PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

58
PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a. bahwa mineral merupakan potensi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan dan berwawasan lingkungan serta berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat secara berkelanjutan, maka pemerintah daerah berwenang untuk melakukan pengelolaan pertambangan yang meliputi kebijakan perencanaan, pengaturan, pengurusan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Pertambangan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. UndangUndang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730); 3. UndangUndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3817); 5. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

Transcript of PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

Page 1: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN

NOMOR 19 TAHUN 2011

TENTANG

IZIN USAHA PERTAMBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TUBAN,

Menimbang : a. bahwa mineral merupakan potensi sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin,

efisien, transparan dan berwawasan lingkungan serta berkeadilan agar

memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat secara

berkelanjutan, maka pemerintah daerah berwenang untuk melakukan

pengelolaan pertambangan yang meliputi kebijakan perencanaan,

pengaturan, pengurusan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Pertambangan;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

2. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–

daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran

Negara Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);

3. Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor

33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3817);

5. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4437);

Page 2: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 2 -

6. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4724);

7. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4725);

8. Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 1006, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4756);

9. Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4866);

10. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4959);

11. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

12. Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5234);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab

Undang–Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 (Lembaran Negara Tahun 2010

Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5145);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4833);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan

(Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 5110);

Page 3: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 3 -

18. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan

Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2010

Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5111);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral

dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5142);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca

Tambang;

21. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum;

22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Rencana

Jenis Usaha/Kegiatan Yang Wajib AMDAL;

23. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun 2009

tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan, Mineral dan Batubara;

24. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 Tentang

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan Hidup;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2007 tentang Penyidik

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban (Lembaran

Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E Nomor 25);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 03 Tahun 2008 tentang

Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tuban (Lembaran Daerah Kabupaten

Tuban Tahun 2008 Seri D Nomor 2).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TUBAN

DAN

BUPATI TUBAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Tuban.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tuban.

3. Bupati adalah Bupati Tuban.

Page 4: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 4 -

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Tuban.

5. Dinas Pertambangan dan Energi adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tuban.

6. Inspektur Tambang adalah Aparat Pengawas Pelaksanaan Peraturan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di Lingkungan Pertambangan Mineral.

7. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia

tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam

bentuk lepas atau padu.

8. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan yang

didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

9. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,

pengelolaan dan pengusahaan mineral yang rneliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan

penjualan, serta kegiatan pascatambang.

10. Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan,

diluar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

11. Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral dan batuan yang

meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta pasca

tambang.

12. Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut IUP, adalah Izin untuk melaksanakan

usaha pertambangan.

13. IUP Eksplorasi adalah Izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan

penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan.

14. IUP Operasi Produksi adalah Izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP

Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.

15. Izin Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disebut IPR, adalah Izin untuk melaksanakan

usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi

terbatas.

16. Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi

regional dan indikasi adanya mineralisasi.

17. Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi

secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis

usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan

pasca tambang.

Page 5: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 5 -

18. Operasi produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi,

penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan serta sarana

pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.

19. Jasa Pertambangan adalah jasa penunjang yang berkaitan dengan usaha pertambangan.

20. Usaha Jasa Pertambangan adalah usaha jasa yang kegiatannya berkaitan dengan tahapan

dan/atau bagian kegiatan usaha pertambangan.

21. Usaha jasa pertambangan non inti adalah usaha jasa selain usaha jasa pertambangan yang

memberikan pelayanan jasa dalam mendukung kegiatan usaha pertambangan.

22. Izin Usaha Jasa Pertambangan yang selanjutnya disebut IUJP adalah izin yang diberikan

kepada pelaku usaha jasa pertambangan untuk melakukan kegiatan usaha jasa pertambangan.

23. Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal adalah perusahaan jasa yang berbadan hukum

Indonesia atau bukan berbadan hukum, yang didirikan di Kabupaten Tuban yang seluruh

modalnya berasal dari dalam negeri dan beroperasi di wilayah Kabupaten Tuban.

24. Perusahaan Jasa Pertambangan Lain adalah perusahaan yang didirikan dan berbadan hukum

Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

25. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut AMDAL adalah kajian

mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada

lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan penyelenggaraan usaha

dan/atau kegiatan.

26. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang

selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau

kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

27. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang

selanjutnya disebut SPPL, adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha

dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas

dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan

yang wajib AMDAL dan UKL-UPL.

28. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk

menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi

kembali sesuai peruntukannya.

29. Kegiatan Pasca Tambang yang selanjutnya disebut pasca tambang adalah kegiatan terencana,

sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan

untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh

wilayah penambangan.

30. Pemberdayaan Masyarakat adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik

secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.

Page 6: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 6 -

31. Wilayah Pertambangan yang selanjutnya disebut WP adalah wilayah yang memiliki potensi

mineral dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian

dari tata ruang Nasional.

32. Wilayah Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut WUP adalah bagian dari WP yang

telah memiliki ketersediaan data, potensi dan/atau informasi geologi.

33. Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut WIUP adalah wilayah yang

diberikan kepada pemegang IUP.

34. Wilayah Pertambangan Rakyat yang selanjutnya disebut WPR adalah bagian dari WP tempat

dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.

35. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara

terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur

dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

36. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh

fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

37. Penambangan adalah Bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan

mineral ikutannya.

38. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu

mineral dan memanfaatkan serta memperoleh mineral ikutan.

39. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dari daerah

tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.

40. Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral.

41. Pertambangan perorangan adalah suatu usaha di bidang pertambangan yang dilakukan oleh

masyarakat setempat berkewarganegaraan Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

42. Divestasi saham adalah jumlah saham asing yang harus ditawarkan untuk dijual kepada

peserta Indonesia.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Asas dalam Pengelolaan Pertambangan Mineral adalah:

a. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan;

b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa;

c. Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas; dan

d. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Page 7: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 7 -

Pasal 3

Tujuan pengelolaan pertambangan mineral adalah:

a. menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan secara

berdaya guna,berhasil guna, dan berdaya saing;

b. menjamin manfaat pertambangan mineral secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

hidup;

c. menjamin tersedianya mineral sebagai bahan baku dan/atau sebagai sumber energi untuk

kebutuhan daerah;

d. mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan daerah agar lebih mampu bersaing di

tingkat nasional, regional, dan internasional;

e. meningkatkan pendapatan masyarakat daerah serta menciptakan lapangan kerja untuk

kesejahteraan rakyat; dan

f. menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha pertambangan mineral.

BAB III

KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN

Pasal 4

Kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan pertambangan mineral antara lain, adalah :

a. pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat, dan pengawasan usaha

pertambangan di wilayah daerah dan/ atau wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil;

b. pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat dan pengawasan usaha

pertambangan operasi produksi yang kegiatannya berada di wilayah daerah dan/atau atau

wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil;

c. penginventarisasian, penyelidikan dan penelitian, serta eksplorasi dalam rangka memperoleh

data dan informasi mineral;

d. pengelolaan informasi geologi, informasi potensi mineral, serta informasi pertambangan pada

wilayah daerah;

e. penyusunan neraca sumber daya mineral pada wilayah daerah;

f. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat dalam usaha pertambangan dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan;

g. pengembangan dan peningkatan nilai tambah dan manfaat kegiatan usaha pertambangan

secara optimal;

h. penyampaian informasi hasil inventarisasi, penyelidikan umum, dan penelitian, serta eksplorasi

dan operasi produksi kepada Menteri dan Gubernur;

i. penyampaian informasi hasil produksi, penjualan dalam negeri, serta ekspor kepada Menteri

dan Gubernur;

j. pembinaan dan pengawasan terhadap reklamasi lahan pascatambang; dan

k. Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan

usaha pertambangan.

Page 8: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 8 -

BAB IV

WILAYAH PERTAMBANGAN

Bagian Kesatu

Wilayah Usaha Pertambangan

Pasal 5

(1) WUP terdiri atas 1 (satu) atau beberapa WIUP yang berada pada 1 (satu) wilayah daerah.

(2) Penetapan luas dan batas WIUP mineral bukan logam dan batuan oleh pemerintah daerah.

(3) Kriteria untuk menetapkan luas dan batas WIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah

sebagai berikut :

a. letak geografis;

b. kaidah konservasi;

c. daya dukung lindungan lingkungan;

d. optimalisasi sumber daya mineral;

e. tingkat kepadatan penduduk; dan

f. kesesuaian tata ruang wilayah.

Bagian Kedua

Wilayah Pertambangan Rakyat

Pasal 6

(1) Kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu WPR.

(2) WPR ditetapkan oleh Bupati setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

dan berkonsultasi dengan DPRD.

(3) Dalam menetapkan WPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Bupati mengumumkan

rencana WPR secara terbuka.

Pasal 7

(1) Kriteria untuk menetapkan WPR adalah sebagai berikut :

a. mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di antara tepi dan

tepi sungai;

b. mempunyai cadangan mineral yang terdapat di dataran tinggi ataupun di dataran rendah;

c. mempunyai cadangan mineral dengan kedalaman maksimal 25 (dua puluh lima) meter;

d. endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai;

e. luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima) hektar;

f. menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang;

g. merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-

kurangnya 15 (lima belas) tahun; dan

h. merupakan kawasan peruntukan pertambangan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Page 9: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 9 -

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman, prosedur dan penetapan WPR diatur dalam

Peraturan Bupati.

BAB V

JENIS MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

Pasal 8

(1) Jenis mineral bukan logam dan batuan yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini adalah

bahan tambang yang telah menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.

(2) Jenis mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a mineral bukan logam meliputi : pasir kuarsa, phospat, ball clay, zeolit, kaolin, gipsum,

dolomit, kalsit, clay, dan batu gamping untuk semen; dan

b. batuan meliputi : trass, napal, oker, tanah liat, tanah urug, kerikil galian dari bukit, kerikil

sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir

alami (sirtu), tanah merah (laterit), batu gamping, bahan timbunan pilihan (tanah), urugan

tanah setempat, pasir laut, dan pasir yang tidak ada unsur mineral bukan logam dalam

jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

(3) Mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

BAB VI

KETENTUAN PERIZINAN

Pasal 9

(1) Setiap usaha pertambangan di Daerah wajib memiliki Izin Usaha Pertambangan dari Bupati.

(2) Setiap Izin hanya berlaku untuk 1 (satu) jenis mineral yang terdapat dalam 1(satu) lokasi WIUP.

(3) Apabila ditemukan mineral lain yang tidak tercantum dalam Izin dan pemegang IUP berminat

untuk mengusahakan mineral tersebut yang bersangkutan wajib terlebih dahulu mendapat izin

dari Bupati.

(4) Izin Usaha Pertambangan yang dikeluarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

kegiatan :

a. eksplorasi; dan

b. operasi produksi.

Pasal 10

Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dapat diberikan kepada :

a. Badan Usaha Milik Negara;

b. Badan Usaha Milik Daerah;

c. Badan Hukum yang didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia;

Page 10: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 10 -

d. Koperasi; dan

e. Perorangan.

BAB VII

IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Pasal 11

Izin usaha pertambangan diberikan dalam bentuk :

a. IUP;

b. IPR.

Bagian Kesatu

Izin Usaha Pertambangan

Pasal 12

(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a diberikan dalam dua tahap :

a. IUP Eksplorasi; dan

b. IUP Operasi Produksi.

(2) IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi kegiatan penyelidikan

umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.

(3) IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi kegiatan

konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

Paragraf 1

IUP Eksplorasi

Pasal 13

(1) Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang IUP Eksplorasi yang

mendapatkan mineral yang tergali wajib melaporkan kepada Bupati.

(2) Pemegang IUP Eksplorasi yang ingin menjual mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib mengajukan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan.

Pasal 14

Izin sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) diberikan oleh Bupati.

Pasal 15

(1) Pemegang IUP eksplorasi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas paling sedikit 500

(lima ratus) hektar dan paling banyak 15.000 (lima belas ribu) hektar.

(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP eksplorasi mineral bukan logam dapat diberikan IUP

kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya berbeda.

Page 11: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 11 -

(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah mempertimbangkan

pendapat dari pemegang IUP pertama.

Pasal 16

(1) Pemegang IUP eksplorasi batuan diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5 (lima) hektar dan

paling banyak 1.000 (seribu) hektar.

(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP eksplorasi batuan dapat diberikan IUP kepada pihak lain

untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya berbeda.

(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah mempertimbangkan

pendapat dari pemegang IUP pertama.

Paragraf 2

IUP Operasi Produksi

Pasal 17

(1) Setiap pemegang IUP Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi.

(2) IUP Operasi Produksi dapat diberikan kepada badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang

telah mempunyai data hasil kajian studi kelayakan.

Pasal 18

IUP operasi produksi dapat diberikan kepada perseorangan dengan luas wilayah paling banyak 10

(sepuluh) hektar dalam 1 (satu) IUP.

Pasal 19

(1) IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a wajib memuat

ketentuan sekurang-kurangnya :

a. nama perusahaan;

b. lokasi dan luas wilayah;

c. rencana umum tata ruang;

d. jaminan kesungguhan;

e. modal investasi;

f. perpanjangan waktu tahap kegiatan;

g. hak dan kewajiban pemegang IUP;

h. jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;

i. jenis usaha yang diberikan;

j. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan;

k. perpajakan;

l. penyelesaian perselisihan;

m. iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan

n. AMDAL.

Page 12: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 12 -

(2) IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b wajib memuat

ketentuan sekurang-kurangnya :

a. nama perusahaan;

b. luas wilayah;

c. lokasi penambangan;

d. lokasi pengolahan dan pemurnian;

e. pengangkutan dan penjualan;

f. modal investasi;

g. jangka waktu berlakunya IUP;

h. jangka waktu tahap kegiatan;

i. penyelesaian masalah pertanahan;

j. lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang;

k. dana jaminan reklamasi dan pascatambang;

l. perpanjangan IUP;

m. hak dan kewajiban pemegang IUP;

n. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan;

o. perpajakan;

p. penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan iuran produksi;

q. penyelesaian perselisihan;

r. keselamatan dan kesehatan kerja;

s. konservasi mineral bukan logam dan batuan;

t. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri;

u. penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang baik;

v. pengembangan tenaga kerja Indonesia;

w. pengelolaan data mineral bukan logam dan batuan; dan

x. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan mineral bukan

logam dan batuan.

Pasal 20

IUP Operasi Produksi diberikan oleh Bupati apabila lokasi penambangan, pengolahan dan

pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam 1 (satu) wilayah kabupaten.

Pasal 21

(1) Pemegang IUP operasi produksi mineral bukan logam diberi WIUP dengan luas paling banyak

2.500 (dua ribu lima ratus) hektar.

(2) Pemegang IUP Operasi Produksi batuan diberi WIUP dengan luas paling banyak 500 (lima

ratus) hektar.

Page 13: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 13 -

Pasal 22

WIUP mineral bukan logam dan batuan diberikan kepada badan usaha, koperasi dan perorangan

dengan cara permohonan wilayah kepada Bupati.

Pasal 23

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian WIUP bagi pemegang IUP Eksplorasi dan IUP Operasi

Produksi akan diatur dalam Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Izin Pertambangan Rakyat

Pasal 24

(1) Bupati memberikan IPR kepada penduduk setempat, baik perseorangan maupun kelompok

masyarakat dan/atau koperasi.

(2) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pelaksanaan pemberian IPR pada Camat sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Untuk memperoleh IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemohon wajib menyampaikan

surat permohonan kepada Bupati.

Pasal 25

Luas wilayah untuk 1 (satu) IPR dapat diberikan kepada :

a. perseorangan paling banyak 1 (satu) hektar;

b. kelompok masyarakat paling banyak 5 (lima) hektar; dan/atau

c. koperasi paling banyak 10 (sepuluh) hektar.

Pasal 26

Pemegang IPR berhak :

a. mendapat pembinaan dan pengawasan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja,

lingkungan, teknis pertambangan, dan manajemen dari Pemerintah Daerah; dan

b. mendapat bantuan modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 27

Pemegang IPR wajib :

a. melakukan kegiatan penambangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah IPR diterbitkan;

b. mematuhi peraturan perundang-undangan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja

pertambangan, pengelolaan lingkungan, dan memenuhi standar yang berlaku;

c. mengelola lingkungan hidup bersama Pemerintah Daerah;

d. membayar iuran tetap dan iuran produksi; dan

e. menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan rakyat secara berkala

kepada Bupati.

Page 14: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 14 -

Pasal 28

(1) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 pemegang IPR dalam melakukan

kegiatan pertambangan rakyat wajib mentaati ketentuan persyaratan teknis pertambangan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis pertambangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 29

(1) Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan di bidang pengusahaan, teknologi

pertambangan, serta permodalan dan pemasaran dalam usaha meningkatkan kemampuan

usaha pertambangan rakyat.

(2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pengamanan teknis pada usaha

pertambangan rakyat yang meliputi :

a. keselamatan dan kesehatan kerja;

b. pengelolaan lingkungan hidup; dan

c. pascatambang.

(3) Untuk melaksanakan pengamanan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

oleh pejabat inspektur tambang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Pemerintah Daerah wajib mencatat hasil produksi dari seluruh kegiatan usaha pertambangan

rakyat yang berada dalam wilayahnya dan melaporkannya secara berkala.

BAB VIII

PERSYARATAN IUP DAN IPR

Pasal 30

IUP Eksplorasi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan dilengkapi :

a. Persyaratan administratif sebagai berikut :

1) Untuk badan usaha dan koperasi meliputi :

- surat permohonan;

- profil badan usaha/koperasi;

- akte pendirian badan usaha/koperasi yang bergerak dibidang usaha pertambangan yang

telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;

- persetujuan dari pemegang hak atas tanah yang bersangkutan;

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

- susunan direksi dan daftar pemegang saham;

- surat keterangan domisili.

2) Untuk orang perseorangan meliputi :

- surat permohonan;

- persetujuan dari pemegang hak atas tanah yang bersangkutan;

Page 15: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 15 -

- kartu tanda penduduk;

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

- surat keterangan domisili.

b. Persyaratan teknis sebagai berikut :

1) pernyataan tenaga teknik tambang disertai daftar riwayat hidup, photo copy KTP dan ijazah

terakhir tenaga teknik tambang;

2) peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai

dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional.

c. Persyaratan lingkungan sebagai berikut :

- pernyataan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

- persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

d. Persyaratan finansial :

- bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi;

- bukti pembayaran pencetakan peta WIUP mineral bukan logam atau batuan atas

permohonan wilayah.

e. Ketentuan persyaratan finansial sebagaimana dimaksud pada huruf d akan diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 31

IUP Operasi Produksi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan dilengkapi :

a. Persyaratan administratif sebagai berikut :

1) Untuk badan usaha dan koperasi meliputi:

- surat permohonan;

- profil badan usaha/koperasi;

- akte pendirian badan usaha yang bergerak dibidang usaha pertambangan yang telah

disahkan oleh pejabat yang berwenang;

- pernyataan pemilik atau penguasaan atas tanah areal yang bersangkutan;

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

- susunan direksi dan daftar pemegang saham;

- surat keterangan domisili.

2) Untuk orang perseorangan meliputi:

- surat permohonan;

- kartu tanda penduduk;

- pernyataan pemilik atau penguasaan atas tanah areal yang bersangkutan;

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

- surat keterangan domisili.

Page 16: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 16 -

b. Persyaratan teknis sebagai berikut :

- peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan

ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional;

- laporan lengkap eksplorasi;

- laporan studi kelayakan;

- rencana reklamasi dan pasca tambang;

- rencana kerja dan anggaran biaya;

- rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi;

- tersedianya tenaga teknik tambang.

c. Persyaratan lingkungan sebagai berikut :

- pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di

bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

- persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

d. Persyaratan finansial sebagai berikut :

- laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik;

- bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir.

Pasal 32

IPR diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan dilengkapi :

a. Persyaratan administratif sebagai berikut :

1) Untuk orang perseorangan meliputi :

- surat permohonan;

- kartu tanda penduduk;

- komoditas tambang yang dimohon;

- surat keterangan domisili dari kelurahan/desa setempat.

2) Untuk kelompok masyarakat meliputi :

- surat permohonan;

- berita acara musyawarah pembentukan kelompok dengan mengetahui Kepala Desa dan

Camat disertai susunan kepengurusan;

- komoditas tambang yang dimohon;

- surat keterangan domisili dari kelurahan/desa setempat.

3) Untuk koperasi meliputi :

- surat permohonan;

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

- akte pendirian koperasi yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;

- komoditas tambang yang dimohon;

Page 17: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 17 -

- surat keterangan domisili dari kelurahan/desa setempat.

b. Persyaratan teknis membuat surat pernyataan minimal memuat :

- sumuran paling dalam 25 (dua puluh lima) meter;

- menggunakan pompa mekanik, penggelundungan atau permesinan dengan jumlah tenaga

maksimal 25 (dua puluh lima) horse power;

- tidak menggunakan alat berat dan bahan peledak.

c. Persyaratan finansial sebagai berikut :

Laporan keuangan 1 (satu) tahun terakhir dan hanya dipersyaratkan bagi koperasi setempat.

BAB IX

JANGKA WAKTU

Pasal 33

(1) IUP Eksplorasi dapat diberikan untuk :

a. pertambangan mineral bukan logam paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun;

b. pertambangan mineral bukan logam jenis tertentu dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)

tahun; dan

c. pertambangan mineral batuan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun.

(2) IUP Operasi Produksi diberikan untuk :

a. pertambangan mineral bukan logam paling lama dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun

dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun;

b. pertambangan mineral bukan logam jenis tertentu paling lama dalam jangka waktu 20 (dua

puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun;

c. pertambangan batuan paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun; dan

d. IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

(3) Jangka waktu untuk IUP operasi produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan

deposit dan daya dukung lingkungan.

Pasal 34

IUP dinyatakan tidak berlaku apabila :

a. masa berlakunya telah berakhir dan tidak diperpanjang oleh pemegang izin;

b. dikembalikan oleh pemegang izin;

c. dipindahtangankan kepada pihak lain;

d. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi usaha pertambangan

mineral bukan logam dan batuan;

e. pemegang IUP tidak memenuhi kewajiban dan ketentuan yang tercantum dalam IUP;

f. pemegang IUP tidak melaksanakan usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan

dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah diterbitkan IUP atau selama-lamanya 2 (dua) tahun

menghentikan usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan tanpa memberikan

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;

Page 18: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 18 -

g. digunakan untuk kepentingan umum; dan

h. pemegang IUP meninggal dunia.

BAB X

PERPANJANGAN IZIN

Pasal 35

(1) Perpanjangan IUP operasi produksi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan dilampiri :

a. surat permohonan perpanjangan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pertambangan

dan Energi dan Camat setempat;

b. fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku;

c. IUP asli yang dimohonkan perpanjangan;

d. peta kemajuan tambang :

- skala 1 : 1.000 untuk luas kurang dari 50 (lima puluh) hektar;

- skala 1 : 10.000 untuk luas lebih dari 50 (lima puluh) hektar;

e. laporan produksi 3 (tiga) bulan terakhir;

f. tanda bukti pelunasan pembayaran pajak mineral 3 (tiga) bulan terakhir; dan

g. laporan kegiatan tambang.

(2) Perpanjangan IPR diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan dilampiri :

a. surat permohonan perpanjangan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pertambangan

dan Energi dan Camat setempat;

b. fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku (perorangan);

c. susunan Kepengurusan yang terbaru mengetahui Kepala Desa dan Camat (Kelompok dan

Koperasi);

d. IPR asli yang dimohonkan perpanjangan;

e. laporan produksi 3 (tiga) bulan terakhir;

f. tanda bukti pelunasan pembayaran pajak mineral 3 (tiga) bulan terakhir; dan

g. laporan kegiatan tambang.

Pasal 36

Permohonan perpanjangan IUP dan IPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 diajukan kepada

Bupati selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya IUP dan IPR.

Pasal 37

Bagi pemegang IUP dan IPR perorangan yang meninggal dunia maka ahli waris dapat melanjutkan

izin usaha pertambangan tersebut setelah mendapat persetujuan dari Bupati atau pejabat yang

ditunjuk dengan melampirkan keterangan ahli waris.

Page 19: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 19 -

BAB XI

PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN

USAHA PERTAMBANGAN

Pasal 38

(1) Penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan dapat diberikan apabila terjadi :

a. keadaan kahar;

b. keadaan yang menghalangi sehingga menyebabkan penghentian sebagian atau seluruh

kegiatan usaha pertambangan; dan

c. apabila kondisi daya dukung lingkungan wilayah tersebut tidak dapat menanggung beban

kegiatan operasi produksi sumber daya mineral yang dilakukan di wilayahnya.

(2) Penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tidak mengurangi masa berlaku IUP dan IPR.

(3) Permohonan penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a dan huruf b disampaikan kepada Bupati.

(4) Penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat dilakukan oleh

inspektur tambang atau dilakukan berdasarkan permohonan masyarakat kepada Bupati.

(5) Bupati sesuai dengan kewenangannya wajib mengeluarkan keputusan tertulis diterima atau

ditolak disertai alasannya paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak menerima permohonan

tersebut.

Pasal 39

(1) Jangka waktu penghentian sementara karena keadaan kahar dan/atau keadaan yang

menghalangi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) diberikan paling lama 1 (satu)

tahun dan dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali untuk 1 (satu) tahun.

(2) Apabila belum habis masa penghentian sementara berakhir pemegang IUP dan IPR sudah siap

melakukan kegiatan operasinya, kegiatan dimaksud wajib dilaporkan kepada Bupati sesuai

dengan kewenangannya.

(3) Keputusan penghentian sementara dicabut setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2).

Pasal 40

(1) Apabila penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan diberikan karena keadaan

kahar kewajiban pemegang IUP dan IPR terhadap Pemerintah Daerah tidak berlaku.

(2) Apabila penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan diberikan karena keadaan yang

menghalangi kegiatan usaha pertambangan, kewajiban pemegang IUP dan IPR terhadap

Pemerintah Daerah tetap berlaku.

(3) Apabila penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan diberikan karena kondisi daya

dukung lingkungan wilayah, kewajiban pemegang IUP dan IPR terhadap Pemerintah Daerah

tetap berlaku.

Page 20: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 20 -

BAB XII

BERAKHIRNYA IZIN USAHA PERTAMBANGAN

Pasal 41

IUP dan IPR berakhir karena :

a. Dikembalikan;

b. Dicabut; atau

c. Habis masa berlakunya.

Pasal 42

(1) Pemegang IUP atau IPR dapat menyerahkan kembali IUP atau IPR-nya dengan pernyataan

tertulis kepada Bupati disertai dengan alasan yang jelas.

(2) Pengembalian IUP atau IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah setelah

memenuhi kewajibannya dan disetujui oleh Bupati.

Pasal 43

IUP dan IPR dapat dicabut oleh Bupati apabila :

a. Pemegang IUP dan IPR tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam IUP dan IPR serta

peraturan perundang- undangan;

b. Pemegang IUP dan IPR melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Daerah; dan

c. Pemegang IUP dan IPR dinyatakan pailit.

Pasal 44

Dalam hal jangka waktu yang ditentukan dalam IUP dan IPR telah habis dan tidak diajukan

permohonan peningkatan atau perpanjangan tahap kegiatan atau pengajuan permohonan tetapi

tidak memenuhi persyaratan IUP dan IPR tersebut berakhir.

Pasal 45

(1) Pemegang IUP dan IPR yang IUP-nya atau IPR-nya berakhir karena alasan sebagaimana

dimaksud dalarn Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44 wajib memenuhi dan

menyelesaikan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kewajiban pemegang IUP dan IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap telah

dipenuhi setelah mendapat persetujuan dari Bupati.

Pasal 46

(1) IUP dan IPR yang telah dikembalikan, dicabut, atau habis masa berlakunya dikembalikan

kepada Bupati.

(2) WIUP atau WPR yang IUP-nya atau IPR-nya berakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditawarkan kepada badan usaha, koperasi, atau perseorangan melalui mekanisme sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan.

Page 21: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 21 -

Pasal 47

Apabila IUP dan IPR berakhir, pemegang IUP atau IPR wajib menyerahkan seluruh data yang

diperoleh dari hasil eksplorasi dan operasi produksi kepada Bupati.

BAB XIII

USAHA JASA PERTAMBANGAN

Pasal 48

(1) Pemegang IUP wajib menggunakan perusahaan jasa pertambangan lokal dan/ atau nasional.

(2) Dalam hal tidak terdapat perusahaan jasa pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pemegang IUP dapat menggunakan perusahaan jasa pertambangan lain yang berbadan

hukum Indonesia.

(3) Jenis usaha jasa pertambangan meliputi:

a. konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pengujian peralatan di bidang:

1) penyelidikan umum;

2) eksplorasi;

3) studi kelayakan;

4) konstruksi pertambangan;

5) pengangkutan;

6) lingkungan pertambangan;

7) pascatambang dan reklamasi; dan/atau

8) keselamatan dan kesehatan kerja.

b. konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di bidang :

1) penambangan; atau

2) pengolahan dan pemurnian.

Pasal 49

(1) Dalam hal pemegang IUP menggunakan jasa pertambangan, tanggung jawab kegiatan usaha

pertambangan tetap dibebankan kepada pemegang IUP.

(2) Pelaku usaha jasa pertambangan wajib mengutamakan kontraktor dan tenaga kerja lokal.

Pasal 50

Pemegang IUP dilarang melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya dalam bidang usaha jasa

pertambangan.

Pasal 51

(1) Pelaku usaha jasa pertambangan dapat melakukan kegiatannya setelah mendapatkan IUJP.

Page 22: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 22 -

(2) IUJP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada :

a. perusahaan jasa pertambangan lokal; dan

b. perusahaan jasa pertambangan lain.

(3) Perusahaan jasa pertambangan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi :

a. badan usaha milik daerah;

b. badan usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT);

c. koperasi;

d. perusahaan komanditer (CV);

e. perusahaan firma; dan

f. orang perseorangan.

Yang beroperasi terbatas di wilayah Daerah.

(4) Ketentuan lebih lanjut atas usaha jasa pertambangan diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB XIV

PENGGUNAAN TANAH UNTUK KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN

Pasal 52

(1) Hak atas WIUP dan WPR tidak meliputi hak atas tanah permukaan bumi.

(2) Kegiatan usaha pertambangan tidak dapat dilaksanakan pada tempat yang dilarang untuk

melakukan kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Kegiatan usaha pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan

setelah mendapat izin dari Dinas Teknis yang menerbitkan izin.

(4) Pemegang IUP Eksplorasi hanya dapat melaksanakan kegiatannya setelah mendapat

persetujuan dari pemegang hak atas tanah.

Pasal 53

(1) Pemegang IUP sebelum melakukan kegiatan operasi produksi wajib menyelesaikan hak atas

tanah dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penyelesaian hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kebutuhan atas tanah oleh pemegang IUP.

Pasal 54

Pemegang IUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dan Pasal 53 yang telah melaksanakan

penyelesaian terhadap bidang-bidang tanah dapat diberikan hak atas tanah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 23: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 23 -

Pasal 55

Hak atas IUP dan IPR bukan merupakan pemilikan hak atas tanah.

BAB XV

PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 56

(1) Bupati melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang

dilakukan oleh pemegang IUP atau IPR.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. pemberian pedoman dan standar pelaksanaan pengelolaan usaha pertambangan;

b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi;

c. pendidikan dan pelatihan; serta

d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan

penyelenggaraan usaha pertambangan.

Pasal 57

(1) Bupati melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan

yang dilaksanakan oleh pemegang IUP dan IPR sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :

a. teknis pertambangan;

b. pemasaran;

c. keuangan;

d. pengolahan data mineral dan batuan;

e. konservasi sumber daya mineral dan batuan;

f. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;

g. keselamatan operasi pertambangan;

h. pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pascatambang;

i. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan rancang bangun

dalam negeri;

j . pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;

k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;

l. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan;

m. kegiatan-kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut

kepentingan umum;

n. pengelolaan IUP dan IPR; dan

Page 24: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 24 -

o. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, e, f, g, h, dan l dilakukan oleh

inspektur tambang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Perlindungan Masyarakat

Pasal 58

Masyarakat yang terkena dampak negatif langsung dari kegiatan usaha pertambangan berhak :

a. memperoleh ganti rugi yang layak; dan

b. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat pengusahaan pertambangan

yang menyalahi ketentuan.

BAB XVI

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR WIUP

Pasal 59

(1) Pemegang IUP wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di

sekitar WIUP.

(2) Program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikonsultasikan dengan Pemerintah

Daerah dan masyarakat setempat.

(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat mengajukan usulan program kegiatan

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kepada Bupati untuk diteruskan kepada

pemegang IUP.

(4) Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diprioritaskan untuk masyarakat di sekitar WIUP yang terkena dampak langsung akibat

aktivitas pertambangan.

(5) Prioritas masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan masyarakat yang

berada dekat kegiatan operasional penambangan dengan tidak melihat batas administrasi

wilayah kecamatan/kabupaten.

(6) Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dibiayai dari alokasi biaya program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pada

anggaran dan biaya pemegang IUP setiap tahun.

(7) Alokasi biaya program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (6) dikelola oleh pemegang IUP.

Pasal 60

Pemegang IUP setiap tahun wajib menyampaikan rencana dan biaya pelaksanaan program

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari rencana kerja dan anggaran

biaya tahunan kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya untuk mendapat persetujuan.

Page 25: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 25 -

Pasal 61

Setiap pemegang IUP Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan realisasi program

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setiap 6 (enam) bulan kepada Bupati sesuai

dengan kewenangannya.

Pasal 62

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan dan pemberdayaan masyarakat diatur dengan

Peraturan Bupati.

BAB XVII

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Pasal 63

Pemerintah Daerah mendorong, melaksanakan, dan/atau memfasilitasi pelaksanaan penelitian dan

pengembangan mineral.

BAB XVIII

DIVESTASI SAHAM PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN

YANG SAHAMNYA DIMILIKI OLEH ASING

Pasal 64

(1) Modal asing pemegang IUP setelah 5 (lima) tahun sejak berproduksi wajib melakukan

Divestasi Sahamnya, sehingga sahamnya paling sedikit 20% (dua puluh persen) dimiliki

peserta Indonesia.

(2) Divestasi Saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara langsung kepada

Peserta Indonesia yang terdiri atas Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, atau

badan usaha swasta nasional.

(3) Dalam hal Pemerintah tidak bersedia membeli saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ditawarkan kepada Pemerintah Daerah.

(4) Apabila Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak bersedia membeli

saham, ditawarkan kepada BUMN dan BUMD dilaksanakan dengan cara lelang.

(5) Apabila BUMN dan BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak bersedia membeli

saham, ditawarkan kepada badan usaha swasta nasional dilaksanakan dengan cara lelang.

(6) Penawaran saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu

paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak 5 (lima) tahun dikeluarkannya izin

Operasi Produksi tahap penambangan.

(7) Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD harus menyatakan minatnya dalam

jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah tanggal penawaran.

Page 26: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 26 -

(8) Dalam hal Pemerintah dan Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD tidak berminat untuk

membeli Divestasi Saham sebagaimana dimaksud pada ayat (7), saham ditawarkan kepada

badan usaha swasta nasional dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender.

(9) Badan usaha swasta nasional harus menyatakan minatnya dalam jangka waktu paling lambat

30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal penawaran.

(10) Pembayaran dan penyerahan saham yang dibeli oleh peserta Indonesia dilaksanakan dalam

jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah tanggal pernyataan

minat atau penetapan pemenang lelang.

(11) Apabila Divestasi Saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penawaran

saham akan dilakukan pada tahun berikutnya berdasarkan mekanisme ketentuan pada ayat

(2) sampai dengan ayat (9).

Pasal 65

Dalam hal terjadi peningkatan jumlah modal perseroan, peserta Indonesia sahamnya tidak boleh

terdilusi menjadi lebih kecil dari 20% (dua puluh persen).

BAB XIX

HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu

HAK

Pasal 66

(1) Pemegang IUP dan IPR dapat melakukan sebagian atau seluruh tahapan usaha

pertambangan, baik kegiatan eksplorasi maupun kegiatan operasi produksi. Pemegang IUP

dan IPR dapat memanfaatkan prasarana dan sarana umum untuk keperluan pertambangan.

(2) Pemegang IUP dan IPR berhak memiliki mineral, termasuk mineral ikutannya setelah

memenuhi kewajibannya.

Pasal 67

(1) Pemegang IUP dan IPR tidak boleh memindahtangankan IUP dan IPR -nya kepada pihak lain.

(2) Untuk pengalihan kepemilikan dan atau saham di bursa saham Indonesia hanya dapat

dilakukan setelah melakukan kegiatan eksplorasi tahapan tertentu.

(3) Pengalihan kepemilikan dan/atau saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. harus memberitahukan kepada Bupati; dan

b. sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 27: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 27 -

Bagian Kedua

Kewajiban

Pasal 68

Pemegang IUP dan IPR wajib:

a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

b. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia;

d. melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat; dan

e. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan.

Pasal 69

Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68

huruf a, pemegang IUP dan IPR wajib melaksanakan :

a. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;

b. keselamatan operasi pertambangan;

c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan

pascatambang;

d. upaya konservasi sumber daya mineral; dan

e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair,

atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media

lingkungan.

Pasal 70

Pemegang IUP dan IPR wajib menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai

dengan kondisi daerah.

Pasal 71

Pemegang IUP dan IPR wajib menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang

bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 72

(1) Setiap pemegang IUP dan IPR wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana

pascatambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi atau IPR.

(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang dilakukan sesuai dengan peruntukan

lahan pascatambang.

(3) Peruntukan lahan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam

perjanjian penggunaan tanah antara pemegang IUP atau IPR dan pemegang hak atas tanah.

Page 28: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 28 -

Pasal 73

(1) Pemegang IUP wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan dana jaminan pascatambang.

(2) Bupati menetapkan pihak ketiga untuk melakukan reklamasi dan pascatambang dengan dana

jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan apabila pemegang IUP tidak

melaksanakan reklamasi dan pascatambang.

(4) Ketentuan mengenai reklamasi dan pascatambang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

BAB XX

PRINSIP REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Pasal 74

(1) Pemegang IUP Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi.

(2) Pemegang IUP Operasi Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang.

(3) Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap lahan terganggu pada

kegiatan eksplorasi.

(4) Reklamasi dan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap lahan

terganggu pada kegiatan pertambangan dengan sistem dan metode:

a. penambangan terbuka; dan

b. penambangan bawah tanah.

Pasal 75

(1) Pelaksanaan reklamasi oleh pemegang IUP Eksplorasi wajib memenuhi prinsip:

a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan; dan

b. keselamatan dan kesehatan kerja.

(2) Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang IUP Operasi Produksi wajib

memenuhi prinsip:

a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan;

b. keselamatan dan kesehatan kerja; dan

c. konservasi mineral.

Pasal 76

(1) Prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 75 ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a, paling sedikit meliputi:

a. perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanah serta udara

berdasarkan standar baku mutu atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati;

c. penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam tailing, lahan

bekas tambang, dan struktur buatan lainnya;

d. pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya;

Page 29: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 29 -

e. memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat; dan

f. perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Prinsip keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf

b dan ayat (2) huruf b, meliputi:

a. perlindungan keselamatan terhadap setiap pekerja/buruh; dan

b. perlindungan setiap pekerja/buruh dari penyakit akibat kerja.

(3) Prinsip konservasi mineral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) huruf c, meliputi:

a. penambangan yang optimum;

b. penggunaan metode dan teknologi pengolahan dan pemurnian yang efektif dan efisien;

c. pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marjinal, mineral kadar rendah, dan mineral

ikutan kualitas rendah; dan

d. pendataan sumber daya serta cadangan mineral yang tidak tertambang serta sisa

pengolahan dan pemurnian.

BAB XXI

TATA LAKSANA REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 77

(1) Pemegang IUP Eksplorasi sebelum melakukan kegiatan eksplorasi wajib menyusun rencana

reklamasi berdasarkan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

(2) Rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat dalam rencana kerja dan

anggaran biaya eksplorasi.

Pasal 78

(1) Pemegang IUP Eksplorasi yang telah menyelesaikan kegiatan studi kelayakan harus

mengajukan permohonan persetujuan rencana reklamasi dan rencana pascatambang kepada

Bupati sesuai dengan kewenangannya.

(2) Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan

bersamaan dengan pengajuan permohonan IUP Operasi Produksi.

(3) Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun

berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

(4) Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus

sesuai dengan:

a. prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75;

b. sistem dan metode penambangan berdasarkan studi kelayakan;

c. kondisi spesifik wilayah izin usaha pertambangan; dan

d. ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 30: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 30 -

Bagian Kedua

Rencana Reklamasi

Pasal 79

(1) Rencana reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 disusun untuk jangka waktu 5

(lima) tahun.

(2) Dalam rencana reklarnasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat rencana reklamasi

untuk masing-masing tahun.

(3) Dalam hal umur tambang kurang dari 5 (lima) tahun, rencana reklamasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disusun sesuai dengan umur tambang.

(4) Rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) paling sedikit

memuat:

a. tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang;

b. rencana pembukaan lahan;

c. program reklamasi terhadap lahan terganggu yang meliputi lahan bekas tambang dan lahan

di luar bekas tambang yang bersifat sementara dan/atau permanen;

d. kriteria keberhasilan meliputi standar keberhasilan penataan lahan, revegetasi, pekerjaan

sipil, dan penyelesaian akhir; dan

e. rencana biaya reklamasi terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung.

(5) Lahan di luar bekas tambang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c meliputi:

a. tempat penimbunan tanah penutup;

b. tempat penimbunan sementara dan tempat penimbunan bahan tambang;

c. jalan;

d. pabrik/instalasi pengolahan dan pemurnian;

e. bangunan/ instalasi sarana penunjang;

f. kantor dan perumahan;

g. pelabuhan khusus; dan/atau

h. lahan penimbunan dan/atau pengendapan tailing.

Pasal 80

Dalam hal reklamasi berada di dalam kawasan hutan, wilayah pesisir, dan pulau-pulau kecil,

perencanaan reklamasi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Rencana Pascatambang

Pasal 81

Rencana pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 memuat:

a. profil wilayah, meliputi lokasi dan aksesibilitas wilayah, kepemilikan dan peruntukan lahan, rona

lingkungan awal, dan kegiatan usaha lain di sekitar tambang;

b. deskripsi kegiatan pertambangan, meliputi keadaan cadangan awal, sistem dan metode

penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta fasilitas penunjang;

Page 31: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 31 -

c. rona lingkungan akhir lahan pascatambang, meliputi keadaan cadangan tersisa, peruntukan

lahan, morfologi, air permukaan dan air tanah, serta biologi akuatik dan teresterial;

d. program pascatambang, meliputi:

1. reklamasi pada lahan bekas tambang dan lahan di luar bekas tambang;

2. pemeliharaan hasil reklamasi;

3. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat; dan

4. pemantauan;

e. organisasi termasuk jadwal pelaksanaan pascatambang;

f. kriteria keberhasilan pascatambang; dan

g. rencana biaya pascatambang meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Pasal 82

Pemegang IUP Eksplorasi dalam menyusun rencana pascatambang harus berkonsultasi dengan

instansi Pemerintah Daerah yang membidangi pertambangan mineral, instansi terkait lainnya, dan

masyarakat.

BAB XXII

PERSETUJUAN RENCANA REKLAMASI DAN

RENCANA PASCATAMBANG

Bagian Kesatu

Persetujuan Rencana Reklamasi

Pasal 83

(1) Bupati sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atas rencana reklamasi yang

telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Pasal 79, dan Pasal 80

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak IUP Operasi Produksi

diterbitkan.

(2) Dalam hal rencana reklamasi belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

78, Pasal 79, dan Pasal 80, Bupati sesuai dengan kewenangannya mengembalikan rencana

reklamasi kepada pemegang IUP Operasi Produksi.

(3) Pemegang IUP Operasi Produksi harus menyampaikan kembali rencana reklamasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah disempurnakan dalam jangka waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari kalender kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 84

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi wajib melakukan perubahan rencana reklamasi yang telah

disetujui sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 apabila terjadi perubahan atas:

a. sistem dan metode penambangan yang telah disetujui;

b. kapasitas produksi;

c. umur tambang;

d. tata guna lahan; dan/atau

Page 32: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 32 -

e. dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup.

(2) Perubahan rencana reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam jangka

waktu paling lambat 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sebelum pelaksanaan reklamasi

tahun berikutnya kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya.

(3) Bupati sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atas perubahan rencana

reklamasi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Pasal 79,

dan Pasal 80 dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak menerima

pengajuan perubahan rencana reklamasi.

(4) Dalam hal perubahan rencana reklamasi belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 78, Pasal 79, dan Pasal 80, Bupati sesuai dengan kewenangannya

mengembalikan pengajuan perubahan rencana reklamasi kepada pemegang IUP Operasi

Produksi.

(5) Pemegang IUP Operasi Produksi harus menyampaikan kembali perubahan rencana reklamasi

yang telah disempurnakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender

kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya.

Bagian Kedua

Persetujuan Rencana Pascatambang

Pasal 85

(1) Bupati sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atas rencana pascatambang

yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Pasal 81, dan Pasal

82 dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak IUP Operasi Produksi

diterbitkan.

(2) Dalam hal rencana pascatambang belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 78, Pasal 81, dan Pasal 82, Bupati sesuai dengan kewenangannya mengembalikan

rencana pascatambang kepada pemegang IUP Operasi Produksi.

(3) Pemegang IUP Operasi Produksi harus menyampaikan kembali rencana pascatambang

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah disempurnakan dalarn jangka waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari kalender kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 86

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi wajib melakukan perubahan rencana pascatambang apabila

terjadi perubahan rencana reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84.

(2) Perubahan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Bupati sesuai

dengan kewenangannya.

(3) Bupati sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan atas perubahan rencana

pascatambang yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Pasal

81, dan Pasal 82 dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak

menerima pengajuan perubahan rencana pascatambang.

(4) Perubahan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat

dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) tahun sebelum akhir kegiatan

penambangan.

Page 33: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 33 -

BAB XXIII

PELAKSANAAN DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu

Reklamasi Tahap Eksplorasi

Pasal 87

(1) Pelaksanaan reklamasi pada lahan terganggu akibat kegiatan eksplorasi dilakukan pada lahan

yang tidak digunakan pada tahap operasi produksi.

(2) Lahan terganggu akibat kegiatan eksplorasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

lubang pengeboran, sumur uji, parit uji, dan/ atau sarana penunjang.

(3) Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sampai memenuhi

kriteria keberhasilan.

Bagian Kedua

Reklamasi dan Pascatambang Tahap Operasi Produksi

Pasal 88

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang sesuai

dengan rencana reklamasi dan rencana pascatambang sampai memenuhi kriteria keberhasilan.

(2) Dalam melaksanakan reklamasi dan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pemegang IUP Operasi Produksi harus menunjuk pejabat yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan reklamasi dan pascatambang.

Pasal 89

Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 dan Pasal 88 wajib dilakukan

paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tidak ada kegiatan usaha pertambangan pada

lahan terganggu.

Bagian Ketiga

Pelaporan dan Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang

Pasal 90

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan

reklamasi setiap 1 (satu) tahun kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya.

(2) Bupati sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi terhadap laporan pelaksanaan

reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga

puluh) hari kalender sejak diterimanya laporan.

Pasal 91

Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (2) Bupati sesuai dengan

kewenangannya memberitahukan tingkat keberhasilan reklamasi secara tertulis kepada pemegang

IUP Operasi Produksi.

Page 34: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 34 -

Pasal 92

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi wajib melaksanakan pascatambang setelah sebagian atau

seluruh kegiatan usaha pertambangan berakhir.

(2) Dalam hal seluruh kegiatan usaha pertambangan berakhir sebelum jangka waktu yang

ditentukan dalam rencana pascatambang, pemegang IUP Operasi Produksi wajib

melaksanakan pascatambang.

(3) Pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib dilakukan dalam

jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah sebagian atau seluruh

kegiatan usaha pertambangan berakhir.

Pasal 93

(1) Pemegang IUP Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pascatambang

setiap 3 (tiga) bulan kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya.

(2) Bupati sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi terhadap laporan pelaksanaan

pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalarn jangka waktu paling lambat 30

(tiga puluh) hari kalender sejak diterimanya laporan.

Pasal 94

Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2) Bupati sesuai dengan

kewenangannya memberitahukan tingkat keberhasilan pascatambang secara tertulis kepada

pemegang IUP Operasi Produksi.

BAB XXIV

JAMINAN REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 95

(1) Pemegang IUP wajib menyediakan:

a. jaminan reklamasi; dan

b. jaminan pascatambang.

(2) Jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. jaminan reklamasi tahap eksplorasi; dan

b. jaminan reklamasi tahap operasi produksi.

Bagian Kedua

Jaminan Reklamasi

Pasal 96

(1) Jaminan reklamasi tahap eksplorasi sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 95 ayat (2) huruf a

ditetapkan sesuai dengan rencana reklamasi yang disusun berdasarkan dokumen lingkungan

hidup dan dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya eksplorasi.

Page 35: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 35 -

(2) Jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan pada bank pemerintah

dalam bentuk deposito berjangka.

(3) Penempatan jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam jangka

waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak rencana kerja dan anggaran biaya tahap

eksplorasi disetujui oleh Bupati sesuai dengan kewenangannya.

(4) Jaminan reklamasi akan dievaluasi secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali.

Pasal 97

(1) Jaminan reklamasi tahap operasi produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2)

huruf b ditetapkan sesuai dengan rencana reklamasi.

(2) Jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. rekening bersama pada bank pemerintah;

b. deposito berjangka pada bank pemerintah;

c. bank garansi pada bank pemerintah atau bank swasta nasional; atau

d. cadangan akuntansi.

(3) Penempatan jaminan reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka

waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak rencana reklamasi disetujui oleh Bupati

sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 98

Penempatan Jaminan Reklamasi tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP untuk

melaksanakan reklamasi.

Pasal 99

Apabila berdasarkan hasil evaluasi terhadap laporan pelaksanaan reklamasi menunjukkan

pelaksanaan reklamasi tidak memenuhi kriteria keberhasilan, Bupati sesuai dengan

kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan reklamasi sebagian

atau seluruhnya dengan menggunakan jaminan reklamasi.

Pasal 100

(1) Dalam hal jaminan reklamasi tidak menutupi untuk menyelesaikan reklamasi, kekurangan biaya

untuk penyelesaian reklamasi menjadi tanggung jawab pemegang IUP.

(2) Dalam hal terdapat kelebihan jaminan dari biaya yang diperlukan untuk penyelesaian reklamasi,

kelebihan biaya dapat dicairkan oleh pemegang IUP setelah mendapat persetujuan dari Bupati

sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 101

Pemegang IUP dapat mengajukan permohonan pencairan atau pelepasan jaminan reklamasi

kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya berdasarkan tingkat keberhasilan reklamasi.

Page 36: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 36 -

Bagian Ketiga

Jaminan Pascatambang

Pasal 102

(1) Jaminan pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) huruf b ditetapkan

sesuai dengan rencana pascatambang.

(2) Jaminan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan setiap tahun dalam

bentuk deposito berjangka pada bank pemerintah.

(3) Penempatan jarninan pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam

jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak rencana pascatambang disetujui

oleh Bupati sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 103

Penempatan jaminan pascatambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP Operasi

Produksi untuk melaksanakan pascatambang.

Pasal 104

Apabila berdasarkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan pascatambang menunjukkan

pascatambang tidak memenuhi kriteria keberhasilan, Bupati sesuai dengan kewenangannya dapat

menetapkan pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan pascatambang sebagian atau seluruhnya

dengan menggunakan jaminan pascatambang.

Pasal 105

Dalam hal jaminan pascatambang tidak menutupi untuk menyelesaikan pascatambang,

kekurangan biaya untuk penyelesaian pascatambang menjadi tanggung jawab pemegang IUP

Operasi Produksi.

Pasal 106

Dalam hal kegiatan usaha pertambangan berakhir sebelum jangka waktu yang telah ditentukan

dalam rencana pascatambang, pemegang IUP Operasi Produksi wajib menyediakan jaminan

pascatambang sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Pasal 107

Pemegang IUP Operasi Produksi dapat mengajukan permohonan pencairan jaminan

pascatambang kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya dengan melampirkan program dan

rencana biaya pascatambang.

BAB XXV

REKLAMASI DAN PASCATAMBANG BAGI PEMEGANG IPR

Pasal 108

(1) Pemerintah kabupaten sebelum menerbitkan IPR pada wilayah pertambangan rakyat, wajib

menyusun rencana reklamasi dan rencana pascatambang untuk setiap wilayah pertambangan

rakyat.

Page 37: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 37 -

(2) Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun

berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 109

(1) Bupati menetapkan rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 108 untuk pemegang IPR.

(2) Pemegang IPR bersama dengan Bupati wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang

sesuai dengan rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

BAB XXVI

PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI DAN

LAHAN PASCATAMBANG

Pasal 110

(1) Pemegang IUP wajib menyerahkan lahan yang telah direklamasi kepada pihak yang berhak

sesuai dengan peraturan perundang-undangan melalui Bupati sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pemegang IUP dapat mengajukan permohonan penundaan penyerahan lahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) baik sebagian atau seluruhnya kepada Bupati sesuai dengan

kewenangannya apabila lahan yang telah direklamasi masih diperlukan untuk pertambangan.

Pasal 111

Pemegang IUP Operasi Produksi yang telah selesai melaksanakan pascatambang wajib

menyerahkan lahan pascatambang kepada pihak yang berhak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan melalui Bupati sesuai dengan kewenangannya.

BAB XXVII

PENYIDIKAN

Pasal 112

(1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang

Pertambangan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil

di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang Pertambangan agar keterangan atau laporan tersebut

menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan

tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang

Pertambangan;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan

tindak pidana di bidang Pertambangan;

Page 38: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 38 -

d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang

Pertambangan;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan

dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di

bidang Pertambangan;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada

saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau

dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang Pertambangan;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

Pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat menangkap pelaku tindak pidana pada

kegiatan usaha pertambangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, melalui Penyidik Pejabat Polisi

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang

Hukum Acara Pidana.

BAB XXVIII

SANKSI ADMINISTRASTIF

Pasal 113

(1) Bupati sesuai dengan kewenangannya berhak memberikan sanksi administratif kepada

pemegang IUP dan IPR atas pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

ayat (3) , Pasal 13, Pasal 27, Pasal 28 ayat (1), Pasal 39 ayat (2), Pasal 40 ayat (2) dan (3),

Pasal 48 ayat (1), Pasal 49 ayat (2), Pasal 50, Pasal 67 ayat (3), Pasal 68, Pasal 69, Pasal

70, Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73 ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau ayat (2), Pasal 75 ayat (1)

atau ayat (2), Pasal 77 ayat (1), Pasal 84 ayat (1), Pasal 86 ayat (1), Pasal 88 ayat (1), Pasal

89, Pasal 90 ayat (1), Pasal 92 ayat (1), ayat (2), atau ayat (3), Pasal 93 ayat (1), Pasal 95

ayat (1), Pasal 106, Pasal 109 ayat (2), Pasal 110 ayat (1), atau Pasal 111.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi;

dan/atau

c. pencabutan IUP dan IPR.

Page 39: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 39 -

Pemegang IUP atau IPR yang dikenai sanksi administratif berupa pencabutan IUP atau IPR

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, tidak menghilangkan kewajibannya untuk

melakukan reklarnasi dan pascatambang.

BAB XXIX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 114

Setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa IUP dan IPR sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (1) dan (3), Pasal 50, Pasal 52 ayat (2) dan Pasal 67 ayat (1) dipidana dengan

pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 115

(1) Pemegang IUP yang dengan sengaja menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (1) dengan tidak benar atau menyampaikan keterangan palsu dipidana sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Setiap orang, badan usaha dan koperasi yang melakukan eksplorasi tanpa memiliki IUP

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), dipidana sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(3) Setiap orang yang mempunyai IUP Eksplorasi tetapi melakukan kegiatan operasi produksi

dipidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 116

(1) Setiap orang atau pemegang IUP Operasi Produksi atau yang menampung, memanfaatkan,

melakukan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan, penjualan mineral yang bukan dari

pemegang IUP dan IPR atau izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan (3), Pasal

13 ayat (2), dipidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Setiap orang yang merintangi atau mengganggu kegiatan usaha pertambangan dari pemegang

IUP yang telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1)

dipidana sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

Pasal 117

(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh suatu badan

hukum, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan

terhadap badan hukum tersebut berupa pidana denda dengan pemberatan ditambah 1/3 (satu

per tiga) kali dari ketentuan maksimum pidana denda yang dijatuhkan.

(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) badan hukum dapat dijatuhi pidana

tambahan berupa:

a. pencabutan izin usaha; dan/atau

b. pencabutan status badan hukum.

Page 40: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 40 -

Pasal 118

Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 , Pasal 115 dan Pasal 116 kepada

pelaku tindak pidana dapat dikenai pidana tambahan berupa:

a. perampasan barang yang digunakan dalam melakukan tindak pidana;

b. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; dan/atau

c. kewajiban membayar biaya yang timbul akibat tindak pidana.

Pasal 119

Pejabat yang mengeluarkan IUP, IPR, yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dan me

nyalahgunakan kewenangannya diberi sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

BAB XXX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 120

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 23

Tahun 2001 tentang Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C (Lembaran Daerah

Kabupaten Tuban Tahun 2001 seri B No.10) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 121

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tuban.

Ditetapkan di Tuban

pada tanggal 30 Desember 2011

BUPATI TUBAN,

ttd

FATHUL HUDA

Page 41: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 41 -

Diundangkan di Tuban

pada tanggal 30 Januari 2012

SEKRETARIS DAERAH,

ttd

HERI SISWORO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2012 SERI E NOMOR 07

UNTUK SALINAN YANG SAH

An. SEKRETARIS DAERAH

KEPALA BAGIAN HUKUM

Setda Kabupaten Tuban

ttd.

ARIF HANDOYO, SH

Pembina

NIP. 19661102 199603 1 003

Page 42: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 42 -

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN

NOMOR 19 TAHUN 2011

TENTANG

IZIN USAHA PERTAMBANGAN

I. PENJELASAN UMUM

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) menegaskan bahwa bumi, air, dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat. Mengingat mineral sebagai kekayaan alam yang terkandung

di dalam bumi merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan, pengelolaannya perlu

dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,

serta berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar- besarnya bagi kemakmuran rakyat secara

berkelanjutan.

Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tuban nomor 23

Tahun 2001 Ijin Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C (Lembaran Daerah Kabupaten

Tuban Tahun 2001 Seri B nomor 10) perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan peraturan

perundang-undangan dimaksud.

Undang-Undang ini mengandung pokok-pokok pikiran sebagai beriikut:

1. Mineral sebagai sumber daya yang tak terbarukan dikuasai oleh negara dan pengembangan

serta pendayagunaannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah bersama dengan pelaku

usaha.

2. Pemerintah Daerah memberikan kesempatan kepada badan usaha yang berbadan hukum

Indonesia, koperasi, perseorangan, maupun masyarakat setempat untuk melakukan

pengusahaan mineral berdasarkan izin.

3. Dalam rangka penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, pengelolaan

pertambangan mineral dilaksanakan berdasarkan prinsip eksternalitas, akuntabilitas, dan

efisiensi.

4. Usaha pertambangan harus memberi manfaat ekonomi dan sosial yang sebesar-besar bagi

kesejahteraan rakyat.

5. Usaha pertambangan harus dapat mendorong kegiatan ekonomi masyarakat/pengusaha kecil

dan menengah serta mendorong tumbuhnya industri penunjang pertambangan.

6. Dalam rangka terciptanya pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha pertambangan harus

dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip lingkungan hidup, transparansi, dan partisipasi

masyarakat.

Page 43: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 43 -

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c Cukup jelas.

Huruf d Yang dimaksud dengan asas berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah asas yang secara terencana mengintegrasikan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya dalam keseluruhan usaha pertambangan mineral untuk mewujudkan kesejahteraan masa kini dan masa mendatang.

Pasal 3 Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2) Penetapan WPR didasarkan pada perencanaan dengan rnelakukan sinkronisasi data

dan informasi melalui sistem informasi WP. Ayat (3)

Yang dimaksud “Mengumumkan rencana WPR secara terbuka” adalah mengumumkan rencana WPR yang dilaksanakan melalui kantor desa/kelurahan dan kecamatan setempat serta kantor/instansi terkait, dan dilengkapi dengan peta situasi yang menggambarkan lokasi, luas, batas dan daftar koordinat serta daftar pemegang hak atas tanah yang berada dalarn WPR.

Pasal 7 Ayat (1)

Huruf a Yang dimaksud dengan tepi dan tepi sungai adalah daerah akumulasi pengayaan mineral sekunder (pay streak) dalam suatu meander sungai.

Huruf b Yang dimaksud dengan dataran rendah adalah daerah yang mempunyai ketinggian 0 – 50 meter di atas muka laut dan yang dimaksud dataran tinggi adalah daerah yang mempunyai ketinggian di atas 50 meter di atas muka laut.

- 2 -

Page 44: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 44 -

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud Mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai dengan Ketentuan

Peraturan Perundang-undangan adalah jenis mineral bukan logam dan batuan yang

tidak diatur pada ayat (2) berdasarkan hasil penelitian di lapangan.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

- 3 -

Page 45: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 45 -

Pasal 15 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “diberi WIUP dengan luas paling sedikit 500 (lima ratus) hektar dan paling banyak 15.000 (lima belas ribu) hektar” adalah pemberian WIUP bagi pemegang IUP eksplorasi mineral bukan logam diberikan dengan luasan mulai dari 500 (lima ratus) hektar sampai dengan 15.000 (lima belas ribu) hektar, sedangkan untuk luasan kurang atau di bawah 500 (lima ratus) hektar diberikan “Arahan Wilayah Kegiatan Eksplorasi atau bentuk lainnya” setelah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.

Ayat (2)

Apabila dalam WIUP terdapat mineral lain yang berbeda keterdapatannya secara vertikal maupun horizontal, pihak lain dapat mengusahakan mineral tersebut.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 16

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “diberi WIUP dengan luas paling sedikit 5 (lima) hektar dan paling banyak 1.000 (seribu) hektar” adalah pemberian WIUP bagi pemegang IUP eksplorasi batuan diberikan dengan luasan mulai dari 5 (lima) hektar sampai dengan 1.000 (seribu) hektar, sedangkan untuk luasan kurang atau di bawah 5 (lima) hektar diberikan “Arahan Wilayah Kegiatan Eksplorasi atau bentuk lainnya” setelah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.

Ayat (2)

Apabila dalam WIUP terdapat mineral lain yang berbeda keterdapatannya secara vertikal maupun horizontal, pihak lain dapat mengusahakan mineral tersebut.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 17 Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Yang dimaksud dengan data hasil kajian studi kelayakan merupakan sinkronisasi data milik pemerintah dan pemerintah daerah.

Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19

Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas.

- 4 -

Page 46: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 46 -

Huruf d Jaminan kesungguhan dalam ketentuan ini termasuk biaya pengelolaan lingkungan akibat kegiatan eksplorasi.

Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Huruf h Cukup jelas. Huruf i Cukup jelas. Huruf j Cukup jelas. Huruf k Cukup jelas. Huruf l Cukup jelas. Huruf m Cukup jelas. Huruf n Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24

Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas.

- 5 -

Page 47: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 47 -

Ayat (3) Surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini disertai dengan meterai cukup dan dilampiri rekomendasi dari kepala desa/ lurah mengenai kebenaran riwayat pemohon untuk memperoleh prioritas dalam mendapatkan IPR.

Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30

Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas. Huruf c Yang dimaksud “dokumen lingkungan hidup” antara lain Amdal, UKL-UPL, dan SPPL. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud sumuran adalah lubang bukaan vertikal yang digunakan untuk keluar

masuknya aktifitas kegiatan pertambangan. Huruf c Cukup jelas. Pasal 33

Ayat (1) Huruf a

Jangka waktu 3 (tiga) tahun meliputi penyelidikan umum 1 (satu) tahun, eksplorasi 1 (satu) tahun, dan studi kelayakan (satu) tahun.

- 6 -

Page 48: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 48 -

Huruf b Yang dimaksud dengan mineral bukan logam jenis tertentu adalah batu gamping untuk industri semen. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) tahun meliputi penyelidikan umum 1 (satu) tahun; eksplorasi 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu) tahun; serta studi kelayakan 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali 1 (satu) tahun.

Huruf c Jangka waktu 3 (tiga) tahun meliputi penyelidikan umum 1 (satu) tahun, eksplorasi 1 (satu) tahun, dan studi kelayakan 1 (satu) tahun.

Ayat (2) Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Yang dimaksud dengan mineral bukan logam jenis tertentu adalah batu gamping untuk industri semen. Dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dalam ketentuan ini termasuk jangka waktu untuk konstruksi selama 2 (dua) tahun.

Huruf c Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas. Pasal 34 Huruf a Cukup jelas.

Huruf b Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Huruf e Cukup jelas.

Huruf f Cukup jelas.

Huruf g Yang dimaksud dengan “Kepentingan Umum” adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Huruf h

Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas.

- 7 -

Page 49: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 49 -

Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Ayat (1)

Huruf a Yang dimaksud keadaan kahar (force majeure) dalam ayat ini, antara lain, perang, kerusuhan sipil, pemberontakan, epidemi, gempa bumi, banjir, kebakaran, dan bencana alam di luar kemampuan manusia.

Huruf b Yang dimaksud keadaan yang menghalangi dalam ayat ini, antara lain, blokade, pemogokan, dan perselisihan perburuhan di luar kesalahan pemegang IUP dan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Pemerintah yang menghambat kegiatan usaha pertambangan yang sedang berjalan.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3)

Permohonan menjelaskan kondisi keadaan kahar dan/atau keadaan yang menghalangi sehingga mengakibatkan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan.

Ayat (4) Permohonan masyarakat memuat penjelasan keadaan kondisi daya dukung lingkungan wilayah yang dikaitkan dengan aktivitas kegiatan penambangan.

Ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas. Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas.

- 8 -

Page 50: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 50 -

Pasal 45 Cukup jelas. Pasal 46 Cukup jelas. Pasal 47 Cukup jelas. Pasal 48 Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Cukup jelas. Pasal 51 Cukup jelas. Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. Pasal 54 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas. Pasal 56 Cukup jelas. Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Cukup jelas. Pasal 59 Cukup jelas. Pasal 60 Cukup jelas. Pasal 61 Cukup jelas. Pasal 62 Cukup jelas.

- 9 -

Page 51: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 51 -

Pasal 63 Cukup jelas. Pasal 64

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “modal asing” adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Cukup jelas. Ayat (7) Cukup jelas. Ayat (8) Cukup jelas. Ayat (9) Cukup jelas. Ayat (10) Cukup jelas. Ayat (11) Cukup jelas.

Pasal 65 Cukup jelas. Pasal 66 Cukup jelas. Pasal 67

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) Yang dimaksud eksplorasi tahapan tertentu dalam ketentuan ini yaitu telah ditemukan 2 (dua) wilayah prospek dalam kegiatan eksplorasi.

Ayat (3) Cukup jelas.

- 10 -

Page 52: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 52 -

Pasal 68

Cukup jelas.

Pasal 69

Cukup jelas.

Pasal 70

Cukup jelas.

Pasal 71

Ketentuan ini dimaksudkan mengingat usaha pertambangan pada sumber air dapat

mengakibatkan perubahan morfologi sumber air, baik pada kawasan hulu maupun hilir.

Pasal 72

Cukup jelas.

Pasal 73

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Cukup jelas.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

- 11 -

Page 53: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 53 -

Ayat (4)

Huruf a

Tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang disesuaikan dengan

status lahan dan tata ruang saat dokumen lingkungan hidup disusun.

Tata guna lahan sesudah ditambang disesuaikan dengan peruntukan lahan

pascatambang sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik lahan dan tata

ruang.

Huruf b

Pembukaan lahan dalam ketentuan ini antara lain kegiatan pembersihan lahan

(land clearing) dan penggalian untuk keperluan tambang, timbunan, jalan,

kolam sedimen, dan sarana penunjang.

Huruf c

Program reklamasi terhadap lahan terganggu mencakup program pemulihan

untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang dirinci setiap tahun meliputi : lokasi lahan

yang akan direklamasi, teknik dan peralatan yang akan digunakan dalam

reklamasi, sumber material pengisi untuk back filling, revegetasi, pekerjaan sipil

sesuai peruntukan lahan bekas tambang, pemeliharaan, pemantauan dan

rincian biaya reklamasi.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Biaya langsung dalam ketentuan ini meliputi biaya penatagunaan lahan,

revegetasi, pencegahan dan penanggulangan air asam tambang, pekerjaan

sipil sesuai peruntukkan lahan pascatambang.

Biaya tidak langsung dalam ketentuan ini meliputi biaya mobilisasi dan

demobilisasi alat, perencanaan reklamasi, administrasi, dan supervisi.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal 81

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

- 12 -

Page 54: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 54 -

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Biaya langsung dalam ketentuan ini meliputi biaya pascatambang pada tapak bekas

tambang, fasilitas pengolahan dan pemurnian, fasilitas penunjang, pemeliharaan dan

peralatan, sosial dan ekonomi, serta pemantauan.

Biaya tidak langsung dalam ketentuan ini meliputi biaya mobilisasi dan demobilisasi

alat, perencanaan pascatambang, administrasi, dan supervisi.

Pasal 82

Konsultasi dalam ketentuan ini adalah dalam rangka tukar pikiran untuk mendapatkan saran terhadap penyusunan program rencana pascatambang.

Instansi terkait lainnya dalam ketentuan ini antara lain instansi pemerintah kabupaten yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup, kehutanan, atau tata ruang.

Yang dimaksud dengan ”masyarakat” adalah warga masyarakat yang terkena dampak langsung kegiatan usaha pertambangan.

Pasal 83 Cukup jelas. Pasal 84 Cukup jelas. Pasal 85 Cukup jelas. Pasal 86 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Batas waktu 2 (dua) tahun dimaksudkan untuk memberikan waktu yang mencukupi

bagi pemegang IUP Operasi Produksi untuk mempersiapkan pelaksanaan pascatambang, seperti lelang pelaksana kegiatan, pengaturan peralatan dan karyawan, dan lain-lainnya.

- 13 -

Page 55: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 55 -

Pasal 87 Cukup jelas. Pasal 88 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan

reklamasi dan pascatambang” yaitu Kepala Teknik Tambang. Pasal 89

Pelaksanaan reklamasi wajib dilaksanakan secepatnya untuk menghindari kerusakan lahan yang lebih parah untuk efisiensi penggunaan peralatan, bahan, dan sumber daya manusia.

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 91

Cukup jelas.

Pasal 92

Ayat (1)

Pelaksanaan pascatambang dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan

tahapan pengakhiran kegiatan usaha pertambangan atau secara sekaligus dan

menyeluruh setelah seluruh kegiatan usaha pertambangan berakhir.

Ayat (2)

Berakhirnya kegiatan usaha pertambangan sebelum jangka waktu yang ditentukan

dalam rencana pascatambang, dapat terjadi karena ketidaklayakan usaha

pertambangan secara permanen.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 93

Cukup jelas.

Pasal 94

Cukup jelas.

Pasal 95

Cukup jelas.

Pasal 96

Ayat (1)

Jaminan reklamasi dalam ketentuan ini harus menutupi seluruh biaya pelaksanaan

reklamasi.

Biaya pelaksanaan reklamasi dalam ketentuan ini dihitung berdasarkan

pelaksanaan reklamasi oleh pihak ketiga.

- 14 -

Page 56: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 56 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 97

Ayat (1)

Jaminan reklamasi dalam ketentuan ini harus menutupi seluruh biaya pelaksanaan

reklamasi.

Biaya pelaksanaan reklamasi dalam ketentuan ini dihitung berdasarkan

pelaksanaan reklamasi oleh pihak ketiga.

Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud rekening bersama (escrow account) dalam ketentuan ini

merupakan rekening antara pemegang IUP dengan Bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang keuangan.

Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 98 Cukup jelas. Pasal 99 Pihak ketiga dalam ketentuan ini adalah kontraktor pelaksanaan reklamasi. Pasal 100 Cukup jelas. Pasal 101 Cukup jelas. Pasal 102 Ayat (1)

Jaminan Pascatambang dalam ketentuan ini harus menutupi seluruh biaya pelaksanaan pekerjaan pascatambang. Biaya pelaksanaan pascatambang dalam ketentuan ini dihitung berdasarkan pascatambang yang dilakukan oleh pihak ketiga.

Ayat (2) Cukup jelas.

- 15 -

Page 57: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 57 -

Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 103 Cukup jelas. Pasal 104 Pihak ketiga dalam ketentuan ini adalah kontraktor pelaksanaan pascatambang. Pasal 105 Cukup jelas. Pasal 106 Cukup jelas. Pasal 107 Cukup jelas. Pasal 108 Cukup jelas. Pasal 109 Cukup jelas. Pasal 110 Ayat (1) Lahan yang telah direklamasi adalah lahan yang telah memenuhi kriteria

keberhasilan reklamasi berdasarkan evaluasi oleh Bupati sesuai dengan kewenangannya.

Ayat (2) Bupati dapat memberikan penundaan penyerahan lahan sepanjang sesuai

dengan perjanjian penggunaan tanah antara pemegang IUP dengan pemegang hak atas tanah atau izin pinjam pakai kawasan hutan.

Pasal 111 Dinyatakan selesai melaksanakan pascatambang apabila telah memenuhi kriteria

keberhasilan pascatambang berdasarkan evaluasi oleh Bupati sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 112 Cukup jelas. Pasal 113 Cukup jelas. Pasal 114 Cukup jelas. Pasal 115 Cukup jelas. Pasal 116 Cukup jelas.

- 16 -

Page 58: PERDA Kab Tuban No. 19 Th 2011 Ttg Izin Usaha Pertambangan_IUP

- 58 -

Pasal 117 Cukup jelas. Pasal 118 Cukup jelas. Pasal 119 Cukup jelas. Pasal 120 Cukup jelas. Pasal 121 Cukup jelas.

- 17 -