Perbedaan Sistem Pelayan Kesehatan Selandia Baru Dan Indonesia

34
PERBEDAAN SISTEM PELAYAN KESEHATAN SELANDIA BARU DAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara.oleh karena itu untuk mengidentifikasi suatu negara apakah termasuk negara maju atau negara berkembang dapat dilihat dari kemajuan teknologi dan hasil pembangunannya. Dalam konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah “negara maju” dan “negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan. Suatu negara dikatakan berkembang atau maju salah satunya adalah dengan melihat pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Apabila negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Sedangkan negara yang mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud baik

description

PE

Transcript of Perbedaan Sistem Pelayan Kesehatan Selandia Baru Dan Indonesia

PERBEDAAN SISTEM PELAYAN KESEHATAN SELANDIA BARU DAN INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.            Pendahuluan

Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat

berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara.oleh karena itu untuk mengidentifikasi suatu

negara apakah termasuk negara maju atau negara berkembang dapat dilihat dari kemajuan

teknologi dan hasil pembangunannya.

Dalam konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah “negara maju” dan

“negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negara-negara di

dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara maju adalah negara

yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan negara

berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup

taraf sedang atau dalam perkembangan.

Suatu negara dikatakan berkembang atau maju salah satunya adalah dengan melihat

pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Apabila negara tersebut

belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat

menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Sedangkan negara yang

mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga sebagian

besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik

maka negara tersebut dapat disebut negara maju

Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih maju

dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum mencapai tingkat negara maju disebut

negara industri baru (newly industrialized country/NICs). Dengan kata lain, negara industri

baru sedang berkembang mencapai tingkat negara maju tetapi belum cukup untuk dikatakan

sebagai negara maju.

1.2.            Rumusan Masalah

2.1.   Apa yang dimaksud dengan Negara berkembang dan Negara Maju ?

2.2.   Bagaimana Letak/posisi negara dan batas-batas negara Selandia baru dan Indonesia ?

2.3.   Bagaimana kondisi Fisik Negara selandia baru dan Indonesia ?

2.4.   Bagaimana kondisi pemerintahan Negara Selandia baru dan Indonesia ?

2.5.   Bagaimana hubungan internasional Negara Indonesia dan Selandia Baru ?

2.6.   Seperti Apa kondisi penduduk di Negara Indonesia dan Selandia Baru?

2.7.   Bagaimana Kebudayaan di Negara Indonesia dan Selandia Baru ?

2.8.   Seperti apa stabilitas politik di Negara Indonesia dan Selandia Baru?

2.9.   Bagaimana komoditi perdagangan di Negara Indonesia dan Selandia Baru?

2.10.                       Seperti apa kondisi perekonomian di Negara Indonesia dan Selandia Baru ?

2.11.                       Seperti apa system pelayanan Kesehatan di Negara Indonesia dan Selandia Baru

?

1.3.            Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memperdalam dan memudahkan kita dalam memahami

dan  membedakan “ Negara Maju dan Negara Berkembang”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Negara Maju dan Berkembang

             Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas

hidup yang tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki

tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan. Negara

yang digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua Eropa terutama kawasan Eropa

Barat serta Amerika (Utara) Misalnya Belanda, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan lain-

lain. Sedangkan yang digolongkan negara berkembang terdapat di Benua Asia, Afrika, dan

Amerika Selatan (Latin).

2.2.  Letak/posisi negara dan batas-batas negara New Zeland dan Indonesia

       

            New Zeland (Selandia Baru)  terletak di antara 42o20’LU – 51o05’LU dan antara

8o10’BT – 5o55’BB, dengan batas-batas sebagai berikut.

·         Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Tengah, Andora, dan Spanyol.

·         Sebelah utara berbatasan dengan Selat Inggris (Chanel), Belgia, dan Luxemburg.

·         Sebelah barat berbatasan dengan Australia

·         Sebelah timur berbatasan dengan Samudra Fasifik

Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta

terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania

·      Sebelah selatan berbatasan dengan Negara Timor Leste dan Australia

·         Sebelah utara berbatasan dengan Negara Malaysia.

·         Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Indonesia

·         Sebelah timur berbatasan dengan Papua Nugini

2.3.  Kondisi Fisik Negara New Zeland dan Indonesia

            Selandia Baru terdiri dari dua pulau utama dan sejumlah pulau yang lebih kecil,

terletak di dekat pusat belahan lautan. Pulau Utara dan Pulau Selatan dipisahkan oleh Selat

Cook, selebar 22 kilometer di celah tersempitnya. Di samping Pulau Utara dan Pulau Selatan,

lima pulau terbesar yang dihuni adalah Pulau Stewart, Pulau Chatham, Pulau Great Barrier

(di Teluk Hauraki), Pulau d'Urville (di Marlborough Sounds) dan Pulau Waiheke (kira-kira

22 kilometer dari Auckland tengah) Pulau-pulau negara ini terletak di antara 29° LS sampai

53° LS, dan 165° BT sampai 176° BT. Selandia Baru memiliki panjang (lebih dari 1.600

kilometer membujur dari utara ke selatan) dan memiliki lebar maksimum 400 kilometer

melintang dari barat ke timur, dengan garis pantai sepanjang kira-kira 15.134 kilometer dan

total luas daratan seluas 268.021 kilometer persegi Karena pulau-pulau luarnya yang terpisah

jauh dan garis pantainya yang panjang, negara ini memiliki sumber daya kelautan yang

melimpah. Zona Ekonomi Eksklusif-nya, merupakan salah satu yang terluas di dunia,

meliputi lebih dari 15 kali lipat luas daratannya

Negara ini memiliki topografi yang bervariasi, dan bahkan mungkin kedaruratannya

di atas banyak gelombang, hingga perbatasannya yang dinamis, ia mengangkang di antara

Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia. Selandia Baru adalah bagian dari Benua

Selandia, sebuah pecahan benua, hampir separo ukuran Australia, yang secara bertahap

tenggelam setelah terpisah dari adibenua Gondwana.  Kira-kira 25 juta tahun lalu, sebuah

pergeseran tektonik lempeng mulai meliukkan dan meremas kawasan ini. Sebagian besar

bukti yang kini berada di Alpen Selatan dibentuk oleh pemampatan kerak di sisi Sesar Alpen.

Di tempat lainnya, perbatasan lempeng melibatkan subduksi satu lempeng di bawah lempeng

lainnya, menghasilkan Palung Puysegur di selatan, Palung Hikurangi di timur Pulau Utara,

dan Palung Kermadec dan Palung Tonga di utara jauh.

. sedangkan Indonesia memiliki kondisi fisik kepulauan yang memiliki keragaman

bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka

bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak

astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap

keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai

hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi

sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan

geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di

permukaan bumi.

 Letak geografis Indonesia sangat strategis , sebab tidak hanya kondisi alam yang

mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan samudera ini

berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni

dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-bangsa yang

kita miliki. Selain kebudayaan, Indonesia juga mendapatkan keuntungan ekonomis, seperti:

pertama, kerjasama antar negara-negara berkembang sehingga memiliki mitra kerjasama

yang terjalin dalam organisasi, seperti ASEAN (Association of Southeast Asian

Nations/Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) selain itu Indonesia sebagai inti jalur

perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara lain, sehingga

menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai sumber devisa negara. Dan

juga Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis

tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan

saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru

dunia.

2.4. Bagaimana kondisi pemerintahan

Selandia Baru adalah monarki konstitusional dengan demokrasi parlementer,meskipun

konstitusinya tidaklah tertulis. Ratu Elizabeth II adalah kepala negara yang diberi gelar Ratu

Selandia Baru. Ratu diwakili oleh Gubernur Jenderal, yang ditunjuk oleh Ratu atas nasihat

Perdana Menteri. Gubernur Jenderal dapat menjalankan hak prerogatif mahkota (seperti

meninjau kasus-kasus ketidakadilan dan mengangkat Dewan Menteri (kabinet), duta besar,

dan pejabat publik penting lainnya) dan dalam situasi yang langka, kekuasaan cadangan

(kekuasaan untuk memberhentikan Perdana Menteri, membubarkan Parlemen, atau menolak

Persetujuan Kerajaan atas sebuah rancangan undang-undang menjadi undang-

undang).Kekuasaan Ratu dan Gubernur Jenderal dibatasi oleh kekakuan konstitusional dan

mereka biasanya tidak dapat dijalankan tanpa nasihat dari Kabinet.

Parlemen Selandia Baru memegang kekuasaan legislatif dan terdiri dari Yang Berdaulat

(diwakili oleh Gubernur Jenderal) dan Dewan Perwakilan Rakyat. Parlemen juga pernah

meliputi sebuah majelis tinggi, Dewan Legislatif, hingga dewan ini dihapuskan pada tahun

1950. Kedudukan tertinggi Parlemen berada pada Yang Berdaulat dan berada di Inggris

menurut Bill of Rights 1689 dan telah diratifikasi sebagai undang-undang di Selandia

Baru.Dewan Perwakilan Rakyat dipilih secara demokratis dan Pemerintah dibentuk dari

partai atau koalisi yang menguasai mayoritas kursi di dewan. Jika tidak ada mayoritas yang

terbentuk, maka sebuah pemerintahan minoritas dapat dibentuk jika dukungan dari partai-

partai lain pada saat pemungutan suara kepercayaan dan kesediaan terjamin. Gubernur

Jenderal menunjuk menteri-menteri di bawah saran dari Perdana Menteri, yang berdasarkan

konvensi merupakan pemimpin parlemen koalisi atau partai yang memerintah. Kabinet, yang

terdiri dari para menteri dan dipimpin oleh Perdana Menteri, adalah badan pembuat kebijakan

tertinggi di dalam pemerintahan dan bertanggung jawab untuk menentukan tindakan-tindakan

pemerintah yang signifikan. Berdasarkan konvensi, para anggota kabinet terikat oleh

tanggung jawab kolektif atas semua keputusan yang dibuat oleh kabinet.

Para hakim dan pejabat peradilan diangkat secara non-politis dan di bawah aturan yang

ketat menyangkut masa jabatan untuk membantu memelihara independensi-konstitusionalnya

dari pemerintah. Secara teoretis, keadaan ini memungkinkan peradilan menafsirkan undang-

undang hanya berdasarkan legislasi yang diberlakukan Parlemen tanpa pengaruh-pengaruh

lain pada saat membuat keputusan. Dewan Penasihat di London merupakan pengadilan

banding puncak negara ini sampai tahun 2004, ketika ia digantikan oleh Mahkamah Agung

Selandia Baru. Peradilan, dikepalai oleh Hakim Agung, meliputi Pengadilan Banding,

Pengadilan Tinggi, dan pengadilan-pengadilan bawahannya.

Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara paling stabil dan diperintah dengan sangat

baik di dunia. Pada tahun 2011, negara ini menempati peringkat ke-5 dalam hal kekuatan

lembaga-lembaga demokrasinya dan peringkat pertama dalam hal transparansi pemerintahan

dan paling tidak korup.Selandia Baru memiliki angka partisipasi warga negara yang tinggi,

dengan 79% pemilik suara ikut serta dalam pemilihan umum terkini, dibanding rata-rata

OECD sebesar 72%. Lebih jauh lagi, 67% warga Selandia Baru berkata bahwa mereka

percaya akan lembaga-lembaga politiknya, jauh lebih tinggi daripada rata-rata OECD sebesar

56%.

Sistem pemerintahan yang di terapkan di Indonesia adalah sistem presidensil.

Dengan demikian presiden sebagai kepala pemerintahan mempunyai kekuasaan yang sangat

besar di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Presiden sebagai kepa;la pemerintahan

sekaligus sebagai kepala Negara. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya,presiden selain

dibantu oleh seorang wakil juga oleh sejumlah menteri yang diangkat dan langsung

bertangungjawab kepadanya. Meskipun menteri pembantu dan tergantung kepada

presiden,akan tetapi para menteri mempunyai kedudukan dan kekuatan besar dalam

menjalankan kekuasaan pemeintah secara operasional.

Untuk kelancaran tugasnya presiden di samping sebagai kepala eksekutif juga di

lengkapi dengan sejumlah kekuasaan legislatif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif yang

dimaksud adalah di dalam perumusan undang- undang .Undang-undang dibuat oleh presiden

dengan DPR. Disamping undang-undang ,presiden juga menetapkan peraturan pemerintah .

sementara kekuasaan yudikatif tercermin dari haknya untuk memberi

grasi,abolisi,amnesty,dan rehabilitasi. Dengan demikian ,sistem pemerintahan Indonesia

tidaklah mengikuti asas trias politika secara murni.

Pendistribusian kekuasaan di Indonesia yaitu dengan cara adanya pemerintah pusat

dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah yaitu pemerintah provinsi, kabupaten,dan

kota.pengelolaan pengelolaan pemerintahan dikenal dengan adanya otonomi

daerah,desentralisasi,dan dekonsentrasi,serta tugas pembantuan. Daerah mempunyai

wewenang namun tidak sebesar Negara federal dan otonomi daerah berbeda dengan

federal.Ada lima bidang yang merupakan tugas pemerintah pusat dan tidak di serahkan

kepada pemerintahan daerah yaitu : agama,yustisi,keamanan,moneter,dan fiskal. Bentuk

Negara kesatuan  Indonesia adalah Republik dan Kedaulatan sepenuhnya ada di tangan

rakyat.

2.5. Hubungan Internasional

Selandia Baru pada masa kolonial awal membolehkan Pemerintah Britania untuk

menentukan perdagangan internasional dan bertanggung jawab untuk kebijakan luar negeri.

Konferensi Imperial tahun 1923 dan 1926 memutuskan bahwa Selandia Baru harus diizinkan

untuk merundingkan perjanjian politiknya, di mana perjanjian perdagangan dengan Jepang

pada tahun 1928 menjadi kesuksesan pertamanya. Meskipun independensi ini, Selandia Baru

dengan ikhlas mengikuti Britania dalam deklarasi perang terhadap Jerman pada tanggal 3

September 1939, yang diperkuat oleh pernyataan Perdana Menteri Michael Savage, "Ke

mana ia (Britania) pergi, kami mengikutinya; di mana ia (Britania) berdiri, di sanapun kami

berdiri."

Selandia Baru terlibat dalam Forum Kepulauan Pasifik, APEC, dan Forum Regional

ASEAN (termasuk Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur).Selandia Baru adalah juga

anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa,Negara-Negara Persemakmuran, OECD, dan Five

Powers Defence Arrangements

Sejak merdeka, hubungan luar negeri Indonesia berpatokan pada kebijakan luar negeri

"bebas dan aktif" dengan mencoba mengambil peran dalam berbagai masalah regional sesuai

ukuran dan lokasinya, namun menghindari keterlibatan dalam konflik di antara kekuatan-

kekuatan besar dunia. Kebijakan luar negeri Indonesia pada masa Orde Baru yang dipimpin

Presiden Soeharto beralih dari sikap anti-Barat dan anti-Amerika yang menjadi ciri

pemerintahan Soekarno. Setelah Soeharto mengundurkan diri tahun 1998, pemerintah

Indonesia mempertahankan garis besar kebijakan luar negeri Soeharto yang moderat dan

independen. Banyaknya masalah di dalam negeri tidak berhasil mencegah presiden-presiden

selanjutnya untuk bepergian ke luar negeri serta partisipasi Indonesia dalam panggung

internasional. Invasi ke Timor Leste oleh Indonesia pada bulan Desember 1975, aneksasinya

tahun 1976, serta referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia pada bulan Agustus

1999 memperkuat hubungan Indonesia dengan komunitas internasional.

Tolok ukur kebijakan luar negeri kontemporer Indonesia adalah partisipasinya dalam

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), karena Indonesia bersama Thailand,

Malaysia, Singapura, dan Filipina merupakan anggota pendirinya pada tahun 1967. Sejak itu,

Brunei, Vietnam, Laos, Burma, dan Kamboja bergabung dengan ASEAN. Awalnya dibentuk

untuk mempromosikan tujuan ekonomi, sosial, dan budaya bersama, ASEAN kemudian

membentuk dimensi keamanan setelah Vietnam menyerbu Kamboja tahun 1979; aspek

keamanan ASEAN meluas melalui pembentukan ASEAN Regional Forum tahun 1994 yang

terdiri dari 22 negara, termasuk Amerika Serikat. Masalah dalam negeri Indonesia yang terus

berlanjut telah mengalihkan perhatiannya dari berbagai urusan ASEAN, sehingga

mengurangi pengaruhnya dalam organisasi tersebut.

Indonesia juga merupakan salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) dan telah

mengambil posisi moderat dalam setiap pertemuan. Sebagai Ketua GNB tahun 1992-95,

Indonesia menarik GNB dari retorika konfrontasi Utara-Selatan, dan menyuarakan perluasan

kerja sama Utara-Selatan dalam bidang pembangunan. Indonesia terus menjadi pemimpin

Gerakan Non-Blok terdepan dan suportif.

Indonesia memiliki populasi Muslim terbanyak di dunia dan merupakan anggota

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Indonesia secara hati-hati mempertimbangkan

kepentingan solidaritas Islam dalam keputusan kebijakan luar negerinya, namun pada

umumnya selalu menjadi pengaruh pertimbangan di OKI. Presiden Abdurrahman Wahid

berusaha membentuk hubungan baik dengan Israel dan pada bulan Agustus 2000, ia bertemu

dengan mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres. Akan tetapi, hingga Januari 2006,

belum ada hubungan diplomasi formal antara Indonesia dan Israel. Karena itu, Indonesia,

bersama Malaysia, membina hubungan luar negerinya dengan Israel melalui Singapura.

Indonesia dari dulu merupakan pendukung kuat forum Asia-Pacific Economic

Cooperation (APEC). Melalui upaya Presiden Soeharto pada pertemuan tahun 1994 di Bogor,

Indonesia, semua anggota APEC setuju memberlakukan perdagangan bebas di kawasan Asia-

Pasifik pada tahun 2010 untuk negara maju dan 2020 untuk negara berkembang.

2.6. Kondisi penduduk

      Indonesia dengan jumlah penduduknya kira-kira 185 juta, termasuk negara-negara

yang paling banyak jumlah penduduknya . Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan

terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di

Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai

bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah,

misalnya Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.

Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas diantaranya adalah

etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui

perdagangan sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia

terdapat sekitar 4 juta populasi etnis Tionghoa.[52] Angka ini berbeda-beda karena hanya pada

tahun 1930 dan 2000 pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-golongkan

masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa dan keturunannya.

Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang

menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.[40] Sisanya

beragama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain

(0,3%). Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui

Konghucu.[53]

Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu,

namun bahasa resmi negara, yaitu bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di

negara ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia .

 Sedangkan keadaan Penduduk di Negara Selandia Baru memiliki populasi sekitar 4 juta.

Sekitar 80% dari populasinya adalah turunan Eropa. Suku Maori adalah grup etnik kedua

terbesar (14,7%). Sekitar 1996 dan 2001, jumlah orang Asia (6,6%) melewati jumlah orang

Kepulauan Pasifik (6,5%).

Kristen adalah agama dominan di Selandia Baru, meskipun hampir 40% populasinya

tidak memiliki agama. Denominasi utama Kristen adalah Anglikan, Presbiteranian, Katolik

Roma, dan Methodist. Ada juga sejumlah orang yang menyebut mereka Gereja Pantekosta

dan Baptis dan juga Mormon. Gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru memiliki banyak

pengikut di antara orang Maori. Menurut hasil sensus, agama minoritas lain termasuk Hindu,

Buddha, dan Islam. Terdapat lebih dari 36.000 Muslim di Selandia Baru yang sebagian besar

adalah pendatang baru dan pengungsi.

Populasi Selandia Baru kira-kira sejumlah 4,4 juta jiwa. Selandia Baru adalah negara

yang didominasi oleh kawasan perkotaan, dengan 72 persen populasi tinggal di 16 kawasan

perkotaan utama dan 53 persen tinggal di empat kota terbesar Auckland, Christchurch,

Wellington, dan Hamilton. Kota-kota di Selandia Baru pada umumnya berperingkat tinggi

dalam hal ukuran kelayakan huni internasional. Misalnya, pada tahun 2010 Auckland

menempati peringkat ke-4 kota paling layak huni di dunia dan Wellington menempati

peringkat ke-12 dalam Survey Kualitas Hidup versi Mercer.

Angka harapan hidup seorang bayi Selandia Baru yang lahir pada tahun 2008 adalah

82,4 tahun untuk perempuan, dan 78,4 tahun untuk laki-laki. Angka harapan hidup bayi pada

saat dilahirkan diramalkan naik dari 80 tahun menjadi 85 tahun pada tahun 2050 dan angka

kematian bayi diperkirakan mengalami penurunan. Tingkat kesuburan total Selandia Baru

adalah sebesar 2,1; relatif tinggi untuk ukuran negara maju, dan kelahiran alami menempati

proporsi signifikan pertumbuhan populasi. Oleh karenanya, negara ini memiliki populasi

muda dibandingkan dengan negara-negara paling terindustrialisasi, dengan 20 persen

penduduk Selandia Baru berumur 14 tahun atau lebih muda.Pada tahun 2050 populasi

Selandia Baru ditaksir mencapai 5,3 juta jiwa, umur median berubah dari 36 tahun menjadi

43 tahun dan persentase orang yang berumur 60 tahun atau lebih tua berubah dari 18 persen

menjadi 29 persen.

2.7. Kebudayaan

Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya

yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina,

Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali

tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang

menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda.

Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan

di daerah Sumatera seperti tari Ratéb Meuseukat dan tari Seudati dari Aceh.  Sedangkan

budaya Selandia Baru  mengadaptasi budaya Polinesia timur yang berbasis tropika, sejalan

dengan tantangan-tantangan yang melekat dengan suatu lingkungan yang lebih luas dan lebih

beraneka ragam, yang sebenarnya secara langsung ataupun tidak langsung juga

mengembangkan budaya sendiri yang berbeda. Organisasi sosial sangatlah bersifat komunal

dengan keluarga (whanau), sub-suku (hapu), dan suku (iwi) yang diatur oleh seorang ketua

(rangatira) yang kedudukannya memerlukan persetujuan komunitas. Imigran Britania dan

Irlandia membawa aspek-aspek kebudayaan mereka ke Selandia Baru dan juga memengaruhi

kebudayaan Māori, khususnya dengan diperkenalkannya Agama Kristen. Bagaimanapun,

Māori masih menganggap kepatuhan mereka terhadap kelompok-kelompok kesukuan sebagai

bagian penting dari identitas mereka, dan kekerabatan Māori mirip dengan apa yang berlaku

di masyarakat Polinesia lainnya. Yang lebih baru, Budaya Amerika Serikat, Australia, Asia,

dan budaya-budaya Eropa lainnya telah memengaruhi budaya Selandia Baru. Budaya-budaya

Polinesia yang bukan Māori juga terlihat, dengan diselenggarakannya Festival Pasifika,

festival Polinesia terbesar di dunia, dan kini menjadi acara tahunan di Auckland. Kehidupan

perdesaan yang luas di Selandia Baru dini telah membentuk citra Orang Selandia Baru yang

kasar, pemecah masalah yang sangat gigih. Kesantunan diharapkan dan diberdayakan melalui

"sindroma opium tinggi", di mana pihak-pihak berpenghasilan tinggi menerima kritikan

pedas. Pada masa itu Selandia Baru tidak dikenal sebagai negara intelek. Sejak permulaan

abad ke-20 sampai penghujung dasawarsa 1960-an budaya Māori ditekan oleh upaya

asimilasi Māori ke dalam Orang Selandia Baru keturunan Britania. Pada dasawarsa 1960-an,

ketika pendidikan tinggi dan kawasan perkotaan meluas[ budaya perkotaan mulai

mendominasi. Meskipun sebagian besar populasi kini menetap di kota-kota, banyak seni,

sastra, film, dan lawakan Selandia Baru bertemakan perdesaan

2.8. Stabilitas Politik

Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara paling stabil dan diperintah dengan

sangat baik di dunia. Pada tahun 2011, negara ini menempati peringkat ke-5 dalam hal

kekuatan lembaga-lembaga demokrasinya dan peringkat pertama dalam hal transparansi

pemerintahan dan paling tidak korup. Selandia Baru memiliki angka partisipasi warga negara

yang tinggi, dengan 79% pemilik suara ikut serta dalam pemilihan umum terkini, dibanding

rata-rata OECD sebesar 72%. Lebih jauh lagi, 67% warga Selandia Baru berkata bahwa

mereka percaya akan lembaga-lembaga politiknya, jauh lebih tinggi daripada rata-rata OECD

sebesar 56%. Sedangkan Stabilitas Politik di Indonesia Fluktuasinya naik turun tapi dengan 

Membaiknya perekonomian global membuat stabilitas politik di Indonesia relative aman.

2.9.                         Kondisi perdagangan

Selandia Baru sangat bergantung kepada perdagangan internasional, khususnya hasil-

hasil pertanian. Bilangan ekspornya adalah 24 persen dari produksinya, membuat Selandia

Baru rentan terhadap harga-harga komoditas internasional dan resesi global. Industri-industri

ekspor pentingnya adalah pertanian, hortikultura, perikanan, kehutanan, dan pertambangan,

yang menyumbang setengah ekspor negara ini. Mitra ekspor utamanya adalah Australia,

Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Britania Raya. Pada tanggal 7 April 2008, Selandia Baru

dan Cina menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Selandia Baru-Cina, perjanjian

pertama yang ditandatangani Cina dengan negara maju. Sektor jasa adalah sektor terbesar

dalam ekonomi negara ini, diikuti oleh manufaktur dan konstruksi dan kemudian perkebunan

dan ekstraksi bahan mentah. Pariwisata memainkan peran signifikan dalam ekonomi Selandia

Baru, menyumbang US$ 15,0 miliar bagi keseluruhan PDB Selandia Baru dan mendukung

9,6 persen seluruh tenaga kerja pada tahun 2010.International visitors to New Zealand

increased by 3.1 percent in the year to October 2010 dan diharapkan mengalami kenaikan

pada laju 2,5 persen per tahun sampai tahun 2015.

Sedangkan Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa,

termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas

alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih

minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan

karet. Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2011.

Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektorpertanian menyumbang 14,0%.

Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-

sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan

36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.

Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara

jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia

2.10.                    Kondisi perekonomian

            Selandia Baru termasuk dalam negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi

menyaingi Eropa Selatan dalam beberapa hal, Selandia Baru termasuk dalam salah satu

negara terbaik misalnya pada Indeks Pembangunan Manusia yang menempatkan Selandia

Baru pada urutan ketiga. Ekspor merupakan andalan utama perekonomian negara ini

sehingga dampak perekonomian dunia akan berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi

negara ini.

Selandia Baru memiliki sebuah ekonomi pasar yang modern, makmur, dan maju

dengan taksiran produk domestik bruto (PDB) berdasarkan keseimbangan kemampuan

berbelanja (KKB) per kapita sebesar US$ 28.250.Satuan mata uang Selandia Baru adalah

Dollar Selandia Baru, secara informal dikenal sebagai "dollar Kiwi"; mata uang ini juga

beredar di Kepulauan Cook (lihatlah Dollar Kepulauan Cook), Niue, Tokelau, dan Kepulauan

Pitcairn. Selandia Baru menempati peringkat ke-5 Indeks Pembangunan Manusia tahun

2011,ke-4 dalam Indeks Kebebasan Ekonomi The Heritage Foundation tahun 2012,dan ke-13

dalam Indeks Inovasi Global INSEAD tahun 2012 . Berdasarkan sejarahnya, industri-industri

ekstraktif telah sangat berkontribusi bagi ekonomi Selandia Baru, berfokus pada perburuan

anjing laut, penangkapan paus, pemanenan lenan liar, pendulangan emas, pengumpulan getah

kauri, dan damar asli.Dengan dikembangkannya kapal laut berpembeku pada dasawarsa

1880-an daging dan hasil-hasil peternakan lainnya diekspor ke Britania, sebuah perdagangan

yang menjadi basis bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat di Selandia Baru.

Sedangkan keadaan perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia pada

kuartal IV-2013 sedikit membaik dengan mencatat laju pertumbuhan year-on-year

menjadi 5,72% meski lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada

tahun sebelumnya yaitu 6,18%. Hal ini terutama disebabkan oleh tekanan pada transaksi

berjalan dan pelemahan nilai tukar rupiah yang dibarengi dengan kenaikan laju inflasi.

Tekanan pada transaksi berjalan yang mengalami defisit selama tiga kuartal terakhir

mendorong peningkatan suku bunga acuan sehingga menekan investasi. Meski defisit

transaksi berjalan menurun signifikan dari USD 8,5 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi

USD 4 miliar pada kuartal IV-2013, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 hanya mencapai 

5,78% lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang mencapai 6,23%.

pertumbuhan ekspor komoditas berbasis sumber daya meningkat tajam, Indonesia hanya

mencatat kemajuan yang terbatas dalam meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur

dan terproses. Produsen-produsen Indonesia telah menyuarakan keprihatinan akan daya saing

mereka melawan produsen berbiaya rendah, baik di dalam negeri maupun di pasar asing.

Penurunan pertumbuhan bidang manufaktur dan menyurutnya pangsa ekspor sektor

manufaktur juga menimbulkan tanda tanya mengenai daya saing sektor manufaktur Indonesia

2.11.  Sistem Pelayanan Kesehatan

Sistem pelayanan kesehatan di indonesia meliputi pelayanan rujukan yang berupa:

1.      Pelayanan kesehatan dasar

Pada umumnya pelayanan dasar dilaksanakan di puskesmas, Puskesmas pembantu,

Puskesmas keliling, dan Pelayanan lainnya di wilayah kerja puskesmas selain rumah sakit.

2.      Pelayanan kesehatan rujukan

Pada umumnya dilaksanakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan diperlukan, baik dalam

pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan kesehatan rujukan.

  Sistem Rujukan (Referal System)

Di negara Indonesia sistem rujukan telah dirumuskan dalam SK. Menteri Kesehatan RI No.32

tahun 1972, yaitu suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan

pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah

kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang

lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antara unit-unit yang setingkat

kemampuannya. Macam rujukan yang berlaku di negara Indonesia telah ditentukan atas dua

macam dalam Sistem Kesehatan Nasional, yaitu:

1)      Rujukan kesehatan

Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public

health services). Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan

derajat kesehatan. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan teknologi, rujukan sarana, dan rujukan

operasional.

2)      Rujukan medis

Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services). Rujukan ini terutama

dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan

penderita, rujukan pengetahuan, rujukan bahan-bahan pemeriksaan.

            Dindonesia program-program pemerintah untuk masyarakat miskin untuk masalah

kesehatan termasuk banya seperti jamkesmas,jamsostek,askes, BPJS dan terakhir Kartu

Indonesia Sehat. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat ketika sakit. Selain

itu fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia juga sudah relati baik

Sistem pelayanan Kesehatan Selandia Baru memiliki sistem kesehatan umum yang

bagus. Terdiri atas sebuah kombinasi pemasok negeri dan swasta. Tetapi, jasa kesehatan

biasanya tidak gratis bagi siswa internasional. Di kota-kota besar tersedia banyak sekali jenis

perawatan kesehatan, termasuk chiropractic, osteopati, akupuntur, naturopati, homeopati, dan

obat-obatan China. Jika harus menjalani pembedahan atau perawatan lainnya, kemungkinan

besar Anda harus masuk rumah sakit swasta, kecuali jika Anda memiliki hak untuk

mendapatkan perawatan di rumah sakit umum di Selandia Baru.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Negara maju seringkali diartikan sebagai negara mandiri yang sudah mencapai tingkat

kemajuan diberbagai bidang melebihi negara lainnya yang masih berkembang atau miskin. 

Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi

melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per

kapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun beberapa negara telah mencapai GDP

tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam tanpa mengembangkan industri yang beragam,

dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status negara maju. Salah satu contoh

Negara yang berada di tahap Maju adalah New Zeland (Selandia Baru)

Sedangkan negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu

negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara

berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di

dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup

rata-rata yang tinggi. Salah satu contoh Negara yang sedang berada pada tahap berkembang

adalah Indonesia

Perbedaan antara negara maju dan berkembang adalah terletak pada perbedaan sikap atau

perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan

pendidikan. Perilaku masyarakat di negara maju mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan

seperti etika, kejujuran dan integritas, bertanggungjawab, hormat pada aturan dan hukum

masyarakat, hormat pada hak orang lain, cinta pada pekerjaan, mau kerja keras dan tepat

waktu.

Ciri – ciri negara maju :

1.   Pendapatan perkapita tinggi

2.   Tingkat pendidikan tinggi

3.   Memiliki modal besar

4.   Banyak tenaga ahli

5.   Angka kelahiran bayi rendah

6.   Angka harapan hidup tinggi

7.   Sebagian besar penduduk tinggal di kota

8.   Angka pertumbuhan penduduknya rendah

9.   Perekonomian di dukung sektor industri dan jasa

Ciri – ciri negara berkembang :

1.   Pendapatan perkapita rendah

2.   Tingkat pendidikan rendah

3.   Tidak memiliki modal

4.   Kurang tenaga ahli

5.   Angka kelahiran bayi tinggi

6.   Angka harapan hidup rendah

7.   Sebagian besar penduduk tinggal di desa

8.   Angka pertumbuhan penduduknya tinggi

9.   Perekonomian di dukung sektor pertanian

3.2. SARAN

Saran yang dapat kami sampaikan untuk mengatasi kesenjangan tersebut, perlu diadakan

kerjasama antara negara maju dan negara berkembang, sehingga dapat menguntungkan satu

sama lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.crayonpedia.org/mw/Negara-

Negara_Yang_Digolongkan_Sebagai_Negara_Maju_dan_Berkembang_9.1

http://www.google.co.id

http://fairy19.wordpress.com/2012/04/01/selandia Baru-geografi-dan-kondisi-budaya/

http://deddyyudha.blogspot.com/2012/05/info-tentang-negara-selandia Baru.html

http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/negara-berkembang-artikel-lengkap.html

http://jaringnews.com/ekonomi/umum/9267/indonesia-dan-selandiaBaru -tingkatkan-hubungan-dagang

http://suhendriliquer.wordpress.com

http://abdulbarialhikmh.blogspot.com

0

Kebijakan Sistem Jaminan Sosial Di Negara-Negara Berkembang13/07/2012 pemberdayaan

Oleh Sumaryatin*)

Merujuk pada Spicker (1995), Midgley, Tracy danLivermore (2000), Thompson (2005), Suharto, (2005a), dan Suharto (2006b),pengertian kesejahteraan sedikitnya mengandung empat makna.

1. Sebagai kondisi sejahtera (well-being).

Pengertian ini biasanya menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial (social welfare) sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan  material dan non-material. Midgley, et al (2000: xi) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai “… a condition or state of humanwell-being.” Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat dipenuhi; serta manakala manusia memperoleh perlindungan dari resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya.

2. Sebagai pelayanan sosial.

Di Inggris, Australia dan Selandia Baru,pelayanan sosial umumnya mencakup lima bentuk, yakni jaminan sosial(social security),pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan pelayanan sosial personal (personal social services).

3. Sebagai tunjangan sosial

Khususnya di Amerika Serikat (AS),diberikan kepada orang miskin. Sebagian besar penerima welfare adalah orang-orang miskin,cacat, penganggur, keadaan ini  kemudian menimbulkan konotasi negatif pada istilah kesejahteraan,seperti kemiskinan, kemalasan,ketergantungan, yang sebenarnyalebih tepat disebut “ social illfare”ketimbang “ social welfare”.

4. Sebagai proses atau usahaTerencana

 yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial,masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan (pengertian pertama) melalui pemberianpelayanan sosial (pengertian ke dua)dan tunjangan sosial (pengertianketiga). Di Indonesia, konsep kesejahteraan merujuk pada konsep pembangunan kesejahteraan sosial, yakni serangkaian aktivitas yang terencana danmelembaga yang ditujukan untuk meningkatkan standar dan kualitas kehidupanmanusia. Sebagai sebuah proses untuk meningkatkan kondisi sejahtera, istilah‘kesejahteraan’ sejatinya tidak perlu pakai kata ‘sosial’ lagi, karena sudah jelasmenunjuk pada sektor atau bidang yang termasuk dalam wilayah pembangunan sosial. Sektor ‘pendidikan’ dan ‘kesehatan’ juga termasuk dalam wilayah pembangunan sosial dan tidak memakai embel-embel ‘sosial’ atau ‘manusia’. Di negara lain, istilah yang banyak digunakan adalah ‘welfare’ (kesejahteraan) yang secara konseptual mencakup segenap proses dan aktivitas mensejahterakan warga negara dan menerangkan sistem pelayanan sosial dan skema perlindungan sosial bagi kelompok yang kurang beruntung (Suharto, 2005).

Program jaminan sosial pertama kali hadir pada akhir abad 19 di Eropa Barat. Hadirnya program jaminan sosial pada awal kemunculannya untuk menyediakan perlindungan bagi para tenaga kerja untuk kemungkinan-kemungkinan seperti kecelakaan kerja, sakit selama bekerja, bahkan untuk jaminan kematian.Sementara pada era sekarang ini, jaminan sosial menjadi komponen yang penting bagi negara-negara kesejahteraan ( modern welfare-state).Kebijakan mengenai program jaminan sosial sebenarnya sudah ditetapkan pada tahun 1950-1960’an oleh beberapa negara berkembang. Namun secara umum mereka tidak menghasilkan perlindungan bagi masyarakat umum, hanya mampu menjangkau beberapa sektor saja, eks: militer, sektor komersial, dan sektor industri.

Mayoritas masyarakat yang berada di daerah rural-urban, yang lebih banyak begerak di sektor informal dan masyarakat daerah rural  yang mengembangkan sistem subsistensi, tidak terjangkau. Sementara kita mengetahui bahwa mayoritas masyarakat seperti itu adalah mereka  yang memiliki taraf hidup dibawah staandar layak, mayoritas masyarakat miskin, kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan serta tingkat pendidikan yang masih rendah

Era sekarang ini, tidak seperti pada zamannya jaminan sosial harus menjangkau semuanya secara universal, namun bisa dilakukan oleh masing-masing negara berkembang. Sehingga para pembuat kebijakan membutuhkan model jaminan sosial bagi mereka yang tidak tercover sistem jaminan sosial.

Pada kesempatan ini, akan mencoba memaparkan integrasi yang memungkinkan dari sistem jaminan sosial yang diberikan pemerintah dengan sistem tradisional dalam masyarakat. Dalam konteks Indonesia sebuah pandangan singkat Undang-undang zakat Di Indonesia. Bagaimana pemerintah mencoba untuk megintegrasikan dan mengakomodasinya dalam bentuk perundang-undangan namun justru dikritik sebagai sebuah upaya sentralisasi pengelolaan zakat.

Permasalahan-permasalahan dalam jaminan sosial di negara dunia ke tiga

Meskipun dinyatakan bahwasanya jaminan sosial di negara dunia ke tiga dilakukan oleh pemerintah berdasarkan pada karakteristik masyarakat, sesungguhnya terdapat sebuah standarisasi  konsep jaminan sosial yang dikembangkan oleh pemerintahan di negara-negara barat dan ILO (International Labour Office).

Program jaminan sosial secara lebih formal didefinisikan oleh International Labour Office merupakan sesuatu yang dibuat dan disahkan oleh lembaga legislatif, kemudian program dijalankan kepada publik, dan selanjutnya mereka akan menyediakan pelayanan kesehatan yang mencangkup aspek preventif dan kuratif.

Lebih jauh, Midgley memberikan pembedaan dalam pengkategorian program jaminan sosial. Kategorisasi jaminan sosial yang dilakukan Midgley tersebut diklasikasifikasikan menjadi asuransi sosial,  bantuan sosial,  jaminan kerja yang memungkinkan para majikan memenuhi tanggungjawabnya dan  dibentuknya skema gaji yang sesuai.

Asuransi sosial dalam pandangan Midgley keunungan yang akan diperoleh seseorang setelah ‘memberikan kontribusi’ untuk  sistem jaminan sosial  yang diikutinya.

Bantuan sosial adalah sesuatu yang diberikan tidak tergantung dengan kontribusi seseorang, namun lebih karena mendapat pendanaan dari pajak.

Pendekatan masing-masing negara dalam pengembangan jaminanan sosial berbeda-beda, tergantung karakteristik negara yang bersangkutan. Sebagai contoh di Afrika, family allowances  menjadi bagian asuransi sosial yang terintegrasi dalam sistem jaminan sosial.  Di Amerika Latin, jaminan sosial yang disediakan oleh negara mencangkup program peduli kesehatan, yang tidak sering diaplikasikasn di kawasan afrika dan asia.

Di negara dunia ke tiga, jaminan sosial hanya sedikit yang mampu menjangkau masyarakat umum. Terjadi perbedaaan antara pekerja yang memiliki upah tetap dan yang masih berdiri pada sektor-sektor subsisten dalam menjalankan perekonomian sehingga banyak yang tidak terjangkau.

Data yang disajikan Thompson(1979),menginformasikan bahwa jangkauan jaminan sosial yang diberikan di beberapa negara di kawasan Asia, sangat sedikit dan berbanding terbalik dengan total populasi. Sebagai contoh di Pakistan hanya terdapat  400.000 penduduk dari 71 juta jiwa  yang memperoleh jaminan sosial.  Hanya 8% dari serikat  buruh yang terjangkau jaminan sosial di India, di Thailan hanya sebesar 10% sementara di Indonesia hanya 12%.

Jaminan sosial di negara berkembang dilakukan melalui mekanisme subsidi kepada mayarakat miskin.

Sistem jaminan sosial tradisional

Baik para ilmuwan sosial maupun para pembuat kebijakan sosial sesunggunya menyadari terdapat perbedaan mendasar antara program sistem jaminan sosial yang disediakan oleh negara maupun suatu institusi yang memungkinkan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan pada masyarakat pribumi (jaminan tradisional).

Sistem jaminan sosial tradisional merupakan sebuah sistem dari mekanisme kebudayaan masyarakat lokal yang mewajibkan baik individu, kelompok maupun komunitas untuk menyediakan bantuan satu dengan lainnya saat anggota kelompok tersebut ada yang membutuhkan.

Sistem jaminan sosial tradisional juga mewajibkan untuk saling memberi kepada fakir miskin dalam sebuah komunitas. Pemberian sedekah dapat berbagai bentuk, seperti dalam masyarakat islam dikenal dengan istilah zakat.

Mekanisme kulutural dari masyarakat tersebut diyakini dapat menolong dan meningkatkan kesejahteraan komunitas yang bersangkutan.

 

INTEGRATING THE TRADITIONAL  AND STATE SYSTEM

Ide untuk mengintegrasikan ketetapan perundang-undangan dengan socialprotection yang berkembang dimasyarakat  untuk memperluas cakupan dan coverage social security, sehingga upaya untuk memeperluas cakupan itu menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Di banyak negara berkembang dual system yaitu sistem perundang-undangan negara dan sistem proteksi tradisional dioperasikan secara bersama untuk mengcover seluruhnya.

 

Kebijakan-kebijakan untuk mengintegrasikan perundangan-undangan dan indigenous sistem

Kebijakan untuk mengintegrasikan sistem jaminan sosial yang menggabungkan tanggung jawab negara dengan kearifan lokal. Ada bbrp langkah  implementasi kebijakan diujicobakan secara onovatif dengan diterapkan pada skala yang kecil, termonitor secara baik dan terevaluasi secara baik. Dengan implementasi yang kecil yang terketahui kekuarangannya. setelah itu bar u diimplemnetasikan dalam skala yang lebih besar . sehingga kegagalan dan kesalahan dapat dicegah. Project  ujicoba bermanfaat utk mengetahui ketidak efektifan sebuah formula kebijakan, sehingga ketika akan diimplementasikan secara nasional sudah bisa diantisipasi kekurangan-kekurangannya.

REFORMULASI KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL  DI NEGARA BERKEMBANG

Kebijakan jaminan sosial di dunia ketiga harusnya menyediakan intervensi  bagi kelas miskin untuk mendapatkan proteksi dalam kesejahteraan untuk melawan segala ketidak pastian akibat dari kemiskinan yang dialaminya

Dengan pendekatan komprehensif pembangunan kebijakan sosial  yang memperkenalkan integrasi antara sistem jaminan sosial yang dikelola negara dan jaminan sosial yang dikelola oleh masyarakat.Contoh: FUNRURAL (Rural Worker’s Asistance Fund), salah satu program yang dilakukan pemerintah Brazil pada tahun 1963. program ini merupakan program pendanaan dalam pelayanan kesehatan yang diperoleh dari 2% pajak komoditas pertanian.

Meski beresiko menyederhanakan keragaman, sedikitnya ada empat model negara kesejahteraan yang hingga kini masih beroperasi (lihat Stephens, 1997; Esping-Andersen, 1997; Spicker, 1995; Spicker, 2002; Suharto, 2005a; Suharto, 2006):

1. Model Universal

Pelayanan sosial diberikan oleh negara secara merata kepada seluruh penduduknya, baik kaya maupun miskin. Model ini sering disebut sebagai the Scandinavian Welfare States yang diwakili oleh Swedia, Norwegia, Denmark dan Finlandia. Sebagai contoh, negara kesejahteraan di Swedia sering dijadikan rujukan sebagai model ideal yang memberikan pelayanan sosial komprehensif kepada seluruh penduduknya. Negara kesejahteraan di Swedia sering dipandang sebagai model yang paling berkembang dan lebih maju daripada model di Inggris, AS dan Australia.

2. Model Korporasi atau Work Merit Welfare States

Seperti model pertama, jaminan sosial juga dilaksanakan secara melembaga dan luas, namun kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah, dunia usaha dan pekerja (buruh). Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh negara diberikan terutama kepada mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui skema asuransi sosial. Model yang dianut oleh Jerman dan Austria ini sering disebut sebagai Model Bismarck, karena idenya pertama kali dikembangkan oleh Otto von Bismarck dari Jerman .

3. Model Residual

Model ini dianut oleh negara-negara Anglo-Saxon yang meliputi AS, Inggris, Australia dan Selandia Baru. Pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar, diberikan terutama kepada kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged groups), seperti orang miskin, penganggur, penyandang cacat dan orang lanjut usia yang tidak kaya. Ada tiga elemen yang menandai model ini di Inggris: (a) jaminan standar minimum, termasuk pendapatan minimum; (b) perlindungan sosial pada saat munculnya resiko-resiko; dan (c) pemberian pelayanan sebaik mungkin. Model ini mirip model universal yang memberikan pelayanan sosial berdasarkan hak warga negara dan memiliki cakupan yang luas. Namun, seperti yang dipraktekkan di Inggris, jumlah tanggungan dan pelayanan relatif lebih kecil dan berjangka pendek daripada model universal. Perlindungan sosial dan pelayanan sosial juga diberikan secara ketat, temporer dan efisien. Kotak 3 memberi deskripsi singkat mengenai model residual di AS.

4. Model Minimal

Model ini umumnya diterapkan di gugus negara-negara latin (seperti Spanyol, Italia, Chile, Brazil) dan Asia (antara lain Korea Selatan, Filipina, Srilanka, Indonesia). Model ini ditandai oleh pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang sangat kecil. Program kesejahteraan dan jaminan sosial diberikan secara sporadis, parsial dan minimal dan umumnya hanya diberikan kepada pegawai negeri, anggota ABRI dan pegawai swasta yang mampu membayar premi. Di lihat dari landasan konstitusional seperti UUD 1945, UU SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional), dan pengeluaran pemerintah untuk pembangunan sosial yang masih kecil, maka Indonesia dapat dikategorikan sebagai penganut negara kesejahteraan model ini. Bahkan dilihat dari praktek pembangunan kesejahteraan, seperti pendidikan dan jaminan kesehatan gratis bagi warga, khususnya yang tidak mampu, Kabupaten Jembrana, Kutai Kertanegara, Solok, Bantul, adalah sebagian kabupaten yang kerap disebut sebagai wilayah yang telah menerapkan model negara kesejahteraan pada tingkat lokal.

 

 

Daftar Pustaka:

1.Esping-Andersen, Gosta (1997), “Af ter the Golden Age? Welfare State Dilemmas in a Global Economy” dalam Gosta Esping-Andersen (ed), Welfare States in Transition: National Adaptations in Global Economics, halaman 1-31

2.Midgley, James, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore (2000), “I ntroduction: Social Policy and Social Welfare” dalam James Midgley, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore (ed), The Handbook of Social Policy, London: Sage, halaman xi-xv

3. Spicker, Paul (1995), Social Policy: Themes and Approaches, London: Prentice all

4. Spicker, Paul (2002), Poverty and the Welfare State: Dispelling the Myths, London: Catalyst

5. Stephens, John D. (1997), “T he Scandinavian Welfare States: Achievements, Crisis, and Prospects” dalam Gosta Esping-Andersen (ed), Welfare States in Transition: National Adaptations in Global Economics, halaman 32-65

6. Suharto, Edi (1997), Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran, Bandung: LSP Press

7.Suharto, Edi (2005a), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama

8.Suharto, Edi (2006a), “Pe ta dan Dinamika Welfare State di Beberapa Negara: Pelajaran Apa Yang Bisa Dipetik Untuk Membangun Indonesia?”, Edi Suharto/WelfareStateDepsos/2006 20