Perda No 6 Thn 2003

download Perda No 6 Thn 2003

of 39

Transcript of Perda No 6 Thn 2003

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    1/39

    KOTA DUMAI

    LEMBARAN DAERAHKOTA DUMAI

    NOMOR : 20 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 6

    PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI

    NOMOR 6 TAHUN 2003

    TENTANG

    KETENTUAN-KETENTUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

    BAHAYA KEBAKARAN SERTA RETRIBUSI PEMERIKSAAN

    ALAT PEMADAM KEBAKARAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA DUMAI,

    Menimbang :

    a. bahwa tugas pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran pada

    hakekatnya adalah merupakan kewajiban warga masyarakat dan Pemerintah

    Daerah yang harus dilaksanakan secara preventif dan refresif.

    b. bahwa dalam rangka untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam

    usaha pencegahan dan penanggulangan terhadap timbulnya bahaya

    kebakaran serta peningkatan Pendapatan Daerah, maka perlu mengatur

    tentang ketentuan-ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya

    Kebakaran serta Pemungutan Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam

    Kebakaran dengan Peraturan Daerah.

    164

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    2/39

    Mengingat :

    1. UndangUndang Gangguan (Hinder Ordonantie) statblad Nomor 226 Tahun

    1926;

    2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

    Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918);

    3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

    4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang PenataanRuang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);

    5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685)sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000tentang Perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah);

    6. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan DaerahKotamadya Daerah Tk II Dumai (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3829);

    7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 3258);9. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis mengenai

    Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3538);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Polisi Pamong Praja

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 8, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3728);

    165

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    3/39

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3848);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

    13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang TeknikPenyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan KeputusanPresiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);

    14. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 6 Tahun 2001 tentang Organisasi danTata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor

    6 seri D).

    Dengan Persetujuan

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAI

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI TENTANGKETENTUAN-KETENTUAN PENCEGAHAN DANPENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN SERTAPEMUNGUTAN RETRIBUSI ATASNYA DI DAERAHKOTA DUMAI.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

    a. Daerah adalah Kota Dumai;

    b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Dumai;

    c. Walikota adalah Walikota Dumai;

    166

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    4/39

    d. Kantor adalah Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Dumai;

    e. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang RetribusiDaerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

    f. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Dumai;

    g. Izin Tempat usaha adalah izin yang diberikan oleh Walikota atas

    kegiatan usaha kepada orang pribadi atau badan yang tidakmenimbulkan bahaya polusi, gangguan dan kebakaran;

    h. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi PerseroanTerbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha-usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun,persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atauorganisasi yang sejenis lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetapserta bentuk badan usaha lainnya;

    i. Retribusi jasa umum adalah Retribusi atas pelayanan jasa yangdisediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuankepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati olehorang pribadi atau badan;

    j. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran yang selanjutnyadapat disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayananpemeriksaan oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadamkebakaran yang dimiliki dan atau di pergunakan oleh orang pribadi

    atau Badan;

    k. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkanuntuk melakukan pembayaran Retribusi Pemeriksaan alat PemadamKebakaran;

    l. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakanbatas waktu bagi wajib Retribusi untuk melakukan pembayaranretribusi;

    m. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRDadalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah Retribusi yangterutang ;

    n. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnyadisingkat SKRDLB adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlahkelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebihbesar daripada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnyaterutang;

    167

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    5/39

    o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnyadisingkat SKRDKB adalah Surat Keputusan yang menentukanbesarnya jumlah Retribusi yang terhutang, jumlah Kredit Retribusi,jumlah kekurangan pembayaran Pokok Retribusi, besarnya sanksiadministrasi dan jumlah yang masih harus dibayar;

    p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yangselanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat Keputusan yangmenentukan tambahan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan;

    q. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRDadalah surat untuk melakukan Tagihan Retribusi dan atau sanksiadministrasi berupa bunga dan atau denda;

    r. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalahserangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai NegeriSipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindakpidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukantersangkanya;

    s. Alat Pemadam adalah alat / benda untuk memadamkan kebakaran;

    t. Alat Perlengkapan Pemadaman, adalah alat atau bahan yangdigunakan untuk melengkapi alat-alat pemadam kebakaran seperti,jenis kimia, busa, Co2, atau gas drypowder, ember, karung goni,

    sekop dan lain-lain;u. Bangunan Industri adalah bangunan yang peruntukannya dipakai

    segala macam kegiatan kerja untuk produksi;

    v. Bangunan Umum dan Perdagangan adalah bangunan yangperuntukannya dipakai untuk segala macam kegiatan kerja yaitu:

    1. Pertemuan umum;2. Kantor ;3. Hotel dan sejenisnya;

    4. Tempat Hiburan;5. Rumah Sakit;6. Lembaga Pemasyarakatan;7. Toko dan sejenisnya;8. Tempat pendidikan;9. Tempat Peribadatan;

    10. Panti Asuhan;

    11. Rumah Makan dan sejenisnya;

    168

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    6/39

    w. Bangunan Perumahan adalah bangunan yang peruntukannya dipakaidan atau layak untuk kediaman orang;

    x. Bangunan campuran adalah jenis-jenis bangunan yang tidak termasukpada sub u,v,w, diatas;

    y. Daerah Kebakaran adalah daerah terancam bahaya kebakaran yangmempunyai jarak + 50 meter dari titik api kebakaran terakhir;

    z. Daerah bahaya kebakaran adalah daerah terancam kebakaranterakhir.

    BAB II

    PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANKEBAKARAN

    Bagian Pertama

    Pencegahan Kebakaran

    Pasal 2

    Setiap Penduduk Wajib secara aktif melakukan usaha pencegahankebakaran, baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan umum.

    Pasal 3

    Dilarang mengambil dan menggunakan air dari kran hydran / sumur/bak air kebakaran kecuali untuk kepentingan Pemadaman Kebakaranatau seizin Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

    Pasal 4

    (1) Dilarang menggunakan dan atau menambah alat pembangkittenaga listrik, motor diesel atau motor bensin yang dapatmenimbulkan kebakaran tanpa seizin Walikota atau Pejabat yang

    ditunjuk.(2) Dilarang membiarkan benda dan alat yang berapi tanpa ada

    pengawasan.

    (3) Dilarang menempatkan lampu dengan lidah api yang terbuka, lilinatau benda lain yang sejenis, yang menyala dengan jarak kurangdari 50 (lima puluh) cm dari dinding kayu, bambu atau benda lainyang mudah terbakar kecuali dengan penahan panas dari porselinatau logam yang tidak mudah terbakar.

    169

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    7/39

    (4) Dilarang menempatkan lampu dengan lidah api yang terbuka, lilinatau benda lain yang sejenis yang sedang menyala tanpa semprongdan penutup porselin atau logam pada jarak kurang dari 1 (satu)meter dari atau yang mudah terbakar atau dibawah bahan yangmudah terbakar.

    (5) Dilarang membuang bahan kimia dan cairan lain yang mudahterbakar kecuali seizin Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

    Pasal 5

    Dilarang menyimpan bahan karbit atau bahan lainnya yang sejenisdalam keadaan basah dapat menimbulkan gas yang mudah terbakarsebanyak 5 (lima) Kg atau lebih kecuali bila di dalam tempatpenyimpanan yang kering serta bebas dari ancaman bahaya kebakarandan tempat penyimpanan tersebut harus diberikan tanda yang jelasbahwa isinya harus tetap kering.

    Pasal 6

    Setiap tempat yang berisi bahan atau cairan yang mudah terbakaratau meledak harus diberi keterangan dan atau pemberitahuan yangmenyebutkan bahan yang ada didalamnya mudah terbakar ataumudah meledak.

    Pasal 7

    Setiap memproduksi, memperdagangkan dan menggunakan komporbiasa, kompor gas dan sejenisnya harus memenuhi persyaratan sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

    Pasal 8

    (1) Ruangan cuci kering kimia (dry cleanning) harus dibuat dari beton

    dan sekurang-kurangnya dari tembok atau sejenis serta harusdilengkapi alat pengukur yang digunakan untuk itu.

    (2) Barang atau benda yang dikeringkan serta dibersihkan harusdibatasi jumlahnya sesuai dengan keadaan ruangan tersebut.

    (3) Ruang cuci kering kimia (dry cleanning ) dan alat Pengukur Panastersebut pada ayat (1) pasal ini harus dirawat dan diawasi sehinggasuhu dalam ruangan tersebut tidak melebihi batas maksimum yangtelah ditentukan.

    170

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    8/39

    Pasal 9

    (1) Dilarang membakar sampah ditempat yang bukan tempatpembuangan sampah dan setiap pembakaran sampah harus diawasiserta dijaga sampai selesai / padam apinya.

    (2) Dilarang membakar sampah pada tempat terbuka pada waktu panasterik dan atau sewaktu angin kencang.

    Pasal 10

    (1) Dilarang menyimpan benda api dari Celluloid, kecuali didalametalase toko dan untuk penggunaan sehari-hari dalam tromol logamyang tertutup dengan jarak kurang dari 1 (satu) meter dari segalajenis api dan penerangan kecuali penerangan listrik minimal berjarak10 (sepuluh) cm.

    (2) Setiap film harus disimpan ditempat yang terbuat dari logam dandilarang berdekatan dengan bahan lain yang mudah terbakar.

    (3) Bagian film yang akan dipertunjukkan dapat dikeluarkan dari tempatPenyimpanannya antara setengah jam sebelum dan setengah jamsesudah film diputar.

    Pasal 11

    (1) Dilarang menggunakan Sinar X diruang terbuka kecuali diruangkhusus serta memperhatikan suhu tertentu.

    (2) Dilarang menempatkan benda dan cairan yang mudah terbakar didalam ruangan Sinar X.

    (3) Dibagian depan ruangan Sinar X harus diberikan tanda Ruang

    Sinar X.

    Pasal 12

    Setiap Proyek Pembangunan yang sedang dilaksanakan harus dilengkapidengan alat pemadam yang dapat di dijinjing (portable) dan atau alatpemadam yang masih aktif.

    171

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    9/39

    Pasal 13

    (1) Setiap Kendaraan Bermotor roda empat atau lebih harus dilengkapidengan alat pemadam kebakaran jenis kimia CO2 minimal satutabung dengan ukuran beratnya 1 (satu) kg atau yang setara.

    (2) Alat pemadam kebakaran tersebut pada ayat (1) pasal ini harus

    disimpan pada tempat tertentu sehingga mudah dilihat dandigunakan.

    Pasal 14

    (1) Setiap kendaraan bermotor dilarang, membiarkan tempat bahanbakarnya dalam keadaan terbuka dan atau menimbulkan bahayakebakaran.

    (2) Dengan tidak mengurangi ketentuan yang berlaku, dilarang setiapkendaraan mengangkut bahan bakar, bahan peledak dan bahankimia lainnya yang mudah terbakar dengan tempat terbuka danatau dapat menimbulkan kebakaran.

    (3) Setiap kendaraan tersebut pada ayat (2) harus dilengkapi denganalat pemadam yang lebih dari yang ditentukan tersebut pada pasal13 ayat (1) diatas dengan minimal 2 (dua) kg.

    Bagian KeduaKlasifikasi Jenis Kebakaran

    Pasal 15

    (1) Jenis kebakaran kelas A, yaitu :Kebakaran yang berasal dari bahan padat seperti : kayu, kertas,bangunan gedung dan lain-lain.

    (2) Jenis kebakaran kelas B, yaitu :

    Kebakaran yang berasal dari bahan cair seperti : bensin, solar,minyak tanah, alkohol dan lain-lain.

    (3) Jenis kebakaran kelas C, yaitu :Kebakaran yang melibatkan peralatan listrik seperti : panel listrik,motor listrik, generator, transpormator, konsleting dan lain-lain.

    (4) Jenis kebakaran kelas D, yaitu:Kebakaran yang berasal dari bahan logam seperti : seng,magnesium, serbuk aluminium, sadium, titanium.

    172

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    10/39

    Pasal 16

    Penentuan jenis alat pemadam kebakaran yang disediakan untukmemadamkan api dan usaha pencegahan dan penanggulangankebakaran, harus disesuaikan dengan klasifikasi jenis kebakaran sepertitersebut pada pasal 15.

    Pasal 17

    (1) Kebakaran jenis kelas A, alat pemadam yang digunakan adalah airsebagai alat pemadam pokok, DCP (tepung kering), foam sebagaialat pemadam pelengkap.

    (2) Kebakaran jenis kelas B, alat pemadam yang digunakan adalahfoam sebagai alat pemadam pokok, DCP ( tepung kering ), air +

    DCP sebagai alat pemadam pelengkap.

    (3) Kebakaran jenis kelas C, alat pemadam yang digunakan adalahCO2 ( Carbon dioksida ) sebagai alat pemadam pokok, foam sebagaialat pemadam pelengkap.

    (4) Kebakaran jenis kelas D, alat pemadam yang digunakan adalahalat pemadam khusus, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkanWalikota.

    Pasal 18

    Dilarang menggunakan bahan pemadam kebakaran yang tidaksempurna lagi / habis masa pakai atau telah rusak.

    Pasal 19

    (1) Setiap ruang tertutup dengan luas tidak lebih dari 100 (seratus)Meter persegi bila mempergunakan air sebagai bahan pemadampokok harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya sebuah alatpemadam jenis CO2 ukuran 2 (dua) kg atau setara.

    (2) Setiap ruang tertutup dengan luas 500 (lima ratus) meter persegiharus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya sebuah pipa hydranmenurut jenis dan standar yang ditetapkan oleh Walikota.

    173

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    11/39

    Bagian Ketiga

    Penanggulangan Kebakaran

    Pasal 20

    (1) Setiap penduduk yang berada di daerah kebakaran dan mengetahui

    terjadinya kebakaran wajib ikut serta secara aktif melakukanpemadaman kebakaran, baik untuk kepentingan pribadi maupunkepentingan umum.

    (2) Barang siapa yang berada di daerah kebakaran dan mengetahuitentang adanya kebakaran wajib segera melaporkan kepadaWalikota atau Pejabat yang ditunjuk.

    Pasal 21

    Apabila terjadi bahaya kebakaran, maka keselamatan jiwa yang harusdiutamakan dari pada keselamatan harta benda.

    Pasal 22

    (1) Apabila terjadi kebakaran, maka sebelum petugas pemadamkebakaran tiba ditempat kebakaran maka Pemimpin PetugasSatuan Pengaman (SATPAM) atau HANSIP atau POLRI yang tinggipangkatnya bertanggung jawab dan berwenang untuk mengambiltindakan dalam rangka tugas-tugas pemadaman.

    (2) Setelah petugas pemadam kebakaran tiba di tempat terjadinyakebakaran, maka untuk keselamatan umum dan pengamansetempat, dilarang siapapun berada di daerah bahaya kebakarankecuali para petugas pemadam kebakaran.

    (3) Setelah petugas pemadam kebakaran tiba ditempat, sebagaimana

    bunyi ayat (1) pasal ini tanggung jawab dan kewenanganberalihkepada petugas pemadam kebakaran, sedangkan SATPAM, HANSIP,POLRI, serta petugas keamanan lainnya mengamankan sekitarlokasi kebakaran.

    (4) Pimpinan petugas pemadam kebakaran adalah Kepala KantorSatuan Polisi Pamong Praja c.g Kepala Seksi PenanggulanganKebakaran Kota Dumai.

    174

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    12/39

    (5) Setelah kebakaran dapat ditanggulangi / dipadamkan petugaspemadam kebakaran harus segera menyerahkan kembalitanggungjawab dan kewenangan tersebut, kepada yang berwajibdisertai Berita Acara Penanggulangan Kebakaran kecuali ditetapkanlain oleh Walikota.

    (6) Sebelum petugas pemadam kebakaran menyerahkan kembalitanggungjawab tersebut, maka harus diadakan penyidikanpendahuluan baik oleh pihak kepolisian maupun oleh petugaspemadam kebakaran.

    (7) Penyidikan pendahuluan oleh kepolisian sebagaimana dimaksudayat (6), untuk kepentingan Pengusutan Kepolisian lebih lanjutsesuai dengan peraturan yang berlaku.

    (8) Setelah Pimpinan Petugas Pemadam Kebakaran menyerahkan

    kembali tanggungjawab dan kewenangan tersebut pada ayat (5),maka harus segera membuat laporan tertulis secara lengkap tentangsegala hal yang berhubungan dengan kebakaran tersebut kepadaWalikota.

    Pasal 23

    (1) Dalam hal terjadi kebakaran, setiap orang yang berada dalamdaerah kebakaran diwajibkan mentaati petunjuk dan atau perintahyang diberikan oleh para petugas tersebut pada pasal 22 ayat (1)

    dan (3).

    (2) Apabila dalam daerah kebakaran tidak dipatuhinya petunjuk atauperintah sebagaimana tersebut pada ayat (1), maka resiko menjaditanggungjawab sepenuhnya dari yang bersangkutan.

    (3) Dilarang memindahkan atau mengambil barang-barang dari daerahkebakaran tanpa izin petugas seperti tersebut pada ayat (1).

    Pasal 24

    (1) Pemil ik/penghuni bangunan/ pekarangan berkewajibanmemberikan bantuan kepada para petugas, baik diminta maupuntidak untuk kepentingan pemadam dan tindakan-tindakanpenyidikan lebih lanjut oleh petugas yang berwenang.

    (2) Pemil ik/penghuni bangunan/ pekarangan berkewajibanmenghindari segala bentuk tindakan yang dapat menghalangi danmenghambat kelancaran pelaksanaan tugas pemadam kebakaran.

    175

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    13/39

    Pasal 25

    Pemilik / penghuni bangunan / pekarangan wajib mengadakan tindakandan memberikan kesempatan untuk terlaksananya tugas pemadam,guna mencegah menjalarnya kebakaran baik dalam rumahnya maupunbangunan lainnya.

    Pasal 26

    Apabila bekas-bekas kebakaran yang berupa barang yang dapatmenimbulkan ancaman keselamatan jiwa seseorang dan atau bahayakebakaran kembali, maka pemilik atau penghuni dari bangunan tersebutwajib mengadakan pencegahan dan memberitahukan akan kejadianitu kepada petugas pemadam kebakaran atau pejabat yang berwenang.

    Pasal 27

    (1) Wewenang dan tanggung jawab tentang Penutupan daerahkebakaran dan jalan umum, berada ditangan Pimpinan PetugasPemadam Kebakaran dan atau Pimpinan Kepolisian yang bertugasditempat kebakaran tersebut, kecuali ditentukan lain oleh Walikotaatau pejabat yang ditunjuk.

    (2) Penutupan daerah kebakaran dan atau penutupan jalan umumseperti tersebut pada ayat (1), harus segera dilaporkan kepada

    Walikota oleh Pimpinan Petugas tersebut.

    BAB IIISYARAT-SYARAT PENCEGAHAN DAN PENANGGULAAN

    KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN

    Bagian PertamaBangunan Industri

    Pasal 28

    (1) Setiap Bangunan Industri harus menyediakan alat pemadam yangdapat dijinjing (portable) yang ditempatkan dalam kotak,maksimum 10 (sepuluh) meter dari setiap tempat.

    (2) Luas permukaan lantai sampai dengan 100 (seratus) meter persegiharus menyediakan 1 (satu) buah alat pemadam kebakaran yangportable dengan ukuran minimal 2 (dua) kg.

    176

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    14/39

    (3) Luas permukaan lantai 500 (lima ratus) meter persegi harusmenyediakan 1 (satu) unit hydran menurut jenis dan standar yangberlaku yang mempergunakan air sebagai bahan pemadam pokokdan apabila lebih dari 500 (lima ratus) meter persegi harusmemasang 2 (dua) pipa Hydran.

    (4) Penempatan dan pemasangan hydran pada ayat (3), harus dapatmenjangkau daya semprot keseluruhan ruangan;

    (5) Luas ruangan bangunan industri yang melebihi sebagaimana bunyiayat (2) dan (3), maka jumlah alat pemadam yang harus disiapkandapat disesuaikan menurut perbandingan antara luas permukaanlantai yang bersangkutan seperti tersebut pada ayat (2) dan (3).

    Pasal 29

    (1) Alat pesawat ataupun bahan cairan dan bahan lainnya yang dapatmenimbulkan bahaya kebakaran harus disimpan terpisah dantersusun rapi.

    (2) Alat atau pesawat yang menimbulkan panas atau nyala api yangdapat menimbulkan / menyebabkan terbakarnya uap bensin ataubahan sejenisnya dilarang dipasang atau digunakan pada jarakkurang dari 2 ( dua ) meter dari suatu ruangan yang menggunakanbahan cairan yang mudah menguap dan terbakar.

    (3) Sistim saluran gas dan cairan yang mudah terbakar harus dilengkapidengan katup pengaman yang memenuhi persyaratan dan ditandaidengan jelas.

    (4) Setiap ruangan ketel api atau ruangan dengan instalasi pemadamyang menggunakan :a. bahan bakar cair atau padat harus dibuat dari bahan bangunan

    yang mempunyai ketahanan api minimal 2 jam;b. bahan bakar yang harus dibuat terpisah dari bangunan lainnya

    dan mempunyai ketahanan api minimal 2 jam.

    (5) Kamar tungku dan ketel harus dilindungi oleh konstruksi bahanapi minimal 2 jam dengan pintu tahan api minimal 2 jam sertamempunyai ruangan khusus yang terpisah dari bangunan lainnya.

    Pasal 30

    Setiap Bangunan Industri harus dilindungi oleh sistim alarm otomatisatau sistim pemadam otomatis.

    177

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    15/39

    Pasal 31

    (1) Bangunan Industri dalam proses produksi menggunakan/menghasilkan bahan yang mudah menimbulkan bahaya kebakaran,harus mendapat perlindungan khusus terhadap ancaman bahayakebakaran.

    (2) Apabila Bangunan Industri seperti air tersebut pada ayat (1)menggunakan sistim pemancar (Sprinkler) otomatis atau alatpemadam lainnya yang dihubungkan dengan alarm otomatis harusdipasang pada tempat yang dianggap perlu berdasarkanpertimbangan bangunan dan keselamatan jiwa maupun hartabenda dalam hal menggunakan air sebagai bahan pemadam pokoktidak akan membahayakan.

    (3) Apabila penggunaan air yang tidak terkontrol untuk pemadam dapatmembahayakan, maka harus digunakan alat pemadam kebakaranotomatis.

    (4) Setiap ruangan instalasi listrik, generator, turbin dan instalasipembangkit tenaga lainnya , harus dilengkapi dengan alatpengaman kebocoran listrik yang dihubungkan dengan sistim alarmotomatis dan sistim pemadam otomatis.

    (5) Setiap tempat penyimpanan cairan berbahaya berupa gas atau

    bahan yang mudah terbakar dan menguap harus dilengkapi dengandetector gas yang dihubungkan dengan sistim alarm otomatis dansistim pemadam otomatis.

    Pasal 32

    Ketentuan tentang jumlah bahan berbahaya yang dapat disimpan didalam bangunan industri, harus disesuaikan dengan tempat yangdianggap aman berdasarkan ketentuan yang berlaku.

    Pasal 33

    Setiap ruangan bangunan industri yang menggunakan ventilasiatau penembus (blower) untuk menghilangkan debu, asap / uap ataupenyegar udara, pemasangannya harus sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

    178

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    16/39

    Pasal 34

    (1) Tempat parkir tertutup harus meyediakan alat-alat pemadamkebakaran berupa kimia.

    (2) Tempat parkir terbuka yang luasnya maksimum 270 meter persegi

    harus menyediakan minimal 2 (dua) buah alat pemadam kimiadengan ukuran minimal 2 kg dan ditempat parkir tersebut sertamudah dilihat dan diambil.

    (3) Setiap kelebihan luas sampai dengan 270 meter persegi sepertitersebut pada ayat (2) pasal ini harus dipasang 1 (satu) buahhydran.

    Bagian Kedua

    Bangunan Umum Dan PerdaganganPasal 35

    (1) Setiap ruangan Bangunan Umum dan Perdagangan harus dilindungidengan pemadam yang dapat dijinjing ( portable ) dan ditempatkanpada salah satu sudut ruangan yang aman atau tempat yang mudahterlihat dan diambil bila diperlukan.

    (2) Ruang Dagang atau Bangunan yang mempunyai luas permukaan

    lantainya sampai dengan 200 (dua ratus) meter persegi harusmenyediakan alat pemadam kimia kering dengan ukuran minimal2 (dua) kg.

    (3) Setiap ruangan tertutup yang permukaan lantainya sampai dengan800 (delapan ratus) meter persegi pada bangunan umum danperdagangan, selain harus memenuhi persyaratan pada ayat (1)dan (2) juga harus meyediakan minimal 1 (satu) unit hydranmenurut jenis dan standar yang berlaku yang mempergunakan air

    sebagai bahan pemadam pokok.

    (4) Penempatan hydran tersebut pada ayat (3) harus sedemikian rupasehingga dengan panjang selang dan semprot / pemancar air dapatmenjangkau seluruh sisi ruangan bangunan.

    (5) Untuk Bangunan Perdagangan bertingkat harus dilengkapi dengantangga darurat / dinding tahan api minimal 2 jam kebakaran yangbisa menembus keseluruh ruangan yang ada.

    179

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    17/39

    (6) Ruang tertutup dalam bangunan umum dan perdagangan yangluas permukaannya lebih dari luas tersebut pada ayat (2) atau (3)Pasal ini, maka banyaknya alat pemadam yang harus ditempatkandisesuaikan menurut perbandingan luasnya sebagaimanadisebutkan pada ayat (2) dan (3).

    (7) Bangunan bertingkat yang menggunakan lift hendaknya kedap asapsehingga dapat mencegah terjadinya keracunan orang yang beradadalam lift saat terjadi kebakaran.

    Pasal 36

    (1) Setiap terminal angkutan penumpang umum (darat/ laut/udara)harus dilengkapi dengan alat pemadam kimia yang dapat dijinjing(portable) sesuai dengan ketentuan seperti tersebut pada Pasal

    35 ayat (1).(2) Setiap terminal angkutan penumpang umum (darat/laut/udara) harus

    memenuhi ketentuan seperti tersebut pada Pasal 34 ayat (2).

    (3) Setiap terminal angkutan penumpang umum (darat/laut/udara)harus menempatkan petugas khusus yang dapat menggunakanalat pemadam, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Bagian Ketiga

    Bangunan PerumahanPasal 37

    (1) Setiap ruangan bangunan perumahan harus menyediakan alatpemadam kebakaran jinjingan ( portable ) dan disimpan padatempat yang aman, mudah dilihat dan mudah diambil biladiperlukan.

    (2) Setiap luas lantai sampai dengan 150 ( seratus lima puluh ) meter

    persegi dari setiap ruang tertutup dalam bangunan perumahan ,harus ditempatkan minimal 1 (satu) buah alat pemadam kimiasejenis Co2 dengan ukuran sekurang-kurangnya 2 kg atau alatpemadam yang sederajat.

    (3) Untuk bangunan perumahan sampai dengan 4 (empat) tingkatharus dipasang 1 (satu) unit hydran dengan perbandingan minimal1 (satu) buah unit setiap luas permukaan lantai sampai dengan1000 meter persegi.

    180

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    18/39

    (4) Untuk bangunan perumahan yang luas permukaan lantainya lebihdari luas seperti tesebut pada ayat (2) dan (3), maka banyaknyaalat pemadam yang harus disediakan disesuaikan menurutperbandingan sebagimana tersebut pada ayat (2) dan (3).

    Pasal 38

    Ruangan sentral instalasi pendingin, pembangkit tenaga listrik,generator, dapur umum, tempat penyimpanan bahan bakar, cairan yangmudah terbakar yang sejenis, harus dalam ruangan tersendiri denganjarak + 15 meter dari bangunan rumah serta mendapatkan perlindungankhusus terhadap ancaman bahaya kebakaran.

    Bagian Keempat

    Bangunan CampuranPasal 39

    Terhadap setiap Bangunan Campuran yang berlaku adalah ketentuanpersyaratan pencegahan dan pemadam kebakaran yang terberat darimasing-masing persyaratan bangunan yang berlaku.

    BAB IV

    RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

    Bagian PertamaSubjek Dan Objek Retribusi

    Pasal 40

    (1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang

    memanfaatkan pelayanan pencegahan, pemeriksaan dan ataupengujian alat pemadam kebakaran.

    (2) Objek Retribusi adalah pelayanan pencegahan, pemeriksaan danatau pengujian alat pemadam kebakaran yang dilakukan PemerintahDaerah meliputi :a. Pemberian Surat Izin;b. Pemakaian mobil pompa / mobil tangki;c. Pemakaian meter pompa;

    181

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    19/39

    d. Tempat Pembakaran Film;e. Penelitian gambar rencana dan penyelesaian akhir pemasangan

    hydran kebakaran, system alarm dan system pemancar air;f. Pemerikasaan penyimpanan barangbarang berbahaya;g. Pemeriksaan persyaratan pencegahan kebakaran;h. Pembuatan tanda plat metal dan kelengkapan alat pencegah

    dan pemadam kebakaran;i. Pengisian/pemasangan dan pengawasan alat pencegah

    kebakaran.

    Bagian KeduaGolongan Retribusi

    Pasal 41

    Retribusi alat pemadam kebakaran termasuk golongan Retribusi JasaUmum.

    Bagian KetigaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

    Pasal 42

    Tingkat penggunaan jasa pemeriksaan alat pemadam kebakaran diukurberdasarkan jumlah gambar rencana yang diteliti, luas lantai, pengujianakhir, pemasangan instalasi proteksi kebakaran, volume / frekwensidan waktu pemakaian alat pemadam kebakaran.

    Bagian Keempat

    Prinsip Dan Sasaran Dalam Penetapan StrukturBesarnya Retribusi

    Pasal 43

    Prinsip penetapan tarip Retribusi Pemeriksaan alat pemadam kebakaranadalah untuk mengganti biaya administrasi, biaya pemeriksaan, biayapercetakan, biaya pengisian penyediaan racun api dan biaya pembinaan.

    182

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    20/39

    Bagian KelimaStruktur Dan Besarnya Tarif

    Pasal 44

    (1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis dan ukuran alat

    pemadam kebakaran.

    (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut ;a. Pemakaian mobil pompa/tanki dan meter pompa :

    1. Bantuan khusus mobil pompa/tanki yang dipergunakan untukpemompa air tiap unit, Rp 50.000,-/unit;

    2. Bantuan khusus motor pompa tanpa bantuan petugaskebakaran Rp. 40.000,-/unit;

    3. Bantuan khusus motor pompa dengan bantuan petugas

    kebakaran Rp.50.000,- /unit;4. Bantuan khusus memberikan air dengan mobil tanki

    Rp.5.000/m3.

    b. Pembakaran film yang sudah usang/tidak terpakai lagi Rp.1.000,-/rol;

    c. Retribusi Pemeriksaan Racun Api :1. Racun Api ukuran 1 2 Kg Rp 5.000,-/tabung;

    2. Racun Api ukuran 2 5 Kg Rp 6.000,-/tabung;3. Racun Api ukuran 5 9 Kg Rp 7.000,-/tabung;4. Racun Api ukuran 9 Kg ke atas Rp 11.000,-/tabung;

    d. Penelitian gambar rencana dan atau penentuan pemasanganinstalansi proteksi serta pemeriksaan persyaratan pencegahankebakaran pada pembangunan gedung dan atau pemanfaatangedung :

    1. Hydrant Kebakaran Rp. 10.000,- /titik;

    2. Hydrant Box Rp. 5.000,- /titik;

    3. Alarm Otomatis :- Minimun 100 m2 s/d 2.000 m2 Rp. 50,- / m2;- Lebih dari 2.000 m2 s/d 10.000 m2 Rp. 35,- / m2;- Lebih dari 10.000 m2 s/d 20.000 m2 Rp. 25,- / m2;- Lebih dari 20.000 m2 s/d 40.000 m2 Rp. 10,- / m2;- Lebih dari 40.000 m2 5,- / m2;

    183

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    21/39

    4. Sprinkler :- Minimum 100 m2 s/d 2.000 m2 Rp. 5,- /m2;- Lebih dari 2.000 m2 s/d 10.000 m2 Rp. 50,- /m2;- Lebih dari 10.000 m2 s/d 20.000 m2 Rp. 25,- /m2;- Lebih dari 20.000 m2 s/d 40.000 m2 Rp. 10,- /m2;- Lebih dari 40.000 m2 Rp. 5,- /m2;

    5. Co2 / Hollom Otomatis :- Minimum 100 m2 s/d 200 m2 Rp. 100,- /m2;- Lebih dari 200 m2 s/d 500 m2 Rp. 75,- /m2;- Lebih dari 500 m2 s/d 1.000 m2 Rp. 60,- /m2;- Lebih dari 1.000 m2 s/d 2.000 m2 Rp. 50,- /m2;- Lebih dari 2.000 m2 Rp. 40,- /m2;

    e. Pemeriksaan penyimpanan Barang barang berbahaya daripengisiannya :- Bahan - bahan yang mudah meledak Rp. 75,- /Kg;- Bahan bahan yang beracun Rp. 50,- /Kg;- Bahan bahan perusak ( Co Osive) Rp. 25,- /Kg;- Bahan bahan yang pada kondisi yang normal sangat

    mudah menyala .Rp. 25.000,- /Ton- Bahan-bahan yang karena pengaruh panas kebakaran

    benda lain atau mudah menyala Rp. 4.000,- /Ton- Benda benda berbahaya lainnya yang belum termasuk

    dalam angka 1 s/d 5 . Rp. 1.500,- /Ton

    f. Pemeriksaan persyaratan pencegah bahaya kebakaran padaPelaksanaan pekerjaan pembangunan :- Minimum 100 m2 s/d 2.000 m2 Rp. 50,- / m2;- Lebih dari 2.000 m2 s/d 5.000 m2 Rp. 30,- / m2;- Lebih dari 5.000 m2 s/d 10.000 m2 Rp. 25,- / m2;- Lebih dari 10.000 m2 s/d 20.000 m2 Rp. 15,- / m2;- Lebih dari 20.000 m2 s/d 40.000 m2 Rp. 10,- / m2;- Lebih dari 40.000 m2 Rp. 5,- / m2;

    g. Pembuatan tanda plat metal dan sertifikat klasifikasi bagi

    bangunan yang telah memakai persyaratan klasifikasimaupun kelengkapan alat pencegahan dan pemadamkebakaran:- Minimum 100 m2 s/d 2.000 m2 Rp. 50,- / m2;- Lebih dari 2.000 m2 s/d 5.000 m2 Rp. 30,- / m2;- Lebih dari 5.000 m2 s/d 10.000 m2 Rp. 25,- / m2;- Lebih dari 10.000 m2 s/d 20.000 m2 Rp. 20,- / m2;- Lebih dari 20.000 m2 s/d 40.000 m2 Rp. 15,- / m2;- Lebih dari 40.000 m2 Rp. 10,- / m2;

    184

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    22/39

    h. Besarnya biaya pengisian / pemasangan stiker tidak termasukharga obat untuk type A B dan ABC serta pemeriksaan tabung :1. Alat pemadam yang beratnya 2 s/d 6 kg sebesar Rp.

    5.000,- / tabung;2. Alat pemadam yang beratnya 6 s/d 10 kg sebesar Rp.

    7.500,- / tabung;

    3. Alat pemadam yang beratnya di atas 10 kg sebesarRp.10.000,- / tabung;

    i. Untuk alat pemadam kebakaran yg menggunakan :sistim terpusat Rp.35.000,- / pilar /box

    j. Pengujian alat pemadam dan pencegahan kebakaran :1. Jenis cair bertekanan ukuran :

    1.1. . s/d 15 liter Rp. 2.000,- / tabung;1.2. 16 s/d 30 liter ... Rp. 2.500,- / tabung;1.3. lebih dari 30 liter ... Rp. 5.000,- / tabung;

    2. Jenis Busa dan Busa Mekanik ukuran :2.1. .. s/d 15 liter ... Rp. 2.500,- / tabung;2.2. 16 s/d 30 liter . Rp. 4.000,- / tabung;2.3. lebih dari 30 liter . Rp. 6.000,- / tabung;

    3. Jenis Carbon ( Co2 ) ukuran :3.1. . s/d 15 kg .. Rp. 3.500,- / tabung;

    3.2. 16 s/d 30 kg Rp. 4.500,- / tabung;3.3. lebih dari 30 kg Rp. 7.500,- / tabung;

    4. Jenis kimia kering ukuran :4.1. .. s/d 15 kg . Rp. 4.000,- / tabung;4.2. 16 s/d 30 kg . Rp. 5.500,- / tabing;4.3. lebih dari 30 kg . Rp. 8.000,- / tabung;

    k. Pengujian dan pemeriksaan alat pemadam / evakuasikebakaran:

    1. Mobil kebakaran Rp. 50.000,- / unit;2. Slang kebakaran Rp. 35.000,- / unit;3. Motor pompa portable . Rp. 25.000,- / unit;4. Baju tahan panas Rp. 10.000,- / unit;5. Helmit . Rp. 5.000,- / buah;6. Tel luncur Rp. 500,- / meter;7. Sliding rood , spiral .. Rp. 5.000,- / type;8. Tangga darurat Rp. 500,- / meter;

    185

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    23/39

    l. Biaya Izin Khusus / Surat Keterangan Berusaha danperpanjangan bagi pengusaha dibidang proteksi kebakaran:1. Setiap Perusahaan atau Badan Usaha / bangunan yang

    digunakan untuk kegiatan usaha ( tiap tahun ):- Warung Rp. 7.500,-- Toko dan sejenisnya Rp. 25.000,-

    - Rumah makan dan sejenisnya Rp. 15.000,-- Bioskop Rp. 30.000,-- Hotel dan sejenisnya Rp. 35.000,-- Penginapan/Motel/Wisma/Home Stay Rp. 15.000,-- Bengkel Rp. 12.000,-- Salo Rp. 10.000,-- Gudang Rp. 25.000,-- Usaha Industri

    * Industri ringan Rp. 35.000,-* Industri menengah Rp. 50.000,-* Industri berat Rp. 25.000,-

    - Penyimpanan bahan bakar Rp. 25.000,-- Tempat service mobil Rp. 25.000,-- Pompa minyak bensin / solar Rp. 25.000,-- Tempat penyimpanan bahan-bahan material

    Rp. 15.000,-- Perusahaan meubel Rp. 15.000,-

    - Lain lain Rp. 5.000,-2. Surat Izin Khusus setiap perusahaan atau Badan Usaha

    yang memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkanatau mengedarkan untuk tujuan penjualan segala jenisalat pencegah dan pemadam api dikenakan retribusiditetapkan sebagai berikut :- Produsen Rp. 200.000,-- Importir Rp. 150.000,-- Penyalur / agen Rp. 125.000,-

    - Pengecer Rp. 100.000,-

    3. Untuk perpanjangan surat izin khusus tersebut pada angka(2) di atas tiap tahun :- Produsen Rp. 100.000,-- Importir Rp. 75.000,-- Penyalur / agen Rp. 50.000,-- Pengecer Rp. 35.000,-

    186

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    24/39

    Bagian KeenamWilayah Pemungutan

    Pasal 45

    Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Kota Dumai.

    Bagian KetujuhMasa Retribusi Dan Saat Retribusi Terutang

    Pasal 46

    Masa retribusi adalah Jangka Waktu tertentu yang lamanya ditetapkanoleh Walikota sebagai dasar untuk menetapkan besarnya retribusiterutang.

    Pasal 47

    Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumenlain yang dipersamakan.

    Bagian KedelapanTata Cara Pemungutan

    Pasal 48

    (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain

    yang dipersamakan.

    Bagian KesembilanSanksi Administrasi

    Pasal 49

    Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya ataukurang membayar dikenakan Sanksi Administrasi berupa bunga sebesar2 % ( dua per seratus ) setiap bulan dari retribusi yang terutang yangtidak atau kurang bayar dibayar dan ditagih dengan menggunakanSurat Tagihan Retribusi Daerah.

    187

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    25/39

    Bagian KesepuluhTata Cara Pembayaran

    Pasal 50

    (1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka.

    (2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas)hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi

    diatur dengan Keputusan Walikota.

    Bagian KesebelasTata Cara Penagihan

    Pasal 51

    (1) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenissebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkansegera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

    (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/ surat lainnya yang sejenis, wajib retribusi harusmelunasi retribusinya yang terutang.

    (3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikeluarkanoleh Pejabat yang ditunjuk.

    Bagian Keduabelas

    Pengurangan, Keringanan DanPembebasan Retribusi

    Pasal 52

    (1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan, danpembebasan retribusi.

    (2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusiditetapkan oleh Walikota.

    Bagian KetigabelasKadaluarsa

    Pasal 53

    (1) Hak untuk menolak penagihan retribusi , kadaluarsa setelahmelampaui jangka waktu 3 ( tiga ) tahun terhitung sejak saatterutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukantindak pidana dibidang retribusi.

    188

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    26/39

    (2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1),tertangguh apabila :a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau.b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung

    maupun tidak langsung.

    Bagian KeempatbelasTata Cara Penagihan Piutang Retribusi

    Yang Kadaluarsa

    Pasal 54

    (1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untukmelakukan penagihan sudah kadaluarsa dapat dihapus.

    (2) Walikota dapat menetapkan Keputusan Penghapusan PiutangRetribusi Daerah yang sudah kadaluarsa sebagaimana dimaksudayat (1).

    BAB VP E N G A W A S A N

    Pasal 55

    (1) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam melakukan tugasnya

    dapat memasuki tempat-tempat pertunjukan, keramaian,pertemuan dan kegiatan lainnya.

    (2) Penyelenggaraan pertunjukan atau pertemuan tersebut ayat (1)wajib melakukan tindakan-tindakan pencegahan kebakaran untukpenanggulangan kebakaran sebelum dan selama berlangsungnyapertunjukkan dan pertemuan tersebut.

    Pasal 56

    (1) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, dapat melakukan pemeriksaanpekerjaan pembangunan, dalam hubungan dengan persyaratanpencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

    (2) Apabila terdapat hal-hal yang meragukan atau yang sifatnyatertutup, maka Walikota dapat memerintahkan Kepala Kantor SatpolPP atau pejabat yang ditunjuk untuk mengadakan penelitian danpengujian.

    189

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    27/39

    (3) Semua pembiayaan pelaksanaan tugas tersebut pada ayat (1,menjadi tanggung jawab pemilik yang bersangkutan.

    Pasal 57

    Pemegang Hak Bangunan bertanggung jawab atas kelengkapan alat-

    alat pencegahan dan pemadam serta pemeliharaannya maupunpenggantian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Pasal 58

    (1) Setiap bangunan yang telah memenuhi persyaratan Klasifikasimaupun perlengkapan alat pencegah dan pemadam harusmendapat tanda plat metal dan sertifikat klasifikasi yang dikeluarkan

    oleh Pemerintah Daerah Kota Dumai.

    (2) Sertifikat Klasifikasi Bangunan seperti tersebut pada ayat (1),diperbaharui setiap tahun sekali.

    (3) Permohonan sertifikat Klasifikasi Bangunan diajukan kepadaWalikota dengan melampirkan daftar alat pencegah dan pemadamkebakaran yang telah dan yang belum dimiliki bangunan yangbersangkutan.

    Pasal 59

    (1) Setiap alat Pencegah Pemadam Kebakaran harus diperiksa secaraberkala yaitu setahun sekali dan jika dianggap perlu dapat dilakukanpemeriksaan sewaktu- sewaktu dengan atau tanpa pemberitahukanterlebih dahulu oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.

    (2) Petugas sebagaimana bunyi ayat (1) harus memakai tanda pengenal

    khusus disertai Surat Tugas yang ditandatangani Kepala KantorSatuan Polisi Pamong Praja atau pejabat yang ditunjuk.

    Pasal 60

    (1) Setiap alat pencegah dan pemadam yang akan digunakan di WilayahKota Dumai, harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan olehWalikota atau Pejabat yang ditunjuk.

    190

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    28/39

    (2) Setiap alat pemadam harus dilengkapi dengan petunjuk cara-carapenggunaan yang menurut urutan singkat, dan jelas tentang carapenggunaan alat tersebut dan dipasang pada tempat yang telahditentukan dan selalu harus dalam keadaan baik.

    Pasal 61

    Setiap alat pemadam yang telah digunakan dan yang telah habis limitnyaharus segera dilaporkan pada Kantor Satuan Pamong Praja atau pejabatyang ditunjuk untuk pengisian kembali.

    BAB VIKETENTUAN PIDANA

    Pasal 62

    (1) Barang siapa melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah inidiancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan ataudenda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

    (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1), adalah pelanggaran.

    BAB VIIP E N Y I D I K A N

    Pasal 63

    (1) Penyidikan Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan PemerintahDaerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukanPenyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah.

    (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

    a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keteranganatau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusidaerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebihlengkap dan jelas;

    b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenaiorang pribadi atau badan hukum tentang kebenaran perbuatanyang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusidaerah;

    191

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    29/39

    c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau

    badan hukum sehubungan dengan tindak pidana dibidang

    retribusi daerah;

    d. Memeriksa buku-buku , catatan-catatan dan dokumen-dokumen

    lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

    e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti

    pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen serta

    melakukan penyitaan terhadap bukti tersebut;

    f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

    penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

    g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan

    atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan

    memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawasebagaimana dimaksud pada huruf (e);

    h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana

    dibidang retribusi daerah;

    i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

    sebagai tersangka;

    j. Menghentikan penyidikan;

    k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

    tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang

    dapat dipertanggung jawabkan.

    (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan

    dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil menyidikannya

    kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polisi Republik Indonesiasesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor

    8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

    192

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    30/39

    BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

    Pasal 64

    Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang

    mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.

    Pasal 65

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkanPengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam

    Lembaran Daerah Kota Dumai.

    Ditetapkan di Dumaipada tanggal 9 Oktober 2003

    WALIKOTA DUMAI,

    Cap/dto

    H. WAN SYAMSIR YUS

    Diundangkan di Dumaipada tanggal 9 Oktober 2003

    SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI,

    Cap/dto

    MUSTAR EFFENDIPEMBINA UTAMA MUDA NIP. 420002673

    LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2003 NOMOR 6 SERI B

    193

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    31/39

    P E N J E L A S A NATAS

    PERATURAN DAERAH KOTA DUMAINOMOR 6 TAHUN 2003

    T E N T A N G

    KETENTUAN-KETENTUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANBAHAYA KEBAKARAN SERTA RETRIBUSI PEMERIKSAAN

    ALAT PEMADAM KEBAKARAN

    I. PENJELASAN UMUM

    Bahaya kebakaran di Kota Dumai dewasa ini merupakan suatu bahaya

    yang harus ditanggulangi secara menyeluruh dan terus menerus.Dalam era Pembangunan Otonomi Daerah dewasa ini kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi pola tingkah laku manusiadan perkembangan Kota Dumai.

    Pesatnya pembangunan Kota Dumai saat ini menyebabkan tingginyaangka pertambahan penduduk, ini disebabkan oleh banyaknya pendatangdari luar daerah untuk mencari penghidupan ke Kota Dumai, sehinggapembangunan pemukiman tidak lagi mengindahkan ketentuan dan peraturanyang berlaku, untuk itu perlu perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah

    Kota Dumai dalam penataan pemukiman penduduk untuk menghindaribahaya kebakaran.

    Oleh karena itu tugas pencegahan dan penanggulangan bahayakebakaran pada hakekatnya adalah merupakan kewajiban seluruh lapisanmasyarakat dan Pemerintah Daerah Kota Dumai yang dibantu oleh Instansiterkait. Penanggulangan bahaya kebakaran harus dilaksanakan secaraproaktif, antisipatif, prefentif dan represif, karena bahaya kebakaran baikyang ditimbulkan karena masalah teknis bangunan, kelalaian maupun sebab-sebab lainnya yang dapat membawa bencana yang besar dengan akibatyang luas, baik terhadap keselamatan jiwa atau harta benda, sehingga perludiatur ketentuan-ketentuan pencegahan dan penanggulangan bahayakebakaran serta retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.

    Khusus mengenai ketentuan sebagaimana diatur dalam BAB II PeraturanDaerah ini, walaupun hanya merupakan himbauan, namun dampaknya dapatmenimbulkan kesan yang sangat luas bilamana tidak diindahkan dan bisamenyebabkan terjadinya kebakaran yang besar, serta dapat menimbulkankerugian kepada orang banyak.

    194

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    32/39

    Berkaitan dengan semangat Otonomi Daerah, bahwa pemerintah DaerahKota Dumai dapat mengambil sikap dan langkah-langkah yang perlu dalammegatasi permasalahan bahaya kebakaran untuk kepentingan masyarakatbanyak, khususnya masyarakat Kota Dumai secara bertahap menurutkebutuhan serta urgensinya.

    II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1 : Cukup jelas

    Pasal 2 : Cukup jelas

    Pasal 3 : Cukup jelas

    Pasal 4 : Cukup jelas

    Pasal 5 : Larangan ini dimaksud dalam upaya pencegahan

    kebakaran, oleh karena itu tidak dimaksud membatasiketentuan tentang penyimpanan barang perniagaansebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undangHukum Dagang ( KUHD ).

    Pasal 6 : Cukup jelasPasal 7 : Ketentuan yang berlaku dimaksud dalam pasal ini

    ialah Ketentuan tentang Wajib Uji Kompor.

    Pasal 8 : Cukup jelas

    Pasal 9 : Cukup jelas

    Pasal 10 ayat 1 : Celluloid, adalah campuran dari kamper, piroksitin, danalkohol atau bahan untuk membuat sisir, boneka dsb.

    ayat 2 : Cukup jelas

    ayat 3 : Cukup jelas

    Pasal 11 : Cukup jelas

    Pasal 12 : Dalam pelaksanaan ketentuan ini diutama terhadapproyek-proyek pembangunan (pekerjaanpembangunan yang sedang dilaksanakan) yangdiperkirakan mudah menimbulkan kebakaran.

    195

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    33/39

    Pasal 13 : Dengan tidak mengurangi ketentuan per-

    undangan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya

    yang berlaku, maka ketentuan ini perlu diatur.

    Persyaratan tambahan mengenai keharusan bahwa

    setiap kendaraan bermotor mum dalam Wilayah

    Kota Dumai dilengkapi dengan alat pemadam

    kebakaran termasuk dalam pengertian kendaraan

    bermotor umum ialah : mobil bis umum, mobil

    penumpang umum (oplet, taksi), mobil angkutan

    barang dan mobil tangki.

    Bila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan ini,

    maka yang bertanggung jawab ialah : pemilik dan

    atau pemegang kendaraan tersebut. Namun demikian

    setiap kendaraan bermotor yang bukan kendaraan

    umum dianjurkan melengkapi kendaraannya dengan

    alat pemadam kebakaran, yang ketentuan

    pemakaiannya sama dengan ketentuan yang

    berlaku pada setiap kendaraan bermotor umum.

    Pasal 14 ayat (1) : Cukup jelas.

    ayat (2) : Tempat terbuka dimaksud dalam ketentuan ini ialah :tempat bahannya.

    ayat (3) : Cukup jelas.

    Pasal 15 : Penempatan Klasifikasi ini diperlukan untuk

    menetapkan alat/sistem pencegahan dan pemadam

    yang harus disiapkan berdasarkan sifat, macam

    serta besarnya kemungkinan ancaman bahaya

    kebakaran.

    Pasal 16 : Cukup jelas.

    Pasal 17 : Jenis alat pemadam kebakaran yang digunakan untuk

    pemadam dan usaha-usaha pencegahan kebakaran

    adalah sebagai berikut :

    196

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    34/39

    a. Jenis alat pemadam air antara lain : alat pemadamjenis 2 (dua) gallon (9,00 liter), tanki air, pipa hisap2,5 atau 4 inci, jenis unit gulungan (fire housereels), selang dengan pemancar (standard), sistemhydran,dalam gedung di gunakan pompa boster(pompa penguat tekanan),sistem busa air, sistem

    pemancar air/sprinkler pipa basah (peningkatair/basah, wet riser tutup, sistem hidran/pipa kering,dry riser).

    b. Jenis alat pemadam kimia, antara lain : alatpemadam api busa, alat bubuk kering(drychemical),alat pemadam BCF (Bromo CohloprodiFluoromethance), Hallom (1211), alat pemadam

    BTM (Bromotif Luoromenthance), alat pema- damCo2 (Carbon Dioksida), alat Pema- dam CB.

    c. Jenis alat pemadam untuk kebakaran bagi alat/pesawat yang bertegangan listrik antara lain :alat pemadam bubuk kering (Dry Chemical), alatPemadam BCF (Boromo Cohloprodi Fluoromethance), hallom (1211), alat Pemadam BTM (BromotifLuoromenthance), Hallom (1301), Alat PemadamCo2 (Carbon Dioksida), alat Pemadam CB.

    Pasal 18 : Cukup jelas

    Pasal 19 : Cukup jelas

    Pasal 20 : Cukup jelas

    Pasal 21 : Cukup jelas

    Pasal 22 : Cukup jelas

    Pasal 23 : Cukup jelas

    Pasal 24 : Cukup jelas

    Pasal 25 : Cukup jelas

    197

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    35/39

    Pasal 26 : Cukup jelas

    Pasal 27 : Penutupan Daerah Kebakaran dan jalan umumdimaksud semata-mata hanya untuk kepentingantugas-tugas dalam rangka penanggulangankebakaran.

    Pasal 28 ayat (1) : Ketentuan ini merupakan persyaratan terhadapbangunan, dalam hal ini ialah : persyaratan yangharus dipenuhi bagi suatu bangunan (Industri),sehingga tak membedakan jenis-jenis industri yangdiproduksi dalam bangunan tersebut (apakah jenisindustri dasar, logam, kimia dan sebagainya). Karenauntuk pengaturan tentang pencegahan tersebut

    berlaku ketentuan pasal 15 sampai 17 jarak dimaksuddalam ketentuan ini ialah jarak radius 10 (sepuluh)meter.

    ayat (2) danayat (3) : Untuk pipa hydran ialah hydran lengkap dengan

    peralatannya untuk dapat menghitung berapa alatpemadam kebakaran yang harus digunakan menurutpasal ini lihat tabel di bawah ini :

    198

    100

    200

    300

    400

    dan seterusnyadengan catatana n g k a - a n g k ad i a n t a r a n y adibulatkan keatas.

    Luas Permukaan LantaiMaksimal

    Jumlah Alat PemadamKimia (Minimal)

    Jumlah Unit Pipa (M2)Hydran (Minimal)

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    36/39

    ayat (4) : Cukup jelasayat (5) : Cukup jelas

    Pasal 29 ayat (1) : Alat atau pesawat dimaksud dalam ketentuan ini danharus dipasang terpisah ialah : alat/pesawat sebagaialat pelengkap fasilitas bangunan seperti sentral

    instalasi/generator dan yang sejenis yang harusmendapat perlindungan khusus terhadap ancamankebakaran.

    ayat (2) : Cukup Jelas

    ayat (3) : Cukup Jelas

    ayat (4) : Ketahanan api minimal 2 jam, maksudnya bahanbangunan yang tahan api minimal 2 jam terbuat daribesi baja.

    Pasal 30 : Cukup jelas

    Pasal 31 : Cukup jelas

    Pasal 32 : Cukup jelas

    Pasal 33 : Cukup jelas

    Pasal 34 : Cukup jelas

    Pasal 35 : Bangunan umum dan perdagangan ialah, antara lain

    bangunan perkantoran dan perdagangan, tempatberkumpul, atau rapat, pasar, toko serta ada(departemen store), Rumah Sakit, Poliklinik/BalaiPengobatan, Perumahan untuk orang-orang tua/jompo, rumah yatim piatu, rumah tuna netra,musium, tempat - tempat ibadah, pendidikan/sekolah, stadion, gedung olah raga, studio Radio/TV, terminal angkutan penumpang umum (darat)yang tidak termasuk dalam suatu kegiatanperindustrian khususnya. Tempat-tempat parkirumum kendaraan, pasar induk perdagangan/penyimpanan dan distribusi yang tidak termasukdalam suatu kegiatan perindustrian khusus, gedung-gedung bioskop/theatre, hotel, losmen, motel,tempat-tempat hiburan, yang bertanggung jawabatas pengadaan alat pemadam kebakaran dalamketentuan ini ialah pihak pemakai ruang yang

    199

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    37/39

    bersangkutan sedangkan untuk tempat-tempat yangtidak digunakan untuk maksud tersebut di atas(seperti los/lorong dan yang sejenis), pengadaan alatpemadam kebakaran dimaksud merupakan tanggungjawab pemilik/penanggung jawab bangunan.

    Pasal 36 : Yang dimaksud dengan terminal angkutan umumialah : terminal angkutan Umum yang terbukaseperti Terminal Bus, Oplet, Mikrolet.

    Pasal 37 ayat (1) : Bangunan perumahan ialah antara lain bangunan-bangunan rumah tempat tinggal biasa yang telahsesuai dengan perencanaan Kota,tidak termasukdalam pengertian ini ialah : Lingkungan perumahandi pinggir Kota atau daerah perumahan rakyat,daerah perkampungan, flat-flat perumahan dantempat-tempat peristirahatan pribadi.Namun demikian dalam pelaksanaannya KepalaDaerah dapat mengatur secara bertahap menurutkeadaan, dan kondisi setempat. Jarak dimaksuddalam ketentuan ini ialah jarak radius 10 m2.

    ayat (2) : Cukup jelas

    ayat (3) : Cukup jelas

    ayat (4) : Cukup jelas

    Pasal 38 : Cukup jelas

    Pasal 39 : Bangunan Campuran, adalah tempat tinggal yangberada didalam suatu bangunan kelas 5, 6, 7, 8 dan9 sesuai Kepmen Kimpraswil No. 10/KPTS/2000

    tentang ketentuan Teknis Pengamanan terhadapbahaya kebakaran pada Bangunan dan lingkungan.Yang dimaksud denganKelas 5 yakni : Bangunan kantor;Kelas 6 yakni : Bangunan perdagangan (Toko,Kios)Kelas 7 yakni : Bangunan penyimpanan (gudang);Kelas 8 yakni : Bangunan Laboratorium/industri/

    pabrik

    200

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    38/39

    Pasal 40 : Cukup jelas

    Pasal 41 : Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan denganmaksud agar dipenuhinya syarat-syarat dan kwalitasbahan-bahan yang digunakan dalam bangunan yangbersangkutan sesuai dengan ketentuan dalam

    Peraturan Daerah ini. Disamping pemeriksaanberhubungan dengan kharusan penyediaan alat-alatpemadam yang dapat dijinjing dalam rangkapencegahan/pemadam kebakaran selama pekerjaanpembangunan dilaksanakan.

    Pasal 42 : Cukup jelas

    Pasal 43 ayat (1) : Cukup jelas

    ayat (2) : Cukup jelas

    ayat (3) : Cukup jelas

    Pasal 44 : Cukup jelas

    Pasal 45 : Cukup jelas

    Pasal 46 : Cukup jelas

    Pasal 47 : Cukup jelas

    Pasal 48 : Cukup jelas

    Pasal 49 : Cukup jelas

    Pasal 50 : Cukup jelas

    Pasal 51 : Cukup jelas

    Pasal 52 : Cukup jelas

    Pasal 53 : Cukup jelas

    201

  • 7/22/2019 Perda No 6 Thn 2003

    39/39

    Pasal 54 : Cukup jelas

    Pasal 55 : Cukup jelas

    Pasal 56 : Cukup Jelas

    Pasal 57 : Cukup Jelas

    Pasal 58 : Cukup Jelas

    Pasal 59 : Cukup Jelas

    Pasal 60 : Cukup Jelas

    Pasal 61 : Cukup Jelas

    Pasal 62 : Cukup Jelas

    Pasal 63 : Cukup Jelas

    Pasal 64 : Cukup Jelas

    Pasal 65 : Cukup Jelas

    Pasal 66 : Cukup Jelas