Perencanaan jaringan mobile seluler

33
Perencanaan Jaringan Mobile Seluler Herdito Wahyu Teknik Telekomunikasi

Transcript of Perencanaan jaringan mobile seluler

Page 1: Perencanaan jaringan mobile seluler

Perencanaan Jaringan Mobile Seluler

Herdito Wahyu

Teknik Telekomunikasi

Page 2: Perencanaan jaringan mobile seluler

OUTLINE

• Tahapan Perencanaan Jaringan

• Prosedur Umum Perencanaan Jaringan

• Tujuan Perencanaan Jaringan– Penentuan Spesifikasi Desain

– Prediksi Kebutuhan Trafik

– Perencanaan Jaringan Akses• Berdasarkan coverage

• Berdasarkan capacity

– Perencanaan Jaringan Inti

– Analisa Hasil Perancangan• Secara Kualitas

• Tekno Ekonomi

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile2

Page 3: Perencanaan jaringan mobile seluler

Tahapan Perencanaan Jaringan

Perencanaan Kasar

Perencanaan Kasar ( biasanya dipakai untuk mendesain area setingkat propinsi ) untuk menentukan jumlah BTS yang harus disediakan untuk tujuan coverage dan capacity. Perencanaan pada tahap kasar sangat penting untuk melihat feasibility study dari sisi bisnis.

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile3

Perencanaan Menengah

Sedangkan perencanaan tahap menengah dilakukan setelah

diperoleh justifikasi bahwa secara bisnis layak,

sehingga diperlukan perencanaan yang lebih

mendalam untuk menentukan time frame yang diperlukan dalam persiapan deployment.

Perencanaan Detail

Tahap terakhir yaitu perencanaan detil,

digunakan untuk simulasi coverage pada area yang

lebih kecil, dimana BTS terpasang. Pada tahap

ini, bisa ditentukan tinggi antena yang diperlukan BTS, berapa kelas daya

pancar yang dipakai oleh BTS, konfigurasi sektor,

perencanaan frekuensi, dan distribusi kanal

untuk tujuan pemenuhan kapasitas dengan GoS tertentu.

Page 4: Perencanaan jaringan mobile seluler

Prosedur Umum Perencanaan Jaringan

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile4

Page 5: Perencanaan jaringan mobile seluler

1. Penentuan Spesifikasi Desain

• Penentuan spesifikasi desain sangat diperlukan, karena hal ini

merupakan tujuan atau parameter utama yang ingin dicapai

dalam mendesain jaringan mobile tersebut.

Coverage : area cakupan layanan

Reliability : ketersedian layanan

C/I : carrier to noise interference ratio

BEP : break event point (titik balik modal)

NPV : net present value (keuntungan bersih)

IRR : Internal Rate of Return (indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi)

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile5

Page 6: Perencanaan jaringan mobile seluler

2. Predeksi Kebutuhan Trafik

Predeksi kebutuhan trafik ini diperlukan, untuk memenuhi tujuan agar

pelanggan dapat terlayani dengan baik dan merasa nyaman ketika

menggunakan layanan mobile

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan trafik :

• Populasi pengguna

• Pertumbuhan populasi pengguna

• Potensi banyaknya pengguna atau target pengguna dari suatu daerah

• Target minimum kecepatan tiap pengguna atau kebutuhan bandwith per bulan per

user (data)

• Overbooking factor (data)

• Busy hour average loading (voice)

• Voice codec yang digunakan (voice)

• GoS yang diinginkan (voice)

• Persentase pengguna pada jam sibuk (voice dan data)

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile6

Page 7: Perencanaan jaringan mobile seluler

2.1 Predeksi Kebutuhan Trafik cont’d.

Shared Bandwith

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile7

• Perhitungan bandwith harus menggunakan/mempertimbangkan

shared bandwith untuk membedakan bandwith setiap kategori user

dan daerah tertentu (karena kebutuhannya berbeda – beda)

Page 8: Perencanaan jaringan mobile seluler

2.1 Traffic Volume Based Approach

• Dimensioning dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu rata – rata

dari penggunaan paket data suatu pelanggan pada satu bulan di suatu area.

Selanjutnya hal tersebut digunakan untuk menentukan kapasitas yang akan

ditawarkan untuk memenuhi penggunaan data pelanggan tersebut.

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile8

Page 9: Perencanaan jaringan mobile seluler

2.2 Data Rate Based Approach

• Dimensioning dilakukan dengan menentukan target data rate yang ingin

ditawarkan oleh operator, selain itu juga menentukan nilai dari

overbooking factor jika BTS dalam keadaan ramai.

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile9

Page 10: Perencanaan jaringan mobile seluler

2.3 Bandwith Voice

• Perhitungan bandwidth untuk voice didekati dengan teori trafik

erlang

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile10

Page 11: Perencanaan jaringan mobile seluler

3. Jaringan Akses

• Perhitungan jaringan akses ini bertujuan untuk mengetahui jumlah

BTS yang dibutuhkan untuk mencapai coverage 100% dan

memenuhi syarat dari perhitungan kebutuhan bandwith (ambil

jumlah BTS terbanyak)

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile11

Page 12: Perencanaan jaringan mobile seluler

3.1 Perhitungan Berdasarkan Coverage

Yang harus diperhatikan adalah persamaan model propagasi linkbudget yang digunakan untuk menentukan jari - jari sel (masing- masing mempunyai batasan tersendiri), Contoh :• Okumura Hatta

• SUI Model

• COST-231

• Walfisch-Ikegami Model

• Erceg Model

• Ericsson, etc

Selain itu parameter seperti daya pancar antena, gain antena, tinggi BTS,sensitivitas penerima, tinggi penerima, frekuensi juga merupakan parameterkunci dalam perhitungan menggunakan model propagasi.Melalui persamaanyang disediakan tersebut dapat ditentukan jari - jari sel, untuk selanjutnyadapat dihitung luas cakupan area dari BTS tersebut untuk menentukan banyakBTS yang dibutuhkan

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile12

Page 13: Perencanaan jaringan mobile seluler

3.1.1 Contoh Model Propagasi

• Okumura Hatta

– Frekuensi carrier yang dipakai berada pada selang 150 ≤ 𝑓𝑐 ≤ 1500 𝑀𝐻𝑧

– Tinggi antenna pemancar berada pada selang 30 ≤ ℎ𝑏 ≤ 200 𝑚

– Tinggi antenna penerima berada pada selang 1 ≤ ℎ𝑚 ≤ 10 𝑚

– Jangkauan pemancar berada pada selang 1 ≤ 𝑑 ≤ 20 𝑘𝑚

Secara umum, bentuk persamaan Okumura-Hatta adalah:

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile13

Page 14: Perencanaan jaringan mobile seluler

3.1.1 Contoh Model Propagasi cont’d. 1

• SUI Model

– Paling cocok digunakan untuk frekuensi carrier 2.5 - 2.7 GHz

– Syaratnya radius sel harus lebih besar dari 100m

Secara umum, bentuk persamaan SUI adalah:

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile14

Page 15: Perencanaan jaringan mobile seluler

3.1.1 Contoh Model Propagasi cont’d. 2

• Erceg Model– Mudah digunakan untuk frekuensi 2 GHz dan tinggi antena

penerima 2m

– Dapat digunakan untuk frekuensi selain kedua parameter diatas, dengan tambahan faktor koreksi

• Ericsson– Modifikasi dari model Hatta untuk frekuensi sampai dengan

1900MHz

• COST-231 Walfisch-Ikegami Model– Ekstensi dari model COST Hatta yang dapat digunakan pada

frekuensi di atas 2000MHz

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile15

Page 16: Perencanaan jaringan mobile seluler

3.1 Perhitungan Berdasarkan Coverage

cont.d

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile16

Pembagian daerah berdasarkan

okomura hatta (urban dan suburban)

RadiusUrban = 551,4 m

Suburban = 943,9 m

Page 17: Perencanaan jaringan mobile seluler

3.2 Perhitungan Berdasarkan Kapasitas

Yang harus diperhatikan adalah teknologi jaringan akses, vendor yang

digunakan, ketentuan regulator tentang alokasi frekuensi, karena hal ini

mempengaruhi kapasitas dan bandwith dari setiap BTS, Contoh :

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile17

Page 18: Perencanaan jaringan mobile seluler

4. Jaringan Inti

Jaringan inti (core network) dibutuhkan sebagai penyedia content danpemberian layanan/services kepada user.

Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain suatu core networkadalah:

• Perancangan backbone/backhaul

– pemilihan topologi

– bandwith dari masing - masing ring

– pemilihan teknologi transport

• Banyak core network yang dibutuhkan (bergantung kapasitas corenetwork)

• Penempatan core network

– lokasi strategis secara fisik

– lokasi dengan konsentrasi trafik terbesar

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile18

Page 19: Perencanaan jaringan mobile seluler

4.1 Topologi Jaringan

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile19

• Sederhana, murah,

dengan tingkat

kehandalan cukup

tinggi

• Delay yang cukup

tinggi, karena butuh

beberapa hop untuk

mencapai suatu

tujuan

• Centralized, murah

dan sederhana

• Delay yang sangat

rendah (maksimum 2

hop)

• Membutuhkan

perangkat central

yang sangat handal

(sangat bergantung

switching pada HUB

pusat)

• Tingkat kehandalan

yang sangat

tinggiImplementasi

membutukan biaya

mahal

Page 20: Perencanaan jaringan mobile seluler

4.2 Teknologi Transport

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile20

Page 21: Perencanaan jaringan mobile seluler

4.3 Penempatan EPC (Core Network)

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile21

1. Ring merah: menangani 152 base station di Jakarta Barat dan

sebagian Jakarta Utara. Link backhaul ini memiliki bandwidth

sebesar 5,73 Gbps.

2. Ring biru: menangani 151 base station urban di Jakarta Tengah,

sebagian Jakarta Utara, Selatan dan Timur. Link backhaul ini

memiliki bandwidth sebesar 5,67 Gbps

3. Ring hijau: menangani 152 base station di sebagian Jakarta Timur

dan Utara. Link backhaul ini memiliki bandwidth sebesar 5,77 Gbps.

4. Ring Hitam: menangani di sebagian Jakarta Selatan dan TImur. Link

backhaul ini memiliki bandwidth sebesar 5,72 Gbps.

5. Link ungu: merupakan pertemuan antara ring biru dan merah,

memiliki bandwidth sebesar 11,4 Gbps.

6. Link kuning, merupakan pertemuan antara ring biru dan hijau,

memiliki bandwidth sebesar 11,44 Gbps.

7. Link cokelat, merupakan pertemuan antara ring biru dan hitam,

memiliki bandwidth sebesar 11,39 Gbps.

Page 22: Perencanaan jaringan mobile seluler

5. Analisis Jaringan dan Tekno Ekonomi

• Reliability

Pada dasarnya jika jaringan mengikuti kebutuhan coverage, reliability adalah

50%

Jika tidak reliability dapat dihitung dengan persamaan sbb

Dengan melihat tabel Gaussian, reliability dapat diketahui

Contoh :

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile22

Page 23: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.1 Reliability cont’d.

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile23

Contoh :

Page 24: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.2 C/I (Carrier/Interference)

Salah satu yang menimbulkan interferensi pada sistem seluler adalah

sel cochannel. Karena interferensi sangat dipengaruhi sel co-channel,

maka dibuat teknik untuk menentukan posisi sel co-channel. Berikut

ini persamaan yang digunakan dalam menentukan sel co-channel:

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile24

Dimana I dan J adalah adalah bilangan bulat positif,

sedangkan K adalah jumlah seldalam 1 cluster.

Berikut ini cara penentuan sel co-channel:

1. Pilih salah satu sel, misalkan sel A

2. Tarik garis lurus sejauh I sel melalui salah satu

sisi sel A

3. Berhenti di pusat sel lalu putar 60

4. Tarik lagi garis tersebut sejauh J sel dan

berhenti di pusat sel

5. Namai sel tersebut dengan sel A (sel co-

channel)

6. Lakukan cara diatas melalui sisi lain sel A

Page 25: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.2 C/I (Carrier/Interference) cont’d.

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile25

Contoh :

Bandingkan nilai C/I dengan syarat minimal :

64 QAM dibutuhkan C/I sebesar ~14dB

16 QAM dibutuhkan C/I sebesar ~9dB

Page 26: Perencanaan jaringan mobile seluler

Tekno Ekonomi

• Secara umum investasi dipengaruhi olehbesarnya investasi awal yang dikeluarkanoleh provider untuk membangun suatujaringan, hal yang perlu diperhatikanpertama kali adalah tentang penentuanbiaya CAPEX dan OPEX

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile26

Page 27: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.3 CAPEX

• CAPEX terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk perangkat,

instalasi, property dan lainnya yang diperlukan untuk mendirikan

jaringan mobile serta mempunya manfaat yang lebih dari satu

periode akutansi.

• Saat ini vendor pun sudah mulai menawarkan penyewaan

perangkat atau pembelian services kepada operator, hal ini

merupakan hal yang harus diperhatikan dan sangat berpengaruh

terhadap nilai CAPEX

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile27

Page 28: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.4 OPEX

• OPEX adalah biaya yang dikeluarkan

rutin dalam satu periode

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile28

Page 29: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.5 Revenue

• Revenue adalah pendapatan yang diterima

oleh perusahaan dari pengguna layanan

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile29

Page 30: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.6 CashFlow

• Cashflow adalah perhitungan pemasukan

dan pengeluaran pada setiap tahunnya

berdasarkan CAPEX, OPEX, dan

Revenue yang telah dihitung

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile30

Page 31: Perencanaan jaringan mobile seluler

5.7 Kelayakan Investasi

• Kelayakan investasi dapat diukur dari 2 parameter yaitu NPV (Net

Present Value)dan IRR (Internal Return Rate)

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile31

Semakin besar nilai IRR maka investasinya semakin baik untuk dilakukan

Page 32: Perencanaan jaringan mobile seluler

REFERENSI

• Dr. Ir. Joko Suryana, “Perencanaan Akses dan Core Jaringan

Evdo,” Bandung.

• Bagus Facsi Aginsa, ”Perancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta

dengn Menggunakan Dual Band: 2,6ghz & 700mhz,” Bandung,

2013.

• M. Lazhar Belhouchet, M. Hakim Ebdelli Ebdelli, ”ITU/BDT Arab

Regional Regional Workshop Workshop on “4G Wireless Systems”

LTE Technology,” Tunisia, 2010.

21 Maret 2015Perencanaan Jaringan Mobile32

Page 33: Perencanaan jaringan mobile seluler

Your date comes hereYour footer comes here33