Perencanaan Irigasi Petak Tersier

45
PERENCANAAN TEKNIS PERENCANAAN TEKNIS JARINGAN IRIGASI JARINGAN IRIGASI PENGAJAR : DONNY H. AGUSTIAWAN, ST PENGAJAR : DONNY H. AGUSTIAWAN, ST UNTUK KALANGAN SENDIRI UNTUK KALANGAN SENDIRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN VETERAN , JAWA TIMUR , JAWA TIMUR

Transcript of Perencanaan Irigasi Petak Tersier

Page 1: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PERENCANAAN TEKNIS PERENCANAAN TEKNIS JARINGAN IRIGASIJARINGAN IRIGASIPENGAJAR : DONNY H. AGUSTIAWAN, STPENGAJAR : DONNY H. AGUSTIAWAN, ST

UNTUK KALANGAN SENDIRIUNTUK KALANGAN SENDIRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘‘VETERANVETERAN’’, JAWA TIMUR, JAWA TIMUR

Page 2: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.1. DirjenDirjen PengairanPengairan, , ““KRITERIA PERENCANAAN IRIGASIKRITERIA PERENCANAAN IRIGASI””, DPU, Jakarta, 1986, DPU, Jakarta, 1986

2.2. DirjenDirjen PengairanPengairan, , ““TIPE DAN STANDAR BANGUNAN IRIGASITIPE DAN STANDAR BANGUNAN IRIGASI””, DPU, Jakarta, 1986, DPU, Jakarta, 1986

3.3. DirjenDirjen DiktiDikti, , ““IRIGASI DAN BANGUNAN AIRIRIGASI DAN BANGUNAN AIR””, , DepdikbudDepdikbud, Jakarta, 1997, Jakarta, 1997

4.4. Agustiawan DH, Agustiawan DH, ““DIKTAT KULIAHDIKTAT KULIAH””, ITS, 1988, ITS, 1988

5.5. DirjenDirjen PengairanPengairan, , ““PROSIDAPROSIDA””, DPU, Jakarta, 1974, DPU, Jakarta, 1974

6.6. PengairanPengairan, , ““KERANGKA ACUAN KERJAKERANGKA ACUAN KERJA””, DPU , DPU JatimJatim, 2007, 2007

7.7. Agustiawan DH, Agustiawan DH, ““KUMPULAN PROYEK LAPANGANKUMPULAN PROYEK LAPANGAN””, 2007, 2007

LITERATURE IRIGASILITERATURE IRIGASI

Page 3: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

BAGIAN BAGIAN --11

PENTINGNYAPENTINGNYAJARINGAN IRIGASIJARINGAN IRIGASIUNTUK KEHIDUPANUNTUK KEHIDUPAN

Page 4: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

BAGIAN BAGIAN -- 11 PENTINGNYA IRIGASIPENTINGNYA IRIGASI

Paparan Umum :Paparan Umum :

Pada era globalisasi saat ini serta ditengah derasnya kemajuan teknologi yang hampir tak terbendung lagi, permasalahan penyediaan lahan pangan semakin terjepit. Adalah hal yang terpenting dalam kehidupan hajat hidup manusia, peran serta generasi muda bangsa yang akhir-akhir ini kurangmemikirkan arti penting tentang bagaimana masalah pangan negara dapat tercukupi atau bahkan ditingkatkan.

Urusan pangan tidak bisa hanya dipikirkan pemerintah saja tetapiharus terpadu dengan melibatkan semua kalangan serta dengan penuh kesadaran yang tinggi. Aturan dan hukum pemerintah harus ditegakkan dalam hal ini untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat artinya didalam menjalankan Rencana Tata Ruang Kota / Daerah harus konsisten sehingga jangan sampai terjadi ketidak-seimbangan pengembangan suatu kawasan/wilayah.

Melihat kompleksnya permasalahan diatas, sangatlah perlu didalammemikirkan fasilitas penunjang sumber pangan agar produksinya dapat terjaga dengan baik. Salah satunya adalah suatu sistem Irigasi yang terpadu serta terencana dengan tepat, baik itu menyangkut teknis penyediaan sumber air maupun penempatan lahan pertaniannya. Pada sistem pertanian tingkat paling bawah yaitu jaringan irigasi tersier, masalah pembagian pemberian air buatan untuk keperluan pertanian adalah hal yang paling esensial.

Page 5: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.1 PERSEDIAAN AIR1.1 PERSEDIAAN AIR

Persediaan air di muka bumi untuk kepentingan lahan pertanian, adalah :

a. Air yang ada dipermukaan tanaha. Air yang ada dipermukaan tanah1. Air Retensi, terdapat pada cekungan tanah (rawa-rawa)2. Air yang mengalir dalam,

-

dengan pertolongan bangunan diusahakan-

dialirkan ke tempat dimana air diperlukan3. Air Retensi Buatan, dengan membuat Waduk

b. Yang ada di dalam tanahb. Yang ada di dalam tanah1.

Air Kapiler, persediaan air hanya untuk tanaman yang tidak-

membutuhkan banyak air serta bermanfaat untuk tanaman tahunan.

2. Air Tanah, dipergunakan untuk penambahan air dengan jalan memompa ke atas.3. Air Artesis, dipakai dengan menembus dengan pipa lapisan tanah atas yang

kedap air, sehingga air dapat menyembur ke atas.

Pengaruh pada persediaan air, adalah :Pengaruh pada persediaan air, adalah :Iklim, jelasKondisi tanah, tergantung daya resap tanahTopografi medan, kemiringan medan dan tinggi rendah medanTumbuhan, semakin banyak tumbuhan persediaan air semakin banyak

Page 6: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

Penjelasan Gambar 1.1Penjelasan Gambar 1.1

1.

Evaporasi (penguapan langsung)

2.

Evapotranspirasi (penguapan oleh tumbuhan)

3.

Awan penyebab hujan4.

Presipitasi (hujan)5.

Hujan belum sampai ke permukaan bumi, diuapkan kembali

6.

Angin7.

Overland flow8.

Interflow (air yang mengalir horisontal dibawah permukaan tanah)

9.

Proses Infiltrasi10.

Air infiltrasi yang tetap tinggal didalam tanah (moisture content)

11.

Proses Perkolasi (air masuk secara gravitasi sampai ke air tanah)

12.

Air bergerak lamban sampai keluar ke permukaan sebagai mata air

SIKLUS HIDROLOGI SEBAGAI FAKTORSIKLUS HIDROLOGI SEBAGAI FAKTOR

UTAMA PENYEDIA AIRUTAMA PENYEDIA AIR

Page 7: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.2 KUALITAS AIR IRIGASI1.2 KUALITAS AIR IRIGASI

Tidak semua air dapat dipergunakan untuk kebutuhan air irigasi, indikasi air kurang baik untuk irigasi apabila mengandung :

a. Bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan atau orang yang makan tanaman itu

b. Bahan kimia yang bereaksi dengan tanah yang kurang baik

c. Tingkat keasaman air (PH)

d. Tingkat kegaraman air (salinitas)

e. Bakteri yang membahayakan orang

1.3 PENGARUH AIR PENGAIRAN PADA TANAH1.3 PENGARUH AIR PENGAIRAN PADA TANAH

a. Netrala. NetralKalau sifat airnya dan zat-zat yang dikandung, tidak berbeda atau hanya sedikit bedanya dengan tanah yang hendak di airi.

b.b. Menambah zat makananMenambah zat makananTergantungpada konsentrasi zat-zat NO, P2O5, K2O dan CaO dalam air pengairan dan daya penghisap tanah.

c.c. MemperkayaMemperkayaKalau penambahan zat-zat makanan tanaman melebihi kekurangan yang terdapat dalam tanah yang di airi. Meskipun ada zat-zat yang hanyut dan meresap kedalam tanah dan telah terisap oleh tanaman dengan secukupnya.

d.d. MemiskinkanMemiskinkanMengurangi zat-zat makanan yang telah ada kedalam tanah.

Page 8: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.4 UNSUR YANG MEMPENGARUHI BANYAKNYA PEMBERIAN AIR1.4 UNSUR YANG MEMPENGARUHI BANYAKNYA PEMBERIAN AIR

a. a. Jenis tanamanJenis tanaman Kebutuhan air untuk tiap jenis tanaman adalah tidak sama untuk,

PADI : TEBU : PALAWIJA = 4 : 2 : 1

bb. Keadaan topografi pertanian. Keadaan topografi pertanian Atau kemiringan medan, dengan adanya miring besar maka aliran air di atas permukaan medan akan lebih cepat, kesempatan air meresap berkurang, hingga

untuk mencapai kebasahan tanah yang cukup untuk tanaman bisa tumbuh dengan baik, harus diberikan air lebih banyak daripada kalau sering tanah adalah kurang.

c. c. Sifat tanahnyaSifat tanahnya, banyaknya air berkisar antara 30 -

60 % ruang renik.

-

tanah

pasir

, harus

banyak

air

-

tanah padat, tidak begitu banyak air

d. d. Cara Cara pembagianpembagian airair, ada

4 (empat) cara, yaitu

:

1. penggenangan

2. penyiraman 3. penekanan dalam tanah 4. melalui pipa-pipa berlubang dalam tanah

e. e. Mengelolah tanahMengelolah tanah Pengelolahan padi lain dengan palawija. Dalam menentukan banyaknya air untuk garapan perlu diperhatikan adanya kebiasaan setempat, waktu dan urutan penanaman.

f. f. Keadaan musim hujanKeadaan musim hujan Diharapkan

cukup

untuk

kebutuhan

air tanaman.

g. g. WaktuWaktu tanamtanam Pada

umumnya

tanaman

padi

ditanam

di

musim

hujan, sedangkan

palawija

pada

musim

kering.

h. h. TujuanTujuan pengairanpengairan, jelas

(telah

diuraikan

didepan).

i. i. KeadaanKeadaan bangunanbangunan dan dan saluransaluran Jika

tidak

baik

dan tidak

terpelihara, akan

banyak

kebocoran-kebocoran, hingga

untuk

memenuhi

kebutuhan

tanaman

banyaknya

air

terus

ditambah. Kebocoran bisa diperkecil dengan biaya yang mahal dengan cara menutup saluran.

j. j. EkonomiEkonomi, dikaitkan dengan kelas-kelas tanah.

Page 9: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.5 PARAMETER SATUAN YANG DIPAKAI1.5 PARAMETER SATUAN YANG DIPAKAI

Banyaknya air yang yang diperlukan :

Satuan panjang →

m, km

Satuan luas →

m2, km2, ha, bau

1 bau = 0.709 ha ≈

0.71 ha

Satuan

volume →

liter, m3

Satuan

waktu

detik, jam

Catatan

: 1 inch

= 0.0254 m

1 feet = 0.3048 m

1 yard = 3 feet = 0.9114 m

1 square inch

= 6, 41514 cm2

1 square feet = 0.0929 m2

1 square yard = 0.836 m2

1 acre = 4.840 square yard = 43,560 m2

1 Cu inch = 16.387 cm3

1 Cu feet = 28,31677 cm3

1 Cu yard = 0.7646 cm3

PernyataanPernyataan jumlahjumlah air yang air yang diperlukandiperlukan untukuntuk tanamantanaman ::

Banyaknya air yang diberikan pada tanaman pada setiap ha dalam waktu 1 detik secarakontinyu (liter/dt/ha).Banyaknya air yang dibutuhkan selama tumbuhnya tanaman mulai garapan sampaipanen, dalam satuan m3/ha.

Page 10: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.6 Tujuan Irigasi1.6 Tujuan Irigasi

a. a. Membasah tanahMembasah tanahMemberikan air kepada tanah untuk mencapai kualitas tanaman yang

diinginkan. Kuantitas air yang akan diberikan kepada tanah tergantung jenis tanamannya.

b. b. Merabuk tanahMerabuk tanahRabuk pada pengairan adalah aliran air sungai yang mengandung endapan ringan, yaitu suspended load dan chemical load. Endapan tersebut setelah mengendap dipergunakan sebagai pupuk. Jika tujuan utama adalah merabuk, maka air yang diberikan harus lebih banyak. Pemakaian pupuk yang sekarang telah umum buat petani, mengurangkan fungsi pemberian air dengan tujuan merabuk.

c. c. KolmataseKolmataseArtinya memperbaiki tanah dengan meninggikan dasar dengan jalan memakai air yang mengandung lumpur dan membiarkan lumpur mengendap. Untuk ini kecepatan air saluran harus besar, agar lumpur tidak mengendap sebelum memasuki daerah

yang hendak di kolmatase. Setelah masuk daerah yang di kolmatase, kecepatan akan berkurang sehingga terjadi pengendapan. Diusahakan harus merata dan air yang menjadi jernih harus lekas dikeluarkan, agar tidak menjadi sarang nyamuk malaria.

d. d. Mengatur suhu tanahMengatur suhu tanahBaik tidaknya, mati hidupnya tanaman tergantung pada tinggi atau

rendahnya suhu, menurut ’Spottle’

dalam Landwirtschofliche Bodemverbesserung, suhu tidak boleh lebih rendah dari 100 oC. Dr. J. Van BredaDr. J. Van Breda memberikan angka :

-

Padi

tumbuh

dengan

baik

pada

suhu

120 –

300 oC-

Pada

suhu

400 oC pertumbuhan

terhambat-

Pada

suhu

450 oC tidak

bisa

bersemi

HaberlandHaberland, memberikan

angka

untuk

padi

di daerah

sub-tropis

minimum

120 –

300 oC dan maksimum 320 –

370 oC.-

Air

sungai

baik

sekali

untuk

pertanian-

Air

waduk

kurang

baik

untuk

tanah

pertanian

karena

suhunya

terlalu

dingin.

Page 11: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

e. e. MembersihkanMembersihkan tanahtanahDipakai aliran air yang deras, tujuannya :-

Mematikan hama dalam tanah yang dapat mematikan tanaman-

Menormalkan kondisi tanah dari kadar garam yang tinggi, keasaman yang tinggi.f. f. Menambah air tanahMenambah air tanah

Menambah air ke lahan pertanian agar air tanah bertambahg. g. Menyediakan air untuk perikananMenyediakan air untuk perikanan

Penggenangan air di sawah juga dapat dipergunakan sebagai usaha perikanan dengan tinggi air minimum adalah 0,95 m.

h. h. Membersihkan air itu sendiriMembersihkan air itu sendiriAir kotor dari kota yang banyak mengandung kuman dalam lapisan yang tipis dialirkan melalui permukaan medan dan dibawah pengaruh panas sinar matahari, kuman tersebut mati. Kemudian air dikumpulkan lagi dan

terus dialirkan ke sungai terdekat dengan kondisi tak membahayakan lagi.

i. i. Membuat garamMembuat garamMisalnya penggaraman, dalam air umumnya ±

0,10 m dan setelah garam mengendap, air jernih diatasnya dikeluarkan.

j. j. Penggelontoran kotaPenggelontoran kotaMengalirkan air melalui selokan-selokan yang umumnya diberi turap, selokan-

selokan merupakan sistem jaringan untuk penyehatan kota.

Lanjutan Tujuan IrigasiLanjutan Tujuan Irigasi

Page 12: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.7 Sistem irigasi dan Klasifikasi jaringan irigasi1.7 Sistem irigasi dan Klasifikasi jaringan irigasi

Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu :

Irigasi Sistem GravitasiIrigasi Sistem GravitasiMerupakan sistem irigasi yang telah lama dikenal dan diterapkan dalam kegiatan usaha tani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambil dari air yang

ada di permukaan bumi seperti, sungai, waduk dan danau di dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak sawah, dilakukan secara gravitasi. Contohnya, irigasi terassering, irigasi lereng.

Irigasi Sistem PompaIrigasi Sistem PompaSistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan, apabila pengambilan secara gravitasi ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun teknik. Cara ini membutuhkan modal kecil,tetapi memerlukan biaya eksploitasi yang besar. Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari sungai, misalnya Stasiun Pompa Gambarsari dan Pasanggrahan (sebelum ada Bendung Gerak Serayu), atau dari air tanah, seperti pompa air suplesi di DI Simo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Irigasi PasangIrigasi Pasang--surutsurutSuatu tipe irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Air genangan yang berupa air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat asam dan akan di buang pada saat air laut surut.

Page 13: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASIKLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

11 22 33

1. Jaringan irigasi sederhana 2. Jaringan irigasi semi teknis 3. Jaringan irigasi teknis

Page 14: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.8 Cara pemberian air irigasi1.8 Cara pemberian air irigasi

Untuk mengalirkan dan membagi air irigasi, dikenal 4 cara utama,

yaitu :

a.

Pemberian air irigasi lewat permukaan tanah

b. Pemberian air irigasi melalui bawah permukaan tanah, yaitu pemberian air irigasi yang menggunakan pipa dengan sambungan terbuka atau berlubang-lubang yang ditanam 30 -

100 cm dibawah permukaan tanah.

c.

Pemberian air irigasi dengan pancaran, yaitu cara pemberian air irigasi dalambentuk pancaran dari suatu pipa berlubang yang tetap atau berputar pada sumbu vertikal. Air

dialirkan

ke

dalam

pipa dan areal

diairi

dengan

cara pancaran

seperti

pemancaran

pada

waktu

hujan. Alat

pancar

ini

kadang-kadang

diletakkan

di atas kereta

dan dapat

dipindah-pindahkan

sehingga

dapat

mem-berikan

penyiraman

yang

merata. Pemberian

air

dengan

cara pancaran

untuk

keperluan

irigasi

semacam

ini

belum

lazim

digunakan

di Indonesia.

d. Pemberian

air

dengan

cara tetesan, yaitu

pemberian

air

melalui

pipa, dimana pada

tempat-tempat

tertentu

diberi

perlengkapan

untuk

jalan keluarnya

agar

menetes

pada

tanah. Cara pemberian air irigasi semacam inipun belum lazim di Indonesia.

Page 15: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI LEWAT PERMUKAAN, ANTARA LAIN :CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI LEWAT PERMUKAAN, ANTARA LAIN :

a.a. Wild floodingWild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu banjir

cukup tinggi sehingga daerah akan cukup sempurna dalam pembasahannya; cara ini hanya cocok apabila cadangan dan ketersediaan air cukup banyak.

b.b. Free floodingFree flooding : daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian/petak; air dialirkan dari bagian yang tinggi kebagian yang rendah.

c.c. Check floodingCheck flooding : air dari tempat pengambilan (sumber air) dimasukkan ke dalam selokan, untuk kemudian dialirkan pada petak-petak yang kecil; keuntungan dari sistem ini adalah bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah diairi.

d.d. Border strip methodBorder strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang kecil dengan galengan berukuran 10 x 100 m2 sampai 20 x 300 m2 ; air dialirkan ke dalam tiap petak melalui pintu-pintu.

e.e. ZigZig--zag methodzag method : daerah pengairan dibagi dalam sejumlah petak berbentuk jajaran atau persegi panjang; tiap petak dibagi lagi dengan bantuan galengan dan air akan mengalir melingkar sebelum mencapai lubang pengeluaran. Cara ini menjadi dasar dari pengenalan perkembangan teknik dan peralatan irigasi.

f.f. Bazin methodBazin method : cara ini biasa digunakan di perkebunan buah-buahan. Tiap bazin dibangun mengelilingi tiap pohon dan air dimasukkan ke dalamnya melalui selokan lapangan seperti pada chek flooding.

gg..

Furrow methodFurrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang serta buah-buahan lainnya. Tumbuhan tersebut ditanam pada tanah gundukan yang paralel dan diairi melalui lembah diantara gundukan.

Page 16: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.9 Sasaran pokok jaringan irigasi1.9 Sasaran pokok jaringan irigasi

5 (lima) sasaran pokok yang harus dicapai didalam pengembangan jaringan irigasi tersier adalah sebagai berikut :

Agar pembagian air irigasi dapat lebih adil dan merata, dimana sawah-sawah yang berada jauh dari pintu penyadap dapat menerima air seperti halnya sawah-sawah yang berdekatan dengan pintu penyadap. Oleh sebab itu diperlukan adanya box tersier dan box kuarter permanen yang berfungsi sebagai kunci-kunci pembagi air.

Apabila persediaan air irigasi berkurang, masih dapat dibagi dengan merata dan efisien ke seluruh sawah dalam petak-petak tersier. Hal ini dapat diselesaikan dengan mengadakan sistem giliran (rotasi) antar sub-sub tersier.

Apabila terdapat kelebihan persediaan air (karena hujan misalnya), maka air ini tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Untuk itu dibutuhkan adanya saluran pembuang tersier dan kuarter.

Agar organisasi pengelolaan tersier yang dibentuk pada tiap petak tersier dapat berjalan dan berkembang dengan baik, meskipun petak tersier tersebut mencakup lebih dari satu desa.

Dengan adanya peningkatan efisiensi air irigasi ditiap petak tersier dan adanya organisasi E & P tersier yang baik, maka terbukalah kemungkinan untuk menambah luas areal padi gadu di musim kemarau.

Page 17: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

1.10 Pengenalan istilah irigasi1.10 Pengenalan istilah irigasi

1.10 Pengenalan beberapa istilah irigasi

01. Petak Tersier : Kumpulan dari sawah-sawah yang menerima air irigasi dari saluran sekunder/induk di satu tempat pengambilan.

02. Petak Kuarter : Hasil pengelompokan dari petak-petak sawah dalam jaringan tersier dengan luas sekitar 10 -

20 ha.03. Box Tersier : Bangunan bagi di saluran tersier/sub tersier untuk membagi air ke saluran-

saluran sub tersier/kuarter.04. Box Kuarter : Bangunan bagi di saluran sub tersier untuk memba-gi air ke saluran-saluran

kuarter.05. Saluran Induk : Saluran pembawa yang mendapat air dari sungai, waduk atau sumber

lainnya.06. Saluran Sekunder : Saluran pembawa yang mendapat air dari saluran induk melalui bangunan

bagi untuk mengairi bebe-rapa petak tersier.07. Saluran Tersier : Saluran pembawa yang mendapat air dari saluran sekunder/induk untuk

mengairi satu petak tersier.08. Saluran sub Tersier : Saluran pembawa yang mendapat air dari saluran tersier melalui box tersier

mengairi beberapa petak kuarter.09. Saluran Kuarter : Saluran pembawa yang mendapat air dari saluran sub tersier/tersier melalui

box kuarter untuk mengairi sawah-sawah dalam satu petak kuarter.10. Saluran Pembuang : Saluran yang mengalirkan air yang telah terpakai atau air yang berkelebihan,

di daerah irigasi untuk selanjutnya dibuang ke sungai terus ke laut.11. Talud : Kemiringan tebing/tanggul pada suatu potongan melintang saluran.

Page 18: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

LANGKAH PERENCANAAN LANGKAH PERENCANAAN

PETA TOPOGRAFI CALON DAERAH PETA TOPOGRAFI CALON DAERAH IRIGASIIRIGASIINFRASTRUKTUR BANGUNAN PADA INFRASTRUKTUR BANGUNAN PADA PETAK TERSIERPETAK TERSIERKEPATUHAN SYARAT TEKNISKEPATUHAN SYARAT TEKNISPEMBAGIAN LUASAN PETAK PEMBAGIAN LUASAN PETAK TERSIER YANG BAIKTERSIER YANG BAIKKETEGASAN MAP SIMBOL IRIGASIKETEGASAN MAP SIMBOL IRIGASISKEMA TEKNIS JARINGAN IRIGASISKEMA TEKNIS JARINGAN IRIGASINOMENKLATUR JARINGAN IRIGASINOMENKLATUR JARINGAN IRIGASIANALISA NUMERISANALISA NUMERISGAMBAR TEKNISGAMBAR TEKNIS

Page 19: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

BAGIAN BAGIAN -- 22

MENYIAPKAN PETA DASARMENYIAPKAN PETA DASARPERENCANAAN JARINGAN IRIGASIPERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Page 20: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PERENCANAAN IRIGASIPERENCANAAN IRIGASI

DIDALAM LINGKUP PEKERJAANLEBIH DIKENAL DENGAN ISTILAHPEKERJAAN S I D, YANGMELIPUTI :

• SURVEY (PEMETAAN)

• INVESTIGATION (PENYELIDIKAN)

• DESIGN (RENCANA GAMBAR)

Page 21: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PERENCANAAN IRIGASIPERENCANAAN IRIGASI

PekerjaanPekerjaan Survey, Survey, InvestigasiInvestigasi dandan DesainDesain jaringanjaringan irigasiirigasimeliputimeliputi aspekaspek sebagaisebagai berikutberikut ::

A. Pembuatan peta dasar daerah irigasiPeta situasi jaringan irigasiSkema jaringan irigasi termasuk skema saluran dan bangunan

B. Survey/ inventarisasi jaringan irigasipengukuran rencana saluran dan bangunan

C. Pembuatan system planningDaftar kebutuhan pekerjaanPengumpulan data hidrologi/ hidrometriPengumpulan data-data Operasional dan Pemeliharaan (O&P)

D. Pembuatan detail desainPerkiraan biaya konstruksiMenyiapkan dokumen lelang untuk pelaksanaan kegiatan konstruksiPedoman O&P serta buku data daerah irigasi

Page 22: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PEKERJAAN SURVEY ( PEMETAAN )PEKERJAAN SURVEY ( PEMETAAN )

APLIKASINYA LEBIH BANYAK MENYENTUH ASPEK ILMU UKUR TANAHPERALATAN YANG DIPAKAI UNTUK PEMETAAN, SEPERTI :a. WATERPASS (SIPAT DATAR)b. THEODOLITEc. GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)PROGRAM BANTU SEPERTI, SURFER RELEASE 8.0

MELAKUKAN PEKERJAAN PEMETAAN DI LAPANGAN, SEPERTI :a. Menentukan

titik

BM (Bench Mark)b. Merunut

pekerjaan

yang ter-identifikasic. Meng-identifikasi

bangunan-bangunan, saluran, jalan, dan

sebagainyad. Menyiapkan

peta

dasar

bantu, seperti

peta

dari

Bakosurtanal

Page 23: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PEMBUATAN PETA DASAR DAERAH IRIGASIPEMBUATAN PETA DASAR DAERAH IRIGASI

1.

Skala

1 : 2000 atau

1 : 50002.

Pada

peta

harus

memuat

secara

khusus

:Jaringan utama terdiri dari bendung/ bangunan utama dan bangunan lain, saluran induk, sekunder, saluran suplesi dan sungai-sungai. Saluran tersier harus digambar sampai dengan titik dimana saluranmemasuki petak tersier, dan berakhir dengan ujung panah. Nama tiap saluran induk, sekunder dan titik-titik kilometer sepanjang saluran.Pembuang induk, sekunder dan tersier dengan nama (Nomenklatur). Sungai-sungai alam yang tidakdipelihara Dinas/ Sub Dinas Pengairan harus dicantumkan dengan garis ganda atau garis utuh (tidakterputus-putus). Pembuangan yang dipelihara oleh D/ DSP harus dicantumkan sebagai garis tebalputus-putus dengan titik-titik kilometer yang ditandai sepanjang saluran pembuang.Bangunan-bangunan penting, seperti : bendungan (dam), bendung (weir)/ bagunan utama, bangunanpengatur, bagi sadap, sadap, siphon, talang dan jembatan pada saluran induk, sekunder dan suplesi.Batas-batas dan luas yang tepat petak-petak tersier dengan informasi yang berikut dicantumkan dalamkotak petak tersier,

Nama petakAreal potensial dalam ha yang dibulatkan sampai satu desimal pertama. Areal potensial yang di-cantumkan harus diuji dengan pengukuran sipat datar (planimetri) setiap petak tersier dari petadasar, skala 1 : 2000 atau 1 : 5000, tanpa memuat cadangan saluran, jalan dan cadangan lain.

Batas-batas Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Ranting Dinas serta desa dengan namanya.Sawah irigasi, sawah tadah hujan, dataran yang dapat diairi, tegal, dataran tinggi, hutan dan sebagainyaditandai dengan jelas.Jalan (propinsi, kabupaten, desa), jalan inspeksi dan jalan kereta api.

Page 24: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

Titik-titik triangulasi, lokasi BM dan garis rangka (grid)Lokasi stasiun curah hujan, pencatat muka air otomatis (AWLR) dan stasiun hidrometeorologiWaduk, sungai dan sumber air lain disertai nama, makam, monumen/ bangunan lain ditengahareal sawah dicantumkan dalam bentuk simbol.Skala garis numeris dan petunjuk arah utaraKeterangan notasi gambar sesuai dengan Standar Perencanaan IrigasiDiagram inti untuk denah gambar dilengkapi dengan garis sepadan

3.

Pada

setiap

lembar

skala

1 : 2000 atau

1 : 5000 dilengkapi

dengan

gambar

skema

jaringan

yang memuat

nama

saluran, luas

petak

tersier

untuk

memudahkan

pemba-

caan

peta

tersebut.

4.

Peta

Daerah

Irigasi

1 : 10000 atau

1 : 20000 yang disusun

dengan

pengecilan

foto-

grafis

dari

peta

dasar, dan

menghilangkan

detail-detail yang tidak

dibutuhkan

untuk

Operasional

dan

Pemeliharaan

(O&P).

PEMBUATAN PETA DASAR DAERAH IRIGASIPEMBUATAN PETA DASAR DAERAH IRIGASI ( ( lanjutanlanjutan …… ))

Page 25: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

CONTOH GAMBAR PETA JARINGAN IRIGASICONTOH GAMBAR PETA JARINGAN IRIGASI

Page 26: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

SKEMA JARINGAN IRIGASISKEMA JARINGAN IRIGASI

1. Dibutuhkan

dua

skema

:a. Skema

jaringan

irigasi

(Saluran

Pembawa

dan

Pembuang)b. Skema

Bangunan

2. Gambar

skema

dibuat

tanpa

skala

dan

di

gambar

pada

satu

lembar

kertas

ukuran

A1.Saluran

induk

/ sekunder

digambar

dengan

garis

lurus

dengan

berbagai

ketebalan

sesuai

StandarPerencanaan

Teknis.

3. Skema

Jaringan

Irigasi

harus

mencakup

:a. Nama

saluran

induk

/ sekunderb. Pada

setiap

bangunan

bagi

dan

sadap

di

saluran

induk

/ sekunder

dan

di

ujung

saluranagar dicantumkan

km-nya

(station) dari

titik

nol. Titik

nol

pada

saluran

dihitung

dari

pintupengambilan

(intake) bendung

dan

sadap

masing-masing

untuk

saluran

sekunder.c. Bendung

/ Bangunan

utama

dan

semua

bangunan

bagi, bagi/sadap

dan

sadap, masing-masing

diberi

label yang benar

sesuai

nomenklatur

pada

Standar

Perencanaan

Irigasi.d. Pada

kotak

tersier

ditulis

:i.

Nama

petak

tersierii.

Debit rencana

(l/dt)iii. Luas

rencana

/ areal

potensial

(ha)iv. Luas

sawah

irigasi

sekarang

/ fungsional

(ha)

Page 27: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

SKEMA JARINGAN IRIGASISKEMA JARINGAN IRIGASI ( ( lanjutanlanjutan …… ))

e. Cantumkan

untuk

tiap

ruas

saluran

antara

bangunan

bagi/sadap

: i. Jumlah

areal

potensial

( A ) di

hilirii. Debit rencana

( Q ) untuk

ruas

ituiii. Panjang

( L ) tiap

ruas

saluraniv. Dimensi

saluran

( b = lebar

dasar

, h = kedalaman

air )f. Batas-batas

daerah

Juru/Mantri

dan

daerah

Pengamat

Pengairan

dengan

namaKemantren

harus

diberi

batas

pemisah

dalam

skema

jaringan.g. Suatu

tabel

ikhtisar

harus

disediakan

dalam

gambar

skema

jaringan

dengan

memberi-kan

nama

dan

panjang

:-

Saluran

induk

dan

sekunder-

Saluran

suplesi

yang dipelihara

oleh

DPUP Propinsi-

Pembuangan

yang dipelihara

oleh

DPUP Propinsi-

Daftar

semua

bangunan

sepanjang

saluran

yang dipelihara

oleh

DPUP Propinsi-

Areal

potensial

dan

sawah

irigasi

yang sudah

diairi

sekarang

untuk

tiap

saluranh. Pembagian

air harus

tercantum

dalam

skema. Bila

ada

saluran

fungsi

ganda, distribusidebitnya

harus

dicantumkan.i. Untuk

sistim

giliran

( > 1 golongan

) harus

dibuat

skema

golongan

Page 28: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

CONTOH GAMBAR SKEMA TEKNIS JARINGAN IRIGASICONTOH GAMBAR SKEMA TEKNIS JARINGAN IRIGASI

Page 29: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

SKEMA TEKNIS BANGUNAN BANTU PADA JARINGAN IRIGASISKEMA TEKNIS BANGUNAN BANTU PADA JARINGAN IRIGASI

CONTOH GAMBARCONTOH GAMBAR

Page 30: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

SKEMA TEKNIS PENEMPATAN ELEVASI PADA JARINGAN IRIGASISKEMA TEKNIS PENEMPATAN ELEVASI PADA JARINGAN IRIGASI

CONTOH GAMBARCONTOH GAMBAR

Page 31: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

BAGIAN BAGIAN -- 33

PENGENALAN INFRASTRUKTURPENGENALAN INFRASTRUKTURBANGUNAN PADABANGUNAN PADAJARINGAN IRIGASIJARINGAN IRIGASI

Page 32: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNANPENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN PADA JARINGAN IRIGASIPADA JARINGAN IRIGASI

Bendungan serbaguna WonogiriFloodway Plangwot-Lamongan

Bendung Gerak Babat-Lamongan

Page 33: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNANPENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN PADA JARINGAN IRIGASIPADA JARINGAN IRIGASI

Bangunan Bagi

Bangunan Sadap

Intake Siphon

Saluran Induk BondoyudoTanggul - Jember

Saluran Induk Bondoyudo

Saluran Induk Bondoyudo

Page 34: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

Saluran Sekunder

Saluran Tersier

Pintu Tersier tipe Stoplog

DAERAH IRIGASIDAERAH IRIGASITELANG I , SUMATERA SELATANTELANG I , SUMATERA SELATAN

PENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNANPENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN PADA JARINGAN IRIGASIPADA JARINGAN IRIGASI

Page 35: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

Saluran Kuarter

PENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNANPENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN PADA JARINGAN IRIGASIPADA JARINGAN IRIGASI

Saluran Tersierdesa Bicak, Blora

Page 36: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

PENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNANPENGENALAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN PADA JARINGAN IRIGASIPADA JARINGAN IRIGASI

Alat Ukur Cipoletti

Saluran Pengarah

Pilar, Pintu, Spilway Bendung

LOKASI BENDUNGLOKASI BENDUNG BAJULMATI, BANYUWANGIBAJULMATI, BANYUWANGI

Page 37: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

BAGIAN BAGIAN -- 44

LAMBANG / NOTASI LAMBANG / NOTASI GAMBAR PADA JARINGAN IRIGASI GAMBAR PADA JARINGAN IRIGASI

Page 38: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

MAP SIMBOL PADA IRIGASIMAP SIMBOL PADA IRIGASI

Page 39: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

MAP SIMBOL PADA IRIGASIMAP SIMBOL PADA IRIGASI

Page 40: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

MAP SIMBOL PADA IRIGASIMAP SIMBOL PADA IRIGASI

Page 41: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

BAGIAN BAGIAN -- 55

ROTASI PEMBAGIAN AIRROTASI PEMBAGIAN AIRPADA JARINGAN IRIGASIPADA JARINGAN IRIGASI

Page 42: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

TATA CARA PLOTING AREA IRIGASI

SEBAGAI CONTOH SUATU DAERAH IRIGASI PETAK TERSIER,JARINGAN IRIGASI KALI PONCO, KABUPATEN MADIUN :(LIHAT GAMBAR BERIKUT)

LANGKAH AWAL :1. UKUR LUASAN MASING-MASING PETAK (DALAM HA)2. RENCANAKAN DESAIN SALURAN IRIGASI

Page 43: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

TATA CARA PLOTING AREA IRIGASITATA CARA PLOTING AREA IRIGASI

50000250000SKALA :

27

28

29

30

26

26

25

25

Kali Ketonggo

K. Tempur

K. Ponco LEGENDA :

a = GARIS KETINGGIAN

= SUNGAI

= PERKAMPUNGAN

= SUB TERSIER A

= SUB TERSIER B

= SUB TERSIER C

MATA KULIAH

I R I G A S I

Sub Materi Pelajaran :

TATA CARA PLOTING AREA IRIGASI

25

CONTOH IRIGASIPETAK TERSIER

Pengajar :

Donny H. Agustiawan, ST

A

B

C

Ke Madiun

36

35

34

3332

3130

29

28

Page 44: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

TATA CARA PLOTING AREA IRIGASITATA CARA PLOTING AREA IRIGASI

1

a2a3

T1

1 b2

b31

c2c3

c4

T2

T3

K1

SKALA :0 25000 50000

K. Pon

co

K. Tem

pur

Kali Ketonggo

25

25

26

26

30

29

28

27

28

29

3031

3233

34

35

36

TATA CARA PLOTING AREA IRIGASI

Sub Materi Pelajaran :

I R I G A S I

MATA KULIAH

= SUB TERSIER C

= SUB TERSIER B

= SUB TERSIER A

= PERKAMPUNGAN

= SUNGAI

= GARIS KETINGGIANa

LEGENDA :

c

b

a

Donny H. Agustiawan, ST

Pengajar :

PETAK TERSIERCONTOH IRIGASI

25Ke Madiun

Page 45: Perencanaan Irigasi Petak Tersier

TATA CARA PLOTING AREA IRIGASITATA CARA PLOTING AREA IRIGASI

50000250000SKALA :

1K

3T

2T

4c3c

2c

13b

2b1

1T

3a2a

1

25

CONTOH IRIGASIPETAK TERSIER

Pengajar :

Donny H. Agustiawan, ST

a

b

c

LEGENDA :

a = GARIS KETINGGIAN

= SUNGAI

= PERKAMPUNGAN

= SUB TERSIER A

= SUB TERSIER B

= SUB TERSIER C

MATA KULIAH

I R I G A S I

Sub Materi Pelajaran :

TATA CARA PLOTING AREA IRIGASI

36

35

34

3332

3130

29

28

27

28

29

30

26

26

25

25

Kali Ketonggo

K. Tempur

K. Ponco

Ke Madiun