operations: Edukasi
Produk, Promosi dan Gross Sales Hasil Olahan dan dan Rekreasi Pelayanan
Peternakan
Support Activities
Primary Activities
Gambar 3. Value Chain Kepengurusan Eduwisata Peternakan Wilayah Pondok Rangon
181
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Tahap III Fase B: Business Architecture Menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan dengan melakukan
tiga hal, yaitu: Mendefinisikan area fungsional utama.
Menetapkan fungsi bisnis.
Mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab
Tahap IV Fase C: Information System Architecture – Data Architecture Menentukan kandidat data.
Mendefinisikan entitas data.
Membuat relasi antara fungsi bisnis dan entitas data
Peraturan/Kebijakan Pemanfaatan TIK
Pemerintah
Masyarakat dan Pemerintah Peneliti
Penyedia Hasil
Peternakan
Visi dan Misi Kebijakan
$ $ Manajemen
Peternak
Manajemen Agrowisata Peternakan Wilayah Pondok Rangon
UPPA Membuka jalur
kerjasama dalam
memasarkan produk
Kepuasan
Pelayanan Customer
Staff Sarana dan Prasarana
Gambar 4. Rich Picture Eduwisata Peternakan Wilayah Pondok Rangon
Arsitektur bisnis Agrowisata Pada Peternakan Wilayah Pondok Rangon dapat diuraikan menjadi sebuah model sebagai berikut:
Gambar 5. Arsitektur Bisnis Eduwisata Peternakan Wilayah Pondok Rangon
182
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Tabel 3. Process Business Catalog No. Proses Bisnis Deskripsi
1. Proses bisnis pembuatan Proses bisnis penyusunan marketing plan dilakukan untuk mengolah data survei kondisi, pasar, paket wisata edukasi pelanggan, dan pesaing yang digunakan untuk menghaislkan rekomendasi perbaikan dan target
pemasaran
2. Proses bisnis pelayanan Salah satu sub proses dalam menentukan strategi pemasaran adalah penentuan harga layanan pelanggan dan pembayaran jasa. Harga layanan jasa baru dibuat sesuai dengan kondisi pasar, pesaing dan keinginan
wisata edukasi pelanggan sehingga dapat menarik pelanggan untuk membeli layanan jasa tersebut.
3. Proses bisnis persiapan Salah satu sub proses dalam menentukan strategi pemasaran adalah pengembangan layanan pelaksanaan wisata edukasi jasa baru. Layanan jasa baru dibuat sesuai dengan kondisi pasar dan keinginan pelanggan
sehingga dapat memuaskan kebutuhan pelanggan
4. Proses bisnis pemasaran Salah satu sub proses dalam menentukan strategi pemasaran adalah menentukan promosi. produk hasil olahan dan Promosi merupakan hal yang penting karena dapat membantu dalam memberikan informasi
peternakan tentang jasa layanan dan menarik pelanggan untuk membeli layanan jasa tersebut.
5. Proses bisnis pelayanan Proses penanganan keluhan dilakukan untuk menampung dan menangani setiap masalah yang komplain dan pembayaran dihadapi oleh pelanggan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kesetian pelangan
terhadap perusahaan
6. Proses bisnis sistem Pemanfaatan teknologi dan informasi merupakan salah satu upaya untuk mengeliminasi administrator keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat. Informasi yang tersedia melalui media internet
saat ini sangat banyak dan dapat memberikan inspirasi serta peluang untuk mengembangakan
usaha. Internet tidak hanya menjadi media pemasaran yang efektif dan murah saja, tapi juga
dapat memberikan informasi mengenai produk-produk yang dapat dihasilkan oleh masyarakat
Tahap V Fase C: Information System Architecture – Application Architecture Mengidentifikasi kelompok aplikasi.
Menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan.
Membuat pemodelan arsitektur aplikasi
Untuk penentuan arsitektur aplikasi yang akan digunakan, didefinisikan dengan pola solusi kelompok aplikasi untuk memebantu fungsi bisnis utama dan pendukung.
Tabel 4. Solusi Kelompok Aplikasi Tiap Fungsi Bisnis
No Nama Aktivitas Bisnis Permasalahan
Pola Solusi SI Solusi Kelompok
Aplikasi
1. Pemesanan produk hasil Masih kuranganya Sistem pemasaran produk hasil - Pengumpulan Data olahan dan peternakan informasi. olahan dan peternakan - Pengelolaan User - Pengajuan Order produk
- Pembayaran produk
- Pembuatan Laporan Keuangan
2. Edukasi dan rekreasi - Belum ada - Informasi detail secara - Pengelolaan User elektronik (online) - Pengumpulan Data
- Sistem pembuatan paket - Pembuatan Paket Wisata
wisata edukasi - Pembuatan Laporan Keuangan - Sistem persiapan
pelaksanaan wisata edukasi
3. Produk, promosi dan Masih kuranganya - Membuat aplikasi online - Pengajuan Order Wisata pelayanan informasi. untuk semua aktivitas - Pemberian Detail Paket
administrasi. Wisata dan - Sistem pelayanan pelanggan - Batas Konfirmasi Persetujuan
dan pembayaran wisata dan Konfirmasi Detail
edukasi - Paket Wisata - Sistem pelayanan komplain - Pembayaran Paket Wisata
dan pembayaran - Persiapan Wisata
- Persiapan Destinasi - Pengajuan Komplain
Pelanggan
- Pembuatan Laporan Komplain
4. Pengelolaan proses Pengelolaan dan Pengembangan sistem - Pembuatan Laporan bisnis pemantauan masih kurang informasi dengan Hak akses
terorganisir data
5. Manajemen Sumber Semua yang berkaitan Pengembangan sistem Website sistem administrator Daya Manusia dengan transaksi belum informasi dengan Hak akses
ada pengolahan yang baik. data
6. Pengembangan sistem Pengamanan dan Hak akses data dengan user Website sistem administrator informasi dan website pengolahan masih belum dan password.
efektif
183
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Berdasarkan uraian solusi kelompok aplikasi tiap fungsi bisnis diatas, berikut kode aplikasi yang dirancang:
Tabel 5. Kode Aplikasi Kelompok Aplikasi Kode Aplikasi Kandidat Aplikasi
Sistem pembuatan paket WAEC_1.1 1.1 Pengelolaan User
wisata edukasi WAEC_1.2 1.2 Pengumpulan Data
WAEC_1.3 1.3 Pembuatan Paket Wisata.
Sistem pelayanan WAEC_2.1 2.1 Pengajuan Order Wisata.
pelanggan dan pembayaran WAEC_2.2 2.2 Pemberian Detail Paket Wisata dan Batas Konfirmasi.
wisata edukasi WAEC_2.3 2.3 Persetujuan dan Konfirmasi Detail Paket Wisata.
WAEC_2.4 2.4 Pembayaran Paket Wisata.
WAEC_2.5 2.5 Pembuatan Laporan Keuangan
Sistem persiapan WAEC_3.1 3.1 Persiapan Wisata.
pelaksanaan wisata edukasi WAEC_3.2 3.2 Persiapan Destinasi.
Sistem pemasaran produk WAEC_4.1 4.1 Pengumpulan Data. hasil olahan dan WAEC_4.2 4.2 Pengelolaan User.
peternakan WAEC_4.3 4.3 Pengajuan Order produk.
WAEC_4.4 4.4 Pembayaran produk
WAEC_4.5 4.5 Pembuatan Laporan Keuangan
Sistem pelayanan komplain WAEC_5.1 5.1 Pengajuan Komplain Pelanggan
dan pembayaran WAEC_5.2 5.2 Pembuatan Laporan Komplain.
Sistem administrator WAEC_6.1 6.1 Backup Database.
WAEC_6.2 6.2 Restore Database.
WAEC_6.3 6.3 Setting User.
WAEC_6.4 6.4 Histori Pengguna.
WAEC_6.5 6.5 Setting Informasi.
WAEC_6.6 6.6 Kirim Informasi.
Arsitektur sistem aplikasi dapat dimodelkan menggunakan Application Communication Diagram, berikut ini:
soaml Application Communication
WAEC_1.1 WAEC_1.2 WAEC_1.3 WAEC_2.1 WAEC_2.2 WAEC_2.3
WAEC_2.4
Aplikasi Aplikasi
Sistem pelayanan
pelanggan
Sistem pembuatan paket dan pembayaran wisata
edukasi
wisata edukasi
WAEC_2.5
WAEC_6.1 WAEC_6.2
Aplikasi
Sistem persiapan
pelaksanaan
wisata edukasi
Aplikasi WAEC_4.1 Sistem Administrator
WAEC_3.2
Aplikasi
WAEC_3.1
Sistem pemasaran WAEC_4.2 produk hasil olahan dan
Aplikasi peternakan
Sistem pelayanan komplain dan pembayaran
WAEC_6.3
WAEC_6.4 WAEC_6.5
WAEC_6.6
WAEC_4.3
WAEC_5.1 WAEC_4.4 WAEC_4.5
WAEC_5.2
Gambar 6. Application Communication Diagram
184
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
Tahap VI Fase D: Technology Architecture Untuk penjelasan pada tiap platform teknologi yang digunakan, dijelaskan melalui
table di bawah ini:
Tabel 6. Penggunaan Platform Teknologi Kelompok Jenis
Sistem operasi Windows XP/Linux all variant.
Aplikasi Deployment Server: Apache Web Server.
Programming Language: Java, PHP, JavaScript, AJAX.
Database Engine: PostgreSQL.
Perangkat keras Komputer web server: Intel 80486, Debian/Ubuntu Linux atau UNIX FreeBSD, aplikasi Litespeeds, 2GB, 32 MB.
Data Center Kabel fiber optic yang membentuk dedicated line. Telepon, saluran telepon, modem, switch, kabel, dan konektor RJ-11.
KomunikasiInternet. Keamanan
Firewall: untuk mengatur komunikasi antar jaringan.
Network Management System (NMS): untuk mengendalikan system dan sumber dayanya dengan mengontrol penggunaannya, akses monitoring, dan melaporkan kondisi terkini.
Anti-virus client/server
Tahap VII Fase E: Opportunities and Solutions Evaluasi gap.
Melakukan penyusunan manfaat dari enterprise architecture
Tahap VIII Fase F: Migration Planning Melakukan penilaian dengan model matrik pada penilaian dalam menentukan
rencana migrasi. Penentuan rencana migrasi
Meminimalisasi resiko.
Dalam penerapan Sistem Informasi Eduwisata Peternakan Wilayah Pondok Rangon diharapkan seminimal mungkin terjadi resiko akibat penerapan sistem ini. Untuk meminimalisasi resiko, ada beberapa hal yang harus dilakukan: Melakukan testing terhadap modul aplikasi yang akan diterapkan kedalam sistem yang
akan dibangun. Mendokumentasikan Sistem Informasi Eduwisata Peternakan Wilayah Pondok Rangon
secara lengkap dan terstruktur sehingga bila terdapat kesalahan dapat dengan mudah di telusuri.
Penerapan Sistem Informasi dilakukan secara pararel dengan beberapa aplikasi yang sudah ada saat ini. Bila selama satu periode penerapan berjalan tanpa hambatan maka
migrasi data mulai dilakukan. Melakukan sosialisasi untuk semua stakeholder.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan TOGAF ADM
digunakan untuk melaksanakan perencanaan arsitektur infomasi, akan tetapi masih bersifat generik. TOGAF memberikan panduan untuk mendefinisikan arsitektur data, arsitektur
aplikasi, arsitektur teknologi dan arsitektur bisnis. Semua arsitektur tersebut dipersiapkan untuk menjadi suatu architecture framework process. Hasil akhir adalah rancangan
185
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
arsitektur sistem informasi dan standar-standar tata kelola teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu fasilitas di Peternakan Wilayah Pondok Rangon untuk penyajian informasi dan pelayanan jasa pariwisata.
Peternakan Wilayah Pondok Rangon perlu menerapkan pengukuran secara berkala agar lebih terpantau, sehingga tahu faktor-faktor apa yang masih kurang, dan perlu
mendapat perhatian, dan faktor-faktor apa yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan lagi. Pengembangan aplikasi harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tahapan
implementasi yang telah disusun.
DAFTAR PUSTAKA A. Hossain, R. Islam, and C. Siwar, “Educational Tourism and Forest Conservation :
Diversification for Child Education,” vol. 7, no. C, pp. 19–23, 2010. G. R. Taleghani, A. Ghafary, and B. M. Asgharpour, Seyed Esmail, “An investigation of
the barriers related to tourism industry develompement in Iran,” third Int. Geogr. Symp., vol. 120, pp. 772–778, 2014.
C. A. Mcgladdery and B. A. Lubbe, “International educational tourism : Does it foster global learning ? A survey of South African high school learners,” Tour. Manag., vol. 62, pp. 292–301, 2017.
C. Petroman, A. Mirea, A. Lozici, E. Claudia, and I. Merce, “The Rural Educational Tourism at the Farm,” Procedia Econ. Financ., vol. 39, no. November 2015, pp. 88–93, 2016.
V. Ndou, G. Mele, and P. Del Vecchio, “Leisure , Sport & Tourism Education
Entrepreneurship education in tourism : An investigation among European Universities,” J. Hosp. Leis. Sport Tour. Educ., no. May 2017, pp. 1–11, 2018.
A. Mohammed, B. Hamed, T. Shneikat, and A. Oday, “Motivational factors for educational
tourism : A case study in Northern Cyprus,” TMP, vol. 11, pp. 58–62, 2014. R. M. Dudensing, D. W. Hughes, and M. Shields, “Perceptions of tourism promotion and
business challenges : A survey-based comparison of tourism businesses and promotion
organizations,” Tour. Manag., vol. 32, no. 6, pp. 1453–1462, 2011. H. Idajati, “Cultural And Tourism Planning As Tool For City Revitalization The Case
Study Of Kalimas River , Surabaya-Indonesia,” Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 135, pp. 136–141, 2014.
C. Oliver, Applied Computing in Medicine and Health. 2016.
K. Julia, “ScienceDirect ScienceDirect Challenges in Integrating Enterprise Architecture – a case study Challenges in Integrating Product-IT into Enterprise Architecture – case study,” Procedia Comput. Sci., vol. 121, pp. 525–533, 2017.
Kothari, C.R. (2004). Research Methodology Methods & Techniques. New Delhi: New Age International (P) Ltd
S. Yousaf and F. Xiucheng, “Halal culinary and tourism marketing strategies on government websites : A preliminary analysis,” Tour. Manag., vol. 68, no. February, 423–443, 2018.
P. Bhattacharya, “ScienceDirect ScienceDirect Modelling Strategic Alignment of Business and IT through Modelling Architecture : Strategic Alignment of Business
and IT through Enterprise Augmenting Archimate with BMM Enterprise Architecture : Augmenting Archimate with BMM,” Procedia Comput. Sci., vol. 121,
80–88, 2017. V. Goepp and M. Petit, “Insight from a comparison of TOGAF ADM and SAM alignment
processes ScienceDirect,” IFAC-PapersOnLine, vol. 50, no. 1, pp. 11707–
186
Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI XIII) 2019 Seminar Nasional Teknologi Komputer dan Telekomunikasi (SNTKT IX) 2019 Riset
Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 25-26 April 2019
11712, 2017. S. Yamamoto, “A knowledge integration approach of safety-critical software development
and operation based on the method architecture,” Procedia - Procedia Comput. Sci., vol. 35, pp. 1718–1727, 2014.
R. Yunis and K. Surendro, “MODEL ENTERPRISE ARCHITECTURE UNTUK PERGURUAN,” in Seminar Nasional Informatika, 2009, vol. 2009, no. semnasIF, pp. 72–79.
E. B. Setiawan, “Perancangan Strategis Sistem Informasi IT Telkom untuk Menuju World Class,” no. January 2009, 2016.
A. Gandhi, A. P. Kurniati, and S. T. Mt, “PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI BERBASIS TOGAF ADM,” vol. 2012, no. Snati, pp. 15–16, 2012.
S. Murni, “RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP) DENGAN,” Khatulistiwa Inform., vol. 3, no. 2, pp. 208–221, 2015.
Sugiyanto.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
187