PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA...

119
PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA KENDARI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Arsitektur (A.Md. Ars) Pada Program Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo Oleh : ARWIN E3 B1 12 024 PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNIK ARSITEKTUR PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI UNIVERISTAS HALU OLEO KENDARI 2016

Transcript of PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA...

Page 1: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS

DI KOTA KENDARI

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Arsitektur (A.Md. Ars) Pada Program Pendidikan Vokasi

Universitas Halu Oleo

Oleh :

ARWIN

E3 B1 12 024

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNIK ARSITEKTUR

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERISTAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Page 2: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir
Page 3: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir
Page 4: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

ABSTRAK

Maksud dan tujuan Karya Tulis ini adalah untuk menyusun danmeningkatkan suatu landasan konseptual yang diarahkan guna mendapatkanfaktor-faktor penentu perencanaan wadah fisik. Landasan tersebut meliputi acuanperancangan makro dan acuan perancangan dasar mikro yang selanjutnyaditransformasikan kedalam desain grafis.

Metode Karya Tulis yang dipakai menggunakan analisa sintesa denganmenguraikan hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok bahasan melaluicara memaparkan data-data yang berdasarkan studi literatur, wawancara danobservasi lapangan yang berhubungan dengan materi penelitian ini.

Karya hasil ilmiah ini berupa PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENILUKIS DI KOTA KENDARI yang representatif di tinjau dari segi arsitektual,yang berkesan komersial. Rekreatif yang bercirikan modern, dan ditinjau dari segifungsi serta intensitasnya yang dapat menampung seluruh aktivitas yangterselenggara didalamnya serta menyediakan fasilitas penunjang dan perlengkapanbangunan serta prasarana utilitas yang lengkap.

Penyusun

ARWIN

NIM : E3 B1 12 024

Page 5: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penguasa segala ilmu

pengetahuan dan alam semesta. Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga“

Perencanaan Galeri Seni Lukis“ dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Acuan Perancangan ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan tugas akhir.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang

telah banyak membantu, memberi arahan dan bimbingan kepada saya selama

penyusunan laporan ini serta kepada semua pihak dan rekan-rekan yang telah

banyak membantu saya.

Saya sadar bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,

kesalahan dan kekurangan yang mungkin muncul merupakan cerminan penulis

sebagai manusia biasa, sehingga permohonan maaf menjadi hal yang harus

disampaikan kepada semua pihak.

Akhir kata semoga penulisan ini memberikan manfaat bagi semua pihak

terutama bagi perkembangan dunia arsitektur.

Dan pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Halu

oleo.

2. Bapak Arman Faslih, S.T., MT selaku Direktur Program Pendidikan Vokasi.

Terima kasih atas saran dan nasehatnya selama ini.

Page 6: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

3. Bapak Ainussalbi Al Ikhsan,, ST, M.Sc selaku Ketua Program Studi Diploma

III Teknik Arsitektur, dan

4. Ibu Sitti Rosyidah, ST., M.T selaku Dosen Pembimbing. Saya bangga menjadi

anak bimbingan dari bapak sekalian, terima kasih atas bimbingan, dukungan

dan waktunya yang tanpa batas selama ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pengajar terima kasih atas ilmu yang telah

diberikan dan Staf khususnya Ibu Darna, terima kasih atas birokrasinya.

Kendari , Februari 2016

Arwin

Page 7: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan Pembahasan ................................................................................ 4

D. Lingkup Pembahasan Dan Pembatasan Masalah ................................... 4

E. Metode Dan Sistematika Pembahasan.................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Judul .................................................................................. 7

B. Tinjauan Umum Galeri ........................................................................ 8

C. Tinjauan Khusus Galeri Seni Lukis ..................................................... 12

D. Urugensi Pengadaan Galeri Seni Lukis Di Kendari............................. 17

E. Studi Banding....................................................................................... 22

Page 8: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

F. Tinjauan Terhadap Ded, Rks Dan Rab ................................................ 29

BAB III TINJAUAN LOKASI

A. Tinjauan Umum Kota Kendari

1. Kondisi Wilayah Dan Topokgrafi ................................................... 37

2. Letak Geografis .............................................................................. 38

3. Wilayah Adminstrasi ....................................................................... 39

4. Keadaan Iklim ................................................................................. 40

5. Rencana Tata Ruang ....................................................................... 40

6. Keadaan Penduduk Kota Kendari.................................................... 43

B. Tinjauan Lokasi Perencanaan

1. Data Eksisting Lokasi Tapak Galeri Seni Lukis .................................. 44

2. Wilayah Administratif Kecamatan Baruga .......................................... 46

BAB IV ACUAN DASAR PERANCANGAN

A. Acuan Perancangan Makro

1. Penentuan Lokasi……………………………………………….... 47

2. Penentuan Site (Tapak) …………………………………………... 48

3. Analisa Tapak ……………………………………………………. 50

4. Tata Masa………………….……………………………………… 57

5. Sistem Sirkulasi Ruang Luar……………………………………… 59

6. Fasilitas Parkir ……………………………………………………. 60

Page 9: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

7. Bentuk Dan Tampilan Bangunn………………………………….. 61

8. Bentuk Dan Tampilan Ruang Pamer……………………………... 64

B. Acuan Perancangan Mikro

1. Pelaku Kegiatan…………………………………………………. 68

2. Kebutuhan Ruang……………………………………………….. 69

3. Pengelompokan Ruang…………………………………….......... 70

4. Pola Hubungan Antar Ruang ……………………………………. 75

5. Pola Ruang ………………………................................................ 77

6. Organisasi Ruang……………………………………………….... 78

7. Besaran Ruang ………………...………………………………… 78

C. Sistem Struktur dan Material Bangunan

1. Struktur Bangunan....................................................................... 88

2. Modul…………………………………………………………... 90

3. Bahan dan Material Bangunan………………………………….. 91

D. Sistem Utilitas Bangunan

1. Sistem Pencahayaan…………………………………………. 99

2. Sistem Penghawaan…………………………………………. 100

3. akustik…………….…………………………………………. 101

4. Sistem Jaringan Listrik………………………………………. 101

5. Sistem Jaringan Air Bersih…………………………………… 102

6. Sistem Jaringan Air Kotor…………………………………… 103

Page 10: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

7. Sistem Pembuangan sampah………………………………… 103

8. Sistem Pencegah Kebakaran………………………………… 104

9. Sistem Keamanan Bangunan………………………………… 104

10. Sistem Komunikasi………………………………………….. 106

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………. 107

B. Saran……………………………………………………………… 107

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Tampak Depan Galeri Nasional…………………………… 22

Gambar II.2. Tampak Samping Galeri Nasional……………………….. 22

Gambar II.3. Pelayanan Publik Galeri Nasional……………………….. 24

Gambar II.4. Interior Galeri Nasional………………………………….. 26

Gambar II.5. Museum Fatahillah……………………………………….. 27

Gambar III. 1 : Peta Kota Kendari…………………………………….. 37

Gambar III. 2 : Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Kendari…………. 42

Gambar III. 3 : Lokasi Tapak………………………………………….. 45

Gambar III. 4 : Lokasi Tapak yang di pilih……………………………. 45

Gambar IV.1 : Peta Site……………………………………………….. 49

Gambar IV.2 : Orientasi Matahari dan Angin………………………… 51

Gambar IV.3 : Topografi Aliran Air ………………………………… 51

Gambar IV.4 : View/Sudut Pandang Sekitar Tapak………………....... 53

Gambar IV.5 : Tingkat Kebisingan pada site ………………………... 54

Gambar IV.6 : Pencapaian pada tapak ………………………………. 54

Gambar IV.7 : Penzoningan …………………………………............. 55

Page 12: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Gambar IV.8 : main entrance ……………………………………….. 56

Gambar IV. 9 : Sirkulasi Radial……………………………………... 57

Gambar IV.10 : Sistem Pencapaian Frontal…………………………… 57

Gambar IV. 11 : Parkir Tegak Lurus ……………………………….. 61

Gambar IV. 12 : Parkir Sudut............................................................. 61

Gambar IV 13 : Lukisan 2 Dimensi………………………………….. 64

Gambar IV 14 : Lukisan 3 Dimensi………………………………….. 65

Gambar IV 15 : Ruang Pamer Galeri………………………………… 67

Gambar IV.16 : Pola Ruangan.............................................................. 77

Gambar IV.17 : Organisasi Ruang....................................................... 78

Gambar IV.18.: pondasi garis……………………………………….. 89

Gambar IV.19: pondasi poor plat…………………………………..... 89

Gambar IV.20: pasir…………………………………………………. 92

Gambar IV.21: kerikil……………………………………………….. 92

Gambar IV.22 : batu pecah………………………………………….. 92

Gambar IV.23: batu gunung…………………………………………. 93

Gambar IV.24: batu bata merah……………………………………... 93

Gambar IV.25: kayu jati……………………………………………... 94

Page 13: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Gambar IV.26 : semen portland dan semen bosowa………………… 94

Gambar IV.27: keramik……………………………………………… 95

Gambar IV.28: lantai kayu…………………………………………… 96

Gambar IV.29: lantai marmer………………………………………… 96

Gambar IV.30 : gypsum………………………………………………. 97

Gambar IV.31: plafond GRC…………………………………………. 97

Gambar IV.32: kusen aluminium……………………………………… 98

Gambar IV.33 : kaca………………………………………………….. 98

Gambar IV.34: genteng metal………………………………………… 99

Gambar IV.14 : Sistem Penangkal Petir.............................................. 105

Page 14: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Kendari………… 39

Tabel III.2 Prediksi Jumlah Penduduk……………………………….. 44

Tabel. IV.1 Besaran Ruang Gubahan Massa ……...……………………. 62

Tabel IV. 2 : Kebutuhan Ruang.......................................................... 70

Tabel IV. 3 : Analisis Penentuan Sistem Penangkal Petir…………… 105

Page 15: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa dikarenakan

variasi dari budaya yang ada di negara besar ini. Kekayaan dan keragaman

budaya Indonesia berakar dari kebudayaan lokal atau daerah dari suku-suku

yang tersebar di seluruh Nusantara. Keragaman budaya itu diantaranya

mencakup keragaman bahasa daerah, musik dan lagu-lagu tradisional maupun

modern, keragaman tarian, dan lain-lain. Semuanya itu bila diusung dan

dikembangkan dapat menjadi suatu aset kesenian yang bernilai tinggi.

Herbert Read dari bukunya yang berjudul The Meaning of Art mengatakan

bahwa seni adalah usaha manusia untuk menciptakan bentuk yang

menyenangkan. Suzanne K. Langer dari bukunya yang berjudul The Principles

of Art mengatakan bahwa seni adalah suatu ungkapan symbol dan perasaan.

Dharsono Sony Kartika pada bukunya yang berjudul “Seni Rupa Modern”,

menjelaskan bahwa jika seni di definisikan, pengertian seni tidak terhitung

banyaknya, karena seni merupakan kebutuhan manusia dan merupakan

hubungan yang tak dapat dipisahkan antara manusia, seni, dan lingkungan

masyarakat. Seni lukis adalah salah

satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis

adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar (Wikipedia).

Melukis adalah sebuah usaha untuk mengolah medium 2 dimensi atau pada sisi

sebuah objek untuk mendapatkan kesan tertentu.

Tempat atau wadah bagi para seniman untuk berkarya dan

memamerkan karyanya antara lain dengan membangun sebuah Sanggar atau

Galeri Seni Lukis. Sanggar Seni Lukis merupakan tempat bagi para pelukis

untuk memperlihatkan segala hal yang berhubungan dengan Seni Lukis baik

dari proses pembuatannya sampai ke hasil karya yang akan dipamerkan di

dalam sebuah Galeri Seni Lukis. Untuk memperindah karya yang dipamerkan,

ruangan dalam Galeri Seni Lukis harus diteliti dari banyak aspek mulai dari

bentuk hingga pencahayaannya. Banyak Sanggar dan Galeri Seni Lukis yang

Page 16: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

memiliki bentuk unik yang bahkan bisa mencerminkan maksud tertentu yang

berhubungan dengan karya seni di dalamnya.

Selain Galeri Seni Lukis, terdapat tempat kerja pelukis yang dipamerkan

atau bahkan digunakan untuk edukasi dalam Seni Melukis. Tempat kerja ini

dinamakan Sanggar dan di dalamnya memiliki banyak kebutuhan untuk

melukis seperti kanvas, kuas, dan cat. Sanggar sendiri terdiri dari dua fungsi

yaitu untuk pelukis itu sendiri maupun digunakan untuk edukasi. Sanggar yang

digunakan untuk sarana edukasi dinamakan sanggar kursus. Di dalam sanggar

lukis kursus, terdapat proses pembelajaran mulai dari dasar hingga praktek

melukis. Sanggar seni lukis yang baik tidak hanya menampilkan keindahan

pada lukisannya saja, namun juga keindahan yang terdapat di bangunannya

sendiri atau bahkan memanfaatkan keindahan alam di sekitarnya. Sanggar

Seni Lukis yang memiliki kesatuan dengan lingkungan sangat menarik dan

dapat menjadi cara memamerkan keindahan bangunan.

Kota Kendari sendiri terdiri dari berbagai suku dan budaya diantaranya,

Suku Muna, Tolaki, Bugis dan lain sebagainya. Kekayaan akan budaya di Kota

Kendari terbentuk dari berbagai unsur budaya baik dari pengaruh animisme,

Islam dan juga terbentuk dari karakter - karakter dari orang kendari itu sendiri.

Kota Kendari memiliki kekayaan kebudayaan tradisional yang amat banyak,

beragam dan amat bernilai. Dalam menghadapi dunia global, kehadiran

kebudayaa-kebudayaan tradisional dalam hidup bermasyarakat di Kota Kendari

sangat diperlukan, agar kita tidak terjebak pada moralitas asing yang

bertentangan dengan moralitaslokal ataupun jati diri bangsa. Kebudayaan

itulah yang menjadi pegangan bagi masyarakat Kendari nantinya yang

mencerminkan jati diri dan moralitas masyarakatnya. Membicarakan akan

kebudayaan saat ini sangatlah menarik karena saat ini di Kota Kendari bisa

menjadi suatu kota pengembangan dan pembangunan kebudayaan. Namun

sesungguhnya dapat pula menjadi permasalahan karena mulai terkuburnya

kebudayaan asli Kota Kendari, yang saat ini beberapa lapisan masyarakat yang

tanpa disadari mulai melupakan akan kebudayaan asli Kota Kendari.

Page 17: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa para budayawan dan perkembangan

Seni Lukis di Kota Kendari membutuhkan suatu wadah berkualitas yang

nantinya akan menampung kegiatan berbagai macam Seni Lukis dengan

fasilitas yang memadai. Tujuan pengembangan di bidang Seni Lukis ini

memerlukan suatu wadah dimana para budayawan dapat berkumpul tidak

hanya untuk mempertunjukan karya mereka, tetapi juga wadah tersebut

harus tumbuh dari akar budaya kita ini bukan budaya lain. Dengan tidak

didukung oleh fasilitas gedung yang baik. Selama ini kegiatan seni lukis

di Kota Kendari hanya dilakukan ditaman-taman yang ada di Kota Kendari itu

sendiri seperti Taman Budaya, biasa juga mereka berkumpul di Taman Kota

dan MTQ yang mungkin tempat-tempat tersebut tidak didukung dengan

kualitas sarana yang baik dan sesuai standar untuk berkesenilukisan itu

sendiri. Sekali lagi masyarakat Kota Kendari membutuhkan sebuah ruang

publik lengkap dengan fasilitasnya untuk dapat mewadahi kegiatan-kegiatan

tersebut, tidak hanya sebagai tempat untuk melukis ataupun memamerkan hasil

karya para seniman tetapi juga merupakan sebuah kebutuhan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat sebuah

perencanaan,

“Perencanaan Galeri Seni Lukis Di Kota Kendari”

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan dalam pembahasan perencanaan pembangunan Galeri Seni

Lukis di Kota Kendari adalah :

1. Bagaimana menentukan lokasi tapak yang sesuai dengan tuntutan dan

fungsinya dalam kaitannya dengan bangunan yang direncanakan ?

2. Bagaimana mewujudkan desain bangunan dengan fungsi-fungsi penunjang

dan fungsi utama sehingga tercipta suatu bangunan sebagai wadah

kegiatan Seni Lukis yang menarik untuk dikunjungi ?

3. Bagaimana menyusun DED, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan

menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai kaidah-kaidah yang

berlaku ?

Page 18: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Menentukan lokasi tapak yang sesuai dengan tuntutan dan fungsinya

dalam kaitannya dengan bangunan yang direncanakan.

2. Mewujudkan desain bangunan dengan fungsi-fungsi penunjang dan fungsi

utama sehingga tercipta suatu bangunan sebagai wadah kegiatan seni lukis

yang menarik untuk dikunjungi.

3. Menyusun DED, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan

menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai kaidah-kaidah yang

berlaku.

D. LINGKUP PEMBAHASAN DAN PEMBATASAN MASALAH

1. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan dalam penulisan ini lebih dititik beratkan

pada disiplin ilmu arsitektur, terutama yang menyangkut dengan bangunan

yang direncanakan, sedangkan hal-hal lain yang jauh atau diluar dari

disiplin ilmu yang dimaksud apabila dianggap penting dalam perencanaan

akan dibahas sesuai dengan pemasalahannya.

2. Pembatasan Masalah

a. Bangunan Galeri Seni Lukis ini mempunyai fungsi-fungsi yang meliputi

area pameran indoor sebagai fungsi utama dengan fungsi penunjang

berupa fasilitas pengelolaan dan workshop/studio.

b. Perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis ini lebih ditekankan pada

pengolahan tata ruang dalam area pameran.

Page 19: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

E. METODE DAN SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1. Metode Pembahasan

Dalam metode ini permasalahan dianalisa tahap demi tahap.

Dimulai dari pengumpulan data-data dan teori-teori pendukung serta survey

lapangan mengenai objek terkait sehingga diperoleh suatu gambaran umum.

Data-data yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya kemudian

dianalisa dan diolah. Tahapan tersebut pada akhirnya akan digunakan untuk

menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul dalam perancangan

Galeri Seni Lukis di Kendari.

Rancangan dan perencanaan akhir yang nantinya akan muncul

adalah berupa tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang mengungkapkan ide-

ide.

2. Sistematika Pembahasan

BAB I

Mengungkapkan latar belakang, ungkapan masalah, tujuan dan sasaran

pembahasan, lingkup dan batasan masalah serta metode dan sistematika

pembahasan.

BAB II

Merupakan tinjauan dari beberapa pengertian yang terkait dengan judul,

tinjauan organisasi ruang dan pola hubungan ruang serta mengemukakan hal

hal yang menjadi dasar pemikiran dalam perancangan dan perencanaan.

BAB III

Merupakan Bab yang menjelaskan tentang keadaan kota kendari, keadaan

topografi Kota Kendari yang meliputi keadaan geografis Kota Kendari,

keadaan topografi kota, sosial kependudukan, pola penggunaan lahan, serta

analisa-analisa yang dapat dikembangkan dan disimpulkan pada konsep

bangunan.

Page 20: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

BAB IV

Merupakan penjelasan terperinci mengenai titik tolak pendekatan, yang

terdiri atas aspek fungsional, aspek arsitektural, sistem utilitas, dan konsep

perancangan yang akan di pakai, serta alternatif–alternatif desain pada

lokasi.

BAB V

Kesimpulan merupakan sebuah pernyataan singkat dirangkum seluruh

permasalahan dari pendahuluan, tinjauan pustaka, dan landasan teori

yang akan digunakan membahas permasalahan yang ada dalam laporan ini.

Page 21: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN JUDUL

Galeri Seni Lukis di Kendari dapat diartikan sebagai berikut :

1. Pengertian Galeri

a. Menurut Kamus Inggris-Indonesia Echols (1998) gallery adalah Balai

atau Gedung Seni, Ruang Pamer, Ruang.

b. Menurut Advanced English-Indonesia Dictionary (1993) disebutkan

bahwa Galeri adalah ruang/gedung untuk memamerkan benda-benda

seni; tempat termurah di tetaer; panggung/mimbar; lorong sempit dan

panjang; serambi.

c. Galeri merupakan wadah untuk promosi dan menyelenggarakan kegiatan

apresiasi dan kritik yang mempertemukan seniman dan masyarakat untuk

berinteraksi membicarakan seni (Putut Wahyu, 2002).

2. Pengertian Seni

Seni adalah sesuatu yang indah atau sesuatu karya yang dibuat dengan

kecakapan yang luar biasa seperti lukisan dan ukiran (Poerwadarminta 1992).

Seni (Art dalam bahasa inggris) adalah satu perkataan yang merangkumi semua

aktiviti dan hasil karya manusia yang indah dan berseni (kreatif) bagi semua

kaum dan bangsa di dunia.

3. Pengertian Seni Lukis

Menurut Nugraha (1984) Seni Lukis merupakan cabang seni murni yang

paling popular. Lukisan atau gambar pada hakekatnya adalah suatu ungkapan

atas penghayatan, pengalaman dan gagasan yang disajikan dalam bidang 2

dimensi. Seorang pelukis dapat memilih cara menentukan titik pandang

terhadap objek yang akan dilukis. Objek lukis dapat berupa pemandangan

alam, manusia, hewan dan tumbuhan maupun pengalaman atau gagasan

pribadi.

Page 22: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Kesimpulan

Galeri Seni Lukis di Kota Kendari dapat diartikan tempat yang

dipergunakan sebagai ruang untuk memamerkan dan menjual karya-karya seni

yang sifatnya disaksikan dengan mata atau sebagai wadah promosi dan

penyelenggaraan kegiatan apresiasi dan kritik seni serta sebagai tempat

bertemunya seniman dan masyarakat untuk menikmati dan membicarakan seni

lukis yang lokasi keberadaanya dalam lingkup wilayah Kota Kendari.

B. TINJAUAN UMUM GALERI

a. Sejarah Perkembangan Galeri

Diawali sekitar abad 18 di Athena, Galeri sebagai tempat memamerkan

berbagai hasil karya seni terutama peninggalan-peninggalan historis dari

pelukis pelukis ternama pada masa itu. Awal mula kelahiran galeri-galeri di

Indonesia mulai tampak sekitar pertengahan tahun 1980-an pada masa itu,

tepatnya pada tahun 1987, terjadi ledakan penjulan lukisan-lukisan yang

mencerminkan pertumbuhan ekonomi sejak tahun 1984 banyaknya permintaan

terhadap lukisan memicu berdirinya galeri-galeri. Keberadaan sebuah Galeri

merupakan suatu sarana untuk memamerkan berbagai hasil karya seni. Pada

awalnya galeri digunakan hanya untuk memamerkan seni lukis tetapi dalam

perkembangannya galeri tidak hanya untuk Seni Lukis saja, tetapi juga seni-

seni yang lainnya seperti seni patug, batik, tari, kain,dan bentuk seni lainnya.

b. Perkembangan Galeri

Saat ini, galeri mengalami perubahan dalam penyusunan ruang, ruangnya

maupun pengaturan objek dan dipergunakan untuk kepentingan public dari segi

fungsi galeri juga mengalami perkembangan.

Fungsi awal galeri sebagai tempat memamerkan hasil-hasil karya seni agar

dikenal masyarakat luas, yaitu sebagai tempat :

1) Megumpulkan hasil-hasil karya seni

2) Memamerkan hasil karya seni

3) Memelihara karya seni.

Page 23: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Sedangkan fungsi baru yang ingin diwujudkan dalam bangunan galeri seni

lukis ini adalah galeri yang tidak hanya sebagai wadah mengumpulkan,

memamerkan, memelihara, karya seni tetapi juga yang berfungsi sebagai

tempat :

1) Sarana untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan

daerah

2) Sarana pendidikan masyarakat

3) Sarana rekreasi

4) Dan pusat pelelangan lukisan

Dimana ke empat fungsi tambahan tersebut belum terdapat di Kota

Kendari, oleh karena itu maka perlu suatu galeri sebagai dunia baru di Kota

Kendari yang sekaligus dapat menampung berbagai fungsi tersebut.

c. Fungsi Galeri

Fungsi galeri pada umumnya adalah preservasi, konservasi objek dan

memamerkan objek pada khalayak umum. Objek dan even-even yang ada

terdapat di galeri adalah aspirasi, teknologi, keindahan, perdagangan dan

ekonomi, lingkungan, pembangunan, sejarah.

Banyak orang yang salah mempersepsikan museum dan galeri. Barang-

barang di dalam galeri bisa diperjual-belikan (an institution or business

exhibition or dealing in work of art). Lain halnya dengan museum, dimana

koleksinya tidak untuk diperjual-belikan. Museum penuh dengan pesan-pesan

luhur dalam tugasnya sebagai sarana yang memamerkan hasil kebudayaan,

karenanya museum terbebani fungsi untuk mengkoleksi, mendokumentasi dan

memelihara, serta merawat barang-barang koleksinya.

Biasanya sebuah galeri memamerkan dan menjual karya-karya para

seniman atau perancang yang memenuhi persyaratan. Galeri memamerkan dan

menjual karyakarya terpilih yang sifatnya tidak tetap, bisa berganti-ganti sesuai

kebutuhan, oleh karena itu alat peraga di sebuah galeri tidak sama dengan di

dalam museum.

Alat peraga di sini lebih bersifat netral, multifungsi, mudah dalam

pemasangan dan pembongkaran. Material yang dipergunakan harus "heavy

Page 24: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

duty", relatif tidak mudah rusak, tahan cuaca, mudah dalam perawatan dan

menarik dalam penampilan.

Dari keterangan di atas, beberapa fungsi galeri dapat disimpulkan antara

lain :

1) Sebagai tempat mengumpulkan, memamerkan, dan memelihara karya seni

2) Wadah untuk mendorong apresiasi masyarakat terhadap karya seni

3) Tempat untuk jual beli karya seni, untuk menunjang kelangsungan hidup

seni dan galeri.

4) Tempat pendidikan masyarakat.

5) Sebagai bentuk rekreasi budaya.

d. Macam-Macam Galeri

Berdasarkan tempat penyelenggaraan pameran (Neufert, Ernest, 1993,

Data Arsitek, Jilid 1 dan 2. Penerbit : Erlangga, Jakarta). :

1) Tradisional Art Gallery, galeri yang aktifitasnya diselenggarakan di

selasar.

2) Modern Art Gallery, galeri dengan perencanaan ruang secara modern.

Berdasarkan sifat kepimilikan :

1) Private Art Gallery, galeri yang dimiliki oleh perorangan atau pribadi

atau kelompok

2) Public Art Gallery, galeri milik pemerintah dan terbuka untuk umum

3) Kombinasi dari kedua galeri diatas.

Berdasarkan isinya :

1) Art Gallery of Primitive art, galeri yang menyelenggarakan aktivitas di

bidang seni primitive

2) Art gallery of Classical art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas di

bidang seni klasik.

3) Art gallery of Modern art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas seni

modern.

Page 25: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Berdasrkan jenis pameran yang diadakan :

1) Pameran tetap (permanent exhibition), pameran yang diadakan

terusmenerus tanpa ada batasan waktu, barang-barang yang di

pamerkan tetap atau bias juga bertambah.

2) Pameran temporer (temporary exhibition), pameran yang diadakan

sementara dengan batasan waktu tertentu.

3) Pameran keliling (tarvelling exhibition), pameran yang berpindah –

pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Galeri Seni dapat digolongkan lagi berdasarkan pada macam koleksi dan

tingkat dan luas koleksi (luas jangkauan)

1. Galeri berdasarkan macam lokasi dibedakan menjadi :

a) Galeri Pribadi : merupakan galeri yang berfungsi sebagai tempat

pameran karya pribadi seniman itu sendiri, tidak memamerkan

karya orang lain atau sebagai galeri yang hanya berfungsi sebagai

tempat pamer dimana koleksi yang dipamerkan tidak diperjual

belikan.

b) Galeri umum : merupakan galeri yang memamerkan karya-karya

seni dan beberapa seniman dan koleksi yang dipamerkan diperjual

belikan.

c) Galeri Kombinasi : merupakan galeri kombinasi pribadi dan umum

dimana karya-karya seni yang dipamerkan ada yang diperjual

belikan dan ada yang koleksi khusus yang tidak di jual, koleksi

yang di pamerkanpun bukan dari satu orang seniman melainkan

dari beberapa seniman.

2. Galeri berdasarkan Tingkat dan luas koleksi ( luas jangkauan ) di

bedakan menjadi :

a) Galeri Lokal : merupakan galeri yang mempunyai koleksi dengan

objekobjek yang diambil dari lingkungan setempat.

Page 26: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b) Galeri Regional : merupakan galeri yang mempunyai koleksi

dengan objek-objek yang diambil dari tingkat daerah / propinsi /

regional I.

c) Galeri Internasional : merupakan galeri yang mempunyai koleksi

dengan objek-objek yang diambil dari suatu Negara atau dunia.

C. TINJAUAN KHUSUS GALERI SENI LUKIS

1. Pengertian Seni Lukis

Seni adalah segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengutarakan

pengalaman batinnya yang karena disajikan secara unik dan menarik

memungkinkan timbulnya pengalaman, kegiatan batin pula pada diri orang

lain yang menghayatinya. Hasil karya ini lahir bukan karena dorongan oleh

hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok, melainkan

oleh kebutuhan spiritualnya untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat

kemanusiaannya.

Seni Lukis adalah salah satu induk dari Seni Rupa. Dengan dasar

pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih

utuh dari drawing.Kearagaman seni memiliki variasi baik dalam bentuk

maupun dalam gaya dan aliran seni. Gaya dan aliran seni sering ditafsirkan

secara kurang benar kadangkadang kebalikannya,artinya gaya ditafsirkan

sebagai aliran dan sebaliknya aliran ditafsirkan sebagai gaya. Menurut

Sudarso SP gaya, corak, atau langgam ataupun style adalah sebenarnya

berurusan dengan bentuk luar sesuatu karya seni, sedangkan aliran, faham

atau isme lebih menyangkut pandangan atau prnsip yang lebih dalam

sifatnya.

Aliran-aliran besar yang hadir dalam kesenirupaan yaitu: Naturalisme,

Realisme, Impresionisme, Romantisme, Expressionisme, dan Surealisme.

Aliranaliran lain seperti Fauvisme, Kubisme, Futurisme, Dadaisme,

Abstractionism, Optical Art, Populair Art, Suprematisme, Constructivism,

Neo Platisism, dan Purisme.

Page 27: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2. Pelaku AktifitasPelaku aktifitas dalam Galeri Seni Lukis ini antara lain adalah ;

a. Pengguna

Pengguna utama Galeri Seni Lukis adalah pengunjung yang

diklasifikasikan berdasarkan dengan tujuanya yaitu

1. Pengunjung msyarakat umum yaitu pengunjung yang datang hanya

untuk mencari hiburan dan berekreasi dengan menikmati hasil karya

seni dan memanfaatkan fasilitas-fsilitas yang disediakan.

2. Pengunjung kelompok minat yaitu pengunjung dari pecinta seni yang

memiliki pengetahuan tentang seni yang cukup tinggi dan datang

dengan tujuan untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang seni

rupa dengan tidak hanya menikmati pameran tetapi juga mengikuti

workshop.

b. Pengelola

pengelolah pada fasilitas Galeri Seni Lukis ini dibagi menurut

aktifitasnya yaitu ;

1. Pengelola umum sebagai pengendali operasional galeri termasuk

didalamnya pelayanan dan servis.

2. Kepala Bagian Tata Usaha yang menangani masalah administrasi

seluruh kegiatan.

3. Kepala Bagian Teknis Koleksi yang menangani segala masalah yang

berhubungan dengan koleksi pameran.

4. Kepala Bagian Pembinaan Minat yang menangani masalah yang

berhubungan dengan fungsi edukasi/apresiasi.

c. Aktifitas/Kegitan

Aktifitas yang dilakukan dalam Galeri Seni Lukis dikelompokan 4 bagian

yaitu ;

1. Kegiatan promosi/apresiasi

Merupakan kegiatan utama yang sesuai dengan fungsi bangunan Seni

Lukis yaitu pameran.

2. Kegiatan Edukasi

Page 28: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Merupakan kegiatan pendukung fungsi utama yang kegiatannya adalah

melukis

3. Kegiatan Preserfasi dan Konserfasi

Merupakan kegiatan penunjang Galeri seni Lukis yaitu :

a) Perbaikan koleksi

b) Perawatan dan pengawetan koleksi

4. Kegiatan Pengelolaan

Merupakan kegiatan operasional yang meliputi ;

a) Control seluruh kegiatan dalam galeri

b) Administrasi, pembukuan dan manajemen keuangan

c) Rapat koordinasi

d) Perawatan koleksi

e) Melaksanakan urusan pelayanan dan servis

f) Informasi dan keamanan pengunjung

3. Fasilitas

1. Fasilitas Promosi/apresiasi

Mewadahi kegiatan pameran sebagai sarana pelestarian karya seni lukis

dan peningkatan minat masyarakat. Fasilitas yang dibutuhkan adalah area

pamer dalam ruangan (indoor), bersifat permanen.

2. Fasilitas Edukasi

Mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan, dalam hal ini

adalah pendidikan non formal berupa workshop seni lukis yang dibuka

untuk umum sebagai kursus/praktek bagi pengunjung yang berminat untuk

membuat karya seni lukis. Fasilitas yang diperlukan adalah workshop

lukis.

3. Fasilitas Preserfasi dan Konserfasi

Page 29: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Merupakan sarana yang disediakan sebagai penunjang kegiatan promosi

yaitu sebagai upaya perbaikan, perawatan dan pengawetan benda-benda

seni yang dipamerkan agar tidak rusak.

Fasilitas yang diperlukan adalah

a) Fasilitas preserfasi (perawatan dan perbaikan koleksi)

b) Fasilitas konserfasi (penawetan koleksi)

4. Fasilitas Pengelolaan

Merupakan sarana yang berfungsi sebagai pengendali operasional kegiatan

yang ada didalam bangunan. Fungsi pengelolaan juga ditunjang oleh

fasilitas pelayan servis dengan kebutuhan antara lain ;

a. Gedung pengelola

b. Musholah

c. Pos informasi dan keamanan

d. Area parkir

4. Teknik Penyajian

Umumnya dipakai pada ruang pmer menjabarkan bahwa penyajian dalam

ruang pamer meliputi 7 aspek (Sumadio, 1996) yaitu ;

a. Ukuran Vitrin

Ukuran vitrin tidak boleh terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Tinggi

rendahnya perletakan vitrin dan panil didasarkan pada tinggi rata-rata

manusia. Di Indonesia dengan tinggi rata-rata manusianya 160cm-

180cmdan kemampian anatomi leher 300.

b. Tata Cahaya

Pengaturan cahaya tidak boleh mengganggu koleksi atau menyilaukan

pengunjung. Diusahakan agar lampu terlindung dan sumber cahaya tidak

langsung terlihat oleh pengunjung.

Page 30: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

c. Tata Warna

warna selain mempengaruhi perasaan akan situasi ruangan dan kejiwaan

juga dapat menunjang kehadiran benda koleksi.

d. Tata Letak

Penyusunan objek pamer pada suatu pameran hendaknya menurut

ide/gagasan piñata pameran sehingga dapat memberikan informasi yang

jelas dan artistik. Pengaturan cahaya dan warna sangat mencapai tujuan

tersebut.

e. Tata pengamanan

Pengamanan terhadap benda-benda koleksi yang dipamerkan hendaknya

menggunakan kaca vitrin dengan ketebalan 5 mm agar tahan terhadap

benturan.

f. Labeling

Merupakan sarana komunikasi memberikan informasi kepada

pengunjung.

g. Foto-foto pengunjung

Foto pengunjung diperlukan untuk menjadikan koleksi lebih informative

dan diletakan didekat koleksi.

5. Sirkulasi

Sirkulasi sirkulasi dalam pameran memerlukan pengaturan yang

baik sehingga arus pengunjung berjalan secara terarah dan tidak saling

bersimpang siur. Para pengunjung diupayakan untuk dapat dinikmati karya

secara teratur dan terurut tanpa ada yang terlewat. Sumadio (1996)

menjelaskan bahwa sirkulasi ruang pamer dibedakan menjadi 2 yakni ;

Page 31: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

a. Sirkulasi Berliku

Pola sirkulasi ini paling banyak digunakan dalam museum maupun ruang

pamer. Pola sirkulasi yang terjadi bisa bermacam-macam bentuknya,

organisasi ruang pamer dapat dilakukan secara linear horizontal maupun

vertical.

b. Sirkulasi Spiral

Pola ini diterapkan oleh sebagian bangunan museum moderen, biasanya

bangunan yang lebih dari satu lantai.

D. URUGENSI PENGADAAN GALERI SENI LUKIS DI KENDARI

a. Tujuan Pengadaan

Tujuan yang ingin dicapai dari pengadaan Galeri Seni lukis di Kendari

1. Memberi wadah bagi para seniman untuk dapat mengekspos hasil

karyanya.

2. Memberi wadah bagi para pecinta seni untuk dapat menikmati,

mengoleksi hasil karya seniman.

3. Sebagai wadah penyaluran bakat, yang lebih khususnya dibidang seni

lukis.

4. sebagai wadah berinteraksinya seniman, pecinta seni dan masyarakat

umum guna membicarakan hal hal yang menyangkut seni lukis.

b. Sasaran Pengadaan

Sasaran pengadaan Galeri Seni Lukis di Kendari terhadap pendidikan,

seni, budaya dan pariwisata diantaranya adalah sebagai berikut ;

1. Peningkatan mutu pendidikan secarah umum dan lebih khususnya

pendidikan seni lukis di Kota Kendari.

2. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni lukis

3. Menjadikan seni lukis sebagai salah satu cirri khas budaya Bangsa

Page 32: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

4. Menjadikan kota kendari sebagai alternative wisata.

c. Struktur Organisasi Seni Lukis Dikota Kendari

Galeri Seni lukis di Kota Kendari merupakan suatu wadah yang

perencanaannya beriorientasi pada bidang kesenilukisan dan manajemen

pengelolaannya dilakukan oleh pihak swasta dengan struktur organisasi

sebagai berikut :

Struktur Organisasi Seni Lukis Dikota Kendari

Sumber : analisa

d. Pelaku Aktifitas

Pelaku aktifitas dalam Galeri Seni lukis di kendari antara lain adalah ;

Pimpinan

Tata usaha Teknis koleksi danpameran

Pembinaanminat

Sub bagianadministrasi

Sub bagiankeuangan

Sub bagiankepegawaian

Sub bagiankeamanan

Sub bagianrumah tangga

Sub bagianadministrasi danregistrasi koleksi

Sub bagiankonservasi /

preserfasi koleksi

Sub bagianpembinaanworkshop

Page 33: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

a. Pengguna

Pengguna utama Galeri Seni Lukis di Kendari adalah pengunjung yang

diklasifikasikan berdasarkan dengan tujuanya yaitu

1. Pengunjung msyarakat umum yaitu pengunjung yang datang hanya

untuk mencari hiburan dan berekreasi dengan menikmati hasil karya

seni dan memanfaatkan fasilitas-fsilitas yang disediakan.

2. Pengunjung kelompok minat yaitu pengunjung dari pecinta seni yang

memiliki pengetahuan tentang seni yang cukup tinggi dan datang

dengan tujuan untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang seni

lukis dengan tidak hanya menikmati pameran tetapi juga mengikuti

workshop.

b. Pengelola

pengelolah pada fasilitas Galeri Seni Lukis ini dibagi mnurut

aktifitasnya yaitu ;

1. Pengelola umum sebagai pengendali operasional galeri termasuk

didalamnya pelayanan dan servis.

2. Kepala Bagian Tata Usaha yang menangani masalah administrasi

sluruh kegiatan.

3. Kepala Bagian Teknis Koleksi yang menangani segala masalah yang

berhubungan dengan koleksi pameran.

4. Kepala Bagian Pembinaan Minat yang menangani masalah yang

berhubungan dengan fungsi edukasi/apresiasi.

c. Aktifitas/Kegitan

Aktifitas yang dilakukan dalam Galeri Seni lukis di Kendari

dikelompokan 4 bagian yaitu ;

1. Kegiatan promosi/apresiasi

Merupakan kegiatan utama yang sesuai dengan fungsi bangunan Seni

Lukis yaitu pameran.

2. Kegiatan Edukasi

Page 34: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Merupakan kegiatan pendukung fungsi utama yang kegiatannya

adalah melukis.

3. Kegiatan Preserfasi dan Konserfasi

Merupakan kegiatan penunjang Galeri seni lukis yaitu :

a) Perbaikan koleksi

b) Perawatan dan pengawetan koleksi

4. Kegiatan Pengelolaan

Merupakan kegiatan operasional yang meliputi ;

a) Control seluruh kegiatan dalam galeri

b) Administrasi, pembukuan dan manajemen keuangan

c) Rapat koordinasi

d) Perawatan koleksi

e) Melaksanakan urusan pelayanan dan servis

f) Informasi dan keamanan pengunjung

e. Fasilitas Yang Direncanakan

1. Fasilitas Promosi/apresiasi

Mewadahi kegiatan pameran sebagai sarana pelestarian karya seni

lukis di kendari dan peningkatan minat masyarakat. Fasilitas yang

dibutuhkan adalah area pamer dalam ruangan (indoor), bersifat permanen.

2. Fasilitas Edukasi

Mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan, dalam hal

ini adalah pendidikan non formal berupa workshop seni lukis yang dibuka

untuk umum sebagai kursus/praktek bagi pengunjung yang berminat untuk

membuat karya seni lukis. Fasilitas yang diperlukan adalah workshop

lukis.

3. Fasilitas Preserfasi dan Konserfasi

Merupakan sarana yang disediakan sebagai penunjang kegiatan

promosi yaitu sebagai upaya perbaikan, perawatan dan pengawetan benda-

benda seni yang dipamerkan agar tidak rusak.

Page 35: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Fasilitas yang diperlukan adalah

a) Fasilitas preserfasi (perawatan dan perbaikan koleksi)

b) Fasilitas konserfasi (penawetan koleksi)

4. Fasilitas Pengelolaan

Merupakan sarana yang berfungsi sebagai pengendali operasional

kegiatan yang ada didalam bangunan. Fungsi pengelolaan juga ditunjang

oleh fasilitas pelayan servis dengan kebutuhan antara lain ;

a. Gedung pengelola

b. Musholah

c. Pos informasi dan keamanan

d. Area parkir

E. STUDI BANDING

1. Galeri Nasional Indonesia

Gambar II.1. Tampak Depan Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Gambar II.2. Tampak Samping Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Fasilitas yang diperlukan adalah

a) Fasilitas preserfasi (perawatan dan perbaikan koleksi)

b) Fasilitas konserfasi (penawetan koleksi)

4. Fasilitas Pengelolaan

Merupakan sarana yang berfungsi sebagai pengendali operasional

kegiatan yang ada didalam bangunan. Fungsi pengelolaan juga ditunjang

oleh fasilitas pelayan servis dengan kebutuhan antara lain ;

a. Gedung pengelola

b. Musholah

c. Pos informasi dan keamanan

d. Area parkir

E. STUDI BANDING

1. Galeri Nasional Indonesia

Gambar II.1. Tampak Depan Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Gambar II.2. Tampak Samping Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Fasilitas yang diperlukan adalah

a) Fasilitas preserfasi (perawatan dan perbaikan koleksi)

b) Fasilitas konserfasi (penawetan koleksi)

4. Fasilitas Pengelolaan

Merupakan sarana yang berfungsi sebagai pengendali operasional

kegiatan yang ada didalam bangunan. Fungsi pengelolaan juga ditunjang

oleh fasilitas pelayan servis dengan kebutuhan antara lain ;

a. Gedung pengelola

b. Musholah

c. Pos informasi dan keamanan

d. Area parkir

E. STUDI BANDING

1. Galeri Nasional Indonesia

Gambar II.1. Tampak Depan Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Gambar II.2. Tampak Samping Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Page 36: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

a. Sejarah Galeri Nasional

Galeri Nasional Indonesia merupakan lembaga kebudayaan yang

gagasannya sudah direncanakan sejak lama, di awali dengan pendirian

Wisma Seni Nasional yang berkembang pula sebagai gagasan Pusat

Pengembangan Kebudayaan. Gagasan ini untuk sebagian diwujudkan

dengan pembangunan Gedung Pameran Seni Rupa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (23 Februari1987) sebagai sarana seni

rupa. akhirnya setelah diperjuangkan secara intensif sejak tahun 1995,

pendirian Galeri Seni Nasionnal Indonesia terealisasi pada tanggal 8

Mei 1998 di Jakarta dan setahun kemudian diresmikan secara formal

fungsionalisasinya.

Galeri Nasional Indonesia selain mengoleksi karya seni rupa yang

merupakan ekspresi budaya modern, seperti lukisan, sketsa, grafis,

patung dan fotografi juga megoleksi karya seni kriya dan seni etnik

yang memiliki nilai estetika tertentu seperti, keramik, batik dan wayang.

b. Fungsi dan Fasilitas

Melaksanakan pengumpulan, pendokumentasian, pendaftaran,

penelitian, pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian,

penyebaran informasi dan bimbingan edukatif tentang karya seni rupa.

Gambar di bawah ini merupakan salah satu fungsi edukatif yaitu

pelayanan publik bagi pelajar.

Gambar II.3. Pelayanan Publik Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

a. Sejarah Galeri Nasional

Galeri Nasional Indonesia merupakan lembaga kebudayaan yang

gagasannya sudah direncanakan sejak lama, di awali dengan pendirian

Wisma Seni Nasional yang berkembang pula sebagai gagasan Pusat

Pengembangan Kebudayaan. Gagasan ini untuk sebagian diwujudkan

dengan pembangunan Gedung Pameran Seni Rupa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (23 Februari1987) sebagai sarana seni

rupa. akhirnya setelah diperjuangkan secara intensif sejak tahun 1995,

pendirian Galeri Seni Nasionnal Indonesia terealisasi pada tanggal 8

Mei 1998 di Jakarta dan setahun kemudian diresmikan secara formal

fungsionalisasinya.

Galeri Nasional Indonesia selain mengoleksi karya seni rupa yang

merupakan ekspresi budaya modern, seperti lukisan, sketsa, grafis,

patung dan fotografi juga megoleksi karya seni kriya dan seni etnik

yang memiliki nilai estetika tertentu seperti, keramik, batik dan wayang.

b. Fungsi dan Fasilitas

Melaksanakan pengumpulan, pendokumentasian, pendaftaran,

penelitian, pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian,

penyebaran informasi dan bimbingan edukatif tentang karya seni rupa.

Gambar di bawah ini merupakan salah satu fungsi edukatif yaitu

pelayanan publik bagi pelajar.

Gambar II.3. Pelayanan Publik Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

a. Sejarah Galeri Nasional

Galeri Nasional Indonesia merupakan lembaga kebudayaan yang

gagasannya sudah direncanakan sejak lama, di awali dengan pendirian

Wisma Seni Nasional yang berkembang pula sebagai gagasan Pusat

Pengembangan Kebudayaan. Gagasan ini untuk sebagian diwujudkan

dengan pembangunan Gedung Pameran Seni Rupa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (23 Februari1987) sebagai sarana seni

rupa. akhirnya setelah diperjuangkan secara intensif sejak tahun 1995,

pendirian Galeri Seni Nasionnal Indonesia terealisasi pada tanggal 8

Mei 1998 di Jakarta dan setahun kemudian diresmikan secara formal

fungsionalisasinya.

Galeri Nasional Indonesia selain mengoleksi karya seni rupa yang

merupakan ekspresi budaya modern, seperti lukisan, sketsa, grafis,

patung dan fotografi juga megoleksi karya seni kriya dan seni etnik

yang memiliki nilai estetika tertentu seperti, keramik, batik dan wayang.

b. Fungsi dan Fasilitas

Melaksanakan pengumpulan, pendokumentasian, pendaftaran,

penelitian, pemeliharaan, perawatan, pengamanan, penyajian,

penyebaran informasi dan bimbingan edukatif tentang karya seni rupa.

Gambar di bawah ini merupakan salah satu fungsi edukatif yaitu

pelayanan publik bagi pelajar.

Gambar II.3. Pelayanan Publik Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Page 37: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Galeri Nasional Indonesia ini memiliki fasilitas yang memadai

untuk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai

lembaga yang mengoleksi karya seni rupa, pameran dan seminar

maupun pelatihan seni rupa dalam kapasitasnya sebagai institusi resmi

pemerintah Indonesia terhadap pelstarian nilainilai budaya, khususnya

karya seni.

Fasilitas yang dimiliki oleh Galeri Nasional Indonesia yaitu:

1. Galeri Nasional memiliki 4 gedung pameran

2. Galeri Nasional memiliki fasilitas ruang seminar (serba guna)

untuk mendukung kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni

rupa. Ruamg pamer ini dilengkapai dengan pendingin ruangan

(AC), agar suasana seminar atau diskusi terasa nyaman.

3. Ruang Restorasi

Ruang restorasi merupakan ruangan yang digunakan untuk

melakukan perbaikan, pemeliharaan ataupun perawatan benda-

benda galeri yang mengalami kerusakan. Pada galeri ini terutama

dikhususkan pada karya seni berupa lukisan.

4. Ruang Penyimpanan Karya

Merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan

karya karya yang tidak ataupun yang belum di pamerkan.

c. Analisis Eksterior

Berkaitan erat dengan profil yang disebutkan serta gambar tampilan

luar bangunan, jelas terlihat bangunan ini merupakan peninggalan belanda.

Hal ini dapat dilihat dari:

1. Bentuk atap dengan sudut yang curam sehingga atap menjadi tinggi.

2. Terdapat banyak bukaan berupa jendela untuk irkulasi udara alami

3. Serta bentuk canopi jendela berupa setengah lingkaran khas

peninggalan Belanda.

Dengan fasad bangunan klasik tersebut, terdapat kesinambungan

antara fungsi bangunan sebagai Galeri Nasional yang menyimpan beragam

benda hasil kebudayaan Indonesia seperti batik, wayang, keramik dan

Page 38: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

kebudayaan modern seni rupa, lukisan, sketsa, patung dan fotografi dengan

fasad berupa bangunan kolonial yaitu dahulu dan sekarang.bangunan

dahulunya adalah asrama wanita di bangun pada masa pemerintahan

kolonial belanda dan tetap berdiri sampai saat ini. Tentu saja banguanan

ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan sangat cocok dengan

fungsi barunya saat ini yaitu sebagai Museum Nasional yang menampung

bendabenda bernilai tinggi, nilai benda-benda kuno berbau kebudayaan

hingga bendabenda modern.

d. Analisi Interior

Warna, tekstur dan pola suatu permukaan bidang akan mempengaruhi

persepsi kita terhadap bobot visual, skala dan proporsinya. Tinggi sebuah

bidang sangat relatif terhadap tinggi tubuh kita dan tinggi mata kita, itu

merupakan faktor penting yang mempengaruhi kemampuan bidang untuk

menggambarkan ruang secara visual.

Bentuk, warna, tekstur dan dan pola bidang langit-langit dapat di

manipulasi untuk meningkatkan kualitas pencahayaan atau suara di dalam

ruangan ataupun memberikan kualitas atau orientasi yang terarah.seperti

Gambar II.4. Interior Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

kebudayaan modern seni rupa, lukisan, sketsa, patung dan fotografi dengan

fasad berupa bangunan kolonial yaitu dahulu dan sekarang.bangunan

dahulunya adalah asrama wanita di bangun pada masa pemerintahan

kolonial belanda dan tetap berdiri sampai saat ini. Tentu saja banguanan

ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan sangat cocok dengan

fungsi barunya saat ini yaitu sebagai Museum Nasional yang menampung

bendabenda bernilai tinggi, nilai benda-benda kuno berbau kebudayaan

hingga bendabenda modern.

d. Analisi Interior

Warna, tekstur dan pola suatu permukaan bidang akan mempengaruhi

persepsi kita terhadap bobot visual, skala dan proporsinya. Tinggi sebuah

bidang sangat relatif terhadap tinggi tubuh kita dan tinggi mata kita, itu

merupakan faktor penting yang mempengaruhi kemampuan bidang untuk

menggambarkan ruang secara visual.

Bentuk, warna, tekstur dan dan pola bidang langit-langit dapat di

manipulasi untuk meningkatkan kualitas pencahayaan atau suara di dalam

ruangan ataupun memberikan kualitas atau orientasi yang terarah.seperti

Gambar II.4. Interior Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

kebudayaan modern seni rupa, lukisan, sketsa, patung dan fotografi dengan

fasad berupa bangunan kolonial yaitu dahulu dan sekarang.bangunan

dahulunya adalah asrama wanita di bangun pada masa pemerintahan

kolonial belanda dan tetap berdiri sampai saat ini. Tentu saja banguanan

ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan sangat cocok dengan

fungsi barunya saat ini yaitu sebagai Museum Nasional yang menampung

bendabenda bernilai tinggi, nilai benda-benda kuno berbau kebudayaan

hingga bendabenda modern.

d. Analisi Interior

Warna, tekstur dan pola suatu permukaan bidang akan mempengaruhi

persepsi kita terhadap bobot visual, skala dan proporsinya. Tinggi sebuah

bidang sangat relatif terhadap tinggi tubuh kita dan tinggi mata kita, itu

merupakan faktor penting yang mempengaruhi kemampuan bidang untuk

menggambarkan ruang secara visual.

Bentuk, warna, tekstur dan dan pola bidang langit-langit dapat di

manipulasi untuk meningkatkan kualitas pencahayaan atau suara di dalam

ruangan ataupun memberikan kualitas atau orientasi yang terarah.seperti

Gambar II.4. Interior Galeri Nasional(sumber : www.google.com, 21 desember 2015)

Page 39: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

terlihat pada gambar bidang atap ( langit-langit) sengaja di turunkan

dengan member pembatas berupa kaca dengan maksud agar suasana lebih

intim dan memaksimalkan unsure pencahayaan.

Bidang-bidang horizontal membentuk daerah ruang dimana batas-

batas vertikalnya tersirat ketimbang tersurat. Bentuk-bentuk vertikal lebih

banyak mengambil perhatian didalam bidang pandang kita di bandingkan

bidang-bidang

horisontal, sehingga lebih membantu dalam menetapkan volume ruang

yang berbeda dan memberikan kesan tertutup serta bersifat pribadi untuk

benda yang berada di dalamnya. Disamping itu, bentuk vertikal berlaku

sebagai pemisah suatu ruang dengan ruang lain dan membentuk pembatas

umum antara ruang interior dengan lingkungan eksterior. Unsur-unsur

vertikal suatu bentuk memegang peranan penting dalam konstruksi bentuk

dan ruang arsitektur.

Struktur organisasi Galeri Nasional Indonesia:

KEPALA

Seksi Dokumentasi,Pameran Dan Publikasi

Sub Bagian TataUsaha

Sub Seksi RegistrasiDan Dokumentasi

Sub Seksi Pameran

Sub Seksi KerjaSama Dan Publikasi

Kelompok JabatanFungsional

Page 40: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2. Museum Fatahillah

Gambar II.5. Museum Fatahillah( Sumber : www.google. com , 21 desember 2015 )

Sejarah Museum Fatahillah

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah

Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di

Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300

meter persegi. Gedung ini dahulu adalah sebuah Balai Kota Batavia

(bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-

1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu

menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama

dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang

digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah

tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung

ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah. Arsitektur

bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik dengan tiga lantai

dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna

hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.

Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan

dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.

Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain

perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan

Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari

2. Museum Fatahillah

Gambar II.5. Museum Fatahillah( Sumber : www.google. com , 21 desember 2015 )

Sejarah Museum Fatahillah

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah

Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di

Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300

meter persegi. Gedung ini dahulu adalah sebuah Balai Kota Batavia

(bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-

1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu

menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama

dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang

digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah

tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung

ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah. Arsitektur

bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik dengan tiga lantai

dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna

hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.

Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan

dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.

Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain

perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan

Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari

2. Museum Fatahillah

Gambar II.5. Museum Fatahillah( Sumber : www.google. com , 21 desember 2015 )

Sejarah Museum Fatahillah

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah

Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di

Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300

meter persegi. Gedung ini dahulu adalah sebuah Balai Kota Batavia

(bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-

1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu

menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama

dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang

digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah

tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung

ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah. Arsitektur

bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik dengan tiga lantai

dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna

hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.

Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan

dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.

Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain

perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan

Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari

Page 41: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

abad ke-17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa,

Republik Rakyat Tiongkok, dan Indonesia. Juga ada keramik, gerabah,

dan batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti

Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang

Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang Batavia. Terdapat juga

berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak.

Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes (menurut mitologi

Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum

pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si

Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Selain itu, di Museum

Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat

digunakan pada zaman penjajahan Belanda.

F. TINJAUAN TERHADAP DED, RKS DAN RAB

1. Tinjauan terhadap Detail Engineering Drawing (DED)

Sama halnya dengan RKS dan RAB, Penyusunan DED dalam

pembangunan sangatlah penting. Sebutan untuk DED di lapangan lebih

dikenal dengan nama BESTEK.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar bestek memiliki definisi

sebagai berikut : Gambar ialah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan,

dsb.) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada lembaran kertas.

Bestek ialah rencana pembuatan bangunan (gedung dsb.) dengan segala

perinciannya (gambar, biaya).

Jadi, gambar bestek ialah bentuk rencana pembuatan suatu bangunan yang

di buat di lembaran kertas sebagai acuan perencanaan bangunan.

Bestek (Gambar Kerja) ialah uraian yang jelas-jelasnya tentang

pelaksanaan bangunan yaitu terdiri dari :

a. Keterangan tentang bangunan

b. Keterangan tentang melaksanakan bagian bangunan tersebut

Gambar bestek terdiri dari :

a. Site plan

b. Denah

Page 42: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

c. Tampak empat arah

d. Potongan melintang dan membujur

e. Rencana pondasi, sloef dan kolom

f. Rencana perletakan kusen

g. Rencana balok dan ringbalk

h. Rencana kap dan atap

i. Rencana lantai

j. Rencana plafond

k. Rencana instalasi listrik

l. Rencana instalasi sanitasi.

m. Rencana plat lantai

n. Detail-detail

2. Tinjauan terhadap Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

RKS adalah pedoman penting dalam melaksanakan suatu proyek di

samping gambar. Sehingga penting untuk direview dan dipahami seawal

mungkin untuk kelancaran pelaksanaan proyek.

RKS adalah bagian dari dokumen kontrak disamping ketentuan kontrak,

gambar, dan dokumen lainnya. Sehingga RKS adalah salah satu pedoman

penting dalam melaksanakan proyek. Umumnya isi dari RKS terdiri dari tiga

bagian, yaitu Umum, Administrasi, dan Teknis. Namun ada pula yang

menambahkan dengan bagian Keterangan dan Syarat Pelaksanaan. Berikut

penjelasannya :

1. Keterangan.

Memuat tentang pejelasan mengenai pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemberi

tugas, konsultan, perencana, konsultan pengawas, dan penyedia jasa.

Termasuk hak dan kewajiban dari setiap pihak tersebut. Disebukan pula

lampiran-lampiran yang disertakan, dengan menyebutkan macam-macam

gambar dan jumlah selengkapnya.

Page 43: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2. Penjelasan umum berupa :

a) Jenis pekerjaan, informasi tentang jenis pekerjaan yang akan dikerjakan,

b) Peraturan-peraturan atau code yang akan digunakan, penjelasan mengenai

berita acara penjelasan pekerjaan dan keputusan akhir yang akan

digunakan,

c) Status dan batas-batas lokasi pekerjaan beserta patok duga yang

digunakan.

3. Syarat teknis adalah rincian syarat teknis setiap bagian pekerjaan yang

akan dilaksanakan dimulai pekerjaan persiapan sampai dengan finishing.

4. Syarat pelaksanaan berupa penjelasan lengkap atas :

a) Rencana Pelaksanaan Pekerjaan , misalnya pembuatan Time Schedule,

Perlengkapan kantor, Perlengkapan di lapangan sesuai dengan Peraturan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

b) Persyaratan dan Pemeriksaan bahan yang akan digunakan, baik secara

visual maupun laboratorium beserta jumlah sample yg harus di uji.

c) Rencana Pengaturan Pelaksanaan ditempat pekerjaan, misalnya letak dan

besar kantor proyek dan direksi, system aliran material di lokasi pekerjaan,

letak peralatan konstruksi, lokasi barak pekerja, bengkel kerja, dan tempat-

tempat penyimpanan material beserta sistemnya.

5. Syarat administrasi yaitu penjelasan tentang tata cara proses administrasi

yang harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan. Dalam peraturan

administrasi dibedakan pula antara peraturan administrasi keuangan dan

teknis. Administrasi keuangan mencakup hal-hal sebagai berikut : Harga

penawaran termasuk didalamnya biaya pelelangan, ketentuan apabila

terjadi Pekerjaan tambah kurang, persyaratan yang harus dipenuhi dari

setiap jenis jaminan yang digunakan (Tender bond, performance bond),

ketentuan denda yang disebabkan karena keterlambatan, kelalaian

pekerjaan, pemutusan kontrak dan pengaturan pembayaran kepada

Kontraktor, resiko akibat kenaikan harga upah dan bahan. Administrasi

Page 44: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Teknis memuat hal-hal sebagai berikut: ketentuan apabila terjadi

perselisihan beserta cara-cara penyelesaiannya, syarat-syarat penawaran,

tata cara pelelangan, kelengkapan surat penawaran, ketentuan

penyampaian dokumen penawaran dan sampul penawaran, syarat peserta

lelang dan sangsi apabila terjadi pelanggaran dan lain hal. Hal lain yang

dijelaskan adalah peraturan penyelenggaraan, misalnya pembuatan laporan

kemajuan pekerjaan (progress), penyerahan pekerjaan dan pembuatan

schedule.

RKS harus dibuat lengkap dan rinci yang dibuat oleh konsultan untuk

bahan review oleh kontraktor. RKS harus memperhatikan lingkup

pekerjaan dan tingkat kesulitan pekerjaan. Syarat material harus

memperhatikan ketersediaan material tersebut di pasaran. Review RKS

sangat penting. Banyak kejadian dimana RKS tidak applicable terhadap

kondisi aktual di lapangan. Semua pihak, wajib melakukan review RKS

demi pelaksanaan proyek yang baik dan lancar.

RKS tidak perlu dibuat dalam kalimat panjang. Cukup berupa pointer.

Akan lebih baik bila dibuat summary pada tiap item pekerjaan. Hal ini

karena seringkali pada saat lelang, tidak diberikan waktu yang cukup bagi

kontraktor untuk melakukan review. Adanya summary penting berupa

kalimat pointer atau schedule akan sangat membantu proses review.

3. Tinjauan terhadap Rencana Anggaran Biaya ( RAB )

Upaya yang tepat untuk melaksanakan seluruh kegiatan dalam

perusahaan adalah menyusun suatu sistem perencanaan. Dengan adanya

koordinasi dan pengawasan yang memadai bagi perusahaan, diharapkan

perusahaan dapat menyusun perencanaan dengan lebih baik, dapat

mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan serta dapat

mengawasi seluruh pelaksanaan kegiatan didalam perusahaan yang

bersangkutan.

Anggaran dalam suatu perusahaan merupakan suatu alat yang penting

bagi manajemen, walaupun anggaran itu hanya merupakan salah satu dari

Page 45: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

sistem perencanaan dan pengawasan yang lebih jelas. Selain itu anggaran

merupakan fungsi yang memegang peranan yang sangat penting karena

merupakan dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi yang lainnya.

Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan

proyek konstruksi, karena kita dapat mengetahui berapa investasi yang

akan diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya

proyek yang akan digunakan. Misalnya tenaga kerja, material, peralatan

dan waktu pelakasanaan.

Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan

jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada

informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto_National

Estimating Society – USA). berdasarkan definisi tersebut, maka perkiraan

biaya mempunyai pengertian sebagai berikut :

a. Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan

perkiraan atas hal –hal yang akan terjadi selanjutnya.

b. Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah ada

yang digunakan sebagai informasi yang penting.

Agar suatu estimasi/perkiraan mendekati suatu kebenaran, diperlukan

pengetahuan teknik dan berbagai pengetahun kerekayasaan konstruksi,

rekayasa manajemen konstruksi, sebagaimana dalam definisi yang

dikemukakan oleh AACE ( The American Association of Cost Engineer)

yang mengatakan bahwa : “Cost Engneering adalah area dari kegiatan

engineering di mana pengalaman dan pertimbangan engineering dipakai

untuk pada aplikasi-aplikasi prisnsip- prinsip teknik dan ilmu pengetahuan

di dalam masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya “

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi estimasi

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi

menjadi mahal ataupun menjadi murah dalam suatu pekerjaan antara lain :

1) Produktivitas tenaga kerja, produktivitas adalah volume pekerjaan yang

dapat dihasilkan oleh seorang atau kelompok pekerja dalam satuan

waktu, makin besar produktivitas, maka makin cepat pekerjaan tersebut

di selesaikan, yang berarti makin cepat pekerjaan diselesaikan. Hal ini

Page 46: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

tidak hanya berkaitan dengan jumlah upah yang dibayarkan, namun

juga perlu analisis yang lebih mendalam karena dengan produtivitas,

makin besar harga satuan, upah tenaga kerja juga makin mahal.

2) Ketersediaan material atau sumber daya proyek. Makin langka material

dipasaran, maka makin mahal harga yang di tawarkan. ataupun jika

diperlukan, waktu pemesanan yang lebih lama dengan biaya yang akan

di bebankan kepada konsumen.

3) Pasar Finansial, nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga

kerja maupun sumber daya proyek yang lain.

4) Cuaca pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan dikerjakan

dalam waktu yang relatif lama akan sangat mempengaruhi biaya suatu

pekerjaan. Misal pekerjaan beton yang dilaksanakan pada musim hujan

akan menambah biaya pembelian bahan pelindung beton setelah

pengecoran.

5) Masalah konstruksibilitas kesulitan ataupun menggunakan metode yang

belum pernah di laksanakan, maka faktor resiko akan menjadi lebih

tinggi sehingga biaya akan makin mahal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi estimasi biaya tersebut di

perhitungkan dalam penyusunan rencana anggaran biaya sebagai

komponen resiko, komponen kontingensi, juga dimungkinkan disisipkan

dalam harga material serta harga upah disebut.

b. Istilas atau sebutan estimasi

Pada proyek konstruksi, estimasi biaya selain di buat oleh masing-

masing pelaku jasa konstruksi, sesuai dengan tahapan proyek konstruksi

tersebut juga dibuat oleh owner sebagai dasar memperkirakan harga

proyek konstruksi terutama pada tahap pelaksanaan sehingga dalam

prakteknya terdapat beberapa istilah estimasi yang didasarkan pada

pembuat estimasi tersebut

1) Estimasi yang dibuat oleh Pemilik yang lebih pada umumnya disebut

Owner Estimate (OE) digunakan oleh pemilik sebagai patokan biaya

untuk menentukan kelanjutan investasi, patokan atau pembanding

dengan harga penawaran, analisa harga satuan yang akan diajukan

Page 47: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

oleh kontraktor dan untuk patokan atau pembanding dengan analisa

harga satuan serta RAB yang dibuat oleh konsultan perencana.

Estimasi yang dibuat oleh Konsultan, Kelayakan digunakan untuk

memperkirakan harga konstruksi sebagai suatu investasi (biaya yang

dikeluarkan antara lain biaya pembangunan gedungnya, pembebasan

tanah, pengadaan peralatan utama) dan selanjutnya akan dihitung

dengan teori-teori perhitungan ekonomi investasi bahwa proyek

konstruksi tersebut layak untuk dibangun.

2) Estimasi yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang pada umumnya

disebut dengan Engineer Estimate (EE), adalah rencana anggaran

biaya (RAB) merupakan hasil kerja konsultan selain gambar rencana

dan spesifikasi. RAB ini dibuat berdasarkan hasil survey lapangan,

berkaitan dengan kriteria desain dan metode pelaksanaan yang akan

digunakan oleh kontraktor untuk pelaksanaan. Perkiraan biaya

(RAB) ini merupakan dokumen pemilik (rahasia) yang selanjutnya

sebagai pembanding harga yang akan ditawarkan oleh kontraktor

pada saat lelang.

3) Estimasi yang dibuat oleh Kontraktor yang pada umumnya disebut

dengan Contractor Estimate (CE), atau Bid Price, digunakan

kontraktor untuk mengajukan penawaran kepada pemilik, dengan

keuntungan yang cukup memadai bagi kontraktor.

Apabila kontraktor mendapatkan pekerjaan tersebut, maka selanjutnya

kontraktor akan membuat perkiraan biaya untuk pelaksanaan, juga

membuat perkiraan biaya kemajuan pekerjaan.

Page 48: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Tabel. II. 1. Hubungan antara tahapan dan pihak yang terlibat dalam proyek

dan istilah estimasi

Tahap Proyek

Konstruksi

Pembuat

perkiraan biayaIstilah Estimasi Singkatan

Tahap kebutuhan Pemilik Estimasi Pemilik (

Owner Estimate )

OE

Tahap studi

Kelayakan

Konsultan Studi

Kelayakan

Estimasi Kelayakan

Tahap perencanaan Konsultan

Perencana

Estimasi Perencana

(Engineering

Estimate)

EE

Tahap Pelaksanaan Kontraktor Estmasi

Penawaran (bid

Price)

Estmasi

Pelaksanaan

Estimasi

Kemajuan

Pekerjaan

CE

Sumber : Mata Kuliah Rencana Anggaran Biaya

Page 49: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

BAB III

TINJAUAN LOKASI

A. TINJAUAN UMUM KOTA KENDARI

Gambar III. 1 : Peta Kota Kendari

(Sumber : http://www.kendari.go.id/)

1. Kondisi Wilayah dan Topografi

Kota Kendari memiliki luas ± 295,89 km² atau 0,70 persen dari luas

daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan dataran yang berbukit dan

dilewati oleh sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga

teluk ini kaya akan hasil lautnya.

Topografi

Dilihat dari bentang alamnya, Kota Kendari merupakan perpaduan antara

daerah perbukitan, datar dan pesisir pantai, dengan ketinggian antara 0 –

472 meter di atas permukaan laut (dpl). Pegunungan Nipa-Nipa dengan

kemiringan lebih dari 40 % dan ketinggian tertinggi 472 mdpl, serta Teluk

Kendari sebagai kawasan pesisir dengan kemiringan 0 – 3 %, memberikan

ciri yang menonjol bagi wilayah Kota Kendari. Berdasarkan factor

BAB III

TINJAUAN LOKASI

A. TINJAUAN UMUM KOTA KENDARI

Gambar III. 1 : Peta Kota Kendari

(Sumber : http://www.kendari.go.id/)

1. Kondisi Wilayah dan Topografi

Kota Kendari memiliki luas ± 295,89 km² atau 0,70 persen dari luas

daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan dataran yang berbukit dan

dilewati oleh sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga

teluk ini kaya akan hasil lautnya.

Topografi

Dilihat dari bentang alamnya, Kota Kendari merupakan perpaduan antara

daerah perbukitan, datar dan pesisir pantai, dengan ketinggian antara 0 –

472 meter di atas permukaan laut (dpl). Pegunungan Nipa-Nipa dengan

kemiringan lebih dari 40 % dan ketinggian tertinggi 472 mdpl, serta Teluk

Kendari sebagai kawasan pesisir dengan kemiringan 0 – 3 %, memberikan

ciri yang menonjol bagi wilayah Kota Kendari. Berdasarkan factor

BAB III

TINJAUAN LOKASI

A. TINJAUAN UMUM KOTA KENDARI

Gambar III. 1 : Peta Kota Kendari

(Sumber : http://www.kendari.go.id/)

1. Kondisi Wilayah dan Topografi

Kota Kendari memiliki luas ± 295,89 km² atau 0,70 persen dari luas

daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan dataran yang berbukit dan

dilewati oleh sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga

teluk ini kaya akan hasil lautnya.

Topografi

Dilihat dari bentang alamnya, Kota Kendari merupakan perpaduan antara

daerah perbukitan, datar dan pesisir pantai, dengan ketinggian antara 0 –

472 meter di atas permukaan laut (dpl). Pegunungan Nipa-Nipa dengan

kemiringan lebih dari 40 % dan ketinggian tertinggi 472 mdpl, serta Teluk

Kendari sebagai kawasan pesisir dengan kemiringan 0 – 3 %, memberikan

ciri yang menonjol bagi wilayah Kota Kendari. Berdasarkan factor

Page 50: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

kemiringan lahan, wilayah Kota Kendari terbagi atas klasifikasi

kemiringan:

Luas

Total genangan ini mencapai 1.509,9 ha, tersebar pada 15 kelurahan,

dengan ketinggian rata-rata > 7 m. Daerah genangan ini terjadi karena

saluran drainase yang belum baik, adanya penumpukan sampah,

sedimentasi serta akibat air hujan yang tergenang di beberapa lokasi dan

bersifat sesaat.

2. Letak Geografis

Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah

daratannya sebagian besar terdapat di daratan, mengelilingi Teluk Kendari

dan terdapat satu pulau, yaitu Pulau Bungkutoko, secara geografis terletak

di bagian selatan garis khatulistiwa, berada di antara 3º54’30” - 4º3’11”

Lintang Selatan dan 122º23’ - 122º39’ Bujur Timur. Wilayah Kota

Kendari berbatasan dengan:

a) Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe

b) Sebelah Timur : Laut Kendari

c) Sebelah Selatan : Kecamatan Moramo dan Kecamatan

Konda, Kabupaten Konawe Selatan

d) Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten

Konawe Selatan dan Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe

Pembagian wilayah administrasi Kota Kendari berikut luasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 51: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Tabel III.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Kendari

KecamatanJumlah

Kelurahan

Luas wilayah

(Km2) (%) terhadap total

Abeli 13 49,61 16,77

Baruga 4 49,58 16,76

Poasia 4 43,52 14,71

Puuwatu 6 42,71 14,43

Mandonga 6 23,36 7,89

Kambu 4 23,13 7,82

Kendari Barat 9 22,98 7,77

Kendari 9 19,55 6,61

Wua-Wua 4 12,35 4,17

Kadia 5 9,10 3,08

Jumlah 64 295,89 100

(Sumber :kota Kendari dalam angka Tahun 2014)

3. Wilayah Administrasi

Kota Kendari terdiri dari 10 kecamatan dan 64 kelurahan, yaitu:

1. Kecamatan Abeli, ibukotanya Abeli, terdiri dari 13 kelurahan.

2. Kecamatan Baruga, ibukotanya Baruga, terdiri dari 4 kelurahan.

3. Kecamatan Kendari, ibukotanya Kandai, terdiri dari 9 kelurahan.

4. Kecamatan Kendari Barat, ibukotanya Benu-Benua, terdiri dari 9

kelurahan.

5. Kecamatan Mandonga, ibukotanya Mandonga, terdiri dari 6 kelurahan.

6. Kecamatan Poasia, ibukotanya Andounohu, terdiri dari 4 kelurahan.

Page 52: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

7. Kecamatan Kadia, ibukotanya Kadia, terdiri dari 5 kelurahan.

8. Kecamatan Wua-Wua, ibukotanya Wua-Wua, terdiri dari 4 kelurahan.

9. Kecamatan Kambu, ibukotanya Kambu, terdiri dari 4 kelurahan.

10. Kecamatan Puwatu, ibukotanya Puwatu, terdiri dari 6 kelurahan.

4. Keadaan Iklim

Di kota Kendari Keadaan iklim dipengaruhi oleh keadaan suhu

(temperatur), musim dan curah hujan.

a) Musim

Kota Kendari memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan November sampai bulan

Maret. Musim kemarau terjadi pada bulan Agustus sampai bulan

Oktober. Dan sekitar bulan April dikenal sebagai musim pancaroba atau

peralihan antara musim hujan dan musim kemarau.

b) Keadaan suhu

Kendari adalah daerah yang bersuhu tropis dengan suhu udara

maksimum 32,83 °C dan minimum 19,58 °C atau dengan suhu rata-

ratanya 26,20 °C. Tekanan udara rata-rata 1.010,5 millibar dengan

kelembaban udara rata-rata 87,67 %. Kecepatan angin di kota Kendari

selama tahun 2005 mencapai 12,75 m/detik .

c) Curah hujan

Data curah hujan yang ada, menunjukkan banyaknya curah hujan rata-

rata berkisar antara 2,504 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 175

hari per tahun dan curah hujan tertinggi sekitar pada bulan Juni.

5. Rencana Tata Ruang

Rencana struktur tata ruang pada dasarnya merupakan arahan tata

jenjang fungsi-fungsi pelayanan didalam kota yang merupakan rumusan

kebijaksanaan tentang pusat-pusat kegiatan fungsional kota berdasarkan

jenis, intensitas, kapasitas dan lokasi pelayanannya. Jenjang kegiatan

tersebut secara keseluruhan disusun sesuai dengan fungsi kota yang telah

dirinci dalam skala pelayanan kota, regional, nasional dan internasional.

Page 53: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Konsep Dasar Pengembangan Kota Kendari yang sudah dirumuskan,

secara keseluruhan merupakan arahan bagi penyusunan struktur pelayanan

kegiatan kota dan konsep tersebut telah disusun dengan

mempertimbangkan aspek-aspek:

a) Potensi lokasi dalam menampung kegiatan-kegiatan fungsional

berdasarkan jenis kegiatan dan skalanya.

b) Keterkaitan antar jenjang kegiatan-kegiatan fungsional.

c) Sifat fleksibilitas kegiatan fungsional perkotaan bersangkutan.

Adapun pengelompokan kegiatan-kegiatan fungsional tersebut

disesuaikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh

seperti kegiatan fungsional yang ada, aksesibilitas, ketersediaan lahan,

sebaran dan jarak antar pusat-pusat kegiatan fungsional skala pelayanan

kegiatan, pola pemanfaatan ruang yang ada dan kecenderungan

perkembangannya dan sebaran dari pusat-pusat kegiatan yang

direncanakan.Berdasarkan semua hal tersebut, maka perincian kegiatan-

kegiatan fungsional perkotaan pada masing-masing Bagian Wilayah Kota

(BWK) selain telah mempunyai fungsi yang dominan juga setiap BWK

tersebut telah diupayakan merupakan satu kesatuan fungsional dan

mempunyai karakteristik tertentu yang mendukung pembangunan Kota

Kendari, baik di bidang ekonomi, sosial, fisik maupun lingkungan.

Page 54: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Gambar III. 2 : Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Kendari

(Sumber : Balai Pusat Statistik Kota Kendari)

Pada gambar di atas terlihat beberapa lokasi yang menjadi rencana

penempatan beberapa bangunan infrastruktur. Seperti yang ditunjukkan

pada Pulau Bungkutoko bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan

pelabuhan baik itu pelabuhan kontainer maupun rencana pelabuhan rakyat.

Kemudian rencana pembangunan kawasan industri di Kecamatan Abeli,

Rumah Sakit di Kecamatan Baruga, dan rencana kawasan pendidikan di

Kecamatan Kambu. Fungsi dari pola pemanfaatan ruang tersebut untuk

lebih menata bangunan dan lingkungan di Kota Kendari.

Selain menunjukkan pola-pola untuk beberapa kawasan juga terlihat

jelas pola jalan di Kota Kendari dimana di Kota Kendari terdapat beberapa

jalan arteri primer,arteri sekunder,kolektor primer,kolektor sekunder,dan

jalan local atau jalan permukiman. Selain itu jg digambarkan pola rencana

Jalan lingkaran kota Kendari.

Gambar III. 2 : Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Kendari

(Sumber : Balai Pusat Statistik Kota Kendari)

Pada gambar di atas terlihat beberapa lokasi yang menjadi rencana

penempatan beberapa bangunan infrastruktur. Seperti yang ditunjukkan

pada Pulau Bungkutoko bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan

pelabuhan baik itu pelabuhan kontainer maupun rencana pelabuhan rakyat.

Kemudian rencana pembangunan kawasan industri di Kecamatan Abeli,

Rumah Sakit di Kecamatan Baruga, dan rencana kawasan pendidikan di

Kecamatan Kambu. Fungsi dari pola pemanfaatan ruang tersebut untuk

lebih menata bangunan dan lingkungan di Kota Kendari.

Selain menunjukkan pola-pola untuk beberapa kawasan juga terlihat

jelas pola jalan di Kota Kendari dimana di Kota Kendari terdapat beberapa

jalan arteri primer,arteri sekunder,kolektor primer,kolektor sekunder,dan

jalan local atau jalan permukiman. Selain itu jg digambarkan pola rencana

Jalan lingkaran kota Kendari.

Gambar III. 2 : Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Kendari

(Sumber : Balai Pusat Statistik Kota Kendari)

Pada gambar di atas terlihat beberapa lokasi yang menjadi rencana

penempatan beberapa bangunan infrastruktur. Seperti yang ditunjukkan

pada Pulau Bungkutoko bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan

pelabuhan baik itu pelabuhan kontainer maupun rencana pelabuhan rakyat.

Kemudian rencana pembangunan kawasan industri di Kecamatan Abeli,

Rumah Sakit di Kecamatan Baruga, dan rencana kawasan pendidikan di

Kecamatan Kambu. Fungsi dari pola pemanfaatan ruang tersebut untuk

lebih menata bangunan dan lingkungan di Kota Kendari.

Selain menunjukkan pola-pola untuk beberapa kawasan juga terlihat

jelas pola jalan di Kota Kendari dimana di Kota Kendari terdapat beberapa

jalan arteri primer,arteri sekunder,kolektor primer,kolektor sekunder,dan

jalan local atau jalan permukiman. Selain itu jg digambarkan pola rencana

Jalan lingkaran kota Kendari.

Page 55: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

6. Keadaan Penduduk Kota Kendari

Jumlah penduduk Kota Kendari berdasarkan data terakhir (Sensus

Penduduk 2014) adalah 289.966 jiwa. Jika dibandingkan dengan hasil

Survei Penduduk Antarsensus (Supas) tahun 2005 dan Sensus Penduduk

tahun 2000 yang masing-masing berjumlah 226.056 jiwa dan 205.240

jiwa, maka dapat dilihat bahwa selama 10 tahun penduduk Kota Kendari

bertambah 84.726 jiwa.

Penduduk tersebut tersebar dengan tidak merata.Pada tahun 2010,

sebanyak 14,80 % penduduk Kota Kendari tinggal di wilayah Kendari

Barat, 6,68 % tinggal di Kecamatan Baruga dan selebihnya tersebar pada 8

kecamatan dengan persebaran yang bervariasi. Berdasarkan tingkat

kepadatan penduduk, Kecamatan Kadia merupakan kecamatan dengan

kepadatan penduduk paling tinggi yaitu sebesar 4.313 jiwa per km2

sedangkan Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk

paling rendah yaitu sebesar 391 jiwa per km2. Berdasarkan laju

pertumbuhan penduduk selama periode tahun 2000 s/d tahun 2010, untuk

laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, Wua-Wua merupakan

kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu sebesar

8,23% per tahun. Selanjutnya Kendari Barat merupakan kecamatan dengan

laju pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu sebesar 1,02% per tahun.

Secara umum, laju pertumbuhan penduduk Kota Kendari sebesar 3,54%

per tahun.

Dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari terdapat lebih

banyak penduduk laki-laki dari pada perempuan. Rasio jenis kelamin

penduduk Kota Kendari sebesar 101,98 atau dengan kata lain terdapat 102

penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan.

Tahun, memperlihatkan jumlah penduduk Kota Kendari pada tahun

2015 sebesar 340.345 jiwa dimana jumlah penduduk terbanyak akan

Page 56: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

berada di Kecamatan Kadia dengan laju pertumbuhan sebesar 4,72 %.

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kota Kendari menggunakan rumus

Geometrik Pn=P0(1+r)n.

No. Kecamatan

Prediksi jumlah penduduk hingga 10 tahun mendatang (jiwa)

Tahun

2008

Tahun

2009

Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

Tahun

2015

Tahun

2016

1 Kendari 22.807 23.028 23.252 23.477 23.705 23.935 24.167 24,401 24,638

2 Kendari Barat 39.724 40.109 40.498 40.891 41.288 41.688 42.093 42,501 42,913

3 Mandonga 33.714 34.041 34.372 34.705 35.042 35.382 35.725 36,071 36,421

4 Puwatu 21.285 21.491 21.699 21.91 22.122 22.337 22.554 22,773 22,993

5 Baruga 11.254 11.363 11.474 11.585 11.697 11.811 11.925 12,041 12,158

6 Kadia 29.135 29.417 29.703 29.991 30.282 30.575 30.872 31,171 31,474

7 Wua-Wua 18.729 18.91 19.094 19.279 19.466 19.655 19.845 20,038 20,232

8 Poasia 21.07 21.275 21.481 21.69 21.9 22.112 22.327 22,543 22,762

9 Kambu 16.629 16.79 16.953 17.117 17.283 17.451 17.62 17,791 17,964

10 Abeli 19.24 19.427 19.615 19.806 19.998 20.192 20.387 20,585 20,785

Jumlah 233.587 235.852 238.14 240.45 242.782 245.137 247.515 249,916 252,340

Tabel III.2 : Prediksi Jumlah PendudukSumber : BPS Kota Kendari , 2008

B. TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN

1. Data Eksisting Lokasi Tapak Galeri Seni Lukis

Lokasi yang akan menjadi rencana tempat pembangunan Galeri Seni

Lukis adalah di daerah Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi

Tenggara, tepatnya terletak di jln poros Di Panjaitan, dengan luas areal

tapak ±9000 M2.

Page 57: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Gambar III. 3 : Lokasi Tapak(sumber:google earth)

Gambar III. 4 : Lokasi Tapak yang di pilih(sumber:google earth)

Jln. DIPanjaitan danKantor BLKI

Panti sosial tuna wicaraLahan kosong

Polresta kendari

U

Gambar III. 3 : Lokasi Tapak(sumber:google earth)

Gambar III. 4 : Lokasi Tapak yang di pilih(sumber:google earth)

Jln. DIPanjaitan danKantor BLKI

Panti sosial tuna wicaraLahan kosong

Polresta kendari

U

Gambar III. 3 : Lokasi Tapak(sumber:google earth)

Gambar III. 4 : Lokasi Tapak yang di pilih(sumber:google earth)

Jln. DIPanjaitan danKantor BLKI

Panti sosial tuna wicaraLahan kosong

Polresta kendari

U

Page 58: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Lokasi tapak memiliki batasan sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Panti Sosial

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Polresta Kendari

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Jln, DI PANJAITAN dan Kantor BLKI

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Lahan Kosong

2. Wilayah Administratif Kecamatan Baruga

Pembagian wilayah di daerah Kecamatan Baruga, Kota Kendari :

a) Kelurahan Baruga

b) Kelurahan Lepo Lepo

c) Kelurahan Watubangga

d) Kelurahan Wundudopi

Kawasan Baruga, berfungsi sebagai pusat transportasi regional

ditunjang dengan terminal regional di Abeli Dalam Kecamatan Puwatu,

pusat industri kerajinan, pusat agroindustri, peternakan. Sebagian besar

kewasan ini selain berfungsi untuk pengembangan permukiman, juga untuk

penghijauan berupa hutan kota, terutama untuk menunjang terwujudnya

”Kota Dalam Taman”.

Page 59: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

BAB IV

ACUAN DASAR PERANCANGAN

A. ACUAN PERANCANGAN MAKRO

1. Penentuan Lokasi

Menurut Definisi Para Ahli mengatakan bahwa Lokasi (lahan) berasal dari

kata Land. Pengertian lokasi (lahan) adalah lingkungan fisik dan biotik yang

berkaitan dengan daya dukungnya terhadap kehidupan dan kesejahteraan hidup

manusia. Lingkungan fisik berupa relief atau topografi, iklim, tanah dan air,

sedangkan lingkungan biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan. Dalam

penggunaan lahan, perlu diperhatikan aspek fisiknya agar tidak menimbulkan

kerusakan bagi tanah serta daerah sekitarnya. Faktor fisik yang paling dominan

adalah kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan air laut. Faktor

kemiringan berpengaruh besar terhadap kendali air yang menentukan ada atau

tidaknya kerusakan.

Faktor fisik yang berpengaruh terhadap penggunaan lokasi (lahan)

1. Lereng berpengaruh terhadap pengaliran air sebagai penyebab ada tidaknya

kerusakan tanah. Pada lereng yang terjal, kerusakan tanah disebabkan

intensitas erosi.

2. Ketinggian Tempat, ketinggian tempat berpengaruh terhadap jenis tanaman

yang diusahakan. Makin tinggi tempatnya, makin jarang dijumpai tanaman

tropis. Batas tanaman budi daya umumnya pada ketinggian 1.000 m dari

permukaan air laut.

Dalam pemilihan lokasi yang sesuai untuk perencanaan Gedung Galeri Seni

Lukis di Kota Kendari, maka perlu di cari lokasi yang sesuai dengan kegiatan dan

dapat mewadahi kegiatan tersebut, maka perlu dipertimbangkan penempatan

lokasi dengan fungsi bangunan, sehingga dapat menunjang keberadaan fungsi

bangunan.

Ada beberapa kriteria umum yang digunakan dalam menentukan lokasi yang

dipilih, yaitu :

a. Sesuai peruntukan lahan dengan menyesuaikan tapak pada lingkungan

sekitarnya.

Page 60: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b. Tersedianya sarana utilitas kota, seperti penyediaan air bersih, jaringan listrik,

system pembuangan, drainase, dan sarana-sarana pendukung lainnya.

c. Lokasi yang strategis yang dapat memberikan penampilan visual yang baik

bagi penampilan bangunan.

d. Topografi dan daya dukung tanah yang tinggi

e. Luas site dapat mewadahi segala aktivitas

f. Kemudahan dalam pencapaian/aksesibilitas

g. Adanya fasilitas penunjang di sekitar site yang saling mendukung

2. Penentuan Site (Tapak)

Berdasarkan kriteria yang disampaikan, maka lokasi yang akan digunakan

sebagai lokasi kawasan Gedung Galeri Seni Lukis, yaitu di Lepo-Lepo,

Kecamatan Baruga, Kelurahan Lepo-Lepo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dasar Pertimbangan :

a. Berdasarkan dengan rencana tata ruang kota

b. Mudah di capai oleh konsumen dan dapatdilalui transportasi umum.

c. Berada pada zona pusat transportasi regional.

d. Tersedianya prasarana kota meliputi jaringan telpon, listrik, air bersih

(PDAM).

e. Site memiliki luas yang memadai.

Dari dasar pertimbangan tersebutdiatas, Maka dipilih lokasi site antara lain :

a. Data eksisting tapak

Lokasi tapak terletak di Jln Poros Di Panjaitan, Kecamatan Baruga,

Spesifikasi lahan tidak berkontur dengan luas areal tapak ±9000 M2. Di

sekitar site terdapat fasilitas umum dan masih terdapat lahan kosong.

Data-data mengenai tapak:

1. Fungsi : Galeri seni lukis.

2. Luas Tapak : ± 9.000 m²

3. KDB : 40 : 60 = Terbangun : Tidak terbangun

4. GSB : 25 m dari as jalan

5. Kondisi Tapak : Datar, tidak berkontur.

b. Batas-batas tapak

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Panti Sosial

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Polresta Kendari

Page 61: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jln, Di Panjaitan dan Kantor BLKI

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Lahan Kosong

c. Potensi Lahan

1. Arahan fungsi sebagai pusat transportasi regional ditunjang dengan

terminal regional di Abeli Dalam Kecamatan Puwatu.

2. Transportasi lancar dan memiliki jalur utilitas yang baik.

3. Luas site mendukung dan mempunyai view yang baik.

3. Analisa Tapak

Pengolahan tapak meliputi pola tata lingkungan, kriteria yang menjadi faktor

yang mempengaruhi penataan lingkungan adalah:

1. Orientasi Matahari dan Angin

Sinar matahari pagi mengenai belakang bangunan dan sinar matahari sore

mengenai depan bangunan. Frekuensi arah angin kebanyakan berasal dari arah

utara.Galeri Seni Lukis ini sebagai bangunan yang berfungsi sebagai sarana

Gambar IV.1 : Peta Site

Sumber : Data Pribadi

U

Page 62: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

pengembangan dan pelestarian seni lukis, dalam penataan orientasi

bangunannya ditinjau berdasarkan matahari dan angin.

1) Matahari

Penyinaran langsung dapat diatasi dengan penggunaan oversteak,

pemberian vegetasi sekitar bangunan serta menggunakan kaca tabir surya

yang dapat menyaring panas sinar matahari.

2) Arah angin

Pada dasarnya bangunan Galeri Seni Lukis ini lebih banyak ini

menggunakan penghawaan buatan dari pada penghawaan alami.

Gambar IV.2 : Orientasi Matahari dan AnginSumber : Data Pribadi

pengembangan dan pelestarian seni lukis, dalam penataan orientasi

bangunannya ditinjau berdasarkan matahari dan angin.

1) Matahari

Penyinaran langsung dapat diatasi dengan penggunaan oversteak,

pemberian vegetasi sekitar bangunan serta menggunakan kaca tabir surya

yang dapat menyaring panas sinar matahari.

2) Arah angin

Pada dasarnya bangunan Galeri Seni Lukis ini lebih banyak ini

menggunakan penghawaan buatan dari pada penghawaan alami.

Gambar IV.2 : Orientasi Matahari dan AnginSumber : Data Pribadi

pengembangan dan pelestarian seni lukis, dalam penataan orientasi

bangunannya ditinjau berdasarkan matahari dan angin.

1) Matahari

Penyinaran langsung dapat diatasi dengan penggunaan oversteak,

pemberian vegetasi sekitar bangunan serta menggunakan kaca tabir surya

yang dapat menyaring panas sinar matahari.

2) Arah angin

Pada dasarnya bangunan Galeri Seni Lukis ini lebih banyak ini

menggunakan penghawaan buatan dari pada penghawaan alami.

Gambar IV.2 : Orientasi Matahari dan AnginSumber : Data Pribadi

Page 63: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2. Topografi

3. View

View/sudut pandang merupakan salah satu faktor penting dalam

menentukan bagian yang menjadi titik perhatian dan perletakkan entrance.

Sudut pandang terbaik dari lokasi ini adalah kearah Jalan DI panjaitan yang

merupakan salah satu jalur transportasi dari Kota Kendari. Dalam menentukan

sudut pandang (view) yang baik dari dalam dan keluar tapak, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

1) Sudut pandang (view) dari dalam ke luar tapak, meliputi :

a) Posisi pada tapak dimana pemandangan tidak terhalangi

b) Kemungkinan kesinambungan pemandangan untuk jangka panjang

c) Bentuk pemandangan, pemandangan positif atau negatif

d) Sudut dalam tapak yang paling baik dan dimana pemandangan tersebut

dapat terhalang

2) Sudut pandang (view) dari luar ke dalam tapak, meliputi :

a) Sudut di bagian mana pada tapak yang akan terlihat untuk pertama kali

Gambar IV.3 : Topografi Aliran AirSumber : Data Pribadi

2. Topografi

3. View

View/sudut pandang merupakan salah satu faktor penting dalam

menentukan bagian yang menjadi titik perhatian dan perletakkan entrance.

Sudut pandang terbaik dari lokasi ini adalah kearah Jalan DI panjaitan yang

merupakan salah satu jalur transportasi dari Kota Kendari. Dalam menentukan

sudut pandang (view) yang baik dari dalam dan keluar tapak, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

1) Sudut pandang (view) dari dalam ke luar tapak, meliputi :

a) Posisi pada tapak dimana pemandangan tidak terhalangi

b) Kemungkinan kesinambungan pemandangan untuk jangka panjang

c) Bentuk pemandangan, pemandangan positif atau negatif

d) Sudut dalam tapak yang paling baik dan dimana pemandangan tersebut

dapat terhalang

2) Sudut pandang (view) dari luar ke dalam tapak, meliputi :

a) Sudut di bagian mana pada tapak yang akan terlihat untuk pertama kali

Gambar IV.3 : Topografi Aliran AirSumber : Data Pribadi

2. Topografi

3. View

View/sudut pandang merupakan salah satu faktor penting dalam

menentukan bagian yang menjadi titik perhatian dan perletakkan entrance.

Sudut pandang terbaik dari lokasi ini adalah kearah Jalan DI panjaitan yang

merupakan salah satu jalur transportasi dari Kota Kendari. Dalam menentukan

sudut pandang (view) yang baik dari dalam dan keluar tapak, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

1) Sudut pandang (view) dari dalam ke luar tapak, meliputi :

a) Posisi pada tapak dimana pemandangan tidak terhalangi

b) Kemungkinan kesinambungan pemandangan untuk jangka panjang

c) Bentuk pemandangan, pemandangan positif atau negatif

d) Sudut dalam tapak yang paling baik dan dimana pemandangan tersebut

dapat terhalang

2) Sudut pandang (view) dari luar ke dalam tapak, meliputi :

a) Sudut di bagian mana pada tapak yang akan terlihat untuk pertama kali

Gambar IV.3 : Topografi Aliran AirSumber : Data Pribadi

Page 64: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b) Potensi bagi pemandangan ini untuk terus menerus dilihat atau tidak

terhalang oleh pembangunan di luar tapak selama jangka panjang

c) Pemandangan terbaik dari tapak dan daerah-daerah yang dapat dilihat.

4. Kebisingan

Mengingat lokasi ini berada di dekat jalan utama kendaraan,maka

diperlukan beberapa hal ini, untuk menghindari kebisingan dari jalan raya

kendaraan tersebut:

a) Penggunaan barier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak

menghalangi view ke dalam dan keluar bangunan

b) Peninggian letak bangunan, agar tidak terkena dampak bising dari arah

jalan secara langsung

c) Menempatkan bangunan tidak dekat dengan jalan raya yang merupakan

sumber kebisingan dan penggunaan material akustik pada bangunan

Gambar IV.4 : View/Sudut Pandang Sekitar tapakSumber : Data Pribadi

b) Potensi bagi pemandangan ini untuk terus menerus dilihat atau tidak

terhalang oleh pembangunan di luar tapak selama jangka panjang

c) Pemandangan terbaik dari tapak dan daerah-daerah yang dapat dilihat.

4. Kebisingan

Mengingat lokasi ini berada di dekat jalan utama kendaraan,maka

diperlukan beberapa hal ini, untuk menghindari kebisingan dari jalan raya

kendaraan tersebut:

a) Penggunaan barier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak

menghalangi view ke dalam dan keluar bangunan

b) Peninggian letak bangunan, agar tidak terkena dampak bising dari arah

jalan secara langsung

c) Menempatkan bangunan tidak dekat dengan jalan raya yang merupakan

sumber kebisingan dan penggunaan material akustik pada bangunan

Gambar IV.4 : View/Sudut Pandang Sekitar tapakSumber : Data Pribadi

b) Potensi bagi pemandangan ini untuk terus menerus dilihat atau tidak

terhalang oleh pembangunan di luar tapak selama jangka panjang

c) Pemandangan terbaik dari tapak dan daerah-daerah yang dapat dilihat.

4. Kebisingan

Mengingat lokasi ini berada di dekat jalan utama kendaraan,maka

diperlukan beberapa hal ini, untuk menghindari kebisingan dari jalan raya

kendaraan tersebut:

a) Penggunaan barier (penghalang) berupa pagar dan pohon yang tidak

menghalangi view ke dalam dan keluar bangunan

b) Peninggian letak bangunan, agar tidak terkena dampak bising dari arah

jalan secara langsung

c) Menempatkan bangunan tidak dekat dengan jalan raya yang merupakan

sumber kebisingan dan penggunaan material akustik pada bangunan

Gambar IV.4 : View/Sudut Pandang Sekitar tapakSumber : Data Pribadi

Page 65: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

5. Pencapaian Pada Tapak

Gambar IV.5: Tingkat Kebisingan pada siteSumber : Data Pribadi

Gambar IV.6 : Pencapaian pada tapakSumber : Data Pribadi

5. Pencapaian Pada Tapak

Gambar IV.5: Tingkat Kebisingan pada siteSumber : Data Pribadi

Gambar IV.6 : Pencapaian pada tapakSumber : Data Pribadi

5. Pencapaian Pada Tapak

Gambar IV.5: Tingkat Kebisingan pada siteSumber : Data Pribadi

Gambar IV.6 : Pencapaian pada tapakSumber : Data Pribadi

Page 66: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

6. Penzoningan pada tapak

Penentuan zoning, dapat didasarkan pada sifat dan karakter setiap

kegiatan, Dimaksudkan agar kegiatan yang berlangsung tidak saling

mengganggu. Adapun pembagian zoning tersebut adalah sebagai berikut:

1. Publik

2. Semi Publik

3. Service

Penjelasan:

1) Zona 1 merupakan zona publik pada tapak memfasilitasi sarana-sarana

umum seperti area taman. Zona ini memerlukan pencapaian yang mudah.

2) Zona 2 merupakan zona semi publik pada tapak diperlukan untuk

fasilitas/kegiatan yang lebih bersifat khusus.

3) Zona 3 merupakan zona Servis pada tapak memfasilitasi sarana-sarana

penunjang seperti kegiatan pemeliharaan sarana.

Gambar IV.7 : PenzoninganSumber : google earth

1 23

U

Page 67: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

7. Sirkulasi pada tapak

a. Pencapaian ke tapak

b. Pola Sirkulasi dalam tapak

Sistem sirkulasi dalam tapak didasarkan atas pertimbangan :

Jenis kegiatan dan pelaku kegiatan dalam site :

1. Pola pergerakan pelaku kegiatan menuju kedalam bangunan

2. Perletakan main entrance (pintu masuk), side entrance (pintu keluar),

dan service entrance.

3. Kemudahan, kejelasan, keamanan, dan kenyamanan sirkulasi.

Pencapaian pada tapak memiliki bentuk radial, sirkulasi yang

berkembang atau berhenti pada sebuah titik pusat. Sistem ini bersifat

dominan, teratur. Sistem ini juga dapat menjadikan objek sebagai point

interest ( titik objek ).

Main Entrance

Side Entrance

Main And SideEntrance Servis

Gambar IV.8 : main entranceSumber : google earth

U

7. Sirkulasi pada tapak

a. Pencapaian ke tapak

b. Pola Sirkulasi dalam tapak

Sistem sirkulasi dalam tapak didasarkan atas pertimbangan :

Jenis kegiatan dan pelaku kegiatan dalam site :

1. Pola pergerakan pelaku kegiatan menuju kedalam bangunan

2. Perletakan main entrance (pintu masuk), side entrance (pintu keluar),

dan service entrance.

3. Kemudahan, kejelasan, keamanan, dan kenyamanan sirkulasi.

Pencapaian pada tapak memiliki bentuk radial, sirkulasi yang

berkembang atau berhenti pada sebuah titik pusat. Sistem ini bersifat

dominan, teratur. Sistem ini juga dapat menjadikan objek sebagai point

interest ( titik objek ).

Main Entrance

Side Entrance

Main And SideEntrance Servis

Gambar IV.8 : main entranceSumber : google earth

U

7. Sirkulasi pada tapak

a. Pencapaian ke tapak

b. Pola Sirkulasi dalam tapak

Sistem sirkulasi dalam tapak didasarkan atas pertimbangan :

Jenis kegiatan dan pelaku kegiatan dalam site :

1. Pola pergerakan pelaku kegiatan menuju kedalam bangunan

2. Perletakan main entrance (pintu masuk), side entrance (pintu keluar),

dan service entrance.

3. Kemudahan, kejelasan, keamanan, dan kenyamanan sirkulasi.

Pencapaian pada tapak memiliki bentuk radial, sirkulasi yang

berkembang atau berhenti pada sebuah titik pusat. Sistem ini bersifat

dominan, teratur. Sistem ini juga dapat menjadikan objek sebagai point

interest ( titik objek ).

Main Entrance

Side Entrance

Main And SideEntrance Servis

Gambar IV.8 : main entranceSumber : google earth

U

Page 68: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Masih ada kaitanannya dengan sistem sirkulasi yakni sistem

pencapaian terhadap Ruang Galeri yaitu Pencapaian frontal, Sistem

pencapaian ini langsung mengarah dan langsung ke objek ruang yang

dituju. Pandangan visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh.

4. Tata Massa

1. Pola tata massa

Sesuai dengan fungsinya sebagai sarana pengembangan dan pelestarian

maka pengolahan tapak diarahkan untuk dapat terciptanya suasana disiplin,

rekreatif, tenang, gaduh, dan berlingkungan, sehingga pola tata massa yang

rekreatif adalah “building block system” dimana pemisahan bangunan

berdasarkan kegiatan formal, non formal dan penunjang. Akan tetapi masih

terintegrasi dengan blok-blok bangunan lainnya dengan pertimbangan sebagai

berikut :

1. Masing-masing kegiatan diupayakan agar tidak saling mengganggu.

Gambar IV.9 : Sirkulasi Radial

Sumber : Ahmad, 2007: 42

Gambar IV.10 : Sistem Pencapaian Frontal

Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 49

Masih ada kaitanannya dengan sistem sirkulasi yakni sistem

pencapaian terhadap Ruang Galeri yaitu Pencapaian frontal, Sistem

pencapaian ini langsung mengarah dan langsung ke objek ruang yang

dituju. Pandangan visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh.

4. Tata Massa

1. Pola tata massa

Sesuai dengan fungsinya sebagai sarana pengembangan dan pelestarian

maka pengolahan tapak diarahkan untuk dapat terciptanya suasana disiplin,

rekreatif, tenang, gaduh, dan berlingkungan, sehingga pola tata massa yang

rekreatif adalah “building block system” dimana pemisahan bangunan

berdasarkan kegiatan formal, non formal dan penunjang. Akan tetapi masih

terintegrasi dengan blok-blok bangunan lainnya dengan pertimbangan sebagai

berikut :

1. Masing-masing kegiatan diupayakan agar tidak saling mengganggu.

Gambar IV.9 : Sirkulasi Radial

Sumber : Ahmad, 2007: 42

Gambar IV.10 : Sistem Pencapaian Frontal

Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 49

Masih ada kaitanannya dengan sistem sirkulasi yakni sistem

pencapaian terhadap Ruang Galeri yaitu Pencapaian frontal, Sistem

pencapaian ini langsung mengarah dan langsung ke objek ruang yang

dituju. Pandangan visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh.

4. Tata Massa

1. Pola tata massa

Sesuai dengan fungsinya sebagai sarana pengembangan dan pelestarian

maka pengolahan tapak diarahkan untuk dapat terciptanya suasana disiplin,

rekreatif, tenang, gaduh, dan berlingkungan, sehingga pola tata massa yang

rekreatif adalah “building block system” dimana pemisahan bangunan

berdasarkan kegiatan formal, non formal dan penunjang. Akan tetapi masih

terintegrasi dengan blok-blok bangunan lainnya dengan pertimbangan sebagai

berikut :

1. Masing-masing kegiatan diupayakan agar tidak saling mengganggu.

Gambar IV.9 : Sirkulasi Radial

Sumber : Ahmad, 2007: 42

Gambar IV.10 : Sistem Pencapaian Frontal

Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 49

Page 69: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2. Letak dari masing-masing blok dengan komposisi dan posisi yang

memudahkan dalam hal ini pengawasan dan sirkulasi pencapaian dari dan

masing-masing blok.

3. Pola tata massa disusun dengan mempertimbangkan pada :

Bentuk site yang ada dan Pola tata massa yang diharapkan adalah dengan

tidak terlalu banyak melakukan pemisahan kegiatan hingga jumlah massa

bangunan yang dihasilkan menjadi tidak terlalu banyak dengan alasan:

a. Mudah dari segi pencapaian ke segala penjuru, jika massa bangunan

tidak terlalu banyak dilakukan pemisahan dengan menyatukan

keterkaitan pada fungsi dan karakteristik ruang.

b. Efketifitas dan efesiensi dalam pemakaian lahan memperbaiki kesan

dan penampilan bangunan hingga terkesan lebih kompak, formil dan

menyatu.

2. Penzoningan

a) Area parkir

a. Terletak pada area dengan tingkat kebisingan yang tinggi, yang

berorientasinya sebagai pemisah antara jalur dengan bangunan.

b. Sebagai space penerima pertama bagi pengunjung sebelum mencapai

bangunan.

c. Relatif mudah pencapaiannya dari dan ke pintu utama bangunan.

d. Besaran area dapat menampung dan sesuai dengan kebutuhan.

b) Area bangunan

a. Mudah dicapai dari area parkir

b. Area fasilitas umum hendaknya pencapaiannya dekat dengan area parkir

umum.

c. Area service hendaknya relative mudah dicapai oleh berbagai unsur

pelaku kegiatan didalam wadah tersebut dengan memperhatikan

jaringan utilitas kota.

c) Taman

a. Berfungsi sebagai space peralihan ruang luar dengan ruang dalam

sekaligus juga merupakan barier kebisingan dari luar bangunan.

b. Dapat dimanfaatkan sebagai sarana yang sifatnya rekreatif dengan

penataan yang menarik.

Page 70: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

c. Dapat digunakan sebagai media penarik yang sifatnya mengundang.

3.Komponen massa

Pengelompokkan ruang kedalam massa berdasarkan sifat dan jenis

kegiatan serta sifat ruang, diperoleh komponen massa sebagai berikut:

a) Massa bangunan penunjang

b) Massa bangunan pengelola

c) Massa bangunan pelengkap.

5. Sistem Sirkulasi Ruang Luar

Secara umum sistem sirkulasi di tergantung dari:

a) Kelompok dan mekanisme kegiatan yang di wadahi

b) Konsep perletakan massa bangunan yang memperhatikan konteks lingkungan.

c) Selasar penghubung ke setiap kegiatan saling berhubungan.

Untuk mendapatkan estetika luar, maka beberapa unsur landscape harus

ditata dengan baik. .Penataan landscape ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Penataan tanaman tata hijau.

Untuk perlindungan dari panas matahari, ditanam pohon pelindung yang

rindang seperti Mahoney, kenari, atau Felicia. Sedangkan tanaman hias perlu

digunakan pohon-pohon berbunga cerah atau berdaun berwarna-warni seperti

Bougainville, nusa indah, flamboyan, atau caliph sp. Untuk tanaman di atas

pagar pembatas dengan daerah umum (trotoar) digunakan jenis-jenis pohon

berbunga kecil yang berduri/bergetah sehingga orang segan untuk memetik

atau melintasi. Untuk menutup tanah digunakan rumput biasa, dan rumput

berwarna jenis criminal sebagai pembatas dengan jalur perjalan kaki.

2. Penataan elemen-elemen sebagai penunjang landscape yaitu :

a) Pagar, yaitu berfungsi sebagai pembatas site

b) Lampu taman yang berfungsi sebagai pencahayaan buatan selain itu

sebagai unsur estetika.

Page 71: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

6. Fasilitas Parkir

Hampir semua aktifitas kegiatan di ruang terbuka memerlukan sarana tempat

parkir. Kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan tapak ruang luar

merupakan bagian dari prasarana lingkungan.

a. Prinsip Perancangan Parkir

Ditinjau dari sudut perancangannya (desain), maka kriteria dan prinsip tempat

parkir secara garis besar harus memperhatikan faktor berikut:

1) Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir.

2) Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat

parkir.

3) Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung.

4) Mempunyai keamanan yang baik dan terlindungi dari panas pancaran sinar

matahari.

5) Cukup penerangan cahaya di malam hari.

6) Tersedianya sarana penunjang parkir, misal tempat tunggu sopir, tempat

sampah, dan lain-lain.

b. Bentuk Tempat Parkir

1) Parkir tegak lurus (perpandicular)

Gambar IV.11 : Parkir Tegak Lurus

Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Lanskape, 2004

6. Fasilitas Parkir

Hampir semua aktifitas kegiatan di ruang terbuka memerlukan sarana tempat

parkir. Kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan tapak ruang luar

merupakan bagian dari prasarana lingkungan.

a. Prinsip Perancangan Parkir

Ditinjau dari sudut perancangannya (desain), maka kriteria dan prinsip tempat

parkir secara garis besar harus memperhatikan faktor berikut:

1) Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir.

2) Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat

parkir.

3) Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung.

4) Mempunyai keamanan yang baik dan terlindungi dari panas pancaran sinar

matahari.

5) Cukup penerangan cahaya di malam hari.

6) Tersedianya sarana penunjang parkir, misal tempat tunggu sopir, tempat

sampah, dan lain-lain.

b. Bentuk Tempat Parkir

1) Parkir tegak lurus (perpandicular)

Gambar IV.11 : Parkir Tegak Lurus

Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Lanskape, 2004

6. Fasilitas Parkir

Hampir semua aktifitas kegiatan di ruang terbuka memerlukan sarana tempat

parkir. Kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan tapak ruang luar

merupakan bagian dari prasarana lingkungan.

a. Prinsip Perancangan Parkir

Ditinjau dari sudut perancangannya (desain), maka kriteria dan prinsip tempat

parkir secara garis besar harus memperhatikan faktor berikut:

1) Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir.

2) Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat

parkir.

3) Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung.

4) Mempunyai keamanan yang baik dan terlindungi dari panas pancaran sinar

matahari.

5) Cukup penerangan cahaya di malam hari.

6) Tersedianya sarana penunjang parkir, misal tempat tunggu sopir, tempat

sampah, dan lain-lain.

b. Bentuk Tempat Parkir

1) Parkir tegak lurus (perpandicular)

Gambar IV.11 : Parkir Tegak Lurus

Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Lanskape, 2004

Page 72: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2) Parkir sudut (angle)

7. Bentuk dan Tampilan Bangunan

a. Bentuk Dasar Bangunan

Dasar pertimbangan dalam penentuan bentuk dasar bangunan adalah

sebagai berikut:

1. Optimalisasi pemanfaatan luasan lantai pada bangunan.

2. Kemudahan dalam perawatan bangunan.

3. Fleksibilitas penataan elemen ruang dalam.

4. Sesuai dengan kondisi dan bentuk tapak.

5. Memiliki efesiensi yang tinggi terhadap lingkungan.

6. Unsur-unsur estetika.

7. Kesesuaian bentuk dengan fungsi bangunan serta kegiatan yang akan

diwadahi.

Gambar IV.12 : Parkir Sudut

Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Lanskape, 2004

2) Parkir sudut (angle)

7. Bentuk dan Tampilan Bangunan

a. Bentuk Dasar Bangunan

Dasar pertimbangan dalam penentuan bentuk dasar bangunan adalah

sebagai berikut:

1. Optimalisasi pemanfaatan luasan lantai pada bangunan.

2. Kemudahan dalam perawatan bangunan.

3. Fleksibilitas penataan elemen ruang dalam.

4. Sesuai dengan kondisi dan bentuk tapak.

5. Memiliki efesiensi yang tinggi terhadap lingkungan.

6. Unsur-unsur estetika.

7. Kesesuaian bentuk dengan fungsi bangunan serta kegiatan yang akan

diwadahi.

Gambar IV.12 : Parkir Sudut

Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Lanskape, 2004

2) Parkir sudut (angle)

7. Bentuk dan Tampilan Bangunan

a. Bentuk Dasar Bangunan

Dasar pertimbangan dalam penentuan bentuk dasar bangunan adalah

sebagai berikut:

1. Optimalisasi pemanfaatan luasan lantai pada bangunan.

2. Kemudahan dalam perawatan bangunan.

3. Fleksibilitas penataan elemen ruang dalam.

4. Sesuai dengan kondisi dan bentuk tapak.

5. Memiliki efesiensi yang tinggi terhadap lingkungan.

6. Unsur-unsur estetika.

7. Kesesuaian bentuk dengan fungsi bangunan serta kegiatan yang akan

diwadahi.

Gambar IV.12 : Parkir Sudut

Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Lanskape, 2004

Page 73: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Tabel IV.1 : Besaran Ruang Gubahan Massa

Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menciptakan bentuk-bentuk yang

dinamis :

1. Bentuk dinamis

Dapat diciptakan dari susunan atau komposisi masa dari bentuk

geometri yang sama yang tidak monoton seperti diputar, digeser ataupun

ditumpang tindih. Persenyawaan bentuk-bentuk geometri, jika dua buah

bentuk yang berbeda geometri atau perbenturan orientasinya dan saling

menembus batas masing-masing, maka masing-masing bentuk akan

KRITERIA

SEGI EMPAT SEGITIGA LINGKARAN

Penyesuaian

terhadap

bentuk atap

Sesuai Kurang stabil Sesuai

Sifat formil

Formil, tegas

dan sederhana

Stabil Stabil

Efisiensi ruang Tinggi Kurang Sedang

Visual bangunan 4 arah 3 arah Dari segala arah

Pengembangan Mudah Sukar Agak sukar

Pelaksanaan Lebih mudah Agak sukar Cukup

Fleksibilitas ruang Tinggi Kurang Cukup

Teori arsitektur post

modern

Sesuai Sesuai Sesuai

Tabel IV.1 : Besaran Ruang Gubahan Massa

Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menciptakan bentuk-bentuk yang

dinamis :

1. Bentuk dinamis

Dapat diciptakan dari susunan atau komposisi masa dari bentuk

geometri yang sama yang tidak monoton seperti diputar, digeser ataupun

ditumpang tindih. Persenyawaan bentuk-bentuk geometri, jika dua buah

bentuk yang berbeda geometri atau perbenturan orientasinya dan saling

menembus batas masing-masing, maka masing-masing bentuk akan

KRITERIA

SEGI EMPAT SEGITIGA LINGKARAN

Penyesuaian

terhadap

bentuk atap

Sesuai Kurang stabil Sesuai

Sifat formil

Formil, tegas

dan sederhana

Stabil Stabil

Efisiensi ruang Tinggi Kurang Sedang

Visual bangunan 4 arah 3 arah Dari segala arah

Pengembangan Mudah Sukar Agak sukar

Pelaksanaan Lebih mudah Agak sukar Cukup

Fleksibilitas ruang Tinggi Kurang Cukup

Teori arsitektur post

modern

Sesuai Sesuai Sesuai

Tabel IV.1 : Besaran Ruang Gubahan Massa

Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menciptakan bentuk-bentuk yang

dinamis :

1. Bentuk dinamis

Dapat diciptakan dari susunan atau komposisi masa dari bentuk

geometri yang sama yang tidak monoton seperti diputar, digeser ataupun

ditumpang tindih. Persenyawaan bentuk-bentuk geometri, jika dua buah

bentuk yang berbeda geometri atau perbenturan orientasinya dan saling

menembus batas masing-masing, maka masing-masing bentuk akan

KRITERIA

SEGI EMPAT SEGITIGA LINGKARAN

Penyesuaian

terhadap

bentuk atap

Sesuai Kurang stabil Sesuai

Sifat formil

Formil, tegas

dan sederhana

Stabil Stabil

Efisiensi ruang Tinggi Kurang Sedang

Visual bangunan 4 arah 3 arah Dari segala arah

Pengembangan Mudah Sukar Agak sukar

Pelaksanaan Lebih mudah Agak sukar Cukup

Fleksibilitas ruang Tinggi Kurang Cukup

Teori arsitektur post

modern

Sesuai Sesuai Sesuai

Page 74: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

bersaing untuk mendapatkan supremasi dan dominasi visual. Pada situasi

semacam ini dapat terjadi :

a) Kedua bentuk dapat saling menunjang identitas masing-masing dan

menyatu menciptakan bentuk terpusat baru.

b) Salah satu dari kedua bentuk tersebut dapat menerima bentuk yang lain

secara keseluruhan didalam ruangannya.

c) Kedua bentuk tersebut dapat dipertahankan identitas masing-masing

dan bersama-sama memiliki bagian volume yang saling berkaitan.

d) Kedua bentuk dapat saling dan dihubungkan oleh unsur ketiga yang

serupa geometrinya dengan salah satu dari bentuknya.

2. Komposisi Bentuk-bentuk tak Beraturan

Bentuk-bentuk tak beraturan adalah bentuk-bentuk yang bagian-bagian

tidak serupa dan hubungan antara bagian-bagiannya tidak konsisten, pada

unmumnya bentuk-bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis jika

dibandingkan dengan bentuk-bentuk beraturan.

Bentuk ruang yang akan dipakai adalah yang dapat mendukung Gedung

Galeri Seni Lukis, untuk itu bentuk yang digunakan adalah bentuk segi

empat.

b. Penampilan Bangunan

Penampilan bangunan merupakan faktor yang sangat menentukan

keberhasilan suatu perencanaan. Dalam hal ini, penampilan bangunan

dari luar maupun tata ruang dalam bangunan harus menunjukan ciri dan

karakter, serta aktivitas yang terjadi dalam bangunan.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pendekatan penampilan

bangunan adalah sebagai berikut:

a. Tuntutan fungsi dari unit-unit kegiatan dalam bangunan.

b. Karakter filosofi bangunan yang menuntut penampilan bangunan dan

kenyamanan, di mana penataan massa bangunan sangat berpengaruh.

c. Keserasian serta proporsi bangunan terhadap lingkungan di

sekitarnya.

d. Efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan ruang.

Page 75: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

e. Material elemen tekstur pada bangunan Galeri Seni Lukis

merupakan penunjang penampilan luar bangunan,material itu antara

lain :

a) Tekstur alam seperti batu kali,baru pecahan,dan kerikil sedemikia rupa

sehingga mampu memberikan kesan yang nyaman.

b) Tekstur buatan seperti kaca , marmer dan sebagainya.

8. Bentuk dan Tampilan Ruang Pamer

a) Karya Seni Lukis 2 Dimensi

karya seni lukis 2 dimensi adalah suatu karya seni lukis yang memiliki dua

sisi saja, yaitu sisi panjang dan lebar, sehingga tidak mempunyai ruang karena

tidak mempunyai unsur ketebalan.

Gambar 13 : Lukisan 2 Dimensi

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Teknik – teknik dalam seni lukis 2 dimensi

1. Teknik Plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak

cat akrelik, dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna

pekat dan padat.

2. Teknik Transparan yaitu teknik menggambar / melukis dengan

menggunakan cat air, dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya

nampak transparan.

3. Teknik Kolase yaitu melukis dengan memotong kertas yang kemudian

ditempel sehingga membentuk lukisan yang realis atau abstrak.

e. Material elemen tekstur pada bangunan Galeri Seni Lukis

merupakan penunjang penampilan luar bangunan,material itu antara

lain :

a) Tekstur alam seperti batu kali,baru pecahan,dan kerikil sedemikia rupa

sehingga mampu memberikan kesan yang nyaman.

b) Tekstur buatan seperti kaca , marmer dan sebagainya.

8. Bentuk dan Tampilan Ruang Pamer

a) Karya Seni Lukis 2 Dimensi

karya seni lukis 2 dimensi adalah suatu karya seni lukis yang memiliki dua

sisi saja, yaitu sisi panjang dan lebar, sehingga tidak mempunyai ruang karena

tidak mempunyai unsur ketebalan.

Gambar 13 : Lukisan 2 Dimensi

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Teknik – teknik dalam seni lukis 2 dimensi

1. Teknik Plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak

cat akrelik, dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna

pekat dan padat.

2. Teknik Transparan yaitu teknik menggambar / melukis dengan

menggunakan cat air, dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya

nampak transparan.

3. Teknik Kolase yaitu melukis dengan memotong kertas yang kemudian

ditempel sehingga membentuk lukisan yang realis atau abstrak.

e. Material elemen tekstur pada bangunan Galeri Seni Lukis

merupakan penunjang penampilan luar bangunan,material itu antara

lain :

a) Tekstur alam seperti batu kali,baru pecahan,dan kerikil sedemikia rupa

sehingga mampu memberikan kesan yang nyaman.

b) Tekstur buatan seperti kaca , marmer dan sebagainya.

8. Bentuk dan Tampilan Ruang Pamer

a) Karya Seni Lukis 2 Dimensi

karya seni lukis 2 dimensi adalah suatu karya seni lukis yang memiliki dua

sisi saja, yaitu sisi panjang dan lebar, sehingga tidak mempunyai ruang karena

tidak mempunyai unsur ketebalan.

Gambar 13 : Lukisan 2 Dimensi

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Teknik – teknik dalam seni lukis 2 dimensi

1. Teknik Plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak

cat akrelik, dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna

pekat dan padat.

2. Teknik Transparan yaitu teknik menggambar / melukis dengan

menggunakan cat air, dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya

nampak transparan.

3. Teknik Kolase yaitu melukis dengan memotong kertas yang kemudian

ditempel sehingga membentuk lukisan yang realis atau abstrak.

Page 76: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

4. Teknik 3M (melipat, menggunting, dan merekat) adalah merupakan proses

manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.

b) Karya Seni Lukis 3 Dimensi

Karya seni lukis 3 dimensi adalah karyaseni lukis yang memiliki dimensi

panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati

ruang.

Gambar 14 : Lukisan 3 Dimensi

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Teknik – teknik Seni Lukis 3 Dimensi

1. Teknik Aplikasi yaitu karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan

menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk

seperti bunga, buah, binatang, dsb pada kain lain sebagai hiasan.

2. Teknik Mozaik yaitu dengan menempel benda-benda tiga demensi yang

ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan lukisan.

Ruang Pamer3 Dimensi

Desain ruang untuk pamer 3 dimensi membutuhkan teknik dan konsep yang

lebih rumit. Salah satu caranya adalah membagi ruang menjadi beberapa bagian

yang lebih kecil, kemudian digunakan untuk menampilkan lukisan berdasarkan

kelompok atau jenis-jenis tertentu. Misalnya lukisan tersebut dipajang sesuai

dengan alirannya atau pembuat dan pencipta karyanya.

4. Teknik 3M (melipat, menggunting, dan merekat) adalah merupakan proses

manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.

b) Karya Seni Lukis 3 Dimensi

Karya seni lukis 3 dimensi adalah karyaseni lukis yang memiliki dimensi

panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati

ruang.

Gambar 14 : Lukisan 3 Dimensi

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Teknik – teknik Seni Lukis 3 Dimensi

1. Teknik Aplikasi yaitu karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan

menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk

seperti bunga, buah, binatang, dsb pada kain lain sebagai hiasan.

2. Teknik Mozaik yaitu dengan menempel benda-benda tiga demensi yang

ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan lukisan.

Ruang Pamer3 Dimensi

Desain ruang untuk pamer 3 dimensi membutuhkan teknik dan konsep yang

lebih rumit. Salah satu caranya adalah membagi ruang menjadi beberapa bagian

yang lebih kecil, kemudian digunakan untuk menampilkan lukisan berdasarkan

kelompok atau jenis-jenis tertentu. Misalnya lukisan tersebut dipajang sesuai

dengan alirannya atau pembuat dan pencipta karyanya.

4. Teknik 3M (melipat, menggunting, dan merekat) adalah merupakan proses

manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.

b) Karya Seni Lukis 3 Dimensi

Karya seni lukis 3 dimensi adalah karyaseni lukis yang memiliki dimensi

panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati

ruang.

Gambar 14 : Lukisan 3 Dimensi

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Teknik – teknik Seni Lukis 3 Dimensi

1. Teknik Aplikasi yaitu karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan

menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk

seperti bunga, buah, binatang, dsb pada kain lain sebagai hiasan.

2. Teknik Mozaik yaitu dengan menempel benda-benda tiga demensi yang

ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan lukisan.

Ruang Pamer3 Dimensi

Desain ruang untuk pamer 3 dimensi membutuhkan teknik dan konsep yang

lebih rumit. Salah satu caranya adalah membagi ruang menjadi beberapa bagian

yang lebih kecil, kemudian digunakan untuk menampilkan lukisan berdasarkan

kelompok atau jenis-jenis tertentu. Misalnya lukisan tersebut dipajang sesuai

dengan alirannya atau pembuat dan pencipta karyanya.

Page 77: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Pembuatan ruang-ruang inilah yang membutuhkan perhitungan dan ketelitian

tersendiri. Yang paling utama adalah, pengunjung yang datang ketika masuk ke

dalam ruang pameran 3 dimensi harus selalu diusahakan untuk menggunakan

satu jalur saja untuk berjalan sehingga tidak saling berdesakan dan bertubrukan.

Untuk mengatasi masalah seperti ini salah satu cara yang bisa ditempuh dan

paling umum digunakan adalah memisahkan jalur untuk masuk dan keluar.

Gambar 15 : Ruang Pamer Galeri

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Selain itu desain pemisahan ruang tersebut harus ditata sedemikian rupa,

sehingga ketika sudah mengunjungi salah satu ruang dan mau menuju ke stand

yang lain pengunjung tidak perlu masuk ke dalam ruang itu kembali, meski hanya

sekedar lewat saja. Dengan cara seperti ini suatu ruang tidak akan dijejali oleh

banyak orang sementara ruang yang lain terlihat kosong dan sepi. Selain itu

pengunjung juga tidak akan merasa bosan dan jenuh. Hal lain yang tidak kalah

penting adalah konsep dan teknik pencahayaan. Selain mampu memberi

penerangan yang bagus dan membuat nyaman mata pengunjung, cahaya dari

lampu-lampu yang digunakan juga harus dapat menjadikan koleksi lukisan yang

dipajang terlihat lebih bagus, menarik dan indah serta menampilkan karya seni

yang bermutu tinggi. Hal yang sering menjadi masalah adalah ketika daya listrik

yang tersedia hanya terbatas saja.

Pembuatan ruang-ruang inilah yang membutuhkan perhitungan dan ketelitian

tersendiri. Yang paling utama adalah, pengunjung yang datang ketika masuk ke

dalam ruang pameran 3 dimensi harus selalu diusahakan untuk menggunakan

satu jalur saja untuk berjalan sehingga tidak saling berdesakan dan bertubrukan.

Untuk mengatasi masalah seperti ini salah satu cara yang bisa ditempuh dan

paling umum digunakan adalah memisahkan jalur untuk masuk dan keluar.

Gambar 15 : Ruang Pamer Galeri

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Selain itu desain pemisahan ruang tersebut harus ditata sedemikian rupa,

sehingga ketika sudah mengunjungi salah satu ruang dan mau menuju ke stand

yang lain pengunjung tidak perlu masuk ke dalam ruang itu kembali, meski hanya

sekedar lewat saja. Dengan cara seperti ini suatu ruang tidak akan dijejali oleh

banyak orang sementara ruang yang lain terlihat kosong dan sepi. Selain itu

pengunjung juga tidak akan merasa bosan dan jenuh. Hal lain yang tidak kalah

penting adalah konsep dan teknik pencahayaan. Selain mampu memberi

penerangan yang bagus dan membuat nyaman mata pengunjung, cahaya dari

lampu-lampu yang digunakan juga harus dapat menjadikan koleksi lukisan yang

dipajang terlihat lebih bagus, menarik dan indah serta menampilkan karya seni

yang bermutu tinggi. Hal yang sering menjadi masalah adalah ketika daya listrik

yang tersedia hanya terbatas saja.

Pembuatan ruang-ruang inilah yang membutuhkan perhitungan dan ketelitian

tersendiri. Yang paling utama adalah, pengunjung yang datang ketika masuk ke

dalam ruang pameran 3 dimensi harus selalu diusahakan untuk menggunakan

satu jalur saja untuk berjalan sehingga tidak saling berdesakan dan bertubrukan.

Untuk mengatasi masalah seperti ini salah satu cara yang bisa ditempuh dan

paling umum digunakan adalah memisahkan jalur untuk masuk dan keluar.

Gambar 15 : Ruang Pamer Galeri

Sumber : Http://Anime230798.Blogspot.Com

Selain itu desain pemisahan ruang tersebut harus ditata sedemikian rupa,

sehingga ketika sudah mengunjungi salah satu ruang dan mau menuju ke stand

yang lain pengunjung tidak perlu masuk ke dalam ruang itu kembali, meski hanya

sekedar lewat saja. Dengan cara seperti ini suatu ruang tidak akan dijejali oleh

banyak orang sementara ruang yang lain terlihat kosong dan sepi. Selain itu

pengunjung juga tidak akan merasa bosan dan jenuh. Hal lain yang tidak kalah

penting adalah konsep dan teknik pencahayaan. Selain mampu memberi

penerangan yang bagus dan membuat nyaman mata pengunjung, cahaya dari

lampu-lampu yang digunakan juga harus dapat menjadikan koleksi lukisan yang

dipajang terlihat lebih bagus, menarik dan indah serta menampilkan karya seni

yang bermutu tinggi. Hal yang sering menjadi masalah adalah ketika daya listrik

yang tersedia hanya terbatas saja.

Page 78: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Permasalahan ini bisa dipecahkan dengan cara memisahkan berdasarkan

ukuran lukisan tersebut. Jika punya ukuran yang besar, diletakan dalam suatu

ruang tersendiri dan menggunakan lampu sorot sendiri pula. Sedangkan untuk

lukisan yang ukurannya lebih kecil tidak perlu dipisah-pisah namun dijadikan

dalam satu ruang sehingga cukup menggunakan satu lampu saja. Selain

menghemat penggunaan daya listrik dan ruang, pengelompokan berdasarkan

ukuran ini juga bisa memberi keuntungan yang lain yaitu tidak ada satu koleksi

lukisan yang menjadi dominan. Jika lukisan kecil disatukan dengan lukisan yang

besar, tentu akan punya pengaruh terhadap daya tarik lukisan tersebut meski

sebenarnya punya kualitas seni yang sama.

Yang terakhir adalah, pembagian ruang juga harus memperhatikan sistem

sirkulasi udara yang masuk. Karena hal ini berkaitan dengan kenyamanan

pengunjung dan untuk menghindari terjadinya kerusakan lukisan yang

diakibatkan oleh cuaca yang terlalu panas atau dingin.

B. ACUAN PERANCANGAN MIKRO

1. Pelaku Kegiatan

a. Pengunjung

1) Anak-anak semua kalangan yang berumur 6-18 tahun yang ingin

belajar dan dibina dalam pengembangan wawasan, perilaku, serta

kreatifitasnya dan juga belajar dengan fasilitas yang disediakan oleh

Galeri Seni Lukis..

2) Dewasa. Kalangan dari orang dewasa, yang tidak mampu dan kurang

akan seni lukis, namun masih mempunyai semnagat untuk kembali

belajar.

3) Orang tua. Baik yang datang untuk berkunjung, menonton pertujukan

hasil kreativitas, belajar melukis atau bahkan mencari hiburan

bersama keluarga, dan lain-lain.

b. Pengelola

Adalah pihak yang bertugas mengelola dan mengurus segala bentuk

perawatan dan jalannya fungsi galeri seni lukis sebagaimana mestinya.

Pengelola ini di kelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan

tugasnya masing-masing, antara lain:

Page 79: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

1) Pimpinan

Merupakan pelaku kegiatan yang bertanggung jawab terhadap

bangunan dan keseluruhan penghuni yang ada di galeri seni lukis

2) Staff

Merupakan pelaku kegiatan yang bertugas untuk mengkoordinasi

bawahannya dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.Yang

termasuk dalam kategori staff, antara lain sekretaris, bendahara, dan

staff pengajar (guru atau relawan)

3) Karyawan

Merupakan pelaku kegiatan yang bertugas mengurus adsministrasi,

membantu pekerjaan staff serta melaksanakan pekerjaan yang

ditugaskan oleh atasannya. Yang termasuk ke dalam kategori, antara

lain bagian administrasi dan petugas keamanan.

4) Service

Pihak yang bertugas menjalankan aktivitas pemeliharaan, perawatan

serta menjaga keadaan gedung galeri seni lukis dalam kondisi

optimal. Yang termasuk kedalam pelaku kegiatan servis antara lain,

petugas maintenance utilitas bangunan,petugas pengangkut

sampah,petugas kebersihan, dan petugas bagian dapur.

2. Kebutuhan Ruang

Untuk memudahkan kelangsungan kegiatan pada bangunan makabeberapa kegiatan

dapat dikelompokan menjadi satu unit fungsi, selain untuk fungsi efisiensi kegiatan

juga untuk kemudahan pengguna dalam menemukan fungsi yang dituju

Unit fungsi yang dimaksud dapat dikelompokan menjadi delapan yaitu :

a. Unit Fungsi Penerima

b. Unit Fungsi Pameran

c. Unit Fungsi Pendidikan

d. Unit Fungsi Pengelola

e. Unit Fungsi Rekreasi

f. Unit Fungsi Perawatan Koleksi

g. Unit Fungsi Utilitas

h. Unit Fungsi Mushollah

Page 80: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

3. Pengelompokan Ruang

1) Unsur Pelaku Kegiatan

a) Pengunjung adalah masyarakat yang berada di wilayah kawasan Kota

Kendari yang ingin melihat atau membeli barang yang tersedia.

b) Penjual adalah masyarakat kota kendari yang berjualan di dalam bangnan

tersebut.

c) Pengelola adalah orang yang mengelola pasar tersebut

2) Macam-macam kegiatan

Secara umum kegiatan pada pasar dibagi atas:

1. Kegiatan pengelola

2. Kegiatan pengunjung/pembeli

3. Kegiatan penjual

3) pengelompokan kegiatan

Tabel IV. 2 kebutuhan ruang

Fungsi Aktifitas Kegiatan Kebutuhan Ruang Pelaku

Aktifitas

Penerima Pengunjung

1.Datang-Pulang

2.Memperoleh informasi

3.Menyimpan barang

bawaan

4.Kegiatan lavatory

Petugas

1. Memberi informasi

2. Melayani penitipan

3. Menjaga keamanan

4. Kegiatan lavatory

Entrance

Lobby

R. informasi

R. penitipan barang

R. keamanan/security

lavatory

Pengunjung

Pengunjung

Petugas

Petugas

petugas

Pameran Pengunjung

1. Datang-pulang

2. Melihat pameran

3. Melakukan

r. pamer 2 dimensi

r. pamer 3 dimensi

r. persiapan lavatory

Pengunjung

Pengunjung

Staff

Page 81: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

transaksi barang

4. Kegiatan lafatori

staf

5. Mempersiapkan

sebelum pelaksanaan

pameran

6. Kegiatan lavatory

Pendidikan Peserta workshop

1. Datang-pulang2. Praktek seni lukis3. Mempelajari teori4. Kegiatan lavatory

Pengunjung

1. Datang pulang2. Kegiatan lavatory

Petugas

1. Melayanipengunjung

2. Melayani pesertaworkshop

3. Kegiatan lavatory

Workshop 2 dimensi

Workshop 3 dimensi

r. belajar

r. p3kr

r. bahan dan alat

r. instruktur

r. audiovisual

lavatory

Pesertaworkshop

Pesertaworkshop

Pesertaworkshop

Pesertaworkshop

Pesertaworkshop

Instruktur

pengunjung

Rekreasi Pengunjung

1. Datang-pulang2. Membeli souvenir3. Kegiatan lavatory

Petugas1. Bongkar muat

barang2. Kegiatan lavatory

Dapur

Art shop

R. serba guna

Gudang

Lavatory

Petugas

Pengunjung

Pengunjung

Pengunjung

Petugas

Page 82: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Pengelola Pimpinan

1. Datang-pulang2. Menerima tamu3. Menerima tamu4. Mengawasi

kegiatan5. Rapat koordinasi6. Kegiatan lavatory

Kepala bagian1. Datang- pulang2. Mengontrol

kegiatan staf3. Memberi

pengarahan4. Rapat koordinasi5. Kegiatan lafatory

Staff

1. Datang-pulang2. Mengurus seluruh

aktivitas didalam galerisesuai dengan bidangmasing-masing

3. Kegiatan lavatory

Klening servis

1. Datang-pulang2. Membersihkan

seluruh ruangan3. Mengambil dan

menyimpan alatpembersihan

4. Kegiatan lavatory

R. tamu

R. pimpinan

R. kepala bagian

R. staff

R. rapat

R. arsip

Klening servis

Gudang

Lavatory

Tamu

Pimpinan

Kepala bagian

Staff

Staff

Staff

Petugas kleningservis

Petugas kleningservis

Perawatan

koleksi

Petugas

1. Datang-pulang2. Perbaikan karya

seni lukis3. Perawatan karya

seni lukis

R. Reserpasi Konserpasi

R. Pendokumentasian

R. Penyimpanan Koleksi

Gudang

Petugas

Petugas

Petugas

petugas

Page 83: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Utilitas Petugas

1. Mengontrol gengset2. Mengontrol pompa

R. gengset

R. pompa

Petugas

Petugas

Mushollah 1. Mendirikan Sholat Tempat Sholat

Tempat Wudlu

Toilet

1. Pembagian Ruang

a. Ruang Publik

1. Entrance

2. Lobby

3. R. informasi

4. R. penitipan barang

5. R. keamanan/security

6. R. Pamer

7. Art Shop

b. Ruang Semi Public

1. Workshop

2. R. Belajar

3. r. persiapan

4. R. Tamu

5. R. Pimpinan

6. R. Kepala Bagian

7. R. Staff

8. R. Rapat

9. R. Arsip

c. Ruang Service

Page 84: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

1. Klening Servis

2. Gudang

3. Lavatory

4. R. P3kr

5. R. Bahan Dan Alat

6. R. Instruktur

7. R. Audiovisual

8. R. Reserpasi Konserpasi

9. R. Pendokumentasian

10. R. Penyimpanan Koleksi

11. R. Gengset

12. R. Pompa

13. Tempat Sholat

14. Tempat Wudlu

15. Toilet

4. Pola Hubungan Antar Ruang

a. Hubungan Kedekatan Antar Unit Fungsi

Fungsi PenerimaFungsi pendidikanFungsi RekreasiFungsi AdministrasiFungsi PenerimaFungsi Perawatan KoleksiFungsi UtilitasMushollah

Page 85: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b. Hubungan Kedekatan Ruang Antar Unit Fungsi

1) Fungsi Penerima

LobbyR. InformasiR. Penitipan barangR. Keamanan/securityLavatory

2) Fungsi Pameran

EntranceLobbyR. Pamer 2 dimensiR. pamer 3 dimensiLavatory

3) Fungsi Pendidikan

WorkshopR. BelajarR. P3KGudang bahan dan alatR. InstrukturR. Audio visualLavatory

4) Fungsi Rekreasi

GudangArtshopRuang Serba GunaLavatory

Page 86: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

5) Fungsi Pengelola

R. TamuR. PimpinanR. kepala bagianR. StafR. RapatArsipKlining servisLavatory

6) Fungsi Perawatan Koleksi

R. Reserpasi dan R. KonserpasiR. penyimpanan koleksiGudang

7) Fungsi Utilitas

R. GensetR. PompaR. Mekanikal elektrikal

8) Fungsi Mushollah

Tempat sholatTempat wudluToilet

Keteranagan

Hubungan Erat

Hubungan Tidak Erat

Tidak Berhubungan

5. Pola Ruang

Kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam bangunan umumnya membentuk ruang-

ruang yang berhubungan dan berkaitan satu sama lain oleh fungsi, letak dan

sirkulasi. Pola ruangan yang terbentuk perlu dipertimbangkan terhadap pola

ruang sebagai kegiatan utama yaitu dapat berupa:

Page 87: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

1. Pola linear: Penggunaan ruang yang maksimal, orientasi cukup jelas, suasana

monoton.

2. Pola cluster: Penggunaan ruang-ruang kurang efektif, orientasi tidak jelas,

suasana dinamis.

3. Pola grid: Penggunaan ruang-ruang efektif, orientasi jelas, suasana cukup

dinamis.

4. Pola radial: Penggunaan ruang show room kurang efesien, orientasi jelas

dengan adanya pusat orientasi, suasana dinamis.

Gambar IV. 16 : Pola Ruangan

(Sumber : Konsep Tata Masa, 2006)

Dari pola-pola tersebut diatas dan dengan memperhatikan sifat bangunan

maka pola yang dapat diterapkan dalam bangunan adalah pemakaian pola linear

dan pola grid.

linear cluster

grid radial

1. Pola linear: Penggunaan ruang yang maksimal, orientasi cukup jelas, suasana

monoton.

2. Pola cluster: Penggunaan ruang-ruang kurang efektif, orientasi tidak jelas,

suasana dinamis.

3. Pola grid: Penggunaan ruang-ruang efektif, orientasi jelas, suasana cukup

dinamis.

4. Pola radial: Penggunaan ruang show room kurang efesien, orientasi jelas

dengan adanya pusat orientasi, suasana dinamis.

Gambar IV. 16 : Pola Ruangan

(Sumber : Konsep Tata Masa, 2006)

Dari pola-pola tersebut diatas dan dengan memperhatikan sifat bangunan

maka pola yang dapat diterapkan dalam bangunan adalah pemakaian pola linear

dan pola grid.

linear cluster

grid radial

1. Pola linear: Penggunaan ruang yang maksimal, orientasi cukup jelas, suasana

monoton.

2. Pola cluster: Penggunaan ruang-ruang kurang efektif, orientasi tidak jelas,

suasana dinamis.

3. Pola grid: Penggunaan ruang-ruang efektif, orientasi jelas, suasana cukup

dinamis.

4. Pola radial: Penggunaan ruang show room kurang efesien, orientasi jelas

dengan adanya pusat orientasi, suasana dinamis.

Gambar IV. 16 : Pola Ruangan

(Sumber : Konsep Tata Masa, 2006)

Dari pola-pola tersebut diatas dan dengan memperhatikan sifat bangunan

maka pola yang dapat diterapkan dalam bangunan adalah pemakaian pola linear

dan pola grid.

linear cluster

grid radial

Page 88: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

6. Organisasi Ruang

7. Besaran Ruang

A. Unit Fungsi Penerima

1. lobby

a. Kapasitas Pengunjung 110 orang

b. Pendekatan Ruang 2 m2/org(NAD)= 220.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 44.00 m2

264.00 m2

2. R. Informasi

a. Kapasitas pengguna 2 orang

b. Pendekatan luas 1,5 m2/org(NAD) = 3.00 m2

c. 1 buah meja informasi pjg = 2.40 m2

d. 1 buah meja computer = 1.80 m2

e. 2 buah kursi 0.2 m2(NAD) = 0.40 m2

Gambar IV.17.: Organisasi Ruang

Sumber: Sketsa Pribadi

kurang erat

berhubungan erat

6. Organisasi Ruang

7. Besaran Ruang

A. Unit Fungsi Penerima

1. lobby

a. Kapasitas Pengunjung 110 orang

b. Pendekatan Ruang 2 m2/org(NAD)= 220.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 44.00 m2

264.00 m2

2. R. Informasi

a. Kapasitas pengguna 2 orang

b. Pendekatan luas 1,5 m2/org(NAD) = 3.00 m2

c. 1 buah meja informasi pjg = 2.40 m2

d. 1 buah meja computer = 1.80 m2

e. 2 buah kursi 0.2 m2(NAD) = 0.40 m2

Gambar IV.17.: Organisasi Ruang

Sumber: Sketsa Pribadi

kurang erat

berhubungan erat

6. Organisasi Ruang

7. Besaran Ruang

A. Unit Fungsi Penerima

1. lobby

a. Kapasitas Pengunjung 110 orang

b. Pendekatan Ruang 2 m2/org(NAD)= 220.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 44.00 m2

264.00 m2

2. R. Informasi

a. Kapasitas pengguna 2 orang

b. Pendekatan luas 1,5 m2/org(NAD) = 3.00 m2

c. 1 buah meja informasi pjg = 2.40 m2

d. 1 buah meja computer = 1.80 m2

e. 2 buah kursi 0.2 m2(NAD) = 0.40 m2

Gambar IV.17.: Organisasi Ruang

Sumber: Sketsa Pribadi

kurang erat

berhubungan erat

Page 89: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

f. 1 buah lemari arsip = 2.70 m2

g. sirkulasi 20 % = 2.06 m2

12.36 m2

3. Ruang penitipan barang

a. Kapasitas pengguna 2 orang

b. Pendekatan luas 1.5 m2/org(NAD) = 3.00 m2

c. Kapasitas barang 110 brg

d. Lemari penitipan 3 buah

e. 1 lmr terdiri dari 40 brg 2.5 m2(NAD) = 7.50 m2

f. 1 bh meja kerja panjang = 2.40 m2

g. 2 buah kursi 0.2 m2(NAD) = 0.40 m2

h. Sirkulasi 20 % = 2.66 m2

15.96 m2

4. Ruang security

a. Kapasitas ruang 4 orang

b. Pendekatan ruang 1.5 m2/org(NAD) = 6.00 m2

c. 1 bh meja kerja panjang

d. Kursi 4 buah

e. 1 buah kursi 0.20 m2(NAD) = 0.80 m2

f. Sirkulasi 20 % = 1.36 m2

8.16 m2

Kebutuhan luasan ruang penerima = 300.48 m2

B. Unit Fungsi Pameran

1. Ruang pamer dua dimensi

Pengunjung

a. kapasitas pengunjung 110 orang

Page 90: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b. pendekatan ruang 2 m2/org(NAD) = 220.00 m2

Benda pamer

a. jumlah benda pamer 70 buah

b. dimensi terbesar 2.88 m2(NAD) = 201.60 m2

c. sirkulasi 20 % = 84.32 m2

505.92 m2

2. Ruang pamer 3 dimensi

Pengunjung

a. kapasitas pengunjung 110 org

b. pendekatan ruang 2 m2/org(NAD)= 220.00 m2

Benda pamer

a. jumlah benda pamer 70 buah

b. dimensi terbesar 3.15 m2(NAD) = 220.50 m2

c. sirkulasi 20 % = 88.10 m2

528.60 m2

3. R. persiapan (3 Ruang) 126.00 m2

4. Lavatory, Km/Wc

a. 12 bilik 3 m2(NAD) = 36.00 m2

b. 12 westafel 2.6 m2(NAD) = 31.20 m2

c. 6 urinoir 1.26 m2(NAD) = 7.56 m2

74.76 m2

Kebutuhan luas ruang fungsi pameran = 1235.28 m2

C. Unit Pendidikan

1. Ruang workshop 2 dimensi

a. kapasitas pengguna 20 org

b. pendekatan ruang 4 m2/org(NAD)= 80.00 m2

Page 91: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

c. sirkulasi 20 % = 16.00 m2

96.00 m2

2. Ruang workshop 3 dimensi

a. kapasitaas pangguna 20 org

b. pendekatan ruang 5 m2/org(NAD)= 100.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 20.00 m2

120.00 m2

3. Ruang belajar

Pelengkapan kelas

a. kapasitas pengguna 20 org

b. pendekatan ruang 1.5 m2/org(NAD) = 30.00 m2

c. meja belajar 0.48 m2(NAD) = 9.60 m2

d. kursi belajar 0.2 m2(NAD) = 4.00

Pengajar

a. pengguna 1 org

b. pendekatan ruang 1.5 m2/org(NAD) = 1.50 m2

c. 1 meja instruktur = 0.48 m2

d. 1 meja instruktur = 0.2 m2

e. sirkulasi 20% = 9.16 m2

54.94 m2

f. jumlah ruang 2 ruang = 109.88 m2

4. Ruang P3K (asumsi) = 9.00 m2

5. Ruang Bahan dan Alat

a. kapasitas pengguna 15 org

b. pendekatan ruang 1.5 m2/org(NAD) = 22.50 m2

c. lemari bahan = 2.25 m2

d. lemari alat = 2.25 m2

e. sirkulasi 20 % = 5.40 m2

32.40 m2

Page 92: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

6. Ruang instruktur

Kapasitas pengguna 2 org

a. pendekatan ruang 1.5 m2/org()NAD = 3.00 m2

b. meja kerja 1.20 m2(NAD) = 2.40 m2

c. kursi kerja 0.20 m2(NAD) = 0.40 m2

d. meja computer0.96 m2(NAD) = 1.92 m2

e. lemari arsip 2.70 m2(A) = 5.40 m2

f. file cabinet 0.62 m2(A) = 1.24 m2

g. sirkulasi 20 % = 2.87 m2

17.23 m2

h. jumlah ruang 2 ruang = 34.46 m2

7. Ruang audio visual

a. kapasitas pengunjung 25 orang

b. pendekatan ruang 2.5 m2/org(A) = 62.50 m2

c. sirkulasi 20 % = 12.50 m2

75.00 m2

8. Gudang (asumsi) 9.00 m2

9. Lavatory, Km/Wc

a. 6 bilik 3 m2(NAD) = 18.00 m2

b. 6 westafrl 2.6 m2(NAD) = 15.60 m2

c. 3 urinoir 1.26 m2(NAD) = 3.78 m2

37.38 m2

Kebutuhan luas ruang pendidikan 523.12 m2

D. Unit fungsi rekreasi

1. Artshop

Ruang pajang

a. kapasitas ruang 50 org

b. pendekatan 2 m2/org(A) = 100.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 20.00 m2

120.00 m2

Ruang kasir

a. kapasitas ruang 2 org

Page 93: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b. pendekatan 2 m2/org(NAD)= 4.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 0.80 m2

4.80 m2

Ruang administrasi

a. kapasitas ruang 4 orang

b. pendekatan 2 m2/org(NAD)= 8.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 1.60 m2

9.60 m2

Ruang serba guna2 m2/org(NAD)

Kebutuhan luas ruang rekresi = 134.40 m2

E. Unit Fungsi Pengelola

1. Ruang tamu

a. Kapasitas ruang 10 orang

b. Pendekatan 1.8 m2/org(A) = 18.00 m2

c. Sirkulasi 20 % = 3.60 m2

21.60 m2

2. Ruang pimpinan

a. Kapasitas ruang 1 orang

b. Pendekatan ruang 1.5 m2/org(A) = 1.50 m2

c. Kursi tamu 1 set = 11.20 m2

d. 1 meja kerja = 1.20 m2

e. 1 kursi = 0.20 m2

f. 1 lemari arsip = 2.70 m2

g. 1 file cabinet = 0. 62 m2

h. Sirkulasi 20 % = 3.48 m2

20.90 m2

3. Ruang Kepala Bagian

a. Kapasitas ruang 3 orang

b. Pendekatan ruang 1.5 m2/org(NAD) = 4.50 m2

c. Meja kerja 1.20 m2(NAD) = 3.60 m2

d. Kursi kerja 0.20 m2(NAD) = 0.60 m2

e. Lemari arsip 2.70 m2(NAD) = 8.10 m2

f. File cabinet 0.62 m2(A) = 1.86 m2

Page 94: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

g. Sirkulasi 20 % = 3.73 m2

22.39 m2

4. Ruang Staff

a. Kapasitas ruang 20 orang

b. Pendekata ruang 1.5 m2/org(NAD) = 30.00 m2

c. Meja kerja 0.84 m2(NAD) = 16.80 m2

d. Kursi kerja 0.20 m2(NAD) = 4.00 m2

e. 2 buah meja kompeter 0.96 m2(NAD) = 1.92 m2

f. 2 bh lemari panjang 2.70 m2(NAD) = 5.40 m2

g. Sirkulasi 20 % = 11.62 m2

69.74 m2

5. Ruang rapat

a. Kapasitas ruang 35 orang

b. Pendekatan 2.5 m2/org(NAD) = 87.50 m2

c. Sirkulasi 20 % = 17.50 m2

105.00 m2

6. Ruang arsip

a. Kapasitas ruang 2 orang

b. Pendekatan ruang 1.5 m2/org(NAD) = 3.00 m2

c. Meja kerja 0.84 m2(NAD) = 1.68 m2

d. kursi kerja 0.20 m2(NAD) = 0.40 m2

e. lemari arsip panjang 2 BH

f. pendekatan luas 2.70 m2(NAD) = 5.4 m2

g. sirkulasi 20 % = 2.10 m2

12.58 m2

Page 95: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

7. Ruang klining servis

a. kapasitas ruang 15 orang

b. pendekatan 2.5 m2/org(A) = 37.50 m2

c. sirkulasi 20 % = 7.50 m2

45.00 m2

d. gudang (asumsi) 16.00 m2

8. Lavatory, Km/Wc

a. 6 bilik 3 m2(NAD) = 18.00 m2

b. 6 westafel 2.6 m2(NAD) = 15.60 m2

c. 3 urinoir 1.26 m2(NAD) = 6.32 m2

39.92 m2

Kebutuhan luas ruang fungsi pengelola 353.13 m2

F. Unit fungsi perawatan koleksi

1. R. reserpasi dan konserpasi

Ruang periksaan

a. Kapassitas ruang 5 org

b. Pendekatan 2 m2/meja(NAD) = 10.00 m2

c. Meja pemeriksa 3 BH(A) = 9.00 m2

d. Kursi 5 BH(A) = 1.00 m2

e. Sirkulasi 20 % = 4.00 m2

24.00 m2

f. R. perbaikan (asumsi) 45.00 m2

2. Gudang (asumsi) 16.00 m2

3. lavatory, Km/Wc

a. 6 bilik 3 m2(A) = 18.00 m2

b. 6 westavel 2.6 m2(A) = 15.60 m2

Page 96: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

c. 3 urinoir 1.26(A) = 3.78 m2

37.38 m2

Kebutuhan ruang fungsi perawatan = 122.38 m2

G. Unit fungsi utilitas

a. ruang gengset (asumsi) = 16.00 m2

b. ruang pompa (asumsi) = 16.00 m2

kebutuhan ruang fungsi utilitas 32.00 m2

H. Unit fungsi mushollah

a. kapasitas ruang 20 org

b. pendekatan 1.5 m2/org(A) = 30.00 m2

c. sirkulasi 20 % = 6.00 m2

36.00 m2

d. tempat wudlu (asumsi) 9.00 m2

kebutuhan luas ruang fungsi mushollah = 45.00 m2

Titik tolak untuk mendapatkan besaran ruang pada Perencanaan Galeri Seni

Lukis di Kota Kendari adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas personil yang ditampung

2. Jenis ruangan yang dibutuhkan

Standar-standar yang digunakan , antara lain mengacu pada :

1. Neufer Data Architec (NAD)

2. Asumsi (A)

Page 97: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Rekapitulasi luasan ruang

1. kebutuhan luasan ruang fungsi penerima = 300.48 m2

2. kebutuhan luas ruang fungsi pameran = 1235.28 m2

3. kebutuhan luas ruang pendidikan = 523.12 m2

4. kebutuhan luas ruang fungsi rekreasi = 134.40 m2

5. kebutuhan luas ruang fungsi pengelola = 353.13 m2

6. kebutuhan luas ruang perawatan koleksi = 122.38 m2

7. kebutuhan luas ruang fungsi utilitas = 32.00 m2

8. kebutuhan luas ruang fungsi mushollah = 45.00 m2

Total = 2745.79 m2

Area parkir

1. Area parkir umum

Mobil (4,6 x 3) 30 bh

Pendekatan 13.80 m2/mbl(NAD) = 414.00 m2

Motor (1 x 2) 60 bh(NAD) = 120.00 m2

Pendekatan 2 m2/mtr(NAD)

534.00 m2

2. Area parkir pengelola

Mobil (4,6 x 3) 15 bh

Pendekatan 13.80 m2/mbl(NAD) = 207.00 m2

Motor (1 x 2) 30 bh

Pendekatan 2 m2/mtr(NAD)= 60.00 m2

267.00 m2

Keburuhan luasan area parkir = 790.00 m2

Page 98: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Perbandingan area terbangun dan tidak terbangun adalah 60% area terbangun dan

40% area tidak terbangun.

Luas area terbangun = 2745,79 m²

Luas area tak terbangun = 60/40 × 2745,79 m²

= 4118,68 m²

Jadi, luas area keseluruhan site adalah

= luas area terbangun + luas tak terbangun

= 40% + 60 %

= 2745,79 m² + 4118,68 m²

= 6864,47 m²

Dari perhitungan diatas maka luas lahan yang dibutuhkan untuk Perencanaan

Galeri Seni Lukis yaitu 6864,47 m²

C. Sistem Struktur dan Material Bangunan

1. Struktur Bangunan

a. Sub Struktur

Dasar pertimbangan dalam pemilihan sub struktur, yaitu:

a) Mampu mendukung beban setiap struktur.

b) Mampu menetralisir beban eksternal.

c) Kekuatan daya dukug tanah pada tapak.

d) Pada tahap pelaksanaan tidak mengganggu bangunan disekitarnya.

Secara garis besar, sistem struktur yang direkomendasikan, yaitu:

1. Pondasi Garis

a. Cukup aman untuk menahan gaya vertikal dan lateral.

b. Dipakai pada tanah yang lapisan tanah kerasnya tiak jauh dari

permukaan tanah.

c. Penggunaan bahan yang cukp ekonomis dan cara pelaksaanaannya lebih

mudah.

Page 99: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2. Pondasi Poer Plat Setempat

a. Digunakan pada struktur utama dan pendukung dari kolom utama.

b. Menyalurkan beban-beban elemen struktur secara merata dan

menyebar.

c. Termasuk pondasi menerus dan harus bertumpu pada tanah yang keras.

d. Bisa dirakit dilokasi.

Gambar IV.18.: pondasi garis

Sumber: blog-oong,blogspot.com

Gambar IV.19: pondasi poor plat

Sumber: blog-oong,blogspot.com

Page 100: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b. Super Struktur

1) Lantai menggunakan plat beton.

2) Kolom dan balok menggunakan beton bertulang.

3) Dinding permanen menggunakan batu bata dan dinding non permanen

menggunakan bahan gypsum atau yang lainnya.

c. Upper Struktur

Kontruksi atap menggunakan konstruksi kuda-kuda kayu atau baja ringan.

Kelebihan dan kekurangan kuda-kuda kayu, antara lain:

1) Mudah didapat dari alam, sifat kenyal, elastis, kekuatan dan keawetannya

tergantung dari umur kayu dan jenis kayu.

2) Mudah dikerjakan oleh tukang biasa dengan alat sederhana, dapat dibentuk

berbagai model yang indah.

3) Harga relatif murah, dan karna bahannya ringan dapat memperkecil ukuran

onstruksi bangunan dan pondasinya.

4) Dapat terbakar dan mudah menjalarkan api dari satu tempat ke tempat lainnya.

Konstruksi haarus terlindung dari panas dan hujan agar tidak cepat lapuk.

5) Perlu diberi lapisan agar tidak dimakan rayap, atau serangga lainnya.

6) Sebaiknya untuk bentangan tidak lebih dari 12 meter.

Kelebihan dan kekurangan baja ringan, antara lain:

1) Efektif untuk struktur bentang lebar.

2) Lebih tahan lama.

3) Tahan api.

4) Mudah menuai.

2. Modul

Modul adalah unit terkecil atau ukuran dasar yang digunakan utuk

menentukan dimensi ruang dan bagian-bagiannya dalam bentuk

kelipatannya. Modul memegang peranan penting terutama mengingat

fungsi bangunan yang menampung berbagai kegiatan. Oleh karena itu

perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a. Modul Fungsional

1) Kebutuhan ruang gerak dan sirkulasi dalam ruang.

2) Kebutuhan perabot didalamnya.

3) Ukuran bahan lantai, dinding dan plafon di pasaran.

Page 101: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b. Modul Struktur

Modul struktur ditentukan oleh sifat dan karakteristik bahan yang digunakan,

yaitu :

1) Horizontal

Bentang baja horizontal adalah 7,2-14,4 m sedangkan balok beton

bertulang mempuyai bentangan efektif 7,2-9,6 m.

2) Vertikal

Tinggi ruang untuk Plumbing minimal 0,4 m dengan tebal plat lantai 0,12

m. Tinggi langit-langit yaitu antara 3-6 m.

3. Bahan dan Material Bangunan

Bahan dan material bangunan yang akan di gunakan pada Perencanaan Galeri

Seni Lukis di Kota Kendari tergantung pada kebutuhan serta tuntutan ruang

berdasarkan karakteristik kegiatan yang akan diwadahi.

a. Pasir

Pasir adalah butiran mineral halus yang dapat melalui ayakan persegi

0.075 mm. pasir untuk adukan pasangan plesteran dan beton harus memiliki

persyaratan sebagai berikut.

1. Butiran pasir harus tajam dank eras tidak dapat di hancurkan dengan

tangan.

2. Kadar lumpurnya tidak lebih dari 5%

3. Warna larut pada pengujian dengan natrium Hydroxied 3% tidak boleh

lebih tua dari warna larut.

4. Bagian hancur pada bagian peng ujian dengan larutan jenuh natrium sulfat

tidak boleh lebih dari 10%.

5. Keteguhan adukan percobaan di banding adukan perbandingan tidak boleh

lebih kecil dari 65% pada pengujian 1 – 6.

Page 102: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

b. Kerikil dan batu pecah

Kerikil adalah butiran mineral yang harus melalui ayakan berlubang 76

mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang 5 mm.

c. Split

Split merupakan batu pecah yang melalui ayakan persegi 23 mm dan

tertinggal di atas ayakan persegi 2 mm. Split untuk beton harus memenuhi

syarat yang di tentukan dalam PBI – 1971 – NI.2.

Gambar IV.20: pasir

Sumber: sanggapramana.wordpress.com

Gambar IV.21: kerikil

Sumber: journeyfuntour.com

b. Kerikil dan batu pecah

Kerikil adalah butiran mineral yang harus melalui ayakan berlubang 76

mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang 5 mm.

c. Split

Split merupakan batu pecah yang melalui ayakan persegi 23 mm dan

tertinggal di atas ayakan persegi 2 mm. Split untuk beton harus memenuhi

syarat yang di tentukan dalam PBI – 1971 – NI.2.

Gambar IV.20: pasir

Sumber: sanggapramana.wordpress.com

Gambar IV.21: kerikil

Sumber: journeyfuntour.com

b. Kerikil dan batu pecah

Kerikil adalah butiran mineral yang harus melalui ayakan berlubang 76

mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang 5 mm.

c. Split

Split merupakan batu pecah yang melalui ayakan persegi 23 mm dan

tertinggal di atas ayakan persegi 2 mm. Split untuk beton harus memenuhi

syarat yang di tentukan dalam PBI – 1971 – NI.2.

Gambar IV.20: pasir

Sumber: sanggapramana.wordpress.com

Gambar IV.21: kerikil

Sumber: journeyfuntour.com

Page 103: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

d. Batu alam

1. Batu karang harus sebagian besar warna putih atau kuning muda.

2. Batu karang untuk pasangan harus merupakan batu belah dengan bentuk

dan ukuran yang sesuai dengan peruntukannya.

Batu gunung/ batu karang digunakan untuk pondasi garis pada setiap

ruangan, batu gunung yang digunakan adalah batu moramo.

e. Batu merah

Syarat batu bata merah adalah harus empunyai rusuk yang tajam dan

siku,gidang sisi dan tidak menunjukan tanda retak.

Batu bata merah yang digunakan ialah batu merah punggolaka dengan

dimensi ukuran batu bata merah sesuai peraturan PU yaitu :

Panjang = 24 cm

Lebar = 12 cm

Tebal = 6 cm

Gambar IV.22 : batu pecah

Sumber: paluperkasabeton.com

Gambar IV.23: batu gunung

Sumber: baltyra.com

d. Batu alam

1. Batu karang harus sebagian besar warna putih atau kuning muda.

2. Batu karang untuk pasangan harus merupakan batu belah dengan bentuk

dan ukuran yang sesuai dengan peruntukannya.

Batu gunung/ batu karang digunakan untuk pondasi garis pada setiap

ruangan, batu gunung yang digunakan adalah batu moramo.

e. Batu merah

Syarat batu bata merah adalah harus empunyai rusuk yang tajam dan

siku,gidang sisi dan tidak menunjukan tanda retak.

Batu bata merah yang digunakan ialah batu merah punggolaka dengan

dimensi ukuran batu bata merah sesuai peraturan PU yaitu :

Panjang = 24 cm

Lebar = 12 cm

Tebal = 6 cm

Gambar IV.22 : batu pecah

Sumber: paluperkasabeton.com

Gambar IV.23: batu gunung

Sumber: baltyra.com

d. Batu alam

1. Batu karang harus sebagian besar warna putih atau kuning muda.

2. Batu karang untuk pasangan harus merupakan batu belah dengan bentuk

dan ukuran yang sesuai dengan peruntukannya.

Batu gunung/ batu karang digunakan untuk pondasi garis pada setiap

ruangan, batu gunung yang digunakan adalah batu moramo.

e. Batu merah

Syarat batu bata merah adalah harus empunyai rusuk yang tajam dan

siku,gidang sisi dan tidak menunjukan tanda retak.

Batu bata merah yang digunakan ialah batu merah punggolaka dengan

dimensi ukuran batu bata merah sesuai peraturan PU yaitu :

Panjang = 24 cm

Lebar = 12 cm

Tebal = 6 cm

Gambar IV.22 : batu pecah

Sumber: paluperkasabeton.com

Gambar IV.23: batu gunung

Sumber: baltyra.com

Page 104: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

f. Kayu

Pada umumnya kekuatan kayu yang berat jenisnnya tinggi mempunyai

modulus elastisitas dan kekuatan yang tinggi pula. Berarti jenis kayu adalah

bagi antara berat jenis kayu mutlak dan volume kayu semula saat berat jenis

ingin di hitung. Kayu yang digunakan adalah kayu kelas 1 yaitu kayu jati dan

pengaplikasiannya pada setiap kusen dan daun pintu ruangan yang dijumpai di

pasaran.

g. Semen

Semen Portland ( pc ) merupakan bubukam halus. Butiran sekitar 0.05

mm yang terdiri dari hublur senyawa yang kompleks dan berfungsi sebagai

bahan pengikat organik. Sifat umumnya adalah mengikat dengan adanya air

dan mengeras secara hidrolit.

Gambar IV.24: batu bata merah

Sumber: andalan68.wordpress.com

Gambar IV.25: kayu jati

Sumber: forestpreneur.blogspot.com

f. Kayu

Pada umumnya kekuatan kayu yang berat jenisnnya tinggi mempunyai

modulus elastisitas dan kekuatan yang tinggi pula. Berarti jenis kayu adalah

bagi antara berat jenis kayu mutlak dan volume kayu semula saat berat jenis

ingin di hitung. Kayu yang digunakan adalah kayu kelas 1 yaitu kayu jati dan

pengaplikasiannya pada setiap kusen dan daun pintu ruangan yang dijumpai di

pasaran.

g. Semen

Semen Portland ( pc ) merupakan bubukam halus. Butiran sekitar 0.05

mm yang terdiri dari hublur senyawa yang kompleks dan berfungsi sebagai

bahan pengikat organik. Sifat umumnya adalah mengikat dengan adanya air

dan mengeras secara hidrolit.

Gambar IV.24: batu bata merah

Sumber: andalan68.wordpress.com

Gambar IV.25: kayu jati

Sumber: forestpreneur.blogspot.com

f. Kayu

Pada umumnya kekuatan kayu yang berat jenisnnya tinggi mempunyai

modulus elastisitas dan kekuatan yang tinggi pula. Berarti jenis kayu adalah

bagi antara berat jenis kayu mutlak dan volume kayu semula saat berat jenis

ingin di hitung. Kayu yang digunakan adalah kayu kelas 1 yaitu kayu jati dan

pengaplikasiannya pada setiap kusen dan daun pintu ruangan yang dijumpai di

pasaran.

g. Semen

Semen Portland ( pc ) merupakan bubukam halus. Butiran sekitar 0.05

mm yang terdiri dari hublur senyawa yang kompleks dan berfungsi sebagai

bahan pengikat organik. Sifat umumnya adalah mengikat dengan adanya air

dan mengeras secara hidrolit.

Gambar IV.24: batu bata merah

Sumber: andalan68.wordpress.com

Gambar IV.25: kayu jati

Sumber: forestpreneur.blogspot.com

Page 105: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Semen yang digunakan adalah semen bosowa, dengan letak pabrik berada

di bagian kecamatan kendari tepatnya berada di mata. Semen digunakan

sebagai bahan campuran beton dan plesteran.

h. Keramik

1. Lantai keramik

Keramik mempunyai berbagai jenis merk , ukuran , motif , serta warna

dari segi ukuran, keramik yang digunakan adalah 40x40 cm digunakan

untuk lantai bagian fasilitas umum dan fasilitas pengelola. Keramik 20 x 20

cm digunakan untuk ruang kamar mandi dan wc. Ada juga ukuran lain

yang akan disesuaikan sesuai kebutuhan dari ruangan tersebut.

Ada juga ukuran lain yang di sesuaikan dengan kebutuhan dalam

penggunaan.

Gambar IV.26 : semen portland dan semen bosowa

Sumber: sales3roda.blogspot.com

Gambar IV.27: keramik

Sumber : desainrumahonline.com

Semen yang digunakan adalah semen bosowa, dengan letak pabrik berada

di bagian kecamatan kendari tepatnya berada di mata. Semen digunakan

sebagai bahan campuran beton dan plesteran.

h. Keramik

1. Lantai keramik

Keramik mempunyai berbagai jenis merk , ukuran , motif , serta warna

dari segi ukuran, keramik yang digunakan adalah 40x40 cm digunakan

untuk lantai bagian fasilitas umum dan fasilitas pengelola. Keramik 20 x 20

cm digunakan untuk ruang kamar mandi dan wc. Ada juga ukuran lain

yang akan disesuaikan sesuai kebutuhan dari ruangan tersebut.

Ada juga ukuran lain yang di sesuaikan dengan kebutuhan dalam

penggunaan.

Gambar IV.26 : semen portland dan semen bosowa

Sumber: sales3roda.blogspot.com

Gambar IV.27: keramik

Sumber : desainrumahonline.com

Semen yang digunakan adalah semen bosowa, dengan letak pabrik berada

di bagian kecamatan kendari tepatnya berada di mata. Semen digunakan

sebagai bahan campuran beton dan plesteran.

h. Keramik

1. Lantai keramik

Keramik mempunyai berbagai jenis merk , ukuran , motif , serta warna

dari segi ukuran, keramik yang digunakan adalah 40x40 cm digunakan

untuk lantai bagian fasilitas umum dan fasilitas pengelola. Keramik 20 x 20

cm digunakan untuk ruang kamar mandi dan wc. Ada juga ukuran lain

yang akan disesuaikan sesuai kebutuhan dari ruangan tersebut.

Ada juga ukuran lain yang di sesuaikan dengan kebutuhan dalam

penggunaan.

Gambar IV.26 : semen portland dan semen bosowa

Sumber: sales3roda.blogspot.com

Gambar IV.27: keramik

Sumber : desainrumahonline.com

Page 106: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

2. Lantai kayu

Kayu mempunyai kelebihan seni, yaitu setiap lembarnya bisa lebar

mencapai sekitar 1,8 m sehingga cocok untuk bentangan ruang yang lebar.

Selain itu, ketebalannya lebih besar dibanding dengan jenis lantai kayu

yang lain. Rata-rata ketebalan kayu solid antara 1,5 cm sampai dengan 2,2

cm. Selain faktor ketebalan, kelebihan laindari lantai kayu solid adalah

serat kayunya yang tampak. Tetapi ada kekurangan dari lantai kayu solid

ini yaitu kayu tidak tahan terhadap perubahan cuaca, sehingga akan

mengalamai muai susut jika tidak dirawat dengan tepat sebelum dilakukan

pemasangan. Karena itu perlauan khusus terhadap kayu harus dilakukan

seperti kayu harus di oven terlebih dahulu untuk mengurangi kadar

kelembapan kayu. Lantai kayu digunakan pada lantai ruang serbaguna

yang mempunyai bentangan yang lebar.

3. Lantai Marmer

Digunakan khusus diruang loby ukuran 60x60 cm. Istimewanya adalah

tahan api dan lebih mampu menahan beban yang berat dibandingkan

dengan jenis yang lain

Hanya saja , kekurangannya marmer adalah jika terkena cairan

berwarna (air kopi, air teh , atau tinta) akan meresap dan sulit hilang.

Lantai marmer harus di buar dari batu marmer yang berstruktur

padat,halus dan tidak mengandung lapisan – lapisan yang bersstruktur

seperti mika. Ubin marmer harus mempunyai ukuran dan bentuk yang tepat

,sisinya harus

Gambar IV.28: lantai kayu

Sumber : hargabahanbangunan.net

2. Lantai kayu

Kayu mempunyai kelebihan seni, yaitu setiap lembarnya bisa lebar

mencapai sekitar 1,8 m sehingga cocok untuk bentangan ruang yang lebar.

Selain itu, ketebalannya lebih besar dibanding dengan jenis lantai kayu

yang lain. Rata-rata ketebalan kayu solid antara 1,5 cm sampai dengan 2,2

cm. Selain faktor ketebalan, kelebihan laindari lantai kayu solid adalah

serat kayunya yang tampak. Tetapi ada kekurangan dari lantai kayu solid

ini yaitu kayu tidak tahan terhadap perubahan cuaca, sehingga akan

mengalamai muai susut jika tidak dirawat dengan tepat sebelum dilakukan

pemasangan. Karena itu perlauan khusus terhadap kayu harus dilakukan

seperti kayu harus di oven terlebih dahulu untuk mengurangi kadar

kelembapan kayu. Lantai kayu digunakan pada lantai ruang serbaguna

yang mempunyai bentangan yang lebar.

3. Lantai Marmer

Digunakan khusus diruang loby ukuran 60x60 cm. Istimewanya adalah

tahan api dan lebih mampu menahan beban yang berat dibandingkan

dengan jenis yang lain

Hanya saja , kekurangannya marmer adalah jika terkena cairan

berwarna (air kopi, air teh , atau tinta) akan meresap dan sulit hilang.

Lantai marmer harus di buar dari batu marmer yang berstruktur

padat,halus dan tidak mengandung lapisan – lapisan yang bersstruktur

seperti mika. Ubin marmer harus mempunyai ukuran dan bentuk yang tepat

,sisinya harus

Gambar IV.28: lantai kayu

Sumber : hargabahanbangunan.net

2. Lantai kayu

Kayu mempunyai kelebihan seni, yaitu setiap lembarnya bisa lebar

mencapai sekitar 1,8 m sehingga cocok untuk bentangan ruang yang lebar.

Selain itu, ketebalannya lebih besar dibanding dengan jenis lantai kayu

yang lain. Rata-rata ketebalan kayu solid antara 1,5 cm sampai dengan 2,2

cm. Selain faktor ketebalan, kelebihan laindari lantai kayu solid adalah

serat kayunya yang tampak. Tetapi ada kekurangan dari lantai kayu solid

ini yaitu kayu tidak tahan terhadap perubahan cuaca, sehingga akan

mengalamai muai susut jika tidak dirawat dengan tepat sebelum dilakukan

pemasangan. Karena itu perlauan khusus terhadap kayu harus dilakukan

seperti kayu harus di oven terlebih dahulu untuk mengurangi kadar

kelembapan kayu. Lantai kayu digunakan pada lantai ruang serbaguna

yang mempunyai bentangan yang lebar.

3. Lantai Marmer

Digunakan khusus diruang loby ukuran 60x60 cm. Istimewanya adalah

tahan api dan lebih mampu menahan beban yang berat dibandingkan

dengan jenis yang lain

Hanya saja , kekurangannya marmer adalah jika terkena cairan

berwarna (air kopi, air teh , atau tinta) akan meresap dan sulit hilang.

Lantai marmer harus di buar dari batu marmer yang berstruktur

padat,halus dan tidak mengandung lapisan – lapisan yang bersstruktur

seperti mika. Ubin marmer harus mempunyai ukuran dan bentuk yang tepat

,sisinya harus

Gambar IV.28: lantai kayu

Sumber : hargabahanbangunan.net

Page 107: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

.

i. Plafond

Beberapa jenis bahan penutup plafond seperti :

1. Gypsum board digunakan diruangan ruangan selain loby , teras dan ruang

serbaguna.

2. Plafon papan GRC ( glass fiber reinforced cement board ) digunakan

diruang serbaguna, lobby, dan teras. Keunggulan GRC adalah ringan, tahan

kelembapan bahkan air, tidak cepat lapuk, tahan jamur dan rayap.

Tampilannya kokoh sehingga tahan terhadap benturan ringan.

Gambar IV.29: lantai marmer

Sumber : indahnyarumahku.wordpres.com

Gambar IV.30 : gypsum

Sumber : pasanggypsumjogja.blogspot.com

.

i. Plafond

Beberapa jenis bahan penutup plafond seperti :

1. Gypsum board digunakan diruangan ruangan selain loby , teras dan ruang

serbaguna.

2. Plafon papan GRC ( glass fiber reinforced cement board ) digunakan

diruang serbaguna, lobby, dan teras. Keunggulan GRC adalah ringan, tahan

kelembapan bahkan air, tidak cepat lapuk, tahan jamur dan rayap.

Tampilannya kokoh sehingga tahan terhadap benturan ringan.

Gambar IV.29: lantai marmer

Sumber : indahnyarumahku.wordpres.com

Gambar IV.30 : gypsum

Sumber : pasanggypsumjogja.blogspot.com

.

i. Plafond

Beberapa jenis bahan penutup plafond seperti :

1. Gypsum board digunakan diruangan ruangan selain loby , teras dan ruang

serbaguna.

2. Plafon papan GRC ( glass fiber reinforced cement board ) digunakan

diruang serbaguna, lobby, dan teras. Keunggulan GRC adalah ringan, tahan

kelembapan bahkan air, tidak cepat lapuk, tahan jamur dan rayap.

Tampilannya kokoh sehingga tahan terhadap benturan ringan.

Gambar IV.29: lantai marmer

Sumber : indahnyarumahku.wordpres.com

Gambar IV.30 : gypsum

Sumber : pasanggypsumjogja.blogspot.com

Page 108: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

j. Kusen aluminium

Kusen aluminium yang digunakan yaitu aluminium tiang merek alco,

dengan ukuran inchi lebar 12 panjang 200 disesuaiakn dengan kebutuhan

ruang serta digunakan pada kusen jendela.

k. Kaca

Kaca yang digunakan adalah kaca polos dengan ketebalan 5 mm

digunakan pada ruang terbuka yang memiliki bukaan seperti ruang pengelola

Galeri Seni Lukis, ruang pelayanan umum, mushollah, ventilasi dll.

Gambar IV.31: plafond GRC

Sumber : dilaharsfranch,blogspot.com

Gambar IV.32: kusen aluminium

Sumber : kaskus.com

j. Kusen aluminium

Kusen aluminium yang digunakan yaitu aluminium tiang merek alco,

dengan ukuran inchi lebar 12 panjang 200 disesuaiakn dengan kebutuhan

ruang serta digunakan pada kusen jendela.

k. Kaca

Kaca yang digunakan adalah kaca polos dengan ketebalan 5 mm

digunakan pada ruang terbuka yang memiliki bukaan seperti ruang pengelola

Galeri Seni Lukis, ruang pelayanan umum, mushollah, ventilasi dll.

Gambar IV.31: plafond GRC

Sumber : dilaharsfranch,blogspot.com

Gambar IV.32: kusen aluminium

Sumber : kaskus.com

j. Kusen aluminium

Kusen aluminium yang digunakan yaitu aluminium tiang merek alco,

dengan ukuran inchi lebar 12 panjang 200 disesuaiakn dengan kebutuhan

ruang serta digunakan pada kusen jendela.

k. Kaca

Kaca yang digunakan adalah kaca polos dengan ketebalan 5 mm

digunakan pada ruang terbuka yang memiliki bukaan seperti ruang pengelola

Galeri Seni Lukis, ruang pelayanan umum, mushollah, ventilasi dll.

Gambar IV.31: plafond GRC

Sumber : dilaharsfranch,blogspot.com

Gambar IV.32: kusen aluminium

Sumber : kaskus.com

Page 109: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

l. Genteng metal

Genteng metal di buat dari plat baja glavanis, yaitu bahan baja yang di

lapisi zinc. Kombinasi lapisan galvanis dan zinc memberi perlindungan ganda

pada genteng metal. Genteng metal ada yang di cat atau ada juga yang di

lapisi oleh abu batu pada permukaannya. Ukuran yang tersedia di toko – toko

bahan bangunan atau di pasar adalah panjang 410 mm dan lebar 710 mm.

Genteng yang digunakan adalah genteng merk multiroof.

Gambar IV.33 : kaca

Sumber : jayaaluminium.com

Gambar IV.34: genteng metal

Sumber : megabaja.co.id

l. Genteng metal

Genteng metal di buat dari plat baja glavanis, yaitu bahan baja yang di

lapisi zinc. Kombinasi lapisan galvanis dan zinc memberi perlindungan ganda

pada genteng metal. Genteng metal ada yang di cat atau ada juga yang di

lapisi oleh abu batu pada permukaannya. Ukuran yang tersedia di toko – toko

bahan bangunan atau di pasar adalah panjang 410 mm dan lebar 710 mm.

Genteng yang digunakan adalah genteng merk multiroof.

Gambar IV.33 : kaca

Sumber : jayaaluminium.com

Gambar IV.34: genteng metal

Sumber : megabaja.co.id

l. Genteng metal

Genteng metal di buat dari plat baja glavanis, yaitu bahan baja yang di

lapisi zinc. Kombinasi lapisan galvanis dan zinc memberi perlindungan ganda

pada genteng metal. Genteng metal ada yang di cat atau ada juga yang di

lapisi oleh abu batu pada permukaannya. Ukuran yang tersedia di toko – toko

bahan bangunan atau di pasar adalah panjang 410 mm dan lebar 710 mm.

Genteng yang digunakan adalah genteng merk multiroof.

Gambar IV.33 : kaca

Sumber : jayaaluminium.com

Gambar IV.34: genteng metal

Sumber : megabaja.co.id

Page 110: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

D. Sistem Utilitas Bangunan

1. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan sendiri yang perlu dipertimbangkan terbagi atas dua

sistem yaitu:

1. Pencahayaan alami

Pencahayaan alami digunakan secara optimal untuk menghidupkan

suasana bangunan melalui bukaan-bukaan yang lebar dan adanya bangunan

terbuka, dan dalam penggunaan pencahayaan alami yang perlu dicapai adalah:

a) Mengindari sinar langsung yang menyilaukan dengan adanya elemen

landsecap atau pemakaian level.

b) Mengusahakan distribusi cahaya yang merata dengan perletakan

bangunan sedemikian rupa.

c) Jumlah efektif jangkauan cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan

sebesar 6 -7,5 m atau 3 kali tinggi langit-langit.

d) Cahaya matahari yang masuk ruangan maksimum pada kemiringan 450

pada pukul 6.00.

2. Pencahayaan buatan

Untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu penerangan yang

bersifat diffuser (tidak menyilaukan) dengan syarat posisis cahaya dari

samping dan merata. Untuk itu dalam penggunaan pencahayaan buatan, maka

hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah :

a) Radiasi termal yang dihasilkan sebaiknya kecil.

b) Hanya sedikit menimbulkan efek polarisasi cahaya, sehingga tidak

menyilaukan.

c) Hemat dalam pemakaian daya.

d) Penggunaannya yang tahan lama.

e) Efek sinar matahari yang dihasilkan memiliki tingkat kejernihan yang

tinggi.

2. Sistem Penghawaan

Penghawaan dalam ruangan merupakan satu faktor yang perlu

dipertimbangkan agar dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi para pelaku

kegiatan. Adapun penghawaan dalam ruangan terbagi atas:

Page 111: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

1. Penghawaan alami

Dasar perencanaan penghawaan alami yaitu memanfaatkan potensi alam

sebanyak-banyaknya dengan penggunaan pohon-pohon untuk menanggulangi

panas serta kecepatan angin.

Untuk mewujudkan keinginan di atas dapat dicapai dengan cara sebagai

berikut :

a) Mengalirkan udara secara alamiah.

b) Lubang-lubang ventilasi diletakkan pada dua pihak dinding yang

berhadapan, sehigga arus udara dapat mengalir ke luar bangunan.

2. Penghawaan buatan

Penghawaan buatan yaitu penghawaan yang diperoleh melalui penggunaan

alat pengudaraan buatan seperti air conditioning ataupun fun. Penggunaan alat

ini biasanya ditempatkan pada ruang-ruang yang memerlukan suhu dan

kelembaban tertentu dan ruang-ruang yang tidak mendapatkan sirkulasi udara

yang diinginkan.

3. Akustik

System akustik yang digunakan pada ruang tertentu yang membutuhkan

ketenangan dengan dasar pertimbangan,yaitu :

1. Adanya ruang tertentu yang menimulkan kegaduhan dan kebisingan.

2. Adanya ruang yang membutuhkan tingkat kebisingan yang rendah atau

tenang.

Dengan dasar pertimbangan tersebut maka dapat diatasi,yaitu dengan :

1.Pengaturan jarak anatar ruang dengan tingkat kebisingan yang berbeda.

2. Memanfaatkan untuk landscaping sebagai filter terhadap bunyi.

3.Penggunaan bahan kedap suara pada permukaan bidang pantul.

4. Sistem Jaringan Listrik

Listrik merupakan kebutuhan mutlak dalam bangunan, sumber daya yang utama

dalam bangunan adalah berasal dari:

1. Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Page 112: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Digunakan untuk melayani kebutuhan listrik seluruh kegiatan bangunan.

Untuk distribusi jaringan ke dalam tak sebaiknya dilakukan melalui jaringan

bawah tanah sehingga tidak mengganggu visual maupun kegiatan yang ada.

2. Generator

Skema IV.1 : Jaringan Listrik

(Sumber: Konsep Pemilihan Utilitas, 2006)

Digunakan sebagai cadangan yang bekerja secara otomatis apabila aliran

listrik dari PLN putus. Sumber daya ini digunakan untuk melayani bagian-bagian

penting yang menggunakan daya listrik seperti sebagian dari penerangan

bangunan, pompa-pompa, exhaust fan, lift dan eskalator serta hydrant. Letak dari

generator ini dipertimbangkan terhadap kebisingan yang terjadi, dan kemudahan

pemeliharaan.

5. Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air berasal dari PDAM, sedangkan untuk kebutuhan servis seperti

pemeliharaan bangunan, penyiraman tanaman berasal dari sumur dalam.

PLN

Genset

Penerangan

Trafo ATS

Panel Utama

Panel CabangUtilitas Air

BersihUtilitas Air

Kotor

Panel Cabang

Digunakan untuk melayani kebutuhan listrik seluruh kegiatan bangunan.

Untuk distribusi jaringan ke dalam tak sebaiknya dilakukan melalui jaringan

bawah tanah sehingga tidak mengganggu visual maupun kegiatan yang ada.

2. Generator

Skema IV.1 : Jaringan Listrik

(Sumber: Konsep Pemilihan Utilitas, 2006)

Digunakan sebagai cadangan yang bekerja secara otomatis apabila aliran

listrik dari PLN putus. Sumber daya ini digunakan untuk melayani bagian-bagian

penting yang menggunakan daya listrik seperti sebagian dari penerangan

bangunan, pompa-pompa, exhaust fan, lift dan eskalator serta hydrant. Letak dari

generator ini dipertimbangkan terhadap kebisingan yang terjadi, dan kemudahan

pemeliharaan.

5. Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air berasal dari PDAM, sedangkan untuk kebutuhan servis seperti

pemeliharaan bangunan, penyiraman tanaman berasal dari sumur dalam.

PLN

Genset

Penerangan

Trafo ATS

Panel Utama

Panel CabangUtilitas Air

BersihUtilitas Air

Kotor

Panel Cabang

Digunakan untuk melayani kebutuhan listrik seluruh kegiatan bangunan.

Untuk distribusi jaringan ke dalam tak sebaiknya dilakukan melalui jaringan

bawah tanah sehingga tidak mengganggu visual maupun kegiatan yang ada.

2. Generator

Skema IV.1 : Jaringan Listrik

(Sumber: Konsep Pemilihan Utilitas, 2006)

Digunakan sebagai cadangan yang bekerja secara otomatis apabila aliran

listrik dari PLN putus. Sumber daya ini digunakan untuk melayani bagian-bagian

penting yang menggunakan daya listrik seperti sebagian dari penerangan

bangunan, pompa-pompa, exhaust fan, lift dan eskalator serta hydrant. Letak dari

generator ini dipertimbangkan terhadap kebisingan yang terjadi, dan kemudahan

pemeliharaan.

5. Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air berasal dari PDAM, sedangkan untuk kebutuhan servis seperti

pemeliharaan bangunan, penyiraman tanaman berasal dari sumur dalam.

PLN

Genset

Penerangan

Trafo ATS

Panel Utama

Panel CabangUtilitas Air

BersihUtilitas Air

Kotor

Panel Cabang

Page 113: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Skema IV.2 : Sistem Jaringan Air Bersih

(Sumber: Konsep Pemilihan Utilitas, 2006)

Sistem distribusi air yang digunakan adalah dengan sistem down feed

distribution, yaitu ditampung pada reservoir bawah. Setelah itu air di pompa naik

ke reservoir atas dan selanjutnya didistribusikan dengan memanfaatkan gaya

grafitasi. Dengan sistem ini air bersih akan tetap mengalir meskipun aliran

listrik terputus.

6. Sistem Jaringan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor terdiri atas:

a) Air hujan dan air kotor yang berasal dari bangunan dialirkan langsung ke riol

kota

b) Air kotor yang berasal dari WC dialirkan melalui saluran khusus ke bak

penampung.

Skema IV.3 : Sistem Jaringan Air Kotor

(Sumber: Konsep Pemilihan Utilitas, 2006)

Reservoir Atas

PompaPDAM

SumurDalam

Meteran/Pompa

Pompa/FilterReservoir

Bawah

Unit-unit

SistemPemadam

Unit-unit

Bakkontrol

Air HujanSTP

Riol Kota

SumurResapan

Septictanc

WC/KM

Page 114: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

7. Sistem Pembuangan Sampah

Dalam suatu sistem bangunan, kebersihan merupakan faktor yang sangat

penting, karena itu sistem pembuangan sampah harus diperhatikan dengan baik

dan tidak mengganggu kegiatan yang terjadi.

Skema IV.4 : Sistem Pembuangan Sampah

(Sumber: Konsep Pemilihan Utilitas, 2006)

Pembuangan sampah secara vertikal dilakukan melalui shaf, sampah-sampah

ini ditampung dalam bak sampah untuk kemudian diangkut ke luar tapak.

8. Sistem Pencegah Kebakaran

Bahaya kebakaran merupakan hal yang perlu dihindari, pencegahan

terhadap bahaya kebakaran dilakukan dengan menyediakan sarana

pencegahan kebakaran yang memadai dan berfungsi dengan baik serta

kesiagaan terhadap kemungkinan kebakaran yang terjadi.

a) Fire Alarm System

Yaitu alat pendeteksi adanya bahaya kebakaran secara otomatis, yang terdiri

dari heat detector, smoke detector dan file detector yang dapat melayani area

pelayanan seluas 90 m2/lantai.

b) Sprinkler

Alat ini dapat bekerja secara otomatis bila suhu ruangan mencapai titik

tertentu. Luas areal yang dilayani 25 m2 dengan jarak antara sprinkler 9 m,

dan media pemadaman dapat berupa air, gas ataupun busa khusus.

c) Fire hydrant system

Melayani areal 800 m2/unit, dengan jarak maksimum 30 m. Hydrant dalam

bangunan mendapat air dari reservoir bawah dengan pompa bertekanan tinggi,

sedangkan pipa hydrant di luar bangunan disambung langsung dengan

jaringan PDAM.

Tempat Sampah TPS Mobil Sampah

Page 115: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

9. Sistem Keamanan Bangunan

Sistem keamanan bangunan dapat berupa:

1. Sistem penangkal petir

Sistem penangkalan petir terdiri dari :

a) Sistem konvensional, yaitu sistem Faraday dan sistem Franklin.

b) Sistem radio aktif.

Sistem penangkalan petir yang umumnya digunakan adalah sistem

Faraday, yang terdiri dari alat penerima setinggi 150 cm pada setiap jarak

20 meter, kawat mendatar, dan pertahanan.

Gambar IV.35 : Sistem Penangkal Petir

(Sumber: Utilitas, 2006)

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem

penangkalan petir:

45°

Antena 25-90 cm

Elektroda pertanahan

DaerahPerlindungan

Terminal Tanah

Page 116: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

Tabel IV. 3 : Analisis Penentuan Sistem Penangkal Petir

Jenis Kelebihan KekuranganSA

NG

KA

R

FAR

AD

AY Jangkauan luas

Bersifat meredam, amanuntuk lingkungan hallbulutangkis yang terbuka

Relatif mahal Bentuk sangat

mencolok, dapatmerusak konsep bentukyang telah ditentukan

TO

NG

KA

T

FRA

NK

LIN Relatif murah

Tidak mencolok sehinggatidak mempengaruhi bentuk

Bersifat meredam

Jangkauan terbatas

SIST

IMR

AD

IOA

KT

IF

Jangkauan luas Praktis bentuk dan

sistimnya karenaberteknologi modern

Mahal Bersifat menolak, tidak

aman bagi lingkungankegiatan yang terbuka(halaman luas)

10. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan dalam bangunan dapat berupa :

1. Intercom, yang digunakan untuk menghubungkan antar ruang dalam

bangunan.

2. Telepon umum, yang digunakan untuk melayani kebutuhan pengunjung,

perletakannya dipertimbangkan terhadap kemudahan dan kejelasan sirkulasi,

tidak mengganggu sirkulasi, bukan pada daerah kebisingan tertinggi, dan

kebutuhan penerangan yang cukup.

Page 117: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam menetukan lokasi/site yang baik untuk Perencanaan Galeri Seni

Lukis Dikota Kendari sangat berpengaruh dengan perencanaan tata Kota

Kendari serta bagian wilayah kota (BWK), karena dalam penentuan site

dan lokasinya harus sesuai dengan peruntukan BWK yang telah ditentukan.

2. Untuk meningkatkan kualitas bangunan tersebut. Maka bentuk bangunan

ini tetap mengacu pada fungsi dasar yakni sebagai wadah berlangsungnya

kegiatan kesenian , oleh karena tampilan dan fasilitas bangunan yang dapat

menarik minat masyarakat dalam kegiatan Galeri seni. Jadi bangunan

tersebut harus pula mengesankan keterbukaan dan keakraban dengan

lingkungan dan sekitarnya.

3. Dari acuan perancangan ini nantinya di susun desain gambar kerja,

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dan menghitung Rencana

Anggaran Biaya (RAB) yang dibutuhkan untuk membangun bangunan

Galeri Seni Lukis di Kota Kendari

B. Saran

Dengan adanya penulisan tugas akhir perencanaan Galeri Seni Lukis di

Kota Kendari, penulis berharap dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan

pembangunan dalam bidang arsitektur dan perekonomian di sulawesi tenggara

khususnya di Kota Kendari.

Page 118: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pusat Statistik Kota Kendari, 2008

BPS Provinsi Kota Kendari Dalam Angka tahun 2014

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (23 Februari1987)

Juwana, Jimmy S. (2005), Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Jakarta :

Erlangga.

Kartika, Dharsono Sony pada bukunya yang berjudul “Seni Rupa Modern”

Langer, Suzanne K. dari bukunya yang berjudul The Principles of Art

Neufert, Ernest, 1993, Data Arsitek, Jilid 1 dan 2. Penerbit : Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernest, 1997, Data Arsitek, Jilid 2. Penerbit : Erlangga, Jakarta.

Poerwadarminta, 1992, Seni (Art dalam bahasa inggris)

Read, Herbert dari bukunya yang berjudul The Meaning of Art

Tangoro, Dwi. (2000) Utilitas Bangunan, Jakarta : UI-Press

Blogspot:

Google Earth

http://www.kendari.go.id/

http://arsitektur.ub.ac.id

www.google.com, 21 desember 2015

Page 119: PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS DI KOTA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E3B112024_sitedi_SKRIPSI ARWIN D3... · PERENCANAAN GEDUNG GALERI SENI LUKIS ... Sistem Penangkal Petir