Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

45
Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan Material ( ( Material Requirement Planning Material Requirement Planning ) )

description

Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning ). Kompetensi Pokok Bahasan. Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu: Menguasai pengendalian tingkat persediaan sebagai kebijaksanan pengawasan sistem produksi yang berjalan. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Page 1: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perencanaan Kebutuhan MaterialPerencanaan Kebutuhan Material((Material Requirement PlanningMaterial Requirement Planning))

Page 2: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Kompetensi Pokok BahasanKompetensi Pokok Bahasan

Setelah mengikuti pokok bahasan ini, Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu:mahasiswa diharapkan mampu:

Menguasai pengendalian tingkat Menguasai pengendalian tingkat persediaan sebagai kebijaksanan persediaan sebagai kebijaksanan pengawasan sistem produksi yang pengawasan sistem produksi yang berjalan.berjalan.

Menentukan perencanan kebutuhan Menentukan perencanan kebutuhan material untuk memprediksi material untuk memprediksi kebutuhan yang diperlukan dalam kebutuhan yang diperlukan dalam produksi.produksi.

Menentukan perencanaan produksi Menentukan perencanaan produksi atau rencana pemesanan komponen atau rencana pemesanan komponen dan material yang diperlukan.dan material yang diperlukan.

Page 3: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

IntroductionIntroduction

Pokok bahasan ini merupakan pokok Pokok bahasan ini merupakan pokok bahasan yang menekankan pada bahasan yang menekankan pada proses pengadaan proses pengadaan material/komponen dengan jenis, material/komponen dengan jenis, jumlah, dan saat yang tepat dalam jumlah, dan saat yang tepat dalam upaya pengendalian persediaan.upaya pengendalian persediaan.

Perencanaan kebutuhan material ini Perencanaan kebutuhan material ini diharapkan mampu mengendalikan diharapkan mampu mengendalikan persediaan dan meminimalkan persediaan dan meminimalkan biaya persediaan, sehingga biaya persediaan, sehingga menghasilkan efisiensi produksi.menghasilkan efisiensi produksi.

Page 4: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Material Requirement PlanningMaterial Requirement Planning (MRP) (MRP)

DefinisiDefinisiSuatu prosedur logis berupa aturan keputusan Suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua semua itemitem..

TujuanTujuanPenjadwalan item pada saat dibutuhkan (tidak Penjadwalan item pada saat dibutuhkan (tidak lebih awal dan tidak terlambat).lebih awal dan tidak terlambat).

Item dependen dan diskritItem dependen dan diskrit Produk kompleksProduk kompleks Job shopJob shop Assemble to orderAssemble to order

Page 5: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Asumsi dalam MRPAsumsi dalam MRP

Lead timeLead time untuk seluruh untuk seluruh item item yang yang diketahui atau dapat diperkirakan.diketahui atau dapat diperkirakan.

Setiap persediaan selalu dalam kontrol. Setiap persediaan selalu dalam kontrol. Semua komponen untuk suatu perakitan Semua komponen untuk suatu perakitan

harus tersedia pada saat suatu pesanan harus tersedia pada saat suatu pesanan untuk perakitan tersebut dilakukan.untuk perakitan tersebut dilakukan.

Pengadaan dan pemakaian terhadap Pengadaan dan pemakaian terhadap persediaan bersifat diskrit.persediaan bersifat diskrit.

Proses pembuatan suatu Proses pembuatan suatu itemitem dengan dengan item item yang lain bersifat yang lain bersifat idependenidependen. .

Page 6: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Input dan Output MRPInput dan Output MRP

Page 7: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Master Production ScheduleMaster Production Schedule (MPS) (1) (MPS) (1)

MPS menentukan prosedur MRP dengan MPS menentukan prosedur MRP dengan jadwal pemenuhan produk jadi. jadwal pemenuhan produk jadi.

MPS menunjukkan jumlah produksi MPS menunjukkan jumlah produksi bukanbukan demand.demand.

MPS bisa merupakan kombinasi antara MPS bisa merupakan kombinasi antara pesanan langsung konsumen dan pesanan langsung konsumen dan peramalan demand.peramalan demand.

MPS menunjukkan jumlah yang harus MPS menunjukkan jumlah yang harus diproduksi, diproduksi, bukanbukan jumlah yang bisa jumlah yang bisa diproduksi.diproduksi.

Page 8: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Master Production ScheduleMaster Production Schedule (MPS) (2) (MPS) (2)

MPS Item Period

1 2 3 4 5 6 7 8

Clipboard 86 93 119 100 100 100 100 100

Lapboard 0 50 0 50 0 50 0 50

Lapdesk 75 120 47 20 17 10 0 0

Pencil Case 125 125 125 125 125 125 125 125

Page 9: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Bill Of MaterialBill Of Material (BOM) (1) (BOM) (1) Istilah lain dari Istilah lain dari Bill Of MaterialBill Of Material (BOM) adalah (BOM) adalah

Struktur Produk.Struktur Produk. Struktur produk berisi informasi tentang Struktur produk berisi informasi tentang

hubungan antara komponen- komponen dalam hubungan antara komponen- komponen dalam suatu perakitan.suatu perakitan.

Page 10: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Bill Of MaterialBill Of Material (BOM) (2)(BOM) (2)

Page 11: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Dependensi Vertical dan HorizontalDependensi Vertical dan Horizontal

Page 12: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Catatan persediaanCatatan persediaan

Catatan keadaan persediaan Catatan keadaan persediaan menggambarkan status semua menggambarkan status semua itemitem yang ada dalam persediaan. yang ada dalam persediaan.

Catatan persediaan untuk keperluan Catatan persediaan untuk keperluan MRP harus MRP harus akuratakurat..

!!

Page 13: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Bagaimana agar akurat?Bagaimana agar akurat?

Penyimpanan yang baik.Penyimpanan yang baik. Bangun dan jalankan prosedur Bangun dan jalankan prosedur

pengambilan inventori.pengambilan inventori. Catat transaksi inventori.Catat transaksi inventori. Hitung secara reguler jumlah fisik Hitung secara reguler jumlah fisik

inventori.inventori. Cocokkan segera bila terjadi Cocokkan segera bila terjadi

perbedaan antara catatan dan hasil perbedaan antara catatan dan hasil perhitungan fisik.perhitungan fisik.

Page 14: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Output Sistem MRPOutput Sistem MRP

Rencana pemesanan atau rencana Rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat atas dasar produksi yang dibuat atas dasar lead lead timetime. .

Merupakan tindakan pengendalian Merupakan tindakan pengendalian persediaan dan penjadwalan persediaan dan penjadwalan produksi.produksi.

Page 15: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Mekanisme MRP (1)Mekanisme MRP (1)

NettingNetting Merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih Merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih ((net requirementnet requirement) yang besarnya merupakan ) yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor (selisih antara kebutuhan kotor (gross requirementgross requirement) ) dengan jadwal penerimaan persediaan (dengan jadwal penerimaan persediaan (schedule schedule order receiptorder receipt) dan persediaan awal yang tersedia ) dan persediaan awal yang tersedia ((beginning inventorybeginning inventory).).

OffsettingOffsetting Merupakan proses yang bertujuan menentukan Merupakan proses yang bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih.dalam memenuhi kebutuhan bersih.

Page 16: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Mekanisme MRP (2)Mekanisme MRP (2)

LottingLotting Merupakan suatu proses untuk menentukan Merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap itemitem secara individual didasarkan pada hasil secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan dari proses dilakukan dari proses netting.netting.

Exploding/EplotionExploding/Eplotion ExplodingExploding merupakan proses perhitungan merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk kebutuhan kotor untuk item item pada level yang lebih pada level yang lebih bawah. Perhitungan ini didasarkan pada bawah. Perhitungan ini didasarkan pada pemesanan pemesanan item-item item-item produk pada level yang produk pada level yang lebih atas.lebih atas.

Page 17: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Mekanisme MRP (3)Mekanisme MRP (3)

Page 18: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Contoh kasus:Contoh kasus:

Order Order 2525 Persediaan:Persediaan:

LampsLamps 33Base assembliesBase assemblies 77ShaftShaft 44TubingTubing 1616

(setiap shaft (setiap shaft membutuhkanmembutuhkan 2 feet tubing) 2 feet tubing)

Page 19: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Netting Netting LampLamp

Permintaan kotorPermintaan kotor 2525 PersediaanPersediaan - 3- 3 Permintaan bersihPermintaan bersih 2222

Base assemblyBase assembly Permintaan kotorPermintaan kotor 2222 PersediaanPersediaan - 7- 7 Permintaan bersihPermintaan bersih 1515

Shaft (1 per Base assembly)Shaft (1 per Base assembly) Permintaan kotorPermintaan kotor 1515 PersediaanPersediaan - 4- 4 Permintaan bersihPermintaan bersih 1111

Tubing (2 feet per shaft assembly)Tubing (2 feet per shaft assembly) Permintaan kotorPermintaan kotor 2222 PersediaanPersediaan - 16- 16 Permintaah bersihPermintaah bersih 6 6

Page 20: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

OffsettingOffsettingLead time:Lead time:

LampsLamps 2 minggu2 minggu

Base assemblyBase assembly 1 minggu1 minggu

ShaftShaft 2 minggu2 minggu

TubingTubing 3 minggu3 minggu

mingguminggu

Page 21: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

LottingLotting Teknik yang dipergunakan dalam MRP untuk Teknik yang dipergunakan dalam MRP untuk

memperoleh ukuran memperoleh ukuran LotLot pengorderan yang paling pengorderan yang paling ekonomis.ekonomis.

Teknik Teknik Lot SizingLot Sizing:: Lot For LotLot For Lot (LFL) (LFL) Least Unit CostLeast Unit Cost (LUC) (LUC) Least Total CostLeast Total Cost (LTC) (LTC) Part Period BalancingPart Period Balancing (PPB) (PPB) Period Order QuantityPeriod Order Quantity (POQ) (POQ) Economic Order QuantityEconomic Order Quantity (EOQ) (EOQ) Fixed Periode RequirementFixed Periode Requirement (FPR) (FPR) Fixed Order QuantityFixed Order Quantity (FOQ) (FOQ)

Page 22: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

MRP Chart (1)MRP Chart (1)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 25 15 120 0 60 0 15 0

Scheduled receipts

Projected on hand 50 25 10 0 0 0 0 0 0

Net requirements 110 60 15

Planned order receipts 110 60 15

Planned order releases 110 60 15

Lead time : 2

Ukuran lot: LFL

Safety stock: 0

Inventory: 50

Page 23: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

MRP Chart (2)MRP Chart (2)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 10 15 15 10 15 10 15 10

Scheduled receipts 2525

Projected on hand 30 20 5 15 5 15 5 15 5

Net requirements 10 10

Planned order receipts 25 25

Planned order releases 2525 2525

Lead time : 3

Ukuran lot: 25

Safety stock: 0

Inventory: 30

Page 24: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (1)Perbandingan Teknik Lotting (1)

1. Lot for Lot (L4L)1. Lot for Lot (L4L) Pesan sejumlah yang diperlukan Pesan sejumlah yang diperlukan

(tidak ada (tidak ada on hand inventoryon hand inventory).). Mengasumsikan bahwa order dapat Mengasumsikan bahwa order dapat

dilakukan untuk jumlah berapapun.dilakukan untuk jumlah berapapun. Contoh kasus, jika lead time 2, Contoh kasus, jika lead time 2,

ongkos set up $ 5.75, dan ongkos ongkos set up $ 5.75, dan ongkos simpan $ 0.05, maka:simpan $ 0.05, maka:

Page 25: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (2)Perbandingan Teknik Lotting (2)

Ongkos set up Ongkos set up : 9 x $ 5.75: 9 x $ 5.75 = $ 51.75= $ 51.75 Ongkos simpanOngkos simpan :: = 0= 0 ++ Ongkos total Ongkos total = $ 51.75 = $ 51.75

00 11 22 33 44 55 66 77 88 99

GRGR 1212 1515 99 1717 88 1010 1616 77 1111

SRSR 1212 1515

POHPOH 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

PORePORecc

99 1717 88 1010 1616 77 1111

PORelPORel 99 1717 88 1010 1616 77 1111

PeriodePeriode

Page 26: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (3)Perbandingan Teknik Lotting (3)

2. Least Unit Cost (LUC)2. Least Unit Cost (LUC) Pilih ongkos per unit terkecil selama Pilih ongkos per unit terkecil selama

periode berurutan.periode berurutan. Contoh kasus, jika lead time 2, Contoh kasus, jika lead time 2,

ongkos set up $ 5.75, dan ongkos ongkos set up $ 5.75, dan ongkos simpan $ 0.05, maka:simpan $ 0.05, maka:

Page 27: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (4)Perbandingan Teknik Lotting (4)

Ongkos set up Ongkos set up : 2 x $ 5.75: 2 x $ 5.75 = $ 11.50= $ 11.50 Ongkos simpanOngkos simpan :: = $ 9.55= $ 9.55 ++ Ongkos total Ongkos total = $ 21.05 = $ 21.05

00 11 22 33 44 55 66 77 88 99

GRGR 1212 1515 99 1717 88 1010 1616 77 1111

SRSR 5353

POHPOH 00 4141 2626 1717 00 4444 3434 1818 1111 00

PORePORecc

5252

PORelPORel 5252

PeriodePeriode

Page 28: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (5)Perbandingan Teknik Lotting (5)

Periode Jumlah

OrderOngkos Set up

Ongkos Simpan

Ongkos Total

Ongkos Per Unit

1 12 5.75 0 5.75 0.479

1 – 2 27 5.75 15 x 0.05 = 0.75 6.50 0.240

1 – 3 36 5.75 15 x 0.05 + 9 x 0.1 = 1.65

7.40 0.205

1 – 4 53 5.75 15 x 0.05 + 9 x 0.1 + 17 x 0.15 = 4.20

9.95 0.188

1 – 5 61 5.75 5.80 11.55 0.189

5 8 5.75 0 5.75 0.719

5 – 6 18 5.75 10 x 0.05 = 0.5 6.25 0.343

5 – 7 34 5.75 10 x 0.05 + 16 x 0.1 = 2.1

7.85 0.230

5 – 8 41 5.75 10 x 0.05 + 16 x 0.1 + 7 x 0.15 = 3.15

8.90 0.217

5 – 9 52 5.75 5.35 11.10 0.213

Page 29: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (6)Perbandingan Teknik Lotting (6)

3. Least Total Cost (LTC)3. Least Total Cost (LTC) Pilih ongkos total minimum Pilih ongkos total minimum

(menggabungkan kebutuhan sampai (menggabungkan kebutuhan sampai ongkos simpan mendekati ongkos ongkos simpan mendekati ongkos pesan).pesan).

Contoh kasus, jika lead time 2, Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75, dan ongkos ongkos set up $ 5.75, dan ongkos simpan $ 0.05, maka:simpan $ 0.05, maka:

Page 30: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (7)Perbandingan Teknik Lotting (7)

Ongkos set up Ongkos set up : 2 x $ 5.75 = $ 11.50: 2 x $ 5.75 = $ 11.50 Ongkos simpanOngkos simpan : 179 x $ 0.05 = $ 8.95: 179 x $ 0.05 = $ 8.95 ++ Ongkos total Ongkos total = $ 20.45 = $ 20.45

00 11 22 33 44 55 66 77 88 99

GRGR 1212 1515 99 1717 88 1010 1616 77 1111

SRSR 6161

POHPOH 00 4949 3434 2525 88 00 3434 1818 1111 00

PORePORecc

4444

PORelPORel 4444

PeriodePeriode

Page 31: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (8)Perbandingan Teknik Lotting (8) Perhitungan untuk penyelesaian LTCPerhitungan untuk penyelesaian LTC

Jadi, kebutuhan untuk periode 2 sampai 5 harus dipesan pada Jadi, kebutuhan untuk periode 2 sampai 5 harus dipesan pada periode 1 adalah 12 + 15 + 9 + 17 + 8 = 61.periode 1 adalah 12 + 15 + 9 + 17 + 8 = 61.

Perhitungan yang sama akan menghasilkan pemesanan pada Perhitungan yang sama akan menghasilkan pemesanan pada periode 6 sebanyak 44. periode 6 sebanyak 44.

Periode Unit PeriodsCarried

Period Carrying Cost Kumulatif

1 12 0 12 x 0.05 x 0 = 0.00 0.00

2 15 1 15 x 0.05 x 1 = 0.75 0.75

3 9 2 9 x 0.05 x 2 = 0.90 1.65

4 17 3 17 x 0.05 x 3 = 2.55 4.20

5 8 4 8 x 0.05 x 4 = 1.60 5.80

Page 32: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (9)Perbandingan Teknik Lotting (9)

4. Part Period Balancing (PPB)4. Part Period Balancing (PPB) Suatu variasi LTC.Suatu variasi LTC. Konversi ongkos pesan menjadi Konversi ongkos pesan menjadi equivalent part equivalent part

periodsperiods (EPP) (EPP)

EPP = s/kEPP = s/k

s = ongkos pesans = ongkos pesan

k = ongkos simpan per unit per periodek = ongkos simpan per unit per periode

periodspart 115periodpart 0.05

5.75 EPP

Page 33: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perbandingan Teknik Lotting (10)Perbandingan Teknik Lotting (10)

Periode Kebutuhan PeriodsCarried

Part Periods Kumulatif

1 12 0 0 0

2 15 1 15 15

3 9 2 18 33

4 17 3 51 84

5 8 4 32 116

6 10 5 50 166

116 mendekati EPP (=115)116 mendekati EPP (=115)

Page 34: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

MRP Chart dan Struktur Produk (1)MRP Chart dan Struktur Produk (1)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 25 15 120 0 60 0 15 0

Scheduled receipts

Projected on hand 50 25 10 0 0 0 0 0 0

Net requirements 110 60 15

Planned order receipts 110 60 15

Planned order releases 110 60 15

LT = 2LT = 2 KK

Page 35: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

MRP Chart dan Struktur Produk (2)MRP Chart dan Struktur Produk (2)

Periode

PD 1 2 3 4 5 6 7 8

Gross requirements 220 120 30

Scheduled receipts 3030

Projected on hand 225 35 35 0 0 0 0 0 0

Net requirements 85 30

Planned order receipts 85 30

Planned order releases 8585 3030

LT = 1LT = 1 MM

Page 36: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Merupakan perencanaan Merupakan perencanaan prioritas kapasitas prioritas kapasitas yang berperan dalam pengembangan MPS.yang berperan dalam pengembangan MPS.

RCCP melakukan validasi terhadap MPS, RCCP melakukan validasi terhadap MPS, guna menetapkan sumber-sumber spesifik guna menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan akan tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial adalah cukup menjadi hambatan potensial adalah cukup untuk melaksanakan MPS (Gaspersz, 2002).untuk melaksanakan MPS (Gaspersz, 2002).

Rough Cut Capacity PlanningRough Cut Capacity Planning (RCCP) (RCCP)

Page 37: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Perhitungan RCCP digunakan tiga metode (Fogarty. Perhitungan RCCP digunakan tiga metode (Fogarty. Dkk, 1991): Dkk, 1991):

Capacity Planning using Overall FactorsCapacity Planning using Overall Factors (CPOF) (CPOF) Metode yang menggunakan data masa lalu untuk Metode yang menggunakan data masa lalu untuk menentukan menentukan prosentase jam produksi total pada prosentase jam produksi total pada stasiun kerja. Prosentase ini stasiun kerja. Prosentase ini digunakan untuk digunakan untuk memperkirakan kapasitas kerja pada setiap stasiun memperkirakan kapasitas kerja pada setiap stasiun kerja untuk setiap waktu jadwal induk produksi.kerja untuk setiap waktu jadwal induk produksi.

Bill of Labor ApproachBill of Labor Approach (BOLA) (BOLA) Metode yang menggunakan pendekatan daftar Metode yang menggunakan pendekatan daftar tenaga kerja menggunakan rincian data pada waktu tenaga kerja menggunakan rincian data pada waktu standar untuk setiap produk standar untuk setiap produk pada stasiun kerja. pada stasiun kerja.

Metode RCCP (1)Metode RCCP (1)

Page 38: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Resources profile approachResources profile approach (RPA) (RPA)Pendekatan metode ini terdapat perbedaan Pendekatan metode ini terdapat perbedaan dengan kedua metode di atas yaitu terletak dengan kedua metode di atas yaitu terletak pada alokasi jam-jam produksi mingguan pada pada alokasi jam-jam produksi mingguan pada stasiun kerja individual. stasiun kerja individual. Load profileLoad profile sebagai sebagai tampilan dari kebutuhan tampilan dari kebutuhan kapasitas mendatang kapasitas mendatang berdasarkan pesanan-pesanan yang berdasarkan pesanan-pesanan yang direncanakan dan dikeluarkan sepanjang suatu direncanakan dan dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu tertentu. Perhitungan periode waktu tertentu. Perhitungan sumberdaya kritis adalah penggunaan jam sumberdaya kritis adalah penggunaan jam mesin untuk membuat laporan kebutuhan mesin untuk membuat laporan kebutuhan kapasitas waktu dari proses produksi kapasitas waktu dari proses produksi berdasarkan analisis RCCP untuk uji kelayakan berdasarkan analisis RCCP untuk uji kelayakan jadwal induk produksi.jadwal induk produksi.

Metode RCCP (2)Metode RCCP (2)

Page 39: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Proses penentuan jumlah tenaga kerja dan Proses penentuan jumlah tenaga kerja dan mesin yang dibutuhkan untuk mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan produksi.menyelesaikan kegiatan produksi.

Suatu perincian membandingan kapasitas Suatu perincian membandingan kapasitas yang diperlukan oleh MRP oleh pemesanan yang diperlukan oleh MRP oleh pemesanan sekarang dalam proses verifikasi yang sekarang dalam proses verifikasi yang mendasari dalam membuat suatu akhir mendasari dalam membuat suatu akhir penerimaan terhadap pengendali jadwal penerimaan terhadap pengendali jadwal produksi (MPS) (Fogarty dkk, 1991).produksi (MPS) (Fogarty dkk, 1991).

Capacity Requirement PlanningCapacity Requirement Planning (CRP) (CRP)

Page 40: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Tujuan utama CRPTujuan utama CRP

Menunjukkan perbandingan antara Menunjukkan perbandingan antara beban yang ditetapkan pada pusat-beban yang ditetapkan pada pusat-pusat kerja melalui pesanan kerja pusat kerja melalui pesanan kerja yang ada dan kapasitas dari setiap yang ada dan kapasitas dari setiap pusat kerja selama periode waktu pusat kerja selama periode waktu tertentu (Garpezs, 1998).tertentu (Garpezs, 1998).

Page 41: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Input CRPInput CRP Input untuk menjalankan CRP adalah Input untuk menjalankan CRP adalah

Planned order releases Planned order releases : merupakan salah : merupakan salah satu output dari MRP. satu output dari MRP.

CRP menerjemahkan CRP menerjemahkan Planned order Planned order releases releases menjadi jam kerja di setiap menjadi jam kerja di setiap Work Work center center dalam setiap periode.dalam setiap periode.

Informasi yang diperlukan untuk CRP Informasi yang diperlukan untuk CRP adalah: adalah: operations number, operation, operations number, operation, planned work center, possible alternate planned work center, possible alternate work center, standard setup time, work center, standard setup time, standard run time per unit, tooling needed standard run time per unit, tooling needed at each work center, at each work center, dan lain-lain.dan lain-lain.

Page 42: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Output CRPOutput CRP

Laporan beban pusat kerja (Laporan beban pusat kerja (Work center Work center load reportload report). Laporan ini menunjukkan ). Laporan ini menunjukkan hubungan antara kapasitas dan beban.hubungan antara kapasitas dan beban.

Perbaikan Perbaikan Schedule of planned factory Schedule of planned factory order releasesorder releases. Perbaikan jadwal ini . Perbaikan jadwal ini menggambarkan bahwa output dari MRP menggambarkan bahwa output dari MRP disesuaikan terhadap disesuaikan terhadap Specific release Specific release dates dates untuk untuk factory orders factory orders berdasarkan berdasarkan perhitungan keterbatasan kapasitas.perhitungan keterbatasan kapasitas.

Page 43: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Metode Pengukuran Kapasitas (1)Metode Pengukuran Kapasitas (1)

Theoretical CapacityTheoretical Capacity ( (Maximum CapacityMaximum Capacity) ) merupakan kapasitas maksimum yang merupakan kapasitas maksimum yang mungkin dari sistem manufakturing yang mungkin dari sistem manufakturing yang didasarkan pada asumsi mengenai adanya didasarkan pada asumsi mengenai adanya kondisi ideal seperti: tiga kondisi ideal seperti: tiga shifshif per hari, per hari, tujuh hari per minggu, tidak ada tujuh hari per minggu, tidak ada downtimedowntime mesin dll. mesin dll. Theoretical capacityTheoretical capacity diukur diukur berdasarkan pada jam kerja yang tersedia berdasarkan pada jam kerja yang tersedia untuk melakukan pekerjaan, tanpa suatu untuk melakukan pekerjaan, tanpa suatu kesempatan untuk berhenti atau istirahat, kesempatan untuk berhenti atau istirahat, downtimedowntime mesin, atau alasan lainnya. mesin, atau alasan lainnya.

Page 44: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

Metode Pengukuran Kapasitas (2)Metode Pengukuran Kapasitas (2)

Demonstarted CapacityDemonstarted Capacity ( (Actual CapacityActual Capacity) ) merupakan tingkat output yang dapat diharapkan merupakan tingkat output yang dapat diharapkan berdasarkan pada pengalaman, yang mengukur berdasarkan pada pengalaman, yang mengukur produksi secara aktual dari pusat kerja di waktu produksi secara aktual dari pusat kerja di waktu lalu, yang biasanya diukur menggunakan angka lalu, yang biasanya diukur menggunakan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal. rata-rata berdasarkan beban kerja normal.

Rated CapacityRated Capacity ( (Calculated CapacityCalculated Capacity) diukur ) diukur berdasarkan penyesuaian kapasitas teoritis berdasarkan penyesuaian kapasitas teoritis dengan faktor produktivitas yang telah dengan faktor produktivitas yang telah ditentukan oleh ditentukan oleh Demonstrated CapacityDemonstrated Capacity. Dihitung . Dihitung melalui penggandaan waktu kerja yang tersedia melalui penggandaan waktu kerja yang tersedia dengan faktor utilisasi dan efisiensi.dengan faktor utilisasi dan efisiensi.

Page 45: Perencanaan Kebutuhan Material ( Material Requirement Planning )

KesimpulanKesimpulan

1.1. MRP merupakan prosedur yang dirancang untuk MRP merupakan prosedur yang dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk produksi menjadi menterjemahkan jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bersih semua kebutuhan bersih semua itemitem..

2.2. Input dari MRP adalah Input dari MRP adalah inventory record, bill of inventory record, bill of material, master production schedulematerial, master production schedule..

3.3. Output dari MRP adalah Output dari MRP adalah Planned order releasePlanned order release..4.4. Kelancaran proses produksi (terkendalinya Kelancaran proses produksi (terkendalinya

perencanaan kebutuhan material/komponen) perencanaan kebutuhan material/komponen) tidak lepas dari terintegrasinya peran MRP, tidak lepas dari terintegrasinya peran MRP, RCCP, dan CRP. RCCP, dan CRP.