PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA...

90
PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KUNJUNGAN KELUARGA PADA RESIDEN DI PUSAT REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL LIDO-SUKABUMI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Psikologi OLEH : YOGA TOGA MALA 1 0 2 0 7 0 0 2 6 0 3 0 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2 0 1 0

Transcript of PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA...

Page 1: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS

DAN KUNJUNGAN KELUARGA PADA RESIDEN

DI PUSAT REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

LIDO-SUKABUMI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

OLEH :

YOGA TOGA MALA 1 0 2 0 7 0 0 2 6 0 3 0

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2 0 1 0

Page 2: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KUNJUNGAN KELUARGA PADA RESIDEN DI PUSAT REHABILITASI BADAN

NARKOTIKA NASIONAL LIDO-SUKABUMI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh

YOGA TOGA MALA

NIM. 102070026030

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Ikhwan Lutfi. M.Si Gazi. M.Si

NIP. 19730710 200501 1 006 NIP. 19711214 200701 1 014

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1431 H/2010 M

ii 

Page 3: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

iii  

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN KUNJUNGAN KELUARGA PADA RESIDEN DI PUSAT REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL LIDO-SUKABUMI”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, Desember 2010

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pembantu Dekan l/

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota

H. Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130 885 552 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota :

S.Evangeline I. Suaidy, M.Psi.,Psi Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.,Psi

NIP. 150 411 217 NIP. 19650220 199903 1 003

Ikhwan Lutfi, M.Si Gazi. M.Si

NIP. 19730710 200501 1 006 NIP. 19711214 200701 1 017

Page 4: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

Persembahan dari hati untuk

Papa, Drs. M. Sobri Gani GM dengan seribu kata pedas yang sarat dengan sejuta kasih sayang

Mama, Dra. Hj. Rumadani Sagala M.Ag, yang begitu hebat semangat juangnya

Kakak, Iin Kandedes S.hum, M.Ag, yang mendidik dengan kesuksesan

Abang, Jaelani dengan kesabarannya

Adik, M. Fadil, smoga cepat dewasa

Raisya, yg lucu dan ngangenin

Hidup adalah perjuangan,

maka menyerah adalah pemerkosaan terhadap jati diri

Page 5: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) September 2010

(C) Yoga Toga Mala

(D) Perbedaan Tingkat Religiusitas Dan Kunjungan Keluarga Pada Residen Di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-Sukabumi

(E) Halaman : xi + 61 halaman + lampiran

(F) Saat residen menjalani program rehabilitasi, mereka dipaksa untuk menjalani semua program yang ada di lembaga. Pecandu narkoba selayaknya manusia biasa memiliki keterbatasan kesabaran, beratnya program perawatan yang dijalani serta disiplin yang harus ditaati sering kali membuat mereka putus asa. Hal ini terkadang membuat mereka tergoda untuk kembali menggunakan narkoba. Disaat hal itu terjadi, agama dan dukungan keluarga dipercaya sebagai terapi terbaik untuk membantu residen narkoba untuk lepas dari ketergantungan mereka terhadap zat-zat adiktif tersebut (BNN, 2004).

Bentuk dorongan dan perhatian yang diberikan keluarga akan membantu residen untuk pemulihan (recovery). Dampaknya adalah tumbuh rasa aman, percaya diri, dan rasa tanggung jawab klien terhadap diri dan keluarga.Sedangkan agama menjadi sumber sugesti dan motivasi yang kuat dalam diri pasien untuk hidup secara positif. Tingkat religiusitas residen diukur dari pengamalan-pengamalan agamanya berdasarkan dimensi-dimensi religiusitas Glock & Stark (1974).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat religiusitas antara residen narkoba yang mendapat kunjungan keluarga dan yang tidak mendapat kunjungan keluarga.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparatif untuk mengetahui peredaan tingkat religiusitas. Penelitian ini menggunakan tekhnik purposive sampel. Sampel penelitian ini terdiri dari 60 responden yang masing-masing responden diberikan kuesioner dengan jumlah item sebanyak 36 item skala religiusitas dengan proporsi 30 residen yang mendapat kunjungan keluarga dan 30 residen yang tidak mendapat kunjungan keluarga. Residen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah residen pada Tahap Awal (Primary Stage) yaitu residen yang sudah menjalani rehabilitasi dalam rentang waktu 6-9 bulan dengan intensitas kunjungan lebih dari sekali dalam satu bulan, data kunjungan diperoleh dari buku tamu. Pengumpulan data

  v

Page 6: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  vi

menggunakan model skala Likert, dengan aspek dimensi-dimensi religiusitas Glock & Stark (1974).

Dari hasil pengolahan data menggunakan uji t didapati bahwa terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada residen yang mendapat kunjungan keluarga dan yang tidak mendapat kunjungan keluarga. Dimana residen yang mendapat kunjungan keluarga tingkat religiusitasnya lebih tinggi dari pada residen yang tidak mendapat kunjungan keluarga.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini, bagi peneliti yang akan melakukan penelitian di lembaga atau permasalahan yang sama dapat melengkapinya dengan mengambil data dari observasi dan wawancara.

Kata Kunci : tingkat religiusitas, residen narkoba.

(G) Daftar Bacaan : 28 buku (1974-2009).

Page 7: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya dipersembahkan kehadirat Allah swt, yang selalu melimpahkan nikmat, taufik dan hidayah kepada hambaNya. Segala shalawat, salam dan berkah semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan umat Nabi Besar Rosulullah saw beserta keluarganya, para sahabat dan siapa saja yang selalu berusaha melaksanakan sunahnya.

Akhirnya, berakhir juga langkah awal dari sebuah perjuangan panjang yang penuh kerja keras dan doa. Meskipun penulis menemui banyak hambatan dan rintangan dalam proses penyusunan skripsi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana psikologi karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Religiusitas dan Kunjungan Keluarga Pada Residen Di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-Sukabumi”.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat dukungan, bantuan, dorongan dan bimbingan yang tidak ternilai harganya dari pihak-pihak lain. Ucapan terimakasih tak terhingga, penulis sampaikan kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Jahja Umar, Ph.D. Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si., Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi. Dosen pembimbing akademik Dra Zahrotun Nihayah M.Psi, yang baik hati. Dosen penyemangat hati, Rahman Shaleh, semoga jadi Haji yg mabrur.

2. Dosen pembimbing I,Ikhwan Lutfhi, M.Psi, dan dosen pembimbing II Gazi S,M.Si, terima kasih sedalam-dalamnya atas segala kemurahan hati dan kesabaran, malu rasanya menerima begitu banyak kebaikan ini.

3. Penguji I, S.Evangeline I. Suaidy, M.Psi.,Psi dan penguji II, Drs. Rachmat Mulyono, M.Psi.,Psi. Yang memberi pencerahan.

4. Mama dan Papa, Dra Hj Rumadani Sagala M.Ag, dan Drs M Sobri Gani GM yang senantiasa mendoakan, mendukung dan menyayangi dengan stok

  vii

Page 8: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  viii

sabar yang selalu terisi penuh. Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum, M.Ag dan M. Fadil atas wejangan dan doanya.

5. Neneng, Pandi, Nenden, pahlawan dibalik layar yang sudah membantu dengan segenap kesabaran cadangan, tanpa kalian skripsi ini takkan selesai.

6. Dwi, Rita,Chami, QQ, Munajat, Lala, lima hari penuh air mata, smua ini bagai mimpi. Alin dan Ndi, my cheers team. Nining dan Rika yang ikhlas memberi bahan-bahan penunjang penelitian. Fa, tetep semangat!

7. Pelatih-pelatih Taekwondo, Sabeum Fajar Abdi Wibawa untuk dukungan, petuah, sikap tegas, pengertian, kesabaran dan kepercayaannya, Ibu suri yang selalu menyelamatkan, Sabeum Arman, Sabeum Adi, Sabeum Tomy, Sabeum Isma, untuk kuliah kehidupannya selama ini.

8. Seluruh staf akademik dan pengurus perpustakaan yang telah membantu dengan tulus dan tanpa pamrih, Mbak Rini, Pak Ayung (dady), Bu Syariah, Pak Haidir, Pak Baidawi, Bu Nur yang senantiasa mendengarkan keluh kesah dan bergelas-gelas air putih pelepas deg-degan.

9. Bang Briptu Indra Triznawan, Bang Brigadir Pitong atas bantuannya selama penelitian, dan semua Residen BNN UTR Lido yang telah bersedia mengisi angket yang telah diberikan.

10. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi namun tak dapat tersebut satu persatu, terimakasih banyak. Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat ridho dan pahala dari Allah SWT, Amin.

Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Jakarta Desember 2010

Yoga Toga Mala

Page 9: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Halaman Persetujuan ................................................................................... ii

Halaman Pengesahan .................................................................................... iii

Motto .............................................................................................................. iv

Abstrak ........................................................................................................... v

Kata Pengantar ............................................................................................. vii

Daftar Isi ........................................................................................................ ix

Daftar Tabel ................................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1-12

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitan ...................... 10

1.2.1. Batasan Masalah ......................................................... 10

1.2.2. Perumusan Masalah .................................................... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 11

1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................ 11

1.3.2. Manfaat Penelitian ...................................................... 11

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................. 11

BAB 2 KAJIAN TEORI ............................................................................ 13-36

2.1 Religiusitas .............................................................................. 13

2.1.1 Pengertian Religiusitas ................................................ 13

2.1.2 Fungsi Religiusitas ...................................................... 14

2.1.3 Dimensi-dimensi Religiusitas ..................................... 22

2.1.4 Sumber-sumber munculnya Religiusitas .................... 24

2.2 Kunjungan Keluarga ............................................................... 25

2.3 Religiusitas Residen ................................................................ 30

2.4 Kerangka Berfikir ................................................................... 35

2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................. 36

  

ix

Page 10: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................. 37-46

3.1 Pendekatan Dan Metode Penelitian ........................................ 37

3.2 Variabel Penelitian .................................................................. 37

3.3 Devinisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel ........ 38

3.4 Subjek Penelitian ..................................................................... 38

3.4.1. Populasi ....................................................................... 38

3.4.2. Sampel ......................................................................... 38

3.4.3. Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 39

3.5 Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data ........... 39

3.6 Penilaian dan Skoring Instrumen ............................................ 42

3.7 Uji Reliabilitas Skala ............................................................... 43

3.8 Teknik Analisa Data ................................................................ 44

3.9 Prosedur Penelitian ................................................................. 45

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA ........................................ 47-60

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ................................ 47

4.2 Deskripsi Skor Responden ...................................................... 48

4.2.1 Deskripsi Skor Tingkat Residen Yang Mendapat

Dukungan Keluarga .................................................... 49

4.2.2. Deskripsi Skor Tingkat Residen Yang Tidak

Mendapat Dukungan Keluarga ................................... 50

4.3 Hasil Umum Penelitian ........................................................... 52

4.4 Hasil Utama Penelitian ............................................................ 53

BAB 5 PENUTUP ....................................................................................... 61-64

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 61

5.2 Diskusi .................................................................................... 61

5.3 Saran ........................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

  

x

Page 11: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  

xi

DAFTAR TABEL

Gambar 1 Bagan Kerangka berpikir ........................................................... 35

Tabel 3.1 Bobot Nilai ................................................................................. 41

Tabel 3.2 Skala Tingkat Relgiusitas ........................................................... 41

Tabel 3.3 Kaidah Koefisien Reliabilitas Guilford ...................................... 43

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 47

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ....................... 48

Tabel 4.3 Descriptive Statistic ................................................................... 49

Tabel 4.4 Skor perolehan tingkat religiusitas yang mendapat dukungan

dari keluarga ............................................................................... 49

Tabel 4.5 Tingkat Religiusitas Residen Yang Mendapat Dukungan

Keluarga ..................................................................................... 50

Tabel 4.6 Skor perolehan tingkat religiusitas yang tidak mendapat

dukungan dari keluarga .............................................................. 51

Tabel 4.7 Tingkat Religiusitas Residen Yang Tidak Mendapat

Dukungan Keluarga ................................................................... 51

Tabel 4.8 Nilai Uji t .................................................................................... 52

Tabel 4.9 Group Statistics Keyakinan ........................................................ 54

Tabel 4.10 Independent Samples Test Keyakinan ....................................... 54

Tabel 4.11 Group Statistics Praktik Ibadah .................................................. 55

Tabel 4.12 Independent Samples Test Praktik Ibadah ................................. 56

Tabel 4.13 Group Statistics Pengetahuan Agama ........................................ 56

Tabel 4.14 Independent Samples Test Pengetahuan Agama ....................... 57

Tabel 4.15 Group Statistics Ritualistik ........................................................ 58

Tabel 4.16 Independent Samples Test Ritualistik ........................................ 58

Tabel 4.17 Group Statistics Pengamalan ...................................................... 59

Tabel 4.18 Independent Samples Test Pengamalan ..................................... 60

Page 12: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penelitian

1.1 Latar Belakang Masalah

Napza adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif

lainnya. Suatu nama tunggal untuk merujuk semua jenis bahan atau zat yang

berkhasiat menghilangkan rasa sakit (narkotika), menimbulkan perubahan suasana

batin (psikotropika), sedative hipnotika (zat yang member efek

hipnotis/penenang/bius/tidak sadar), halusinogen atau bahan adiktif lainnya.

Napza adalah seperti kata “dadah” di Malaysia, atau “drus” di Amerika

(BNN, 2004).

Napza atau secara umum lebih dikenal sebagai narkoba adalah bahan atau

zat atau obat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia, akan mempengaruhi

tubuh, terutama otak atau susunan syaraf pusat (disebut psikoaktif), dan

menyebabkan gangguan kesehatan jasmani, mental-emosional dan fungsi sosial

lainnya, karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) dan ketergantungan

(dependensi) terhadap narkoba (Thanthowi, 2003)

Penggunaan napza biasanya bermula dari rasa ingin tahu, ingin mencoba,

dan agar diterima lingkungan sosialnya. Penyalahgunaan napza sering disebut

1

Page 13: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

2

penyakit sosial (social disease), artinya penyalahgunaan ini muncul akibat

berinteraksi dengan masyarakat yang menggunakan napza atau akibat pertemanan

dengan pecandu narkoba aktif. Penyakit ini umumnya bersifat menular, bila

individu tidak dibentengi oleh sistem moral diri yang kuat. Sistem moral ini

dibangun melalui pola pengasuhan, pendidikan keagamaan dan norma sosial yang

kuat dari keluarga dan masyarakat, yang nantinya diaplikasikan melalui perilaku

(BNN,2009).

Penyalahgunaan napza biasanya diawali oleh penggunaan coba-coba

sekedar mengikuti teman, untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri,

kelelahan, ketegangan jiwa, sebagai hiburan, atau untuk pergaulan. Bila taraf

coba-coba tersebut diajukan secara terus-menerus akan berubah menjadi

ketergantungan (BNN, 2004).

Sementara itu, situasi kehidupan masyarakat yang penuh pancaroba, krisis,

ketidak pastian, dan kesenjangan sosial, pertumbuhan perkotaan dan makin

heterogennya masyarakat. Demikian pula melemahnya homogenitas dan

pengawasan sosial masyarakat, serta timbulnya kebutuhan akan jati diri dan

kelompok sosial. Situasi kehidupan demikian pada gilirannya menimbulkan

kerentanan terhadap penyalahgunaan napza.

Penyalahgunaan narkoba adalah gangguan perilaku dan perbuatan anti

sosial seperti: berbohong, membolos, minggat, malas, sex bebas, melanggar

aturan, dan disiplin, merusak, melawan orang tua, mencuri, suka mengancam, dan

suka berkelahi, sehingga mengganggu ketertiban, ketentraman serta keamanan

masyarakat. (BNN, 2004).

Page 14: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

3

Setiap orang termasuk remaja yang normal mempunyai berbagai

kebutuhan, meliputi kebutuhan biologis (minum, makan, pakaian, tempat tinggal

dan sex), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan

akan perwujudan diri. Tidak terpenuhinya salah satu atau semua kebutuhan

tersebut dapat menimbulkan perasaan tertekan yang selanjutnya dapat memicu

penyalahgunaan napza (BNN,2004) Pada umumnya, penyalahguna napza baru

memiliki keinginan untuk berhenti bila keadaan sudah terlambat, yaitu saat

mereka sudah berada dalam cengkraman “gurita” ketergantungan napza yang

sudah tidak bisa dilepaskan lagi. Hal ini terjadi karena begitu penyalahguna napza

mulai mencoba-coba, tanpa sadar mereka langsung terseret sampai pada taraf

ketergantungan.

Besarnya kerusakan yang ditimbulkan akibat perilaku penyalahgunaan

napza sangatlah kompleks. Meliputi segala aspek kehidupan baik biologis,

psikologis dan sosial. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders (DSM-IV) disebutkan bahwa adiksi atau ketergantungan terhadap

napza merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketergantungan baik

secara fisik dan psikologis terhadap suatu zat adiktif dan menunjukkan tanda-

tanda sebagai berikut, yaitu adanya toleransi dimana individu membutuhkan

napza dalam jumlah yang semakin lama semakin besar untuk mencapai keadaan

fisik dan psokologis seperti yang diinginkan. Selain itu ketergantungan napza juga

mempunyai ciri adanya gejala putus zat (withdrawal syndrome) yang biasa juga

dikenal dengan istilah sakaw yaitu keadaan dimana muncul gejala-gejala fisik dan

psikologis yang tidak nyaman apalagi penggunaan zat dihentikan.

Page 15: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

4

Tahun 2004, hasil Survey Nasional Penyalahgunaan dan Pengedaran Gelap

Napza yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Narkotika (BNN) bekerjasama

dengan Pusat Penelitian “Pranata Pembangunan” Universitas Indonesia, terhadap

sample 13.710 orang siswa SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi di 30 ribu Kota

Propinsi seluruh Indonesia menunjukkan bahwa 3,9% dari siswa tersebut

mengaku melakukan penyalahgunaan napza selama setahun terakhir

Denpasar - Kasus perkembangan napza di Indonesia meningkat pesat.

Dalam enam tahun terakhir kasus napza melonjak hingga 300 persen.

Demikian disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere di

sela menggelar pertemuan dengan Badan Narkotika se-ASEAN di Hotel Melia,

Nusa Dua, Bali, Senin (28/6/2010). Pertemuan ini diprakarsai oleh BNN dan

Badan Narkotika Republik Korea Selatan. Hadir dalam pertemuan tersebut badan

narkotika di kawasan ASEAN, di antaranya Philipina, Malaysia, Vietnam, Laos

dan Kamboja. Gories menilai perkembangan konsumsi napza juga telah bergeser

dari trend konsumsi. Pengedaran dan konsumsi napza beralih dari jenis heroin dan

kokain ke jenis sabu-sabu. Hal ini dibuktikan dalam setahun terakhir Indonesia

menjadi tujuan pengedar sabu-sabu dari Iran. “Di Iran, harga sabu-sabu hanya Rp

100 juta per kilogram, sedangkan di Indonesia bisa sampai Rp 2 miliar per

kilogram. Jadi keuntungannya mencapai 2 ribu persen,” ungkap Gories.

Meningkatnya pengguna napza di Indonesia juga ditopang oleh banyaknya pabrik

sabu-sabu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama Jawa dan

Kalimantan.

Page 16: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

5

Menurut Alatas & Bambang (2006) masalah penyalahgunaan nakoba

bukan hanya sekedar pemakaian obat dan zat kimia yang masuk kedalam tubuh

dan menyangkut kesehatan saja, melainkan merupakan permasalahan manusia

dalam lingkungan budayanya. Sehingga penanganan pengguna napza harus juga

sampai kepada konflik intra psikis (termasuk aspek keagamaan) dan tekanan

lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, pendekatan penanganan pengguna napza

harus komprehensif dan holistic menyangkut dimensi fisik (neurobiologist),

psikologis (kepribadian), sosial (tekanan lingkungan dan pergaulan), dan agama

(makna hidup).

Untuk dapat berhasil sepenuhnya dalam penanganan pengguna napza baik

dari segi pencegahan (preventif), terapi maupun rehabilitasi, maka keempat

dimensi secara komprehensif dalam suatu unit terapi dan rehabilitasi guna

memulihkan ketergantungan penggunaan narkotika kepada keadaan yang normal.

Dimensi fisik (neuorobiologis) menekankan pada penanganan medis (terutama

pada susunan saraf pusat dan sistem neurotransmitter) bagi pengguna napza.

Dimensi sosial menekankan pada hubungan dengan orang lain, menghargai dan

menolong orang lain, komunikasi dan sebagainya. Dimensi keagamaan dengan

penekanan pada tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Tuhan,

nilai-nilai hidup, makna hidup (meaning life), dan sebagainya.

Kunci utama dalam usaha pemulihan terhadap ketergantungan obat-obatan

terlarang adalah keinginan dalam diri dengan tekad yang kuat untuk pulih. Dalam

usaha pemulihan ketergantungan napza banyak lembaga yang memiliki beberapa

program rehabilitasi sebagai upaya untuk membantu para jungky (pengguna

Page 17: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

6

napza) dalam proses pemulihan. Bentuk program yang dijalankan untuk

rehabilitasi penyalahgunaan napza adalah Therapeutic Community (TC), terapi

religi dan ada juga program khusus yang terdapat pada pusat rehabilitasi yang

menangani residen (pasien ketergantungan napza) yang mengalami gangguan

psikotik seperti halusinasi, delusi,waham,dsb.

Tidak semua residen menjalani rehabilitasi dengan sukarela. Sebagian

besar dari mereka terpaksa melakukannya karena misalnya terjerat penyelidikan

dan penangkapan penyalahguna narkoba yang dilakukan oleh tim kepolisian.

Apapun alasan residen menjalani rehabilitasi, mereka telah dipaksa untuk keluar

dari zona aman. Perubahan fungsi-fungsi dan disiplin yang terpaksa mereka jalani

seringkali menimbulkan rasa putus asa dan frustrasi.

Dulu ada anggapan bahwa HIV/AIDS hanya menular di lingkungan

pelaku penyimpangan seksual (pelacur dan homoseksual), tetapi sekarang ternyata

bahwa tidak sedikit yang tertular HIV karena transfusi darah dan penggunaan

jarum suntik secara bergilir diantara pecandu narkoba/IDU (Injecction DrugUse).

Angka kejadian ketularan HIV dikalangan pecandu narkoba yang menggunakan

jarum suntik (IDU) secara bergilir cukup tinggi. Penelitian diantara para IDU di

Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, menunjukkan bahwa 90% dari para

pecandu narkoba IDU tertular HIV (BNN, 2004).

Pengguna Napza bukan hanya tidak sesuai dengan tatanan agama (Q.S. Al

Baqarah, 2. 219, dan Q.S. Al Quran Al Maidah, 5, 91), tetapi juga merupakan

pelanggaran hukum (Pasal 59, Undang-undang No.5, Tahun 1997, tentang

Page 18: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

7

Psikotropika; Pasal 84, 85, dan 86, Undang-undang No. 22, Tahun 1997 tentang

Napza).

Perubahan disiplin hidup yang tiba-tiba harus residen jalani menimbulkan

ketakutan-ketakutan. Takut menjalani rangkaian disiplin, takut menghadapi masa

depan, juga ketakutan-ketakutan lain yang sebagian besar dihasilkan oleh

halusinasi yang mereka ciptakan sendiri.

Pecandu napza selayaknya manusia biasa memiliki keterbatasan

kesabaran, beratnya program perawatan yang dijalani serta disiplin yang harus

ditaati sering kali membuat mereka putus asa. Hal ini terkadang membuat mereka

tergoda untuk kembali menggunakan napza. Disaat hal itu terjadi, agama dan

dukungan keluarga dipercaya sebagai terapi terbaik untuk membantu residen

napza untuk lepas dari ketergantungan mereka terhadap zat-zat adiktif tersebut

(BNN, 2004).

Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan

keluarganya. Peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan

kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi-strategi hingga

fase rehabilitasi. Mengkaji serta memberikan motivasi merupakan hal yang

penting dalam membantu setiap anggota kelompok untuk mencapai suatu keadaan

sehat (wellness) sehingga tingkat optimum (Friedman dkk, 1998).

Beratnya menjalani rehabilitasi, beradaptasi dengan program-program dan

disiplin di pusat rehabilitasi serta keadaan saat putus zat (sakaw) terkadang

mengelapkan mata residen. Kunjungan keluarga, interaksi dengan orang tua yang

Page 19: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

8

disertai dengan support merupakan salah satu sumber kekuatan bagi residen untuk

terus menjalani tahapan rehabilitasi.

Gunarsa dan Gunarsa (2001) dalam Jurnal Provitae mengemukakan segi-

segi keluarga yang sangat penting dalam perkembangan remaja yaitu keluarga

memenuhi keakraban dan kehangatan, sebagai tempat pemupukan kepercayaan

diri yang menimbulkan adanya perasaan aman, sebagai tepat melatih kemandirian

remaja dalam membuat keputusan dan melakukantindakan. Ia juga menambahkan

bahwa hubungan orang tua dengan anak turut menentukan persiapan remaja

dalam menjalankan perubahan peran sosial. Dalam kasus ini perubahan menuju

kesembuhan dari ketergantungan napza.

Menurut Sudarma (2008) bila bantuan professional dan bantuan sosial

berupa dukungan keluarga sudah diperoleh residen dalam upaya kesembuhannya

dari ketergantungan napza, dibutuhkan agama sebagai sumber sugesti dan

motivasi yang kuat dalam diri residen. Karena pada dasarnya manusia

membutuhkan kekuatan yang besar di luar dirinya untuk mengatasi persoalan

hidup yang dihadapi yaitu Tuhan, dengan kembali kepada Sang Khalik dan

memasrahkan segala persoalan hidup yang dihadapi, manusia memiliki pelindung

untuk memberikan kekuatan dan menuntunnya dalam mengatasi segala

permasalah yang menimpanya. Dukungan keluarga dan mendekatkan diri kepada

Tuhan dipandang sebagai faktor pendukung yang sangat potensial untuk

membantu proses pemulihan residen napza.

Namun agama tidak boleh dilepaskan dari religiusitas, karena agama

hanyalah sarana belaka, agar manusia lebih mudah menemukan jalan menuju

Page 20: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

9

Tuhan. Sedangkan religiusitas lebih melihat aspek yang didalam lubuk hati, riak

getaran nurani pribadi, sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain

karena menapaskan intimitas jiwa, ‘du Coeur dalam bahasa Pascal, yakni cita rasa

yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawi) kedalaman si

pribadi manusia. Dan karena itu, pada dasarnya religiusitas mengatasi atau lebih

dalam dari agama yang tampak, formal, resmi (Jacobs, 2002).

Dister (1992) menjelaskan bahwa religiusitas adalah keadaan dimana

individu merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi

kehidupan manusia, dan hanya kepada-Nya manusia merasa bergantung dan

berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya Tuhan dan kuasa-Nya, maka

semakin tinggi tingkat religiusitasnya.

Glock & Stark (1974) mengatakan bahwa ada lima dimensi keberagamaan,

yaitu keyakinan (ideologis), penghayatan atau pengalaman (eksperiensial),

peribadatan atau praktik beragama (ritualistik), pengetahuan agama (intelektual),

dan pengamalan (konsekuensi).

Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti masalah ini,

oleh karena itu penulis ingin meneliti bagaimana Tingkat Religiusitas Dan

Kunjungan Keluarga Residen Di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika

Nasional Lido-Sukabumi

Page 21: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

10

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian

1.2.1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memudahkan penelitian ini peneliti memfokuskan pembatasan

permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat religiusitas yang dimaksud peneliti adalah tingkat religiusitas yang

dikemukakan oleh Glock dan Stark (1974) meliputi : keyakinan, praktek

agama, pengetahuan agama, pengamalan, dan pengalaman agama,

2. Subyek penelitian disini adalah residen (pemakai napza : narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya) yang sedang menjalani rehabilitasi di

Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-Sukabumi.

3. Kunjungan keluarga adalah kunjungan dilakukan oleh orang tua dan keluarga

residen yang sesuai dengan program Therapeutic Community (TC) pada tahap

awal (Primary Stage) yakni dua minggu satu kali.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu : apakah ada tingkat perbedaan

religiusitas pada residen napza di Badan Narkotika Nasional yang mendapat

kunjungan keluarga dan yang tidak mendapat kunjungan keluarga?

Page 22: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

11

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat religiusitas

antara residen napza di badan narkotika nasional yang mendapatkan kunjungan

keluarga dan yang tidak mendapatkan kunjungan keluarga.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan menjadi tambahan

pengetahuan bagi kalangan akademisi khususnya psikologi, juga menjadi referensi

untuk penelitian selanjutnya.

Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat member gambaran

mengenai tingkat religiusitas residen BNN.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini mengacu pada pedoman

penyusunan dan penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian ini

dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan digambarkan berikut ini :

BAB 1 : Pendahuluan

Dalam bab pertama yang merupakan pendahuluan ini berisi latar

belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Page 23: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

12

BAB 2 : Kajian Pustaka

Bab 2 yang berisi kajian teori ini berupa pengertian religiusitas, fungsi

religiusitas, dimensi-dimensi religiusitas, Sumber-sumber munculnya

religiusitas, pengertian napza, residen ketergantungan napza,

rehabilitasi bagi pecandu napza,dukungan keluarga, kerangka berpikir,

serta hipotesis.

BAB 3 : Metode Penelitian

Bagian ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam

pelaksanaan penelitian, meliputi pendekatan penelitian, metode

penelitian, definisi variabel dan operasional variabel, populasi dan

sampel,teknik pengambilan sampel, pengumpulan data dan instrument

pengumpulan data, penilaian dan scoring instrument, teknik analisa

data, dan prosedur penelitian.

BAB 4 : Hasil Penelitian

Berisi gambaran umun responden, deskripsi skor responden, dan uji

hipotesis.

BAB 5 : Kesimpulan, diskusi dan saran.

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 24: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang teori-teori pendukung yang berkaitan

dengan tingkat religiusitas residen dipusat rehabilitasi BNN Lido-Sukabumi.

Secara rinci bab ini akan mengulas tentang teori religiusitas meliputi pengertian

religiusitas, fungsi religiusitas, dimensi-dimensi religiusitas, sumber-sumber

religiusitas, kunjungan keluarga, religiusitas residen, kerangka berfikir dan

hipotesis penelitian.

2.1 Religiusitas

2.1.1 Pengertian Religiusitas

Religi dari bahasa Latin relegare yang berarti mengumpulkan/membaca,

dan religare yang berarti mengikat. Artinya agama merupakan kumpulan cara-cara

mengabdi kepada Tuhan dan sifatnya mengikat bagi manusia, yaitu ikatan antara

roh manusia dengan Tuhan (Nasution, 1985).

Dister (1992), juga menjelaskan bahwa religiusitas adalah keadaan dimana

individu merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi yang menaungi

kehidupan manusia, dan hanya kepada-Nya manusia merasa bergantung dan

berserah diri. Semakin anusia mengakui adanya Tuhan dan kuasa-Nya, maka

semakin tinggi tingkat religiusitasnya.

Sedangkan Nashori dan Mucharram (2002), menjelaskan tentang definisi

religiusitas yaitu seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa

13 

Page 25: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  14

besar pelaksanaan ibadah dan kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas

agama yang dianutnya.

Menurut Jalaludin (2005) religiusitas merupakan bentuk pengalaman baik

berupa sikap maupun tindakan dari keberagamaan seseorang. Religiusitas adalah

keadaan dimana individu merasakan dan mengakui adanya kekuatan tertinggi

yang menanungi kehidupan manusia, dan hanya kepada-Nya manusia bergantung

dan berserah diri. Semakin manusia mengakui adanya kekuatan Tuhan dan

kekuasaan-Nya, maka akan semakin tinggi religiusitasnya.

Menurut Hidayat (2006), religiusitas merupakan penghayatan dan sikap

hidup seseorang berdasarkan nilai-nilai keagamaan yang diyakininya.

Pruyser (dalam Dister, 1988) berpendapat bahwa religiusitas lebih bersifat

personal dan mengatas namakan agama. Agama mencakup ajaran-ajaran yang

berhubungan dengan Tuhan, sedangkan Tingkat Religiusitas adalah perilaku

manusia yang menunjukkan kesesuaian dengan ajaran agamanya. Jadi

berdasarkan agama yang dianut maka individu berlaku secara religius.

Glock dan Stark (1974) menegaskan bahwa tingkat religius adalah sistem

simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan persoalan-persoalan yang dihayati

sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning)

2.1.2 Fungsi religiusitas

Fungsi religiusitas bagi manusia erat kaitannya dengan agama. Dister

(1988) mengemukakan ada empat fungsi (emosional-efektif, sosio-moral,

intelektual-kognitif dan psikologis) dari religiusitas, yaitu :

Page 26: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  15

1. Untuk mengatasi frustrasi

Tidak semua residen menjalani rehabilitasi dengan sukarela. Sebagian

besar dari mereka terpaksa melakukannya karena misalnya terjerat penyelidikan

dan penangkapan penyalahguna narkoba yang dilakukan oleh tim kepolisian.

Apapun alasan residen menjalani rehabilitasi, mereka telah dipaksa untuk keluar

dari zona aman. Perubahan fungsi-fungsi dan disiplin yang terpaksa mereka jalani

seringkali menimbulkan rasa putus asa dan frustrasi.

Psikologis mengobservasikan bahwa keadaan frustasi dapat menimbulkan

perilaku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi berusaha mengatasi frustasi

dengan membelokkan arah kebutuhan dan keinginkan yang dimiliki dari yang

bersifat keduniawian menuju keinginan kepada Tuhan, lalu mengharapkan

pemenuhan keinginan tersebut dari Tuhan. Manusia akan merasa tenang apabila

telah berserah diri kepada Tuhan karena merasa yakin bahwa Tuhan akan selalu

menolong setiap hamba yang membutuhkan sehingga dapat memberikan

ketentraman dihati setiap manusia yang sedang mengalami masalah. Disini

keyakinan tersebut ada karena seseorang memiliki kualitas pemahaman

keagamaan yang baik. Dengan adanya keyakinan seperti itu maka kehidupan yang

dilewati akan menjadi lebih tenang dan bahagia.

2. Untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib masyarakat

Dulu ada anggapan bahwa HIV/AIDS hanya menular di lingkungan

pelaku penyimpangan seksual (pelacur dan homoseksual), tetapi sekarang ternyata

bahwa tidak sedikit yang tertular HIV karena transfusi darah dan penggunaan

jarum suntik secara bergilir diantara pecandu narkoba/IDU (Injecction DrugUse).

Page 27: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  16

Angka kejadian ketularan HIV dikalangan pecandu narkoba yang menggunakan

jarum suntik (IDU) secara bergilir cukup tinggi. Penelitian diantara para IDU di

Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, menunjukkan bahwa 90% dari para

pecandu narkoba IDU tertlar HIV (BNN, 2004).

Manusia wajib untuk hidup bermoral, bukan hanya karena kehendak

Tuhan, tetapi juga demi diri dan suara hati manusia itu sendiri. Nilai-nilai moral

bersifat otonom, artinya nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran dan keteguhan hati

tetap berlaku tidak tampil dalam wujud fisik yang Nampak oleh mata. Ini berarti

manusia tidak dapat bergaul dengan Tuhan kalau manusia tidak hidup sesuai

dengan norma-norma moral. Oleh sebab itu, seseorang perlu menginternalisasikan

nilai-nilai agama agar dapat menciptakan dan mengamalkan nilai-nilai moral yang

otonom dan religiusitas yang berfungsi sebagai pengendali suara hati.

Pengguna Napza bukan hanya tidak sesuai dengan tatanan agama (Q.S. Al

Baqarah, 2. 219, dan Q.S. Al Quran Al Maidah, 5, 91), tetapi juga merupakan

pelanggaran hukum (Pasal 59, Undang-undang No.5, Tahun 1997, tentang

Psikotropika; Pasal 84, 85, dan 86, Undang-undang No. 22, Tahun 1997 tentang

Napza).

3. Untuk memuaskan intelektual yang ingin tahu

Terdapat sumber kepuasan dapat ditemukan dalam agama oleh intelek

yang ingin tahu, yaitu:

Agama dapat menyajikan pengetahuan rahasia yang menyelamatkan manusia dari

kejasmanian yang dianggap menghambat dan mengantarkan manusia kepada

kebosanan. Dengan menyajikan suatu moral agama memuaskan intelek yang ingin

Page 28: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  17

mengetahui apa yang harus dilakukan manisia dalam hidup agar mencapai tujuan

kehidupan manusia. Agama dapat memuaskan keinginan manusia yang mendalam

agar hidup manusia bermakna, sehingga manusia sekurang-kurangnya ikut

menyetir hidup yang dijalani dan tidak hanya diombang ambingkan saja oleh

gelombang kehidupan dan terbawa arus.

4. Untuk mengatasi ketakutan

Ketakutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ketakutan yang ada

objeknya seperti takut pada seseorang, hewan atau benda tertentu dan ketakutan

yang tidak ada objeknya seperti cemas hati. Ketakutan tanpa objek inilah yang

membingungkan manusia, namun apabila ketakutan itu menyertai frustasi, maka

secara langsung ketakutan tersebut mempengaruhi timbulnya kelakuan

keagamaan. Jadi ketakutan erat hubungannya dengan tendensi-tendensi

manusiawi yang dapat menimbulkan perilaku agama itu sehingga orang meyakini

bahwa Tuhan akan selalu dekat dengan setiap hambanya dan dapat melenyapkan

segala kecemasan hati.

Selain itu fungsi dari agama juga sebagai pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan yang ada didalam individu seperti yang di ungkapkan oleh Daradjat

(1982) yaitu agama sebagai kebutuhan psikis yang perlu dipenuhi.

Berbagai macam kebutuhan psikis yang perlu di penuhi dan berhubungan

dengan agama antara lain adalah :

a. Rasa kasih sayang

Merasa bahwa kita disayangi dan di cintai orang, akan membawa kepada

rasa bahagia. Tandanya bahwa kita dicintai orang antara lain kita diperhatiakan

Page 29: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  18

orang, dihargai, dan di tolong apabila kita mengalami kesusahan. Maka residen

yang merasa dicintai oleh orang banyak itu, akan merasa cintai pula kepada orang

pada umumnya, hidupnya tenang, karena ia tidak merasa dibenci dan dimusuhi.

Tapi bagi residen yang merasa tidak dicintai orang, hidupnya akan penuh dengan

kecurigaan, ia akan curiga kepada setiap tindakan orang, baik tindakan-tindakan

orang itu terlihat merugikan atau menguntungkannya. Karena ia berkeyakinan

bahwa orang tidak akan berbuat baik kepada orang yang dibencinya. Maka dalam

kesepian atau kehilangan kecintaan orang lain, residen akan merasa gelisah, sedih,

bahkan mungkin terganggu kesehatan jiwanya. Dalam keadaan seperti ini dia

membutuhkan seseorang yang berkuasa, yang cinta kepadanya untuk

mengimbangi kecintaan orang banyak yang telah hilang. Hal itulah yang

mendorong residen mencari yang berkuasa dan penyayang diluar dirinya sendiri.

Bagi residen yang telah mempunyai kepercayaan kepada Tuhan, persoalan itu

akan mudah, karena dalam agama, Tuhan tetap Maha Kuasa dan Maha Pengasih.

Itulah sebabnya, maka dalam Islam orang dianjurkan untuk membaca bismillah,

setiap memulai pekerjaan, untuk mengingatkan kepada dirinya, bahwa Tuhan

Maha Pengasih dan Penyayang. Kepada Tuhanlah ia mengharapkan kasih sayang

dan memohon perlindungan dari segala kejahatan.

b. Rasa aman

Rasa aman adalah kebutuhan jiwa yang paling penting dalam kehidupan

manusia. Setiap orang ingin merasa bahwa tidak ada ancaman apapun terhadap

dirinya. Disinilah peran agama sangat penting, ajaran agama memberikan jalan

kepada manusia untuk mencapai rasa aman, rasa tidak takut/cemas menghadapi

Page 30: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  19

hidup ini. Ajaran-ajaran agama menunjukkan cara-cara yang harus dilakukan dan

menjelaskan pula hal-hal yang harus ditinggalkan, supaya residen dapat mencapai

rasa aman selama hidup ini dan selanjutnya pula diajarkan bagaimana

mempersiapkan diri dengan perbuatan-perbuatan baik dan menjauhi tindakan-

tindakan yang menganggu kesenangan orang lain, supaya rasa aman nanti dialam

kedua tetap terjamin. Percaya dengan adanya Tuhan dan bahwa kekuasaan Tuhan

itu melebihi kekuasaan apapun di dunia ini, memberikan rasa aman kepada orang

yang percaya, bahwa Tuhan akan melindunginya dari segala bahaya, karena

Tuhan itu Maha Penyayang dan Pengasih. Inilah sebabnya maka residen yang

percaya Tuhan terlihat lebih tenang, tentram dan tidak merasa takut karena ia

merasa ada Tuhan yang akan melindunginya.

c. Rasa harga diri

Bagi residen yang percaya kepada Tuhan ia merasa bahwa dirinya dekat

dengan Tuhan, karena itu dengan sendirinya ia tidak akan kehilangan harga diri,

sebab ia berada dekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi.

Kurangnya penghargaan orang lain tidak akan banyak menyusahkan pikirannya

yang penting baginya, supaya ia selalu dapat memelihara perhatian Tuhan, maka

ia akan mencari kepuasan dengan berserah diri kepada Tuhan. Sedangkan bagi

orang yang berkuasa dan berpengaruhpun masih tetap membutuhkan kepercayaan

kepada Tuhan supaya ia dapat dengan tenang menghadapi orang-orang yang

kurang menghargainya.

d. Rasa bebas

Page 31: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  20

Orang yang sering memendam perasaan karena ketidakmampuan atau

ketakutannya dalam mengemukakan pendapat merupakan orang yang tidak

bebas.perasaan-perasaan semacam inilah yang membuat manusia yang tidak

mempunyai dasar agama yang kuat untuk mencari pelampiasan pada hal diluar

Tuhan, dalam hal ini melarikan diri pada Napza. Bagi orang yang mempunyai

kepercayaan kepada Tuhan akan dapatlah ia mengadukan perasaannya itu kepada

Tuhan, ia dapat berkata-kata langsung kepada Tuhan dalam sembahyang dan

do’anya, dia merasa bebas berbicara dengan yang paling berkuasa yaitu Tuhan.

Maka tekanan-tekanan perasaan yang mungkin dihadapinya dalam hidupnya

sehari-hari itu tidak akan membawanya kepada kegelisahan yang mendalam dan

menjatuhkannya kepada gangguan jiwa.

e. Rasa ingin mengenal

Kebutuhan akan mengenal itulah yang membawa kemajuan, yang

mendorong orang untuk mempelajari sesuatu yang bertemu dalam hidupnya,

itulah yang mendorong ahli-ahli, mahasiswa-mahasiswa, untuk membuat sebuah

penelitian supaya terjawab semua yang diragukan.

Namun masih banyak hal-hal yang tidak bisa dijawab dengan

penganalisaan ilmiah, misalnya mengapa orang tidak bisa memperpanjang umur

orang, tidak bisa mencapai apa yang diinginkannya (misalnya bentuk anak, laki-

laki atau perempuan, batas-batas kemampuan otak dan bakat).

Dalam hal ini, kepercayaan akan kebijaksanaan dan kekuasaan Tuhan

dibutuhkan, supaya orang bisa merasa tenang dan tenteram. Ia tidak akan

Page 32: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  21

menyebabkan kesehatan mentalnya terganggu, kalau banyak dari perhitungannya

secara logika gagal. Dan ia tidak pula menimbulkan kesalahan pada orang lain.

f. Rasa sukses

Setiap kegagalan membawa kepada rasa tidak enak, baik kegagalan itu

mengenai hal yang kecil dan remeh terlihatnya. Misalnya kegagalan dalam bidang

sehari-hari, baik dalam keluarga, dalam dinas maupun dalam masyarakat.

Kegagalan yang berulang-ulang itu akan membawa orang kepada rasa pesimis dan

putus asa, perasan putus asa itu akan membawa kepada hilangnya ketenangan jiwa

dan hilangnya pula rasa bahagia.

Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, akan lebih mudah baginya

menghadapi kegagalan dari pada orang yang tidak berTuhan. Karena tugas orang

yang berTuhan lebih ringan, ia tidak usah gelisah dan mengamuk ke sana-ke mari

atas kegagalan yang dialaminya, cukuplah ia kembali kepada kekuasaan Tuhan.

Mungkin ada hikmahnya dari Tuhan, makanya ia tidak berhasil pada waktu

tertentu.

Robert Nutin (dalam Mardiyatu, 2002) mengatakan bahwa manusia

merupakan makhluk religius, melakukan dan bertingkah laku sesuai dengan

agamanya. Individu yang beragama berarti memenuhi kebutuhannya, sehingga

menjadi puas, tenteram dan aman, individu yang demikian adalah individu yang

sehat. Individu yang sehat lebih mudah untuk melakukan penyesuaian diri secara

konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk dan menimbulkan

ketegangan dan kecemasan pada dirinya serta menerima kekecewaan untuk

dipakai sebagai pelajaran dikemudian hari.

Page 33: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  22

2.1.3 Dimensi-Dimensi Religiusitas

Glock & Stark (1974) mengatakan bahwa ada lima dimensi keberagamaan,

yaitu keyakinan (ideologis), penghayatan atau pengalaman (eksperiensial),

peribadatan atau praktik beragama (ritualistik), pengetahuan agama (intelektual),

dan pengamalan (konsekuensi).

1. Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius

berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran

doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat

kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian,

isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-

agama, tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.

Oleh karena itu hal ini mengindikasikan bahwa keyakinan adalah sebuah

dimensi dari sebuah agama bukan hanya untuk pegangan tapi juga sebagai

fondasi untuk meyakininya.

2. Dimensi Praktik Beragama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang

dilakukan orang-orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang

dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting, yaitu:

ritual dan ketaatan.

Page 34: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  23

Pertama, ritual. Mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan

formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para pemeluk

melaksanakan.

Kedua, ketaatan. Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada

perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas

publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan

persembahan dari kontemplasi personal yang relatif spontan, informal, dan

khas pribadi.

3. Dimensi Pengalaman

Dimensi ini berkaitan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika

dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu

akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan

terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan

kekuatan supranatural). Seperti yang telah kita kemukakan, dimensi ini

berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi dan

sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok

keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi walaupun kecil,

dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dengan

otoritas transendental.

4. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi pengetahuan agama mengacu kepada harapan bahwa orang-orang

yang beragama paling tidak memiliki sejumlah pengetahuan mengenai dasar-

Page 35: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  24

dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi. Dimensi

pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya.

Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan,

juga pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan.

5. Dimensi Konsekuensi Atau Pengamalan

Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang telah

dibahas diatas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan

keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana seharusnya berpikir dan

bertindak dalam kehidupan seseorang, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana

konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan

atau semata-mata berasal dari agama.

2.1.4 Sumber-sumber munculnya religiusitas

Melalui teori The Four Wishes yang dikutip oleh Jalaludin (1996)

mengemukakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat

macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia, yaitu :

a. Keinginan untuk selamat (security)

Keinginan untuk memperoleh perlindungan atau penyelamatan dirinya

baik berbentuk biologis maupun non biologis. Misalnya mencari makan,

perlindungan diri dan sebagainya.

b. Keinginan untuk mendapatkan penghargaan (recognation)

Page 36: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  25

Keinginan ini merupakan dorongan yang menyebabkan manusia

mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan di kenal orang lain. Serta

mendambakan dirinya untuk selalu menjadi orang yang terhormat dan

dihormati.

c. Keinginan untuk ditanggapi (Response)

Keinginan ini menimbulkan rasa ingin mencintai dan dicintai dalam

pergaulan

d. Keinginan akan pengetahuan atau pengalaman baru (New experience)

Keinginan ini menyebabkan manusia mengeksplorasi dirinya, serta selalu

ingin mencari pengetahuan dan pengalaman baru yang belum diketahui.

2.2 Kunjungan Keluarga

Metode TC (Therapeutic Community) merupakan salah satu modalitas

terapi dalam bentuk rehabilitasi residen jangka panjang yang dapat mencapai

jangka waktu satu tahun atau lebih (BNN, 2004).

Sasaran pelayanan rehabilitasi sosial melalui metode TC adalah:

1. Residen atau penyalahguna narkoba

2. Keluarga :

• Ayah, ibu, dan saudara-saudara residen

• Co-dependent, yaitu orang atau pihak lain yang saling

terkait/tergantung dengan residen

3. Komunitas yang sama dengan residen.

Page 37: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  26

Dalam menjalani program TC ini setiap residen akan melewati 4 (empat)

tahapan dimana setiap tahapan akan dilakukan suatu evaluasi, untuk mengetahui

kemajuan dari masing-masing residen untuk masuk ke tahapan berikutnya.

Pudji Hastuti (2003) menjelaskan proses pemulihan dari ketergantungan

zat merupakan proses yang harus dijalani seumur hidup seorang pecandu (long life

proses). Proses pemulihan itu sendiri melewati empat periode, yaitu:

1. Proses penerimaan (intake proses)

Pada proses ini residen datang ke panti dengan membawa tes urine negatif,

maka langsung dilakukan sesi wawancara, mengisi perjanjian yang telah

disepakati oleh orangtua dan residen lalu dilakukan penggeledahan barang

bawaan residen (SPOT CHECK).

2. Tahap Awal (Primary Stage)

Tahap ini dilakukan selama kurang lebih 6-9 bulan yang terdiri dari tahap-

tahap sebagai berikut :

a) Younger member

Pada tahap ini residen diwajibkan mengikuti aturan-aturan yang ada dan

bila melakukan kesalahan akan diberikan sangsi tapi masih diberikan

toleransi-toleransi dengan batasan tertentu.

Pada tahap ini residen boleh dikunjungi keluarganya selama 2 minggu satu

kali dan menerima telepon dengan didampingi salah satu senior atau

pekerja sosial.

b) Middle Peer

Page 38: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  27

Pada tahap ini residen telah diberikan sanksi sepenuhnya dan dapat

berperan sebagai pendamping (buddy) bagi residen yang baru masuk.

Pada tahap ini residen boleh meninggalkan panti dengan didampingi orang

tua dan senior secara bertahap mulai 4-12 jam.

c) Older Member

Pada tahap ini, bila melakukan kesalahan sanksi yang diberikan

dilaksanakan sepenuhnya tanpa toleransi.

Pada tahap ini residen sudah boleh meninggalkan panti selama 24 jam

dengan didampingi keluarga dan senior pendamping (weekend with

companion), atau dengan teman satu angkatan maksimal 8 jam (day with

peers), boleh juga selama 24 jam bersama orang tua saja (weekend alone)

3. Tahap Lanjutan (Re-entry Stage)

Tahap ini merupakan proses lanjutan setelah tahap primer dengan tujuan

mengembalikan residen kedalam kehidupan masyarakat (resosialisasii) pada

umumnya. Tahap ini dilaksanakan selama 3 sampai dengan 6 bulan.

4. Bimbingan Lanjutan (Aftercare Program)

Program yang ditujukan bagi eks residen /alumni program ini dilakukan diluar

panti dan diikuti oleh semua angkatan di bawah suvervisi dari staf re-entry.

Tempat pelaksanaan disepakati bersama.

Peran keluarga maupun masyarakat diperlukan dalam proses rehabilitasi.

Hal ini sangat penting mengingat pada akhirnya mereka harus kembali kepada

keluarga dan masyarakat yang dekat dalam kehidupannya.

Page 39: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  28

Peran keluarga maupun orang-orang terdekatnya dibagi menjadi 3 (tiga)

bentuk kegiatan yaitu :

a) Family Visit (kunjungan keluarga)

Dalam kegiatan ini residen yang sudah disetujui untuk bertemu dengan orang

tua, boleh dikunjungi oleh orang tua/wali sesuai waktu yang telah ditentukan

pada umumnya 2 (dua) minggu sekali.

b) Family Support Group/FSG (kelompok dukungan keluarga)

Kegiatan ini merupakan pertemuan antara orang tua residen saja, di mana

mereka dapat berbagi perasaan, pengalaman dan harapan mereka pada

umumnya dilakukan 2 (dua) minggu sekali.

c) Family Saturday (hari sabtu bersama keluarga)

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh orang tua/wali residen dengan seluruh staf.

Kegiatan berbentuk seminar dan kelompok-kelompok diskusi dengan topic-

topik seputar masalah ketergantungan dan hubungan keluarga, dilakukan

sekali sebulan pada hari sabtu.

Hampir setiap masalah yang dialami individu timbul saat berhubungan

dengan konteks sosial, baik dalam pergaulan, pekerjaan maupun dalam keluarga.

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu komunitas, sehingga jika ada salah

seorang yang mengembangkan suatu masalah, maka setiap orang akan

terpengaruh. Karena itu, kalau permasalahan berkembang, maka akan diperlukan

terapi sebagai suatu unit usaha untuk menanganinya.

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan

manusia (Gerungan, 2004).

Page 40: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  29

Menurut Rodin & Salovet (dalam Smet, 1994) pasangan hidup dan

keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini kunjungan keluarga yang dimaksud adalah seberapa besar

perhatian yang diberikan keluarga dalam bentuk kunjungan ke pusat rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional tempat residen menjalani rehabilitasinya.

Seseorang sangat membutuhkan dukungan sosial dalam proses

penyembuhan atau pemulihan, apalagi seseorang yang sedang menjalani

rehabilitasi ketergantungan narkoba. Harry Stack Sullivan (dalam Jalaludin, 2005)

memaparkan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena

keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri

kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan

menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita.

Dalam BNN (2004), pengobatan dan rehabilitasi narkoba juga

membutuhkan dukungan dalam penelitian ini diwujudkan dalam bentuk

kunjungan keluarga terhadap residen selama menjalani proses rehabilitasi,

perhatian serta keterlibatan orang tua residen.

Dalam banyak kasus, bahkan mungkin hampir semua, kebanyakan

pecandu narkoba tidak berusaha mencari penanganan bagi diri mereka sendiri.

Mereka yang tidak berusaha mendapatkan penanganan cenderung menjadi

penyalahguna berat yang menyangkal dampak negatif kokain bagi hidup mereka

dan terperangkap dalam lingkungan sosial yang gagal mendukung mereka untuk

sembuh. Saat mereka datang untuk penanganan, membantu mereka melewati

gejala putus zat biasanya cukup mudah seperti yang kita lihat. (Nevid, 2005).

Page 41: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  30

2.3 Religiusitas Residen

Sesi agama merupakan salah satu dari 5 pilar (five pillars) dalam program

Therapeutic Community yang ada dalam program rehabilitasi pada pusat

rehabilitasi BNN Lido-Sukabumi. Religious session atau sesi agama merupakan

suatu metode untuk meningkatkan nilai-nilai dan pemahaman agama dengan

memanfaatkan pertemuan-pertemuan keagamaan. (BNN, 2009).

Spiritualitas dalam TC berkembang secara alami dan bukan desain. Ini

merupakan tanggapan atas desakan batin dari residen untuk mencari iman yang

lebih besar dimana ia dapat temukan jangkar keyakinan barunya di kekuatan

positif kehidupan.

Dalam meninjau kembali kehidupan residen, mudah menemukan bahwa

ini adalah kehidupan yang penuh kehampaan, khususnya untuk yang lebih

mementingkan mengejar kepuasan pribadi yang sudah diluar kendali. Untuk

meringankan perasaan bersalah yang luar biasa dan rasa malu yang biasanya

menyertai gaya hidup residen, ia hidup dari penyangkalan lengkap dari ketidak

berdayaan dan kesia-siaan mengejar realitas. Residen yang tertangkap dalam

jarring kecanduan akan menghabiskan hari-harinya dan berputar terletak pada

dirinya sendiri untuk membnarkan keberadaanya. Dia hidup di kehidupan yang

statis dan tanpa kualitas. Dengan adanya latar belakang keberadaan residen masa

lalu, itu agak mudah untuk memahami keinginan memeluk suatu ideal yang lebih

besar dari dirinya sendiri, ketika ia akhirnya secara serius memulai kedalam

kehidupan yang tenang.

Page 42: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  31

Ada tiga tahap pembangunan spiritual yang diterapkan pada program TC

(BNN, 2009):

1. Membumi

2. Pengondisian yang diciptakan oleh struktur kaku TC membentuk fondasi bagi

residen dapat belajar untuk berfungsi secara efektif dalam “tujuan dan hasil”

lingkungan berorientasi TC.

3. Penebusan Kembali

Pada tahap ini, residen telah menetap ke rutinitas masyarakat. Menyediakan

latar belakang bagi residen untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan dengan

masa lalunya.

4. Pencarian

Ini periode refleksi diri, pertanyaan yang lebih besar arti dan tujuan hidup

seseorang: sebuah pencarian makna pribadi, untuk sebuah daya dorong yang

mungkin lebih memiliki kepatuhan akan kekuasaan dari pada mengejar

neorotik obat tinggi.

5. Pencarian Untuk Hubungan

Residen telah menemukan dirinya, dia telah sesuai dalam naik-turunnya

kehidupan, tetapi ia telah belajar untuk menerima mereka sebagai bagian dari

realitas dan menangani penderitaannya dengan tepat, mencari bantuan jika

diperlukan atau bergantung pada dirinya sendiri jika dia bisa.

Untuk menjaga apa yang diberikan, residen harus pergi kepada orang lain

dalam semangat berbagi. Tingkat partisipasi keluarga dapat ditempatkan pada

bayangan terakhir sekali yang selalu terlibat.

Page 43: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  32

Pemulihan pecandu narkoba menurut Wilis (2001) adalah dengan

melibatkan elemen keluarga atau orang-orang terdekat. Pemulihan pecandu

narkoba dengan mengoptimalkan fungsi keluarga itu memungkinkan hasil-hasil

sebagai berikut : tumbuh pada diri klien perasaan percaya diri, tidak menyalahkan

pihak luar, mengambil tanggung jawab atas perbuatan sendiri dengan sadar atas

resikonya, mendapat penghargaan dari lingkungan sehingga tumbuh motivasi

untuk hidup baik, merasa sebagai anggota masyarakat yang beragama, dan

akhirnya tumbuh sifat kepemimpinan terhadap diri, keluarga dan masyarakat

dengan moral-religius yang baik.

2.4 Kerangka Berfikir

Sesuatu yang memabukan jika dipandang dari sudut religiusitas adalah

sebagai sesuatu yang haram dan harus dihindarkan karena selain mengganggu

kejiwaan juga berdampak buruk pada fisik.

Indonesia sebagai Negara pancasila adalah Negara beragama yang

tergambarkan pada pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap

warga negara diberi kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Dalam

masa perkembangan individu di Indonesia yang memiliki semangat religiusitas,

rata-rata individu sudah mendapatkan bekal dan nilai religiusitas baik dari sekolah

maupun orang tua.

Saat penyalahguna narkoba memutuskan untuk menjalani program

pemulihan atau rehabilitasi , banyak permasalahan baru yang harus dihadapinya.

Diantaranya masalah psikis yang terjadi saat seorang penyalahguna narkoba atau

Page 44: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  33

residen mengalami masa putus zat, atau saat residen harus beradapasi dengan

lingkungan baru. Masa-masa peralihan atau perawatan yang dijalaninya, residen

membutuhkan kunjungan baik moral maupun spiritual untuk dapat melewati

kondisi berat itu.

Kunjungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam

mengembalikan kesehatan fisik dan mental seseorang. Perawatan orang tua yang

penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama

maupun social budaya, yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk

mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Tidak

hanya sehat secara jasmani namun juga rohaninya agar tidak ada keinginan untuk

kembali menggunakan narkoba setelah residen dinyatakan sembuh serta kembali

pada lingkungannya semula.

Sebagai makhluk yang ber-Tuhan, maka menuju agama merupakan suatu

cara atau usaha yang dapat dilakukan individu untuk mengatasi tuntutan yang ada.

Menurut Ancok (1994) religiusitas adalah pembicaraan mengenai pengalaman

atau fenomena yang menyangkut hubungan antar agama dengan penganutnya atau

suatu keadaan yang ada didalam diri seseorang (penganut agama) yang

mendorongnya untuk bertingkah laku yang sesuai dengan agamanya. Karena

religiusitas seseorang tidak hanya dinilai dari apa yang dilakukannya secara ritual

semata, akan tetapi dilihat dari perilaku yang muncul dan nampak sehari-hari, dari

sini maka akan nampak religiusitas seseorang. Religiusitas seseorang dapat dilihat

dari lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktek agama, dimensi

pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dimensi pengamalan.

Page 45: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  34

Dengan adanya kunjungan keluarga, diharapkan tingkat religiusitas

pecandu narkoba atau residen dapat berkembang. Dimana adanya harmonisasi

antara kunjungan keluarga dan bertambahnya tingkat religiusitas residen akan

semakin memudahkan proses penyembuhan residen itu sendiri.

Sadar akan fenomena ini dan betapa pentingnya kaitan antara tingkat

religiusitas dan dukungan dari keluarga dalam mencegah individu di balai

rehabilitasi untuk kembali menggunakan narkoba.

Dari uraian di atas tergambar jelas bahwa seharusnya tingkat religiusitas

dan dukungan dari keluarga dapat mencegah individu yang mengalami

ketergantungan narkoba untuk kembali menggunakannya.

Page 46: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  35

2.1. Bagan kerangka berfikir

Residen Narkoba di Badan Narkotika Nasional (BNN)

Lido-Sukabumi

Kunjungan keluarga

Dilihat dari intensitas kunjungan keluarga selama

sebulan (lebih dari 1x)

fungsi religiusitas residen

1. untuk mengatasi frustrasi.

2. untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib masyarakat.

3. untuk memuaskan intelektual yang ingin tahu.

4. untuk mengatasi ketakutan.

Tingkat Religiusitas Residen diukur dengan dimensi-dimensi

agama Glock&Stark(1974) 1. Keyakinan 2. Praktik ibadah 3. Ritualistik 4. Pengetahuan agama 5. Pengamalan

Perbedaan Religiusitas Residen Narkoba Di Badan Narkotika Nasional Lido Sukabumi yang mendapat

kunjungan keluarga dan yang tidak mendapat kunjungan keluarga

Page 47: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  36

2.5. Hipotesis

Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Hipotesis alternatif (Ha) : “Ada perbedaan tingkat religiusitas antara residen napza

yang mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat kunjungan

dari keluarga”

Hipotesis nihil (Ho): “Tidak ada perbedaan tingkat religiusitas antara residen

napza yang mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat

kunjungan dari keluarga”

Page 48: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan jenis penelitian yang digunakan, meliputi

pendekatan penelitian dan metode penelitian, variable penelitian, pengambilan

sampel, serta pengumpulan data, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.

3.1 Pendekatan Dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan

dimana data yang dihasilkan dari hasil penelitian adalah berwujud data kuantitatif

atau berbentuk bilangan (Arikunto, 2002). Tujuan menggunakan pendekatan

penelitian ini adalah untuk menarik kesimpulan dari variabel penelitian dengan

menggunakan statistik.

Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah komparatif, yaitu untuk

melihat perbedaan tingkat religiusitas residen narkoba di Badan Narkotika

Nasional yang mendapat kunjungan dari keluarga dan yang tidak mendapat

kunjungan keluarga.

3.2 Variable penelitian

Variabel adalah objek atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian pada

sebuah penelitian (Arikunto, 2002).

Variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

Y : Tingkat religiusitas residen

X : Kunjungan keluarga

37

Page 49: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

38

3.3 Definisi konseptual dan definisi operasional variabel

Tingkat religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil skor

yang diperoleh dari respon terhadap skala tingkat religiusitas yang berdasarkan 5

dimensi yang diambil dari teori Glock dan Stark, yaitu dimensi keyakinan,

praktek agama, pengetahuan agama, pengamalan, dan pengalaman agama/

ritualistik.

Kunjungan keluarga yaitu kunjungan yang dilakukan keluarga selama

residen menjalani rehabilitasi sesuai dengan program rehabilitasi yaitu sekali

selama dua minggu.

3.4 Subjek Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi menurut Arikunto (2002) adalah keseluruhan subjek penelitian.

populasi yang digunakan adalah residen Narkoba di Badan Narkotika Nasional

(BNN) Lido-Sukabumi. Penelitian dilaksanakan tanggal 21 September 2010.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan dimaksudkan

untuk menggeneralisasi atau mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu

yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 1996). Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 60 orang.

Jumlah sampel tersebut sudah dapat mewakili populasi karena menurut

Sevilla (1993), bahwa jumlah sampel minimal suatu penelitian kausal komparatif

adalah 15 responden perkelompok

Page 50: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

39

3.4.3 Teknik pengambilan sampel

a) Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini

adalah Purposive Sampling Technique (pengambilan sampel dengan

tujuan tertentu). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara pengambilan

sampel didasarkan atas tujuan tertentu (Akurinto, 2002). Dalam

penelitian ini, jumah sampel yang akan diambil adalah 60 orang

residen terdiri dari (1) Fase Younger, yaitu residen yang sudah

mengikuti program dengan proaktif, artinya ia telah dengan aktif

mengikuti program yang ditetapkan oleh lembaga (2) Fase Middle,

yaitu residen sudah bertanggung jawab pada sebagian pelaksanaan

operasional lembaga.(Fase Older), yaitu residen sudah bertanggung

jawab pada staf dan lebih bertanggung jawab terhadap keseluruhan

operasional lembaga dan bertanggung jawab terhadap residen yunior

(BNN,2004).

3.5 Pengumpulan Data Dan Instrumen Pengumpulan Data

Arikunto (2002) instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan

oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah. Penulis menggunakan skala sebagai instrumen pengumpul

data.

Page 51: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

40

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu dengan skala

religiusitas. Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan tolak ukur religiusitas

yang diambil dari 5 dimensi teori Glock & Stark, yaitu :

1. Keyakinan

2. Praktek agama

3. Pengalaman/penghayatan

4. Pengetahuan agama

5. Pengamalan

Alat yang digunakan sebagai pengumpul data adalah skala model Likert

berupa kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).

Jenis kuesioner yang digunakan bersifat tertutup yang berisi pernyataan,

responden dapat langsung memilih jawaban yang telah disediakan. Alternatif

jawaban yang tersedia dapat berfungsi untuk memperjelas dimensi yang dicari

dalam penelitian serta mendorong responden untuk menentukan jawabannya,

sehingga hasil dapat dianalisa dengan cepat dan mudah. Dengan menggunakan

skala sikap model Likert, peneliti menetapkan penskoran dari 1-4 dengan tidak

menggunakan jawaban tengah (netral atau ragu-ragu). Dalam skala Likert

digunakan peneliti membagi dua katagori item pernyataan favorable dan

unfavorable dan menentukan bobot nilai.

Page 52: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

41

Tabel 3.1

Bobot nilai

KODEBOBOT

Favorable Unfavorable

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

Tabel 3.2

Skala Tingkat Religiusitas

No. Aspek Indikator Item

JumlahFavorabel Unfav

1.

Keyakinan

• Meyakini adanya Tuhan

• Menyakini adanya Nabi dan Rasul.

• Menyakini penjelasan didalam kitab-kitab.

• Menyakini adanya hari kiamat.

21 3

2, 23

1, 22

24

7

2.

Ibadah (Praktek Agama).

• Membaca kitab suci

• Menghadiri peribadahan

• Membaca doa

25 5, 27

7, 28

4, 26 6 8

9

Page 53: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

42

3.

Pengalaman/

ritualistik

• Perasaan tentram

• Bersyukur

• Perasaan dekat

dengan Tuhan

• Pengakuan

terhadap

kebesaran Tuhan

9

11

13

14, 30

10

12

29

15

9

4.

Pengetahuan

Agama/ intelektual

• Tradisi-tradisi

keagamaan..

16 17, 31

3

5.

Pengamalan (Amal).

• Berperilaku baik

terhadap sesama

• Menolong orang

lain

• Berkata benar

atau jujur

• Bertanggung

jawab

32

34

36

19

33

35

18

20

8

Jumlah 36

3.6 Penilaian dan Skoring Instrumen

Untuk uji instrumen yang telah dibuat, peneliti melaksanakannya di tempat

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional yang terletak di daerah Lido, Sukabumi

yang berjumlah 30 responden dengan jumlah item sebanyak 60 butir pada try out

yang dilaksanakan pada tangal 28 Agustus 2010, sedangkan pelaksanaan

penelitian dilakukan pada tanggal 21 September 2010.

Page 54: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

43

3.7 Uji Reliabilitas Skala

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah (Azwar, 2003).

Uji reliabilitas (keajegan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk –

konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

bentuk kuesioner.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dari item tersebut, peneliti

menggunakan sistem komputerisasi program SPSS 13.0 for Windows. Tinggi atau

rendahnya reliabilitas yang dihasilkan dilihat dari kaidah reliabilitas Guilford dan

pendapat Azwar (2003) yang menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien

reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti semakin baik, begitu juga sebaliknya. Hal

tersebut terlihat di bawah ini:

Tabel 3.3

Kaidah Koefisien Reliabilitas Guilford

Koefisien Kriteria

> 0,90 Sangat Reliabel

0,70 – 0,89 Reliabel

0,49 – 0,69 Cukup Reliabel

0,20 – 0,39 Tidak Reliabel

Page 55: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

44

Setelah dilakukan uji coba (try out) pada instrument yang telah dibuat,

peneliti menyebarkan angket pada residen narkoba di BNN Lido, Sukabumi pada

tanggal 28 Agustus 2010, dengan menyebarkan 30 angket pada subyek penilitian.

Dari 60 item yang diuji cobakan terdapat 24 item yang gugur atau tidak

valid, antara lain item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 21,

26, 27, 29, 31, 33, 35, 36, 39, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 56, 58, 59, 60.

Setelah diuji cobakan diperoleh item yang memenuhi kriteria dengan

jumlah responden 30 dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan item yang valid

atau yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya berjumlah 36 item, yaitu

nomor : 9, 13, 15, 17, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 30, 32, 34, 37, 38, 40, 44, 49, 50, 51,

52, 53, 54, 55, dan 57.

Berdasarkan data try out diperoleh beberapa item yang valid kemudian

diuji reliabilitasnya dengan menggunakan sistem komputerisasi program SPSS

13.0 for windows. Hasil reliabilitas untuk skala tingkat religiusitas ketika try out

diperoleh alpha cronbach sebesar 0.853 dan pada penelitian diperoleh 0.844,

dengan kata lain kedua nilai reliabilitas termasuk dalam kategori reliabel.

3.8 Teknik Analisa Data

Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan tingkat religiusitas

pada residen narkoba yang mendapat kunjungan keluarga dan yang tidak

mendapatkan kunjungan keluarga, metode statistik yang digunakan adalah t-test

dengan taraf signifikan 5%.

Page 56: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

45

Alasan peneliti menggunakan rumus ini adalah karena t-test atau uji t

digunakan untuk mengamati perbedaan antara rata-rata dua sampel yang tidak

berhubungan satu sama lain. Uji t digunakan khusus untuk menentukan apakah

ada perbedaan yang signifikan rata-rata dari dua kelompok yang diamati (Sevilla,

1993).

3.9 Prosedur Penelitian

Untuk mendapatkan data yang baik maka dibutuhkan suatu prosedur

penelitian yang sudah dirancang dengan baik dan se-efisien mungkin, prosedur

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. dimulai dengan perumusan masalah

b. menentukan variabel penelitian

c. melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teoritis yang tepat mengenai variabel peneliti

d. menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam landasan penelitian ini. Yaitu skala religiusitas Glock & Stark

e. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam uji coba penelitian ini, yaitu skala tingkat religiusitas dengan jumlah

pernyataan sebanyak 60 item.

Page 57: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

46

2. Tahap pengambilan data

Pelaksanaan try out ini dilakukan selama 1 hari pada tanggal 28 Agustus

2010, sedangkan pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 21 September

2010. Berikut ini langkah-langkah penelitian yang dilalui :

a. menentukan sampel penelitian dan melakukan konfirmasi dengan pihak

Badan Narkotika Nasional.

b. memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi angket

c. melaksanakan pengambilan data dengan memberikan angket yang telah

disiapkan kepada responden penelitian yang memiliki karakter sesuai

dengan kriteria responden. Kuesioner disebarkan kepada 60 responden

3. Tahap pengolahan data

a. melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden

b. menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, lalu membuat

tabel data

c. melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik, yaitu

dengan menggunakan SPSS versi 13.00 untuk menguji hipotesis

penelitian.

Page 58: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

BAB 4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian religiusitas dan kunjungan

keluarga residen narkoba di pusat rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido-

Sukabumi. Secara rinci bab ini mengulas mengenai gambaran umum responden,

deskripsi skor responden, dan uji hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu residen

yang mendapatkan kunjungan keluarga selama proses rehabilitasi dan yang tidak

mendapatkan kunjungan keluarga. Masing-masing kelompok berjumlah 30

responden, sehingga jumlah seluruh responden adalah 60 residen rehabilitasi

Badan Narkotika Nasional di Lido, Sukabumi.

Gambaran umum responden dalam penelitian ini akan diuraikan secara

rinci di bawah ini berdasarkan jenis kelamin dan usia

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Mendapat Kunjungan Tidak Mendapat Kunjungan

Frekuensi % Frekuensi %

Laki-laki 27 90% 26 86.7%

Wanita 3 10% 4 13.3%

Jumlah 30 100% 30 100%

47

Page 59: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

48

Dari hasil persentase di atas, maka dapat diketahui bahwa responden

dalam penelitian ini berasal dari jenis kelamin yang berbeda. Terdiri dari 27 orang

(90%) berjenis kelamin laki-laki dan 3 orang (10%) berjenis kelamin wanita yang

mendapat kunjungan dari keluarga, sedangkan responden yang tidak mendapat

kunjungan dari keluarga terdiri dari 26 orang (86.7%) laki-laki, dan 4 orang

(13.3%) wanita.

Tabel 4.2

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase

1. 20-30 tahun 33 55%

2. 31-40 tahun 18 30%

3. 41-52 tahun 9 15%

Total 60 100%

Berdasarkan hasil persentase di atas, maka dapat diketahui bahwa responden

dalam penelitian ini berasal dari rentang usia yang berbeda. Usia dari 20-30 tahun

sebanyak 33 orang (55%), usia dari 31-40 tahun sebanyak 18 orang (30%) dan

usia 41-52 tahun sebanyak 9 orang (15%) Dalam penelitian ini, responden yang

banyak digunakan adalah rentang usia 20-30 tahun.

4.2 Deskripsi Skor Responden

Deskripsi statistik skor skala tingkat religiusitas pada residen yang mendapat

kunjungan keluarga dan yang tidak mendapat kunjungan keluarga , yang diperoleh

pada penelitian sebelum dikategorisasikan dapat dilihat pada table berikut : 

 

Page 60: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

49

Table 4.3

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Tingkat Religiusitas didukung keluarga 30 94.00 123.00 105.5667 8.42710

Tingkat Religiusitas tidak didukung keluarga 30 78.00 107.00 95.5333 7.45438

Diketahui berdasarkan tabel diatas diketahui pada responden yang

mendapat kunjungan keluarga jumlah skor terendah religiusitas residen adalah 94,

skor tertinggi 123, dan nilai rata-rata 105.5667. Kemudian skor religiusitas residen

yang tidak mendapat kunjungan keluarga terendah adalah 78 dan skor tertinggi

adalah 107 dengan nilai rata-rata 95.5333

4.2.1 Deskripsi Skor Tingkat Religiusitas Residen Yang Mendapat

Kunjungan Keluarga

Untuk deskripsi skor tingkat religiusitas residen yang mendapat kunjungan

keluarga, peneliti membuat tiga kategori skor yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Tabel 4.4

Skor perolehan tingkat religiusitas yang mendapat kunjungan dari keluarga

Skor Perolehan

Skor maksimum 110

Skor minimum 100

Standar deviasi 5

Mean 105

Page 61: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

50

Tabel 4.5

Tingkat Religiusitas Residen Yang Mendapat Kunjungan Keluarga

Kategorisasi Klasisfikasi sebaran Interval Frek Persentase

Rendah X ≤ (M - 1SD) X < 100 9 30.0 %

Sedang (M + 1SD) ≤ x ≤ (M – 1SD) 100≤ X ≤110 8 26.7 %

Tinggi X ≥ (M + 1SD) X > 110 13 43.3 %

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel responden di atas, apabila responden mendapatkan total

skor di bawah 101 maka kategori tingkat religiusitas residen yang mendapat

kunjungan keluarga berada pada taraf rendah, apabila skor responden berada pada

102-108, maka responden memiliki tingkat religiusitas yang sedang, dan jika

responden berada di atas 109, maka responden memiliki tingkat religiusitas yang

tinggi.

Hasil kategorisasi tingkat religiusitas pada residen yang mendapat

kunjungan keluarga diperoleh pada kateori rendah 9 orang (30%), kategori sedang

8 orang (26.7%) dan kategori tinggi 13 orang (43.3%).

4.2.2 Deskripsi Skor Tingkat Religiusitas Residen Yang Tidak Mendapat

Kunjungan Dari Keluarga

Untuk deskripsi skor tingkat religiusitas residen yang tidak mendapat

kunjungan keluarga, peneliti membuat tiga kategori skor yaitu rendah, sedang dan

tinggi.

Page 62: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

51

Tabel 4.6

Skor perolehan tigkat religiusitas yang tidak\

mendapat kunjungan dari keluarga

Skor Perolehan

Skor maksimum 99

Skor minimum 91

Standar deviasi 4

Mean 95

Tabel 4.7

Tingkat Religiusitas Residen Yang Tidak Mendapat

Kunjungan Dari Keluarga

Kategorisasi Klasisfikasi sebaran Interval Frek Persentase

Rendah X ≤ (M - 1SD) X < 91 12 40.0 %

Sedang (M + 1SD) ≤ x ≤ (M – 1SD) 91≤ X ≤ 99 11 36.7 %

Tinggi X ≥ (M + 1SD) X > 99 7 23.3 %

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel responden tersebut, apabila responden mendapatkan

total skor di bawah 91 maka kategori tingkat religiusitas residen yang tidak

mendapat kunjungan keluarga berada pada taraf rendah, apabila skor responden

berada pada 90-98, maka responden memiliki tingkat religiusitas yang sedang,

dan jika responden berada di atas 99, maka responden memiliki tingkat

religiusitas yang tinggi.

Hasil kategorisasi tingkat religiusitas pada residen yang tidak mendapat

kunjungan keluarga diperoleh pada kategori rendah 12 orang (40%), kategori

sedang 11 orang (36.7%) dan kategori tinggi 7 orang (23.3%).

Page 63: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

52

4.3 Hasil Umum Penelitian

Berikut ini hasil uji-t dari skor tingkat religiusitas pada residen narkoba

yang mendapat kunjungan keluarga dan yang tidak mendapatkan kunjungan

keluarga dapat dilihat pada tabel 12.

H0 diterima jika t hitung < t tabel ; p value > 0.05

H1 diterima jika t hitung > t tabel ; p value < 0.05

Tabel 4.8

Nilai Uji-t

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Tingkat Religiusitas

Equal variances assumed

1.266 .265 4.836 58 .000 9.93333 2.05413 5.82154 14.04513

Equal variances not assumed

4.836 57.149 .000 9.93333 2.05413 5.82023 14.04643

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa t-hitung skala religiusitas sebesar

4.836 dengan probabilitas 0.00 sedangkan taraf signifikansi yang digunakan

adalah 5% atau 0.05. dari hasil tersebut dapat disebutkan bahwa signifikasi yang

diperoleh 0.00 < 0.05 maka dengan ini hipotesis nihil (H0) yang menyatakan

bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada residen narkoba yang

mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat kunjungan dari

keluarga ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (H1) diterima, yang

artinya terdapat perbedaan tingkat religiusitas antara residen narkoba yang

mendapat kunjungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat kunjungan dari

keluarga.

Page 64: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

53

Dari hasil uji-t yang dilakukan, telah diketahui bahwa terdapat perbedaan

tingkat religusitas antara residen yang mendapat kunjungan keluarga dengan yang

tidak mendapat kunjungan keluarga. Sementara itu, jika dilihat dari perolehan

mean (rata-rata) masing kelompok, dimana pada residen yang mendapat

kunjungan keluarga rerata yang diperoleh adalah sebesar 105.4667, sedangkan

pada residen yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga sebesar 95.5333,

berdasarkan nilai rata-rata ini, tampak bahwa pada residen yang mendapat

kunjungan keluarga memiliki tingkat religiusitas yang lebih tinggi dibandingkan

residen yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga. Dengan demikian, terdapat

perbedaan tingkat religiusitas pada residen yang mendapat kunjungan dengan

yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga.

4.4 Hasil Utama Penelitian (Analisis data berdasarkan dimensi-dimensi

religiusitas)

Hasil utama ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar dimensi

religiusitas. Dalam mengolah data ini menggunakan uji-t (t-test) juga dengan taraf

signifikansi 5% (0.05) .

Signifikan : p value < 0.05

Tidak Signifikan : p value > 0.05

Page 65: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

54

1. Dimensi Keyakinan

Tabel 4.9

Group Statistics Keyakinan

N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

Keyakinan

Didukung keluarga 30 20.6333 2.20475 .40253

tanpa kunjungan keluarga

30 18.7000 2.23066 .40726

Hasil penghitungan skor rerata aspek keyakinan religiusitas didapat nilai

rerata keyakinan pada kelompok sampel yang berasal dari residen yang mendapat

kunjungan keluarga (20.6333) lebih besar daripada rerata pada kelompok sampel

yang tidak mendapat kunjungan keluarga (18.7). Berdasarkan perbedaan skor

rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan pada aspek

keyakinan. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut;

Tabel 4.10

Independent Samples Test Keyakinan

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Keyakinan

Equal variances assumed

.432 .514 3.376 58 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956

Equal variances not assumed

3.376 57.992 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956

Page 66: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

55

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik

Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 3.376 dengan p value

sebesar 0.001 dengan nilai taraf signifikansi 5%/0.05. Karena nilai t hitung yang

didapat dan p value < 0.05 (0.01< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan keyakinan yang signifikan antara residen yang mendapat kunjungan

dengan yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga.

2. Dimensi Praktik Ibadah

Tabel 4.11

Group Statistics Praktik Ibadah

Residen N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Praktik Ibadah

Didukung keluarga 30 25.6000 2.69866 .49271

tanpa kunjungan keluarga

30 24.3667 2.52550 .46109

Hasil penghitungan skor rerata dimensi praktik ibadah didapat nilai rerata

praktik ibadah pada kelompok sampel yang berasal dari residen yang mendapat

kunjungan (25.6) yang lebih besar dari rerata pada kelompok residen yang tidak

mendapat kunjungan (24.3667). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut

kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan pada aspek praktik ibadah.

Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut;

Page 67: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

56

Tabel 4.12

Independent Samples Test Praktik Ibadah

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Praktik Ibadah

Equal variances assumed

.099 .754 1.828 58 .073 1.23333 .67481 -.11744 2.58411

Equal variances not assumed

1.828 57.747 .073 1.23333 .67481 -.11757 2.58423

 

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik

Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 1.828 dengan p value

sebesar 0.073 dengan nilai taraf signifikansi 5% /0.05. Karena p value > 0.05

(0.73 > 0.005), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada apek praktik ibadah antara residen yang mendapat kunjungan

dengan yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga.

3. Pengetahuan Agama

Tabel 4.13

Group Statistics Pengetahuan Agama

Residen N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Pengetahuan agama

Didukung keluarga 30 8.7667 1.27802 .23333

tanpa kunjungan keluarga

30 7.8667 .97320 .17768

Page 68: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

57

Pada hasil penghitungan skor rerata dimensi Pengetahuan Agama didapat

nilai rerata Pengetahuan Agama pada kelompok sampel dari residen yang

mendapat kunjungan keluarga (8.7667) lebih besar daripada nilai rerata pada

kelompok sampel dari residen yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga

(7.8667). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut kemudian hendak diketahui

apakah terdapat perbedaan pada aspek pengetahuan agama antara residen yang

mendapat kunjungan dengan residen yang tidak mendapat kunjungan dari

keluarga. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut;

Tabel 4.14

Independent Samples Test Pengetahuan Agama

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pengetahuan agama

Equal variances assumed

2.506 .119 3.069 58 .003 .90000 .29328 .31293 1.48707

Equal variances not assumed

3.069 54.169 .003 .90000 .29328 .31204 1.48796

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik

Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 3.069 dengan p value

sebesar 0.003 dengan nilai taraf signifikansi 5%/0.05. Karena nilai p value < 0.05

(0.03< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada aspek

pengetahuan agama yang signifikan antara residen yang mendapat kunjungan

dengan yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga.

Page 69: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

58

4. Dimensi Ritualistik

Tabel 4.15

Group Statistics Ritualistik

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Ritualistik

Didukung keluarga 30 27.6000 2.51341 .45888

tanpa kunjungan keluarga

30 24.2000 2.67040 .48755

Hasil penghitungan skor rerata dimensi ritualistik, didapat nilai rerata

ritualistik pada kelompok sampel dari residen yang mendapat kunjungan keluarga

(27.6) yang lebih besar nilainya disbanding nilai rerata pada kelompok sampel

residen yang tidak mendapat kunjungan (24.2). Berdasarkan perbedaan skor rerata

tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan pada aspek

ritualstik yang signifikan antara residen yang mendapat kunjungan dengan yang

tidak mendapat kunjungan dari keluarga. Hasil penghitungan ditampilkan pada

tabel di bawah berikut:

Tabel 4.16

Independent Samples Test Ritualistik

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Ritualistik

Equal variances assumed

.011 .919 5.078 58 .000 3.40000 .66953 2.05978 4.74022

Equal variances not assumed

5.078 57.788 .000 3.40000 .66953 2.05968 4.74032

Page 70: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

59

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 5.078 dengan p

value sebesar 0.000 dengan nilai taraf signifikansi 5%/ 0.05. Karena nilai p value

< 0.05(0.00< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada

aspek ritualistic yang signifikan antara residen yang mendapat kunjungan dengan

yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga.

5. Dimensi Pengamalan

Tabel 4.17

Group Statistics Pengamalan

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Pengamalan

Didukung keluarga 30 22.8667 3.00268 .54821

tanpa kunjungan keluarga 30 20.4000 2.25297 .41133

Hasil penghitungan skor rerata pada aspek pengamalan didapat nilai rerata

pengamalan pada kelompok sampel yang berasal dari residen yang mendapat

kunjungan keluarga (22.8667) lebih besar nilainya dibanding nilai rerata pada

kelompok sampel yang berasal dari residen yang tidak mendapat kunjungan

keluarga (20.4). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut kemudian hendak

diketahui apakah terdapat perbedaan pada pengamalan yang signifikan antara

residen yang mendapat kunjungan dengan yang tidak mendapat kunjungan dari

keluarga. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut:

Page 71: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

 

 

60

Tabel 4.18

Independent Samples Test Pengamalan

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pengamalan

Equal variances assumed

2.798 .100 3.599 58 .001 2.46667 .68537 1.09475 3.83858

Equal variances not assumed

3.599 53.794 .001 2.46667 .68537 1.09246 3.84087

Berdasarkan tabel diatas, didapat nilai t hitung sebesar 3.599 dengan p

value sebesar 0.001 dengan nilai taraf signifikansi 5%/0.05. Karena p value < 0.05

(0.001< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada aspek

pengamalan antara residen yang mendapatkan kunjungan dengan yang tidak

mendapatkan kunjungan dari keluarga.

Dari penghitungan uji t antar dimensi religiusitas di atas, dapat

disimpulkan bahwa adanya perbedaan tingkat religius pada residen narkoba yang

mendapat kunjungan keluarga dan yang tidak mendapat kunjungan keluarga di

BNN yang di pengaruhi oleh dimensi-dimensi tersebut, diantara keyakinan,

praktik ibadah, pengalaman, pengetahuan agama, dan pengamalan. Dimana aspek

religiusitas yang paling signifikan terdapat pada ritualistik.  

Page 72: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, serta

saran tentang perbedaan religiusitas antara residen yang mendapatkan kunjungan

keluarga dan yang tidak mendapatkan kunjungan keluarga pada residen napza

yang menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional di

Lido-Sukabumi.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data

diperoleh kesimpulan, yaitu ada perbedaan religiusitas yang signifikan antara

residen yang mendapatkan kunjungan keluarga dan yang tidak mendapatkan

kunjungan keluarga pada residen napza yang menjalani rehabilitasi di Pusat

Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional di Lido-Sukabumi dengan nilai t 4.835 dan

probabilitas 0.00 dengan taraf signifikasi 0.05 (0.00 < 0.05)

5.2 Diskusi

Dilihat dari gambaran umum responden terhadap 60 responden residen

pecandu napza yang menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika

Nasional di Lido-Sukabumi, dapat dilihat bahwa mayoritas berumur 20-30 tahun.

Untuk gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, pada residen

pecandu napza yang menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika

61

Page 73: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  62

Nasional di Lido-Sukabumi mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebesar 90%

pada residen yang didukung oleh keluarga dan 86, 7% yang tidak didukung

keluarga.

Dari hasil penelitian di Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional di

Lido-Sukabumi yang mendapat kunjungan keluarga ternyata lebih besar tingkat

religiusitasnya dibandingkan yang tidak mendapatkan kunjungan keluarga.

Dengan perhitungan group statistic terhadap data pada kedua kelompok dengan

mean 105.467 untuk residen yang mendapat kunjungan keluarga dan mean 95.533

untuk residen yang tidak mendapat kunjungan keluarga.

Dari penghitungan uji t diperoleh t hitung 4.836 dengan p value 0.00 pada

signifikansi 0.05. Penghitungan uji t juga dilakukan antar dimensi religiusitas,

diantaranya keyakinan, praktik ibadah, pengalaman/ritualistik, pengetahuan

agama, dan pengamalan. Dimana aspek religiusitas yang paling signifikan

terdapat pada ritualistik.

Hasil penelitian secara umum menyatakan adanya perbedaan tingkat

religiusitas pada residen napza yang mendapatkan kunjungan keluarga dan yang

tidak mendapatkan kunjungan keluarga.

Jadi setiap individu mempunyai tingkat religiusitas yang berbeda-beda

dalam dirinya. Terbukti pada hasil penelitian yang didapatkan menyatakan bahwa

kelompok residen yang mendapatkan kunjungan keluarga mempunyai tingkat

religiusitas yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan keluarga memberikan kontribusi

dan sangat berpengaruh positif terhadap tingkat religiusitas pada anggota

keluarganya yang sedang menjalani rehabilitasi atau penyembuhan.

Page 74: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  63

Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan

keluarganya. Peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan

kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi-strategi hingga

fase rehabilitasi. Mengkaji serta memberikan motivasi merupakan hal yang

penting dalam membantu setiap angota kelompok untuk mencapai suatu keadaan

sehat (wellness) sehingga tingkat optimum (Friedman dkk, 1998).

5.3 Saran

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat beberapa

kekurangan, oleh karena itu diharapkan bagi para peneliti yang akan melakukan

penelitian dengan tema yang sama disarankan untuk dapat menutupi kekurangan

dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil uji hipotesis dan keterbatasan dalam penelitian, berikut

ini beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai saran teoritis dan praktis :

Saran teoritis ;

1. Melengkapi penelitian dengan wawancara dan kuesioner penunjang terhadap

keluarga residen.

2. Melakukan observasi mengenai kegiatan religiusitas residen.

3. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk mengukur kunjungan keluarga.

Saran praktis:

1. Agar tingkat religiusitas pada residen menjadi lebih baik, untuk mengkaji

memahami dan mendalami ajaran-ajaran agama. Dalam hal ini dimensi

pengetahuan agama residen. Agar dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan

Page 75: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

  64

dan lebih mengenal agama yang dapat menjadi kunjungan positif untuk

menjaga recovery yang sedang dijalani dan juga saat kembali ke kehidupan

sosial mereka. Diharapkan dengan membentengi diri pada agama dapat

membuat mereka tidak kembali jatuh dalam jerat napza.

2. Keluarga residen, agar lebih memperhatikan anggota keluarganya juga

memperhatikan pendidikan agama agar kasus penyalahgunaan napza tidak

kembali terulang. Mencari informasi tentang penyalahgunaan napza agar dapat

benar-benar dipahami agar dapat melindungi keluarga dan membantu residen

untuk pulih dari ketergantungan napza.

Page 76: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H & Mardiyono, B. (2006). Penangulangan korban narkoba : Meningkatkan peran keluarga dan lingkungan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Ancok, D. (1994). Psikologi agama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian. suatu pendekatan praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta

Azwar, S. (2003). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

BNN. (2004). Metode theraupetic community. Tidak diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.

BNN. (2004). Pedoman pencegahan narkoba bagi remaja. Tidak diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.

BNN. (2006). Modul pelatihan petugas rehabilitasi sosial dalam pelaksanaan program one stop centre (OSC). Tidak diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.

BNN. (2009). Metode theraupetic community. Tidak diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.

BNN. (2009). Norma, standard dan prosedur (nsp) pemberdayaan masyarakat. Tidak diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.

Daradjat, Z, (2003). Ilmu jiwa agama. Jakarta : Bulan Bintang.

Dister, N, S. (1988). Pengalaman beragama dan motivasi beragama. Yogyakarta : Kanisius.

Gerungan. (2004). Psikologi sosial. Bandung : PT. Rafika Aditama.

Glock Y.C & Stark, R. (1974). American piety: The nature of religious commitment. USA : University of California Press.

Greene, Beverly dkk. (2005). Psikologi abnormal Edisi 5 jilid 1 . Jakarta : Erlangga.

Hidayat, K. (2006). The wisdom of life: Menjawab kegelisahan hidup dan agama. Jakarta : Kompas Penerbit Buku.

Jacobs, T. (2002). Paham Allah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Jalaluddin. (1996). Psikologi agama. Jakarta: Raja Grafindo.

Page 77: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

Joewana, S. (1987). Gangguan penggunaan zat: Narkotika, psikotropika, alkohol dan zat adiktif lain. Jakarta : PT.Gramedia.

Kaplan, N. L., Sadock, B. J., & Grebb, J. A., (1997) Sinopsis psikiatri ; Ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis, Edisi 7 Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara.

Kerlinger, F, N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral, edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nashori, F, dan Mucharrom, D.R, (2002). Mengembangkan kreatifitas dalam psikologi islami. Yogyakarta : Menara Kudus.

Nevid S, Jeffrey dkk . (2005). Psikologi abnormal. Edisi 5 jilid 1 . Jakarta : Erlangga.

Sevilla, Counsuelo, et all. (1993). Pengantar metode penelitian. Depok: UI-Press.

Smet , B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo.

Soelaiman, H. (2006). Komunikasi penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Tidak diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.

Sudarma, M. (2008). Sosiologi untuk kesehatan. Jakarta : Penerbit Salemba Merdeka.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rieneka Cipta.

Wilis, S, S. (2001). Keluarga dan narkoba dalam program rehabilitasi. Tidak Diterbitkan. Badan Narkotika Nasional RI.

 

Page 78: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

IDENTITAS RESPONDEN

Nama inisial :

Usia :

Jenis Kelamin : a. Perempuan

b. Laki-Laki

Agama

Keluarga sering datang selama menjalani rehabilitasi : pernah / tidak pernah

Intensitas kunjungan keluarga : a. sekali/bulan. b. lebih dari sekali/bulan c._______________

PETUNJUK PENGISIAN Berikut terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami setiap pernyataan. Anda di minta

mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda dengan

cara memberi tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan tersedia pada bagian kanan

dari masing-masing pernyataan.

Jika jawaban Anda Sangat Setuju, silanglah pada bagian SS Jika jawaban Anda Setuju, silanglah pada bagian S Jika jawaban Anda Tidak Setuju, silanglah pada bagian TS Jika jawaban Anda Sangat Tidak Setuju, silanglah pada bagian STS Contoh :

Jika jawaban anda sesuai

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya selalu menolong teman yang

membutuhkan bantuan. X

Tidak ada jawaban benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar,

selama itu menggambarkan diri anda.

Bantuan dan partisipasi Anda sangat diharapkan dalam penelitian ini. Atas kesediaan waktu Anda, saya ucapkan terima kasih.

Ciputat, Agustus 2010

Peneliti

Page 79: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

NO Pernyataan Pilihan SS S TS STS

1. saya yakin Tuhan itu ada

2. Tuhan tidak pernah ada saat saya susah

3. Nabi-nabi mengajarkan hidup yang baik

4. Manusia hidup tidak perlu aturan

5. Kiamat adalah saat dimana bumi dan alam semesta dihancurkan

6. Hidup ini tidak ada akhir

7. Kitab suci mengatur hidup manusia

8. Kitab suci hanya karangan pemimpin agama

9. Saya selalu membaca kitab suci diam-diam dimalam hari

10. Membaca kitab suci hanya buang-buang waktu

11. Saya selalu beribadah tepat waktu

12. Saya selalu mencari cara untuk kabur saat jam ibadah bersama

13. Saya terbiasa membaca doa sebelum malakukan kegiatan

14. Membaca doa sebelum melakukan sesuatu tidak merubah apa-apa

15. Saat mengingat Tuhan, damai selalu bersama saya

16. Saya selalu merasa gelisah 17. Saya bersyukur tidak mati saat menggunakan

narkoba

18. Setiap menit merasa disini bagaikan neraka 19. Mulanya saya ingin mati saat ketahuan

memakai narkoba tetapi sekarang saya yakin Tuhan sayang pada saya

20. Tuhan tidak pernah membantu saya 21. Adanya saya disini atas campur tangan Tuhan

Page 80: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

22. Kenapa saya harus dipergoki memakai narkoba

23. Agama untuk menyempurnakan hidup 24. Beragama hanya untuk status 25. Berbagi dengan teman membuat hati tenang 26. Setiap manusia punya urusan masing-masing 27. Saya senang menolong teman saya yang

kesusahan

28. Urus saja urusanmu sendiri! 29. Saya selalu berkata jujur apa adanya 30. Dari pada jujur dimarahi, lebih baik saya

bohong

31. Saya selalu bertanggung jawab pada semua perbuatan saya

32. Selam tidak ada yang tahu kesalahan saya, buat apa mengaku

33. Apapun yang saya lakukan, tidak luput dari penglihatan Tuhan

34. Tuhan saya adalah narkoba 35. Nabi membawa kitab suci untuk memperbaiki

hidup manusia

36. Apa itu nabi/rasul?

37. Saat kiamat, manusia harus bertanggung jawab atas amalnya semasa hidup

38. Hidup hanya untuk hari ini 39. Kitab suci itu dari Tuhan, ditunkan ke nabi

untuk manusia

40. Yang tertulis didalam kitab suci hanyalah kebohongan

41. Seterpuruk apapun, hati saya selalu tenang setelah membaca kitab suci

42. Saat diwajibkan membaca kitab suci, saya selalu mengantuk

43. Menurut saya, beribadah tidak harus memakai pakaian atau atribut khusus

44. Membaca doa sebelum melakukan kegiatan menjamin keselamatan saya

45. Berbuat baik membuat saya senang 46. Banyak teman-teman saya yang jatuh miskin

gara-gara narkoba

Page 81: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

47. Kenapa harus saya yang ketahuan memakai narkoba, padahal saya baru coba-coba

48. Tuhan menginginkan saya hidup lebih baik 49. Tuhan tidak adil 50. Manusia tidak bisa hidup tanpa aturan agama 51. Yang saya tahu, agam itu ada di KTP

52. Ketika keluarga saya mengunjungi dan membawa makanan, saya selalu membaginya kepada yang lain

53. Saya iri ketika melihat teman-teman saya dikunjungi keluarganya

54. Saya selalu mencari waktu untuk berkumpul dengan teman-teman saat jam bebas

55. Kenapa harus peduli dengan orang lain? Mereka juga tidak peduli dengan urusan saya.

56. Jujur hanya memperburuk keadaan 57. Kenapa sih manusia harus menyembah

Tuhan?

58. Kitab suci hanya bisa melarang saja 59. Saya tidak suka kalau ada yang

membicarakan saya dibelakang saya

60. Tuhan menginginkan saya lepas dari narkoba

Page 82: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Tingkat Religiusitas

Equal variances assumed 1.266 .265 4.836 58 .000 9.93333 2.05413 5.82154 14.04513

Equal variances not assumed 4.836 57.149 .000 9.93333 2.05413 5.82023 14.04643

Group Statistics

Residen N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Tingkat Religiusitas didukung 30 105.4667 8.42710 1.53857 tanpa dukungan 30 95.5333 7.45438 1.36098

Page 83: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Keyakinan

Equal variances assumed

.432 .514 3.376 58 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956

Equal variances not assumed

3.376 57.992 .001 1.93333 .57262 .78711 3.07956

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Praktik Ibadah

Equal variances assumed

.099 .754 1.828 58 .073 1.23333 .67481 -.11744 2.58411

Equal variances not assumed

1.828 57.747 .073 1.23333 .67481 -.11757 2.58423

Page 84: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pengetahuan agama

Equal variances assumed 2.506 .119 3.069 58 .003 .90000 .29328 .31293 1.48707

Equal variances not assumed 3.069 54.169 .003 .90000 .29328 .31204 1.48796

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

Ritualistik

Equal variances assumed

.011 .919 5.078 58 .000 3.40000 .66953 2.05978 4.74022

Equal variances not assumed

5.078 57.788 .000 3.40000 .66953 2.05968 4.74032

Page 85: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pengamalan

Equal variances assumed

2.798 .100 3.599 58 .001 2.46667 .68537 1.09475 3.83858

Equal variances not assumed

3.599 53.794 .001 2.46667 .68537 1.09246 3.84087

Reliability religiusitas try out Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.853 60

Page 86: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 155.9500 162.387 .089 .855VAR00002 156.2667 158.945 .278 .851VAR00003 156.2333 156.521 .486 .847VAR00004 156.2000 163.315 .068 .854VAR00005 156.2667 158.233 .387 .849VAR00006 156.2667 163.589 .073 .854VAR00007 156.0000 164.068 .036 .854VAR00008 156.1500 162.977 .095 .854VAR00009 156.6000 161.498 .178 .853VAR00010 156.0833 158.959 .294 .851VAR00011 155.8333 163.599 .049 .855VAR00012 156.1333 162.728 .122 .853VAR00013 156.3333 156.226 .442 .848VAR00014 156.4000 157.058 .363 .849VAR00015 156.3500 159.926 .295 .851VAR00016 156.5667 167.199 -.167 .858VAR00017 156.4667 149.440 .625 .843VAR00018 156.4333 157.470 .408 .849VAR00019 156.0833 158.654 .279 .851VAR00020 156.2167 158.071 .413 .849VAR00021 156.3167 160.796 .208 .852VAR00022 156.4167 161.434 .215 .852VAR00023 156.1667 156.921 .465 .848VAR00024 156.2833 162.918 .091 .854

Page 87: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

VAR00025 156.4167 157.671 .415 .849VAR00026 156.2333 159.063 .227 .852VAR00027 156.2167 162.613 .117 .854VAR00028 156.3167 155.915 .546 .847VAR00029 156.2667 160.470 .274 .851VAR00030 156.4000 161.058 .216 .852VAR00031 156.4500 163.336 .055 .855VAR00032 156.1167 155.969 .435 .848VAR00033 156.4500 164.692 -.020 .856VAR00034 156.4833 156.322 .519 .847VAR00035 156.7333 160.741 .228 .852VAR00036 156.8167 155.034 .513 .847VAR00037 156.4833 152.084 .570 .845VAR00038 156.5167 156.898 .460 .848VAR00039 156.0333 160.609 .189 .853VAR00040 156.5167 161.610 .214 .852VAR00041 156.0167 162.254 .110 .854VAR00042 156.5500 161.675 .174 .853VAR00043 156.1667 164.480 .002 .855VAR00044 156.5500 158.116 .403 .849VAR00045 156.6500 161.960 .137 .853VAR00046 156.4667 163.541 .066 .854VAR00047 156.6667 163.311 .056 .855VAR00048 156.1167 161.461 .216 .852VAR00049 156.3667 158.948 .427 .849VAR00050 156.4000 157.634 .490 .848VAR00051 156.4667 159.880 .368 .850VAR00052 156.2833 156.986 .442 .848VAR00053 156.2833 159.868 .280 .851

Page 88: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

VAR00054 156.4500 159.947 .318 .850VAR00055 156.4000 159.261 .372 .850VAR00056 156.5167 160.186 .233 .852VAR00057 156.4500 150.218 .682 .842VAR00058 156.8167 159.339 .214 .853VAR00059 156.6000 159.803 .355 .850VAR00060 156.3167 159.847 .290 .851

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 159.0000 164.814 12.83797 60

Reliability religiusitas penelitian Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.844 36 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 97.5833 82.959 .319 .841VAR00002 97.7500 81.784 .412 .838VAR00003 97.6000 81.600 .467 .837VAR00004 97.7667 81.843 .402 .838VAR00005 97.6833 83.779 .385 .840

Page 89: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

VAR00006 97.6667 82.904 .379 .839VAR00007 97.8833 85.562 .105 .846VAR00008 97.6500 82.604 .313 .841VAR00009 97.4333 81.267 .416 .838VAR00010 97.6167 82.884 .383 .839VAR00011 97.7667 82.182 .320 .841VAR00012 97.7667 84.487 .250 .842VAR00013 97.5833 80.383 .419 .838VAR00014 97.5667 83.097 .347 .840VAR00015 97.6500 83.621 .245 .843VAR00016 97.7833 82.308 .415 .838VAR00017 97.6000 84.007 .266 .842VAR00018 97.6500 83.214 .319 .840VAR00019 97.8333 84.345 .250 .842VAR00020 97.6667 79.107 .511 .834VAR00021 97.6333 84.677 .207 .843VAR00022 97.6833 83.000 .363 .839VAR00023 97.7000 85.027 .171 .844VAR00024 97.8833 84.342 .196 .844VAR00025 97.7667 85.402 .147 .845VAR00026 97.5000 81.610 .438 .837VAR00027 97.8333 84.243 .278 .841VAR00028 97.7667 83.945 .230 .843VAR00029 97.6667 81.006 .487 .836VAR00030 97.5500 84.353 .192 .844VAR00031 97.8000 81.519 .422 .838VAR00032 97.7333 85.080 .198 .843VAR00033 97.9500 80.726 .505 .835VAR00034 98.0833 83.298 .277 .842

Page 90: PERBEDAAN TINGKAT RELIGIUSITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/942/1/YOGA TOGA... · Kakak, Iin Kandedes S.hum, ... Kakak & adik, Iin Kandedes S.hum ...

VAR00035 97.6333 82.338 .405 .838VAR00036 97.8167 79.542 .462 .836

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 100.5000 87.305 9.34372 36

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Tingkat Religiusitas didukung .115 30 .200(*) .939 30 .083 tanpa dukungan .225 30 .000 .914 30 .019

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Religiusitas didukung keluarga 30 94.00 123.00 105.4667 8.42710

Religiusitas tidak didukung keluarga 30 78.00 107.00 95.5333 7.45438

Valid N (listwise) 30