PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN...

54
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS II SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : ADHI MEDIA PURWIDYATMOKO NIM. K.5605010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R T A 2009

Transcript of PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN...

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE

DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN

BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS II SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh :

ADHI MEDIA PURWIDYATMOKO NIM. K.5605010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2009

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE

DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN

BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS II SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN 2009

Oleh :

ADHI MEDIA PURWIDYATMOKO NIM. K.5605010

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2009

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Agus Margono, M. Kes. Drs. H. M. Mariyanto, M. Kes. NIP. 19580822 198403 1 002 NIP. 19591129 198702 1 001

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 08 Oktober 2009

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes.

Sekretaris : Drs. Tri Aprilijanto U, M.Kes.

Anggota I : Drs. H. Agus Margono, M. Kes

Anggota II : Drs. H. M. Mariyanto, M. Kes

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon .H, M.Pd NIP. 131 658 563

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

ABSTRAK Adhi Media Purwidyatmoko. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS II SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN 2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 (2) Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Macthed by Subjects Design. Populasi dalam penelitian ini siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 yang berjumlah 135 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling, kemudian diambil sampel penelitian sebanyak 30 siswa putra. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan shooting dalam permainan bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5% untuk memenuhi asumsi hasil penelitian dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri uji normalitas dan uji homogenitas Subyek penelitian dibagi dalam 2 kelompok yaitu masing-masing kelompok ada 15 siswa dengan ordinal pairing. Kelompok 1 mendapatkan latihan shooting dengan distributed practice, sedangkan kelompok 2 mendapatkan latihan shooting dengan massed practice.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai thit sebesar 2.432 dan ttabel sebesar 2.145 dengan taraf signifikasi 5%. (t hit > t tabel 5%). (2) Latihan shooting dengan massed practice (K2) memiliki pengaruh yang lebih baik daripada latihan shooting dengan distributed practice (K1) terhadap kemampuan shooting dalam permainan bolabasket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009. Peningkatan kemampuan shooting bolabasket pada K1 51.515% < K2 57.353%.

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

MOTTO

· Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesugguhnya yang demikian itu sungguh

berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.

(Terjemahan QS. Al – Baqoroh : 45)

· Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati semua itu akan dimintai

pertanggungjawabanya.

(Terjemahan QS. Al- Isra’ : 36)

· Dunia ini seperti lautan yang dalam, banyak sekali manusia tenggelam kedalamnya, oleh karena

itu jadikanlah sampanmu itu taqwa kepada Allah isilah lautan itu dengan muatan ilmu kepada

Allah dan lengkapilah dengan layar yaitu tawakal kepada Allah, mudah-mudahan engkau akan

selamat. (Terjemahan Lukman Al Hakim)

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Ø Bapak dan Ibu tercinta

Ø Milla, Intan & Johan Adik tersayang

Ø Keluarga Besar Bapak & Ibu

Ø Hestri Ayu Gustina yang selalu menemaniku

susah ataupun senang

Ø Keluarga Besar Bapak Budio Raharjo

Ø Teman-teman Angkatan 2005

Ø Adik-adik JPOK FKIP UNS dan

Ø Almamater

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari

beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Kegururuan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. H. Agus Margono, M. Kes. selaku pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan

dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. H. M. Mariyanto, M. Kes. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. H. Sobirin M, M. Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah

memberikan ijin untuk penelitian.

7. Siwa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

8. Keluarga Budio Raharjo dan Soemanto Prawiroatmoko yang telah memberikan dukungan dan

semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Keluarga besar Perkumpulan Bola Basket ”VOLCANO” yang telah membantu penelitian sehingga

melancarkan penyusunan skripsi.

10. Pengcab Perbasi Karanganyar yang memberikan ijin tempat untuk penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya

berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Surakarta, September 2009

Penulis

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL ................................………………………………….………………

PENGAJUAN ...............................……………………………..……………

PERSETUJUAN .........................……………………………....……………

PENGESAHAN ..............................……………………….......…………….

ABSTRAK .................……………………………………………………….

MOTTO .....................……………………………………………………….

PERSEMBAHAN .............................………………………………………

KATA PENGANTAR ..................................………………………………

DAFTAR ISI ......................................……………………………………..

DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………

DAFTAR TABEL ....................…………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………

B. Identifikasi Masalah ..……………………………………………

C. Pembatasan Masalah ...................……………………………….

D. Perumusan Masalah ......…………………………………………

E. Tujuan Penelitian .....……………………………………………

F. Manfaat Penelitian .....…………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..

A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………

1. Permainan Bola Basket ...………………………………….

2. Teknik Dasar Menembak Bola ( Shooting )………………

3. Latihan …………………………………………................

4. Latihan Keterampilan Dalam Permainan Bola Basket ........

5. Latihan Shooting Dengan Distributed Practice …………...

6. Latihan Shooting Dengan Massed Practice ……………….

B. Kerangka Pemikiran .......…………………………………………

C. Perumusan Hipotesis……………………………………………..

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xii

xiii

xiv

1

1

4

5

5

6

6

7

7

7

8

17

23

24

26

28

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN .............………………………............

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....…………………………………

B. Metode dan Rancangan Penelitian ………………………………

C. Populasi dan sampel …………………………………………….

D. Treatment ………………………………………………………..

E. Variabel Penelitian ………………………………………………

F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………

G. Teknik Analisis Data …………………………………………….

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................…………………………….

A. Deskripsi Data ...............…………………………………………

B. Mencari Reliabilitas………………………………………………

C. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………..

1. Uji Normalitas……………………………………………….

2. Uji Homogenitas…………………………………………….

D. Hasil Analisis Data………………………………………………

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan…………………..

2. Uji perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan…………………..

E. Pembahasan Hasil Analisis Data…………………………………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. ………

A. Simpulan..................……………………………………………..

B. Implikasi ....................…………………………………………...

C. Saran .........................…………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA .............................………………………………….

LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................…………………………………

30

31

31

31

33

33

35

35

35

39

39

40

40

41

41

42

42

43

45

48

48

48

49

50

52

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Fase persiapan gerakan shooting

Gambar 2. Fase pelaksanaan gerakan shooting

Gambar 3. Fase follow trought gerakan shooting

Gambar 4. Pembagian kelompok dalam eksperimen

Gambar 5. Rancangan penelitian

14

15

16

32

32

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Shooting Bola

Basket Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2………………….

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes

Akhir…………………………………………………………

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas…………………………………..

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……………………….

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data…………………….

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok

1 dan Kelompok 2…………………………………………….

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes

Akhir Pada Kelompok 1……………………………………….

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes

Akhir Pada Kelompok 2……………………………………….

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara

39

40

40

41

42

42

43

44

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………………………

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan

Peningkatan Kemampuan Shooting Bola Basket Dalam

Persen Pada Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………..

44

45

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Shooting Dalam

Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas II SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ………………………

Lampiran 2. Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Shooting Dalam

Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas II SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ………………………

Lampiran 3. Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa

Putra Kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009..

Lampiran 4. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Shooting Dalam

Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas II SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 Berdasarkan Urutan

Rangking ……………………..…………………….…….

Lampiran 5. Pemasangan Subyek Penelitian Berdasarkan Hasil Tes

Awal Kemampuan Shooting Dalam Permainan Bola

Basket ……………………………………………………

Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Kelompok

1 ( Kelompok Distributed Practice ) ……………………

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Kelompok

2 ( Kelompok Massed Practice ) ………………………..

Lampiran 8. Uji Reliabilitas ………………………………………….

Lampiran 9. Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors

Kelompok 1 dan Kelompok 2 …………….…………….

Lampiran 10. Uji Homogenitas ………………………………………...

Lampiran 11. Uji Perbedaan Kelompok 1 dan Kelompok 2 ……………

Lampiran 12. Menghitung Nilai Peningkatan Kemampuan Shooting

52

53

54

55

56

57

58

59

63

65

67

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Dalam Permainan Bola Basket Dalam Persen pada

Kelompok 1 dan Kelompok 2 …….………………………

Lampiran 13. Petunjuk Pelaksanaan Tes Shooting Bola Basket ………..

Lampiran 14. Program Latihan Shooting Dengan Distributed Practice

dan Massed Practice……..………………….………….…

Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta…………………………………………………

Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian dari SMA Negeri 1

Karanganyar …………………...………………….....……

Lampiran 17. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian …………………..

75

76

77

79

85

86

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bola Basket adalah olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan

bola basket di Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya, terutama di kalangan pelajar dan

remaja. Apalagi pada saat ini permainan telah dimodifikasi disesuaikan dengan kondisi pemainnya.

Misalnya untuk pemain yang jumlahnya terbatas sekarang sudah ada permainan bola basket tiga lawan

tiga. Hal ini semakin membuat populernya permainan bola basket.

Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah-

sekolah. Permainan bola basket sangat cocok untuk pendidikan. Dalam permainan bola basket di

samping sangat bermanfaat dalam pembentukan jasmani yang baik, perkembangan rohani siswa juga

akan terbentuk dengan baik. Sebab dalam permainan bola basket pemainnya dituntut kerja sama,

memiliki daya pikir yang tinggi, disiplin dan sebagainya.

Permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang sangat menarik untuk dikembangkan di

kalangan pelajar. Sebab, permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang cukup popular di

sekolah-sekolah. Permainan bola basket ini juga merupakan salah satu jenis olahraga yang cukup

favorit di kalangan Sekolah Menengah Atas (SMA). Di tingkat SMA permainan ini sering

dipertandingkan antar sekolah, baik untuk siswa putra maupun putri. Dalam suatu pertandingan bola

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

basket, tiap sekolah tentunya menginginkan agar siswanya dapat memperoleh prestasi. Salah satu

sekolah yang berusaha untuk meningkatkan prestasi bola basket siswa-siswanya adalah SMA Negeri 1

Karanganyar, yaitu dengan diadakannya kegiatan ekstrakulikuler untuk latihan.

Dalam upaya untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket seorang pemain dituntut

memiliki berbagai kemampuan yang menunjang prestasi tersebut. Di dalam olahraga prestasi termasuk

bola basket, diperlukan kondisi fisik yang baik, kemampuan teknik, taktik serta mental bertanding yang

baik.

Permainan bola basket adalah permainan beregu, dimana suatu regu yang baik, tangguh dan

kuat adalah regu atau tim yang mampu melakukan permainan dengan kompak. Dalam hal ini para

pemainnya dituntut untuk dapat melakukan kerjasama dengan baik dan kompak. Hal tersebut tidak

dapat dicapai tanpa didukung oleh kualitas keterampilan maupun kemampuan fisik dari masing-masing

individu.

Teknik merupakan unsur dasar yang harus dimiliki dalam permainan bola basket. Oleh karena

itu untuk dapat mencapai prestasi dalam permainan bola basket setiap pemain harus dapat menguasai

dan menerapkan barmacam-macam teknik dasar yang ada dalam permainan bola basket. Teknik dasar

yang harus dikuasai dalam permainan bola basket terdiri dari: operan (passing), menangkap (catching),

menembak (shooting), menggiring (dribbling), olah kaki (foot work), pivot, jumping, dan gerak tipu.

Tujuan dari permainan bola basket adalah untuk memasukkan bola kedalam keranjang lawan

dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka. Kemampuan memasukkan bola

kedalam keranjang atau melakukan shooting merupakan unsur yang terpenting dalam permainan bola

basket. Oleh karena itu untuk dapat menjadi pemain bola basket yang baik, seorang pemain harus

mempunyai kemampuan memasukkan bola ke keranjang lawan atau melakukan shooting dengan

akurat. Karena pentingnya kemampuan melakukan shooting dalam permainan bola basket, maka

kemampuan shooting para pemain bola basket harus ditingkatkan melalui latihan.

Penguasaan teknik shooting yang dimiliki siswa-siswa SMA Negeri 1 Karanganyar, masih

kurang. Hal ini terlihat dimana siswa-siswa tersebut, dalam melakukan shooting kurang akurat,

sehingga hasilnya kurang optimal. Dengan demikian untuk meningkatkan dalam pencapaian prestasi

bola basket penguasaan terhadap kemampuan shooting para siswa putra kelas II SMA Negeri 1

Karanganyar harus ditingkatkan.

Agar mampu melakukan shooting dengan baik, teknik dalam melakukan shooting harus

dikuasai dengan baik pula. Untuk meningkatkan prestasi bola basket yang dicapai oleh para siswa

SMA Negeri 1 Karanganyar, khususnya pada siswa putra kelas II, kemampuan shooting perlu

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

mendapat prioritas dalam latihan. Penguasaan kemampuan shooting pemain hanya dapat dicapai jika

pemain melakukan latihan secara sistematis dan kontinyu.

Untuk memperoleh hasil memuaskan dalam melakukan latihan shooting perlu memilih bentuk-

bentuk latihan yang tepat. Bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan shooting diantaranya adalah latihan shooting dengan distributed practice dan massed

practice.

Yang dimaksud latihan dengan distributed practice, menurut Iwan Setiawan (1985:46) adalah

“praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan

sering diselingi waktu istirahat “. Dalam latihan dengan distributed practice diantara ulangan yang

dilakukan selalu diselingi istirahat dalam periode yang cukup. Pelaksanaan latihan shooting dengan

distributed practice dalam penelitian ini yaitu melakukan shooting beberapa kali dimana diantara tiap

ulangannya di selingi dengan istirahat dalam periode yang cukup.

Adapun yang dimaksud dengan latihan massed practice, menurut Iwan Setiawan (1985:46)

adalah “praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan secara berkesinambungan dan

konsisten tanpa diselingi istirahat”. Latihan dengan massed practice merupakan latihan secara

berkesinambungan tanpa diselingi istirahat atau diselingi istirahat tapi dalam periode yang singkat atau

pendek. Pelaksanaan latihan shooting dengan massed practice dalam penelitian ini yaitu melakukakn

shooting beberapa kali dengan diselingi istirahat dalam periode yang pendek.

Kedua metode latihan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, apalagi

setelah melakukan latihan untuk menguatkan power otot lengan. Latihan shooting dengan metode

distributed practice dan massed practice tersebut memiliki tingkat keefektivan dan pengaruh yang

berbeda dalam meningkatkan kemampuan shooting. Demikian juga, jika kedua latihan tersebut

diterapkan pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009. Untuk mengetahui

keefektivan latihan tersebut maka perlu dilakukan penelitian. Oleh karena itulah, maka penelitian ini

bermaksud untuk mengkaji tentang “Perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed

practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada

siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perlunya peningkatan pembinaan bola basket dikalangan pelajar.

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

2. Perlunya peningkatan kualitas keterampilan teknik, kemampuan fisik, taktik dan mental dalam

upaya pencapaian prestasi bola basket.

3. Pentingnya kemampuan melakukan shooting dalam permainan bola basket.

4. Kemampuan shooting pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar perlu ditingkatkan

melalui latihan.

5. Latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice sebagai alternatif pilih untuk

meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan bola basket.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka permasalahannya perlu dibatasi.

Pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Latihan shooting dengan distributed practice untuk meningkatkan keterampilan shooting dalam

permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009.

2. Latihan shooting dengan massed practice untuk meningkatkan keterampilan shooting dalam

permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009.

3. Kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun 2009.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice

terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice dan

massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra

kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ?

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan

sebagai berikut untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice terhadap

kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun 2009 ?

2. Latihan mana yang lebih baik pengaruhnya antara latihan shooting dengan distributed practice

dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa

putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009 ?

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat sebagai pedoman Guru Olahraga di SMA Negeri 1 Karanganyar, khususnya untuk

meningkatkan penguasaan teknik dasar shooting dalam permainan bola basket.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam memilih bentuk latihan yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa SMA Negeri 1 Karanganyar.

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Bola Basket

Permainan bola basket merupakan permainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari 5

orang pemain. Tujuan permainan bola basket yaitu untuk mendapatkan skor atau nilai dengan

memasukkan bola kedalam keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa. Hal ini

sesuai dengan pendapat Soebagio Hartoko (1994:1) bahwa :

“ Bola basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan tiap regu ialah memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah regu lawan mennguasai bola atau membuat angka. Bola boleh dioperkan, ditepuk, digelindingkan, atau digiring sambil memantul-mantulkan (dribble) ke segala arah “.

Bola basket merupakan olah raga permainan beregu yang dapat dimainkan baik putra maupun

putri, permainan ini menggunakan bola besar dan dimainkan dengan tangan. Bola boleh diumpan,

dilempar dan boleh dipantulkan ke lantai ditempat, atau sambil berjalan dan tujuannya adalah

memasukkan bola kedalam keranjang lawan , untuk mendapatkan nilai. Pemenangnya adalah regu

yang dapat mengumpulkan nilai dengan memasukkan bola kedalam keranjang yang lebih banyak.

Pencapaian prestasi dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

yang paling menentukan terhadap pencapaian prestasi dalam bola basket yaitu faktor kemampuan dari

atlit itu sendiri. Faktor dari dalam diri atlit yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam

permainan bola basket yaitu faktor kemampuan teknik, fisik, taktik dan mental.

Teknik dasar bermain merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk mencapai

prestasi dalam permainan bola basket. Menurut Frank Mc Guire (1991:14) bahwa, “pendekatan yang

tepat untuk memberikan latihan , dimulai dengan pengajaran tentang teknik dasar “. Teknik yang ada

dalam permainan bola basket harus dilatihkan secara berulang-ulang agar teknik tersebut menjadi suatu

gerakan yang otomatis. Karena menurut Frank Mc Guire (1991:15) bahwa, “pengulangan terhadap drill

sampai menjadi suatu kebiasaan, jelas merupakan rahasia untuk menguasai teknik dalam basket”.

Teknik dasar merupakan unsur dasar yang harus dikuasai pemain, untuk mencapai prestasi

dalam permainan bola basket. Teknik dasar dalam permainan bola basket menurut Soebagio Hartoko

(1994:22) meliputi :

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

(1) Operan (passing)

(2) Menangkap (catching)

(3) Menembak (shooting)

(4) Menggiring (dribble)

(5) Olah kaki (foot work)

(6) Pivot

(7) Jumping

(8) Gerak tipu

Unsur-unsur teknik dasar tersebut harus mendapat perhatian yang serius bagi para pelatih,

Pembina maupun pemain bola basket. Dari berbagi macam teknik dalam permainan tersebut, teknik

dasar yang sangat penting dalam permainan bola basket adalah kemampuan shooting untuk

memasukkan bola kedalam keranjang.

2. Teknik Dasar Menembakkan Bola (Shooting)

Tujuan dalam permainan adalah berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan

mencegah lawan untuk memasukkan bola ke dalam keranjang tim tersebut. Segala kemampuan teknik,

taktik, dan strategi dikerahkan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sebab, kemenangan dalam suatu

pertandingan ditentukan oleh jumlah dari hasil tembakan yang dibuat oleh suatu regu. Oleh karena itu,

keterampilan memasukkan bola sangat penting bagi pemain bola basket. Setiap pemain harus dilatih

kemampuan memasukkan bola, agar memiliki kemahiran dalam memasukkan bola.

a. Macam-macam Teknik Memasukkan Bola

Teknik dasar menembak atau memasukkan bola ke dalam keranjang dalam permainan bola

basket cukup banyak macamnya dan bervariasi. Menurut Soebagio Hartoko (1994:43-44), bahwa

macam-macam teknik menembak atau memasukkan bola ke dalam keranjang antara lain adalah :

(1) Tembakan tolak dua tangan dari dada (2) Tembakan tolak dua tangan dari atas kepala (3) Tembakan tolak satu tangan (4) Tembakan lay-up (5) Tembakan dengan didahului menggiring masuk langsung mengadakan tembakan lay-up (6) Tembakan loncat dengan dua tangan (7) Tembakan loncat dengan satu tangan (8) Tembakan kaitan (9) Tembakan lain-lain gaya

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Berkaitan dengan jenis-jenis tembakan ini , menurut Hal Wissel (1996:46) mengemukakan

bahwa:

“ Hampir semua pemain penembak dengan tujuh teknik dasar tembakan : one-hand shot

(tembakan satu tangan), free throw (lemparan bebas), jump shot (tembakan sambil melompat),

three point shot (tembakan tiga skor), hook shot (tembakan mengait), lay-up dan runner “.

Jenis teknik dasar memasukkan bola kedalam keranjang dalam permainan bola basket selalu

berkembang sesuai dengan situasi dan perkembangan. Jenis shooting yang akan dikaji lebih lanjut

dalam penelitian ini adalah teknik shooting lemparan bebas dengan tolakan satu tangan.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keterampilan shooting

Faktor - faktor keterampilan shooting merupakan teknik yang sangat penting dalam permainan

bola basket. Oleh karena itu, semua pemain menguasai dan memiliki keterampilan shooting dengan

baik dan akurat. Untuk dapat melakukan keterampilan shooting dengan akurat tidaklah mudah, tetapi

harus melalui latihan secara berulang-ulang, rutin, dan teratur. Menurut Soebagio Hartoko (1994:33)

bahwa, “ sebenarnya rahasia daripada menembak mahir adalah ketekunan latihan, dan sekali lagi

latihan dalam setiap peningkatannya secara tepat “. Dengan latihan yang tekun, maka akan membuat

kebiasaan yang mengarah pada otomatisasi gerakan, sehingga dapat menambah ketepatan dalam

melakukan tembakan (shooting).

Kemampuan seorang pemain dalam melakukan tembakan, sangat dipengaruhi oleh teknik dasar

gerakan yang dilakukan dalam pelaksanaan menembak. Dalam pelaksanaan pertandingan ada berbagai

faktor yang menentukan terhadap hasil tembakan. Dalam hal ini Soebagio Hartoko (1994:44)

mengemukakan bahwa, hal-hal yang ikut menentukan mudah atau sukarnya menembak ialah :

(1) Dekat jauhnya antara jarak basket dengan penembak (2) Mobilitas penembak (3) Sikap permulaan penembak (4) Frekuensi tembakan (5) Situasi Dari hal-hal yang ikut menentukan mudah sukarnya menembak di atas dapat dijelaskan sebagai

berkut Soebagio Hartoko (1994:44) :

(1) Jarak Keranjang Dengan Penembak

Jarak keranjang dengan penembak menentukan terhadap hasil tembakan yang dilakukan. Jika

jarak keranjang dengan penembak jauh maka akan sulit bagi penembak untuk dapat memasukkan bola

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

ke dalam keranjang. Makin jauh jarak penembak dengan keranjang, maka akan semakin sulit untuk

melakukan tembakan. Sebaliknya, makin dekat jarak keranjang akan mudah untuk melakukan

tembakan. Oleh karena itu, untuk memasukkan bola pemain harus berusaha untuk mendekati

keranjang.

(2) Mobilitas Penembak

Gerakan yang dilakukan pemain pada saat menembak akan mempengaruhi keberhasilan dalam

menembak. Menembak dari sikap diam ditempat memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar dari

pada menembak dalam keadaan bergerak memutar.

(3) Sikap Permulaan Menembak

Sikap permulaan menembak mempengaruhi tingkat kesulitan dalam upaya memasukan bola ke

dalam keranjang. Penembak dengan sikap permulaan menghadap kearah keranjang akan lebih mudah

dari pada menembak dari sikap permulaan serong atau membelakangi keranjang.

(4) Frekuensi Tembakan

Frekuensi tembakan merupakan jumlah kesempatan yang diberikan penembak untuk melakukan

tembakan. Lebih sedikit kesempatan yang diberikan pada penembak, maka untuk melaksanakan

tembakan akan lebih sukar. Maka dalam permainan bola basket semua pemain harus berusaha untuk

menciptakan kesempatan yang sebanyak-banyaknya untuk melakukan tembakan.

(5) Situasi

Situasi atau keadaan yang terjadi, baik keadaan pemain itu sendiri maupun situasi disekitarnya

memberikan pengaruh terhadap hasil tembakan. Keadaan pemain itu sendiri seperti kelelahan,

penguasaan terhadap keseimbangan yang kurang dan mental yang buruk akan mengurangi keberhasilan

dalam melakukan tembakan. Selain itu situasi dari luar seperti misalnya ada penjaga yang menghalang-

halangi akan mempersulit dalam melakukan tembakan.

c. Pelaksanaan Teknik Dasar Shooting

Shooting atau tembakan yang dimaksud adalah menembakan bola ke jala atau karanjang dari

belakang garis hukuman dengan jarak 4,6 meter. Secara teknis, kunci pokok keberhasilan dalam

melakukan tembakan adalah pola gerakan (dasar mekanika) shooting tersebut. Dasar mekanika dalam

melakukan tembakan menurut Hal Wissel (1996:46) antara lain, “ pandangan, keseimbangan, posisi

tangan, pengaturan siku, irama tembakan, dan pelaksanaannya “. Hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan teknik tembakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pandangan

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Pada saat melaksanankan tembakan, pandangan mata harus cermat dan terpusat pada keranjang.

Pemain harus memusatkan perhatian dan pandangan mata ke arah keranjang. Pandangan mata harus

terfokus pada sasaran yang akan dituju. Dengan pandangan yang cermat akan dapat menambah

keakuratan dalam melakukan tembakan.

2) Keseimbangan

Dalam melakukan tembakan, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh

yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama

gerakan dalam melakukan tembakan akan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel

(1996:46) bahwa, “ berada dalam keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama tembakan

anda “ . kemampuan dalam memberikan tenaga dan mengontrol irama tembakan tersebut akan

menambah keakuratan dalam melakukan tembakan.

Menurut Hal Wissel (1996:46) bahwa, “ posisi kaki adalah dasar keseimbangan, dan menjaga

kepala segaris kaki sebagai kontrol keseimbangan “. Oleh karena itu posisi kaki harus tepat, dan sikap

kepala harus segaris dengan kaki. Dasar penumpu tubuh manusia pada waktu berdiri adalah kaki. Agar

keseimbangan dapat terjaga dalam melakukan tenbakan kaki harus direntangkan selebar bahu, dan

badan tegak agar kepala segaris dengan dasar penumpu tersebut.

3) Posisi Tangan

Posisi tangan sangat penting dalam melakukan tembakan pinalti. Untuk menembak adalah

penting menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola sebagai penjaga keseimbangannya.

Posisi ini disebut blac-ung-tuck. Tangan untuk menembak bebas dan tidak perlu menjaga

keseimbangan bola. Tangan cukup rapat dengan rileks dan jari-jari terentang secukupnya. Ibu jari

tangan penembak rileks dan tidak terentang lebar (menghindarkan tegangan pada tangan dan lengan

atas). Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada pada jari, jadi tidak berada pada

telapak tangan. Tangan yang tidak menembak di bawah bola. Berat bola seimbang paling (jari manis

dan kelingking). Lengan dari tangan yang tidak menembak pada sisi yang leluasa dengan siku

menunjuk ke belakang dan kesamping. Tangan yang menembak secara langsung di belakang bola, jari

telunjuk pada titik tengah , bola dilepaskan dari jari telunjuk. Pada lemparan bebas jari telujuk tepat di

katup atau tanda lain pada bagian tengah bola, agar kontrol dan sentuhan ujung jari yang sudah

terbangun dapat menghasilkan lemparan yang lembut tapi tepat.

4) Pengaturan Siku

Bola didepan dan diatas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu. Siku-siku tetap

didalam, bola sejajar dengan basket (ring). Beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk

menempatkan tangan yang menembak di belakang bola saat siku didalam. Pada kasus seperti ini,

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

pertama-tama tangan di belakang bola dan kemudian gerakan siku ke dalam sejauh mana . menembak

adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan.

Tembakan bola dengan halus, bersamaan dengan gerakan mengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan

ritmis tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki. Lutut sedikit lentur. Tekuk lutut dan kemudian

rentangkan sepenuhnya di dalam gerakan naik turun. Saat kaki terentang sepenuhnya, punggung dan

bahu terentang ke arah atas. Ketika tembakan dimulai bola diatur kembali mulai dari tangan

penyeimbang ke tangan menembak. Cara terbaik saat menyinggungkan bola adalah dengan menarik

pergelangan tangan sampai terlihat lipatan kulit. Sudut ini memberikan pelepasan yang cepat dan

follow through yang konsisten. Arah lengan, pergelangan tangan dan jari lurus pada ring dengan sudut

kemiringan 45 sampai 60 derajat, rentang lengan lurusnya sampai siku. Dorongan dan kontrol terakhir

tembakan berasal dari pelenturan pergelangan tangan dan jari depan ke bawah. Bola lepas dari jari

tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan

memperhalus tembakan. Keseimbangan tangan dipertahankan pada bola sampai titik pelepasan.

5) Irama Tembakan

Suatu hal yang sangat penting dalam melakukan tembakan adalah koordinasi antara pandangan

mata, posisi kaki, gerakan batang tubuh dan gerakan lengan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel

(1994:47) bahwa, “ menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak,

kelenturan pergelangan dan jari tangan “.

Tenaga dorongan yang diberikan pada bola tergantung dari jarak tembakan. Untuk jarak dekat

lengan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan besar. Tembakan jarak jauh memerlukan

tenaga atau dorongan kaki, punggung dan bahu. Ritme yang lancer dan follow through yang sempurna

juga akan meningkatkan jarak tembak.

Setelah bola lepas dari jari tengah, lengan bertahan untuk tetap diatas dan terentang sepenuhnya

dengan jari tengah menunjuk lurus pada target. Telapak tangan menghadap ke bawah, dan telapak

tangan keseimbangaan menghadap ke atas. Mata bertahan pada sasaran, dan lengan tetap di atas pada

posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring lalu bersiap kembali masuk.

6) Pelaksanaan Tembakan

Berdasarkan pelaksanaannya teknik shooting dibagi menjadi beberapa tahap, tahap-tahap

gerakan di dalam melakukan shooting merupakan gerak yang berkesinambungan dan harus dilakukan

dengan koordinasi gerakan yang baik. Menurut Hal Wissel (1994:47) bahwa, “ secara garis besar

pelaksanaan tembakan terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan follow through “.

Pelaksanaan tiap tahapan teknik shooting tersebut adalah sebagai berikut :

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Fase Persiapan

Gambar 1. Fase persiapan gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:48 )

Keterangan :

1. Lihat target

2. Kaki terentang selebar bahu

3. Jari kaki lurus

4. Lutut dilenturkan

5. Bahu dirilekskan

6. Tangan yang tidak menembak berada dibawah bola

7. Tangan untuk menembak di belakang bola

8. Ibu jari rileks

9. Siku masuk ke dalam

10. Bola diantara telinga dan bahu

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Fase Pelaksanaan

Gambar 2. Fase pelaksanaan gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:49 )

Keterangan :

1. Lihat target

2. Rentangkan kaki, punggung, bahu

3. Rentangkan siku

4. Lenturkan pergelangan dan jari-jari ke depan

5. Lepaskan ibu jari

6. Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas

7. Irama yang seimbang

Fase Follow-Through

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Gambar 3. Fase follow-through gerakan shooting ( Hal Wissel 1996:49 )

Keterangan :

1. Lihat target

2. Lengan terentang

3. Jari telunjuk menunjuk pada target

4. Telapak tangan ke bawah saat shooting

5. Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas

3. Latihan

a. Pengertian Latihan

Prestasi dalam olahraga membutuhkan berbagai kemampuan khusus yang hanya dapat dicapai

melalui proses latihan. Adapun pengertian latihan atau training, menurut Harsono (1988:101) adalah “

proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari

kian menambah beban latihannya atau pekerjaannya “. Menurut Sudjarwo (1993:14), “ latihan adalah

suatu proses sistematis secara berulang-ulang secara konstan (ajeg) dengan selalu memberikan

peningkatan beban latihan “.

Dari pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa latihan olahraga adalah suatu aktivitas olahraga

yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan peningkatan beban secara periode dan

berkelanjutan yang dilakukan berdasarkan pada jadwal, pola dan sistem serta metodik tertentu untuk

mencapai tujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga. Aspek-aspek yang dikembangkan dalam

latihan meliputi aspek fisik, teknik, taktik dan mental.

b. Prinsip-prinsip Latihan

Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Dengan

penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar diharapkan prestasi seorang atlet akan dapat meningkat.

Menurut Harsono (1988:102-112), prinsip-prinsip dasar latihan yang dapat diterapkan pada setiap

cabang olahraga adalah sebagai berikut :

“ (1) Prinsip beban lebih (overload principle), (2) Prinsip perkembangan menyeluruh, (3)

Prinsip spesialisasi, dan (4) Prinsip individualisasi “.

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Adapun menurut A. Hamidsyah Noer (1996:8-11), prinsip-prinsip yang harus diperhatikan

dalam latihan olahraga terdiri dari :

(1) Latihan yang dilakukan hendaknya berulang-ulang (2) Latihan yang diberikan harus cukup berat (3) Latihan yang diberikan harus cukup meningkat (4) Latihan yang harus dilakukan secara teratur (5) Kemampuan berprestasi

Dari kedua pendapat di atas dapat diuraikan mengenai prinsip yang penting dalam latihan,

khususnya latihan teknik yaitu meliputi, prinsip beban lebih (overload principle), prinsip

perkembangan menyeluruh, prinsip pengulangan dan keteraturan, prinsip kekhususan (spesialissasi)

serta prinsip individualisasi. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan

diuraikan sebagai berikut :

1) Prinsip Beban Lebih (Overload Principle)

Prinsip beban lebih merupakan prinsip dasar dalam latihan. Sebab kemampuan atlit hanya akan

meningkatkan jika beban latihan lebih berat dari beban yang diterima sebelumnya. Menurut Pate R,

Rotella R. & Mc Clenaghan B. (1993:318) mengemukakan bahwa, “ sebagian besar sistem fisiologi

dapat menyesuikan diri pada tuntunan fungsi yang melebihi dari pada yang biasa dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari ”.

Dengan pembebanan yang lebih berat dari sebelumnya tersebut, akan merangsang tubuh untuk

beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Beban kerja dalam

latihan harus cukup berat, yaitu berada diatas ambang rangsang latihan. Menurut Harsono (1988:103)

bahwa,

“ Kalau beban latihan terlalu ringan atau tidak ditambah (tidak diberi overload), maka berapa

lamapun kita berlatih, betapa seringpun kita berlatih atau sampai bagaimana lelahpun kita

mengulang-ulang latihan tersebut, peningkatan prestasi tidak akan mungkin “.

Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi atlit beban yang diberikan latihan harus lebih

berat dari sebelumnya. Oleh karena itu prinsip beban lebih ini harus benar-benar diterapkan dalam

pelaksanaan latihan. Tetapi harus selalu diingat, bahwa beban latihan yang diberikan tidak boleh terlalu

berat dan berlebihan. Sebab jika beban latihan yang diberikan tersebut terlalu berat dan berlebihan,

yang diperoleh bukanlah kemajuan kondisi fisik, tetapi sebaliknya akan terjadi cidera dan fisik

menurun karena sakit. Untuk menghindari pemberian beban yang berlebihan, maka peningkatan beban

latihan diberikan secara progresif. Yang dimaksud dengan peningkatan beban secara progresif adalah

peningkatan beban secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Dengan pemberian beban tersebut

maka kemampuan tubuh akan berkembang terus.

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Sasaran dalam latihan olahraga adalah perkembangan fisik atlit secara menyeluruh. Meskipun

pada akhirnya tujuan dalam latihan adalah kemampuan yang bersifat khusus, namun kemampuan yang

bersifat khusus tersebut harus didasari oleh kemampuan kondisi fisik yang baik secara menyeluruh. Hal

ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:109) yang mengatakan bahwa, “ secara fungsional,

spesialisasai dan kesempurnaan penguasaan suatu cabang olahraga didasarkan pada perkembangan

multilateral ini ”. Dengan demikian dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga prinsip

perkembangan menyeluruh ini harus diterapkan.

3) Prinsip Pengulangan dan Keteraturan

Prinsip dasar dalam melakukan latihan adalah prinsip pengulangan dan keteraturan. Apalagi

dalam melatih suatu keterampilan dalam olahraga, gerakan yang dilatihkan harus dilakukan secara

berulang-ulang secara teratur. Gerakan yang dilatihkan harus dilakukan berulang-ulang sehingga terjadi

otomatisasi gerakan. Hal ini sesusi dengan pendapat A. Hamidsyah Noer (1995:91) yaitu bahwa, “

dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus maka akhirnya gerakan

tersebut akan menjadi gerakan yang otomatis ”. Berkaitan dengan hal tersebut Harsono (1988:102)

mengemukakan bahwa:

“ Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetitions) yang konstan maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan menjadi bertambah baik, gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan merupakan gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif yang makin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf daripada sebelum melakukan latihan-latihan tersebut “.

Pencapaian prestasi dalam permainan bola basketdapat dicapai jika diunjang kemampuan teknik

yang dilakukan secara otomatis dan reflektif. Keterampilan dasar yang ada dalam permainan bola

basket harus dilatihkan secara berulang-ulang dan teratur agar ketrampilan tersebut menjadi suatu

gerakan yang otomatis dan reflektif. Menurut Frank Mc Guire (1991:15) bahwa, “ pengulangan

terhadap drill sampai menjadi suatu kebiasaan, jelas merupakan rahasia untuk menguasai skill-skill

dalam basket ”. Gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif, merupakan gerakan yang dilakukan

dengan cepat dan efisien dalam penggunaan tenaga. Hal ini akan memungkinkan pencapaian prestasi

yang lebih baik.

4) Prinsip Kekhususan (Spesialisasi)

Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik

kondisi fisik, gerakan dan sistem energi yang digunakan selama latihan. Latihan yang ditujukan pada

unsur kondisi fisik tertentu hanya akan memberikan pengaruh yang besar terhadap komponen tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, agar aktivitas latihan itu mempunyai pengaruh yang baik, latihan yang

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

dilakukan harus bersifat khusus, sesuai dengan unsur kondisi fisik dan jenis olahraga yang akan

dikembangkan. Dalam hal ini Soekarman (1987:60) mengemukakan bahwa, “ latihan itu harus khusus

untuk meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang

bersangkutan ”. Proses latihan yang dilakukan harus menyangkut pada pengembangan potensi energi

maupun penampilan dari ketrampilan olahraga yang berkembang.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, program latihan yang dilakukan harus

bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Kekhususan tersebut yaitu menyangkut

sistem energi serta pola gerakan (keterampilan) yang sesuai dengan nomor olahraga yang

dikembangkan. Bentuk latihan-latihan yang dilakukan harus bersifat khas sesuai cabang olahraga

tersebut. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan

dengan jenis olahraga yang dikembangkan.

Program latihan yang disusun untuk meningkatkan prestasi permainan bola basket, juga harus

berpegang teguh pada prinsip kekhususan latihan ini. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot, kelompok

otot yang dilatih dan sistem energi yang dikembangkan dalam latihan tersebut harus sesuai dengan

karakteristik permainan bola basket. Jika latihan yang dirancang tersebut memperhatikan prinsip ini,

maka latihan tersebut akan lebih efektif, sehingga hasil yang dicapai akan lebih optimal.

5) Prinsip Individual

Latihan yang diberikan kepada atlet hendaknya bersifat individual, Menurut Sadoso

Sumosardjuno (1994:13) mengemukakan bahwa, “ meskipun sejumlah atlit dapat diberi program

pemantapan kondisi fisik yang sama ”. Hal ini dikarenakan bahwa tiap-tiap orang memiliki ciri-ciri

yang berbeda. Karena masing-masing individu berbeda-beda satu dengan yang lain, maka setiap orang

dalam berlatih harus dengan bebannya masing-masing. Faktor-faktor karakteristik individu atlit harus

dipertimbangkan dalam menyusun dan memberikan latihan. Pete et al (1993:318) menyatakan bahwa :

“ Faktor umur, seks (jenis kelamin), kematangan, tingkat kebugaran pada saat itu, lama berlatih,

ukuran tubuh, bentuk tubuh dan sifat-sifat psikologis harus menjadi bahan pertimbangan bagi

pelatih dalam merancang peraturan latihan bagi tiap olahragawan ”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan dan dilaksanakan

berdasrkan karakteristik dan kondisi individu atlit. Sehingga sangat bijaksana jika pelatih memberikan

latihan kepada atlitnya secara individu.

Agar tujuan dari suatu latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka pelaksanaan

latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Prestasi dalam olahraga dapat

meningkat jika latihan-latihannya dilakukan dengan berlandaskan prinsip-prinsip latihan yang benar.

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

c. Penyusunan Program Latihan

Program latihan yang baik merupakan sarana untuk mencapai tujuan latihan secara optimal.

Penyusunan program latihan perlu memperhatikan mengenai faktor-faktor yang menentukan hasil

latihan. Menurut Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984:12-14) bahwa,

Pada pembuatan program latihan harus meliputi faktor berikut :

(1) Tipe Latihan (2) Intensitas Latihan (3) Frekuensi Latihan (4) Lama Latihan (5) Peningkatan

Faktor-faktor dalam penyusunan program latihan tesebut diuraikan sebagai berikut :

(1) Tipe Latihan

Latihan yang dilakukan harus sesuai dengan tipe jenis olahraga yang akan dikembangkan. Oleh

karena itu, latihan yang dilakukan harus memperhitungkan dengan cermat mengenai tipe dari unsur

yang akan dikembangkan dalam latihan tersebut. Misalnya unsur yang akan dikembangkan adalah

keterampilan shooting, maka harus diperhitungkan dengan cermat mengenai unsur gerakan dan unsur

kondisi fisik yang diperlukan dalam gerakan tersebut. Tipe latihan yang dilakukan dalam melatih

keterampilan shooting harus sesuai. Dalam shooting sangat diperlukan koordinasi dan ketepatan, maka

tipe latihan yang diberikan harus mengandung unsur pengembangan koordinasi dan ketepatan shooting.

(2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan berat ringannya dosis latihan yang harus dilakukan seorang atlit

menurut A. Hamidsyah Noer (1995:229), pengertian intensitas “ jumlah beban dalam latihan yang

dilakukan dengan sungguh-sungguh dan benar pelaksanaannya “. Ukuran kesungguhan dalam

pelaksanaan latihan merupakan bentuk dari intensitas latihan.

Tinggi atau rendahnya latihan akan menetukan terhadap hasil latihan. Apabila intensitas suatu

latihan tidak memadahi, maka pengaruh latihan terhadap peningkatan kemampuan fisik sangat kecil,

bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya apabila intensitas latihan terlalu tinggi kemungkinan dapat

menimbulkan cedera atau sakit. Latihan yang baik yaitu latihan dengan intensitas yang berada dalam

ambang rangsang latihan yang dimilki atlit itu tersebut. Dalam hal ini Harsono (1988:103) berpendapat

bahwa, “ atlit harus berlatih dengan beban kerja yang ada diatas ambang rangsang kepekaannya

(threshold of sesitifity) “.

(3) Frekuensi dan Lamanya Latihan

Frekuensi adalah jumlah berapa kali latihan dilakukan tiap minggunya. Lamanya latihan

merupakan lama waktu yang diperlukan untuk melatih hingga terjadi perubahan yang nyata, yaitu

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

berupa peningkatan kemampuan dalam melakukan kerja. Dalam hal ini M. Sajoto (1995:35)

mengemukakan bahwa, “para pelatih dewasa ini umumnya setuju untuk menjalankan program latihan

tiga kali seminggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan

adalah selama enam minggu atau lebih “. Dengan latihan yang dilakukan tiga kali seminggu secara

teratur selama enam minggu kemungkinan sudah menampakkan pengaruh yang berarti terhadap

peningkatan keterampilan dan kondisi fisik.

(4) Peningkatan

Setelah melakukan latihan tubuh akan selalu mengadakan adaptasi terhadap stimulus yang

diberikan dalam latihan. Agar peningkatan keterampilan dan kemampuan tubuh dapat meningkat terus

maka latihan yang diberikan harus selalu diberikan. Peningkatan beban latihan dilakukan setiap satu

minggu latihan, karena organisme tubuh baru akan beradaptasi setelah kurun waktu satu minggu. Hal

ini sesuai dengan pendapat Nosseck (1982:49) yang menyatakan “ periode stabilitas atau adaptasi

organisme terhadap rentetan beban yang lebih tinggi selesai dalam waktu yang berbeda, paling tidak

satu atau dua minggu “. Peningkatan latihan yang diberikan tersebut harus selalu berpegang teguh pada

prinsip peningkatan beban secara progresif.

4. Latihan Keterampilan Dalam Permainan Bola Basket

Keterampilan teknik merupakan suatu landasan pokok dalam usaha mencapai prestasi yang

optimal dalam bola basket. Setiap pemain bola basket harus memiliki keterampilan teknik dengan baik.

Usaha untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar dapat dilakukan melalui latihan.

a. Ciri-ciri Latihan Teknik

Latihan teknik memiliki cirri-ciri yang bersifat khusus. Adapun ciri-ciri latihan teknik menurut

Suharno HP. (1985:43) adalah sebagai berikut :

“ (1) Pada dasarnya teknik relevan dengan cabang olahraga, (2) Ulangan gerakan (repetition) biasanya

banyak, (3) Gerakan dari yang mudah ke gerakan yang sukar, serta gerakan dari bagian keseluruhan

atau sebaliknya, dan (4) Semua gerakan diawali dengan daya pikir kemudian ke otomatis gerakan

teknik “.

Melatih teknik tujuannya untuk mengotomatisasikan gerak sesuai dengan teknik yang

diperlukan dalam olahraga yang dikembangkan. Latihan teknik dalam prmainan bola basket, adalah

latihan yang bertujuan untuk mengembangan penguasaan gerak di dalam cabang olahraga bola basket.

b. Prinsip-prinsip Dalam Latihan Ketrampilan

Pengulangan gerakan merupakan prinsip utama dalam pelaksanaan latihan keterampilan.

Dengan melalui gerakan yang diulang-ulang, gerakan yang dilatihkan akan dapat dilakukan secara

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

otomatis dan reflektif. Pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam memberikan materi dalam

latihan teknik yang benar. Pemberian materi belajar harus, (Agus Kristiyanto, 1997:23) “ (1) Mulai dari

yang mudah ke yang sukar, (2) mulai dari yang sederhana ke yang kompleks, dan (3) mulai dari

gerakan yang kurang memerlukan tenaga ke yamh lebih banyak memerlukan tenaga “.

Dalam memberikan materi latihan teknik bola basket, pelatih harus memperhatikan prinsip-

prinsip tersebut. Pelatih bolabasket harus memberikan drill (latihan teknik) secara berulang-ulang,

dengan berdasarka prinsip mudah ke yang sukar dan dari sederhana ke yang kompleks. Melalui latihan

teknik secara intensif dengan berdasarkan pada prinsip yang benar, maka pemain akan dapat menguasai

keterampilan teknik dasar bermain bola basket dengan baik.

5. Latihan shooting dengan Distributed Practice

a. Pelaksanaan latihan shooting dengan Distributed Practice

Latihan ketrampilan dengan distributed practice (Iwan Setiawan,1985:46), adalah “ praktek

suatu keterampilan olahraga yang relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat “. Latihan ini

berlawanan dengan massed practice. Perbedaannya terletak pada periode istirahat yang diberikan.

Menurut Schmidt (1988:384) bahwa, “ periode istirahat dalam distributed practice yaitu 30 detik “.

Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa berselang merupakan latihan keterampilan yang

dilakukan secara berulang-ulang, dimana antar gerakan diselingi waktu istirahat yang cukup. Latihan

praktek distributed practice juga dapat di terapkan dalam latihan shooting.

Bentuk latihan shooting yang akan diterapkan dalam penelitian ini yaitu latihan shooting secara

berulang-ulang sesuai dengan jumlah bola yaitu 5-10 bola. Dalam latihan ini pemain melakukan

gerakan shooting, antar gerakan shooting diselingi waktu istirahat 30 detik.

b. Analisis Mengenai Latihan Shooting Distributed Practice

Latihan shooting dengan distributed practice juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Latihan

shooting dengan berselang dilakukan dengan periode istirahat yang cukup. Menurut Schmidt

(1988:384) bahwa, “ dalam distributed practice, di sela-sela percobaan yang dilakukan terdapat

istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan, yang mengarah ke suatu urutan

latihan yang lebih santai “. Keadaan ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkonsentrasi dalam melakukan gerakan shooting selanjutnya dan terhindar dari kelelahan.

Berdasarkan pada pelaksanaan latihan yang telah diuraikan, maka latihan ini dapat dianalisis

mengenai keuntungan dan kekurangannya. Latihan shooting yang dilakukan dengan distributed

practice memiliki kelebihan sebagai berikut :

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

1. Dalam melakukan latihan ini pemain selalu mendapat istirahat yang cukup. Dengan istirahat

yang cukup, maka kondisi fisik pemain tidak terlalu terbebani dan memiliki waktu yang

cukup untuk berkonsentrasi dalam melakukan gerakan shooting dengan teknik yang baik.

2. Perbaikan terhadap pola gerakan yang dilakukan akan mudah. Dengan adanya perbaikan-

perbaikan terhadap gerakan yang dilakukan, maka penguasaan terhadap teknik shooting

tersebut akan lebih baik.

Adapun kekurangan latihan shooting dengan distributed practice antara lain :

1. Karena diselingi dengan waktu istirahat yang relatif lama, maka memori gerakan terdahulu

sudah hilang, sehingga kurang maksimal memperoleh umpan balik untuk

memperbaiki gerakan berikutnya.

2. Latihan ini prioritasnya hanya khusus untuk peningkatan terhadap penguasaan teknik,

sedangkan kondisi fisiknya terabaikan.

3. Perlunya pemanasan atau adaptasi lagi untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan teknik.

6. Latihan Shooting Dengan Massed Practice

a. Pelaksanaan Latihan Shooting Dengan Massed Practice

Latihan dengan system padat atau terus-menerus dapat juga disebut massed practice. “ Latihan

dengan massed practice adalah (Iwan Setiawan, 1985:46) praktek suatu keterampilan olahraga yang

dipelajari dilakukan dengan berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi istirahat “. Latihan

dengan massed practice ini dapat dilakukan secara berkesinambungan tanpa diselingi istirahat atau

diselingi istirahat tetapi dengan periode yang pendek. Dalam hal ini Schmidt (1988:384) menyatakan

bahwa, “ massed practice dapat menggunakan periode istirahat tetapi hanya 5 detik “. Latihan praktek

dengan massed practice ini dapat pula diterapkan dalam latihan shooting dalam permainan bola basket.

Latihan shooting dengan massed practice yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan

shooting dengan sejumlah bola yang disediakan. Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan shooting

secara kontinyu dengan jumlah bola yang disediakan yaitu 5-10 bola, dengan diselingi istirihat yang

pendek yaitu ± 5 detik. Periode istirahat ini hanya digunakan untuk recovery, dan mengambil bola

untuk melakukan shooting berikutnya.

b. Analisis Mengenai Latihan Shooting Dengan Massed Practice

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Setiap jenis dan bentuk latihan tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian juga latihan

shooting dengan massed practice, tentu juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Schmidt

(1988:384) bahwa, “ pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi massed cenderung

mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan distributed practice yang waktu istirahatnya lebih

banyak “.

Dalam hal pemanfaatan memori gerakan, latihan keterampilan dengan massed practice

memiliki keuntungan, yaitu dengan adanya ingatan jangka pendek (short term memory). Menurut Rusli

Lutan (1988:163) bahwa, “ short term memory yaitu system memori yang berfungsi untuk menyimpan

sejumlah besar informasi yang diterimanya selama periode waktu yang singkat “. Setelah melakukan

gerakan shooting, short term sensory store siswa mencatat didalam short term memory. Apa yang harus

saja dilakukan masih terkonsep dan tersimpan di dalam memori selama beberapa saat, dan memori itu

akan hilang setelah beberapa lama. Dengan latihan secara padat (massed practice), maka sebelum

memori itu hilang. Siswa melakukan gerakan lagi sehingga konsep gerakan shooting yang dilakukan

terkonsep ke dalam memori dengan lebih kuat. Short term memori ini juga dapat memberikan feedback

pada siswa, agar gerakan shooting selanjutnya menjadi lebih baik. Suatu misal siswa melakukan

gerakan yang terlalu lemah, atau tenaganya terlalu besar. Siswa menyadari bahwa gerakan yang baru

saja dilakukan dengan kurang tetap, gerakan yang dilakukan tadi masih terkonsep di dalam memori,

sehingga memberikan perbaikan untuk gerakan selanjutnya.

Berdasarkan pada pelaksanaan latihan yang telah diuraikan, maka latihan ini dapat dianalisis

mengenai keuntungan dan kekurangannya. Latihan shooting yang dilakukan dengan massed practice

memilki kelebihan sebagai berikut :

1. Dengan istirahat yang pendek, memori dalam melakukan gerakan terdahulu masih

membekas dalam diri pemain, sehingga dapat memperoleh umpan balik untuk

melakukan gerakan berikutnya. Hal ini dapat memungkinkan terhadap pembentukan

pola gerakan dengan lebih baik.

2. Maka dapat meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik.

3. Akan menjadikan siswa mudah menyesuaikan diri beradaptasi dengan latihan

sesungguhnya.

Sedangkan kekurangan latihan shooting dengan massed practice antara lain :

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

1. Dengan latihan secara kontinyu dan terus-menerus pada batas kemampuan daya tahan

yang maksimal memungkinkan siswa kelelahan, hal ini berpengaruh terhadap

kesempurnaan gerakan yang dilakukan.

2. Pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik gerakan sulit dilakukan, sebab waktu

istirahat sangat pendek.

B. Kerangka Pemikiran

Dengan memperhatikan uraian dalam tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka pemikiran

sebagai berikut :

1. Perbedaan pengaruh antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed

practice terhadap kemampuan shooting bola basket.

Keterampilan atau kemampuan shooting merupakan teknik yang sangat penting dalam

permainan bolabasket. Setiap pemain bolabasket harus menguasai dan memiliki keterampilan shooting

dengan baik dan akurat. Untuk dapat melakukan keterampilan shooting dengan akurat harus melakukan

latihan dengan sistematis, teratur dan kontinyu dengan berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar.

Metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan shooting antara lain adalah

distributed practice dan massed practice. Latihan shooting dengan distributed practice adalah latihan

yang dilakukan berulang-ulang, dimana antar ulangan diselingi waktu yang cukup. Latihan shooting

dengan massed practice adalah latihan yang dilakukan secara berulang-ulang dan kontinyu, dengan

periode istirahat yang pendek.

Latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice memiliki perbedaan.

Perbedaan kedua latihan tersebut adalah pada pengaturan giliran atau pengaturan istirahat antar

gerakan. Latihan dengan distributed practice diantara ulangannya diberikan istirahat tersebut dapat

berpengaruh terhadap pola gerak, konsentrasi, perbaikan gerakan serta berpengaruh terhadap

pembentukan keterampilan dan kemampuan fisik siswa, sedangkan massed practice dilakukan secara

terus-menerus dengan periode istirahat yang pendek.

2. Latihan shooting yang lebih baik pengaruhnya antara distributed practice dan massed

practice terhadap kemampuan shooting bola basket.

Latihan shooting yang dilakukan dengan distributed practice memiliki Kelebihan latihan ini

antara lain, dalam latihan ini pemain selalu mendapat istirahat yang cukup sehingga kondisi fisik

pemain tidak terlalu terbebani dan memiliki gerakan shooting dengan teknik yang baik. Selain itu

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

koreksi dan perbaikan terhadap pola gerakan yang dilakukan akan mudah dilakukan. Adapun

kekurangan latihan shooting dengan distributed practice yaitu bahwa karena diselingi dengan waktu

istirahat yang relative lama, maka memori gerakan terdahulu sudah hilang, sehingga tidak dapat

memperoleh umpan balik untuk memperbaiki gerakan berikutnya. Di samping itu latihan ini

prioritasnya hanya khusus untuk peningkatan terhadap penguasaan teknik.

Latihan shooting yang dilakukan dengan massed practice memiliki kelebihan antara lain, bahwa

dengan istirahat yang pendek, memori dalam melakukan gerakan terdahulu masih membekas dalam

diri pemain, sehingga dapat memperoleh umpan balik untuk melakukan gerakan berikutnya. Hal ini

dapat memungkinkan terhadap pembentukan pola gerakan yang lebih baik. Latihan ini disamping

meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik. Sedangkan kekurangan latihan

shooting dengan massed practice yaitu, latihan ini akan menyebabkan kelelahan sehingga berpengaruh

terhadap kesempurnaan gerakan yang dilakukan, selain itu pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik

gerakan sulit dilakukan, sebab tidak ada waktu istirahat.

Latihan shooting dengan massed practice memberikan pengaruh yang efektif dalam hal

pemanfaatan memori gerakan, yaitu dengan adanya ingatan jangka pendek (short term memory).

Setelah melakukan gerakan shooting, short term memory store siswa mencatat di dalam short term

memory. Apa saja yang harus dilakukan masih terkonsep dan tersimpan dalam memori dalam beberapa

saat, dan memori itu akan hilang setelah beberapa lama. Dengan latihan secara terus menerus (massed

practice), maka sebelum memori itu hilang, siswa melakukan gerakan lagi sehingga konsep gerakan

shooting yang dilakukan terkonsep kedalam memori dengan lebih kuat. Short term memory ini juga

dapat memberikan Feedback pada siswa, agar gerakan shooting selanjutnya menjadi lebih baik.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai

berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed

practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II

SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2009.

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

2. Latihan shooting dengan massed practice memiliki pengaruh yang lebih baik

dari pada latihan shooting dengan distributed practice terhadap kemampuan

shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun 2009.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lapangan Bola Basket Krida Manunggal Jalan Lawu, Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan Treatment selama 6 minggu dengan 3 kali pertemuan dalam

seminggu yaitu hari senin, rabu dan jum’at. Treatment dilaksanakan yaitu mulai tanggal 29 Juni 2009

sampai tanggal 14 Agustus 2009 Pukul 15.00-17.00 WIB. Sebelum perlakuan dilakukan test awal,

setelah perlakuan dilakukan test akhir yang pelaksanaannya adalah :

Test awal : Sabtu, 27 Juni 2009

Test akhir : Kamis, 20 Agustus 2009

B. Metode dan Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan penelitian

yang digunakan adalah “ Matching by Subject Design “ (Sutrisno Hadi, 1995:484). Dalam hal ini

subyek dipisahkan ke dalam dua kelompok. Pemasangan atau pairing yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan cara ordinal pairing.

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan prestasi kemampuan shooting dalam permainan

bola basket pada test awal. Setelah hasil test awal dirangking, kemudian subyek yang memiliki prestasi

setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok

tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Adapun

pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut :

Kelompok 1 Kelompok 2

1 2 4 3 5 6 8 7 9 10 Dst 11

Gambar 4. Pembagian kelompok dalam eksperimen.

Rancangan penelitian eksperimen Matched by Subject Design tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

K1 X1 Y2

R Y1 (Op)

K2 X1 Y2

Gambar 5. Rancangan Penelitian

Keterangan :

R = Random sampling

Op = Melalui prosedur subject matching ordinal pairing

Y1 = Test awal shooting

K1 = Kelompok I

K2 = Kelompok II

X1 = Latihan shooting dengan distributed practice

X2 = Latihan shooting dengan massed practice

Y2 = Test akhir shooting

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas II SMA Negeri 1

Karanganyar Tahun 2009 yang berjumlah 135 siswa.

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

2. Teknik Pengambilan Sampel

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang diperoleh dengan teknik

purposive sampling, yaitu dari sejumlah populasi yang ada. Untuk menjadi sampel harus memenuhi

ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan tersebut adalah :

1. Jenis Kelamin Laki-laki

2. Berminat untuk mengikuti latihan Bola Basket

3. Sehat Jasmani dan Rohani

4. Bersedia menjadi sampel penelitian

5. Memiliki gerak dasar bermain yang baik, didasarkan hasil observasi dan informasi dari pemain

Bola Basket.

Dari sejumlah 9 kelas dengan jumlah siswa putra per kelas 15 orang dan diambil 25% dari

siswa putra tersebut ada 3 siswa untuk 6 kelas dan 4 siswa untuk 3 kelas. Setelah mendapatkan sampel

sebanyak 30 orang maka, dilakukan tes awal shooting bola basket. Data yang terkumpul dirangking

terlebih dahulu. Dibagi menjadi 2 kelompok 15 dari atas mendapat perlakuan distributed practice dan

15 dari bawah mendapat perlakuan massed practice untuk membentuk 2 kelompok yang masing-

masing jumlahnya sama.

D. Treatment

Pemberian treatment atau perlakuan harus dipertimbangkan secara benar-benar. Treatment yang

diberikan kepada sampel penelitian ini yaitu berupa latihan olahraga. Latihan tersebut harus disusun

dengan benar berdasarkan prinsip-prinsip yang benar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal yang

sangat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan olahraga adalah jumlah frekuensi dan

lamanya latihan. Mengenai frekuensi dan lamanya waktu yang diperlukan dalam latihan, M. Sajoto

(1995:35) mengemukakan bahwa : “ Para pelatih dewasa ini umumnya setuju untuk menjalankan

program latihan 3 kali seminggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang

diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih “. Dengan latihan yang dilakukan 3 kali seminggu secara

teratur selama 6 minggu atau lebih kemungkinan sudah menampakkan pengaruh yang berarti terhadap

peningkatan keterampilan sesuai yang diharapkan.

Masing-masing kelompok diberi perlakuan sebanyak 18 kali pertemuan dengan 3 kali (senin,

rabu dan jum’at) pembelajaran dalam seminggu, selama 6 minggu. Dalam melaksanakan treatment ini

sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

1. Kelompok I : 15 siswa

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Diberi latihan shooting dengan distributed practice. Bentuk latihan shooting yang akan

diterapkan dalam penelitian ini yaitu latihan shooting secara berulang-ulang sesuai dengan jumlah bola

yaitu 5-10 bola. Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan shooting, antar gerakan shooting

diselingi waktu istirahat 30 detik.

2. Kelompok II : 15 siswa

Diberi latihan shooting dengan massed practice. Latihan shooting dengan massed practice yang

dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan shooting dengan sejumlah bola yang disediakan.

Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan shooting secara kontinyu dengan jumlah bola yang

disediakan yaitu 5-10 bola, dengan diselingi istirihat yang pendek yaitu ± 5 detik. Periode istirahat ini

hanya digunakan untuk recovery, dan mengambil bola untuk melakukan shooting berikutnya.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat

(dependen) yaitu :

1. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Yang

termasuk variabel independen yaitu :

a. Latihan shooting dengan berselang (distributed practice)

b. Latihan shooting dengan terus-menerus (massed practice)

2. Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan shooting free throw dengan jarak 4,6

meter dalam permainan bola basket.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik tes. Tes

yang dilakukan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan shooting dalam

permainan bola basket dari Imam Sodikun (1992:141). Tes tersebut dilaksanakan 2 kali yaitu tes awal

dan tes akhir.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dikumpulkan, disusun dan dianalisis secara statistik dengan langkah

sebagai berikut :

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

1. Mencari Reliabilitas

Untuk mencari reliabilita, dalam penelitian dilakukan dengan formula belah dua dari Spearman

Brown. Hasil tes shooting menjadi dua belahan dijumlah yaitu belahan ganjil dan genap kemudian

hitung dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut :

ry1y2 = (Sudjana, 1992:369)

Keterangan :

N = Jumlah sampel ry1y2 = Korelasi antara y1 dan y2

y1 = Belahan ganjil

y2 = Belahan genap

= Jumlah

Hasil perhitungan koefisien korelasi tersebut kemudian dimasukkan kedalam formula

reliabilitas dari Spearman Brown sebagai berikut :

r = (Saifuddin Azwar, 1997:69)

Keterangan :

r = Koefisien reliabilitas ry1y2 = Korelasi antara y1 dan y2

2. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors (Sudjana, 1992:466).

Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan X1 , X2 , …… , Xn dijadikan bilangan baku Z1 , Z2 ,……. , Zn dengan

menggunakan rumus :

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Z1 =

Keterangan :

X1 = Nilai tiap kasus

X = Rata-rata

S = Simpangan baku

2. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung peluang F ( Z1 ) = P ( Z≤Z1 ).

3. Selanjutnya dihitung proporsi Z1 , Z2 , …… , Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika

proporsi dinyatakan oleh S ( Z1 ),

Maka S ( Z1 ) =

4. Hitung selisih F ( Z1 ) – S ( Z1 ) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

5. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga

terbesar ini L hitung.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan membagi varians yang terbesar dengan varians terkecil yang

diperoleh. Adapun rumus yang digunakan menurut Sutrisno Hadi (1982:386) adalah :

Fdbvb : dbvk =

Keterangan :

db vb = derajat kebebasan dari varians yang lebih besar

db vk = derajat kebebasan dari varians yang lebih kecil

SD2bs = varians yang lebih besar

SD2kt = varians yang lebih kecil

3. Uji Perbedaan

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Uji perbedaan penelitian ini yaitu dengan teknik uji t dengan rumus (Sutrisno Hadi, 1995:457)

sebagai berikut :

t =

Keterangan :

Md = Mean deviasi (beda) dari pasangan

∑d2 = Jumlah deviasi kuadrat

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :

Md = Keterangan :

= Jumlah selisih (devisasi) masing-masing subyek.

N= Jumlah pasangan

Data yang diperoleh dari hasil perhitungan ttest baik tes awal maupun tes akhir dikonsultasikan

dengan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan db = N – 1.

4. Perhitungan Perbedaan Persentase Peningkatan

Penghitungan persentase peningkatan pada kelompok 1 dan kelompok 2 dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Persentase peningkatan = x 100 %

Mean different = mean posttest – mean pretest

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

A. Diskripsi Data

Setelah dilaksanakan penelitian, diperoleh data. Data yang dikumpulkan berupa kemampuan

shooting dalam permainan bola basket. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal dan tes akhir

pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok 1 dan kelompok 2. Data tersebut kemudian

dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Berturut-turut disajikan

mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, hasil analisis data serta pembahasan dan pengujian

hipotesis.

Deskripsi hasil analisis data hasil tes kemampuan shooting dalam permainan bola basket yang

dilakukan pada kelompok 1 dan kelompok 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Shooting Bola Basket Pada

Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok Tes N Hasil

Terendah

Hasil

Tertinggi Mean SD

Awal 15 2 7 4.400 1.306 Kelompok

1

(Distributed

Practice) Akhir 15 5 9 6.667 1.075

Awal 15 2 7 4.533 1.310 Kelompok

2 (Massed

Practice) Akhir 15 5 9 7.133 0.884

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan kelompok 1 memiliki rerata

kemampuan shooting bola basket adalah 4.400, sedangkan setelah mendapat perlakuan memiliki rerata

kemampuan shooting bola basket adalah 6,667. Adapun rata-rata kemampuan shooting bola basket

pada kelompok 2 sebelum diberi perlakuan adalah 4.533, sedangkan setelah mendapat perlakuan

memiliki rata-rata kemampuan shooting bola basket adalah 7.133.

B. Pengujian Reliabilitas

Agar data yang dianalisis adalah hasil dari suatu tes atau pengukuran yang baik, maka perlu uji

reliabilitas. Dalam penelitian ini diadakan uji reliabilitas tehadap hasil tes awal dan tes akhir

kemampuan shooting bola basket.

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Table 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data

No Hasil Tes Reliabilita Katagori 1 Awal 0, 75 Cukup 2 Akhir 0, 77 Cukup

Adapun hasil dari analisis yang dilakukan dengan uji reliabilitas tes awal diperoleh R = 0,75

dan uji reliabilitas pada tes akhir diperoleh R = 0,77. Hasil tersebut kemudian di konsultasikan dengan

tabel kategori reliabilitas tes termasuk dalam kategori Cukup, dan dapat digunakan sebagai alat ukur.

Adapun dalam mengartikan katagori koefisien reabilitas tes tersebut dengan menggunakan pedoman

tabel koefisien dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B. (1992:22) yaitu :

Tabel 3. Tabel Range Katagori Reliabilitas

No Kategori Validita Reliabilita Obyektivita 1 Tingkat Tinggi 0,80 – 1,00 0,90 – 1,00 0,95 – 1,00 2 Tinggi 0,70 – 0,79 0,80 – 0,89 0,85 – 0,94 3 Cukup 0,50 – 0,69 0,60 – 0,79 0,70 – 0,84 4 Kurang 0,30 – 0,49 0,40 – 0,59 0,50 – 0,69 5 Tidak Signifikan 0,00 – 0,29 0,00 – 0,39 0,00 – 0,49

C. Uji Prasyarat Analisis Data

Sebelum data hasil penelitian dianalisis dengan teknik t-tes, terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji normalitas, 2) uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum digunakan untuk

menganalisis data. Pengujian normalitas data dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan

kelompok 2 dengan mengikuti uji Liliefors pada taraf a = 0,05. Hasil pengujian tersebut disajikan

dalam tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N M SD Lo Lt5%

K1 15 4.400 1.306 0.1600 0.220

K2 15 4.533 1.310 0.1924 0.220

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada K1 diperoleh nilai Lhitung sebesar 0.1600, dimana

nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.220. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data pada K1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan data hasil

uji normalitas yang dilakukan pada K2 diperoleh nilai Lhitung sebesar 0.1924, dimana nilai tersebut lebih

kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.220. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada K2 termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok. jika

kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua kelompok tersebut

memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut dikarenakan oleh perbedaan rata-rata kemampuan

shooting. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Dari hasil

uji homogenitas

varians yang

tertera dalam tabel di atas, diperoleh hasil dengan db = 14 lawan 14, angka F tabel 5% = 2,48 Sedangkan

harga F hitung = 1.005. Yang ternyata lebih kecil dari harga F tabel 5%. Karena F hitung < F tabel 5%, maka

hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2

memiliki varians yang homogen.

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum dilakukan uji perbedaan dengan t-tes telah diadakan "Matching", yaitu tes awal yang

mempunyai kemampuan setara dipasang-pasangkan dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok 1

dan kelompok 2. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kedua kelompok tersebut.

Kelompok N SD2 Fo Ft5%

K1 15 1.706

K2 15 1.715 1.005 2.48

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Dalam penentuan kelompok, kelompok 1 mendapat perlakuan latihan shooting dengan

distributed practice dan kelompok 2 mendapat perlakuan dengan latihan shooting dengan massed

practice. Hasil t-test untuk tes awal antara K1 dan K2 dapat dilihat dalam tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2

Kelompok N Mean Md to t t5%

K1 15 4.400

K2 15 4.533 0.133 1.468 2.145

Dari rangkuman hasil t-test untuk tes awal di atas, pada K1 dapat diketahui bahwa rata-rata

sebesar 4.400 sedangkan K2 diketahui bahwa rata-rata sebesar 4.533 dan untuk Mean deviasi sebesar

0.133. Dengan derajat kebebasan N - 1 = 15 - 1 = 14 pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel

sebesar 2.145 sedangkan nilai thitung sebesar 1.468. Maka hipotesis nol ditolak, berarti thitung lebih

besar dari t tabel. Dengan demikian sebelum diberi perlakuan antara K1 dan K2 terdapat perbedaan.

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

a. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Setelah melakukan latihan selama 6 minggu, kemudian diadakan tes akhir. Dan untuk

membuktikan apakah latihan yang diberikan telah menunjukkan pengaruh yang meyakinkan terhadap

kemampuan shooting, maka dicari dengan uji t-test antara tes awal dan tes akhir pada masing-masing

kelompok. Adapun hasil t-test untuk mengetahui peningkatan prestasi tes awal ke tes akhir antara K1

dan K2 dapat dilihat dalam tabel 7 berikut ini :

a.1 Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada K1

Tabel 7. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K1

Tes N Mean Md to t t5%

Awal 4.400

Akhir 15

6.667 2.267 14.789 2.145

Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K1 dapat diketahui bahwa pada tes awal rata-rata

sebesar 4.400 dan tes akhir sebesar 6.667 untuk Mean deviasi sebesar 2.267. Dengan derajat kebebasan

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

14 (N – 1 = 15 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.145 sedangkan nilai to

sebesar 14.789. Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara

tes awal dan tes akhir pada K1 ada perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat

perlakuan K1 memiliki peningkatan kemampuan shooting bola basket yang signifikan.

a.2 Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada K2

Tabel 8. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir K2

Tes N Mean Md to t t5%

Awal 4.533

Akhir 15

7.133 2.600 11.063 2.145

Dari rangkuman hasil t-test di atas, pada K2 dapat diketahui bahwa pada tes awal rata-rata

sebesar 4.533 dan tes akhir sebesar 7.133 untuk Mean deviasi sebesar 2.600. Dengan derajat kebebasan

14 (N – 1 = 15 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.145 sedangkan nilai to

sebesar 11.063. Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian antara

tes awal dan tes akhir pada K2 ada perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat

perlakuan K2 memiliki peningkatan kemampuan shooting bola basket yang signifikan.

a.3 Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antar Kelompok

Untuk mengetahui ada perbedaan hasil latihan antara K1dan K2 setelah diberi perlakuan, dapat

dilihat pada hasil t-test untuk tes akhir dari kedua kelompok dalam tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Akhir Antar Kelompok

Kelompok N Mean Md to t t5%

K1 6.667

K2 15

7.133 0.467 2.432 2.145

Berdasarkan rangkuman di atas, pada tes akhir pada K1 diketahui rata-rata sebesar 6.667 dan

untuk K2 diketahui rata-rata sebesar 7.133. Mean deviasi sebesar 0.467. Dengan derajat kebebasan 14

(N – 1 = 15 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai to sebesar 2.432 sedangkan nilai t tabel

sebesar 2,145. Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis nol ditolak. Dengan demikian pada tes

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

akhir kemampuan shooting dalam permainan bola basket antara K1 dan K2 terdapat perbedaan yang

signifikan.

a.4 Perbedaan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui kelompok yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik, diadakan

perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan

peningkatan kemampuan shooting bola basket dalam persen pada kelompok 1 dan 2 adalah :

Tabel 10. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Shooting Bola Basket Dalam Persen Pada K1 dan K2

Kelompok N Mean

Pretest

Mean

Posttest

Mean

Different

Persentase

Peningkatan

K1 15 4.400 6.667 2.267 51.515%

K2 15 4.533 7.133 2.600 57.353%

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan

shooting bola basket sebesar 51.515%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan

shooting bola basket sebesar 57.353%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2

memiliki persentase peningkatan kemampuan shooting bola basket yang lebih besar dari pada

kelompok 1.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan diperoleh nilai t antara tes

awal pada K1 dan K2 sebesar 1.468, sedangkan ttabel sebesar 2.145. Ternyata t hitung yang diperoleh < t

dalam tabel, yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan demikian K1 dan K2 sebelum diberi perlakuan

dalam keadaan seimbang. Berarti apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang diberikan

selama penelitian dan antara K1 dan K2 berangkat dari titik tolak kemampuan shooting yang sama.

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1

diperoleh nilai t sebesar 14.789. Ternyata t hitung = 14.789 > t tabel 5% = 2.145, yang berarti hipotesis nol

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan

shooting bola basket yang signifikan. Yang berarti bahwa latihan shooting bola basket distributed

practice memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan shooting bola basket

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2

diperoleh nilai t sebesar 11.063. Ternyata t hitung = 11.063 > t tabel 5% = 2.145, yang berarti hipotesis nol

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan

shooting bola basket yang signifikan. Yang berarti bahwa latihan shooting bola basket massed practice

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan shooting bola basket

Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada K1 dan K2 diperoleh nilai t

sebesar 2.432 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,145. Ternyata t yang diperoleh > t dalam tabel, yang berarti

hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara hasil tes akhir pada K1 dan K2. Dalam penelitian ini K1 dan K2 diberikan perlakuan atau

treatment yang berbeda. Perbedaan perlakuan yang diberikan selama latihan, akan mendapatkan respon

yang berbeda pula dari subyek, sehingga dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pembentukan kemampuan pada subyek penelitian. Oleh karena itulah, maka kelompok yang diberikan

perlakuan latihan shooting dengan distributed practice dan massed practice memiliki pengaruh yang

berbeda terhadap peningkatan kemampuan shooting dalam permainan bola basket. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan bahwa, ada perbedaan pengaruh latihan shooting dengan distributed

practice dan massed practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bola basket pada siswa

putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009, dapat diterima kebenarannya.

Kelompok 1 memiliki nilai persentase peningkatan kemamapuan shooting bola basket sebesar

51.515%. Sedangkan kelompok 2 memiliki nilai persentase peningkatan kemamapuan shooting bola

basket sebesar 57.353%. Ternyata Kelompok 1 memiliki nilai persentase peningkatan kemamapuan

shooting bola basket lebih kecil dari pada kelompok 2.

Kelompok 1 ( kelompok yang mendapat perlakuan latihan shooting dengan distributed practice

), ternyata memiliki kemampuan shooting bola basket yang lebih kecil dari pada kelompok 2 (

kelompok yang mendapat perlakuan latihan shooting dengan massed practice ). Latihan shooting

dengan massed practice, dilakukan secara terus-menerus dengan istirahat yang relatif singkat. Hal ini

dapat memungkinkan pelaku untuk menguasai gerakan yang lebih cepat. Istirahat yang singkat,

memberikan fungsi short term memori bekerja optimal dalam prose belajar kemampuan. Short term

memori ini memberikan feedback kepada siswa, sehingga dapat memberikan perbaikan pada gerakan

berikutnya. Oleh karena itulah maka latihan shooting dengan massed practice dapat memberikan

pengaruh yang lebih baik dari pada latihan shooting dengan distributed pratice. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan bahwa, latihan shooting dengan massed practice memiliki hasil yang lebih

baik dari pada distributed practice terhadap kemampuan shooting bola basket pada siswa putra kelas II

SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009, dapat diterima kebenarannya.

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapatlah disimpukan

sebagai berikut :

1. Ada perbedaan yang signifikan antara latihan shooting dengan distributed practice dan massed

practice terhadap kemampuan shooting dalam permainan bolabasket pada siswa putra kelas II

SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009. thitung = 2.432 > ttabel = 2,145.

2. Latihan shooting dengan massed practice (K2) memiliki pengaruh yang lebih baik daripada

latihan shooting dengan distributed practice (K1) terhadap kemampuan shooting dalam

permainan bolabasket pada siswa putra kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009.

Peningkatan kemampuan shooting bolabasket pada K1 51.515% < K2 57.353%.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa latihan shooting dengan massed practice

memiliki hasil yang lebih baik dari pada latihan kemampuan shooting bolabasket dengan distributed

practice dalam meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan bolabasket pada siswa putra

kelas II SMA Negeri 1 Karanganyar tahun 2009.

Implikasi yang ditimbulkan dari hasil penelitian ini adalah bahwa,

1. Tiap jenis latihan memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan shooting

bolabasket. Oleh karena itu dalam menyusun program latihan untuk mengembangkan

kemampuan shooting dalam permainan bolabasket, harus menggunakan latihan yang tepat

sesuai karakteristik siswa dan karakteristik jenis kemampuan yang dilatihkan.

2. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan

menentukan latihan bahwa, massed practice merupakan latihan yang tepat, khususnya untuk

meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan bolabasket.

3. Latihan shooting dengan massed practice memberikan pengaruh yang lebih tinggi dalam

meningkatkan kemampuan shooting bolabasket daripada latihan shooting dengan distributed

practice. Hal ini berarti bahwa latihan shooting dengan massed practice secara meyakinkan

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

memberikan pengaruh yang lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan teknik kemampuan

shooting dalam permainan bolabasket.

C. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka

kepada pengajar dan pembina olahraga khususnya di SMA Negeri 1 Karanganyar, disarankan hal-hal

sebagai berikut :

1. Latihan shooting dengan massed practice telah terbukti memiliki pengaruh yang efektif untk

meningkatkan kemampuan shooting bolabasket, sehingga disarankan agar dalam latihan

shooting pengajar dan pembina olahraga, menggunakan bentuk latihan ini.

2. Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan shooting bolabasket perlu diperbanyak dengan

memberikan latihan dengan sistem massed practice.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto. 1997. Belajar Gerak. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press.

A . Hamidsyah Noer. 1995. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press.

Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Frank Mc Guire. 1991. Bola Basket Taktik Menyerang & Teknik Bertahan. Semarang : Dahara Prize.

Hal Wissel. 1996. Bola Basket. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Harsono. 1988. Choaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Choaching. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti.

Iwan Setiawan. 1985. Teori Belajar Mengajar Motorik. Jakarta : PIO KONI Pusat.

M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara

Prize.

Mulyono B. 1992. Tes dan Pengukuran Dalam Olahraga. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press.

Imam Sodikun. 1992. Tes dan Pengukuran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Universitas Terbuka.

Pate R. , Clenaghan M.B. & Rotellla R. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan, Alih Bahasa Kasiyo

Dwijowinoto. Semarang : IKIP Semarang Press.

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SHOOTING … PENGARUH LATIHAN SHOOTING DENGAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA

Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta : Gramedia.

Scmidt, R.A. 1988. Motor Control and Learning. Illinois : Human Kinetics Publishers, Inc.

Soebagio Hartoko. 1994. Teori dan Praktek Bola Basket. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Soekaman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta : Inti Idayu Press.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tersito.

Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS.

Suharno HP. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogjakarta : Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga.

Suharsimi Arikunto. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Sutrisno Hadi. 1982. Statistik II. Yogjakarta : Andi Offset.

. 1995. Metodelogi Risutidid. Yogjakarta : Andi Offset.

Syaifuddin Aswar. 1997. Validitas dan Reabilitas. Bandung : ITB Press.

Nosseck. 1982. General theory of training. Pan African Press

Prusak, Keven A. 1960. Basketball fun & games. Illinois : Human Kinetics Publishers, Inc.