PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN SNI BARU

6
 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 PERENCANAAN MODIFIKASI GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MENGGUNAKAN STANDAR PERATURAN GEMPA BARU RSNI 03-1726-2011 Haris Birrul Walid, Bambang Piscesa ST MT , Faimun Ir Msc PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Tenik Sipil dan Perencanaan Intitut Teknologi Sepuluh November Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : harisbirrul@g mail.com,  piscesa@c e.its.ac.id,  faimun@c e.its.ac.id ABSTRAK Berbagai peristiwa gempa dalam beberapa tahun terakhir yang melanda sebagian daerah di Indonesia telah menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana yang telah ada. Hal ini mengingatkan para ahli gempa agar mengkaji ulang peraturan gempa yang telah ada sehingga muncullah peraturan gempa yang baru (RSNI 03- 1726-2011). Peraturan gempa di Indonesia yang seharusnya dipakai saat ini adalah (RSNI 03- 1726-2011). Peraturan ini dipakai sebagai  pengganti peraturan gempa lama (SNI 03-1726- 2002) Karena pada peraturan gempa yang baru terjadi perubahan zona g empa ada di I ndonesia. sehingga para ahli gempa di Indonesia merevisi SNI 03-1726-2002 menjadi RSNI 03-1726-2011. Untuk analisa struktur gedung yang dimodifikasi ini akan ditinjau dengan penga ruh  beban dinamik terhadap struktur gedung tersebut. Dengan ketinggian gedung yang dari 9 lantai menjadi 18 lantai atau 84,2 meter, maka struktur tersebut dapat dikatak an cukup tinggi dan tidak memenuhi salah satu syarat konfigurasi  bangunan gedung sebagai bangunan beraturan sesuai RSNI 03-1726-2011. Oleh karena it u struktur tersebut tidak cukup hanya menggunakan analisa pengaruh beban gempa statik equival en saja disebabkan perilaku struktur yang semakin lentur dan rawan terhadap beban lateral bolak-  balik, sehingga perlu juga dianalisa terhadap struktur gedung tersebut. Dengan ketinggian gedung yang berjumlah 18 lantai atau 84,2 meter, sehingga struktur tersebut dapat dikatakan cukup tinggi dan tidak memenuhi salah satu syarat konfigurasi bangunan gedung sebagai bangunan  beraturan sesuai RSNI 03-1726-2011. .Oleh karena itu struktur tersebut tidak cukup hanya menggunakan analisa pengaruh beban gempa statik equivalen saja disebabkan perilaku struktu r yang semakin lentur dan rawan terhadap  beban lateral bolak-balik, sehingg a perlu juga dianalisa dinamika strukturnya dengan cara menganalisa pengaruh beban gempa dinamik.  KataKunci : Gedung perpustakaa n ,peraturan  gempa baru, konfi guras i bangun an, gemp a static,  gemp a dinam ik I PENDAHULUAN Indonesia merupakan wilayah rawan gempa. Hal ini disebabkan karena letak geografis  Negara Indonesia sendiri yang berada diantara tiga lempeng yaitu lempeng Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Terlebih lagi dengan terjadinya beberapa gempa besar di Indonesia  beberapa tahun terakhir ini, seperti gempa di Aceh tahun 2004, gempa di Yogyakarta tahun 2006, dan gempa di Padang tahun 2009. Dikarenakan banyaknya peristiwa gempa yang terjadi, Standar peraturan gempa yang  berlaku di Indonesia seolah dituntut untuk berubah mengikuti perkembangan yang ada di negara yang sudah maju dalam penanganan gempanya .Mengingat gempa Aceh tahun 2004 yang lalu seakan memberi peringatan untuk perbaikan hal- hal terkait peraturan kegempaan yang ada. Seyogyanya kesempatan ini dapat dimanfaatkan  pemerintah untuk menyem purnakan peta gempa yang ada (Hoedajanto 2005). Perubahan konsep  pada peratura n gempa sud ah mulai berubah de ngan dirancangnya RSNI 03-1726-2011. Dengan dirancangnya peraturan gempa baru , tentu akan

description

BAGAIMANA MERENCANAKAN GEDUNG MENGGUNAKAN SNI 2847 20XX

Transcript of PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN SNI BARU

  • 1

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

    PERENCANAAN MODIFIKASI GEDUNG

    PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI

    SURABAYA MENGGUNAKAN STANDAR

    PERATURAN GEMPA BARU RSNI 03-1726-2011 Haris Birrul Walid, Bambang Piscesa ST MT , Faimun Ir Msc PhD

    Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Tenik Sipil dan Perencanaan Intitut Teknologi Sepuluh November

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

    E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

    ABSTRAK

    Berbagai peristiwa gempa dalam beberapa

    tahun terakhir yang melanda sebagian daerah di

    Indonesia telah menyebabkan kerusakan sarana

    dan prasarana yang telah ada. Hal ini

    mengingatkan para ahli gempa agar mengkaji

    ulang peraturan gempa yang telah ada sehingga

    muncullah peraturan gempa yang baru (RSNI 03-

    1726-2011).

    Peraturan gempa di Indonesia yang

    seharusnya dipakai saat ini adalah (RSNI 03-

    1726-2011). Peraturan ini dipakai sebagai

    pengganti peraturan gempa lama (SNI 03-1726-

    2002) Karena pada peraturan gempa yang baru

    terjadi perubahan zona gempa ada di Indonesia.

    sehingga para ahli gempa di Indonesia merevisi

    SNI 03-1726-2002 menjadi RSNI 03-1726-2011.

    Untuk analisa struktur gedung yang

    dimodifikasi ini akan ditinjau dengan pengaruh

    beban dinamik terhadap struktur gedung tersebut.

    Dengan ketinggian gedung yang dari 9 lantai

    menjadi 18 lantai atau 84,2 meter, maka

    struktur tersebut dapat dikatakan cukup tinggi dan

    tidak memenuhi salah satu syarat konfigurasi

    bangunan gedung sebagai bangunan beraturan

    sesuai RSNI 03-1726-2011. Oleh karena itu

    struktur tersebut tidak cukup hanya menggunakan

    analisa pengaruh beban gempa statik equivalen

    saja disebabkan perilaku struktur yang semakin

    lentur dan rawan terhadap beban lateral bolak-

    balik, sehingga perlu juga dianalisa terhadap

    struktur gedung tersebut. Dengan ketinggian

    gedung yang berjumlah 18 lantai atau 84,2

    meter, sehingga struktur tersebut dapat dikatakan

    cukup tinggi dan tidak memenuhi salah satu syarat

    konfigurasi bangunan gedung sebagai bangunan

    beraturan sesuai RSNI 03-1726-2011. .Oleh

    karena itu struktur tersebut tidak cukup hanya

    menggunakan analisa pengaruh beban gempa

    statik equivalen saja disebabkan perilaku

    struktur yang semakin lentur dan rawan terhadap

    beban lateral bolak-balik, sehingga perlu juga

    dianalisa dinamika strukturnya dengan cara

    menganalisa pengaruh beban gempa dinamik.

    KataKunci : Gedung perpustakaan ,peraturan

    gempa baru, konfigurasi bangunan, gempa static,

    gempa dinamik

    I PENDAHULUAN

    Indonesia merupakan wilayah rawan

    gempa. Hal ini disebabkan karena letak geografis

    Negara Indonesia sendiri yang berada diantara tiga

    lempeng yaitu lempeng Australia, lempeng Pasifik,

    dan lempeng Eurasia. Terlebih lagi dengan

    terjadinya beberapa gempa besar di Indonesia

    beberapa tahun terakhir ini, seperti gempa di Aceh

    tahun 2004, gempa di Yogyakarta tahun 2006, dan

    gempa di Padang tahun 2009.

    Dikarenakan banyaknya peristiwa gempa

    yang terjadi, Standar peraturan gempa yang

    berlaku di Indonesia seolah dituntut untuk berubah

    mengikuti perkembangan yang ada di negara yang

    sudah maju dalam penanganan gempanya

    .Mengingat gempa Aceh tahun 2004 yang lalu

    seakan memberi peringatan untuk perbaikan hal-

    hal terkait peraturan kegempaan yang ada.

    Seyogyanya kesempatan ini dapat dimanfaatkan

    pemerintah untuk menyempurnakan peta gempa

    yang ada (Hoedajanto 2005). Perubahan konsep

    pada peraturan gempa sudah mulai berubah dengan

    dirancangnya RSNI 03-1726-2011. Dengan

    dirancangnya peraturan gempa baru , tentu akan

  • 2

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

    mengakibatkan terjadinya perubahan dalam

    perhitungan beban gempa.

    Proyek pembangunan gedung

    perpustakaan Universitas Negeri Surabaya yang

    dibangun beberapa tahun lalu, terletak di daerah

    Lidah Wetan Surabaya memiliki luas bangunan

    3800 m2, merupakan gedung berlantai 9 dengan

    lantai dengan atap baja. Perencanaaan ulang

    diajukan karena struktur yang direncanakan

    sebelumnya memakai peraturan gempa lama, dan

    pada tugas akhir ini gedung perpustakaan

    Universitas Negeri Surabaya direncanakan

    memakai peraturan gempa baru. Dengan

    memperhatikan kemungkinan penambahan

    kapasitas ruang perpustakaan di kemudian hari,

    maka diperlukan modifikasi bangunan yang

    semula 9 lantai menjadi 18 lantai.

    Berdasarkan hal tersebut,, dalam tugas

    akhir ini penulis ingin mengaplikasikan

    perencanaan pembebanan gempadengan

    menggunakan peraturan gempa baru, yaitu RSNI

    03-1726-2011. Dengan digunakannya peraturan

    gempa baru, diharapkan gedung yang akan

    dibangun nantinya dapat mempertahankan

    strukturnya dengan lebih baik ketika gempa terjadi.

    II KONSEP DESAIN STRUKTUR

    Perencanaan modifikasi pada tugas akhir

    ini memakai Sistem Dual System (Sistem ganda)

    adapun karakteristik dari Dual Sistem adalah

    sebagai berikut :

    Pada sistem ganda sistem rangka akan

    menerima sedikitnya 25% dari gaya lateral

    yang bekerja dan shear wall akan menerima

    paling banyak 75% dari gaya lateral yang

    bekerja, untuk dapat memenuhi syarat tersebut

    kita haru mendisain agar prilaku struktur kita

    dapat sesuai dengan syarat yang ditentukan.

    Gaya akan terbagi sesuai dengan kekakuan

    masing-masing elemen, dari sini kita dapat

    mendisain prilaku dari struktur kita dengan

    mendisain kekakuannya agar dapat menerima

    gaya yang diharapkan. Perbandingan kekakuan

    antara sistem rangka dan shear wall tidak

    boleh lebih kecil dari 1:3 , agar prilaku struktur

    sesuai dengan yang kita harapkan.

    Adapun cara mengontrol struktur untuk

    membuktikan bahwa struktur tersebut

    termasuk dual system adalah dengan

    membandingkan presentase base share yang

    dihasilkan oleh SRPM dan shearwall dari

    masing-masing kombinasi pembebanan.

    misalkan perbandingannya 20% : 80%

    Maka : Kekakuan shearwall harus dikurangi

    dengan cara mengurangi Inersianya

    atau dengan menambah kekakuan

    frame.

    misalkan perbandingannya 30% : 70%

    Maka : perbandingan kekakuan frame dan

    shearwall sudah memenuhi

    persyaratan sistem ganda.

    Data bangunan eksisting

    Nama Gedung : Gedung Perpustakaan Universitas

    Negeri Surabaya

    Lokasi :Jalan Lidah Wetan Surabaya

    Fungsi : Perpustakaan

    Jumlah lantai : 9 lantai

    Tinggi gedung : 55,7 meter

    Struktur Utama : Beton

    Sistem struktur : Sistem Ganda (SRPMB

    dan SDSB)

    Data modifikasi bangunan

    Nama Gedung : Gedung Perpustakaan

    Universitas Negeri Surabaya

    Lokasi : Jalan Lidah Wetan Surabaya

    Fungsi : Perpustakaan

    Jumlah lantai : 18 lantai

    Tinggi gedung : 84,2 meter

    Struktur Utama : Beton

    Sistem Struktur : Sistem Ganda (SRPMK

    dan SDSK)

    III METODOLOGI

    Langkah langkah pengerjaan Tugas Akhir ini

    akan dilakukan seperti dibawah ini :

    1) Mengumpulkan data-data gedung

    2) Mengumpulkan dan studi literatur

    3) Mendesain struktur sekunder

    4) Merencanakan pembebanan pada struktur

    5) Membuat pemodelan struktur

    6) Mendesain struktur primer

    7) Mendesain pondasi

    8) Menggambar hasil perencanaan/desain

  • 3

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

    Untuk lebih detailnya bisa dilihat pada buku

    tugas akhir ini pada Bab III.

    IV HASIL PERENCANAAN STRUKTUR

    SEKUNDER

    Hasil perencanaan struktur sekunder dari

    tugas akhir ini tersaji pada list data-data dibawah

    ini :

    1. Pelat Lantai Atap

    Tebal = 120 mm

    Tul. Arah x = 10-100 mm

    Tul. Arah y = 10-100 mm

    Tul. Susut suhu = 8- 200 mm 2. Pelat Lantai 2-17

    Tebal = 130 mm

    Tul. Arah x = 12-80 mm

    Tul. Arah y = 12-80 mm

    Tul. Susut suhu = 8- 200 mm 3. Tangga

    Tebal Pelat tangga = 150 mm

    Tul. Lentur = D12-120 mm

    Tul. Pembagi = 8- 100 mm

    Dimensi balok bordes = 250400 mm2

    Tulangan lentur balok bordes = 6-D19

    Tulangan Geser balok bordes = 2-8-100 4. Balok Lift

    Dimensi = 300500 mm2

    Tul. Lentur Tump = 4D19

    Tul. Lentur lap = 2D19

    Tulangan Geser = 2-10 5. Balok Anak

    Bentang 8 m

    Dimensi = 250400 mm2

    Tul. Lentur Tump = 8D19

    Tul. Lentur lap = 6D19

    Tulangan Geser = 210-120 mm Bentang 6 m

    Dimensi = 250400 mm2

    Tul. Lentur Tump = 5D19

    Tul. Lentur lap = 5D19

    Tulangan Geser = 210-120 mm

    V KONTROL HASIL ANALISA STRUKTUR

    1) Kontrol nilai akhir respon spektrum

    Berdasarkan RSNI 1726-2011 Pasal

    7.9.4, nilai akhir Vdinamik harus lebih besar

    sama dengan 85% V statik. Maka persyaratan

    tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

    Vdinamik 0.85Vstatik.

    Tabel 1 base shear arah X dan Y

    Kontrol nilai akhir respon spectrum :

    Arah-x :

    V dinamik 0,85.Vstatik

    2.780.867 kg > 2.777.642,37 kg ok

    Arah-y :

    V dinamik 0,85.Vstatik

    3.137.268 kg > 2.777.642,37 kg ok

    Dari tabel dan perhitungan diatas

    terlihat bahwa base shear yang dihasilkan dari

    analisa struktur telah memenuhi persyaratan

    RSNI 03-1726-2011.

    2) Kontrol nilai partisipasi massa

    Menurut SNI 1726 2002 Pasal 7.2.1

    bahwa partisipasi massa harus menghasilkan

    sekurang- kurangnya 90 % respon total dari

    perhitungan respon dinamik. Dibawah ini

    adalah output parstisipasi massa dari hasil

    analisa struktur.

    Tabel 2 Rasio Partisipasi Massa

    .

    dilakukan analisa mencapai mode ke-8

    dan didapatkan nilai yang telah memenuhi

    peryaratan.

    3) Kontrol Simpangan (Drift)

    Berdasarkan RSNI 1726 -2011 untuk

    kontrol drift dirumuskan sebagai berikut :

    I

    C xedx

    Dimana :

    x = defleksi pada lantai ke-x

    Cd = factor pembesaran defleksi

    I = factor keutamaan gedung

  • 4

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

    Tabel 3. Simpangan arah X

    Tabel 4. Simpangan arah Y

    Dari kedua grafik diatas didapatkan

    simpangan yang terjadi masih berada dibawah

    batas persyaratan.

    4) Kontrol Periode

    Periode struktur fundamental, T, dalam

    arah yang ditinjau harus diperoleh menggunakan

    property struktur dan karakteristik deformasi

    elemen penahan dalam analisis yang teruji. Periode

    fundamental, T , tidak boleh melebihi hasil

    koefisien untuk batasan atas pada periode yang

    dihitung (Cu) dan periode fundamental

    pendekatan, Ta.

    Tc < T = Ta.Cu

    Dimana :

    Ta = Periode Fundamental pendekatan (= 1,303)

    Cu =Koefisien untuk batas atas (=1,4)

    Dibawah ini adalah T hasil analisa struktur

    Arah X

    Tcx = 1,767 dt < T =1,824 dt..ok

    Arah Y

    Tcy = 1,670 dt < T =1,824 dt..ok

    Dari hasil diatas terlihat bahwa periode yang

    terjadi pada gedung ini telah memenuhi persyaratan

    RSNI 03-1726-2011.

    5) Kontrol Dual Sistem

    Dibawah ini adalah Tabel Prosentase

    Perbandingan Base Shear yang dipikul SRPM dan

    Shearwall.

    Tabel 5 Rasio Partisipasi Massa

    0

    5

    10

    15

    20

    0,00 50,00 100,00

    Lan

    tai k

    e-

    drift (mm)

    grafik drift tiap lantai arah-X

    drift

    max. drift

    0

    5

    10

    15

    20

    0,00 50,00 100,00

    Lan

    tai k

    e-

    drift (mm)

    grafik drift tiap lantai arah-Y

    drift

    max. drift

  • 5

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

    Dari prosentase diatas dapat disimpulkan

    bahwa gedung ini memakai sistem ganda (Dual

    sistem) yaitu dimana minimal 25 % total base

    shear dipikul oleh sistem rangkanya (Frame).

    VI HASIL PERENCANAAN STRUKTUR

    PRIMER

    Dibawah ini adalah hasil rekapitulasi

    perencanaan struktur primer tugas akhir ini :

    o Kolom

    Dimensi Kolom Int : 100 x 100 cm

    (tulangan utama 24 D25 mm dan sengkang

    4D16 mm)

    Dimensi Kolom ext : 100 x 100 cm

    (tulangan utama 20 D25 mm dan sengkang

    4D16 mm)

    o Balok

    Dimensi Balok int : 45 x 90 cm

    (tulangan utama 10D25 mm dan sengkang

    216 mm)

    Dimensi Balok ext : 45 x 90 cm

    (tulangan utama 8D25 mm dan sengkang

    212 mm)

    Dimensi Balok int : 35 x 70 cm

    (tulangan utama 7D25 mm dan sengkang

    212 mm)

    Dimensi Balok ext : 35 x 70 cm

    (tulangan utama 7D25 mm dan

    sengkang212 mm)

    o Shearwall

    Shearwall Siku

    Tul utama : 2D22-100 mm

    Tul geser : 2D19-100 mm Shearwall Canal

    Tul utama : 2D22-100 mm

    Tul geser : 2D19-100 mm

    VII HASIL PERENCANAAN PONDASI

    Untuk semua tipe tiang pancang dipakai

    tiang pancang berbentuk lingkaran pabrikasi PT

    Wika type A3 dengan kedalaman -12 m dari

    elevasi 0,00 tanah. Rangkuman hasil perencanaan

    bangunan bawah (Pondasi dan Sloof) disajikan

    sebagaimana data-data dibawah ini :

    1. Pondasi Tipe A

    Diameter TP = 500 mm

    Jumlah Tiang = 9 bh

    2. Pondasi Tipe B

    Diameter TP = 500 mm

    Jumlah Tiang = 8 bh 3. Pondasi Tipe C

    Diameter TP = 500 mm

    Jumlah Tiang = 24 bh 4. Pondasi Tipe D

    Diameter TP = 500 mm

    Jumlah Tiang = 12 bh 5. Poer

    Tebal = 1000 mm

    Tul. Arah x = D25-100 mm

    Tul. Arah y = D25-100 mm 6. Sloof

    Dimensi = 500/800 mm

    Tul.Atas =6D22 mm

    Tul.Bawah = 6D22 mm

    VIII KESIMPULAN

    Sesuai dengan tujuan penulisan tugas

    akhir ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Pada peraturan gempa yang baru (RSNI-03-

    1726-2011) daerah lidah wetan Surabaya masuk

    pada kategori desain gempa (KDG) D.

    2. Base shear yang dihasilkan dari analisa struktur

    didapatkan arah x sebesar 2.780.867 kg dan

    arah y sebesar 3.137.268 kg, kedua hasil

    tersebut melebihi 0,85 V static (2.777.642,37 kg)

    sehingga persyaratan RSNI 1726-2011 Pasal

    7.9.4 terpenuhi.

    3. Batas simpangan (Drift) yang diijinkan adalah

    66 mm. sedangkan Simpangan arah x yang

    terbesar adalah 47,91 mm dan arah y terbesar

    adalah 12,71mm , jadi simpangan yang terjadi

    masih berada dibawah batas simpangan yang

    diijinkan.

    4. Rasio partisipasi massa yang disyaratkan oleh

    SNI adalah minimal sebesar 90% . untuk tugas

    akhir ini, pada mode 8 sudah diperoleh rasio

    partisipasi massa lebih dari 90%, yaitu sebesar

    92,05% untuk arah-X dan 92,15% untuk arah-Y.

    jadi persyaratan pada SNI telah terpenuhi

    5. Periode yang dihasilkan struktur untuk arah x

    (Tcx= 1,767dt) dan arah y (Tcy = 1,670dt ) berada

    dibawah periode yang disyaratkan yakni sebesar

    T =1,824 dt. Sehingga persyaratan RSNI 03-

    1726-2011 telah terpenuhi.

  • 6

    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

    6. Dari hasil perbandingan base shear yang

    dihasilkan struktur pada tabel sebelumnya maka

    dapat disimpulkan bahwa gedung ini memakai

    system Dual system (system ganda) karena

    system framenya memikul rata-rata 30% dari

    base shear yang dihsailkan dan sisanya dipikul

    oleh dinding geser.

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Birrul W, Haris. 2013. Perencanaan

    Modifikasi Gedung Perpustakaan

    Universitas Negeri Surabaya menggunakan

    Standar Peraturan Gempa Baru RSNI 03-

    1726-2011. Surabaya

    2) Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

    1983. Peraturan Pembebanan Indonesia

    Untuk Gedung 1983. Bandung : Yayasan

    Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.

    3) Husin, Nur Ahmad. 2006. Struktur Beton I.

    Surabaya : Jurusan Teknik Sipil Fakultas

    Teknik Sipil dan Perencanaan ITS.

    4) BSN. 2011. RSNI-03-1726-20XX Tata Cara

    Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk

    Bangunan Gedung. Badan Standardisasi

    Nasional.

    5) BSN. 2002. SNI-03-1729-2002 Tata Cara

    Perencanaan Struktur Baja Untuk

    Bangunan Gedung. Badan Standardisasi

    Nasional

    6) BSN. 2002. SNI-03-2847-2002 Tata Cara

    Perhitungan Struktur Beton Untuk

    Bangunan Gedung. Badan Standardisasi

    Nasional.

    7) Purwono, Rachmat. 2005. Perencanaan

    Struktur beton Bertulang Tahan Gempa.

    Surabaya : itspress.

    8) Purwono, Rachmat, dkk. 2007. Tata Cara

    Perhitungan Struktur Beton Untuk

    Bangunan Gedung SNI-03-2847-2002

    Dilengkapi Penjelasan (S-2002). Surabaya :

    itspress.

    9) Wang, C. K. dan Charles G Salmon. 1985.

    Desain Beton Bertulang Jilid 1. Jakarta :

    Erlangga.