PERBEDAAN TINGKAT MINAT BACA MAHASISWA … · PERBEDAAN TINGKAT MINAT BACA MAHASISWA DIPERPUSTAKAAN...
Embed Size (px)
Transcript of PERBEDAAN TINGKAT MINAT BACA MAHASISWA … · PERBEDAAN TINGKAT MINAT BACA MAHASISWA DIPERPUSTAKAAN...

PERBEDAAN TINGKAT MINAT BACA MAHASISWA
DIPERPUSTAKAAN DENGAN MINAT BACA MAHASISWA
DIRUMAH
Usulan Penelitian Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Diajukan Oleh:
Muhammad Imron Arifin
A210140135
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas karunia rahmat hidayah-
NYA, kegiatan penyusunan proposal ini dapat terlaksana dengan baik.
Penyusunan proposal ini merupakan salah satu kegiatan proses belajar–
mengajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, dalam upaya meningkatkan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penyusunan proposal penelitian. Proposal
yang berjudul “Perbedaan Tingkat Minat Baca Diperpustakaan dengan Minat baca
Dirumah Pada mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Penelitian Pendidikan.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengajar yang telah
memberikan saya bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian proposal ini.
Akhirnya, semoga ALLAH SWT meridhoi kegiatan penyusunan proposal ini dan
memeberikan manfaat bagi kita semua yang membacanya.
Surakarta, 6 April 2017
Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 2
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Kajian Teori ......................................................................................... 5
B. Penelitian Masalah .............................................................................. 12
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 13
D. Hipotesis .............................................................................................. 15
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 16
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................. 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 16
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 17
D. Populasi dan Sampel ........................................................................... 17
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 18
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 21
A. Deskripsi data ....................................................................................... 21
B. Hasil Analisis Data ............................................................................... 21
C. Pembahasan .......................................................................................... 22
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 23

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 24
A. Simpulan .............................................................................................. 24
B. Implikasi ............................................................................................... 24
C. Saran ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 26

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga sebagai tempat awal di mulainya suatu pendidikan memegang
peranan penting untuk menanamkan kegemaran membaca,suatu keluarga yang
mempunyai kepedulian membaca akan selalu berusaha menumbuhkan minat
baca sejak dini dengan berbagai cara. Misalnya dengan menyediakan berbagai
buku dalam keluarga walaupun sedikit,mengajak anak ke tempat membaca
daripada ke tempat keramaian lainya, serta akan mengontrol apakah di dalam
rutinitas anggota keluarganya sudah ada kegiatan membaca atau belum,dan
selanjutnya dari masing-masing anggota keluarga tersebut akan dapat
mengoptimalkan peran dan fungsi perpustakaan baik di lingkungan
pendidikanya maupun keberadaan perpustakaan dalam masyarakatnya secara
umum. Hal tersebut mendapat perlindungan dari pemerintah sebagaiman dalam
UU Nomor 43 Tahun 2007, Bab XIII Pasal 48 yang berbunyi:
1. Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan
pendidikan,dan masyarakat.
2. Pembudayaan kegemaran membaca pada keluarga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah
daerah melalui buku murah dan berkualitas.
3. Pembudayaan kegemaran membaca pada satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses
belajar.
4. Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penyediaan sarana
perpustakaan di tempat –tempat umum yang mudah di jangkau,murah
dan bermutu.
Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh
Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Kondisi minat baca
bangsa Indonesia cukup memprihatinkan. Indonesia dinyatakan menduduki

peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Memang tidak dapat
dipungkiri bahwa kebiasaan membaca masyarakat kita selama ini belum
tumbuh menjadi budaya. Apalagi dijadikan suatu kebutuhan pokok sehari-hari.
Suatu hal yang masih langka dan butuh perjuangan dan serta kesabaran.
Karena itu, munculnya sinyal rendahnya minat baca orang Indonesia, bukanlah
sesuatu hal yang berlebihan, dan memang itulah kenyataannya.
Mengingat tantangan masa depan semakin berat, dan perkembangan iptek
semakin laju dengan cepat dan menuntut SDM yang berkualitas, maka dengan
membaca kita dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya, yang pada
akhirnya bisa membentuk manusia cerdas dan kritis. Memang banyak kendala
yang dihadapi, tapi kalau tidak dimulai, minat baca hanya dibibir saja. Kita
perlu membangun tekat yang kuat dan memahami bahwa mencerdaskan
kehidupan bangsa harus dimulai dengan membaca. Untuk menciptakan
masyarakat belajar sepanjang hayat, melalui masyarakat membaca, harus ada
gerakan dan keterpaduan dari semua unsur terkait. Meminjam pepatah dalam
bahasa Inggris yang berbunyi You are what you eat, kita dapat mengubahnya
menjadi You are what you read.
Membaca dapat menentukan kualitas seseorang, bahkan kualitas bangsa.
Sebab dengan membaca kita dapat mengantarkan anak-anak (individu) yang
mencerahkan. Individu yang mencerahkan adalah individu pembelajar, dan
inilah yang dikatakan sebagai "manusia pembelajar". Dan sekaligus membawa
perubahan mental, baik cara pandang, sikap maupun perilaku. Dengan
membaca kita mengetahui dunia dan mampu bersaing dengan Negara lain,
dengan menulis kita mempengaruhinya, inilah yang dibuktikan oleh JK
Rowling dengan karya Harry Potternya.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa minat baca sangat penting
bagi mahasiswa. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui perbandingan minat
baca di perpustakaan dan minat baca di lingkungan rumah pada mahasiswa
pendidikan akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan, yaitu:
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat
membaca mahasiswa?
2. Apa saja yang dilakukan mahasiswa untuk mengisi waktu luang?
3. Apa saja yang harus dilakukan untuk mempengaruhi minat baca
mahasiswa?
4. Buku apa saja yang sering dibaca oleh mahasiswa?
5. Bagaimana minat membaca mahasiswa di perpustakaan?
C. Pembatasan Masalah
Berdasaran pemaparan peneliti pada latar belakang masalah dan identifikasi
masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan pada tingkat minat
baca pada mahasiswa, sehingga dapat diketahui perbandingan minat baca
mahasiswa di perpustakaan dan di lingkungan rumah.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan penelitian dalam penelitian ini adalah adakah perbedaan
tingkat minat baca mahasiswa di perpustakaan dengan di lingkungan rumah?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian
ini adalah
1. Untuk mengetahui berapakah perbandingan tingkat minat baca
mahasiswa di perpustakaan
2. Untuk mengetahui berapakah perbandingan tingkat minat baca
mahasiswa di lingkungan rumah
F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Masukan terhadap Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk
meningkatkan kualitas perpustakaan.
2. Masukan terhadap orang tua untuk meningkatkan minat baca
anaknya di rumah.
3. Menambah pengetahuan mengenai tingkat minat baca mahasiswa
di perpustakaan dan di rumah
4. Referensi bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji masalah yang
sama di masa mendatang.

BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Kajian Teori
1. Minat Membaca
a. Pengertian Minat
Aktifitas membaca akan dilakukan oleh atau tidak sangat ditentukan
oleh minat individu terghadap aktivitas tersebut. Di sini tampak bahwa
minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktifitas.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan
yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun
mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan
sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang
mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai rasa senang.
Meichati (1972) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif,
dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu
aktivitas.
Pawit M. Yusuf (1990: 56) minat adalah kesenangan atau perhatian
yang terus menerus terhadap suatu objek karena adanya pengharapan
akan memperoleh kemanfaatannya. Aspek minat terdiri dari aspek
kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif
terhadap suatu objek dan berpusat pada manfaat dari objek tersebut.
Aspek afektif nampak dalam rasa suka, tidak senang dan kepuasan
pribadi terhadap objek tersebut.
Hurlock (1999: 114), minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila
mereka bebas memilih. Bila mereka melihat sesuatu akan
menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini akan mendatangkan
kepuasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap batin
dari dalam diri seseorang yang merupakan suatu perhatian khusus

terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan
perasaan senang yang timbul dari dorongan batin seseorang. Minat
dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan
segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang
menjadi keinginannya.
b. Pengertian Membaca
Dalam mencari informasi dan memperluas cakrawala pengetahuan,
membaca mempunyai arti penting. Dalam studi ilmu pengetahuan,
hampir semuanya diperoleh dengan membaca. Apabila seseorang bisa
membaca dia akan dapat mengenal kata-kata, gambar-gambar,
mengetahui, mengerti dan menghayati ide yang dikemukakan oleh
pengarang yang terdapat dalam suatu bacaan. Membaca adalah proses
untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata.
Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal
kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan.
Sedangkan menurut Ase S. Muchyidin (1980: 12) membaca adalah
proses penafsiran lambang dan pemberian makna terhadapnya.
Dari pengertian ini terungkap bahwa kegiatan membaca bukanlah
semata-mata proses visual saja, akan tetapi melibatkan dua macam
informasi, yaitu pertama yang datangnya dari apa yang ada di depan
mata kita, dan yang kedua datangnya dari belakang mata kita. Hasil
akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari
dalam bacaan.
Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat
suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Yang dimaksud dengan
kepandaian membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf,
gambar-gambar, dan angka-angka saja, akan tetapi yang lebih luas
daripada itu ialah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna
dari suatu yang dibacanya. Batasan membaca menurut Edward L.
Thorndike yang dikutip oleh Nurhadi (1987: 13) adalah; “Reading as
Thinking and Reading as Reasoning”, yang artinya adalah, bahwa

proses membaca itu sebenarnya tidak ubahnya dengan proses ketika
seseorang sedang berpikir dan bernalar. Dalam proses membaca ini,
terlihat aspek-aspek berpikir seperti, mengingat, memahami, membeda-
bedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis,
mengorganisasikan, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang
terkandung dalam bacaan. Jadi, dalam membaca diperlukan intelektual
yang tinggi.
Selain itu, membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara
pembaca dan media cetak yang dibacanya sebagai wakil dari
penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu pengalaman
linguistik yang erat hubungannya dengan segi-segi ekspresi. Karena
itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat
mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Oleh karena
itu, Sunindyo (1976: 2) mengatakan, bahwa membaca sangat
bermanfaat, karena:
1) dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna;
2) dapat menambah pengetahuan;
3) dapat meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan
hobi, olahraga, dan seni yang sesuai dengan keperluannya
sendiri;
4) dapat mengembangkan watak dan perilaku yang baik;
5) dapat memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada
dalam masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses aktivitas
komunikasi yang kompleks. Membaca bertujuan untuk melihat,
memahami isi atau makna dan memperoleh pesan yang hendak
disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis sehingga
diperoleh pemahaman terhadap bacaan. Melalui membaca, informasi dan
pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Orang yang
melakukan aktivitas tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai,
demikian juga dalam kegiatan membaca. Seseorang yang membaca

dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan
orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan utama dalam membaca
adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi,
memahami makna bacaan.
c. Pengertian Minat Baca
Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran
akan manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku bacaan
yang pernah dibaca. Sinambela (1993) mengartikan minat membaca
adalah sikap positif dan adanya rasa ketertarikan dalam diri individu
terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek
minat meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dam
kesadaran akan manfaat membaca.
Berdasar pendapat-pendapat di atas maka minat membaca adalah
kekuatan yang mendorong individu untuk memperhatikan, merasa
tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka
melakukan aktivitas membaca dengan keinginan sendiri. Secara
operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca adalah suatu
perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang
terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan individu untuk
membaca dengan kemauannya sendiri.
Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri
seseorang. Akan tetapi minat baca harus dipupuk dan dibina sejak usia
dini. Menurut Singer sebagaimana dikutip oleh Dewi (1997: 10)
menyatakan, bahwa minat bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang
begitu saja, melainkan merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan.
Apakah seseorang menaruh minat atau tidak, ini tergantung pada
pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya.
Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa minat baca terkandung
unsur perhatian, kemauan, dorongan dan rasa senang untuk membaca.
Perhatian bisa dilihat dari perhatiannya terhadap kegiatan membaca,

mempunyai kemauan yang tinggi untuk membaca, dorongan dan rasa
senang yang timbul dari dalam diri maupun dari pengaruh orang lain.
Semua itu merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan
dan cenderung menetap.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Ada beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat
baca masyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah; (1) rasa ingin tahu yang
tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi, (2) keadaan
lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan
yang menarik, berkualitas dan beragam, (3) keadaan lingkungan sosial
yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam
waktu tertentu untuk membaca, (4) rasa haus informasi, rasa ingin tahu,
terutama yang aktual, dan (5) berprinsip hidup bahwa membaca
merupakan kebutuhan rohani.
Minat baca merupakan potensi yang sudah ada di dalam diri setiap
orang yang terdapat dalam otak manusia sejak masa kosepsinya
(pembuahan) dalam rahim ibu. Potensi itu akan tumbuh dan berkembang
setelah dilahirkan ke dunia, tergantung dari faktor dorongan yang
tersedia, situasi dan kondisi, lingkungan kehidupan dari sistem yang
berlaku. Menurut Baderi, paling tidak ada lima faktor yang turut
mempengaruhi minat baca seseorang, yaitu; (1) Dorongan dari dalam, (2)
Lingkungan Keluarga, (3) Lingkungan masyarakat, (4) Lingkungan
sekolah/pendidikan, dan (5) Sistem pendidikan nasional.

2. Pengertian Lingkungan
Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, Stern
mengungkapkan manusia tumbuh dan berkembang dikarenakan
menyatunya pengaruh lingkungan dengan faktor genetiknya (Semiawan
1999: 127). Menurut para ahli genetik , faktor genetik adalah segala potensi
yang dibawa sejak lahir yang menjadi modal utama bagi kemampuan dan
kemajuan seseorang.
Adapun pengikut faktor lingkungan menyimpulkan lingkungan
yang mampu menghasilkan stimulasi dan nutrisi yang baik menjadi sebab
utama dari perkembangan dan perubahan seseorang yang disebut juga
dengan kemajuan dan perolehan. Sebaliknya, lingkungan yang miskin
memudahkan anak mendapat pengaruh yang negatif (Berndt, 1997: 102).
Lingkungan sebagai tempat, situasi, dan kondisi saat anak melakukan tes
juga dapat mempengaruhi hasil tes.( Anastasi dan Urbina,1988: 14)
Menurut Semiawan lingkungan adalah segala sesuatu di luar diri
individu ( eksternal) dan merupakan sumber informasi yang diperolehnya
melalui panca inderanya. Salah satu lingkungan yang terbukti sangat
berperan dalam pembentukan kepribadian murid adalah sekolah
(Semiawan, 1999: 127). Getzel dan Cuba berpendapat bahwa sekolah
sebagai suatu sistem social memiliki dua dimensi, yaitu dimensi
institusional dan dimensi individual terdiri dari orang-orang . Kedua
dimensi ini berinteraksi dan menunjukkan dirinya dalam bentuk perilaku
sosial atau berpadu dalam tujuan-tujuan persekolahan (Hamalik, 2003 : 22).
Lingkungan menurut Purwanto dalam (Asih, 2007:32) digolongkan
menjadi tiga,yaitu:
a. Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama.
b. Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua.
c. Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga

Lingkungan Sekolah
Menurut Soedijarto (2000: 46), sekolah sebagai pusat pembelajaran
yang bermakna dan sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan
kemampuan, nilai, sikap, watak, dan perilaku hanya dapat terjadi dengan
kondisi infrastruktur, tenaga kependidikan, sistem kurikulum, dan
lingkungan yang sesuai. Dalam kaitannya dengan pengembangan minat
baca, pendapat lain menyebutkan sekolah dapat dijadikan sebagai pusat
pengembangan minat dan kegemaran membaca (Supriyanto, 1996: 1).
Berdasarkan pendapat ini sarana dan prasarana yang mendukung
terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan minat baca wajib
disediakan, seperti perpustakaan, buku sekolah, program atau kegiatan-
kegiatan membaca, dan waktu untuk membaca. Penguatan Membaca,
Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Keterampilan Dasar Membaca Pendapat
lain dari Semiawan (1999: 22) menyatakan sekolah sebagai sarana
pendidikan berfungsi juga sebagai lembaga untuk menyeleksi dan memilih
manusia yang berbakat, terampil dan mampu, sehingga masyarakat
berkembang ke arah kondisi yang bermanfaat (meritocracy), dan dapat
memenuhi kondisi masyarakat yang dipersiapkan untuk masa depan.
Dari berbagai pendapat dan teori di atas, disimpulkan lingkungan
sekolah adalah suatu tempat dengan iklim yang dikondisikan untuk belajar
dan mempersiapkan murid memenuhi perannya di masa sekarang dan masa
mendatang.
Pengertian Lingkungan Sekolah dibagi dua katagori yaitu :
a. Lingkungan Sekolah fisik yaitu seperti bangunan, alat, sarana, dan
gurunya.
b. Lingkungan Sekolah non fisik yaitu kurikulum, norma, dan
pembiasaan nilai-nilai kehidupan yang terlaksana di sekolah itu.
Lingkungan keluarga
Pengertian keluarga dikemukakan oleh Gunarsa (2009 : 5) bahwa
lingkungan keluarga merupakan “lingkungan pertama yang mula-mula
memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak”. Dari anggota-anggota

keluarganya (ayah, ibu dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala
kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial.
Setiap sikap, pandangan dan pendapat orang tua atau anggota
keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku.
Demikian juga dengan pendapat Sadjaah (2002) yang mengemukakan
bahwa “keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat memiliki
nuclear family maupun extended family, yang secara nyata mendidik
kepribadian seseorang dan mewariskan nilai-nilai budaya melalui interaksi
sesame anggota dalam mencapai tujuan”.
Pendapat lainnya tentang lingkungan keluarga yaitu menurut
Hasbullah (2008 : 38) yaitu “Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Dan dikatakan sebagai
lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah
di dalam keluarga.”
Dari uraian-uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang
mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak.
B. Penelitian Masalah
Menurut Masengi Amelia (2014), meneliti tentang Peranan orang
tua dalam mengembangkan minat baca siswa SD Negeri 121 Kecamatan
Malalayang Manado. Hasil penelitiannya adalah sebanyak 86% siswa sering
menggunakan perpustakaan sekolah untuk membaca, ini di sebabkan oleh
peran orang tua di rumah dalam mendidik dan membiasakan anaknya
membaca buku dirumah. Siswa SD Negeri 121 Manado saat dirumah
biasanya membaca buku 3-4 kali dalam seminggu dalam jangka waktu satu
jam.
Menurut Nur T. Ilham, Universitas Negeri Yogyakarta(2016)
Meneliti tentang Minat Baca Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta, dengan hasil penelitian bahwa

tingkat minat baca siswa per hari hanya 15 sampai 30 siswa dari 175 siwa
atau 375-750 siwa per bulanya sehingga kurang lebih 17,1 % saja minat
siwa untuk membaca di perpustakaan.
Menurut Siswati, Universitas Diponegoro, Fakultas
Psikologi(2010), Meneliti tentang Minat Membaca Pada Mahasiswa (Studi
Deskriptif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Semester I). Hasil
penelitiannya adalah membanca buku bagi mahasiswa hanya sekedar suka
tapi belum menjadikanya kebiasaan atau hobi, mahasiswa hanya membaca
dengan rentang waktu satu jam dalam sehari, mahasiwa kurang
memanfaatkan perpustakaan untuk meminjam buku. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat minat baca mahasiswa masih rendah.
Menurut Deni Hardianto (2014), Studi Tentang Minat Baca
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Dari penelitian ditemukan
bahwa; (1) minat membaca mahasiswa FIP, secara umum termasuk dalam
kategori rendah, (2) aktivitas mahasiswa dikampus adalah menunggu di
depan kelas, hanya sebagian kecil mahasiswa yang memanfaatkan waktu
luang untuk membaca buku atau ke berkunjung ke perpustakaan. (3) buku
yang paling disukai mahasiswa FIP untuk dibaca adalah jenis buku-buku
popular (buku politik, buku pelatihan, buku pendidikan popular, buku-buku
motivasi) sedangkan untuk teks ilmiah kurang diminati aspek desain dan
layout kurang menarik, (4) intensitas waktu yang diluangkan mahasiswa
dalam membaca buku relatif rendah, yaitu kurang dari 1 jam tiap harinya
bahkan ada yang tidak perna sama sekali meluangkan waktu untuk
membaca, kecuali menjelang ujian, (5) faktor yang menghambat mahasiswa
dalam membaca, yang paling besar adalah berasal dari dalam diri
mahasiswa yang ditunjukan dengan kebiasaan atau kegemaran membaca
yang masih rendah.
C. Kerangka Berfikir
Minat baca dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Salah satu factor
yang diperkirakan mempengaruhi minat belajar adalah lingkungan. Pada

dunia pendidikan bagi mahasiswa khususnya minat baca sangat dibutuhkan
dalam proses belajar dan menambah ilmu.
Lingkungan adalah segala sesuatu di luar diri individu ( eksternal)
dan merupakan sumber informasi yang diperolehnya melalui panca
inderanya (Semiawan 1997 : 177). Lingkungan yang ingin diteliti adlah
perpustakaan dan lingkungan rumah. Perpustakaan ialah sebuah ruangan,
bagian sebuah gedung.ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata
susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dalam
pengertian buku dan terbitan lainnya termasuk di dalamnya semua bahan
cetak,buku, majalah, laporan, pamflet, prosiding, manuskrip (naskah),
lembaran musik, berbagai karya musik, berbagai karya media audiovisual
seperti filem, slid ( slide), kaset, piringan hitam, bentuk mikro seperti
mikrofilm, mikrofis, dan mikroburam ( microopaque ). Webster
menyatakan bahwa perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip,
dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi `atau
bacaan, kenyamanan, atau kesenangan (Sulistyo-Basuki 1991:3).
Sedangkan rumah merupakan “keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat memiliki nuclear family maupun extended family, yang secara
nyata mendidik kepribadian seseorang dan mewariskan nilai-nilai budaya
melalui interaksi sesame anggota dalam mencapai tujuan” Sadjaah (2002).
Berdasarkan paparan diatas, maka bagan kerangka piker dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut
Kedua tempat tersebut memberikan suasana yang berbeda dalam
minat baca mahasiswa. Perbedaan tempat dimungkinkan dapat memberikan
Minat
Baca
Perpustakaan
Rumah

hasil tingkat minat baca mahasiswa. Minat baca mahasiswa dirumah akan
dapat memberikan presentase lebih tinggi dari pada minat baca mahasiswa
diperpustakaan.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan sebelumnya,
maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah
H0 : Tidak ada perbedaan tingkat minat baca di perpustakaan dengan minat
baca dirumah pada mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik
2016/2017.
H1 : Ada perbedaan tingkat minat baca di perpustakaan dengan minat baca
dirumah pada mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik
2016/2017.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono,
metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7).
Desain Penelitian ini menggunakan desain Study Cross Sectional,
adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time approach). Artinya,
tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subjek penelitian diamati pada
waktu yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara
faktor resiko dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan
kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya
(akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Penelitian direncanakan akan berlangsung dari bulan April 2017
sampai dengan Mei 2017. Pemilihan Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagai objek penelitian didasarkan pada tingkat minat baca mahasiswa
khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi semester 6
Tahun Akademik 2016/2017.

C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa khususnya mahasiswa
program studi Pendidikan Akuntansi semester 6 Tahun Akademik
2016/2017. Sedangkan yang menjadi Objek dari penelitian ini adalah
perbedaan tingkat minat baca diperpustakaan dengan minat baca di rumah
pada mahasiswa.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program
studi Pendidikan Akuntansi semester 6 Tahun Akademik 2016/2017 yang
terdiri dari 250 mahasiswa.
Sampel adalah sebagian wakil atau populasi yang diteliti. Menurut
Suharsini Arikunto, apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil
semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyek lebih dari 100 maka dapat diambil sampel
antara 10, 15, 20, 25 %, atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan setiap subyek karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Sehubungan dengan besarnya jumlah populasi dan pertimbangan
waktu, biaya, serta kemampuan peneliti, maka peneliti mengambil sampel
10% dari jumlah mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi semester
6 Tahun Akademik 2016/2017 yang terdiri dari 250 mahasiswa, maka
diperoleh sampel sebanyak 25 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel acak
terstratifikasi (stratified random sampling), yakni mengambil sampel
dengan teknik proporsional – random sampling dari seluruh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi Semester 6 Tahun Akademik
2016/2017.

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau
lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada
desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk
mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan.
b. Angket
Yaitu dengan menyebar sejumlah pertanyaan kepada responden
yaitu mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi semester 6
Tahun Akademik 2016/2017.
Angket yang disusun adalah angket tertutup dengan menggunakan
model skala likert, yaitu angket yang sudah disediakan alternative
jawabannya sehingga responden tinggal memilih, hal ini akan
memudahkan responden dalam menjawab.
Skala ini disusun sesuai dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
Selalu (SL) diberi skor 4
Sering (SR) diberi skor 3
Kadang-kadang (KD) diberi skor 2
Tidak pernah (TP) diberi skor 1
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan paired sample t-test untuk
menguji ada tidaknya perbedaan rata-rata minat baca di perpustakaan dan
rumah. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas,
dengan rumus sebagai berikut :
1. Uji prasyarat analisis
a) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat data berdistribusi normal
atau tidak. Hal ini penting dilakukkan agar dapat menentukan teknik
analisis yang tepat untuk kondisi data awal, yaitu menggunakan
statistik parametik ataukah statistik non parametik. Pengujian
normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Chi kuadrat
(X2), Liliefors atau Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas
pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Pengolahan data untuk uji normalitas menggunakan SPSS 16.
Keputusan uji normalitas jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
maka berdistribusi normal.
a) Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk memastikan apakah kedua
kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua
kelompok mempunyai varian yang sama maka kelompok-kelompok
yang dibandingkan adalah kelompok yang mempunyai varians
homogen. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan uji
Lavene dan pengolahan datanya menggunakan SPSS 16. Keputusan
uji homogenitas jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
bervariansi homogen.
2. Pengujian hipotesis menggunakan paired sample t-test (uji-t)
Rumus uji-t untuk dua sampel berpasangan terdapat dua jenis yaitu uji-
t dengan polled varians dan uji-t dengan separated varians, rumus
tersebut adalah
a) Uji-t dengan separated varians
b) Tipe pollet Varians

Keterangan :
X1 = rata rata kelompok I
X2 = rata rata kelompok II
S12 = variansi dari kelompok I
S22 = variansi dari kelompok II
n1 = besar sample dari kelompok I
n1 = besar sample dari kelomok II
Rumus yang akan digunakan tergantung dari bentuk datanya. Ketentuan dari
penggunaan kedua rumus tersebut adalah sebagai berikut:
1) Apabila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen, maka
dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun polled
varians. Untuk mengetahui t tabel digunakan dk yang besarnya dk = n1
+ n2 – 2
2) Apabila 𝑛1 ≠ 𝑛2 dan varians homogen dapat digunakan t-test dengan
polled varians, Besarnya dk = n1 + n2 – 2
3) Apabila n1 = n2 dan varians tidak homogen, dapat digunakan rumus
separated varians maupun Tipe polled varians dengan dk = n1 – 1 atau
dk = n1 – 1.
4) Apabila 𝑛1 ≠ 𝑛2 dan varians tidak homogen, digunakan rumus
separated varians. Harga t sebagai pengganti harga t tabel dihitung dari
selisih harga ttabel dengan dk = n1 – 1 atau dk = n1 – 1. (Sugiyono,
2008:138-139)

DAFTAR PUSTAKA
Margono, S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Arikunto, S. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta; Rineka Cipta.
Idris. 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS.
Padang: Penerbit FE UNP.
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi III). Jakarta: Balai
Pustaka.
Arikunto Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.
https://journal.ugm.ac.id/bip/article/download/8271/6400 (Diakses pada 4 April
2017)
http://eprints.uny.ac.id/9915/2/bab%202%20-%20NIM%2008108241058.pdf
(Diakses pada 4 April 2017)
https://pustakakita.wordpress.com/2007/05/25/meningkatkan-minat-baca-dalam-
keluarga/ (Diakses pada 5 April 2017)
https://sujarwohart.wordpress.com/2010/01/31/lingkungan-keluarga-serta-tugas-
dan-kewajibannya/ (Diakses pada 5 April 2017)
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2957 (Diakses pada 5
April 2017)
http://www.academia.edu/7673894/Minat_Membaca_Siswa_kelas_X_dan_XI_di
_perpustakaan_SMAN_60_jakarta (Diakses pada 5 April 2017)