PERBEDAAN PANDANGAN JEPANG DAN CINA TERHADAP...

21
UNIVERSITAS INDONESIA PERBEDAAN PANDANGAN JEPANG DAN CINA TERHADAP KEPULAUAN SENKAKU DALAM PERJANJIAN SAN FRANSISCO 1951 MAKALAH NON-SEMINAR FEBRINA 1006700564 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK AGUSTUS 2014 Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Transcript of PERBEDAAN PANDANGAN JEPANG DAN CINA TERHADAP...

UNIVERSITAS INDONESIA

PERBEDAAN PANDANGAN JEPANG DAN CINA TERHADAP

KEPULAUAN SENKAKU DALAM PERJANJIAN SAN FRANSISCO

1951

MAKALAH NON-SEMINAR

FEBRINA 1006700564

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG

DEPOK

AGUSTUS 2014

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Perbedaan Pandangan Jepang dan Cina terhadap kepulauan Senkaku dalam Perjanjian San Fransisco 1951

Febrina 1006700564 dan Didit Dwi Subagio

Program Studi Jepang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok

Indonesia

[email protected]

Abstrak

Kasus perebutan kepulauan Senkaku antara Jepang dan Cina kembali memanas sejak tahun 2010 akibat insiden tertabraknya dua kapal pengawasan maritim milik Jepang di sekitar perairan kepulauan Senkaku dengan sebuah kapal pukat milik Cina. Akibat insiden ini, Jepang dan Cina kembali mengangkat permasalahan kedaulatan kepulauan Senkaku yang belum terselesaikan sejak tahun 1970. Cina mengajukan tuntutannya atas kepulauan Senkaku dengan beberapa bukti historis, namun Jepang menganggap bahwa kasus perebutan Kepulauan Senkaku tidak pernah ada. Jepang menyatakan bahwa berdasarkan Perjanjian San Fransisco 1951 Artikel 2 dan 3, Jepang memiliki hak kedaulatan atas Kepulauan Senkaku yang diberikan oleh Amerika. Pernyataan Jepang tersebut dibantah oleh Cina dengan berbagai alasan. Karena adanya kontradiksi antara pendapat Jepang dan Cina, perlu dilakukan penelitian terhadap Perjanjian San Fransisco Artikel 2 dan 3 terkait kedaulatan Kepulauan Senkaku.

Kata kunci: Kepulauan Senkaku, Perjanjian San Fransisco 1951, kedaulatan kepulauan Senkaku

Difference Between Japan and China’s Point of Views of Senkaku Islands Based on The

Treaty of San Fransisco 1951

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Abstract

The Scramble for Senkaku Islands between Japan and China has resurfaced since 2010, triggered by the collision incident of two Japenese inspection vessels with a Chinese fishing trawler around Senkaku Island water. Because of the incident, Japan and China rekindle the unsettled dispute on Senkaku Islands’ sovereignty since 1970. China has claimed their sovereignty on Senkaku Islands, backed up with historical evidence. In the othe hand, Japan still consider the claim by the Chinese never happened. Japan stated that based on Treaty San Fransisco in 1951, article number 2 and 3 that Japan still has the sovereign right on Senkaku islands given by the America. This statement was rebutted by China with various reasons. Because of the difference understanding between Japan and China on the Treaty of San Fransisco, specifically on Article 2 and 3 , futher study on the treaty regarding the Senkaku islands’ sovereignty is needed.

Keyword: Senkaku Islands, soveregnty of Senkaku Island, Treaty of San Fransisco 1951

Pendahuluan

Kepulauan Senkaku merupakan kepulauan tidak berpenghuni yang terdiri dari empat pulau

dan tiga pulau kecil yang berada di Laut Cina Timur. Kepulauan ini terletak 400 mil di

sebelah barat Okinawa, 200 mil dari sebelah timur daratan utama Cina, dan 170 mil dari

timur laut Taiwan1. Luas Kepulauan Senkaku 6,3 km2, hanya dua di antara tujuh pulau yang

memiliki luas lebih dari 1 km2. Sejak tahun 1970, pulau Senkaku diperebutkan oleh tiga

negara Asia, yaitu Jepang, Cina, dan Taiwan, dengan alasan sumber daya alam seperti ikan

dan minyak bumi, juga letak geografis kepulauan yang terletak di Laut Cina Timur dan

terbentang antara Okinawa (Timur 410 km), Taiwan (Barat Daya 170 km), dan Cina (Barat

Daya 330 km).2

Lokasi kepulauan Senkaku dianggap strategis bagi Cina, Taiwan, dan Jepang. Mereka

menganggap bahwa lokasi kepulauan Senkaku dapat digunakan sebagai landasan militer

untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional di masa mendatang. Selain itu, perairan di

1 Carlos Ramos-Mrosovsky, “International Law’s Unhelpful Role in the Senkaku Island”, Journal of International Law, Volume 29 Aricle 2 (2008) halaman 903 2 Ibid, halaman 904

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

sekitar Kepulauan Senkaku kaya akan sumber daya ikan3

Faktor lain yang menyebabkan perebutan kedaulatan kepulauan Senkaku adalah sumber daya

minyak dan gas yang ditemukan berada di bawah Laut Cina Timur oleh UN ECAFE (United

Nation Economic Commission for Asia and the Far East)

. Sehingga, apabila suatu negara

memiliki kedaulatan atas kepulauan ini, mereka dapat membangun industri perikanan dengan

perairan kepulauan Senkaku sebagai sumbernya.

4 pada tahun 1968. Dari penelitian

yang dilakukan UNECAFE, dilaporkan bahwa terdapat 100 miliar barel minyak bumi yang

terdapat di bawah Laut Cina Timur5. Sehingga, apabila suatu negara memperoleh kedaulatan

atas Kepulauan Senkaku, maka negara tersebut berhak untuk mengeksploitasi Senkaku dan

daerah perariran di sekitarnya (luasnya kira-kira 20.750 mil2), dan dapat memberdayakan

minyak bumi yang berada di bawah Laut Cina Timur. Adanya peningkatan konsumsi minyak

bumi oleh Cina menjadi salah satu alasan bagi Cina menuntut kedaulatan terhadap kepulauan

ini6

Dari ketiga faktor di atas, faktor yang paling mencolok adalah penemuan sumber daya minyak

bumi di Laut Cina Timur. Urgensi penemuan tersebut dapat dilihat dari konflik antara Cina

dan Jepang yang belum selesai hingga sekarang. Konflik tersebut terjadi sejak Taiwan

melakukan penuntutan pada tahun 1970, diikuti Cina pada tahun 1971, tidak lama setelah

diumumkan penemuan atas sumber daya minyak bumi dan gas alam oleh UN ECAFE.

.

7 Cina

dan Jepang mengalami ketegangan dalam hubungan diplomatik sejak 2010 lalu akibat insiden

di perairan sekitar Senkaku. Hal ini terjadi karena kapal nelayan milik Cina menabrak dua

kapal penjaga pantai milik Jepang8

3 Nelayan-nelayan Taiwan sering memancing pada musim semi di sekitar perairan ini. Zhongqi Pan, “Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu/Senkaku Islands: The Pending Controversy from the Chinese Prespective, Journal of Chinese Political Science, vol. 12, no 1, 2007 4 UNECAFE merupakan komite survei hidrografik multinasional (Jepang, Cina, dan Korea Selatan) yang disponsori oleh PBB. Martin Lohmeyer, “The Diaoyu / Senkaku Island Dispute, Question of Sovereignty and Suggestion for Resolving Dispute”, 2008, halaman 19 5 Carlos Ramos-Mrosovsky, Op. Cit, halaman 917 6 Adanya peningkatan konsumsi dari tahun 1980 hingga tahun 2012. Konsumsi minyak bumi Cina tahun 2011 9.852.080 barel per hari, meningkat pada tahun 2012 menjadi 10.276.830 barel per hari. EIA, “Overview Data for China”, www. eia.gov/countries/country-data.cfm?fips=CH (diakses 11 Maret 2014) 7 Jean-Marc F. Blanchard, “The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123

. Akibat insiden ini, kasus perebutan Kepulauan Senkaku

kembali memanas.

8 Ministry of Foreign Affair of Japan, “Senkaku Island Q&A”, 5 Juni 2013, www.mofa.go.jp/region/asia-paci/senkaku/qa_1010.html (diakses 20 April 2014)

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Cina melakukan penuntutan terus menerus terhadap kedaulatannya atas Kepulauan Senkaku,

bahkan meluncurkan gerakan militernya di sekitar Kepulauan Senkaku9. Namun Jepang tidak

pernah menganggap adanya perebutan Kepulauan Senkaku dari awal. MOFA (Ministri of

Foreign Affairs of Japan) menyatakan bahwa Kepulauan Senkaku merupakan kepulauan yang

diberikan oleh Amerika Serikat melalui Perjanjian San Fransisco 1951 dengan memberikan

“kedaulatan residu”10 kepada Jepang dan tidak perlu dipermasalahkan kembali kedaulatannya.

Meskipun setelah masa penandatanganan Perjanjian San Fransisco, Taiwan tidak mengajukan

keberatannya, tetapi Perdana Menteri Cina, Zhou Enlai, mengajukan keberatannya atas

Perjanjian San Fransisco dan menganggap bahwa tindakan Amerika dalam membuat

perjanjian tidak masuk akal 11 . Oleh sebab itu, Cina tidak mau mengakui perjanjian San

Fransisco. Sampai saat ini Cina selalu menuntut kedaulatan atas Kepulauan Senkaku kepada

Jepang, namun Jepang justru tidak pernah menganggap adanya kasus perebutan kedaulatan

atas Kepulauan Senkaku. Menurut MOFA (Ministri of Foreign Affairs of Japan - 外務所),

Kepulauan Senkaku merupakan kepulauan yang berada di bawah kedaulatan Jepang secara

sah yang diberikan kepada Amerika berdasarkan Perjanjian San Fransisco 195112. Namun

Cina menganggap Perjanjian San Fransisco bukanlah perjanjian yang sah 13

Permasalahan perbedaan pandangan atas kepulauan Senkaku berdasarkan Perjanjian San

Fransisco dapat dianalisa dengan metodologi sejarah politik dengan pendekatan konstitusional.

Definisi politik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala urusan dan tindakan

(kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain

. Oleh karena

adanya perbedaan pandangan antara Jepang dan Cina mengenai perjanjian San Fransisco,

penelitian ini mencoba mengkaji kedaulatan kepulauan Senkaku berdasarkan Artikel 2 dan 3

perjanjian Senkaku.

14

9 Cina meluncurkan angkatan udara dan angkatan air di Laut Cina Timur, bahkan meluncurkan peluru kendali di sekitar perairan Jepang. .Japanese White Paper 2013, “Security Environment Surrounding Japan” Part 1 Chapter 3 Section 3

. Sedangkan

arti konstitusional adalah sesuatu yang bersangkutan dengan, sesuai dengan, atau diatur oleh

10 Amerika memberikan kekuasaan administrasi atas kepulauan Senkaku sepenuhnya pada tahun 1971 dan direversikan pada tahun 1972. Ministry of Foreign Affair of Japan, “Senkaku Island Q&A”, 5 Juni 2013, www.mofa.go.jp/region/asia-paci/senkaku/qa_1010.html (diakses 12 April 2014) 11Pembuatan Perjanjian San Fransisco tanpa mengikutsertakan pihak Cina dan memakasakannya kepada Cina membuat Cina menganggap Perjanjian San Fransisco ilegal dan tidak bisa diteima. Chi Manjiao, “The Unhelpfulness of Treaty Law in Solving the Sino-Japan Sovereign Dispute over the Diaoyu Islands”, 2011 12 Ministry of Foreign Affair of Japan, “Senkaku Island Q&A”, 5 Juni 2013, www.mofa.go.jp/region/asia-paci/senkaku/qa_1010.html (diakses 12 April 2014) 13 Cina memnganggap bahwa Perjanjian San Fransisco tidak pernah mengikat Cina karena Cina tidak ikut serta dalam menandatangani perjanjian tersebut. Carlos Ramos-Mrosovsky, “International Law’s Unhelpful Role in the Senkaku Island, Journal of International Law, Volume 29 Aricle 2 (2008) 14 http://kbbi.web.id/politik (diakses 1 Juni 2014)

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

konstitusi suatu negara. Dengan kata lain, metodologi sejarah politik dengan pendekatan

konstitusional merupakan suatu metode yang menggunakan kejadian yang benar-benar terjadi

di masa lampau yang berhubungan dengan urusan dan tindakan suatu negara atau terhadap

negara lain sebagai acuannya ,dengan pendekatan perihal konstitusi suatu negara. Sehingga

dapat dikatakan pendekatan yang paling tepat untuk meneliti permasalahan ini adalah

pendekatan konstitusional yang berhubungan dengan perjanjian politik suatu negara. Dengan

melakukan pendekatan konstitusional kita dapat melihat kepentingan, konsensus yang dibuat,

dan konsesi yang diberikan kepada masing-masing kepentingan pihak.

.

Konflik antara Jepang dan Cina atas kepulauan Senkaku

Konflik antara Jepang dan Cina atas kepulauan Senkaku mulai terjadi sejak tahun 1970 dan

belum terselesaikan hingga sekarang. Cina mempublikasikan artikel mengenai bagaimana

Jepang dan Amerika merampas persediaan minyak bumi Cina dan aksi tersebut disusul

dengan sejumlah protes yang dilakukan Cina di beberapa wilayah Cina atas kepulauan

Senkaku pada tahun 1972. Konflik atas kepulauan Senkaku kembalik terjadi pada tahun 1978

akibat Jepang terlalu lama dalam memutuskan penandatanganan perjanjian Jepang dan Cina

yang membuat Cina kesal dan tidak sabar. Untuk memngungkapkan rasa kesalnya, Cina

mengirimkan 80 kapal nelayan yang di setiap kapalnya bermuatan senjata api ke sekitar

wilayah perairan Senkaku. Kemudian pada tahun 1979, pembuatan landasan helikopter untuk

mengirimkan peralatan dan tim survei yang berjumlah 31 orang di kepulauan Senkaku juga

memicu konflik antara kedua negara tersebut. Konflik Jepang dan Cina juga terus berlanjut

pada tahun 1990 karena Jepang berencana untuk membangun mercusuar yang menimbulkan

protes dari pihak Cina.

Konflik Jepang-Cina atas kepulauan Senkaku memanas kembali pada tahun 2010 ketika kapal

pukat Cina menabrak dua kapal penjaga pantai milik Jepang yang berada di wilayah

kepulauan. Akibat insiden ini, Jepang menahan awak kapal pukat Cina tersebut yang

kemudian menimbulkan protes dengan skala besar di wilayah-wilayah Cina dan berdampak

pada ekonomi Jepang. Pembelian 3 pulau Senkaku oleh Jepang juga membuat hubungan

Jepang-Cina memburuk. Konflik-konflik antara Cina-Jepang atas kepulauan Senkaku masih

berlangsung hingga sekarang dan belum terselesaikan juga.

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Perjanjian San Fransisco

Perjanjian San Fransisco 1951 merupakan perjanjian yang ditandatangani oleh Amerika

Serikat, Inggris, negara-negara sekutu, dan Jepang pada 8 September 1951, tanpa

mengikutsertakan Cina yang merupakan negara yang diisolasi dari komunitas internasional15.

Perjanjian San Fransisco disusun dan menandai berakhirnya Perang Dunia II. Pada perjanjian

ini diatur pembagian wilayah-wilayah di Asia Timur 16

“Japan renounces all right, title and claim to Formosa and the Pescadores.”

, salah satunya Kepulauan Ryukyu

yang di dalamnya terdapat Kepualaun Senkaku, menurut pandangan Jepang. Pada Perjanjian

San Fransisco 1951 artikel 2:

17

Jepang harus melepaskan daerah kekuasaannya yang diambil dari Cina di daerah Pasifik yang

didapatkan sewaktu Perang Dunia I pada tahun 1914 sesuai dengan Deklarasi Cairo pada 1

Desember 1943, seperti Manchuria, Formosa (Taiwan), dan Pescadores

Terjemahan: Jepang melepaskan hak, hak milik, dan tuntutannya kepada Formosa dan

Pescadores.

18 . Artikel ini

bertujuan membatasi wilayah Jepang di Pasifik yang menandai menyerahnya Jepang kepada

Sekutu.19

“Japan will concur in any proposal of the United States to the United Nations to place under

its trusteeship system, with the United States as sole administering authority, Nansei Shoto,

south of 29° North latitude (including the Ryukyu and the Daito Islands), Nanpo Shoto south

of Sofu Gan (including the Bonin Islands, Rosario Islands and the Volcano Islands), and

Parece Vela and Marcus Island. Pending the making of such a proposal and affirmative

Sesuai dengan artikel 3 Perjanjian San Fransisco:

15 Jepang menyerah kepada Sekutu pada September 1945. Jean-Marc F. Blanchard, “The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123 16 Selain Kepulauan Ryukyu, Kepulauan Kurile dan Liancourt Rocks juga daerah yang diperebutkan yang dibahas di dalam naskah Perjanjian San Fransisco. Soekwoo Lee, “The 1951 San Fransisco Peace Treaty with Japan and The Territorial Disputes in East Asia”: Law and Policy Journal Association Vol 11 No 1, 2002 17 The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123 18 Jepang mengambil daerah-daerah tersebut dari Cina, pihak yang kalah, dengan menandatangani perjanjian Shimonoseki 1895 yang menandai berakhirnya perang Cina dan Jepang pada Perang Dunia II. Chi Manjiao, “The Unhelpfulness of Treaty Law in Solving the Sino-Japan Sovereign Dispute over the Diaoyu Islands”, 2011 19 Artikel ini dibuat sesuai dengan Perjanjian Postdam dimana Jepang secara paksa melepaskan wilayah-wilayah kecil di bawah kekusasaannya. Soekwoo Lee, “The 1951 San Fransisco Peace Treaty with Japan and The Territorial Disputes in East Asia”: Law and Policy Journal Association Vol 11 No 1, 2002

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

action thereon, the United States will have the right to exercise all and any powers of

administration, legislation, and jurisdiction over the territory and inhabitants of these islands,

including their territorial waters”

Terjemahan: Jepang akan menyetujui usulan dari Amerika Serikat untuk PBB untuk

menetapkan sistem perwalian, dengan Amerika Serikat sebagai satu-satunya otoritas

administrasi, Nansei Shoto, sebelah selatan dari 29° Lintang Utara (termasuk Ryukyu dan

kepulauan Daito), Nanpo Shoto selatan dari Sofu Gan (termasuk kepulauan Bonin, kepulauan

Rosario, dan kepulauan Volcano), dan Parece Vela dan Marcus Island. Penundaan pembuatan

proposal tersebut dan tindakan afirmatif di atasnya, Amerika serikat akan memiliki hak untuk

melaksanakan semua dan setiap kekuatan administrasi, legislasi, and yurisdiksi atas wilayah

dan penduduk pulau-pulau ini, termasuk wilayah air mereka

Jepang harus menyerahkan Kepulauan Ryukyu ke dalam daerah administrasi Amerika Serikat

yang di kemudian hari digunakan sebagai daerah untuk mendirikan pangkalan militer

Amerika Serikat di kawasan Pasifik.20

Cina melakukan penuntutan terhadap Kepulauan Senkaku dengan menyatakan bahwa nelayan

Cina yang pertama kali menemukan Kepulauan Senkaku sebelum Jepang pada Dinasti Ming

pada abad ke-15 dan menamainya pada tahun 1403

Pandangan Cina terhadap Perjanjian San Fransisco

21

“China cedes to Japan in perpetuity and full sovereignty the following territories, together with all fortifications, arsenals, and public property thereon ..... The island of Formosa, together with all islands appertaining or belonging to said island of Formosa.”

.

Cina menyatakan bahwa Kepulauan Senkaku merupakan daerah kekuasaan Cina yang direbut

Jepang dengan disusunnya Perjanjian Shimonoseki pada April 1895. Pada Perjanjian

Shimonoseki artikel 2, dinyatakan bahwa:

22

20 Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengalami Perang Dingin. Oleh karena itu, Amerika mendirikan bentengnya di Kepulauan Ryukyu, Okinawa, sebagai pertahanannya di daerah Pasifik. Jean-Marc F. Blanchard, “The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123 21 Chi Manjiao, “The Unhelpfulness of Treaty Law in Solving the Sino-Japan Sovereign Dispute over the Diaoyu Islands”, 2011 22 The New York Times, “The Japan-China Treaty, Full Text of the Shimonoseki Peace Convention”, 4 Agustus 1895

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Terjemahan: Cina menyerahkan kelangsungan dan kedaulatan penuh atas wilayah berikut kepada Jepang termasuk dengan seluruh pertahanan, persenjataan, dan properti publik yang ada di dalam area tersebut... Pulau Formosa, bersama dengan pulau-pulau yang termasuk dan menjadi bagian dari Pulau Formosa, bersama dengan pulau-pulau yang termasuk dan menjadi bagian dari pulau Formosa yang dimaksud.

Cina berpendapat bahwa Jepang merebut kepulauan Senkaku karena kepulauan tersebut

merupakan bagian dari Formosa yang harus diserahkan kepada Jepang.

Cina memiliki pandangan bahwa kepulauan Senkaku bagian dari Formosa, merasa bahwa

Kepulauan Senkaku akan dikembalikan kepada Cina sesuai dengan perjanjian internasional

yang telah disusun, seperti Perjanjian Postdam pada 2 Agustus 1945 yang telah disetujui oleh

Jepang. Selain itu, Cina tidak mengakui dan merasa tidak terikat dengan Perjanjian San

Fransisco karena Cina bukan pihak yang ikut menyutujui dan menandatangani perjanjian

tersebut. Selain itu, Cina tidak menganggap bahwa Kepulauan Senkaku bagian dari kepulauan

Ryukyu yang daerah administrasinya di bawah Amerika sejak tahun 1945-197123

Menurut MOFA (Ministry of Foreign Affairs of Japan), Kepulauan Senkaku merupakan

kepulauan tidak berpenghuni hingga Jepang memasukannya ke dalam wilayah kekuasaan

Jepang pada Januari 1895

.

Pandangan Jepang terhadap Perjanjian San Fransisco

24. Kepulauan Senkaku ditemukan oleh Koga Tatsuhiro, penduduk

Jepang, pada abad ke-19, dan memanfaat 4 pulau dari Kepulauan Senkaku untuk melakukan

usaha industri25. Kemudian salah satu agensi Okinawa melakukan survei terhadap Kepulauan

Senkaku dengan hasil akhir bahwa Kepulauan Senkaku merupakan kepulauan yang tidak

berpenghuni, tidak dibawah kekuasaan Cina, dan tidak ada aksi protes oleh Cina terhadap

survei yang dilakukan Jepang 26

23 Jean-Marc F. Blanchard, “The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123

. Kemudian Jepang secara resmi memasukan Kepulauan

Senkaku di bawah kekuasaannya pada 14 Januari 1895 sebagai bagian dari Kabupaten

24 Ministry of Foreign Affair of Japan, “Senkaku Island Q&A”, 5 Juni 2013, www.mofa.go.jp/region/asia-paci/senkaku/qa_1010.html (diakses 20 April 2014) 25 Han-yi Shaw, “The Diaoyutai/Senkaku Islands Dispute: Its History and an Analysis of the Owneership Claims of the P.R.C., R.O.C., and Japan”, 1999 26 Pemerintah Jepang sempat menunda pemasukan wilayah Senkaku kedalam wilayah Jepang karena adanya kekhawatiran bahwa Kepulauan Senkaku merupakan wilayah Cina. Han-yi Shaw, “The Diaoyutai/Senkaku Islands Dispute: Its History and an Analysis of the Owneership Claims of the P.R.C., R.O.C., and Japan”, 1999

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Yaeyama, Perfektur Okinawa, kota Ishigaki27

Setelah Jepang kalah dari Sekutu pada Perang Dunia II, Jepang menandatangani beberapa

perjanjian, diantaranya Deklarasi Cairo, Perjanjian Postdam, dan Perjanjian San Fransisco

1951 yang didalamnya mengatur wilayah administrasi Jepang. Menurut Deklarasi Cairo dan

Perjanjian San Fransisco Artikel 2, Jepang menyerahkan kembali daerah-daerah yang diambil

Jepang dari Cina yang direbut Jepang sesuai dengan Perjanjian Shimonoseki 1895. Menurut

Artikel 2 tersebut Jepang harus mengembalikan Formosa (Taiwan) dan Pescadores. Secara

tekstual, perjanjian tersebut tidak menyatakan bahwa Jepang akan menyerahkan Kepulauan

Senkaku kepada Cina. Selain itu, Jepang menganggap bahwa Kepulauan Senkaku termasuk

dalam Kepulauan Ryukyu yang sesuai dengan Perjanjian San Fransisco artikel 3 akan

diserahkan si bawah administrasi Amerika Serikat. Amerika Serikat juga memberikan status

“kedaulatan residu”

. Sehingga, Jepang menyimpulkan bahwa sejak

tahun 1895, kepulauan Senkaku merupakan bagian dari Okinawa, wilayah Jepang.

28

Amerika Serikat dan Sekutu yang merupakan pihak yang menang dalam Perang Dunia II

sekaligus sebagai pihak yang menyusun Perjanjian San Fransisco 1951 yang secara tidak

langsung terlibat dalam perebutan Kepualauan Senkaku. Terlebih lagi Amerika yang telah

memberikan “kedaulatan residu” kepada Jepang atas Kepulauan Senkaku dan menggunakan

kepulauan tersebut pada tahun 1945-1971 sebagai pangkalan militer sesuai dengan Artikel 3

Perjanjian San Fransisco

kepada Jepang.

Peran Amerika dan Sekutu dalam Perjanjian San Fransisco

29

Sejak Jepang kalah dari Amerika pada Pedang Dunia II, Amerika mengambil kendali atas

beberapa pulau di Jepang, seperti Amami, Okinawa, Miyako, Yaeyama, dan Kepulauan

Ryukyu. Kepulauan Ryukyu dianggap oleh pihak militer Amerika sebagai lokasi yang

strategis untuk membangun pangkalan militer di daerah Pasifik dalam melawan kekuatan Uni

Soviet. Untuk itu pada tahun 1947, Amerika mempelajari daerah Kepulauan Ryukyu dari

.

27 Setelah memasukan Kepulauan Ryukyu ke dalam wilayah Jepang, Jepang melakukan eksploitasi terhadap kepulauan tersebut dan mengijinkan Koga untuk membuka usaha dengan Kepulauan Senkaku sebagai sumbernya. Ministry of Foreign Affair of Japan, “Senkaku Island Q&A”, 5 Juni 2013, www.mofa.go.jp/region/asia-paci/senkaku/qa_1010.html (diakses 20 April 2014) 28 Maksud dari ”kedaulatan residu” adalah Amerika Serikat tidak akan memberikan Kepulauan Ryukyu kepada negara lain selain Jepang. Jean-Marc F. Blanchard, “The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123 29 opcid.

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

peta-peta Jepang. Pemerintah Amerika sempat mendiskusikan pemisahan Kepulauan Ryukyu

dari Jepang pada tahun 1948, namun jatuhnya Cina ke tangan komunis pada tahun 1949

membuat Amerika membatalkan pemikirannya dan mengambil keputusan untuk menguasasi

Kepulauan Ryukyu secara penuh hingga hak perwaliannya ditetapkan.

Pada tahun 1951, Amerika membuat Perjanjian San Fransisco dimana Artikel 3 menyatakan

bahwa Amerika tidak memisahkan Kepulauan Ryukyu dari Jepang, dengan status “kedaulatan

residu”. Amerika mengambil langkah ini dengan berbagai alasan. Pertama, untuk menjaga

hubungan baik dengan Jepang karena Jepang dianggap sebagai sekutu yang kuat dalam

melawan Soviet. Kedua, apabila Kepulauan Ryukyu di bawah kekuasaan Jepang, Amerika

akan mendapatkan hak-hak khusus dari Jepang. Ketiga, Amerika tidak ingin Jepang

melepaskan kepemilikannya atas Kepulauan Ryukyu, sehingga PBB dan Cina tidak

mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan Kepulauan Ryukyu karena keinginan Amerika

untuk membuat pangkalan militer di Asia Pasifik yang dapat mengimbangi kekuatan Uni

Soviet30

Dalam Perjanjian San Fransisco Artikel 2 dan 3, kepulauan Senkaku tidak tertulis dalam

naskah sama sekali. Namun Cina dan Jepang menganggap pengaturan atas kepulauan

Senkaku terdapat pada Perjanjian San Fransisco yang ditulis secara eksplisit dan

menyebabkan perbedaan pandangan terhadap Perjanjian San Fransisco. Perbedaan pandangan

antara Jepang dan Cina terhadap Perjanjian San Fransisco Artikel 2 dan 3 adalah Jepang

menganggap bahwa kepulauan Senkaku merupakan bagian dari Okinawa sesuai dengan

Artikel 3 dan Cina yang menganggap bahwa kepulauan Senkaku merupakan bagian dari

Taiwan yang dikembalikan oleh Jepang kepada Cina sesuai dengan Artikel 2. Sehingga, dapat

dikatakan bahwa kunci untuk menemukan kedaulatan kepulauan Senkaku dalam perjanjian

San Fransisco adalah menentukan terlebih dahulu kedudukan kepulauan Senkaku, apakah

termasuk ke dalam wilayah Okinawa atau termasuk ke dalam wilayah Taiwan. Apabila

kepulauan Senkaku termasuk ke dalam Kepulauan Ryukyu, maka sesuai dengan Artikel 3,

Jepang memiliki kedaulatan residu atas kepulauan Senkaku yang nantinya akan dikembalikan

.

Hubungan Perjanjian San Fransisco dengan Kedaulatan Kepulauan Senkaku

30 Jean-Marc F. Blanchard, “The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

oleh Amerika pada tahun 1971. Sebaliknya, apabila kepulauan Senkaku termasuk ke dalam

Taiwan, maka Cina memiliki kedaulatan atas kedaulatan Senkaku sesuai dengan Artikel 2.

Cina menuntut bahwa kepulauan Senkaku merupakan bagian dari Cina sejak tahun 1372,

sejak Dinasti Ming. Hal ini berdasarkan catatan perjalanan utusan Cina yang melakukan

perjalanan ke Kerajaan Ryukyu pada 1372-1879. Dalam catatan tersebut, para utusan Cina

menggunakan kepulauan Senkaku sebagai “kompas penunjuk” dan perbatasan antara Jepang

dan Cina. Namun, dalam catatan-catatan perjalanan yang ada, tidak disebutkan dengan jelas

bahwa kepulauan Senkaku merupakan bagian dari Cina. Hal inilah yang membuat tuntutan

Cina menjadi lemah31

Berbeda dengan Cina, Jepang memiliki dokumen yang menguatkan tuntutannya. Berdasarkan

dokumen pemerintah Jepang, Jepang secara resmi memasukan kepulauan Ryukyu ke dalam

wilayah Jepang pada 14 Januari 1985. Dokumen pemerintah Jepang ini merupakan dokumen

pertama yang mengatur wilayah administrasi kepulauan Senkaku. Namun, berdasarkan

catatan-catatan pemerintah Jepang lainnya, sewaktu memasukan wilayah kepulauan Senkaku

ke dalam wilayahnya, Jepang sempat mengalami keraguan dan menunda penggabungan

kepulauan Senkaku demi menjaga hubungan dengan Cina. Selain itu, penggabungan

kepulauan Senkaku oleh Jepang juga diprediksi sebagai langkah yang diambil Jepang karena

kemenangan Jepang atas perang Sino-Jepang telah dapat diprediksi oleh pemerintahan

Jepang

.

32

Selain menggunakan catatan-catatan terdahulu, sumber lain yang dapat dijadikan acuan dalam

menentukan kedudukan suatu wilayah adalah peta. Berdasarkan MOFA (Ministry of Foreign

Affair Japan), dalam koleksi atlas dunia yang diterbitkan oleh perusahaan penerbitan peta

Cina pada tahun 1958 digambarkan dengan jelas kepulauan Senkaku yang digambarkan

sebagai bagian dari Okinawa

. Dengan kata lain, Jepang sempat memiliki pandangan bahwa kepulauan Senkaku

merupakan bagian dari Cina. Sehingga, anggapan bahwa Jepang yang pertama kali

menemukan kepulauan Senkaku diragukan kebenarannya.

33

31 Martin Lohmeyer, “The Diaoyu / Senkaku Island Dispute, Question of Sovereignty and Suggestion for Resolving Dispute”, 2008 32 Han-yi Shaw, “The Diaoyutai/Senkaku Islands Dispute: Its History and an Analysis of the Owneership Claims of the P.R.C., R.O.C., and Japan”, 1999

. Pada peta atlas Cina tahun 1966 yang dipublikasikan di

Peking, juga menunjukan bahwa wilayah Senkaku bukan merupakan bagian dari Taiwan

33 Ministry of Foreign Affair of Japan, “Senkaku Island Q&A”, 5 Juni 2013, www.mofa.go.jp/region/asia-paci/senkaku/qa_1010.html (diakses 12 April 2014)

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

maupun Cina, melainkan bagian dari Ryukyu, Jepang34. Namun, pada peta buatan kartografer

(pembuat peta) terkenal pada zaman Edo, Hayashi Shihei, Senkaku merupakan bagian dari

Cina35. Dalam peta buatannya, kepulauan Senkaku diwarnai dengan warna yang sama untuk

menandai wilayah kekuasaan Cina, bukan diwarnai dengan warna penanda wilayah yang

tidak berpenghuni. Apalagi, peta Hayashi ini diakui oleh para pelajar Eropa, sehingga dapat

dikatakan peta Hayashi merupakan peta yang diakui secara internasional. Pada peta militer

Cina, Senkaku juga ditandai sebagai wilayah Cina. Selain contoh peta di atas, banyak

ditemukan kontradiksi atas lokasi Senkaku pada peta buatan Jepang maupun Cina36

“The term (Nansei Shoto), as used in that Treaty, refers to all islands south of 29th degree north latitude under Japanese administration at the end of the Second World War that were not otherwise specifically referred to in the Treaty. The term, as used in the treaty, was intended to include the Senkakus.”

.

Selain data dari Jepang dan Cina, Amerika juga memiliki data yang menunjukan

kedudukan kepulauan Senkaku sebelum tahun 1968. Berdasarkan atlas dan kamus ilmu bumi

Amerika, kepulauan Senkaku merupakan bagian dari Perfektur Okinawa, Kabupaten

Yaeyama. Hal ini membuktikan bahwa, sebelum masalah perebutan kepulauan Senkaku

Amerika juga menganggap bahwa kepulauan Senkaku merupakan bagian dari Okinawa,

Jepang. Merujuk pada jawaban Menteri Luar Negeri Amerika pada jurnalis pada tahun 1970,

Amerika menyatakan bahwa “Nansei Shoto” (kepulauan-kepulauan yang ada di bagian

selatan Jepang) pada perjanjian San Fransisco merupakan wilayah yang di dalamnya termasuk

wilayah Senkaku.

37

Namun setelah pengembalian kepulauan Ryukyu atas Jepang pada 1971, Menteri Luar Negeri

Amerika, William Rogers, menyatakan bahwa Jepang tidak memiliki status resmi atas

kepulauan Senkaku

Terjemahan: Istilah Nansei Shoto yang digunakan di dalam perjanjian, merujuk pada semua pulau-pulau yang berada di sebelah selatan 29 ° Lintang Utara yang berada di bawah administrasi Jepang pada akhir Perang Dunia II yang selain dari itu, yang tidak disebutkan di dalam perjanjian. Istilah yang digunakan di dalam perjanjian, diperuntukan termasuk wilayah Senkaku.

38

34 Intelligence Report, “The Senkaku Island Dispute: Oil Under Troubled Waters?, 2 Mei 2007 35 Hal ini dimuat dalam karyanya Illustrated Survey of Three Countries. Han-yi Shaw, “The Diaoyutai/Senkaku Islands Dispute: Its History and an Analysis of the Owneership Claims of the P.R.C., R.O.C., and Japan”, 1999 36 Martin Lohmeyer, “The Diaoyu / Senkaku Island Dispute, Question of Sovereignty and Suggestion for Resolving Dispute”, 2008 37 Opcid. 38 Jean-Marc F. Blanchard, “The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu (Senkaku) Island, 1945-1971”, No. 161 (Mar., 2000), pp. 95-123

.

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Berdasarkan penjabaran di atas, kedudukan Senkaku tidak dapat ditentukan karena adanya

perbedaan kedudukan kepulauan Senkaku pada peta-peta Cina maupun Jepang. Adanya

perbedaan penggambaran kepulauan Senkaku pada peta dikarenakan oleh luas wilayah

Senkaku yang terlalu sempit dan sebelum ditemukannya minyak bumi di bawah Laut Cina

Timur pada 1968, Jepang maupun Cina tidak memiliki ketertarikan kepada Kepulauan

Senkaku, sehingga kedudukan kepulauan ini tidak disadari. Oleh karena itu, secara tekstual,

Perjanjian Senkaku Artikel 2 dan 3 tidak dapat membuktikan kedaulatan Jepang maupun Cina.

Dengan meneliti naskah-naskah rancangan perjanjian yang ada, kita dapat melihat pandangan

penyusun perjanjian terhadap suatu masalah. Namun tidak seperti daerah Asia Timur lain

yang diperebutkan, seperti kepulauan Kurile dan Dokdo, kepulauan Senkaku tidak disebutkan

dalam rancangan perjanjian San Fransisco. Dalam penyusunan Perjanjian San Fransisco,

Sekutu secara sengaja tidak mengangkat persoalan kepulauan Senkaku 39 . Berdasarkan

maksud dan tujuannya, Perjanjian San Fransisco Artikel 2 dan 3 dibuat bukan untuk mengatur

kepulauan Senkaku. Perjanjian San Fransisco Artikel 2 disusun untuk menegaskan kembali

Deklarasi Cairo dan Perjanjian Postdam pada 2 Agustus 1945. Dalam Deklarasi Cairo dan

Perjanjian Postdam, wilayah Jepang dilucuti dan diatur oleh Sekutu. Hal ini dilakukan untuk

meredam kekuatan militer Jepang karena pada Perang Dunia II Jepang menunjukan kekuatan

militer yang kuat dan dianggap berbahaya bagi Amerika. Dengan melemahnya kekuatan

militer Jepang, diharapkan wilayah Asia Timur kembali pada perdamaian dan kestabilan40

Tujuan penyusunan Artikel 3 adalah untuk memperkuat kedudukan Amerika dalam melawan

pengaruh Uni Soviet di daerah Pasifik. Setelah menangnya Mao Tse Tung yang memegang

prinsip komunis dalam perang saudara di daratan melawan Chiang Kai-sek yang memegang

prinsip nasionalis

.

Dalam Artikel ini tidak dibahas mengenai pemindahan kekuasaan kepulauan Senkaku oleh

Jepang kepada Cina, hanya Formosa dan Pescadores.

41

39 Chi Manjiao, “The Unhelpfulness of Treaty Law in Solving the Sino-Japan Sovereign Dispute over the Diaoyu Islands”, 2011 40 Columbia University, “Bilateral Security Treaty Between The United States of America and Japan (September 8, 1951)”, 2005, afe.easia.edu/special/japan_1950_usjapan.html (diakses 25 April 2014) 41 Columbia University, “Overview of Japan’s Postwar Defence Policy”, 2009, afe.easia.edu/special/japan_1950_usjapan.html (diakses 25 April 2014)

, membuat Amerika beranggapan bahwa Cina sudah tidak dapat lagi

menjadi sekutu dan telah jatuh ke pihak Uni Soviet. Pada Februari 1950, Cina dan Uni Soviet

secara resmi melakukan hubungan kerja sama yang ditandai oleh penandatanganan perjanjian

damai Cina-Uni Soviet.Setelah penandatangan perjanjian, Cina mengirimkan pasukan

pembantu kepada Uni Soviet di Korea Utara dalam melawan Korea Selatan. Untuk itu, pihak

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

militer Amerika membuat strategi untuk melawan kekuatan Uni Soviet di Pasifik dengan

membuat pangkalan militer di kepulauan Ryukyu yang diresmikan dalam Perjanjian San

Frenasisco 1951 Artikel 3. Di satu sisi, Jepang menerima isi dari Artikel 3 ini karena Jepang

merasakan ancaman karena Uni Soviet telah mengambil wilayah Jepang, seperti Shakalin dan

Kurile. Karena memiliki musuh yang sama dengan Amerika, Jepang bekerja sama dengan

Amerika dengan memberikan wilayahnya sebagai pangkalan perang42

Selain alasan-alasan di atas, Cina tidak berpartisispasi dalam perjajian San Fransisco,

sehingga dibutuhkan penafsiran mengenai kedudukan Cina dalam Perjanjian San Fransisco.

Dalam menginterpretasikannya, perlu dilakukan pengkajian yang berdasarkan pada dasar

hukum perjanjian internasional, yaitu Vienna Convention of the Law of Treaties 1969

.

43

Terjemahan: Artikel 34: Peraturan umum mengenai negara ketiga

. Di

dalam Vienna Convention atau Konvensi Wina terdapat pasal-pasal yang mengatur unsur-

unsur hukum internasional, diantaranya artikel-artikel yang mengatur pihak ketiga. Dalam

Artikel 2 butir (h) pihak ketiga merupakan negara yang tidak ikut serta dalam perjanjian.

(h) “'third State”' means a State not a party to the treaty

Terjemahan: “Negara ketiga” merupakan negara yang tidak ikut dalam perjanjian

Berdasarkan deskripsi butir (h), Cina merupakan bagian dari pihak ketiga dalam perjanjian

San Fransisco 1951. Dalam bagian keempat konvensi Wina, terdapat artikel-artikel yang

mengatur perjanjian dengan pihak ketiga, diantaranya Artikel 34 dan 35. Dalam Artikel 34,

dinyatakan bahwa pihak ketiga tidak memiliki kewajiban maupun hak terhadap perjanjian.

Dalam artikel 35, pihak ketiga dapat memiliki hak apabila peserta perjanjian menyetujui dan

pihak ketiga juga menerimanya secara tertulis. Berdasarkan artikel ini, dapat disimpulkan

bahwa Cina tidak memiliki hak dan kewajiban terhadap perjanjian San Fransisco karena tidak

memenuhi syarat-syarat tersebut, sehingga Cina tidak dapat mengajukan tuntutannya

berdasarkan pernjanjian San Fransisco, meskipun apabila nantinya dapat dibuktikan bahwa

Senkaku merupakan bagian dari Taiwan.

Article 34: General rule regarding third States

A treaty does not create either obligations or rights for a third State without its consent.

42 Ibid. 43Berdasarkan Vienna Convention atau Konvensi Wina, dalam mengiterpretasi suatu hukum internasional harus didasari oleh itikad baik. Vienna Convention on The Law of Treaties, 22 Mei 1969

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Sebuah perjanjian tidak memberikan kewajiban maupun hak kepada negara ketiga tanpa persetujuannya

Article 35: Treaties providing for obligations for third States

An obligation arises for a third State from a provision of a treaty if the parties to the treaty intend the provision to be the means of establishing the obligation and the third State expressly accepts that obligation in writing.

Terjemahan: Perjanjian menyediakan kewajiban-kewajiban kepada negara ketiga

Sebuah kewajiban muncul untuk negara ketiga dari suatu persetujuan perjanjian apabila pihak-pihak yang ikut dalam perjanjian memberi maksud kepada persutujuan tersebut untuk memberikan kewajiban dan negara ketiga menerima persetujuan tersebut secara tertulis.

Article 36: Treaties providing for rights for third States

1. A right arises for a third State from a provision of a treaty if the parties to the treaty intend the provision to accord that right either to the third State, or to a group of States to which it belongs, or to all States, and the third State assents thereto. Its assent shall be presumed so long as the contrary is not indicated, unless the treaty otherwise provides.

2. A State exercising a right in accordance with paragraph 1 shall comply with the conditions for its exercise provided for in the treaty or established in conformity with the treaty44

44 Lihat Vienna Convention on Law of Treaties

.

Terjemahan: Artikel 36: Perjanjian menyediakan hak-hak kepada negara ketiga

1. Hak untuk negara ketiga akan muncul dari provisi suatu perjanjian jika semua pihak terkait perjanjian tersebut berniat agar provisi tersebut untuk menyampaikan hak tersebut, baik kepada suatu negara ketiga atau sekelompok negara yang memiliki provisi tersebut, atau kepada semua negara, dan dengan persetujuan dari negara ketiga tersebut. Persutujuan tersebut akan diasumsikan demikian selama tidak ada bantahan atau pernyataan tidak seuju, kecuali bila dicantumkan di perjanjian tersebut.

2. Suatu negara yang memanfaatkan haknya sesuai dengan paragraf 1 harus menaati ketentuan yang berlaku untuk dapat memanfaatkan hak tersebut, yang dicantumkan di dalam perjanjian atau yang telah ditetapkan sesuai dengan perjanjian tersebut.

Berdasarkan data di atas, Jepang dan Cina memiliki pandangan yang berbeda mengenai

kepulauan Senkaku berdasarkan perjanjian San Fransisco. Namun perbedaan pandangan ini

baru terjadi setelah ditemukannya sumber minyak bumi di bawah kepulauan Senkaku yang

dilakukan oleh Cina pada tahun 1970. Meskipun Cina menyatakan bahwa konflik mengenai

Senkaku karena alasan kedaulatan negara, namun Cina tidak pernah mengangkat masalah

mengenai kepulauan Senkaku sebelum ditemukannya sumber minyak bumi sehingga

menimbulkan kesan Cina memperebutkan kepulauan Senkaku oleh karena sumber minyak

bumi.

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Kesimpulan

Konflik Jepang dan Cina dipicu oleh perebutan kepulauan Senkaku yang terjadi sejak 1970 dan belum

terselesaikan hingga sekarang ini. Perebutan kepulauan Senkaku terjadi setelah ditemukannya sumber

minyak bumi di bawah laut Cina Timur oleh UNECAFE yang menimbulkan ketertarikan negara-

negara Asia Timur seperti Cina, Jepang dan Taiwan atas kepulauan Senkaku.

Salah satu perjanjian yang dianggap mengatur wilayah administrasi kepulauan Senkaku adalah

Perjanjian San Fransisco 1951 yang ditandatangani oleh 48 negara, termasuk Jepang dan Amerika.

Perjanjian San Fransisco Artikel 2 dan 3 dianggap Jepang memiliki hubungan terhadap kedaulatan

kepulauan Senkaku .

Kedudukan kepulauan Senkaku tidak dapat ditentukan berdasarkan perjanjian San Fransisco karena

beberapa alasan. Pertama, dalam Artikel 2 dan 3 sama sekali tidak disebutkan permasalahan mengenai

kepulauan Senkaku, dalam kedua artikel perjanjian tersebut hanya menyebutkan Formosa dan

kepulauan Ryukyu, tanpa menyinggung atau menuliskan kata-kata kepulauan Senkaku. Kedua,

anggapan Jepang dan Cina yang menyatakan bahwa kepulauan Senkaku diatur dalam naskah

Perjanjian Kepulauan Senkaku tidak dapat dibuktikan karena kedudukan kepulauan Senkaku sendiri

masih belum jelas karena ketidaktersediaan data historis yang dapat dijadikan acuan akibat tidak

adanya ketertarikan pada kepulauan Senkaku dan luas wilayah yang tergolong sempit. Ketertarikan

atas kepulauan Senkaku baru muncul ketika ditemukan persedian minyak bumi di bawah Laut Cina

Timur yang memulai konflik antara Jepang dan Cina pada tahun 1970. Ketiga, dalam naskah

perjanjian tidak di jelaskan batas-batas yang jelas mengenai istilah Formosa dan kepulauan Ryukyu

sehingga memunculkan kesalahpahaman di kedua belah pihak. Keempat, meskipun terdapat data

historis pendukung dari pihak ke tiga, yaitu Amerika, namun, pada akhirnya Amerika tidak dapat

menentukan kedaulatan dari kepulauan yang disengketakan dengan alasan untuk menjaga hubungan

baik dengan Jepang dan Cina. Pendapat Amerika tidak dapat membantu karena Amerika selalu

mengambil suatu langkah sesuai dengan keperluan negara mereka sendiri, misalnya ketika Cina jatuh

ketangan Uni Soviet, Amerika Serikat membangun hubungan yang baik dengan Jepang. Namun,

ketika Cina sekarang mengalami kemajuan dan merupakan negara yang cukup berpengaruh di dunia,

Amerika menjalin hubungan yang baik dengan Cina, sehingga Amerika Serikat memilih mengambil

sikap netral untuk menjaga hubungan dengan Jepang dan Cina. Kelima, dalam penyusunan perjanjian

Senkaku, penyusun secara sengaja tidak mengangkat persoalan kepulauan Senkaku sehingga masalah

kedaulatan kepulauan Senkaku tidak terdapat dalam rancangan naskah Perjanjian San Fransisco.

Artikel 2 Perjanjian San Fransisco 1951 mengatur wilayah administrasi Jepang agar kekuatan militer

Jepang melemah dan diharapkan tidak dapat menyaingi kekuatan Amerika Serikat. Dan Artikel 3

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

dibuat hanya karena kepentingan militer Amerika, yaitu untuk membuat pangkalan perang Amerika di

Pasifik yang dapat menyaingin kekuatan Uni Soviet. Artikel 2 dan 3 tidak dibuat untuk mengatur

wilayah senkaku. Seperti yang telah dijabarkan di atas, sebelum tahun 1968, Senkaku merupakan

kepulauan yang tidak diperhatikan oleh negara manapun, sehingga ketika penyusunan Perjanjian San

Fransisco pada tahun 1951, Senkaku tidak dimasukan ke dalam detil rancangan perjanjian. Sehingga

dapat dikatakan kepulauan Senkaku tidak termasuk ke dalam konsensus yang dibuat. Keenam, secara

hukum internasional, Perjanjian San Fransisco tidak dapat diterapkan dalam menentukan kedaulatan

kepulauan Senkaku karena tidak memenuhi syarat-syarat yang ada.

Daftar Referensi:

Journal Article:

Ramos-Mrosovsky, Carlos. (2008). International Law’s Unhelpful Role in the Senkaku Island.

Journal of International Law, Volume 29 Article 2

Pan, Zhongqi. (2007). Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu/Senkaku Islands: The Pending

Controversy from the Chinese Prespective. Journal of Chinese Political Science. Vol.

12, no 1

Blanchard, Jean-Marc F. (2000). The U.S Role in the Sino-Japanese Dispute over the Diaoyu

(Senkaku) Island, 1945-1971. 161. 95-123

.

Manjiao, Chi. (2011). The Unhelpfulness of Treaty Law in Solving the Sino-Japan Sovereign

Dispute over the Diaoyu Islands. 123

Lee, Soekwoo. (2002) The 1951 San Fransisco Peace Treaty with Japan and The Territorial

Disputes in East Asia. Law and Policy Journal Association. Vol 11 No 1

The New York Times, “The Japan-China Treaty, Full Text of the Shimonoseki Peace

Convention”, 4 Agustus 1895

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014

Shaw, Han-yi. (1999) The Diaoyutai/Senkaku Islands Dispute: Its History and an Analysis of

the Owneership Claims of the P.R.C., R.O.C., and Japan

Japanese White Paper 2013. “Security Environment Surrounding Japan” Part 1 Chapter 3

Section 3

Online Forums, Discussion Lists, or Newsgroups:

Intelligence Report. “The Senkaku Island Dispute: Oil Under Troubled Waters?”. 2 Mei 2007

Ministry of Foreign Affair of Japan, “Senkaku Island Q&A”, 5 Juni

2013, www.mofa.go.jp/region/asia-paci/senkaku/qa_1010.html (diakses 12 April

2014)

EIA, “Overview Data for China”. www. eia.gov/countries/country-data.cfm?fips=CH (diakses

11 Maret 2014) .

Vienna Convention on The Law of Treaties. 22 Mei 1969.

Columbia University. “Overview of Japan’s Postwar Defence Policy”. 2009.

afe.easia.edu/special/japan_1950_usjapan.html (diakses 25 April 2014).

http://kbbi.web.id/ (diakses 1 Juni 2014)

Lohmeyer, Martin. (2008). The Diaoyu / Senkaku Island Dispute, Question of Sovereignty

and Suggestion for Resolving Dispute

Theses, Dissertation:

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Books:

Perbedaan pandangan …, Febrina, FIB UI, 2014