PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon...

98
PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Indah Dwi Wulandari NIM: 11151120000068 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/1441 H

Transcript of PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon...

Page 1: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK

Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Perempuan

dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Tangerang

Selatan Tahun 2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Indah Dwi Wulandari

NIM: 11151120000068

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1441 H

Page 2: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon
Page 3: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

i

Page 4: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

ii

Page 5: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

iii

Page 6: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

iv

ABSTRAKSI

Skripsi ini membahas tentang pola rekrutmen calon anggota legislatif

perempuan yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota Tangerang Selatan. Penelitian

ini menjelaskan sistem dan mekanisme rekrutmen dan penyebab tidak adanya

anggota legislatif perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan. Meskipun terdapat

kebijakan dari pemerintah yang mengharuskan partai politik menyertakan minimal

sebesar 30% caleg perempuan dalam pencalonan legislatif, akan tetapi sampai

pemilu tahun 2014 belum memperlihatkan hasil yang signifikan dalam

keterwakilan perempuan di legislatif.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui analisis deskriptif

untuk menggambarkan sistem dan mekanisme pola rekrutmen yang dilakukan oleh

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan dalam merekrut caleg-calegnya. Teknik

pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara sebagai data primer dan

studi kepustakaan sebagai data sekunder. Sedangkan teori yang digunakan penulis

adalah teori gender dari Ann Oakley dan teori rekrutmen politik dari Riri Romli.

Penelitian kualitatif ini membuktikan bahwa pola rekrutmen calon anggota

legislatif perempuan yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota Tangerang Selatan

bersifat semi-terbuka, yang mengutamakan kader-kadernya sebagai internal partai,

dan masih menggunakan sistem kekerabatan yang mempunyai hubungan baik

dengan para elit partai. Namun demikian, Partai Golkar tidak menutup

kemungkinan bagi siapa saja yang ingin mencalonkan dirinya sebagai caleg, dengan

catatan harus aktif dalam organisasi, berpengalaman, dan berkompeten.

Penyebab absennya caleg perempuan dari Partai Golkar disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu: Pertama, terdapat kendala-kendala politik yang dialami oleh

perempuan. Kedua, peraturan hukum yang kurang berpihak terhadap perempuan

secara masif agar terpilih menjadi pemenang. Ketiga, adanya persaingan ketat di

internal partai. Keempat, budaya patriarki yang masih mengakar kuat dan Partai

Golkar hanya memfokuskan pada perolehan suara agar bisa memimpin di parlemen.

Kelima, lemahnya modal sosial yang dibangun oleh calon anggota legislatif

perempuan sehingga masyarakat lebih memilih caleg perempuan dari partai politik

lain.

Kata Kunci : Partai Golkar, Rekrutmen Perempuan, Keterwakilan Perempuan,

Caleg Perempuan

Page 7: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam dicurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Rasul

yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang

benderang sampai saat ini.

Skripsi yang berjudul “PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK: Pola

Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Perempuan dalam Partai Golongan Karya

(Golkar) Kota Tangerang Selatan Tahun 2014” disusun dalam rangka memenuhi

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Skripsi merupakan awal dari kehidupan akademis penulis, karena dari

skripsi ini penulis terpacu untuk memberikan karya tulis yang terbaik di masa yang

akan datang. Penulis menyadari betul dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan belum sempurna. Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk

itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, beserta seluruh staff dan jajarannya.

Page 8: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

vi

2. Dr. Ali Munhanif, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staff dan

jajarannya.

3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si, selaku Kepala Program Studi Ilmu Politik FISIP

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Haniah Hanafie, M.Si, selaku dosen mata kuliah seminar proposal

skripsi yang telah membantu tahap awal penyusunan skripsi.

6. A. Bakir Ihsan, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dalam proses

penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

7. Dr. Agus Nugraha, M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi, terima kasih telah

membantu memberikan saran-saran terbaiknya.

8. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Ilmu Politik yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama kuliah.

9. Iie Suhrowardi, S.H, selaku Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli DPD Partai Golkar Kota Tangerang Selatan. Terima kasih

sudah meluangkan waktu untuk penulis wawancarai.

10. Rachmat Hidayat, S.H, selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu)

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan informasi

terkait dengan penelitian penulis.

Page 9: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

vii

11. Aminudin, S.E, selaku Pengurus Partai Golkar Kota Tangerang Selatan

yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis dan

memberikan informasi terkait dengan penelitian penulis.

12. Raras Yudiana Erawati, S.Pd, dan Diana Syukrillah, terima kasih atas

waktunya karena bersedia diwawancarai, memberikan informasi, dan

memberikan masukan dalam penelitian ini.

13. Kedua orang tua penulis, Papa Bambang Santoso dan Mama Rubinah Wina

Wati serta kakak dan adik-adik penulis, Budi Prasetyo, Bayu Krisnandi,

Adityo Mahendra dan Aditya Mahendra, terima kasih atas doa yang tulus,

pengorbanan, dukungan baik moril maupun materil, dan selalu memberikan

semangat tanpa henti sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

14. Keluarga besar Politik B 2015, khususnya untuk Cewe Polbe (CB), Nana,

Azizah, Nahdah, Neng Sys, Astri, Fira, Febi, dan Nofika. Tak lupa Keluarga

Besar Politik B, Hafiz, Reza Maulana, Irfan, Irul, Irshat, Yono, Egi, Adit,

Adha, Reza S, Hanif, Mahesa, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu namanya, terima kasih atas waktu yang sangat berkesan selama

4 tahun ini.

15. Teman-teman Politik A, Fauziah, Alisa, Nabilla, Nida, Faiz, Fauzan, Fajar,

Adel, Firman, Reza Hafiz, dan lainnya, terima kasih sudah mau direpotkan

dan berbagi pengalaman dengan penulis.

16. Kelompok KKN Bhineka 122, Ipy, Lina, Iin, Izza, Yanti, Eka, Irma, Firda,

Yuni, Munaw, Wulan, dan lainnya, terima kasih telah mengajarkan arti

Page 10: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

viii

kebersamaan dan kesederhaan serta menyempurnakan pengalaman KKN di

Desa Sukamaju, Cigudeg, Bogor

17. Rima Mawar dan Hanifa Aka Putranti, sahabat setia sejak SMA khususnya

di Kelas 12 IPA 3, terima kasih sudah menemani penulis pada saat

wawancara dan menjadi penasihat terbaik sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

18. Emma Wulandari, Afrili Widiasahra, Afrida Sari, Sandi Aji, Alip, Ayu,

Dwi, dan lainnya, yang telah menemani penulis sejak SMA sampai saat ini

yang telah menghibur setiap bulannya dan memberikan doa serta dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

19. Siti Nurrohmah, Nanda Sulistiyowati, Sartika Putri, Sally Susilawati,

Wahid, Khoir, Herlisa, Shafia, Robby, dan lainnya, sahabat sejak SMP yang

sampai saat ini masih sering kumpul, terima kasih sudah bersedia direpotkan

pada saat wawancara dengan narasumber sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

20. Keluarga Besar Warbud 513 (Warung Bude), Novri, Lutfi, Akmal, Daus,

Nurdin, Jodi, Ragil, Fauzi, Ismail, Iman, Sally, dan Endah, terima kasih

sudah menemani penulis dan memberikan dukungan terus menerus

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

21. Ferry, Rafika, Novi, Opik, Farhan, Isna, Fajar, Oji, Rislan, Septo, Ananda,

Furqon, Ilham, Eta, Steven, Shendy, Dania, Lulu, dan lainnya, teman SD

dan TK yang sampai saat ini masih sering kumpul dan selalu memberikan

doa serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Page 11: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

ix

22.

Page 12: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............ Error! Bookmark not defined.

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI........................................................ i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ..................................................... ii

ABSTRAKSI ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ................................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah dan Pertanyaan Penelitian .................................... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 14

C.1. Tujuan Penelitian............................................................................. 14

C.2. Manfaat Penelitian........................................................................... 14

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 15

E. Metode Penelitian .................................................................................... 18

E.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 18

E.2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 19

E.3. Teknik Analisis Data ....................................................................... 20

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 21

BAB II KERANGKA TEORETIS .................................................................... 22

A. Konsep Gender ...................................................................................... 22

B. Rekrutmen Politik .................................................................................. 29

BAB III GAMBARAN UMUM.......................................................................... 34

A. Perempuan dan Politik ........................................................................... 34

B. Partai Golkar Kota Tangerang Selatan ................................................. 39

B.1. Sejarah Partai Golkar ...................................................................... 39

B.2. Berdirinya Partai Golkar Kota Tangerang Selatan .......................... 41

B.3. Tujuan dan Program Kerja .............................................................. 43

BAB IV POLA REKRUTMEN PEREMPUAN DALAM PARTAI GOLKAR

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014 ............................................ 46

A. Pola Rekrutmen Partai Golkar ............................................................... 46

A.1. Prosedur Rekrutmen Partai Golkar ................................................. 47

Page 13: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

xi

A.2. Kriteria Khusus bagi Para Calon Legislatif Partai Golkar .............. 48

A.3. Sumber-Sumber Rekrutmen Partai Golkar ..................................... 50

B. Rekrutmen Perempuan di Partai Golkar ................................................ 51

B.1. Kriteria-Kriteria dalam Proses Rekrutmen Perempuan ................... 53

B.2. Mekanisme Rekrutmen Perempuan yang Berbasis Gender ............ 53

C. Faktor-Faktor Penyebab Absennya Anggota Legislatif Perempuan di

DPRD Kota Tangerang Selatan ............................................................. 55

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 60

A. Kesimpulan ............................................................................................ 60

B. Saran ..................................................................................................... 62

B.1. Saran Praktis .................................................................................... 62

B.2. Saran Akademik .............................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

LAMPIRAN

Page 14: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I.A.1 Jumlah Perempuan di DPR RI pada Pemilu 1999-2014. ..................... 5

Tabel I.A.2 Jumlah Anggota DPR RI Perempuan dari berbagai Partai .................. 8

Tabel I.A.3 Jumlah Perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan pada Tahun

2009-2014 ............................................................................................................. 11

Tabel I.A.4 Jumlah Perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan pada Tahun

2014-2019 ............................................................................................................. 12

Page 15: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AD : Angkatan Darat

AMPG : Angkatan Muda Partai Golkar

AMPI : Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia

ASEAN : Association of South East Asian Nations

Bapilu : Badan Pemenangan Pemilu

BPN : Badan Pemenangan Nasional

Caleg : Calon Legislatif

Dapil : Daerah Pemilihan

DPD : Dewan Pimpinan Daerah

DPP : Dewan Pimpinan Pusat

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

KOSGORO : Koperasi Simpan Tabungan Gotong Royong

KPPG : Kesatuan Perempuan Partai Golkar

KPPI : Kaukus Perempuan Politik Indonesia

KTA : Kartu Tanda Anggota

MKGR : Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong

Munas : Musyawarah Nasional

Musda : Musyawarah Daerah

PAW : Pergantian Antar Waktu

PD2LT : Prestasi, Dedikasi, Disiplin, Loyalitas, dan Tidak Tercela

PDI-P : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Page 16: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

xiv

Pemilu : Pemilihan Umum

Perda : Peraturan Daerah

Pileg : Pemilihan Legislatif

Pilkada : Pemilihan Kepala Daerah

Pilkades : Pemilihan Kepala Desa

PSI : Partai Solidaritas Indonesia

Raker : Rapat Kerja

Rapim : Rapat Pimpinan

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Sekber : Sekretariat Bersama

SOKSI : Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia

TKN : Tim Kampanye Nasional

UU : Undang-Undang

Page 17: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Perempuan adalah makhluk Tuhan yang banyak memegang posisi mulia.

Perannya sebagai ibu rumah tangga di keluarga sangat berpengaruh besar

dalam menciptakan generasi yang tangguh. Perempuan dengan keistimewaan

dan kekurangannya mempunyai karakter tersendiri dalam memimpin.

Perempuan tetap dapat berkiprah untuk bangsa dan negara tanpa

meninggalkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan seorang istri bagi

keluarganya.1

Perempuan pada zaman dahulu identik sekali dengan tiga siklus fungsi

hidup, yaitu sumur, kasur, dan dapur.2 Sumur melambangkan pekerjaan

perempuan untuk mencuci, sedangkan dapur melambangkan pekerjaan

perempuan untuk menyediakan makanan untuk keluarga, dan kasur

melambangkan pekerjaan perempuan untuk melayani suaminya. Pandangan

konvensional seperti ini, lama kelamaan tergerus oleh perkembangan zaman,

di mana pengaruh modernisasi dan globalisasi memberikan kesempatan pada

perempuan terkait sikap dan perannya untuk bekerja di luar rumah, tidak

semata-mata hanya mengurusi wilayah rumah tangga atau sektor domestik

saja.3

1 Malahayati, I’m The Boss, (Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010), h. 7. 2 Malahayati, I’m The Boss, h. 11. 3 Liza Hadiz, Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru: Pilihan Artikel Prisma,

(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2004), h. 398.

Page 18: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

2

Di zaman sekarang, banyak perempuan yang bekerja di luar rumah.

Mereka mengisi posisi- posisi penting seperti direktur, manajer, supervisor,

dan masih banyak lagi. Dari tahun ke tahun mulai terjadi perkembangan

karier bagi perempuan. Seiring dengan perkembangan zaman, perempuan

kini sudah lebih maju, yang tadinya hanya bekerja di sektor pendidikan,

kesehatan, dan administrasi. Saat ini perempuan sudah banyak yang berkiprah

di ranah bisnis alias menjadi pengusaha. Dengan kemajuan peran dan jabatan

perempuan sekarang ini, maka kedudukan perempuan untuk menjadi seorang

pemimpin bukan suatu hal yang mustahil.

Berbicara mengenai perempuan, Indonesia pernah dipimpin oleh seorang

presiden perempuan yaitu Megawati Soekarnoputri yang sekaligus menjadi

perempuan pertama di Republik Indonesia yang menjabat sebagai presiden.

Kiprah perempuan di politik menjadi semakin lebar ketika diperbolehkannya

perempuan dalam parlemen yang mencapai angka 30% kemudian

kemunculan Ratu Atut sebagai gubernur perempuan di Provinsi Banten.4

Perempuan dan politik adalah wacana yang menarik untuk

diperbincangkan. Hal ini disebabkan oleh fakta, ketika politik ditempatkan di

wilayah publik, definisi, konsep, serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya

selalu menempatkan perempuan dalam posisi yang termarginalkan dalam

proses pembuatan keputusan.

Perempuan menghadapi tantangan besar dalam meraih jabatan politik

bukan hanya kendala yang berasal dari dirinya sendiri, melainkan ada kendala

4 Malahayati, I’m The Boss, h. 11-12.

Page 19: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

3

struktural yang diciptakan oleh sistem nilai yang berkembang di masyarakat,

termasuk kebijakan-kebijakan negara yang kurang memperhatikan

kesetaraan gender. Fenomena ini memperkuat fakta bahwa sistem kekuasaan

dibangun atas dasar pandangan binner laki-laki dan perempuan.5 Dalam

pandangan tersebut seringkali kaum laki-laki memandang kaum perempuan

sebagai mahkluk kelas kedua yang harus patuh pada perintahnya. Pandangan

ini dilandasi oleh konsep nature yang menyatakan bahwa secara alamiah

terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis.

Laki-laki dinyatakan mempunyai fisik yang kuat dan kemampuan rasional

yang lebih baik daripada perempuan. Konsep ini juga menempatkan suatu

pandangan bahwa faktor budaya menyebabkan adanya pembagian tenaga

kerja antara laki-laki dan permpuan (divison of labour) di mana budaya akan

berinteraksi dengan faktor biologis dan menjadi terinstitusionalisasi, yang

membentuk apa yang disebut budaya patriarki.6

Berbicara mengenai keterwakilan perempuan dalam politik sudah ada

sejak dahulu. Di Indonesia ditandai dengan perjuangan RA Kartini. Putri asal

Jepara yang diakui sebagai Pahlawan Nasional itu saat masih berusia muda

sudah merasakan keprihatinan terhadap kondisi kaum perempuan yang

terpinggirkan baik dari segi ilmu pengetahuan, peran, dan juga wawasannya.

Kondisi seperti ini yang menjadi perhatian dan kegelisahan RA Kartini. Ia

memberikan perhatian kepada perempuan-perempuan pribumi yang berada

5 A. Nunuk P. Murniati, Getar Gender: Perempuan Indonesia Dalam Perspektif Sosial,

Politik, Ekonomi, Hukum dan HAM, (Magelang: Yayasan Indonesia Tera, 2004), h. 17. 6Endang Sumiarni, Gender dan Feminisme, (Yogyakarta: Wonderful Publishing Company,

2004), h.35.

Page 20: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

4

dalam kelas sosial yang rendah karena terjebak dalam kondisi marginalitas.

Sehingga RA Kartini belajar bahasa Belanda dan mengirimkan surat kepada

teman-teman korespondensinya untuk mengusahakan agar perempuan

Indonesia mendapatkan pendidikan.7

Keterwakilan perempuan dalam politik disahkan dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, yang

diberlakukan pada Pemilu 2004 yang telah mengisyaratkan adanya batas

minimum caleg perempuan sebesar 30% untuk duduk di lembaga legislatif.

Dapat dilihat pada Bagian Kedua Tata Cara Pencalonan Anggota DPR, DPD,

DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota pasal 65, ayat 1 yang berbunyi:

“Setiap Partai Politik Peserta Pemilu dapat mengajukan calon

Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap

Daerah Pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan

sekurang-kurangnya 30%.”

Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum secara

tidak langsung merupakan salah satu bentuk akomodasi politik atas tuntutan

pentingnya kesetaraan gender bagi kalangan perempuan dalam wilayah

politik, sekaligus memberikan ruang partisipasi politik yang lebih besar bagi

perempuan dalam pembangunan bangsa. Perempuan memiliki hak yang sama

dengan laki-laki untuk berpartisipasi di berbagai aspek kehidupan.

Apalagi berkaitan dengan politik yang mengurus hajat hidup orang

banyak, termasuk kaum perempuan itu sendiri. Representasi perempuan yang

memadai di lembaga legislatif akan sangat dibutuhkan. Hal ini bisa dilihat

7 Sumiarni, Gender dan Feminisme, h. 14.

Page 21: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

5

dalam kondisi legislatif pada masa sebelumnya di mana keterwakilan

perempuan sangat minim sehingga mengakibatkan kepentingan kaum

perempuan menjadi terabaikan. Kuota 30% keterwakilan perempuan ini

diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada kaum perempuan untuk

terlibat lebih banyak lagi khususnya di ranah politik.

Namun pada kenyataannya, Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Umum sepertinya belum diterapkan secara maksimal. Hal ini

terjadi karena pengaturan mengenai kuota 30% ini merupakan hal yang baru

sejak diberlakukannya pada Pemilu 2004 dalam dunia politik Indonesia,

sehingga masih banyak pengurus partai politik yang belum memahaminya

sesuai dengan yang diamanatkan oleh UU No. 12 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Umum. Tabel berikut ini memperlihatkan jumlah perempuan di

DPR RI pada Pemilu 1999-2014.

Tabel I.A.1.

Jumlah Perempuan di DPR RI pada Pemilu 1999-2014.

Pemilu Total Anggota DPR

RI

Jumlah Perempuan %

1999 500 46 9,00

2004 550 61 11,08

2009 560 99 18,25

2014 560 97 17,32

Sumber : Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, 2011.

Berdasarkan tabel di atas, pada Pemilu 1999 belum ada kebijakan

affirmatif mengenai pencalonan 30% caleg perempuan. Menjelang pemilu

2004 baru kemudian muncul gerakan perempuan yang mendorong lahirnya

Page 22: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

6

kebijakan affirmatif dalam pencalonan perempuan sebagai anggota legislatif

melalui revisi Undang-Undang Pemilu. Terlihat jelas bahwa pada Pemilu

1999-2009 terjadi peningkatan anggota legislatif perempuan di DPR RI. Hal

ini dikarenakan sudah berjalannya kuota yang mengharuskan partai politik

mencalonkan caleg perempuannya sebanyak 30% yang memberikan dampak

cukup positif. Akan tetapi, pada tahun setelahnya yaitu 2014, terjadi

penurunan yang semula periode 2009-2014 sebesar 18,25% menjadi 17,32%

pada periode 2014-2019.8

Pandangan rezim orde baru terhadap perempuan secara struktural bersifat

domestik. Pemerintah orde baru tidak melihat keterlibatan perempuan dalam

dunia politik, sehingga tindakan afirmatif tidak kondusif diperjuangkan.

Padahal dengan sistem proporsional tertutup, semestinya sangat efektif untuk

meningkatkan jumlah perempuan di legislatif karena keterpilihan

berdasarkan nomor urut.9

Masalah yang terjadi pada minimnya keterwakilan perempuan, pada

dasarnya didorong oleh upaya-upaya sistematis atau kesengajaan dari

berbagai pihak. Selain itu, menurut Syafiq Hasyim10, masalah perempuan dan

politik di Indonesia disebabkan oleh empat isu, di antaranya: Pertama,

keterwakilan politik perempuan yang masih rendah di ruang publik. Kedua,

komitmen partai politik yang belum sensitif gender, sehingga kurang

8 Hendrawati, “Rekrutmen Perempuan Menjadi Politisi (Legislatif)” dalam Jurnal

Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan, No. 2, Vol. 18, Oktober 2014, h. 135. 9 Sali Susiana, Representasi Perempuan dalam Lembaga Legislatif, (Jakarta: P3DI Setjen

DPR RI dan Azza Grafika, 2013), h. 3-4. 10 Syafiq Hasyim, Perempuan Indonesia Memimpin Masa Depan, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 2001), h. 124.

Page 23: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

7

memberikan akses yang memadai bagi kepentingan perempuan. Ketiga,

kendala-kendala yang terdapat dalam nilai-nilai budaya dan interpretasi

ajaran agama yang bias gender. Keempat, minat dan hasrat perempuan untuk

terjun dalam kancah politik yang rendah.

Sering kali ditemukan pengurus partai politik terkadang menempatkan

perempuan pada urutan tertentu sehingga kemungkinan calon legislatif

perempuan untuk menang sangat kecil.11 Di samping itu, minimnya

perempuan untuk berkiprah di dunia politik, baik secara kuantitas maupun

kualitas menjadi salah satu kemungkinan faktor penyebab keterwakilan

perempuan untuk duduk di lembaga legislatif semakin kecil. Minimnya

keterwakilan perempuan merupakan fenomena yang telah lama terjadi di

Indonesia.

Adanya kuota perempuan sebagaimana yang terdapat dalam UU No. 12

Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum mengharuskan partai politik minimal

memiliki 30% anggota perempuan yang nantinya akan mewakili partainya,

karena desakan kuota inilah akhirnya partai-partai mulai berbondong-

bondong untuk melakukan rekrutmen terhadap perempuan sebagai syarat

untuk mengikuti ajang demokrasi yaitu Pemilu. Berikut ini merupakan tabel

yang memperlihatkan jumlah anggota legislatif perempuan berdasarkan

partai politik di DPR RI.

11Zaenal Mukarom, “Perempuan dan Politik: Studi Komunikasi Politik tentang

Keterwakilan Perempuan di Legislatif” dalam Jurnal Mediator, No. 2, Vol. 9, Desember 2008, h.

6.

Page 24: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

8

Tabel I.A.2.

Jumlah Anggota DPR RI Perempuan dari berbagai Partai

Partai Politik 2009-2014 2014-2019

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Nasdem

PKB

PKS

PDIP

Golkar

Gerindra

Demokrat

PAN

PPP

Hanura

0

21

54

77

88

22

113

39

33

14

0

7

3

17

18

4

35

7

5

3

31

37

39

88

75

62

48

40

29

14

4

10

1

21

16

11

13

9

10

2

Total 461 99 463 97

Sumber: KPU, 2014.

Berdasarkan tabel di atas, anggota legislatif perempuan di DPR RI pada

tahun 2009-2014 berjumlah 99 orang dari total keseluruhan yaitu 560 anggota

legislatif yang terpilih. Namun, terjadi penurunan pada tahun setelahnya yaitu

2014-2019 yang berjumlah 97 orang anggota legislatif perempuan yang

terpilih.

Dalam hal ini, keterwakilan perempuan di DPR-RI paling banyak

diduduki oleh Partai PDI-P dengan 38 anggota legislatif perempuan dan

Partai Golkar mendapat 34 anggota legislatif perempuan selama dua periode.

Sedangkan keterwakilan perempuan yang paling sedikit selama dua periode

berasal dari Partai PKS yang mendapatkan 4 orang. Dengan demikian, partai

besar tersebut sudah menunjukkan eksistensinya dengan merepresentasikan

keterwakilan perempuan sebanyak 30%. Dalam tingkat nasional, terlihat jelas

Page 25: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

9

bahwa kiprah partai besar seperti PDI-P dan Golkar masih menjadi idola bagi

masyarakat Indonesia.

Minimnya keterwakilan perempuan untuk duduk di lembaga legislatif

disebabkan oleh kuota 30% belum dilaksanakan dengan maksimal oleh partai

politik. Sehingga banyak ditemukan partai politik yang belum memenuhi

kuota 30% sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 12 Tahun 2003

tentang Pemilihan Umum. Keterwakilan perempuan merupakan bagian dari

UU tentang Pemilihan Umum. Partai politik belum melaksanakan kuota 30%

secara maksimal karena kendala-kendala yang menghambat kaum perempuan

yang berasal dari nilai-nilai budaya dan struktur sosial-politik yang tidak

mendukung penuh keterlibatan perempuan dalam urusan politik.12

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang berdiri pada

akhir 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten.13 Pembentukan

Kota Tangerang Selatan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dalam

bidang pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan, dan

memberikan peluang untuk mengembangkan potensi daerah.14

Partai Golongan Karya (Golkar) merupakan salah satu partai politik

terbesar di Indonesia. Kita semua tentu mengetahui bahwa sepak terjang

Partai Golkar tidaklah mudah, sejak awal berdirinya dikenal dengan

12 Hadiz, Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru, h. 403. 13 Fitron Nur Ikhsan, Selayang Pandang Kota Tangerang Selatan – Kota Kami Rumah

Kami, (Tangerang Selatan: Bagian Humas dan Protokol Pemkot Tangerang Selatan, 2012), Cet:

Pertama, h. 18. 14 Ikhsan, Selayang Pandang Kota Tangerang Selatan – Kota Kami Rumah Kami, h. 37.

Page 26: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

10

Golongan Karya sampai pada akhirnya dengan adanya kesatuan tekad dari

para elit partainya yang ingin melakukan perubahan ke arah yang lebih baik

maka Golkar berubah menjadi Partai Golkar yang kita kenal saat ini.

Selain itu, pada era reformasi terdapat beberapa perubahan perundang-

undangan tentang Partai Politik yang notabenenya dahulu adalah Golongan

Karya, saat ini diubah menjadi partai yang merupakan hasil dari perubahan

UU tentang Partai Politik sehingga Partai Golkar saat ini dengan paradigma

baru nyaris seperti partai-partai politik yang lain.

Terbentuknya Partai Golkar di Kota Tangerang Selatan lahir bersamaan

dengan berdirinya Kota Tangerang Selatan yang berasal dari hasil pemekaran

Kabupaten Tangerang. Namun, terdapat momentum di mana terjadi

perubahan kepengurusan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota

Tangerang Selatan yang awalnya di pimpin oleh Bapak H. Muhammad

Kanung yang kini digantikan oleh Airin Rachmi Diany selaku Walikota

Tangerang Selatan.15

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang berasal

dari hasil pemekaran, karena sistem pemerintahan yang ada yaitu Komisi

Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Tangerang Selatan, maka syarat

adanya pembentukan pemerintahan itu harus didukung oleh lembaga

legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Kota Tangerang

Selatan. Dalam hal ini, DPRD Kota Tangerang Selatan merupakan lembaga

15 Hasil Wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 14.38 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan.

Page 27: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

11

pemerintahan daerah yang baru. Demikian pula keterwakilan perempuan di

DPRD Kota Tangerang Selatan masih terbilang minim. Berikut ini

merupakan tabel yang memperlihatkan jumlah perempuan di DPRD Kota

Tangerang Selatan pada Tahun 2009-2014.

Tabel I.A.3.

Jumlah Perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan pada Tahun

2009-2014.

Periode Fraksi Laki- Laki Perempuan Total

2009-2014

Golkar 7 0 7

PBB 1 0 1

PPP 2 0 2

Demokrat 12 2 14

PDI-P 5 0 5

PAN 2 1 3

Hanura 2 0 2

PKS 4 3 7

PKB 1 1 2

PDS 1 1 2

PKPI 1 0 1

PPDI 1 0 1

Gerindra 1 0 1

Jumlah 40 8 48

Sumber: http://tangerangselatankota.go.id

Berdasarkan tabel di atas, anggota legislatif perempuan di DPRD Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2009-2014 cenderung sedikit. Terlihat pada

jumlah anggota legislatif perempuan yang terpilih menjadi anggota dewan

hanya 7 orang dari total keseluruhan anggota legislatif yang berjumlah 48

orang.

Page 28: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

12

Dalam hal ini, Partai Golkar belum mampu merepresentasikan kader

perempuannya untuk duduk di DPRD Kota Tangerang Selatan. Padahal

jumlah anggota legislatif perempuan dalam Partai Golkar pada periode 2009-

2014 sebanyak 18 orang, jumlah tersebut dapat dikatakan sudah memenuhi

kuota 30% keterwakilan perempuan untuk mewakili partainya. Tetapi tidak

ada satu pun anggota legislatif perempuan yang terpilih. Berikut ini

merupakan tabel jumlah perempuan yang mencalonkan dirinya sebagai

anggota legislatif yang berasal dari berbagai partai.

Tabel I.A.4.

Jumlah Perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan pada Tahun

2014-2019.

Periode Fraksi Laki- Laki Perempuan Total

2014-2019

Golkar 9 0 9

PDI-P 7 2 9

Gerindra 6 1 7

Hanura 5 1 6

PKS 1 4 5

Madani 5 1 6

PADI

(PAN, PPP, dan

Demokrat)

7

1

8

Jumlah 40 10 50

Page 29: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

13

Sumber: http://tangerangselatankota.go.id

Berdasarkan tabel di atas, terjadi kenaikan pada anggota legislatif

perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 10 orang.

Selama dua periode keterwakilan perempuan di DPRD Kota Tangerang

Selatan masih dipegang oleh partai PKS, semula terdapat 3 orang kini

meningkat menjadi 4 orang perempuan yang mewakili partainya untuk duduk

di legislatif. Lain halnya dengan Golkar, selama dua periode belum pernah

ada keterwakilan perempuan yang menjabat di legislatif.

Pemilu 2009 merupakan periode awal bagi Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan. Mungkin karena partai ini tergolong baru mengikuti pemilu sehingga

terdapat masalah internal pada proses rekrutmennya, alhasil hanya 7 anggota

DPRD Kota Tangerang Selatan yang berasal dari Partai Golkar. Pemilu 2014

merupakan periode kedua, berkaca pada tahun sebelumnya terjadi

peningkatan pada jumlah anggota DPRD Kota Tangerang Selatan menjadi 9

orang. Namun, belum terlihat adanya perwakilan perempuan dari Partai

Golkar selama dua periode tersebut.

Selain itu, Partai Golkar mulai memperhatikan kepentingan terhadap

perempuan sebagai wujud kesetaraan gender dengan proses perekrutannya

yang melibatkan perempuan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melihat

pola rekrutmen calon anggota legislatif perempuan dan penyebab tidak

adanya anggota legislatif perempuan dari Partai Golkar di DPRD Kota

Tangerang Selatan.

Page 30: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

14

B. Pembatasan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Partai Golkar merupakan partai besar yang cukup berpengalaman dalam

perpolitikan Indonesia. Terlihat pada masa kepemimpinan Soeharto, dalam

melanggengkan kekuasaannya tidak terlepas dari peranan Partai Golkar.

Meskipun partai Golkar merupakan partai besar dan kuat, dalam proses

rekrutmennya partai ini sangat selektif dalam menentukkan calon

legislatifnya. Oleh karena itu, penulis memfokuskan penelitiannya pada pola

rekrutmen calon anggota legislatif perempuan. Untuk itu, penulis

merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pola rekrutmen calon anggota legislatif perempuan dalam

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan Tahun 2014?

2. Apa penyebab tidak adanya anggota legislatif perempuan dari Partai

Golkar di DPRD Kota Tangerang Selatan Tahun 2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pola rekrutmen calon anggota legislatif

perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota

Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui penyebab tidak adanya anggota legislatif

perempuan dari Partai Golkar di DPRD Kota Tangerang Selatan.

C.2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Page 31: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

15

Secara teoretis manfaat dari penelitian ini adalah untuk

memperkaya dan memperluas khazanah ilmu pengetahuan

khususnya ilmu politik yang melihat perkembangan partai politik

dalam melakukan pola rekrutmen terhadap perempuan sebagai

bagian dari instrumen kebijakan yang nantinya akan dihasilkan

berdasarkan kesetaraan gender.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas akademik

sebagai syarat dan kewajiban untuk medapatkan gelar sarjana

Strata 1 (S1) Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada studi kepustakaan yang

berasal dari berbagai sumber seperti: skripsi, jurnal, maupun disertasi yang

pernah membahas seputar perempuan dan politik. Berikut beberapa review

data yang menyinggung mengenai perempuan dan politik, yaitu:

Pertama, karya dari Alimin Siregar.16 Hasil dari disertasi adalah bahwa

pergantian masa jabatan politik yang terjadi pada tahun 1998, secara prosedur

maupun substantif relatif tidak memberikan perubahan yang mendasar

terhadap sistem kepartaian di Indonesia, terutama berkaitan dengan partai

16 Alimin Siregar, “Rekrutmen Anggota Legislatif Dalam Pemilihan Umum: Studi Tiga

OPP dalam Pemilihan Umum 1999 di Riau”, (Disertasi Program Pascasarjana, Universitas

Indonesia, Depok: September, 2003), h. 7.

Page 32: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

16

dalam melakukan rekrutmen terhadap calegnya untuk menjabat di legislatif.

Dalam hal ini, Partai Golkar, PDIP, dan PPP di Riau pada pemilu tahun 1999

mengenai keputusan untuk merekrut atau tidak direkutnya seorang kader

merupakan suatu pilihan strategis yang berhubungan dengan berbagai faktor

seperti kemampuan finansial (uang), faktor politik berupa kedekatan dengan

elit tertentu di partai, serta ikatan-ikatan yang bersifat primordial berdasarkan

ras, suku, agama, dan daerah asal yang sama.17

Kedua, karya dari Hendra Sukmana Arsiyah.18 Hasil dari penelitian ini

adalah bahwa model rekrutmen calon anggota legislatif DPD Partai Golkar

Kabupaten Sidoarjo dapat dikatakan sudah baik dalam mekanismenya karena

tidak ditemukan banyak perubahan dari proses rekrutmen sebelumnya, di

mana dimulai dengan adanya sosialisasi pendaftaran pada para calon anggota

legislatifnya. Setelah itu baru kemudian dilanjutkan dengan pendaftaran diri

para calon anggota legislatif, dan diwajibkan untuk mengikuti pelatihan yang

dibuat oleh tim khusus yaitu tim sembilan dengan menggunakan metode

skoring dalam proses penyeleksiannya.

Ketiga, karya dari Imam Shobari.19 Hasil dari penelitian ini adalah partai

Golkar maupun partai PKB mempunyai agenda tersendiri untuk program

kaderisasi setiap lima tahun sekali, kaderisasi yang dilakukan ini bersifat

17 Siregar, “Rekrutmen Anggota Legislatif Dalam Pemilihan Umum: Studi Tiga OPP dalam

Pemilihan Umum 1999 di Riau”, h. 8. 18 Hendra Sukmana Arsiyah, “Model Rekrutmen Calon Anggota Legislatif oleh Partai

Politik di DPD Partai Golkar Kabupaten Sidoarjo”, dalam JKPM (ISSN. 2338-445X). No. 2, Vol.1,

September 2013, h. 153. 19 Imam Shobari, “Kaderisasi Perempuan dalam Partai Politik untuk Meningkatkan

Partisipasi Perempuan di Kabupaten Ponorogo (Studi Kasus di Partai Golkar dan PKB Kabupaten

Ponorogo”, Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

2017.

Page 33: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

17

umum artinya tidak ada kaderisasi khusus untuk perempuan. Belum adanya

AD/ART yang menyebutkan bahwa perempuan diperlakukan secara khusus

dalam proses kaderisasi dan rekrutmen partainya juga bersifat terbuka, artinya

terbuka untuk umum. Upaya dalam meningkatkan keterwakilan perempuan

seharusnya partai politik membuat aturan khusus dalam AD/ART partai

tujuannya untuk meningkatkan keterwakilan perempuan. Selain itu,

perempuan juga harus menunjukkan kemampuan yang dimilikinya kepada

masyarakat agar perempuan ini mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Keempat, karya dari Ariyanto Umarama.20 Hasil dari tesis menunjukan

bahwa keterpilihan perempuan sebagai anggota DPRD pada pemilihan

legislatif di Kabupaten Sleman 2014 karena sistem Pemilu Proporsional

terbuka atau suara terbanyak. Meskipun demikian sistem pemilu proporsional

atau suara terbanyak merupakan sistem pemilu yang tidak berpihak pada jenis

kelamin tertentu melainkan berdasarkan suara terbanyak yang terpilih sebagai

anggota DPRD. Kemudian sistem pemilu proporsional serta didukung dengan

adanya kuota 30% keterwakilan perempuan memotivasikan perempuan untuk

maju mencalonkan diri sebagai anggota DPRD. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhinya, yaitu: kemampuan negosiasi, memiliki basis massa,

keuangan, pengalaman politik, keadaan struktural, dan kinerja partai politik.

20 Ariyanto Umarama, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterpilihan

Perempuan di DPRD (Studi Kasus Kabupaten Sleman 2014)”, Program Pascasarjana, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, 2016.

Page 34: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

18

Kelima, hasil karya dari Teguh Adi Prasojo.21 Hasil dari penelitian skripsi

ini adalah proses rekrutmen calon legislatif DPRD Provinsi menggunakan

proses rekrutmen terbuka, artinya masyarakat dapat melihat secara langsung

proses pemilihan calon legislatif karena adanya transparansi dan mengetahui

daftar nama-nama caleg yang mendaftarkan dirinya sebagai caleg. Berbeda

dengan proses rekrutmen calon legislatif DPRD Kab/Kota yang bersifat

campuran, artinya proses rekrutmennya menggunakan aturan top-down dan

bottom-up yaitu berasal dari kalangan elit partai politik maupun masyarakat

kelas bawah yang mendaftarkan dirinya sebagi caleg.

Setelah melihat penelitian terdahulu yang membahas tentang rekrutmen

politik dan keterwakilan perempuan, maka kelima penelitian tersebut menjadi

referensi yang digunakan oleh penulis. Adapun perbedaannya dari kelima

penelitian tersebut, penulis akan memfokuskan pada pembahasan mengenai

pola rekrutmen calon anggota legislatif perempuan dalam partai Golkar Kota

Tangerang Selatan dan penyebab tidak adanya anggota legislatif perempuan

dari Partai Golkar di DPRD Kota Tangerang Selatan.

E. Metode Penelitian

E.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah mencari informasi atau data yang mendalam

21 Teguh Adi Prasojo, “Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Partai

Golkar untuk DPRD Jateng Periode 2014-2019”, dalam POLITIKA, No. 2, Vol. 4, Tahun Oktober

2013.

Page 35: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

19

tentang suatu gejala, fakta atau realita dalam bentuk naratif.22 Metode

kualitatif banyak digunakan dalam penelitian Ilmu Politik karena

menghasilkan data secara deskriptif berupa lisan maupun tulisan

sehingga diharapkan dengan menggunakan metode ini dapat mengupas

dan menggambarkan secara jelas mengenai pola rekrutmen calon

anggota legislatif perempuan yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota

Tangerang Selatan.

E.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi

kepustakaan, telaah dokumen, dan wawancara. Wawancara adalah

proses memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab untuk menggali informasi atau data yang tidak penulis dapatkan

dari berbagai dokumen atau referensi lain yang tersedia.23 Adapun

teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

yang terdiri dari dua sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung atau terjun ke

lapangan yang dilakukan oleh penulis. Salah satunya yaitu

dengan teknik wawancara. Wawancara adalah proses

memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab untuk menggali informasi atau data terhadap

22 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2014), h. 331. 23 Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h.

104.

Page 36: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

20

beberapa narasumber yang di antaranya adalah Rachmat Hidayat

selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD Golkar

Tangerang Selatan, Aminudin selaku Pengurus DPD Partai

Golkar Tangerang Selatan, Iie Suhrowardi selaku Wakil

Sekretaris Bidang I Organisasi dan Tenaga Ahli DPD Partai

Golkar Kota Tangerang Selatan, Diana Syukrillah dan Raras

Yudiana Erawati selaku Caleg-Caleg Perempuan Tahun 2014,

dan juga Lasiah dan Saonah selaku tokoh masyarakat yang

tinggal di Daerah Pemilihan (Dapil) Ciputat Timur.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi

kepustakaan dan telaah dokumen, yaitu dengan usaha yang

dilakukan oleh penulis untuk mencari literatur atau referensi

yang berkaitan erat dengan topik penelitian. Biasanya berbentuk

gambar, tulisan, atau karya-karya monumental lainnya.24

E.3. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyusunan secara sistematis

terhadap data yang diperoleh agar mudah dipahami oleh pembaca.

Teknik yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu dengan

cara mengumpulkan data-data melalui studi kepustakaan, telaah

dokumen, dan wawancara. Setelah itu, dianalisis berdasarkan teori

24 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta,

2011), h. 240.

Page 37: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

21

gender dan rekrutmen politik untuk menjawab pertanyaan penelitian

terkait pola rekrutmen calon anggota legislatif perempuan yang

dilakukan oleh Partai Golkar Kota Tangerang Selatan Tahun 2014.

Secara umum, teknik penulisan studi ini menggunakan buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan buku “Panduan

Penyusunan Proposal dan Penelitian Skripsi” yang diterbitkan oleh

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang komprehensif dan memiliki

korelasi antara bab yang satu dengan yang lain, maka penulis membaginya

masing-masing ke dalam lima bab. Berikut adalah sistematika penulisan

dalam penelitian ini:

Bab I, penulis memaparkan latar belakang penelitian, pertanyaan

penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam penelitian

tentang pola rekrutmen calon anggota legislatif perempuan dalam Partai

Golkar Kota Tangerang Selatan Tahun 2014.

Bab II, penulis mengeksplorasi kerangka teori gender dan rekrutmen

politik yang digunakan sebagai pisau analisis untuk menjawab pertanyaan

penelitian.

Bab III, penulis memfokuskan pada gambaran umum tentang perempuan

dan politik yang membahas tentang peran perempuan di dalam kepengurusan

Page 38: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

22

partai dan juga membahas secara mendalam terkait sejarah Partai Golkar,

berdirinya Partai Golkar Kota Tangerang Selatan, serta tujuan dan program

kerja dari Partai Golkar Kota Tangerang Selatan.

Bab IV, penulis melakukan analisis pola rekrutmen calon anggota

legislatif perempuan yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan untuk mengeksplorasi sejauh mana partai Golkar dalam merekrut

kader perempuan. Disertai hasil wawancara dengan Ketua Badan

Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar Tangerang Selatan, Wakil

Sekretaris Bidang I Organisasi dan Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah

(DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan, Pengurus DPD Partai Golkar

Kota Tangerang Selatan, Caleg-Caleg Perempuan Tahun 2014, dan beberapa

tokoh masyarakat yang tinggal di Daerah Pemilihan (Dapil) Ciputat Timur.

Bab V, penulis menarik kesimpulan dan saran berdasarkan riset yang

diperoleh. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pengetahuan dalam pola rekrutmen calon anggota legislatif

perempuan yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota Tangerang Selatan Tahun

2014.

BAB II

KERANGKA TEORETIS

A. Konsep Gender

Ketimpangan sosial menjadi persoalan yang kerap kali menimpa kaum

perempuan. Perempuan semata-mata hanya diposisikan pada ruang lingkup

Page 39: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

23

domestik dan reproduksi saja, hal ini lah yang menghambat kemajuan dari kaum

perempuan untuk terjun ke ruang publik dan produksi. Budaya dan tradisi sangat

berperan penting dalam membentuk streotipe yang menciptakan ketergantungan

perempuan yang cukup besar pada laki-laki.25

Konsep gender lahir merekonstruksi hubungan antara laki-laki dan

perempuan secara universal untuk membuka peluang yang sama dalam berbagai

aspek kehidupan tanpa dipengaruhi oleh perbedaan gender. Gender merupakan

suatu konsep kultural untuk membedakan peran, perilaku, mentalitas, dan

karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam

masyarakat.

Konsep gender pertama kali dikembangkan oleh ahli antropologi Amerika

yaitu Margaret Mead, sebagaimana yang dikutip oleh Koentjaraningrat26 pada

tahun 1932 Mead melakukan penelitian pada masyarakat primitif di Papua

Nugini. Masyarakat tersebut terdiri dari masyarakat Arapesh, masyarakat

Tchambuli, dan masyarakat Mundugumor. Meskipun pada saat itu kata “gender”

belum digunakan dalam penelitiannya tetapi para pakar sosial dan seksiologi

mengakui bahwa penelitian tersebut berkaitan dengan hubungan gender.

Mead menyebutkan bahwa pada masyarakat Arapesh tidak ada perbedaan

psikologi laki-laki dan perempuan, karena keduanya memiliki sifat yang lemah

lembut dan cenderung pasif. Pada masyarakat Tchambuli, memang ditemukan

adanya perbedaan psikologi antara laki-laki dan perempuan seperti pekerjaan-

25 Herien Puspitawati, Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia, (Bogor: PT

IPB Press, 2012), h. 1. 26 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 16.

Page 40: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

24

pekerjaan yang cenderung berat dilakukan oleh perempuan, sedangkan kaum

laki-lakinya berfokus pada bidang seni, ritual keagamaan, dan suka bersolek diri

karena pada masyarakat ini biasanya perempuan lah yang pertama kali menyukai

kaum laki-lakinya maka dari itu kaum laki-laki berlomba-lomba untuk

mempercantik diri agar disukai oleh kaum perempuan yang umumnya memiliki

akses sumber daya. Berbeda dengan masyarakat Arapesh, pada masyarakat

Mundugumor ini masyarakatnya memiliki sifat yang kasar, keras, aktif, dan

cenderung agresif.

Pada tahun 1970-an Ann Oakley dan teman-temannya menggunakan istilah

gender untuk menggambarkan perbedaan karakteristik laki-laki dan perempuan.

Gender merupakan konstruksi sosial di mana dominasi peran laki-laki dalam

sektor publik, sementara peran perempuan sangat terbatas yaitu dalam sektor

domestik saja. Gender biasanya lebih banyak berkonsentrasi pada aspek sosial,

budaya, dan aspek-aspek non biologis lainnya. Dengan demikian harus

direkonstruksi dengan menegakkan keadilan gender.27

Konstruksi sosial memberikan perbedaan antara laki-laki dan perempuan

sekaligus dampak yang merugikan khususnya dalam kehidupan bermasyarakat

terjadi ketimpangan dan ketidakadilan gender seperti ketidakadilan dalam

pembagian kerja, pemanfaatan sumber daya alam, hak asasi manusia, dan

kaitannya dengan kebudayaan serta agama.28

27 A. Nunuk. P. Murniati, Getar Gender, (Magelang: IndonesiaTera, 2004), h. 96.

28 Murniati, Getar Gender, h. 97-98.

Page 41: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

25

Sering kali gender diidentikkan dengan jenis kelamin (seks), secara umum

seks digunakan untuk mengidentifikasikan perbedaan laki-laki dan perempuan

dari segi anatomi biologis.29 Gender lebih banyak berkonsentrasi pada aspek

sosial, budaya, dan non biologis lainnya. Secara teoritis, terdapat dua definisi

gender. Pertama, gender adalah sekumpulan peran seperti halnya pakaian yang

dipakai untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan.30 Kedua, gender

adalah pembedaan peran, identitas, serta hubungan antara laki-laki dan

perempuan yang merupakan hasil konstruksi dari masyarakat.31 Perbedaan

gender ini kian menguat hingga sekarang, banyak yang menganggap bahwa ini

merupakan ketentuan Tuhan yang bersifat kodrati.32

Pada awal perkembangannya, konsep gender dikaitkan dengan paham

feminis, yaitu suatu kesadaran akan adanya penindasan terhadap kaum

perempuan sesuai dengan deklarasi di Beijing yang mengangkat tema

perempuan dan kemiskinan, pendidikan dan pelatihan bagi kaum perempuan,

kekerasan terhadap perempuan, dan lainnya.

Bias gender yang muncul sebagai bukti bahwa ketidakmampuan perempuan

untuk terjun dalam dunia politik disebabkan oleh konstruksi masyarakat yang

menganggap bahwa perempuan memiliki sifat yang lemah lembut, selalu

mengalah, dan berada dalam bayang-bayang laki-laki. Akibatnya menimbulkan

ketidakadilan bagi kaum perempuan dalam berbagai bentuk, yaitu: Pertama,

29 Mose J. Cleves, Gender dan Pembangunan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 10. 30 Cleves, Gender dan Pembangunan, h. 3. 31 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996), h. 10. 32 Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h. 15.

Page 42: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

26

perbedaan gender melahirkan kekerasan dan keterbatasan akses terhadap kaum

perempuan. Kedua, perbedaan dan pembagian kerja yang berbeda membuat

perempuan tidak mendapatkan peranannya secara utuh karena dibatasi oleh

peran laki-laki yang dominan, sehingga perempuan ditempatkan di sektor

domestik dan reproduksi saja.33

Pada akhirnya, perempuan sering mendapatkan perlakuan yang tidak

menguntungkan mereka sehingga perempuan kerap kali menjadi korban

penindasan, eksploitasi, pelecehan, dan bentuk diskriminasi lainnya, sehingga

muncul sebuah gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan atau

yang dikenal dengan istilah feminisme.

Istilah feminisme muncul pada abad ke-20, feminisme secara luas dapat

didefinisikan sebagai gerakan untuk kemajuan sosial perempuan. Dengan

demikian, teori feminis didasarkan pada dua keyakinan utama: bahwa wanita

dirugikan karena jenis kelamin mereka, dan harus digulingkan. Ada dua

perbedaan antara feminisme gelombang pertama dan feminisme gelombang

kedua. Feminisme gelombang pertama muncul di Eropa pada tahun 1785 yang

dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet.

Charles Fourier merupakan seorang aktivis sosialis yang memunculkan

istilah feminisme pada tahun 1837 sedangkan Hubertine Auclort adalah pendiri

perjuangan politik perempuan pertama di Perancis, dengan menggunakan istilah

feminist. Sejak itulah feminisme mulai tersebar ke seluruh penjuru Eropa dan

33 Azza Karam dkk, Perempuan di Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah, Bukan Sekedar

Hiasan, (Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 1999), h. 20-21.

Page 43: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

27

Amerika Serikat.34 Keyakinan utamanya adalah bahwa wanita memiliki hak

yang sama dengan laki-laki, jika perempuan dapat memilih maka bentuk bentuk

diskriminasi seksual lainnya atau prasangka akan cepat hilang.35 Feminisme

gelombang kedua lahir pada tahun 1960, karena adanya pengakuan bahwa

pencapaian hak politik dan hukum belum menyelesaikan masalah perempuan.

Tujuan feminisme gelombang kedua bukan hanya emansipasi politik tetapi

pembebasan perempuan, tercermin dalam gagasan gerakan pembebasan

perempuan secara kolektif yang muncul sebagai golongan yang tertindas.

Berbicara mengenai perempuan memang tidak terlepas dari peran dan

kedudukannya dalam masyarakat, terlebih dalam urusan politik. Ada dua faktor

yang melatarbelakangi manusia dalam melaksanakan kegiatannya di masyakarat

yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti kemauan dan kualitas

pribadi dalam melaksanakan kehendak, sedangkan faktor eksternal seperti

aturan main yang ditentukan baik secara hukum tertulis maupun tidak tertulis.

Sebagaimana dikutip oleh Nazaruddin Umar, Lips menyatakan bahwa peran

perempuan dalam organisasi biasanya cenderung lebih rendah daripada laki-laki,

sehingga dalam pola relasi gender kerap kali terjadi ketimpangan.36 Sebagaimana

dikutip oleh Murniati, Rosbeth Moss Kanter’s menyebutkan bahwa ketimpangan

gender di dalam berbagai aspek kehidupan khususnya dalam berpolitik

disebabkan karena perempuan memiliki berbagai keterbatasan, bukan hanya

34 Murniati, Getar Gender, h. xxviii. 35 Andrew Heywood, Global Politics, (Mac Millan: Palgrave Foundations, 2011), h. 413. 36 Nazaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:

Paramadina, 1999), h. 57.

Page 44: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

28

semata-mata karena laki-laki lebih unggul atau berbagai streotipe lainnya tetapi

kenyataannya ditemukan bahwa perempuan kurang terampil dari pada laki-laki.

Dalam struktur sosial, perempuan dipengaruhi oleh teori nature dan nurture.

Keberadaan perempuan tidak diuntungkan karena sudut pandang dan perlakuan

yang tidak adil.37 Sejarah pergerakan perempuan telah membuktikan

perjuangannya khususnya perempuan Indonesia. Pada perang kemerdekaan

misalnya, perempuan diberi hak dan kewajiban yang sama untuk berjuang

mengusir penjajah. Munculnya perempuan melalui berbagai gerakan-gerakan

yang diorganisir secara independen yang muncul secara pribadi.

Aktivitas dari organisasi perempuan sangat tampak khususnya di bidang

ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Gerakan emansipasi perempuan pada saat

itu disebut sebagai gerakan feminis sosial.38 Peristiwa 30 September 1965

merupakan bukti nyata bahwa peristiwa tersebut telah mengubah gerakan

perempuan dan bentuk organisasi yang dominan di Indonesia. Namun, political

will lah yang dianggap lebih dominan sehingga mendapat dukungan dari

pemerintah.

Kedudukan perempuan kembali menjadi bayang-bayang suami terlebih

ketika ia sudah menikah. Situasi seperti ini yang menjadi persoalan bagi

perempuan di Indonesia. Perempuan memang mendapatkan peran, namun

posisinya sebagai pelengkap saja atau bukanlah faktor yang dominan terlebih

dalam bidang politik.

37 A. Nunuk. P. Murniati, Getar Gender, (Magelang: IndonesiaTera, 2004), h. 136. 38 Murniati, Getar Gender, h. 137.

Page 45: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

29

Struktur sosial yang bercirikan budaya patriarki, ditambah dengan

pemerintahan yang militer merupakan kendala terbesar bagi perempuan untuk

bergerak dan berjuang untuk memerdekakan dirinya sendiri. Kesempatan

memang telah diberikan, namun struktur sosial, budaya, dan politik masih

mengakar kuat di dalamnya. Hak dan kewajiban perempuan memang sudah

setara dengan laki-laki, namun tidak terjadi di kehidupan nyata. Mengingat

peranan dalam bidang politik itu sangat besar terhadap struktur sosial, maka

dalam proses pengambilan keputusan perlu diikutsertakan perempuan di

dalamnya. Diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perubahan struktur

sosial yang lebih adil, tidak hanya untuk perempuan saja melainkan keadilan

untuk semua manusia.39

B. Rekrutmen Politik

Di sebuah negara yang menganut sistem demokrasi, partai politik berfungsi

untuk menyalurkan atau menyerap aspirasi masyarakat dan mengatur konflik atas

pengawasan rezim yang berkuasa. Di samping itu, partai juga berfungsi sebagai

rekrutmen politik. Rekrutmen politik berkaitan dengan masalah seleksi

kepemimpinan baik internal maupun kepemimpinan partai yang lebih luas.

Dikutip dari Gabriel Almond, proses rekrutmen merupakan suatu tempat di

mana rakyat dapat mengikuti kegiatan-kegiatan politik dan posisi yang strategis

dalam pemerintahan melalui proses seleksi melalui tatap muka secara langsung,

atau menjadi anggota dalam organisasi, melalui pendidikan maupun pelatihan,

39 Murniati, Getar Gender, h. 138.

Page 46: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

30

dan lainnya.40 Kemudian, Jack C. Plano mendefinisikan proses rekrutmen sebagai

tempat pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan dalam sistem sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa rekrutmen politik adalah proses pengisian

jabatan untuk posisi-posisi strategis dalam pemerintahan baik formal maupun

informal. Formal disini artinya seperti pengisian jabatan presiden dan anggota

parlemen (eksekutif dan legislatif), sedangkan posisi tidak formal seperti

perekrutan aktivis, kader, dan berbagai bentuk propaganda-propaganda politik.41

Untuk melakukan fungsi rekrutmen tersebut maka diperlukan institusi atau

lembaga-lembaga tertentu, baik formal maupun informal. Partai politik yang

merupakan salah satu institusi formal, di mana salah satu fungsinya yaitu

melakukan rekrutmen dalam rangka untuk pengisian jabatan-jabatan politik.

Proses rekrutmen yang selektif akan berdampak terhadap kemajuan dan

kualitas organisasi partai politik karena akan menghasilkan para kader partai

yang berkualitas. Sebagai suatu unsur terpenting, dengan adanya kader-kader

yang mempunyai kompetensi tinggi serta mumpuni maka akan berdampak baik

pada partai politiknya. Hal yang terpenting adalah dalam melahirkan kader-kader

yang berkualitas harus melalui proses rekrutmen dan kaderisasi yang benar.

Proses rekrutmen merupakan suatu hal yang penting, karena tahap ini

merupakan tahap awal bagi partai politik untuk menghasilkan kader-kader politik

yang baik. Dengan adanya sistem ini, mempermudah partai untuk menyeleksi

kriteria dan karakteristik seseorang yang cocok dengan ideologi partai politiknya.

40 Gabriel Almond, Studi Perbandingan Sistem Politik, dalam Mochtar Mas’ud dan Colin

Mac Andrews (Eds.), Perbandingan Sistem Politik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1978), h. 29. 41 Jack C. Plano, dkk., Kamus Analisis Politik (terj.), (Jakarta: Rajawali, 1985), h. 211.

Page 47: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

31

Tentunya orang-orang yang akan direkrut, harus memiliki kesamaan pandangan

dan ideologi yang sesuai dengan partai politik tersebut.42

Lester Seligman yang membagi pola rekrutmen menjadi dua, yaitu: Pertama,

adanya perubahan dari peranan yang berasal dari luar politik kemudian beralih

menjadi seseorang yang berpengaruh dalam politik. Kedua, penetapan dan proses

seleksi kandidat yang mendapatkan jabatan politik yang penting. Proses

perekrutan tersebut meliputi apabila semua persyaratan sudah dipenuhi maka

kandidat tersebut akan diakui atau disetujui oleh para elit dan melalui proses

seleksi yang dilakukan oleh elit.43

Partai politik merupakan bagian dari sistem politik yang berfungsi

menghasilkan para pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Untuk menghasilkan

pemimpin yang berkualitas tentunya harus melalui proses rekrutmen yang baik.

Proses rekrutmen dapat dikatakan bagus atau tidak tergantung pada kemampuan

para kadernya untuk bersaing dengan kader yang berasal dari partai lain melalui

persaingan yang sehat.

Rekrutmen politik merupakan tahap awal bagi partai politik untuk

menghasilkan generasi partai yang baru. Kualitas partai tergantung pada sejauh

mana partai tersebut dalam merekrut orang-orang yang berkompeten. Oleh

karena itu, sistem rekrutmen politik yang baik adalah sistem rekrutmen yang

42 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 70. 43 Lester G. Seligman, Perekrutan Kaum Elit dan Pembangunan Politik, dalam Aidit dan

Zaenal AKSP (Ed), Elit dan Modernisasi. (Yogyakarta: Liberty, 1989), h. 15-16.

Page 48: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

32

memberikan peluang yang sama pada masyarakat yang secara transparan dan

memiliki nilai-nilai atau orientasi yang sama dengan partai.44

Di Indonesia, meskipun telah menganut sistem demokrasi masih saja

ditemukan dua persoalan mengenai perempuan dalam politik. Pertama,

keterwakilan perempuan cenderung sangat rendah. Kedua, ketidakmampuan

partai politik dalam mengakomodir kepentingan perempuan. Oleh karena itu,

kuota 30% dianggap penting.

Dalam konteks politik di Indonesia, budaya patriarki masih mengakar kuat,

karena masyarakat masih meyakini bahwa perempuan sebaiknya berada di

dalam rumah saja (sektor domestik). Politik kerap kali diidentikkan sebagai

dunia maskulin yang tidak pantas bagi perempuan.45 Di samping itu, perempuan

kerap kali menjadi korban tindak kekerasan dan biasanya memiliki beban kerja

yang jauh lebih berat dan lama daripada laki-laki.

Anne Philips memberi perhatiannya dengan mengatakan bahwa kondisi

yang seperti ini menuntut perempuan untuk merubah paradigma laki-laki yang

menganggap rendah perempuan dengan memperjuangkan kepentingan

perempuan, salah satu caranya yaitu dengan berkiprah dalam dunia politik agar

dapat ikut serta dalam proses pembuatan keputusan. Adapun tujuannya untuk

meningkatkan keterwakilan perempuan adalah adanya kuota 30% untuk

perempuan.46

44 Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di

Indonesia: Teori, Konsep dan Isu Strategis, h. 231-232. 45 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996), h. 72-75. 46 Anne Philips, The Politics of Presence, (Oxford: University Press Inc, 1998), h. 61.

Page 49: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

33

Partai politik dalam proses rekrutmen kader-kader partai cenderung tidak

selektif, karena minimnya waktu untuk menyeleksi para kader tersebut. Pada

akhirnya yang terpilih adalah kader ala kadarnya yang tidak memiliki latar

belakang dan pengalaman dalam organisasi politik.47 Oleh karena itu, setiap

partai politik harus melakukan fungsi rekrutmen dengan sebaik-baiknya karena

kemajuan dan kualitas partai tergantung pada kader-kader yang dimilikinya.

Adapun syarat-syarat rekrutmen politik, meliputi: Pertama, memiliki

loyalitas artinya kesetiaan pada partai untuk bersikap dan bertindak sesuai

dengan ideologi partai. Kedua, memiliki sikap yang bersih, artinya bebas dari

tindakan tercela baik yang melanggar hukum, norma agama, sosial, dan

kepentingan publik. Ketiga, bersifat transparansi, dalam hal mekanisme

rekrutmen, kekayaan, kualitas pendidikan dan lain sebagainya. Keempat,

memiliki akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

luas.48

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa setidaknya terdapat dua

pola rekrutmen berbeda yang dilakukan oleh partai politik yaitu pola rekrutmen

ditujukan untuk perekrutan anggota baru partai dan pola rekrutmen yang

digunakan untuk memilih dan menyeleksi anggota partai apabila sudah

memenuhi kriteria atau syarat-syarat yang ditentukan maka akan ditempatkan

pada posisi yang strategis dalam partai politik maupun dicalonkan sebagai calon

legislatif.

47 Heru Cahyono, dkk., Potret Pelanggaran Pemilu 1999, (Jakarta: Solidarity Center,

2000), h. 4. 48 Muhadam Labolo dan Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di

Indonesia: Teori, Konsep, dan Isu Strategis, h. 231-232.

Page 50: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

34

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Perempuan dan Politik

Hak-hak perempuan yang dahulu dibatasi dengan dinding kesenjangan, saat

ini sudah mulai memudar dan cenderung sudah ditinggal. Hal tersebut yang

Page 51: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

35

membuat perempuan sekarang tidak ingin dibedakan dengan laki-laki dalam

dunia profesi maupun lainnya. Saat ini politik tidak hanya ramai diisi oleh laki-

laki saja, karena ternyata tidak sedikit juga para perempuan yang terjun ke ranah

politik, tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan salah satunya ada yang pernah

menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.

Sejak pemilu pertama yang diselenggarakan pada tahun 1955 sampai saat

ini keterwakilan perempuan di parlemen dengan pencapaian tertinggi baru ada

di periode 2009-2014 yaitu mencapai 18,25%. Rendahnya keterwakilan

perempuan di legislatif menjadi sebuah tanda bahwa posisi tawar perempuan

relatif rendah dalam proses pengambilan keputusan. Padahal jumlah populasi

penduduk di Indonesia separuhnya terdiri dari perempuan.49

Ada dua bentuk keterwakilan politik menurut Anne Philips50 yaitu politics

of idea (politik gagasan) dan politics of presence (politik kehadiran). Kedua teori

ini menyatakan bahwa keterwakilan perempuan yang ada pada saat ini adalah

wujud dari konsep politik gagasan di mana wakil-wakil politik membawa

berbagai gagasan maupun pemikiran dari orang-orang yang diwakilinya.

Dengan diterapkannya sistem pemilihan melalui partai politik ini kerap kali

pemilih dalam menentukan pilihannya berdasarkan partai yang diketahuinya,

melainkan bukan karena telah mengenal betul dan mengetahui latarbelakang

calegnya.

49 Aisah Putri Budiatri, “Bayang-Bayang Afirmasi Keterwakilan Perempuan di Parlemen

Indonesia”, dalam Jurnal Studi Politik Universitas Indonesia, No. 2, Vol. 1, 2011, h. 98. 50 Philips, The Politics of Presence, h. 1-2.

Page 52: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

36

Hal ini yang menyebabkan anggota legislatif yang terpilih bukan berasal

dari amanat rakyat melainkan berdasarkan perwakilan dari partai. Selain itu,

anggota legislatif yang terpilih ini juga kerap kali lupa akan janjinya pada masa

kampanye dan lebih mengutamakan kepentingan dirinya maupun kelompok-

kelompok tertentu. Hal ini yang kemudian menurut Anne Philips akan

berdampak pada kelompok-kelompok minoritas seperti perempuan yang

memiliki angka keterwakilan yang rendah di legislatif.

Kesetaraan gender dapat diartikan sebagai kesamaan hak maupun

kesempatan baik laki-laki dan perempuan untuk ikut serta dalam berbagai hal

baik sosial, politik, dan lainnya tanpa membedakan jenis kelamin tertentu yang

sifatnya biologis.51

Kuota 30% dapat dikatakan cukup berhasil dalam meningkatkan

keterwakilan perempuan di legislatif maupun di kepengurusan partai. Meskipun

berbagai pihak tentunya menuai pro dan kontra yang menganggap bahwa

kebijakan afirmasi ini justru berdampak buruk terhadap perempuan untuk

berkompetisi secara bebas baik dengan kaum laki-laki di sektor politik. Pada

kenyataannya baik secara kualitas maupun kuantitas, keinginan dan juga

kesempatan perempuan untuk terjun ke ranah politik masih terbilang minim

maka kebijakan afirmasi ini perlu dikembangkan karena sudah sesuai dengan

ketentuan yang terdapat di Convention on The Elimination of All Forms

Discrimination Againts Women (CEDAW).52

51 Holzsner, Pendekatan-Pendekatan Dasar dalam Analisis Gender, (Malang: Loka Karya

Gender Program Pasca Sarjana (PPS), Universitas Brawijaya, 2004), h. 17. 52 Nina Andriana dkk, Perempuan, Partai Politik, dan Parlemen: Studi Kinerja Anggota

Legislatif Perempuan di Tingkat Lokal, (Jakarta: Pusat Penelitian Politik LIPI, 2012), h. 38.

Page 53: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

37

Berbicara mengenai persoalan pentingnya perempuan di dunia politik yang

pada awalnya politik sering kali diidentikan oleh laki-laki karena memang

pemainnya saat ini banyak didominasi oleh laki-laki. Padahal politik mengatur

kehidupan seluruh rakyat Indonesia, termasuk perempuan tentunya. Apalagi

sekarang ini perbandingan antara perempuan dan laki-laki hampir sama yaitu 50

persen.

Menurut Grace Natalie yang merupakan Ketua Umum PSI, menyatakan

bahwa penting sekali untuk perempuan di dunia politik agar pengambilan

keputusan, pembuatan regulasi yang dihasilkan dari proses politik bisa

memperjuangkan kepentingan perempuan. Misalnya perlunya UU Perkawinan

agar jangan sampai ada lagi anak-anak dibawah umur yang menikah. Sampai

hari ini, Indonesia masih peringkat ke-2 se-ASEAN dan No.7 di dunia, fenomena

seperti ini yaitu perkawinan anak dibawah umur marak terjadi di Indonesia. Hal

ini dapat berakibat pula pada pendidikannya yang mana masa depannya akan

hancur seketika.53

Peran perempuan dalam dunia politik semakin dibutuhkan sejalan dengan

perkembangan dinamika politik yang semakin kompleks. Dengan kondisi yang

seperti itu, Partai Golkar merasa perlu untuk terus meningkatkan kemampuan

kepemimpinan politisi perempuan di dalam partainya.

53 Dery Ridwansah, “Hari Kartini: Grace Natalie, Susi Pudjiastuti dan Kartini Masa Kini”,

artikel diakses pada 24 Februari 2019 dari

https://m.jawapos.com/nasional/humaniora/21/04/2018/grace-natalie-susi-pudjiastuti-dan-kartini-

masa-kini/

Page 54: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

38

Seperti yang dikemukakan oleh Ulla Nuchrawati selaku Ketua Umum

Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), yang menyatakan tujuan

diadakannya sekolah politik Partai Golkar guna menyiapkan kader perempuan

sebagai calon pemimpin mulai dari level atas seperti anggota dewan sampai ke

level yang bawah seperti pimpinan daerah. Selain itu juga, diharapkan dapat

menghasilkan perempuan yang tangguh dan kompeten.54

Hal itu sejalan dengan rencana Partai Golkar untuk melakukan pengkaderan

sebagai bentuk berjalannya roda kepemimpinan sebuah organisasi politik, yang

nantinya pada saat perempuan itu terpilih menjadi anggota legislatif, eksekutif,

maupun yang lainnya. Pada dasarnya sudah dibekali kemampuan yang nantinya

dapat membawa, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi yang ada.

Dengan berdirinya sekolah politik perempuan Golkar ini diharapkan mampu

meningkatkan kepemimpinan dan performa perempuan dalam berkarir sebagai

politisi, sehingga perempuan tidak lagi dipandang sebagai pelengkap saja,

namun sudah menjadi kebutuhan partai politik.

Tidak hanya laki-laki, perempuan juga ikut aktif dalam kepengurusan partai

karena dalam peraturan perundang-undangan yang mengharuskan perempuan

untuk berkiprah di dalam dunia politik jadi kesetaraan gender itu sangat berlaku

di partai ini. Partai Golkar Kota Tangerang Selatan mempunyai sayap partai

yaitu Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) terdapat kegiatan-kegiatan

54 Berita Satu TV, Golkar Dirikan Sekolah Politik Perempuan, pada tanggal 2 Maret 2017

pukul 17.48 WIB.

Page 55: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

39

perempuan yang dinaungi oleh partai Golkar salah satunya yaitu majelis taklim

perempuan Al-Hidayah.55

Di dalam partai Golkar itu ada organisasi yang didirikan dan mendirikan.

Organisasi yang mendirikan itu adalah organisasi yang berangkat dari awal yaitu

Sekretariat Bersama (Sekber), Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong

(MKGR), Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), dan

Koperasi Simpan Tabungan Gotong Royong (Kosgoro). Sedangkan organisasi

yang didirikan yaitu Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), Angkatan

Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), dan Angkatan Muda Partai Golkar

(AMPG).

B. Partai Golkar Kota Tangerang Selatan

B.1. Sejarah Partai Golkar

Partai Golongan Karya (Golkar) merupakan partai yang masih

menunjukkan eksistensinya di usianya yang menginjak 50 tahun sejak partai ini

berdiri. Pasca reformasi 1998, Partai Golkar berhasil melepaskan beban sejarah

yang melekat di tubuh partainya, setelah Ketua Umum Partai Golkar

mengumumkan bahwa partai ini berusaha untuk terlepas dari orde baru. Terbukti

bahwa partai ini masih mempertahankan eksistensinya, pada Pemilu 1999 Partai

Golkar berhasil duduk di peringkat kedua. Meskipun, Partai Golkar pernah

dibekukan pada rezim Abdurrahman Wahid melalui Dekrit Presiden tetapi itu

semua dapat dilaluinya malah Golkar menjadi pemenang dalam Pemilu 2004.56

55 Hasil wawancara dengan Aminudin (Pengurus Partai Golkar Kota Tangerang Selatan),

pada tanggal 16 Maret 2019 pukul 10.12 WIB di Kediamannya. 56 Bestian Nainggolan, et.al., Kompaspedia: Partai Politik Indonesia 1999-2019:

Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2016), h. 111.

Page 56: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

40

Kemudian muncul sosok kekuatan sipil yang mulai menguat dalam tubuh

Partai Golkar, berbeda dengan sebelumnya, Golkar sangat identik dengan figur

militer. Terbukti dengan terpilihnya Akbar Tandjung secara demokratis pada

Munas Golkar tahun 1999, mengalahkan Edi Sudrajat sebagai figur dari militer

yang menjadi awal kebangkitan politisi sipil dalam tubuh Golkar.

Terpilihnya Akbar Tandjung memberikan sedikit perubahan pada struktur

kepengurusannya yang mana melibatkan kalangan dari politisi sipil. Selain itu,

Akbar Tandjung juga membuat konsep baru terkait visi dan misi Partai Golkar

untuk kedepannya yaitu menjadi partai politik yang terbuka,demokratis,

moderat, mandiri, solid, dan mengakar serta responsif terhadap berbagai

persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, bangsa atau negara ini.57

Hal ini berbeda jika dibandingkan pada era akhir orde baru, terpilihnya

Harmoko yang berasal dari kalangan sipil dianggap masih berada dalam bayang-

bayang kekuasan Presiden Soeharto pada saat itu. Terpilihnya Akbar Tandjung,

yang kemudian dilanjutkan pada kepemimpinan Jusuf Kalla dan Abdurizal

Bakrie, menjadi gambaran bahwa Partai Golkar berupaya melepaskan beban

sejarahnya.58

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Partai Golkar pasca era reformasi

untuk mempertahankan ekistensi partai ini terbukti dengan mengakar kuatnya

dukungan basis massa, tidak hanya dikalangan bawah saja tetapi juga menancap

kokoh di kalangan elit politiknya. Karakter politik yang pragmatis ditambah

57 Bachtiar Effendy, et.al., Beringin Membangun Sejarah Partai Golkar, (Jakarta: Grafindo

Khazanah Ilmu, 2012), h. 149. 58 Bestian Nainggolan, et.al., Kompaspedia: Partai Politik Indonesia 1999-2019:

Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, h. 113.

Page 57: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

41

dengan kekuatan modal yang besar sehingga mendukung tubuh partai ini

membuat Partai Golkar sebagai perusahaan terbuka yang menjadi lahan

pertarungan kekuatan politik yang mempunyai modal yang besar. Kemunculan

2 tokoh pengusaha nasional dalam kepemimpinan Partai Golkar, yakni Jusuf

Kalla periode 2004-2009 dan Abdurizal Bakrie periode 2009-2014 membuat

partai ini semakin menjadi kekuatan politik yang banyak dibangun dengan

modal yang besar.59

Jika dibandingkan pada era pembentukan dan kiprahnya di orde baru,

sekarang ini Partai Golkar terlihat adanya perubahan, semulanya partai ini

ditopang oleh tiga unsur kekuatan yaitu Presiden Soeharto, Militer, dan

Birokrasi. Sedangkan pasca reformasi partai ini ditopang oleh kekuatan modal

yang terpusat pada ketua umumnya. Sejarah Partai Golkar tidak bisa dilepaskan

dari peran militer khususnya Angkatan Darat (AD).

B.2. Berdirinya Partai Golkar Kota Tangerang Selatan

Partai Golongan Karya (Golkar) merupakan salah satu partai politik

terbesar di Indonesia. Terbentuknya Partai Golkar Kota Tangerang Selatan

bersamaan dengan berdirinya Kota Tangerang Selatan yang berasal dari hasil

pemekaran Kabupaten Tangerang. Terbentuknya Kota Tangerang Selatan

mendorong terbentuknya kepengurusan partai, karena partai merupakan bagian

dari instrumen politik yang tidak bisa lepas dari persoalan pemerintahan.60

59 Bestian Nainggolan, et.al., Kompaspedia: Partai Politik Indonesia 1999-2019:

Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, h. 113. 60 Hasil wawancara dengan Aminudin (Pengurus Partai Golkar Kota Tangerang Selatan),

pada tanggal 16 Maret 2019 pukul 10.00 WIB di Kediamannya.

Page 58: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

42

Setelah Kota Tangerang Selatan itu terbentuk kemudian dibuatlah apa yang

disebut karteker. Karteker adalah pelaksana tugas (Plt) yang bertugas

melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) untuk membentuk kepentingan

definitif. Setelah itu, terpilihlah ketua DPD yang pertama yaitu Muhammad

Kanung lalu kemudian digantikan oleh Airin Rachmi Diany sampai saat ini.

Dalam masa kepemimpinan yang pertama, terdapat masalah internal pada

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sehingga program-program dari

Partai Golkar Tangsel selama 2 tahun itu terhenti oleh keputusan Undang-

Undang yang berlaku atau dapat dikatakan vakum kepemimpinan selama 2

tahun. Pada saat itu juga, Airin Rachmi Diany dapat dikatakan menggantikan

posisi Muhammad Kanung sebagai Ketua DPD meskipun dengan jabatan

Pergantian Antar Waktu (PAW) karena Muhammad Kanung ini meninggal

dunia pada masa jabatannya.61

Demikianlah sekilas dari rentang sejarah Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan mengingat umur Kota Tangerang Selatan baru menginjak usia 10 tahun.

Di usia tersebut masih terbilang cukup muda dalam persoalan pemerintahan,

sehingga secara jabatan ketua partainya baru dua kali masa kepemimpinan. Di

masa yang akan datang, mungkin akan ada tokoh baru yang muncul atau tetap

dipimpin oleh Airin Rachmi Diany.

Mengingat partai Golkar itu sangat dinamis, demokratis dan juga fleksibel,

artinya di Golkar siapapun bisa jadi ketua sepanjang mampu dan bisa diterima

61 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 14.35 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan.

Page 59: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

43

oleh akar rumput (grass-roots). Tidak memperhatikan latar belakang status

sosial, suku, ras, agama, bahasa, dan lainnya. Terlihat pada kebanyakan para

pendahulunya yang berasal dari orang-orang Timur seperti Aburizal Bakrie,

Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla.62 Tidak menutup kemungkinan bahwa siapa saja

dapat menjadi ketua partainya.

Awalnya letak kantor Partai Golkar Tangerang Selatan berada di Villa

Bintaro yang memiliki anggota yang jumlahnya ribuan. Adapula kader yang

tercatat memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) dan adapula yang sifatnya hanya

simpatisan saja. Simpatisan Golkar itu tidak pernah hilang artinya meskipun

tidak memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) tetapi ia simpati dengan Partai

Golkar karena mereka tahu rentang sejarah dan para pendahulu Golkar yang

cukup cakap dalam kepemimpinannya dan memiliki kemampuan yang

mumpuni.

B.3. Tujuan dan Program Kerja

Tujuan dibentuknya partai Golkar Tangerang Selatan adalah sama tujuan

awal karena daerah lokal seperti Tangerang Selatan berangkat dari hulu pusat,

Golkar itu lahir dengan sistem politik yang dimiliki, bagian dari instrumen

politik maupun pemerintah sudah membuktikan terlepas dari lebih kurangnya

Partai Golkar dibuktikan selama 32 tahun di bawah kepemimpinan Soeharto

banyak yang didapatkan manfaatnya memang tidak sedikit pula dampak

negatifnya. Oleh karena itu, pro-kontra yang terjadi baik di internal maupun

62 Hasil wawancara dengan Aminudin (Pengurus Partai Golkar Kota Tangerang Selatan),

pada tanggal 16 Maret 2019 pukul 10.05 WIB di Kediamannya.

Page 60: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

44

eksternal merupakan suatu hal yang wajar karena di dunia ini tidak ada yang

sempurna karena itu semua bagian dari sebuah dinamika.63

Iie Suhrowardi menambahkan bahwa pembentukan Partai Golkar awalnya

adalah terdiri dari gabungan organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti kino,

seperjuangan yang sama-sama merumuskan mencegah bahaya latin dan

pengaruh-pengaruh atau paham-paham komunis.64 Meskipun Partai Golkar

Tangerang Selatan memiliki kiprah yang sangat bagus, tidak terlepas dari

kendala seperti black campaign, saling menjatuhkan lawan dan lebih kepada

masalah dari luar (eksternal). Tetapi, tidak menutup kemungkinan di internal pun

juga ada, namun hanya terjadi gesekan kepentingan saja yang disebabkan oleh

sesama anggota yang tidak mendapatkan posisi atau mungkin tidak

diakomodirnya kepentingan mereka sehingga para elit tersebut mengeluarkan

statement-statement yang terkadang pada akhirnya membuat masyarakat

menjadi bingung.

Adapun program kerja dari Partai Golkar Kota Tangerang Selatan yang

merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Walikota karena Walikota Tangerang Selatan adalah Ketua Dewan Pimpinan

Daerah (DPD) Partai Golkar Tangerang Selatan. Visi dan misi dari Partai Golkar

Kota Tangerang Selatan itu adalah membangun Kota Tangerang Selatan mulai

dari infrastruktur sampai pembangunan sumber daya manusia artinya

63 Hasil wawancara dengan Aminudin (Pengurus Partai Golkar Kota Tangerang Selatan),

pada tanggal 16 Maret 2019 pukul 10.18 WIB di Kediamannya. 64 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 14.40 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan.

Page 61: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

45

keberadaan Partai Golkar Kota Tangerang Selatan paling tidak harus bermanfaat

bagi masyarakat Tangerang Selatan.65

Iie Suhrowardi juga menambahkan, bahwa program kerja Partai Golkar

Kota Tangerang Selatan mengacu pada Musyawarah Nasional (Munas)

kemudian Rapat Pimpinan (Rapim) dan Rapat Kerja (Raker), artinya semua

kegiatan partai dituangkan ke dalam rapat kerja untuk menghasilkan beberapa

kegiatan, di antaranya meliputi: Pertama, mengembalikan citra Partai Golkar

yang selama reformasi ini mulai menurun, sehingga Partai Golkar

mendeklarasikan dirinya sebagai partai yang modern, partai yang mengevaluasi

kinerja baik kepercayaan serta dedikasinya pada masyarakat atau bangsa ini.

Kedua, munculnya slogan baru yang dahulunya berbunyi “Suara Golkar

Suara Rakyat” sekarang diganti dengan slogan “Golkar Bersih, Golkar Bangkit,

Golkar Maju dan Golkar Menang”. Bersih artinya seperti diketahui bahwa

terdapat beberapa kader-kader Golkar yang tersandung oleh kasus korupsi,

sehingga Partai Golkar ingin merubah citra tersebut dengan slogan barunya

sebagai jargon untuk mencapai kejayaan Partai Golkar kembali dan menghapus

image yang tidak baik pada masyarakat yang dapat membuat citra Partai Golkar

itu menurun.66

65 Hasil wawancara dengan Aminudin (Pengurus Partai Golkar Kota Tangerang Selatan),

pada tanggal 16 Maret 2019 pukul 10.22 WIB di Kediamannya. 66 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 14.44 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan.

Page 62: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

46

BAB IV

POLA REKRUTMEN PEREMPUAN DALAM PARTAI GOLKAR KOTA

TANGERANG SELATAN TAHUN 2014

A. Pola Rekrutmen Partai Golkar

Partai politik adalah sebuah kelompok yang terorganisir yang anggota-

anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai, visi dan misi, cita-cita dan tujuan yang

sama untuk memperoleh jabatan politik tertentu dengan cara konstitusional.67

Dalam struktur dan sistem politik, partai politik bertanggung jawab dalam

melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Oleh karena itu, partai politik

harus menjalankan fungsi rekrutmen dengan sebaik-baiknya. Rekrutmen yang

dimaksud adalah proses penyeleksian calon kandidat yang sesuai dengan nilai-nilai

dan ideologi partainya guna mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.68

Menurut Ramlan Surbakti, rekrutmen politik merupakan proses penyeleksian

atau pemilihan dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk

melaksanakan tugasnya dalam pemerintahan.69

Pada masa pemerintahan orde baru, proses rekrutmen politik masih

menggunakan sistem tertutup, pengaruh yang sangat dominan terletak pada

pemerintah pusat yaitu Presiden Soeharto. Dalam proses perekrutannya tidak

melibatkan masyarakat, tetapi berdasarkan pada patronase politik. Akibatnya, tidak

67 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 403-404. 68 Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di

Era Demokrasi, h. 70. 69 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 1992), h. 118.

Page 63: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

47

jarang ditemukan pemimpin tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak

khususnya masyarakat, karena dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya

dengan baik. Hal ini terlihat pada jabatan pimpinan partai politik, di mana ketua

partai politiknya berasal dari dukungan pemerintah bukan dari basis dukungan

massa.

Demikian pula halnya dalam proses rekrutmen di tingkat lokal, di mana

proses pemilihan gubernur atau kepala desa, tidak melibatkan masyarakat di

dalamnya karena ditentukan oleh kekuatan pemerintah pusat. Pada masa reformasi,

tidak mengalami banyak perubahan patronase politik masih mewarnai sistem

politik di Indonesia. Terdapat satu perubahan yang sangat kentara pada proses

rekrutmen di era reformasi yaitu pada proses rekrutmen yang berdasarkan

persetujuan ketua partai penguasa.70

A.1. Prosedur Rekrutmen Partai Golkar

Pada dasarnya, proses rekrutmen politik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Pertama, sistem rekrutmen politik terbuka adalah sistem rekrutmen yang

memberikan kesempatan pada masyarakat apabila sudah memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dan berkompeten, sehingga mempunyai kesempatan yang sama

untuk menduduki jabatan politik maupun pemerintahan. Kedua, sistem rekrutmen

politik tertutup adalah sistem rekrutmen politik yang hanya memberikan

kesempatan kepada orang-orang tertentu seperti teman dekat dari elit partai atau

seseorang yang mempunyai kedekatan dengan partai, pengusaha, atau individu-

70 Hendra Sukmana dan Arsiyah, “Model Rekrutmen Calon Anggota Legislatif oleh Partai

Politik di DPD Partai Golkar Kabupaten Sidoarjo”, dalam JKMP (ISSN. 2338-445X), No. 2, Vol. 1,

September 2013, h. 158.

Page 64: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

48

individu yang mempunyai latarbelakang sosial yang sama seperti agama, daerah,

etnis, suku, bahkan berasal dari keluarga elit tersebut, maka dengan mudah

seseorang untuk masuk didalamnya.71

Berdasarkan kedua proses rekrutmen politik tersebut, dapat diketahui bahwa

prosedur semi-terbukalah yang digunakan oleh Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan dalam proses rekrutmen calon legislatifnya. Prosedur semi-terbuka adalah

dalam proses rekrutmennya diutamakan dari internal partai, dengan menempatkan

kader-kadernya dahulu yang dicalonkan menjadi caleg, kader-kader tersebut

biasanya berasal dari pengurus partai, sayap-sayap partai, dan organisasi yang

didirikan maupun yang mendirikan Partai Golkar. Selain itu, masyarakat luas

memiliki kesempatan yang sama untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon

legislatif, asalkan memiliki kompetensi yang memadai sebagai caleg.72

A.2. Kriteria Khusus bagi Para Calon Legislatif Partai Golkar

Partai Golkar merupakan partai besar yang berpengalaman dalam Pemilu,

meskipun terbilang sebagai partai yang cukup berpengalaman, para elit partai

golkar sangat berhati-hati dalam melakukan proses rekrutmen politiknya. Partai

Golkar sendiri memiliki kriteria khusus yang harus dimiliki oleh caleg-calegnya.

Berdasarkan Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Nomor: KEP-

227/DPP/GOLKAR/I/2013 tentang Pedoman Penyusunan Daftar Calon anggota

71 Lili Romli, Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuatan Jawara: Studi Kasus

Pencalonan Caleg di Provinsi Banten 2004, (Jakarta: LIPI, 2005), h. 19. 72 Hasil wawancara dengan Rachmat Hidayat (Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai

Golkar Tangerang Selatan), pada tanggal 29 Maret 2019, pukul. 14.03 WIB di Roti Bakar Eddy

Sektor 9 Bintaro.

Page 65: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

49

DPR-RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Partai Golkar, adapun

kriteria tersebut adalah:73

a. Memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan tugas-tugas sebagai

anggota legislatif.

b. Memiliki pengabdian dan rekam jejak yang baik selama aktif di Partai Golkar.

c. Memiliki Prestasi, Dedikasi, Disiplin, Loyalitas, dan Tidak Tercela (PD2LT).

d. Memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Undang-Undang.

Kriteria-kriteria di atas belum mampu menentukan para caleg itu dapat lolos

begitu saja, melainkan harus melewati tahap-tahapan lain agar dapat maju dalam

pemilu, salah satunya adalah tata cara penentuan daftar calon anggota legislatif

Partai Golkar. Dalam rangka menentukan daftar calon anggota legislatif dilakukan

penilaian terhadap kader bakal calon anggota legislatif meliputi:

a. Aspek Pengabdian

adalah rekam jejak kader yang baik selama aktif di dalam Partai Golkar seperti

aktif sebagai pengurus partai, anggota fraksi, sayap partai, dan pengurus ormas

yang didirikan maupun yang mendirikan.

b. Aspek Elektabilitas

adalah peluang terpilihnya seorang kader yang dilihat dari sisi basis dukungan

massa. Sejauh mana elektabilitas calon legislatif di lingkungan atau di daerah

pemilihan.

c. Aspek Pendidikan Fungsionaris

adalah suatu bentuk orientasi bagi calon legislatif guna mengukur sejauh mana

caleg tersebut memenuhi persyaratan sebagai caleg atau tidak.

d. Aspek Pendidikan

adalah latarbelakang pendidikan dari seorang kader, seperti pendidikan formal,

non formal, dan pendidikan kepartaian.

Kemudian terdapat usulan dari Ketua DPD Partai Golkar Tangerang Selatan,

Airin Rachmi Diany yang mengemukakan bahwa setiap orang berhak untuk

73 Teguh Adi Prasojo, “Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Partai

Golkar untuk DPRD Jateng Periode 2014-2019”, dalam POLITIKA, No. 2, Vol. 4, Tahun Oktober

2013, h. 22.

Page 66: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

50

mempunyai kesempatan yang sama sebagai jenjang politisi, setiap calon legislatif

yang terpilih kemudian mewakili Partai Golkar pada ajang pemilu, harus mengikuti

beberapa tahapan-tahapan atau mekanisme yang harus dilaksanakan, salah satunya

yaitu pendidikan fungsionaris. Pendidikan fungsionaris merupakan syarat utama

bagi para calon legislatif. Pendidikan fungsionaris merupakan barometer atau alat

ukur untuk mengukur para kader atau calon legislatif yang benar-benar memenuhi

syarat sebagai calon legislatif.74

A.3. Sumber-Sumber Rekrutmen Partai Golkar

Menurut Rachmat Hidayat, terdapat beberapa sumber-sumber rekrutmen yang

menjadi pertimbangan Partai Golkar untuk menyeleksi para calon legislatifnya, di

antaranya meliputi: Pertama, diutamakan para pengurus Partai Golkar yang

berdasarkan notabene yang berdomisili di Tangerang Selatan, tak jarang ditemukan

pula anak-anak dari tokoh masyarakat seperti lurah dan camat yang merupakan

hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Dari hasil itu kemudian dilakukan

pengkaderan, pengkaderan yang dimaksud adalah berupa ajakan untuk masuk ke

dalam struktur kepengurusan baik di tingkat Kelurahan, Kecamatan, maupun

Kota.75

Kedua, organisasi kemasyarakatan yang didirikan seperti Kesatuan Perempuan

Partai Golkar (KPPG), Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), dan Angkatan

Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) maupun organisasi yang mendirikan Partai

74 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 14.55 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan. 75 Hasil wawancara dengan Rachmat Hidayat (Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai

Golkar Tangerang Selatan), pada tanggal 29 Maret 2019, pukul. 13.45 WIB di Roti Bakar Eddy

Sektor 9 Bintaro.

Page 67: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

51

Golkar seperti Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Sentral

Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), dan Koperasi Simpan Tabungan

Gotong Royong (Kosgoro).76

Tidak hanya itu saja, Iie Suhrowardi77 menambahkan bahwa sumber-sumber

rekrutmen dapat diambil dari sayap-sayap Partai Golkar yaitu Angkatan Muda

Partai Golkar (AMPG) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), pengurus

badan dan lembaga yang dibentuk Partai Golkar.

Tidak jarang ditemukan bahwa tokoh masyarakat yang berasal dari (tokoh

agama, akademisi, budayawan dan profesional lainnya) yang memiliki kompetensi

dan popularitas juga menjadi bagian dari persyaratan calon legislatif yang akan

direkrut oleh Partai Golkar Kota Tangerang Selatan. Tetapi tidak menutup

kemungkinan bagi siapa saja yang ingin mendaftarkan dirinya sebagai calon

legislatif, asalkan ia aktif di organisasi dan partai politik, serta memiliki basis

dukungan massa yang banyak.78

B. Rekrutmen Perempuan di Partai Golkar

Demokrasi merupakan jalan alternatif yang memungkinkan terciptanya

kesempatan yang luas, wewenang dan partisipasi dari warga negaranya untuk

mengatur hidupnya sendiri dengan melalui berbagai cara, seperti bertukar pikiran,

berdemonstran, berkumpul, dan lainnya dengan asas persamaan dan keadilan.79

76 Hasil wawancara dengan Diana Syukrillah (Calon Legislatif Perempuan DPRD

Tangerang Selatan), pada tanggal 16 Desember 2018, pukul. 15.35 WIB di McDonald’s. 77 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 14.57 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan. 78 Hasil wawancara dengan Rachmat Hidayat (Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu)

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal 29 Maret 2019 pukul 13.48 WIB di Roti Bakar

Eddy Sektor 9 Bintaro. 79 Mansour Fakih, Analis Gender dan Transformasi Sosial, h. 165.

Page 68: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

52

Demokrasi merupakan sistem politik di mana demokrasi memberikan ruang

untuk rakyat menggunakan hak pilih, berpendapat, berkumpul, dan lainnya. Maka

dari itu, demokrasi dicirikan oleh adanya dominasi laki-laki khususnya pada sektor

publik sehingga ada anggapan bahwa tidak perlu melibatkan perempuan di

dalamnya.

Dalam sistem demokrasi, melibatkan kepentingan rakyatnya menjadi sebuah

keharusan tanpa terkecuali peran perempuan. hampir dari separuh penduduk

Indonesia terdiri dari perempuan. Oleh karena itu, demokrasi harus mampu

menciptakan sistem yang berbasis kesetaraan gender dan melibatkan perempuan

dalam pembuatan keputusan dalam berbagai kesempatan.80

Sebagaimana dikutip oleh Mansour Fakih, Ann Oakley, mengemukakan bahwa

gender bukan perbedaan biologis atau bersifat kodrati, melainkan perbedaan

perilaku antara laki-laki dengan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial.

Gender dapat berubah-ubah misalnya dari waktu ke waktu, tempat ke tempat

bahkan dari kelas ke kelas, sedangkan jenis kelamin tidak dapat berubah atau

bersifat kodrati.81

Mansour Fakih menegaskan bahwa dengan adanya perbedaan gender maka

akan menimbulkan ketidakadilan gender, seperti: terjadinya marginalisasi

(kemiskinan ekonomi) terhadap kaum perempuan, terjadinya subordinasi pada laki-

laki yang beranggapan bahwa laki-laki lah yang paling dominan, streotipe negatif,

80 Azza Karam dkk, Perempuan di Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah, Bukan Sekedar

Hiasan, h. 6. 81 Mansour Fakih, Analis Gender dan Transformasi Sosial, h. 71-72.

Page 69: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

53

terjadinya tindak kekerasan, dan biasanya perempuan memiliki beban pekerjaan

yang jauh lebih berat dan lama dari pada laki-laki.82

B.1. Kriteria-Kriteria dalam Proses Rekrutmen Perempuan

Perempuan merupakan suatu keharusan di dalam struktur partai, baik di

tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan, dengan melibatkan sekurang-

kurangnya 30% komposisi perempuan didalamnya. Partai Golkar mempunyai

kriteria penilaian tersendiri untuk melakukan seleksi kepada kader-kadernya

sehingga nantinya kader-kader yang terpilih merupakan kader-kader yang berkualitas

dalam arti tidak sembarangan kader akan dengan mudah mendapatkan ruang untuk

menduduki posisi sebagai anggota legislatif.

Tidak jauh berbeda dengan proses rekrutmen pada umumnya, proses rekrutmen

perempuan juga memiliki beberapa kriteria, di antaranya sebagai berikut: Pertama,

aktif dalam berbagai organisasi baik politik, sosial, ekonomi, dan lainnya. Kedua,

aktif dalam kepengurusan dan sayap partai. Ketiga, memiliki kemampuan yang

mumpuni atau memenuhi syarat sebagai caleg. Unsur terpenting dalam proses

rekrutmennya Partai Golkar Kota Tangerang Selatan adalah diambil melalui dua

sayap partai yang berasal dari satu badan dengan DPD Partai Golkar yaitu Angkatan

Muda Partai Golkar (AMPG) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG).83

B.2. Mekanisme Rekrutmen Perempuan yang Berbasis Gender

Partai Golkar memilik sayap partai yang bernama Kesatuan Perempuan Partai

Golkar (KPPG). Melalui KPPG itulah cara Partai Golkar dalam merekrut kader-

82 Mansour Fakih, Analis Gender dan Transformasi Sosial, h. 147-151. 83 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 14.58 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan.

Page 70: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

54

kader perempuan. Jadi, keterlibatan perempuan di dalam Partai Golkar dinaungi

oleh sayap partai atau yang dikenal dengan Kesatuan Perempuan Partai Golkar

(KPPG). Hal itu menunjukkan bahwa Partai Golkar memberikan tempat khusus

bagi perempuan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Hal itu

dikarenakan, perempuan memiliki loyalitas yang tinggi, militansi, mempunyai

semangat perjuangan yang sangat signifikan sehingga di dalam wadah KPPG ini

diharapkan dapat mengakomodasi semua kegiatan yang berwawasan perempuan.84

Kemudian Rachmat Hidayat menambahkan, di bidang pemberdayaan

perempuan yang diwadahi oleh KPPG ini kerap kali membuat sebuah kegiatan-

kegiatan atau simulasi terhadap perempuan baik berupa keahlian, ketrampilan,

kegiatan-kegiatan usaha mulai dari usaha kecil hingga menengah, terdapat pula

penyuluhan terhadap kesetaraan gender, itu semua merupakan strategi Partai

Golkar dalam merekrut perempuan.85

Dalam proses rekrutmen yang dilakukan oleh Partai Golkar, terlihat jelas

bahwa Partai Golkar merupakan partai yang perduli terhadap keberadaan

perempuan, karena memiliki program-program yang berbasis gender. Selain itu,

Partai Golkar memberikan kesempatan yang sama pada laki-laki dan perempuan

untuk mengembangkan potensi dirinya di dalam struktur kepengurusan, artinya

Partai Golkar sangat memperhatikan proses rekrutmen yang bersifat kesetaraan

gender.

84 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 15.03 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan. 85 Hasil wawancara dengan Rachmat Hidayat (Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu)

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal 29 Maret 2019 pukul 13.52 WIB di Roti Bakar

Eddy Sektor 9 Bintaro.

Page 71: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

55

Misalnya, untuk Daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Pondok Aren pada

tahun 2014 terdapat sebanyak 4 orang, dari 11 kursi yang ada jumlah perempuannya

sebanyak 4 orang, sedangkan di Kecamatan Serpong Utara sebanyak 2 orang,

Kecamatan Ciputat sebanyak 3 orang, Kecamatan Pamulang sebanyak 5 orang, dan

Kecamatan Setu sebanyak 3 orang. Secara keseluruhan total calon legislatif

perempuan sebanyak 17 orang.

Dapat dikatakan bahwa keterwakilan perempuan di Partai Golkar saat ini

secara jumlah caleg-caleg perempuan di daerah pemilihan baik di tingkat nasional

maupun lokal sudah memenuhi persyaratan yaitu kuota 30% seperti apa yang

dianjurkan oleh Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum.

C. Faktor-Faktor Penyebab Absennya Anggota Legislatif Perempuan di

DPRD Kota Tangerang Selatan

Dalam pola rekrutmen perempuan dalam partai Golkar Kota Tangerang

Selatan, tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan atau kendala-kendala dari

caleg perempuan untuk terlibat aktif dalam ruang publik. Oleh karena itu, penulis

memaparkan faktor-faktor yang menjadi penyebab tidak adanya anggota legislatif

perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan.

Pertama, ketika perempuan menjadi seorang politisi, berbagai hambatan tentu

saja dialami oleh perempuan. Menurut Diana Syukrillah, terdapat dua kendala yang

dialami oleh perempuan, yaitu: Pertama, peran ganda yang dimilikinya yang tidak

dapat mobile seperti laki-laki seperti harus mengurusi anak-anak dan suaminya

apabila ia adalah seorang ibu rumah tangganya, setelah semuanya selesai lalu baru

bisa untuk sosialisasi ke masyarakat. Kedua, adanya anggapan bahwa pendidikan

Page 72: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

56

dan kemampuan politik perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Sehingga

strategi yang dilakukan perempuan itu dengan berusaha door to door dan juga

masuk kedalam komunitas perempuan seperti majelis taklim.86

Kemudian Raras Yudiana Erawati menambahkan, bahwa terbatasnya akses

serta dukungan partai membuat perempuan kesulitan untuk bersaing terutama

bersaing dengan sesama perempuan itu sendiri apalagi bersaing dengan laki-laki.

Selain itu, proses seleksi kandidat partai politik yang masih didominasi oleh laki-

laki. Hal ini yang membuat posisi perempuan kerap kali berada posisi yang tidak

menguntungkan.87

Selain itu, sebuah negara yang menganut sistem patriarki seperti Indonesia,

kesempatan untuk perempuan duduk atau menjabat di ruang publik relatif dibatasi

karena persepsi masyarakat mengenai pembagian peran antara laki-laki dan

perempuan, yang cenderung menempatkan perempuan pada urusan rumah tangga

(sektor domestik).88

Kedua, Iie Suhrowardi menambahkan bahwa Undang-Undang hanya

menetapkan kuota 30% untuk calon perempuan di dalam mengikuti pemilu

legislatif. Tetapi di dalam Undang-Undang itu sendiri tidak ada keberpihakan

terhadap perempuan secara masif, artinya tidak ada pengecualian perempuan secara

otomatis untuk menjadi pemenang. Tetapi mereka mempunyai hak-hak politik yang

86 Hasil wawancara dengan Diana Syukrillah (Caleg Perempuan DPRD Tangerang

Selatan), pada tanggal 16 Desember 2018 pukul. 15.20 WIB di McDonald’s. 87 Hasil wawancara dengan Raras Yudiana Erawati (Caleg Perempuan DPRD Tangerang

Selatan), pada tanggal 28 Maret 2019 pukul. 16.18 WIB di Kediamannya. 88 Hasil wawancara dengan Raras Yudiana Erawati (Caleg Perempuan DPRD Tangerang

Selatan), pada tanggal 28 Maret 2019 pukul. 16.21 WIB di Kediamannya.

Page 73: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

57

sama, hak-hak untuk merekrut konstituen yang sama tetapi tetap yang menentukan

adalah elektabilitas dari masing-masing calon legislatif itu sendiri.89

Ketiga, menurut Rachmat Hidayat terdapat persaingan yang ketat di lingkup

internal partai yang merupakan unsur terpenting absennya anggota legislatif

perempuan, karena Partai Golkar terdiri dari kader-kader atau tokoh-tokoh besar

seperti mantan lurah, camat, dan lainnya. Pada akhirnya, caleg-caleg perempuan ini

kalah dalam pertarungan di internal partai. Padahal jika dibandingkan dengan

partai-partai lain, suara yang didapat Partai Golkar cukup tinggi, misalnya di Dapil

Pondok Aren, Ida Farida yang merupakan caleg sekaligus ketua KPPG

mendapatkan suara yang cukup banyak, bahkan caleg laki-laki dari Partai PDI-P

suaranya masih kalah banyak. Tetapi karena memang di Partai Golkar itu isinya

terdiri dari petarung semua atau tokoh-tokoh besar yang memiliki elektabilitas dan

popularitas, sehingga caleg-caleg perempuan ini merasa kurang percaya diri untuk

bersaing dengan tokoh-tokoh besar yang mencalonkan diri sebagai caleg dan

akhirnya kalah.90

Keempat, terlihat jelas bahwa budaya patriarki masih mengakar kuat dalam

Pemilu 2014, dominasi laki-laki menjadi penyebab utamanya, sehingga dalam

kompetisi pemilu pada akhirnya perempuan kalah karena caleg-caleg laki-lakinya

berasal dari tokoh-tokoh yang besar. Meskipun kesempatan sudah diberikan, akan

89 Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I Organisasi dan

Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal

28 Maret 2019 pukul 15.06 WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan. 90 Hasil wawancara dengan Rachmat Hidayat (Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu)

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal 29 Maret 2019 pukul 13.55 WIB di Roti Bakar

Eddy Sektor 9 Bintaro.

Page 74: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

58

tetapi budaya patriarki ini tidak dapat dihilangkan dari proses demokrasi di

Indonesia.

Selain itu, pada tahun 2014 Partai Golkar hanya memfokuskan pada perolehan

suaranya saja agar bisa memimpin di parlemen. Alhasil, Partai Golkar menang dan

berhasil memimpin di parlemen, meskipun keterwakilan perempuannya belum ada

di DPRD Kota Tangerang Selatan.

Kelima, berdasarkan penuturan dari Rachmat Hidayat yang mengatakan bahwa

Dapil yang memperoleh suara terendah berada di Dapil Ciputat Timur, di mana

Partai Golkar memperoleh suara sebesar 10.156 suara. Adapun penyebabnya yaitu

caleg perempuan kurang maksimal dalam sosialisasi di masyarakat sehingga gagal

dalam menarik hati masyarakat.91

Menurut Lasiah yang merupakan tokoh masyarakat yang tinggal di Dapil

Ciputat Timur di mana Partai Golkar memperoleh suara terendah di daerah tersebut

yang mengatakan bahwa modal sosial yang dibangun oleh caleg perempuan Partai

Golkar Kota Tangerang Selatan dinilai kurang berhasil dalam menarik hati

masyarakat khususnya masyarakat di Ciputat Timur. Hal ini dikarenakan para

caleg-caleg perempuannya berasal dari kalangan ibu rumah tangga, istri, kerabat

maupun keluarga para elit partainya sehingga masyarakat enggan untuk

memilihnya karena ditakutkan akan melakukan tindak korupsi guna

melanggengkan kekuasaannya.92

91 Hasil wawancara dengan Rachmat Hidayat (Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu)

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal 05 September 2019 pukul 14.45 WIB Via

Telefon di WhatsApp. 92 Hasil wawancara dengan Lasiah (Tokoh masyarakat yang tinggal di Dapil Ciputat

Timur), pada tanggal 06 September 2019 pukul 14.42 WIB di Kediamannya.

Page 75: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

59

Kemudian, Saonah menambahkan bahwa caleg perempuan dari Partai Golkar

berbeda dengan caleg perempuan dari partai politik lain misalnya seperti Partai

Keadilan Sejahtera (PKS) yang cenderung lebih berani untuk tampil ke masyarakat.

Selain itu, caleg perempuan dari Partai PKS memiliki rekam jejak yang baik dan

berpengalaman terbukti selama 2 periode Partai PKS ini mengalami peningkatan

pada jumlah caleg perempuannya serta mempunyai jiwa atau solidaritas yang

tinggi, dapat dilihat pada saat kampanye menjelang pemilu terdapat sekelompok

perempuan yang mengkampanyekan salah satu teman atau kerabatnya yang

mencalonkan dirinya sebagai caleg dengan melakukan door to door keliling

kampung. Hal ini yang melatarbelakangi masyarakat Ciputat Timur lebih memilih

caleg perempuan dari partai politik lain daripada Partai Golkar.93

Berdasarkan hasil penelitian di atas, menurut hemat penulis bahwa peran ganda

saat ini sudah tidak berlaku karena ada calon anggota legislatif perempuan dari

partai politik lain yang mampu mendapatkan suara yang signifikan atau terpilih.

Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi absennya caleg perempuan yaitu:

ongkos atau biaya, kurang menjalin komunikasi sehingga belum dikenal oleh

masyarakat terkait dengan popularitas, dan kurangnya strategi pemasaran. Jadi,

bukan satu-satunya faktor pola rekrutmen yang menjadikan caleg perempuan tidak

terpilih.

93 Hasil wawancara dengan Saonah (Tokoh masyarakat yang tinggal di Dapil Ciputat

Timur), pada tanggal 06 September 2019 pukul 14.44 WIB di Kediaman Lasiah.

Page 76: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan teori rekrutmen politik dari Riri Romli yang menyatakan bahwa

ada dua bentuk pola rekrutmen yaitu rekrutmen terbuka dan rekrutmen tertutup.

Dalam proses rekrutmen calon anggota legislatif perempuannya, Partai Golkar Kota

Tangerang Selatan menggunakan prosedur semi-terbuka yang artinya

mengutamakan kader-kadernya dahulu sebagai kekuatan internal partai. Selain itu,

seseorang yang memiliki kedekatan dengan elit partai dan tak jarang berasal dari

keluarga elit tersebut atau disebut berdasarkan patronase politik, juga menjadi

bagian yang menentukan dalam proses rekrutmen caleg. Pada dasarnya, semua

orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mendaftarkan dirinya sebagai

calon legislatif asalkan memenuhi syarat sebagai caleg dan berkompeten.

Selain itu, Partai Golkar memiliki kriteria penilaian untuk para kader-kader

terbaiknya yang nantinya akan dicalonkan sebagai calon legislatif, yaitu: Pertama,

aktif dalam organisasi maupun partai politik; Kedua, aktif dalam kepengurusan dan

sayap partai. Ketiga, memiliki kemampuan yang mumpuni atau memenuhi syarat

sebagai calon legislatif. Sehingga kader-kader yang terpilih merupakan kader-kader

yang berkualitas dalam arti bukan kader ala kadarnya atau kader sembarangan.

Partai Golkar dalam merekrut perempuan yang nantinya akan dijadikan sebagai

calon legislatif diambil dari sayap partai yaitu Kesatuan Perempuan Partai Golkar

(KPPG), KPPG dijadikan tempat atau wadah untuk mengembangkan aspirasi dan

Page 77: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

61

berbagai kepentingan-kepentingan perempuan dalam bentuk kegiatan-kegiatan dan

pelatihan.

Dalam proses rekrutmen perempuan yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota

Tangerang Selatan terlihat jelas bahwa Partai Golkar merupakan partai yang

berbasis gender, dengan menempatkan kepentingan-kepentingan perempuan dalam

sayap Partai Golkar yaitu KPPG. Di dalam KPPG inilah, terdapat kader-kader

perempuan terbaik yang nantinya akan dijadikan calon legislatif oleh Badan

Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan untuk

mewakili partainya.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat melalui wawancara dengan beberapa

narasumber, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa penyebab tidak adanya

anggota legislatif perempuan dari Partai Golkar Kota Tangerang Selatan, yaitu:

Pertama, ketika perempuan berada di ruang publik atau menjadi politisi tidak

terlepas dari berbagai kendala-kendala yang mereka hadapi seperti peran ganda

yang dimiliki perempuan, anggapan bahwa pendidikan dan kemampuan yang

dimiliki perempuan cenderung lebih rendah, terbatasnya akses dukungan dari partai

politik dan budaya patriarki dalam masyarakat.

Kedua, Undang-Undang hanya menetapkan kuota 30% untuk calon perempuan

dalam Pemilu, tidak mengharuskan perempuan untuk menang. Ketiga, adanya

persaingan ketat terutama dalam internal partai. Keempat, budaya patriarki dalam

struktur sosial masyarakat yang masih mengakar kuat pada Pemilu 2014 sehingga

perempuan pada akhirnya kalah karena laki-laki masih mendominasi dalam

kompetisi tersebut. Selain itu, Partai Golkar Kota Tangerang Selatan hanya

Page 78: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

62

memfokuskan pada perolehan suara, bagaimana Partai Golkar mendulang suara

sebanyak-banyaknya.

Kelima, lemahnya modal sosial yang dibangun oleh calon anggota legislatif

perempuan dari Partai Golkar Kota Tangerang Selatan yang masih menggunakan

sistem kekerabatan dan nepotisme yang kuat di kalangan elit partai dalam proses

rekrutmennya, kurangnya sosialisasi ke masyarakat sehingga masyarakat tidak

mengenal caleg-caleg perempuan dari Partai Golkar dan caleg perempuan dari

Partai Golkar tidak memiliki solidaritas yang tinggi atau ikatan persatuan yang kuat

seperti caleg-caleg perempuan dari partai politik lain.

B. Saran

B.1. Saran Praktis

Dengan adanya penelitian skripsi ini, maka perlu diperhatikan lagi proses

rekrutmen politik khususnya bagi Partai Golkar Kota Tangerang Selatan karena

proses rekrutmen yang digunakan hanya berpihak pada kepentingan elit partai atau

sekelompok orang tertentu yang berdasarkan patronase politik. Sehingga caleg-

caleg perempuan yang dicalonkan merupakan kepanjangan tangan untuk

melanggengkan kekuasaannya. Oleh karena itu, proses rekrutmen calon anggota

legislatif perempuan perlu dibenahi, apabila dibiarkan terus-menerus akan

berakibatnya pada elektabilitas dan citra partai di kalangan masyarakat.

B.2. Saran Akademik

Hasil penelitian skripsi ini memiliki banyak sekali kekurangan karena hanya

memfokuskan pada pola rekrutmen calon anggota legislatif perempuan dalam

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan. Diharapkan untuk kedepannya, lebih banyak

Page 79: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

63

peneliti yang membahas tentang rekrutmen perempuan yang dikaji secara

mendalam dengan mengkaitkan beberapa aspek-aspek yang belum dikemukakan

dan dikembangkan pada penelitian ini.

Page 80: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

64

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Andriana, Nina dkk. Perempuan, Partai Politik, dan Parlemen: Studi Kinerja

Anggota Legislatif Perempuan di Tingkat Lokal. Jakarta: Pusat Penelitian

Politik LIPI, 2012.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

Cahyono, Heru. dkk. Potret Pelanggaran Pemilu 1999. Jakarta: Solidarity Center,

2000.

Cleves, Mose J. Gender dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Effendy, Bachtiar. et.al., Beringin Membangun Sejarah Partai Golkar. Jakarta:

Grafindo Khazanah Ilmu, 2012.

Fakih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996.

Firmanzah. Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi

Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Hadiz, Liza. Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru: Pilihan Artikel

Prisma. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2004.

Harrison, Lisa. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Prenada Media Group,

2009.

Hasyim, Syafiq. Perempuan Indonesia Memimpin Masa Depan. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 2001.

Heywood, Andrew. Global Politics. Mac Millan: Palgrave Foundations, 2011.

Holzsner. Pendekatan-Pendekatan Dasar dalam Analisis Gender. Malang: Loka

Karya Gender Program Pasca Sarjana (PPS) Universitas Brawijaya, 2004.

Ikhsan, Fitron Nur. Selayang Pandang Kota Tangerang Selatan – Kota Kami

Rumah Kami. Tangerang Selatan: Bagian Humas dan Protokol Pemkot

Tangerang Selatan. Cet: Pertama, 2012.

Karam, Azza dkk. Perempuan di Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah, Bukan

Sekedar Hiasan. Jakarta: Yayayan Jurnal Perempuan, 1999.

Page 81: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

65

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Labolo, Muhadam dan Teguh Ilham. Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum

di Indonesia: Teori, Konsep dan Isu Strategis. Jakarta: Rajawali Pers,

2015.

Lycette, Margaret. Adjusting Project to Overcome Constrant on Women

Participation Forum. USAID, 1994.

Malahayati. I’m The Boss. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010.

Mas’ud, Mochtar dan Colin Mac Andrews. (Editor). Perbandingan Sistem Politik.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1978.

Megawangi, Ratna. Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru tentang Relasi

Gender. Bandung: Mizan, 1999.

Murniati, A. Nunuk P. Getar Gender: Perempuan Indonesia Dalam Perspektif

Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum dan HAM. Magelang: Yayasan Indonesia

Tera, 2004.

Nainggolan, Bestian.et.al., Kompaspedia: Partai Politik Indonesia 1999-2019:

konsentrasi dan dekonsentrasi kuasa. Jakarta: Kompas Media Nusantara,

2016.

Plano, Jack C. dkk. Kamus Analisis Politik. terj. Jakarta: Rajawali, 1985.

Romli, Lili. Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuatan Jawara: Studi Kasus

Pencalonan Caleg di Provinsi Banten 2004. Jakarta: LIPI, 2005.

Seligman, Lester G. Perekrutan Kaum Elit dan Pembangunan Politik. dalam Aidit

dan Zaenal AKSP. Ed. Elit dan Modernisasi. Yogyakarta: Liberty, 1989.

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta, 2011.

Sumiarni, Endang. Gender dan Feminisme. Yogyakarta: Wonderful Publishing

Company, 2004.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 1992.

Susiana, Sali. Representasi Perempuan dalam Lembaga Legislatif. Jakarta: P3DI

Setjen DPR RI dan Azza Grafika, 2013.

Page 82: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

66

Tong, Rosemarie Putnam. Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif

kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra, 1998.

Umar, Nazaruddin. Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an. Jakarta:

Paramadina, 1999.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenada Media Group, 2014.

Jurnal

Budiatri, Aisah Putri. “Bayang-Bayang Afirmasi Keterwakilan Perempuan di

Parlemen Indonesia”, dalam Jurnal Studi Politik Universitas Indonesia,

No. 2. Vol. 1. 2011.

Kemitraan, “Meningkatkan Keterwakilan Perempuan dan Penguatan Kebijakan

Affirmasi”. Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan. 2011

dalam Jurnal Info Singkat Kesejahteraan Sosial. No. 10. Vol. VI. II.

P3DI. Mei 2014.

Mukarom, Zaenal. “Perempuan dan Politik: Studi Komunikasi Politik tentang

Keterwakilan Perempuan di Legislatif” dalam Jurnal Mediator. No. 2.

Vol. 9. Desember 2008.

Prasojo, Teguh Adi. “Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari

Partai Golkar untuk DPRD Jateng Periode 2014-2019”, dalam POLITIKA.

No. 2. Vol. 4. Oktober 2013.

Sukmana, Hendra dan Arsiyah “Model Rekrutmen Calon Anggota Legislatif oleh

Partai Politik di DPD Partai Golkar Kabupaten Sidoarjo”, dalam JKMP

(ISSN. 2338-445X). No. 2. Vol. 1. September 2013.

Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Shobari, Imam. “Kaderisasi Perempuan dalam Partai Politik untuk Meningkatkan

Partisipasi Perempuan di Kabupaten Ponorogo (Studi Kasus di Partai

Golkar dan PKB Kabupaten Ponorogo.”, Skripsi Program Studi Ilmu

Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2017.

Siregar, Alimin. “Rekrutmen Anggota Legislatif Dalam Pemilihan Umum: Studi

Tiga OPP dalam Pemilihan Umum 1999 di Riau”. Disertasi Program

Pascasarjana. Universitas Indonesia. Depok: September. 2003.

Umarama, Ariyanto. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterpilihan

Perempuan di DPRD (Studi Kasus Kabupaten Sleman 2014)”. Program

Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2016.

Page 83: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

67

Wawancara

Hasil wawancara dengan Aminudin (Pengurus Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan), pada tanggal 16 Maret 2019 pukul 10.10-10.22 WIB di

Kediamannya.

Hasil wawancara dengan Diana Syukrillah (Caleg Perempuan DPRD Tangerang

Selatan), pada tanggal 16 Desember 2018 pukul. 15.20-15.35 WIB di

McDonald’s.

Hasil wawancara dengan Iie Suhrowardi (Wakil Sekretaris Bidang I

Organisasi dan Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar

Kota Tangerang Selatan), pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 14.35-15.06

WIB di Kantor Sekretariat DPD Partai Golkar Tangerang Selatan.

Hasil wawancara dengan Lasiah (Tokoh masyarakat di Dapil Ciputat Timur),

pada tanggal 06 September 2019 pukul 14.42 WIB di Kediamannya.

Hasil wawancara dengan Rachmat Hidayat (Ketua Badan Pemenangan Pemilu

(Bapilu) Partai Golkar Kota Tangerang Selatan), pada tanggal 29 Maret

2019 pukul 13.45-14.03 WIB di Roti Bakar Eddy Sektor 9 Bintaro.

Hasil wawancara dengan Raras Yudiana Erawati (Caleg Perempuan DPRD

Tangerang Selatan), pada tanggal 28 Maret 2019 pukul. 16.18-16.21 WIB

di Kediamannya.

Hasil wawancara dengan Saonah (Tokoh masyarakat di Dapil Ciputat Timur),

pada tanggal 06 September 2019 pukul 14.44 WIB di Kediaman Lasiah.

Artikel dan Berita

“Anggota DPRD Periode 2009-2014” artikel diakses pada 19 Desember 2018 dari

http://tangerangselatankota.go.id /ver3/

“Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang Selatan” artikel diakses pada

19 Desember 2018 dari http://dprd-tangselkota.go.id/anggota-dewan/

Dery Ridwansah, “Hari Kartini: Grace Natalie, Susi Pudjiastuti dan Kartini Masa

Kini”, artikel diakses pada 24 Februari 2019 dari

https://m.jawapos.com/nasional/humaniora/21/04/2018/grace-natalie-susi

pudjiastuti-dan-kartini-masa-kini/

Gerintya, Scholastica. “Kuota 30% Perempuan di Parlemen Belum Pernah

tercapai” artikel diakses pada 19 Desember 2018 dari http://tirto.id/

Page 84: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

68

Berita Satu TV, Golkar Dirikan Sekolah Politik Perempuan, pada tanggal 2 Maret

2017 pukul 17.48 WIB.

Page 85: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

69

LAMPIRAN

Hasil Wawancara dengan Iie Suhrowardi S.H selaku Wakil Sekretaris I Bidang

Organisasi dan Tenaga Ahli Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota

Tangerang Selatan pada 28 Maret 2019

Peneliti: Assalamualaikum bapak, perkenalkan nama saya Indah Dwi Wulandari.

Saya mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan

penelitian terkait skripsi saya yang berjudul Perempuan dan Partai Politik: Pola

Rekrutmen Perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Tangerang

Selatan Tahun 2014

Iie Suhrowardi: Waalaikumsalam, iya ada yang bisa saya bantu dek?

Peneliti: Jadi gini pak, saya butuh informasi mengenai rekrutmen perempuan,

sejarah, tujuan, program kerja dan lainnya terkait dengan berdirinya Partai Golkar

Kota Tangerang Selatan pak? Apakah bapak bersedia untuk diwawancarai terkait

penelitian saya tersebut?

Iie Suhrowardi: Ya tentu saja dek. Apa saja yang ingin anda ketahui?

Peneliti: Langsung saja ya pak ke pertanyaan, yang ingin saya tanyakan adalah

dapatkah bapak menceritakan pada saya bagaimana sejarah atau awal terbentuknya

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan ini?

Iie Suhrowardi: Partai Golkar Kota Tangerang Selatan ini berdiri baik secara

kelembagaan di legislatif sudah ada dari mulai Kabupaten Tangerang, tepatnya

setelah adanya peristiwa atau pemekaran Tangerang. Berarti, KPUD Kota

Tangerang Selatan lahir karena sistem pemerintahan yang ada maka harus ada

pembentukan pemerintahan yang didukung oleh lembaga legislatif yaitu DPRD

Kota Tangerang Selatan

Peneliti: Di dalam kepengurusan partai, apakah perempuan dilibatkan atau tidak

pak?

Iie Suhrowardi: Ya tentu saja, karena perempuan adalah wajib hukumnya ada di

dalam kepengurusan partai mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, sampai

kab/kota sekurang-kurangnya 30% didalamnya terdapat perempuan. Terlebih ketua

DPD kita berasal dari perempuan yaitu Ibu Airin Rachmi Diany, maka keterwakilan

perempuan merupakan salah satu syarat berjalannya struktur partai

Peneliti: Kemudian, bagaimana strategi yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota

Tangerang Selatan untuk merekrut kader-kadernya untuk masuk kedalam partai?

Page 86: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

70

Iie Suhrowardi: Jadi, Partai Golkar ini kan memiliki sayap partai. Sayap partai ini

terdiri dari dua yaitu AMPG dan KPPG. AMPG adalah Angkatan Muda Partai

Golkar yang berisi para generasi penerus kaum muda-muda sedangkan KPPG

adalah Kesatuan Perempuan Partai Golkar yang berisi kader-kader perempuan yang

memiliki berbagai kegiatan khususnya yang mengakomodir kepentingan-

kepentingan atau aspirasi dari kaum perempuan. Nah melalui KPPG ini, cara partai

golkar merekrut kader-kader perempuan untuk jadi caleg yang mewakili partainya.

Peneliti: Pada awal berdirinya Partai Golkar Kota Tangerang Selatan strukturnya

terdiri dari apa saja ya pak?

Iie Suhrowardi: Sejak berdirinya Partai Golkar Tangerang Selatan ini udah dua kali

pergantian masa kepemimpinan, yang pertama dipimpin oleh Bapak Alm. H.

Muhammad Kanung, karena beliau meninggal pada masa jabatannya. Kemudian

digantikan oleh Ibu Hj. Airin Rachmi Diany sampai saat ini sehingga pada saat itu

sempat terjadi kevakuman kepemimpinan selama 2 tahun.

Peneliti: Kalau boleh saya tahu, program kerja dari Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan itu apa saja ya pak?

Iie Suhrowardi: Program kerja Partai Golkar itu ya berpacu pada rapat pimpinan

yaitu rapat kerja di mana semua kegiatan partai itu kemudian dituangkan di dalam

rapat itu, yang kemudian menghasilkan beberapa kegiatan seperti mengembalikan

citra Partai Golkar pada saat reformasi yang mulai terpuruk. Sehingga, Partai

Golkar ini sekarang adalah partai yang modern, partai yang mengevaluasi baik

kinerja maupun kepercayaan masyarakat. Kemudian, muncul istilah atau slogan

baru dari Partai Golkar yaitu “Golkar Bersih, Golkar Bangkit, Golkar Maju dan

Golkar Menang”. Jadi slogan ini untuk mengubah citra yang jelek yang

berkembang di masyarakat.

Peneliti: Lalu, bagaimana pola rekrutmen perempuan yang dilakukan oleh Partai

Golkar Kota Tangerang Selatan?

Iie Suhrowardi: Partai Golkar mengambil kader-kader terbaiknya dari sayap partai

yaitu KPPG. Di dalam KPPG ini terdapat bidang pemberdayaan perempuan, di

mana di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan perempuan mulai dari keahlian,

ketrampilan dalam berbagai hal, kegiatan berusaha dari usaha kecil sampai

menengah, dan juga terdapat kegiatan penyuluhan terkait dengan kesetaraan

gender. Itu semua merupakan jargon-jargon kita untuk merekrut perempuan itu

artinya Partai Golkar pun perduli terhadap perempuan karena memiliki program

yang berbasis pro terhadap gender.

Page 87: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

71

Peneliti: Apakah Partai Golkar Kota Tangerang Selatan ini sudah memenuhi kuota

30% mengenai keterwakilan perempuan?

Iie Suhrowardi: Ya tentu saja, jadi kan gini syarat untuk ikut serta dalam pemilu itu

partai politik harus mempunyai atau mengikutsertakan perempuan sebanyak 30%

dan Golkar sudah melebihi target itu. Jadi, keberadaan Partai Golkar ini secara

struktural ya baik di tingkat daerah maupun nasional sudah memenuhi kuota 30%

tersebut

Peneliti: Lalu, mengapa selama dua periode Partai Golkar belum mampu

merepresentasikan anggota legislatif perempuan di DPRD Kota Tangerang

Selatan? Apa penyebabnya pak?

Iie Suhrowardi: Jadi gini dek, Undang-Undang yang ada saat ini hanya

mengharuskan kuota 30% keterwakilan perempuan saja, tetapi tidak menetapkan

bahwa perempuan harus menang atau terpilih menjadi anggota legislatif. Sehingga,

ini yang menyebabkan bahwa perempuan kurang didukung secara penuh oleh

Undang-Undang yang ada. Pada pemilu yang lalu kita juga hanya memfokuskan

bagaimana Partai Golkar ini bisa menang dengan memperoleh suara sebanyak-

banyakya. Alhasil, kita mampu memimpin di parlemen meski memang

keterwakilan perempuan belum ada ya. Kemudian, pada pemilu yang akan datang

ketua DPD Partai Golkar dalam merekrut kader-kader yang memang memiliki

potensi dan elektabilitas yang cukup. Lalu beliau ini mengusulkan bagi warga atau

masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam jenjang politisi, di mana

nanti apabila kader ini terpilih sebagai caleg maka dia harus mengikuti serangkaian

tahapan yaitu pendidikan fungsionaris.

Page 88: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

72

Berikut ini merupakan dokumentasi bersama Bapak Iie Suhrowardi di Kantor

Sekretariat DPD Partai Golkar Kota Tangerang Selatan

Page 89: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

73

Hasil Wawancara dengan Rachmat Hidayat S.H selaku Ketua Badan Pemenangan

Pemilu (Bapilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota Tangerang Selatan

pada 29 Maret 2019

Peneliti: Assalamualaikum bapak, perkenalkan nama saya Indah Dwi Wulandari.

Saya mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan

penelitian terkait skripsi saya yang berjudul Perempuan dan Partai Politik: Pola

Rekrutmen Perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Tangerang

Selatan Tahun 2014

Rachmat: Waalaikumsalam, oh iya dek apa ada yang bisa bantu?

Peneliti: Terkait dengan penelitian saya yaitu rekrutmen perempuan, maka yang

ingin saya tanyakan adalah bagaimana pola rekrutmen dalam Partai Golkar Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014?

Rachmat: Dimulai dengan yang namanya keluarga besar Partai Golkar terutama

yang memang berdomisili di Tangerang Selatan biasanya ya terdiri dari anak-anak

tokoh yang berasal dari tokoh-tokoh besar seperti mantan lurah, camat, dan lain-

lain. Setelah itu baru kita ajak untuk ikut dalam pengkaderan. Pengkaderan disini

artinya mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam struktur baik itu di tingkat

kecamatan, kelurahan maupun Kota. Jadi, rekrutmen perempuan yang dilakukan

Partai Golkar ini diutamakan dari pengurus partai yaitu keluarga besar Partai

Golkar. Dapat dikatakan sebagai rekrutmen semi terbuka.

Peneliti: Dalam kepengurusan parta, perempuan diberikan posisi yang strategis

tidak pak?

Rachmat: Ya, diberikan tempat strategis di mana ketua pemberdayaan perempuan

sendiri dipimpin oleh seorang perempuan yaitu Ibu Hj. Ida Farida. Kemudian, ada

dua wakil ketua bidang kepemudaan secara otomatis ia menjadi Ketua Angkatan

Muda Partai Golkar (AMPG) Tangerang Selatan.

Peneliti: Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan untuk mengajak perempuan terlibat dalam politik?

Rachmat: Diajak untuk masuk ke struktur partai dengan bergabung ke dalam sayap

partai yaitu KPPG. Kemudian dilakukannya pengkaderan di dalam struktur tersebut

yang secara langsung memang terkait dalam konteks perempuan.

Peneliti: Menurut bapak, saat ini Partai Golkar Kota Tangerang Selatan sudah

memenuhi kuota 30% perempuan?

Rachmat: Sudah, alhamdulillah. Bahkan Partai Golkar dalam menyusun struktur

kepengurusan berdasarkan instrupsi dari ketua DPD Partai Golkar sendiri yaitu Ibu

Page 90: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

74

Hj. Airin Rachmi Diany yang menyarankan bahwa dalam struktur kepengurusan itu

harus 30% diisi oleh perempuan

Peneliti: Berapa jumlah caleg perempuan dari Partai Golkar Kota Tangerang

Selatan pada Tahun 2014?

Rachmat: Untuk dapil Pondok Aren ada 4 orang caleg dari total 11 caleg

keseluruhannya, sedangkan di Serpong Utara ada 2 orang, Ciputat sebanyak 3

orang, Pamulang ada 5 orang, dan terakhir Serpong Setu terdapat 3 orang. Total

keseluruhannya yaitu 17 orang, ini merupakan bukti bahwa keterwakilan

perempuan di Partai Golkar Tangerang Selatan sudah memenuhi kuota 30% seperti

yang dianjurkan oleh perundang-undangan.

Peneliti: Apa penyebab tidak adanya anggota legislatif perempuan dari Partai

Golkar Kota Tangerang Selatan di DPRD Kota Tangerang Selatan?

Rachmat: Partai Golkar ini terdiri dari kader-kader atau tokoh-tokoh besar

(terkadang mantan-mantan dari lurah), otomatis si perempuan ini merasa tidak pede

karena didalam internalnya pun harus bersaing dengan para tokoh besar dan itu

yang menyebabkan perempuan akhirnya kalah

Peneliti: Dari tahun ke tahun, apakah strategi dari pola rekrutmen ini mengalami

perubahan atau tidak?

Rachmat: Ya, ada yang berubah saat ini. Di zaman yang millenial ini di mana peran

media sosial sangat kuat yang khususnya bagi anak-anak atau para remaja sehingga

Partai Golkar ini berfikir untuk merubah pola penggalangan massa yang tadinya

tradisional dengan cara-cara yang lebih modern atau kekinian yaitu diajaklah para

generasi millenial ini berdiskusi di cafe dalam arti mengikuti perkembangan zaman

saat ini.

Berikut merupakan dokumentasi bersama Bapak Rachmat Hidayat di Roti Bakar

Eddy Bintaro Sektor 9

Page 91: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

75

Hasil Wawancara dengan Raras Yudiana Erawati S.Pd selaku Caleg perempuan

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 pada 28 Maret 2019

Peneliti: Assalamualaikum ibu, pertama-tama perkenalkan nama saya Indah Dwi

Wulandari. Saya mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

melakukan penelitian terkait skripsi saya yang berjudul Perempuan dan Partai

Politik: Pola Rekrutmen Perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014

Raras: Waalaikumsalam, iya mba indah. Ada yang bisa saya bantu?

Peneliti: Begini bu, terkait penelitian saya yaitu rekrutmen perempuan. Apa yang

melatarbelakangi ibu untuk terjun ke dunia politik?

Raras: Berawal dari tetangga saya yaitu Alm. Bapak H. Muhammad Kanung

merupakan ketua DPD Partai Golkar yang kebetulan satu kompleks dengan saya

yang menjabat sebelum ibu Airin ini. Lalu setelah ibu Airin ini menjadi walikota

ada acara kan didepan rumah saya yaitu di lapangan tenis yang waktu itu posisi saya

sebagai ketua PKK tepatnya itu tahun 2010. Kemudian dihampiri oleh bapak

Kanung, berbincang-bincanglah pada akhirnya saya disuruh beliau untuk masuk ke

KPPG. Lalu saya masuklah ke KPPG dan diangkat menjadi sekretaris karena

kebetulan posisi tersebut masih kosong. Lama kelamaan saya merasa nyaman

karena disini saya mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan di manapun. Di tahun

2014 saya disuruh nyaleg tadinya hanya untuk persyaratan pemenuhan kuota saja.

Tetapi pada saat itu, suara yang didapatpun lumayan banyak meskipun

pergerakannya underground atau dari bawah sekali yaitu berdasarkan kemampuan

yang dimiliki. Akhirnya setelah pencalonan tersebut saya melanjutkan sebagai

pengurus DPD Golkar Tangerang Selatan, dan memiliki jaringan yang sangat luas

yaitu teman menjadi semakin banyak.

Peneliti: Apakah perempuan di Partai Golkar Kota Tangerang Selatan diberikan

tempat yang strategis bu?

Raras: Ya, tentu dek. Di Partai Golkar ini terdapat sayap Partai salah satunya KPPG

itu tadinya yang isinya terdiri dari kader-kader perempuan yang menuangkan ide

dan gagasannya didalam KPPG tersebut. Ketuanya pun dipimpin oleh seorang

perempuan yaitu Ibu Hj. Ida Farida.

Page 92: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

76

Peneliti: Lalu, bagaimana pola rekrutmen perempuan yang dilakukan oleh Partai

Golkar Kota Tangerang Selatan Tahun 2014?

Raras: Kalau berbicara rekrutmen diambil dari sayap partai yaitu KPPG, karena di

dalam KPPG ini terdiri dari kader-kader perempuan terbaik di mana mereka sudah

terlatih dan cukup cakap dalam kepemimpinan.

Peneliti: Kenapa pada Tahun 2014 belum ada keterwakilan perempuan dari Partai

Golkar untuk duduk di lembaga legislatif khususnya di DPRD Kota Tangerang

Selatan? Apa penyebabnya?

Raras: Mungkin karena perempuan belum merasa dirinya didukung secara penuh.

Memang terbatasnya akses dukungan partai menjadi penyebab bagi perempuan

untuk bersaing. Bersaing disini yaitu bersaing terutama sama caleg laki-laki di

internal partai baru kemudian bersaing dengan perempuan. Selain itu, pada proses

seleksi caleg ini masih didominasi oleh laki-laki. Ini yang membuat perempuan

terkadang merasa dirinya tidak diuntungkan. Lalu, budaya patriarki. Budaya

patriarki ini yang membuat terbatasnya akses perempuan juga untuk duduk di

legislatif karena dibatasi oleh pandangan masyarakat mengenai perempuan

harusnya ditempatkan disektor domestik saja seperti itu. Oh iya dek satu lagi, beban

ganda yang dimiliki perempuan membuat perempuan ini harus pinter-pinter dalam

mengatur urusan domestik maupun publik.

Berikut ini merupakan dokumentasi bersama Ibu Raras Yudiana Erawati dan Ibu

Diana Syukrillah di Kediaman Ibu Raras di Kediamannya Ibu Raras

Page 93: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

77

Hasil Wawancara dengan Diana Syukrillah selaku selaku Caleg perempuan Partai

Golkar Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 pada 16 Desember 2018.

Peneliti: Assalamualaikum ibu, pertama-tama perkenalkan nama saya Indah Dwi

Wulandari. Saya mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

melakukan penelitian terkait skripsi saya yang berjudul Perempuan dan Partai

Politik: Pola Rekrutmen Perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014

Diana: Waalaikumsalam, iya boleh-boleh ada yang bisa saya bantu indah?

Peneliti: Langsung saja ya bu, bagaimana Partai Golkar ini menempatkan

perempuan dalam kepengurusan partai?

Diana: Di dalam Undang-Undang sudah tertera dengan jelas bahwa syarat untuk

mengikuti pemilu partai politik harus mengikutsertakan caleg perempuan minimal

30%.. kemudian, Partai Golkar ini mempunyai dua sayap partai yaitu AMPG dan

KPPG. Nah, KPPG ini merupakan tempat di mana didalamnya menampung aspirasi

perempuan.

Peneliti: Kemudian, bagaimana pola rekrutmen perempuan yang dilakukan oleh

Partai Golkar Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2014?

Diana: Jadi, rekrutmen perempuan ini dilakukan berdasarkan kader tersebut masuk

ke dalam struktur kepengurusan partai dengan memiliki Kartu Tanda Anggota

(KTA), aktif dalam sayap partai dan dilihat pula dari perempuan ini apakah dia aktif

di lingkungan rumahnya maupun di berbagai organisasi lainnya.

Peneliti: Selama dua periode, Partai Golkar belum mampu merepresentasikan

keterwakilan perempuan di DPRD Kota Tangerang Selatan, menurut ibu apa

penyebabnya?

Diana: Banyak ya dek indah kalau berbicara mengenai kendala-kendala yang

dialami perempuan pada dasarnya perempuan ini memiliki dua beban ganda yaitu

sebagai ibu rumah tangga dan sebagai politisi. Jadi harus bisa pintar-pintar

membagi waktunya di satu sisi sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai politisi

atau kader partai. Lalu perempuan ini kemudian hanya bisa untuk datang ke rumah

warga atau sosialisasi ke dalam majelis taklim ya seperti itu. Kemudian, ada juga

ya masyarakat yang terkadang menganggap bahwa perempuan memang bisa,

memang sanggup seperti itu pasti ada dan cenderung menganggap bahwa

Page 94: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

78

pendidikan perempuan ini rendah sehingga dianggap tidak mampu menjalankan

tugasnya dengan baik sebagai wakil rakyat.

Peneliti: Kemudian, alasan ibu terjun ke dunia politik atau partai itu karena apa bu?

Diana: Karena memang ayah dan ibu saya merupakan kader golkar sejak

dahulunya, jadi turun lah ke anak-anak dan cucunya yang sama-sama ikut aktif atau

menjadi kader golkar. Memang yang saya tahu sih kebanyakan dari kader-kader

golkar ini ya memang karena latarbelakang keluarganya yang berasal dari partai

golkar. Tetapi ada juga orang awam yang memiliki kemampuan dan aktif di

berbagai organisasi atau di lingkungannya.

Page 95: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

79

Hasil wawancara dengan Aminudin S.E selaku pengurus DPD Partai Golkar Kota

Tangerang Selatan pada 16 Maret 2019

Peneliti: Assalamualaikum ibu, pertama-tama perkenalkan nama saya Indah Dwi

Wulandari. Saya mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

melakukan penelitian terkait skripsi saya yang berjudul Perempuan dan Partai

Politik: Pola Rekrutmen Perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014

Aminudin: Waalaikumsalam, iya dek apakah ada yang bisa saya bantu?

Peneliti: Jadi gini pak, yang ingin saya tanyakan adalah sejarah atau asal-muasal

terbentuknya Partai Golkar Kota Tangerang Selatan?

Aminudin: Awal terbentuk Partai Golkar ini berasal dari bersamaan lahirnya Kota

Tangerang Selatan yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Tangerang. Oleh

karena itu, harus membentuk kepengurusan partai. Partai merupakan bagian

terpenting yang tidak bisa lepas dengan persoalan pemerintah. Lalu di Partai Golkar

ini terjadi dua kali masa kepemimpinan yang awalnya dipimpin oleh Alm. Bapak

H. Muhammad Kanung, karena beliau meninggal kemudian digantikan oleh Ibu Hj.

Airin Rachmi Diany sampai saat ini.

Peneliti: Letak kantornya pada awal berdirinya itu di mana pak?

Aminudin: Awalnya kantor Partai Golkar ini ada di Villa Bintaro yang cukup

banyak pengikutnya adalah ribuan jumlahnya. Kemudian, ada yang tercatat sebagai

kader yang sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) namun ada pula kader

yang berasal dari simpatisan yang benar-benar tahu atau mengikuti perkembangan

Partai Golkar sejak awal berdiri.

Peneliti: Kalau posisi perempuan di dalam struktur kepengurusan partai itu seperti

apa ya pak?

Aminudin: Engga cuma laki-laki ya dek, perempuan juga dilibatkan karena sudah

tertera jelas di perundang-undangan di mana perempuan wajib diikutsertakan.

Peneliti: jadi, Partai Golkar ini menerapkan kesetaraan gender ya pak?

Aminudin: Ya begitu, karena Partai Golkar memiliki sayap partai yang isinya terdiri

dari kader-kader perempuan yang bernama KPPG di dalamnya terdapat majelis

taklim yang bernama Al-Hidayah.

Peneliti: Tujuan dan Program Kerja dari Partai Golkar Kota Tangerang Selatan itu

apa pak?

Aminudin: Sama ya seperti tujuan awal yang berangkat dari hulu pusat. Kalau

program kerjanya berasal dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Page 96: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

80

walikota karena Ibu Airin selaku walikota juga menjadi ketua DPD Partai Golkar

Kota Tangerang Selatan.

Peneliti: Lalu, visi dan misi dari Partai Golkar Kota Tangerang Selatan itu apa pak?

Aminudin: Jadi, visi dan misi Partai Golkar ini adalah membangun Kota Tangerang

Selatan baik infrastruktur maupun pembangunan sumber daya manusianya. Ini

artinya paling tidak Partai Golkar dapat bermanfaat bagi masyarakat di Tangerang

Selatan.

Berikut ini merupakan dokumentasi bersama Bapak Aminudin selaku Pengurus

DPD Partai Golkar Kota Tangerang Selatan di Kediamannya.

Page 97: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

81

Hasil wawancara dengan Lasiah dan Saonah selaku tokoh masyarakat yang tinggal

di Dapil Ciputat Timur pada 06 September 2019

Peneliti: Assalamualaikum ibu, pertama-tama perkenalkan nama saya Indah Dwi

Wulandari. Saya mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

melakukan penelitian terkait skripsi saya yang berjudul Perempuan dan Partai

Politik: Pola Rekrutmen Perempuan dalam Partai Golongan Karya (Golkar) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014

Lasiah: Waalaikumsalam, iya dek apakah ada yang bisa saya bantu?

Peneliti: Jadi gini bu, berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Ketua Badan

Pemilu Partai Golkar yaitu Bapak Rachmat Hidayat yang mengatakan bahwa suara

terendah yang diperoleh oleh Partai Golkar Kota Tangsel ada di Dapil Ciputat

Timur. Nah yang ingin saya tanyakan adalah menurut ibu apa penyebabnya?

Lasiah: jujur ya dek, saya lebih suka sama caleg perempuan dari partai PKS karena

menjelang kampanye sekelompok perempuan dateng kerumah-rumah warga ya

intinya bersosialisasi lah, berbeda dengan caleg dari partai golkar yang datang caleg

laki-lakinya mulu jadi saya kan gatau caleg perempuan dari partai golkar (belum

mengenal dan melihatlah pada intinya).

Peneliti: Jadi kenapa ibu memilih partai PKS karena caleg perempuannya berani

untuk terjun ke masyarakat ya bu?

Lasiah: iya dek, saya melihat bahwa caleg-caleg perempuan ini memiliki rasa solid

ya terlihat sih pas dateng kerumah warga tidak hanya sendiri tetapi bergerombolan

dengan mengkampanyekan salah satu dari mereka yang memang mencalonkan diri

sebagai caleg. Selain itu, yang saya tahu kalau di partai golkar itu dalam merekrut

caleg perempuannya diambil dari keluarga besar mereka seperti istri, anak, kakak,

adik, maupun sanak saudara dari elit partainya, yang menjadi kekhawatiran dari

masyarakat sini adalah ditakutkan apabila caleg perempuan tersebut terpilih maka

para elit tersebut menggunakan kerabat mereka sebagai tangan kanan untuk

melanggengkan kekuasaan.

Peneliti: Kalau menurut ibu saonah sendiri apa yang melatbelakangi ibu untuk

memilih caleg perempuan dari partai politik lain?

Saonah: Tidak jauh berbeda ya sih dek, seperti apa yang sudah dikatakan sama bu

lasiah kalau caleg perempuan dari partai politik lain khususnya yaitu Partai PKS

yang memang rajin bersosialisasi ke masyarakat sini, datang kerumah-rumah warga

beramai-ramai tidak hanya satu atau dua orang tetapi lebih dari lima orang. Adapun

tujuannya yaitu mengkampanyekan salah satu dari mereka yang memang akan maju

menjadi caleg. Paling tidak kita jadi tahukan karena sudah pernah melihat langsung

dengan orangnya dan mendengar sekilas latarbelakang dari caleg tersebut seperti

Page 98: PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49264... · 2020-01-14 · PEREMPUAN DAN PARTAI POLITIK Pola Rekrutmen Calon

82

apa. Selain itu, caleg perempuan ini saya lihat memiliki potensi, rekam jejak dan

cenderung berpengalaman dalam hal pemerintahan karena kalau tidak salah selama

2 periode adanya kenaikan pada caleg perempuannya yang duduk di lembaga

legislatif, saya rasa itu sudah cukup membuktikan bahwa caleg tersebut bagus

untuk kedepannya.

Peneliti: Jadi seperti itu ya bu karena caleg perempuan dari Partai PKS cenderung

lebih berani untu tampil atau bersosialisasi ke masyarakat sini?

Saonah: iya dek itu salah satu yang melatarbelakangi kenapa masyarakat sini lebih

memilih partai PKS. Karena dari tahun ke tahun jarang sekali bahkan tidak pernah

sama sekali caleg perempuan dari Partai Golkar ini datang ke kampung sini untuk

bersosialisasi kebanyakan ya paling caleg laki-lakinya yang memang sudah jauh

lebih berpengalaman ketimbang caleg perempuannya. Jadi yang diketahui oleh

masyarakat sini ya hanya caleg laki-lakinya saja, maka dari itu tidak heran kalau

caleg laki-laki meningkat dari tahun ke tahun.

Berikut ini merupakan dokumentasi bersama Lasiah dan Saonah selaku tokoh

masyarakat yang tinggal di Dapil Ciputat Timur