perda kotim 15
-
Upload
gunawan-damanik -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
Transcript of perda kotim 15
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
NOMOR 15 TAHUN 2002
TENTANG
RETRIBUSI JASA DERMAGA BONGKAR MUAT TAMBAT LABUHAN
TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DAERAH KOTAWARINGIN TIMUR,
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan perkembangan, kemajuan dan ketersedian sarana
dan prasarana yang cukup potensial untuk dikelola secara optimal dan
profesional sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah sudah saatnya ditata dan disusun kembal sistem
pungutan yang berupa retribusi pasar;
b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kowawaringin
Timur Nomor 11 Tahun 1996 tentang Pasar dan Retribusi pasar dalam
Daerah Tingkat II Kotawaringin Timur sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan dan perkembangan kemajuan serta ketentuan yang berlaku saat
ini maka dipandang perlu untuk dicabut;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b di atas perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Kotawaringin Timur
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tetang Penetapan Undang-undang
Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72. Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1820);
2. Undang-undang RI Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran
Negara Tahun 19992 Nomor 98. Tambahan Lembaran Negara Nomor
3493);
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintahan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
5. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Retribusi daerah dan retribusi
daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4048);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2000 tentang Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Retribusi Yang berlaku Pada Departemen
Perhubungan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 27);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54. Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3952);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119. Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4139);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127);
10. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Kotawaringin Timur Nomor 7
Tahun 1978 tentang Retribusi Dermaga dan Pelabuhan Terapung Milik
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Timur
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 23 Tahun 2000
tentang Pembentukan Dfinas Kabupaten Kotawaringin Timur
sebagaimana diubah melalui Perubahan Pertama dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 2 Tahun 2001 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2001 Nomor 2);
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
TENTANG RETRIBUSI JASA DERMAGA BONGKAR MUAT TAMBAT
LABUH DAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN
KOTAWARINGIN TIMUR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai
Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur;
3. Kepala Daerah adalah Kepala Daerah Kotawaringin Timur;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif
Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur;
5. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah dan yang
disediakan oleh swasta
6. Dermaga adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan perekonomian yang dapat
digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik penumpang dan atau bongkar muat
barang yang dilengkapi dengan fasilitas kegiatan penunjang dermaga serta temapt
perpindahanintra dan antar moda transportasi
7. Kapal adalah kendaraan air yang bentuk dan jenis apapun yang digerakkan oleh tenaga
mekanik, tenaga angin atau di tunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan dibawah permukaan air serta alat apung dengan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah
8. Kapal Perairan Daratan adalah kapal yang karena peruntukan dan spesifikasinya beroperasi
dalam wilayah perairan lautan
9. Perairan Laut adalah kapal yang karena peruntukan dan spesifikasinya beroperasi dalam
wilayah perairan lautan
10. Perairan Daratan adalah perairan yang terdapat di wilayah daratan meliputi sungai,
danau,waduk, terusan,dan rawa
11. Pemilik adalah orang yang memiliki dan atau menguasai barang
12. Penumpang adalah orang yang akan ikut dengan pelayaran dengan tujuan tertentu dan telah
melakukan perjanjian dengan penyedia jasa angkutan
13. Pengantar adalah orang yang memasuki wilayah pelabuhan dan tidak ikut dalam pelayaran
14. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,naikturun penumpang dan atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transortasi
15. Daerah Lingkungan kerja pelabuhan adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan
umum yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan
16. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan adalah wilayah perairan disekeliling daerah
lingkungan kerja perairan pelabuhan umum yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan
pelayaran
BAB II
SASARAN DAN TUJUAN
Pasal 2
Meningkatkan, memanfaatkan dan mengembangkan dermaga beserta fasilitasnya agar
penggunaan dermaga baik untuk kegiatan bongkar muat barang/hewan dan turun penumpang
serta tempat labuh kapal ataupun kegiatan lainnya dapat menunjang kelancaran, keamanan dan
ketertiban arus lalu lintas kapal, barang dan penumpang yang pada tujuannya dapat meningjatkan
sumber-sumber Pendapatan Asli daerah
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) Peraturan Daerah ini berlaku untuk semua jenis kapal dan segala kegiatan pelayanan jasa
dermaga berikut fasilitas penunjangnya di wilayah Kotawaringin Timur
(2) Khusus untuk kapal-kapal laut, retribusi yang dimaksud untuk peraturan daerah ini berlaku
apabila kapal-kapal tersebut melakukan kegiatannya di daerah yang telah ditentukan sebagai
berikut:
a. Untuk daerah sungai Mentaya berlaku mulai daerah desa Banjarum samapai ke hulu
sungai dan muara sungai Cempaka sampai ke hulu sungai
b. Untuk daerah sungai Serunyan berlaku mulai daerah desa Pematang Limau sampai ke
hulu sungai
c. Untuk daerah sungai Katingan berlaku mulai dearah kampung Tengah sampai ke hulu
sungai
BAB IV
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 4
(1) Dengan nama retribusi tarif tanda masuk bagi penumpang dan pengantar, dipungut retribusi
sebagai pembayaran atas jasa fasilitas di dermaga
(2) Dengan nama retribusi tarif tambat/sandar kapal dipungut retribusi sebagai pembayaran atas
pemberian jasa fasilitas di dermaga
(3) Dengan nama retribusi semua barang dan hewan dipungut sebagai jasa dermaga
(4) Dengan nama retribusi semua kapal laut dipungut retribusi sebagai pembayaran tambat labuh
dan bongkar muat barang di perairan daratan
Pasal 5
Objek retribusi seperti dimaksud pada Pasal 4 di atas dalam rangka untuk menyediakan fasilitas
kapal angkutan penumpang barang dan hewan yang berada dalam daerah kabupaten
Kotawaringin Timur
Pasal 6
Subjek retribusi seperti dimaksud pada pasal 4 diatas adalah orang atau badan yang mendapat
izin melakukan kegiatan sebagai pemakai jasa angkutan penumpangan dan barang/hewan
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 7
Setiap kapal yang bertambat/sandar dan segala kegiatan bongkar muat barang/hewan dan turun
penumpang di dermaga dalam wilayah Kotawaringin Timur diwajibkan membayar retribusi
menurut tarif yang telah ditentukan pada Pasal 9 Peraturan daerah ini
Pasal 8
Pungutan Retribusi dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Kotawaringin Timur dan
disetorkan ke kas daerah
BAB VI
TARIF RETRIBUSI
Pasal 9
Besar tarif Retribusi adalah sebagai berikut:
a. Tarif tanda masuk:
1) Penumpang Rp. 500,-/orang/sekali masuk;
2) Pengantar Rp. 500,-/orang/sekali masuk
b. Tarif jasa tambat/sandar kapal:
1) Motor tempel/speed boat Rp. 500,- 1(satu)kali tambat waktu maksimum 1x 24 jam;
2) Kapal/Klotok yang berkapasitas kurang dari 5 (lima) ton Rp. 300,- 1 (satu) kali tambat
untuk 1 x 24 jam;
3) Kapal/Klotok yang berkapasitas 5 (lima) ton s/d 10 (sepuluh) ton Rp 500,- 1(satu)kali
tambat waktu maksimum 1x 24 jam;
4) Kapal/Klotok yang berkapasitas 10 (sepuluh) ton s/d 50 (lima puluh) ton Rp 1.500,-
1(satu)kali tambat waktu maksimum 1x 24 jam;
5) Kapal, kapal gandengan/tongkang yang berkapasitas muatan kurang dari 100 (seratus)
ton Rp 5.000,- 1(satu)kali tambat waktu maksimum 1x 24 jam;
6) Taxi/Bus Air Rp 1.000,- 1(satu)kali tambat waktu maksimum 1x 24 jam;
7) Kapal, kapal gandengan/tongkang yang berkapasitas 100 (seratus) ton ke atas Rp
20.000,- 1(satu)kali tambat waktu maksimum 1x 24 jam;
8) Kapal tarik rakit kayu Rp 1.000,- 1(satu)kali tambat waktu maksimum 1x 24 jam;
c. Tarif Bongkar Muat
1) Kendaraan darat
a. sepeda /beca
b. sepeda motor
c. kendaraan roda 4 (emapat) ke atas
Rp. 500,-/buah
Rp. 1.500,-/buah
- jenis jeep/pick up, sedan dan sejenisnya Rp. 10.000,-/buah;
- truk roda 4 (empat) s/d roda 6 (enam) Rp. 60.000,-/buah;
- alat-alat berat lainnya Rp. 250.000,-/buah;
- alat-alat suku cadang kendaraan Rp. 100,-/kg
2) barang-barang elektronik:
a. televisi berwarna segala ukuran
b. radio tape recorder
c. tape deck
d. video/CD/PS
e. lemari es segala ukuran
Rp. 750,-/buah
Rp. 500,-/buah
Rp. 500,-/set
Rp. 500,-/buah
Rp. 1.000,-/buah
f. AC
g. Kipas angin
Rp. 1.000,-/buah
Rp. 500,-/buah
3) Bahan-bahan bangunan:
1. Semen berbagai jenis
2. Triplex 3 mili
3. Kaca segala ukuran
4. Seng
5. Paku bangunan
6. Paku untuk rel
7. Aspal
8. beton neser,pipa dan sejenisnya
9. batu pecah
10. batu belah
11. koral
12. pasir
13. kawat ayam segala ukuran
14. kawat kabel telepon
15. kapur gamping
16. kabel listrik
17. bak mandi dari porselin besar
18. kloset jongkok/duduk
19. keramik
- ukuran 20 x 20
- ukuran 20 x 30
- ukuran 10 x 10
- ukuran 40 x 10
20. kawat las
21. besi siku segala ukuran
22. pipa ledeng besi semua ukuran
23. cat tembok
24. cat minyak
25. besi plat semua ukuran
26. kayu gergajian rupa-rupa ukuran
27. batako/bata
28. tong air
Rp. 100,-/zak
Rp. 100,-/lbr
Rp. 3.000,-/peti
Rp. 100,-/lembar
Rp. 50,-/kg
Rp. 23,-/kg
Rp. 1.000,-/drum
Rp. 750,-/ikat
Rp. 1.000,-/m3
Rp. 500,-/m3
Rp. 500,-/m3
Rp. 250,-/m3
Rp. 250,-/roll
Rp. 5.000,-/roll
Rp. 50,-/blek
Rp. 250,-/roll
Rp. 1.250,-/buah
Rp. 1.000,-/buah
Rp. 100,-/pak
Rp. 100,-/pak
Rp. 100,-/pak
Rp. 100,-/pak
Rp. 50,-/kotak
Rp. 75,-/pucuk
Rp. 100,-/ikat
Rp. 50,-/kg
Rp. 75,-/kg
Rp. 500,-/keping
Rp. 375,-/m3
Rp. 1.000,-/m3
Rp. 1.000,-/buah
4) sembilan bahan pokok
a. beras
b. gula
c. minyak goreng
d. sabun
e. minyak tanah
f. mie instan
g. tekstil
h. garam bata/curai
Rp. 1.000,-/ton
Rp. 1.000,-/ton
Rp. 1.000,-/ton
Rp. 200,-/kardus
Rp. 500,-/drum
Rp. 100,-/kardus
Rp. 500,-/ball
Rp. 25,-/pak/sak
i. tepung
j. ikan asin,ikan basah
k. telor
l. udang
Rp. 100,-/bantal
Rp. 10,-/kg
Rp. 500,-/doz
Rp. 1.000,-/100 kg
5) alat perabot rumah tangga
a. ranjang besi
b. kursi tamu
c. kursi tamu besar
d. mesin jahit
e. kasur besar
f. lemari besar
g. barang pecah belah
h. barang-barang nilon, tali peti
i. tali nilon
Rp. 500,-/set
Rp. 500,-/set
Rp. 1.250,-/set
Rp. 500,-/buah
Rp. 200,-/buah
Rp. 1.250,-/buah
Rp. 100,-/lusin
Rp. 100,-/peti
Rp. 750,-/roll
6) bahan bakar minyak
a. bensin
b. solar
c. aftur
d. afgas
e. olie
f. gemuk
Rp. 2.000,-/drum
Rp. 2.000,-/drum
Rp. 2.500,-/drum
Rp. 2.500,-/drum
Rp. 2.500,-/drum
Rp. 2.500,-/drum
7) barang-barang hasil bumi / perkebunan
a. sayur mayur
b. buah-buahan
c. kelapa
d. ubi kayu/ubi jalar
e. bawang dan sejenisnya
f. kopi
g. karet
h. kelapa sawit(bijian)
i. kelapa sawit (CPO)
j. pisang
Rp. 150,-/100 kg
Rp. 150,-/100 kg
Rp. 100,-/25 butir
Rp. 100,-/100 kg
Rp. 750,-/100 kg
Rp. 500,-/100 kg
Rp.1.000,-/100 kg
Rp.1.000,-/100 kg
Rp.1.000,-/100 liter
Rp. 500,-/100 kg
8) bahan-bahan industri
a. metbanol
b. formalin
c. lem
d. jenis-jenis obat kayu
Rp. 10.000,-/ton
Rp. 10.000,-/ton
Rp. 10.000,-/ton
Rp. 10.000,-/drum
9) ternak
a. kambing
b. sapi kerbau
c. babi
Rp. 500,-/ekor
Rp. 1.000,-/ekor
Rp. 1.000,-/ekor
d. unggas Rp. 100,-/ekor
10) lain-lain
a. mesin speed boad
- 0 s/d 25 PK
- 25 s/d 50 PK
- 50 s/d 100 PK
- 100 PK keatas
b. body speed boat
- 0 s/d 40 PK
- 40 PK keatas
c. ban
- ban mobil
- ban sepeda motor
- ban sepeda/ beca
d. minuman segala jenis
e. rokok
Rp. 2.000,-/buah
Rp. 2.500,-/buah
Rp.10.000,-/buah
Rp.20.000,-/buah
Rp.10.000,-/buah
Rp.15.000,-/buah
Rp. 700,-/buah
Rp. 300,-/buah
Rp. 200,-/buah
Rp. 300,-/dos
Rp. 1.000,-/bal
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Retribusi dipungut sesuai pasal 9 di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
BAB VIII
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 11
Masa retribusi untuk jas dermaga bongkar muat tambat dan terminal penumpang adalah jangka
waktu yang lamanya 1 (satu) hari atau ditetapkan lain oleh kepala daerah
Pasal 12
Masa retribusi adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan
BAB IX
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 13
(1) Wajib retribusi wajib mengisi SPDORD
(2) SPDORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap
serta ditanda tangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya.
(3) Bentuk isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPDORD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah
BAB X
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 14
(1) Berdasarkan SPDORD sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) ditetapkan retribusi
terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan
(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan atau data yang semula
belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi terutang bertambah, maka
dikeluarkan SKRDKBT.
(3) Bentuk, isi serta tata cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 15
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan
(2) Retibusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan
SKRDKBT
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 16
(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak
diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.
(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan
Kepala Daerah.
BAB XIII
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 17
(1) Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRDKBT,
STRD, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar
bertambah, yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Retribusi dapat ditagih melalui Dinas
Perhubungan Kotawaringin Timur
(2) Penagihan retribusi melalui Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur sesuai dengan
peraturan daerah yang berlaku.
BAB XIV
KEBERATAN
Pasal 18
(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan SKRDLB.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan
yang jelas
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi. Wajib retribusi
harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut.
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali
apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat
dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannnya
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3)
pada pasal ini tidak dianggap sebagai suatu keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan
penagihan retribusi.
Pasal 19
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan
(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian
menolak atau menambaha besarnya retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaiman adimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah
tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
BAB XV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 20
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Kepala Daerah
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya
permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) dilampaui, Kepala Daerah tidak
memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dianggap
dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi atau lainnya, kelebihan pembayaran
retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih
dahulu utang retribusi tersebut
(5) Pengembalian kelebihan pengembalian pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB
(6) Apabila pengembalian pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan,
Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi
Pasal 30
(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada
Kepala Daerah dengan sekurang-kurangnya menyebutkan:
a. Nama dan alamat Wajib Retribusi;
b. Masa Retribusi;
c. Besarnya kelebihan pembayaran;
d. Alasan yang jelas.
(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung
atau melalui pos pencatat
(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti
saat permohonan diterima oleh Kepala Daerah
Pasal 22
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan Surat perintah membayar kelebihan
retribusi
(2) Apabila kelebihan retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (4)
pembayaran dilakukan dengan pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran
BAB XVI
PENGURANGAN, KERINGANAN
DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 23
(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan memperhatikan kemampuan Wajib retribusi, antara lain untuk mengangsur
(3) Pembebasan retribusi sebgaimana dimkasud pada ayat (1) antara lain diberikan kepada
wajib retribusi dalam rangka pengangkutan khusus korban bencana alam dan atau
kerusuhan
(4) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oleh
kepala Daerah.
BAB XVII
KADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 24
(1) Hak untuk melakukan penagiahan retribusi. Kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3
(tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi kecuali apabila Wajib Retribusi
melakukan tindak pidana dibidang retribusi daerah
(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:
a. Diterbitkannya Surat Teguran atau;
b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak
langsung.
BAB XVIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 25
Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya
Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 26
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan
daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran.
BAB XX
PENYIDIKAN
Pasal 27
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberikan wewenang
khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun1981 tentang kiotab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah:
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti Keterangan atau Laporan berkenaan
dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lengkap dan jelas.
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan
tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi
Daerah tersebut.
c. Menerima keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan
tindak tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan
dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah.
g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang sesorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen
yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e.
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah.
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi.
j. Menghentikan penyidikan.
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di
bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi
Negara, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
Pada tanggal mulai berlakunya Peraturan Daerah ini semua peraturan mengenai Retribusi
Angkutan Sungai dan Danau di Kabupaten Kotawaringin Timur dinyatakan tidak berlaku
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah
Pasal 30
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Ditetapkan di Sampit
Pada tanggal 18 Februari 2004
BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR
M. WAHYUDI K ANWAR
Diundangkan di Semarang
Pada tanggal 19 Februari 2004
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Drs. GODHARD A. NION
Pembina Utama Muda
Nip. 010 072 662
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2004 NOMOR
15 SERI C