Perbup 18 Tahun 2005 Sleman

download Perbup 18 Tahun 2005 Sleman

of 44

description

perbup

Transcript of Perbup 18 Tahun 2005 Sleman

  • BUPATI SLEMAN

    PERATURAN BUPATI SLEMAN

    NOMOR : 18 /Per.Bup/A/2005

    TENTANG

    PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

    BUPATI SLEMAN,

    Menimbang : a. bahwa salah satu upaya untuk mengendalikan

    pemanfaatan ruang suatu lingkungan atau

    kawasan serta menindaklanjuti rencana find tata

    ruang dan sebagai panduan rancangan kawasan

    dalam rangka perwujudan kualitas bangunan

    gedung dan lingkungan yang berkelanjutan dari

    aspek fungsional sosial, ekonomi, budaya, dan

    lingkungan adalah melalui pengaturan

    persyaratan tata bangunan dan lingkungan;

    b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut

    perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang

    Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan;

    Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang

    Pembentukan Daerah Kabupaten dalam

    Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. '

    Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

    2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang

    Perumahan dan Pemukiman;

    3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah;

    4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

    Bangunan Gedung;

    5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik

    Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak

    Bersusun;

  • 6. Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana

    Wilayah Nomor 534/KPTS/M/2001 tentang

    Pedoman Penentuan Standar Pelayanan

    Minimal. Bidang Penataan Ruang, Perumahan

    dan Permukiman dan Pekerjaan Umum;

    7. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1997 tentang

    Pengaturan garis Sempadan pada jalan Nasional

    dan Jalan Propinsi;

    8. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat 11

    Sleman Nomor 12 Tahun 1978 tentang Garis

    Sempadan;

    9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

    Sleman Nomor:1 Tahun 1990 tentang Peraturan

    Bangunan.

    10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat 11

    Sleman Nomor 23 Tahun 1994 tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat

    II Sleman;

    11. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19

    Tahun 2001 tentang lzin Peruntukan

    Penggunaan Tanah;

    12. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta Nomor:13 Tahun 1980 tentang

    Irigasi;

    13. Instruksi Gubernur Kepala Daerah Istimewa

    Yogyakarta Nomor 1/INSTR/1984 tentang

    Perlindungan Benda - benda Peninggalan

    Sejarah dan Purbakala Cagar Budaya di Wilayah

    Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN BUPATI SLEMAN TENTANG

    PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN

    LINGKUNGAN.

  • BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Keputusan Ini yang dimaksud dengan:

    1. Daerah adalah Kabupaten Sleman.

    2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sleman.

    3. Bupati adalah Bupati Sleman.

    4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

    Kabupaten Sleman.

    5. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu

    dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas clan atau

    di dalam tanah dan atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan

    kegiatannya, balk untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,

    kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

    6. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah yang selanjutnya disebut IPPT adalah

    pemberian izin atas penggunaan tanah kepada orang pribadi atau badan dalam

    rangka kegiatan pembangunan fisik dan atau untuk keperluan lain yang

    berdampak pada struktur ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan sesuai dengan

    rencana tata ruang.

    7. Surat Keterangan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya

    disingkat SKTBL adalah keterangan tentang persyaratan tata bangunan dan

    lingkungan yang berlaku untuk suatu lokasi tertentu untuk kegiatan pembangunan

    fisik yang tidak termasuk dalam obyek IPPT.

    8. Site Plan adalah rencana tapak, suatu lingkungan dengan fungsi tertentu yang

    memuat rencana tata bangunan, jaringan sarana dan prasarana fisik dan fasilitas

    lingkungan.

    9. Persyaratan tata bangunan adalah persyaratan tentang fungsi bangunan, jarak

    antar bangunan, kepaclatan bangunan, ketinggian bangunan, penzoningan,

    orientasi dan sempadan.

    10. Persyaratan lingkungan adalah persyaratan kelerigkapan dasar fisik lingkungan

    yang memungkinkan lingkungan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, terdiri

    atas persyaratan kepaclatan lingkungan, koefisien dasar bangunan, koefisien

    lantal bangunan, koefisien dasar hijau, koefisien tapak basemen, ruang babas

    terhadap bencla cagar budaya dan sempadan jalan, sungai, saluran irigasi, rel

    kereta api clan jaringan listrik/lampu penerangan jalan tegangan tinggi.

    11. Fungsi tertentu adalah kegiatan yang paling dominan dalam pemanfaatan lahan.

  • 12. Pemilik/Pelaksana adalah perorangan, perusahaan atau badan hukum yang

    bergerak di bidang pembangunan perumahan, perkantoran, clan atau bangunan

    gedung lainnya.

    13.Tata bangunan adalah rencana jarak antar bangunan, kepaclatan bangunan,

    ketinggian bangunan, pernintakatan/zoning clan orientasi bangunan.

    14.Prasarana lingkungan adalah kelengkapan. dasar fisik lingkungan yang

    memungkinkan lingkungan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, berupa

    jaringan jalan dan utilitas umum.

    15.Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan berupa

    jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, sumur peresapan air hujan,

    saluran pembuangan air limbah, sumur peresapan air limbah, tempat

    pembuangan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik/lampu

    penerangan jalan dan jaringan telephon.

    16. Fasilitas lingkungan adalah. fasilitas fisik penunjang yang berfungsi untuk

    penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya,

    dapat berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan, pendidikan, kesehatan,

    peribadatan, fasilitas pemerintahan, lapangan terbuka/taman bermain, tempat

    parkin dan pelayanan umum serta pemakaman.

    17. Persyaratan lingkungan adalah persyaratan kelengkapan dasar fisik lingkungan

    yang memungkinkan lingkunganodapat berfungsi sebagaimana.mestinya, bebas

    terhadap bends cagar budaya dan sempadan jalan, sungai, mata air, saluran

    irigasi, rel kereta api dan jaringan listrik/lampu penerangan jalan tegangan tinggi.

    18. Kepadatan lingkungan adalah perbandingan antara luas tanah milik pribadi

    dengan luas prasarana dan fasilitas lingkungan milik umum.

    19. Sempadan adalah jarak bebas bangunan terhadap jalan, sungai, mata air, saluran

    irigasi, rel kereta api dan jaringan listrik/lampu penerangan jalan tegangan tinggi.

    20. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah koefisien

    perbandingan antara luas lantai dasar bangunan gedung dengan persil/kavling.

    21. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah koefisien

    perbandingan antara . luas keseluruhan lantai bangunan gedung dengan luas

    persil/kavling.

    22. Koefisien Dasar Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah koefisien

    perbandingan antara luas lahan hijau dengan luas persil/kavling.

    BAB II

    BANGUNAN GEDUNG

    Bagian Kesatu

    Asas dan Tujuan

  • Pasal 2

    Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan,

    keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

    Pasal 3

    Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk:

    a. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tats bangunan

    gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;

    b. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan

    teknis bangunan dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan;

    C. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

    Bagian Kedua

    Fungsi Bangunan Gedung

    Pasal 4

    (1) Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, kantor, pendidikan,

    keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus.

    (2) Ketentuan fungsi bangunan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

    Bagian Kedua

    Persyaratan Bangunan Gedung

    Pasal 5

    (1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administrasi clan

    persyaratan teknis sesuai dengan fungsinya.

    (2) Ketentuan persyaratan bangunan gedung berdasarkan pada peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Bagian Ketiga

    Persyaratan Tata Bangunan clan Lingkungan

    Pasal 6

    (1) Setiap kegiatan pembangunan gedung, wajib memenuhi persyaratan tata

    bangunan dan lingkungan.

    (2) Pemenuhan - persyaratan tata bangunan dan lingkungan pada rencana

    pembangunan fisik untuk jenis kegiatan yang. termasuk dalam obyek IPPT

    dikeluarkan dalam bentuk pengesahan Site Plan.

  • (3) Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan pada rencana

    pembangunan fisik untuk jenis kegiatan yang ticlak termasuk dalam obyek IPPT

    dikeluarkan dalam bentuk Surat Keterangan Tata Bangunan dan Lingkungan.

    (4) Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan sebagaimana dimaksud

    pads ayat (1) dan ayat (2) merupakan salah satu persyaratan untuk dapat

    diterbitkannya Izin Mendirikan Bangunan.

    BAB III

    SITE PLAN

    Bagian Kesatu

    Dasar dan Materi Site Plan

    Pasal 7

    (1) Pemilik/Pelaksana yang. membangun bangunan gedung bertanggung jawab

    menyediakan lahan dan bangunannya untuk pembangunan prasarana

    lingkungan dan fasilitas lingkungan dengan memperhatikan persyaratan

    lingkungan.

    (2) Rencana penyediaan lahan dan bangunannya untuk pembangunan prasarana

    lingkungan, dan fasilitas, lingkungan disusun dalam bentuk site plan.

    Pasal 8

    Materi site plan meliputi rencana pembangunan, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. jaringan jalan;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. instalasi pengolah ,air limbah;

    7. bak sampah;

    8. alat/jaringan pemadam kebakaran;

    9. jaringan listrik/lampu penerangan jalan/lampu penerangan jalan,

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. perniagaan atau perbelanjaan;

    2. pendidikan;

    3. kesehatan;

    4. peribadatan;

    5. fasilitas pemerintahan;

    6. fasilitas olah raga/lapangan terbuka/taman bermain;

  • 7. tempat pemakaman;

    8. tempat parkir; dan

    9. tempat pedagang kecil/ informal.

    c. Fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. ruang kegiatan;

    2. ruang tamu/ruang tunggu/Iobby;

    3. ruang administrasi;

    4. ruang makan/ kantin;

    5. dapur;

    6. kamar mandi/WC.

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. kepadatan lingkungan, KDB, KLB, KDH, koefisien.tapak basement;

    2. panjang blok bangunan maksimal; ruang bebas terhadap benda cagar budaya,

    dan sempadan (jalan, sungai, mata air, saluran irigasi, rel kereta api dan

    jaringan listrik/lampu penerangan jalan tegangan tinggi);

    3. ketinggian bangunan.

    e. Rekomenclasi dari instansi teknis terkait yang harus Oimiliki pemohon, karena:

    1. memindah, menutup atau membuat talud pads saluran irigasi dan atau sungai;

    2. membangun di. dalam kawasan cagar budaya, jalur/rel kereta api, dan atau

    janngan listrik/lampu penerangan jalan tegangan tinggi.

    Pasal 9

    Site plan disusun dalam bentuk:

    a. gambar rencana tapak lingkungan (site plan) berskala 1:200 (satu berbanding

    dua ratus) sampai dengan 1:1000 (satu berbanding seribu) sebagai rencana risk

    yang dilengkapi notasi atau menyesuaikan dengan format kertas, minimal kertas

    A2 yang memuat tentang gambar persil, rencana blok bangunan, rencana jalan,

    drainase, sumur resapan air hujan dan air limbah, taman,. sempadan, bak

    sampah, dan sebagainya,

    b. tabel yang berisi keterangan tentang luas lahan, luas. bangunan, prosentase

    prasarana dan fasilitas lingkungan terhadap luas lahan, koefisien dasar

    bangunan, sempadan, dan sebagainya; dan

    c. untuk bangunan yang berlantai lebih dari satu harus melampirkan gambar denah

    tiap lantai yang akan dibangun.

    Bagian Kedua

    Kewajiban Site Plan

    Paragraf 1

  • Fungsi Tertentu yang Wajib Site Plan

    Pasal 10

    Fungsi tertentu yang wajib menyusun. site plan adalah:

    a. perumahan;

    b. asrama/pondokan/rumah kost;

    c. fasilitas pendidikan;

    d. perkantoran dan sejenisnya;

    e. perhotelan/villa/motel/apartemen dan sejenisnya;

    f. pasar swalayan/supermarket/pusat perbelanjaan dan sejenisnya;

    g. pasar;

    h. pertokoan/rumah kantor/rumah toko/pusat perdagangan;.

    i. restoran/rumah makan/usaha katering;

    j. gedung pertemuan;

    k. tempat kebugaran;

    l. tempat hiburan;

    m. perindustrian;

    n. pergudangan;

    o. sarana kesehatan;

    p. tempat ibadah umum,,

    q. sarana olah raga;

    r. makam atau perluasan makam;

    s. stasiun televisi/radio;

    t. rumah produksi/ studio;

    u. bioskop;

    v. terminal/pool kendaraan/gedung taman parkir,

    w. pelabuhan udara/bandara;

    x. SPBU;

    y. bengkel;

    z. salon mobil/pencucian mobil/jasa sejenisnya.

    Paragraf 2

    Site Plan Perumahan

    Pasal 11

    Site plan perumahan adalah rencana,tapak untuk kegiatan perumahan yang

    dibangun diatas seluruh keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 12

    Materi site plan perumahan terdiri atas:

  • a. prasarana lingkungan, meliputi:

    1. rencana jaringan jalan;

    2. rencana saluran pembuangan air hujan clan peresapan air hujan lingkungan;

    3. rencana peresapan air hujan per kapling;

    4. rencana perletakan tengki septik per kapling;

    5. rencana peresapan air limbah komunal;

    6. rencana penempatan bak sampah;

    7. rencana penempatan sumur air bersih;

    8. rencana jaringan/alat pemadam kebakaran;

    9. rencana jaringan listrik/lampu penerangan jalan;

    10. rencana jaringan telepon; dan

    11. rencana letak lampu penerangan jalan.

    b. fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. perniagaan/perbelanjaan;

    2. pendidikan;

    3. kesehatan;

    4. peribadatan;

    5. fasilitas pemerintahan;

    6. fasilitas olah raga/lapangan terbuka/taman bermain;

    7. pelayanan umum;

    8. pos keamanan; clan

    9. tempat pemakaman.

    c. persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. kepadatan lingkungan, KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhqdap cagar budaya, dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 3

    Site Plan Asrama/Pondokan/Rumah Kost

    Pasal 13

    Site plan asrama/pondokan/rumah kost adalah rencana tapak untuk kegiatan utama

    pondokan yang dibangun di atas lahan yang telah dikuasai dengan keluasan minimal

    250 m2 atau jumlah kamar tidur minimal 10 buah.

    Pasal 14

    Mated site plan asrama/pondokan/rumah kost terdid atas:

    a. prasarana lingkungan, meliputi:

  • 1. jalan setapak/koridor,

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah,

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat/bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    8. rencana penempatan sumur air bersih.

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. ruang terbuka hijau/taman;

    2. tempat parkir;

    c. Fasilitas ruang yang harus ada, minimal meliputi:

    1. kamar ponclokan;

    2. ruang tamu;

    3. ruang pengelola,

    4. kamar mandiNVC;

    5. tempat jemuran.

    d. persyaratan lingkungan meliputi:

    1. KDB, KLB clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 4

    Site Plan Fasilitas Pendidikan

    Pasal 15

    Site plan fasilitas pendidikan adalah rencana tapak untuk kegiatan utama pendidikan

    yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 16

    Mated site plan fasilitas pendidikan terdiri atas:

    a. prasarana lingkungan, meliputi minimal:

    1. trotoar internal/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

  • b. fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. lapangan olah raga/ lapangan upacara;

    2. ruang parkir;

    3. ruang terbuka hijau/taman;

    4. pedagang kecil/informal;

    5. pintu darurat dan tangga darurat apabila bangunan lebih dari 2 lantai.

    c. fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. ruang kelas/ruang kuliah;

    2. kantor;

    3. ruang guru/dosen;

    4. ruang ibadah;

    5. gedung pertemuan/aula;

    6. perpustakaan;

    7. kantin;

    8. kamar mandi/WC;

    9. pos keamanan;

    d. persyaratan lingkungan meliputi:

    1. KDB, KLB, dan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 5

    Site Plan Fasilitas Perkantoran dan sejenisnya

    Pasal 17

    Site plan perkantoran clan sejenisnya adalah rencana tapak untuk kegiatan utama

    perkantoran dan sejenisnya yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah

    dikuasai.

    Pasal 18

    Mated site plan perkantoran clan-sejenisnya terdiri atas:

    a. prasarana lingkungan meliputi minimal :

    1. jalan lingkungan/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat/bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

  • b. fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. ruang.terbuka hijau/taman;_

    2. tempat parkir;

    3. tempat pedagang kecil /informal;

    c. fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. ruang keda pimpinan clan karyawan;

    2. ruang ibadah;

    3. ruang rapat;

    4. ruang tunggu/lobby;

    5. kamar mandiMC;

    6. pos keamanan:

    d. persyaratan lingkungan:

    1. KDB, KLB, KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi; mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya, dan ketinggian, bangunan;

    Paragraf 6

    Materi Site Plan PerhotelanNilla/Motel/Apartemen dan.Sejenisnya

    Pasal 19

    Site..plan perhotelan/villa/motel/apartemen dan sejenisnya adalah rencana tapak

    untuk kegiatan perhotelan/villa/motel/apartemen dan sejenisnya yang dibangun di

    atas semua lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 20

    Materi site plan perhotelan/villa/motel/apartemen clan sejenisnya terdiri atas:

    a. prasarana lingkungan, meliputi:

    1. jalan lingkungan pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. jaringan/alat pemadam kebakaran;

    b. fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. ruang terbuka/taman;

    2. tempat parkir,

    3. tempat pedagang kecil;

    4. pintu dan tangga.darurat untuk bangunan lebih dari 2 lantai.

  • c. fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. kamar ticlur,

    2. ruang tunggu/lobby;

    3. ruang ibadah;

    4. ruang rapat;

    5. kantor pengelola;

    6. kamar mandi/WC.

    7. pos keamanan.

    d. persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempaclan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang,bebas terhaclap cagar budaya clan ketinggian bangunan.

    Paragraf 7

    Site Plan Pasar Swalayan/Supermarket/Pusat Perbelanjaan/ Mall dan Sejenisnya

    Pasal 21

    Site plan pasar swalayan/supermarket/pusat perbelanjaan/mall dan sejenisnya

    adalah rencana tapak untuk kegiatan pasar swalayan/supermarket/pusat

    perbelanjaan/mall dan sejenisnya yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang

    telah dikuasai.

    Pasal 22

    Materi site plan pasar swalayan/supermarket/pusat perbelanjaan clan sejenisnya,

    terdiri atas:

    a. prasarana lingkungan, meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air,hujan;

    4. salpran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat/bak sampah;

    7. jaringan pemadam kebakaran/hidrant;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1.. tempat parkir;

    2. tempat pedagang keciV informal;

    3. ruang terbuka hijau/taman;

    4. pintu darurat;

    5. tangga darurat untuk bangunan lebih clari 2 lantai.

  • c. Fasilitas ruang clan bangunan, minimal meliputi:

    1.bangunan pasar swalayan/supermarket/pusat perbelanjaan/mall dan

    sejenisnya;

    2. kantor pengelola dan ruang ibadah;

    3. kamar mandi/WC;

    4. pos jaga/keamanan;

    d. persyaratan lingkungan meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempaclan jalan, sungai, irigasi,, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 8

    Site Plan Pasar

    Pasal 23

    Site Plan Pasar adalah rencana tapak untuk kegiatan pasar yang dibangun di atas

    semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 24

    Mated site plan pasar, terdid atas:

    a. prasarana lingkungan, meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian

    2. . saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat sampah/ lanclasan container /bak sampah;

    b. fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. ruang.terbuka hijau/taman;

    3. pedagang informal;

    c. fasilitas ruang clan bangunan, minimal meliputi.,

    1. bangunan kios/los/dasaran;

    2. kantor pengelola;

    3. ruang ibadah;,

    4. kamar mandi/WC;

    5. pos jaga/keamanan;

    d. persyaratan lingkungan meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

  • 2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi; ruang bebas

    terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 9

    Site Plan Pertokoan/Rumah Kantor/Rumah Toko/Pusat Perdagangan

    Pasal 25

    Site plan pertokoan/rumah kantor/rumah toko/pusat perdagangan: adalah rencana

    tapak untuk kegiatan utama pertokoan/rumah kantor/rumah toko/pusat perdagangan

    yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 26

    Mated site plan pertokoan/rumah kantor/rumah toko/pusat perdagangan, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alatrjaringan pemadam kebakaran;

    8. pintu darurat;

    9. tangga darurat untuk bangunan lebih dari 2 lantai;

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. tempat pedagang informal/ kecil;

    3. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. bangunan pertokoan/rumah kantor/rumah toko/pusat perdagangan;

    2. bangunan rumah tinggal;

    3. kantor pengelola;

    4. pos jaga/keamanan;

    5. ruang ibadah;

    6. kamar mandi WC; dan

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

  • Paragraf 10

    Site Plan Restoran/Rumah Makan/Usaha Katering

    Pasal 27

    Site plan restoran/rumah makan/usaha katering adalah rencana tapak untuk kegiatan

    utama restoran/rumah makan/usaha katering yang dibangun di atas lahan yang telah

    dikuasai dengan keluasan lahan lebih dari atau sama dengan 500 m2 atau dibangun

    dengan luas lantai lebih,dari atau sama dengan 250 m2.

    Pasal 28

    Materi site plan restoran/rumah makan/usaha katering, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian,,

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah rumah tangga

    5. peresapan air limbah rumah tangga termasuk bak penangkap lemak;

    6. tempat cuci peralatan dapur clan makan.

    7. bak sampah;

    8. alatrjaringan pemadam kebakaran;

    9. rencana penempatan sumur air bersih

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan, minimal meliputi:

    1. bangunan restoran/rumah makan/usaha katering;

    2. kantor pengelola;

    3. ruang pengolahan/dapur;

    4. pos jaga/kemanan;

    5. ruang ibadah;

    6. gudang;

    7. kamar mandUWC; dan

    8. ruang cuci;

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

  • Paragraf 11

    Site Plan Gedung Pertemuan

    Pasal 29

    Site plan gedung pertemuan adalah rencana tapak untuk kegiatan utama sebagai

    gedung pertemuan yang dibangun di atas lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 30

    Materi site plan gedung pertemuan, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah termasuk bak penangkal lemak.;

    6. tempat cuci peralatan makan clan clapur.

    7. bak sampah;

    8. alat pemadam kebakaran;

    9. pinto darurat;

    10. tangga darurat bila bangunan lebih 2 lantai;

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. tempat parkin,

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang clan bangunan, minima? meliputi:

    1. ruang pertemuan;

    2. ruang tunggu//obby,

    1. kantor pengelola;

    2. pos jaga/keamanan;

    3. ruang ibadah;

    4. kamar mandi/WC; dan

    d. Persyaratan lingkungan meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 12

    Site Plan Tempat Kebugaran

    Pasal 31

    Site plan tempat kebugaran adalah rencana tapak untuk kegiatan tempat kebugaran

    yang dibangun di atas lahan telah dikuasai dengan keluasan minimal 500 m2.

  • Pasal 32

    Mated site plan tempat kebugaran/olah raga, terdiri atas:

    a. Prasarana yang harus ada minimal meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parlor,

    2. ruang terbuka.hijau /taman;

    c. Fasilitas ruang clan bangunan, minimal meliputi:

    1. ruang kebugaran/olah raga;

    2. ruang tunggu/lobby;

    3. ruang ganti;

    4. kantor pengelola;

    5. ruang ibaclah

    6. kamar mandi/WC; dan

    7. pos jaga/keamanan.

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempaclan jalan, sungai, irigasi, kareta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.,

    Paragraf 13

    Site Plan Tempat Hiburan

    Pasal. 33

    Site plan tempat hiburan adalah rencana tapak tempat hiburan yang dibangun di atas

    semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 34

    Mated site plan tempat hiburan, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, minimal meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian,

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

  • 4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan., minimal meliputi:

    1. tempat parkin;

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. ruang hiburan;

    2. ruang tunggu/lobby;

    3. kantor pengelola,

    4. kamar mandi/wc;

    5. pintu darurat;

    6. pos jaga/keamanan.

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLH, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mat.a.air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 14

    Site Plan Perindustrian

    Pasal 35

    Site plan perindustrian adalah rencana tapak untuk kegiatan utama perindustrian

    (kecuali industri rumah tangga) yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang

    telah dikuasai.

    Pasal 36

    Mated site plan Perindustrian, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat kontainer/bak sampah;

    7. alat.pemadam kebakaran;

    8. alarm dan penangkal petir.

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

  • 1. tempat parkir;

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan, minimal meliputi:

    1. ruang kegiatan industri;

    2. kantor pengelola dan ruang administrasi;

    3. ruang tunggu/lobby;

    4. kamar mandi/WC;

    5. pintu darurat;

    6. pos jaga/kemanan; dan

    7. ruang ibadah.

    8. kantin.

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi; mata air

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 15

    Site Plan Pergudangan

    Pasal 37

    Site plan pergudangan adalah rencana tapak untuk kegiatan utama pergudangan

    yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 38

    Materi site plan perindustrian, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. trotoar internal/pedestrian;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkin,

    2. tempat bongkar muat

    3. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan, minimal meliputi:

    1. ruang penyimpanan;

  • 2. kantor pengelola dan ruang administrasi;

    3. kamar mandi/WC;

    4. pos jaga/kemanan; dan

    5. ruang ibadah.

    6. kantin.

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, KDH;

    2. Sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi; mata air

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 16

    Site Plan Sarana Kesehatan

    Pasal 39

    Site plan sarana kesehatan adalah rencana tapak untuk kegiatan utama sarana

    kesehatan yang dibangun di atas semua luasan lahan kegiatan yang telah dikuasai.

    Pasal 40

    Materi site plan sarana kesehatan, terdirl atas:

    a. Prasarana lingkungan, minimal meliputi:

    1. jalan setapak clan koriclor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat/bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    8. instalasi pengolah air limbah.

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. tempat pedagang kecil/ informal;

    3. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan, minimal meliputi:

    1. ruang sarana kesehatan/perawatan;

    2. ruang periksa;

    3. ruang kantor;

    4. ruang dokter;

    5. ruang tunggu/lobby;

    6. ruang ibadah;

  • 7. kantin;

    8. kamar mandi/WC;

    9. pos jaga/kemanan;

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungal, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air.

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketingglan bangunan.

    Paragraf 17

    Site Plan Peternakan

    Pasal 41

    Site Plan Peternakan adalah rencana tapak untuk kegiatan utama peternakan yang

    dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 42

    Materi site plan petemakan, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, minimal meliputi:

    1. jalan setapak/koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah clan tempat menampung limbah;'

    7. alat pemadam kebakaran;

    8. instalasi pengolah air limbah.

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang clan bangunan, minimal meliputi:

    1. tempat pemeliharaan ternak;

    2. pos jaga/kemanan;

    3. kamar manditwc

    4. gudang;

    5. ruang ibadah;

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketindgian bangunan.

  • Paragraf 18

    Site Plan Tempat ibadah Umum

    Pasal 43

    Site .plan tempat ibadah umum adalah rencana tapak untuk keglatan utama ibadah

    yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 44

    Materi site plan tempat ibadah umum, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, minimal meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan; minimal meliputi:

    1. ruang ibadah;

    2. tempat bersuci;

    3. kamar mandi/WC.

    4. gudang

    d. Persyaratan lingkungan; meliputi:

    1. KDB, KLB clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 19

    Site Plan Sarana Olah Raga

    Pasal 45

    Site plan sarana olah raga adalah rencana tapak untuk kegiatan utama oleh raga

    yang dibangun di atas lahan yang telah dikuasai dengan keluasan lebih dari atau

    sama dengan 5000 m2 untuk kegiatan olah raga yang direncanakan.

    Pasal 46

    Materi site plan sarana olah raga, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, minimal meliputi:

  • 1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    b.. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. tempat pedagang kecil/informal;

    3. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. ruang sarana oleh raga;

    2. ruang administrasi dan kantor;

    3. ruang tunggu/lobby;

    4. ruang ganti',

    5. ruang ibadah

    6. kamar mandi/WC;

    7. kantin;

    8. pos jaga/keamanan;

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 20

    Site Plan Makam dan Perluasan Makam

    Pasal 47

    Site plan makam dan perluasan makam adalah rencana tapak untuk kegiatan utama

    pemakaman yang dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 48

    Materi site plan makam dan perluasan makam, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. bak sampah;

  • b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan, minimal meliputi:

    1. lahan untuk makam;

    2. kantor pengelola;

    3. ruang ibadah;

    4. kamar mandi/WC; dan

    5. pos jaga/keamanan;

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 21

    Site Plan Stasiun Televisi/Radio

    Pasal 49

    Site plan stasiun televisi/radio adalah rencana tapak untuk kegiatan utama stasiun

    televisi/radio yang direncanakan di atas semua, keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 50

    Materi site plan stasiun televisi/radio, terdiri atas :

    a. Prasarana lingkungan, minimal meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;,

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran.

    b. Fasilitas lingkungan; minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. tempat Pedagang internal;

    3. ruang terbuka hijau/taman.

    c. Fasilitas ruang clan bangunan, minimal meliputi:

    1. ruang siaran/studio,

    2. kantor pengelola;

    3. ruang tunggu/lobby;

  • 4. ruang ganti;

    5. pos jaga/kemanan;

    6. ruang ibadah;

    7. kamar mandi/WC;

    d. Persyaratan lingkungan; meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. Sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 22

    Site Plan Rumah Produksi

    Pasal 51

    Site plan rumah produksi adalah rencana tapak untuk kegiatan utama rumah

    prpduksi yang direncanakan di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 52

    Materi site plan rumah produksi, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor,

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan, minimal meliputi:

    1. ruang studio;

    2. ruang pengelola;

    3. ruang ganti;

    4. ruang tunggu/lobby;

    5. pos jaga/kemanan;

    6. ruang ibadah;

    7. kamar mandi/WC;

    d. Persyaratan lingkungan; meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

  • 2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 23

    Site Plan Bioskop

    Pasal 53

    Site plan bioskop adalah rencana tapak untuk bioskop yang dibangun di atas semua

    keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 54

    Materi site plan bioskop, terdid atas:

    a. Prasarana lingkungan meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat/bak sampah;

    7. alai pemadam kebakaran;

    8. tangga darurat;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. tempat pedagang kecil/informal;

    3. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Fasilitas ruang dan bangunan, minimal meliputi : 1. ruang studio dan perlengkapannya;

    2. ruang pengelola;

    3. ruang tunggu/lobby;

    4. pos jaga/kemanan;

    5. kamar mandi/WC;

    6. ruangibaclah;

    7. pintu darurat;

    8. tangga darurat untuk bangunan lebih dari 2 lantai.

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

  • Paragraf 24

    Site Plan Terminal/Pool Kendaraan/Gedung Parkir

    Pasal 55

    Site plan terminal/pool kendaraan/gedung parkir adalah rencana tapak untuk

    kegiatan utama terminal/pool kendaraan/gedung parkir yang dibangun di atas semua

    keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 56

    Mated site plan terminal/pool kendaraan/gedung parkir, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;,

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. tempat parkir;

    2. tempat pedagang kecil/informal;

    3. tempat cuci;

    4. ruang terbuka hijau/taman.

    c. Fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. area parkir kendaraan;

    2. ruang pengelola;

    3. ruang tunggu/lobby;

    4. pos jaga/kemanan;

    5. ruang ibadah;

    6. kamar mandi/WC; dan

    7. ruang terbuka hijaut/taman.

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 25

    Site Plan Pelabuhan/Bandara

  • Pasal 57

    Site plan pelabuhan/bandara adalah rencana tapak untuk kegiatan

    pelabuhan/bandara yang clibangun di atas semua keluasan lahan yang telah

    dikuasai.

    Pasal 58

    Materi site plan pelabuhan/bandara, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah,.

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran.

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. tempat parkir tamu dan karyawan;

    2. tempat peclagang kecil/informal;

    3. ruang terbuka hijau/taman.

    c. Fasilitas ruang, minimal meliputi:

    1. area penerbangan/pelabuhan;

    2. parlor pesawat;

    3. ruang pengelola;

    4. ruang tunggu/lobby;

    5. pos jaga/keamanan;

    6. ruang ibadah

    7. kamar mandi/WC;

    8. kantin;

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, dan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi; mata air;

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 27

    Site Plan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

    Pasal 59

    Site plan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) adalah rencana tapak untuk

    kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dibangun di atas

    semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

  • Pasal 60

    Mated site plan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan, meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan.air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat/bak sampah;

    7. alai pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

    1. area pengisian bahan bakar roda 4 clan roda 2;

    2. pos jaga/kemanan;

    3. ruang ibadah;

    4. tempat parkir;

    5. tempat pedagang kecil/informal;

    6. kamar mandi/WC;

    7. ruang terbuka hijau/taman.

    c. Fasilitas ruang, meliputi;

    1. ruang pengelola;

    2. pos jaga/keamanan;

    3. ruang ibadah;

    4. kamar mandi/wc;

    5. ruang terbuka hijau/taman;

    d. Persyaratan lingkungan, meliputi:

    1. KDB, KLB, dan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 27

    Site Plan Bengkel

    Pasal 61

    Site plan bengkel adalah rencana tapak untuk kegiatan bengkel yang dibangun di

    atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 62

    Materi site plan bengkel, terdiri atas:

    a. Prasarana lingkungan meliputi:

  • 1. jalan setapak dan koridor;

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. bak sampah;

    7. alat pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan, meliputi:

    1. area/ruang bengkel;

    2. ruang pengelola;

    3. pos jaga/kemanan;

    4. ruang ibadah;

    5. tempat parker;

    6. kamar mandi/WC;

    7. ruang terbuka hijau/taman;

    c. Persyaratan lingkungan meliputi:

    1. KDB, KLB clan KDH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, ruang bebas

    terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    Paragraf 27

    Site Plan Salon/Pencucian Kendaraan Bermotor dan Jasa lainnya

    Pasal 63

    Site Plan Salon/Pencucian Kendaraan Bermotor don Jasa lainnya adalah rencana

    tapak untuk kegiatan salon/pencucian kendaraan bermotor dan jasa lainnya yang

    dibangun di atas semua keluasan lahan yang telah dikuasai.

    Pasal 64

    Materi site plan salon/pencucian kendaraan bermotor dan jasa lainnya, terdiri atas:

    a. Prasarana, lingkungan meliputi:

    1. jalan setapak dan koridor

    2. saluran pembuangan air hujan;

    3. peresapan air hujan;

    4. saluran pembuangan air limbah;

    5. peresapan air limbah;

    6. tempat/bak sampah;

    7. slat pemadam kebakaran;

    b. Fasilitas lingkungan, minimal meliputi:

  • 1. tempat parkir,

    2. ruang terbuka hijau/taman;

    c. fasilitas ruang, meliputi:

    1. area salon/pencucian kendaraan bermotor dan jasa lainnya;

    2. ruang pengelola;

    3. ruang tunggu;

    4. pos jaga/kemanan;

    5. ruang ibadah;'dan

    6. kamar mandi/WC

    d. Persyaratan lingkungan meliputi:

    1. KDB, KLB, clan KLH;

    2. sempadan jalan, sungai, irigasi, kereta api, listrik tegangan tinggi, mata air,

    ruang bebas terhadap cagar budaya dan ketinggian bangunan.

    BAB IV

    PERSYARATAN TEKNIS SITE PLAN

    Bagian Kesatu

    Prasarana Lingkungan

    Paragraf 1

    Jaringan Jalan

    Pasal 65

    (1) Jaringan jalari wajib dibangun dengan perkerasan, dengan ketentuan:

    a. untuk jalan lingkungan dengan lebar antara 3,00 meter sampai dengan 5,00

    meter,

    b. untuk jalan setapak dengan lebar 0,80 meter sampai dengan 2,00 meter.

    (2) Lebar jalan khusus untuk perumahan:

    a. jalan utama dengan lebar minimal 10,00 meter untuk lingkungan dengan

    penduduk febih dari atau sama dengan 300 kepala keluarga;

    b. jalan utama dengan lebar minimal 7,00 meter untuk lingkungan dengan

    penduduk kurang dari 101atau sama dengan 299 kepala keluarga;

    c. jalan utama dengan lebar minimal 6,00 meter untuk lingkungan dengan

    penduduk kurang dari 100 kepala keluarga;

    d. jalan utama dengan kuldesak lebar minimal 5,00 meter;

    e. jalan lingkungan dengan lebar minimal 4,00 meter dan dapat diakses ke

    semua lingkungan permukiman serta mobil pemeclarn kebakaran;

    f. jalan setapak kolektor dengan lebar minimal 2,00 meter,

    g. jalan setapak dengan lebar minimal 1,50 meter;

  • h. tidak diperkenankan ada jalan yang mengecil dan atau jalan yang buntu pads

    satu ruas jalan.

    Paragraf 2

    Jaringan Air Bersih

    Pasal 66

    Persyaratan pembuatan Jaringan air bersih:

    a. dalam hal tidak memanfaatkan. jasa perusahaan daerah air minum harus dibuat

    sumur dengan kedalaman sesuai kondisi setempat dan kualitas airnya

    memenuhi standar kesehatan clan bedarak lebih dari 10,00 m dari sumur

    peresapan limbah,

    b. mempunyai kelengkapan berupa kran air atau hidran kebakaran dengan jarak

    penempatan titik-titik krannya dapat menjangkau seluruh lingkungan kawasan

    baik secara tegak maupun mendatar.

    Paragraf 3

    Saluran Pembuangan Air Hujan

    Pasal 67

    (1) Penyediaan saluran pembuangan air hujan harus disertai dengan sistem

    peresapannya.

    (2) Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan secara menyeluruh sehingga

    dapat mengalirkan air hujan secara lancar dan tidak mengganggu lingkungan

    sekitarnya.

    (3) Ketentuan perencanaan pembuatan saluran pembuangan air hujan:

    a. limpasan air hujan dari daerah di atas lingkungan kawasan perencanaan,

    yaitu daerah yang mempunyai kontur lebih tinggi, harus dibuatkan saluran

    tersendiri menuju sungai namun tidak merusak lingkungan sungai, saluran

    irigasi primer, sekunder atau tersier yang tersedia,

    b. dimensi dan kemiringan saluran harus diperhitungkan dapat menampung

    kapasitas air hujan yang ada.

    c. saluran pembuangan resapan air hujan sebagai usaha konservasi air,.-

    d. 1 (satu) resapan air hujan dengan diameter 0,80m dan kedalaman 3,00 meter

    minimal untuk setiap 60,00 m2 lahan tertutup,

    e. kemiringan aliran pads saluran drainase minimal 2% (dua persen), sehingga

    air dapat meresap ke tanah sebelum melimpah ke sungai, dengan kedalaman

    minimal 40 cm lebar 30 cm dengan bak kontrol setiap 50,00 m,

    f. sebelum masuk ke tempat pembuangan akhir (sungai) harus. melalui bak.

    pengendapan terlebih dahulu,

  • g. apabila telah ada sistem jaringan pembuangan air hujan kota, maka saluran

    dapat dihubungkan dengan sistem jaringan tersebut.

    Paragraf 4

    Saluran Pembuangan Air Limbah

    Pasal 68

    (1) Penyediaan saluran pembuangan air limbah meliputi saluran pembuangan air

    limbah dari kakus, kamar mandi, dapur dan tempat cuci atau pengolahan

    industri.

    (2) Ketentuan penyediaan saluran pembuangan air limbah adalah:

    a. air limbah dibuang ke jaringan pembuangan air limbah kota atau bila belum

    ada dibuang ke tengki septik komunal dengan ukuran minimal days

    tampungnya untuk 2 tahun dengan ukuran minimal panjang 5,00 meter,

    lebar 2,50 meter dan tinggi 1,80 meter,

    b. air limbah untuk kegiatan industri, rumah sakit, catering, bengkel, salon

    mobil/cuci mobil harus melalui Instalasi pengolahan. air Limbah terlebih

    dahulu;

    c. air limbah dari tengki ;septik disalurkan ke sumur peresapan air limbah

    dengan jarak minimal 10,00 meter dari sumur air bersih dengan ukuran -

    minimal panjang 10,00 meter, lebar 9,00 meter dan tinggi 0,70 meter,

    d. air limbah dilarang dibuang ke saluran pembuangan air hujan, parit, sungai,

    jalan atau ke saluran air hujan kota.

    Paragraf 5

    Tempat Pembuangan Sampah

    Pasal 69

    (1) Penyediaan tempat pembuangan sampah dilakukan dengan menyediakan

    tanah sebagai fasilitas tempat pembuangan sampah sementara (container).

    (2) Ketentuan penyediaan fasilitas pembuangan sampah khusus untuk perumahan:

    a. satu bak sampah untuk setiap rumah tinggal dengan ukuran minimal 0,02

    m3;

    b. satu tempat pembuangan sampah sementara (container) untuk setiap 200

    KK yang letaknya diusahakan tidaR mengganggu penghuni tetapi dapat

    dijangkau oleh truk pengangkut sampah dengan ukuran minimal 2 m3;

    c. untuk jumlah penduduk kurang dari 200 KK menggunakan fasilitas tempat

    pembuangan sampah sementara (container) di luar kawasan perumahan

    sepanjang belum melebihi kapasitas tampung desa tersebut dengan

    mendapat persetujuan dari lurch desa dengan diketahui badan perwakilan

    desa;

  • d. pengambilan sampah diatur bersama penghuni dalam kawasan tersebut.

    Paragraf 6

    Tempat Parkir

    Pasal 70

    (1) Perencanaan tempat parkir disusun agar sirkulasi kendaraan tidak menganggu

    kelancaran lalu lintas.

    (2) Pada perencanaan bangunan tipe tunggal, kewajiban penyediaan fasilitas

    parkir diterapkan pada:

    a. bagian halaman/pelataran di dalam daerah perencanaan;

    b. bangunan (sebagai bangunan utama, bangunan khusus parkir dan atau

    basement).

    Pasal 71

    Standar jumlah parkir yang wajib disediakan sebagai berikut:

    NO PENGGUNAAN TINGKAT/PREDIKAT STANDAR PARKIR

    1 (SATU) MOBIL

    1. Perkantoran Setiap 100 m2 It brutto

    2. Jasa perdagangan Setiap 60 M2, It brutto

    3. Bioskop Kelas A-1 Setiap 7 kursi

    Kelas A-11 Setiap 10 kursi

    Kelas A-111 Setiap 15 kursi

    4. Hotel Kelas I (Bintang 4-5) Setiap 5 unit kamar

    Kelas II (Bintang 2-3) Setiap 7 unit karnar.

    Kelas III (Bintang I ke bawah) Setiap 10 unit kamar

    5. Restoran/Hiburan Kelas I Setiap 10 m2 It brutto

    Kelas 11 Setiap 20 m2 It brutto

    6. Pasar Kota Setiap 100 m2 It brutto

    Wilayah Setiap 200 m2 It brutto

    Lingkungan Setiap 300 m2 It brutto

    7. Gedung Pertemuan Padat Setiap 4 m2 It brutto

    Non Padat Setiap 10 m2 It brutto

    8. Bangunan Olah Raga Setiap 15 penonton/

    9. Rumah Sakit VIP Setiap 1 tempat tidur

    Kelas I Setiap 5 tempat tidur

  • Kelas II Setiap 10 tempat tidur

    10. Perguruan Tinggi Setiap 200 M2 It brutto

    11. Sekolah (kecuali inpres) Setiap 100 m2 It brutto

    Pasal 72

    (1) Satuan ruang parkir ditentukan sebagai berikut:

    Jenis Kendaraan Peruntukan SRP (m')

    1. Mobil penumpang

    a. Golongan I Perkantoran dan pendidikan 2,304,00

    b. Golongan 11

    c. Golongan III

    Fasilitas olahraga, pusat

    hiburan/rekreasi, hotel/tempat

    penginapan, pusat perdagang-an,

    rumah sakit, bioskop.

    2,50x5,00

    3,00x5,00

    2. Bus/truk Orang cacat 3,40x12,50

    3. Sepeda motor 0,75x2,00

    (2) Ketentuan lebih lanjut penghitungan kebutuhan ruang parkir diatur olah Kepala

    Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan.

    Paragraf 7

    Jaringan Listrik/Lampu Penerangan Jalan

    Pasal 73

    Setiap perencanaan dan pelaksanaan prasarana listrik untuk lingkungan, harus

    memperhatikan ketentuan sebagii berikut:

    c. sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    d. sumber daya dari PLN atau diusahakan sendiri;

    e. pada jarak atau tempat tertentu yang dipandang perlu harus diberi lampu

    penerangan jalan umum.

    Paragraf 8

    Jaringan Telepon

    Pasal 74

    Jaringan telepon sebaiknya disediakan dan harus dibuat sedernikian rupa sehingga

    dimungkinkan pemasangannya dikemudian hari tanpa merugikan pemakai.

    Paragraf 9

    Fasilitas Pemakaman dan Lingkungan Untuk Perumahan

  • Pasal 75

    (1) Lokasi fasilitas makam dibangun berdampingan dengan lokasi makam yang

    sudah ada.

    (2) Apabila penyediaan lokasi makam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak

    dapat dilaksanakan, maka diganti dengan lokasi lain sesuai ketentuan peraturan

    perundangan-undangan yang berlaku clan atau menggunakan tempat

    pemakaman umum milik Pemerintah Daerah.

    (3) Jumlah minimal petak makam yang wajib disediakan adalah 5 x jumlah kapling

    rumah yang akan dibangun.

    (4) Keluasan setiap petak tanah makam adalah 3,75 m2.

    Pasal 76

    Dalam hal fasilitas lingkungan yang dibutuhkan masih dapat dilayani oleh fasilitas

    yang berada diluar site plan, pemenuhan kebutuhannya disesuaikan dengan

    keadaan ekitamya sesuai dengan ketentuan yang berlaku clan disertai dengan surat

    persetujuan dari penduduk/desa setempat yang dibuktikan dengan berita acara

    persetujuan warga' disetujui oleh dukuh dan atau BPD serta diketahui oleh lurah

    desa dan camat.

    Bagian Ketiga

    Persyaratan Lingkungan

    Paragraf 1

    Kepadatan Lingkungan

    Pasal 77

    Ketentuan kepadatan lingkungan pada fungsi perumahan dan kelompok rumah:

    a. perumahan dengan jumlah sampai dengan 50 rumah:

    1. prasarana dan saran lingkungan minimal 30 % (tiga puluh persen) dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    a) lebar jalan minimal 4 meter, tidak dibuat mengecil atau buntu;

    b) open space komunal wajib dialokasikan di lingkungan lokasi tersebut

    dengan standar 1 kapling menyediakan seluas'5 m2 dengan luas minimal

    sama dengan 1 kapling.

    2. alokasi untuk kapling maksimal 70% (tujuh puluh persen)

    3. luas kapling minimal menyesuaikan dengan fungsi kawasan;

    4. panjang blok bangunan koppel maksimal 60 m.

    b. perumahan dengan jumlah antara 51 sampai dengan 200 rumah:

    1. prasarana dan sarana lingkungan minimal 35% (tiga puluh lima persen)

    2. alokasi untuk kapling maksimal 65% (enam puluh lima persen);

  • 3. luas kapling minimal menyesuaikan dengan fungsi kawasan;

    4. panjang blok bangunan koppel maksimal 60 m.

    c. perumahan dan kelompok rumah dengan jumlah lebih dad 200 rumah:

    1. prasarana dan sarana lingkungan minimal 40% (empat puluh persen)

    2. alokasi untuk kapling maksimal 60% (enam puluh persen);

    3. luas kapling minimal menyesuaikan dengan fungsi kawasan;

    4. panjang blok bangunan koppel maksimal 60 M.

    Paragraf 2

    KDB dan KDH

    Pasal 78

    Ketentuan KDB. dan KDH ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

    Paragraf 3

    Ruang Bebas clan Ketinggian Bangunan

    Terhadap Benda Cagar Budaya

    Pasal 79

    Ketentuan jarak clan ketinggian bangunan terhadap benda cagar budaya diatur

    dengan perundang-undangan yang berlaku.

    Paragraf 4

    Ketinggian Bangunan

    Pasal 80

    Ketentuan ketinggian bangunan diatur dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku

    BAB V

    SURAT KETERANGAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

    Pasal 81

    (1) SKTBL didasarkan pada pertimbangan aspek tats ruang dan intensitas

    bangunan gedung.

    (2) Materi SKTBL meliputi:

    a. Fungsi bangunanyang boleh dibangun pada lokasi bersangkutan;

    b. Ketinggian maksimum bangunan yang diizinkan;

    c. Jumlah lantai/lapis bangunan di bawah permukaan tanah yang diizinkan;

    d. Garis sempaclan clan jarak babas minimum bangunan yang diizinkan;

    e. Jarak antar bangunan minimal yang diizinkan;

  • f. Panjang blok bangunan maksimal yang diizinkan,,

    g. Ruang bebas dan ketinggian bangunan terhadap cagar budaya;

    h. KDB, maksimum yang diizinkan;

    i. KLB maksimum yang diizinkan;

    j. KDH minimum yang diwajibkan;

    k. Jaringan utilitas yang harus disediakan;

    l. RekoMendasi dan instansi teknis yang, harus dimiliki pemohon karena

    memindah, menutup atau membuat talud pada saluran irigasi dan atau

    sungai;

    m. Tempat parkir;

    n. Tempat PKL.

    BAB VI

    KETENTUAN PERIZINAN

    Bagian Kesatu

    Pengesahan Site Plan

    Paragraf 1

    Pengesahan Site Plan dan Perubahan Site Plan

    Pasal 82

    (1) Setiap Pemilik/Pelaksana yang melakukan perubahan atas site plan yang telah

    disahkan wajib mengajukan pengesahan perubahan site plan kepada Kepala

    Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan.

    (2) Setiap Pemilik/Pelaksana wajib mengajukan permohonan perubahan atas site

    plan yang telah disahkan sebelum pelaksanaan pembangunan yang akan

    diubah disertai alasan perubahan secara tertulis.

    Paragraf 2

    Prosedur Pengesahan Site Plan.

    Pasal 83

    (1) Site plan disusun dan ditandatangani oleh Pemilik/Pelaksana sesuai yang

    tercantum dalam Izin Peruntukan Penggunaan Tanah.

    (2) Permohonan pengesahan site plan atau perubahan site plan disampaikan

    kepada Kepala Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan

    dengan mengisi formulir yang telah disediakan.

    (3) Persyaratan permohonan pengesahan site plan:

    a. fotokopi surat izin peruntukan penggunaan tanah (sesuai dengan jenis izin

    yang dimiliki);

    b. foto kopi tanda pembayaran retribusi IPT;

  • c. fotokopi kartu tanda penduduk pemilik/pelaksana yang masih bedaku.

    d. Surat kuasa di atas kertas bermeterai 6.000 -apabila yang mengurus bukan,

    Pemilik/Pelaksana atau surat tugas apabila Pemilik/Pelaksana melimpahkan

    kepada orang lain;

    e. fotokopi surat bukti kepemilikan tanah/ sertipikat; dan atau apabila sertifikat

    bukan milik pemohon dilampiri surat kerelaan bermeterai Rp 6.000,00 yang

    menyebutkan bentuk kerjasama dan jangka waktunya dan atau disertai akte

    perikatan yang dikeluarkan oleh notaris.

    f. gambar site plan di atas kertas minimal A2 pads skala 1:200 s/d 1:1000

    dilengkapi dengan tabel, data kop pengesahan site plan, jika bangunan yang

    dipersyaratkan terletak di lantai 2 atau lebih maka denah lantai 2 dan

    selanjutnya harus dilampirkan, khusus, untuk perumahan dilengkapi dengan

    gambar potongan dan detail disertai spesifikasi ukuran dan bahan sarana dan

    prasarana lingkungan perumahan.

    g. denah letak lokasi bangunan sampai ke jalan kabupaten terdekat;

    h. peta batas kepemilikan tanah dan kontur tanah yang diukur dengan peralatan

    yang memenuhi persyaratan teknis;

    i. jika memindah, menutup atau membuat talud pads saluran'irigasi make harus

    melampirkan surat rekomendasi dari Dinas Pengairan, P6rtarnbangan dan

    Penanggulangan Bencana Alam;

    j. surat rekomendasi dari Dinas Kimpraswil Propinsi jika membangun bangunan

    dan atau talud di tepi sungai atau membuat jembatan di atas sungai.

    (4) Persyaratan permohonan perubahan site plan:

    a. fotokopi surat izin peruntukan penggunaan tanah (sesuai dengan jenis izin

    yang dimiliki);

    b. site plan lama yang telah disahkan;

    c. site plan baru yang telah disesuaikan.

    Pasal 84

    (1) Terhadap setiap permohonan site plan dilakukan pengkajian oleh Bidang

    Permukiman Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan.

    (2) Hasil pengkajian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mehjadi bahan

    pertimbangan Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam mengesahkan site plan.

    Pasal 85

    (1) Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan

    melakukan'pengkajlan clan penilaian atas berkas permohonan pengesahan site

    plan dan perubahan site plan yang telah lengkap dan benar.

  • (2) Pelaksanaan pengkajian clan penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

    dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja sejak tanggal

    diterimanya berkas permohonan secara lengkap dan benar.

    (3) Kepala Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan atas dasar

    hasil pengkajian dan penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

    memberikan keputusan.

    (4) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan selambat-

    lambatnya 12 (dua belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya berkas

    permohonan yang telah dikaji dan dinilai.

    Bagian Kedua

    SKTBL

    Pasal 86

    (1) Pemohon mengajukan surat permohonan SKTBL secara tertulis kepada Bupati

    melalui Kepala Dinas Kimpraswilhub. Kab. Sleman.

    (2) Persyaratan permohonan SKTBL:

    a. Fotokopi KTP Pemilik/Pelaksana atau Surat Kuasa di atas kertas bermeterai

    apabila yang mengurus bukan Pemilik/Pelaksana;

    b. Fotokopi surat bukti kePemilik/Pelaksanaan tanah;

    c. Peta orientasi (denah) letak lokasi tanah yang di mohon sampai ke jalan

    kabupaten terdekat;

    d. Alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

    (3) Berkas permohonan SKTBL dilakukan pengkajian olah Dinas Kimpraswilhub

    selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya berkas secara

    lengkap dan benar.

    (4) Keputusan permohonan SKTBL diberikan selambat-lambatnya 18 (delapan

    belas) hari keda sejak berkas permohonan diterima secara lengkap dan benar.

    BAB VII

    SANKSI

    Pasal 87

    Pemilik/Pelaksana yang melaksanakan kegiatan pembangunan fisik yang tidak

    mematuhi ketentuan persyaratan tats bangunan dan lingkungan dikenakan sanksi

    administrasi berupa Benda dengan rumusan sebagai berikut:

    No Jenis Pelanggaran Besaran Sanksi Administrasi 1 2 3 1 Sempadan jalan kabupaten,

    propinsi, Negara: a. pagar

    {(Luas lahan yang dilanggar, x NOW Jual ObyekPajak + (panjang bangunan pagar yangmelanggar x harga bangunan pagar per meterpanjang sesuai dengan standar harga

  • yang ditetapkan pemerintah)} x 10% b. bangunan ((Luas lahan yang dilanggar x Nilai Jual Obyek

    Pajak +(Iuas bangunan gedung yang melanggar x harga bangunan gedung per meter persegi sesuai dengan standar harga yang ditetapkan pemerintah)} x 10%

    Sempadan jalan lingkungan: p a. pagar

    {(Luas lahan yang dilanggar x Nilai Jual ObyekPajak + (panjang bangunan pagar yang melanggar x harga bangunan pagar per meter panjang sesuaidengan standar harga yang ditetapkan pemerintah)} x 10%

    2.

    b. bangunan {(Luas lahan yang dilanggar x NOW Jual Obyek Pajak + (panjang. bangunan gedung yangmelanggar x harga bangunan gedung per meterpersegi sesuai dengan standar harga barang yangditetapkan pemprintah)) x 10%

    Sempadan irigasi: a. pagar

    ((Luas lahan yang dilanggar x NOW Jual Obyek Pajak + (panjang bangunan pagar yang melanggar x harga bangunan pagar per meter panjang sesuai dengan standar harga yang ditetapkan pemerintah)) x 10%

    3.

    b. bangunan (Luas lahan yang dilanggar x Nilai Jual Obyek Pajak+ (panjang bangunan gedung yang melanggar x harga bangunan gedung per meterpersegi , sesuai dengan standar hargayang ditetapkan pemerintah)) x 10%

    4. Sempadan sungai Bongkar 5. Fasilitas parkir untuk toko,

    gudang; dan sejenisnya 0,25 x Nilai Jual Obyek Pajak x luas kekurangan lahan parkir yang dipersyaratkan

    6. Lahan untuk pedagang informal pada lokasi yang dimohon

    0,25 x Nilai Jual Obyek Pajak x luas kekurangan lahan untuk pedagang informal yang dipersyaratkan

    7. Koefisien Dasar Bangunan (Luas lahan yang dilanggar x Nilai Jual Obyek Pajak + (luas bangunan gedung yang melanggar x harga bangunan gedung per meter persegi sesuai dengan standar harga yang ditetapkan pernerintah) ) x 10%

    8. Resapan air hujan 2,5 x harga bangunan peresapan sesuai dengan standar harga barang yang ditetapkan pemerintah x jumlah resapan- air hujan yang wajib dibangun

    9. Tanah makam Jumlah unit kapling rumah x 5 x harga kapling, tanah makam x 35%

    10. Open space. Luas open space yang harus disediakan x Nilai Jual Obyek Pajak pads lokasi yang dimohonkan

    Pasal 88 Pengganti open space ditetapkan sebagai berikut:

    a. nilai obyek pajak untuk NJOP RpI00.000,00 = 4x b. nilai obyek pajak untuk NJOP antara Rp101.000,00 s/d Rp200.000,00 = 3x

    c. nilai obyek pajak untuk NJOP > Rp200.000,00 = 2,5x

    Pasal 89

    Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88

    dibayarkan pada saat pembayaran retribusi. lzin Mendirikan Bangunan.

  • Pasal 90

    (1) Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87

    angka 1, angka 2, dan angka 3 berlaku untuk 3 (tiga) tahun.

    (2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pads ayat (1) tidak disertai

    dengan upaya perbaikan oleh Pemilik/Pelaksana, maka terhadap bangunan

    yang telah terbangun dilakukan pembongkaran oleh Pemedntah Daerah atau

    pejabat yang ditunjuk.

    Pasal 91

    Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 angka 7,

    angka 8, dan atau angka 9 dikelola oleh Pemerintah Kabupaten untuk pengadaan

    tanah pengganti atau penyediaan fasilitas pendukung sebagai bentuk pemenuhan

    ketentuan persyaratan tata bangunan dan lingkungan.

    BAB VIII

    PELAKSANAAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

    Pasal 92

    Pelaksanaan, pembinaan, pengawasan clan pengendalian atas pelaksanaan

    Peraturan ini dilakukan oleh Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah, dan

    Perhubungan.

    BAB VIII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 93 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati

    ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sleman.

    Ditetapkan di Sleman,

    Pada tanggal 11 Nopember 2005

    BUPATI SLEMAN,

    ttd

    IBNU SUBIYANTO

  • Diundangkan di Sleman

    Pada tanggal 14 Nopember 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN,

    ttd

    SUTRISNO BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2005 NOMOR 12 SERI E