Perda No. 12 Tahun 2006

35
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENEMPATAN, PERLINDUNGAN DAN PEMBINAAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA YANG ESA BUPATI LOMBOK TIMUR , Menimbang : a. bahwa setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk bekerja sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahtraan hidupnya. Dalam hal ini Negara wajib menjamin tersedianya lapangan kerja. b. Bahwa Negara wajib memberikan perlindungan hukum bagi tenaga kerja berdasarkan perinsip- perinsip demokrasi, keadilan, kesetaraan gender, anti diskriminasi, dan anti perdagangan manusia; c. Bahwa Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Lombok Timur adalah Warga Negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga Negara lainnya. Untuk Pemerintahan Kabupaten Lombok Timur wajib memberikan perlindungan, dan pembinaan kepada Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Lombok Timur sebagai implementasi dari perlindungan dan pelayanan serta pembinaan; d. Bahwa meningkatnya kasus-kasus yang merugikan Tenaga Kerja Inonesia asal Kabupaten Lombok Timur baik material maupun immaterial perlu di upayakan jalan keluarnya. Maka partisipasi semua pihak sangat di butuhkan, khususnya Pemerintah kabupaten Lombok Timur Wajib memberikan perlindungan kepada warganya baik di dalam maupun di luar negeri; e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana di maksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,

Transcript of Perda No. 12 Tahun 2006

Page 1: Perda No. 12 Tahun 2006

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

NOMOR 12 TAHUN 2006

TENTANG

PENEMPATAN, PERLINDUNGAN DAN PEMBINAAN

TENAGA KERJA INDONESIA ASAL

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA YANG ESA

BUPATI LOMBOK TIMUR ,

Menimbang :

a. bahwa setiap orang mempunyai hak dan kesempatan

yang sama untuk bekerja sebagai salah satu upaya

meningkatkan kesejahtraan hidupnya. Dalam hal ini

Negara wajib menjamin tersedianya lapangan kerja.

b. Bahwa Negara wajib memberikan perlindungan

hukum bagi tenaga kerja berdasarkan perinsip-

perinsip demokrasi, keadilan, kesetaraan gender, anti

diskriminasi, dan anti perdagangan manusia;

c. Bahwa Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten

Lombok Timur adalah Warga Negara yang

mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan

warga Negara lainnya. Untuk Pemerintahan

Kabupaten Lombok Timur wajib memberikan

perlindungan, dan pembinaan kepada Tenaga Kerja

Indonesia asal Kabupaten Lombok Timur sebagai

implementasi dari perlindungan dan pelayanan serta

pembinaan;

d. Bahwa meningkatnya kasus-kasus yang merugikan

Tenaga Kerja Inonesia asal Kabupaten Lombok

Timur baik material maupun immaterial perlu di

upayakan jalan keluarnya. Maka partisipasi semua

pihak sangat di butuhkan, khususnya Pemerintah

kabupaten Lombok Timur Wajib memberikan

perlindungan kepada warganya baik di dalam

maupun di luar negeri;

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana di

maksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,

Page 2: Perda No. 12 Tahun 2006

perlu menetapkan peraturan Daerah Kabupaten

Lombok Timur tentang penempatan, perlindungan

dan pembinaan Tenaga Kerja Indonesia asal

Kabupaten Lombok Timur.

Mengingat :

1. Undang-Undang no 69 Tahun 1958 tentang

pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam

wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Lembaran

Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 1665);

2. Undang-Unadang No 7 Tahun 1981 tentang Wajib

Lapor Ketenaga kerjaan (Lembaran Negara Tahun

1981 No 39 Tambahan Lembaran Negara Nomor

3474);

3. Undang-Undang No 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Tahun

1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3851);

4. Undang-Undang No 37 tahun 1999 tentang

Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Tahun

1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3882);

5. Undang-Undang 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi

Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak (Lembaran Negara Tahun 2002

Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4239);

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2003 Nomor 39 Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4279);

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4389);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 95

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4419);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun

2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4437) sebagaimana di ubah dengan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara

Tahun 2005 Nomor 118, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4548);

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun

2204 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4438);

12. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar

Page 3: Perda No. 12 Tahun 2006

Negeri (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 133,

Tambahann lembaran Negara Nomor 4445);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan kewenangan Propinsi

sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun

2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3852);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2005 Nomor 140, Tamabahan Lembaran

Negara Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerrintah Nomor 79 Tahun 2005

tentang pedoman Pembinaan dan pengawasan

Penyelenggaraan pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4593);

16. Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1999

sebagaimana di ubah dengan Keputusan Presiden

Nomor 46 tahun 2000 Tentang Badan Koordinasi

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia;

17. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang

Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah;

18. Keputusan presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang

Pengesahan Konvensi Organisasi Perburuhan

internasional (ILO) Nomor 88 mengenai Lembaga

Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja (The

Organization of The Employment Service);

19. Keputusan presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang

Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan

Eksploitasi Seksual Komersial Anak;

20. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang

Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan

Perdagangan Anak (Trafficking) Permpuan dan

Anak.

Dengan Persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN LOMBOK TIMUR dan

BUPATI LOMBOK TIMUR

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG

PENEMPATAN, PERLINDUNGAN DAN

PEMBINAAN TENAGA KERJA INDONESIA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan :

1. Kabupaten adalah Kabupaten Lombok Timur;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Lombok Timur beserta perangkat

Daerah sebagai unsur penyelenggara Perintahan Daerah;

Page 4: Perda No. 12 Tahun 2006

3. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai mana di maksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD

adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintah Daerah;

5. Kepala Daerah adalah Bupati Lombok Timur;

6. Dinas adalah Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

kabupaten Lombok Timur;

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Lombok Timur;

8. Kecamatan adalah wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Kabupaten;

9. Camat adalah Kepala Kecamatan yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati;

10. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang di akui dalam

sistem pemerintahan nasional;

11. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang di laksanakan

oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;

12. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangkat Desa;

13. Tenaga Kerja Indonesia Asal Kabupaten Lombok Timur adalah setiap

warga Kabupaten Lombok Timur yang memenuhi syarat untuk bekerja

diluar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan

menerima upah;

14. Calon Tenaga Kerja Indonesia Asal Kabupaten Lombok Timur adalah

setiap warga Kabupaten Lombok Timur yang memenuhi syarat sebagai

pencari kerja yang akan bekerja diluar negeri dan terdaptar di Instansi

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang bertanggung jawab di

bidang ketenaga kerjaan;

15. Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Asal Kabupaten Lombok Timur

adalah segala daya upaya untuk melindungi hak dan kepentingan

Tenaga kerja sebelum, selama penempatan dan sesudah purna tugas;

16. Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia Asal kabupaten Lombok Timur

adalah suatu proses peningkatan kualitas tenaga kerja pada

pengetahuan, keterampilan dan produktivitas;

17. Penempatan Tenaga kerja Indonesia Asal Kabupaten Lombok Timur

adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat,

minat, dan kemampuannyadengan pemberi kerja di luar yang meliputi

keseluruhan proses perekturan, pengurusan dokumen, pelatihan,

penampungan, persiapan pemberangkatan sampai kenegara tujuan, dan

pemulangan dari negara tujuan;

18. Pelaksana penempatan TKI Swasta adalah Badan hukum yang telah

mendapat izin tertulis dari pemerintah untuk menyelenggarakan

pelayanan penempatan tenaga kerja asal Kabupaten Lombok Timur ke

Luar Negeri;

19. Kantor Camat Pelaksana Penempatan TKI Swasta yang selanjutnya di

sebut kantor cabang adalah perwakilan pelaksana penempatan TKI

Swasta yang ada di kabupaten Lombok Timur yang terdaptar di Dinas

Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Lombok

Timur yang bertindak atas nama dan untuk pelaksana penempatan TKI

swasta yang bersangkutan;

20. Perwakilan Pelaksana Penempatan TKI swasta di luar negeri yang

selanjutnya di sebut perwalu adalah badan hukum atau perseorangan

yang bertindak untuk dan atas nama Pelaksana Penempatan TKI

Swasta di Luar Negeri;

Page 5: Perda No. 12 Tahun 2006

21. Asuransi TKI adalah suatu bentuk perlindungan bagi TKI dalam bentuk

santunan berupa uang, yang meliputi kematian, kecalakaan dan

kerugian material;

22. Perjanjian Kerjasama Penempatan atau yang di sebut PKP adalah

perjanjian tertulis antara pelakasana penempatan TKI Swasta dengan

mitra usaha atau pengguna di negara tujuan yang memuat hak dan

kewajiban masing-masing pihak dalam rangka penempatan serta

perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri;

23. Pernjanjian penempatan atau yang di sebut PP Tenaga Kerja Lombok

Timur adalah perjanjian tertulis antara pelaksana penempatan TKI

Swasta dan Calon TKI Lombok Timur yang memuat hak dan

kewajiban dalam rangka penempatan tenaga Kerja Lombok Timur ke

keluar negeri;

24. Perjanjian Kerja atau yang di sebut PK adalah perjanjian tertulis antara

calon TKI dan pengguna (user) yang memuat tentang syarat-syarat

kerja, hak dan kewajiban masing-masing pihak;

25. Perjanjian Rekrutmen atau yang di sebut PR adalah perjanjia tertulis

antara Pemerintah Daerah dengan pelaksana penempatan TKI Swasta

atau cabang pelaksana penempatan TKI Swasta yang memuat tenteng

hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam rangka penempatan

Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Lombok Timur;

26. Surat Permintaan TKI atau job order adalah permintaan tenaga kerja

Indonesia dari pengguna atau mitra usaha di luar negeri;

27. Pendataan adalah upaya pengumpulan identitas seseorang untuk di

jadikan sebagai daftar calon TKI;

28. Rekrutmen adalah keseluruhan proses dari pendataan, melengkapi

dokumen, pendaftaran, seleksi hingga pelatihan dan penerbangan ke

luar negeri;

29. Penempatan adalah keseluruhan proses dari rekrutmen hingga

penempatan tenaga kerja keluar negeri sampai pulang kembali ke

daerah asal;

30. Pelatihan adalah seluruh kegiatan untuk memberikan, meningkatkan,

menegembangkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian calon TKI

Lombok Timur, sesuai dengan kebutuhan dan pekerjaan yang akan di

jalan, termasuk di dalamnya pengetahuan hukum, bahasa negara tujuan,

bahasa negara tujuan, serta budaya negara tujuan bekerja;

31. Purna tugas adalah masa di mana seseorang setelah menyelesaikan

pekerjaannya di luar negeri kembali tinggal ke daerah asalnya;

32. Sistem Informasi adalah keseluruhan proses dari pengumpulan,

pengolahan dan penyebarluasan serta umpan balik data yang berkenan

dengan penyelenggaraan penempatan Tenaga Kerja Indoneia asal

Kabupaten Lombok Timur;

33. Bantuan Hukum adalah segala upaya untuk melakukan advokasi

termasuk pelayanan, pendampingan, dan atau pembelaan hukum

kepada Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Lombok Timur dan

anggota keluarganya;

34. Litigasi adalah prose penegakan hukum dalam upaya mencari keadilan

yang mengarah kepada proses beracara dalam persidangan di

pengadilan;

35. Non Litigasi adalah segala daya upaya melakukan pendampingan dari

upaya pemahaman masalah, investigasi, cek cross-cek data, mediasi

dalam upaya melengkapi data dan melengkapi informasi tentang duduk

persoalan hingga pada upaya penyelesaian masalah diluar jalur beracara

di pengadilan;

36. Mediasi adalah upaya mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa

dengan menggunakan pihak ketiga sebagai upaya menjembatani proses

diskusi, dialog dan musyawarah untuk menyelesaikan masalah;

37. Konsiliasi adalah upaya pendampingan yang di lakukan oleh pihak

ketiga kepada seseorang agar mendapatkan informasi,dorongan,

Page 6: Perda No. 12 Tahun 2006

dukungan agar bisa di arahkan ke pada penyelesaian secara

musyawarah dan damai;

38. Arbitrase adalah upaya mencari titik temu dari persengketaan dengan

cara bersama menunjuk pihak yang ketiga dan mempertemukan pihak

yang bersengketa dalam suatu musyawarah yang mengarah kepada

penyelesaian masalah;

39. Keluarga TKI dan keluarga calon TKI adalah suami atau istri, anak,

orang tua dan orang laen yang masih ada hubungan ahli waris yang di

akui sebagai anggota keluarga;

BAB II

AZAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Perlindungan dan penempatan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten

Lombok Timur berdasarkan azas persamaan Hak, Keterpaduan, Demokrasi,

Keadilan Sosial, Keseteraan dan Keadilan gender, Anti Diskriminasi serta

anti Perdagangan Manusia.

Pasal 3

Perlindungan dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten

Lombok Timur bertujuan untuk :

1. Menjamin hak-hak ekonomi, politik, budaya, hak keselamatan kerja

dan syarat kondisi kerja, serta hak kesehatan dan hak reproduksi bagi

perempuan.

2. Memberdayakan dan mendayagunakan Tenaga Kerja Indonesia

Kabupaten Lombok Timur secara optimal dan manusiawi.

3. Menjamin dan melindungi caloon TKI/TKI asal Kabupaten Lombok

Timur sejak pra penempatan, penempatan sampai purna penempatan.

4. Mewujudkan pemerataan dan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga

kerja yang sesuai kebijakan pembangunan daerah.

BAB III

TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

PEMERINTAH DAERAH

Pasal 4

Pemerintah daerah tugas mengatur, membina, melaksanakan, dan

mengawasi peyelenggaraanpenempatan dan perlindungan TKI di dalam

maupun diluar negeri.

Pasal 5

Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya

perlindungan TKI di luar negeri.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud

dlam pasal 4 dan pasal 5 pemerintah daerah berkewajiban :

1. Menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang berangkat

melalui pelaksana penempatan TKI maupun yang berangkat secara

mandiri;

Page 7: Perda No. 12 Tahun 2006

2. Mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI;

3. Membentuk dan mengembangkan system informasi penempatan calon

TKI diluar negeri;

4. Memberika perlindungan kepada TKI selama sebelum pemberangkatan,

masa penempatan dan masa purna penempatan.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN TKI

Pasal 7

setiap calon TKI/TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk :

1. Bekerja diluar negeri;

2. Memproleh informasi yang benar mengenai pasar kerja di luar negeri

dan prosedur penempatan TKI diluar negeri;

3. Memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan

diluar negeri;

4. Memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta

kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

keyakinan yang di anutnya;

5. Memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di negara

tujuan;

6. Memperoleh hak, kesempatan dan perlakuan yang sama diperoleh

tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

di negara tujuan;

7. Memperoleh jaminan perlindungan hokum sesuai dengan peraturan

perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan

martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang di tetapkan seuai

dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan diluar

negeri;

8. Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan kepulangan TKI

ketempat asalnya;

9. Memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.

Pasal 8

Setiap calon TKI/TKI mempunyai kewajiban untuk :

1. Menaati perturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di

negara tujuan;

2. Menaati dan melaksanakan pekerja sesuai dengan perjanjian kerja

3. Membayar biaya pelayanan penempatan TKI diluar negeri sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

4. Memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaan dan

kepulangan TKI kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara

tujuan;

5. Calon TKI/TKI berkewajiban melaporkan keberangkatan maupun

kedatangannya kepada Kepala Desa/Lurah setempat yang diteruskan

kepada Insantsi atau Dinas terkait.

Page 8: Perda No. 12 Tahun 2006

BAB V

TATA CARA PENEMPATAN

Bagi Kesatu

Pra Penempatan

Paragraf ke Satu

Informasi

Pasal 9

1) Pelayanan informasi kesempatan kerja diluar negeri Pemerintah Daerah

dan Pelaksana Penempatan TKI Swasta harus menegmbangkan sistem

informasi pasar kerja secara lengkap dan bener dan dapatdi akses secara

mudah dan terbuka oleh TKI asal Kab.Lombok Timur.

2) Sistem Informasi pasar kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dalam penyebarannya kepada masyarakat luas menjadi tanggung jawab

pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan Pelakasana Penempatan TKI

swasta.

3) Informasi yang di maksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya berisi :

a. Tata cara perekrutan dan penempatan;

b. Dokumen-dokumen yang di perlukan oleh seorang Tenaga Kerja;

c. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja;

d. Situasi, kondisi, budaya dinegara tujuan;

e. Resiko bekerja dinegara tujuan bekerja;

f. Komponen Pembiayaan yang harus ditanggung tenaga kerja;

g. Komponen Pembiayaan yang ditanggung oleh pelaksana

penempatan TKI Swasta;

h. Mekanisme perlindungan dan Mekanisme pembayaran bagi tenaga

kerja asal Kab.Lombok Timur.

Paragraf kedua

Pendataan

PASAL 10

1) Untuk keperluan rekrutmen perlu dilakukan pendataan.

2) Pendataan calon TKI dilakukan oleh Dinas yang bertanggung jawab di

bidang ketenagakerjaan dan kantor cabang Pelaksana Penempatan TKI

Swasta bekerjasama denganuntuk Pemerintah Desa atau Kelurahan.

3) Untuk keperluan pendataan, calon TKI harus menyerahkan foto copy jati

diri (KTP), ijazah, akte kelahiran dan sertifikat keterampilan

4) Dalam pelaksana pendataan, calon TKI tidak dikenakan biaya apapun.

Paragraf ketiga

Perekrutan dan Seleksi calon TKI

Pasal 11

1) Pencari kerja yang berminat bekerja keluar negeri harus terdaftar pada

Dinas yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

2) Pendaftaran calon TKI dilaakukan oleh Dinas yang bertanggung jawab

di bidang ketenagakerjaan bersama kantor cabang Pelaksana

Penempatan TKI Swasta.

Pasal 12

Page 9: Perda No. 12 Tahun 2006

Pada saat pendaftaran, Dinas yang bertanggung jawab di bidang

ketenagakerjaan dan atau Kantor Cabang Pelaksana Penemptan TKI Swasta

harus menjelaskan :

1. Lowongan pekerjaan yang tersedia besrta uraian tugas ;

2. Syarat kerja yang memuat antara lain gaji, jminan sosial, waktu kerja

dan waktu istirahat dan cuti.

3. Peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara tujuan;

4. Sosial budaya dan kondisi negara tujuan;

5. Hak dan kewajiban Tenaga Kerja;

6. Prosedur dan kelengkapan dokumen;

7. Biaya-biaya yang dibebankan kepada calon TKI;

8. Persyaratan-persyaratan yang dipenuhi calon TKI;

Pasal 13

(1) Rekrutmen Tenaga Kerja hanya dilakukan oleh Dinas yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Lombok

Timur dan Pelaksana PenempatanTKI Swasta dan atau cabang

pelaksana penempatan TKI Swasta yang terdaftar di Dinas yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Lombok

Timur.

(2) Warga Negara asing atau badan hukum asing secara langsung maupun

tidak langsung dilarang melakukan perekrutan calon TKI.

Pasal 14

Perekrutan calon TKI oleh Pelaksana Penempatan TKI Swasta dapat

dilakukan terhadap calon TKI yang telah memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut :

1. Berusia minimal 18 tahun atau sudah menikah kecuali bagi calon TKI

yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan sekurang-

kurangnya berusia 21 tahun;

2. Memiliki kartu tanda penduduk;

3. Sehat mental dan fisik yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;

4. Berpendidikan sekurang-kurangnya tamat SLTP atau sederajat;

5. Memiliki surat ijin orang tua / wali,suami atau istri;

6. Memeiliki sertifikasi kompetensi kerja atau keterampilan atau keahlian

yang dibuktikan dengan sertifikat keterampilan;

7. Tidak sedadang dalam keadaan hamil bagi calon TKI perempuan;

Pasal 15

(1) Pendaftaran Tenaga kerja dilakukan secara terbuka, langsung dan suka

rela.

(2) Perekrutan tidak boleh dilakukan terhadap penduduk yang masih duduk

dibangku sekolah Menengah Umum (SMU) dan yang sederajat.

Pragraf keempat

Pendidikan dan pelatihan

Pasal 16

(1) Calon TKI wajib memilki sertifikat keterampilan /kompetensi kerja sesuai dengan

persyaratan jabatan;

(2) Dalam hal calon TKI belum memiliki sertifikat kompetensi kerja sebagaimana

dimaksud ayat (1) pelaksana penempatan TKI swasta wajib melakukan pendidikan

dan pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang akan di lakukan.

Page 10: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 17

(1) Calon TKI behak mendapat pendidikan dan pelatihan Kerja sesuai dengan

pekerjaan yang akan dilakukan.

(2) Pendidikan dan pelatihan kerja Calon TKI sebagai mana di maksud pada ayat (1)

bertujuan untuk:

a. Memberikan pengetahuan dan pemaha tentang situasi, kondisi dan resiko

bekerja di luar negri;

b. Memberikan ketrampilan bagi Tenaga Kerja yang bersangkutan tentang

pekerjaan yang akan di lakukan.

c. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban;

d. Upaya-upaya atau prosudur yang bias di lakukan dalam menuntut hak-haknya;

e. Mekanisme perlindungan tenaga kerja;

f. Cara-cara mengadukan kasus yang di alami tenaga kerja dan keluarganya;

g. Membekali kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Negara tujuan.

(3) Pendidikan dan pelatihan kerja Calon TKI sebagaimana di maksud dalam ayat (1) biaya

pelaksana di bebankan kepada pelaksana penempatan TKI Swasta dan dibantu oleh

Pemerintah Daerah.

Pasal 18

1) Pendidikan Dan Pelatihan Kerja dilaksanakan oleh pelaksana penempatan TKI Swasta

atau lembaga pelatihan kerja yang telah memenuhi persyaratan.

2) Pendidikan Dan Pelatihan Kerja sebagai mana di maksud pada ayat (1) harus memenuhi

persyaratan sesuai dengan peraturan perungdang-undangan yang berkaitan dengan

Pendidikan Dan Pelatihan Kerja.

Pasak 19

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur dan pelaksanaan penempatan TKI Swasta

berkewajiban mengembangkan metode dan materi pendidikan dan pelatihan kerja yang

mengacu pada kebijakan pemerintah pusat.

Paragraf kelima

Pemeriksaan Kesehatan

Pasal 20

1) Setiap Calon TKI harus mengikuti pemeriksaan kesehatan yang di selenggarakan oleh

Pemerintanh Kabupaten Lombok Timur.

2) Pemerintan Kabupaten Lombok Timur melakukan pemeriksaan kesehatan berdasarkan

standar yang di akreditasikan oleh Departemen kesehatan dan di akui Departemen

Tenaga Kerja dan Transimigrasi Republik Indonesia.

Bagian kedua

Penempatan Tenaga Kerja

Paragraph kesatu

Sayarat penempatan

Pasal 21

Untuk dapat di tempatkan diluar negri calon TKI harus memiliki dokumen yang meliputi :

1. Kartu tanda penduduk, ijazah pendidikan terakhir, akte Kelahiran arau Surat Keterangan

Kenal Lahir;

Page 11: Perda No. 12 Tahun 2006

2. Surat Keterangan Status Perkawinan bagi yang telah menikah melampirkan Copy buku

nikah;

3. Surat Keterangan ijin suami atau istri, ijin orang tua atau ijin wali;

4. Sertipikat ketramilan atau kerja;

5. Surat keterangan sehat berdasrkan hasil pemeriksaan kesehatan;

6. Paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi;

7. Visa kerja;

8. Perjajian penempatan TKI;

9. Perjanjian kerja.

Pasal 22

(1) Perjajia penempatan TKI sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 angka 8 dibuat secara

tertulis dan ditandatangani oleh calon TKI dan pelaksana penempatan TKI swasta setelah

calon TKI yang bersangkutan terpilih dalam perekrutan.

(2) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana pada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat :

a. Nama dan alamat pelaksana penempatan TKI Swasta;

b. Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan alamat calon TKI;

c. Nama dan alamat calon pengguna ;

d. Hak dan kewajiban para pihak dalam rangka penempatan TKI diluar negeri yang harus

sesuai dengan kesempatan dan syrat-syarat yang di tentukan oleh calon pengguna

tercantum dalam perjanjian kerjasama penempatan ;

e. Jabatan dan jenis pekerjaan calon TKI sesuai permintaan pengguna;

f. Jaminan pelaksana penemptan TKI Swastang kepada calon TKI dalm hal pengguna tidak

memenuhi kewajibannya keberangkatan calon TKI;

g. Waktu keberangkatan calon TKI;

h. Biaya penempatan yang harus ditanggung oleh calon TKI dan cara pembayarannya;

i. Tanggung jawab pengurusan penyelesaian masalah;

j. Akibat atas terjadinya pelanggaran perjanjian penemptan TKI oleh salah satu pihak; dan

k. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian penempatan TKI.

(3) Ketentuan dalam perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak

boleh bertentangan dengan peraturan perundangan-perundangan.

(4) Perjanjian penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuat

sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua) dengan bermateri cukup dan masing-masing pihak

mendapat 1 (satu) perjanjian penempatan TKI yang mempunyai kekuatan hokum yang sama.

Pasal 23

Perjanjian penempatan TKI tidak dapat ditarik kembali dan / atau diubah, kecuali atas

persetujuan para pihak.

Pasal 24

(1) Pelaksana Penempatan TKI Swasta wajib melaporkan setiap perjanjian penempatan TKI

kepada Dinas yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan.

(2) Pelaporan sebagamana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melampirkan copy atau

salinan perjanjian penempatan TKI.

Pasal 25

(1) Perjanijian kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 angka 9, disiapkan oleh pelaksana

penempatan TKI Swasta.

(2) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat :

a. Nama dan alamat pengguna;

b. Nama dan alamat TKI;

c. Jabatan atau jenis pekerjaan TKI;

d. Hak dan kewajiban para pihak;

e. Kondisi dan syarat kerja yang meliputi jam kerja, upah dan tata cara pembayaran, hak cuti

dan waktu istirahat, pasilitas dan jaminan sosial;

f. Jangka waktu perjanjian kerja.

Page 12: Perda No. 12 Tahun 2006

(3) Setiap TKI wajib menandatangani perjanjian kerja dihadapan pejabat Dinas yang

bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan sebelum TKI yang bersangkutan

diberangkatkan keluar negeri.

(4) Hubungan kerja antara pengguna dan TKI terjadi setelah perjanjian kerja di sepakati dan di

tandatangani oleh para pihak.

Pasal 26

Perjanjian kerja dibuat untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat di perpanjang

untuk waktu 1(satu) tahun.

Pasal 27

(1) Perpanjangan jangka waktu perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 dapat

dilakukan oleh TKI yang bersangkutan atau melalui pelaksana penempatan TKI Swasta.

(2) Perpanjangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus disepakati oleh para pihak

sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan senelum perjanjian kerja pertama berakhir.

(3) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara memproleh persetujuan perjanjian kerja dan

harus mengacu pada peraturan perundang-undangan.

Pasal 28

TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan yang telah berakhir perjanjian kerjanya dan akan

perpajang perjanjian kerja, TKI yang bersangkutan harus pulang terlebih dahulu ke Indonesia.

Pasal 29

Dalam hal perperpanjangan dilakukan sendiri oleh TKI yang bersangkutan, maka pelaksanaan

penempatan TKI Swasta tidak bertanggung jawab atas resiko yang menimpa TKI dalam masa

perpanjangan perjanjian kerja.

Pasal 30

Bagi TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan, apabila selama masa berlakunya perjanjian

kerja terjadi perubahan jabatan atau jenis pekerjaan, atau pindah pengguna, maka perwakilan

pelaksana penempatan TKI Swasta wajib mengurus perubahan perjanjian kerja dengan membuat

perjanjian kerja baru dan melaporkannya kepada perwakilan republik Indonesia.

Pasal 31

Pelaksana penempatan TKI Swasta bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen penempatan

yang diperlukan.

Pasal 32

(1) Syrat-syarat pelaksana penemptan TKI Swasta yang boleh melakukan penempatan dan

rekrutmen tenaga kerja adalah :

a. Mempunyai SIUP pelaksana penemptan TKI Swasta;

b. Pelaksana penempatan TKI Swasta tersebut memiliki kantor di Lombok Timur dan atau

kantor cabang di Lombok Timur.

(2) Kantor Cabang Pelaksana Penempatan TKI Swasta harus mempunyai persyaratan :

a. Pelaksana penempatan TKI Swasta terdaftar dikantor Dinas yang bertanggung jawab

dibidang ketenagakerjaan Lombok Timur;

b. Kepala kantor Cabang berdomisili tetap di Lombok Timur;

c. Mempunyai fasilitas layak untuk mendidik, melatih dan menampung tenaga kerja asal

Kabupaten Lombok Timur sebelum berangkat ke Negara tujuan;

d. Memiliki alamat tetap dan lengkap sesuai dengan keterangan domisili;

e. Memiliki izin gangguan (HO);

f. Memiliki izin wajib lapor.

Page 13: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 33

(1) Untuk melakukan Rekrutmen Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Lombok Timur,

Pelaksana Penempatan TKI Swasta dan atau kantor cabang pelaksana penempatan TKI

Swasta wajib memiliki dokumen :

a. Salinan perjanjian Kerjasama penempatan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang ;

b. Salinan Surat permintaan TKI atau Job Order / Demand letter atas nama pelaksana

penempatan TKI Swasta yang bersangkutan yang dilegalisir ;

c. Perjanjian kerja Induk ;

d. Menyetujui Perjanjian penempatan TKI

e. Perjanjian rekrutmen

(2) Dinas yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan berhak dan berkewajiban

melakukan verifikasi dokumen-dokumen yang di maksud dalam Pasal 32 ayat (1).

(3) Pelaksana Penempatan TKI Swasta di larang melakukan kegiatan rekrutmen secara langsung

kedaerah tanpa memiliki kantor dan atau kantor Cabang di Lombok Timur.

(4) Pelaksana Penempatan TKI Swasta wajib mengikutsertakan TKI yang di berangkatkan

keluar negeri dalam Program asuransi.

Pasal 34

1) Pelaksana penempatan TKI Swasta wajib mengikutsertakan TKI yang akan di berangkatkan

keluar negeri dalam pembekalan akhir pemberangkatan.

2) Pembekalan akhir Pemberangkatan (PAP) di maksudkan untuk memberi pemahaman dan

pendalaman terhadap;

a. Peraturan perundang-undangan di negara tujuan; dan

b. Materi perjanjian kerja.

3) Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) menjadi tanggung jawab pemerintah.

Paragraf kedua

Pelaksanaan Penempatan

Pasal 35

(1) Penempatan Calon TKI/TKI hanya dapat dilakukan oleh Pelaksana Penempatan TKI swasta

yang meliki izin Pemerintah.

(2) Penempatan Tenaga Kerja di lakukan secara tertib, terbuka, mudah, murah, cepat dan tanpa

diskriminasi.

Pasal 36

(1) Penempatan Tenaga Kerja dapat dilakukan kesemua negara dengan ketentuan tenaga kerja

terjamin hak-hak dasarnya untuk mendapat perlindungan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Negara tujuan.

(2) Berdasarkan pertimbangan khusus, Bupati setelah mendapatkan pertimbangan dari Mentri

Tenaga Kerja dan Transmigasi Republik Indonesia dapat melarang penempatan Tenaga

Kerja Negara tertentu.

Pasal 37

Penempatan Tenaga Kerja dilakukan pada jenis pekerjaan yang tidak bertentangan dengan norma

kesusilaan dan mengarah pada perbudakan.

Pasal 38

(1) Pemerintah Daerah kabupaten Lombok Timur dan Pelaksana Penempatan TKI Swasta

melakukan monitoring perkembangan Tenga Kerja.

Page 14: Perda No. 12 Tahun 2006

(2) Pelaksana Penempatan TKI Swasta berkewajiban melaporkan tentang perkembangan tenaga

kerja secara berkala setiap 6 bulan sekali kepada Dinas yang bertanggung jawab di bidang

ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Timur.

(3) Dinas yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Lomok Timur

berkewajiban menginformasikan perkembangan tenaga kerja sebagaimana di maksud pada

ayat (2) kepada masyarakat luas secara terbuka dan jujur, melalui media masa.

Bagian Ketiga

Purna Penempatan

Pasal 39

Kepulangan TKI terjadi karena :

1. Berakhirnya masa perjanjian kerja;

2. Pemutusaan hubungan kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir;

3. Terjadi perang, bencana alam, atau wabah penyakit di Negara tujuan;

4. Mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan tidak bisa menjalankan pekerjaannya lagi;

5. Meninggal dunia di Negara tujuan;

6. Cuti;atau

7. Dideportasi oleh pemerintah setempat.

Pasal 40

(1) Setiap TKI yang akan kembali ke Indonesia wajib melaporkan kepulangannya kepada

perwakilan Republik Indonesia di Negara tujuan.

(2) Pelaporan bagi TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan dilakukan oleh Pelaksana

Penempatan TKi Swasta.

Pasal 41

(1) Kepulangan TKI dari Negara tujuan sampai tiba di daerah asal menjadi tanggung jawab

pelaksana penempatan TKI.

(2) Pengurusan kepulangan TKI sebagamana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Pemberian kemudahan atau fasilitas kepulangan TKI;

b. Pemberian fasilitas kesehatan bagi TKI yang sakit dalam perjalanan; dan

c. Pemberian upaya perlindungan terhadap TKI dari kemungkinan adanya tindakan pihak-

pihak lain yang tidak bertanggung jawab dan dapat meruugikan TKI dalam kepulangan.

Pasal 42

Dalam hal TKI meninggal dunia di Negara tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 angka

5, maka pelaksana penempatan TKI berkewajiban :

1. Memberitahukan tentang kematian TKI kepada keluarganya paling lambat 3 x 24 jam sejak

diketahuinya kematian tersebut;

2. Mencari informasi tentang sebab-sebab kematian dan memberitahukannya kepada pejabat

perwakilan Republik Indonesia dan anggota keluarga TKI yang bersangkutan;

3. Memulangkan jenazah TKI ke tempat asal setelah menanggung semua biaya yang di

perlukan termasuk biaya penguburan sesuai tatacara agama TKI yang bersangkutan;

4. Mengurus pemakaman di Negara tujuan pennempatan TKI atas persetujuan pihak keluarga

TKI atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Negara tujuan;

5. Memberikan perlindungan terhadap seluruh harta milik TKI untuk kepentingan anggota

keluarganya; dan

6. Mengurus pemenuhan semua hak-hak TKI yang seharusnya di terima.

Pasal 43

Dalam hal terjadi perang, bencana alam, wabah penyakit dan dideportasi, sebagaimana dimaksud

dalam pasal 39 angka 3 dan 7, pemerintah Kabupaten Lombok Timur bersama dengan

Page 15: Perda No. 12 Tahun 2006

Pemerintah, Perwakilan Republik Indonesia, Badan Nasional Penempatan dan perlindungan TKI,

mengurus kepulangan TKI sampe kedaerah asal TKI.

BAB IV

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Bagian kesatu

Pembinaan

Pasal 44

(1) Dalam hal terjadi sengketa antara TKI dengan pelaksana pennempatan TKI Swasta

mengenai pelaksanaan perjanjian penempatan, maka kedua belah pihak mengupayakan

penyelesaian secara damai dengan cara bermusyawarah.

(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai maka salah satu atau kedua belah

pihak meminta bantuan Instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan

Kabupaten Lombok Timur.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Pmbinaan

Pasal 45

(1) Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melakukan pembinaan kegiatan yang berhubungan

dengan penyelenggaraan penempatan dan perlindungan tenaga kerja diluar negeri.

(2) Dalam rangka pembinaan Tenaga Kerja, Pemerintah Kabupaten Lmbok Timur dan

pelaksana penempatan TKI Swasta dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain yang

mempunyai kompetensi profesional dibidang ketenagakerjaan, baik Swasta maupun

Lembaga Swadaya masyarakat.

(3) Pembinaan sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan ayat (2)dilakukan secara terpadu dan

terkoordinasi.

Pasal 46

Pembinaan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Timur sebagaimana dimaksud dalam pasal 44

dilakukan dalam bidang informasi, sumber daya manusia, perlindungan TKI.

Pasal 47

Pembinaan dalam bidang informasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 di lakukan dengan :

1. Membentuk sistem dan jaringan informasi yang terpadu mengenai pasar kerja luar negeri

yang dapat di akses secara luas oleh masyarakat.

2. Memberikan informasi keseluruhan proses dan prosedur mengenai penempatan TKI di luar

negeri termasuk resiko bahaya yang mungkin terjadi selama masa penempatan TKI di luar

negeri.

Pasal 48

Pembinaan dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 45,

dilakukan dengan :

1. Meningkatkan kualitas keahlian dan atau keterampilan kerja calon TKI/TKI yang akan di

tempatkan diluar negeri termasuk kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing.

2. Membentuk dan mengembangkan pelatihan kerja yang sesuai dengan standar dan

persyaratan yang di tetapkan.

Pasal 49

Page 16: Perda No. 12 Tahun 2006

Pembinaan dalam bidang perlindungan TKI sebagai mana dimaksud dalam pasa 45, di lakukan

dengan:

1. Memberikan bimbingan dan advokasi bagi TKI muilai dari pra penempatan, masa

penempatan dan purna penempatan.

2. Memfasilitasi penyelesaian perselisihan atau sengketa calon TKI/TKI dengan pengguna dan

atau pelaksana penempatan TKI Swasta.

3. Menyusun dan mengumumkan daftar mitra usaha dan pengguna bermasalah secara berkala

sesuai dengan peraturan perundangan.

4. Melakukan kerjasama internasional dalam rangka perlingungan TKI sesuai dengan peraturan

perundangan.

Bagian kedua

Pengawasan

Pasal 50

Untuk mewujudkan peran dan tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam perlindugan tenaga

kerja, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan pengawasan terhadap pelaksana penempatan

TKI Swasta yang melakukan penempatan tenaga kerja.

Pasal 51

Dalam hal melakukan pengawasan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dapat memutuskan

hubungan Kerjasama dengan pelaksana penempatan TKI Swasta dan atau memberikan sanksi-

sanksi sesuai dengan aturan ini.

Pasal 52

Dalam hal penyelenggaraan penempatan Tenaga kerja, masyarakat dapat berperan serta dalam

hal pengawasan.

Pasal 53

Pengawasan masyarakat sebagai mana dimaksud dalam pasal 52 dipergunakan dalam hal

terjadinya pelanggaran atas kewajiban pelaksanaan penetapan TKI Swasta yang mengakibatkan

kerugian bagi tenaga kerja, dimana pejabat yang memiliki kewenangan pengawasan tidak

melakukan tindakan.

BAB VI

PERLINDUNGAN

Bagian Kesatu

Perlindungan Melalui Prosedur

Pasal 54

(1) Setiap calon TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan

perundang-undang.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra pempatan

sampai dengan purna penempatan.

Page 17: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 55

Dalam rangka pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI diluar negeri, Pemerintah

Kabupaten Lombok Timur bekerjasama dengan Perwakilan Republik Indonesia melakukan

pembinaan dan pengawasan terhadap perwakilan peleksanaan penempatan TKI swata dan TKI

yang ditempatkan diluar negeri.

Pasal 56

Perlindungan selama masa penetapan TKI diluar negeri dilaksanakan antara lain dengan:

1. Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang di Negara

tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional.

2. Pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan atau peraturan

perundanag-undangan di Negara TKI ditempatkan.

Pasal 57

(1) Dengan pertimbangan untuk melindungi calon TKI,pemerataan kesempatan kerja dan atau

untuk kepentingan ketersediaan ketenagakerjaan sesuai dengan kebutuhan nasional

Pemerintah Kab.Lombok Timur dapat menghentikan dan atau melarang penempatan TKI di

luar negeri untuk Negara tertentu atau penempatan TKI pada jabatan-jabatan tertentu di luar

negeri.

(2) Dalam menghentikan dan atau melarang penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada

ayat(1) Pemerintah Kabupaten Lombok Timur memperhatikan saran dan pertimbangan

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI.

Pasal 58

Pelaksanaan penempatan TKI Swasta bertanggugn jawab untuk memberikan perlindungan

kepada calon TKI/TKI sesuai perjanjian penempattan.

Pasal 59

Setiap calon TKI/TKI yan bekerja keluar negeri baik secara perorangan maupun yang di

tempatkan oleh pelaksana penempatan TKI Swasta wajib mengikuti program perlindungan dan

pembinaan TKI.

Pasal 60

Perlindungan Tenaga Kerja dilakukan melalui :

a. Perjanjian kerjasama penempatan;

b. Perjanjian kerjasama rekrutmen antara Dinas yang bertanggung jawab di bidang

ketenagakerjaan dengan pelaksana penempatan TKI Swasta dan atau kantor Cabang

Pelaksana Penempatan TKI Swasta.

c. Pembuatan Perjanjian Penempatan;

d. Pembuatan Perjanjian kontrak keja;

e. Pertanggungan asuransi;

f. Pengaturan biaya penempatan;

g. Penyediaan bantuan kridit biaya penempatan oleh Pemerintah Daerah;

h. Pemberian bantuan hukum/Pembelajaran bagi Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten

Lombok Timur.

Pasal 61

1) Pejanjian kerjasama penempatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 60 huruf a, dibuat dan

ditandatangani oleh Pelaksana Penempatan TKI Swasta dan Mitra Usaha atau pengguna, yang

isinya selain memuat hak dan kewajiban / ttanggung masing-masing pihak juga memuat

perlindungan Tenaga Kerja sekurang-kurangnya memmuat :

a. Pemberian upah yang tidak boleh lebih rendah dari upah minimum di Negara tujuan

penempatan;

Page 18: Perda No. 12 Tahun 2006

b. Upah lembur sesuai dengan ketentuan yang belaku di Negara tujuan penempatan;

c. Pemberian upah apabila tenaga kerja sakit atau cuti;

d. Waktu kerja dan istirahat;

e. Jabatan dan jenis pekerjaan;

f. Jangka waktu perjanjian kerja;

g. Penyelesaian masalah Tenaga Kerja;

2) Perjanjian Kerja Sama yang berbentuk Birateral Agrement antara Pemerintah Daerah

Lombok Timur dengan Mitra Usaha atau pengguna jasa, sekkurang-kurangnya memuat Pasal

60 huruf a sampai huruf g.

Pasal 62

Perjanjian kerjasama rekrutmen sebagaimana di maksud dalam pasal 60 huruf b adalah

perjanjian yang di buat dan di tanda tangani antara Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dengan

Pelaksana Penempatan TKI Swasta.

Pasal 63

Perjanjian kerjasama rekrutmen Pelaksana Penempatan TKI Swasta dilaksanakan dengan

mengajukan permohonan rekrutman setelah menunjukkan Job enter/Demant letter, yang isinya

adalah :

a. Hak dan kewajiban kedua belah pihak;

b. Peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak;

c. Jangka waktu rekrutmen;

d. Jumlah tenaga kerja yang akan di rekrut selama jangka waktu rekrutmen;

e. Biaya yang akan di bebankan kepada calon TKI.

Pasal 64

Perjanjian Penempatan sebagaimana dimaksud pada pasal 60 huruf c, sekurang-kurangnya harus

memuat :

a. Jenis dan uraian pekerjaan / Jabatan;

b. Batas waktu pemberangkatan;

c. Komponen dan besarnya biaya penempatan;

d. Pembayaran ganti rugi akibat pembatalan pemberangkatan;

e. Hak dan kewajiban Pelaksana dan Penempatan TKI Swasta dan Calon TKI Indonesia asal

Kabupaten Lombook TImur.

Pasal 65

Perjanijian Konrtak Kerja senbagaimana dimaksud pasal 60 huruf d, sekurang-kurangnya harus

memuat :

a. Nama dan alamat majikan atau pengguna jasa;

b. Nama dan Alamat Tenaga Kerja;

c. Jenis dan uraian pekerjaan;

d. Syarat-syarat kerja yang isinya mengenai waktu kerja dan istirahat, jumlah upah dan cara

pembayarannya, upah lembur dan upah cuti;

e. Asuransi dan atau jaminan social;

f. Jangka waktu perjanjian Kerja;

g. Hak dan Kewajiban kedua belah pihak.

Pasal 66

1) Pelaksana Penempatan TKI Swasta bertanggung jawab langsung terhadap keselamatan

Tenaga kerja.

2) Dalam hal Tenaga Kerja ditempatkan pada pengguna yang tidak sesuai dengan perjanjian

kerja, Pelaksana Penempatan TKI swasta wajib bertanggung jawab atas keselamatan Tenaga

Kerja sesuai dengan perjanjian kerja yang telah di tandatangani.

3) Pelaksana Penempatan TKI Swasta bertanggung jawab terhadap Tenaga Kerja sejak pra

penempatan hingga purna pennempatan.

Page 19: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 67

Dalam hal perpanjangan perjanjian kontrak kerja, Pelaksana Penempatan TKI Swasta tetap

bertanggung jawab atas kelanjutan penempatan Tenaga Kerja dan mengurus hak-hak yang

bersangkutan.

Pasal 68

Dalam hal Tenaga kerja meninggal dunia di Negara penerima, Pelaksana Penempatan TKI

Swasta berkewajiban :

a. Memberitahukan tentang kematian Tenaga Kerja, hak-hak yang dimiliki oleh Tenaga Kerja,

penetuan tempat jenazah dan prosedurnya paling lambat 3 x 24 jam sejak diketahui kematian

tersebut kepada keluarganya.

b. Harus mencari informasi tentang sebab – sebab kematian dan harus memberitahukan kepada

keluarga tenaga kerja sejak diketahui kematian tersebut.

c. Pelaksana penempatan TKI Swasta bertanggung jawab terhadap hak-hak dan Asuransi

Tenaga Kerja asal Kabupaten Lomok Tiimur yang meninggal dunia untuk diserahkan kepada

ahli warisnya.

Pasal 69

(1) Dalam hal pemulangan jenazah Tenaga Kerja, Pelaksana Penempatan TKI Swasta

berkewajiban memulangkan Tenaga Kerja ketempat asal dengan cara yang layak serta

menanggung semua biaya yang diperlukan, termasuk biaya penguburan sesuai dengan tata

cara agama tenaga kerja.

(2) Memberikan fasilitas perlindungan terhadap seluruh harta milik tenaga kerja untuk

kepentingan anggota keluarganya.

Pasal 70

Dalam hal terjadinya kecelakaan kerja, terjadinya pelanggaran asusila, meninggalkan rumah

majikan, atau pindah tempat kerja maka pelaksanaan penempatan TKI Swasta dalam waktu

paling lama satu bulan setelah mendapatkan informasi tersebut harus segera memberitahukan

kepala keluarga Tenaga Kerja dengan melampirkan Kronologis kejadian.

Pasal 71

Apabila Tenaga Kerja meninggalkan rumah majikan, atau pindah tempat kerja, disebabkan oleh

kesalahan majikan, maka pelaksanaan penempatan TKI Swasta wajib membantu menguruskan

semua hak-hak, termasuk menyalamatkan semua dokumen Tenaga Kerja tersebut.

Bagian kedua

Perlindungan melalui Asuransi

Pasal 72

(1) Pelaksanaan Penempatan TKI Swasta bertanggung jawab terhadap perlindungan tenaga kerja

melalui Asuransi dengan berpedoman pada aturan dan kebijakan nasional.

(2) Pemerintah Kabupaten Lombok Timur wajib memfasilitasi calon TKI dalam mengembalikan

biaya kegagalan pemberangkatan.

(3) Besarnya premi atau klaim asuransi di atur berdasarkan aturan khusus mengenai asuransi.

Pasal 73

Asuransi di daftarkan atas nama Calon TKI dan polis Asuransi di pegang sendiri oleh Calon TKI.

Page 20: Perda No. 12 Tahun 2006

Bagian ketiga

Perlindungan Melalui Pengaturan Biaya

Pasal 74

(1) Komponen biaya penempatan yang dibebankan pada calon TKI, meliputi :

a. Pembuatan / penerbitan dokumen jati diri (KTP, Paspor);

b. Pemeriksaan kesehatan.

(2) Besarnya biaya sebagaimana di maksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Bagian keempat

Pembelaan Tenaga Kerja

Pasal 75

Apabila Tenaga Kerja mempunyai masalah, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan

pelaksanaan penempatan TKI Swasta bersama-sama dengan pemerintah pusat berdasarkan

kewenangannya masing-masing berkewajiban melakukan pembelaan pada Tenaga Kerja yang

dilakukan menurut mekanisme yang berlaku di Indonesia.

Pasal 76

(1) Pembelaan tenaga kerja dilakukan melalui litigasi dan non litigasi.

(2) Proses non litigasi sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi Mediasi, Konsiliasi dan

Arbitrase.

Pasal 77

(1) Dalam melakukan pembelaan sebagaimana di maksud dalam pasal 76, Dinas yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten Lombok Timur bersama

pelaksanaan penempatan TKI Swasta berkewajiban melibatkan peranserta masyarakat.

(2) Dalam pelaksanaan pembelaan sebagaimana di maksud pada ayat (1) Pemerintah Kabupaten

Lombok Timur membentuk Tim Pembela Tenaga Kerja yang anggotanya terdiri dari berbagai

komponen seperti Advokat/pengacara, LSM, Pelaksanaan penempatan TKI Swasta, instansi

terkait, Pers, serikat buruh dan masyarakat peduli Tenaga Kerja.

Pasal 78

Tim Pembela Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 mempunyai tugas :

a) Menerima pengaduan, baik langsung maupun tidak langsung

b) Memberikn informasi mengenai tatacara penanganan/penyelesaian masalah

c) Melakukan pembelaan secara litigasi dan non litigasi.

d) Mempersiapkan seluruh laporan mengenai masalah yang di hadapi Tenaga Kerja.

e) Bekerjasama dengan instansi terkait baik di kabupaten, Propensi, maupun Nasional untuk

menyelesaikan masalah Tenaga Kerja.

Page 21: Perda No. 12 Tahun 2006

BAB VI

PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 79

(1) Dalam hal terjadi sengketa antara TKI Pelaksana penempatan TKI Swasta mengenai

pelaksanaan perjanjian penempatan, maka kedua belah pihak mengupayakan secara damai

dengan cara bermusyawarah.

(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka salah satu atau kedua belah

pihak dapat meminta bantuan instansi yang bertanggung jawab dibiadang ketenagakerjaan.

Pasal 80

(1) Jika sengketa antara Tenaga Kerja dan atau keluaraganya dengan Pelaksana Penempatan TKI

Swasta tidak dapat di selesaikan, maka proses penyelesaiannya diserahkan kepada

pengadilan.

(2) Jika sengketa terjadi antara Tenaga Kerja dengan majikan maka Tim Pembela Tenaga Kerja

bersama instansi terkait dan Pemerintah Pusat menyediakan pembelaan hukum secara Cuma-

Cuma.

BAB VII

PENGADUAN MASYARAKAT

Pasal 81

Dalam hal keluarga Tenaga kerja atau lembaga swadaya masyarakat mendapat informasi bahwa

ada Tenaga Kerja yang mendapat permasalahan di negara tempat bekerja maka keluarga,

masyarakat atau lembaga swadaya masyrakat dapat mengadukan permasalahan tersebut kepada

Tim Pembela Tenaga Kerja.

Pasal 82

Dalam kurun waktu satu minggu setelah mendapat pengaduan, Tim Pembela Tenaga Kerja secara

berkoordinasi dengan Pelaksana Penempatan TKI Swasta untuk menindak lanjuti pengaduan

tersebut.

Pasal 83

Dalam kurun waktu satu bulan setelah mendapat pengaduan Tim Pembela Tenaga Kerja harus

memberikan informasi kepada pihak yang mengadukan tentang perkembangan penanganan

khasus.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 84

(1) Pelaksanaan dan penempatan TKI yang melanggar pasal 2, pasal 12, pasal 14, pasal 15, pasal

17, pasal 20 ayat (1), pasal 22 ayat (1) ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), pasal 24, pasal 40, pasal

44, pasal 57, pasal 59, pasal 60, pasal 61, pasal 62, pasal 63, pasal 64, pasal 65, pasal 66,

pasal 67, pasal 68, pasal 69, pasal 70, pasal 71 ayat (1), pasal 72, pasal 73 dan pasal 74

Peraturan Daerah ini sehingga merugikan calon TKI secara materiil ataupun moril di ancam

pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp .

5.000.000,- (lima juta rupiah).

(2) Pelaksana Penempatan TKI Swasta yang merekrut, memberangkatkan dan menempatkan

tenaga kerja tanpa prosedur sesuai ketentuan dan peratuaran yang berlaku dapat di ancam

Page 22: Perda No. 12 Tahun 2006

dengan sanksi pidan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan atau denda setingi-tingginya Rp

50.000.000.- (lima puluh juta rupiah)

(3) Perorangan yang merekrut,memberangkatkan dan menempatkan tenaga kerja tanpa prosedur

sesuai ketetuan dan peraturan yang berlaku dapat di ancam dengan sanksi pidana selama-

lamanya 6 bualn dann atau denda setinggi-tingginya Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)

(4) Tindak pidana sebagaimana di maksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) adalah

pelanggaran.

BAB VIII

SANSKI ADMINISTRASI

Pasal 85

(1) Pelaksana Penempatan TKI Swasta atau badan Hukum yang melangar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 8,pasal 9 ayat (1) dan pasal 10 diberikan peringatansecara tertulis.

(2) Kepada pelaksana Penempatan TKI Swasta atau badan Hukum yang melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang telah diberikan peringatan tertulis berturut-turut

sebanyak 3 (tiga) kali tetap melakukan pelanggaran terhadap pasal 8 ,pasal 9 ayat (1) dan

pasal 10 dapat di bekukan Ijin Kerjasamanya.

(3) Apabila peringatan tertulis di berikan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dan pembekuan Ijin

Kerjasama telah di berikan kepada Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja (TKI) Swasta atau

badan Hukum yang karena penempatannya mengakibatkan kerugian yang besar kepada pihak

tenaga kerja di berikan sanksi dengan pemutusan kerjasama.

BAB X

PENYIDIKAN

Pasal 86

(1) Selain Penyidik Polisi Repuplik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil juga dpt di beri

wewenang khusus untuk melakukan penyidikan sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:

a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang tindak pidana

pada perlindungan tenaga kerja.

b. Melakukan pemeriksan terhadap orang atau Badan Hukum yang diduga dan disangka

melakukan tindak pidana dibidang perlindungan Tenaga Kerja.

c. Meminta keterangan dan bukti-bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan

tindak pidana perlindungan Tenaga Kerja.

d. Melakukan pemeriksaan atas surat dan atau dokumen lain tentang tindak pidana dibidang

perlindungan Tenaga Kerja

e. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

dibidang perlindungan Tenaga Kerja.

f. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang membuktikan tentang

adanya tindak pidana dibidang perlindungan tenaga kerja.

(3) Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipilsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 87

Semua perekrutan dan penempatan tenaga kerja yang tidak mengikuti prosedur Peraturan

Daerahini dianggap melakukan pelanggaran hukum dan Pemerintah Kebupaten Lombok Timur

berhak melakukan tuntutan hukum atau memberikan sanksisesuai dengan kewenangannya.

Page 23: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 88

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,sepanjang mengenai pelaksanaannya akan

diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati

Pasal 89

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangklan.

Agar setip orang mengetahuinya, memeritahkan pengundangan Peraturan Darah ini dengan

penempatannyan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur.

Ditetapkan di selong

Pada tanggal 27 juni 2006

BUPATI LOMBOK TIMUR

Cap. Ttd

H. MOH ALI BIN DACHLAN

Diundangkan di selong

Pada tanggal 28 Juni 2006

SEKERTARIS DAERAH KABUPATEN

LOMBOK TIMUR

Cap. Ttd

LALU NIRWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN 2006 NOMOR 5

Page 24: Perda No. 12 Tahun 2006

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

NOMOR 12 TAHUN 2006

TENTANG

PENEMPATAN, PERLINDUNGAN DAN PEMBINAAN

TENAGA KERJA INDONESIA ASAL

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

I. UMUM

Dengan meningkatkan mobilitas manusia, modal barang dan jasa karena pengaruh era

globalisasi sangat mempengaruhi pola perburuhan baik secara lokal, nasional, regional, maupun

internasional, di samping itu bekerja merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dimiliki

setiap orang. Dalam hal ini Negara wajib menjamin tersedianya lapangan kerja,

memberdayakan mereka serta memberikan perlindungan hukum bagi mereka berdasarkan

prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, kesetaraan gender, anti diskriminasi, dan anti perdagangan

manusia.

Tenaga Kerja Indonesia asal Lombok Timur bukan komiditi melainkan warga Negara yang

mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga Negara lainnya. Unutk itu perlu

diperlukan kebijakan yang memberikan perlindungan, dan pelayanan kepada Tenaga Kerja

Indonesia asal Lombok Timur sebagai implementasi dari perlindungan dan pelayanan serta

pembinaan kepada warga Negara yang berkaitan dengan penempatan dan perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia memerlukan penyempurnaan, karena itu perlu di atur lebih lanjut dalam

peraturan yang operasional dan lebih memberikan perlindungan dalam peraturan Daerah

Kabupaten Lombok Timur.

Berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja Nomor KEP-157/MEN/1998 tentang

Perlindungan TKI di Luar Negeri melalui Asuransi dan Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor :KEP-104.A/MEN/2002 Tetang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

Keluar Negeri sehingga perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten tentang Perlindungan

dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia asal Lombok Timur dalam rangka mengatasi sengketa

Tenaga kerja atau perselisihan yang terjadi antara Tenaga kerja dan atau keluarganya sebagai

salah satu pihak dengan PJTKI dan atau majikan sebagai pihak laen karena tidak terpenuhinya

isi perjanjian oleh para pihak.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal

Perlindungan dan penempatan Tenaga Kerja Idonesia asal lombbol Timur berdasarkan

pada azas persamaan hak dimana semua calon Tenaga kerja mempunyai hak yang sama

untuk bekerja sebagai buruh migrant.

Keterpaduan dimana proses dan penempatan tenaga kerja di laksanakan secara terpadu

antara pihak PPTKIS dan pemerintah Kebebasan untuk menilih pekerjaan dan berkeadilan

social dengan selalu memperhatikan kesetaraan dan keadilan bagi laki-laki dan permpuan

sehingga proses perlindungan dan kususnya penempatan tenaga kerja bukan menjadikan

TKI sebagai objek untuk diperjualbelikan.

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Page 25: Perda No. 12 Tahun 2006

Penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri dilakukan secara

seimbang oleh Pemerintah dan masyarakat. Agar penyelenggaraan penempatan dan

perlindungan TKI diluar negeri tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna,

Pemerintah perlu mengatur, membina, dan mengawasi pelaksanaannya.

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Huruf a s/d e

Huruf f

Komponen pembiayaan yang harus ditanggung oleh tenaga kerja adalah paspor,

pelatihan, tes kesehatan, dan visa kerja.

Huruf g

Komponen pembioayaan yang harus ditanggung oleh pelaksana Penempatan TKI

swasta adalah transport lokal, akomodasi dan konsumsi, tiket keberangkatan, asuransi

tenaga kerja dan biaya pembekalan akhir pemberangkatan.

Huruf g

Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Page 26: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 14

Angka 1

Dalam rangka prateik TKI yang bekerja pada Pengguna perseorangan selalu

mempunyai hubungan personal yang intens dengan pengguna, yang dapat

mendoronng TKI yang bersangkutan berada pada keadaan yang rentan dengan

pelecehan seksual. Mengingat hal itu, maka pada pekerjaan tersebut diperlukan orang

yang betul-betul matang dari aspek kepribadian dan emosi. Dengan demikian resiko

terjadinya pelecehan seksual dapat diminimalisai.

Angka 1 s/d 7

Cukup jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan sertifikasi kompetensi kerja atau keterampilan atau keahlian

proses pemberian sertifikat kompetensi/keterampilan yang dilakukan secara sistematis

dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi nasioanal

dan atau internasional.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas

Page 27: Perda No. 12 Tahun 2006

Ayat (2)

Huruf a s/d f

Cukup jelas

Huruf g

Yang diimaksud dengan mampu berkomunikasi dengan bahasa asing adalah mampu

menggunakan bahasa sehari-hari yang di gunakan di Negara tujuan.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Ayat (1)

Page 28: Perda No. 12 Tahun 2006

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Page 29: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 33

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 34

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 35

Ayat (1)

Pelaksana penemptan TKI swasta sebelum berlakunya peraturan daerah ini disebut

dengan Perusahaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Page 30: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 41

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pasal 44

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 45

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48

Cukup jelas

Page 31: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 49

Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 56

Cukup jelas

Pasal 57

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 58

Cukup jelas

Pasal 59

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasal 61

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Page 32: Perda No. 12 Tahun 2006

Cukup jelas

Pasal 62

Cukup jelas

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 66

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 67

Cukup jelas

Pasal 68

Huruf a dan b

Cukup jelas

Huruf c

Ahli waris adalah orang yang berhak atas harta yang di tinggalkan oleh

pewarisnya,yang dalam hal ini antara lain terdiri dari orang tua kandung, bagi yang

belum menika, ssuami atau istri,anak dan keluarga sampai garis keturunan ketiga.

Pasal 69

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 70

Cukup jelas

Pasal 71

Cukup jelas

Pasal 72

Page 33: Perda No. 12 Tahun 2006

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 73

Cukup jelas

Pasal 74

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 75

Cukup jelas

Pasal 76

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 77

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 78

Cukup jelas

Pasal 79

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 80

Ayat (1)

Page 34: Perda No. 12 Tahun 2006

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 81

Cukup jelas

Pasal 82

Cukup jelas

Pasal 83

Cukup jelas

Pasal 84

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 85

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 86

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 87

Cukup jelas

Page 35: Perda No. 12 Tahun 2006

Pasal 88

Cukup jelas

Pasal 89

Cukup jelas