PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang · PDF filemeningkatkan keseimbangan...

44
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2004 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2001 SAMPAI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan kemudahan dalam melaksanakan pembangunan di daerah dan untuk meningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ;

Transcript of PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang · PDF filemeningkatkan keseimbangan...

Page 1: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

TAHUN : 2004 NOMOR : 14

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

NOMOR 3 TAHUN 2004

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BERAU

TAHUN 2001 SAMPAI TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BERAU,

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan kemudahan dalam

melaksanakan pembangunan di daerah dan untuk

meningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang,

diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan

ruang ;

Page 2: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 2 -

b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan

pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat,

maka Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau merupakan

pedoman dasar pembangunan yang dilaksanakan

Pemerintah, masyarakat, dan / atau dunia usaha;

c. bahwa untuk maksud huruf a, huruf b diatas

perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah serta

sebagai pelaksana Undang - Undang Nomor

24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, dipandang

perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Berau.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran

Negara Tahun 1959 Nomor 72) Tentang Penetapan

Undang – Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953.

tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di

Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor

9) Sebagai Undang - Undang (Memori Penjelasan

dalam Lembaran Negara Nomor 1820) ;

2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok

Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor

104, Tambahan Lembar Negara Nomor 2043).

Page 3: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 3 -

3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 1967 tentang Ketentuan - Ketentuan Pokok

Pertambangan ( Lembaran Negara Tahun 1967

Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nmor 2831)

4. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang

Ketentuan Pokok Pengairan (Lembaran Negara

Tahun 1974 Nomor 65 Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3046) ;

5. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan

Keamanan Negara Republik (Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1982,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3234) ;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 1985 tentang Perikanan ( Lembaran Negara

Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3299 ) ;

7. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor

3839) ;

Page 4: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 4 -

8. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3469) ;

9. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya

(Lembaran Negara Tahun 199 Nomor 27,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3470)

10. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 115

Tahun 1992, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3501) ;

11. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3839).

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999).

Page 5: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 5 -

13. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 72).

14. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan ( Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3888 ) ;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985

tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 39 , Tambahan Lembaran

Negara Tahun 3294 ) ;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Nomor

84 Tahun 1993, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3538).

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran

Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran

Page 6: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 6 -

Negara Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 1996,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3660).

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3721).

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintahan dan Kewenangan Provinsi sebagai

Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 54 Tahun 2000, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3952).

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

108 Tahun 2000 tentang Tata cara Pertanggung

jawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209,

Tambahan Lembaran Nomor 4027).

21. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53

Tahun 1989 tentang Kawasan Industri.

Page 7: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 7 -

22. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung.

23. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

33 Tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah Bagi

Kawasan Industri.

24. Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1993 tentang

Badan Koordinasi Dinas.

25. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

26. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 8

Tahun 1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Berau ;

27. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Timur

Nomor 12 Tahun 1993 tentang Tata Ruang

Propinsi Kalimantan Timur ;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24

Tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah

Kabupaten Berau ;

Page 8: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 8 -

29. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2

Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Program

Pembangunan Daerah Kabupaten Berau Tahun

2001 – 2005.

DENGAN PERSETUJUAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BERAU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA RUANG

WILAYAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2001 SAMPAI

TAHUN 2011

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau.

Page 9: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 9 -

b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah

beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai

badan eksekutif daerah.

c. Kepala Daerah adalah Bupati Berau.

d. Ruang adalah wadah kehidupan yang meliputi

ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara,

sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia

dan makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya

dan memelihara kelangsungan hidupnya.

e. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola

pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun

tidak.

f. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

g. Rencana Tata ruang adalah hasil perencanaan tata

ruang.

h. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang

selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten adalah

kebijaksanaan pemerintah Kabupaten yang

menetapkan lokasi dari kawasan yang harus

dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya

Page 10: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 10 -

termasuk kawasan produksi dan kawasan

permukiman, pola jaringan prasarana dan wilayah -

wilayah dalam Kabupaten yang akan diprioritaskan

pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.

i. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan

geografis beserta segenap unsur terkait

padanya yang batas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek administrative dan / atau aspek

fungsional.

j. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama

lindung dan budidaya.

k. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan

dengan fungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam,

sumber daya buatan.

l. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan

dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas

dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

m. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan

hidup di luar kawasan lindung baik berupa kawasan

perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai

Page 11: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 11 -

tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

ekonomi.

n. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang

mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial dan ekonomi.

o. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang

mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk

pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

social dan kegiatan ekonomi.

p. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki kewenangan untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional

dan berada di Daerah Kabupaten Berau.

Page 12: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 12 -

q. Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan

secara nasional mempunyai nilai strategis yang

penataan ruangnya diprioritaskan.

r. Kawasan Berpotensi Ganda adalah suatu

kawasan yang mempunyai potensi ekonomi

atau kegiatan produktif lebih dari satu sehingga

penggunaan lahan eksistingnya mempunyai fungsi

yang lebih dari satu.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Ruang Lingkup Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Berau ini mencakup strategi dan struktur

pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Berau

sampai dengan batas ruang daratan, bawah tanah,

ruang lautan dan ruang udara menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 13: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 13 -

Pasal 3

Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 memuat :

a. Tujuan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten

Berau.

b. Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau.

c. Pola Pemanfaatan dan struktur ruang wilayah

Kabupaten Berau.

d. Pelaporan dan Pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah Kabupaten Berau.

Pasal 4

Luas wilayah Kabupaten Berau terbentang antara

116o08’28” BT – 2o37’32” LU dan 0o59’58” LS – 119o03’31”

BT dengan luas daratan 22.030,81 km2 dan luas lautan

12.229, 88 km2 dengan luas keseluruhan 34.260,70 km2

dan meliputi 9 (sembilan) wilayah kecamatan :

1. Kecamatan Tanjung Redeb luas daratan 29,94 km2

2. Kecamatan Gunung Tabur luas daratan 1.911,72 km2

Page 14: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 14 -

3. Kecamatan Sambaliung luas daratan 2.297,53 km2

4. Kecamatan Talisayan dan Kecamatan Tubaan luas

daratan 3.749,07 km2 laut 1.391,93 km2

5. Kecamatan Pulau Derawan dan Kecamatan Maratua

luas daratan 1.016,75 km2 laut 7.104,48 km2

6. Kecamatan Segah luas daratan 5.321,67 km2

7. Kecamatan Kelay luas daratan 6.296,99 km2

8. Kecamatan Biduk-Biduk luas daratan 1.025,90 km2 laut

3.729,49 km2

9. Kecamatan Teluk Bayur luas daratan 381,24 km2

10. Kecamatan Maratua

11. Kecamatan Tubaan

BAB III

TUJUAN

Pasal 5

Tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Berau, sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a

bertujuan :

Page 15: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 15 -

a. Sebagai matra ruang serta acuan dalam pelaksanaan

pembangunan di Kabupaten Berau ;

b. Sebagai dasar perumusan kebijaksanaan pokok

pemanfaatan ruang diwilayah Kabupaten sesuai

dengan kondisi wilayah dan berazaskan pembangunan

yang berkelanjutan.

c. Sebagai sarana dalam mewujudkan keterpaduan

keterkaitan atau keseimbangan perkembangan

antar wilayah dan keserasian antar sektor.

d. Sebagai dasar dalam menetapkan ijin pemanfaatan

ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

dan masyarakat / swasta di Kabupaten Berau.

e. Sebagai dasar penertiban terhadap pengelolaan

sumber daya alam.

f. Sebagai dasar penyusunan Rencana Rinci Tata

Ruang di Kabupaten Berau serta pelaksanakan

pembangunan dan merupakan dasar dalam

mengeluarkan perizinan.

BAB IV

POLA PEMANFAATAN TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BERAU

Page 16: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 16 -

Pasal 6

Struktur tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf b disusun berdasarkan

arahan sebagai berikut :

(a) arahan pengembangan sistem permukiman kabupaten;

(b) arahan pengembangan jaringan transportasi

kabupaten;

(c) arahan pengembangan Prasarana dan Sarana Lain;

Pasal 7

(1) Arahan pengembangan sistem permukiman

kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6 huruf a dilakukan melalui pengembangan

pusat - pusat permukiman sebagai pusat pelayanan

ekonomi, pusat pelayanan pemerintahan dan

pusat pelayanan jasa baik bagi kawasan

permukiman dan daerah sekitarnya ;

(2) Pusat-pusat permukiman sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi pusat - pusat permukiman

perkotaan dan pusat - pusat permukiman perdesaan.

Page 17: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 17 -

Pasal 8

(1) Pusat - pusat pelayanan regional di Kabupaten Berau

adalah :

a. Kota Tanjung Redeb sebagai pusat pelayanan

Wilayah dengan fungsi sebagai pusat administratif

pemerintahan pusat pelayanan jasa dan

perdagangan regional, pusat pelayanan sosial,

pusat pemukiman regional kabupaten dan

pusat pemukiman.

b. Ibu Kota Kecamatan berfungsi sebagai pusat

pelayanan Administrasi pemerintahan untuk

masing-masing daerah kecamatan.

(2) Penetapan Hirarhi Pusat Pelayanan berdasarkan

karakteristik dan fungsi sistem pemukiman yang

sudah terbentuk secara natural.

(3) Sistem pemukiman sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) terbagi menjadi 11 kelompok pemukiman

didasarkan atas kedekatan jarak, kelengkapan

fasilitas pelayanan, infrastruktur dan kemungkinan

pengembangan dimasa akan datang, yaitu :

a. Kelompok Pemukiman Perkotaan berpusat di

Tanjung Redeb

Page 18: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 18 -

Kelompok Pemukiman Tanjung Redeb

b. Kelompok Pemukiman Pedalaman dengan pusat

pelayanan Labanan Makmur meliputi :

1. Kelompok Pemukiman Melati Jaya

2. Kelompok Pemukiman Labanan Makmur

3. Kelompok Pemukiman Harapan Jaya

4. Kelompok Pemukiman Merapun

c. Kelompok Pemukiman Pesisir dengan pusat pelayanan

Talisayan meliputi :

1. Kelompok Pemukiman Tanjung Batu

2. Kelompok Pemukiman Pesayan

3. Kelompok Pemukiman Lempake

4. Kelompok Pemukiman Talisayan

5. Kelompok Pemukiman Batu Putih

6. Kelompok Pemukiman Biduk-Biduk

Pasal 9

Sistem Transportasi diarahkan untuk menunjang

perkembangan sosial ekonomi penduduk, Kegiatan

industri, kegiatan perdagangan dan jasa, kegiatan

pariwisata serta pertahanan keamanan nasional.

Page 19: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 19 -

Pasal 10

Sistem transportasi sebagaimana dimaksud Pasal 9,

terdiri dari :

a. Sistem jaringan perhubungan darat, yang

didukung oleh sistem pengangkutan memadai

dan prasarana, serta sarana transportasi darat

lainnya ;

b. Sistem jaringan perhubungan Laut, yang

didukung oleh sistem pengangkutan memadai

dan prasarana, serta sarana transportasi laut

lainnya ;

c. Sistem jaringan perhubungan udara, yang

didukung oleh sistem pengangkutan memadai

dan prasarana, serta sarana transportasi udara

lainnya.

Pasal 11

(1) Sistem jaringan perhubungan darat sebagaimana

dimaksud pasal 10 huruf a, dihubungkan oleh

sIstem jaringan jalan yang hirarkis, terdiri

dari :

Page 20: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 20 -

a. Sistem jaringan jalan primer yakni jaringan

jalan dengan peranan pelayanan jasa

distribusi untuk pengembangan semua wilayah

di Tingkat Nasional dengan semua simpul

jasa distribusi yang kemudian berwujud

kota, menurut pungsinya :

a.1. Jaringan kolektor primer, merupakan

jalan utama yang menghubungkan

antara Ibukota Kabupaten atau Ibukota

Kabupaten ke Ibulota Propinsi, bersifat

starategis regional, yaitu jalan Tanjung

Redeb – Samabaliung – Talisayan – Lenggo –

Sangatta – Bontang – Samarinda -Tanjung

Redeb – Labanan - Muara Wahau – Sangata –

Bontang – Samarinda, Tanjung Redeb -

Tanjung Selor, Tanjung Redeb - Tanjung

Batu - Tanjung Selor ;

a.2. Sistem jaringan lokal primer merupakan

jalan yang menghubungkan Ibukota

Kabupaten Kecamatan atau antara Ibukota

Kecamatan, bersifat startegis lokal di

Daerah Kabupaten.

Page 21: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 21 -

b. Sistem Jaringan jalan skunder, jaringan jalan

dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk

masyarakat di dalam kota, menghubungkan

jalan dari dalam kawasan didalam kota ;

c. Sistem Jaringan jalan tersier, menghubungkan

kawasan didalam desa dan antar pemukiman.

d. Terminal. Pembangunan terminal regional kelas

B Sambaliung, Sub terminal B di Talisayan

dalam mengantisipasi Pembangunan jaringan

jalan Wilayah Pesisir pengembangan terminal

Tanjung Redeb menjadi terminal kelas A

untuk menampung trayek - trayek Angkutan

Kota Propinsi (AKAP).

(2) Sistem jaringan perhubungan Laut sebagaimana

dimaksud Pasal 10 huruf b, berupa pelabuhan

rakyat dan pelabuhan nasional, terdiri dari :

a. Pelabuhan Tanjung Redeb di Tanjung Redeb

berfungsi sebagai pelabuhan rakyat.

b. Pelabuhan Tanjung Redeb di Mangkajang

berfungsi sebagai pelabuhan nasional (barang dan

penumpang).

Page 22: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 22 -

(3) Sistem jaringan perhubungan udara sebagaimana

dimaksud Pasal 10 huruf c, berupa Bandara

Kalimarau yang berada di Kecamatan Teluk

Bayur.

Pasal 12

Penyediaan dan pengaturan prasarana dan sarana

irigasi dilakukan dengan memperhatikan sebesar -

besarnya upaya konservasi tanah dan air dari

kawasan budidaya pertanian.

Pasal 13

(1) Pengembangan Pembangkit listrik diarahkan

untuk menambah jumlah kapasitas terpasang

serta kapasitas terpakai guna memenuhi kebutuhan

listrik penduduk dan kegiatan social – ekonomi

Kabupaten Berau.

(2) Areal disepanjang lintasan jaringan transmisi

listrik tegangan tinggi bebas dari bangunan.

Page 23: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 23 -

Pasal 14

Pengembangan jaringan telekomunikasi di arahkan untuk

mendukung pengembangan kegiatan :

a. Pemerintahan.

b. Perdagangan dan jasa.

c. Industri.

d. Pariwisata

e. Pemukiman Penduduk.

f. Rekreasi, hiburan, sekolah dan lain-lain.

Pasal 15

Pengembangan Sarana Air Bersih diarahkan untuk

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat baik diperkotaan

maupun pedesaan.

BAB V

STRUKTUR TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Page 24: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 24 -

Pasal 16

(1) Untuk mewujudkan tujuan rencana tata ruang

wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 ditetapkan strategi dan arahan

kebijaksanaan pengembangan pola pemanfaatan

ruang wilayah Kabupaten ;

(2) Strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan

pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

a. strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan

kawasan lindung;

b strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan

kawasan budi daya;

c. strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan

kawasan tertentu/khusus.

Pasal 17

(1) Strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan

kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 ayat (2) huruf a meliputi langkah – langkah

Page 25: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 25 -

untuk memelihara dan mewujudkan kelestarian

fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya

kerusakan lingkungan hidup ;

(2) Untuk memelihara dan mewujudkan kelestarian,

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

penetapan dan perlindungan yang telah ditetapkan

berdasarkan kriteria kawasan.

Pasal 18

(1) Strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan

kawasan budi daya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b meliputi

langkah - langkah pengembangan kawasan budi

daya secara terpadu ;

(2) Pengembangan kawasan budi daya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi pengembangan

berbagai usaha dan/atau kegiatan, pengembangan

sistem permukiman, pengembangan jaringan

transportasi, sarana dan prasarana lainnya.

(3) Untuk mewujudkan keterkaitan antara satu kegiatan

dengan kegiatan lainnya yang saling mendukung

Page 26: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 26 -

serta mencegah dampak negatif yang dapat

terjadi terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup

dan kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan

budaya masyarakat setempat dilakukan penetapan

kawasan budi daya berdasarkan kriteria kawasan

budi daya sebagaimana dimaksud dalam lampiran

Peraturan Daerah ini.

Pasal 19

(1) Strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan

kawasan tertentu/khusus sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 ayat (2) huruf c meliputi

langkah - langkah pengembangan kawasan

tertentu / khusus secara terpadu ;

(2) Pengembangan kawasan tertentu / khusus di

Kabupaten Berau sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diselenggarakan untuk :

a. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

b. meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

c melestarikan fungsi dan meningkatkan daya

dukung lingkungan ;

Page 27: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 27 -

(3) Untuk melaksanakan pengembangan kawasan

tertentu / khusus sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan penetapan kawasan tertentu /

khusus berdasarkan kriteria kawasan tertentu /

khusus sebagaimana dimaksud dalam lampiran

ini Peraturan Daerah ini.

Pasal 20

Pola pemanfaatan ruang wilayah kabupaten sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf c menggambarkan

sebaran kawasan lindung dan kawasan budi daya dan

kawasan tertentu.

Pasal 21

Kawasan lindung di Kabupaten Berau sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 meliputi :

a. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya;

b. kawasan perlindungan setempat;

c. kawasan suaka alam dan cagar budaya;

Page 28: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 28 -

Pasal 22

kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya sebagaimana tercantum dalam Pasal 21

huruf a mencakup ;

a. kawasan hutan lindung diarahkan pada

wilayah yang mempunyai kemiringan lebih besar

dari 40 % dan mempunyai ketinggian diatas

permukaan laut 1.000 m atau lebih.

b. Kawasan resapan air yang berfungsi sebagai

kawasan penyangga diarahkan pada wilayah

yang mempunyai pengaruh terhadap penyediaan

sumber air baku.

Pasal 23

kawasan perlindungan setempat sebagaimana tercantum

dalam Pasal 21 huruf b mencakup ;

a. Kawasan Sempadan Pantai yang meliputi dataran

sepanjang tepian yang lebarnya proporsional

dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal

100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat.

Page 29: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 29 -

Kawasan pantai berhutan bakau yang mencakup

kawasan dengan jarak minimal 130 kali nilai rata - rata

perbedaan pasang tinggi dan terendah tahunan

diukur dari garis surut terendah kearah darat.

b. Kawasan sempadan sungai yang meliputi :

1. Sekurang-kurangnya 100 m dikiri kanan sungai

besar dan 50 m dikiri kanan anak sungai

yang berada diluar pemukiman.

2. Kawasan Sungai di Kawasan pemukiman

berupa daerah disepanjang sungai selebar

30 m dari kiri kanan sungai.

Pasal 24

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya sebagaimana

tercantum dalam pasal 21 butir c mencakup ;

a. Kawasan Suaka Alam diarahkan pada kawasan

yang mempunyai fungsi ekosistem yang

menonjol sekaligus reservoir dari jenis flora dan

fauna yang bersifat endemic, dilindungi

maupun jenis bersifat umum yang menurun

populasinya, dipengaruhi oleh faktor bio – geografis

Page 30: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 30 -

dan ekologis, meliputi Kawasan Cagar Alam

Pulau Semama dan Kawasan Suaka Margasatwa

Pulau Kakaban, Bakungan, Nunukan dan kawasan

populasi penyu, kawasan taman wisata Sangalaki

dan kawasan populasi penyu ( P. Derawan, Maratua,

Karang Muara, Bilang - bilangan dan Mataha),

Pulau Nunukan dan Pulau Bakungan.

b. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya,

meliputi perlindungan kawasan terumbu karang

dengan ciri-ciri atol, karang penghalang dan

karang tepi, mangrove dan lamun serta areal

pasang surut di Maratua, P. Derawan, Muaras,

Pulau Panjang dan Pulau Semama.

c. Kawasan Cagar Budaya sebagai kekayaan budaya

bangsa berupa peninggalan situs budaya seperti

Kerajaan Gunung Tabur dan Kerajaan Sambaliung.

Pasal 25

Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 20 meliputi :

a. Kawasan hutan produksi ;

Page 31: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 31 -

b. Kawasan pertanian;

c. Kawasan pertambangan;

d. Kawasan peruntukan industri;

e. Kawasan pariwisata;

f. Kawasan permukiman.

g. Kawasan berpotensi Ganda.

Pasal 26

Kawasan Hutan Produksi sebagaimana tercantum pada

Pasal 25 huruf a terdiri dari :

a. Kawasan Hutan Produksi terbatas diarahkan

pada hutan produksi terbatas yang hanya dapat

dengan tebang pilih dan tanam yang mencakup

Kecamatan Segah, Kelay, Sambaliung, Talisayan,

Biduk - Biduk, P. Derawan dan Gunung Tabur.

b. Kawasan Hutan Produksi Tetap diarahkan

pada hutan produksi tetap yang hanya dapat

dengan tebang pilih dan tanam yang

mencakup Kecamatan Kelay, Segah, Teluk Bayur,

Sambaliung

Page 32: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 32 -

c. Kawasan Hutan Tanaman Industri diarahkan

pada kawasan hutan yang dapat dialihfungsikan

menjadi penggunaan selain untuk kegiatan

non kehutanan, konversi ini diharapkan tetap

menjaga fungsi hutan, tetapi sambil memberikan

keuntungan ekonomis melalui kebutuhan penyediaan

bahan baku untuk Industri pengolahan kayu,

Pasal 27

Kawasan Pertanian sebagaimana tercantum pada

butir b Pasal 25 huruf b terdiri dari :

a. Kawasan Pertanian Pangan Lahan Basah diarahkan

pada tanaman pangan lahan basah yang

pengairannya dapat diperoleh secara alamiah

maupun teknis yang terletak di Kecamatan Segah,

Teluk Bayur, Sambaliung dan Pulau Derawan,

Gunung Tabur, Tubaan dan Talisayan.

b. Kawasan Tanaman Pangan Lahan Kering /

Perkebunan diarahkan pada tanaman pangan

lahan kering untuk tanaman palawija, hortikultura

dan buah - buahan yang terletak di Kecamatan

Segah, Talisayan dan Biduk - Biduk ;

Page 33: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 33 -

c. Kawasan Tanaman Tahunan / Perkebunan

diarahkan pada tanaman tahunan / perkebunan

yang menghasilkan bahan pangan dan bahan

baku industri yang terletak di Kecamatan

Segah, Gunung Tabur, Teluk Bayur dan

Talisayan, Sambaliung dan Tanjung Redeb ;

d. Kawasan Peternakan, khusus teknak besar

diarahkan sesuai dengan Kriteria dalam lampiran,

sedangkan ternak kecil bisa menyebar diseluruh

kawasan budidaya ;

e. Kawasan Perikanan diperuntukkan bagi usaha

pengembangan perikanan baik pertambakan,

perkolaman dan usaha perairan lainnya

disepanjang sungai dan danau, wilayah cakupan

terletak di Kecamatan Talisayan, Biduk-Biduk,

P. Derawan, Maratua, Tubaan, Teluk Bayur,

Sambaliung dan Gunung Tabur.

Pasal 28

Kawasan Pertambangan sebagaimana tercantum

pada Pasal 25 huruf c :

Page 34: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 34 -

Kawasan Pertambangan Umum adalah daerah yang mempunyai potensi sumberdaya mineral yang pemanfaatannya harus memperhatikan aspek kelestarian kawasan lingkungan.

Pasal 29

Kawasan Perindustrian sebagaimana tercantum pada Pasal 25 huruf d :

(1) Kawasan Industri tempat kegiatan industrinya yaitu berada di Kawasan Mangkajang Kecamatan Sambaliung

(2) Industri selain dimaksud ayat (1) diatas diatur dengan Keputusan Kepala Daerah dengan Persetujuan DPRD.

Pasal 30

Kawasan Pariwisata sebagaimana tercantum pada Pasal 25 huruf e meliputi :

(a) Kawasan Wisata Bahari terletak di Kecamatan P. Derawan, Kecamatan Maratua dan Kecamatan Biduk - Biduk dan Kecamatan Talisayan ;

(b) Kawasan Wisata Alam berupa keindahan alam, keindahan panorama berada di Kecamatan Kelay, Segah, Tubaan, Sambaliung, Gunung Tabur, Talisayan, dan Maratua.

Pasal 31

(1) Kawasan Permukiman sebagaimana tercantum pada Pasal 25 huruf f terdiri dari :

Page 35: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 35 -

a. Kawasan Permukiman perkotaan merupakan

konsentrasi perumahan dan aktivitas penduduknya

yang berorientasi pada kegiatan pemerintahan,

jasa dan perdagangan terletak di Kecamatan

Tanjung Redeb, dengan IKK Ibu Kota Kecamatan

Gunung Tabur, IKK Ibu Kota Kecamatan

Sambaliung, IKK Ibu Kota Kecamatan Talisayan

dan IKK Ibu Kota Kecamatan Teluk Bayur

sebagai Hinterlandnya.

b. Kawasan Permukiman Pedesaan sebagian besar

kegiatannya adalah untuk produksi pertanian

secara umum, meliputi pertanian tanaman pangan,

perikanan, perkebunan dan peternakan.

Pasal 32

(1) Kawasan berpotensi Ganda sebagaimana tercantum pada Pasal 25 huruf g terdiri dari :

a. Kawasan Kehutanan dengan Pertambangan

dengan Perkebunan terletak di Kecamatan

Segah, Teluk Bayur, Gunung Tabur, Sambaliung dan

P. Derawan.

b. Kawasan Lindung dengan Pertambangan dan

Kehutanan terletak di Kecamatan Kelay, sambaliung,

Segah, Gunung Tabur.

c. Kawasan Pertanian dengan permukiman perkotaan

dan perkebunan.

Page 36: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 36 -

(2) Kawasan berpotensi Ganda sebagaimana tersebut pada Ayat (1) dalam penyusunannya diperlukan strategi yaitu dengan cara :

a. Dalam menentukan fungsi peruntukan lahan definitive

harus dilakukan kajian teknis terlebih dahulu yang

mampu menghasilkan informasi pemanfaatan yang

lebih menguntungkan bagi masyarakat dan pemerintah,

melalui metode Natural Resources Accounting

(NRA) dan Social Cost Benefit Analysis (SCBA).

b. Dalam pengambilan keputusan perlu dipertemukan

para stakeholder yang terlibat dengan mengedapankan

pertimbangan ekonomis secara keseluruhan wilayah

Kabupaten Berau. Hasil kajian teknis dapat dijadikan

sebagai sebagai salah satu pertimbangan teknis.

(3) Pemanfaatan kawasan yang berpotensi ganda sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dengan Persetujuan DPRD

Pasal 33

Pengembangan Kawasan Tertentu / Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 pada dasarnya mengacu pada kepentingan sektor / sub sektor atau permasalahan yang mendesak penanganannya.

Pasal 34

Kawasan Tertentu / Khusus di Kabupaten Berau yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan terdiri dari :

Page 37: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 37 -

a. Kawasan Khusus Industri Mangkajang yaitu kawasan

yang berperan dalam menunjang sektor - sektor

strategis / unggulan terletak di Kawasan Mankajang

Kecamatan Sambaliung.

b. Kawasan Khusus Wisata yang berpusat di Tanjung Batu

sebagai pusat kegiatan pariwisata Kecamatan Pulau

Derawan dan Kecamatan Maratua sekaligus berfungsi

sebagai Mass Tourisme dengan fasilitas Internasional.

c. Kawasan Khusus Penelitian, Wisata Kehutanan dan

Perlindungan Ekologi yaitu Kawasan Kritis yang perlu

dipelihara fungsi lindungnya untuk menghindarkan

kerusakan lingkungan, dengan Labanan Makmur sebagai

Pusat Pengembangan Kawasan Penelitian Hutan Lestari

sekaligus pusat informasi, pengawasan, dan pengendalian

obyek - obyek wisata kehutanan yang ada di Kecamatan

Kelay, Kecamatan Segah dan Kecamatan Teluk Bayur.

d. Kawasan khusus adalah kawasan yang tidak termasuk

dalam huruf a, b dan c.

BAB VI

PELAKSANAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Pasal 35

Penyusunan dan pelaksanaan program - program serta proyek - proyek yang diselenggarakan oleh instansi Pemerintah, swasta, masyarakat harus berdasarkan pada Peraturan Daerah ini.

Page 38: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 38 -

Pasal 36

Buku RTRW yang berisi uraian dan Peta rencana alokasi pemanfaatan ruang, struktur tata ruang dan kawasan prioritas dengan skala ketelitian 1 : 250.000 sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 37

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten bersifat terbuka untuk umum dan ditempatkan dikantor Pemerintah Kabupaten dan tempat - tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat.

Pasal 38

Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Berau ditetapkan untuk jangka waktu 10 (Sepuluh).

BAB VII

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 39

Dalam kegiatan penataan ruang wilayah Kabupaten Berau, masyarakat berhak :

a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Page 39: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 39 -

b. Mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau, rencana ruang kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan.

c. Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang.

Pasal 40

Dalam kegiatan penataan ruang wilayah kabupaten Berau, masyarakat wajib :

a. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang

b. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 41

Dalam pemanfaatan ruang didaerah, peran serta masyarakat dapat berbentuk :

a. Pemanfaatan ruang daratan, lautan dan udara berdasarkan peraturan perundang - undangan, agama, adat atau kebiasaan yang berlaku.

b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang dikawasan perkotaan dan pedesaan.

c. Pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfataan ruang dan / atau kegiatan menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Page 40: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 40 -

Pasal 42

Dalam Pengendalian pemanfaatan ruang didaerah, peran serta masyarakat dapat berbentuk :

a. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang

b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban kegiatan pemanfaatan ruang dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang.

BAB VIII

PERUBAHAN RENCANA UMUM TATA RUANG

Pasal 43

(1) Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah yang telah ditetapkan dapat ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan dinamika perkembangan wilayah sesuai dengan kepentingan Pembangunan Daerah.

(2) Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB IX

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEMANFAATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Page 41: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 41 -

Pasal 44

(1) Pengendalian dan pengawasan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Berau dilakukan oleh

Kepala Daerah.

(2) Segala kegiatan pembangunan yang berkenaan

dengan Peraturan Daerah ini menjadi Kewenangan

Kepala Daerah.

BAB X

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 45

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas

melakukan penyidikan terhadap pelanggaran

Peraturan Daerah, sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik

Pengawas Negeri Sipil mana tersebut pada ayat (1)

Pasal ini berwenang :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.

b. Melakukan tindak pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan.

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka.

d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat.

Page 42: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 42 -

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.

f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara.

h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya.

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud ayat (2) mberitahukan

memulainya penyidikan dan menyampaikan hasil

penyidikan kepada Penuntut Umum melalui penyidik

Polri.

BAB XI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 46

(1) Barang siapa melanggar pemanfaatan alokasi yang

ditetapkan dalam BAB IV Peraturan Daerah ini diancam

Pidana Kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau

denda sebesar-besarnya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) ;

Page 43: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 43 -

(2) Selain tindak pidana sebagaimana tersebut ayat (1)

Pasal ini, tindak pidana yang mengakibatkan perusakan

dan pencemaran lingkungan diancam pidana sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 47

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka rencana detail tata ruang kawasan, rencana teknik ruang, dan rencana-rencana sektoral yang berkaitan dengan penataan ruang tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 48

Ketentuan mengenai arahan pemanfaatan ruang lautan dan pesisir akan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Page 44: PERDA Nomor 3 Tahun 2004 ttg Rencana Tata Ruang  · PDF filemeningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya ketentuan mengenai pemanfaatan ruang ; - 2 - b

- 44 -

Pasal 50

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kabupaten Berau.

Ditetapkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 29 Mei 2004

BUPATI BERAU,

ttd

Drs. H. MASDJUNI. Diundangkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 12 Juni 2004

SEKRETARIS DAERAH,

ttd

Drs. H. SYARWANI SYUKUR. PEMBINA UTAMA MUDA

NIP. 010055469 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2004 NOMOR : 14