Percobaan VIII anorganik

28
PERCOBAAN VIII Judul : Anodising Aluminium Tujuan : 1.Memberi warna aluminium oksida melalui proses anodasi (anodising) 2.Mempelajari proses perlindungan korosi terhadap aluminium dengan cara anodasi Hari/Tanggal : Senin / 27 April 2015 Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat , Banjarmasin I. DASAR TEORI Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menujuk pada senyawa garam rangkap KAl(SO4)2·12H2O. Kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. (Sugiyarto dan Suyanti, 2010). Serbuk aluminium terbakar dala api menghasilkan debu awan aluminium oksida menurut persamaan reaksi: 4 Al(s) + 3O 2 (g) → 2 Al 2 O 3 (s) Logam aluminium bersifat amfoterik, bereaksi dengan asam kuat membebaskan gas hidrogen, dan dengan basa kuat membentuk aluminat dan gas hidrogen menurut persamaan reaksi (Sugiyarto dan Suyanti, 2010): 2 Al(s) + 6 H 3 O + (aq) → 2 Al 3+ (aq) + 6 H 2 O(l) + 3 H 2 (g)

description

anorganik

Transcript of Percobaan VIII anorganik

PERCOBAAN VIII

Judul: Anodising Aluminium

Tujuan :1.Memberi warna aluminium oksida melalui proses anodasi (anodising)

2.Mempelajari proses perlindungan korosi terhadap aluminium dengan cara anodasi

Hari/Tanggal: Senin / 27 April 2015

Tempat: Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat , Banjarmasin

I. DASAR TEORINama aluminium diturunkan dari kata alum yang menujuk pada senyawa garam rangkap KAl(SO4)212H2O. Kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. (Sugiyarto dan Suyanti, 2010). Serbuk aluminium terbakar dala api menghasilkan debu awan aluminium oksida menurut persamaan reaksi:

4 Al(s) + 3O2(g) 2 Al2O3(s)

Logam aluminium bersifat amfoterik, bereaksi dengan asam kuat membebaskan gas hidrogen, dan dengan basa kuat membentuk aluminat dan gas hidrogen menurut persamaan reaksi (Sugiyarto dan Suyanti, 2010):

2 Al(s) + 6 H3O+(aq) 2 Al 3+(aq) + 6 H2O(l) + 3 H2(g)

2 Al(s) + 2 OH- (aq) + 6 H2O(l) 2[Al(OH)4]-(aq) + 3 H2(g)

Aluminium sangat berlimpah terdapat di alam dan merupakan logam terbanyak yang terdapat di kerak bumi dan terbanyak ketiga setelah oksigen dan silikon. Oleh karena aluminium sangat reaktif khususnya dengan oksigen, unsur aluminium tidak pernah dijumpai dalam keadaan bebas di alam, melainkan sebagai senyawa yang merupakan penyusun utama dari bahan tambang bijih bauksit yang berupa campuran oksida dan hidroksida aluminium (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).

Aluminium adalah unsur logam yang biasa terdapat dalam batuan seperti batuan mika. Kandungan yang mudah diperoleh adalah oksida terhidrat seperti bauksit Al2O3.nH2O dan kriolit Na3AlF6 (Cotton dan Wilkinson, 1989). Aluminium merupakan logam putih yang liat dan dapat di tempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tapi oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dengan asam sulfat encer atau dengan asam nitrat encer. Aluminium adalah tetravalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium (Al3+) membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air, larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang menarik, yang disebut tawas (Svehla, 1985).

Aluminium memiliki sifat sebagai berikut:

Wujud

:padat

Massa jenis

:2,70 gram/cm3Massa jenis pada wujud cair

:2,375 gram/cm3Titik lebur

:933,47 K, 660,32 C, 1220,58 F

Titik didih

:2792 K, 2519C, 4566F

Kalor jenis (25C)

:24,2 J/mol K

Konduktivitas termal (300K ) :237 w/mK

Pemuaian termal(25C)

:23,1 m/mK

Modulus Young

:70 Gpa

Modulus Geser

:26 Gpa

Poisson ratio

:0,35

Kekerasan Skala Mohs

:2,75

Kekerasan Skala Vickers

:167 Mpa

Kekerasan Skala Brinnel

:245 MpaAluminium sangat elektropositif, ia bagaimana pun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang tebal dan liat terbentuk pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodasi (Cotton dan Wilkinson, 1989).

Satu-satunya oksidasi aluminium adalah alumina, Al2O3. Meskipun demikian kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya tergantung pada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat, Al2O3, yaitu -Al2O3 dan -Al2O3. Logam-logam trivalensi lainnya (misalnya Ga, Fe) membentuk oksida-oksida yang mengkristal dalam dua struktur yang sama. Keduanya mempunyai tatanan terkemas-rapat ion-ion oksida tetapi berbeda dalam tatanan kation-kationnya (Cotton dan Wilkinson, 1989).Aluminium dapat dibuat dalam skala besar dari bauksit (n=1-3). Aluminium dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH aqua, dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Aluminium adalah logam keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal sering kali dilapiskan secara elektrolit pada aluminium, yaitu proses yang disebut dengan anodasi, lapisan-lapisan yang segar dapat diwarnai dengan pigmen. Aluminium dapat larut dalam asam encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila pengaruh perlindungan lapisan oksida dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau dengan amalgamasi, penyerapan cepat meskipun oleh air sekalipun dapat terjadi. Logamnya mudah bereaksi larutan NaOH panas, halogen dan berbagai nonlogam (Cotton dan Wilkinson, 1989).Anodasi aluminium adalah suatu tindakan yang menggunakan bahan isolasi untuk mengisolasi pori-pori dan oleh karena itu yang dapat merusak suatu komponen dan produk yang lain ketika digunakan menjadi petunjuk atau jalan kecil untuk penanganan produk tersebut. Anodasi aluminium terdiri dari beberapa proses. Objek yang akan dianodasi dicelupkan di dalam larutan asam. Larutan itu adalah larutan elektrolit dan bahan yang akan dianodasi terhubung dengan listrik dengan kutub positif atau anoda (Bellmore, 1997).

Aluminium larut dalam asam mineral encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Bila pengaruh perlindungan lapisan oksida dirusakkan, misalnya dengan penggoresan atau dengan amalgamasi, penyerangan cepat meskipun oleh air sekalipun dapat terjadi. Logamnya mudah bereaksi dengan larotan NaOH panas, halogen, dan berbagai nonlogam (Cotton dan Wilkinson, 1989).Reaksi logam aluminium dengan oksigen akan menghasilkan oksida, dan setiap permukaaan logam Al akan segera dilapisi oleh Al2O3 yang sangat tipis (10-6cm) dan bersifat sangat keras, stabil dan tidak berpori. Karena itu lapisan oksida aluminium tersebut berperan sebagai pelindung terhadap permukaan logam di bagian dalamnya. Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan terhenti setelah semua permukaan logam tertutup rapat oleh lapisan oksidanya dan logam tersebut sudah tentu akan terhindar dari reaksi oksidasi selanjutnya (Hala, 2010).Berbeda dengan logam aluminium, logam besi dengan oksigen dari udara akan segera bereaksi membentuk oksida dan melapisi permukaan logam. Sayangnya, oksida logam besi yang terbentuk mempunyai pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian, keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian bawah lapisan oksida yang terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua bagian logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur, yang pada gilirannya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi tersebut. Kejadian seperti ini dikenal dengan istilah korosi besi (Hala, 2010).Dengan fenomena seperti diatas, logam aluminium mempunyai keunggulan komparatif dibanding logam lain. Karena itu, aluminium banyak digunakan sebagai bahan dasar berbagai peralatan, mulai dari peralatan rumah tangga, otomotif, industri mesin, bahkan industri pesawat terbang. Perlindungan atas logam aluminium dapat lebih ditingkatkan yaitu dengan mempertebal lapisan oksida melalui teknik anodasi (anodizing),Perlindungan atas logam aluminium dapat lebih ditingkatkan, yaitu dengan mempertebal lapisan oksida melalui teknik anodasi (anodizing). Dalam proses ini, logam aluminium ditempatkan pada posisi anoda dalam proses elektrolisis larutan asam sulfat. Sebagai katoda dapat digunakan logam lain seperti baja, timbal, atau aluminium lain (Hala, 2010).

II. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini :

1. Gunting 1 buah

2. Gelas kimia 250 mL6 buah

3. Clips alligator dan kawat2 buah

4. Pinset

1 buah

5. Statif dan kliem1 set

6. Baterai (1,5 volt)8 buah

7. Hot plate1 buah

8. Neraca analitik 1 buah

9. Kaca Arloji4 buah

10. Gelas Kimia 500 ml1 buah

11. Gelas Ukur 100 ml2 buah

12. Spatula

2 buah

13. Botol pembersih1 buah

Bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan ini :

1. Lempeng aluminium

2. H2SO4 2M

3. (NH4)2C2O44. FeCl35. KMnO46. K2CrO47. Aquades

III. PROSEDUR KERJA

1. Melekukkan lempeng aluminium sehingga berbentuk silinder sesuai dengan bagian dalam gelas kimia 250 ml2. Menggunakan jepit alligator untuk menghubungkan kawat dengan silinder

3. Membersihan sekeping aluminiu 4 5 cm, mencuci dengan air panas dan deterjen

4. Membilas dengan air sampai bersih dan menggunakan pinset untuk memegang keping aluminium

5. Menghubungkan kawat ke keping aluminium dengan jepit alligator sedemikian hingga keping ini berada di tengah-tengah silinder dan tidak mengenai silinder. Keping ini bertindak sebagai anoda sedangkan silinder bertindak sebagai katoda

6. Memanaskan 200 mL H2SO4 2M ke dalam gelas kimia sampai sebagian besar tercelup ke dalam H2SO4, sedangkan permukaan H2SO4 tidak mencapai ujung clips. Menambahkan sedikit deterjen agar larutan tidak memercik

7. Menghubungkan dengan sumber arus 12 volt, jika terjadi gelembung-gelembung gas menunjukkan percobaan berjalan baik.

8. Membuat larutan pewarna dengan melarutkan 0,5 gram FeCl3, 0,5 gram (NH4)2C2O4, 0,5 gram KMnO4, dan 0,5 gram K2CrO4 dalam 100 mL air

9. Memanaskan larutan pewarna sampai mendidih dan mencelupkan keping aluminium hasil anodising selama beberapa menit dan memperhatikan warna yang terbentuk

10. Mencelupkan keping aluminium ke dalam air mendidih selama 10 menit. Memperhatikan hasil yang diperoleh.

IV. HASIL PENGAMATANNoPerlakuanHasil Pengamatan

1.Merangkai alat

1.

2.Membuat larutan pewarna

Menimbang sebanyak 0,5 gram:

a. FeCl3b. (NH4)2C2O4c. KMnO4d. K2CrO4Melarutkan dalam 100 mL aquades lalu memanaskan sampai mendidih

e. FeCl3f. (NH4)2C2O4g. KMnO4h. K2CrO4a. Serbuk berwarna cokelat

b. Serbuk berwarna putih

c. Serbuk berwarna hitam

d. Serbuk berwarna kuning

a. Larutan berwarna kuning

b. Larutan berwarna kuning

c. Larutan berwarna ungu

d. Larutan berwarna kuning

1.

2.

3.

4.

5. Memasukkan H2SO4 2 M sebanyak 200 mL kedalam gelas kimia sampai sebagian besar aluminium tercelup kedalam H2SO4, sedangkan permukaan H2SO4 tidak mencapai ujung klips

Menambahkan sedikit detergen agar larutan tidak memercik

Menghubungkan dengan sumber arus 12 volt

Mencelupkan keping aluminium hasil anodising selama beberapa menit kedalam larutan pewarna

a. Keping Al + larutan FeCl3

b. Keping Al + larutan (NH4)2C2O4c. Keping Al + larutan KMnO4d. Keping Al + larutan K2CrO4Mencelupkan keping Aluminium hasil dari prosedur sebelumnya ke dalam air mendidih selama 10 menit

a. FeCl3b. (NH4)2C2O4c. KMnO4d. K2CrO4 Larutan bening

Gelas kimia terasa panas

Warna aluminium sebelum dicelupkan berwarna silver

Larutan berbuih

Terdapat gelembung gas

a. Keping Al berwarna cokelat

b. Keping Al berwarna kuning

c. Keping Al berwarna ungu tua

d. Keping Al berwarna bias kuning

a. Keping Al tetap berwarna cokelat

b. Keping Al berwarna kuning kehijauan

c. Keping Al berubah warna menjadi coklat

d. Keping Al berwarna silver (warna semula)

V.ANALISIS DATA

Proses anodising kali ini menggunakan prinsip anodasi logam aluminium melalui proses elektrokimia dengan menggunakan cairan elektrolit H2SO4 2 M. Pewarnaan hasil anodasi dengan cara mencelupkan logam ke dalam cairan pewarna dan ke dalam air mendidih.

Pertama menggunting aluminium dan melekukkannya sehingga berbentuk silinder sesuai dengan gelas kimia 250 mL. Kemudian memotong lagi lempeng aluminium dengan ukuran 4x5 cm dan mencuci kepingan tersebut dengan air panas dan detergen. Hal ini dimaksudkan agar debu, kotoran, dan lemak yang menempel pada kepingan aluminium dapat dihilangkan. Jika tidak dicuci, maka hasil anodasi menjadi tidak murni. Setelah kepingan tersebut dicuci kemudian dibilas dengan air bersih dan digunakan dengan pinset. Penggunaan pinset dimaksudkan agar menghindari terkontaminasinya kepingan dari debu, kotoran dan juga lemak yang dapat menempel lagi ketika logam dipegang dengan tangan.

Perlakuan selanjutnya adalah menghubungkan keeping aluminium tadi dengan kawat menggunakan klips dan melekatkan di tengah-tengah silinder aluminium yang sudah diletakkan membentuk gelas kimia 250 mL. Rangkaian sel yang digunakan untuk percobaan ini adalah sel elektrolisis. Keping aluminium bertindak sebagai anoda dan silinder bertindak sebagai katoda. Anoda merupakan tempat terjadinya oksidasi dan katoda merupakan tempat terjadinya reduksi. Setelah itu memasukkan 200 mL H2SO4 ke dalam gelas kimia tetapi tidak mencapai ujung klips dan menambahkan sedikit detergen kemudian menghubungkan kawat dengan sumber arus 12 Volt menggunakan 8 buah baterai yang telah disusun seri selama beberapa menit.

Kepingan aluminium yang diletakkan di tengah silinder diatur sedemikian rupa agar selama proses anodising tidak menyentuh silinder karena hal ini dapat menyebabkan terjadinya perpindahan elektron ke dalam gelas kimia yang berisi H2SO4 2 M yang mana berfungsi sebagai larutan elektrolit dan larutan ini dapat menghantarkan listrik karena merupakan elektrolit kuat. Pemberian asam sulfat di dalam gelas kimia tidak boleh melebihi klips yang berada pada kepingan aluminium karena apabila H2SO4 yang ditambahkan melebihi klips maka saat dialiri arus listrik klips tersebut dapat hancur atau terurai sehingga dapat menyebabkan kepingan aluminium jatuh. Tujuan penambahan detergen pada proses anodising karena ketika di anodasi akan timbul gelembung-gelembung pada larutan.

Ketika klips telah dijepitkan pada keping aluminium dan dialiri sumber arus 12 Volt, proses anodising berlangsung. Hal ini ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas pada larutan disekitar anoda. Adanya gelembung membuktikan bahwa reaksi berjalan baik. Gelembung-gelembung juga menunjukkan bahwa terjadinya proses elektrolisis karena dimana gelembung tersebut adalah hidrogen (H2) yang dihasilkan dari asam sulfat yang mengalami proses reduksi serta ion Al3+ dilepaskan pada anoda.

Reaksi yang terjadi pada anoda adalah berlangsungnya reaksi oksidasi yang menghasilkan Al3+ dan reaksi inilah yang dinamakan reaksi anodasi karena aluminium seharusnya terlihat lebih buram/pucat pada yang tercelup larutan H2SO4 dan yang tidak tercelup larutan H2SO4 tetap berwarna semula (silver), namun pada percobaan ini warna kepingan aluminium yang tercelup larutan H2SO4 tetap berwarna silver. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pembersihan kepingan aluminium belum benar-benar bersih sehingga proses anodising tidak berjalan baik.

Reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda adalah sebagai berikut:

Anoda : Al

Al3+ + 3e-

x2

Katoda : 2H+ + 2e-

H2

x3

Anoda : 2Al

2Al3+ + 6e-Katoda : 6H+ + 6e-

3H2

2Al + 6H

2Al3+ + 3H2Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut:

4Al + 3H2SO4

Al2O3 + Al(SO4)3 + 3H24Al + 3H2SO4 + 3H2O Al2O3 (s) + Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)

Setelah proses anodasi, selanjutnya diberi larutan pewarna dengan cara mencelupkan keping Al ke dalam larutan pewarna yang telah dipanaskan selama beberapa menit maka keping Al akan berwarna sesuai warna larutan pewarnanya. Kemudian mencelupkan lagi ke dalam air mendididh selama 10 menit. Hal ini bertujuan agar warna yang terbentuk tadi dapat dipertahankan dengan pori-pori aluminium yang tertutup kembali setelah dicelupkan ke dalam air panas karena beberapa oksidasi yang telah terbentuk pada permukaan aluminium saat anodasi mengalami hidrasi dan mengembang dan dengan sendirinya menutup pori-pori tersebut sehingga zat warna yang masuk ke dalam pori-pori keping Al tersebut tertutup dan warna tidak hilang.

Pada percobaan ini kepingan aluminium yang telah dianodising dimasukkan ke dalam masing-masing 4 macam pewarna yaitu FeCl3, (NH4)2C2O4, KMnO4 dan K2CrO4. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada kepingan tersebut. Selanjutnya mencelupkan kepingan pada air mendidih selama kurang lebih 10 menit. Di dalam air mendidih ini diharapkan agar pori-pori Al dapat tertutup hingga warna yang diserap dapat dipertahankan. Hal ini terjadi karena pada saat keping Al dicelupkan ke dalam air mendidih, beberapa oksida yang telah terbentuk pada permukaan aluminium saat anoda akan mengalami hidrasi dan mengembang, dengan sendirinya akan menutup pori-pori aluminium yang ada sehingga zat warna yang masuk ke dalam pori-pori aluminium tertutup dan warnanya tidak hilang. Untuk membuktikan pewarnaan yang baik dimana perbandingan perubahan warna pada keping Al dalam menggunakan keempat larutan pewarna dapat dilihat pada tabel berikut ini:NoLarutan PewarnaWarna Setelah Dicelupkan Larutan PewarnaWarna Setelah Dicelupkan Air Panas dan Dikeringkan

1.FeCl3CokelatCokelat

2.(NH4)2C2O4KuningKuning kehijauan

3.KMnO4Ungu tuaCokelat

4.K2CrO4Berbias kuningAbu-abu (silver)

Dari tabel diatas diketahui bahwa pewarna yang baik pada keping Al adalah FeCl3 dan (NH4)2C2O4 karena warna setelah dicelupkan zat pewarna dan air mendidih tidak luntur atau warnanya tetap, sedangkan larutan pewarna pada KMnO4 warna setelah dicelupkan berwarna ungu tua kemudian setelah dicelupkan air mendidih warna luntur berubah menjadi cokelat. Hal ini menunjukkan KMnO4 bukan pewarna yang baik untuk anodasi aluminium karena tidak dapat mempertahankan warna keping aluminium. Hal ini disebabkan KMnO4 tidak dapat diserap sempurna oleh logam. Pada K2CrO4 yang awalnya warna berbias kuning menjadi menjadi abu-abu kembali. Seharusnya jika sesuai literatur warna tetapi kuning atau tidak luntur, hal ini dikarenakan karena pada saat awal keping aluminium tidak benar-benar bersih saat pembersihan sehingga proses anodising tidak berjalan dengan baik dan berdampak pada pewarnaan. Jadi, sebenarnya K2CrO4 merupakan larutan pewarna yang baik.VI.KESIMPULAN

1. Teknik anodising pada aluminium digunakan untuk meningkatkan perlindungan atau pertahanan terhadap korosi dengan mempertebal lapisan oksidasi secara elektrolisis.

2. Pemberian warna terhadap aluminium hasil anodising menggunakan larutan pewarna FeCl3, (NH4)2C2O4, K2CrO4 lebih baik daripada KMnO4.3. Pewarnaan menggunakan FeCl3 berwarna cokelat (NH4)2C2O4 berwarna kuning kehijauan dan K2CrO4 berwarna kuning sedangkan KMnO4 tidak menghasilkan warna..DAFTAR PUSTAKABellmore, D. G. 1997. Anodized Aluminum Alloys Insulator or Not. (online), (http://mailto:[email protected]. diakses pada 20 Mei 2015.Cotton, F. A. dan Wilkinson, G.1989. Kimia Anorganik Dasar. UI-Press, Jakarta.Hala, Y. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Universitas Hasanuddin, Makassar.Mahdian dan Parham Saadi. 2014. Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Banjarmasin : FKIP UNLAM.Sugiyarto, K. H., dan Suyanti, R. D. 2010. Kimia Anorganik Dasar. Graha Ilmu,Yogyakarta.

Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. PT Kalman Media Pustaka, Jakarta.LEMBAR KERJA

1. Warna keping aluminium mula-mula: perak mengkilap

2. Hasil oksidassi (anodising):

Bagian yang tercelup berwarna perak buram

Bagian yang tidak tercelup berwarna perak mengkilap

3. Warna larutan pewarna:

a. Larutan FeCl3

: kuning

b. Larutan (NH4)2C2O4: bening

c. Larutan KMnO4: ungu

d. Larutan K2CrO4: kuning

4. Warna kepingan aluminium setelah dicelupkan ke dalam pewarna

a. Larutan FeCl3

: coklat

Setelah dicelupkan: coklat

b. Larutan (NH4)2C2O4: berbias kuning

Setelah dicelupkan: kuning kehijauan

c. Larutan KMnO4

: ungu tua

Setelah dicelupkan: coklat

d. Larutan K2CrO4

: kuning

Setelah dicelupkan: perak/silver

5. Sifat warna

a. Larutan FeCl3

: tidak luntur

b. Larutan (NH4)2C2O4: mudah luntur

c. Larutan KMnO4

: mudah luntur

d. Larutan K2CrO4

: mudah luntur

LAMPIRAN

Pertanyaan:1. Reaksi apa yang terjadi pada anoda dan katoda?

2. Mengapa aluminium hasil anodasi dapat mengikat pewarna?

3. Jika cara anodasi ini hendak diterapkan untuk mewarnai alat-alat rumah tangga dari bahan aluminium, jelaskan caranya dan apakah cara ini baik?

4. Sebutkan cara pewarna yang lain?

Jawaban:1. Reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda adalah reaksi elektrolisis, dimana pada anoda terjadi reaksi oksidasi (peningkatan bilangan oksidasi) dan pada katoda terjadi reaksi reduksi (penurunan bilangan oksidasi)

2. Aluminium hasil anodasi dapat mengikat warna karena adanya penebalan lapisan oksidasi pada aluminium sehingga lebih mudah memberi warna. Selain itu, pada saat anodizing ion SO2- dari H2SO4 meregangkan pori-pori pada keping aluminium. Sehingga saat dicelupkan ke dalam pewarna, zat ini masuk ke dalam pori-pori tersebut dan membuat kepingan yang dicelupkan berwarna.

3. Cara anodasi ini hendak diterapkan untuk mewarnai alat-alat rumah tangga dari bahan aluminium. Caranya yaitu dengan cleaning, rinsing, etching, anodizing, pewarnaan, dan sealer. Dan cara ini baik karena dengan proses anodising warna dapat masuk ke dalam pori-pori kepingan aluminium (logam) sehingga warna yang terdapat pada logam sulit luntur. Dengan pewarnaan yang tidak luntur akan menambah umur logam dari gangguan yang dapat merusaknya. Tetapi ada juga yang lebih murah yaitu dengan electrocoating.

4. Cara pewarnaan yang lain yaitu banyak zat yang dapat digunakan dalam pewarnaan logam diantaranya CuSO4, SnSO4, HeSO4 (peungu hitam), ammonium oksalat besi (keemasan), kalium feroksianida (biru), tembaga sulfat, amonium sulfida (hijau), timbal nitrat diikuti kalium kromat (kuning)

FOTO PRAKTIKUM ANORGANIK

PERCOBAAN KE-8

ANODISING ALUMINIUM

FLOWCHART

NB : kepingan ini bertindak sebagai anoda sedangkan silinder bertindak sebagai katoda

NB: -Penambahan sedikit detergen agar larutan tidak memercik-Jika terjadi gelembung-gelembung gas menunjukan percobaan berjalan baik

Nb: memperhatikan hasil yang diperolehMerangkai alat

Warna keping setelah pewarnaan dengan KmnO4 dan setelah dicelupkan dalam air mendidih

Warna keping setelah pewarnaan dengan FeCl3 dan setelah dicelupkan dalam air mendidih

Warna keping setelah pewarnaan dengan K2CrO4 dan setelah dicelupkan dalam air mendidih

Warna keping setelah pewarnaan dengan (NH4)2C2O4 dan setelah dicelupkan dalam air mendidih

Proses Pewarnaan dan menguji dengan air mendidih

Proses Anodising Aluminium

Lempeng Aluminium

Melekukkan sehingga berbentuk silinder sesuai dengan bagian dalam gelas kimia

Menggunakan jepit aligatir untuk menghubungkan kawat dengan silinder

Katoda berbentuk silinder

Sekeping aluminium 4cm X 5 cm

Membersihkan

Mencuci dengan air panas dan detergent

Membilas dengan air sampai bersih dan menggunakan pinset untuk memegang keping aluminium

Menghubungkan kawat keping aluminium dengan jepit aligati sedemikian sehingga keping ini berada di tengah silinder dan tidak mengenai silinder

Katoda

Memasukkan dalam gelas kimia sampai sebagian besar tercelup ke dalam H2SO4 sednagkan H2SO4 tidak mencapai ujung eklips.

Menghubungkan dnegan sumber arus 6 volt

Menaikan menjadi 12 volt (dapat menggunakan aki atau baterai

H2SO4 + sedikit detergent

Larutan bergelembung

Kepingan berwarna

Mencelupkan selama 10 menit

Kepingan aluminium + air mendidih

Kepingan berwarna

Buat larutan berwarna dengan melarutkan

Memanaskan larutan pewarna sampai mendidih

Mencelupkan kepingan aluminium hasil annodising selama beberapa menit

Memperhatikan warna yang terbentuk

1g FeCl3 + 1 (NH4)2Cr2O4 + 200mL air