PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB...

15
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB-116 KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG M. Wildan Amin, Moch. Sholichin, Runi Asmaranto Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)562354 Email : [email protected] ABSTRAK Daerah Irigasi di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dengan luas ± 25 ha merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya hanya dari air hujan sehingga pada musim kemarau, area sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya ketersediaan air. Untuk mengatasi hal tersebut, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) membuat sumur produksi dengan melakukan pengeboran sumur-dalam di desa Celukan Bawang. Tujuan dari studi ini adalah untuk merencanakan pola tata tanam dan menghitung besarnya kebutuhan air irigasi, merencanakan jaringan irigasi air tanah (JIAT) dan menghitung rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun jaringan irigasi air tanah tersebut. Debit optimum yang mampu dihasilkan oleh sumur CLB-116 adalah 14 lt/dt. Pola tata tanam yang dikembangkan adalah pola tata tanam tunggal dengan jenis tanaman padi dan jagung. Kebutuhan air irigasi adalah 1,960 lt/dt/ha dan luas layanan irigasi 29,64 ha. Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi adalah jaringan irigasi perpipaan dengan sistem pipa hubungan seri. sistem pemberian air yang direncakan adalah sistem pemberian air secara rotasi atau giliran dengan pembagian blok tersier menjadi 5 blok. Pompa yang direncanakan adalah pompa dengan motor tenggelam (submersible pump) merk Grundfos tipe SP 464 BC. Pompa tersebut memiliki daya motor sebesar 7,5 kW dan maksimum head 42 m. Total anggaran biaya dari perencanaan jaringan irigasi air tanah sumur CLB-116 adalah Rp. 1.280.585.000,- Kata Kunci : jaringan irigasi air tanah, pola tata tanam ABSTRACT Irrigation area in the village of Celukan Bawang, District of Gerokgak, with an area of Buleleng ± 25 ha is rainfed and irrigation water only from rain water so in the dry season, rice field can’t be planted because of the lack availability of water. There for, Balai wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) drilling a production well in the village of Celukan Bawang. The purpose of this study is to plan the pattern of planting and calculate the amount of irrigation water requirements, ground water irrigation network planning (JIAT) and calculate the budget plan required to build the network of groundwater irrigation. The optimum discharge produced by wells capable CLB-116 is 14 lt/sec. Cropping patterns developed system is the pattern of planting single with the type of plant rice and corn. Irrigation water requirement is 1,960 lt/sec/ha and 29.64 ha of extensive irrigation services. Designing irrigation system in the study area is irrigation piping network with series connection pipe system. water supply system is a planned system of rotation or turn water to tertiary block division into 5 blocks. Planned pump is a submersible pump brand Grundfos type SP 46-4 BC. Pump has a motor power of 7.5 kW and a maximum of 42 m head. The total budget cost of the irrigation network planning groundwater wells CLB-116 is Rp. 1.280.585.000, - Keywords: groundwater irrigation, pattern of planting

Transcript of PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB...

Page 1: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB-116 KECAMATAN

GEROKGAK KABUPATEN BULELENG

M. Wildan Amin, Moch. Sholichin, Runi Asmaranto

Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)562354

Email : [email protected]

ABSTRAK

Daerah Irigasi di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dengan

luas ± 25 ha merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya hanya dari air hujan sehingga

pada musim kemarau, area sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya ketersediaan air.

Untuk mengatasi hal tersebut, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida)

membuat sumur produksi dengan melakukan pengeboran sumur-dalam di desa Celukan

Bawang. Tujuan dari studi ini adalah untuk merencanakan pola tata tanam dan menghitung

besarnya kebutuhan air irigasi, merencanakan jaringan irigasi air tanah (JIAT) dan

menghitung rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun jaringan irigasi air

tanah tersebut.

Debit optimum yang mampu dihasilkan oleh sumur CLB-116 adalah 14 lt/dt. Pola tata tanam

yang dikembangkan adalah pola tata tanam tunggal dengan jenis tanaman padi dan jagung.

Kebutuhan air irigasi adalah 1,960 lt/dt/ha dan luas layanan irigasi 29,64 ha.

Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi adalah jaringan irigasi perpipaan dengan sistem

pipa hubungan seri. sistem pemberian air yang direncakan adalah sistem pemberian air secara

rotasi atau giliran dengan pembagian blok tersier menjadi 5 blok. Pompa yang direncanakan

adalah pompa dengan motor tenggelam (submersible pump) merk Grundfos tipe SP 46–4 BC.

Pompa tersebut memiliki daya motor sebesar 7,5 kW dan maksimum head 42 m. Total

anggaran biaya dari perencanaan jaringan irigasi air tanah sumur CLB-116 adalah Rp.

1.280.585.000,-

Kata Kunci : jaringan irigasi air tanah, pola tata tanam

ABSTRACT Irrigation area in the village of Celukan Bawang, District of Gerokgak, with an area of

Buleleng ± 25 ha is rainfed and irrigation water only from rain water so in the dry season,

rice field can’t be planted because of the lack availability of water. There for, Balai wilayah

Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) drilling a production well in the village of Celukan

Bawang. The purpose of this study is to plan the pattern of planting and calculate the amount

of irrigation water requirements, ground water irrigation network planning (JIAT) and

calculate the budget plan required to build the network of groundwater irrigation.

The optimum discharge produced by wells capable CLB-116 is 14 lt/sec. Cropping patterns

developed system is the pattern of planting single with the type of plant rice and corn.

Irrigation water requirement is 1,960 lt/sec/ha and 29.64 ha of extensive irrigation services.

Designing irrigation system in the study area is irrigation piping network with series

connection pipe system. water supply system is a planned system of rotation or turn water to

tertiary block division into 5 blocks. Planned pump is a submersible pump brand Grundfos

type SP 46-4 BC. Pump has a motor power of 7.5 kW and a maximum of 42 m head. The total

budget cost of the irrigation network planning groundwater wells CLB-116 is Rp.

1.280.585.000, -

Keywords: groundwater irrigation, pattern of planting

Page 2: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

1. PENDAHULUAN

Kondisi ketersediaan air saat ini pada

dasarnya sangatlah terbatas. Sementara itu,

karena adanya perkembangan pendapatan

penduduk serta perkembangan diluar

sektor pertanian, menyebabkan kebutuhan

air semakin besar, baik secara kuantitatif

dan kualitatif. Dengan penggunaan air

semakin kompetitif.

Hal ini menunjukkan bahwa air

memang telah menjadi sumber daya yang

sangat terbatas dan selanjutnya

memerlukan antisipasi penanganan yang

tepat, agar tidak menimbulkan konflik.

Pemenuhan kebutuhan air irigasi di

Provinsi Bali masih kurang, sehingga

upaya perbaikan prasarana dan sarana

irigasi menjadi sangat penting untuk terus

dilakukan untuk menjamin efisiensi

penggunaan sumber air.

Daerah irigasi di Desa Celukan Bawang

Kecamatan Gerokgak, Kabupaten

Buleleng dengan luas ± 25 ha merupakan

sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan

adalah sawah yang air irigasinya

mengandalkan dari air hujan saja sehingga

pada musim kemarau areal sawah tidak

dapat ditanami karena kurangnya

ketersediaan air.

Karena mengandalkan air hujan, dalam

setahun areal sawah petani hanya mampu 1

kali masa tanam. Dengan keadaan tersebut,

pendapatan petani dari hasil pertanian

dianggap masih kurang.

2. TINJUAN PUSTAKA

A. ANALISA DEBIT OPTIMUM

SUMUR

Dalam menentukan kapasitas optimum

sumur pompa dapat digunakan Metode

Grafis Sichardt. Langkah-langkah

perhitungan adalah sebagai berikut

(Nurkartika, 2001:11):

1. Data pemompaan dievaluasi dengan

metode uji sumur muka air bertahap

(step drawdawn test) untuk

mendapatkan persamaan garis Sw =

BQ + CQ2.

2. Gambar persamaan garis tersebut pada

kertas grafik, dengan memasukkan

nilai Q sebagai absis (x) dan nilai Sw

sebagai ordinat (y).

3. Hitung kapasitas maksimum sumur

atau debit maksimum (Qmaks) dengan

persamaan Huisman sebagai berikut:

Qmaks = 2π x rw x D x (15

K)

dimana:

Qmaks = debit maksimum (m3/dt)

rw = jari-jari konstruksi sumur

(m)

D = tebal akuifer (m)

K = koefisien kelulusan air

(m/dt)

4. Hubungkan titik kapasitas maksimum

(Qmaks) dengan penurunan muka air

(SWmaks) sehingga berupa garis lurus

yang berpotongan.

5. Dari titik potong diatas didapat harga

kapasitas optimum (Qopt) dan

penurunan muka air optimum (SWopt).

B. KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Perhitungan kebutuhan air irigasi pada

daerah persawahan diperoleh dengan

persamaan sebagai berikut (Anonim,

1986:5):

NFR = Etc + WLR + P – Re

dimana:

NFR = kebutuhan air irigasi di sawah

(mm/hari)

Etc = kebutuhan air tanaman

(mm/hari)

WLR = penggantian lapisan air

(mm/hari)

P = kehilangan air akibat perkolasi

(mm/hari)

Re = curah hujan efektif (mm/hari)

C. EVAPOTRANSPIRASI

Besarnya evapotranspirasi potensial

dapat dihitung dengan menggunakan

Metode Penman yang sudah dimodifikasi

guna perhitungan di daerah Indonesia

adalah sebagai berikut (Suhardjono,

1994:54):

ETo = c x Eto*

Eto* = W x (0,75 x Rs – Rn1) + (1 – W)

x f(u) x (ea – ed)

Dimana:

Page 3: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

c = angka koreksi Penman yang

besarnya mempertimbangkan

perbedaan cuaca

W = faktor yang berhubungan

dengan suhu (t) dan elevasi

daerah

Rs = radiasi gelombang pendek

(mm/hr)

= (0,25 + 0,54 x N

n) x Ra

Ra = radiasi gelombang pendek

yang memenuhi batas luar

atmosfir (angka angot),

tergantung letak lintang

daerah (mm/hr)

n = lama kecerahan matahari

yang nyata (tidak terhalang

awan) dalam 1 hari (jam)

Rn1 = radiasi bersih gelombang

panjang (mm/hr)

= f(t) x f(ed) x F(N

n)

f(t) = fungsi suhu

f(ed) = fungsi tekanan uap

= 0,34 – [0,044 x (ed)0,5

]

f(u) = fungsi kecepatan angin (m/dt)

= 0,27 (1 + 0,864) x u

(ea–ed) = perbedaan tekanan uap jenuh

dengan tekanan uap yang

sebenarnya

ed = tekanan uap jenuh

= ea x RH

ea = tekanan uap sebenarnya

RH = kelembaban udara relatif (%)

D. CURAH HUJAN EFEKTIF

Nilai curah hujan efektif untuk masing-

masing tanaman adalah sebagai berikut

(Anonim, 1986:10):

1. Untuk tanaman padi, curah hujan

efektif ditentukan sebesar 70% dari

curah hujan 15 harian yang terlampaui

80% dari waktu dalam periode

tersebut. Dirumuskan sebagai berikut:

Re = 0,7 x R80 2. Untuk tanaman palawija, curah hujan

efektif adalah 50% dari curah hujan

bulanan. Dirumuskan sebagai berikut:

Re = R50

dimana:

Re = curah hujan efektif (mm)

R80 = curah hujan rancangan dengan

probabilitas 80% (mm)

R50 = curah hujan rancangan dengan

probabilitas 50% (mm)

E. ANALISA HIDROLIKA JARINGAN

PERPIPAAN

Tegangan geser yang terjadi pada

dinding pipa merupakan penyebab utama

menurunnya garis energi pada suatu aliran

(major losses) selain bergantung juga pada

jenis pipa. Adapun besarnya kehilangan

tinggi tekan mayor dalam kajian ini

dihitung dengan persamaan Hazen-

Williams (Bentley, 2007):

Q = 0,278 x Chw x A x R0,63

x S0,54

V = 0,849 x Chw x R0,63

x S0,54

HL0,54

= C

82,2x

63,0

54,0

D

xVL

dengan:

V = kecepatan aliran pada pipa (m/dt)

Chw = koef. kekasaran pipa Hazen-

Williams

A = luas penampang aliran (m2)

Q = debit aliran pada pipa (m3/dt)

L = panjang pipa (m)

S = kemiringan hidraulis

R = jari-jari hidraulis (m)

HL = kehilangan tekanan (m/km)

Dari persamaan Q = V x A, maka

didapatkan persamaan kehilangan tinggi

tekan mayor menurut Hazen-Williams

adalah sebagai berikut:

hf = k x Q1,85

dimana:

k = x x

dengan:

hf = kehilangan tinggi tekan mayor

(m)

k = koefisien karakteristik pipa

D = diameter pipa (m)

L = panjang pipa (m)

Chw = koef. kekasaran pipa Hazen-

Williams

Q = debit aliran pada pipa (m3/dt)

Page 4: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

Tabel 1. Koefisien Kekasaran Pipa

Hazen-Williams (Chw)

No Jenis Pipa Nilai

Koefisien

1 Pipa PVC 130-150

2 Pipa Asbes 120-150

3 Pipa Berlapis Semen 100-140

4 Pipa besi digalvani 100-120

5 Cast Iron 90-125

Sumber: (Bentley, 2007)

Adapun kehilangan tinggi tekan minor

dapat dihitung dengan persamaan berikut

(Linsley, 1989:273):

hLm = k x g

V 2

dimana:

hLm = kehilangan tinggi minor (m)

k = koef. kehilangan tinggi tekan

minor

V = kecepatan rata-rata dalam pipa

(m/dt)

g = percepatan gravitasi (m/dt2)

Kehilangan energi yang terjadi pada

belokan pipa tergantung pada sudut

belokan pipa. Rumus kehilangan energi

pada belokan adalah serupa dengan rumus

pada perubahan penampang, yaitu

(Triatmodjo, 1993:64):

hlb = Kb x g

V

2

2

Dimana:

Kb = koef. kehilangan energi pada

belokan

Tabel 2. Koefisien Kb sebagai fungsi

sudut belokan α

Sudut

Belokan

Pipa (α)

20o 40

o 60

o 80

o 90

o

Koefisien Kb 0,05 0,14 0,36 0,74 0,98

Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

Gambar 1. Sudut Belokan Pada Pipa (α)

Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

Untuk sudut belokan 90o dan dengan

belokan halus (berangsur-angsur), nilai kb

untuk berbagai nilai R/D diberikan dalam

tabel di bawah ini:

Tabel 3. Nilai Kb Sebagai Fungsi R/D

R/D 1 2 4 6 10 16 20

Kb 0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42

Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

D

R

Gambar 2. Belokan Pipa 90°

Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)

F. TOTAL HEAD POMPA

Perhitungan total head pompa dapat

dihitung berdasarkan persaman berikut

(Sularso, 2000:26):

H = hf + hlm + Zb + xg

V

2

2

Dimana:

H = total head pompa (m)

Hf = kehilangan tinggi tekan mayor

(m)

Hlm = kehilangan tinggi tekan minor

(m)

Zb = perbedaan tinggi antara muka air

disisi keluar dan sisi isap

Page 5: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

xg

V

2

2

= head kecepatan keluar (m)

G. PROGRAM APLIKASI

WATERCAD VER 8 XM EDITION

Program waterCAD ver 8 XM edition

memiliki tampilan yang memudahkan

pengguna untuk menyelesaikan lingkup

perencanaan dan pengoptimalisasian

sistem jaringan perpipaan, seperti:

menganalisis jaringan perpipaan pada

satu kondisi waktu (kondisi permanen).

menganalisis tahapan-tahapan simulasi

pada sistem jaringan terhadap adanya

kebutuhan air yang berfluktuatif

menurut waktu (kondisi tidak

permanen).

menganalisis kualitas air pada sistem

jaringan perpipaan.

menghitung konstruksi biaya dari

sistem jaringan perpipaan yang dibuat.

Setiap pembukaan awal program

waterCAD ver 8 XM edition, akan

diperlihatkan sebuah dialog box yang

disebut welcome dialog. Kotak tersebut

memuat quick start leason, create new

project, open existing project serta open

from project wise.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Tahapan perencanaan jaringan irigasi

air tanah, sebagai berikut: 1. Data yang dibutuhkan, data curah hujan

tahun 2003–2012, data klimatologi, dan

peta topografi.

2. Menghitung curah hujan efektif.

3. Menghitung evapotranspirasi potensial

menggunakan metode Penman

Modifikasi.

4. Menentukan nilai perkolasi.

5. Menghitung nilai penyiapan lahan.

6. Menghitung kebutuhan air irigasi (IR)

menggunakan metode PU.

7. Menghitung neraca air.

8. Merencanakan jaringan irigasi

berdasarkan layout pada peta topografi.

Tahapan perencanaan sistem perpipaan

jaringan irigasi airtanah adalah:

1. Data yang dibutuhkan adalah layout

jaringan irigasi air tanah yang berlokasi

di Desa Celukan Bawang dan data dari

perhitungan jaringan irigasi airtanah.

2. Perhitungan hidrolika saluran perpipaan

pada jaringan irigasi air tanah.

3. Menganalisis sistem perpipaan

menggunakan WaterCAD ver 8 XM

Edition.

4. Menentukam jenis pompa yang akan

digunakan.

Tahapan rencana anggaran biaya adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung biaya pekerjaan persiapan.

2. Menghitung rancangan biaya pekerjaan

rumah pompa.

3. Menghitung rancangan biaya pekerjaan

pagar rumah pompa.

4. Menghitung rancangan biaya pekerjaan

jaringan irigasi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi studi ini berada di Desa Celukan

Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten

Buleleng, Bali. Secara geografis sumur ini

berada pada posisi 07°43’28,20” dan

112°90’21,90” serta berada pada

ketinggian ± 50 mdpl.

Gambar 3. Lokasi Sumur CLB-116

A. PERHITUNGAN DEBIT

OPTIMUM SUMUR

Perhitungan debit optimum sumur

adalah sebagai berikut:

Dari data didapatkan:

Ketebalan akuifer (D) = 29 m

Jari-jari sumur (rw) = 8 inch

= 0,1016 m

K = 0,00316 m/dt

B = 24,072 dt/m2

C = 3500 dt2/m

5

Q = 0,00788 m3/dt

Page 6: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

BQ = 24,072 x 0,00788 = 0,190 m

CQ2 = 3500 x (0,00788)

2 = 0,217 m

Sw = BQ + CQ2

= 0,190 + 0,217 = 0,407 Perhitungan selanjutnya ditabelkan

sebagai berikut:

Tabel 4. Perhitungan Q/Sw dan Sw/Q

Tahap

Uji

Q

(lt/dt)

Q

(m3/dt)

Sw

(meter)

Q/S

(m2/dt)

S/Q

(dt/m2)

B

(dt/m2)

C

(dt2/m

5)

BQ

(meter)

CQ2

(meter)

Sw

(meter)

I 7,88 0,0078 0,40 0,0197 50,7614

24,072 3500

0,190 0,217 0,407

II 11,18 0,0111 0,69 0,0162 61,7174 0,269 0,437 0,707

III 13,68 0,0136 1,00 0,0136 73,0994 0,329 0,655 0,984

IV 16,43 0,0164 1,30 0,0126 79,1236 0,396 0,945 1,340

Sumber: Data dan perhitungan

Selanjutnya menghitung debit

maksimum (Qmaks) sumur dengan

persamaan Huisman sebagai berikut:

Qmaks = 2π x rw x D x (15

K)

= 2 x 3,14 x 0,1016 x 29 x

(15

00316,0) = 0,0277 m

3/dt

BQmaks = 24,072 x 0,0227 = 0,55 m

CQmaks2 = 3500 x (0,0277)

2 = 1,80 m

SWmaks = BQmaks + CQmaks2

= 0,55 + 1,80 = 2,35 m

Gambar 4. Grafik Q Optimum dan Sw

Optimum

Dari grafik di atas didapatkan debit

optimum (Qopt) adalah 0,014 m3/dt dan

penurunan muka air optimum (Swopt)

adalah 0,95 m.

B. PERHITUNGAN CURAH HUJAN

EFEKTIF

Dari hasil perhitungan didapatkan curah

hujan efektif ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 5. Curah Hujan Efektif Untuk

Padi dan Palawija

Bulan Padi Palawija

I II III I II III

Januari 0,27 0,19 0,37 0,56 0,62 0,95

Februari 0,40 0,19 0,40 0,87 0,89 0,82

Maret 0,18 0,05 0,16 0,58 0,31 0,67

April 0,26 0,21 0,01 0,46 0,47 0,07

Mei 0,05 0,00 0,00 0,15 0,12 0,00

Juni 0,00 0,00 0,00 0,20 0,00 0,02

Juli 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Agustus 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

September 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Oktober 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,03

November 0,00 0,00 0,02 0,00 0,12 0,20

Desember 0,10 0,26 0,25 0,43 0,53 0,45

Sumber: Perhitungan

C. EVAPOTRANSPIRASI

POTENSIAL

Besarnya evapotranspirasi potensial

pada studi ini dihitung menggunakan

metode Penman modifikasi adalah sebagai

berikut:

Suhu rerata (t) = 28,15° C

Untuk suhu tersebut diperoleh:

o ea = 38,14 mbar

o w = 0,77

o (t) = 16,33

Kelembaban relatif (Rh) = 81,03 %

Kecepatan angin (u) = 10,42 m/dt

Kecerahan matahari (n/N) = 30 %

Radiasi gelombang pendek yang

memasuki batas luar atmosfir atau

angka angot (Ra) untuk kedudukan

8°19’50,2” LS diperoleh = 16,10

mm/hari.

Page 7: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

Tabel 6. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial (Eto) Metode Penman Modifikasi

Bulan

Suhu

Udara

Rerata

(OC)

ea w f(t) Rh ed ea-

ed f Ra n/N Rs

f

(n/N

)

u

(m/dt) f(u) Rn1

Eto

* c Eto

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18]

Januari 28,2 38,1 0,8 16,3 0,8 30,9 7,2 0,1 16,1 0,2 6,1 0,3 10,4 2,7 0,5 7,6 1,1 8,4

Februari 37,4 59,0 0,8 18,2 0,8 46,9 12,1 0,0 16,1 0,2 5,8 0,3 14,9 3,7 0,2 11,7 1,1 12,9

Maret 28,5 39,0 0,8 16,4 0,7 27,4 11,6 0,1 15,5 0,7 9,7 0,7 11,8 3,0 1,3 12,6 1,0 12,6

April 29,3 40,7 0,8 16,6 0,7 28,4 12,3 0,1 14,3 0,6 8,0 0,6 10,9 2,8 1,1 11,6 0,9 10,4

Mei 28,9 39,8 0,8 16,5 0,7 26,9 12,9 0,1 13,0 0,8 8,6 0,8 8,3 2,2 1,5 10,3 0,9 9,3

Juni 28,5 38,9 0,8 16,4 0,6 22,7 16,2 0,1 12,4 0,7 7,5 0,7 8,5 2,2 1,5 11,5 0,9 10,3

Juli 18,5 20,0 0,7 14,0 0,6 12,8 7,2 0,2 12,6 0,7 7,8 0,7 10,4 2,7 1,9 9,0 0,9 8,1

Agustus 24,4 30,6 0,7 15,5 0,6 19,4 11,1 0,1 13,5 0,7 8,5 0,7 11,6 3,0 1,7 12,3 1,0 12,3

September 25,5 32,6 0,7 15,8 0,6 20,5 12,2 0,1 14,6 0,8 10,0 0,8 11,1 2,9 1,8 13,1 1,1 14,4

Oktober 26,6 34,8 0,8 16,0 0,6 22,0 12,8 0,1 15,6 1,0 12,0 1,0 11,0 2,8 2,1 14,1 1,1 15,5

November 27,0 35,7 0,8 16,1 0,7 23,4 12,2 0,1 15,9 0,7 10,1 0,7 10,5 2,7 1,5 12,6 1,1 13,9

Desember 27,4 36,5 0,8 15,3 0,7 26,2 10,3 0,1 16,0 0,4 7,8 0,5 7,3 2,0 0,9 8,6 1,1 9,4

D. KEBUTUHAN AIR UNTUK

PENYIAPAN LAHAN

Perhitungan kebutuhan air untuk

penyiapan lahan pada bulan Januari adalah

sebagai berikut:

Evapotranspirasi potensial (Eto)

pada bulan Januari = 8,40 mm/hari

Perkolasi (P) = 2 mm/hari

Jangka waktu penyiapan lahan (T) =

30 hari

Kebutuhan air untuk penjenuhan (S)

= 250 mm

Dari data-data tersebut dapat dihitung

besarnya kebutuhan air untuk penyiapan

lahan yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 7. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Untuk Penyiapan Lahan

Bulan Eto

(mm/hari)

Eo

(mm/hari)

P

(mm/hari)

M

(mm/hari)

S

(mm)

T

(hari) k

IR

(mm/hari)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

Januari 8,40 9,24 2,00 11,24 250 30 1,35 15,18

Februari 12,88 14,16 2,00 16,16 250 30 1,94 18,88

Maret 12,57 13,83 2,00 15,83 250 30 1,90 18,62

April 10,40 11,44 2,00 13,44 250 30 1,61 16,78

Mei 9,27 10,20 2,00 12,20 250 30 1,46 15,87

Juni 10,34 11,38 2,00 13,38 250 30 1,61 16,74

Juli 8,12 8,94 2,00 10,94 250 30 1,31 14,96

Agustus 12,30 13,53 2,00 15,53 250 30 1,86 18,38

September 14,43 15,87 2,00 17,87 250 30 2,14 20,24

Oktober 15,49 17,04 2,00 19,04 250 30 2,28 21,19

November 13,89 15,28 2,00 17,28 250 30 2,07 19,76

Desember 9,43 10,38 2,00 12,38 250 30 1,49 16,00

Sumber: Perhitungan

Page 8: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

Pada perhitungan kebutuhan air

tanaman dan pola tata tanam koefisien

tanaman diisi dengan nilai koefisien jenis

tanaman yang ditanam dan dimasukkan

nilainya sesuai dengan usia tanaman

berdasarkan penggambaran pola tata tanam

dan diambil nilai rata-rata koefisien

tanaman untuk setiap periode tanam.

Notasi pola tanam dibuat miring-miring

dimaksudkan bahwa penanaman untuk

seluruh areal persawahan tidak dilakukan

serentak tetapi bertahap, berperiode

triwulan (10 harian).

Sehingga didapatkan nilai kebutuhan air

irigasi di sawah (NFR) maksimal untuk

masing-masing alternatif adalah sebagai

berikut:

Alternatif I = 2,490 lt/dt/ha

Alternatif II = 1,960 lt/dt/ha

Alternatif III = 2,274 lt/dt/ha

Sebagai dasar perencanaan jaringan

irigasi air tanah pada studi ini, digunakan

analisa kebutuhan air irigasi alternatif II

karena memiliki nilai kebutuhan air irigasi

di sawah (NFR) maksimal yg paling kecil

dari ketiga alternatif.

E. ANALISA NERACA AIR

Analisa neraca air dilakukan untuk

melihat apakah debit optimum sumur

cukup untuk memenuhi kebutuhan air

irigasi. Dari perhitungan sebelumnya

diketahui debit optimum sumur adalah 14

lt/dt dan luas layanan total irigasi adalah

29,64 ha. Perhitungan neraca air

ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 8. Perhitungan Neraca Air

Bulan Periode

Kebutuh

an Air

Irigasi

(lt/dt/ha)

Luas

Layan

an

(ha)

Kebutuh

an Air

Irigasi di

Pengamb

ilan

(lt/dt)

Kebutuhan

Air Irigasi

di

Pengambila

n (m3)

Kebutuhan

Air Irigasi

Sistem

Rotasi (3

Blok) (m3)

Kebutuhan

Air Irigasi

Sistem

Rotasi (5

Blok) (m3)

Debit

Optimum

(m3)

Januari

I 1,842 29,64 54,61 47183,68 15727,89 9436,74 10080,0

II 1,622 29,64 48,09 41549,29 13849,76 8309,86 10080,0

III 1,373 29,64 40,69 35153,82 11717,94 7030,76 10080,0

Februari

I 1,832 29,64 54,31 46924,76 15641,59 9384,95 10080,0

II 1,896 29,64 56,19 48545,79 16181,93 9709,16 10080,0

III 1,911 29,64 56,63 48926,65 16308,88 9785,33 10080,0

Maret

I 1,851 29,64 54,87 47406,23 15802,08 9481,25 10080,0

II 1,753 29,64 51,97 44902,84 14967,61 8980,57 10080,0

III 1,628 29,64 48,24 41679,41 13893,14 8335,88 10080,0

April

I 1,478 29,64 43,81 37849,50 12616,50 7569,90 10080,0

II 1,750 29,64 51,88 44821,43 14940,48 8964,29 10080,0

III 1,849 29,64 54,79 47341,94 15780,65 9468,39 10080,0

Mei

I 1,953 29,64 57,88 50009,83 16669,94 10001,97 10080,0

II 1,740 29,64 51,57 44556,72 14852,24 8911,34 10080,0

III 1,521 29,64 45,09 38958,38 12986,13 7791,68 10080,0

Juni

I 1,561 29,64 46,25 39964,10 13321,37 7992,82 10080,0

II 1,605 29,64 47,57 41098,18 13699,39 8219,64 10080,0

III 1,649 29,64 48,88 42232,26 14077,42 8446,45 10080,0

Juli

I 1,188 29,64 35,22 30432,68 10144,23 6086,54 10080,0

II 0,790 29,64 23,42 20235,42 6745,14 4047,08 10080,0

III 0,413 29,64 12,24 10572,65 3524,22 2114,53 10080,0

Agustus I 1,319 29,64 39,11 33789,96 11263,32 6757,99 10080,0

Page 9: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

Bulan Periode

Kebutuh

an Air

Irigasi

(lt/dt/ha)

Luas

Layan

an

(ha)

Kebutuh

an Air

Irigasi di

Pengamb

ilan

(lt/dt)

Kebutuhan

Air Irigasi

di

Pengambila

n (m3)

Kebutuhan

Air Irigasi

Sistem

Rotasi (3

Blok) (m3)

Kebutuhan

Air Irigasi

Sistem

Rotasi (5

Blok) (m3)

Debit

Optimum

(m3)

II 0,792 29,64 23,47 20282,09 6760,70 4056,42 10080,0

III 0,039 29,64 1,15 989,98 329,99 198,00 10080,0

September

I 0,200 29,64 5,94 5130,86 1710,29 1026,17 10080,0

II 0,260 29,64 7,72 6670,11 2223,37 1334,02 10080,0

III 0,312 29,64 9,24 7981,33 2660,44 1596,27 10080,0

Oktober

I 0,454 29,64 13,46 11629,15 3876,38 2325,83 10080,0

II 0,555 29,64 16,45 14216,55 4738,85 2843,31 10080,0

III 0,621 29,64 18,40 15893,94 5297,98 3178,79 10080,0

November

I 0,851 29,64 25,24 21805,04 7268,35 4361,01 10080,0

II 1,394 29,64 41,31 35696,15 11898,72 7139,23 10080,0

III 1,960 29,64 58,09 50191,87 16730,62 10038,37 10080,0

Desember

I 0,907 29,64 26,90 23237,33 7745,78 4647,47 10080,0

II 1,223 29,64 36,26 31325,06 10441,69 6265,01 10080,0

III 1,514 29,64 44,89 38780,79 12926,93 7756,16 10080,0

Sumber: Perhitungan

Gambar 5. Grafik Analisa Neraca Air

Berdasarkan peta topografi didapatkan

letak sumur pompa berada pada elevasi

+39,00. Kedudukan sawah tertinggi

terletak pada elevasi +40,00 dan sawah

terendah terletak pada elevasi +35,80.

Perencanaan jaringan irigasi air tanah pada

studi ini menggunakan sistem pemberian

air secara rotasi dengan pembagian 5 blok

tersier. Luas daearh layanan sumur untuk

tiap blok tersier dan elevasi titik outlet

ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 9. Luas Daerah Layanan Sumur

dan Elevasi Outlet

Nama Luas

(ha)

Luas

Total

(ha)

Elevasi

Oncoran

(outlet)

Blok

1

Blok 1 A 1,03

4,69

+34,80

Blok 1 B 1,14 +34,75

Blok 1 C 1,30 +34,50

Blok 1 D 1,22 +36,48

Page 10: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

Nama Luas

(ha)

Luas

Total

(ha)

Elevasi

Oncoran

(outlet)

Blok

2

Blok 2 A 1,10

5,81

+38,65

Blok 2 B 1,96 +36,94

Blok 2 C 1,51 +36,56

Blok 2 D 1,24 +38,59

Blok

3

Blok 3 A 1,41

5,45

+39,75

Blok 3 B 1,59 +37,49

Blok 3 C 1,24 +38,84

Blok 3 D 1,21 +40,00

Blok

4

Blok 4 A 1,14

7,18

+34,51

Blok 4 B 1,11 +34,63

Blok 4 C 1,92 +36,02

Blok 4 D 1,67 +38,39

Blok 4 E 1,34 +35,24

Blok

5

Blok 5 A 1,43

6,51

+35,73

Blok 5 B 1,15 +35,88

Blok 5 C 0,98 +39,20

Blok 5 D 1,00 +40,00

Blok 5 E 0,69 +36,05

Blok 5 F 1,26 +36,50

Luas Total Daerah

Layanan 29,64

Sumber: Analisa Data

Gambar 6. Pembagian Blok Tersier

Pada Daerah Layanan Irigasi

Page 11: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

1,03 ha q = 1,96

BLOK 1A

1,14 ha q = 1,96

BLOK 1B

1,30 ha q = 1,96

BLOK 1C

1,22 ha q = 1,96

BLOK 1D

1,10 ha q = 1,96

BLOK 2A

1,96 ha q = 1,96

BLOK 2B

1,24 ha q = 1,96

BLOK 2D

1,51 ha q = 1,96

BLOK 2C

1,41 ha q = 1,96

BLOK 3A

1,59 ha q = 1,96

BLOK 3B

1,21 ha q = 1,96

BLOK 3D

1,24 ha q = 1,96

BLOK 3C

1,00 ha q = 1,96

BLOK 5D0,69 ha q = 1,96

BLOK 5E

0,98 ha q = 1,96

BLOK 5C

1,15 ha q = 1,96

BLOK 5B

1,43 ha q = 1,96

BLOK 5A

1,92 ha q = 1,96

BLOK 4C

1,34 ha q = 1,96

BLOK 4E

1,14 ha q = 1,96

BLOK 4A

1,11 ha q = 1,96

BLOK 4B

1,67 ha q = 1,96

BLOK 4D

Gambar 7. Skema Jaringan Irigasi Yang Direncanakan

Page 12: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

F. PERHITUNGAN TOTAL HEAD

POMPA

Elevasi muka tanah pada sumur adalah

+39,00 dan elevasi muka air di sisi keluar

pada sawah tertinggi adalah +40,00. Muka

air tanah berada pada kedalaman 17 m atau

pada elevasi +22,00 sedangkan penurunan

Muka air tanah maksimum (Swmaks) adalah

2,35 m atau pada elevasi +19,65.

Direncanakan menggunakan pompa celup

(supmersible pump) diletakkan pada

kedalaman 27 m atau berada pada elevasi

+12,00.

Perhitungan total head pompa adalah

sebagai berikut:

hf = 0,925 m

hlm = 0,4665 m

V = 0,44 m/dt

Zb = el. m.a. sisi keluar – el. m.a. tanah

= 40,00- 22,00 = 18 m

H = hf + hlm + Zb + xg

V

2

2

= 0,925 + 0,4665 + 18 + 81,92

44,0 2

x

= 19,40 m

Berdasarkan data tersebut, jenis pompa

yang akan digunakan pada perencanaan

jaringan irigasi air tanah studi ini adalah

pompa celup (submersible pump) merk

GRUNDFOS tipe SP 46 – 4 BC dengan

data teknis berikut:

Tipe pompa = SP 46 – 4 BC

Tipe motor = MS 6

Daya motor = 7,5 kW

Berat = 52 kg

Diameter pompa = 143 mm

Panjang = 590 mm

Head maksimum = 42 m

Gambar 8. Pompa Submersible

GRUNDFOS MS Motor

Sumber: GRUNDFOS Data Booklet

Jenis generator yang akan digunakan

pada perencanaan jaringan irigasi air tanah

studi ini adalah generator merk IWATA

tipe IW6WS dengan data teknis berikut:

Tipe = IW16WS

Frekuensi = 50 Hz

Daya = 16 kW

Kapasitas bahan bakar = 63 lt

Konsumsi bahan bakar = 3,7 lt/jam

Bahan Bakar = Solar

Dimensi (p x l x t) = 2 x 0,85 x 1,06 m

Berat = 780 kg

Kebisingan = 66 dBA/7 m

Gambar 9. Generator IWATA i-series

Sumber: Catalog IWATA Diesel Generator

Page 13: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

G. SIMULASI JARINGAN

PERPIPAAN

Simulasi jaringan perpipaan

mengunakan program waterCAD ver 8 XM

edition. Komponen perpipaan yang

digunakan dalam perencanaan ini meliputi

sumber air (sumur pompa), pompa, pipa

dan junction. Pengaliran air dari sumber

dengan menggunakan pompa ke daerah

layanan (junction) dilakukan secara

gravitasi. Besarnya kebutuhan air tiap

junction tergantung dari besarnya

kebutuhan air tiap blok tersier yang telah

dijelaskan di atas. Skenario yang

digunakan adalah pompa beroperasi pada 5

blok tersier dimana ketika 1 blok tersier

dialiri, 4 blok tersier lainnya ditutup (tidak

dialiri).

Gambar 10. Proses Running (Calculate)

Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM

Edition

Pompa yang digunakan dengan motor

tenggelam dengan kondisi berikut:

Pompa diletakkan (direncanakan) pada

elevasi +12

Head design 42 m

Debit operasional (design flow) 14 lt/dt

Debit maksimum (maximum operating

flow) 22 lt/dt

Berikut merupakan hasil running pompa:

Tabel 10. Hasil Simulasi Pompa Blok 1

Label Elevation Status Flow Pump

Head

(m) (lt/sec) (m)

PMP-2 12 On 9,19 47,71

Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

Tabel 11. Hasil Simulasi Pompa Blok 2

Label Elevation Status Flow Pump

Head

(m) (lt/sec) (m)

PMP-2 12 On 11,39 45,66

Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

Tabel 12. Hasil Simulasi Pompa Blok 3

Label Elevation Status Flow Pump

Head

(m) (lt/sec) (m)

PMP-2 12 On 10,68 46,42

Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

Tabel 13. Hasil Simulasi Pompa Blok 4

Label Elevation Status Flow Pump

Head

(m) (lt/sec) (m)

PMP-2 12 On 14,07 41,88

Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

Tabel 14. Hasil Simulasi Pompa Blok 5

Label Elevation Status Flow Pump

Head

(m) (lt/sec) (m)

PMP-2 12 On 12,75 43,94

Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

H. ANALISA RENCANA ANGGARAN

BIAYA

Analisa yang digunakan berdasarkan

dari data kebutuhan untuk perbaikan serta

analisa kebutuhan untuk pekerjaan yang

bersifat rekomendasi.

Page 14: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

Tabel 15. Rekapitulasi Rencana

Anggaran Biaya (RAB)

No. Pekerjaan

Harga

Pekerjaan

(Rp.)

I. Pekerjaan Persiapan

57.505.776

II. Pekerjaan Rumah Pompa

257.849.361

III. Pekerjaan Pagar Rumah

Pompa

80.155.432

IV. Pekerjaan Jaringan Irigasi

767.745.929

Jumlah Harga Pekerjaan (Rp.)

1.163.256.498

PPn 10 %

116.325.650

Jumlah Harga Konstruksi

1.279.582.148

Dibulatkan

1.280.585.000

Terbilang : Satu Milyar Dua Ratus Delapan

Puluh Juta Lima Ratus Delapan Puluh Lima

Ribu Rupiah

Sumber: Perhitungan

Dari perhitungan di atas dapat diketahui

bahwa rencana anggaran biaya untuk

pembangunan sumur CLB-116 dan

jaringan irigasi perpipaan adalah sebesar

Rp. 1.280.585.000,-

5. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil

kajian dari pembahasan (BAB IV), maka

didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Debit optimum yang dihasilkan sumur

CLB-116 adalah 0,012 m3/dt dengan

penurunan muka air tanah optimum

1,17 m dan penurunan muka air tanah

maksimum 2,35 m.

2. Perhitungan besarnya kebutuhan air

irigasi menggunakan 3 alternatif. Ketiga

alternatif memulai masa tanam pada

bulan Desemer. Dari ketiga alternatif

tersebut, sebagai dasar perencanaan

jaringan irigasi air tanah pada studi ini,

digunakan analisa kebutuhan air irigasi

alternatif II karena memiliki nilai

kebutuhan air irigasi di sawah (NFR)

maksimal yg pling kecil dari ketiga

alternatif yaitu 1,960 lt/dt/ha.

3. Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi

studi adalah jaringan irigasi perpipaan

dengan sistem pipa hubungan seri.

Berdasarkan analisa neraca air dengan

luas layanan sumur 29,64 ha, debit

optimum sumur tidak mampu

memenuhi kebutuhan air irigasi dengan

sistem pemberian air secara menerus,

sehingga sistem pemberian air yang

direncakan adalah sistem pemberian air

secara rotasi atau giliran dengan

pembagian blok tersier menjadi 5 blok.

4. Pompa yang direncanakan adalah

pompa dengan motor tenggelam atau

pompa celup (submersible pump) merk

GRUNDFOS tipe SP 46-4 BC dengan

daya 7,5 kW dan head maksimum 42 m.

5. Rencana anggaran biaya dalam

pembangunan jaringan irigasi air tanah

sumur CLB-116 adalah sebesar Rp.

1.280.585.000,-

6. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1986. Buku Petunjuk

Perencanaan Irigasi, Bagian

Penunjang Untuk Standar

Perencanaan Irigasi. Bandung: C.V.

Galang Persada.

Anonim. 1986. Standar Perencanaan

Irigasi, Kriteria Perencanaan

Bagian Jaringan Irigasi KP-01.

Bandung: C.V. Galang Persada.

Bentley. 2007. User Guide WaterCAD ver

8 XM Edition. Watertown CT, USA.

Bisri, Mohammad. 1991. Aliran Air

Tanah. Malang: Bagian Penerbitan

Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya.

Giatman. 2005. Ekonomi Teknik. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Linsley, Ray K. Max A. Kohler dan

Joseph L. H. Paulhus. 1996.

Hidrologi Untuk Insinyur. Edisi

ketiga, terjemahan Ir. Yandi

Hermawan. Jakarta: Erlangga.

Page 15: PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH CLB …pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/01/M.-Wildan-Amin... · 3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan

Linsley, Ray K. dan Joseph B. Franzini.

1989. Teknik Sumber Daya Air. Jilid

1, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Nurkartika, Alima Sofia. 2001. Studi

Perencanaan Jaringan Irigasi Air

Tanah Dengan Sistem Pipa Putaran

Paralel (Looping) di Sangen

Madiun. Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang: Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya.

Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran

Tertutup. Malang: Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya.

Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik.

Surabaya: Usaha Nasional.

Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku

Takeda. 1983. Hidrologi Untuk

Pengairan. Jakarta: Pradyna

Paramita.

Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek

Irigasi. Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada.

Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air

Tanaman. Malang: Institut

Teknologi Nasional.

Sularso dan Haruo Tahara. 2000. Pompa

dan Kompresor. Jakarta: PT.

Pradnya Paramita.

Triadmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika

II. Yogyakarta: Beta Offset.

Walujo, R. Hamudji. 1979. Perencanaan

Jaringan Tersier. Bandung:

Departemen Pekerjaan Umum.