PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

38

Click here to load reader

description

skripsi

Transcript of PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Page 1: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konstruksi jalan raya adalah sebagai sarana trasportasi merupakan

unsur yang sangat penting dalam usaha meningkatkan kehidupan manusia

untuk mencapai kesejahtraannya. Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai

makhluk sosial kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, maka dengan

adanya prasarana jalan ini, maka hubungan antara suatu kawasan dengan

kawasan yang lain dalam suatu daratan terjalin dengan baik. Sarana yang di

maksud ini adalah sarana perhubungan yang melalui darat, laut, udara. Dari

ketiga sarana tersebut akan di tinjau prasarana melalui darat.

Dalam perencanaan geometrik termasuk juga perencanaan tebal

perkerasan jalan, karena dimensi dari perkerasan jalan merupaka bagian dari

perencanaan geometrik sebagai suatu perencanaan jalan yang seutuhnya.

Keberadaan jalan raya di Kab. Kutai Kartanegara khususnya akses

masuk Desa Sabintulung peranannya sangat penting karena selain

penunjang jalan perekonomian masyarakat, juga dapat mempermudah

transportasi yang berbentuk jalur yang berfungsi sebagai prasarana

trasportasi, baik menggunakan kendaraan maupun tidak.

Dengan beberapa alasan tersebut maka dilakukalah perencanan jalan

pada ruas jalan masuk Desa Sabintulung, Kec. Muarakaman guna

meningkatkan geometrik jalan. Dengan pesyaratan membangun jalan

dengan aman, nyaman, lancar, dan ekonomis.

1.2. Permasalah

a. Bagaimana merencanakan geometrik jalan akses masuk desa

Sabintulung sesuai fungsinya.

b. Bagaimana merencanakan tebal perkerasan yang dibutuhkan diruas

jalan tersebut.

c. Bagaimana menentukan kelas jalan tersebut.

d. Merencanakan bangunan pelengkap jalan yang dibutuhkan jalan

tersebut.

1

Page 2: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

e. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai dengan anggaran

yang dibutuhkan.

f. Bagaimana merencanakan jalan dengan aman, nyaman, lancar, dan

ekonomis.

1.3. Maksud Dan Tujuan

1.3.1. Maksud

Maksud dari tugas akhir ini adalah perencanaan jalan pada ruas

jalan akses masuk ke desa Sabintulung di antaranya yaitu

merencanakan geometrik jalan sesuai persyaratan yang berlaku.

1.3.2. Tujuan

a. Merencanakan Geometrik jalan.

b. Merencanakan tebal perkerasan pada ruas jalan tersebut.

c. Merencanakan Drainase permukaan jalan.

d. Menghitung Rencana Anggaran Dan Biaya (RAB).

1.4. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan perencanaan peningkatan jalan masuk desa

sabintulung dari kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kukar yang jarak

langsungnya dari STA 0+000 s/d 5+987 dengan kondisi Eksisting jalan

tersebut hanya perkerasan Telford batu gunung, ruas jalan ini tergolong

jalan Lokal dengan Site Plan sebagai berikut :

2

Page 3: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 1.1 peta lokasi proyek

3

KE TENGGARONG

KE MUARA KAMAN

Awal ProyekSTA. 0+000E = 475320.933N = 9991929.534Z = 30.301

DESA SABINTULUNG

Akhir ProyekSTA. 5+987E = 9986706.347N = 476197.607Z = 22.729

STA. 1+000

STA. 2+000

STA. 3+000

STA. 4+000

STA. 5+000

SI TE PLANKEGI ATAN : PERENCANAAN PENI NGKATAN J ALAN MASUK DESA SAMBI NTULUNGKEC. MUARA KAMAN

Page 4: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

1.5. Batasan Masalah

Aagar pembahasan tidak keluar dari tujuan yang telah di tetapkan,

maka di lakukan batasan yang meliputi :

a. Perencanaan geometrik jalan.

b. Menghitung perencanaan tebal perkerasan dengan metode Bina

marga.

c. Perencanaan Bangunan Pelengkap Jalan (Drainase Permukaan).

d. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

4

Page 5: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Umum

Jalan raya adalah jalur – jalur tanah diatas permukaan bumi yang

dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran – ukuran dan jenis

konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas

orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke

tempat lainnya dengan mudah dan cepat.

Jalan raya pada umumnya dikelompokan menjadi beberapa jenis

berdasarkan status, fungsi dan jumlah lalu lintas jalan yang

menggunakannya.

2.2. Klasifikasi Jalan

Jalan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan status,

fungsi dan dan jumlah lalulintas yang menggunakannya.

Klasifikasi jalan mengacu pada UU Jalan No : 38 2004 dan PP 34 th 2006

Table 2.1 : Kelas jalan dan penggunaannya

KELAS FUNGSI

Dimensi dan MST kendaraan bermotor yangharus mampu ditampung

Lebar Panjang MST TinggiJALAN JALAN

maksimummaksimu

mmaksimum maksimum

(mm) (mm) (Ton) (mm)

IArteri

2500 18000 > 10

4200

dan

tida

k le

bih

ting

gi

dari

1,7

xLeb

ar k

enda

raan

II 2500 18000 ≤ 10

IIIAArteri atau

2500 18000 ≤ 8Kolektor

IIIB Kolektor 2500 12000 ≤ 8

IIICLokal

2100 9000 ≤ 8dan lingkungan

5

Page 6: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Tabel 2.2 Kelas jalan berdasarkan penyediaan prasarana dan Spesifikasi nya Spesifikasi

Fungsi Jalan

Jenis angkutan

JarakKecepatan rata-rata

Persimpangan Jumlah Lebar badan

yang dilayani perjalananrencanan km/jam

Sebidang aksesjalan

minimum (m)

ARTERIAngkutan

JauhTinggi

Diatur Dibatasi

11,00utama VRmin=60

KOLEKTORPengumpul

SedangSedang

9,00atau pembagi VRmin=40

LOKALAngkutan

Dekat

Rendah

Tidak diaturTidak

7,50setempat VRmin=20

LINGKUNGANAngkutan Rendah dibatasi

3,50-6,50lingkungan VRmin=10-15

Untuk mengetahui jumlah lalu lintas harian rata –rata kendaraan

dalam mobil penumpang harus dikonversikan kedalam besaran yang disebut

“Satuan Mobil Penumpang“ atau “SMP “, besarnya faktor pengali adalah

sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Nilai Satuan Mobil Penumpang

Jenis Kendaraan Nilai SMP

- Sepeda

- Mobil penumpang / Sepeda Motor

- Truk ringan (berat kotor (5 ton)

- Truk sedang (berat kotor 5-10 ton)

- Truk berat (berat kotor > 10 ton)

- Bus

- Kendaraan Tak bermotor

0,5

1,0

2,0

2,5

3,0

3,0

7,0

2.3. Perencanaan Geometrik

Perencanaan Geometrik jalan raya adalah perencanaan route dari suatu

ruas jalan secara lengkap, yang meliputi beberapa elemen yang disesuaikan

6

Page 7: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

kelengkapan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan

telah dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku.

2.3.1. Alinyement Horisontal

Pada perencanaan alinyemen horizontal, pada umumnya akan

ditemui dua jenis bagian jalan, yaiyu : bagian lurus dan bagian

lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri dari tiga jenis

tikungan yang yang di gunakan, yaitu :

A. Lingkaran (Full Circle = FC)

Bentuk tikungan ini adalah jenis tikungan yang terbaik

dimana mempunyai jari- jari besar dengan sudut yang kecil.

Pada pemakaian bentuk lingkaran penuh. FC (Full Circle),

adalah jenis tikungan yang hanya terdiri daribagian suatu

lingkaran saja.

Gambar 2.1 : Lengkungan Full Circle

Rumus yang Digunakan:

TC= Rc tan ½ ∆

Ec = Tc tan ¼ ∆

Lc =∆ π Rc360˚

7

Page 8: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

B. Spiral – Lingkaran – Spiral (Spiral–Circle–Spiral = S-C-S)

Lengkung spiral pada tikungan jenis S - C – S ini adalah

peralihan dari bagian tangen ke bagian tikungan dengan

panjangnya diperhitungkan perubahan gaya sentrifugal.

Gambar 2.2 : Spiral – Lingkaran – Spiral

Rumus yang Digunakan:

Xs = Ls 1 -Ls²

40 Rc²

Ys =Ls²6 Rc

90 Lsπ Rc

θs =

Rc 1- Cos θsp =Ls²6 Rc

-

C. Spiral – Spiral (S-S)

Penggunaan lengkung spiral – spiral dipakai apabila hasil

perhitungan pada bagian lengkung S – C – S tidak memenuhi

syarat yang telah ditentukan.

8

k = Ls -Ls³6 Rc

- Rc 1- Sin θs

Ts = (Rc + p) tan ½ ∆ + k

Es = (Rc + p) sec ½ ∆ - Rc

x π x RcLc =∆ - 2 θs

180

Ltot = Lc + 2 Ls

Page 9: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 2.3 : Spiral – Spiral

Rumus yang Digunakan:

Lc = 0 dan θs = ½ ∆

Ltot = 2 Ls

D. Diagram Super Elevasi

Diagram superelevasi adalah suatu diagram yang

memperlihatkan panjang yang diperlukan untuk merubah

kemiringan melintang dari keadaan normal sampai

superelepasi penuh dan juga memperlihatkan besarnya

superelepasi yang terjadi pada setiap bagian tikungan.

a. Diagram Superelevasi Pada F – C

Gambar 2.4 : Diagram superelevasi pada F – C

9

90 Lsπ Rc

θs =

Ls =θs . π . Rc

90

Rc 1- Cos θsp =Ls²6 Rc

-

k = Ls -Ls³6 Rc

- Rc 1- Sin θs

Ts = (Rc + p) tan ½ ∆ + k

Es = (Rc + p) sec ½ ∆ - Rc

Page 10: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

b. Diagram Superelevasi Pada S – C – S

Gambar 2.5 : Diagram superelevasi pada S – C – S

c. Diagram Superelevasi Pasa S–S

Gambar 2.6 : Diagram superelevasi pada S–S

E. Jarak pandang

Jarak pandang terdiri dari :

a. Jarak Pandang Henti (Jh)

Jarak pandang henti adalah jarak pandang minimum

yang diperlukan pengemudi untuk menghentikan kendaraan

yang sedang berjalan setelah melihat adanya rintangan pada

jalur yang dilaluinya.

Rumus yang Digunakan:

Jh = Jht + Jhr

VR 2

3,6+

2gfpJh =

VR

3,6T

Untuk jalan datar dengan kelandaian tertentu :

Jh = 0,278 VTR +254 (f p ± L)

VR²

10

Page 11: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

b. Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Jarak pandang mendahului ( Jd ) adalah jarak yang

memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain

di depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut

kembali ke lajur semula. (Lihat gambar di bawah ini)

Gambar 2.7 : Jarak pandang Mendahului

Rumus yang Digunakan:

Jd = d1+d2+d3+d4 ………………….

d2 = 0,278 VR T2

d3 = antara 30-100 m

c. Daerah Bebas Samping

Jarak pandang pengemudi pada lengkung horizontal

(di tikungan), adalah pandangan bebas pengemudi dari

halangan benda-benda di sisi jalan (daerah bebas samping).

Gambar 2.8 : daerah bebas samping

ditikungan untuk Jh < Lt.

11

h = 0,287 VR - m + a . T1

2

Page 12: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Rumus yang Digunakan:

- Jika Jh < Lt :

- Jika Jh > Lt

2.3.2. Alinyemen Vertikal

Alinement vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh

bidang Vertikal melalui sumbu jalan. Profil ini menggambarkan

tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.

Tabel 2.4 : Syarat panjang kritis maksimum

Landai maksimum (%) 3 4 5 6 7 8 10 12

Panjang Kritis (m) 40

0

330 25

0

200 17

0

150 13

5

120

Lengkung Vertikal terdiri dari dua jenis yaitu :

A. Potongan Memanjang

1. Lengkung Cembung

+g1% -g2%

1/2LV 1/2LV

+g1%

-g2%

1/2LV 1/2LV

Gambar 2.9 : Lengkung Vertical Cembung

12

E = 1 - Cos 28,65 Jh

R'

28,65 JhR'

+Jh - Lt

2SinE = R 1 - Cos

28,65 JhR'

Page 13: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

2. Lengkun Vertikal Cekung

-g1% +g2%

1/2LV 1/2LV

-g1%+g2%

1/2LV 1/2LV

Gambar 2.10 : Vertical Cekung

Rumus yang digunakan :

A = | g1 - g2 |

B. Potongan Melintang

Potongan melintang adalah bidang penampang potongan yang

sejajar terhadap bidang jalan utamanya.

1. Lebar lalu lintas

13

Ev =A . Lv800A

200 LvX²=Y

Page 14: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk

lalulintas kendaraan yang. Lebar jalur minimum adalah 4,5

meter.

2. Bahu jalan

Bahu jalan adalah bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu

lintas lalu diperkeras. Kemiringan bahu jalan normal antara

3-5%.

-2% - 4 %

3%-5% 3%-5%

-2% - 4 %

J ALUR LALU LI NTASSELOKANBAHUSELOKAN BAHU

Gambar 2.11 : Potongan melintang jalan

3. Galian dan Timbunan

Dalam menghitung galian dan timbunan harus diketahui

luas penampang pada station yang akan dihitung

galian/timbunannya yang kemudian dikalikan dengan

jarak galian/timbunan yang akan dilakukan pada station

tersebut, untuk menghitung luas digunakan cara koordinat,

lihat gambar dibawah ini :

CL

X1 : Y1

X4 : Y4

X2 : Y2

X3 : Y3

Gambar 2.12 : Galian timbunan

Luasan :

X X1 X2 X3 X4 X1

Y Y1 Y2 Y3 Y4 Y1

a = {( X 1 xY 2 )+( X 2xY 3 )+ ( X 3xY 4 )+( X 4 xY 1 ) }−{( X 2 xY 1 )+( X 3 xY 2 )+( X 4 xY 3 )+ ( X 1 xY 4 ) }

14

Page 15: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

A = | a

2| (m2)

V = A x jarak galian dan timbunan (m3)

2.4. Perencanaan Tebal Perkerasan

Jenis konstruksi perkerasan yang akan dibahas adalah konstruksi

perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan

aspal sebagai bahan pengikat, lapisan - lapisan perkerasannya bersifat

memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

LAPI S PERMUKAAN (SURFACE COURSE)

LAPI S PONDASI ATAS (BASE COURSE)

LAPI S PONDASI BAWAH (SUBBASE COURSE)

LAPI S TANAH DASAR (SUBGRADE)

Gambar 2.13 : Susunan Lapisan Perkerasan Lentur (ideal)

A. Daya dukung tanah (DDT)

Nilai DDT dilihat pada nomogram sesuai dengan nilai CBR tanah yang

didapat dari hasil pengujian DCP di lokasi pekerjaan. Grafik Korelasi

DDT dan CBR Terlampir

B. Lalu lintas ekivalen rencana

a. Angka ekivalen (AE)

Nilai angka ekivalen didapat dari tabel, tabel angka ekivalen

terlampir.

b. Lalu lintas ekivalen permulaan (LEP)

LEP = ∑ LHRo x C x AE

c. Lalu lintas ekivalen akhir (LEA)

LEA = ∑ LHR A x C x AE

d. Lalu lintas ekivalen tengah (LET)

LET = LEA + LEP2

15

Page 16: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

e. Lalu lintas ekivalen rencana (LER)

LER = LET x FP

FP = UR10

C. Indeks permukaan pada awal UR (IPo)

Nilai indeks permukaan pada awal UR didapat sesuai dengan material

lapis permukaan yang digunakan. Tabel indeks permukaan pada awal

umur rencana ( IPo) terlampir.

D. Indeks permukaan akhir (IPt)

Nilai indeks permukaan akhir didapat dari hubungan nilai LER dan

klasifikasi jalan. Tabel indeks permukaan akhir (IPt) terlampir.

E. Faktor regional (FR)

Nilai faktor regional didapat dari hubungan antara kelandaian, curah

hujan dan persentase kendaraan berat. Tabel faktor regional terlampir.

% Kendaraan Berat = Jumlah Kendaraan yang beratnya ≥ 5 tonJumlah Kendaraan Keseluruhan

x 100 %

F. Indeks tebal perkerasan (ITP)

Dilihat sesuai nomogram yang sesuai dengan nilai IPo dan IPt.

Nilai indeks tebal perkerasan dilihat pada nomogram hubungan antara

DDT, LER maka didapat ITP, kemudian dihubungkan dengan FR maka

didapat ITP.

G. Menentukan tebal perkerasan

a. Alternatif I

ITP__

= a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3

b. Alternatif II

16

ITP1 = a1× D1

ITP2 = a1 .D1 + a2 .D2

ITP3 = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3

Page 17: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Batas minimum tebal masing – masing lapis perkerasan :

Tabel 2.5 : Lapis Permukaan

ITPTebal

BahanMinimum (cm)

< 3.00 5Lapis Pelindung : (BURAS / BURTU / BURDA)

3.00 - 6.70

5LAPEN/Aspal Macadam, HRA, LASBUTAG, LASTON

6.71 - 7.49

7.5LAPEN/Aspal Macadam, HRA, LASBUTAG, LASTON

7.50 - 9.99

7.5 LASBUTAG, LASTON

≥ 10.00 10 LASTON

Tabel 2.6 : Lapis Pondasi Atas

ITPTebal

BahanMinimum (cm)

< 3.00 15Batu Pecah, stabilitas tanah dengan semen,

stabilitas tanah dengan kapur

3.00 - 6.70 20*)Batu Pecah, stabilitas tanah dengan semen,

stabilitas tanah dengan kapur

7.50 - 9.99

10 LASTON Atas

20Batu Pecah, stabilitas tanah dengan semen,

stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam

10 - 12.14

15 LASTON Atas

20

Batu Pecah, stabilitas tanah dengan semen,

stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam,

LAPEN, LASTON Atas

17

Page 18: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

≥ 12.25 25

Batu Pecah, stabilitas tanah dengan semen,

stabilitas tanah dengan kapur, pondasi macadam,

LAPEN, LASTON Atas

*) bats 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi

bawah digunakan material berbutir kasar

Untuk setiap nilai ITP digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah

10 cm.

2.5. Bangunan Pelengkap

A. Saluran Samping

Drainase Permukaan adalah Sistem Drainase yang dibuat Untuk

mengendalikan air (limpasan) permukaan akibat hujan. Tujuan dari

Drainase ini, untuk memelihara agar jalan tidak tergenang air hujan dalam

waktu yang cukup lama (yang akan mengakibatkan kerusakan konstruksi

jalan), tetapi harus segera dibuang melalui sarana drainase jalan.

Dimensi sarana Drainase ditentukan berdasarkan kapasitas yang

diperlukan, yaitu harus dapat menampung besarnya debit aliran rencana

yang timbul akibat hujan pada darah aliran, dengan dengan melalui proses

perhitungan. Proses perhitungan hujan rencanan sampai dengan debit

rencanan ini adalah analisis hidrologi.

Rumus yang digunakan :

a = Luas penampang m

Q = Debit (m3/dt)

V = Kecepatan aliran (m/dt)

Dimana :

B. Gorong – Gorong (Culvert)

Pada sarana drainase jalan, gorong – gorong termasuk dalam

drainase permukaan yang berfungsi sabagai penerus aliran dari saluran

18

QV

a =

13.6

C . I . AQ =

Page 19: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

samping ketempat pembuangan. Gorong – gorong ini ditempatkan

melintang pada badan jalan di beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan.

2.6. Rencana Anggaran Dan Biaya (RAB)

Rencana anggaran dan biaya merupakan perkiraan biaya dari suatu

pekerjaan yang dihitung berdasarkan volume pekerjaan, upah pekerja, harga

material dan lain – lainnya.

A. Harga satuan dasar alat

Harga satuan dasar alat adalah keluaran dari analisa alat yang meliputi

biaya pemilikan ( biaya pasti ) serta biaya operasi dan pemeliharaan

B. Analisa harga satuan

Didalam analisa harga satuan ini dilakukan perhitungan untuk

menentukan bahan, upah tenaga kerja, dan peralatan setelah terlebih

dahulu menentukan asumsi-asumsi dan faktor-faktor serta prosedur

kerja.

C. Harga satuan pekerjaan

Harga satuan adalah harga suatu jenis pekerjaan tertentu persatuan

tertentu berdasarkan rincian metode pelaksanaan yang memuat jenis,

kuantitas, dan harga satuan dasar dari komponen bahan, peralatan dan

tenaga kerja yang diperlukan dan didalamnya sudah termasuk biaya

umum dan keuntungan.

D. Harga pekerjaan

Harga pekerjaan tercantum dalam daftar kuantitas dan harga yang

merupakan hasil perkalian dari volumen pekerjaan dengan harga satuan

pekerjaan.

E. Estimasi biaya proyek

Harga total pekerjaan diperoleh dari jumlah dari total harga pekerjaan

ditambah dengan pajak pertambahan nilai.

19

Page 20: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB III

DATA LAPANGAN DAN METODE PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi Proyek

Panjang jalan perencanaan jalan Sabintulung ini adalah 5897 m

Gambar 3.1 : Peta Lokasi Proyek

3.1.1. Data Tanah

DATA DCP DATA DCP

NO STA CBR NO STA CBR

20

KE TENGGARONG

KE MUARA KAMAN

DESA SABINTULUNG

STA. 0+000

STA. 5+897

Kulampai

G. TERUSkEJ AWI

J anglangkapTeluk selerang

KarokahLoahtebu

Tenggarong

G. AMBEN

Muarayoyak

Benuabaru

Serdang

Timbau

Tanjunglaong

G. BUKITBIRU

BT. SERDANG

SebuluBT. NAGABAHULU Reloro

J itan

Buas

G. ASAM

Loa Janan

Samboja

Lampatan

Klampa

Sideman

Sedulang

Muara Kaman

Rantaupedamaran

Sepanggil

Sebintulung

Marang KayuLOKASI PROYEKKEC. MUARA KAMAN

Tabang

G. MENDAMG. MENDAMG. MENDAM

KAB.MALINAU

Muara Badak

Anggana

G. MANGUAJ I

Kembang Janggut

G Belayan

TabangTaban

Muara RitanMuara RitanMuara Ritan

sanga sanga

Tenggarong Sbr

SAMARINDA

Muara Jawa

Kedangipil

Pegatan

Siduling

Tanjungasam

BT. NGAWANG

Kota Bangun

G. BOAN

Loa Kulu

KAB. KUTAI TIMUR

Rantausuntang

Muarasiran

Sibuntai

Pegading

Lebakmantan

Induanjat

Lebakcelong

Muara Muntai

Tanjungbora

G. KLAWET

GentingtanahGentingtanahGentingtanah

KAHALA

Lemenpulut

KEMBANG J ANGGUT

Siran

Lahap

Kenohan

Muara Wis

BenuapuhunSebulu

Mantong

BT-TINJ AWAN

Page 21: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

1 0+000 10.65 10 1+800 12.70

2 0+200 13.34 11 2+000 12.90

3 0+400 14.12 12 2+200 13.80

4 0+600 13.22 13 2+400 13.50

5 0+800 15.60 14 2+600 12.60

6 1+000 11.20 15 2+800 15.00

7 1+200 12.70 16 3+000 15.30

8 1+400 14.60 17 3+200 15.40

9 1+600 14.10 18 3+400 15.23

3.1.2. Data Topografi

DATA TOPOGRAFI

No. Northing Easthing ElevationRaw Desc Full Desc

0 9991926.688 475339.718 28.056 existing Ground

1 9991926.688 475339.718 28.056 existing Ground

2 9991926.688 475339.718 28.056 existing Ground

3 9991926.688 475339.718 28.056 existing Ground

4 9991926.688 475339.718 28.056 existing Ground

5 9991926.987 475337.741 28.456 existing Ground

6 9991930.778 475312.726 28.856 existing Ground

7 9991927.587 475333.786 28.956 existing Ground

8 9991927.886 475331.808 29.256 existing Ground

9 9991930.718 475313.122 29.256 existing Ground

10 9991930.838 475312.331 29.256 existing Ground

11 9991928.336 475328.842 29.456 existing Ground

12 9991930.658 475313.517 29.656 existing Ground

13 9991932.636 475300.466 29.756 existing Ground

14 9991932.636 475300.466 29.756 existing Ground

15 9991932.636 475300.466 29.756 existing Ground

16 9991932.636 475300.466 29.756 existing Ground

17 9991932.636 475300.466 29.756 existing Ground

18 9991928.71 475326.371 29.956 existing Ground

19 9991930.359 475315.495 29.956 existing Ground

21

Page 22: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

20 9991929.534 475320.933 30.031 existing Ground

3.1.3. Data Lalulintas Harian rata – Rata (LHR)

Sepeda Motor = 438 Kendaraan/hari

Mobil Penumpang = 96 Kendaraan/hari

Truk 2 as = 140 Kendaraan/hari

22

Page 23: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

3.1.4. Data Curah Hujan

Tabel 3.1: Data Curah Hujan(Badan Pusat Statistik, 2010)

23

HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MMJANUARI 23 558 17 352.0 19 348.0 9 185.0 15 476.0 17 442.3 10 404.0 13 357.1 3 110.6 10 293.9 125 352.7FEBRUARI 14 406 16 363.0 16 309.0 11 351.0 10 257.0 16 538.7 13 253.9 18 562.9 15 834.1 12 271 148 414.7MARET 12 443 6 90.0 8 164.0 10 353.0 0 0.0 12 216.7 18 511.9 19 417.6 7 221.1 13 316 93 273.3APRIL 3 47 7 121.0 3 39.5 2 30.0 0 0.0 13 309.5 12 279.7 9 213.3 9 193 12 252 49 148.5MEI 3 65 3 23.0 1 27.0 5 85.0 0 0.0 2 7.0 5 107.3 0 0.0 6 296 9 340 24 95.0JUNI 6 148 0 0.0 0 0.0 4 48.0 3 54.0 0 0.0 4 90.2 0 0.0 1 161 8 126.2 19 62.7JULI 2 29 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 219.5 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 4 47.6 10 29.6AGUSTUS 0 0 1 3.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 2.5 0 0.6SEPTEMBER 1 5 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 16 395.5 1 40.1OKTOBER 17 595 0 0.0 7 87.0 0 0.0 10 134.9 0 0.0 4 50.1 5 136.5 3 210 17 171.3 47 138.5NOPEMBER 15 278 10 257.0 10 552.5 13 250.0 7 412.7 0 0.0 11 210.6 11 305.2 8 106.9 15 156.8 91 253.0DESEMBER 18 370 13 190.5 18 468.0 17 749.0 22 815.2 7 187.4 19 633.4 14 355.3 5 48 15 373.5 146 419.0

JUMLAH 114 2,944 73 1,399.5 82 1,995 71 2,051 73 2,369.3 67 1,701.6 96 2,541.1 89 2,347.9 57 2180.7 133 2,746 754 2,227.6

RATA-RATA 9.5 245.3 6.1 116.6 6.8 166.3 5.9 170.9 6.1 197.4 5.6 141.8 8.0 211.8 7.4 195.7 8.8 335.49 11.1 228.9 62.8 185.6

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN TERAKHIR (2001-2010)

BULAN20102001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 RATA-RATA

MUARA BADAK

Page 24: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

3.2. Metode Pembahasan

3.2.1. Geometrik jalan

Dalam perencanaan geometrik jalan raya ini mengacu pada

Peraturan Klasifikasi jala pada UU Jalan No : 38 th 2004 dan PP 34

th 2006

yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal

Bina Marga sebagai berikut :

a. Penentuan klasifikasi dan kelas jalan.

b. Perencanaan alinyemen.

c. Pelebaran pada tikungan.

d. Penggambaran geometrik jalan.

Perhitungan tebal perkerasan lentur menggunakan metode analisa

komponen (SKBI – 2.3.26. 1987) sesuai dengan data – data yang

ada.

Gambar 3.2 : Susunan perkerasan jalan

3.2.2. Bangunan Pelengkap

A. Saluran Samping

Dimensi sarana Drainase ditentukan berdasarkan kapasitas

yang diperlukan, yaitu harus dapat menampung besarnya debit

aliran rencana yang timbul akibat hujan pada darah aliran,

dengan dengan melalui proses perhitungan.

Rumus yang digunakan :

a = Luas penampang m

Q = Debit (m3/dt)

V = Kecepatan aliran (m/dt)

Dimana :

24

QV

a =

13.6

C . I . AQ =

Page 25: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

B. Gorong – Gorong (Culvert)

Pada sarana drainase jalan, gorong – gorong termasuk

dalam drainase permukaan yang berfungsi sabagai penerus aliran

dari saluran samping ketempat pembuangan. Gorong – gorong

ini ditempatkan melintang pada badan jalan di beberapa lokasi

sesuai dengan kebutuhan.

C. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB)

Perhitungan rencana anggaran dan biaya (RAB) untuk item

pekerjaan tanah, pelebaran perkerasan, pekerja, bahu jalan,

pekerjaan drainase, perkerasan berbutir dan pekerjaan aspal.

Sedangkan untuk harga satuan menggunakan harga satuan tahun

anggaran 2013 untuk wilayah Kutai Kartanegara. Dan metode

perhitungan yang digunakan adalah metode Bina Marga yang

terdiri dari:

a. Perhitungan analisa harga satuan

b. Perhitungan volume pekerjaan

c. Rekapitulasi

d. Hasil perhitungan rencana anggaran dan biaya

25

Page 26: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

3.3. Bagan Alir (Flowchart)

Gambar 3.3 : Bagan alir perencanaan geometrik jalan

26

Page 27: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 3.4 : Bagan alir perencanaan perkerasan jalan dengan Metode Bina

Marga

27

Page 28: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 3.5 : Skema perencanaan sistem drainase jalan pedoman

Dinas Pekerjaan Umum T-02-2006-B

28

Page 29: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 3.6 : Bagan alir perhitungan rencana anggaran dan biaya (RAB)

29

Page 30: PERENCANAAN JALAN DAN BANGUNAN PELENGKAP SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA

3.4. Time Schedule

Tabel 3.2. Time Schedule

Rencana Kegitan Tugas Akhir

No

Nama KegitanTahun 2013

Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Pecarian Data2 Pengajuan Judul3 Review Judul TA4 Pembuatan Proposal

5 Seminar Proposal & Revisi

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Sidang Tugas Akhir

8 Revisi Tugas Akhir

9Penjilidan dan Pengumpulan Tugas Akhir

30