PERCOBAAN VI

37
LAPORAN PERCOBAAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PENGENALAN GUGUS FUNGSI Disusun oleh: Kelompok VI Reny I.S J2C 009 044 Noor Afifah J2C 009 045 Karso J2C 009 046 Dharma P.P J2C 009 047 Alex K J2C 009 048 Nur D.L J2C 009 049 Dewi A J2C 009 050 Ayu N.A J2C 009 051 Wahyu S.K.N J2C 009 052 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009

description

Pengenalan Gugus Fungsi

Transcript of PERCOBAAN VI

Page 1: PERCOBAAN VI

LAPORAN PERCOBAAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PENGENALAN GUGUS FUNGSI

Disusun oleh:

Kelompok VI

Reny I.S J2C 009 044Noor Afifah J2C 009 045Karso J2C 009 046Dharma P.P J2C 009 047Alex K J2C 009 048Nur D.L J2C 009 049Dewi A J2C 009 050Ayu N.A J2C 009 051Wahyu S.K.N J2C 009 052

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2009

Page 2: PERCOBAAN VI

I. TUJUAN PERCOBAANI.1 Praktikan mampu menjelaskan pengelompokkan senyawa berdasarkan gugus

fungsiI.2 Praktikan mampu menjelaskan periodisitas kereaktifan satu kelompok senyawa

dengan gugus fungsi tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKAII.1 Kimia Organik

Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari tentang senyawa yang terdiri dari sebagian gabungan karbon dengan hidrogen, oksigen, nitrogen / beberapa unsur tertentu. Pada mulanya kimia organik hanya melibatkan senyawa yang diturunkan dari makhluk hidup.

( Petrucci,1985)II.2 Gugus Fungsi

Unsur selain karbon dan hidrogen dalam senyawa organik memberikan kekhasan bagi sekelompok senyawa tersebut. Dalam beberapa kasus, pengelompokkan ini terjadi karena beberapa atom H digantikan / kadang-kadang atom C-nya sendiri. Pengelompokkan atom-atom ini dinamakan gugus fungsi dan molekul selebihnya dinamakan dengan R.

( Petrucci , 1985)

Gugus fungsi adalah sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang yang mengandung gugus atau gugus-gugus fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa.

(Chang,2004)II.2.1 Beberapa Gugus Fungsi

No. Struktur Gugus

Rumus Umum

Nama IUPAC / trivial

Nama Gugus

1 -OH R-OH Alkanol / alcohol

Hidroksil

2 -O- R-O-R’ Alkoksi alkana / Eter3 Alkanal /

aldehidAldehid

4 Alkanon/keton Karbonil

Page 3: PERCOBAAN VI

5 Asam alkanoat/ karboksilat

Karboksil

6 Alkil alkanoat / ester

Ester

7 -NH2 Amina Amin

(Petrucci,1992)

II.3 Alkohol dan IdentifikasinyaII.3.1 Penggolongan alkohol menurut letak gugus hidroksilnya (-OH)

1. Alkohol Primer : gugus –OH terletak pada atom C primer (atom C yang mengikat hanya 1 atom C lainnya).Contoh :

CH3–CH2–CH2–CH2–OH(1 butanol)

2. Alkohol Sekunder : gugus –OH terletak pada atom C sekunder.Contoh :

(2 Butanol)

3. Alkohol Tersier : gugus –OH terletak pada atom C tersier.Contoh :

(2Metil-2 propanol)

(Petrucci,1985)

II.3.2 Sifat-sifat AlkoholSifat Fisika Alkohol

Page 4: PERCOBAAN VI

Berupa cairan jernih. Berbau khas. Mendidih ditemperatur tinggi. Sangat larut dalam air karena ada ikatan hidrogen antara gugus –OH dan molekul H2O.

(Keenan,1980)

Sifat Kimia AlkoholMengalami dehidrasi (reaksi yang melibatkan hilangnya H dan OH

dalam membentuk H2O ) untuk membentuk alkena / eter. Oksidasi terkendali untuk menghasilkan aldehida dan keton.

(Keenan, 1980)

II.3.3 Identifikasi Senyawa Alkohola. Identifikasi Senyawa Alkohol Primer

Alkohol primer menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat.

(Hart,2003)b. Identifikasi Senyawa Alkohol lain

Semua senyawa polialkohol misalnya gliserol dapat diidentifikasikan dengan pembentukan senyawa kompleks / dapat pula dengan pembentukan alkohol lain. Contoh: reaksi pembentukan Cu kompleks.

C3H8O3 + CuSO4 + NaOH (C3H5OCuNa)2 . 3H2O

(Petrucci,1992)

II.3.4 Kegunaan Alkohol dalam Kehidupan sehari-haria. Bidang Farmasi : sebagai pelarut senyawa organic. Contoh: etanol dan

butanol.b. Bidang Industri : sebagai desinfektan. Missal: etanol dan metanol.c. Sebagai bahan bakar, contoh : spirtus ( campuran methanol dan etanol)

(Petrucci,1992)II.4 Aldehid dan Identifikasinya

Aldehid mempunyai sekurangnya 1 atom C yang terikat pada karbon karbonilnya. Aldehida lazim terdapat dalam system makhluk hidup. Aldehid berisomer dengan keton.

(Fessenden,1986)

II.4.1 Sifat AldehidSifat fisika aldehid.

Berbau merangsang. Titik didih lebih rendah daripada alcohol padanannya. Larut dalam air, sama seperti alkohol.

(Fessanden,1986)

Page 5: PERCOBAAN VI

Sifat kimia AldehidBersifat polar, oleh karena itu aldehid melakukan tarik menarik dipol-

dipol antar molekul. (Fessenden,1986)

II.4.2 Identifikasi gugus aldehid alifatikUntuk menunjukkan adanya aldehid alifatik digunakan pereaksi Schiff.

Apabila pereaksi Schiff yang tidak berwarna bereaksi dengan senyawa kompleks aldehid akan dihasilkan warna antara merah dan ungu. Reaksi ini tidak berlaku untuk kelompok aldehida yang berada didalam bentuk hidrat dan juga tidak berlaku untul aldosa,walaupun aldosa mempunyai radikal formil (–CHO ) seperti aldehid.

(Ridwan,1989)

II.4.3 Identifikasi gugus aldehid sebagai reduktorAldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat. Hamper

setiap reagensia yang mengoksidasi suatu alkohol juga mengoksidasi suatu aldehid. Gugus aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens, benedict, dan fehling.

(Fessenden,1986)

II.5 Keton dan IdentifikasinyaKeton mempunyai gugus yang sama dengan aldehid yaitu gugus karbonil,

tetapi keton mempunyai 2 gugus alkil yang terikat pada gugus karbonilnya. Identifikasi keton,khususnya aseton dapat menggunakan uji Rothera.

(Fessenden, 1986)Uji Rothera

Larutan aseton dicampur dengan natrium nitropusid atau Na2Fe(CN)6NO, ammonium klorida dan ammonia. Setelah beberapa terbentuk warna violet dan intensitas warna tergantung kadar aseton yang dianalisis. Aldehida dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang dicirikan oleh adanya gugus karbonil terhubung dengan dua atom karbon lain.

(Hart,2003)

Keton dan aldehida adalah keluarga besar atau dua kelas dari senyawa organik yang terdiri dari kelompok karbonil (<=0). Sebuah keton mempunyai dua kelompok alkil dan satu atom hidrogen yang tersusun menjadi karbon-karbon.

Page 6: PERCOBAAN VI

Karbonil keton aldehid

Keton : 2 kelompok alkil tersusun kelompok karbonil.Aldehid : 1 kelompok alkil dan 1 atom hidrogen menyusun kelompok karbonil.

Keton dan aldehid memiliki kesamaan dalam strukturnya dan mereka mempunyai sifat. Disini terdapat suatu perbedaan bagaimana partikel didalam reaksinya terhadap agen-agen oksidasi dan terdapat dalam inti nukleus.

(Wade,1987)

II.6 Karboksilat dan IdentifikasinyaTurunan hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai

ikatan rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil disebut asam karboksilat yang diturunkan dari hidrokarbon alkana yang mempunyai rumus molekul umum RCO2H yang menyatakan bahwa terdapat gugus karboksil .

(Brady,1994)

II.6.1 Sifat Asam karboksilata. Sifat fisika asam karboksilat

Titik didih asam karboksilat relatif lebih tinggi daripada titik didih –OH , -COH. Titik leburnya juga relatif tinggi. Berbau. Asam-asam yang berbobot molekul rendah larut dalam air maupun pelarut organik.

(Keenan,1980)

b. Sifat kimia asam karboksilatMerupakan asam lemah. Lebih asam daripada alkohol/ fenol karena

stabilisasi resonansi anion karboksilatnya. (Fessenden,1986)

II.7Gugus Amina dan IdentifikasinyaAmina adalah senyawa organik yang mengandung atom-atom nitrogen

trivalent yang terikat pada satu atom atau lebih. Missal: R-NH2, R2-NH, R3N.

(Fessenden,1986)

Amina adalah senyawa organik yang merupakan turunan dari ammonia dengan satu atau lebih gugus organik yang mensubtitusi atom H. amina seperti ammonia bersifat basa karena adanya pasangan electron bebas mH pada ammonia aromatic.

(Petrucci,1992)

Page 7: PERCOBAAN VI

II.7.1 Penggolongan amina.Amina digolongkan menjadi 3 menurut banyaknya alkil yang terikat pada nitrogen.1. Amina primer

2. Amina sekunder

3. Amina tersier

II.7.2 Sifat-sifat AminaSifat fisika amina.

Titik didihnya berada diantara titik didih senyawa tanpa ikatan hydrogen (alkana/ eter) dan senyawa berikatan hidrogen kuat (alkohol) dengan bobot yang sama.

(Fessenden,1986)a. Sifat kimia amina

Merupakan basa lemah dan bersifat nukleofil. Jika bereaksi dengan asam mineral membentuk garam ammonium kwartener yang larut dalam air.

(Fessenden, 1986)

II.7.3 Identifikasi gugus amina aromatik primer.Untuk senyawa tertentu seperti phthalysulfathiasol atau

sacchysulfathiasol, senyawa harus dihidrolisa terlebih dahulu sehingga didalam senyawanya terdapat gugus amina aromatic bebas.

(Fessenden, 1997)

II.8 Reaksi-reaksi OrganikII.8.1 Redoks

Redoks adalah reaksi reduksi-oksidasi yang biasa dipakai pada proses elektrokimia.

Page 8: PERCOBAAN VI

Oksidasi adalah reaksi yang melibatkan kenaikan biloks,pelepasan electron, pengikatan O2, dan pelepasan H2. Sedangkan reduksi adalah kebalikan oksidasi.

(Chang,2004)

Reaksi oksidasi juga dapat dilakukan untuk mengetahui mana alkohol primer, sekunder, dan tersier. Alkohol primer aldehid asam karboksilat

Alkohol sekunder keton

Alkohol tersier

(Hart,2003)

II.8.2 EsterifikasiEsterifikasi adalah salah satu reaksi untuk mengidentifikasi gugus

karboksilat. Esterifikasi termasuk dalam jenis reaksi kondensasi yaitu penggabungan 2 molekul dengan melepas molekul kecil lain.

Reaksi esterifikasi :

(Keenan,1980)

II.9Senyawa KompleksSenyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk dari penggabungan 2

atau lebih senyawa sederhana yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri. Istilah senyawa koordinasi menentukan pengertian bahwa 2 zat yang lebih sederhana (misalnya : CuCl2 dan NH3) bergabung menjadi senyawa yang lebih kompleks.Reaksi senyawa kompleks :

C3H8O3 + CuSO4 + NaOH (C3H5OCuNa)2 . 3H2O

(Petrucci,1993)

Page 9: PERCOBAAN VI

II.10 Analisa Bahan

2.10.1 FormalinSuatu formaldehida, tidak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan formaldehida 40% dalam air disebut formalinyang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan.

(Petrucci, 1992)

2.10.2 GlukosaSuatu monosakarida dengan rumus C6H12O6 merupakan kristal putih, berasal manis dan disebut juga D-glukosa / dekstrosa karena bersifat aktif optis.

(Mulyono, 2001)

2.10.3 Pereaksi SchiffMerupakan larutan dari fuchsin asam di dalam air yang telah didekolorisasi oleh gas SO2. Komposisinya fuchsin, Na2S, 500 mL air dan HCl. Digunakan untuk menguji aldehid.

(Mulyono, 2001)

2.10.4 Pereaksi TollensSering juga disebut perak amoniakal yang merupakan campuran AgNO3 dan amonia yang berlebihan. Jika bereaksi dengan monosakarida yang mengandung gugus aldehid akan menghasilkan cermin perak.

(Fessenden, 1994)

2.10.5 Fehling AFehling A berisi larutan CuSO4, bersifat cair, berwarna biru, titik didih 99,9o C, titik lebur -0,1o C, larut dalam air, dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, tidak mudah terbakar.

(Ensiklopedia umum, 1999)

2.10.6 Fehling BFehling B berisi larutan NaOH dan KNa tartrat, tidak berwarna, berbau, titik didih 103o C, titik lebur -10o C

(Ensiklopedia umum, 1999)

2.10.7 GliserolAlkohol terdehidrasi dengan rumus kimia C3H5(OH)3 cairan seperti sirup tak berwarna, titik didih 2900 C dan titik leleh 180C

Page 10: PERCOBAAN VI

(Mulyono, 2001)

2.10.8 NaOHPadatan putih, senyawa basa kuat, titik lebur 3180C, titik didih 13900C, mudah menyerap air dan CO2 di udara

(Basri, 1996)

2.10.9 AsetonKeton suku rendah yang merupakan zat cair yang mudah larut dalam air,

berbau menyengat, titik didih 560C mudah menguap dan terbakar

(Petruci, 1993)

2.10.10 BenedictLarutan yang mengandung Cuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Jika direaksikan dengan aldehid dan dipanaskan akan dihasilkan Cu2O.

(Suminar, 1994)

2.10.11 EtanolKomponen aktif dari bir, anggur dan wisky. Dihasilkan dari peragian karbohidrat.

(Keenan, 1990)

2.10.12 AnilinStrukturnya C6H5NH2, Zat cair seperti minyak, tidak berwarna, dapat terbakar dan dibuat melalui reduksi nitrobenzen.

(Mulyono, 2001)

2.10.13 Asam BenzoatAsam organik dengan rumus C6H5COOH, titik leleh 122,40C, titik didih 1,270C, zat pengawet makanan.

(Mulyono, 2001)

2.10.14 Asam AsetatZat cair tidak berwarna, bau khas menusuk, asam organic lemah, mempunyai rumus CH3COOH

(Mulyono, 2001)

2.10.15 NH4ClGaram basa karena hasil reaksi NH3 dengan HCl digunakan untuk pengisi batu baterai dan bahan pupuk

Page 11: PERCOBAAN VI

(Basri, 1996)

2.10.16 CuSO4

Larut dalam air, berwarna putih/kuning, digunakan sebagai cairan dendehidrasi, bereaksi dengan Zn.

(Mulyono, 2001)

2.10.17 HClAsam kuat, tidak berwarna, berbau tajam, titik didih 850C, titik leleh 1440C

(Mulyono, 2001)

2.10.18 H2SO4

Mengandung asam 98% , dapat bercampur dengan air, tidak berwarna

(Vogel, 1990)

2.10.19 AsetaldehidBahan baku penting dalam pembuatan asam asetat dan esternya yaitu etil asetat.

(Pettruci, 1987)

Asetal dehid dengan titik didih sekitar temperatu kamar (200C) juga lebih mudah untuk disimpan atau diangkut dalam bentuk trimer atau titramer siklik. Asetaldehida juga digunakan sebagai zat antara dalam sintesis asam asetat, anhidrida asetat, dan senyawa-senyawa lain dalam industri.

(Fessenden, 1986)

2.10.20 NH3

Senyawa gas, tidak berwarna, berbau menyengat, larut dalam air dan menghasilkan larutan alkali yang mengandung amonium hidroksida. Amonia disintesanitrogen dan hidrogen dengan menggunakan proses hober. Digunakan sebagai larutan pendingin. Gas NH3 digunakan sebagaipemula dalam pembuatan asam nitrat dan senyawa nitrat.

(Basri, 1995)

2.10.21 AquadesZat cair tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Titik didih 100°C dan titik beku 0°C. Dapat pula berwujud padat dan gas. Merupakan pelarut yang baik.

(Basri, 1996)

Page 12: PERCOBAAN VI

2.10.22 Natrium NitroprusidBerat molekul 261,198 g/mol,rumus molekul C5FeN6Na2O

(Ensiklopedia Umum, 1999)

III. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat- Tabung reaksi- Gelas ukur- Pipet tetes- Drupple plat- Pemanas- Penjepit

3.2 Bahan- Formalin - Larutan NaOH

- Glukosa - Aseton

- Reagen Schiff - Gliserol

- Reagen tollen - HCl

- Reagen fehling A - Reagen fehling B

- Reagen benedict - Natrium-nitroprusid

- Etanol - NH4Cl

- Asam asetat - Amonia

- Asam benzoate - Amonium Klorida

- H2SO4 - Larutan CuSO4

Page 13: PERCOBAAN VI

3.3 Gambar Alat

Tabung reaksi gelas ukur pipet tetes

Drupple plat Pemanas Penjepit

Page 14: PERCOBAAN VI

3.4. Skema Kerja

3.4.1 Identifikasi gugus aldehid alifatik

a. Uji Schiff

b. Uji Tollens

c. Uji Fehling

Formalin 1 ml

Tabung reaksipenambahan pereaksi Tollenspemanasan pengamatan dan pencatatan perubahan yang terjadi setelah dingin

Hasil

Formalin 1 ml

Tabung reaksipenambahan 1-2 tetes pereaksi Schiffpengocokanpengamatan dan pencatatan perubahan warna

Hasil

Glukosa 1 ml

Tabung reaksipenambahan 1-2 tetes pereaksi Schiffpengocokanpengamatan dan pencatatan apa yang terjadi.

Hasil

Formalin 1 ml

Tabung reaksipenambahan Fehling A dan Bpemanasan pengamatan dan pencatatan perubahan warna

Hasil

Page 15: PERCOBAAN VI

d. Uji Benedict

Formalin 1 ml

Tabung reaksipenambahan Benedict dengan perbandingan 1: 1pemanasan pengamatan dan pencatatan perubahan warna

Hasil

Formalin 1 ml

Tabung reaksipenambahan 2 tetes Benedictpemanasan pengamatan dan pencatatan perubahan warna

Hasil

Page 16: PERCOBAAN VI

3.4.2 Identifikasi Gugus Hidroksil

a. Identifikasi Alkohol Primer

b. Identifikasi Alkohol Lain

3.4.3 Identifikasi Senyawa Karboksil

penambahan larutan CuSO4

penambahan larutan NaOHpengamatan

Gliserol

Tabung reaksi

Hasil

Etanol 1 ml

Tabung reaksipenambahan asam asetat 1 mlpenambahan asam sulfatpemanasan pengamatan

Hasil

Etanol 1 ml

Tabung reaksipenambahan asam benzoat 1 mlpenambahan asam sulfatpemanasan pengamatan

Hasil

Etanol 1 ml

Tabung reaksipenambahan asam asetat penambahan asam sulfatpemanasan pengamatan

Hasil

Etanol 1 ml

Tabung reaksipenambahan asam benzoatpenambahan asam sulfatpemanasan pengamatan

Hasil

Page 17: PERCOBAAN VI

3.4.4 Identifikasi Senyawa Keton

Aseton

Tabung reaksipenambahan natrium-nitroprusid penambahan ammonium klorida dan amoniapengamatan

Hasil

Page 18: PERCOBAAN VI

IV. DATA PENGAMATAN

No

1

PERLAKUAN

Identifikasi Gugus Aldehid Alifatik

a) Uji Schiff Tabung reaksi I :1 mL + 2 tetes pereaksi Schiff

Tabung reaksi II : 1 mL + 1 tetes pereaksi Schiff

b) Uji Tollens Formalin 1 mL + 1 tetes pereaksi Tollens

AgNH3 + NaOH Ag(OH)2 + NaNH3

c) Uji FehlingFormalin 1 mL + Fehling A&B 1 mL CH3CH2OH + Cu2+ + NaOH + H2O CH3CH2COONa + CuO + H+

d) Uji Benedict Formalin 1 mL + reagen Benedict 1 mL

Formalin 1 mL + 2 tetes larutan Benedict

HASIL

Warna yang semula bening menjadi ungu muda,dan larutan tetap bening

Warna sebelum reaksi adalah bening, setelah ditambah reagen Tollens lalu berubah menjadi keabu-abuan dan setelah dingin, terbentuk endapan menyerupai cermin.

Warna yang semula biru muda, setelah dipanaskan berubah menjadi coklat muda dan terjadi endapan.

Warna yang semula biru muda, setelah dipanaskan berubah menjadi hijau dan berbau anyir.

Warna setelah dipanaskan sama dengan warna awal,yaitu tetap putih kebiru-biruan.

Page 19: PERCOBAAN VI

2. Identifikasi Gugus Hidroksil

a) Identifikasi Alkohol Primer

Tabung reaksi I :

1 mL Etanol + 1 mL Asam Asetat + H2SO4

Tabung reaksi II :

1 mL Etanol + Asam Benzoat + H2SO4, pemanasan

b) Identifikasi Alkohol lain

Gliserol CuSO4Gliserol + CuSO4+ NaOH

C3H8O3 + CuSO4 NaOH [C3H5O3.CuNa]2 + + 3H2O

Setelah dipanaskan perubahan larutan menjadi lebih encer dan menghasilkan bau asam yang menyengat.

Setelah dipanaskan perubahan larutan menjadi lebih encer. Berbau seperti mint,tidak menyengat.

Ketika digojog,larutan berubah menjadi seperti minyak . sebelum digojog terbentuk lapisan mirip cincin di antara larutan sebelumnya dengan NaOH. Warna setelah digojog berwarna biru muda .Berubah menjadi hijau pekat dan kemudian menjadi kuning pekat.

3. Identifikasi Senyawa Karboksil

a) Identikasi Alkohol PrimerTabung reaksi I :

1 mL Etanol + 1 mL Asam Asetat + H2SO4,

Pemanasan

Tabung reaksi II :

1 mL Etanol 1 mL Asam Benzoat + H2SO4,

Setelah dipanaskan perubahan larutan menjadi encer & menghasilkan bau asam yang menyengat.

Setelah dipanaskan perubahan larutan lebih encer .Berbau seperti mint, tidak menyengat.

Page 20: PERCOBAAN VI

4. Identifikasi Senyawa Keton

Aseton +Na-Nitrophussid + NH4Cl + NH3 lalu didiamkan.

Setelah didiamkan larutan yang semula berwarna bening berubah menjadi jernih kecoklatan.

V. PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Gugus Aldehid Alifatik

a) Uji Schiff

apabila suatu pereaksi Schiff yang tidak berwarna direaksikan dengan senyawa kelompok aldehid,maka akan menghasilkan warna ungu . Pereaksi Schiff tidak dapat bereaksi dengan kelompok aldehid dalam bentuk hidrat dan aldosa. Pereaksi Schiff digunakan untuk menunjukan adanya gugus aldehid. Pereaksi ini berasal dari zat warna Fuschin yang warnanya telah hilang karena penambahan SO2 dan H2SO4.

Pada percobaan ini digunakan bahan formalin dan glukosa sebagai bahan pembanding. Formalin dan glukosa dimasukkan ke dalam tabung reaksiyang berbeda,kemudian masing-masing ditambahkan 1-2 tetes Pereaksi Schiff. Perubahan yang terjadi adalah pada tabung yang berisi Formalin warnanya menjadi ungu dan menunjukan bahwa formalin mengandung gugus aldehid,sedangkan glukosa tidak. Ini disebabkan karena pereaksi tidak dengan glukosa. Reaksinya:

(Keenan, 1986)

Page 21: PERCOBAAN VI

b) Uji Tollens

Pereaksi Tollens digunakan untuk membuktikan bahwa aldehid bersifat reduktor. Reaksi tersebut menunjukan hasil positif jika terbentuk endapan cermin perak. Formalin 1 mL di dalam tabung reaksi ditetesi pereaksi Tollens lalu digojog. Penggojogan berfungsi untuk menimbulkan tumbukan antar partikel yang dapat mempercepat teerjadinya reaksi antara formalin dengan Pereaksi Tollens. Kemudian larutan yang telah digojog dipanaskan sampai timbul gelembung. Angkat tabung reaksi dari pemanas dan amati bagian bawah tabung reaksi dengan menempelkannya pada kertas putih. Terbentuk cermin perak di bagian bawah . Pemanasan dilakukan untuk mengoksidasi aldehid sehingga terbentuk gugus karboksil (COO- ). Reaksinya:

+ Ag(NH3)OH H-COONH4 + Ag + H2O

(Fessenden, 1986)

c) Uji Fehling Pada Percobaan ini digunakan larutan formalin. Setelah formalin dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen Fehling A&B masing-masing 1 mL. Lalu dipanaskan diatas Bunsen,terjadi perubahan warna menjadi coklat muda dan terjadi endapan. Pemanasan dilakukan karena pereaksi fehling kurang stabil pada larutan dingin (temperatur rendah) sehingga dibutuhkan pemanasan agar Fehling stabil. Perubahan warna terjadi karena senyawa aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat dan terbentuk endapan Cu2O berwarna merah bata. Reaksinya :

CH3CH2OH + Cu2+ + NaOH + H2O CH3CH2COONa + CuO + H+

(Fessenden, 1987)

d) Uji Benedict

Pada uji ini tabung reaksi I dicampurkan formalin dengan pereaksi benedict dengan perbandingan jumlah yang sama 1:1 yang kemudian dipanaskan. Hasilnya tetap warna biru. Di tabung reaksi II dicampur formalin dengan penambahan 2 tetes pereaksi benedict dan dipanaskan, larutan warna biru bening menjadi abu-abu. Bila dipanaskan bersama senyawa aldehid akan terjadi oksidasi menjadi asam karboksilat, sedang pereaksi benedict akan mengalami reduksi Cu2O yang mengendap pada bagian bawah tabung reaksi.

Page 22: PERCOBAAN VI

Reaksinya :

(Ridwan, 1989)

5.2 Identifikasi Gugus Hidroksil

a) Identifikasi Alkohol Primer

Pada percobaan ini menggunakan bahan uji asam asetat dan asam benzoate sebagai pembanding,didapatkan hasil bahwa pada tabung pertama yang diisikan asam asetat menghasilkan bau yang menyengat, sedangkan pada tabung pada tabung reaksi kedua yang ditambah asam benzoat dan H2SO4 kemudian dipanaskan tidak menimbulkan bau mint. Hal ini menunjukan bahwa asam asetat mengandung alkohol primer ,sedangkan asam benzoat tidak. Fungsi penambahan reagen adalah untuk mengidentifikasi adanya alkohol primer pada suatu sampel. Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat laju reaksi karena adanya tambahan energi berupa panas sehingga reaksipun cepat berlangsung.

Reaksi pada tabung reaksi I :

Reaksi pada tabung reaksi II :

(Fessenden,1986)

Page 23: PERCOBAAN VI

b) Identifikasi alkohol lain

Pada percobaan ini digunakan larutan gliserol yang merupakan senyawa polialkohol. Larutan gliserol dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan CuSO4. Larutan menunjukkan seperti minyak. Kemudian larutan ditambahkan NaOH dan menunjukkan cincin ungu dibatas antara larutan sebelumnya dan NaOH. Setelah dikocok, larutan berwarna biru muda berubah menjadi hijau pekat dan kemudian kuning pekat. Pengocokkan bertujuan untuk mempercepat terjadinya tumbukan antar partikel gliserol, CuSO4 dan NaOH karena pengocokkan mengakibatkan timbulnya tumbukan yang cukup banyak. Penambahan CuSO4 dan NaOH sebagai reagen untuk mengidentifikasi bahwa di dalam larutan gliserol terdapat gugus hidroksil yang ditunjukkan oleh terbentuknya senyawa kompleks yang berupa cincin ungu.

Reaksinya :

(Fessenden,1986)

5.3. Identifikasi Senyawa Karboksil

Fungsi penambahan reagen adalah untuk mengetahui adanya senyawa karboksil pada suatu sampel yang ditunjukkan dengan adanaya bau menyengat (gugus ester).Pada percobaan ini menggunakan bahan uji asam asetat dan asam benzoat sebagai pembanding, didapatkan hasil bahwa pada tabung pertama yang diisikan asam asetat menghasilkan bau yang menyengat, sedangkan pada tabung pada tabung reaksi kedua yang ditambah asam benzoat dan H2SO4 kemudian dipanaskan tidak menimbulkan bau mint. Hal ini menunjukan bahwa bau yang dihasilkan merupakan ester. Ester umumnya mempunyai bau yang harum seperti rasa buah dan wangi buah-buahan.

Page 24: PERCOBAAN VI

Reaksi pada tabung reaksi I :

Reaksi pada tabung reaksi II :

(Fessenden,1986)

5.4. Identifikasi Senyawa Keton

Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan aseton dengan natrium-

Nitroprussid, ammonium klorida dan ammonia, setelah itu campuran

didiamkan dan beberapa saat kemudian warna larutan berubah dari jernih

menjadi jernih kecoklatan. Larutan didiamkan beberapa saat agar larutan

yang bercampur dapat menjadi stabil. Warna larutan tersebut berubah

karena terbentuknya senyawa kompleks. Fungsi penambahan reagen

adalah untuk mengetahui adanya senyawa keton pada sampel yang

ditunjukkan dengan perubahan warna karena adanya senyawa kompleks.

Reaksinya adalah :

(Fessenden,1986)

VI. Kesimpulan

Page 25: PERCOBAAN VI

6.1 Senyawa berdasarkan gugus fungsinya dikelompokkan menjadi senyawa alkohol (memiliki gugus hidroksil), eter, aldehid, keton (memiliki gugus karbonil), asam karboksilat (memiliki gugus karboksil), dan ester.

6.2 Senyawa dengan gugus fungsi tertentu reaktif terhadap reaksi tertentu. Senyawa aldehid reaktif dengan pereaksi schiff, tollen, benedict dan fehling. Senyawa alkohol dan karboksilat bereaksi membentuk ester melalui reaksi esterifikasi. Keton bereaksi dengan Natrium-nitroprusid, amonium klorida, dan amonia sesuai dengan uji rothera.

Page 26: PERCOBAAN VI

VII. DAFTAR PUSTAKA

Brady, James.1994. Kimia Universitas-Asas dan Struktur,jilid 1, edisi

kelima. Jakarta : Erlangga.

Chang,Raymond.2004. Chemistry, , Mc Graw Hill, Inc ( Petrucci,1985)

Fessenden, Ralph J.1982. Organic Chemistry,2nd edition. Willard Grant Press

Publisher : USA

Hart, Harold.2003.Organik Chemistry – a short course. Jakarta: Erlangga

Keenan and Kleinfelter, Wood.1980. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1992. General Chemistry. Jakarta : Erlangga

Ridwan, S, Drs. 1989 . Kimia Organik. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Sumardjo, Damin.2005.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Semarang – Undip

Press

Wade, L.G.Jr. 1987. Organic Chemistry. PrenticeHall, Inc : USA.

Page 27: PERCOBAAN VI

LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 21 Desember 2009

Praktikan,

Reny Ingemer S.

NIM: J2C009044

Noor Afifah

NIM: J2COO9O45

Karso

NIM: J2C009046

Dharma Pebruariawan NIM: J2C009047

Alex Kristianto

NIM: J2C009048

Nur Dwi Lestari

NIM: J2C009049

Dewi Ambarwati

NIM: J2C009050

Ayu Ni’mah Azifa

NIM: J2C009051

Page 28: PERCOBAAN VI

Wahyu Sri Kunto N.

NIM: J2C009052

Mengetahui,

Asisten,

Rahmaniar A. A.

NIM: J2C606015

Page 29: PERCOBAAN VI

LAMPIRAN

Uji Schiff Uji Tollens Uji Fehling

Uji Benedict Identifikasi Alkohol Primer Identifikasi Alkohol lain

Identifikasi Senyawa Karboksil Identifikasi Senyawa Karboksil

Tabung Reaksi I Tabung Reaksi II

Identifikasi Senyawa Keton