Perdarahan Pada Kehamilan Muda · janin, keadaan abnormal seperti mioma uteri, uterus arkuatus,...
Transcript of Perdarahan Pada Kehamilan Muda · janin, keadaan abnormal seperti mioma uteri, uterus arkuatus,...
SENDY FIRZA NOVILIA T, S.S.T. KEB
Perdarahan Pada Kehamilan
Muda
ABORTUS
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang dimana berat janin kurang dari 500 gram dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus adalah ancaman atau pegeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, batasanya ialah kurag dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
Etiologi
Kel. Perkembangan
zigot
Kel. Plasenta
Kel. Traktusgenitalis
Kel. Maternal
Kelainan Perkembangan Zigot
3. Pengaruh luar
Infeksi endometrium Obat2an dan radiasi
2. Faktor ling. endometrium
Belum siap menerima implantasiAnemia, terlalu pendek jarak
kehamilan
1. Faktor Kromosom
G3 trjd sjk pertemuan kromosom, termasuk pertemuan kromosom seks
Kelainan Plasenta
Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
Gangguan pembuluh darah plasenta
Ex: DM Gestasional
HT menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga menimbulkan keguguran.
Kelainan Maternal
Penyakit ibu dapat langsung mempengaruhi
pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta.
Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis,
malaria dan sifilis
Anemia ibu, melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2
menuju sirkulasi retroplasenta
Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit
ginjal, penyakit hati, penyakit DM.
Kelainan Traktus Genitalis
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya
janin, keadaan abnormal seperti mioma uteri, uterus
arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi,
amputasi pada serviks), robekan serviks postpartum
dapat mengakibatkan abortus.
Klasifikasi Abortus Berdasarkan Jenis Tindakan
Abortus spontan (keguguran)
Abortus provokatus
Tanpa
tindakan
Pengakhiran
kahamilan sblm
UK 20 Mg akibat
suatu tindakan.
Abortus
provokatus
terapeutik
Abotus
provokatus
kriminalis
Jenis dan Derajat Abortus
Abortus imminens
Abortus komplit
Abortus infeksiosa,
abortus septik
Missed abortion
Abortus insipiens
Abortus inkomplit
Abortus habitualis
Abortus imminens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum usia 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih didalam uterus dan tanpa dilatasi serviks.
Pada kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.
Tanda dan Gejala
Perdarahan sedikit atau bercak
Kadang disertai rasa mulas (kontraksi)
Periksa dalam belum ada
pembukaan
Palpasi : tinggi fundus uteri sesuai
usia kehamilan
Hasil tes kehamilan (+)/positif
Diagnosis
Anamnesis
• Perdarahan sedikit dari jalan lahir
• Nyeri perut tidak ada atau ringan.
Pemeriksaan dalam
• Fluksus (ada sedikit)
• Ostium uteri tertutup
Pemeriksaan penunjang
• USG dapat menunjukan, Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin atau buah kehamilan tidak baik, janin mati.
Penatalaksanaan
Tirah baring TOTAL
Anjurkan tdk
melakukan aktivitas
fisik berlebihan/
seksual
Bila perdarahan :
Berhenti
Terus
berlangsung
Lakukan ANC terjadwal
Penilaian ulang bila
terjadi perdarahan
Uji kehamilan/USG
Lakukan
Kemungkinan penyebab
lain (hamil ektopik atau
mola)
Abortus insipiens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uterus yang meningkat, tetapi hail konsepsi masih dalam uterus.
Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut
menjadi abortus komplit atau inkomplit.
Tanda dan Gejala
Perdarahan banyak disertai bekuan
Mules hebat (kontraksi makin lama makin kuat
makin sering)
Ostium uteri eksternum mulai terbuka (serviks
terbuka)
Pada palpasi : TFU sesuai usia kehamilan.
Diagnosis
Anamnesis
• Perdarahan dari jalan lahir
• Nyeri akibat kontraksi rahim
PD
• Ostium terbuka
• Buah kehamilan masih dalam rahim dan ketuban utuh (mungkin menonjol)
Penatalaksanaan
1. Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi ≤ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi
Vakum Manual (AVM)
Nila usia gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan
kuratase (D&K).
2. Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih
besar dari 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan :
Infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes/menit
yang dapat dinaikkan hingga 40 tetes/menit, sesuai dengan kondisi kontraksi
uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian
Misoprostol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan, dapat diulangi
dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.
Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM
atau D&K (hati-hati resiko perforasi).
Abortus inkomplit
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
Tanda dan Gejala
Perdarahan bisa sedikit atau banyak dan bisa terdapat bekuan darah
Rasa mulas (kontraksi) tambah hebat
Ostium uteri eksternum atau serviks terbuka
Pada pemeriksaan vaginal, jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksernum atau sebagian
jaringan keluar.
Perdarahan banyak akan mengakibatkan syok dan perdarahan tidak akan
berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan.
Diagnosis
Anamnesis
• Perdarahan dari jalan lahir
• Nyeri akibat kontraksi rahim
PD
• Ostium terbuka
• Buah kehamilan masih dalam rahim dan ketuban utuh (mungkin menonjol)
Penatalaksanaan
1) Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis).
2) Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga
ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu
evaluasi perdarahan :
Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per
oral.
Bila perdarahan terus berlangsung evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K
(pilihan tertgantung dari usia gestasi pembukaan serviks dan keberadaan bagian
janin)
3) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika prrofilaksis (ampisillin 500 mg oral
/doksisiklin 100 mg)
4) Bila terjadi infeksi, beri ampisillin 1 g dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.
5) Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi dibawah 16 minggu, segera lakukan
evakuasi dengan AVM.
6) Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu
(anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat)
Abortus komplit
Pengeluaran seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Tanda dan Gejala
Perdarahan banyak
Mulas sedikit atau tidak ada
Ostium uteri telah menutup
Uterus sudah mengecil
keluar jaringan, sehingga tidak ada sisa dalam uterus
Diagnosis komplit ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapanya.
Diagnosis
Anamnesis
• Perdarahan banyak dan disertai pengeluaran jaringan.
• Kadang disertai mulas
Pemeriksaan dalam
• Ostium uteri telah menutup
• Uterus sudah mengecil.
Pemeriksaan penunjang
• USG dapat mengetahui, apakah masih ada bagian jaringan yang tertinggal dalam uterus atau tidak.
Penatalaksanaan
Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet Ergometrinn 3x1
tablet/hari untuk 3 hari.
Bila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet Sulfas Ferosus
600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi
makanan bergizi (susu, sayuran segar, daging, ikan, susu). Untuk anemia
berat berikan transfusi darah.
Bila terdapat tanda-tanda infeksi, tidak perlu diberi antibiotika, atau
apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotika profilaksis.
Missed AbortionAbortus yang ditandai dengan embrio atau fetus yang telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih
dalam kandungan
Tanda dan GejalaGejalanya seperti abortus imminens yang kemudian menghilang secara spontan disertai
kehamilan menghilang.
Denyut jantung janin tidak terdengar
Mules sedikit
Ada keluaran dari vagina
Uterus tidak membesar tapi mengecil
Mammae agak mengendor/payudara mengecil
Ammenorhea berlangsung terus
Tes kehamilan negatif
Dengan USG dapat diketahui apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan usia
kehamilan.
Biasanya terjadi pembekuan darah
Diagnosis
Anamnesis
• Perdarahan bisa ada/tidak
• Mulas sedikit
Pemeriksaan obstetri
• TFU lebih kecil dari usia kehamilan dan DJJ tidak ada
• Mamae agak mengendor/payudara mengecil.
Pemeriksaan penunjang
• USG, Laboratorium (Hb, Trombosit, fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan, protombin)
Penatalaksanaan
Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan
cunam ovum lalu dengan kuret tajam
Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar
sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks
dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi seviks
dengan dilatator Hegar.
Kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam oum lalu dengan kuret
tajam.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu
infus oksitosin 10 IU dalam dextrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per
menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat
diberikan sampai 100 IU sampai 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus
oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi
dengan menyuntikan larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding
perut.
Abortus habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut atau lebih.
Pemeriksaan
1. Histerosalfingografi untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus
submukosa dan anomali kongenital.
2. BMR dam kadar iodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau
tidak gangguan glandula thyroid
3. Psiko analisis
Penatalaksanaan
Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih
besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi dari pada sesudahnya.
Merokok dan minum alkohol sebaiknya dikurangi atau dihentikan.
Abortus infeksiosa/abortus septik
abortus yang disertai infeksi pada genitalia. Sedangkan abortus septik adalah
abortus infeksiosa berat yang disertai penyebaran kuman atau toksin kedalam
peredaran darah atau peritoneum.Tanda dan Gejala
Kanalis servikalis terbuka
TakhikardiaUterus
membesar dan lembek
Ada perdarahan Perdarahan
berbauLeukositosis
DemamUterus
membesar dan lembek
Diagnosis
Anamnesis
• amenorhea, perdarahan, keluar jaringan yang telah ditolong di luar rumah sakit.
Pemeriksaan dalam
• kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan, perdarahan dan sebagainya.
lanjutan Diagnosis
Infeksi genital
• demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan, lekositosis.
Pada abortus septik
• kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu diobservasi apakah ada tanda pervorasi atau akut abdomen.
Penatalaksanaan
1. Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar hasilnya
jika Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang cukup
2. Berikan antibiotika yang cukup dan tepat (buat pemeriksaan pembiakan dan uji
kepekaan obat).
Berikan suntikan penisillin 1 juta satuan tiap 6 jam
Berikan suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam
Atau antibiotika spektrum luas lainya.
3. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi
perdarahan banyak; lakukan dilatasi dan kuratase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
4. Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan
penderita.
5. Pada abortus septik terapi sama saja, hanya dosis dan jenis antibiotika ditinggikan
dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan kuman.
6. Tindakan operatif, melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan, dilakukan bila
keadaan umum membaik dan panas mereda.
Komplikasi Abortus Perdarahan
Pada abortus komplit, perdarahan akan terjadi banyak dan akan mengakibatakan kematian.
Sedangkan pada abortus inkomplit, perdarahan akan terjadi secara terus menerus
sehingga dapat menyebabkan gangguan koagulasi yang akhirnya menyebabkan anemia dan
kematian.
Infeksi
Dampak pada perdarahan yang banyak mengakibatkan volume darah berkurang, pasien
(ibu) menjadi anemia dan daya tahan tubuh menurun mengakibatkan kuman mudah masuk
dan berkembang. Kuman yang biasa menyebabkan infeksi pasca abortus adalah Eschericiacoli yang berasal dari rektum menjalar kevagina. Organ yang terserang antara lain
endometrium dan peritoneum.
Perforasi akibat kuretase
Dampak dari kuretase menyebabkan perforasi pada dinding uterusyang dapat
mengakibatkan gangguan pada kehamilan berikutnya.
Syok
Terjadi akibat syok hemorhagik, syok hipovolemik, dan infeksi berat.
KEHAMILAN EKTOPIKDEFINISI
Kehamilan ektopik ialah kehamilan yang tejadi bila sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang
telah dibuahi tidak menempal pada dinding endometrium kavum uteri.
Abdominal
Tuba fallopi
Uterus
Ovarium
Intraligamenter
LOKASI :
Etiologi
1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Angka kekambuhan sebesar 15% setelah kehamilan ektopik pertama dan
meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua.
2. Faktor penggunaan spiral dan pil yang mengandung Progesteron
Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan
kontrasepsi spiral. Pil yang mengandung hormon progesteron juga
meningkatkan kehamilan ektopik karena pil progesteron dapat mengganggu
pergerakan sel rambut sillia disaluran tuba yang membawa sel telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi dalam rahim.
3. Faktor tuba
Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut
sehingga menyebabkan telur melekat di dalam saluran tuba. Faktor yang menyebabkan
gangguan saluran tuba :
Merokok
Penyakit radang panggul
Endometriosis tuba
Tindakan medis
Penyempitan lumen tuba karena infeksi endosalfing
Tuba sempit, panjang, dan berlakuk-lekuk.
Gangguan fungsi rambut getar tuba
Struktur tuba
Tumor lain yang dapat menekan tuba, dll. (Khumaira, 2012)
4. Faktor abnormalitas dari zigot
Apabila tumbuh dengan ukuran besar, maka zigot akan tersendat dalam
perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di saluran tuba.
5. Faktor ovum
Migrasi eksterna dari ovum
Perlengkatan membrane granulosa
Rapid cell devision
Migrasi internal ovum
Faktor uterus
Tumor raahim
Uterus hipoplastis
Tanda dan Gejala
Amenorhea
Gejala kehamilan muda
Nyeri perut bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan hebat,
menyebabkan penderita pingsan sampai syok. Pada abortus tuba nyeri mula-mula
pada sattu sisi, menjalar ketempat lain. bila darah sampai ke diafragma dapat
myebabkan nyeri bahu. Dan bila terjadi hematokel retrouterina terdapat nyeri
defakasi.
Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua.
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan, nyeri
pada perabaan, dan Kavum Douglasi menonjol karena ada bekuan darah.
Klasifikasi Kehamilan Ektopik Berdasarkan Lokasinya
1. Kehamilan tuba
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama
dengan halnya dikavum uteri. Karena tuba bukan tempat yang normal bagi
kehamilan maka sebagian besar kehan=milan akan terganggu pada umur 6-10
minggu.
2. Kehamilan heterotipik
Kehamilan heterotipik ini sangat langka. Hingga satu dekade yang lalu insidens
kehamilan heterotipik adalah 1 dalm 30.000 kehamilan, namun dikatakan bahwa
sekarang insidenya telah meningkat menjadi 1 dalam 7000 bahkan 1 dalam 900
kehamilan.
3. Kehamilan ovarial
Kehamilan ovarial sangat jarang terjadi. Diagnosis kehamilan harus ditegakkan atas
dasar 4 kriterium dari spigelberg, yakni : a. Tuba pada sisi kehamilan harus normal, b.
kantong janin harus berlokasi pada ovarium, c. ovarium dihubungkan dengan uterus
oleh ligamentum ovarii proprium, d. Histopatologis ditemukan jaringan ovarium
didalam kantung janin.
4 Kehamilan servikal
Kehamilan servikal pun sangat jarang terjadi. Bila ovum berimplantasi dalam kanalis
servikalis, maka akan terjadi perdarahan tanpa nyeri pada kehamilan muda.
5 Kehamilan abdominal
Menurut kepustakaan, kehamilan abdominal sangat jarang tejadi kira-kira 1 daintara
1500 kehamilan. Kehamilan abdominal terdiri dari 2 macam : a. kehamilan abdominal
primer terjadi bila telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut, b.
Kahamilan abdominal sekunder terjadi bila berasal dari kehamilan tuba dan setelah
rupture baru menjadi kehamilan abdominal.
Diagnosis
Anamnesis
• amenore, kadang terdapat tanda hamil muda, nyeri perut bagian bawah, nyeri bawa, tenesmus, dan perdarahan pervaginam.
Pemeriksaan umum
• px tampak kesakitan & pucat, dalam rongga perut dapat ditemukan tanda-tandasyok. pemeriksaan ginekologi : ditemukan tanda-tanda kehamilan muda, rasanyeri pada pergerakkan serviks, uterus dpt teraba agak membesar & kadangteraba tumor di samping uterus dg batas yang sukar ditentukan; kavum Douglasimenonjol, berisi darah dan nyeri bila diraba.
Pemeriksaan Lab
• Hb menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat
Penatalaksanaan
1. Penderita yang disangka KET harus dirawat inap di RS untuk
penanggulanganya.
2. Bila wanita dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umumnya dengan
pemberian cairan yang cukup (dextrosa 5%, glukosa 5%, garam
fisiologis dan transfusi darah .
3. Setelah diagnosa jelas atau sangat disangka KET dan keadaan umum
baik dan lumayan, segera lakukan laparotomi untuk menghilangkan
sumber perdarahan : dicari diklem, dieksisi sebersih mungkin
(salpingektomi), kemudian diikat sebaik-baiknya
4. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin
supaya penyembuhan lebih cepat.
5 Berikan antibiotika yang cukup dan obat anti inflamasi
MOLA HIDATIDOSADEFINISI
Mola hidatidosa adalah kelainan didalam kehamilan dimana jaringan plasenta
berkembang dan membelah terus menerus dalam jumlah yang berlebihan.
Mola hidatidosa ialah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil
konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari
villi koriales disertai dengan degenerasi hidropik
Mola hidatidosa ialah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan
berupa degenerasi hidropik
Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi
ETIOLOGI
Penyebabnya masih belum diketahui Diperkirakan bahwa faktor-faktor
seperti:
Gangguan pada telur
Kekurangan gizi pada ibu hamil
Kelainan rahim berhubungan dengan peningkatan angka kejadian molla
Wanita dengan usia dibawah 20 th atau diatas 40 th juga berada dalam
resiko tinggi.
Kurang protein, asam folat, dan karoten
Tanda dan Gejala
1. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS
2. Pembesaran rahim tidak sesuai dengan usia kehamilan.
3. Gejala-gejala hipertiroidisme seperti gugup, penurunan BB yang tidak dapat
dijelaskan, tangan gemetar, kulit berkeringat, dan lembab.
4. Gejala-gejala preeklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai,
peningkatan TD, proteinuria.
5. Perdarahan kadang-kadang sedikit, kadang banyak.
6. Tidak ada tnda-tanda adnya janin : tidak ada ballotment, tiak ada DJJ, tidak
nampak rangka janin
7. Kadar gonadotropin chorionik tinggi dalam darah dan air kencing.
Diagnosis
Anamnesis
• Terdapat tanda gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari hamil biasa, kadangkala ada tanda tokseinia gravidarum
• Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur
• Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan
• Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan.
Inspeksi
• Badan kelihatan pucat kekuning-kuningan
• Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas
lanjutan Diagnosis
Palpasi
• Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek
• Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotement, juga gerakan janin.
Auskultasi
• Tidak terdengar bunyi DJJ
• Terdengar bising dan bunyi khas
lanjutan Diagnosis
Periksa Dalam
• Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bgian-nagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina serta evaluasi keadaan serviks.
Uji Sonde
• Sonde dimasukan pelan-pelan ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan kemungkinan mola.
lanjutan Diagnosis
Foto Rontgen Abdomen
• Tidak terlihat rangka janin (kehamilan 3-4 bulan)
USG
• Pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin
Penatalaksanaan
Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara vproses
evakuasi berlangsung berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml NS
atau RL dengan kecepatan 40-60 TPM.
Pengosongan dengan Aspirasi Vakum lebih aman dari kuretase
tajam. Bila sumber vakum adalah tabung manual, siapkan peralatan
AVM minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga
pengosongan kavum uteri selesai.
Kenali dan tangani komplikasi penyerta seperti tirotoksikosis atau
krisis tiroid baik sebelum, selama, dan setelah prosedur evakuasi.
Anemia sedang cukup diberikan Sulfas Ferosus 600 mg/hari, untuk
anemia berat lakukan transfusi.
Penatalaksanaan
Kadar hCG di atas 100.000 IU/L praevakuasi dianggap sebagai resiko
tinggi untuk perubahan ke arah ganas, pertimbangkan untuk memberikan
methotrexate 3-5 mg/kgBB atau 25 mg IM dosis tunggal.
Lakukan pemantauan kadar hCG hingga minimal 1 ahun pascaevakuasi.
Kadar yang menetap atau meninggi setelah 8 minggu pascaevakuasi
menunjukan masih terdapat trofoblast aktif, berikan kemoterapi MTX danpantau β-hCG serta besar uterus secara klinis dan USG tiap 2 minggu.
Selama pemantauan, pasien dianjurkan untuk menggunakan
kontrasepsihormonal (apabila masih ingin punya anak) atau tubektomi
apabila ingin menghentikan fertilitas. (Saifuddin dkk, 2009)
Komplikasi
Perdarahan yang hebat sampai syok
Perdarahan berulang yang mengakibatkan anemia
Infeksi sekunder
Perforasi karena keganasan atau tindakan
Menjadi ganas (PTG) pad kira-kira 18-20% kasus, akan menjadi
koriokarsinoma
TERIMA KASIH