Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

92
BAB I PENDAHULUAN Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas pendekatan/desain penelitian apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai landasan kokoh dilihat dari sudut metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil penelitian yang akan lebih proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan. Obyek dan masalah penelitian memang mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan mengenai pendekatan, desain ataupun metode penelitian yang akan diterapkan. Tidak semua obyek dan masalah penelitian bisa didekati dengan pendekatan tunggal, sehingga diperlukan pemahaman pendekatan lain yang berbeda agar begitu obyek dan masalah yang akan diteliti tidak pas atau kurang sempurna dengan satu pendekatan maka pendekatan lain dapat digunakan, atau bahkan mungkin menggabungkannya. Secara umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang cukup dominan adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dari segi peristilahan para akhli nampak

Transcript of Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Page 1: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas

pendekatan/desain penelitian apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan agar

penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai landasan kokoh dilihat dari sudut

metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil penelitian yang akan lebih

proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan.

Obyek dan masalah penelitian memang mempengaruhi pertimbangan-

pertimbangan mengenai pendekatan, desain ataupun metode penelitian yang akan

diterapkan. Tidak semua obyek dan masalah penelitian bisa didekati dengan

pendekatan tunggal, sehingga diperlukan pemahaman pendekatan lain yang berbeda

agar begitu obyek dan masalah yang akan diteliti tidak pas atau kurang sempurna

dengan satu pendekatan maka pendekatan lain dapat digunakan, atau bahkan mungkin

menggabungkannya.

Secara umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma

penelitian yang cukup dominan adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian

kualitatif. Dari segi peristilahan para akhli nampak menggunakan istilah atau

penamaan yang berbeda-beda meskipun mengacu pada hal yang sama, untuk itu guna

menghindari kekaburan dalam memahami kedua pendekatan ini, berikut akan

dikemukakan penamaan yang dipakai para akhli dalam penyebutan kedua istilah

tersebut seperti terlihat dalam tabel 1 berikut ini :

Page 2: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Tabel 1.

Quantitative and Qualitative Research : Alternative Labels

Quantitative Qualitative Authors

Rasionallistic Naturalistic Guba &Lincoln (1982)

Inquiry from the

Outside

Inquiry from the inside Evered & Louis (1981)

functionalist Interpretative Burrel & Morgan

(1979)

Positivist Constructivist Guba (1990)

Positivist Naturalistic-ethnographic Hoshmand (1989)

Sumber : Julia Brannen (Ed): 1992 : 58)

Sementara itu Noeng Muhadjir mengemukakan beberapa nama yang

dipergunakan para ahli tentang metodologi penelitian kualitatif yaitu: grounded

research, ethnometodologi, paradigma naturalistik, interaksi simbolik, semiotik,

heuristik, hermeneutik, atau holistik . perbedaan tersebut dimungkinkan karena

perbedaan titik tekan dalam melihat permasalahan serta latar belakang disiplin

ilmunya, istilah grounded research lebih berkembang dilingkungan sosiologi dengan

tokohnya Strauss dan Glaser (untuk di Indonesia istilah ini

diperkenalkan/dipopulerkan oleh Stuart A. Schleigel dari Universitas California yang

pernah menjadi tenaga ahli pada Pusat Latihan Penelitian Ilmu-ilmu soaial Banda

Aceh pada tahun 1970-an), ethnometodologi lebih berkembang di lingkungan

antropologi dan ditunjang antara lain oleh Bogdan, interaksi simbolik lebih

berpengaruh di pantai barat Amerika Serikat dikembangkan oleh Blumer, Paradigma

naturalistik dikembangkan antara lain oleh Guba yang pada awalnya memperoleh

pendidikan dalam fisika, matematika dan penelitian kuantitatif.

Dalam perkembangannya, belakangan ini nampaknya istilah penelitian

kualitatif telah menjadi istilah yang dominan dan baku, meskipun mengacu pada

istilah yang berbeda dengan pemberian karakteristik yang berbeda pula, namun bila

Page 3: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

dikaji lebih jauh semua itu lebih bersifat saling melengkapi/memperluas dalam suatu

bingkai metodologi penelitian kualitatif.

Oleh karena itu dalam wacana metodologi penelitian, umumnya diakui

terdapat dua paradigma utama dalam metodologi penelitian yakni paradigma

positivist (penelitian kuantitatif) dan paradigma naturalistik (penelitian kualitatif), ada

ahli yang memposisikannya secara diametral, namun ada juga yang mencoba

menggabungkannya baik dalam makna integratif maupun bersifat komplementer,

namun apapun kontroversi yang terjadi kedua jenis penelitian tersebut memiliki

perbedaan-perbedaan baik dalam tataran filosofis/teoritis maupun dalam tataran

praktis pelaksanaan penelitian, dan justru dengan perbedaan tersebut akan nampak

kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga seorang peneliti akan dapat lebih

mudah memilih metode yang akan diterapkan apakah metode kuantitatif atau metode

kualitatif dengan memperhatikan obyek penelitian/masalah yang akan diteliti serta

mengacu pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Page 4: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penelitian Kualitatif

II.1.1 Pengertian Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu

yang ada dalam kehidupan riil (alamiah) dengan maksud menginvestigasi dan

memahami fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya.

Jadi riset kualitatif adalah berbasis pada konsep “going exploring” yang melibatkan

in‐depth and case‐oriented study atas sejumlah kasus atau kasus tunggal (Finlay

2006).

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand)

fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang

lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-

variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam

tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya

berbeda dengan penelitian kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis

penelitian kualitatif juga berbeda. Jadi, tujuan utama penelitian kualitatif adalah

membuat fakta mudah dipahami (understandable) dan kalau memungkinan (sesuai

modelnya) dapat menghasilkan hipotesis baru.

Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini

Page 5: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai

metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model

matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun

asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian

kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan

angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap

hasilnya.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan kirk dan miller

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengtahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia,

yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan

kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting),

mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi

kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang

objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses

berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.

Pada umumnya ada delapan jenis penelitian kualitatif, yakni etnografi

(ethnography), studi kasus (case studies), studi dokumen/teks (document studies),

observasi alami (natural observation), wawancara terpusat (focused interviews),

fenomenologi (phenomenology), grounded theory, studi sejarah (historical research).

Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam

berpikir, tentang hubungan data yang satu dengan data yang lain dan konteksnya

Page 6: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

dalam masalah yang akan diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud

dilakukannya penelitian kualitatif:

A. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang seperti yang

dialami oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada

dalam data dapat diungkap.

B. Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan

tujuan membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif

seperti dalam penelitian kuantitatif.

C. Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang

sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan

dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.

D. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian

kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan)

empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul

dari data.

II.1.2 Ciri dan Karakteristik Umum Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri. Ciri tersebut dapat dikaitkan

dengan peranan peneliti, hubungan yang dibangun, proses yang dilakukan, peran

makna dan interpretasi serta hasil temuan. Ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut (Finlay 2006):

A. Peranan Peneliti dalam membentuk pengetahuan

Dalam proses pembentukan/konstruksi pengetahuan, peneliti merupakan figur

utama yang mempengaruhi dan membentuk pengetahuan. Peran ini dilakukan melalui

proses pengumpulan, pemilihan dan interpretasi data. Jadi, sangatlah tidak mungkin

untuk melakukan penelitian, jika penelitian tidak terjun langsung pada obyek yang

Page 7: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

diteliti. Konsekuensinya, peneliti harus terlibat secara langsung dalam setiap tahap

kegiatan penelitian dan harus berada langsung dalam setting penelitian yang dipilih.

B. Arti penting hubungan peneliti dengan pihak lain

Penelitian kualitatif merupakan proses yang melibatkan peserta (yang diteliti),

peneliti dan pembaca serta relationship yang mereka bangun. Jadi, peneliti

dipengaruhi oleh lingkungan

sosial, historis dan kultural dimana riset dilakukan. Konsekuensinya, ketika

melakukan penelitian, peneliti harus mampu membangun hubungan yang baik dengan

obyek penelitian dan mampu menyajikan hasil penelitian sehingga pembaca dapat

mengikuti dengan jelas alur pemikiran peneliti dalam membangun suatu pengetahuan.

C. Penelitian bersifat inductive, exploratory dan Hypothesis‐Generating

Penelitian kualitatif selalu didasarkan pada fenomena yang menarik dan

dimulai dengan pertanyaan terbuka (open question); bukan dimulai dengan hipotesis

yang akan diuji kebenarannya. Jadi, penelitian bertujuan menginvestigasi dan

memahami social world bukannya memprediksi perilaku. Penelitian dilakukan

secara induktif dan exploratif dengan melihat apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan

bagaimana terjadinya sehingga diharapkan dapat menghasilkan hipotesis baru.

D. Peranan Makna (Meaning) dan Interpretasi

Penelitian kualitatif difokusan pada bagaimana individu memahami dunianya

dan bagaimana mereka mengalami peristiwa tertentu. Jadi, penelitian ini berusaha

menginterpretasikan fenomena dari kacamata pelaku berdasarkan pada interpretasi

mereka terhadap fenomena tersebut.

E. Temuan sangat kompleks, rinci, dan komprehensif

Page 8: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Penelitian kualitatif didasarkan pada deskripsi yang jelas dan detail, karena

mejawab pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. Oleh karena itu, penyajian atas

temuan sangatlah kompleks, rinci dan komprehensif sesuai dangan fenomena yang

terjadi pada setting penelitian.

Jadi, ciri-ciri penelitian kualitatif, dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

2. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data

3. Analisis data dilakukan secara induktif

4. Penelitian bersifat deskriptif analitik (data berupa kata-kata, gambar,

perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan/ angka statistik

5. Tekanan penelitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih banyak

mementingkan segi proses daripada hasil.

6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus

7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka

8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama

9. Pembentukan teori berasal dari dasar

10. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif

11. Teknik sampling cenderung bersifat purposive

12. Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)

13. Makna sebagai perhatian utama penelitian

Sedangkan dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil

dari mensintesakan pendapatnya Bogdan& Biklen dengan Lincoln & Guba ada

sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:

1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari

suatu keutuhan (enity)

2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri

atau dengan bantuan orang lain

3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif

4. penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif

Page 9: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori

subtantif yang berasal dari data

6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)

bukan angka

7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil

8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas

dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian

9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas

dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam

penelitian klasik

10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus

disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)

11. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi

yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan

sumber data.

II.1.3 Karakteristik Penelitian Kualitatif :

1) Latar alamiah

Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau

pada konteks dari suatu keutuhan

Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah,

keluarga, tetangga dan lokasi lainnya untuk meneliti maslaah

pendidikan atau sosiologi

2) Manusia sebagai alat (instrumen)

Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data

utama.

3) Metode kualitatif

Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

dengan kenyataan ganda

Page 10: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan

responden

Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan

banyak penyamaan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai

yang dihadapi

4) Analisis data secara induktif

Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda

sebagian yang terdapat dalam data

Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat

keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu

latar lainnya

Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang

mempertajam hubungan-hubungan

Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga bagian

dari struktur analitik

5) Teori dari dasar

6) Deskriptif

7) Lebih mementingkan proses daripada hasil

8) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus

9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data

10) Desain yang bersifat sementara

II.I.4 Tahap – Tahap Penelitian

- Perencanaan

Dalam bidang kedokteran, penelitian eksploratif biasanya diawali dengan

ditemukannya kasus baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Perencanaan penelitian diawalai dengan pertanyaan penelitian kemudian

ditentukan tujuan untuk menentukan apakah menggunakan kontrol atau

tidak. Setelah itu disusul dengan menentukan populasi studi dan subjek

Page 11: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

studi untuk mengetahui ciri-ciri individu yang dijadikan sasaran penelitian

dan variabel – variabel penelitian yang berkaitan dengan penyakit yang

dimaksud untuk diukur. Disamping itu, dipersiapkan juga instrumen

pengumpulan data serta pemeriksaan yang dibutuhkan. Perencanaan

Penelitian meliputi:

o Pertanyaan Penelitian

o Tujuan

o Subjek Studi

o Variabel yang akan diukur

- Pelaksanaan Penelitian

o Pengumpulan Data

o Analisis Data

II.1.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif Kesehatan

Berbagai teknik pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus

berkembang, namun pada dasarnya ada 4 cara yang mendasar untuk mengumpulkan

informasi yaitu :

A. Observasi

Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori (Karl Popper).

Namun dalam penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas dengan maksud

mengobservasi, sebaiknya meninggalkan teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori

/ menyanggah. Observasi merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi

melalui media pengamatan. Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan

peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat,

pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.

Page 12: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Observasi yang paling efektif adlaah melengkapinya dengan format atau

blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Metode observasi dibedakan menjadi:

a. Observasi biasa

Menurut Prof. Parsudi Suparlan, dalam observasi biasa si peneliti tidak

boleh terlibat dalam hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran

penelitian

b. Observasi terkendali

Menurut Prof. Parsudi Suparlan, para pelaku yang akan diamati dan

dikondisi-kondisi yang ada dalam tempat kegiatan. Pelaku diamati dan

dikendalikan si peneliti

c. Observasi terlibat

Menurut Prof. Parsudi suparlan, observasi terlibat merupakan teknik

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam

kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk dapat melihat dan

memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan

dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat

bukan hanya mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti,

tetapi juga melakukan wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam

batas-batas tertentu mengikuuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat

yang diteliti.

Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:

a. Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan

oleh pelaku yang diamati dan tidak terjadi interaksi sosial dengan pelaku

yang diamati

b. Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu kedudukan

yang berada dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara

Page 13: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

struktur yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati dan struktur

dimana pelaku sebagai pendukung

c. Keterlibatan aktif : peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para

pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari

d. Keterlibatan penuh / lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi bagian

dari kehidupan pelaku yang diamati.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi:

a. Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah

yang umum atau yang khusus.

b. Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu

mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang akan digunakan.

Fase-fase dalam observasi:

a. Pertemuan perencanaan

b. Observasi kelas

c. Diskusi balikan

Ada beberapa keterbatasan observasi, yaitu sebagai berikut:

a. Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung,

misalnya kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia

b. Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan

maksud-maksud tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan

yang menyenangkan atau sebaliknya pada observer.

c. Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer

dapat hadir untuk mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan

terhadap typical behavior, menunggu timbulnya behavior yang

Page 14: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

diharapkan itu secara spontan kerapkali memakan waktu yang panjang

dan sangat membosankan.

d. Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang

tidak terduga-duga, misalnya keadaan cuaca.

e. Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian

Kelebihan observasi:

a. Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti

bermacam-macam gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya

dapat diteliti melalui observasi langsung.

b. Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-

orang yang selalu sibukpun mungkin tidak berkeberatan untuk diamat-

amati, walau dia mungkin keberatan menjawab kuesioner.

c. Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu

gejala.

d. Tidak tergantung kepada self-report

e. Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang

holistik/ menyeluruh terhadap responden yang diteliti

f. Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk pendekatan

inductive discovery (yaitu pengamatan yang mendasarkan kepada

kejadian spesifik mendalam dan realistik serta merefleksikan keadaan

responden)

g. Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik

lain termasuk perilaku biasa

h. Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku

responden yang biasa maupun diluar konteks permasalahan yang hendak

diteliti.

Hambatan-hambatan dalam pengamatan berasal dari 2sumber, yaitu:

Page 15: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

a. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:

o Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi dengan

responden

o Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden

o Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan, kebiasaan,dan tata

cara hidup responden

o Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.

b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:

o Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi

apa yang perlu diambil dari interaksi dengan responden

o Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena

adanya aturan yang harus ditaati di lapangan

o Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan

observasi di lapangan

B. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara

dan yang diwawancarai untuk memberikan/menerima informasi tertentu. Menurut

Moleong, wawancara adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.

Dengan demikian, wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara verbal

kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-

hal yang dipandang perlu.

Wawancara mendalam merupakan kegiatan mengumpulkan data dari

sumber/informan mengenai fenomena yang diteliti secara rinci dengan menggunakan

pedoman semi terstruktur. Biasanya durasinya 1 jam hingga 1.5 jam.

Ada tiga teknik wawancara yaitu:

a. Wawancara baku dan terjadwal

Page 16: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

b. Wawancara baku dan tidak terjadwal

c. Wawancara tidak baku

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung efektik:

a. Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan

pendengar baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan bahwa

anda menghargai pendapat anak

b. Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran

c. Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan

menunjukkan sikap yang sama.

d. Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara

Ada beberapa bentuk wawancara:

a. Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah mempersiapkan

bahan wawancara terrlebih dahulu

b. Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik

bahasan diambil oleh orang yang di wawancarai

c. Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah

dipersiapkan, akan tetapi memberikan keleluasaan kepada responden

untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus

bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri

selam wawancara berlangsung.

C. Focus Group Discussion

Focus Group Discussion atau diskusi kelompok terarah merupakan salah satu

teknik dalam mengumpulkan data kualitatif. Pada Focus Group Discussion terdapat

sekelompok orang yang berdiskusi dengan pengarahan dari moderator/fasilitator

mengenai suatu topik.

Prinsip focus group discussion, yaitu dilakukan dengan jumlah peserta 6-12

orang dan mempertimbangkan perbedaan geografis. Dimana peserta tidak saling

Page 17: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

mengenal, namun mereka homogen. Durasi focus group discussion sekitar 60-120

menit. Tempat dilakukannya diskusi yaitu pada tempay yang aman, mudah

terjangkau, nyaman, pengamat tidak mengganggu, dan lingkungan netral.

Penggunaan Focus Group Discussion :

1) Penelitian

Merancang kuesioner survei

Informasi mendalam tentang PSP

Membuat hipotesa penelitian

2) Program

Pada saat Perencanaan (sebelum program)

Pada saat Implementasi program

Pada saat Evaluasi program

3) Media massa

Untuk merancang suatu topik

Sebagai Pre-test

Prinsip-prinsip Focus Group Discussion dijabarkan sebagai skema berikut :

Page 18: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

D. Pemeriksaan Data/Dokumen

Menurut Goetz dan Le compte (1984), dokumen yang menyangkut para

partisipan penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar, yang

termasuk didalamnya:

a. Koleksi dan analisis buku teks

b. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya

c. Arsip penerimaan murid baru

d. Catatan rapat

e. Catatan tentang siswa

f. Rencana pelajaran dan catatan guru

g. Hasil karya siswa

h. Kumpulan dokumen pemerintah

i. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs)

dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama

Page 19: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Macam-macam dokumen menurut Elliot (1991:78):

a. Silabi dan rencana pembelajaran

b. Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum

c. Berbagai macam ujian dan tes

d. Laporan rapat

e. Laporan tugas siswa

f. Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran

g. Contoh essay yang ditulis siswa

E. Triangulasi

Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, tujuan

dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi

lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

II.1.6 Validitas Dan Reliabilitas

Validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika (2) statistik validitas ada

macam-macam yaitu validitas isi, validitas prediktif dan validitas construct (konstruk)

A. Validitas isi

Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau dites relevan

dengan kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang

yang diuji. Validitas diperoleh dengan menagadakan sampling yang baik, yakni

memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan

hal yang mengenai bahan pelajaran mungkin tidka sukar dicapai. Kesulitan dengan

validitas isi ialah pilihanitem dilakukan secara subjektif yakni berdasarkan logika si

peneliti.

a. Validitas prediktif

Page 20: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Dengan validitas prediktif di maksudkan adanaya kesesuaian antara

ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang

nyata.

b. Validitas konstruk

Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung

satu dimensi, bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi,

maka validitas itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk kita

mengetahui komponen-komponen sikap/sifat yang diukur dengan tes itu.

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid

adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Validitas dibedakan menjadi:

a. Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian

dengan hasil yang dicapai.

b. Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil

penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.

B. Reliabilitas

Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu

data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama atau

peneliti sama dalam waktu yanng berbeda akan menghasilkan data yang sama atau

sekelompok data apabila dipecah menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu

data yang reliabel akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukru suatu

gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat

yanng reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas

merupakan syarat mutlak untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap

Page 21: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

variabel yangsatu lagi. Reliabilitas juga merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes

yang tidak reliable dengan sendirinya tidak valid.

Pengujian validitas dan reliabilitas

Dalam uji keabsahan data meliputi :

1) Uji kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

dapat dilakukan dengan;

Perpanjangan pengamatan

Meningkatkan ketekunan

Triagulasi (pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu)

Analisis kasus negatif

Menggunakan bahan referensi

Mengadakan member check (proses pengecekan data

yang diperoleh peneliti kepada pemberi data). Tujuan dari member

check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai dengan apa yanng dimaksud sumber data atau

informan.

2) Pengujian transferability

Transferability merupakan validitas eksternal

3) Pengujian depenability

Dilakukan denga melakukan audit terhadap keseluruhan proses

penelitian.

4) Pengujian konfirmability

Uji konfirmability mirip dengan uji dependebility, sehingga

pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.

Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan

dengan proses yang dilakukan.

Page 22: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Contoh Kasus;

Penelitian untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang keberadaan bidan

desa di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten OKI.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik diskusi kelompok

terarah (Focus Group Discussion).

Hasil peneltian menunjukkan bahwa masyarakat pedesaaan merasakan

manfaat adanya bidan desa khususnya ibu-bu. Disamping itu terungkap pula bahwa

masih banyak bidan desa yang tidak berdomisii didesa tempat mereka ditugaskan

terutama bidan desa yang berasal dari Kabupaten banyu Asin.

II.2 Penelitian Kuantitatif

II.2.1 Definisi

Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara

umum memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut

positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk

memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi

ke dalam riset-riset ilmu sosial (Harahap, 1992).

Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang

diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan

pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data

kuantitatif.

Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-

induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli,

ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan

menjadipermasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang

diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data

empiris di lapangan.

Page 23: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

II.2.2 Ciri dan Karakteristik Umum Penelitian Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek

penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk

operasionalisasi variable masing- masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat

mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua

elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi

serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian

kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan

menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan

formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna

dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara

kebahasaan dan kulturalnya.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat

positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-

kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis.

Metode ini juga disebut metode discovery, Karena dengan metode ini dapat

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.

II.2.3 Tahap – Tahap Penelitian Kuantitatif

Fase I: Analisis Masalah

o Menentukan masalah operasional

o Mengadakan analisi yang lebih mendalam tentang berbagai hal yang

dihadapi

o Menentukan prioritas masalah

Fase II: Mengembangkan rencana pemecahan masalah

o Menentukan tujuan penelitian

Page 24: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

o Menentukan variabel yang diukur

o Menentukan hambatan yang mungkin terjadi dengan tujuan tersebut

o Mengembangkan model pemecahan masalah

o Menentukan cara pengumpulan data

o Rencana Analisis

Fase III:Validasi pemecahan masalah

o Mengembangkan rancangan penelitian

o Melaksanakan kegiatan

o Mengadakan analisis untuk mengevaluasi hasil penelitian

II.2.4 Rancangan Penelitian Kuantitatif

A. Rancangan Non-eksperimental

Rancangan terlemah untuk mendeteksi hubungan sebab akibat karena

pada umumnya penelitian noneksperimental tanpa menggunakan

kelompok kontrol

Macam:

- Pascaintervensi

Rancangan ini hanya terdiri dari satu kelompok studi tanpa kelompok

kontrol dan intervensi telah dilakukan. Beberapa saat setelah intervensi

dilakukan pengamatan untuk mengetahui ciri-ciri demografis

kelompok individu yang telah mendapatkan intervensi tersebut.

Contoh:

Penelitian mengenai pendapat masyarakat tentang pelayanan KIA di

Puskesmas.

Page 25: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

- Pra dan Pasca intervensi

Rancangan ini hampir sama dengan rancangan hanya pascaintervensi

tanpa kelompok kontrol, tetapi pada rancangan ini dilakukan

pengamatan sebelum intervensi dan dilakukan pengamatan ulang

beberapa saat setelah intervensi. Perubahan yang terjadi setelah

intervensi dicatat dan dibandingkan dengan keadaan sebelum

intervensi.

- Perbandingan kelompok statik

Rancangan ini merupakan rancangan non ekspremental yang

menggunakan kelompok kontrol, tetapi kontrol yang digunakan tidak

berasal dari populasi yang sama dengan intervensi. Alokasi intervensi

pada kelompok studi dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara

random.

B. Rancangan Eksperimental (Uji Klinis)

Pemisahan subjek studi menjadi kelompok eksperimental dan kelompok

kontrol dilakukan secara random kemudian kelompok eksperimental mendapatkan

perlakuan dan diamati efek yang terjadi akibat intervensi dan hasilnya dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Secara skematis struktur rancangan ini dapat digambarkan

sebagai berikut.

Page 26: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Contoh Kasus:

Penelitian tentang kursus penyegaran kader kesehatan. Misalkan, disuatu

daerah terdapat 50 orang kader kesehatan. Dari 50 org tersebut diambil 25

secara random sebagai kelompok eksperimen dan sisanya 25 orang sebagai

kelompok kontrol kemudian kelompok eksperimen dilakukan kursus

penyegaran selama 5 hari. Setelah kursus dilakukan pengamatan untuk

mengetahui peningkatan pengetahuan kader sebagai hasil kursus dan

dibandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol untuk mengetahui efektifitas

kursus yang dilakukan

C. Rancangan Eksperimental semu

Rancangan eksperimental semu terdiri dari 3 rancangan sebagai berikut.

1. Rancangan dengan alokasi kelompok eksperimental dan kelompok

kontrol tanpa randominasi.

2. Rancangan deret berkala

3. Rancangan pra dan pascaintervensi dengan sampel terpisah

Page 27: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

II.3 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Penelitian dalam bidang kedokteran seperti halnya pada ilmu-ilmu sosial

budaya lainnya,selama ini terlalu menekankan pada pendekatan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif yang dilandasi faham positivisme empirik yang berintikan

aktivitas penelitian eksperimental memang telah memiliki pengaruh yang sangat kuat

dalam berbagai bidang ilmu, dan bahkan pernah dipandang sebagai satu-satunya

pendekatan penelitian yang benar dan ilmiah. Pandangan tersebut mampu menyeret

para peneliti ilmu-ilmu kesehatan yang dalam perkembangan aktivitasnya semakin

sering menghadapi beragam permasalahan yang tidak bisa dijawab secara tuntas. Dari

kenyataan yang dihadapi tersebut para peneliti semakin manyadari bahwa manusia

sebagai subyek dengan segala sifatnya yang subjektif tak mungkin dapat dikaji secara

secara tepat dengan pendekatan ilmu obyektif. Pemaksaan ke arah itu akan

menimbulkan bias fundamental dan mengakibatkan kekeliruan fatal yang menjadi

sumber krisis ilmu-ilmu kesehatan dimasa kini. Masalah sosial yang kompleks tak

mungkin untuk diuji dengan pandangan partial dan linear. Didalam ilmu alam

berbagai masalah pokok didasarkan pada kenyataan obyek yang dapat dilihat di luar

diri kita dan bebas sebagai fakta obyektif. Kenyataan itu sangat berbeda halnya

dengan ilmu sosial budaya yang memusatkan studinya pada realitas sebagai produk

pikir manusia dengan segala subyektivitas emosi serta nilai-nilai yang dianutnya.

Fenomena sosial dan perilaku manusia pada dasarnya hanya ada dalam pikiran

manusia. Realitas tersebut terikat oleh interaksi dialektis antara subyek dan obyek.

Demikianlah dalam mempelajari metodologi penelitian sosial ini, anda diharapkan

mengenal baik pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, karena pendekatan kualitatif

sangat tepat bagi studi ilmu-ilmu sosial budaya, termasuk didalamnya ilmu kesehatan

masyarakat.

II.3.1 Pemahaman karakteristik metodologi

Page 28: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Mengenal ( perbedaan ) pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan lebih

mudah dan jelas bila kita memahami perbedaannya dengan beragam hal yang sangat

mendasar didalam kedua metodologi tersebut. Penggunaan metodologi penelitian

kualitatif berbeda dengan penggunaan metodologi penelitian kuantitatif bukan

sekedar karena menghadapi perbedaan “ subjek matter “, atau karena disiplin ilmu

yang berbeda, tetapi secara mendasar karena perbedaan keyakinan keilmuan yang

bersumber pada penggunaan paradigma berpikir yang berbeda ( smith, 1984 ).

Bilamana kita bisa memahami perbedaan itu secara tepat maka kita akan

mampu memisahkan kedua metdologi penelitian tersebut dengan penuh kesadaran

dan berada pada penglihatan batas yang jelas. Dengan demikian didalam melakukan

aktivitas penelitian, kita tak akan mudah tersesat atau dengan sangat gegabah

mencampur-adukkan beragam pengertian dasar dari dua jenis metodologi tersebut.

Guba dan Lincoln ( 1981 : 62 – 82 ) menyajikan uraian yang cukup panjang dan

mempertentang-kan perbedaan paradigma kedua penelitian ini. Untuk penelitian

kuantitatif digunakan istilah Scientific Paradigm ( paradigma ilmiah ), sedangkan

penelitian kualitatif dinamakan Naturalistic Inquiry atau inkuiri alamiah.

Pokok-pokok perbedaan kedua paradigma tersebut dapat disimak dalam tabel

berikut :

Tabel. Perbedaan Paradigma Ilmiah dan Alamiah

Poster tentang

PARADIGMA

Ilmiah Alamiah

Page 29: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Teknik yang digunakan

Kriteria kualitas

Sumber teori

Persoalan kausalitas

Tipe pengetahuan yang digunakan

Pendirian

Maksud

Kuantitatif

“ Rigor “

Apriori

Dapatkah x menyebabkan y ?

Proposisional

Reduksionis

Verifikasi

Kualitatif

Relevansi

Dasar-dasar ( Grounded )

Apakah x menyebabkan y dlm.

Latar alamiah

Proposisional yang diketahui bersama

Ekspansionis

Ekspansionis

Karakteristik Metodologis

Instrumen

Waktu penetapan pengumpulan data dan analisis

Desain

Gaya

Latar

Perlakuan

Satuan kajian

Unsur

Kertas-pensil atau alat fisik lainnya

Sebelum penelitian

Pasti ( preordinate )

Intervensi

Laboratorium

Stabil

Variabel

Orang sebagai peneliti

Selama dan sesudah pengumpulan data

Muncul-berubah

Seleksi

Alam

Bervariasi

Pola-pola

Turut campur atas

Page 30: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

kontekstual Kontrol undangan

1. Teknik yang digunakan.

Pada dasarnya, baik teknik kuantitatif maupun teknik kualitatif dapat

digunakan bersama-sama. Namun, pada paradigma ilmiah memberi tekanan pada

teknik kuantitatif, sedang paradigma alamiah memberi tekanan pada teknik

kualitatif.

2. Kriteria kualitas.

Untuk menialai “ baik/tidaknya “ penelitian, paradigma ilmiah sangat

percaya pada kriteria Rigor, yaitu kesahihan eksternal dan internal, keandalan

dan obyektivitas.

Menurut Guba dan Lincoln ( 1981 : 66 ) penekanan pada kriteria tersebut

membawa eksperimen pada penyusunan desain yang bagus, tetapi sering sempit

cakupannya. Hal ini dikarenakan kebanyakan eksperimen memasukkan situasi

yang kurang dikenal, buatan, dan masa hidupnya singkat dan hal itu membuat

latar – tidak – biasa sukar digeneralisasikan pada latar lainnya.

Sebaliknya, paradigma alamiah menggunakan kriteria relevansi. Relevansi ini

adalah signifikasi dari pribadi terhadap lingkungan senyatanya. Usaha

menemukan kepastian dan keaslian merupakan hal yang penting dalam penelitian

alamiah.

3. Sumber teori.

Paradigma ilmiah menekankan pada verifikasi hipotesis yang diturunkan

dari teori a priori. Teori semacam ini disusun dengan logika deduktif dan logis.

Sedangkan paradigma alamiah menemukan teori dengan berdasar pada

data yang berasal dari dunia nyata. Metode yang digunakan adalah metode

menemukan dengan menganalisis data yang diperoleh secara sistematis.

Page 31: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

4. Pertanyaan tentang kausalitas.

Penelitian biasanya dihadapkan pada penentuan hubungan sebab-akibat.

Jawaban terhadap pertanyaan hubungan sebab akibat penting untuk keperluan

meramalkan, kontrol disatu pihak, dan verstehen ( pemahaman ) dilain pihak.

Kedua paradigma ilmiah maupun alamiah menggunakan pertanyaan-pertanyaan

tersebut, namun dengan cara yang berbeda.

Paradigma ilmiah biasanya bertanya = dapatkah X menyebabkan Y ?

untuk itu maka mereka mendemonstrasikan di laboratorium bahwa Y

sesungguhnya dapat disebabkan oleh X.

Di pihak lain paradigma alamiah kurang tertarik dengan apa yang

diusahakan terjadi dalam situasi yang dirancang terlebih dahulu, namun lebih

tertarik pada apa yang terjadi pada latar alamiah.

5. Tipe pengetahuan yang digunakan.

Ada dua macam pengetahuan ; yaitu pengetahuan proposisional dan

pengetahuan – yang – diketahui – bersama, yang diketahui dan disepakati juga

oleh subjek. Kedua tipe pengetahuan tersebut, dapat dijelaskan perbedaannya.

Pengetahuan proposisional adalah pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam

bentuk bahasa.

Pengetahuan – yang – diketahui – bersama ( tacit knowledge ) ialah

instuisi, pemahaman, atau perasaan yang tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata

yang dalam hal-hal tertentu diketahui oleh subjek.

Paradigma ilmiah membatasi diri pada pengetahuan proposisional.

Pengetahuan demikian merupakan esensi metode untuk menyatakan proposisi

secara eksplisit dalam bentuk hipotesa yang diuji untuk menentukan validitasnya.

Teori-teori terdiri atas pengumpulan hipotesis semacam itu.

Sebaliknya, paradigma alamiah mengizinkan dalam mendorong

pengetahuan – yang – diketahui – bersama guna dimunculkan untuk keperluan

Page 32: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

membantu pembentukan teori dari dasar maupun untuk memperbaiki komunikasi

kembali kepada sumber informasi dengan cara peristilahan mereka.

6. Pendirian.

Paradigma ilmiah berpendirian Reduksionis. Mereka menyempitkan

penelitian pada fokusyang relatif kecil dengan jalan membebankan kendala-

kendala, baik pada kondisi anteseden pada nikuiri ( untuk keperluan

mengontrol ), maupun pada keluaran-keluaran.

Jadi, pencari – tahu – ilmiah mulai dengan menyusun pertanyaan atau

hipotesis, kemudian hanya mencari informasi yang akan memberikan jawaban

pada pertanyaan atau menguji hipotesis-hipotesis itu.

Sementara pencari – tahu – alamiah mempunyai pendirian ekspansionis.

Mereka mencari perspektif yang akan mengarahkan pada deskripsi dan pengertian

fenomena sebagai keseluruhan atau akhirnya dengan jalan menemukan sesuatu

yang mencerminkan kerumitan gejala-gejala itu. Mereka memasuki lapangan,

membangun dan melihat pembawaannya yang tampak dari arah manapun titik

masuknya.

Jadi pencari – tahu – ilmiah mengambil setiap struktur, terarah dan

tunggal sedangkan pencari – tahu – alamiah berpendirian terbuka, menjajagi, dan

kompleks.

7. Maksud.

Paradigma ilmiah senantiasa bermaksud menemukan pengetahuan

melalui verifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara apriori sementara

pencari – tahu – alamiah, menitikberatkan upayanya pada usaha menemukan

unsur-unsur atau pengetahuan yang belum ada dalam teori yang berlaku.

8. Instrumen.

Page 33: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Untuk mengumpulkan data, paradigma ilmiah memanfaatkan kuesioner

atau alat bantu fisik lainnya. Sedang pencari – tahu – alamiah dalam

pengumpulan datanya lebih banyak bergantung pada dirinya sendiri sebagai alat

pengumpulan

data. Orang – sebagai – instrumen memililki senjata “ dapat memutuskan “ yang

secara luwes dapat digunakannya. Ia senantiasa dapat menilai keadaan dan dapat

mengambil keputusan.

9. Waktu untuk mengumpulkan data dan aturan analisis.Pencari – tahu – ilmiah

dapat menetapkan semua aturan pengumpulan dan analisis data sebelumnya.

Mereka sudah mengetahui hipotesis yang akan diuji dan dapat mengembangkan

instrumen yang cocok dengan variabel. Instrumen ditetapkan sebelumnya tentang

ukuran terhadap ciri yang diketahui sehingga memungkinkan menetapkan waktu

melakukan analisis.

Paradigma alamiah sebaliknya, tidak diperkenenkan memformulasikan

secara a priori. Datanya dikumpulkan serta dikategorikan dalam bentuk kasar dan

diunitkan oleh peneliti/analisis.

10.Desain.

Bagi paradigma ilmiah, desain harus disusun secara pasti sebelum fakta

dikumpulkan. Sekali desain digunakan, maka tidak boleh mengubahnya dalam

bentuk apapun. Bagi paradigma alamiah, desain dapat disusun sebelumnya secara

tidak lengkap. Apabila sudah digunakan, desain senantiasa dilengkapi dan

disempurnakan.

11.Gaya.

Paradigma ilmiah menggunakan gaya menerapkan intervensi. Variabel

bebas dan terikat diisolasikan dari konteksnya, diatur sedemikian rupa sehingga

Page 34: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

hanya variabel ini yang muncul untuk diukur dan kemudian dikonfirmasikan

dengan hipotesisnya.

Sebaliknya, paradigma alamiah bergantung pada seleksi. Dari pelbagai

peristiwa yang terjadi secara alamiah akhirnya dipilih sesuatu gejala tanpa

mengadakan intervensi.

Jadi pencari – tahu – alamiah tidak mengelola situasi, tetapi

memanfaatkannya.

12.Latar.

Pencari – tahu – ilmiah bersandar pada latar laboratorium untuk

keperluan mengadakan kontrol, mengelola intervensi dan sebagainya.

Sebaliknya, pencari – tahu – alamiah cenderung mengadakan penelitian dalam

latar alamiah.

13.Perlakuan.

Bagi paradigma ilmiah, konsep perlakuan sangat penting. Bagi setiap

eksperimen, perlakuan itu harus stabil dan tidak bervariasi. Jika tidak demikian,

maka sukar menentukan pengaruh yang berkaitan dengan suatu penyebab

tertentu.

Untuk paradigma alamiah, konsep perlakuan tersebut asing karena perlakuan

menyertakan beberapa cara manipulasi atau intervensi.

14.Satuan kajian.

Pada paradigma ilmiah adalah variabel dan semua hubungannya yang

dinyatakan diantara variabel dan sistem variabel.

Sebaliknya, pada paradigma alamiah berlaku pendirian agar satuan kajian

lebih sederhana. Selain itu mereka lebih menekankankemurnian sistem pola yang

diamati secara alamiah.

Page 35: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

15.Unsur-unsur kontekstual.

Peneliti ilmiah senantiasa berusaha mengontrol seluruh unsur yang

menggaggu yang dapat mengaburkan unsur-unsur itu dari fenomena yang

menjadi pusat perhatian atau yang mengacau pada pengaruh terhadap fenomena

itu.

Peneliti alamiah bukan hanya tidak tertarik pada kontrol, melainkan

malah mengundang adanya ikut campur sehingga mereka secara lebih baik dapat

mengerti peristiwa dalam dunia nyata dan merasakan pola-pola yang ada di

dalamnya.

II.3.2 Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan ‘ built in control mechanism ‘ dalam metode penelitian

yang menggunakan instrumen secara eksplisit. Validitas mempersoalkan instrument

yang digunakan dalam mengukur atribut ; apakah alat ukur benar-benar mengukur

atribut yang dimaksud. Mengapa masalah validitas senantiasa dipertanyakan dalam

penelitian sosial ? Karena atribut semisal psikologis, pemahaman ilmiah, tingkat

konservatisme, dll sangat sulit diukukr/dicari, meski demikian peneliti ilmiah harus

mampu mengukur.

Reliabilitas : kemampuan, ketepatan, keajegan, homogenitas alat ukur. Suatu

alat ukkur dikatakan mantap bila dipergunakan berulang kali hasilnya tetap sama.

Catatan : suatu data yang punya reliabilitas belum tentu punya validitas, sedang data

yang punya validitas sudah tentu punya reliabilitas.

Beberapa metode menguji reliabilitas.

1. Metode ulang : mengulangi pengukuran berdasar selang waktu ttt.

2. Metode belah dua : membegi dua butir pertanyaan ke dalam dua kelompok.

3. Metode parabel : butir-butir pertanyaan mewakili suatu variabel yang satu dan

butir pertanyaan yang sama mewakili variabel yang lain yang punya kesamaan

sifat, diukur secara bersamaan.

Page 36: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Jenis-jenis Validitas.

1. Validitas logis : mempersoalkan apakah pola hubungan variabel/konsep dapat

diterima akal sehat. Misal : kita akan menganggap logis bila Org meneliti

pengaruh usia terhadap suatu hal bukan sebaliknya.

2. Validitas tampang : menyangkut atribut kongkrit, bila kita ingin mengukur

mencek huruf kita akan meminta orang membaca.

3. Validitas lintas budaya : mempersoalkan apakah alat ukur yang digunakan pada

masyarakat ttt juga berlaku didalam masyarakat yang lain.

4. Validitas internal : menyangkut tentang internal psikologis khalayak/responden.

Misal : kalau kita ingin mengamati sikap petani terhadap kredit usaha tadi maka

kuesioner yang diajukan harus benar-benar menggali psikologis internal petani,

bagaimana tanggapannya thd program kredit tsb.

5. Validitas eksternal : mempersoalkan apakah alat ukur yang dikenakan pada

komunitas ttt juga berlaku pada komunitas yang lain. Misal : mangamati konsep

belajar jarak jauh ( UT ), apakah siaran-siaran pendidikan program UT bisa

memacu belajar mahasiswa, bagaimana antara mahasiswa fisip dibanding dengan

mahasiswa fakultas lain.

6. Validitas konstruk : mempersoalkan seberapa jauh suatu alat ukur punya

persamaan dengan alat ukur yang lain pada waktu mengukur konstruk/konsep

yang sama.

7. Validitas isi : menyankut derajad keterwalian substansi suatu alat ukur.

Pengukuran kategorisasi dalam content analysis, kategori yang dibuat peneliti itu

mampu disepakati oleh pengkoding/pembaca.

8. Validitas prediktif : mempersoalkan seberapa jauh suatu alat ukur mampu

meramalkan perilaku sekarang maupun yang akan datang.

II.3 Penyusunan Proposal Penelitian

Terdapat dua hal pokok yang harus benar-benar difahami ketika hendak

menyusun atau membuat proposal penelitian. Dua hal tersebut adalah :

1) Logika penelitian, dan

Page 37: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

2) Format proposal yang dikehendaki.

1) Logika penelitian.

Yang dikenal dengan logika penelitian disini adalah struktur fikiran berkenaan

dengan proses penelitian, yang dalam hal ini terdapat perbedaan antara penelitian

kuantitatif dan penelitian kualitatif.

A. Pada penelitian kuantitatif, logika penelitian memiliki struktur kurang lebih

sebagai berikut :

Struktur logika penelitian sebagaimana dikutip dari pemikiran Bryman diatas berpola

siklus mulai dari teori hipotesa observasi analisis data temuan-temuan,

kemudian berakhir kembali pada teori.

Page 38: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Posisi masalah/problem yang dirumuskan oleh peneliti ( eksplisit dinyatakan

dalam proposal ) dalam hal ini dapat dikatakan “ mendahului “ posisi teori. Perlu

diperhatikan benar disisni adalah, bahwa masalah penelitian tidak akan pernah

nampak/kelihatan tanpa dilihat melalui teori. Artinya, masalah penelitian hanya ada

kalau orang memiliki bekal teori untuk melihatnya. Mempertentengkan gejala atau

fakta ( sebagian dari perilaku manusian dalam kebersamaannya dengan sesama atau

mungkin dalam kebersamaannya dengan alam dan pencipta disuatu fihak ) dengan

fikiran-fikiran tertentu ( teori-teori ) difihak lain dapat menghasilkan apa yang disini

kita sebut-sebut sebagai masalah penelitian.

Masalah penelitian ini nanti harus dapat dijawab/dipecahkan dengan atau

lewat penelitian bersangkutan. Peneliti sangat mungkin tertarik untuk menjawab

secara tentatif ( menduga-duga ) atas masalah tadi. Kalau demikian halnya orang

harus mendeduksikan teori-teori tertentu, memberlakukan pernyataan asumtif yang

tadinya dianggap umum atau luas sifat kebenarannya kedalam gejala atau beberapa

gejala yang saling dikaitkan secara khusus/sempit. Jawaban yang bersifat dugaan

( yang masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data empiris/lapangan ) itulah

hipotesa.

Hipotesa umumnya terdiri dari dua atau lebih variabel yang dikaitkan satu

dengan yang lain ( dikorelasikan, dicari hubungan kausalitasnya, dibandingkan, dst )

Contoh hipotesa :

“ sikap a-politis generasi muda perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan sikap a-

politis generasi muda pedesaan “

contoh hipotesa di atas mengandung dua variabel

(a) Sikap a-politis generasi muda perkotaan, dan

(b) Sikap a-politis generasi muda pedesaan.

Kedua variabel ini hendak dibandingkan dan diduga yang pertama lebih tinggi

dibanding yang kedua. Tetapi untuk bisa dibandingkan maka konsep pokok dalam

variabel harus diberi arti khusus, yakni dengan memilih aspek tertentu sehingga

Page 39: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

memberikan peluang untuk pengukuran dan kategorisasi. Inilah yang disebut

operasionalisasi.

Suatu variabel sering kedapatan mengandung banyak konsep, dan semua

konsep selayaknya didefinisikan secara khusus, yakni dengan memilih aspek-aspek

tertentu dari suatu konsep.

Konsep pokok dalam variabel-variabel seperti dicontohkan di atas adalah

sikap a-politis. Sikap a-politis misalnya didefinisikan sebagai kecenderungan

perasaan tidak suka atau tidak tertarik kepada masalah-masalah politis yang akan

dilihat/diukur dari ( sebagian, seluruh, atau masih akan ditambah lagi ) penggunaan

media massa ( rubrik, acara apa yang paling diminati ), aktivitas diluar bangku

kuliah/sekolah ( menjadi anggota,ikut menyumbang, duduk dalam kepengurusan

organisasi yang punya aset terhadap pengambilan keputusan politis dsb.

Setelah ada operasionalisasi konsep/variabel maka peneliti dapat pergi ke

lapangan guna mengumpulkan data. Data direkam/dicatat kemudian diproses untuk

kemudian dianalisis.

Dalam penelitian kuantitatif, data berupa kuantum ( bilangan ), yakni

menunjuk intensitas dan atau ekstensitas dari gejala yang diamati. Karena data lebih

banyak merupakan bilangan, maka peneliti sering kali berfikir tentang satuan-satuan

untuk menunjuk intensitas dan ekstensitas tadi : usia berapa tahun, datang rapat

berapa kali, menyumbang berapa rupiah untuk organisasi dan atau mengongkosi

kegiatan-kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan politik dsb.

Dalam pengolahan data, maka persoalan utama adalah mentransformasikan

jawaban responden ( kalau yang diteliti kebetulan adalah manusia entah individu

atau kelompok ) ke dalam bentuk tabel-tabel atau grafik. Dengan memperhatikan

ukuran-ukuran bagi kategorisasi yang dibuat peneliti bisa memasukkan responden

mana masuk dalam kategori mana.

Analisis data dalam pada itu adalah membaca kecenderungan angka-angka

atau tepatnya data-data yang ada. Dalam hubungan ini sangat mungkin peneliti

membutuhkan teknik analisis statistik, terutama untuk mengetahui ada atau tidaknya

Page 40: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

keterkaitan suatu variabel dengan variabel lainnya tadi ( ada korelasinya tidak, ada

perbedaannya atau tidak, apakah variabel menjadi penyebab munculnya variabel y

atau tidak, dsb ).

Hasil analisis inilah sebenarnya temuan-temuan penelitian, yakni setalah

peneliti menafsirkannya dengan cara menunjukkan konsekuensi-konsekuensi dari

hasil analisis. Termasuk disini adalah : jawaban apa atas masalah penelitian, hipotesa

diterima atau ditolak dalam tingkat signifikasi tertentu, teori-teori mana yang

mendapat penguatan dan teori-teori mana yang ditambah. Dengan kata lain

penegasan-penegasan apa yang bisa dibuat, saran-saran apa yang bisa dikemukakan

dst. Temuan-temuan ini, terutama yang berupa proposisi-proposisi akan bermakna

kontributif bagi pengembangan ilmu khususnya khazanah ilmu.

B. Logika penelitian kualitatif dalam pada itu memiliki struktur yang agak berbeda.

Dalam pola siklus logika penelitian kualitatif terstruktur kurang lebih sebagai berikut:

Gambar di atas menunjukan pada kita bahwa penelitian kualitatif cenderung

tidak kurang berminat terhadap hipotesa. Kalaupun dalam suatu penelitian kualitatif

Page 41: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

dikemukakan suatu hipotesa, maka hipotesa ini sama sekali tidak mengikat. Artinya

ia dapat diubah rumusannya setelah peneliti pergi ke lapangan atau mungkin ia akan

dibuang sama sekali.

Setelah peneliti memiliki topik atau persoalan tertentu untuk diteliti, maka

tahap yang harus segera dilakukan berikutnya adalah menyusun pertanyaan-

pertanyaan untuk kepentingan ini peneliti memperhatikan betul fokus dari minat

sebenarnya yang hendak diteliti. Sesudah ini peneliti lalu pergi ke lapangan untuk

mengumpulkan data. Karena penelitian kualitatif umumnya bersifat deskriptif, yakni

berusaha hendak melukiskan gejala atau hubungan gejala-gejala yang dijumpai dalam

masyarakat yang diteliti ‘ sekarang ‘ maka pertanyaan lebih banyak ‘ bagaimana ‘.

Ketika peneliti mulai melakukan observasi dilapangan inilah peneliti mulai

mengetahui pertanyaan-pertanyaan apa yang benar-benar relevan dengan maksud dan

tujuan penelitian dan mana yang tidak relevan. Dari sini peneliti bisa merubah,

membuang, menambah pertanyaan penelitian yang dalam berbagai hal sebenarnya ini

merupakan penyimpangan dari proposal yang telah dibuat.

Yang unik dalam penelitian kualitatif adalah ketidak terpisahan antara

pengumpulan data, pengolahan data, dengan analisis data. Artinya data diolah dan

dianalisis tanpa menunggu terkumpulnya seluruh data. Pengolahan / penyusunan data

dan analisis data dilakukan sammbil terus melakukan pengumpulan data yang

karenanya peneliti memiliki kesempatan untuk terus-menerus

memperbaiki/menyempurnakan pertanyaan-pertanyaan. Dalam proses melingkar

begini peneliti malahan disarankan untuk terus pula menjelajahi literatur yang relevan

dengan persoalan-persoalan yang dihadapi. Hal ini penting untuk menemukan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ; apa yang telah ditemukan oleh peneliti

lain berkenaan dengan masalah-masalah yang kini sedang diteliti. Apa yang telah

diabaikan dalam literatur ? Bagaimana peneliti berbeda perspektif dengan

penulis/peneliti lain sebagaimana kelihatan dalam literatur yang dibaca ? Hal-hal ini

justru akan sangat berarti ketika peneliti hendak menuliskan atau menegaskan

Page 42: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

temuan-temuannya. Dengan kata lain, hasil penelitian orang lain ( penulisan

etnografik ) sangat kontributif sepanjang penelitian masih dalam proses. Dan proses

penelitian siklis begini akan kelihatan jelas bahwa peneliti sangat dituntut untuk

sesnantiasa mengulang/memperbaharui pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data,

mengolah data, menganalisis data sekaligus sambil terus pula memeriksa literatur-

literatur – sesuatu yang tak terjadi dalam penelitian kuantitatif. Kegiatan atau proses

ini akan berhenti pada titik tertentu, yakni ketika peneliti telah merasa cukup

memperoleh atau mencapai tujuan-tujuannya.

Dalam hal demikian hasil penelitian berupa laporan akan merupakan

sumbangan dalam khazanah keilmuan khususnya penulisan etnografi.

Dari pemaparan kedua struktur logika penelitian seperti di atas, kita lalu dapat melihat

beberapa perbedaan diantara keduanya ( kualitatif & kuantitatif ) sbb :

No Perihal Kuantitatif Kualitatif

1. Peran penelitian Sebagai persiapan/pendahuluan

Sangat bermanfaat untuk eksplorasi interpretasi

2. Hubungan peneliti dengan subjek

Memiliki jarak Dekat

3. Posisi peneliti Outsider Insider

4. Hubungan teori/konsep dengan penelitian

Konfirmasi Urgan, menampilkan pandangan baru

5. Strategi penelitian Terstruktur Tidak

6. Cakupan temuan Dalil/hukum-hukum/asumsi teoritis

Ideografik (keadaan kekinian)

Page 43: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

7. Kesan realitas sosial Statis dan tak dipengaruhi aktor-aktor

Sbg. Proses di tentukan oleh aktor-aktor

8. Keadaan/sifat data Sukar dibuat penetrasi

Kaya, mendalam shg. nampak substantif

Dipetik dari : Bryman,Alan ( 1988, hal 94 )

2) Format Proposal ( Usulan Penelitian )

Format proposal penelitian yang diajukan untuk kepentingan penulisan

Skripsi Sarjana Universitas Jenderal Soedirman termasuk Jurusan Ilmu Komunikasi

adalah sbb :

A. Judul Penelitian.

Judul penelitian adalah nama topik penelitian dalam sebuah struktur kalimat

tunggal yang substansial, singkat, padat dan jelas inti isi pokok masalah, dan

kalau perlu menyebut tempat dan waktu penelitian.

B. Latar belakang masalah.

Memuat antara lain ; issu sentral yang berhubungan dengan topik ; apa yang

mendorong peneliti tertarik sehingga memilih masalah ini ; arti penting ( urgensi )

dari masalah yang hendak diteliti ; pemanfaatan data empirik ; pengungkapan

variabel-variabel yang berhubungan dengan issu sentral tersebut.

C. Perumusan masalah.

Mengungkap resume diskusi pada latar belakang, resume dipertajam, diakhiri

dengan formulasi pertanyaan penelitian.

D. Tujuan penelitian.

Page 44: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Memuat tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian yaitu : mengetahui,

memahami, menjelaskan, membedakan, menghubungkan dan menganalisis yang

dikaji dalam penelitian.

E. Manfaat penelitian.

Manfaat teoritis yaitu mengembangkan ilmu yang bersangkutan.

Manfaat praktis yaitu untuk rekomendasi terapan kebijakan.

F. Tinjauan pustaka dan kerangka teoritik

1) Tinjauan pustaka.

Memuat dan merangkum telaah pustaka yang berkaitan dengan topik

penelitian. Artinya, kita mempelajari hasil-hasil penelitian terdahulu ( yang

tema atau kajiannya hampir sama ), menelaah literatur yang relevan, mengkaji

jurnal-jurnal penelitian dan sebagainya.

Langkah selanjutnya adalah membuat catatan seperlunya mengenai penelitian-

penelitian yang pernah dilakukan atau perkembangan teori yang ada. Dengan

tinjauan pustaka ini pembaca bisa mengetahui posisi penelitian yang kita

lakukan. Apakah bersifat pengulangan dengan penekanan pada aspek yang

lain, apakah melanjutkan penelitian terdahulu guna menjawab masalah yang

belum terpecahkan, atau, membuat penelitian yang benar-benar “ baru “ dalam

arti belum pernah dilakukan sebelumnya.

2) Kerangka teoritik.

Di bagian ini peneliti diminta mengemukakan teori-teori tertentu, pendapat-

pendapat atau pandangan-pandangan mengenai persoalan dan atau gejala-

gejala yang hendak diteliti. Proposisi-proposisi asumtif serta keterangan-

keterangan atau pemikiran-pemikiran lain, termasuk yang berasal dari peneliti

sendiri sangat berguna, dalam hal ini tidak perduli apakah penelitian ini

bersifat kuantitatif dengan maksud penggalian, penggambaran ataukah

Page 45: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

penjelasan hubungan antar gejala ( pengujian hipotesa ). Dalam penelitian

bersifat kualitatif maka seyogyanya peneliti mengemukakan temuan penelitian

yang sudah ada sebelumnya dengan mengemukakan beberapa

catatan/komentar seperlunya. Pemanfaatan buku-buku atau sumber-sumber

lain yang relevan sangat penting untuk kepentingan ini.

Sesuatu yang tidak boleh dilupakan dalam penyusunan kerangka teori adalah

berusaha semaksimal mungkin mencoba memberikan arahan/kerangka yang

nantinya berguna untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

penelitian, dan atau mencapai tujuan-tujuan seperti yang dikemukakan

sebelumnya. Bagi penelitian yang dimaksudkan untuk menguji hipotesa maka

akhir atau kesimpulan uraian tentang kerangka teori ini adalah hipotesa itu

sendiri.

G. Hipotesis.

Dalam suatu penelitian, hipotesa tidak harus selalu ada, tetapi apabila oleh

peneliti dirasakan perlu ada ( jenis eksplanatif ), maka hipotesis ini tidak lain

adalah jawaban teoritis, dugaan dengan berdasar teori dan atau pemikiran-

pemikiran tertentu sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian terutama

masalah yang telah dirumuskan. Sudah pasti hipotesa ini nantinya akan

diadu/diuji dengan data empirik yang merupakan bukti temuan lapangan. Tidak

menjadi persoalan apakah hipotesa ini diterima ( diperkuat dengan bukti/data

lapangan ) ataukah ditolak ( tidak memperoleh penguatan/bukti data lapangan ),

yang lebih dipentingkan dalam hubungan ini adalah kejelasan tentang tingkat

signifikasi dari penerimaan/penolakan tersebut serta keterangan atau catatan

peneliti walau agak bersifat spekulatif tentang alasan kenapa hipotesa tersebut

diterima atau ditolak.

H. Definisi konsepsional dan operasional.

Page 46: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

1) Definisi konsepsional adalah pernyataan yang dapat mengartikan atau

memberikan makna suatu variabel yang hendak diteliti. Tujuan dari

perumusan definisi konsepsional adalah agar terdapat kesamaan persepsi

tentang suatu variabel antara peneliti dan pembaca proposal penelitian.

Rumusan variabel ini hendaknya yang telah umum di pakai dengan menunjuk

pada kamus, ensikopedi, atau penelitian-penelitian yang telah terdahulu.

Contoh, definisi konsepsional untuk variabel status sosial ekonomi adalah

suatu kedudukan yang diatur secara sosial menempatkan seseorang pada

posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini

disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan

oleh pembawa status.

2) Definisi operasional merupakan cara penulisan taktis agar konsep bisa

berhubungan dengan praktek, dengan kenyataan, atau dengan fakta, sesuai

dengan namanya, tulisan definisi ini menyatakan kesiapan untuk dioperasikan

( operasionalisasi ).

Contoh definisi operasional untuk variabel status sosial ekonomi di atas

adalah “ suatu kedudukan seseorang dalam struktur masyarakat yang dilihat

dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilannya “.

I. Metodologi.

Terdapat dua format metodologi, yang pertama format metodologi dengan

pendekatan penelitian kuantitatif yang kedua format metodologi dengan

pendekatan penelitian kualitatif.

1. Metodologi ( Kuantitatif )

a) Metode penelitian

Sasaran penelitian, menunjukan unit analisis atau responden yang

dipakai dalam pelaksanaan penelitian.

Lokasi penelitian, menunjukan tempat penelitian itu dilaksanakan.

Page 47: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Metode penelitian, menjelaskan metode yang akan digunakan dalam

penelitian bersangkutan.

Variabel yang akan diteliti, memuat uraian mengenai macam dan

jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.

Teknik pengambilan sampel, memuat cara atau metode pengambilan

sampel.

Metode pengumpulan data, menjelaskan bagaimana cara/metode data

dalam penelitian tersebut dikumpulkan.

Sumber data, menjelaskan dari mana data penelitian tersebut

diperoleh dan jenis data apa yang digunakan.

b) Metode analisis, memuat rumus-rumus, model-model analisis yang akan

digunakan dalam penelitian, cara pengujian hipotesis dan kriteria

penerimaan hipotesis.

2. Metodologi ( kualitatif )

a) Model penelitian.

Jelaskan model penelitian kualitatif yang akan diterapkan. secara garis

besar model penelitian kualitatif meliputi :

Etnografi, memusatkan pada kajian latar ( setting ) penelitian tunggal,

yaitu budaya atau konteks yang asing atau bukan konteks penelitinya.

Dalam perkembangannya muncul Etnometodologi, yaitu etnografi

yang diarahkan pada studi mengenal masyarakat yang juga bagian dari

masyarakat modern seperti yang dimiliki penelitinya.

Mikroetnografi, merupakan pendekatan etnografi tetapi sasarannya

sangat terbatas, misalnya pada konteks yang sangat kecil atau khusus.

Studi kasus, membatasi studi pada kekhususan konteks dengan

karakteristik dan keterbatasannya ( wilayah ).

Page 48: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Model ini terbagi dalam dua model utama dengan dua variasi. Dikenal

model studi kasus tunggal ( bilamana kasusnya hanya satu ) dan kasus

ganda ( bila kasusnya lebih dari satu ).

Kedua model kasus tersebut masih dibedakan lagi dalam dua variasi,

yaitu bentuk holistik dan pendekatan terpancang. Dengan demikian,

secara lengkap bisa dikatakan :

Kasus tunggal holistik dan kasus tunggal terpancang.

Kasus ganda holistik dan kasus ganda terpancang.

Perbedaan antara holistik dan terpancang.

Bilamana kita sudah menentukan variabel utama yang akan

menjadi fokus studi pada saat menyusun proposal maka studi

tersebut merupakan kasus terpancang.

Pada kasus holistik, fokus studi akan ditentukan setelah peneliti

menelusuri cukup lama di lapangan studi dan menemukan hal yang

sangat menarik dan dipandang sebagai sangat penting untuk

dijadikan fokus dalam laporannya.

Bentuk pendekatan kritik, yaitu studi yang mengungkap makna

sesuatu ( karya, peristiwa, atau kondisi sesuatu ), dengan

menggunakan pendekatan yang menggunakan struktur kritik seni.

b) Teknik pengumpulan data.

Jenis data :

Data kualitatif yang mampu mendeskripsikan suatu proses. Data

kuantitatif bisa dimanfaatkan bilamana memang diperlukan sebagai

dukungan deskripsi. Karena penelitian ini mementingkan proses dan

makna, maka rumusan pertanyaan, selain menanyakan mengenai apa,

juga cenderung mementingkan pertanyaan mengenai mengapa dan

bagaimana.

Page 49: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Rumusan mengenai beragam sumber data yang akan di manfaatkan

didalam penelitian yang meliputi : peristiwa, benda, orang

( informan ) dan tempat serta dokumen atau arsip.

Teknik pengumpulan data yang terpenting meliputi : observasi

berperan ( spradley, 1980 ), interview mendalam dan dilengkapi

dengan catatan dokumen ( conten analysis ).

Pengembangan validitas datanya biasanya menggunakan triangulasi

yang meliputi triangulasi sumber ( data ), peneliti, metode dan

teori ( patton, 1980 ). Disamping itu masih terdapat beberapa cara

lain guna meningkatkan validitas data. Antara lain, informant check.

Model analysis penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian

kuantitatif. Analysis biasanya dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data, atau dilakukan dilapangan. Model analysis yang

biasanya digunakan meliputi :

Analysis mengalir ( jalinan ), dimana tiga komponen analysis

(reduksi data, sajian data, dan penerikan kesimpulan) dilakukan

saling menjalin dalam proses pengimpulan data.

Analysis interaktif, reduksi dan sajian sementara dilakukan

bersamaan dengan proses pengumpulan data, dan bila

pengumpulan data sudah berakhir maka tiga komponen analysis

tersebut berinteraksi dengan proses pengumpulan data sebagai

proses siklus. ( Miles & Huberman, 1984 )

J. Daftar pustaka.

( Susunan daftar pustaka bisa dilihat tekniknya pada petunjuk tata tulis ).

K. Lampiran.

Page 50: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Berupa rancangan Kuesioner bila menggunakan metode survei ( kuantitatif ) atau

berupa rancangan daftar pertanyaan bila menggunakan pendekatan kualitatif sebagai

alat dalam interview mendalam.

Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif menurut Suharsini Arikunto

Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif

1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek

sumber data sudah mantap dan rinci sejak

awal.

2. Langkah penelitian: segala sesuatu

direncanakan sampai matang ketika

persiapan disusun.

3. Dapat menggunakan sampel dan hasil

penelitiannya diberlakukan untuk populasi.

4. Hipotesis: (jika memang perlu)

a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian

b. Hipotesis menentukan hasil yang

diramalkan (a priori)

5. Desain: dalam desain jelas langkah-langkah

penelitian dan hasil yang diharapkan.

1. Kejelasan unsur: subjek sampel, sumber

data tidak mantap dan rinci, masih

fleksibel, timbul dan berkembangnya

sambil jalan (emergent).

2. Langkah penelitian: baru diketahui

dengan mantap dan jelas setelah

penelitian selesai.

3. Tidak dapat menggunakan pendekatan

populasi dan sampel. Dengan kata lain,

dalam penelitian kualitatif tidak dikenal

istilah populasi dan sampel. Istilah yang

digunakan adalah setting. Hasil

penelitian hanya berlaku bagi setting

yang bersangkutan.

4. Hipotesis:

a. Tidak mengemukakan hipotesis

sebelumnya, tetapi dapat lahir selama

penelitian berlangsung (tentatif)

b. Hasil penelitian terbuka

5. Desain: desain penelitiannya adalah

fleksibel dengan langkah dan hasil yang

Page 51: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

6. Pengumpulan data: kegiatan dalam

pengumpulan data memungkinkan untuk

diwakilkan.

7. Analisis data: dilakukan sesudah semua data

terkumpul

tidak dapat dippastikan sebelumnya.

6. Pengumpulan data: kegiatan

pengumpulan data selalu harus

dilakukan sendiri oleh peneliti

7. Analisis data: dilakukan bersamaan

dengan pengumpulan data.

Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut hamid potilima

Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif

1. Satuan-satuan individual tidak dipilah-pilah

dalam variabel-variabel

2. Tidak ada konsep sampel

3. Data dalam bentuk narasi atau angka

4. Analisis data dijadikan bukti untuk

mendukung kebenaran dari hipotesa yang

dibuat

5. Instrumen penelitian adalah diri sendiri

1. Satuan individu digolongkan ke dalam

variabel-variabel dengan ciri tertentu

sesuai kepentingan panalitian.

2. Karena besarnya populasi maka dalam

penelitian kuantitatif digunakan sampel

3. Data dalam bentuk angka

4. Analisis data dijadikan pembuktian yang

dapat digunakan untuk menerima atau

menolak hiipotesa yang dibuat

5. Instrumen penelitian adalah kuisioner

Perbedaan istilah dalam pengujian keabsahan data antara metode kualitatif dan kuantitatif

Aspek Metode kualitatif Metode kuantitatif

Page 52: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

1. Nilai kebenaran

2. Penerapan

3. Konsistensi

4. Netralisasi

Validitas internal

Validitas eksternal / generalisasi

Reliabilitas

Objektivitas

Kreadibilitas (credibility)

Transferability/ keteralihan

Auditability dependability

Confirmability (dapat di

konfirmasi)

Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif

dengan kualitatif seperti berikut ini:

1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan

etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan

terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang

berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian

variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari

indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan

skor-skornya.

Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik.

Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para

informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan

informan.

2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep

(variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari

datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.

Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa

pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian

para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan

konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari

Page 53: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan

,menciptakan, menemukan konsep atau teori.

3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal,

yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif

bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis

bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui

pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan

penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan

penggunaan wawancara dan observasi.

5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif

menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau

asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran,

sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang

makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan

latar sosial yang diteliti.

6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan

kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif

(perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau

tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.

Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika

pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari

mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada

responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan

informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian

Page 54: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju

(snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi

dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden

atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.

7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses

secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian

pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif

berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh

data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan

dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi,

kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai

temuan.

8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang

penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa

dan pandangan responden.

9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya,

sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan

mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah

variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional,

berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan

menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan

jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian

mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

10. Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan

data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif

Page 55: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan

pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi,

mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi

interpretasi.

11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti

itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para

responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar

responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan

informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau

kuesioner.

12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti

melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab

merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data

atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan

terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja

konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para

responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh

peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

BAB III

KESIMPULAN

Kedua pendekatan penelitian kuantitatif maupun kualitatif tersebut masing-masing

mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak memakan

Page 56: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak

terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada

akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti.

Pendekatan kuantitaif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variable-variabel

lain yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun

tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan

dalam proses penentuan sample, pengambilan data dan penentuan alat analisanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arif Didik Kurniawan, Much Fuad Saifuddin, dkk. 2008. Penelitian Kualitatif.

Jurusan Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Hamid potilima. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta

Page 57: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

3. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif

dalam www.mudjiarahardjo.com. diakses 13 April 2011.

4. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

5. Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

6. Nawawi, Hadari. 2005. Penelitian Terapan. Jogjakarta: UGM Press

7. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

8. Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan. Jogjakarta:

Penerbit Usaha Keluarga

9. Sutrisno, Hadi. 2007. Metodologi Research. Jogjakarta: Penerbit Andi

DISKUSI

1. Organisasi data dalam Penelitian Kualitatif

Organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk:

Page 58: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

o Memperoleh kualitas data yang baik,

o Mendokumentasikan analisis yang dilakukan,

o Menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian

penelitian

Hal-hal penting untuk disimpan/diorganisir

o Data mentah (catatan lapangan, kaset hasil rekaman).

o Data yang sebagian sudah diproses (transkrip wawancara, catatan refleksi

peneliti).

o Data yang sudah diberi kode-kode spesifik.

o Penjabaran kode-kode dan kategori secara luas melalui skema.

o Memo dan draft untuk analisis data (refleksi konsepsual peneliti mengenai

arti konsepsual data).

o Catatan pencarian dan penemuan (search and retrieval records).

o Display data melalui skema atau jaringan informasi.

o Dokumentasi langkah-langkah kegiatan penelitian.

o Daftar indeks laporan

o Draft Laporan

Langkah-Langkah dalam koding:

o Pertama, peneliti menyusun transkrip kata demi kata atau catatan

lapangan, memberi kolom kosong di sisi kanan-kiri catatan,

memungkinkan dilakukan koding.

o Kedua, peneliti secara urut dan kontinu melakukan penomoran pada baris-

baris transkrip.

o Ketiga, peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan

kode tertentu. Gunakanlah kode yang sesuai dengan catatan penelitian

tersebut.

Page 59: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

o Membaca transkrip untuk mengidentifikasi kemungkinan tema-tema yang

muncul. Tema ini dapat memodifikasi proses pengambilan data

berikutnya.

o Membaca transkrip berulang-ulang sebelum melakukan koding untuk

memperoleh ide umum tentang tema, sekaligus menghindari kesulitan

mengambil kesimpulan

o Selalu membawa buku catatan, komputer atau tape recorder untuk

mencatat pemikiran-pemikiran analitis yang muncul secara spontan.

o Membaca kembali data dan catatan analisis secara teratur, dan segera

menuliskan tambahan-tambahan pemikiran, pertanyaan- pertanyaan dan

ide tambahan begitu hal itu muncul.

2. Kepekaan Teoritis dalam menganalisis pada penelitan kuantitatif

Dalam melakukan analisis data dibutuhkan adanya kepekaan teoritis, karena

dalam analisis data peneliti sebenarnya sedang melakukan upaya pengembangan

teori.

Sumber Kepekaan Teoritis:

Literatur.

Kekayaan bahan bacaan tentang teori, penelitian, berbagai jenis dokumen

(laporan, biografi, koran, majalah).

Pengalaman Profesi.

Semakin banyak seorang peneliti melakukan penelitian dan terjun ke lapangan,

semakin baik baik memperoleh gambaran tentang bagaimana segala sesuatu

berlangsung, mengapa, dan bagaimana sesuatu akan terjadi pada kondisi tertentu.

Pengalaman Pribadi.

Mengalami langsung dan bersentuhan dengan masalah-masalah yang kita teliti

akan memperkaya kemampuan analisis kita, dibanding hanya membaca atau

mendengar dari orang lain.

Page 60: Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Edit)

Proses Analisis

Wawasan dan pemahaman tentang fenomena akan meningkat ketika penelitia

berinteraksi dengan data.

Manfaat Kepekaan Teoritis:

Memungkinkan peneliti keluar dari keterbatasan pemikiran

(baik karena keterbatasan pustaka atau pengalaman personal).

Membantu peneliti terhindari dari kecenderungan berpikir standar mengenai

gejala tertentu.

Merangsang proses induktif.

Menghindari kemungkinan perlakukan data yang kurang hatihati (sembarangan).

Memungkinkan klarifikasi dan upaya-upaya mengungkap fakta di balik asumsi-

asumsi

Membantu peneliti mendengar apa yang disampaikan subyek yang diteliti, dan

berbagai kemungkinan makna yang terkandung dalam jawaban-jawaban

responden.

Menghindarkan peneliti dari kecenderungan terlalu cepat mengambil kesimpulan

(merasa bahwa pertanyaan penelitian sudah terjawab).

Memaksa terus berkembangnya pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan

jawaban, yang memungkinkan pendalaman pemahaman terhadap data.

Memungkinkan dilakukannya eksplorasi dan klarifikasi terhadap dugaan-dugaan

dan kesimpulan-kesimpulan yang dikembangkan.