Percepatan Perencanaan PUG Kota Malang tahun...

29
Percepatan Perencanaan PUG Kota Malang Tahun 2015 Oleh : Nurul Asfiah, Dra., MM. Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Universitas Muhammadiyah Malang

Transcript of Percepatan Perencanaan PUG Kota Malang tahun...

Percepatan Perencanaan PUG Kota Malang Tahun 2015

Oleh : Nurul Asfiah, Dra., MM. Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Universitas Muhammadiyah Malang

KONSEP GENDER

• Konsep Gender : mengacu pada peran dan tanggung jawab sebagai perempuan dan sebagai laki2 yang diciptakan dan diinternalisasi dalam keluarga, dalam masyarakat, dalam budaya masyarakat dimana kita hidup termasuk harapan-harapan, sikap, sifat, perilaku bagaimana menjadi seorang laki2 dan bagaimana menjadi seorang perempuan (culturally learned and assigned behaviour);

• Menurut UNDP IPM (HDI) Negara-negara ASEAN selama tahun 1990-2012 tertinggi dicapai oleh Singapur (0,895) dan Brunei Darussalam (0,855). Disusul oleh Malaysia (0,769), dan Indonesia sebesar 0,7319). Sedangkan IPM terendah diperoleh Myanmar (0,498), serta Laos dan Kambodia (masing-masing 0,543). IPM sebuah negara menunjukkan kualitas hidup sebuah bangsa, dengan melihat pencapaian bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

• IPM ini tidak menunjukkan kesnjangan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan, dan untuk mengetahuinya diukur dengan IPG. Yang ingin dicapai dalam pengukuran IPG (GDI), dengan mengukur Angka melek huruf dan rata-2 lama sekolah, serta indeks pemberdayaan gender (IDG), terutama dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik (di legislatif, eksekutif dan yudikatif)

MASYARAKAT SEBAGAI LINGKUNGAN STRATEJIK/ASET PEMBANGUNAN

Laki- laki50.1 %

Perempuan, 49.9 %

KUALITASNYA ?

JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010

Kota dan Kabupaten dengan IPG tertinggi 2011 – 2012

Tahun 2011

• Kota Yogyakarta 77,56

• Kota Padang Panjang 76,5

• Kota Denpasar 76,06

• Kota Ambon 76,01

• Kota Surakarta 75,68

Tahun 2012

• Kota Yogyakarta 78,71

• Kota Padang Panjang 77,53

• Kota Denpasar 77,01

• Kota Ambon 76,88

• Kota Surakarta 76,76

Rasio IPG terhadap IPM tertinggi di tingkat Propinsi adalah Maluku yaitu 68,54/72,42 = 94,64% dan terendah adalah KalTim dengan perbandingan 61,86/76,71 = 80,64%

INPRES NO.9/2000

TENTANG PUG DALAM

PEMBANGUNAN

NASIONAL

• Instruksi Presiden kepada :

Menteri;

Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen;

Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi;

Panglima Tentara Nasional Indonesia;

Kepala Kepolisian Republik Indonesia;

Jaksa Agung Republik Indonesia;

Gubernur;

Bupati/Walikota

Untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan masing-masing.

Agar pelaksanaannya bersinergi dengan bidang lain (lintas

bidang) maka dikeluarkan PERPRES NO. 5/2010

PENGARUSUTAMAAN GENDER

STRATEGI PEMBANGUNAN

INTEGRASI : -Permasalahan

-Kebutuhan

-Pengalaman

-Aspirasi

Perempuan dan Laki-laki

Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

KKG

Analisis gender

K K G

Akses

Partisipsi

Kontrol

Manfaat

Terhadap

Sumberdaya

Terhadap

Pengambilan

keputusan

Dari kebijakan &

program dlm

pembangunan

INDIKATOR PUG

Apakah kebijakan, program dan kegiatan

Pembangunan saat ini sudah Responsif GENDER?

PERENCANAAN ?

PENGANGGARAN

PELAKSANAAN ?

PEMANTAUAN ?

EVALUASI ?

AKSES ?

PARTISIPASI ?

KONTROL ?

MANFAAT ?

LAKUKAN ANALISIS

GENDER

PERENCANAAN YANG RESPONSIF GENDER

PERENCANAAN YANG MEMPERTIMBANGKAN EMPAT ASPEK YAITU AKSES, PARTISIPASI, KONTROL DAN MANFAAT YANG SETARA BAGI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN.

MENGINTEGRASIKAN ASPIRASI, KEBUTUHAN , PERMASALAHAN LAKI-LAKI

DAN PEREMPUAN KEDALAM PERENCANAAN (PUG)

DIDASARKAN KEPADA HASIL ANALISIS GENDER YANG MENGGUNAKAN DATA

TERPILAH/STATISTIK GENDER (GAP)

PROGRAM AKSI YANG DISUSUN BERTUJUAN MENGATASI ISU GENDER/

KESENJANGAN GENDER

• Pada tanggal 1-15 September 1995, The Fourth World Conference on Women diselenggarakan di Beijing, China. Konferensi ini diikuti 17.000 peserta termasuk 6.000 delegasi pemerintah dari 189 Negara, dengan lebih dari 4.000 peserta dari LSM, 4.000 wartawan/jurnalis dan berbagai Badan PBB dan organisasi internasional lainnya.

• Konferensi Beijing merupakan kulminasi dari kesepakatan politis yang dicapai dalam 3 (tiga) Konferensi global mengenai perempuan sebelumnya (Meksiko, 1975; Coppenhagen, 1980; dan Nairobi, 1985)

• Perubahan mendasar yang terjadi adalah pengalihan fokus pembahasan, dari terbatas pada isu perempuan menjadi konsep kesetaraan gender serta pengakuan untuk mengevaluasi seluruh struktur masyarakat dalam kaitannya dengan hubungan laki-laki dan perempuan.

12 (dua belas) bidang kritis yang ditetapkan

1. Perempuan dan kemiskinan

2. Pendidikan dan pelatihan untuk perempuan;

3. Perempuan dan kesehatan

4. Kekerasan terhadap perempuan

5. Perempuan dalam situasi konflik

6. Perempuan dan ekonomi

7. Perempuan dalam kekuasaan dan pengambilan keputusan

8. Mekanisme kelembagaan untuk kemajuan perempuan

9. Hak asasi perempuan

10. Perempuan dalam media

11. Perempuan dan lingkungan hidup

12. Anak/remaja perempuan

• Sebagai panduan implementasi di tataran teknis, Menteri Keuangan telah mengeluarkan Peraturan No. 109 Tahun 2009, No. 104 Tahun 2010 dan No. 93 Tahun 2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang Responsif Gender (ARG).

• Percepatan PUG baik di tingkat pusat dan daerah semakin didorong dengan diluncurkannya Strategi Nasional PUG melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (Stranas PPRG), melalui Surat Edaran Bersama Menteri Negara PPN/Ka. Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2012, serta Permendagri No. 67 Tahun 2011 tentang perubahan atas Permendagri No. 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah. Perangkat teknis ini dimaksudkan untuk memastikan agar perencanaan anggaran bagi setiap program dan kegiatan didasarkan pada analisa dampak gender untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Dalam penerapannya, Stranas PPRG telah diimplementasikan di 34 K/L dan 33 Propinsi.

2000 Inpres No. 9 ttg PUG dalam Pembangunan Nasional.

2002 UU No. 23 ttg Perlindungan

Anak.

2004 UU No. 23 ttg Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah

Tangga.

2007 UU No. 21 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

2008 • UU No. 10 ttg Pemilu

Legislatif (30% balon perempuan di legislatif

• Perpres No. 69 tentang Gugus Tugas PPTPPO

• PP No. 9 ttg Tata Cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau TPPO.

• Permendagri No. 15 ttg Pedoman Pelaksanaan PUG di Daerah.

2009 • PMK No. 119 ttg

Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L dan Pelaksanaan DIPA TA 2010 (Awal Penerapan ARG) di K/L.

• Permen PP No. 1 ttg SPM Trafficking.

2010 • Permen PP No. 1 ttg SPM

Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan. • MoU dengan 33 gubernur

2011 • UU No. 2 ttg Partai

Politik (30% Kepengurusan

perempuan di partai politik).

• Permendagri No. 67 ttg Perubahan atas

Permendagri No. 15 Tahun 2008.

Menuju terwujudnya kesetaraan gender dan

perlindungan anak

Milestone Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

2012 • UU No. 8 ttg Pemilihan Umum

Anggota DPR,DPD dan DPRD. • UU Sistem Peradilan Pidana Anak.

• UU No. 6 ttg Ratifikasi Konvensi Internasional Perlindungan Hak-hak

Pekerja Migran dan Keluarganya. • UU No. 9 ttg Protokol Tambahan KHA Mengenai Keterlibatan Anak

dalam Konflik Bersenjata. • UU No.10 ttg Protokol Tambahan

KHA Mengenai Perdagangan, Prostitusi dan Pornografi Anak.

2013 SEB Menkeu, MenPPN, Mendagri

dan Meneg PP&PA ttg Stranas PPRG.

14

Tantangan Perempuan

• Total wanita di parlemen (2014-2019): 97 anggota parlemen (17,32% dari 560 kursi) dari total anggota. Sejumlah 7 perempuan duduk sebagai wakil ketua di AKD, dan 1 sebagai Ketua

Fakta :

• Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report, HDR) 2013 yang diterbitkan United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan Gender Inequality Index (GII) Indonesia pada ranking 106, jauh di bawah GII Vietnam yang berada di ranking 48.

• Gender Inequality Index dihitung berdasarkan sejumlah indikator, antara lain, Angka Kematian Ibu (AKI atau Maternal Mortality Rate, MMR) dan persentase keterwakilan perempuan di parlemen nasional

• Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada 2013 adalah 220 per 100 ribu kelahiran, sedangkan Vietnam 59 per 100 ribu. Sementara persentase perempuan yang duduk di parlemen nasional Vietnam sebanyak 24,4%, sedangkan Indonesia hanya 18,2%

• Jumlah PNS pada Januari 2013 sebanyak 4.467.982 orang, 47,79% adalah perempuan. Peran perempuan di pemerintahan dapat dilihat dari banyaknya perempuan yang menjadi pejabat struktural mulai dari eselon V (terendah) sampai dengan eselon I (tertinggi).

• Secara umum jumlah pejabat struktural di lingkungan PNS hanya 5% (238,462 orang), laki-laki yang menjabat struktural sebanyak 170,766 orang dan perempuan sebanyak 67,696 orang. Meskipun perempuan sudah berperan sebagai PNS, namun belum banyak yang berada pada posisi pengambil keputusan. Sebagian besar pejabat struktural didominasi oleh kaum laki-laki, sedangkan persentase perempuan yang menjadi pejabat struktural hanya 28%.

• Beberapa kendala diketahui menghambat partisipasi politik perempuan, diantaranya kendala-kendala politik, ekonomi dan sosial-budaya. Politik terlalu maskulin, kultur yang patriarkal, kurangnya kerjasama dengan kelompok/organisasi perempuan, serta beban ganda yang berupa tanggungjawab rumah tangga

PENGETAHUAN, KESADARAN DAN MOTIVASI BARU

AKSES DAN KONTROL SUMBERDAYA, KEADILAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Masyarakat

PERUBAHAN CARA PANDANG

KEKUASAAN/STRUKTUR INFORMAL (HIDDEN POWER)

KEKUASAAN/STRUKTUR FORMAL (VISIBLE POWER)

TATANAN NILAI (INVISIBLE POWER)

PERUBAHAN PERILAKU KEHIDUPAN

PERUBAHAN PARTISIPASI DAN KETERLIBATAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN

Akuntabilitas anggaran

berdampak gender

Mengubah alokasi

anggaran & program

utk meningkatkan

kesetaraan gender

Meningkatkan

kesadaran isu

dan program

responsif gender

Sharp, 2002

Tujuan ARG :

Semua aktivitas membutuhkan

dana

Mengidentifikasi masalah, menilai dan menyusun prioritas kebutuhan orang

miskin (laki-laki dan perempuan)

Menetapkan program dan proyek

sesuai kebutuhan masy

Menetapkan anggaran unt membiayai

program dan proyek

Mengukur program dan proyek (output,

outcome dan impact)

1

2 4

3

Skema : Integrasi Gender dlm Anggaran Kinerja

atau Performance-based budget

ANGGARAN

RESPONSIF

GENDER

Bagaimana dengan kota malang?

• Tahun 2011 mendapatkan IDG tertinggi ke 6 nasional dengan nilai 78,75

• Kredo : MALANG KOTA BERMARTABAT yaitu BERsih, Makmur, Adil, Religius-toleran, Terkemuka, Aman, Berbudaya, Asri, dan Terdidik; sebagai Visi Kota Malang yang akan diwujudkan tahun 2013-2018

• Yang harus didukung oleh Misi yang dituangkan dalam 9 misi strategis, adapun capaian dari misi tersebut digambarkan berikut :

• Misi 1 : Menciptakan Masyarakat yang Makmur, Berbudaya dan Terdidik Berdasarkan Nilai-Nilai Spiritual yang Agamis, Toleran dan Setara 80,15%

• Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Yang Adil, Terukur dan Akuntabel 90,05%

• Misi 3 : Mengembangkan Potensi Daerah yang Berwawasan Lingkungan yang Berkesinambungan, Adil, dan Ekonomis 75,02%

• Misi 4 : Meningkatkan kualitas Pendidikan Masyarakat Kota Malang sehingga bisa bersaing di Era Global 107,94%

• Misi 5 : Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kota Malang baik fisik, maupun mental untuk menjadi masyarakat yang produktif. 101,30%

• Misi 6 : Membangun Kota Malang sebagai Kota Tujuan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Berbudaya 118,7%

• Misi 7 : Mendorong Pelaku Ekonomi Sektor Informal dan UKM agar lebih Produktif dan Kompetitif 80,8%

• Misi 8 : Mendorong Produktivitas Industri dan Ekonomi skala Besar yang Berdaya Saing, Etis dan Berwawasan Lingkungan 86,3%

• Misi 9 : Mengembangkan Sistem Transportasi Terpadu dan Infrastruktur yang Nyaman untuk meningkatkan kualitas hidup Masyarakat 93%

diskusi

• Apakah kebijakan yang ada sudah memperkuat hak-hak perempuan (bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum & HAM, politik, lingkungan)

• Apakah kebijakan sudah memberikan jaminan perlindungan terhadap perempuan dalam menghadapi kekerasan, TK perempuan, Perempuan usia lanjut, disabilitas, maupun perempuan didaerah konflik, serta daerah terkena bencana

• Apakah tersedia data terpilah

• Apakah sudah ada alokasi dana untuk penguatan dan perlindungan perempuan dalam APBD

24

Contoh: Isu Spesifik Perempuan

Isu

kesehatan

reproduksi:

AKI (307 per 100.000 kelahiran hidup)

Diatasi oleh apa?

Misalnya oleh Yankes (bidan s/d RS)

Pemberian pil besi : ……. juta ibu hamil

Pemeriksaan kehamilan: ……. juta ibu hamil

GRB = …… juta ibu hamil x u.c. pil besi

Rp. _________ (x % dari total anggaran)

GRP

GRB

“GAP”

“ ? “

25

Contoh: Affirmative Actions

Isu: Partisipasi dalam Politik

Diatasi oleh apa?

• Pendidikan dan pelatihan politik (terutama bagi

di desa)

• KIE lewat berbagai media

GRB Pelatihan = ... desa x u.c. Pelatihan

KIE di Media = ... frekuensi x u.c. KIE

Rp. ... (x % dari total anggaran)

GRP

GRB

“GAP”

“ ? “

Misalnya melalui: Peningkatan kualitas dan

pengetahuan perempuan tentang politik

(terutama bagi di desa)

26

Isu gender: Patriarki

Subordinasi

Marginalisasi

Dll

Diatasi oleh apa?

Misalnya oleh:

• Capacity building (advokasi, sosialisasi, dsb.)

• Data & informasi

• Dll

GRB Capacity building = ... org x u.c. kegiatan = Rp ...

SisDataInfo = ... K/L x u.c. Sisfo = Rp ...

Rp. ... (x % dari total anggaran)

GRP

GRB

“GAP”

“ ? “

Contoh: Pelembagaan untuk Kesetaraan Gender

Pemahaman/

pengetahuan tentang

kesetaraan gender ??

• Pengambil

keputusan

(eksekutif,

legislatif,

yudikatif)

• Masyarakat

umum

Contoh: Isu Kesetaraan Gender

27

Isu gender: APK

APM

APS SMA

Diatasi oleh apa?

Misalnya oleh Beasiswa untuk

………. juta siswa

……..siswa

……. siswa

Beasiswa:

GRB = ……. juta siswa x u.c. beasiswa

= ……. juta siswa x u.c. beasiswa

Rp. _________ (x % dari total anggaran)

GRP

GRB

“GAP”

“ ? “

TRANSFORMASI GAP- GBS

GAP GBS

Langkah 1 Kebijakan/program/kegiatan Program, kegiatan, Output kegiatan

Langkah 2 Data pembuka wawasan Analisis situasi

Langkah 3 Faktor kesenjangan -sda-

Langkah 4 Sebab kesenjangan internal -sda-

Langkah 5 Sebab kesenjangan eksternal -sda-

TRANSFORMASI GAP- GBS

29

GAP GBS

Langkah 6 Reformulasi tujuan Tujuan output/sub-ouput

Langkah 7 Rencana aksi Rencana tindak

(komponen2 yang berkontribusi

kepada kesetaraan gender)

Langkah 8 Data dasar

(baseline)

-

Langkah 9 Indikator gender Dampak/hasil output kegiatan