PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik...

37
BAB III REALITAS PEREMPUAN DAN POLITIK DI KELURAHAN TEWAH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 KABUPATEN GUNUNG MAS Pada Bab III ini, secara khusus akan dilihat bagaimana perkembangan Perempuan dan Politik di Kelurahan Tewah dan bagaimana perempuan berpartsiipasi dalam politik, khususnya sebagai calon legislatif perempuan. Sebagai sebuah Kelurahan yang memilki cukup banyak penduduk, maka adalah menjadi sebuah pertanyaan, mengapa dari 11 orang Caleg Perempuan dari Tewah tidak ada yang lolos. Menarik untuk dilihat realitas yang menyebabkan tidak lolosnya 11 orang Calon Legislatif Perempuan di Tewah, pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kabupaten Gunung Mas. Apakah signifikansi dari Tewah yang membuat kondisi perwakilan politik kaum perempuan dari tempat ini berbeda dari tempat yang lain. Bagian ini merupakan hasil penelitian yang sangat terbatas. Uraian ini masih memerlukan penelitian lanjutan untuk pengembangan pembelajaran politik bagi perempuan di Tewah secara khususnya, dan perempuan pada umumnya di mana saja berada, guna pembelajaran politik di masa depan. Namun diharapkan semua ini berguna sebagai materi awal dalam menelaah partisipasi politik secara menyeluruh dan implikasinya bagi perkembangan perempuan dan politik.

Transcript of PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik...

Page 1: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

BAB III

REALITAS PEREMPUAN DAN POLITIK

DI KELURAHAN TEWAH PADA PEMILU LEGISLATIF

TAHUN 2009

KABUPATEN GUNUNG MAS

Pada Bab III ini, secara khusus akan dilihat bagaimana perkembangan

Perempuan dan Politik di Kelurahan Tewah dan bagaimana perempuan berpartsiipasi

dalam politik, khususnya sebagai calon legislatif perempuan. Sebagai sebuah

Kelurahan yang memilki cukup banyak penduduk, maka adalah menjadi sebuah

pertanyaan, mengapa dari 11 orang Caleg Perempuan dari Tewah tidak ada yang

lolos. Menarik untuk dilihat realitas yang menyebabkan tidak lolosnya 11 orang

Calon Legislatif Perempuan di Tewah, pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 di

Kabupaten Gunung Mas. Apakah signifikansi dari Tewah yang membuat kondisi

perwakilan politik kaum perempuan dari tempat ini berbeda dari tempat yang lain.

Bagian ini merupakan hasil penelitian yang sangat terbatas. Uraian ini masih

memerlukan penelitian lanjutan untuk pengembangan pembelajaran politik bagi

perempuan di Tewah secara khususnya, dan perempuan pada umumnya di mana saja

berada, guna pembelajaran politik di masa depan. Namun diharapkan semua ini

berguna sebagai materi awal dalam menelaah partisipasi politik secara menyeluruh

dan implikasinya bagi perkembangan perempuan dan politik.

Page 2: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

A. PROFIL KELURAHAN TEWAH

1. Kondisi Geografi & Kondisi Demografi

Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari Kecamatan Tewah-

Kabupaten Gunung Mas. Kabupaten Gunung Mas merupakan wilayah pemekaran

dari Kabupaten Kapuas pada tahun 2002 yaitu sesuai dengan Undang-Undang nomor

5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, kabupaten Seruyan,

Kabupaten sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, kabupaten

Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan kabupaten Barito Timur di Provinsi

Kalimantan Tengah. Kabupaten Gunung Mas merupakan salah satu dari 14

Kabupatn/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas 10.804 Km² terbagi

dalam 11 Kecamatan 12 Kelurahan dan 113 Desa yaitu:

1. Kecamatan Kahayan Hulu Utara meliputi 1 Kelurahan dengan 11 Desa

2. Kecamatan Tewah meliputi 1 Kelurahan dan 15 Desa

3. Kecamatan Kurun meliputi 2 Kelurahan dan 13 Desa

4. Kecamatan Sepang meliputi 1 Kelurahan dengan 6 Desa

5. Kecamatan Rungan meliputi 1 Kelurahan dan 20 Desa

6. Kcamatan Manuhing meliputi 1 Kelurahan dan 11 Desa

7. Kecamatan Damang Batu meliputi 1 Kelurahan dan 8 Desa

8. Kecamatan Miri Manasa meliputi1 Kelurahan dan 11 Desa

9. Kecamatan Manuhing Raya meliputi 1 Kelurahan dan 6 Desa

10. Kecamatan Rungan Hulu meliputi 1 Kelurahan dan 11 Desa

11. Kecamatan Mihing raya meliputi 1 Kelurahan dan 6 Desa

Page 3: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Dari 12 Kelurahan tersebut ada 5 Kelurahan yang dibentuk berdasarkan

Peraturan daerah nomor 04 Tahun 2005 baru operasional, yaitu kampuri, Tumbang

Marikoi, Tumbang Napoi, Tumbang Rahuyan dan Tehang. Secara Geografis,

Kabupaten Gunung Mas terletak pada Koordinat 0º-2º.46

Kelurahan Tewah adalah

merupakan ibukota dari kecamatan Tewah. Jarak tempuh dari Kelurahan Tewah

menuju ke ibukota Kabupaten Gunung Mas (Kuala Kurun) dengan jarak tempuh 28

Km. Sedangkan menuju ibukota Provinsi dengan jarak 168 Km. Kelurahan Tewah

menempati area seluas 1000 Ha, Memiliki 22 RT dan 5 Rw . Pada umumnya keadaan

topografi dari datar berombak, bergelombang sampai berbukit. Tipe tanah pada

umumnya sebagian besar alluvial aerosol dan podsolik, sedikit tanah bergambut.

Kesuburan tanah secara umum sedang dengan tingkat keasaman/pH antara lain 4-6,5.

Curah hujan rata-rata per bulan 30,0 mm, sedangkan rata-rata per tahun 2.116,0 mm.

Bulan basah/lembab antara November-Februari, bulan kering antara Juli-September.

Kelembaban rata-rata per tahun 85% dari tingkat suhu tanah rata-rata 26ºC.

Kelurahan Tewah memiliki batas wilayah: Sebelah utara berbatasan dengan Desa

Teluk Lawah; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tumbang Pajangei; Sebelah

Timur berbatasan Desa Sumur Mas; Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Taja

Urap.47

Secara mayoritas penduduk di Kelurahan Tewah bersuku Dayak (Ngaju, Ot

Danom, Maanyan), sedangkan suku lain yang berdomisili di Tewah adalah Suku

Jawa, Banjar, Madura, Bugis, Tionghoa.Kelurahan Tewah adalah kelurahan terbesar

46

Data Base: Kependudukan Tahun 2011 Kabupaten Gunung Mas (Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Gunung Mas 2010), 1. 47

Data Base: Profil Kelurahan Tewah, (Kelurahan Tewah:2010), 4.

Page 4: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

kedua di Kabupaten Gunung Mas, setelah Kelurahan kuala Kurun. Dikatakan terbesar

karena memiliki jumlah Jiwa yang banyak. Penduduk yang banyak ini tentunya

disebabkan karena kelurahan Tewah merupakan ibukota dari kecamatan Tewah itu

sendiri. Penulis menyajikan data pada tahun 2010 adalah data yang diperoleh sewaktu

penelitian. Dengan alasan instansi terkait, data pada Tahun 2011 belum rampung.

Berikut Komposisi Penduduk Pada Tahun 2010: laki-laki sebanyak 4.182 jiwa,

Perempuan 3.767 jiwa ,dengan jumlah KK sebanyak 1333.48

2. Pendidikan dan Pekerjaan

Minat terhadap pendidikan di Kelurahan Tewah dapat dikatakan baik.

Kesadaran masyarakat di tempat ini dari tahun ke tahun mengalami perkembangan.

Indikator yang menunjukkan perkembangan ke arah yang baik, dapat ditunjukkan

dari perkembangan jumlah institusi, guru, murid dan tingkat partisipasi sekolah dari

tahun ke tahun dan juga jumlah sarana pendidikan. Sarana pendidikan, di Kelurahan

Tewah yang cukup memadai yaitu sarana pendidikan dari TK sampai SLTA, dengan

Unit yang dapat menampung pendidikan anak-anak usia sekolah, sangat membantu

orang tua, sehingga ketika melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi anak-anak

baru keluar daerah dan pergi ke Kota Palangkaraya, Banjarmasin bahkan banyak juga

yang mengenyam pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi di pulau Jawa. Orang tua

yang memiliki ekonomi yang baik, biasanya suka anaknya mengenyam pendidikan di

pulau Jawa. Berdasarkan jenis pendidikan, maka tercatat sebagai berikut : Belum

Sekolah 1801 orang, TK/SD 1028 orang, SLTP 1894 orang, SLTA 2857 orang,

48

Data Base: Profil Kelurahan Tewah, (Kelurahan Tewah:2010), 5.

Page 5: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

D1/D2/D3 172 orang, Si 195 orang, S2 2 orang.49

Sarana pendidikan meliputi : 4

Taman Kanak-Kanak, 8 Sekolah Dasar, 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 1

Sekolah Menengah Atas. 1 Unit Kantor UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas).

Berdasarkan jenis pekerjaan, sebagian besar penduduk dengan mata

pencaharian petani/pekebun sebanyak 2462 orang, PNS sebanyak 230 orang,

pedagang sebanyak 144 orang, kemudian pensiun sebanyak 88 orang, Peternak

sebanyak 42 orang, TNI/POLRI sebanyak 17 orang, Tukang Jahit sebanyak 15 orang,

Pendeta sebanyak 11 orang, Tukang Rias sebanyak 7 orang, Imam di Masjid

sebanyak 2 orang, Anggota DPR sebanyak 2 orang, Wartawan 1 orang. Sedangkan

Pelajar/Mahasiswa adalah untuk mereka yang sedang dalam pendidikan sebanyak

3064 orang. Banyaknya jumlah yang belum bekerja adalah meliputi anak-anak yang

belum masuk sekolah dan juga pemuda-pemudi dan orang tua yang belum

mendapatkan pekerjaan, sebanyak 2034 orang.50

Rutinitas penduduk di Kelurahan

Tewah cukup menarik perhatian.Karena penduduk dngan variasi jenis pekerjaan,

memulai aktivitasnya dari subuh sampai malam hari (Sangat sulit untuk menulis

waktu rutinitas di tempat itu berakhir). Hanya waktu memulai kegiatan biasanya pada

pukul 05.00 Wib, ini rutin berlaku bagi mereka yang bekerja sebagai petani karet.

Jenis pekerjaan yang cukup kompleks ini mewarnai satu hari penuh aktivitas di

Kelurahan Tewah.

Pada hari tertentu saja, dapat dilihat aktivitas di Kelurahan Tewah berkurang,

yaitu pada hari libur dan hari minggu. Hanya kegiatan pasar tetap berlangsung seperti

49

Ibid.,14. 50

Ibid., 18.

Page 6: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

hari-hari biasanya. Menarik untuk dilihat adalah mereka yang bekerja sebagai PNS,

juga memiliki pekerjaan yang lain, menggunakan waktu pulang kantor atau hari-hari

libur, yaitu bekerja sebagai petani kebun karet. Penjelasan dari hal ini adalah, mereka

mencari tambahan ekonomi. Bahkan sebagian besar PNS di tempat ini memiliki

kebun karet sendiri.51

Kegiatan perekonomian di Kelurahan Tewah dapat dikatakan

baik, penduduk tampaknya berlomba untuk meningkatkan taraf hidup. Hal ini dapat

dilihat dari keadaan kondisi bangunan rumah. Tidak didapatkan lagi rumah yang

beratapkan atap rumbia, secara umum beratapkan multiroop bahkan sirap.52

Indikator yang lain yang dapat dilihat adalah secara mayoritas KK di

Kelurahan Tewah memiliki alat transportasi sendiri berupa sepeda motor, bahkan

mobil sebagai alat transfortasi di sekitar Kelurahan Tewah, Kabupaten Gunung Mas,

bahkan alat transfortasi ke ibukota Provinsi di Palangka Raya. Berdasarkan

wawancara bersama Lurah Tewah, rata-rata penghasilan setiap bulan per KK minimal

Rp 3000.000,-, masyarakat di Kelurahan Tewah rata-rata memiliki semangat kerja

yang tinggi. Hal ini di dukung kondisi alam yang sangat memadai untuk dikelola.53

Di samping Perkebunan karet yang dimiliki masyarakat tumbuh subur, lahan

pertanian pun cukup baik untuk menunjang ekonomi, Kelurahan Tewah untuk

Pertaniannya diperhatikan dan merupakan desa binaan yang termasuk dalam Wilayah

Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Kecamatan Tewah. Bidang usaha tani yang

dilakukan adalah perikanan kebun Karet, ternak, sapi, babi, ayam buras, tanaman

51

Wawancara, Yani (Tewah, 28 September 2011). 52

Sirap adalah potongan kayu ulin yang dibua sedemkian rupa untuk atap, atap Sirap ini dapat

dipakai untuk jangka waktu yang lama, sekitar 60 tahun. Wawancara, Ayan Bangas, (15 September

2011). 53

Wawancara , Elisa Lamey (Tewah: 21 September 2011).

Page 7: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

padi, ubi kayu dan jagung.54

Kebijakan Program Pembangunan Pertanian yang

dilaksanakan di WKPP Kelurahan Tewah, mengacu pada program Nasional dan

Daerah dengan kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

daerah.55

3. Sarana dan Prasarana

Kelurahan Tewah memiliki sarana umum yang digunakan oleh masyarakat

Kelurahan Tewah dan desa-desa yang ada di Kecamatan Tewah. Sarana dan

Prasarana ini dinikmati masyarakat menurut kebutuhan mereka. Jalan di tempat ini

sudah tertata dengan baik, hampir seluruh jalan sudah diaspal. Gedung sekolah,

Kantor Kecamatan, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), PUSKESMAS, Kantor

Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Kantor Damang Kepala Adat Wilayah kedamangan

Tewah Kabupaten Gunung Mas, Kepolisia Negara Repubik Indonesia Resot Gunung

Mas Sektor Tewah, Komando Distrik Militer 1011 Kuala Kapuas Komando Rayon

Militer 20, Kantor Pos, Kantor Urusan Agama, Bank, PDAM, PLN, dan lain-lain

sudah tersedia dan menunjang kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Tewah. Untuk

keperluan ibadah meliputi: 4 buah gedung Gereja Kalimantan Evangelis, 1 buah

gedung Gereja Pantekosta Tabernakel, 1 buah gedung Gereja Pantekosta Di

Indonesia, 1 buah gedung Gereja Yesus Sejati, 1 buah gedung Gereja Betel Indonesia,

2 buah Masjid dan 3 buah langgar, 1 buah Balai Hindu Kaharingan.

Sarana Air Bersih. Hampir seluruh KK di Kelurahan Tewah sudah

menggunakan PDAM, hanya sebagian warga saja yang tidak menggunakan jasa

54

Monografi WKPP Kelurahan Tewah Tahun 2011, 3. 55

Wawancara, Triyensi, S.PI (Tewah, 25 September 2011)

Page 8: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

PDAM, yaitu mereka yang bermukim di pinggiran sungai Kahayan. Tetapi banyak

KK yang membangun rumah di pinggiran sungai Kahayan juga sudah sadar

kebersihan, sehingga mereka menggunakan jasa PDAM untuk keperluan air bersih.

Tentu saja kesadaran ini muncul dari kesadaran akan kesehatan. Air sungai Kahayan

yang tidak sehat akibat penambangan emas oleh masyarakat dengan menggunakan

merkuri sangat tidak baik untuk dikonsumsi, juga keperluan MCK (mandi, cuci,

kakus) masyarakat yang bermukim di hulu sungai Kahayan memberi dampak yang

tidak baik bagi kesehatan.

Sarana Ekonomi. Kelurahan Tewah memiliki satu pasar yang beroperasi

setiap hari, mulai dari Pukul 05.00 Wib-20.00 Wib. Pasar ini dijalankan oleh para

pedagang dengan Variasi suku. Mulai dari warga yang bersuku Dayak, suku Banjar,

suku Jawa. Kegiatan pasar setiap hari selalu padat. Hal ini dikarenakan banyak juga

masyarakat dari desa-desa sekitar yang menggunakan pasar di Kelurahan Tewah

sebagai tempat transaksi barang dan jasa. Semua kebutuhan rumah tangga tersedia di

pasar. Dari kebutuhan sembako, sandang, alat-alat bangunan, elektronik dan lain

sebagainya tersedia di pasar Tewah. Hasil pertanian dan perkebunan masyarakat juga

di pasarkan di sini.

Sarana Komunikasi. Sarana telekomunikasi di Kelurahan Tewah sudah

tersedia, seperti telephone cellular dan hand phone, sudah lama masuk di tempat ini.

Karena itu tidak ada kendala untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berada

di luar kelurahan Tewah. Televisi sebagai media informasi yang dianggap cukup

mutahir, sudah sangat lama ada di tempat ini. Parabola digital hampir dimiliki oleh

seluruh KK di sini, TV kabel juga sudah ada dan tentunya dipakai menurut selera

Page 9: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

masyarakat di tempat itu. Banyak juga KK yang telah memiliki parabola digital.ikut

pula menggunakan TV kabel. Selain itu Kelurahan Tewah memiliki kantor pos yang

siap melayani masyarakat di tempat itu dan juga desa-desa sekitar. Kebanyakan

warga masyarakat tidak hanya menggunakan jasa kantor pos untuk berkirim surat

saja, tetapi menggunakan kantor pos dalam jasa wesel instan.

Sarana Bank. Di Kelurahan Tewah terdapat 2 buah Bank yang siap melayani

nasabah maupun masyarakat yang ingin menggunakan jasa mereka untuk menabung

dan transfer inter dan antar Bank. Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan juga Bank

Rakyat Indonesia (BRI). Kedua Bank ini membantu masyarakat untuk sadar

menabung. Masyarakat di Kelurahan Tewah sudah banyak yang menjadi nasabah dari

kedua Bank ini. Selain menjadi nasabah dari 2 Bank ini, banyak juga dari mayarakat

di Kelurahan Tewah yang menjadi anggota Credit Union (CU), sayangnya Tempat

Pelayanan anggota tidak diadakan di tempat ini dan anggota di layani di Kuala

Kurun, dengan alasan dari pihak pengurus CU jarak Tewah-Kuala Kurun tidaklah

jauh hanya 28 Km. Biasanya penyetoran dan transaksi yang lain bisa dilakukan via

kolektor atau mereka datang langsung ke Kuala Kurun.

Sarana Penerangan. Pasokan Listrik (PLTN) sudah lama ada di tempat ini.

Hanya saja yang masih menjadi kendala listrik di tempat ini terbatas, yaitu dapat

dinikmati dari pikul 15.00 wib-05.00 wib. Mulai pada tahun 2012 masyarakat

setempat dapat menikmati listrik sehari-semalam. Sarana transfortasi. Di tempat ini

transfortasi umum yang digunakan adalah sepeda motor, mobil, dan juga kelotok.

Akses jalan darat dan air sangalah kondusif. Karena akses jalan darat sudah baik yang

dapat menghubungkan Kelurahan Tewah dan desa-desa sekitar, juga ke ibu kota

Page 10: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Kabupaten di Kuala Kurun dan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka

Raya.

4. Sejarah arti dari “nama” Kelurahan Tewah

Pada umunya hampir di setiap daerah di Indonesia suatu “nama” atau suatu

kejadian tentu tidak hadir begitu saja. Tetapi ada cerita atau peristiwa yang melatar

belakanginya. Semua itu menjadi ingatan kolektif yang diabadikan dalam bahasa

(Idiomatic expression).56

Demikian pula yang terjadi dengan “nama Tewah”.Pada

awalnya “nama Tewah” berasal dari kata Tiwah.

Tewah pada awalnya adalah hanya hutan belantara, lalu mulailah pada waktu

itu berdatangan orang-orang yang ingin mencari tempat yang baik untuk tempat

tinggal. Salah satu diantaranya adalah keluarga yang memiliki anak perempuan yang

bernama Nyai Balau (Putri berambut panjang). Memang tidak dapat ditelusuri kapan

waktunya kejadian ini terjadi. Tetapi berdasarkan cerita turun temurun, Nyai Balau,

adalah pahlawan perang yang tangguh bagi Hamputannya (klan). Pada waktu zaman

asang/kayau (Perang antar kampung dan ditandai potong kepala), Nyai Balau selalu

menang dan tidak dapat dikalahkan. Strategi-strategi perangnya begitu hebat dan

menipu lawan, Nyai Balau tak terkalahkan.Untuk itulah Nyai Balau diangkat menjadi

pemimpin di kampong Tewah.

Berkat kepemimpinan Nyai Balau, kampung Tewah menjadi kampung yang

maju dan lestari. Orang-orang yang berada di sekitar menjadi tertarik dan banyak

yang memilih pindah kampung. Mereka mendapatkan ketenangan dan rasa aman

56

Deri Susanto, Tesis Pemaknaan Pemugaran Kuburan Bagi Jemaat Kristen GKE di Desa Tanjung

Riu Kabupaten Gunung Mas Kal-Teng, (salatiga: 2011), 51.

Page 11: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

untuk melanjutkan hidup mereka bersama seorang pemimpin perempuan yang begitu

tangguh dan selalu siap memberi perlindungan. Semakin lama, maka semakin

bertambah banyaklah jumlah orang yang tinggal di Tewah. Pola hidup bepindah-

pindah mulai mengarah serius kepada kehidupan menetap. Pada awalnya mereka

hanya berladang yang usai musim panen ladang dibiarkan mulai berubah. Secara

perlahan namun pasti mereka menanam pohon karet lokal pada tanah ladang mereka.

Mata pencaharian mereka pun mulai kompleks. Tewah semakin menjadi primadona

tempat tinggal, ketika dibukalah pertambangan rakyat dibelakang kampong Tewah,

yaitu Gunung Mas. Orang-orang dari berbagai daerah di Kalimantan berdatangan, tak

terkecuali banyak juga yang datang dari luar Kalimantan.

Orang-orang yang mengadu nasib di tempat ini, banyak pula yang tidak

pulang kembali ke daerah asalnya, tetapi menetap di Tewah. Baik melaui proses

pernikahan dengan orang setempat, atau pun karena merasa Tewah adalah tempat

yang cocok untuk mereka hidup. Pendatang-pendatang ini membaur dengan

penduduk asli baik dalam bidang pekerjaan maupun tata cara hidup dan mereka hidup

mengikuti adat dan budaya setempat, seperti pepatah yang mengatakan : “Di mana

bumi di pijak di situ langit dijunjung”.

Perubahan demi perubahan dialami oleh masyarakat di Tewah dari waktu ke

waktu. Pertambahan penduduk yang semakin bertambah membuat Tewah dianggap

layak untuk dimekarkan menjadi sebuah kelurahan. Dari status desa, Tewah berubah

statusnya menjadi kelurahan. Tewah resmi menjadi sebuah Kelurahan definitif yaitu

pada Tahun 1971, dengan lurah pertama Edy Dugau. Ditelusuri bahwa lurah pertama

ini adalah keturunan dari Nyai Balau. Pada waktu itu Kelurahan Tewah masuk ke

Page 12: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Kuala Kapuas dan setelah pada tahun 2002

yaitu sesuai dengan Undang-Undang nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan

kabupaten Katingan, kabupaten Seruyan, Kabupaten sukamara, Kabupaten

Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung

Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah. Maka ketika

dimekarkannya Kabupaten Gunung Mas dengan ibu kota Kabupaten di Kuala Kurun,

maka Kelurahan Tewah sekarang masuk ke wilayah pemerintahan Kabupaten

Gunung Mas.57

5. Sistem Kemasyarakatan dan Kekerabatan

Masalah jangka waktu dan persepsi tentang perubahan merupakan dua hal

yang tidak terpisahkan, di dalam pengalaman manusia. Artinya, baik waktu maupun

perubahan bukanlah merupakan variabel-variabel yang tegantung atau tidak bebas.

Kiranya sulit untuk memikirkan masalah perubahan, tanpa memperhitungkan variabel

waktu. Di dalam bentuknya yang paling sederhana pengertian perubahan berkaitan

dengan faktor-faktor sebelum dan sesudah.58

Dengan demikian, maka tanpa ada jangka waktu, tidak ada lagi perubahan.

Tanpa perubahan, maka juga tak ada arti bagi jangka waktu. Oleh karena itu perlu

adanya siklus-siklus sebagai dasar pembatasan jangka wakrtu dan Schlegel

menyatakan bahwa perubahan dari suatu siklus ke siklus lain, merupakan sesuatu

yang paling penting bagi penentuan apakah suatu gejala bersifat pengulangan atau

kebiasaan belaka. Jangka waktu atau ruang waktu memberikan batas-batas tertentu

57

Wawancara, Ayan Bangas, (Tewah, 2 september 2011) 58

Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983),

38.

Page 13: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

pada kehidupan manusia serta perubahan-perubahan pada struktur sosial. Di dalam

batas-batas tersebut terdapat kondisi-kondisi yang relevan, akan tetapi yang bersifat

netral. Jangka waktu atau ruang waktu tersebut tidak menentukan berlangsungnya

proses kehidupan atau bagaian pola-pola perilaku harus menyesuaikan diri atau

mempergunakan batas-batas alamiah dari sistem-sistem sosial tersebut. Oleh karena

itu, maka perubahan dari unsur-unsur suatu sistem sosial dalam jangka waktu

tertentu, merupakan pusat dari dinamika sosial.59

Perubahan sosial di Kelurahan Tewah ketika ditelusuri dan dicermati juga

mengalami perubahan-perubahan secara alami. Hal ini dapat dilihat dari perilaku

sosial individu maupun kelompok yang tidak lagi memiliki tata hidup secara kaku.

Sistem kekerabatan pada suku Dayak Ngaju khususnya yang ada di pedesaan masih

berdasarkan prinsip keturunan ambilineal atau bilateral , yaitu menarik keturunan

dari pihak ayah dan ibu, yang secara otomatis dalam pewarisan tidak membedakan

anak laki-laki maupun anak perempuan. Dalam bentuk kehidupan keluarga biasanya

terdiri atas dua jenis yaitu keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended

family). Dalam sistem kekerabatan pun mereka masih kuat memelihara sistem garis

keturunan, Biasanya sampai yang disebut “hanjenan” (sepupu dua kali). Untuk

mempererat kembali kekerabatan, biasanya keluarga besar angat menginginkan

terjadi perkawinan antar “hanjenan”, supaya kekerabatan tetap kental, di samping itu

untuk mempertahankan sistem pewarisan seperti tanah kosong, tanah ladang, kebun

rotan, kebun karet, guci-guci antik dan benda-benda berharga lainnya. Masyarakat di

59

Ibid, 40.

Page 14: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

desa tetap kuat mempertahankan kekerabatan kekeluargaan yang dikenal dengan:

utus, tunda jalahan, babuhan. Karenanya sangat baik menikah sesama suku. Kalau

terjadi pernikahan dengan orang yang berada di luar suku, maka akan disebut sebagai

oloh lumpat.

Seiring dengan kemajuan zaman dan masyarakat yang semakin kompleks,

maka masyarakat di Kelurahan Tewah yang sudah tidak homogen lagi dan

masyarakat di tempat ini sudah heterogen, maka sistem-sistem seperti yang ada di

desa tidak teralu dipentingkan lagi. Masyarakat asli sudah dapat secara terbuka untuk

menerima arus budaya modern. Walaupun mereka masih tau apa itu; utus, tunda

jalahan atau babuhan, tetapi masalah oloh lumpat tidak dipentingkan lagi.

Perkawinan pun tidak lagi diupayakan sesuku, tetapi perkawinan terjadi atas

kehendak kedua pihak (laki-laki) maupun perempuan yang akan menikah untuk

menentukan jodoh mereka. Dengan melaksanakan adat perkawinan Dayak Ngaju

yang dikenal dengan “jalan hadat”.60

“Jalan Hadat” dilaksanakan adalah untuk

mempertahankan tradisi turun-temurun yang dipahami sebagai tali pengikat kedua

pengantin dan bersatunya kedua keluarga besar pengantin.

Keseimbangan dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan

yang diidam-idamkan dalam setiap masyarakat. Dengan keseimbangan dalam

masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat berfungsi dan saling mengisi.

60

Jalan hadat, adalah adat perkawinan Dayak Ngaju, yang berarti jalan yang beradap. Menikah bagi

orang Dayak adalau peristiwa yang sacral dan untuk itu, memperkokoh sumpah janji maka

dilangsungkan pemenuhan jalan hadat, yaitu pihak pengantin laki-laki memenuhi kewajiban pada jalan

adat sesuai ketentuan adat yang berlaku dam kesepakatan kedua keluarga pengantin.

Page 15: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Sehubungan dengan masuknya unsur-unsur yang baru, maka di dalam tubuh suatu

sitem sosial tersebut, yang tidak dapat dirubah selama hidup oleh pihak manapun

juga.61

Pembauran masyarakat yang terjadi di Kelurahan Tewah mengakibatkan

asimilasi budaya. Dalam kondisi masyarakat yang heterogen ini, tidak mengubah

harmonisasi yang terjadi. Inter dan antar suku berinteraksi dalam konteks yang

modern. Tetapi patutlah dibanggakan, sampai pada saat ini lembaga adat

(Kedemangan) masih merupakan bagian dari pranata sosial yang dipentingkan dalam

sistem sosial. Jika terjadi kesalah pahaman antar warga, maka akan dirembuk di

Kedemangan untuk berdamai. Selanjunya jika itu signifikansinya kepada tindakan

kriminal dan di Kedemangan tidak ditemukan jalan keluar, barulah masalah itu di

bawa ke kantor polisi. Masyarakat di kota Tewah, memiliki kekerabatan yang

terbuka. Tidak hanya menganggap dari garis keturunan darah saja sebagai kerabat,

tetapi kekerabatan adalah ditunjukkan dengan baik dalam kehidupan bertetangga dan

bermasyarakat. Ada satu ritual budaya yang sepertinya membuat harmonis

masyarakat di tempat ini yaitu Ritual Dayak “ Pakanan Sahur Lewu Dayak” yang

dilaksanakan 1 kali dalam satu tahun yang melibatkan seluruh elemen masyarakat

tanpa memandang suku dan agama.

“ Ritual Budaya Pakanan Sahur Lewu Dayak. Upacara "Pakanan Sahur Lewu"

Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan satu dari lima

macam upacara ritual besar khas Suku Dayak Ngaju. "Pakanan" berarti memberikan

persembahan berupa sesajen kepada para leluhur atau orang-orang suci."Sahur"

diartikan sebagai leluhur atau dewa yang dipercaya menjaga kehidupan manusia,

memberikan kesehatan, keselamatan, perdamaian, berkah dan anugerah bagi yang

percaya kepada-Nya. "Lewu" sendiri dalam bahasa Indonesia adalah berarti

kampung atau desa tempat bermukimnya suatu penduduk pada sebuah wilayah.

Dengan demikian, Pakanan Sahur Lewu Dayak berarti memberikan sesajen kepada

para leluhur atau para dewa yang melindungi warga desa sebagai tanda terimakasih

61

Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta: Universitas Indonesia, 1974), 239.

Page 16: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

atas berkat dunia. Lewat ritual Pakanan Sahur Lewu Dayak ini diharapkan

masyarakat dapat hidup tentram, rukun dan damai serta mendapatkan rejeki

berlimpah. Pakanan Sahur Lewu juga sering mengikutsertakan tokoh dan kelompok

agama lain. Selain sebagai sarana untuk menyampaikan ucapan syukur pada Sang

Kuasa, Pakanan Sahur Lewu juga dimaksudkan sebagai wadah untuk menjalin

semangat persaudaraan dan kegotong-royongan antar sesama warga PAKANAN

SAHUR tak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya leluhur saja. Namun, Ritual

ini juga secara metafisika untuk memulihkan kesimbangan hubungan antara manusia

dan alam sekitarnya agar terhindar dari marabahaya dan malapetaka.62

“Pakanan Sahur Lewu Dayak” biasanya dipimpin oleh “bakas Lewu” (tokoh

kampong) yang beragama Kaharingan. Dalam pelaksanaan ritual adat ini, maka setiap

KK tanpa dipaksa dan ditentukan memberi dukungan pada kegiatan tersebut, dengan

memberikan uang, beras, gula, nyiur dan lain sebagainya secara suka rela untuk

kelengkapan ritual tersebut. Pengumpulan sumbangan ini dikoordinir oleh seseorang

pada setiap RT.63

Berdasarkan data tentang pemeluk agama di kelurahan Tewah

tercatat sebagai berikut: umat Islam sebanyak 2.338 orang, Kristen Protestan 4.205

orang, Katolik 378 orang, Kaharingan 1.012 orang, Budha 3 orang, Khong Hu Chu

13 orang.64

Melihat komposisi penduduk berdasarkan agama, maka yang dapat kita

lihat adalah: Penduduk di Kelurahan Tewah didominasi oleh Kristen Protestan.

Tetapi yang juga dapa dilihat bahwa di Kelurahan Tewah memiliki cukup banyak

penduduk yang beragama Islam, diikuti Kaharingan, Katolik, Konghuchu, dan

Budha. Keberagamaan di tempat ini adalah keberagamaan yang harmonis, terbukti

dari dulu sampai penulis mengadakan penelitian, tidak pernah terjadi konflik antar

agama. Semua berjalan dengan aman dan harmonis. Penduduk di Kelurahan Tewah

saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya. Meskipun masyarakat

62 http://www.dayakpos.com/2010/04/pakanan-sahur-lewu-dayak.html, diunduh, Senin 25 Septemberi

2011, pkl 10.00 Wib. 63

Wawancara, Ayan Bangas., (Tewah, 15 September 2011). 64

Ibid., 7.

Page 17: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

sudah kompleks, tetapi jalinan silaturahmi berjalan dengan baik. Hari raya

keagamaan dipelihara bersama. Terbukti pada tanggal 31 Agustus 2011 pada hari

raya umat Islam, yaitu Idul Fitri, umat Kristiani dan umat yang lainnya bersilaturahmi

ke warga muslim yang merayakan hari raya tersebut. Demikian pula sebaliknya pada

perayaan natal umat Kristiani, umat yang non kristiani melakukan silaturahmi dengan

baik. Jalinan silaturahmi ini sudah lama terjalin dan tetap dipelihara dengan baik.65

B. GAMBARAN UMUM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 DI

KELURAHAN TEWAH KABUPATEN GUNUNG MAS

1. Gambaran Umum Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kelurahan Tewah

Kabupaten Gunung Mas

Semenjak tahun 2002 terbentuknya Kabupaten Gunung Mas, yaitu sesuai

dengan Undang-Undang nomor 5 Tahun 2002 tentang pembentukan kabupaten di

Provinsi Kalimantan Tengah. Maka Kabupaten Gunung Mas mulai berbenah diri,

mulai dari memperlengkapi struktur keperintahannya, secara struktural maupun

fungsional. Demikian pula pada waktu itu kursi Legislatif di Kabupaten Gunung Mas

diisi oleh Anggota Dewan Perwakilan dari Kabupaten Kuala Kapuas, dengan utusan

hasil kebijakkan Partai Pemenang Pemilu Legislatif Tahun 1999 yang dikenal dengan

istilah PAW (Pergantian Antar Waktu) sampai masa Pemilihan Umum Legislatif

tahun 2004. Selama rentang waktu yang demikian, masyarakat di Kabupaten Gunung

Mas mulai melihat dan mencermati kegiatan pemerintahan dan politik dari jarak yang

relatif dekat, setelah berpisah dari Kabupaten Kuala Kapuas. Proses pembelajaran

65

Wawancara, Yustina (Tewah:31 Agustus 2011).

Page 18: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

politik pun berlangsung. Semenjak dimekarkannya wilayah Kabupaten, maka

kabupaten Gunung Mas pernah mengikuti Pemilihan umum Legislatif sebanyak 2

Kali, yaitu pada Tahun 2004 dan tahun 2009.

Pemilu Legislatif Tahun 2009 adalah Pemilu yang dapat dikatakan fenomenal,

dan tentunya ini dirasakan di seluruh daerah di Indonesia. Selain itu Pemilu tersebut

yang diikuti sebanyak 44 Partai. Pemilu ini adalah pemilu yang pertama kali

mengahadirkan banyak perempuan yang berpartisipasi dalam mencalonkan diri

sebagai calon Anggota DPR, tentunya hal ini tidaklah lepas dari ketentuan UU yang

mengatur kebijakan politik dan menjamin langkah politik perempuan ke arah yang

progresif, dengan Diberlakukan UU No 2 tahun 2008 tentang partai politik yang

mengakomodir 30% keterwakilan perempuan dalam pendirian dan pembentukan

partai politik dan kepengurusan partai politik dan Pasal 53 dan pasal 55 UU No 10

Tahun 2008, ditentukan minimal 30% keanggotaan perempuan di parlemen.Dengan

memiliki daerah yang dapat dikatkan luas, maka pada waktu Pemilu Legislatif Tahun

2009, Wilayah PiLeg (Pemilu Legislatif) dibagi menjadi 3 wilayah Daerah

Pemilihan atau yang dikenal dengan istilah DAPIL (Daerah Pemilihan) yaitu: DAPIL

I, meliputi, Kecamatan Kuala Kurun, Mihing Raya, Sepang. DAPIL II, meliputi,

Kecamatan Rungan, Rungan Hulu, Manuhing, Manuhing Raya.DAPIL III, meliputi,

Kecamatan Tewah, Kahayan Hulu, Damang Batu, Miri Manasa.

Kelurahan Tewah termasuk dalam DAPIL III, dari 44 partai yang mengikuti

Pemilu Legislatif Tahun 2009, maka jumlah partai yang yang diisi oleh Calon

Legislatif di DAPIL III adalah sebanyak 30 partai, dengan total calon sebanyak 184

orang, laki-laki berjumlah 134 dan perempuan berjumlah 50 orang. Menurut Ketua

Page 19: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Tewah Pemilu Legislatif Tahun 2009, selama

berlangsungnya Pemilu Legislatif, kondisi relatif kondusif. Tidak ada masalah-

masalah yang dianggap krusial dan menentang UU Pemilu. Kegiatan berjalan sesuai

dengan harapan. Di Kelurahan Tewah sendiri tempat Pemungutan Suara (TPS)

berjumlah 18 buah. Berita Acara Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara

Partai Politik Peserta Pemilu dan Perolehan Suara Calon anggota DPRD

Kabupaten/Kota Tingkat PPK Tahun 2009 ditandatangani secara sah oleh Panitia

Pemilihan Kecamatan (Ketua dan Seluruh anggota PPK) dan juga oleh saksi dari

Partai Politik Peserta Pemilu. Dalam rekapitulasi hasil penghitungan suara mencatat

hal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah Berita Acara dari seluruh TPS, jumlah pemilih yang menggunakan

dan tidak menggunakan hak pilih;

b. Jumlah perolehan suara sah dan tidak sah partai politik dan calon anggota

DPRD Kabupaten/Kota;

c. Jumlah Surat Suara yang digunakan dan surat Suara yang tidak digunakan

(termasuk surat suara cadangan) dari seluruh TPS;

d. Jumlah surat suara yang dikembalikan karena rusak atau keliru ditandai dari

seluruh TPS.

Adapun jumlah surat suara yang sah di Kecamatan Tewah secara menyeluruh

(termasuk Kelurahan Tewah dan desa-desa sekitar dalam lingkup Kecamatan Tewah)

berjumlah 7613 surat suara. Dari hasil rekapitulasi suara maka yang lolos dari

Kelurahan Tewah adalah sebanyak 2 orang caleg laki-laki, yaitu: Drs. H. Gumer dari

Page 20: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan H. Rahmansyah dari Partai Barisan

Nasional .66

2. Partisipasi Masyarakat Di Kelurahan Tewah Pada Pemilu Legislatif 2009

Masyarakat di Kelurahan Tewah sangat partisipatif dalam mengikuti kegiatan

Pemilu Legislatif Tahun 2009 di kabupaten Gunung Mas. Fakta di lapangan

menunjukkan keaktifan masyarakat sewaktu dilaksanakan pendataan bagi yang

memiliki hak pilih. Pada waktu diadakan kampanye di lapangan maupun dialogis,

pihak penyelenggara kampanye tidak mengalami kekecewaan, karena selalu dihadiri

oleh masyarakat secara aktif. Hal ini dikarenakan sosialisai dari pihak pemerintah

cukup baik. Selain itu partisipasi masyarakat di tempat ini adalah dilatarbelakangi

pula ketertarikan mereka untuk melihat para caleg mengemukakan visi dan misinya.

Faktor lain yang lain dari hal di atas pun pasti ada, menurut salah seorang

masyarakat yang penulis wawancarai, mengapa keaktifan partisipai terjadi pada

waktu Pemilu Legislatif berlangsung adalah disebabkan calon-calon yang ikut serta

dalam bursa Pemilihan Umum Legislatif di Kabupaten Gunung Mas tahun 2009,

secara khusus yang masuk dalam DAPIL III adalah Calon-Calon dari keluarga

mereka sendiri.67

Penulis mencermati jika dibandingkan dengan Pemilu Legislatif

Tahun 2004, maka partisipasi masyarakat pada Pemilu Legisatif Tahun 2009 dapat

dikatakan signifikan. Pada Pemilu Legislatif Tahun 2004 belum terlihat antusiasme

yang begitu tinggi. Masyarakat di Kelurahan Tewah pada Pemilu Legislatif Tahun

2004, melakukan partisipasi pesta demokrasi tidak seramai pada Pemilu Legislatif

66

Wawancara, Muderson Ketua PPK Tewah Tahun 2009, ( Tewah: 21 september 2011). 67

Wawancara, Yusi,( Tewah: 24 Sptember2011).

Page 21: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

2009. Keadaan ini terjadi karena pada waktu itu caleg tidak sebanyak pada Pemilu

Legslatif 2009, dan hal lain yang perlu diingat, bahwa Pemilu Legislatif 2004 adalah

pengalaman pertama masyarakat di tempat ini mengikuti Pemilihan Umum Pemilu

Legislatif, semenjak terbentuknya Kabupaten Gunung Mas. Dari faktor-faktor ini

tindakan partisipatif terjadi. Diakui pada Pemilu Legislatif Tahun 2009 banyak

pembelajaran politik yang dapat secara langsung dapat dilihat oleh masyarakat. Mulai

dari pemasangan Baliho dan kampanye-kampanye beragam dalam strategi masing-

masing yang dilakukan oleh partai pengusung ,maupun para calon itu sendiri.

Masyarakat di Kelurahan Tewah telah mengambil bagian secara positif pada

Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kabupaten Gunung Mas. Pada hari H pemilihan

dilaksanakan, yaitu: Selasa 14 April 2009, masyarakat yang memiliki hak pilih dan

memegang karlih (kartu pemilihan) berbondong-bondong datang ke TPS (Tempat

Pemungutan Suara) untuk memberikan hak suara mereka kepada calon yang mereka

pilih. Pemilu Legislatif Tahun 2009 adalah yang kedua kalinya mereka ikuti

semenjak Kabupaten Gunung Mas dimekarkan pada tahun 2002. Pemilu Legislatif

pada tahun 2004 adalah pengalaman pertama masyarakat di tempat ini. Tetapi Pemilu

Legislatif pada tahun 2009 adalah pesta demokrasi yang menarik bagi masyarakat di

tempat ini, karena banyaknya jumlah partai yang diikuti yang merekrut caleg cukup

banyak dari daerah mereka.

Masyarakat di tempat ini melihat politik tidak hanya sekedar sebagai bahan

untuk didiskusikan, tetapi masyarakat di tempat ini menyadari bahwa perubahan demi

perubahan yang terjadi dalam sosial kemasyarakatan karena arus mobilisasi,

transfortasi dan edukasi membawa mereka ke arah berpolitik yang serius. Perubahan

Page 22: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

zaman telah banyak membuka cakrawala pemikiran masyarakat. Melihat bagian

dimensi politik, dapatlah dikatakan bahwa masyarakat di kelurahan Tewah telah

mengalami partisipasi politik aktif. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan

bersama Ketua PPK Tahun 2009, maka dalam pantauan yang dilakukan, terlihat

masyarakat telah ambil bagian secara proaktif.

3. Partai Peserta Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Tewah

Pada dasarnya, haruslah diakui masyarakat Indonesia secara umum dan

masyarakat di Kelurahan Tewah secara khusus, mengalami perubahan-perubahan

yang signifikan dalam arus kehidupan politik. Sebelum Pemilu 2009, sistem dan

struktur politik di Indonesia telah mengalami banyak transformasi yang sangat

mendasar. Dunia politik yang selama ini terkesan sebagai aktivitas para elite politik

telah menyentuh masyarakat sampai di tingkat lokal (daerah) bahkan sampai ke

tingkat akar rumput (grass root). Partisipasi politik tidak hanya terefleksikan dalam

bentuk partisipasi menyuarakan suara sewaktu Pemilu, tetapi dalam semua usaha

untuk mempengaruhi kebijakan publik. Reformasi 1997-1998 telah membuka sejarah

baru dalam dinamika bagaimana kekuasaan diperebutkan secara demokratis.

Runtuhnya rezim Orde Baru, dunia politik telah bergeser dari yang tadinya tertutup,

represif, dan penuh rekayasa, sekarang telah menjadi politik yang penuh keterbukaan

dan trasparansi.68

Ketika Orde Baru jatuh dan mulai dipikirkan apa yang akan dibuat

untuk menyusun kembali tata politik pasca Orde Baru.69

68

Firmanzah, Persaingan, Legitimasi Kekuasaan, dan Marketing Politik, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2010), 1. 69

Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (ed)., Partai-Partai politik Indoneia, Ideologi dan

Program 2004-2009, (Jakarta:Kompas Media Nusantara, 2004), 4.

Page 23: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Fakta politik inilah yang mengurai catatan politik di Indonesia.Semakin

disadari bahwa wajah demokrasi di Indonesia dipenuhi oleh semangat dan kegairahan

persaingan. Dilatarbelakangi pula dengan adanya sistem politik multi partai, maka

masing-masing kelompok masyarakat memiliki hak untuk mendirikan partai politik.

Fakta politik di masyarakat Kelurahan Tewah adalah masyarakat di tempat ini juga

dapat dikatakan aktif dalam upaya pendirian partai. Dari 44 partai yang mengikuti

Pemilu Legislatif Tahun 2009, terdapat 30 partai yang memiliki Pengurus Anak

Cabang (PAC) di Kelurahan Tewah. 30 partai ini yang bersaing secara aktif dalam

upaya merekrut sebanyak-banyaknya konstituen yang memberikan hak pilih/hak

suaranya ke partai pilihan. Partai yang dimaksud adalah: Partai Hati Nurani Rakyat,

Partai Karya Peduli Bangsa, Partai pengusaha Dan Pekerja Indonesia, Partai Peduli

Rakyat Nasional, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Barisan Nasional, Partai

Keadilan Dan Persatuan Indonesia, Partai Amanat Nasional, Partai perjuangan

Indonesia Baru, Partai Persatuan Daerah, Partai Pemuda Indonesia, Partai nasional

Indonesia Marhaenisme, Partai Demokrasi Pembaruan, Partai Karya Perjuangan,

Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai

Republika Nusantara, Partai Pelopor, Partai Golongan Karya, Partai Persatuan

Pembangunan, Partai Damai Sejahtera, Partai Nasional Benteng Kerakyatan

Indonesia, Partai Bulan Bintang, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai

Patriot, Partai Demokrat, Partai Kasi Demokrasi indonesia, Partai Indonesia

Sejahtera, Partai Merdeka, Partai serikat Indonesia. 70

70

Wawancara, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan Tewah ( Tewah: 21 September 2011),

Page 24: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Data ini menunjukkan adanya perubahan dalam dimensi politik. Pemilu

Legislatif Tahun 2009 dijadikan momentum politik yang dapat dikatakan sangat

berguna bagi pembelajaran politik. Pada pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2009,

harus pula diakui bahwa masyarakat di Kelurahan Tewah diajak berpartisipasi,

mengalami proses pembelajaran politik. Hal ini dapatlah dipelajari mulai dari proses

rekruitmen dari pihak partai kepada mereka yang diambil menjadi anggota partai

peserta pemilu bahkan yang di calonkan menjadi calon anggota legislatif.

C. PEMPUAN dAN POLITIK DI TEWAH PADA PEMILU LEGISLATIF

TAHUN 2009 KABUPATEN GUNUNG MAS

1. Peluang Politik Bagi Perempuan Di Kelurahan Tewah Pada Pemilu Legislatif

Tahun 2009

Kehadiran UU No 2 tahun 2008 tentang partai politik yang mengakomodir

30% keterwakilan perempuan dalam pendirian dan pembentukan partai politik dan

kepengurusan partai politik dan Pasal 53 dan pasal 55 UU No 10 Tahun 2008,

ditentukan minimal 30% keanggotaan perempuan di parlemen.UU politik tersebut

memberikan peluang yang cukup besar bagi perempuan di Tewah untuk masuk dalam

bursa Pemilu Legislatif Tahun 2009. Dengan adanya ketersediaan kuota 30% adalah

merupakan peluang yang baik bagi perempuan yang terjun di bursa pemilihan

anggota Legislatif. Di Kabupaten Gunung Mas tersedia 20 kursi untuk anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah71

.

71

Wawancara, Andar Ardi, Anggota DPRD Kabupaten Gunung Mas Periode 2009-2014 ( Kuala

Kurun: 13 September 2011).

Page 25: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Dengan adanya 30 Pengurus Anak Cabang partai peserta pemilu 2009, adalah

sarana politik bagi perempuan di Kelurahan Tewah untuk berjuang dalam

mewujudkan cita-cita politiknya. Menurut wawancara bersama caleg perempuan yang

mengikuti bursa Pemilu Legislatif Tahun 2009: Siti Hilmiah dari Partai Golongan

Karya, no urut 1 (Tewah: 31 Agustus 2011). Pemilu Legislatif Tahun 2009,

memberikan kesempatan politik yang baik, apalagi dengan mendapatkan no urut yang

sangat strategis. Selanjutnya dikatakan, bahwa pihak keluarga (Suami dan keluarga

besar) memberikan dukungan baginya untuk masuk dalam bursa pencalegkan, karena

menimbang bahwa partai yang merekrutnya (aktif di Partai Golkar sejak tahun 2005)

adalah partai besar yang sudah dikenal masyarakat luas. Pemilu Legislatif Tahun

2009 ini dipandang pula sebagai Pemilu yang membuka kesempatan bagi yang

memiliki motivasi politik yang jelas. Permasalahannya mengapa ia tidak lolos, itu

karena konstituen cukup memiliki kebingungan dalam memilih Caleg, karena

banyaknya jumlah caleg pada waktu itu. Berbicara mengenai kesiapan politik, dapat

dikatakan cukup, bahkan mengenai danapribadi yang dikeluarkan untuk kampanye

pendekatan konstituen dipersiapkan sebanyak Rp 120.000.000,- (ikut membantu

sarana ibadah: Masjid, Gereja, Balai Hindu Kaharingan). Perolehan suara memang

tidak mencapai target. Karena target awalnya diperkirakan mendapat 800 suara,

ternyata suara yang didapatkan hanya 288 suara. Tetapi walaupun demikian ia

katakan tidak pernah ada rasa penyesalan dan itu hanyalah pembelajaran politik.

Ketika penulis menanyakan apakah memiliki keinginan untuk dicalonkan kembali di

Pemilu Legislatif 2014? Dijawab, memang sampai sekarang masih aktif di partai dan

Page 26: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

dalam rutinitas sehari-hari adalah sebagai pedagang, namun ke depan adalah melhat

situasi politik di Tahun 2014.72

Peluang politik di Pemilu Legislatif Tahun 2009 memberikan sarana politik

bagi perjuangan agenda politik seorang caleg. Sebagaimana disampaikan oleh Elvi

Esi caleg dari Partai Demokrasi Indonesia perjuangan no urut 5, dan pada waktu itu

memperoleh 373 suara. Sejak tahun 2007 ia sudah menjadi bagian dari PDIP dan

mengikuti kegiatan partai. Keinginannya mengikuti bursa caleg di Pemilu Legislatif

Tahun 2009, selain dicalonkan oleh partai pengusung, dibarengi pula dengan

dukungan suami (Perawat di Puskesmas Tewah) dan keluarga besarnya. Adapun

agenda yang ingin diperjuangkan adalah berkenaan dengan masalah pemberdayaan

perempuan khususnya di Kabupaten Gunung Mas, yang di pandang belum

menyentuh perempuan di tempat ini, bahkan program-program dari Badan

Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Gunung Mas belum menjawab kebutuhan

perempuan. Dicontohkan pemberdayaan perempuan di bidang politik belum pernah

direalisasikan. Masalah ini menimbulkan keprihatinan, dan menjadi agenda yang

ingin diperjuangkan jika terpilih. Mengenai persiapan pencalegkan Elvi Esi

menjelaskan, suami memberikan dukungan penuh. Pendekatan kepada konstituen pun

dilakukan, dengan memberikan pengobatan gratis dan sunatan gratis. Sehingga dana

yang dikeluarkan pada waktu itu ± Rp 80.000.000,-. Kuota 30% bagi perempuan pada

Pemlu Legislatif Tahun 2009,menurutnya adalah memotivasi perempuan untuk terjun

di dunia politik. Meskipun tidak lolos, ia katakan tidak memiliki penyesalan, bahkan

72

Wawancara, Siti Himiah (Tewah: 31 Agustus 2011).

Page 27: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

sampai sekarang masih aktif sebagai anggota partai. Ketika di tanya rencana di

Pemilu Legislatif Tahun 2014, dijawab sambil mencermati situasi politik.73

Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kelurahan Tewah dapat dikatakan menjadi

titik berangkat bagi kaum perempuan di Kelurahan Tewah secara khusus. Proses

politik yang terjadi membuka peluang politik bagi perempuan di tempat ini.

Konstruksi politik yang di bangun oleh partai peserta pemilu dengan merekrut

perempuan sesuai dengan UU yang berlaku, merupakan faktor vital yang akan

melandasi perjalanan politik perempuan di tempat ini. Proses belajar tidak akan dapat

dilakukan tanpa melalui mekanisme monitoring dan mencari solusi berlandaskan data

dan informasi yang diperoleh. Memang diakui persaingan adalah sesuatu yang

bersifat harfiah dan terjadi di mana-mana. Seperti yang disampaikan oleh Jagau I.

Bangas (Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Gunung Mas Periode 2009-2014,

dari DAPIL III). Dalam dunia politik, kemampuan untuk mengakumulasi dan

mendapatkan sumberdaya politik menjadi suatu faktor yang sangat penting.Karena

orang-orang yang mampu membangun dan mengumpulkan sumber daya politik

pastilah memiliki posisi tawar-menawar yang tinggi. Perempuan yang berpolitik pada

dasarnya, sejak dini menyadari konsekuensi dari politik yang diikuti.Hanya saja

perempuan di Kelurahan Tewah yang mengikuti bursa Caleg pada PILEG 2009

belum memiliki pengetahuan politik yang memadai.74

Ketersediaan sarana politik (partai politik) untuk mengusung perempuan di

Kelurahan Tewah untuk mencalonkan diri sebagai Calon Anggota Legislatif pada

73

Wawancara ,Elvi Esi., (Tewah: 27 September 2011). 74

Wawancara, Jagau I. Bangas (Kuala Kurun: 13 September 2011).

Page 28: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

PILEG Tahun 2009 adalah peluang yang cukup besar. Seperti yang dituturkan Pancar

SH yang terpilih ( Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Gunung Mas Periode 2009-

2013 dari DAPIL II). Adanya partai dengan ketentuan UU No 2 tahun 2008 tentang

partai politik yang mengakomodir 30% keterwakilan perempuan dalam pendirian dan

pembentukan partai politik dan kepengurusan partai politik, membuka peluang bagi

kaum perempuan untuk mencalonkan diri merealisasikan agenda politik yang

berpihak kepada keadilan bagi perempuan.75

2. Partisipasi Politik Calon Legislatif Perempuan Di Kelurahan Tewah Pada

Pemilu Legislatif Tahun 2009 Di Kabupaten Gunung Mas

Perempuan di Kelurahan Tewah adalah komunitas yang memiliki keragaman

dalam menyikapi Pemilu Legislatif Tahun 2009. Banyak perempuan tidak tertarik dan

tidak berminat untuk terlibat di dunia politik praktis. Seperti wawancara bersama

dengan seorang ibu: “Politik itu kan bukan dunia perempuan, politik itu dunianya

laki-laki. Politik itu keras dan perempuan tidak cocok berada dalam dunia polituk

yang keras, kalau ikut berpartisipasi sebagai pemilih itu sudah hak, tetapi tidak untuk

ikut mencalonkan diri jadi caleg”.76

Perbedaan cara pandang perempuan di tempat ini

juga membawa perbedaan kepada sikap partisipasi politik mereka. Hal ini dapat

dipelajari dari para perempuan yang ikut terlibat dalam bursa caleg Pemilu Legislatif

Tahun 2009 di Kabupaten Gunung Mas.

Menurut Eralina, caleg dari Partai Indonesia sejahtera no urut 3: Ikut terlibat

dalam bursa caleg tahun 2009 adalah pengalaman yang sangat berharga. Meski yang

75

Wawancara, Pancar (Kuala Kurun: 13 September 2011). 76

Wawancara, Mery (Tewah: 15 September 2011).

Page 29: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

ia sesalkan, rekruitmen mendadak (direkrut partai karena ketentuan UU, pada tahun

2009). Rekruitmen yang mendadak ini mengakibatkan dirinya “gagap politik”,

padahal seperti yang ia katakan, “tertarik ikut bursa caleg karena berharap bisa lolos

dan membawa aspirasi masyarakat untuk diperjuangkan di parlemen”. Namun apa di

kata, keinginan itu ia simpan sehubungan suara yang ia dapatkan sangat sedikit

(memperoleh 9 suara). Suara yang diperoleh itupun ia yakini dari pihak keluarga

dekat, karena ia tidak sempat mengadakan sosialisasi dirinya keluar disebabkan

rekruitmen mendadak dan tidak memiliki rencana politik yang jelas. Selanjutnya ia

katakan, ia tidak jera mengikuti politik. Bahkan memiliki rencana untuk ikut dalam

bursa caleg di Pemilihan Umum Legislatif Kabupaten Gunung Mas Pada Tahun

2014.77

Berbeda halnya dengan apa yang dikatakan Rusmumpung, caleg dari Partai

Hati Nurani Rakyat no urut 4: “Masuk dalam bursa caleg tidak direncanakan dan saya

tidak siap, pada waktu diajak oleh partai hanya disampaikan untuk melengkapi syarat.

Sehingga tetek bengek administrasi di urus partai dan tidak ada mengeluaran dana

pribadi. Sampai pada perhitungan suara, 4 suara yang didapatkan. Kegiatan di partai

pun berakhir pada Pemilu Legislatif Tahun 2009, sekarang ia sendiri tidak mengikuti

politik dan tidak memiliki rencana politik ke depan.78

Hal senada juga disampaikan

oleh Rusmini, caleg dari Partai Demokrasi Kebangsaan no urut 5: “Sama sekali tidak

berminat, saya diajak oleh paman saya yang ikut mencalonkan diri dan beliau di no

urut 1. Saya hanya mendukung paman saya, dan saya tidak mendapatkan satu suara

77

Wawancara, Eralina Amd, (Tewah: 1 September 2011). 78

Wawancara,Rusmumpung, (Tewah: 2 September 2011).

Page 30: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

pun pada waktu itu, karena saya pun memberikan hak suara kepada no urut 1.Saya

hanya menganggap itu pengalaman caleg yang pertama dan yang terakhir.79

Berbicara mengenai rekruitmen mendadak, dialami pula oleh caleg

perempuan yang lain. Eng Mimi Lincia, caleg dari Partai Nasional Indonesia

Marhaenisme no urut 5 menuturkan: Saya masuk Partai Nasional Indonesia

Marhaenisme, diajak teman Caleg dari PNIM. Katanya untuk melengkapi syarat, saya

sendiri juga tidak dijelaskan syarat seperti apa. Administrasi saya diurus pihak partai.

Saya hanya mendapatkan 1 suara pada waktu itu dan saya tau itu suara saya sendiri.

Sejak itu saya tidak mengikuti kegiaan PNIM dan tidak memiliki niat untuk ikut

mencalonkan diri lagi. Hanya saya berharap semoga perempuan yang lain yang ikut

di Pemilu Legislatif 2014 memperhatikan kesiapan politiknya.80

Mira I. Awan, caleg

dari Partai Pelopor no urut 3 menceritakan pengalamanya seputar Pemilu Legislatif

Tahun 2009: “Sebenarnya kalau mau jujur, saya tidak pernah mengikuti organisasi

apapun. Boro-boro ikut organisasi. Keseharian saya dihabiskan oleh rutinitas

pekerjaan sebagai penjual sayur. Saya tidak memiliki motivasi apapun mengenai

pencalegkan yang lalu itu. Hanya saja saya di ajak masuk Partai Pelopor di tahun

2009, yang katanya melengkapi ketentuan UU. Memang suami dan keluarga besar

memberikan support pada saya. Walaupun partai saya tidak melakukan kampanye

secara terbuka dan saya pribadi pun tidak melakukan trik apapun, saya cukup puas

ternyata suara untuk saya ada. Pada waktu itu suara yang saya dapatkan 38 suara.

Perolehan itu saya dapatkan dari hak pilih kerluarga terdekat. Kedepannya saya tidak

79

Wawancara,Rusmini, (Tewah:3 September 2011). 80

Wawancara, Eng Mimi Lincia ( Tewah: 5 september 2011).

Page 31: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

memiliki minat lagi, biarlah orang lain saja yang ikut menjadi caleg di 2014. Saya

sudah tidak mengikuti kegiatan partai dan juga tidak berpolitik.81

Partisipasi politik dengan mengikuti bursa caleg, adalah juga dilatar belakangi

dengan keinginan untuk mensukseskan calon yang lain. Seperti dituturkan oleh

Elmiwati, caleg dari Partai Barisan Nasional no urut 2: “Kalau saya ditanya politik,

ya saya akan jawab mendukung yang punya dana kuat dan memiliki hubungan

keluarga dengan saya. Ikut bursa Caleg bukan karena berambisi untuk lolos, tetapi

bagi saya ini tahap coba-coba. Kalau lolos ya..syukur, tidak juga …saya tidak

kecewa. Waktu itu saya di ajak oleh partai masuk BarNas pada awa tahun 2009.Sejak

itu saya berupaya untuk memperkenalkan figur no urut 1 kepada masyarakat tanpa

meminta mereka memilih saya, syukur nourut 1 1olos.Sebenarnya saya ingin

mencoba lagi di Pemilu Legislatif Tahun 2014.82

Memutuskan untuk menjadi caleg di Pemilu Legislatif Tahun 2009, adalah

sarana untuk mencari pengalaman dan peluang politik. Hal ini dialami oleh Santi

,caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia no urut 4: Bagi saya, mengikuti

politik kali ini adalah untuk dapat duduk di Kursi DPR. Dengan adanya Pasal 53 dan

pasal 55 UU No 10 Tahun 2008, ditentukan minimal 30% keanggotaan perempuan di

parlemen. Menurut saya memberikan kekuatan untuk perempuan yang ikut sebagai

caleg dan memotivasi konstituen perempuan untuk mendukung suara perempuan.

Tetapi saya menyadari, kesiapan politik saya sangat minim.Dengan kesiapan dana

sebesar Rp 2.000.000,- tentu jauh dari cukup dan memperoleh sebanyak 36 suara.

81

Wawancara, Mira I. Awan (Tewah: 7 September 2011). 82

Wawancara, Elmiwati (Tewah: 9 September 2011).

Page 32: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Pengalaman dalam partai juga tidak cukup, masuk partai bertepatan dengan suasana

Pemilu Legislatif, yaitu pada Tahun 2009. Sosialisasi dapat dikatakan mendadak dan

kampanye partai pun tidak dilaksanakan. Pengalaman kali ini memotivasi saya, jika

di Pemilu Legislatif selanjutnya ada kesempatan, saya ingin memilih partai besar

sebagai partai pengusung.83

Motivasi politik yang jelas turut mempengaruhi sikap dan tujuan politik dari

caleg.Memiliki motivasi adalah memiliki keseriusan dalam mengambil sikap politik.

Seperti wawancara bersama Natalita, caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia : “Politik bagi saya adalah untuk memperoleh kekuasaan. Dalam berpolitik

idealnya seseorang memiliki motivasi yang jelas, sehingga tidak sekedar ikut-

ikutan.Partisipasi saya dalam Pemilu Legislatif Tahun 2009, saya sadari belum

memiliki motivasi yang jelas. Ketika partai menawarkan saya untuk ikut

mencalonkan diri dengan alasan saya memiliki keluarga yang luas (extended family),

dengan itu saya berpeluang mendapatkan suara yang banyak adah motivasi awal saya

ikut menjadi caleg. Namun saya sadari kemudian itu bukanlah motivasi politik yang

cukup untuk terjun dalam bursa caleg. Kesiapan dana dan pendekatan kepada

konstituen (sosialisasi) jauh-jauh hari saya rasa sangat berpengaruh. Pada waktu itu

memang dilakukan pendekatan kepada konstituen secara kekeluargaan dan sosialisasi

dilakukan dengan memakan dana sebesar Rp 28.000.000,-. Dan memperoleh 128

suara. Dari hal itu saya belajar untuk kedepannya, bahwa jika saya tidak siap dalam

motivasi dan dana, saya memilih untuk tidak mencoba lagi mencalonkan diri.84

83

Wawancara, Santi (Tewah: 10 September 2011). 84

Wawancara,Natalita (Tewah: 20 September 2011).

Page 33: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

Berharap lolos menjadi anggota Legislatif, tentunya dimiliki Caleg sebagai

sebuah harapan politik. Hal ini dituturkan oleh Rabainah, caleg dari Partai Karya

Perjuangan no urut 2 : “Ketika saya sajak masuk ke Partai Karya Perjuangan (masuk

menjadi anggota partai tahun 2009), yang saya pikirkan adalah coba-coba ikut

berpolitik, supaya tau apa itu politik. Dipercayakan oleh partai menjadi caleg dari

PKP pada awalnya saya ragu, karena saya tidak pernah mengikuti organisasi apapun

sebelumnya dan berkaian pula dengan modal politik (dana). Masalah itu sempat saya

utarakan, tetapi pihak partai menyanggupi dana untuk keperluan administasi dan

atribut-atribut kampanye. Dukungan dari partai inilah yang memotivasi saya untuk

memiliki harapan mendapatkan banyak suara dan lolos ke kursi Legislatif . Tetapi

harapan itu gagal, karena saya menyadari dana dari partai tentu tidak dapat memenuhi

keperluan politik saya. Suara yang saya peroleh sebanyak 36 suara. Bagi saya PILEG

Tahun 2009 adalah pengalaman pertama saya berpolitik dan dari itu saya tidak

memiliki keinginan untuk ikut menjadi caleg diPemilu Legislatif yang akan datang.

Karena saya menyadari menjadi anggota Legislatif harus memiliki pengalaman

politik yang baik dan juga memiliki modal politik yang banyak.85

Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 di Kabupaten Gunung Mas, diikuti

dengan partisipasi caleg perempuan di Kelurahan Tewah.Partisipasi politik ke 11

orang caleg perempuan memiliki ragam motivasi, seperti yang mereka sudah mereka

sampaikan. Hanya saja partisipasi dan harapan politik yang mereka miliki tidak dapat

mencapai kursi Legislatif. Karena tidak ada satu pun dari mereka yang lolos.

85

Wawancara, Rabainah (Tewah: 27 September 2011).

Page 34: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

4. Persepsi Konstituen Di Kelurahan Tewah Tentang Perempuan dan Politik Di

Tewah Pada Pemilu Legislatif Tahun 2009

Pemilu Legislatif Tahun 2009, diakui sebagai Pemilihan Umum Legislatif

yang banyak menghadirkan sosok perempuan. Pemilu Legislatif Tahun 2009

memberikan kesempatan dan peluang bagi perempuan untuk mewujudkan cita-cita

politiknya menjadi seorang Anggota Legislatif. Ke-11 orang caleg perempuan dari

kelurahan Tewah mengalami kegagalan menjadi Anggota Legislatif tentunya

sehubungan dengan minimnya perolehan suara yang mereka dapatkan, seperti yang

mereka tuturkan di atas. Perolehan suara tentunya berkaitan erat dengan pilihan yang

dijatuhkan konstituen terhadap caleg. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis

kepada beberapa orang konstituen di Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kelurahan

Tewah. Penulis mendapatkan data mengenai pilihan yang dijatuhkan dan persepsi

mereka terhadap Perempuan dan Politik, khususnya caleg perempuan di Kelurahan

Tewah yang telah mengikuti bursa caleg di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2009.

Figur Politik selain wajahnya familiar, tentunya diperhitungkan pula

pengalaman politiknya. Seperti yang dituturkan, Tutut (Pegawai Kelurahan Tewah):

“walaupun saya tidak tau banyak tentang apa itu politik, tapi saya juga memahami

kalau orang yang ikut berpolitik haruslah orang yang mempunyai kemampuan untuk

berpolitik. Terbiasa berbicara didepan orang banyak dan bukan mendadak jadi caleg.

Di Pemilu Legislatif yang lalu itu saya tidak memilih perempuan, karena saya tau

mereka baru ikut politik.86

Senada dengan itu disampaikan pula oleh Mery (seorang

pedagang sembako):” Saya selalu bilang politik itu keras, kalau cuma sekedar untuk

86

Wawancara, Tutut ( Tewah: 28 September 2011).

Page 35: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

melengkapi syarat, lebih baik tidak usah ikut, jadinya memang tidak mendapatkan

suara yang banyak. Meskipun katanya perempuan harus mendukung perempuan, tapi

yang didukung itu perempuan yang sudah berpengalaman dalam berpolitik apa

belum”.87

Perbedaan persepsi tentang Figur Caleg Perempuan ternyata juga beragam.

Seperti yang disampaikan oleh Yellie (Pegawai Kelurahan Tewah ): “Saya pada

Pemilu Legislatif yang lalu memilih caleg perempuan, hanya yang saya pilih tidak

lolos. Alasan saya memilih caleg perempuan, karena saya mendukung upaya mereka

untuk masuk menjadi caleg. Karena tidak semua perempuan di Kelurahan Tewah ,

yang memiliki keberanian seperti ke-11 caleg perempuan itu. Persoalan

pengalamannya dalam politik, itu akan didapatkan kemudian, yang penting berani

jadi caleg itu sudah hal yang positif dan perlu diberikan apresiasi”.88

Kehadiran perempuan dalam terbentuknya Partai dan posisi di Parlemen,

memberikan dampak positif bagi kaum perempuan. Ke-11 caleg perempuan di

Kelurahan Tewah telah berpartisipasi secara proaktif. Kendala dalam politik tidak

hanya dialami oleh caleg perempuan, tetapi juga dialami oleh caleg Laki-laki.

Persoalan lolos dan tidak ke kursi Legislatif itu disebabkan banyak faktor. Tidak

hanya karena caleg kebetulan seorang perempuan, tetapi karena faktor-faktor yang

lain. Pemilu Legislatif Tahun 2009 adalah moment politik yang perlu untuk dijadikan

pengalaman bagi caleg perempuan dan caleg laki-laki, guna lebih mempersiapkan diri

ke depannya. Kesiapan diri dalam berpolitik juga adalah modal politik. Artinya

87

Wawancara, Mery (Tewah : 15 September 2011). 88

Wawancara, Yellie (Tewah : 28 September 2011).

Page 36: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

“modal politik” tidak hanya dibatasi pemahamannya pada kondisi persiapan dana

saja.

Mengambil keputusan untuk mencalonkan diri adalah keputusan politik yang

sebaiknya disertai dengan “kesiapan politik”. Perubahan politik melahirkan

perubahan dalam relasi politik perempuan dan laki-laki. Partisipasi perempuan dalam

politik adalah “sesuatu” yang penting, bahkan sangat urgent saat ini. Karena tidak

ada demokrasi yang sejati, jika tidak ada partisipasi masyarakat yang sesungguhnya

dalam pemerintahan dan pembangunan serta partisipasi yang setara antara antara laki-

laki dan perempuan dalam seluruh ruang kehidupan dan tingkat pengambilan

kebijakan. 89

Perempuan dan Politik di Pemilu Legislatif Tahun 2009 di Kabupaten Gunung

Mas cukup menarik perhatian. Hadirnya perempuan dalam pembentukan partai dan

sebagai caleg adalah kondisi politik yang membaik. Karena telah membuka

kesempatan bagi perempuan secara terbuka, khususnya di Kelurahan Tewah.

Persoalan yang muncul adalah tidak semua perempuan yang ikut mencalonkan diri,

adalah perempuan yang menggunakan kesempatan itu untuk kerpentingan politiknya.

Terkesan ketika partai merekrut perempuan adalah hanya untuk dijadikan “lompatan

politik” oknum caleg dari partai itu sendiri. Disadari bahwa kesempatan politik yang

terbuka bagi perempuan dapat juga dilihat sebagai momentum introspeksi bagi

perempuan itu sendiri. Sehubungan dengan tantangan bagi perempuan untuk

89

Wawancara, Drs. Elisa Lamey ,LurahTewah ( Tewah : 29 September 2011).

Page 37: PEREMPUAN Dan POLITIK (Studi Kasus Perempuan dan Politik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/637/4/T2_752010015_BAB III.pdf · Kelurahan Tewah merupakan bagian wilayah dari

menunjukkan jati diri dan kemampuannya dalam proses politik dan pembangunan

bangsa ini.90

90

Wawancara, Hermina (Tewah:30 September 2011).