PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

63
PERCOBAAN 8 SENYAWA BIO-ORGANIK LEMAK DAN PROTEIN I. Tujuan Percobaan 1.1 Mampu menjelaskan sifat umum dan sifat khusus lemak dan protein 1.2 Mampu melakukan analisis kualitatif lemak dan protein dalam suatu sample II. Dasar Teori 2.1 Lemak Lemak adalah ester antara gliserol dan asam lemak dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan. Jadi jelas bahwa lemak adalah trigliserida. Struktur kimia dari lemak yang berasal dari hewan atau manusia,tanaman maupun lemak sintetik,mempunyai bentuk umum sebagai berikut: H 2 C O HC C O H 2 C O C C R 1 R 2 R 3 O O O

description

PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Transcript of PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Page 1: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

PERCOBAAN 8

SENYAWA BIO-ORGANIK

LEMAK DAN PROTEIN

I. Tujuan Percobaan

1.1 Mampu menjelaskan sifat umum dan sifat khusus lemak dan protein

1.2 Mampu melakukan analisis kualitatif lemak dan protein dalam suatu sample

II. Dasar Teori

2.1 Lemak

Lemak adalah ester antara gliserol dan asam lemak dimana ketiga

radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan. Jadi jelas bahwa lemak

adalah trigliserida.

Struktur kimia dari lemak yang berasal dari hewan atau

manusia,tanaman maupun lemak sintetik,mempunyai bentuk umum

sebagai berikut:

R1,R2,R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon mulai

dari 3 sampai 23,namun yang paling umum adalah 15 atau 17.

(Kuswati,2001)

2.1.2 Fungsi Lemak

Lipida mempunyai beberapa fungsi diantaranya ialah sebagai :

a. Komponen struktural membran,

b. Bahan bakar,

c. Lapisan pelindung,

d. Vitamin dan hormon.

H2C O

HC

C

O

H2C O

C

C

R1

R2

R3

O

O

O

Page 2: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

(Martoharsono,1993)

Fungsi lipida,termasuk :

a. Penyimpan energi dan transport

b. Struktur membraqn

c. Kulit pelindung,komponen dinding sel

d. Penyampai kimia

(Page,1981)

2.1.3 Klasifikasi dan tatanamn

Pada umumnya klasifikasi lipida didasarkan atas kerangka

dasarnya menjadi lipida kompleks dan lipida sederhana.Golongan

pertama dapat dihidrolisis sedangkan golongan kedua tidak dapat

dihidrolisis.

2.1.3.a. Lipida Kompleks

Lipida ini dibagi menjadi triasil gliserol,fosfolipid,dan

lilin.

Tabel 1.

No Jenis Lipida Kerangka Dasar

1. Kompleks (dapat disabunkan )

Triasil gliserol Gliserol

Fosfolipid Gliserol-3-p

Sfingolipid Sfingosin

Lilin Alkohol non polar

Berat mol tinggi

2. Sederhana

Terpena ( isoprene )

Steroida ( asam asetat,asam mevalonat )

(Martoharsono,1993)

Triasil Gliserol

Page 3: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Nama lain untuk golongan senyawa ini adalah lemak netral dan

trigliserida. Senyawa golongan ini terdiri dari gliserol dan tiga molekul

asam lemak yang terikat secara ester.

Senyawa tersebut pertama bilamana dihidrolisis menghasilkan gliserol dan

satu jenis asam lemak,sedangkan yang kedua, menjadi gliserol dan tiga

jenis asam lemak. Reaks

i umum hidrolisis trigliserida berlangsung sebagai berikut :

(Martoharsono,1993)

Fosfogliserida

Fosfogliserida suatu khas lipida amfipatik penting,terdapat berlimpah dan

merupakan komponen dari membrane biologic yang essensial. Senyawa

induknya adalah asam fosfatida yang tidak terdapat dalam bentuk bebas

didalam sel,kecuali sebagai antara dalam biosintesa fosfogliserida-

fosfogliserida lain.

(Page,1981)

Sfingolipid

Sfingolipid merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol

amfipatik,terutama berlimpah dalam jaringan otak dan saraf. Lipida ini

diturunkan dari sfingosin :

H2C O

HC

C

O

H2C O

C

C

R1

R2

R3

O

O

O

H2C OH

HC OH

H2C OH

+

CHOOH

COOH

CHOOH

R1

R2

R3

trigliserida gliserol asam lemak

+ H2O

Page 4: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Seramida adalah turunan asam lemak N-asil dari sfingosin. Sfingolipida

yang

Paling berlimpah adalah sfingomyelin yang terdapat dalam jaringan otak

dan saraf dan dalam bagian lipida darah. Struktur suatu sfingomyelin

diperlihatkan dibawah dan merupakan wakil dari sifat amfipatik dari

lipida-lipida membrane ini :

(Page,1981)

Lilin

Adalah senyawa yang berbentuk ester asam lemak dengan alcohol bukan

gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalahasam palmitat dan

alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34 contohnya adalah mirisil

palmitat :

Melihat bangun molekul senyawa diatas maka sifatnya sangat hidrofobik

non polar. Lanolin adalah campuran ester asam lemak dan lanosterol yang

termasuk golongan sterol.

2.1.2.b. Lipida Sederhana

Ada golongan lipida lain yang tidak dapat diubah menjadi

sabun,senyawa itu termasuk steroid dan terpena.

Terpena

Terpena dapat dipandang sebagai lipida yang mengandung rangka-rangka

satuan isoprene:

Page 5: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

(Page,1981)

Ikatan ganda pada isoprene dapat berpindah setelah berkondensasi. Salah

satu bentuk satuan yang aktif adalah isopentenil pirofosfat :

Tergantung dari banyaknya satuan isoprene yang bergabung maka

dibedakan monoterpena,seskiterpena yang mesing-masing mengandung 2

dan 3 buah,sedangkan yang mengandung 4,6,dan 8 adalah

diterpena,tri-,dan tetraterpena.

Kebanyakan dari mono dan seskiterpena terdapat dalam tanaman dan

sebagian besar mempunyai ciri khas minnya yang berbau khusus. Polimer

satuan tersebut bisa merupakan rantai linier,sebagian membentuk bangun

molekul siklis. Ikatan ganda pada yang linier bangun molekulnya biasanya

adalah trans (mantap).

(Martoharsono,1993)

Steroida

Baik terpena maupun steroida adalah lipida yang tidak dapat

disaponifikasikan,yang berarti bahwa hidrolisa alkalis tidak menghasilkan

sabun. Struktur umum yang biasa bagi semua steroida adalah kerangka

sikle pentane perhidrofenantren :

Identitas sebarang steroida tertentu tergantung pada substituen pada tiap

kedudukan,lokasi setiap ikatan rangkapnya,dan stereokimia setiap

Page 6: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

kedudukan asimetrik. Pada hewan tingkat lebih tinggi,steroida terbagi

dalam tiga kelompok utama : garam empedu,hormone steroida,dan

komponen-komponen membrane steroida.

(Page,1989)

2.1.4. Klasifikasi Lemak

a. Berdasarkan bentuknya pada suhu tertentu,lemak dibedakan :

Lemak padat,yaitu lemak yang ada pada temperature udara

biasanya berwujud pada. Contoh : gajih.

Lemak cair,yaitu lemak yang pada suhu udara biasa berbentuk cair.

Contoh : etanol,minyak kelapa.

b. Berdasarkan asal darimana lemak didapat,lemak dibedakan :

Lemak hewani,yaitu lemak yang didapat dari hewan.

Lemak nabati,yaitu lemak yang didapat dari tumbuhan.

c. Berdasarkan ikatan rangkap yang terdapat di struktur molekul,lemak

dibedakan:

Lemak tak jenuh,yaitu lemak yang mempunyai 1 atau lebih ikatan

rangkap

Lemak jenuh,yaitu termasuk lemak yang tidak memiliki ikatan

rangkap pada asam lemak penyusunnya.

d. Berdasarkan lemak penyusunnya,lemak dibedakan menjadi :

Lemak sederhana

Lemak berasam dua

Lemak berasam tiga

(Hart,1983)

2.2.Asam lemak

2.2.1. Keberadaan Asam Lemak

Asam lemak jarang terdapat bebas dialam tetapi terdapat sebagai

ester dalam gabungan dengan fungsi alcohol. Asam lemak pada

Page 7: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus. Asam

lemak pada umumnya mempunyai jumlah atom karbon genap ( ini

berarti banyak karena asam-asam lemak disintesa terutama dua

karbon setiap kali ). Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat

mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.

Walaupun asam lemak berantai linier terdapat dalam jumlah yang

lebih besar dialam namun masih banyak jenis lain yang kita

ketahui. Misalnya lemak wol dan sumber-sumber bacterial

menghasilkan asam lemak yang berantai cabang. Juga ada asam

lemak siklik. Misalnya asam lemak siklik tak jenuh,asam

kaulmoograt adalah pereaksi penting untuk pengobatan penyakit

kusta :

Bentuk sesungguhnya dari suatu asam lemak berkembang dari

bentuk hidrokarbon induk. Konfigurasi ikatan rangkap dari asam-

asam lemak yang terdapat dialam pada umumnya adalah cis :

Kenyataan bahwa alam lebih menyukai asam-asam lemak tak

jenuh cis mungkin bertalian dengan pentingnya senyawa-senyawa

ini dalam struktur membrane biologic.

(Page,1981)

Page 8: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

2.2.2. Klasifikasi Asam Lemak

a. Klasifikasi asam lemak berdasarkan ikatannya :

Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap dalam

strukturnya. Beberapa contoh penting antara lain :

: asam butirat

: asam kaproat

: asam kaprilat

: asam laurat

: asam miristat

: asam stearat

: asam arachidat

(Sumardjo,1986)

Asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai

sebuah atau lebih ikatan rangkap 2 dalam struktur

molekulnya. Beberapa contoh asam lemak tak jenuh :

(asam lemak palmitoleat)

(asam oleat)

(asam linoleat)

(Sumardjo,1986)

b. Klasifikasi asam lemak berdasarkan dapat atau tidaknya disintesis

oleh tubuh :

Asam lemak esensial

Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh,tetapi tubuh

sendiri tidak dapat mensintesisnya. Asam lemak ini

diperoleh dari luar,yaitu dari lemak makanan. Asam ini

Page 9: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

mempunyai 2 buah atau lebih ikatan rangkap,2 didalam

struktur molekulnya. Contoh : asam linoleat,asam

arachidat.

(Sumardjo,1986)

Asam lemak nonesensial

Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan tubuh

sendiri dapat mensintesisnya.

(Sumardjo,1986)

2.2.3. Sifat fisik dan sifat kimia asam lemak :

a. Sifat Fisik

Asam lemak larut dalam eter atau alcohol panas.

b. Sifat Kimia

Asam lemak adalah asam lemah.

2.3. Sifat-sifat Lemak

Sifat-sifat fisik lemak adalah :

Tidak larut dalam air,tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu

pelarut organic misalnya eter,aseton,kloroform,benzene yang

sering juga disebut “pelarut lemak”.

Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.

Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.

(Poedjiadi,1994)

2.4. Komponen penyusun lemak

Komponen penyusun lemak adalah :

Gliserol

Pada suhu kamar,gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna,netral

terhadap lakmus,kental dan rasanya manis. Dalam keadaan murni

bersifat higroskopis. Dehidrasi gliserol dapat terjadi karena

penambahan KHSO4 pada suhu tinggi. Hasil dehidrasi adalah

aldehid alifatik yang mempunyai aroma khas. Reaksi ini sering

dipakai untuk identifikasi gliserol :

Page 10: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

(gliserol)

(Sumardjo,1998)

2.5. Penyabunan atau Saponifikasi

Sabun merupakan garam alkali (biasanya garam natrium) dari

asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan

C18 namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan

bobot atom lebih rendah. Reaksi penyabunan :

Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran

berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.

Kemampuan ini disebabkan 2 sifat sabun. Pertama rantai

hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat nonpolar.

Kedua ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air,ditolak

ujung anion molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak

lain.

(Fessenden,1999)

2.6. Ikatan Peptida

H2C O

HC

C

O

H2C O

C

C

R1

R2

R3

O

O

O

H2C OH

HC OH

H2C OH

+

CHOOH

COOH

CHOOH

R1

R2

R3

trigliserida gliserol asam lemak

+ H2O

Page 11: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Suatu ikatan kovalen yang menggabungkan asam-asam amino secara

bersama-sama dalam protein. Strukturnya planar karena elektron-elektron

terdelokalisasi dalam pertalian amida,yang memberikan ikatan C-N.

(Arsyad,2001)

2.7. Protein Kata protein berasal dari kata yunani ‘protos atau proteos’ yang berarti pertama atau utama.Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh. ( Poedjiadi,1994)

2.8. Struktur Protein

a. Stuktur primer

susunan primer protein merupakan suatu rangkaiaan uhit-unit asam amino

dengan gugus-gugus R berda dalam posisi “trans”.

b. Struktur sekunder

nama lainnya adalah stuktur helik, terjadi karenapa adanya ikatan

hydrogen antara atom oksigen dari radikal karboksil dengan atom hydrogen dari

radikal –N-H yang terdapat pada 1 rantai peptide.

c. strutur tersier

struktur tersier menunjukkan kecenderungan peptide membentuk lipatan dan

dengan demikian membentuk 5 struktur yang lebih kompleks.

Page 12: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

d. struktur kuarterner

struktur kuaterner menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein.

2.9. Macam-macam amino penyusun protein

* Monoamin monocarboxylide acid * Alanin NH2-CH2-COOH CH-C-COOH

* Glycine * Valin

* Isoleusin * Threonin

Rantai samping mengandung belerang: Sistein

Metionin

Rantai samping mengandung gugus karboksil asam aspartat

Page 13: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

asam glutamate

Catatan: dikenal bentuk amida dan asam aspartat yaitu asparagin dan bentuk amida dari asam glutamate yaitu glutamine. (Sumardjo,1986)

2.10. Macam-macam asam amino

Berdasarkan pembentukannya, asam amino dibagi menjadi 2 golongan:

a. asam amino essensial, asam amino yang tidak dapat dibuat atau disitesis

oleh tubuh,

b. asam amino nonEssensial, asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh.

Berdasarkan struktur rantai samping yang terikat pada bagian inti molekulnya

asam amino dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu asam amino dengan rantai

samping yang:

a. merupakan rantai karbon alifatik

b. menggandung gugus hidroksil

c. mengandung atom belerang

d. mengandung gugus asam atau amidanya

e. mengandung gugus basa

f. membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino

2.11. Klasifikasi Asam Amino

Berdasarkan kelarutannya :

a. protein fibrosa : tidak larut dalam pelarut biasa namun larut dalam asam

dan basa

b. protein globular : larut dalam air, larutan asa, basa, bahkan garam

Berdasarkan komplekan strukturnya :

a. protein sederhana : hidrolisisnya menghasilkan asam amino

contoh : albumin, globular

b. protein konjugasi : memilik gugus bukan protein yaitu gugus prostetik

contoh : neuro protein, kromoprotein

Page 14: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

2.12. Uji protein

2.12.1 Uji Biuret

Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan Biuret terdiri atas

NaCl dan . Larutan protein jika ditambah pereaksi Biuret maka akan

terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi yang terjadi :

(Sumardjo,1998)

2.12.2 Uji Ninhidrin

Merupakan uji asam amino dengan radikal fenil. Larutan pekat jika

ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih dan dapat berubah kuning bila

di panaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti Benzena yang terdapat

pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tiroksin,

fenilalanin, dan triptofan.

2.12.3. Uji Hopkin-Cole

Larutan protein yang mengandung triptofan dapat bereaksi membentuk

senyawa berwarna. Pereaksi hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dengan

COOH CHO

COOH COOH

(Asam oksalat) (Asam glioksilat)

(Poedjiadi, 1994)

2.12.4. Uji Molisch

Uji ini dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radikal prostetik

karbohidrat pada protein majemuk seperti glikoprotein. Larutan ini bila

ditambah naphtol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan terbentuk

warna ungu.

(Poedjiadi, 1994)

Larutan KH yang sudah dibubuhi sedikit alfa naftol, ditambah H2SO4p,

akan terbentuk warna diantara 2 lapisan. Protein yang mengandung gugs

KH hewani memberi tes malisch.

SerbukMg

Page 15: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

(Arsyad, 2001)

2.12.5. Uji presipitasi (pengendapan) protein larutan protein encer dapat

diendapan dengan penambahan untuk mengendapkan larutan protein

diantaranya adalah larutan garam-garam logam berat dan alkohol

reagensia, zat putih telur (protein) jika dalam larutan berupa koloid.

(Poedjiadi, 1994)

2.12.6. Uji Sulfida

Jika protein yang mengandung gugus amino unsur S ditambahkan NaOH

dan dipanaskan, maka H2SO4 dapat diuraikan dan dalam larutan alkalis

membentuk Na2S. Jika ditambah Pb Acetat, maka akan terbentuk PbS

yang mengendap sebagai koloid.

Jika hasil positif maka larutan mula-mula berwarna kuning, kemudian

coklat dan akhirnya hitam serta mengendap

(Poedjiadi, 1994)

2.13. Analisa Bahan

2.13.1 Aquadest

Air yang diperoleh pada pengembunan uap air melalui proses

penguapan atau pendidihan air. Tidak berwarna,tidak berasa,titik

leleh 0 derajat Celcius,titik didih 100 derajat Celcius. Bersifat polar

pelarut organic yang baik.

(Mulyono,2001)

2.13.2. Metilen klorida

Berbentuk endapan berwarna putih,sedikit dapat larut dalam

air,dialam sebagai air raksa. Senyawa dengan formula

CH3Cl,berbentuk cair,tidak berwarna,larut dalam

kloroform,alcohol,digunakan sebagai obat bius,racun tanaman.

(Mulyono,2001)

2.13.3. Minyak kelapa

Minyak yang diperoleh dari buah kelapa. Berguna untuk minyak

makan.

(Basri,1996)

Page 16: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

2.13.4. Susu

Hasil dari kelenjar putih,berupa emulsi putih mengandung

air,protein,lemak,gula dan garam.

(Basri,1996)

2.13.5. Minyak zaitun

Warna kuning pucat ,cair,mengandung olein dan palmitin sebagai

bahan makanan,untuk pembuatan sabun.

(Basri,1996)

2.13.6. NaOH

Senyawa basa padatan putih,higroskopis,mudah menyerap Cu2

membentuk Na2CO3. Digunakan dalampembuatan

rayon,kertas,detergen. Titik leleh 318 derajat Celcius dan titk didih

139 derajat Celcius. Larut dalam alcohol,gliserol,air.

(Mulyono,2001)

2.13.7. HNO3

Merupakan asam anorganik,zat cair tidak berwarna,bersifat korosif

dan oksidator kuat.

(Basri,1996)

2.13.8. H2SO4

Zat cair kental tak berwarna menyerupai minyak dan bersifat

higroskopis dalam larutan cair,bersifat asam kuat dalam keadaan

pekat bersifat oksidator dan zat pendehidrasi,titik leleh 10 derajat

Celcius,titik didih 315-338 derajat Celcius,massa jenis 1,8.

(Mulyono,2001)

2.13.9. (CH3COO)2Pb

Senyawa garam dengan rumus kimia Pb(C2H3O2).2H2O,padatan

kristal berwarna putih,bersifat racun,larut dalam air,digunakan

Page 17: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

dalan kedokteran,tekstil dan sebagai reagen analitik,titik leleh 280

derajat Celcius,titik didih 6,6 derajat Celcius.

(Mulyono,2001)

2.13.10. C2H5OH

Cairan encer tak berwarna dapat bercampur dengan

eter,benzene,gliserol,air,bersifat hidrofob dan hidrofil.

(Fessenden,1997)

2.13.11. Asam pikrat

Warna kuning dapat berubah dari kuning ke merah. Hal ini jika

asam pikrat tereduksi menjadi pikramat. Berbentuk lempeng-

lempeng kecil,mudah meledak,larut dalam air,titik didih 395

derajat Kelvin.

(Basri,1996)

2.13.12. Asam fosfomolibdat

Sebagai pereaksi alkaloid dibuat dengan melarutkan ammonium

melibatkan dalam asam nitrat pekat ditambahkan asam fosfat.

(Basri,1996)

2.13.13. Telur

Pada putih telur,zat yang terkandung paling banyak adalah protein

albumin dan yang paling sedikit adalah lemak.

(Basri,1996)

2.13.14. Asam trikloroasetat

Adalah analog dari asam asetat dengan ketiga atom hydrogen dari

gugus metal digantikan oleh atom X hionin.Senyawa ini

merupakan asam yang cukup kuat/peka =0,77,lebih kuat dari

disosiasi kedua asam sulfat.Senyawa ini banyak digunakan dalam

bidang biokimia,untuk pengendapan makromolekul.

(http://ld.wikipedia.org/wiki/Asam_trikloroasetat)

2.13.15. Merkuri Klorida

Endapan warna putih,dialam sebagai air raksa,sedikit larut dalam

air.

Page 18: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

(Mulyono,2001)

2.13.16. Asam glioksilat

Merupakan senyawa organic dengan rumus kimia C2H2O3.

Sinonim lain dari asam ini adalah asam formilformat dan asam

oksoetanoat. Senyawa ini memiliki gugus aldehid dan asam

karboksilat. Alkil ester asam glioksilat disebut asam glioksilat.

Senyawa ini dibentuk dengan oksidasi organic asam glioksilat.

(Mulyono,2001)

2.13.17. Besi (III) klorida

Adalah suatu senyawa kimia yang mirip komoditas skala industri /

dengan rumus kimia FeCl3,warna dari kristal besi (III)klorida

bergantung pada sudut pandangnya,dari cahaya pantulannya

berwarna hijau,tapi dari cahaya pancarannya berwarna ungu-

merah,berbuih diudara lembab karena munculnya HCl yang

terhidrat membentuk kabut. Bila dilarutkan dalam air,Besi (III)

klorida mengalami hidrolisis yang mirip reaksi

eksotermis(menghasilkan panas). Hidrolisi ini menghasilkan

larutan yang coklat asam, dan korosif,yang digunakan sebagai

koagulan pada pengolahan limbah,dan produksi air minum.

(http://ld.wikipedia.org/wiki/besi_IIIklorida)

2.13.18. Eter

Eter adalah satu umum bagi satu kelas sebahan kimia yang

mengandung satu kumpulan eter-an atom oksigen berkait dengan

dua kumpulan diair.

(http://ld.wikipedia.org/wiki/eter)

Page 19: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

III. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

a. Kertas saring

b. Gelas ukur

c. Tabung reaksi

d. Pemanas spiritus

e. Pipet tetes

f. Penjepit

g. Gelas beker

h. Kaki tiga

i. Rak tabung

j. Pengaduk

k. Serbet bersih

3.1.2 Bahan

a. Minyak kelapa

b. Minyak zaitun

c. Susu

d. Telur

e. Aquades

f. Asam pikrat

g. NaOH 40%

h. CuSO4 0.5%

i. Laerutan Ninhidrin 0.2%

j. C2H5OH

k. HNO3 pekat

l. H2SO4 pekat

m. Larutan α-naftol

n. NaOH kristal

o. KMnO4

p. Aquabromata

q. Asam glioksilat

Page 20: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

r. Asam trikloroasetat

s. Asam phospatmolibdat

t. Asam phospatwolfam

u. Metilen klorida

v. Ferri klorida

w. Merkuri klorida

x. Pb asetat

y. Eter

3.2 Gambar Alat

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Kekentalan dan Bau

Minyak kelapa

Tabung reaksi

Pengamatan kekentalan dan bau lemak

hasil

Tabung reaksi

hasil

Minyak zaitun

Pengamatan kekentalan dan bau lemak

Page 21: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

3.3.2kelarutan

3.3.3 Noda Lemak

1ml aquades

Tabung reaksi

hasil hasil

1ml metilenklorida

Tabung reaksi

Penambahan minyak zaitun dan penojogan

Penambahan minyak zaitun dan penojogan

Penamatan dan perbandingan

Penamatan dan perbandingan

1ml aquades

Tabung reaksi

hasil hasil

1ml metilenklorida

Tabung reaksi

Penambahan minyak kelapa dan penojogan

Penambahan minyak kelapa dan penojogan

Penamatan dan perbandingan

Penamatan dan perbandingan

Page 22: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

3.3.4 Saponifikasi Lemak atau Penyabunan

3.3.5 Uji Ikatan rangkap

a. Melunturkan warna aquabromata

Lemak

Tabung reaksi

hasil

Penambahan eter dan penojogan

Penetesan pada kertas saringpengamatan

1ml minyak zaitun + 1gr NaOH + 20 ml etanol

Tabung Erlenmeyer

hasil

Pemanasan selama 10 menitpendinginan

Pelarutan hasil pendinginanPenggojoganpengamatan

Page 23: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

b. Melunturkan warna

3.3.6 Larutan Asam Amino dan Protein

1ml minyak zaitun

Tabung reaksi

hasil

Penambahan 2 tetes aquabromataPenggojoan kuat-kuat

1ml minyak kelapa

Tabun reaksi

hasil

Penambahan 2 tetes aquabromataPenggojoan kuat-kuat

1ml minyak zaitun

Tabung reaksi

hasil hasil

1ml minyak kelapa

Tabung reaksi

Penambahan 2 tetes Penggojogan kuat-kuat

Penambahan 2 tetes Penggojogan kuat-kuat

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan 300ml aquadesPengadukanPenyaringan

Page 24: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

3.3.7 Uji Biuret

3.3.8 Uji Ninhidrin

3.3.9 Reaksi Presipitasi

a. Presiptasi dengan alkaloid reagensia

Tabung reaksi

hasil

Penambahan 2 tetes 0,5 %pengadukan

1ml putih telur encer+ 2ml NaOH 10%

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil hasil

1ml susu encer

Tabung reaksi

Penambahan 1ml larutan NinhidrinPengggojoganPemanasan

Penambahan 1ml larutan NinhidrinPengggojoganPemanasan

Page 25: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam pikratpengamatan

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam fosfo wolframatpengamatan

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam trikloroasetatpengamatan

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam fosfo molibdatpengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam pikratpengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam trikloroasetatpengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam fosfo wolframatPenggojoganPengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam fosfo molibdatPenggojoganPengamatan

Page 26: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

b. Presipitasi dengan larutan garam-garam logam pelarut

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan feri kloridapengamatan

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan mercuri kloridapengamatan

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan cupri sulfatpengamatan

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan plumbo asetatpengamatan

Page 27: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

3.3.10 Uji Xantoprotein

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan feri kloridapengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan mercuri kloridapengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan cupri sulfatpengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan plumbo asetatpengamatan

1ml putih telur encer encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam nitrat pekatPemanasanPengamatan warnaPenambahan amonia

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam nitrat pekatPemanasanPengamatan warnaPenambahan amonia

Page 28: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

3.3.11 Uji Molish

3.3.12 Uji Hopkin’s Cole

3.3.13 Uji Sulfida

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan naftol dalam alkoholPenggocokanPengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan naftol dalam alkoholPenggocokanPengamatan

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam glioksilatPenambahan pekatPengamatan

1ml susu encer

Tabung reaksi

hasil

1ml putih telur encer

Penambahan asam glioksilatPenambahan pekatPengamatan

1ml putih telur encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan NaOH 40 %PemanasanPenambahan plumbo asetatPengamatan

Page 29: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

IV. DATA PENGAMATAN

No. PERLAKUAN HASIL PENGAMATAAN KET.

1.

1.1

a.

b.

1.2

a.

b.

1.3

a.

1.4

a.

LEMAK

Kekentalan dan bau

Minyak kelapa,pengamatan

Minyak zaitun,pengamatan.

Kelarutan

Minyak kelapa + aquades

Minyak zaitun + aquades

Saponifikasi lemak atau

pemyabunan

2ml minyak zaitun +1gr NaOH

kristal + 20 ml C2H5OH,

dipanaskan, di dinginkan, zat

padat yang terbentuk + aqudes

Uji ikatan rangkap pada lemak

tak jenuh.

Melunturkan warna

aquabromata

- 1,5-2ml minyak kelapa

+ 1-2tetes aquabromata

- 1ml minyak zaitun + 1-

Bening, kental, dan baunya

tidak menyengat.

Kuning, kental, dan baunya

tengik, menyengat.

Tidak larut

Larut

Terjadi pengendapan yang

apabila di tambah aquades

akan muncul busa.

Mampu melunturkan

aquabromata.

Mampu melunturkan

aquabromata.

(+)

(+)

Page 30: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

b.

II.

2.1

a.

b.

2.2

a.

b.

2.3

a.

b.

2.4

2.4.

1

a.

b.

c.

2tetes aquabromata

Melunturkan warna KMNO4

- 1,5-2ml minyak kelapa

+ 1-2tetes KMNO4

- 1ml minyak zaitun + 1-

2teted KMNO4

PROTEIN

Larutan asam amino dan

protein

Putih telur + 300ml aquades

Susu

Uji biuret

Putih telur + 2ml NaOH +

2tetes CuSO4 0,5%

Susu + 2ml NaOH + 2tetes

CuSO4 0,5 %

Uji Ninhidrin

1ml putih telur + larutan

ninhidrin 0,2%, di panaskan.

Susu + larutan ninhidrin 0.2%

di panaskan.

Reaksi Presipitasi

Presipitasi dengan alkoloid

reagensia.

Putih telur + asam pikrat

Putih telur + trikloroasetat

Melunturkan

KMNO4,terjadi perubahan

warna coklat.

Melunturkan

KMNO4,terjadi perubahan

warna merah bata.

Larutan bening.

Larutan kental.

Larutan berwarna ungu

bening.

Larutan berwarna ungu

muda

Mula-mula berwarna

kuning bening,setelah di

panaskan menjadi ungu

dan terdapat banyak

endapan.

Setelah di panaskan susu

yang berwarna putih

berubah menjadi warna

ungu.

Kuning terdapat endapan

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

Page 31: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

d.

e.

f.

g.

h.

2.4.

2

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

2.5

a.

Putih telur + asam

fosfomolibdat

Putih telur + asam

fosfowolframat

Susu + asam pikrat

Susu + trikloroasetat

Susu + asam fosfomolibdat

Susu + asam fosfowolframat

Presipitasi dengan larutan

garam – garam logam berat.

Putih telur + larutan

ferriklorida

Putih telur + CuSO4

Putih telur + larutan

merkuriklorida

Putih telur + larutan

Pb(CH3COO)2

Susu + larutan ferriklorida

Susu + CuSO4

Susu + larutan merkuriklorida

Susu + larutan Pb(CH3COO)2

Uji Xanthoprotein

Larutan susu encer + asam

nitrat pekat,di

panaskan,ditambah

amonia,pengamatan

banyak

Warna putih keruh seperti

susu.

Warna putih agak keruh.

Warna putih bening

Warna kuning

Warna putih endapan

banyak

Warna putih

Warna putih

Kuning,orange

Putih kebiru-biruan

Putih keruh

Mula-mula putih keruh

setelah di diamkan putih

bening dan mengendap

Orange keruh

Putih kebiru-biruan keruh

Putih keruh

Putih keruh

Mula-mula berwarna putih

kekuningan setelah di

panaskan membentuk

endapan kuning pada

bagian atas,dan kuning

(-) tidak

mengenda

p

(+)menge

ndap

belum

sempurna

(+)menge

ndap,belu

m

sempurna.

(+)menge

ndap

sempurna

(+)

(+)

(-)

(+)

Page 32: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

b.

2.6

a.

b.

2.7

a.

b.

2.8

a.

Putih telur + asam nitrat pekat,

di panaskan, di tambah

amonia, pengamatan.

Uji Molish

Larutan susu + larutan

alfanaftol dalam alkohol

Larutan putih telur + larutan

alfanaftol dalam alkohol.

Uji Hopkin’s Cole

Larutan susu + asam glikosilat

+ H2SO4 pekat lewat dinding

tabung

Larutan putih telur + asam

glikosilat + H2SO4 pekat

lewat diding tabung.

Uji Sulfida

Putih telur encer + NaOH

40%, di panaskan + Pb asetat

bening pada bagian

bawah,setalah ditambah

amonia mejadi orange

pekat bagian atas dan

kuning ke putih-putihan

pada bagian bawah

Mula-mula berwarna putih

kekuningan dan

mengendap di atas, bagian

bawah bening,setelah di

panaskan membentuk

endapan putih kekuningan

pada bagian atas dan

kuning pada bagian bawah

setelah di tambah amonia

warna menjadi mengendap

putih pekat pada bagian

atas dan warna putih

bening pada bagian bawah

Larutan berwarna pink

agak pudar

Larutan berwarna pink

Larutan berwarna ungu

Larutan terpisah,berwarna

ungu dan lebih pekat

(+)

Page 33: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Terdapat larutan berwarna

coklat kehitaman

V. PEMBAHASAN

5.1. Sifat Fisik Lemak (Kekentalan dan Bau)

Pada uji ini bahan yang digunakan adalah minyak kelapa dan minyak zaitun.

Minyak kelapa adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa, yang

digunakan untuk minyak makanan. Minyak kelapa berwarna kekuning-

kuningan baunya tidak setengik minyak zaitun dan kental. Sedangkan minyak

zaitun adalah minyak yang berwarna kuning pucat, berbentuk cair,

mengandung olern dan palmitin, banyak digunakan untuk bahan pembuat

sabun, dan baunya sangat tengik. Bau tengik ini disebabkan oleh reaksi

oksidasi. Reaksi oksidasi yaitu penarikan oleh radikal peroksida untuk

membentuk hydrogen peroksida yang stabil dimana terurai menjadi asam

keton dan hidroksi keton. Reaksi bau tengik :

CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2CH2OOH → 2 CH3COSOOA + CH3CH2

(Wirahadikusumah, 1985)

Setelah melakukan percobaan pembauan bau dari minyak zaitun lebih

menyengat dari minyak kelapa. Dari bau tersebut dapat dinyatakan bahwa

kedua minyak tersebut termasuk lemak yang membentuk aldehida tak jenuh

yang disebut propeno / atau alkroieina.

5.2. Kelarutan

Pada uji ini kita membandingkan antara minyak zaitun dan minyak

kelapa yang dicampur dengan aquades dan yang dicampur dengan metilen

klorida. Dari kedua percobaan tersebut antara minyak zaitun dan minyak

kepala mendapatkan hasil yang sama yaitu pada percampuran kedua minyak

tersebut dengan aquades tidak larut, ini dikarenakan sifat kedua larutan

tersebut beda. Aquades bersifat polar sedangkan minyak zaitun dan minyak

kelapa non polar. Pada pencampurannya kedua minyak itu berada di atas

Page 34: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

aquades, ini disebabkan karena massa jenis zat yang dimiliki kedua minyak

tersebut lebih sedikit atau dibawah massa aquades yang massa jenisnya 1

gr/cm.

5.3. Saponifikasi Lemak / Penyabunan

Uji ini menggunakan gelas beker yang digunakan untuk mencampurkan

minyak zaitun dengan NaOH kristal dan C2H5OH. Pada uji ini dilakukan

pemanasan terlebih dahulu yang bertujuan agar mempercepat kelarutan NaOH

kristal agar bereaksi merata sehingga ikatan ester dan dihasilkan gliserol dan

garam dari asam lemaknya.

Reaksinya :

O "CH2 OC (CH2)14 CH13 CH2OH CHOC (CH2)14 CH3 + 3 NaOH → CHOH + 3 OH2 (CH2)14 CO2Na + O "CH2 OC(CH2)14 CH3 CH2OH

(Fressenden, 1999)

Busa sabun terbentuk dari rantai karbon yang pantang dan gugus aikil

yang bersifat non polar dan hidrofobik yang menolak air serta bagian lain

yang bersifat non polar dan hidrofilik yang suka air.

Dari percobaan dihasilkan busa setelah dikocok. Hal ini membuktikan

bahwa hasil dari reaksi saponifikasi adalah sabun yang dibuktikan adanya

busa setelah ditambah air dan dikocok.

5.4 Uji Ikatan Rangkap lemak tak jenuh

a) Melunturkan warna aqua bromata

Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan rangkap pada lemak

yang mengidentifikasikan bahwa lemak tersebut tidak jenuh. Uji ini

menggunakan sample minyak zaitun dan minyak kelapa,masing-masing

dari sample tersebut ditambahkan aqua bromata. Kedua larutan tersebut

dapat melunturkan warna aqua bromata. Setelah minyak zaitun

ditambahkan aqua bromata, warna larutan aqua bromata yang berwarna

Page 35: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

kuning berubah menjadi putih. Hal yang sama juga terjadi pada minyak

kelapa. Ini menunjukkan bahwa minyak zaitun dan minyak kelapa terdapat

ikatan rangkap. Reaksi kimia yang terjadi :

(Sastrohamidjojo,2005)

b) Melunturkan warna larutan KMNO4

Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan rangkap pada lemak

yang mengidentifikasikan bahwa lemak tersebut tidak jenuh. Uji ini

menggunakan sample minyak kelapa dan minyak zaitun,masing-masing

dari larutan tersebut ditambahkan larutan KMNO4. Setelah minyak kelapa

ditambahkan larutan KMNO4,warna ungu pada KMNO4 luntur dan

berubah menjadi coklat. Sedangkan pada minyak zaitun yang ditambahkan

larutan KMNO4,warna ungu pada larutan KMNO4 luntur dan berubah

menjadi merah bata.

KMNO4 bersifat oksidator. Pada percobaan ini, KMNO4 mereduksi

lemak,diama bilangan oksidasi pada lemak akan mengalami penurunan.

Penurunan bilangan oksidasi ini menyebabkan terjadinya perubahan

warna. Reaksi kimia yang terjadi :

H2C O C (CH2)7 CH

CH

(CH2)5 CH3

O

HC O C (CH2)7 CH

CH

(CH2)5 CH3

O

H2C O C (CH2)7 CH

CH

(CH2)5 CH3

O

+ KMnO4

H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3

O

HC O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3

O

H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3

O

+ KOH + MnO3

OH OH

OH OH

OH OH

Page 36: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

(Sumardjo,1997)

PROTEIN

5.2.1 Larutan Asam Amino dan Protein

Pada percobaan ini menggunakan sampel putih telur dan susu. Terdapat perbedaan

pada kedua sampel ini yaitu pada putih telur agak encer, pada susu, jauh lebih

kental daripada putih telur.

5.2.2 Uji Biuret

Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptide pada lemak. Ikatan

peptide merupakan suatu ikatan kovalen yang menggabungkan asam-asam

amino secara bersama-sama dalam protein. Strukturnya planar karena

elektron-elektron terdelokalisasidalam pertalian amida,yang memberikan

ikatan C-N.

(Arsyad,2001)

Larutan sample yang digunakan adalah putih telir dan susu.

Masing-masing sample ditambahkan larutan NaOH 40 % dan Cu

SO4 0,5. Setelah ditambahkan larutan NaOH dan Cu SO4,tabung

yang berisi larutan sample putih telur berubah menjadi larutan

yang berwarna ungu.. Sedangkan tabung yang berisi larutan sample

berubah menjadi larutan yang berwarna ungu muda. Ini berarti

semua larutan sample tersebut termasuk protein,karena larutan

biuret mengandung NaOH dan PbSO4 yang apabila dicampur

Page 37: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

dengan protein memberikan uji positif yaitu warna muda sampai

violet(ungu). Reaksi kimia yang terjadi :

(Arsyad,2001)

5.2.3 Uji Ninhidrin

Asam amino bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat. Pada

praktikum ini, putih telur dan susu membentuk warna ungu kaena dapat bereaksi

dengan Ninhidrin. Hal ini menandakan kedua zat uji tersebut mempunyai gugus

asam amino bebas.

Sebaliknya, jika tidak diperoleh indikasi terbentuk atau adanya asam

amino bebas, karena reaksi dengan ninhidrin tidak berwarna sampai membentuk

warna merah muda.pada percobaan 1ml putih telur ditambahkan ninhidrin 0,2%

kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna ungu,dan terdapat banyak

endapan.hal ini menunjukan uji positif dari uji ninhinrin. Pada percobaan susu di

tamdahkan larutan ninhidrin 0,2% juga menghasilkan warna ungu.hal ini

menunjukan adanya uji positif pada uji ninhidrin pula. Semakin banyak ninhidrin

pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat warnanya. Hal ini juga mendasari

bahwa uji Ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino

secarakuantitatif. Reaksi yang terjadi:

HC NH2

COOH

H2C+ NaOH + CuSO4 Na2SO4 + H2O +

HC NH2

C

H2C

HC NH2

C

H2C

OH OH

OOOO

Cu

Page 38: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

(Sumardjo, 1997)

5.2.4 Reaksi Presipitasi

a. Presipitasi dengan alkaloid Reagensia

Uji ini dilakuan untuk membuktikan bahwa protein dapat diendapkan dengan

mengunakan alkaloid reagensia. Protein dapat menalami pengendapan karena

mempunyai sifat amfoter. Sehingga dapat menggikat logam lain sehingga terjadi

endapan. Reaksi yang terjadi dari tiap perlakuan:

Reaksi putih telur dengan asam pikrat

(Sumardjo,1997)

Reaksi putih telur dengan asam trikloro asetat

(Sumardjo,1997)

Reaksi putih telur dengan asam fosfomolibdat

Reaksi putih telur dengan asam fosfowolframat

Page 39: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Setelah melakukan percobaan terhadap sampel protein (putih ttelur dan susu)

terjadi endapan apabila ditambahkan trikoro asetat dan asam pikrat. Hal ini

dikarena kedua zat tersebut dapat menggendapkan protein pada putih telur

maupun susu.

b. Presipitasi dengan larutan garam-garam logam berat

Seperti yang dikatakan di atas bahwa presipitasi itu untuk menguji adanya suatu

endapan dalam reaksi.Uji positif pada percobaan jnj adalah terbentuknya endapan

pada akhir reaksi.Putih telur yang ditambahkan dengan larutan ferriklorida

menghasilkan warna kuning,orange.Menunjukan uji yang negatif karena tidak

terbentuknya endapan.putih telur ditambah CuSO4, menghasilkan warna putih

kebiru-biruan.Hal jnj menunjukkan uji positif karena terbentuknya endapan akan

tetapi belum sempurna.Putih telur ditambah larutan merkuriklorida menghasilkan

warna putih keruh.menunjukan uji positif karena menghasilkan endapan tetapi

belum sempurna.ketidaksempurnaan ini dikarenakan pada reaksi ini endapa yang

dihasilkan tidak mengendap secara keseluruhan.Pada putih telur ditambah larutan

Pb(CH3COO)2,mula-mula menghasilkan larutan putih keruh,setelah di diamkan

larutan tersebut menjadi putih benin dan mengendap.ini menunjukkan uji positif

karena menghasilkan endapan yang sempurna.Dimana,pada akhir reaksi ini

endapan yang dihasilkan mengendap sempurna.ketika percobaan ini dicoba pada

susu ditambah larutan ferriklorida menghasilkan warna orange keruh.Hal ini

menunjukkan uji positif.Susu yang ditambah CuSO4 menghasilkan warna putih

kebiru-biruan keruh.hal ini menunjukkan uji positif.Pada susu yang ditambah

larutan merkuriklorida menghasilkan warna putih keruh,menunjukkan uji

negatif.Susu yang ditambah larutan Pb(CH3COO)2 menghasilkan warna putih

keruh.ini menunjukkan uji positif.Jadi pada percobaan ini putih telur yang

ditambah CuSO4,putih telur ditambah merkuriklorida,putih telur ditambah

Pb(CH3COO)2,susu ditambah ferriklorida,susu ditambah CuSO4,dan susu

ditambah Pb(CH3COO)2mampu mengalami presipitasi karena adanya uji yang

positif pada akhir reaksi.

5.2.5 Uji Xantoprotein

Page 40: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Ada sebagian peptida dan protein yang mempunyai gugus asam amino berinti

benzena. Seperti fenilanalina, tirosin, albumin, riptofan dan lain sebagainya.

Untuk itu percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat protein yang

mengandung asam amino dengan radikal fenil. Pada praktikum ini, uji positif

terjadi jika adanya endapan berwarna putih ketika dipanaskan. Percobaan jnj

dilakukan pada susu encer yang ditambah asam nitrat pekat,dipanaskan,kemudian

hasilnya ditambah amonia,menghasilkan larutan yang mula-mula berwarna putih

kekuningan setelah dipanaskan membentuk endapan kuning pada bagian atas dan

kuning bening pada badian bawah setelah ditambah amonia menjadi orange pekat

bagian atas dan kuning keputih-putihan pada bagian bawah. Larutan putih telur

ditambah asam nitrat pekat kemudian dipanaskan dilakukan pengamatan dan

ditambah amonia,menghasilkan larutan yang mula-mula berwarna putih

kekuningan dan mengendap di atas,pada bagian bawah bening. Setelah

dipanaskan membentuk endapan putih kekuningan pada bagian atas dan kuning

pada bagian bawah. Setelah ditambah amonia warna menjadi mengendap putih

pekat pada bagian atas dan putih bening pada bagian bawah.Keduanya terdapat

inti benzena, yaitu dengan indikasi terbentuknya lapisan jingga atau kuning

jingga.

Sedangkan, jika tidak terjadi endapan putih saat dipanaskan mengindikasikan

negatif. Berikut contoh struktur bangun protein yang berinti benzena :

—CH2CHCO2OH

NH2

Feinilanalina

5.2.6 Uji Mollish

Tujuan dari uji ini adalah untuk membuktikan adanya mukoprotein (glycoprotein).

Mukoprotein adalah gabunganantara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih

dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikatini berupa

polisakarida kompleks yang mengandung N-asetilheksosamina bergabung dengan

monosakarida lain.

Page 41: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Mukoprotein mudah larut, contohnya pada putih telur.

Pada percobaan ini 1 ml putih telur encer ditambah dengan 1ml α-naftol dalam

alcohol menghasilkan larutan berwarna merah muda agak keunguan. Sedangkan

untuk 1ml susu cair ditambahkan dengan 1ml α-naftol dalam alcohol

menghasilkan warna merah muda keunguan agak pudar.

Pada uji mollish, nilai positifnya apabila suatu larutan menghasilkan warna ungu.

Jadi putih telur dan susu memiliki uji positif terhadap mollish, sehingga

disimpulkan kedua larutan tersebut mengandung mukoprotein.

5.2.7 Uji Hopkin’s Cole

Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui asam amino tryptofan. Jika

terbentuk cincin berwarna violet diantara lapisan asam dan air. Tes ini

menunjukkan adanya asam glioksilat HCOCOOH, di dalam asam asetat. Pada

percobaan ini putih telur ditambah dengan asam glioksilat dan ditambah asam

sulfat pekat menghasilkan warna ungu ditengah. Ini berarti putih telur

menggandung asam amino tryptofan. Sedangkan susu ditambah asam glioksilat

dan ditambah lagi dengan asam sulfat juga menghasilkan warna ungu ditengah.

Ini menandakan susu juga mempunyai asam amino tryptofan. Reaksi yang terjadi:

5.2.8 Uji Sulfida

Pada uji ini menggunakan sampel putih telur. Kemudian putih telur ditambah

dengan larutan Sodium Hidroksida (NaOH) 40%. Setelah dicampurkan larutan

tersebut dipanaskan. Tujuan dari pemanasan adalah agar kedua larutan tersebut

dapat tercampur dengan baik dan dapat bereaksi dengan sempurna. Setelah

dipanaskan, larutan tersebut ditambah dengan Plumbo asetat beberapa tetes. Dari

hasil yang diperoleh, didapat larutan berwarna coklat kehitaman. Hal ini

menunjukkan adanya uji yang positif, yaitu dengan adanya endapan warna

kehitaman, menandakan putih telur mengandung sulfur.

VI. Kesimpulan

6.1. Lemak mempunyai kekentalan dan bau yang khas.

6.2. Sifat lemak adalah nonpolar,tidak larut dalam air.

6.3. Pelunturan aqua bromata karena adanya reaksi addisi.

Page 42: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

6.4. Zat pengoksida ninhidrin dengan larutan protein membentuk warna

ungu.

6.5. Uji biuret untuk mengetahui adanya ikatan peptide.

6.6. Reaksi xanthoprotein untuk menunjukkan radikal fenil pada protein.

6.7. Uji hopkin’s cole untuk mengetahui keberadaan asam amino jenis

triptofan.

6.8.Uji presipitasi digunakan untuk mengetahui adanya ikatan rangkap

pada lemak tak jenuh.

6.9. Uji sulfide untuk mengetahui unsure S yang terkandung dalam

protein.

VII Daftar Pustaka

Basri,Sarjoni,1996,”Kamus Kimia”,Rineka Cipta,Jakarta.

Fessenden,Ralph,1982,”Organic Chemistry”,edisi ke 2, Willard Grant

Press Publisher,USA.

Fessenden,Ralph,1997,”Kimia Organik”,edisi ke 3,jilid

1,Erlangga,Jakarta.

Hart,Harold,1990,”Organic Chemistry-A Short Course”,edisi ke

5,Houghton Miffin Company,Boston.

Kusnawidjaja,1993,”Biokimia”,Erlangga,Jakarta.

Kuswati,dkk,2004,”Sains Kimia”,Bumi Aksara,Jakarta.

Manan,Mulyono,2001,”Kamus Kimia”,cetakan ke 2,Ganesindo,Bandung.

Martoharsono,Soeharsono,1993,”Biokimia”,jilid 1,Gadjah Mada

University Press,Yogyakarta.

Page,David.S.,1989,”Prinsip-prinsip Biokimia”,Erlangga,Jakarta.

Poedjiadi,1994,”Dasar-dasar Biokimia”,Universitas Indonesia,Jakarta.

Soemardjo,Damin,1998,”Kimia Kedokteran Undip”,edisi ke 3,Universitas

Diponegoro,Semarang.

Page 43: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui Semarang, 9 Desember 2008

Asisten Praktikan

Dewi Nuritasari Kelompok I

J2C005108

Page 44: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

VII. LAMPIRAN1. Saponifikasi lemakreaksi saponifikasi:

2. Uji ikatan rangkap pada lemak tak jenuh

a. Melunturkan warna Aquabromata

Jenis reaksi pemutusan ikatan rangkap

Reaksi dengan palmitolein adalah sebagai berikut:

Apabila lemak yang digunakan tidak mempunyai ikatan rangkap maka tidak akan

terjadi perubahan warna.

b. Melunturkan warna KMnO4

Jenis reaksi pemutusan ikatan rangkap.

Page 45: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Reaksi yang terjadi:

Apabila lemak yang digunakan tidak mempunyai ikatan rangkap maka tidak terjadi perubahan warna.

Uji BiuretStruktur kimia yang memberi hasil terhadap uji biuret

Warna yang terbentuk dari uji ninhidrin adalah ungu.Gugus fungsional yang membuat reaksi positif adalah gugus aminoProtein dan asam amino mempunyai gugus tersebut karena protein sendiri terdiri atas rangkaian asam amino. Sedang asam amino terdapat gugus amino.Reaksi ini berlaku untuk semua protein.

H2C O C (CH2)7 CH

CH

(CH2)5 CH3

O

HC O C (CH2)7 CH

CH

(CH2)5 CH3

O

H2C O C (CH2)7 CH

CH

(CH2)5 CH3

O

+ KMnO4

H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3

O

HC O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3

O

H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3

O

+ KOH + MnO3

OH OH

OH OH

OH OH

HC NH2

COOH

H2C+ NaOH + CuSO4 Na2SO4 + H2O +

HC NH2

C

H2C

HC NH2

C

H2C

OH OH

OOOO

Cu

Page 46: PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)

Presipitasi Proteina. Presipitasi menggunakan alkaloid reagensiaprotein bersifat sebagai asam dan alkaloid regensia sebagai basa.Alkaloid reagensia adalah suatu reage yang terdiri atas suatu basa organic yang mempunyai gugus nitrogen, misalnya: asam pikrat, trikloroasetat, fosfomolibdat, fosfowolframat.b. presipitasi menggunakan logam beratProtein dan logam berat bersifat sebagai asam dan basa.Garam logam berat antara lain: ferri klorida, cupri sulfat, merkuri klorida, dan plubo asetat.

Uji XantoproteinDigunakan untuk mengguji asam amino dengan radikal fenil.Apabila kulit kita terkena asam nitrat maka akan melepuh karena sifat asam nitrat dapat merusak jaringan.