Perencanaan Drainase Tambang Terbuka Pit South Pinang PT. Kaltim Prima Coal Sangatta Kalimantan...

13
PERENCANAAN DRAINASE TAMBANG TERBUKA PIT SOUTH PINANG PT. KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR PERIODE TAMBANG 2014-2017 JURNAL ILMIAH PERENCANAAN TEKNIK BANGUNAN AIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : EKO RAHMADIANTO HERMAWAN NIM. 105060400111018-64 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN MALANG 2014

description

m

Transcript of Perencanaan Drainase Tambang Terbuka Pit South Pinang PT. Kaltim Prima Coal Sangatta Kalimantan...

  • PERENCANAAN DRAINASE TAMBANG TERBUKA PIT SOUTH PINANG

    PT. KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR PERIODE

    TAMBANG 2014-2017

    JURNAL ILMIAH

    PERENCANAAN TEKNIK BANGUNAN AIR

    Diajukan untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Teknik

    Disusun Oleh :

    EKO RAHMADIANTO HERMAWAN

    NIM. 105060400111018-64

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

    MALANG

    2014

  • PERENCANAAN DRAINASE TAMBANG TERBUKA PIT SOUTH

    PINANG PT. KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN

    TIMUR PERIODE TAMBANG 2014-2017

    Eko Rahmadianto Hermawan1, Dwi Priyantoro

    2, Donny Harisuseno

    2

    1Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang

    2Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang

    e-mail : [email protected]

    ABSTRAK

    Kegiatan Penambangan adalah serangkaian kegiatan observasi, eksplorasi, desain

    infrastruktur, pembersihan lahan, eksploitasi dan rehabilitasi. Curah hujan area Sangatta cukup

    tinggi 2000-3000 mm/tahun, maka diperlukan sebuah desain infrastruktur drainase yang baik.

    Bisa mengakomodir limpasan pada pit, dapat mengorganisir limpasan diluar pit, pemusatan

    semua debit limpasan pada kolam pengendap sebelum di realese adalah sasaran desain

    infrastruktur drainase tambang.

    Studi dilakukan di Section Sangatta Pit South Pinang PT. KPC, dengan luas area pada

    kondisi aktual 330 ha, pada tahun 2014 seluas 342,063 ha, pada 2015 seluas 365,154 ha, pada

    2016 seluas 404,413 ha dan 2017 seluas 423,103 ha. Item desain yang diperhitungkan antara

    lain, desain hujan rancangan, perhitungan limpasan, perhitungan kapasitas sump, perencanaan

    pompa, perencanaan saluran drainase dan desain pola operasi outflow pada setlling pond

    (Angsoka) agar tidak mengganggu kebutuhan air rumah potong hewan dibagian hilir.

    Kata Kunci : Limpasan, Sump, Pompa, Pond

    ABSTRACT

    Mining activity is a series of observation, exploration, infrastructure design, land

    clearing, exploitation and rehabilitation. High rainfall depth up to 2000-3000 mm/year, make

    it absolutely need a better infrastructure design. could be accommodate of runoff in pit,

    organize direct runoff, coverge all discharge into settling pond (Angsoka) before realese is a

    purpose of drainage infrastructure design.

    Studies conducted in Section Sangatta Pit South Pinang PT. KPC, with an area of 330

    ha of actual conditions, in 2014 has 342.063 ha, 2015 has 365.154 ha, 2016 has 404.413 ha

    and 2017 covering an area of 423.103 ha. Drainage infrastructure planning in this study

    includes several items, among others, estimation of rainfall disign, runoff calculations, the

    calculation of sump capacity, pump design, planning and design of drainage channels on the

    operation pattern setlling pond outflow (Angsoka) so as not to disturb supply water to abattoir

    10000 lt/day.

    Keyword : Runoff, Sump, Pump, Pond

  • 1. PENDAHULUAN

    Batubara adalah endapan senyawa

    organik karbonan yang terbentuk secara

    alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan (Pasal

    1 ayat 3 UU No 4 Tahun 2009).

    penambangan yang dijalankan adalah

    tambang terbuka (open pit mine)

    merupakan bukaan yang dibuat

    dipermukaan tanah, bertujuan untuk

    mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap

    terbuka (tidak ditimbun kembali) selama

    pengambilan mineral masih berlangsung.

    Studi ini bertujuan untuk membuat

    perencanaan dasar sistem drainase tambang

    terbuka pada catchment South Pinang

    dengan tinjauan debit banjir di catchment

    dan optimalisasi pompa sebagai subjek

    drainase pada Pit. Selain itu pengaturan

    debit buangan agar tidak melebihi batas

    tampungan yang diijinkan dan upaya

    penanganan jika kapasitas tampungan

    Kolam Angsoka mencapai kondisi kritis.

    Tinjauan akhir pada outlet gorong-gorong

    dibawah ruas jalan Sangatta Bengalon Km.26 dan gorong-gorong ruas jalan

    provinsi Km. 45 yang terpengaruh oleh

    aktifitas pemompaan Kolam Angsoka, agar

    tidak terjadi luapan dijalan. Pola operasi

    pompa pada Kolam Angsoka diharapkan

    tidak mengganggu pasokan tampungan

    10000 lt/hari untuk keperluan RPH.

    2. KAJIAN PUSTAKA

    a) Analisa Hidrologi Dalam satu periode pengambilan data

    hujan pada stasiun hujan, data output

    belum bisa sepenuhnya dipakai karena

    dalam kurun periode pencatatan

    dimungkingkan terjadi kesalahan baik dari

    segi manusia dalam waktu pengambilan

    data.

    Kesalahan yang mungkin terjadi

    selama proses pengambilan data hujan

    seperti pemindahan alat penakar hujan,

    tertutupnya alat penakar hujan oleh

    vegetasi atau bentuk penghalang lainnya

    tentunya dapat mengakibatkan perubahan

    data hujan yang tercatat (Asdak, 2001:

    71).

    Secara ideal jika data tercatan

    mendekati benar akan membentuk sejajar

    garis linier atau berupa garis lurus dengan

    gradient sudut tg 45o (Limantara, 2010:

    47).

    Gambar 1. Lengkung Massa Ganda

    Sumber : Perencanaan

    b) Metode Poligon Thiessen

    Metode Poligon Thiessen

    didasarkan retata timbang (weighted

    average). Masing masing stasiun penakar diasumsikan dipengaruhi oleh

    luasan tertentu. Dibentuk dengan

    menggambarkan sumbu tegak lurus

    terhadap garis penghubung antara dua

    stasiun yang berdekatan (Soemarto,

    1987: 32).

    Berdasarkan metode Thiessen, penggambaran dilakukan dengan cara

    meletakkan titik-titik stasiun pada peta.

    Selanjutnya menghubungkan titik tiap

    stasiun sehingga membentuk jaringan

    segitiga-segitiga. Pada setiap segitiga

    dibentuk garis-garis bagi tegak lurus

    sehingga membentuk poligon-poligon di

    sekitar masing-masing stasiun.

    Sisi-sisi setiap poligon merupakan

    batas luas efektif yang diasumsikan

    untuk stasiun tersebut. Luas masing-

  • n

    nn

    AAAA

    XAXAXAXAx

    321

    332211 ........

    G

    i Ei

    EiOiXh

    1

    2

    2

    masing poligon dapat ditentukan dengan

    planimetri dan dinyatakan sebagai

    persentase dari luas total.

    Gambar 2.Pembagian Luas Metode

    Thiessen

    Sumber : Perencanaan

    Hujan daerah Metode Poligon Thiessen

    dapat diperoleh dengan menggunakan

    persamaan

    (1)

    Dimana :

    A = Daerah Pengaruh (km2)

    X = Kedalaman Hujan (mm)

    c) Analisa Frekuensi

    Analisa frekuensi digunakan untuk

    mencari hujan rancangan tiap kala ulang

    pada umumnya rumus menerapkan

    persamaan,

    Xt = ( K x Sd) + Xrerata (2)

    Dimana :

    Xt = Hujan Rancangan (mm)

    K = Koefisien distribusi

    Sd = Standart Deviasi

    Xrerata = Rerata data hujan (mm)

    Distribusi yang digunakan adalah

    Distribusi Gumbel, Log Pearson III,

    Normal dan Log Normal.

    d) Uji Distribusi

    - Uji Chi-Square

    Uji Chi-Square dimaksudkan untuk

    menentukan apakah persamaan distribusi

    peluang yang telah dipilih dapat mewakili

    dari distribusi statistik sampel data yang

    dianalisis. Pengambilan keputusan uji ini

    menggunakan parameter X2, yang dapat

    dihitung dengan rumus berikut:

    Dimana: (3)

    Xh2 = Parameter chi-kuadrat terhitung

    G = Jumlah sub kelompok

    Oi = Jumlah nilai pengamatan pada

    sub kelompok i

    Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub

    kelompok i

    - Uji Smirnov- Kolmogorof

    Pengujian ini dilakukan untuk

    mengetahui simpangan horisontal tersebar

    sebaran teoritis dan sebaran empiris.

    Simpangan horisontal ini dinyatakan

    dengan maks < cr (didapat dari tabel) untuk derajat nyata tertentu, disimpulkan

    hipotesa distribusi dapat diterima. Uji

    kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering

    juga disebut uji kecocokan non parametrik

    (non parametric test), karena pengujiannya

    tidak menggunakan fungsi distribusi

    tertentu. Adapun prosedurnya adalah

    sebagai berikut: (I Made Karmiana, 2011:

    Halaman)

    1. Data curah hujan diurutkan dari kecil ke besar.

    2. Menghitung persamaan empiris dengan persamaan berikut:

    P = %1001

    xn

    m

    (4)

    P = Peluang (%)

    m = Nomor urut data

  • )3.0(6.3

    .

    3,0

    0

    TTp

    RA

    n = Jumlah data

    3. Mencari nilai G

    G =

    S

    LogXLogXi (5)

    G = Koefisien Frekuensi

    S = Simpangan Baku

    4. Menghitung nilai P(x) P(x) = 100 Pr

    5. Menghitung Selisih Sn(x) dan P(x)

    Sn(x) = peluang

    1datarangking

    (6)

    6. Bandingkan perbedaan terbesar dari perhitungan selisih terbesar (maks) dengan cr dari tabel Smirnov-Kolmogorf. Jika harga maks < cr, maka penyimpangan masih dalam batas

    ijin, yang berarti distribusi hujan

    pengamatan sesuai dengan model

    distribusi teoritis.

    e) Perhitungan Debit Banjir

    - HSS Nakayasu

    Dalam Water Management Manual

    Draft PT.Kaltim Prima Coal tahun 2013,

    telah ditentukan bahwa hujan maksimum

    rerata di area tambang adalah 5 jam.

    Penelitian yang telah dikembangkan di

    PT.Kaltim Prima Coal tentang analisis

    hujan jam-jaman telah merumuskan

    prosentase jam, dimana hujan yang turun

    dianggap terdistribusi merata selama 5 jam

    dan setiap jamnya terwakili oleh

    prosentase hujan tersebut.

    Tabel.1 Ratio Hujan Jam-jaman

    Waktu

    (jam)

    Ratio tiap jam

    (%)

    1 29, 5

    2 38,4

    3 20,5

    4 7,9

    5 3,7

    Total 100

    Sumber : Guideline of Mine Water

    Management PT. KPC: 14

    Persamaan Hidrograf Nakayasu :

    Qp = (7)

    dengan : Qp = Besarnya debit puncak

    banjir (m3/dt); A = Catchment Area = Luas

    daerah aliran (km2); R0 = Curah hujan

    satuan (1 mm); Tp = Waktu dari permulaan

    hujan sampai puncak banjir (jam); T0,3 =

    Waktu yang diperlukan oleh penurunan

    debit dari debit puncak sampai menjadi

    30 % dari debit puncak (jam).

    Untuk menghitung Tp dan T0.3

    digunakan rumus :

    Tp = Tg + 0,8 Tr (8)

    T0,3 = . Tg (9)

    Tr = 0,75 . Tg (10)

    dengan :

    a. Jika panjang sungai > 15 km :

    Tg = 0,4 + 0,058 L (11)

    b. Jika panjang sungai < 15 km :

    Tg = 0,21 . L0,7

    (12)

  • Untuk harga nakayasu memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk

    mengkalibrasi dan verifikasi berdasarkan

    kondisi DAS bersangkutan.

    = 2 pada daerah pengaliran biasa

    = 1,5 pada bagian naik hidrograf lambat, dan turun cepat

    = 3 pada bagian naik hidrograf cepat, dan turun lambat

    - Metode Rasional

    Intensitas hujan dalam metode rasional

    dihitung menggunakan Rumus Mononobe

    formulasi sebagai berikut (

    Limantara,2010: 195 ).

    I = R24/24x(24/t)n (13)

    I = intensitas curah hujan (mm/jam)

    t = waktu konsentrasi hujan (jam),

    untuk area KPC 5 jam

    R24 = curah hujan maksimum dalam 1

    hari (mm/jam)

    n = tetapan (untuk indonesia

    diperkirakan 2/3)

    Rumus rasional hanya digunakan

    untuk menentukan banjir maksimum bagi

    saluran-saluran dengan daerah aliran kecil,

    sekitar 40 80 ha (Subarkah, 1980: 49). Karakteristik bentuk catchment akan

    berpengaruh pada waktu konsentrasi.

    Kalau lama hujan melebihi lama waktu

    konsentrasi, laju pengaliran di dalam

    sungai akan berkurang daripada kalau lama

    hujan sama dengan waktu konsentrasinya.

    Secara teoritis rasional dirumskan dalam

    metrik sebagai berikut,

    Q = 0,278.C.I.A (14)

    C = Koefisien limpasan lahan

    I = Intensitas hujan (mm/jam)

    A = Luas area (km2)

    f) Perencanaan Sump

    Tata letak sump akan dipengaruhi oleh

    sistem drainase tambang yang disesuaikan

    dengan geografis daerah tambang dan

    kestabilan lereng tambang. Dimensi dari

    Sump ditentukan oleh:

    Jumlah air limpasan permukaan pada pit

    Jumlah pompa untuk pematusan sump

    Luasan yang tersedia pada pit Keberadaan sump dalam pit sangatlah

    vital, dimana secara topografis limpasan

    akan mengisi cekungan dalam setiap galian

    tambang maka dari itu sump diletakkan

    didasar pit untuk menampung limpasan.

    Untuk galian tambang dimana head

    dinamis melebihi kapasitas maksimum

    pompa maka digunakan sump jenjang

    sebagai tranfer tampungan disetiap

    jenjangnya. Tetapi selama Head

    maksimum pompa masih bisa

    mengakomodir tidak diperlukan sump

    jenjang. Dalam perencanaan sump

    dibutuhkan data teknis sebagai berikut :

    a) Hujan Rancangan Kala Ulang 2 Tahun sebagaimana telah diatur

    dalam guideline of Mine Water

    Management KPC 2013 halaman

    45.

    b) Persamaan tampungan sump V = C x RD x A

    (15)

    V = Volume (m3)

    C = Koefisien Limpasan

    RD = Rainfall Depth (m)

    A = Luas Pit Area (m2)

    c) Volume yang didapat dikalikan

    dengan angka aman 1,1 sebagaimana

    telah diatur dalam guideline of

    Mine Water management KPC 2013

    Halaman 50.

    g) Perencanaan Pompa

  • Perencanaan pompa sesuai aturan

    guideline KPC mengunakan standar

    APMA (Australian Pipe Manufacturing

    Association). Untuk memperoleh headloss/

    100 m dapat dilihat tabel 2.

    Tabel.2 Headloss Rencana APMA

    Sumber : Guideline of Mine Water

    Management 2013

    3) METODOLOGI

    a) Lokasi Penelitian Sangatta, Kabupaten Kutai Timur

    Provinsi Kalimantan Timur merupakan

    tempat bernaung PT. Kaltim Prima Coal.

    Terletak pada koordinat lintang 1o 52 39

    LU, 0o 20 10 LS dan koordinat bujur

    118o 58 19 BT, 115o 56 26. Memiliki

    sekitar 35.747 km2 atau 17 % luas wilayah

    Kalimantan Timur.

    Gambar 3. Lokasi Penambangan

    Sumber : http://dunia tambang.com,

    diakses 28 November 2013

    b) Tahapan Penyelesaian

    Rencana tahapan penyelesaian dalam

    kajian ini adalah sebagai berikut,

    Pengumpulan Data Lapangan

    Diskusi Intensif

    Analisis Data

    Proses Perencanaan

    c) Tahap Analisa

    Pengolahan data Hujan

    Analisa Hujan Jam-Jaman

    Perhitungan debit abnjir rancangan

    Perencanaan system drainase tambang terbuka

    Analisa pengaruh perubahan kondisi Basin South Pinang terhadap debit

    release Kolam Angsoka.

    Upaya penganggulangan jika terjadi banjir atau debit release melebihi

    kapasiatas maksimum gorong-gorong

    Jl. SangattaBengalon Km.26 .

    Analisa kebutuhan air Rumah Potong Hewan sebesar 10000 lt/hari

    Analisa pengaruh pemompaan Kolam Angsoka pada Catchment kenyamukan

  • 9.644

    12.528

    14.438

    20.014

    0.00

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    25.00

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

    De

    bit

    (m3

    /de

    t)

    Jam

    Q 2 Th

    Q 5 Th

    Q 10 Th

    Q 100 th

    9.644

    8.253

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

    De

    bit

    (m3

    /de

    t)

    Jam

    Inflow

    Outflow

    Kanan I, dengan indikator gorong-

    gorong Jl. Provinsi Km. 45

    4) PEMBAHASAN

    a) Analisa Hujan Rancangan

    Tabel 3. Hujan Maksimum

    Tahun Tinggi Hujan (mm)

    Harian 3 Harian 7 Harian 30 Harian

    2004 73,923 99,715 154,849 339,759

    2005 76,120 128,316 177,381 452,371

    2006 70,116 103,883 139,619 373,110

    2007 52,518 97,497 131,911 253,472

    2008 72,126 120,759 172,923 444,940

    2009 79,534 113,124 160,442 396,116

    2010 94,663 127,231 161,027 338,913

    2011 106,165 133,496 153,483 315,172

    2012 115,030 242,841 186,221 389,315

    Sumber : Perhitungan

    Tabel 4. Rekapitulasi Distribusi

    Data Hujan Distribusi

    Terpilih

    Nilai D

    SK CS

    Harian Gumbel 0,138 0,528

    3 Harian Log Normal 0,201 0,306

    7 Harian Normal 0,075 0,083

    30 Harian Log Normal 0,070 0,083

    Sumber : Perhitungan

    Keterangan :

    SK = Smirnov-Kolmogorof

    CS = Chi Square

    Tabel 5. Rekapitulasi Hujan Rancangan

    Tr Curah Hujan Rencana (mm/hari)

    Harian 3 Harian 7 Harian 30 Harian

    2 79,644 124,720 159,762 361,918

    5 103,466 157,548 174,579 421,990

    10 119,238 177,804 182,248 456,903

    25 139,166 201,771 190,267 496,496

    50 153,950 219,719 195,670 525,096

    100 168,625 236,647 200,377 551,345

    Sumber : Perhitungan

    Untuk keperluan perhitungan

    selanjutnya menggunakan hujan rancangan

    yang tertera pad Tabel 5.

    b) Perhitungan Debit Limpasan Sebelum Penambangan

    Gambar 4.Hidrograf Banjir Sebelum Tambang

    Sumber : Perhitungan

    c) Flood Routing Angsoka Pond Pra Tambang

    Gambar 5. Hidrograf Flood Routing Tr 2

    Tahun

    Sumber : Perhitungan

  • 20.014

    17.874

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    16.00

    18.00

    20.00

    22.00

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

    Deb

    it (m

    3/de

    t)

    Jam

    Inflow

    Outflow

    10.213

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    12

    12

    .1

    12

    .2

    12

    .3

    12

    .4

    12

    .5

    12

    .6

    12

    .7

    12

    .8

    12

    .9 13

    13

    .1

    13

    .2

    13

    .3

    13

    .4

    13

    .5

    13

    .6

    13

    .7

    13

    .8

    13

    .9 14

    De

    bit

    (m/

    de

    t)

    Tinggi Muka Air (m)

    Tr Hujan Rencana Intensitas Q rasional

    Tahun (mm) (mm/jam) m3/det

    2 79,644 9,443 0,943

    5 103,466 12,267 1,225

    10 119,238 14,137 1,412

    25 139,166 16,500 1,648

    50 153,950 18,253 1,823

    100 168,625 19,993 1,997

    Sumber : Perhitungan

    Gambar 6. Hidrograf Flood Routing Tr

    100 Tahun

    Sumber : Perhitungan

    d) Kapasitas Gorong-gorong Sangatta-Bengalon km.26

    Gambar 7.Rating Curve Gorong-gorong

    SB-km.26

    Sumber : Perhitungan

    e) Debit Banjir Catchment Gorong-gorong SB-km.26

    Tabel 6. Debit Banjir Gorong-gorong km.

    26

    f) Elevasi Jaga Angsoka Pond

    Tabel 7. Elevasi Jaga Angsoka Pond

    Tr

    (Jam)

    Kapasitas Retensi

    (m3)

    Kapasitas Jaga

    (m3)

    Elevasi Jaga

    (m)

    5 7519,400 105474,450 16,78

    10 12497,950 100495,900 16,63

    100 27032,590 85961,260 16,18

    Sumber : Perhitungan

    g) Debit Inflow Harian Angsoka Pond

    Tabel 8. Debit Inflow Harian

    A angsoka (km2) 3,302

    C 0,500

    Q (m3/det) 0,356

    I (mm/hari) 6,540

    It (mm/jam) 0,775

    Q (m3/det) 0,356

    V (m3) 1281,035

    Sumber : Perhitungan

    It = (R24/24) x (24/5) = (6,54/24) x (24/5)

    = 0,775 mm/hari

    Q = 0,278 x 0,5 x 0,775 x 3,302

    = 0,356 m3/det

    V = 0,356 x (1 x 60 x 60/) , waktu hujan rerata 5 jam

    = 1281,035 m3

    Dalam perencanaan outflow harian

    digunakan elevasi +16,2 m sebagai elevasi

    maksimum limpasan diatas pelimpah.

    Maka tampungan pada elevasi ini akan

    dipakai sebagai faktor yang akan dikurangi

    dengan volume inflow harian. Perhitungan

    sebagai berikut,

    V Jaga Harian = 86449,44 - 1281,035

    = 85168,405 m3 atau berada

    pada elevasi +16,16 m

    h) Kapasitas Gorong-gorong Raja Mas km.45

  • Gambar 8.Rating Curve Gorong-gorong

    Raja Mas km.45

    Sumber : Perhitungan

    i) Debit Banjir Kapasitas Gorong-gorong Raja Mas km.45

    Tabel 9. Debit Banjir Gorong-gorong RM-

    km. 45

    Tr Hujan Rencana Q Banjir

    Tahun (mm) m3/det

    2 80,564 2,544

    5 98,834 3,120

    10 109,864 3,469

    25 122,714 3,874

    50 132,211 4,174

    100 141,080 4,454

    Sumber : Perhitungan

    j) Perhitungan Dinamic Headloss

    Tabel 10. Dinamic Headloss per Tahun

    Tahun

    Static

    Head

    (m)

    Total Friction

    Max

    (m)

    Dinamic Headloss

    Max

    (m)

    2014 40 27,90 67,90

    2015 70 18,23 88,23

    2016 40 14,04 54,04

    2017 50 14,04 64,04

    Sumber : Perhitungan

    k) Perhitungan Dimensi Sump

    Tabel 11. Perhitungan Dimensi Sump

    Tahun

    Kapasitas Sump

    (m3)

    Headloss

    (m)

    Dimensi

    (m)

    2014 20801,725 67,90 65 x 64 x 5

    9188,657 32,79 43 x 43 x 5

    2015 77518,156 88,23 125 x 125 x 5

    2016 137725,758 54,04 166 x 166 x 5

    2017 153347,149 64,04

    175 x 175 x 5

    Sumber : Perhitungan

    l) Kapasitas Inflow Sump

    Tabel 12. Inflow Sump Hujan 3 Harian

    Tahun 2014

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 124,720 42694,536 14231,512

    Tahun 2015

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 124,720 110355,433 36785,144

    Tahun 2016

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 124,720 196067,430 65355,810

    Tahun 2017

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 124,720 139406,499 46468,833

    Sumber : Perhitungan

    Tabel 13. Inflow Sump Hujan 7 Harian

    Tahun 2014

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 159,762 54690,058 7812,865

    Tahun 2015

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 159,762 141361,065 20194,438

    Tahun 2016

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 159,762 251154,836 35879,262

    Tahun 2017

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 159,762 139406,499 19915,214

    Sumber : Perhitungan

    Tabel 14. Inflow Sump Hujan 30 Harian

  • 01

    2

    3

    4

    5

    6

    2014 2015 2016 2017

    Jum

    lah

    Po

    mp

    a

    Periode Tambang

    Hujan 3 Harian

    Hujan 7 Harian

    Hujan 30 Harian

    Tahun

    Q inflow

    (m3/det)

    V inflow

    (m3/det)

    V jaga

    (m3/det)

    H Jaga Angsoka

    (m)

    2014 7,757 27926,373 85067,477 16,16

    2015 4,686 16871,164 96122,686 16,50

    2016 3,007 10824,626 102169,224 16,68

    2017 3,530 12708,139 100285,711 16,62

    Sumber : Perhitungan

    Tahun 2014

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 361,918 123892,691 4129,756

    Tahun 2015

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 361,918 320233,757 10674,459

    Tahun 2016

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 361,918 568956,218 18965,207

    Tahun 2017

    C RD (mm) V Total (m3) V Harian (m3)

    1 361,918 633489,442 21116,315

    Sumber : Perhitungan

    m) Kebutuhan Pompa Multiflo

    Gambar 9. Kebutuhan Pompa Pada Periode

    Tambang

    Sumber : Perhitungan

    n) Debit Limpasan Sungai Kenyamukan Kanan I Pada Periode Tambang

    Tabel 15. Limpasan di Sungai

    Kenyamukan Kanan I

    o) Penjagaan Elevasi Angsoka Pond Pada Periode Tambang

    Tabel 16. Elevasi Jaga Angsoka Pond Pada

    Periode Tambang

    Upaya penjagaan level tampungan

    dengan pemompaan ke dalam catchment

    area Jl. Raja Mas Km. 45 dilakukan

    dengan pompa Multiflo 420 E dengan debit

    keluaran 0,26 m3/det. Debit limpasan

    catchment area Raja Mas Km. 45 kala

    ulang 100 tahun sebesar 4,454 m3/det lihat

    Tabel 4.72. Kapasitas maksimum gorong-

    gorong Jl. Raja Mas Km. 45 sebesar

    13,185 m3/det. Analisa pengaruh sebagai

    berikut,

    Q total = Q pompa + Q catchment area Raja Mas Km. 45

    = 0,26 + 4,454

    = 4,714 m3/det < 13,185

    m3/det

    5) KESIMPULAN

    a) Debit Banjir Pra Tambang

    Pada periode sebelum penambangan

    Catchment Sungai Kenyamukan Kanan I

    mengalirkan debit menuju kolam angsoka

    dengan kala ulang desain sebagai berikut,

    kala ulang 2 tahun sebesar 9,644 m3/det,

    kala ulang 100 tahun sebesar 20,014 m3/det

    b) Debit Banjir Periode Tambang

    Pada periode penambangan

    Catchment Sungai Kenyamukan Kanan I

    mengalirkan debit menuju Kolam Angsoka

    pada tahun 2014 sebesar 7,757 m3/det,

    tahun 2015 sebesar 6,147 m3/det, tahun

    2016 sebesar 5,798 m3/det dan tahun 2017

    sebesar 6,087 m3/det.

    c) Volume Sump Periode Tambang

    Tahun Debit (m3/det)

    2014 7,757

    2015 4,686

    2016 3,007

    2017 3,530

    Sumber : Perhitungan

  • Volume sump yang dibutuhkan untuk

    mengakomodir limpasan pada pit pada

    tahun penambangan 2014 sebesar

    20801,725 m3, tahun 2015 sebesar

    77518,156 m3, tahun 2016 sebesar

    137725,758 m3, tahun 2017 sebesar

    137725,758 m3.

    d) Jumlah Kebutuhan Pompa

    Untuk kebutuhan dewatering sump

    dengan menggunakan hujan 7 harian maka

    dibutuhkan pompa MF 420 E pada tahun

    2014 - 2015 sebanyak 1 unit dan tahun

    2016-2017 sebanyak 2 unit.

    e) Elevasi Jaga Kolam Angsoka

    Untuk keamanan gorong-gorong

    terhadap outflow Kolam Angsoka maka

    elevasi kolam harus dijaga pada tiap

    tahunnya sebagai berikut, tahun 2014 pada

    level +16,16 m, tahun 2015 pada level

    +16,34 m, tahun 2016 pada level +16,37 m

    dan tahun 2017 pada level +16,34 m.

    f) Untuk memenuhi kebutuhan

    Rumah Potong Hewan di hilir outlet

    Kolam Angsoka digunakan hujan desain

    harian sebesar 6,54 mm dengan debit

    inflow sebesar 0,356 m3/det dalam 1 jam

    hujan setara dengan 1281,035 m3

    tampungan kolam. Untuk desain outflow

    harian direncanakan maksimum level pada

    RL +16,20 m. Maka setiap harinya untuk

    keperluan operasional pemenuhan

    kebutuhan RPH sebesar 10000 lt/hari

    tampungan kolam harus dijaga pada

    elevasi + 16,16 m.

    e) Kegiatan pemompaan Kolam

    Angsoka dalam rangka menjaga level

    aman agar tidak terjadi lilmpasan diatas

    jalan Sangatta-Benganlon km.26 dengan

    memompa debit menuju catchment

    gorong-gorong Jl. Negara (Raja Mas)

    km.21 tidak memberikan dampak kenaikan

    debit pada gorong-gorong. Kapasitas

    gorong-gorong dengan diameter 1,5 m dan

    head sebesar 1 meter ini adalah 13,185

    m3/det, sedangkan debit limpasan kala

    ulang 100 tahun sebesar 4,454 m3/det dan

    debit pompa sebesar 0,26 m3/det.

    6) DAFTAR PUSTAKA

    Asdak, Chay. 1995. Hidrologi Pengelolaan

    Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :

    Gadjah Mada University Press.

    Chow, Ven Te. 1997. Hidrolika Saluran

    Terbuka. Jakarta : Erlangga

    Direktorat Jenderal Pengairan. 1976.

    Sedikit Uraian Rumus Untuk

    Merencanakan Saluran Irigasi. Jakarta :

    Dirjen Pengairan.

    Soemarto,C.D.1986.Hidrologi Teknik Edisi

    I.Surabaya: Penerbit Usaha

    Nasional

    Sosrodarsono, S., Takeda, K. 2003.

    Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta

    : PT. Pradnya Paramitha.

    Karmiana, I Made. 2011. Teknik

    Perhitungan Debit Rencana

    Bangunan Air. Yogyakarta : Graha

    Ilmu.

    PT. Kaltim Prima Coal. 2013. Guideline of

    Mine Water Management. Sangatta

    : PT. KPC Indonesia.

    PT. Kaltim Prima Coal. 2006 Laporan

    Pembangunan Berkelanjutan.

    Sangatta : PT. KPC Indonesia

    Soewarno.1995. Hidrologi Aplikasi

    Metode Statistik Untuk Analisa

    Data I. Bandung : NOVA

    Subarkah, Iman. 1980. Hidrologi Untuk

    Perencanaan Bangunan Air.

    Bandung : Idea Dharma.

  • Tambang Unsri. Penyaliran Tambang. 28

    Nonember 2013.

    http://tambangunsri.blogspot.com

    .