PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB...

82
PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE BERBASIS ECO-TECHNOLOGY DITINJAU DARI MIGRASI ULAR (STUDI KASUS : SUAKA RHINO SUMATERA, TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS) (Skripsi) Oleh : MUHAMMAD YUSRIZAL FAHRI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019

Transcript of PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE

BERBASIS ECO-TECHNOLOGY

DITINJAU DARI MIGRASI ULAR

(STUDI KASUS : SUAKA RHINO SUMATERA, TAMAN NASIONAL

WAY KAMBAS)

(Skripsi)

Oleh :

MUHAMMAD YUSRIZAL FAHRI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 2: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

ABSTRAK

PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE

BERBASIS ECO-TECHNOLOGY

DITINJAU DARI MIGRASI ULAR

(STUDI KASUS : SUAKA RHINO SUMATERA, TAMAN NASIONAL

WAY KAMBAS)

Oleh

Muhammad Yusrizal Fahri

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan satu diantara kawasan

konservasi yang berada di Provinsi Lampung. Taman Nasional berfungsi untuk

melindungi, melestarikan berbagai macam satwa dan konservasi. Desain

infrastruktur yang berbasis Eco-Technology merupakan pendukung untuk

keberlanjutan kawasan itu. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan drainase

berbasis Eco-Technology dari suatu pembangunan jalan di Suaka Rhino Sumatera

(SRS), Taman Nasional Way Kambas dengan objek ular. Pembangunan

infrastruktur seperti drainase ikut memperhatikan kehidupan satwa liar seperti

ular. Perencanaan dimulai dengan melakukan perhitungan analisis hidrologi untuk

dapat menghasilkan debit rencana dengan metode rasional. Analisis migrasi ular

dilakukan untuk mengetahui perilaku dan migrasi ular. Berdasarkan hasil

perhitungan tidak terdapat titik banjir dari perencanaan penampang D1-D8 dengan

ukuran lebar dasar saluran (b) = 20 cm, kedalaman air (h) = 14,47 cm, lebar

puncak (B) = 220 cm, kemiringan dasar saluran (i) = 0,001271, kemiringan

penampang = 100 dan bahan penampang yang digunakan adalah tanah. Dengan

adanya konsep drainase tersebut, migrasi ular dari bentang satu ke bentang

lainnya tidak terganggu sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem alam.

Kesimpulannya adalah desain drainase yang didapat makin landai, maka kondisi

drainase makin baik dan ramah terhadap ular.

Kata kunci : Drainase, Eco-Technology, Konservasi, Taman Nasional Way

Kambas

Page 3: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

ABSTRACT

ECO-TECHNOLOGY BASED DRAINAGE PLANNING

IN TERMS OF SNAKE MIGRATION (CASE STUDY : SUMATRAN RHINO SANCTUARY, WAY KAMBAS

NATIONAL PARK)

By

Muhammad Yusrizal Fahri

Way Kambas National Park (TNWK) is one of the conservation park in Lampung

Province. The National Park functions to protect, preserve various kinds of

animals and conservation. Design of infrastructure based on eco-technology is an

absolute requirement to maintain sustainability of the region. This study aims to

plan eco-technology-based drainage channel from a road construction in the

Sumatra Rhino Sanctuary (SRS), Way Kambas National Park with snake objects.

Every infrastructure development such as drainage channel has to be suitable for

wild animals such as snakes. In this study hydrological analysis to produce design

discharge using rational method. Analysis of snake migration was performed to

determine the behavior and migration of snakes. Based on the calculation results

there is no inundation from the planning of cross section D1-D8 with the width of

the channel width (b) = 20 cm, water depth (h) = 14.47 cm, peak width (B) = 220

cm, channel base slope (i) = 0,001271, cross section = 100 and cross section

material used is soil. With the drainage concept, the migration of snakes from one

span to another is not disturbed so that it can maintain the balance of the natural

ecosystem. The conclusion is that the drainage design obtained is getting sloping,

so the drainage conditions are better and friendly to snakes.

Keywords : Drainage, Eco-Technology, Conservation, Way Kambas National

Park

Page 4: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE

BERBASIS ECO-TECHNOLOGY

DITINJAU DARI MIGRASI ULAR

( STUDI KASUS ZONA : SUAKA RHINO SUMATERA, TAMAN

NASIONAL WAY KAMBAS)

Oleh

MUHAMMAD YUSRIZAL FAHRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau
Page 6: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau
Page 7: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau
Page 8: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 27 Januari 1995,

sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak

Muhammad Yusni Thamrin dan Ibu Sri Natin.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Islam Ibnurusyd Kotabumi

pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun

2010 di SMP Negeri 07 Kotabumi dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

diselesaikan di SMA Negeri 1 Kotabumi pada tahun 2013. Penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung

pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Undangan Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN).

Penulis turut dalam organisasi kemahasiswaan yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa

sebagai anggota Eksekutif Muda pada periode 2014/2015 dan organisasi

Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Lampung pada tahun 2015/2016

sebagai Kepala Departemen Usaha dan Karya. Penulis telah melakukan Kerja

Praktek (KP) pada Proyek Pembangunan Hotel Radisson selama 3 bulan. Penulis

juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari pada periode

Januari-Februari 2017 di Desa Dono Arum, Kecamatan Seputih Agung,

Kabupaten Lampung Tengah.

Page 9: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

MOTTO HIDUP

“Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai

penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(Al-Baqarah [2] : 153)

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah

menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan

Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, Karena sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah

hendaknya kamu berharap.”

(Q.S. Al-Insyirah: 1-8)

Fa-biayyi alaa’I Rabbi kuma tukadziban;

Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

(Q.S Ar-Rahman: 55)

Yakinlah ! Tidak ada yang tidak bisa dicapai di dunia ini,

karena kita punya Tuhan yang selalu berada di dekat kita

(Muhammad Yusrizal Fahri)

Page 10: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

2

LEMBAR PERSEMBAHAN

Rasa syukur yang tiada henti kuucapkan pada Allah SWT,

Atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan.

Dengan penuh rasa cinta, kupersembahkan karya ini

Kepada

Ibunda dan Ayahanda ku tersayang

yang senantiasa mencurahkan kasih dan saying di setiap langkah,

melantunkan harapan dalam setiap doa,

mendukung sepenuhnya baik moril maupun materil,

demi sebuah cita-cita di masa depan.

Juga untuk saudara, keluarga, serta teman-temanku

yang senantiasa mendukung keberhasilanku

dan

Almamater Tercinta.

Page 11: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

SANWACANA

Segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Perencanaan Penampang Saluran Drainase Berbasis Eco-

Technology ditinjau dari Migrasi Ular (Studi kasus : Suaka Rhino Sumatera,

Taman Nasional Way Kambas).” merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Lampung;

2. Gatot Eko S., S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Lampung;

3. Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T. selaku Pembimbing Kesatu atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, ide-ide dan saran serta kritik

dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Dr. Endro Prasetyo W., S.T., M.Sc. selaku Pembimbing Kedua atas kesediaan

memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi

ini;

5. Yuda Romdania, S.T., M.T. selaku Penguji Utama yang telah memberikan

kritik dan saran pemikiran dalam penyempurnaan skripsi;

Page 12: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

6. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik

Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung;

7. Orang tua tercinta, Ibu Sri Natin dan Bapak Muhammad Yusni Thamrin

yang sangat sabar dalam doanya dan pengertian dalam memberikan

dukungan, nasehat dan motivasi dalam menyelesaikan perkuliahan di

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung;

8. Saudara-saudaraku tercinta yang turut memberikan semangat dalam

menyelesaikan perkuliahan;

9. Teman seperjuangan Willy Briliant Yosua yang telah memberikan semangat

dalam menyelesaikan skripsi;

10. Teman YOGOS : Febrian Andrey Wirawan, Fazario Aditya, Tulus Aditya

Gunawan, Yogo Armanto, Rizqi Darmawan, Widi Tejakusuma, Jamaludin,

Doni Pramanda, Putri Restu Barokah, Clara Virena, Novia Eka Damayanti,

Sanitya yang telah berbagi cerita suka dan duka selama menjalani

perkuliahan;

11. Teman-teman Teknik Sipil Universitas Lampung angkatan 2013 yang

berjuang bersama serta berbagi kenangan, pengalaman dan membuat kesan

yang tak terlupakan, terimakasih atas kebersamaan kalian;

12. Sahabat STOMBEL : Benno saputra, Adiel Bangsawan Aldo, Rifqi, Ahmad

Rizki Pratama, Doni Pranata, M. Surya Hartami, Aditya Tri Wahyudi,

Ahmad Ridwan, Dian Firdaus, Andita, Ewin, Ilham, M. Asri Friantori, M.

Fatur, Agung, Dwi Santoso, Irwansyah Faturi, Redo, Bintang Prabowo yang

Page 13: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

13. telah memberikan canda tawa, semangat dalam menyelesaikan masa studi

perkuliahan;

14. Semua pihak yang telah membantu tanpa pamrih yang tidak dapat

disebutkan secara keseluruhan satu per satu, semoga kita semua berhasil

menggapai impian.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Februari 2019

Penulis

Muhammad Yusrizal Fahri

Page 14: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... ix

DAFTAR NOTASI ..................................................................................... x

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. . 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Batasan Masalah ........................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

E. Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu (State Of The Art) ......................................... . 8

B. Drainase ........................................................................................ . 11

C. Teknik Ekologi Drainase (Ecodrainage) ....................................... . 15

D. Peraturan di Wilayah Taman Nasional ........................................... . 18

E. Analisis Hidrologi ......................................................................... . 19

F. Data Hujan yang Hilang ................................................................ . 19

G. Metode Estimasi Data Hujan yang Hilang ..................................... . 20

H. Uji Konsistensi Data Hujan ........................................................... . 22

I.Analisis Hujan ................................................................................... . 26

J. Curah Hujan Maksimum Harian Rata-rata ..................................... . 27

K. Analisis Frekuensi ......................................................................... . 28

L. Waktu Konsentrasi ........................................................................ . 33

M. Intensitas Hujan ............................................................................ . 33

N. Analisis Debit Banjir Rencana ....................................................... . 35

O. Penampang Saluran Terbuka ......................................................... . 36

P. Penampang Saluran Drainase ........................................................ . 37

Q. Kecepatan Aliran Drainase ............................................................ . 38

R. Migrasi atau Gerak Ular .................................................................. . 39

Page 15: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Umum ........................................................................................... 42

B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 42

C. Data yang Digunakan .................................................................... 43

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 45

E. Tahapan Penelitian ........................................................................ 47

F. Peralatan ....................................................................................... 49

G. Metode Penyajian Data ................................................................. 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hidrologi .......................................................................... 54

B. Analisis Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS ............................... 85

C. Analisa Kesesuain Migrasi Ular ..................................................... 109

D. Perbandingan Drainase Eco-Technology dan No Eco-Technology … 117

E. Perbandingan Biaya ....................................................................... 117

F. Analisa Hasil Perhitungan Desain Ecodrainase ................................ 118

V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 120

B. Saran ............................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran A (Sketsa Lokasi & Topografi) ............................................ 122

Lampiran B (Administrasi) .................................................................. 147

Page 16: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Schematic plan Suaka Rhino Sumatera lama .................................... 4

2. Kerangka berpikir penelitian ........................................................... 7

3. Bentuk segi empat penampang melintang saluran drainase .............. 14

4. Bentuk bulat dan oval penampang melintang saluran drainase ......... 14

5. Bentuk trapesium dan trapesium tersusun penampang

melintang saluran drainase .............................................................. 15

6. Sistem ekologi drainase terbuka di sepanjang jalan WoodLands ...... 18

7. Sistem ekologi drainase terbuka di kawasan permukiman ................ 18

8. Lengkung massa ganda ................................................................... 26

9. Peta lokasi penelitian ....................................................................... 43

10. Langkah-langkah pengumpulan data ............................................... 46

11. Bagan alir penelitian ........................................................................ 51

12. Alur perhitungan ............................................................................. 53

13. Alur perhitungan kurva massa ganda ............................................... 64

14. Peta DAS dan poligon thiessen ........................................................ 69

15. Peta arah aliran drainase Suaka Rhino Sumatera .............................. 86

16. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 10̊ ............ 89

17. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 10̊ ............ 89

18. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 20̊ ............ 90

19. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 20̊ ............ 91

Page 17: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

2

20. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 30̊ ............ 92

21. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 30̊ ............ 92

22. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 40̊ ............ 93

23. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 40̊ ............ 94

24. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 50̊ ............ 94

25. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 50̊ ............ 95

26. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 60̊ ............ 96

27. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 60̊ ............ 96

28. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 70̊ ............ 97

29. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 70̊ ............ 98

30. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 80̊ ............ 98

31. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 80̊ ............ 99

32. Profil muka air pada penampang D2 dengan kemiringan 90̊ ............ 100

33. Profil muka air pada penampang D1 dengan kemiringan 90̊ ............ 100

34. Profil muka air pada penampang D2 ................................................ 101

35. Profil muka air pada penampang D1 ................................................ 101

36. Profil muka air pada penampang D3 ................................................ 102

37. Profil muka air pada penampang D2 ................................................ 102

38. Profil muka air pada penampang D3 ................................................ 103

39. Profil muka air pada penampang D4 ................................................ 103

40. Profil muka air pada penampang D5 ................................................ 104

41. Profil muka air pada penampang D4 ................................................ 104

42. Profil muka air pada penampang D6 ................................................ 105

43. Profil muka air pada penampang D5 ................................................ 105

Page 18: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

3

44. Profil muka air pada penampang D7 ................................................ 106

45. Profil muka air pada penampang D6 ................................................ 106

46. Profil muka air pada penampang D8 ................................................ 107

47. Profil muka air pada penampang D7 ................................................ 107

48. Profil muka air pada penampang D8 ................................................ 108

49. Profil muka air pada penampang D1 ................................................ 108

50. Ular kobra (Ophiophagus Hannah) ................................................. 111

51. Ular sowo bajing (Bolga Drapiezii) ................................................. 111

52. Ular weling (Bungarus candidus) .................................................... 111

53. Bentuk penampang drainase dengan sudut 10̊ .................................. 113

54. Bentuk penampang drainase dengan sudut 20̊ .................................. 113

55. Bentuk penampang drainase dengan sudut 30̊ .................................. 113

56. Bentuk penampang drainase dengan sudut 40̊ .................................. 114

57. Bentuk penampang drainase dengan sudut 50̊ .................................. 114

58. Bentuk penampang drainase dengan sudut 60̊ .................................. 114

59. Bentuk penampang drainase dengan sudut 70̊ .................................. 115

60. Bentuk penampang drainase dengan sudut 80̊ .................................. 115

61. Bentuk penampang drainase dengan sudut 90̊ .................................. 116

62. Hasil desain penampang drainase .................................................... 117

Page 19: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. State of the Art ....................................................................................... 9

2. Syarat metode hujan rata-rata wilayah berdasarkan pos hujannya ........... 27

3. Syarat metode hujan rata-rata wilayah berdasarkan luas DPS ................. 27

4. Syarat metode hujan rata-rata wilayah berdasarkan topografinya ............ 27

5. Nilai variabel reduksi Gauss ................................................................... 30

6. Reduced Mean, Yn ................................................................................. 32

7. Reduced Standard Deviation, Sn ............................................................ 32

8. Reduced Variate, 𝑌𝑇𝑟 sebagai fungsi periode ulang ................................ 33

9. Standar Metode Debit Rencana untuk Saluran Drainase ......................... 36

10. Fungsi Penampang Saluran Drainase ...................................................... 37

11. Batas Kecepatan Aliran berdasarkan Bahan Material ............................. 39

12. Data-data Primer .................................................................................... 44

13. Data-data Sekunder ................................................................................ 45

14. Peralatan ................................................................................................ 49

15. Metode Penyajian Data .......................................................................... 50

16. Data Hujan Harian Maksimum (Sta. Braja Selebah) ............................... 56

17. Data Hujan Harian Maksimum (Sta. Braja Sakti) ................................... 57

18. Data Hujan Harian Maksimum (Sta. Braja Sari) ..................................... 57

19. Data Hujan Harian Maksimum (Sta. Way Jepara) .................................. 57

Page 20: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

2

20. Data Hujan Harian Maksimum Sta. Braja Selebah .................................. 58

21. Data Hujan Harian Maksimum Sta.Braja Sakti ....................................... 58

22. Data Hujan Harian Maksimum Sta. Braja Sari ........................................ 59

23. Data Hujan Harian Maksimum Sta. Way Jepara ..................................... 59

24. Data Hujan Harian Maksimum (Sta. Braja Selebah) ................................ 60

25. Data Hujan Harian Maksimum (Sta.Braja Sakti) .................................... 60

26. Data Hujan Harian Maksimum (Sta. Braja Sari) ..................................... 61

27. Data Hujan Harian Maksimum (Sta. Way Jepara) .................................. 61

28. Data Hujan yang Hilang Sta. Braja Sakti ................................................ 62

29. Data Hujan yang Hilang Sta. Braja Sari .................................................. 63

30. Hujan tahunan untuk analisis kurva masa ganda stasiun Braja

Selebah .................................................................................................. 65

31. Hujan tahunan untuk analisis kurva masa ganda stasiun Braja Sakti ....... 66

32. Hujan tahunan untuk analisis kurva masa ganda stasiun Braja Sari ......... 67

33. Hujan tahunan untuk analisis kurva masa ganda stasiun Way Jepara ...... 68

34. Luas DAS .............................................................................................. 70

35. Curah Hujan Maksimum Metode Poligon Thiessen dari 4 Stasiun

Pertahun ................................................................................................ 70

36. Analisis Frekuensi Curah Hujan ............................................................. 71

37. Persyaratan Jenis Distribusi Sesuai dengan Hasil Perhitungan dari

analisis Frekuensi CS dan CK ................................................................ 73

38. Perhitungan Chi Square Test .................................................................. 75

39. Nilai Delta Kritiis untuk Uji Smirnov – Kolmogorof .............................. 75

40. Perhitungan Uji Smirnov – Kolmogorov ................................................ 76

41. Perhitungan Metode Log Pearson III ...................................................... 77

42. Perhitungan Curah Hujan Rencana ......................................................... 79

Page 21: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

3

43. Perhitungan Intensitas Hujan D1-D2 ...................................................... 80

44. Perhitungan Intensitas Hujan D2-D3 ...................................................... 80

45. Perhitungan Intensitas Hujan D4-D3 ...................................................... 81

46. Perhitungan Intensitas Hujan D4-D5 ...................................................... 81

47. Perhitungan Intensitas Hujan D5-D6 ...................................................... 82

48. Perhitungan Intensitas Hujan D6-D7 ...................................................... 82

49. Perhitungan Intensitas Hujan D7-D8 ...................................................... 83

50. Perhitungan Intensitas Hujan D1-D8 ...................................................... 83

51. Perhitungan Koefisien Pengaliran .......................................................... 84

52. Perhitungan Debit Rancangan Metode Rasional ..................................... 85

53. Koefisien Manning (c) ........................................................................... 87

54. Perbandingan bahan dan kemiringan drainase terhadap migrasi ular ....... 112

55. Perbandingan desain drainase Eco-Technology dan no Eco-

Technology ............................................................................................ 117

56. Rencana Anggaran Biaya ....................................................................... 118

Page 22: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Hitungan Kurva Massa Ganda Sta. Braja Selebah .................................. 65

2. Hitungan Kurva Massa Ganda Sta. Braja Selebah .................................. 66

3. Hitungan Kurva Massa Ganda Sta. Braja Selebah .................................. 67

4. Hitungan Kurva Massa Ganda Sta. Way Jepara ...................................... 68

Page 23: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

DAFTAR NOTASI

Rrt = Curah Hujan Rata–rata

S = Standar Deviasi

Cs = Koefisien Kemencengan

Ck = Koefisien Kurtosis

Cv = Koefisien Variasi

α = Derajat Kepercayaan

RT = Hujan Rancangan

I = Intensitas Hujan

m2 = Meter Persegi

C = Koefisien Aliran

A = Luas

SNI = Standar Nasional Indonesia

km2 = Kilometer Persegi

Q = Debit

cm = Centimeter

h = Tinggi Penampang

m3 = Meter kubik

mm = Milimeter

mm2 = Milimeter persegi

V = Kecepatan Aliran

Page 24: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

R = Curah Hujan Maksimum

n = Jumlah stasiun

b = Lebar Dasar Saluran

D = Drainase

Sk* = Simpangan Awal

Sk* = Simpangan Mutlak

Dy = Simpangan Rata-rata

Sk** = Nilai Konsistensi Data

Sk** = Nilai Konsistensi Data Mutlak

𝑄

√𝑛 = Nilai Statistik Q

𝑅

√𝑛 = Nilai Statistik (Range)

Ei = Estimasi Frekuensi untuk Kelas i

β = Koefisien Pengurangan Luas Daerah Hujan

q = Intensitas Maksimum Jatuhnya Hujan Rata-rata

qn = Curah Hujan

DK = Derajat Kebebasan

Oi = Observed Frekuensi pada Kelas

IDF = Intensity-Duration-Frequency Curve

Do = Nilai Kritis

T = Lamanya Curah Hujan

DAS = Daerah Aliran Sungai

Dx = Data Tinggi Hujan Harian Maksimum di Stasiun x

di = Data Tinggi Hujan Harian Maksimum di stasiun i

Page 25: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

Anx = Tinggi Hujan Rata-rata Tahunan di Stasiun x

Ani = Tinggi Hujan Rata-rata Tahunan di Stasiun Sekitar x

Hx = Curah Hujan yang Hilang

Hn = Curah Hujan Bulanan di Pos ke–n

Hi = Curah Hujan di Pos yang lain

Li = Jarak Pos Hujan yang lain Terhadap Pos Hujan yang Mempunyai Data

Hilang

Yz = Data Hujan yang Diperbaiki

n = Koefisien Kekasaran Manning

R = Jari-jari Hidrolik

S = Kemiringan Memanjang Saluran

K = Permeabilitas Tanah

T = Durasi Aliran

tc = Waktu Konsentrasi

to = Inlet Time

td = Conduit Time

Y = Data Hujan Hasil Pengamatan

Y = Reduced Variate

𝜎𝑛 = Simpangan Baku Reduced Variate

Page 26: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebaran flora dan fauna di Indonesia termasuk dalam kategori yang luas.

Menurut Biodiversity Action Plan for Indonesia (Bappenas, 1993), Indonesia

memiliki sekitar 10% jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia, 12%

mamalia, 16% reptil dan amfibi, 17% burung serta 25% jenis ikan. Tingginya

keanekaragaman hayati tersebut sangat dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang

berada di wilayah tropis serta terletak di antara dua wilayah biogeografi yaitu

Indo Malaya dan Australian.

Keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang dimiliki merupakan

potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Lebih dari

6.000 jenis tumbuhan dan satwa yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia baik yang berasal dari alam maupun hasil budidaya (Bappenas,

1993). Sedangkan secara ekologis flora dan fauna sebagai komponen dalam

ekosistem memiliki peranan yang penting dalam kelangsungan proses-proses

ekologi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Rusak atau hilangnya salah

satu komponen dalam ekosistem akan menyebabkan gangguan terhadap

ekosistem serta berkurangnya kualitas lingkungan.

Page 27: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

2

Kekayaan biologis (sumberdaya hayati) di Indonesia antara lain dilindungi

dengan sistem kawasan konservasi yang meliputi areal 22.560.545,46 ha

(Pusat Informasi Konservasi Alam, 2001) (atau lebih kurang 15,67% dari luas

kawasan hutan Indonesia, 144 juta ha), terdiri atas taman nasional (TN), cagar

alam (CA), suaka margasatwa (SM), hutan wisata (HW), taman buru (TB),

dan tarnan hutan raya (Tahura). Keenam kawasan konservasi tersebut

eksistensinya diakui secara yuridis oleh Undang-undang Nomor 5 tahun 1990

tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan IUCN.

Di Provinsi Lampung, terdapat 2 wilayah Taman Nasional yaitu Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Taman Nasional Way Kambas

(TNWK). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

1990, Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,

dan rekreasi. Kawasan Taman Nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola

dengan upaya pengawetan kenakeragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta

ekosistemnya serta dikelola berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,

ekonomis dan sosial budaya (Djoko Marsono, 2007).

Taman Nasional Way Kambas ditetapkan pada 1 April 1989 dengan

Keputusan Menteri Kehutanan No.444/Menhut-II/1989, memiliki luas areal

sekitar 130.000 hektar. Taman nasional ini secara administratif terletak di

Page 28: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

3

Kecamatan Way Jepara, Labuhan Meringgai, Sukadana, Purbolinggo,

Rumbia, dan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung

Timur. Jika ditinjau secara astronomi, terletak antara 106°32’-106°52’ BT dan

04°37’-05°15’ LS (Sumber : BPS Kabupaten Lampung Timur, 2017).

Kawasan Taman Nasional Way Kambas memiliki peran sebagai kawasan

pelestarian alam untuk melindungi kawasan yang kaya akan berbagai satwa

liar, diantaranya adalah tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas

maximus sumatranus), harimau sumatera (Panthera tigris), badak Sumatera

(Diserohinus sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus)

(Departemen Kehutanan, 2002). Salah satu satwa yang dilindungi yaitu badak

sumatera. Satwa ini termasuk kedalam kategori terancam punah (critically

endangered) dalam daftar merah berdasarkan International Union For

Conversation of Nature and Natural Resource (IUCN, 2008). Adapun

menurut Convention on International Trade in Endangered Species of Wild

Fauna and Flora (CITES 2012), hewan ini termasuk ke dalam Ippendix I

yang artinya tidak boleh diperjualbelikan

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan habitat alami badak

sumatera dengan jumlah populasi badak sumatera yang berada di alam yaitu

sekitar 33 ekor (Novirin, 2015). Salah satu upaya untuk mempertahankan

populasi badak sumatera maka dibangun tempat konservasi insitu

penyelamatan badak sumatera, yaitu Suaka Rhino Sumatera (SRS). SRS

merupakan bagian dari TNWK yang memiliki tujuan khusus untuk

penangkaran dan pengembangbiakan badak sumatera. Areal penangkaran

Page 29: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

4

SRS berupa kandang pemeliharaan seluas 100 ha yang berbentuk lingkaran

dengan ekosistem hutan alami (Gambar 1). Selain badak yang terdapat di

alam, saat ini terdapat pula 5 ekor badak sumatera yang hidup di SRS. Lokasi

SRS berada pada zona konservasi khusus Seksi Pengelolaan Taman Nasional

(SPTN) III Kuala Penet Taman Nasional Way Kambas (Novirin, 2015).

Gambar 1. Schematic Plan Suaka Rhino Sumatera Lama (TNWK, 2017)

SRS tergabung dalam Yayasan Badak Indonesia (YABI) pada tahun 2007

melalui Rapat Gabungan Penyantun dan Badan Pengurus masing-masing

yayasan. Sejak tahun 1999 pembiayaan kegiatan konservasi badak di Asia

Tenggara dilakukan oleh IRF dan WWF sebagai donatur. Suaka Rhino

Sumatera bergerak dalam bidang pelestarian populasi badak sumatera di

Taman Nasional Way Kambas, yang di dalamnya terdapat kegiatan

pemeliharaan (perawatan, pemeriksaan kesehatan, pemberian pakan, dan

lainnya) serta upaya reproduksi badak sumatera. Selain itu, SRS akan

Page 30: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

5

mengembangkan ekowisata sebagai kontribusi finansial untuk keberlanjutan

SRS secara khusus dan program konservasi secara umum.

Menurut Subakir (kepala Balai Taman Nasional Way Kambas), kondisi

kandang badak untuk saat ini kurang memadai. Berdasarkan pengamatan, 1

ekor badak setidaknya membutuhkan sekitar 20 Ha. Oleh karena itu,

diperlukan perluasan area kandang badak yang semula 100 Ha menjadi 250

Ha yang ditetapkan oleh Direktur jenderal KSDAE melalui SK Dirjen

No.SK.307/KSDAE-KKH/2016. Akibat perluasan tersebut, diadakan

pekerjaan infrastuktur diantaranya jalan, drainase dan pagar pembatas

kandang badak.

Suripin (2004) memperkenalkan proses pengembangan infrastruktur

ekologi, beberapa konsep terkait, dan proses konstruksi infrastruktur

ekologi. Dalam proses perencanaan infrastruktur ekologi atau ramah

lingkungan harus didasarkan pada perencanaan prinsip multi disiplin, multi

level, integritas dan keberlanjutan (Suripin, 2004). Akan tetapi,

infrastrukstur yang ada sebelumnya tidak memperhatikan faktor-faktor

ekologi terutama dalam hal perencanaan drainase. Adapun kondisi

drainasenya yaitu memutus koloni satwa reptil dari bentang satu ke bentang

yang lainnya khusus nya satwa reptil jenis ular yang ada disekitarnya.

Dari kondisi yang sudah ada, maka diperlukan perencaanaan drainase

berbasis Eco-Technology yang memperhatikan faktor-faktor terputusnya

koloni satwa khususnya terhadap migrasi ular di kawasan konservasi, Suaka

Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas.

Page 31: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

6

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana

merencanakan drainase berbasis Eco-Technology, khususnya yang ramah

terhadap migrasi ular, pada kawasan Suaka Rhino Sumatera (SRS), Taman

Nasional Way Kambas.

C. Batasan Masalah

Penelitian yang akan dilakukan mengarah pada perencanaan drainase berbasis

Eco-Technology pada kawasan suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way

Kambas. Pada penelitian ini dilakukan pembatasan terhadap masalah-masalah

yang ada, yakni:

1. Lokasi penelitian atau wilayah pengambilan data hanya dilingkup kawasan

Suaka Rhino Sumatera (SRS), Taman Nasional Way Kambas.

2. Penelitian difokuskan terhadap satwa reptil jenis ular.

3. Data curah hujan hanya diambil di stasiun hujan Braja Indah, Jepara lama,

Braja Arjosari dan Labuhan Ratu.

4. Perhitungan hujan rata-rata kawasan menggunakan metode thiessen.

Perhitungan debit banjir rancangan menggunakan metode rasional.

5. Perencanaan penampang saluran drainase dilakukan di lokasi perluasan

area SRS, tanpa mengubah kondisi drainase existing.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Menghitung besaran Q 5 tahun pada masing-masing segmen drainase.

Page 32: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

7

2. Menentukan lokasi limpasan drainase.

3. Menentukan bahan dan kemiringan drainase berbasis Eco-Technology.

E. KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN

Penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang menjadi objek permasalahan

tertuang dalam kerangka berpikir di bawah ini.

Perluasan Area SRS

Kebutuhan

Migrasi Ular

Kondisi Drainase

saat ini memotong

bentang alam

Segmentasi

habitat ular

Diperlukan

sistem Drainase

Luasan dan

Karakteristik

TNWK

Drainase Ramah

Lingkungan

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

Page 33: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu (State Of The Art)

Eco-Technology dapat diartikan sebagai desain ekosistem yang berkelanjutan

untuk kepentingan manusia dan alam (Mitsch, 2012). Konsep drainase

berbasis Eco-Technology bisa disebut juga drainase yang ramah lingkungan.

Drainase ramah lingkungan pada umumnya bertujuan untuk mengurangi

permasalahan yang ditimbulkan oleh adanya limpasan air hujan dipermukaan.

Drainase berwawasan lingkungan dimaksudkan juga sebagai upaya untuk

mengelola kelebihan air dengan cara meresapkan sebanyak-banyaknya ke

dalam tanah secara alamiah sehingga dapat mengurangi kekeringan air pada

saat musim kemarau (Kementerian PU, 2014).

Dalam penelitian drainase ramah lingkungan di daerah perkotaan memiliki

banyak peneliti terdahulu, namun dalam penelitian drainase ramah lingkungan

di wilayah Taman Nasional sangat minim peneliti terdahulu. Pembelajaran

untuk peneliti dari para peneliti terdahulu dalam hal ekologi drainase seperti

David J. Luscombe (2016), Qianqian Zhou (2014), Bo Yang & Ming-Han Li

(2010), Katherine L. Meierdiercks (2010), Yassir Arafat (2008), Z. Jia (2006),

Ayu Wahyuningtyas (2001), Laksni Sedyowati (2015). Berikut adalah

beberapa peneliti dalam jurnal terdahulu.

Page 34: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

9

Tabel 1. State of the Art

No. Sumber/Tahun Penulis Judul Hasil

1. Elsevier B.V.

© Ecological

engineering,

22 Agustus

2016

David J.

Luscombe,

Karen

Anderson,

Emilie

Grand-

Clement,

Naomi Gatis,

Josie Ashe,

Pia Benaud,

David Smith,

Richard E.

Brazier

How does

drainage alter the

hydrology of

shallow degraded

petlands across

multiple spatial

scales ?

Drainase antropogenik

meningkatkan

kedalaman dan

variabilitas tabel air di

tanah gambut yang

berdekatan dan variasi

dikemiringan lokal dan

topografi menjelaskan

variasi penting dalam

kenaikan DWT dan

penurunan saluran

drainase. Pada skala

spasial yang baik (yaitu

saluran individu) tidak

ada ukuran fitur

drainasenya (kedalaman

dan lebar)

2. Water 2014, 6,

976-992;

doi:10.3390/w6

040976

Tahun 2014

Qianqian

Zhou

A Review of

Sustainable

Urban Drainage

Systems

Considering the

Climate Change

and

Urbanization

Impacts

Jurnal ini menyarankan

pendekatan terpadu dan

trans-disiplin untuk

desain drainase yang

berkelanjutan

3. Elsevier B.V.

© Ecological

engineering 36

(2010) 1639-

1650

Bo Yang,

Ming-Han Li

Ecological

engineering in a

new town

development :

Drainage design

in The

Woodlands,

Texas

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

drainase terbuka

menghasilkan limpasan

lebih sedikit draipada

drainase konvensional.

4. Journal of the

American

Water

Resource

Association

Katherine L.

Meierdiercks

, James A.

Smith, Mary

Lynn Baeck,

Analyses of

Urban Drainage

Network

Structure and Its

Impact on

Kepadatan drainase dan

adanya aliran

permukaan yang

mempengaruhi debit

puncak lebih banyak

Page 35: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

10

No. Sumber/Tahun Penulis Judul Hasil

Tahun 2010

dan Andrew

J. Miller

Hydrologic

Response.

terjadi pada subbasenya

dibandingkan dengan

persentase ketahanan

atau penggunaan lahan

subbasins.

5. Jurnal

SMARTek,

Vol. 6, No.3,

Agustus 2008:

144-153

Tahun 2008

Yassir Arafat Reduksi Beban

Aliran Drainase

Permukaan

Menggunakan

Sumur Resapan

Drainase berwawasan

lingkungan dapat

menjaga keseimbangan

tata air dan kondisi

lingkungan

permukiman.

6. Journal Of

Irrigation And

Drainage

Engineering ©

ASCE /

March/April

2006

Tahun 2006

Z. Jia; R. O.

Evans,

M.ASCE;

J.T. Smith

Effect of

Controlled

Drainage and

Vegetative

Buffers on

Drainage Water

Quality from

Wastewater

Irrigated Fields

Pengamatan ini

menunjukkan bahwa

penjadwalan irigasi dan

pengelolaan yang tepat

lebih penting untuk

kualitas air daripada

tindakan perbaikan

seperti drainase

terkontrol atau buffer

vegetatif.

7. Universitas

Brawijaya

tahun 2001

Ayu

Wahyuningty

as, Septiana

Hariyani,

Fauzul Rizal

Sutikno

Strategi

Penerapan

sumur resapan

sebagai

teknologi

ekodrainase di

kota malang

Sumur resapan efektif

untuk digunakan karena

sebagai pengendali

banjir dan genangan,

sumur resapan mampu

meresapkan air hujan

yang melimpas dan

berguna pula untuk

konservasi air tanah

serta menekan laju erosi

8. Media Teknik

Sipil, ISSN

1693-3095

Universitas

Brawijaya

Laksni

Sedyowati,

Ery

Suhartanto

Kajian Pengaruh

system drainase

dan ruang

terbuka hijau

eksisting pada

kawasan ruas

jalan utama kota

Malang.

Ruang terbuka hijau

(RTH)

Tabel 1. State of the Art (Lanjutan)

Page 36: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

11

B. Drainase

Secara umum sistem drainase adalah sebuah kontruksi air yang memiliki

manfaat untuk mengurangi dan mengeluarkan air yang berlebihan dari suatu

area lokasi sehingga area tersebut dapat digunakan secara maksimal. Sistem

kontruksinya terdiri dari kontruksi terjun, stasiun pompa, pelimpah,

terowongan/gorong-gorong, jembatan air (aquaduct), siphon dan pintu-pintu

air. Pada struktur yang sempurna, pengolahan terlebih dahulu dilakukan di

Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sebelum masuk ke dalam badan air

penerima. Syaratnya yang dapat dimasukkan ke badan air penerima adalah air

yang telah mencukupi mutu tertentu agar sehingga tidak menyebabkan

kerusakan lingkungan (Suripin, 2004).

Menurut Sukarto (1999), selain Drainase berfungsi sebagai penghambat

terjadinya banjir, drainase juga dapat berguna untuk kesehatan, pertanian,

lanskap dan bangunan.

1. Pertanian

Untuk dapat difungsikan sebagai area pertanian, air yang terkandung di

tanah tidak bisa berlebihan, seperti rawa. Maka daripada itu, tanah yang

mengandung air yang berlebih harus dikeringkan terlebih dahulu.

2. Bangunan

Untuk dapat mendirikan suatu kontruksi di sekitar tanah yang memiliki air

berlebih seperti jalan, gedung ataupun lapangan terbang, diperlukan

drainase disekitarnya, sehingga tanah tersebut menjadi kering dan kuat

untuk menahan beban di atasnya.

Page 37: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

12

3. Kesehatan

Drainase dimaksudkan sebagai fungsi kesehatan dimana pada saat tanah

yang tergenangi air dapat dikeringkan oleh darinase sehingga tempat

tersebut tidak menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk. Oleh karena

itu, telur atau larva dari nyamuk tidak bisa hidup.

a. Pola Aliran dalam Drainase

Aliran pada saluran drainase terdiri dari aliran saluran tertutup (pipe flow)

dan saluran terbuka (open chanel flow). Pada aliran saluran tertutup

permukaan airnya tidak dapat bebas dikarenakan seluruh saluran terisi

oleh air. Sedangkan saluran terbuka permukaan airnya dapat bebas di

udara dikarenakan dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara langsung,

kecuali hanya oleh tekanan hidraulika yang ada dalam aliran saja. Pada

aliran saluran terbuka untuk penyederhanaan dianggap bahwa aliran

sejajar kecepatan beragam dan kemiringan kecil.

Dalam hal ini permukaan air merupakan garis derajat hidraulika dan air di

dalamnya sama dengan tinggi tekanan. Saluran terbuka lebih sulit dalam

hal penyelesaian masalah aliran dibandingkan dengan aliran pipa tekan.

Hal ini dapat terjadi karena permukaan air terbuka mengarah bebas sesuai

dengan ruang, waktu dan juga kemiringan, kedalaman dan kedudukan

saluran saling bergantung satu sama lainnya. Aliran pipa tidak selalu

merupakan aliran dalam suatu saluran tertutup.

Page 38: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

13

Menurut (Sukarto,1999) aliran terbagi menjadi dua yaitu aliran tetap

(steady flow) dan tidak tetap (unsteady flow) berdasarkan perubahan

kedalaman aliran:

1. Aliran tetap (steady flow) merupakan aliran yang mempunyai

kedalaman konstan untuk selang waktu tertentu. Aliran tetap atau

tunak diklasifikasikan menjadi:

1) Aliran sejenis (uniform flow) dapat diartikan bahwa kedalaman air

sama pada setiap penampang saluran.

2) Aliran beralih (varied flow) dapat diartikan bahwa disepanjang

saluran terbuka berubah secara lambat apabila kedalaman air

berubah. Aliran beralih atau bisa disebut juga aliran berubah

terdiri dari dua macam yaitu aliran berubah secara lambat apabila

kedalaman aliran berubah secara lambat dan aliran berubah secara

cepat apabila kedalaman aliran berubah secara cepat.

2. Aliran tidak tetap (unsteady flow). Aliran tidak tetap didefinisikan

sebagai aliran yang mempunyai kedalaman tidak tetap atau tunak

untuk selang waktu tertentu. Aliran tidak tetap terdiri dari:

1) Aliran sejenis tidak tetap (unsteady uniform flow) diartikan bahwa

pada saat dimana alirannya mengalir sejajar dengan dasar saluran.

Aliran tersebut sukar untuk ditemukan di lokasi.

2) Aliran beralih tidak tetap (unsteady varied flow) adalah Aliran

saluran terbuka dimana kedalaman aliran berubah sepanjang waktu

dan ruang. Aliran ini terdiri dari dua macam yaitu aliran yang

berubah secara lambat dan aliran yang berubah secara cepat.

Page 39: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

14

b. Macam-Macam Penampang Melintang Saluran Drainase

Adapun macam-macam penampang saluran drainase menurut Sukarto

(1999), dapat dilihat pada gambar 2, 3, 4

Gambar 3. Bentuk segi empat penampang melintang saluran drainase (Sumber.

Sukarto,1999)

Gambar 4. Bentuk lingkaran dan oval penampang melintang saluran drainase

(Sumber. Sukarto,1999)

Page 40: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

15

Gambar 5. Bentuk trapesium dan trapesium tersusun penampang melintang

saluran drainase. (Sumber. Sukarto,1999)

Para ahli hidro sering menganggap remeh dalam hal merencanakan drainase

dibandingkan dengan pekerjaan kontruksi air lainnya. Pekerjaan drainase ini

adalah pekerjaan yang sulit dan menyeluruh karena memerlukan waktu, biaya

dan tenaga yang lebih dibandingkan dengan pekerjaan kontruksi air lainnya.

Rancangan utama dari sistem drainase berkelanjutan yaitu memperbaiki dan

pemeliharaan lingkungan serta meningkatkan kelangsungan air tanah. Maka

daripada itu diperlukan usaha yang ekstra demi mencapai tujuan yang

diinginkan. Hal yang paling diutamakan dalam merencanakan drainase

berkelanjutan atau bisa disebut juga dengan berwawasan ligkungan yaitu

mengolah aliran air di permukaan dengan cara membuat suatu prasarana dan

sarana untuk menampung air hujan (Suripin, 2004).

C. Teknik Ekologi Drainase (Ecodrainage)

Ekologi biasanya dimengerti sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi:

segala jenis makhluk hidup (Tumbuhan, hewan, manusia) dan lingkungan.

Ernst Haeckel yang merupakan ahli ilmu hewan pada tahun 1869 adalah

Page 41: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

16

ilmuwan yang pertama kali mengenalkan istilah ekologi yang diartikan

sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk hidup dan lingkungannya.

Jadi, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mendalami tentang interaksi

timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Teknik ekologi atau rekayasa ekologi didefinisikan sebagai desain ekosistem

berkelanjutan untuk kepentingan manusia dan alam, yang telah dikembangkan

selama 30 tahun terakhir, dan telah berkembang pesat di kurun waktu 10 tahun

terakhir ini (Mitsch, 2012). Tujuannya meliputi pemulihan lingkungan yang

telah terganggu akibat ulah tangan manusia. Hal ini sangat diperlukan karena

sumber energi konvensional telah berkurang dan penguatan layanan ekosistem

alam lebih banyak dibutuhkan.

Tujuan dari teknik ekologi menurut Mitsch dan Jorgensen (1989, 2003, 2004)

dan Mitsch (1993, 1996) yaitu

1. Pemulihan ekosistem yang secara substansial terganggu oleh tangan

manusia contohya yaitu pencemaran lingkungan atau gangguan lahan; dan

2. Pengembangan ekosistem yang ramah lingkungan yang memiliki nilai

kemanusiaan maupun nilai ekologi.

Teknik ekologi pada dasarnya untuk merancang dan membatasi campur

tangan manusia dalam memberikan desain keberlanjutan dan solusi

pengelolaan ekosistem (Mitsch dan Jørgensen, 1989; Odum, 1994; Bergen et

al., 2001; Matlock dkk., 2001; Mitsch dan Jørgensen, 2003). Sebagai seorang

ahli ekologi harus mengandalkan kemampuannya dalam mendesain ekosistem

(Mitsch dan Jørgensen,.1989; Odum, 1994; Todd et al., 2003), perencana

Page 42: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

17

ekologi mengikuti keunggulan alam dalam hal perencanaan (McHarg, 1969;

Steiner, 2008).

Ecodrainage disebut juga drainase ramah lingkungan merupakan drainase

yang mempunyai fungsi utama untuk meresapkan air ke dalam tanah sebanyak

mungkin secara alamiah (Kementerian PU, 2014). Berbeda halnya dengan

drainase pada umumnya, seluruh air hujan yang jatuh di suatu kawasan harus

sesegera mungkin dibuang ke sungai lalu menuju ke laut. Oleh karena itu,

apabila ini terjadi akan berdampak pada keutuhan air tanah (Endro Sutrisno,

2016).

Metode ekologi drainase dapat dilakukan dengan beberapa cara menurut

Kementerian PU (2014) yaitu:

1. Lubang Resapan Biopori

2. Sumur Resapan

3. Kolam Konservasi (detensi atau retensi)

4. Parit Infiltrasi

5. Rorak

6. Side River Polder

7. Penampung Air Hujan (PAH)

Page 43: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

18

Gambar 6. Sistem Ekologi Drainase Terbuka di sepanjang Jalan WoodLands

(Sumber: Bo Yang dan Ming-Han Li, 2010)

Gambar 7. Sistem Ekologi Drainase Terbuka di Kawasan Permukiman

(Sumber: Bo Yang dan Ming-Han Li, 2010)

D. Peraturan di Wilayah Taman Nasional

Taman Nasional merupakan area pelestarian alam yang memiliki nilai

ekosistem asli, dan hanya boleh dilakukan untuk tujuan rekreasi, pendidikan,

Page 44: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

19

pariwisata, ilmu pengetahuan dan penelitian Berdasarkan Undang-undang

Republik Indonesia No.5 tahun 1990 pasal 33, ada hal-hal yang dilarang pada

kawasan Taman Nasional yaitu:

1) Tidak boleh merusak keutuhan asli Taman Nasional.

2) Kerusakan yang dimaksud dalam poin satu seperti menghilangkan atau

menanambahkan jenis flora dan fauna yang tidak asli.

3) Tidak boleh melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi dari

Taman Nasional.

E. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi adalah kumpulan fakta tentang gejala-gejala alam seperti

curah hujan, kecepatan angin, temperatur, penguapan, debit sungai, dan

sebagainya (Suripin, 2004). Gejala alam seperti itu disebut juga dengan

Fenomena hidrologi

F. Data Hujan yang Hilang

Data yang ideal adalah data yang sesuai dengan apa yang diperlukan. Akan

tetapi sering dijumpai banyak data yang tidak lengkap (incomplete record)

dikarenakan yaitu kelalaian petugas, kerusakan atau pengrusakan alat dan lain

lain. Hal tersebut dapat mengakibatkan data-data yang hilang atau kosong

(missing record). Untuk menanggulanginya, harus diperhatikan pola

penyebaran hujan pada stasiun yang bersangkutan maupun stasiun-stasiun

sekitarnya (Dewi, 2012).

Page 45: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

20

Data hujan yang hilang ini dapat mengganggu kepentingan tertentu.

Contohnya ketika hujan deras dan menyebabkan banjir dan data hujan dari

beberapa stasiun tidak ada atau hilang disebabkan oleh beberapa hal. Keadaan

demikian tidak terasa merugikan bila data tersebut tidak tercatat pada saat

yang dipandang tidak penting. (Dewi, 2012)

Menurut Soewarno (2000) dalam bukunya “Hidrologi Operasional Jilid

Kesatu”, analisis hidrologi memang tidak selalu dibutuhkan pengisian data

yang hilang. Contohnya apabila terdapat data yang hilang di musim kemarau

sedangkan yang mau dianalisis debit banjir pada saat musim hujan maka tidak

perlu melengkapi data tersebut dan sebaliknya. Adapun syarat untuk

menghitung data hujan yang hilang adalah minimal memiliki dua stasiun

hujan yang berada di sekitarnya dan adanya rata-rata hujan per tiap tahunnya

(Limantara, 2010)

G. Metode Estimasi Data Hujan yang Hilang

Beberapa metode yang dapat digunakan menurut buku “Mengenal Dasar–

dasar Hidrologi” halaman 190-191 oleh Ir. Joyce Martha dan Ir. Wanny

Adidarma,Dipl.HE. yaitu Normal Ratio Method, cara “Inversed Square

Distance” dan cara rata–rata aljabar. Sedangkan menurut Soewarno dalam

bukunya “Hidrologi Operasional Jilid Kesatu” halaman 202, ada 3 metode

yang digunakan untuk memperkirakan data hujan periode kosong diantaranya

rata–rata aritmatik (arithmatical average), perbandingan normal (normal

ratio), dan kantor Cuaca Nasional Amerika Serikat (US.National Weather

service).

Page 46: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

21

Ada kesamaan metode perhitungan dari buku “Hidrologi Operasional Jilid

Kesatu” dengan buku “Mengenal Dasar–dasar Hidrologi”, yaitu Metode rata–

rata aritmatik dengan rata–rata aljabar, dan Normal Ratio Method dengan

perbandingan normal (normal ratio) yang terdapat di buku Soewarno. Yang

berbeda adalah metode Kantor Cuaca Amerika Serikat.

a. Normal Ratio Method

Linsley, Kohler dan Paulhus (1958) merekomendasikan satu metode yaitu

“Normal Ratio Method”, syaratnya adalah perbedaan curah hujan normal

tahunan dari pos X yang hilang datanya dengan pos sekelilingnya > 10%

sebagai berikut :

….. (1)

Dengan :

Dx = Data tinggi hujan harian maksimum di stasiun x

n = Jumlah stasiun di sekitar x untuk mencari data di x

di = Data tinggi hujan harian maksimumdi stasiun i

Anx = Tinggi hujan rata-rata tahunan di stasiun x

Ani = Tinggi hujan rata-rata tahunan di stasiun sekitar x

b. Cara “Inversed Square Distance”

Persamaan yang digunakan dalam cara “Inversed Square Distance”

(Simanton et al, 1980) adalah :

n

i i

x

iAn

And

nDx

1

1

Page 47: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

22

Px =

1

(dXA)2 PA+ 1

(dXB)2 PB+ 1

(dXC)2 PC

1

(dXA)2 + 1

(dXB)2 + 1

(dXC)2 ….. (2)

Dengan :

Px = Tinggi hujan yang dipertanyakan

PA, PB, Pc = Tinggi hujan pada stasiun disekitarnya

dXA, dXB, dXC = Jarak stasiun X terhadap masing – masing stasiun

A,B,C

c. Rata–rata Aljabar

Syaratnya adalah perbedaan curah hujan normal tahunan dari pos X yang

hilang datanya dengan pos sekelilingnya > 10% sebagai berikut (Martha et

al, 1982) :

𝐻𝑥 = 1

𝑛 ( 𝐻𝑎 + 𝐻𝑏 + 𝐻𝑐 + ⋯ + 𝐻𝑛) …... (3)

Dimana :

Hx : Curah Hujan yang hilang

Ha, Hb, Hc : Curah hujan bulanan di pos A, B dan C

Hn : Curah hujan bulanan di pos ke–n

H. Uji Konsistensi Data Hujan

Menurut Soewarno dalam bukunya yang berjudul “Hidrologi Operasional Jilid

Kesatu”, menyarankan bahwa untuk perhitungan data hujan minimal 30 tahun

dan sebelumnya harus di cek terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dan

adanya data yang kosong. Maka daripada itu, perlu dilakukan pemerikasaan

kualitas data (data quality control). Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi

Page 48: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

23

dapat disebabkan oleh faktor manusia, alat dan faktor lokasi. Bila terjadi

kesalahan maka data itu dapat disebut tidak konsisten (inconsistency). Uji

konsistensi (consistency test) berarti menguji kebenaran data. Data hujan

disebut konsisten (consistent) berarti data yang terukur dan dihitung adalah

teliti dan benar serata sesuai dengan fenomena saat hujan itu terjadi.

Dua cara untuk menguji konsistensi data hujan dengan menggunakan analisis

kurva masa ganda (double mass curve analysis) dan RAPS (Rescaled Adjusted

Partical Sums). Pengujian tersebut dapat diketahui apakah terjadi perubahan

lingkungan atau perubahan cara menakar. Jika tidak terjadi perubahan

bagaimana cara menghitung dan tidak terjadi perubahan lingkungan maka data

hujan tersebut dapat dikatakan konsisten. (Dewi, 2012)

Kecermatan sangat diperlukan dalam perhitungan hidrologi, yang tergantung

dari konsistensi data itu sendiri. Dalam suatu rangkaian data pengamatan

hujan, dapat timbul non-homogenitas dan ketidaksesuaian, yang dapat

mengakibatkan penyimpangan dalam perhitungan. (Dewi, 2012)

Non-homogenitas ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,antara lain (Dewi,

2012) :

a. Perubahan letak stasiun.

b. Perubahan system pendataan.

c. Perubahan iklim.

d. Perubahan dalam lingkungan sekitar.

Page 49: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

24

a. Metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)

Perubahan sistematis kecil dalam catatan iklim seringkali kurang

divisualisasikan oleh plot seri waktu standar karena biasanya tersembunyi

oleh besarnya dan variabilitas data. nilai diri mereka sendiri. Visualisasi

Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) menyoroti tren, pergeseran,

pengelompokkan data, fluktuasi yang tidak teratur, dan periodisitas dalam

catatan. Informasi tambahan tentang jumlah, besaran, bentuk, frekuensi,

dan waktu fluktuasi dan tren juga dapat disimpulkan. Pendekatan

visualisasi dapat digunakan untuk inspeksi visual pendahuluan dari deret

waktu, untuk mendapatkan nuansa data, dan / atau untuk memandu dan

memfokuskan tes statistik dan analisis selanjutnya. Hal ini tidak

dimaksudkan sebagai pengganti analisis statistik standar. Sebagai

alternatif, pendekatan visualisasi dapat digunakan untuk menampilkan

temuan analisis deret waktu. Kemampuan dan keterbatasan pendekatan

dibahas dan diilustrasikan untuk dua periode waktu dari nilai curah hujan

tahunan. (Garbecht dan Fernandez, 1994)

b. Metode Kurva Massa Ganda ( Double Curve Analysis )

Metode Kurva Massa Ganda ini dapat diselidiki dengan cara

membandingkan curah hujan tahunan kumulatif dari stasiun yang diteliti

dengan harga kumulatif curah hujan rata-rata dari suatu jaringan stasiun

dasar yang bersesuaian. Pada umumnya, metode ini disusun dengan

urutan kronologis mundur dan dimulai dari tahun yang terakhir atau data

yang terbaru hingga data terakhir. (Dewi, 2012)

Page 50: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

25

Jika data hujan tidak konsisten karena perubahan atau gangguan

lingkungan di sekitar tempat penakar hujan dipasang, misalnya, penakar

hujan terlindung oleh pohon, terletak berdekatan dengan gedung tinggi,

perubahan penakaran dan pencatatan, pemindahan letak penakar dan

sebagainya, memungkinkan terjadi penyimpangan terhadap trend semula.

Hal ini dapat diselidiki dengan menggunakan lengkung massa ganda.

(Dewi, 2012)

Kalau tidak ada perubahan terhadap lingkungan, maka akan diperoleh

garis ABC berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah garis, maka

data hujan tersebut adalah konsisten. Tetapi apabila pada tahun tertentu

terjadi perubahan lingkungan, didapat garis patah ABC’. Penyimpangan

tiba-tiba dari garis semula menunjukkan adanya perubahan tersebut, yang

bukan disebabkan oleh perubahan iklim atau keadaan hidrologis yang

dapat menyebabkan adanya perubahan trend. Sehingga data hujan

tersebut dapat dikatakan tidak konsisten dan harus dilakukan koreksi.

Apabila data hujan tersebut tidak konsisten, maka dapat dilakukan koreksi

dengan menggunakan rumus (Dewi, 2012):

𝑌𝑧 = 𝐹𝑘 𝑥 𝑌 ….. (4)

𝐹𝑘 = 𝑇𝑎𝑛 𝛼

𝑇𝑎𝑛 𝛼𝑐 ….. (5)

Keterangan:

Yz : Data hujan yang diperbaiki, mm

Y : Data hujan hasil pengamatan, mm

Tg α : Kemiringan sebelum ada perubahan

Page 51: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

26

Tg αc : Kemiringan setelah ada perubahan

Gambar 8. Lengkung Massa Ganda (Sumber: Florince, 2015)

Keterangan :

- Pola yang terjadi berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah

garis itu, maka data hujan pos X adalah konsisten.

- Pola yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan arah garis

itu, maka data hujan pos X adalah tidak konsisten dan harus

dilakukan koreksi.

I. Analisis Hujan

Hujan merupakan komponen yang amat penting dalam analisis hidrologi pada

perancangan debit untuk menentukan dimensi saluran drainase. Mengingat

hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space), maka untuk kawasan sangat

Page 52: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

27

luas tidak bisa diwakili satu titik pos pengukuran. Dalam hal ini diperlukan

hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa pos

pengukuran hujan yang ada disekitar kawasan tersebut. Ada 3 macam cara

yang umum dipakai dalam menghitung hujan rata-rata kawasan: (1) rata-rata

aljabar, (2) poligon thiessen dan (3) isohyet. (Haryoko, 2013)

Tabel 2. Syarat metode hujan rata-rata wilayah berdasarkan pos hujannya

Jumlah pos cukup Isohyet,Thiessen, Aritmatik

Jumlah pos hujan terbatas Thiessen, Aritmatik

Pos hujan tunggal Metode Hujan Titik

Sumber : Suripin, 2004

Tabel 3. Syarat metode hujan rata-rata wilayah berdasarkan luas DPS

DPS besar > 5000 Km2 Isohyet

DPS sedang ( 500 – 5000 Km2 ) Thiessen

DPS kecil < 500 Km2 Aritmatik, Thiessen

Sumber : Suripin, 2004

Tabel 4. Syarat metode hujan rata-rata wilayah berdasarkan topografinya

Berbukit, pegunungan dan tidak

beraturan

Isohyet

Dataran Thiessen, Aritmatik

Sumber : Suripin, 2004

J. Curah Hujan Maksimum Harian Rata-rata

Curah hujan diperlukan untuk menentukan besarnya intensitas yang

digunakan sebagai prediksi timbulnya aliran permukaan wilayah. Curah hujan

Page 53: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

28

yang digunakan dalam analisis adalah curah hujan harian maksimum rata-rata

dalam satu tahun yang telah dihitung. Perhitungan data hujan maksimum

harian rata-rata harus dilakukan secara benar untuk analisis frekuensi data

hujan. (Haryoko, 2013)

K. Analisis Frekuensi

Sistem hidrologi kadang-kadang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang

ekstrim, seperti hujan lebat, banjir, dan kekeringan. Besaran peristiwa ekstrim

berbanding terbalik dengan frekuensi kejadiannya. Peristiwa yang ekstrim

kejadiannya sangat langka. Tujuan analisis frekuensi data hidrologi adalah

berkaitan dengan besaran peristiwa-peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan

frekuensi kejadiannya melalui penerapan distribusi kemungkinan. Data

hidrologi yang dianalisis diasumsikan tidak bergantung, terdistribusi secara

acak, dan bersifat stokastik (Suripin, 2004).

Dalam analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos

penakar hujan. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data

kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa

yang akan datang. Dalam statistik dikenal beberapa parameter yang berkaitan

dengan analisis data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi

dan koefisien skewness. (Florince, 2015).

1) Rata-rata

�̅� = 1

𝑛∑ 𝑥𝑖

𝑛𝑖=1 ….. (6)

2) Simpangan baku

Page 54: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

29

𝑠 = √[∑ (𝑥𝑖−�̅�)2𝑛

𝑖=1 ]

𝑛−1 ….. (7)

3) Koefisien variasi

𝐶𝑉 = 𝑠

𝑥 ….. (8)

4) Koefisien skewness

𝐺 = 𝑛 ∑ (𝑥𝑖−�̅�)3𝑛

𝑖=1

(𝑛−1)(𝑛−2)𝑠3 ….. (9)

Analisis frekuensi yang sering digunakan dalam bidang hidrologi adalah

sebagai berikut :

1) Distribusi Normal

Distribusi normal disebut juga distribusi Gauss. Perhitungan curah hujan

rencana menurut metode distribusi normal, mempunyai persamaan sebagai

berikut:

𝑋𝑇 = �̅� + 𝐾𝑇𝑆 …. (10)

Keterangan :

XT : perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T

�̅� : nilai rata-rata hitung variat

S : deviasi standar nilai variat

KT : faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode

ulang dan tipe model matematik disrtibusi peluang yang digunakan

untuk analisis peluang

Untuk mempermudah perhitungan distribusi normal, sudah tersedia nilai

variabel reduksi Gauss seperti yang terdapat pada Tabel 5.

Page 55: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

30

Tabel 5. Nilai variabel reduksi Gauss

N

o.

Periode

ulang

Peluang KT N

o.

Periode

ulang

Peluang KT

1 1,001 0,999 -3,05 11 2,500 0,400 0,25

2 1,005 0,995 -2,58 12 3,330 0,300 0,52

3 1,010 0,990 -2,33 13 4,000 0,250 0,67

4 1,050 0,950 -1,64 14 5,000 0,200 0,84

5 1,110 0,900 -1,28 15 10,000 0,100 1,28

6 1,250 0,800 -0,84 16 20,000 0,050 1,64

7 1,330 0,750 -0,67 17 50,000 0,020 2,05

8 1,430 0,700 -0,52 18 100,000 0,010 2,33

9 1,670 0,600 -0,25 19 200,000 0,005 2,58

10 2,000 0,500 0 20 500,000 0,002 2,88

21 1000,000 0,001 3,09

Sumber : Suripin, 2004

2) Distribusi Log Normal

Dalam distribusi log normal data X diubah ke dalam bentuk logaritmik Y

= log X. Jika variabel acak Y = log X terdistribusi secara normal, maka X

dikatakan mengikuti distribusi log normal. Perhitungan curah hujan

rencana menggunakan persamaan berikut ini :

𝑌𝑇 = �̅� + 𝐾𝑇𝑆 …. (11)

Keterangan :

YT : Perkiraan nilai yang terjadi dengan periode ulang T-tahun

�̅� : Nilai rata-rata hitung variat

3) Distribusi Log Pearson III

Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Log Person III,

mempunyai langkah-langkah perumusan sebagai berikut:

a) Mengubah data dalam bentuk logaritmis

𝑋 = log 𝑋 ….. (12)

b) Menghitung harga rata-rata (Pers. 6)

Page 56: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

31

c) Menghitung harga simpangan baku (Pers. 7)

d) Menghitung koefisien skewness (Pers. 9)

e) Menghitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T

log 𝑋𝑇 = log �̅� + 𝐾. 𝑠 .…. (13)

Nilai K adalah variable standar untuk X yang besarnya tergantung

koefisien kemencengan G.

4) Distribusi Gumbel

Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel digunakan

untuk analisis data maksimum, misal untuk analisis frekuensi banjir.

Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel, mempunyai

perumusan sebagai berikut :

𝑋 = �̅� + 𝑆. 𝐾 ….. (14)

Keterangan :

�̅� : Harga rata-rata sampel

S : Standar deviasi (simpangan baku) sampel

Nilai K (faktor probabilitas) untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat

dinyatakan dalam persamaan berikut :

𝐾 =𝑌𝑇𝑟−𝑌𝑛

𝑆𝑛 ….. (15)

Keterangan :

Yn : Reduced mean yang tergantung jumlah sample/data n (Tabel 2.5)

Sn : Reduced standard deviation yang juga tergantung pada jumlah

sample/data n (Tabel 5)

𝑌𝑇𝑟 : Reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan :

Page 57: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

32

𝑌𝑇𝑟= − ln[− ln

𝑇𝑟−1

𝑇𝑟] ….. (16)

Hubungan antara reduced variate dan periode ulang dapat dilihat di Tabel 8

Tabel 6. Reduced Mean, Yn

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 0,4

952

0,49

96

0,50

35

0,50

70

0,51

00

0,51

28

0,51

57

0,51

81

0,52

02

0,52

20 20 0,5

236

0,52

52

0,52

68

0,52

83

0,52

96

0,53

09

0,53

20

0,53

32

0,53

43

0,53

53 30 0,5

362

0,53

71

0,53

80

0,53

88

0,83

96

0,54

03

0,54

10

0,54

18

0,54

24

0,54

36 40 0,5

436

0,54

42

0,54

48

0,54

53

0,54

58

0,54

63

0,54

68

0,54

73

0,54

77

0,54

81 50 0,5

485

0,54

89

0,54

93

0,54

97

0,55

01

0,55

04

0,55

08

0,55

11

0,55

15

0,55

18 60 0,5

521

0,55

24

0,55

27

0,55

30

0,55

33

0,55

35

0,55

38

0,55

40

0,55

43

0,55

45 70 0,5

548

0,55

50

0,55

52

0,55

55

0,55

57

0,55

59

0,55

61

0,55

63

0,55

65

0,55

67 80 0,5

569

0,55

70

0,55

72

0,55

74

0,55

76

0,55

78

0,55

80

0,55

81

0,55

83

0,55

85 90 0,5

586

0,55

87

0,55

89

0,55

91

0,55

92

0,55

93

0,55

95

0,55

96

0,55

98

0,55

99 10

0

0,5

600

0,56

02

0,56

03

0,56

04

0,56

06

0,56

07

0,56

08

0,56

09

0,56

10

0,56

11 Sumber : Suripin, 2004

Tabel 7. Reduced Standard Deviation, Sn

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 0,94

96

0,96

76

0,98

33

0,99

71

1,00

95

1,02

06

1,03

16

1,04

11

1,04

93

1,05

65 20 1,06

28

1,06

96

1,07

54

1,08

11

1,08

64

1,09

15

1,09

61

1,10

04

1,10

47

1,10

80 30 1,11

24

1,11

59

1,11

93

1,12

26

1,12

55

1,12

85

1,13

13

1,13

39

1,13

63

1,13

88 40 1,14

13

1,14

36

1,14

58

1,14

80

1,14

99

1,15

19

1,15

38

1,15

57

1,15

74

1,15

90 50 1,16

07

1,16

23

1,16

38

1,16

58

1,16

67

1,16

81

1,16

96

1,17

08

1,17

21

1,17

34 60 1,17

47

1,17

59

1,17

70

1,17

82

1,17

93

1,18

03

1,18

14

1,18

24

1,18

34

1,18

44 70 1,18

54

1,18

63

1,18

73

1,18

81

1,18

90

1,18

98

1,19

06

1,19

15

1,19

23

1,19

30 80 1,19

38

1,19

45

1,19

53

1,19

59

1,19

67

1,19

73

1,19

80

1,19

87

1,19

94

1,20

01 90 1,20

07

1,20

13

1,20

20

1,20

26

1,20

32

1,20

38

1,20

44

1,20

49

1,20

55

1,20

60 10

0

1,20

65

1,20

69

1,20

73

1,20

77

1,20

81

1,20

84

1,20

87

1,20

90

1,20

93

1,20

96 Sumber : Suripin, 2004

Page 58: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

33

Tabel 8. Reduced Variate, 𝑌𝑇𝑟 sebagai fungsi periode ulang

Periode ulang

Tr (tahun)

Reduced variate

YTr

Periode

ulang,

Reduced variate

YTr 2 0,3668 100 4,6012

5 1,5004 200 5,2969

10 2,2510 250 5,5206

20 2,9709 500 6,2149

25 3,1993 1000 6,9087

50 3,9028 5000 8,5188

75 4,3117 10000 9,2121

Sumber : Suripin, 2004

L. Waktu Konsentrasi

Menurut Edisono (1997), waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan

untuk mengalirkan air dari titik yang paling jauh pada aliran ke titik kontrol

yang ditentukan pada sebuah aliran. Pada prinsipnya waktu konsentrasi

dibagi menjadi :

a. Inlet time ( to ), yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di

permukaan tanah menuju saluran drainase

b. Conduit time ( td ), yaitu waktu yang diperlukan air untuk mengalir di

sepanjang saluran sampai titik yang ditentukan

Waktu konsentrasi ( tc ) ditentukan dengan rumus :

Tc = to + td ….. (17)

M. Intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah tinggi air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan

adalah makin singkat hujan yang berlangsung, intensitasnya cenderung

semakin tinggi dan periode ulangnya makin besar intensitasnya. Hubungan

antara intensitas, lama hujan, dan frekuensi hujan dinyatakan dengan lengkung

Page 59: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

34

Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF = Intensity, Duration, Frequency Curve).

(Florince, 2015)

Untuk menentukan debit banjir rencana (design flood) perlu didapatkan harga

suatu intensitas curah hujan terutama bila digunakan metode rasional.

Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu

kurun waktu di mana air tersebut berkonsentrasi. Analisis intensitas curah

hujan ini dapat diproses dari data curah hujan yang telah terjadi pada masa

lampau. Untuk menghitung intensitas curah hujan dapat digunakan beberapa

rumus empiris sebagai berikut (Florince, 2015).

1.Rumus Talbot

Rumus ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dan tetapan-

tetapan a dan b ditentukan dengan harga-harga yang terukur.

𝑖 = 𝑎

𝑡+𝑏 …. (18)

Dimana :

I :Intensitas hujan ( mm/jam )

t : lamanya hujan ( jam )

a & b : konstanta yang tergantung lamanya hujan terjadi di DAS

2.Rumus Sherman

Rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya

lebih dari 2 jam

𝑖 = 𝑎

𝑡𝑛 ….. (19)

Dimana:

I : Intensitas curah hujan ( mm/jam )

Page 60: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

35

T : Lamanya curah hujan ( jam )

a dan n : konstanta

3.Persamaan Ishiguro

𝑖 = 𝑎

𝑏+ √𝑡 ….. (20)

Dimana :

I = intensitas curah hujan (mm/jam)

t = lamanya curah hujan (jam)

a dan b = konstanta

4.Persamaan Mononobe

Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data

hujan harian maka digunakan perhitungan mononobe :

𝑖 =𝑅₂₄

24(

24

𝑡)2/3 ….. (21)

Dimana :

I : intensitas hujan ( mm/jam )

T : lamanya hujan ( jam )

R24 : Curah hujan maksimum ( mm )

N. Analisis Debit Banjir Rencana

Debit banjir rancangan dihitung berdasarkan hubungan antara hujan dan

aliran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan debit

banjir rancangan adalah Metode Rasional. Metode ini banyak digunakan

untuk analisis debit banjir rancangan dengan daerah pengaliran yang relatif

sempit. Rumus rasional ini berorientasi pada hitungan debit puncak. (Sriyono,

2012)

Page 61: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

36

Tabel 9. Standar Metode Debit Rencana untuk Saluran Drainase

Luas DAS (Km2) Periode Ulang

(Tahun)

Metode perhitungan

Debit banjir < 10 2 Rasional

10 – 100 2 – 5 Rasional

101 – 500 5 – 20 Rasional

> 500 10 – 25 Hidrograf Satuan

Sumber : Suripin, 2004.

Bentuk umum rumus rasional adalah:

QT = 0,278 x C x Itc,T x A .…. (22)

Dimana :

QT = Debit puncak (m3/detik) untuk kala ulang T tahun

C = Koefisien aliran (run off), yang dipengaruhi kondisi tata guna

lahan pada daerah tangkapan aair (DAS)

Itc,T = Intensitas hujan rata-rata (mm/jam) untuk waktu konsentrasi (tc)

dan kala ulang T tahun

A = Luas daerah tangkapan air/DAS (km2)

O. Penampang Saluran Terbuka

Saluran terbuka adalah saluran yang memungkinkan air mengalir dengan

muka air bebas sehingga permukaannya bersentuhan dengan udara. Tekanan

yang ada di permukaan air adalah tekanan atmosfer. Pengaliran pada suatu

pipa yang tidak penuh masih disebut aliran pada saluran terbuka. (Florince,

2015)

Page 62: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

37

P. Penampang Saluran Drainase

Saluran untuk drainase tidak terlampau jauh berbeda dengan saluran air

lainnya pada umumnya. .Dalam perancangan dimensi saluran harus

diusahakan dapat memperoleh dimensi tampang yang ekonomis. Dimensi

saluran yang terlalu besar berarti tidak ekonomis, sebaliknya dimensi saluran

yang terlalu kecil tingkat kerugian akan besar. Efektifitas penggunaan dari

berbagai bentuk tampang saluran drainase yang dikaitkan dengan fungsi

saluran adalah sebagai berikut (Haryoko, 2013):

Tabel 10. Fungsi Penampang Saluran Drainase

Bentuk Saluran Fungsi Lokasi

Trapesium Untuk debit besar yang

sifat aliran menerus

dengan fluktuasi kecil

Pada daerah dengan

lahan yang cukup

Persegi panjang Untuk debit besar yang

sifat aliran

Pada daerah dengan

lahan yang tidak

tersedia dengan

cukup

½ lingkaran Untuk menyalurkan air

limbah dengan debit kecil

Segitiga Untuk debit kecil sampai

nol dari limbah air hujan

Bulat Lingkaran Untuk air hujan dan air

limbah

Pada daerah rumah

tangga dan

pertokoan

Sumber : Masduki, 1990

Page 63: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

38

Q. Kecepatan Aliran Drainase

Kecepatan dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke titik

lainnya. Hal ini disebabkan adanya tegangan geser di dasar saluran, dinding

saluran dan keberadaan permukaan bebas. Kecepatan aliran mempunyai tiga

komponen arah menurut koordinat kartesius. Namun komponen arah vertikal

dan lateral biasanya kecil dan dapat diabaikan. Sehingga, hanya kecepatan

aliran yang searah dengan arah aliran yang diperhitungkan. Komponen

kecepatan ini bervariasi terhadap kedalaman dari permukaan air. Kecepatan

minimum yang diijinkan adalah kecepatan terkecil yang tidak menimbulkan

pengendapan dan tidak merangsang tumbuhnya tanaman aquatic dan lumut.

Pada umumnya, kecepatan sebesar 0,60 – 0,90 m/detik dapat digunakan

dengan amam apabila presentase lumpur yang ada di air cukup kecil.

Kecepatan 0,75 m/detik bisa mencegah tumbuhnya tumbuh-tumbuhan yang

dapat memperkecil daya angkut saluran. (Haryoko, 2013)

Penentuan kecepatan aliran air di dalam saluran yang direncanakan didasarkan

pada kecepatan minimum yang diperbolehkan agar kontruksi saluran tetap

aman. Persamaan Manning sebagai berikut: (Haryoko, 2013)

V = 1/n x R2/3 x S1/2 …. (23)

Dimana :

V = Kecepatan aliran (m/detik)

n = Koefisien kekasaran manning

R = Jari-jari hidrolik

S = Kemiringan memanjang saluran

Page 64: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

39

Harga n Manning tergantung pada kekasaran sisi dan dasar saluran.

Tabel 11. Batas Kecepatan Aliran berdasarkan Bahan Material

Jenis Bahan Kecepatan Aliran Air Diizinkan

(m/detik) Pasir Halus

Lempung kepasiran

Lanau Aluvial

Kerikil Halus

Lempung Kokoh

Lempung Padat

Kerikil Kasar

Batu-batu besar

Pasangan Batu

Beton

Beton Bertulang

0,45

0,50

0,60

0,75

0,75

1,10

1,20

1,50

1,50

1,50

1,50

Sumber : Hadihardjaja, 1997.

R. Migrasi atau Gerak Ular

Ular (Reptilia) adalah kelompok hewan melata yang dapat ditemukan hampir

diberbagai macam habitat. Hewan ini hidup terestrial, arboreal, semi aquatik

dan aquatik. Ular dapat ditemukan aktif pada siang hari (diurnal) dan

beberapa spesiesnya aktif pada malam hari (nokturnal). Permukaan tubuhnya

ditutupi oleh kulit yang bersisik, dan mengalami pergantian kulit (exdisis)

secara keseluruhan. Ular merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm),

umumnya bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar) dan beberapa spesies

bertelur-beranak (ovovivipar). Saluran ekskresi pada ular berakhir pada

kloaka (Zug, 1993).

Page 65: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

40

Klasifikasi ular dalam taksonomi menurut O’Shea (2001) dengan contoh dari

beberapa genus dan spesiesnya adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Subordo : Serpentes

Famili : Typhlopidae, Pythonidae, Colubridae, Elapidae,

Viperidae

Genus : Ramphotyphlops, Python, Ptyas, Naja, Trimeresurus

Spesies : Ramphotyphlops braminus, Python reticulatus, Ptyas

korros, Naja sputatrix, Trimeresurus insularis

Ular merupakan kelompok hewan yang memiliki tingkat adaptasi tinggi. Ular

dapat ditemukan di seluruh benua dan pulau-pulau kecil di Bumi kecuali

Antartika dan New Zealand. Ular tersebar di daerah-daerah basah/lembab,

hutan tropis, hutan beriklim sedang, gurun pasir, padang rumput, persawahan,

laut, pegunungan, daerah pemukiman dan daerah pinggiran pemukiman

(O’shea and Halliday, 2001).

Seekor ular mencengkram tanah dengan kulitnya yang bersisik. Ular akan

mendorong tubuhnya sepanjang tanah dengan dengan otot-otot yang melekat

pada tulang rusuknya. Ada 4 macam cara ular bergerak menurut Arida,

raharjo dan Margareta (2005) yaitu

Page 66: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

41

1. Cara Ular Bergerak Serpentin (Serpentine) ular bergerak maju dalam

kurva berbentuk huruf “S” dengan sisi-sisi tubuh mendorong permukaan

tanah yang tidak rata. Gerakan ini biasanya dilakukan di tanah maupun di

air. Di air gerakan ini mudah dilakukan karena kontraksi nya dapat

mendorong air terus menerus, sedangkan di tanah gerakan ini di bantu

oleh kontur tanah maupun bebatuan.

2. Konsertina (Concertina) ular memendekkan dan memanjangkan tubuhnya

dengan ekor menambatkan tubuh. Gerakan ini biasanya di lakukan di

permukaan yang datar, juga di gunakan oleh ular untuk memanjat.

3. Linier (Caterpillar) ini merupakan pergerakan ular yang lambat dengan

menggunakan gelombang kontraksi otot menggerakkan tubuh ular ke

depan dengan sisik-sisik perut mencengkram tanah.

4. Menyamping (Sidewinding) kepala ular bergerak ke samping dan maju,

diikuti bagian tubuh lainnya dengan jejak berbentuk batang yang jelas.

Page 67: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Umum

Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah untuk menghimpun data

yang dibutuhkan dalam penelitian (Arikunto, 2010). Data-data yang diperoleh

selanjutnya akan dianalisis sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam penelitian ini diperlukan 2 macam data, yaitu data primer dan data

sekunder.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di kawasan Suaka Rhino Sumatera (SRS), Taman

Nasional Way Kambas, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Suaka Rhino Sumatera merupakan bagian dari Taman Nasional Way Kambas

yang memiliki tujuan khusus untuk penangkaran dan pengembangbiakan

badak Sumatera. Lokasi SRS berada pada zona konservasi khusus Seksi

Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) III Kuala Penet Taman Nasional Way

Kambas. Topografi kawasan SRS berada pada ketinggian 0-50 m di atas

permukaan laut dengan iklim tropis basah. Secara geografis kawasan SRS

terletak antara 4059’-5005’ LS dan 105042’-105048’ BT. Lokasi penelitian

disajikan pada Gambar 8.

Page 68: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

43

Gambar 9. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Google Earth).

C. Data yang digunakan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian

dengan menggunakan alat pengukuran ataupun alat pengambilan data

sebagai informasi yang dicari. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan

dapat dilihat dalam tabel 12.

Page 69: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

44

Tabel 12. Data-data Primer

No Teknik Pengambilan Data Kegunaan Data

1 Dokumentasi Model visual berupa foto yang

diperlukan untuk memperkuat

fakta yang ada di lapangan.

2 Data Topografi Untuk mengetahui elevasi kontur

dan panjang saluran drainase

3 GPS GPS digunakan untuk

menentukan titik lokasi drainase

4 Sketsa kawasan/peta Sketsa kawasan diperlukan

untuk menggambarkan daerah

penelitian

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi-instansi

terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data yang

ada pada instansi-instansi terpercaya dan studi pustaka dari data-data

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam

penelitian ini data sekunder dapat dilihat dalam tabel 13.

Page 70: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

45

Tabel 13. Data-data Sekunder

No Judul Data Kegunaan

1 Data Curah Hujan Untuk mengetahui berapa jumlah

hujan yang turun di lokasi

2 Data Perilaku dan Migrasi

Ular

Untuk mengetahui bagaimana cara

bergerak atau berjalannya ular

3 Data Peraturan di Wilayah

Taman Nasional

Untuk mengetahui hal-hal yang

dilarang dalam kawasan konservasi

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk merencanakan drainase berbasis ekologi di kawasan Suaka Rhino

Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, diperlukan pengumpulan data

primer dan sekunder. Pengumpulan data berupa data primer diperoleh

dengan cara mengunjungi langsung lokasi penelitian dan melakukan sketsa

lokasi, pengukuran serta mendokumentasikan keadaan di lapangan.

Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui instansi terkait. Di bawah ini

adalah langkah-langkah pengumpulan data.

Page 71: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

46

Persiapan

Data

Primer

Data

Sekunder

Survei

Lapangan

DokumentasiPengukuran

TopografiSketsa kawasan

Panjang

Saluran

Drainase

Elevasi Kontur

BBWS

LampungStudi Literatur

Data Curah

Hujan

Peraturan di

Kawasan

Taman

Nasional

Perilaku dan

Migrasi Ular

Terkumpulnya semua data

yang dibutuhkan

Gambar 10. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Page 72: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

47

E. Tahapan Penelitian

a. Pengumpulan data dan survei

Tahapan yang pertama adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian baik data primer maupun data sekunder sesuai pada

gambar 9.

b. Analisa Perilaku dan Migrasi Ular

Langkah selanjutnya adalah studi literature tentang bagaimana cara

bergerak/migrasi ular yang didapatkan dari peneliti-peneliti terdahulu.

Tujuannya yaitu sebagai acuan untuk mendesain drainase yang berbasis

teknik ekologi.

c. Perhitungan Debit Rencana

Perhitungan debit rencana didapatkan dari analisis hidrologi yang berupa

pengubahan data curah hujan menjadi debit kala ulang rencana diawali

dengan data curah hujan yang didapat dari data sekunder lalu bila ada data

hilang bisa dicari atau digantikan dengan metode data hujan yang hilang.

Kemudian menguji konsistensi data dengan metode kurva massa ganda

dikarenakan stasiun hujan yang digunakan > 3 buah.

Setelah itu peneliti mencari luas pengaruh stasiun hujan terhadap daerah

aliran sistem drainase dengan salah satu metode antara thiessen, isohyet,

ataupun

Page 73: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

48

aritmatik aljabar dengan pertimbangan syarat yang dijabarkan pada bab II.

Selanjutnya peneliti akan mencari hujan maksimum rata-rata, dilanjutkan

ke analisis frekuensi untuk mencari tahu pemilihan metode apa yang tepat

dalam pemilihan jenis sebaran (distribusi) berdasarkan syarat koefisien

skewness dan kurtosisnya. lalu perhitungan waktu konsentrasi aliran air

selanjutnya peneliti akan menghitung hujan rencana berdasarkan beberapa

metode intensitas hujan yang sesuai dengan beberapa syarat dan kondisi

setelah itu perhitungan dilanjutkan debit rencana dengan metode rasional.

Debit rencana kala ulang yang digunakan adalah lima tahun untuk

perencanaan drainase yang biasa digunakan oleh peneliti-peneliti

terdahulu dari jurnal-jurnal terkait dan aturan kaidah yang berlaku.

Perhitungan debit rencana dilakukan secara manual dan menggunakan

program HEC-RAS.

d. Desain Sistem dan Dimensi Drainase

Langkah yang terakhir adalah mendesain sistem dan dimensi drainase

menggunakan program Sketchup.

Page 74: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

49

F. Peralatan

Tabel 14. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

No Alat dan Bahan Fungsi

1. GPS GPS yang digunakan adalah seri

terbaru berfungsi sebagai tracking

lokasi

2. Kamera Sebagai alat dokumentasi

3. Laptop Sebagai alat untuk mengolah data

4. Meteran Meteran digunakan untuk mengukur

panjang

5. Alat tulis Digunakan untuk mencatat hasil data

di lapangan

6. Waterpass Digunakan untuk mengukur atau

menentukan sebuah benda atau garis

dalam posisi rata baik pengukuran

secara vertikal maupun horizontal

7. Total Station Untuk mengukur jarak dan sudut

(vertikal dan horizontal)

Page 75: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

50

G. Metode Penyajian Data

Beberapa konsep penyajian data dalam penelitian ini tersaji dalam beberapa

bentuk antara lain:

Tabel 15. Metode Penyajian Data

No. Bentuk Data Keterangan

1. Gambar Tampilan ini digunakan untuk

menunjukkan hasil desain dari

penampang drainase.

2. Tabel Tabel digunakan untuk

menunnjukkan data-data yang

sifatnya tabular seperti data statistic.

Page 76: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

51

Data Primer

Koef. Pengaliran

(C)

Panjang Saluran

Elevasi Kontur

Luasan Area

Tangkapan

Data Sekunder

(Data Hidrologi)

Analisa

Hidrologi

Data Curah

Hujan Stasiun

Intensitas Hujan (I)

Debit Banjir

Rancangan (Qr)

Desain Sistem dan

Dimensi Penampang

Drainase

Mulai

Selesai

Sistem dan Dimensi

Penampang sesuai

dengan migrasi ular

Analisis Perilaku

dan Migrasi Ular

Gambar 11. Bagan Alir Penelitian

Page 77: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

Kesimpulannya adalah desain drainase yang didapat makin landai, maka

kondisi drainase makin baik dan ramah terhadap ular. Beberapa hasil

perhitungan yang didapat sebagai berikut.

1. Dari analisa debit rencana kala ulang lima tahun dengan metode rasional

adalah sebagai berikut :

- D1-D2 sebesar 0,0947 m3/s.

- D2-D3 sebesar 0,0575 m3/s.

- D4-D3 sebesar 0,0857 m3/s.

- D4-D5 sebesar 0,0497 m3/s.

- D5-D6 sebesar 0,0180 m3/s.

- D6-D7 sebesar 0,0693 m3/s.

- D7-D8 sebesar 0,0496 m3/s.

- D1-D8 sebesar 0,0406 m3/s.

2. Pada analisa dengan menggunakan program HEC-RAS 4.1.0 didapatkan

bahwa tidak terdapat limpasan air atau titik banjir dari D1-D8 pada kala

ulang lima tahun.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 78: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

121

3. Lebar dasar saluran (b) = 20 cm, kedalaman air (h) = 14,47 cm, lebar

puncak (B) = 220 cm, tinggi jagaan = 3,16 cm, kemiringan dasar saluran

(i) = 0,001271, kemiringan penampang yang sesuai dengan

perilaku/migrasi ular adalah 100 dengan bahan penampang berupa tanah.

4. Konsep Eco-Technology potensial untuk diterapkan di kawasan konservasi

seperti Taman Nasional karena ramah terhadap satwa dan lingkungan

sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup

manusia.

5. Kelemahan dari desain Eco-Technology adalah untuk pelaksanaanya di

lapangan yang cukup memerlukan pembebasan lahan.

Beberapa saran dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Dalam hal perencanaan drainase dikawasan konservasi harus mengikuti

hal-hal yang tidak boleh dilakukan dikawasan konservasi dengan

memperhatikan aspek lingkungan.

2. Drainase diperkotaan perlu dilakukan perencanaan drainase berbasis

Eco-Technology agar air tanah tetap terjaga, ramah terhadap

lingkungan, mengurangi penurunan permukaan tanah dan banjir.

3. Konsep pengembangan ekodrainase perlu ditingkatkan dan

dikembangkan di Indonesia.

B. Saran

Page 79: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

DAFTAR PUSTAKA

Arida, Evy Ayu., Raharjo, B., Margaretha, H. 2005. Ular dan Reptilia Lain.

Jakarta: Erlangga.

Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Ayu, W., Septiana, H., Fauzul, R. 2001. Strategi Penerapan Sumur Resapan

sebagai Teknologi Ekodrainase di Kota Malang. Malang : Universitas

Brawijaya.

Badan Pusat Statistik. 2017. Sukadana Dalam Angka. BPS Kabupaten Sukadana.

Lampung Timur.

BAPPENAS. 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Final Draft.

Bergen, S.D., Bolton, S.M., Fridley, J.L. 2001. Design Principles for Ecological

Engineering. Ecol. Eng. 18, 201-210.

Bo Yang, Ming Han Li, 2010. Ecological Engineering in a new town

development : Drainage Design in the Woodlands Texas. Elsevier B.V.

36, 1639-1650.

[CITES] Conservation on International Trade in Endangered Species of Wild

Fauna and Flora. 2012. Appendices I, II, and III. http://www.cites.org [10

September 2017].

David J., Luscombe, et al. 2016. How Does Drainage alter the Hydrology of

Shallow Degraded Peatlands Across Multiple Spatial Scales. Journal of

Hydrology. 541, 1329-1339.

Departemen Kehutanan. 2002. Data dan Informasi Kehutanan Provinsi Lampung.

Pusat Inventerisasi dan Statistik Kehutanan. Badan Planologi Kehutanan,

Departemen Kehutanan. 13 hlm.

Dewi, V. 2012. Tugas Besar Hidrologi Dasar. Malang : Universitas Brawijaya.

Djoko, Marsono. 2007. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Jogjakarta : Universitas Gadjah Mada.

Page 80: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

Edisono, et al. 1997. Drainase Perkotaan. Jakarta : Gunadarma.

Endro Sutrisno, Irawan Wisnu, Yose Rosma. 2016. Perencanaan Sistem Drainase

Berwawasan Lingkungan (Ecodrainage) di Kelurahan Sambirejo,

Tanjung, Kalijambe, Rembes, Kecamatan Beringin, Kabupaten

Semarang. Semaramg : Universitas Diponegoro.

Florince. 2015. Studi Kolam Retensi sebagai Upaya Pengendalian Banjir Sungai

Way Simpur Kelurahan Palapa Kecamatan Tanjung Karang Pusat.

Lampung : Universitas Lampung.

Garbecht, J., Fernandez, G.P. 1994. Visualization of Trends and Fluctuations in

Climatic Records. Amerika : American Water Resources Association.

Hadihardjaja, J. 1997. Drainase Perkotaan. Jakarta : Gunadarma.

Haryoko, L. 2013. Evaluasi dan Rencana Pengembangan Sistem Drainase di

Kecamatan Tanjung Karang Pusat. Lampung : Universitas Malahayati.

[IUCN]. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources.

2008. IUCN Red List of Threatened Species. http://www.iucnredlist.org

[10 September 2017].

Katherine, M., et al. 2010. Analysis of Urban Drainage Network Structure and its

Impact on Hydrologic Respon. Journal of the Amaerican Water

Resource Association (JAWRA). 1-12.

Keputusan Menteri Kehutanan No.444/Menhut-II/1989 tentang Kawasan Taman

Nasional Way Kambas.

Laksni, S., Ery, S. 2015. Kajian Pengaruh Sistem Drainase dan Ruang Terbuka

Hijau Eksisting pada Kawasan Ruas Jalan Utama Kota Malang. Media

Teknik, ISSN 1693-3095.

Limantara, L.M. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung : Lubuk Agung.

Linsley, R.K., et al. 1958. Hydrology for Engineers. Ann Arbor : McGraw-Hill.

Martha, W.J dan Adidarma, W. 1982. Mengenal Dasar-dasar Hidrologi Bandung

: Nova

Masduki, H.S. 1990. Drainase Permukiman. Bandung : Institut Teknologi

Bandung.

McHarg, I.L., 1969. Design with Nature.Doubleday/Natural HistoryPress, New

York.

Page 81: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

Mitsch, W.J., Jorgensen, S.E., 1989. Ecological Engineering: An Introduction to

Ecotechnology. Jhon Wiley & Sons, Inc., New York, 472 pp.

Mitsch, W.J., 1993. Ecological engineering-a cooperative role with the planetary

life-support system. Environ. Sci. Technol. 27. 438-445.

Mitsch, W.J., Jorgensen, S.E., 2003. Ecological Engineering and Ecosystem

Restoration. Jhon Willey & Sons, Inc., New York, 411 pp.

Mitsch, W.J., 2012. What is Ecological Engineering ? . Ecol. Eng. 45, 5-12.

O’Shea M, Halliday T. 2001. Reptiles and Amphibians. London: Dorling

Kindersley.

Odum, H.T., 1994. System Ecology. John Willey & Sons, Inc., New York

(reprinted in 1994 by University Press of Colorado, Niwot, CO).

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2014

tentang Penyelengaraan Sistem Drainase Perkotaan

Pusat Informasi Konservasi Alam. 2001. Sistem Kawasan Konservasi di

Indonesia.

Qianqian, Zhou. 2014. A Review of Sustainable Urban Drainage System

Considering the Climate Change and Urbanization Impacts. Water. 6(4),

976-992.

Razanah, Novirin, 2015. Alternatif Rencana Pengembangan Ekowisata di Suaka

Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas. Bogor : Institut

Pertanian Bogor.

Republik Indonesia. 1990. Undang-Undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

SK Dirjen No.SK.307/KSDAE-KKH/2016 tentang Penetapan Perluasan Area

Kandang Badak Taman Nasional Way Kambas.

Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional jilid kesatu. Bandung : Citra Aditya

Bakti.

Sriyono, E. 2012. Analisis Debit Banjir Rancangan Rehabilitasi Situ Sidomukti.

Yogyakarta : Jurnal Teknik.

Steiner, F., 2008. The Living Landscape: An Ecological Approach to Landscape

Planning. Island Press, Washington, DC.

Sukarto, 1999. Drainase Perkotaan. PT. Mediatama Saptakarya, Jakarta.

Page 82: PERENCANAAN PENAMPANG SALURAN DRAINASE …digilib.unila.ac.id/56031/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfabstrak perencanaan penampang saluran drainase berbasis eco-technology ditinjau

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta :

Andi.

Todd, J., Brown, E.J.G., Wells, E. 2003. Ecological Design Applied. Eco. Eng.

20, 421-440.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. UPT Percetakan Universitas Lampung. Bandar Lampung.

WWF-Indonesia, 2008. Masyarakat dan Konservasi: 50 Kisah yang

Menginspirasi dari WWF untuk Indonesia. Jakarta: WWF-Indonesia.

Yassir, A. 2008. Reduksi Beban Aliran Drainase Permukaan menggunakan

Sumur Resapan. Jurnal SMARTek. Vol. 63, 144-153.

Yuniarti, F. 2013. Analisis Geospasial Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap

Debit DAS Way Kuala Garuntang Bandar Lampung. Lampung :

Universitas Lampung.

Z, Jia., Evans, R.O., Smith, J.T. 2006. Effect of Controlled Drainage and

Vegetative Buffers on Drainage Water Quality from Wastewater

Irrigated Fields. Journal of Irrigation and Drainage Engineering (ASCE).

Vol. 132, 1-14.

Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians and

Reptiles. Academic Press. London, p : 357 – 358.